iklim tradisional dan ritual

55

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL
Page 2: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

IKLIM TRADISIONAL DAN RITUALSUBAK DI BALI

I Gusti Ngurah SantosaFakultas Pertanian

Universitas Udayana

Page 3: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

DAFTAR ISI

I. PROFIL BALI

II. DEFINISI DAN FUNGSI SUBAK

III. APRESIASI DAN PELESTARIAN SUBAK

IV. IKLIM TRADISIONAL BALI

V. RITUAL SUBAK

VI. PELAKSANAAN RITUAL

VII. PENUTUP

Page 4: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

I. PROFIL BALI❑Provinsi Bali merupakan salah satu dari 34 Privinsi di

Indonesia yg meliputi luas wilayah 5.636,66 km2 (0,29% dari Indonesia) termasuk Nusa Penida, Nusa Ceningan, Nusa Lembongan, Serangan dan PulauMenjangan

❑ Terdiri dari 8 Kabupaten, 1 Kota, 57 Kecamatan, 716 desa/kelurahan, 1.480 desa pekraman (desa adat), dan 1.604 subak sawah serta 1.107 subak abian

❑Bali memiliki iklim tropis, dengan musim hujan mulaiNopember - April, musim kemarau Mei – Oktober

Page 5: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Profil Bali

❑ Curah hujan tahunan berkisar : 1500 mm (pesisir) –3000 mm (pegunungan), rata-rata tahunan 2003 mm

❑ Jumlah penduduk : 4,152,800 orang (BPS Bali, 2015)

❑ Penggunaan lahan :

➢ Lahan sawah : 80.063 ha (14,20 %)

➢ Lahan sawah : 273.739 ha (48,56 %)

➢ Non Pertanian : 209.864 ha (37,23 %)

------------------------------------------------------

Total : 563.666 ha (100 %) (BPS Bali, 2015)

Page 6: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

BALI

© Copyright Bali Government Tourism Office 2012

Introduction

Page 7: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

BALI ADMINISTRATION MAP

Page 8: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

II. DEFINISI DAN FUNGSI SUBAK

Definisi Subak :

Peraturan pemerintah Provinsi Bali No. 02/PD/DPRD/1972 menyebutkan bahwa Subakadalah :“CUSTOMARY LAW SOCIETIES WITH SOCIO-AGRARIAN-RELIGIOUS NATURE WHICH WERE ESTABLISHED SINCE LONG TIME AGO AND DEVELOPED CONTINOUSLY AS LANDHOLDING ORGANIZATIONS IN THE SPHERE OF WATER DISTRIBUTION AND OTHER FOR RICE FIELDS IN ONE IRRIGATION AREA”

Page 9: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Definisi Subak

Masyarakat hukum adat yang bersifat sosio-agraris-religius yang telah berdiri sejak dulu danterus berkembang sebagai organisasi pemegangtanah dibidang distribusi air dan lainnya untuksawah di satu Daerah Irigasi

Page 10: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Definisi Subak

Subak: Sistem Irigasi Tradisional di Bali yg sudahada sejak 882 M (Dinas Pekerjaan UmumProvinsi Bali, 1997). Menurut PERDA 9/2012, subak : organisasi tradisional yg mengelola air dan atau tanaman pada tingkat petani masyarakat adat di Bali berdasarkan socio-agraris, religious, ekonomi yang berdasarkan sejarah terus tumbuh dan berkembang (http://simkum.baliprov.go.id)

Page 11: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Fungsi Subak

• Sumber mata pencaharian petani

• Mendukung pembangunan sektor pertanian

• Mendukung ketahanan pangan

• Antisipasi banjir dan erosi

• Menjaga kelestarian lingkungan

• Untuk Agrowisata

• Meningkatkan potensi kearifan lokal

• Tempat pendidikan untuk belajar ilmu Irigasi danPertanian

Page 12: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

III. APRESIASI DAN PELESTARIAN SUBAK

• Subak merupakan salah satu warisan Budaya Dunia

• Pujian para ahli masyarakat internasional, salah satuJohn S Ambler (1990) menyatakan bahwa subakdengan alat keirigasian yang nampaknya sangatsederhana, adalah merupakan salah satu organisasipetani pemakai air yang paling canggih di seluruhdunia

• Merupakan salah satu destinasi wisata dunia yang unik yang mengagumkan

• Merupakan warisan leluhur yg tak ternilai harganyadan merupakan satu-satunya di dunia

Page 13: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelestarian Subak

• Mengingat subak memiliki fungsi yang sangatvital, juga adanya apresiasi yg luar biasa baiklokal nasional dan internsional maka Subakperlu dilestarikan

• Caranya adalah dengan : memeliharakomponen komponen yang ada pada sistemsubak, ….salah satunya adalah Pedomanbercocok tanam berdasarkan iklim tradisionaldan pelaksanaan ritual pada subak

Page 14: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

IV. IKLIM TRADISIONAL BALI

• Sebelum ilmu pertanian moderen masuk, subak telahmemiliki pegangan : Ilmu Iklim tradisional sebagaipedoman untuk bercocok tanam

Ilmu IklimTradisional

(Pedoman BercocokTanam)

Page 15: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

Dalam Wariga Penanggalan Saka Bali beberapaperhitungan sasih disebutkan sebagai berikut :

1. Sasih wuku lan Pancawara : mengikuti jalannyawuku yaitu 2x210 hari = 420 hari. Tiap sasihumurnya 35 hari

2. Sasih dalam perhitungan Surya Candra

a. Sasih Candra : mengikuti peredaran Bulanmengelilingi Bumi lamanya 354/355 hari, setiap bulan umurnya 29/30 hari tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 9 detik

Page 16: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

b. Sasih Surya : mengikuti peredaran bumimengelilingi matahari lamanya 365/366 hari. Tepatnya dalam setahun 365 hari 5 jam 43 menit46 detik. Tiap bulan umurnya berkisar 30/31 haridan sasih kawulu umurnya 26/29 hari.

Untuk Subak di Bali, Sasih mengikuti perhitungan SasihWuku, seperti disebutkan pada no 1 di atas, dan untukBulan Masehi perhitungan mengikuti Sasih Surya

Page 17: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

• Pengetahuan iklim tradisional di Bali sepertidisebutkan di atas disebut dengan “Sasih”. Sasihartinya bulan, masa atau waktu.

• Sasih tersebut ada 12, yang disebut dengan sasihKasa, Karo, Ketiga, Kapat, Kelima, Kenem, Kepitu, Kaulu, Kesanga, Kedasa, Desta dan Sada (Tabel 1)

Page 18: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

• Dari 12 sasih ini : enam bulan termasuk musimkemarau (Desta, Sada, Kasa, Karo, Ketiga, Kapat dan enam bulan berikutnya termasukmusim hujan (Kalima, Kenam, Kepitu, Kawulu, Kesanga dan Kedasa)

• Mengenai sifat/kondisi setiap sasih dan waktuterjadinya disajikan pada Tabel 2.

Page 19: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Tabel 1. Sasih Bali dan Bulan Masehi No. Sasih Bali Bulan Masehi

Sasih Umur (hari) Bulan Umur (hari)

1 Kasa 35 Januari 31

2 Karo 35 Pebruari 28

3 Katiga 35 Maret 31

4 Kapat 35 April 30

5 Kalima 35 Mei 31

6 Kanem 35 Juni 30

7 Kapitu 35 Juli 31

8 Kaulu 35 Agustus 31

9 Kasanga 35 September 30

10 Kadasa 35 Oktober 31

11 Desta 35 Nopember 30

12 Sada 35 Desember 31

Jumlah 420 Jumlah 365

Page 20: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Tabel 2. Sifat Sasih Dan Waktu Terjadinya

No Sasih Sifat/Ciri Sasih Terjadi SekitarBulan

1 Kasa • Musim kemarau• Pohon tidak berdaun• Mulai musim palawija• Belelang bertelur• Matahari di garis utama menuju ke selatan• Angin bertiup dari timur laut ke barat daya

Juli

2 Karo • Musim kemarau, tanah terbelah karenakering

• Tanaman Palawija harus dapat air• Pohon kapuk dan mangga keluar daun

mudanya• Matahari bergeser dari utara menuju ke

selatan• Angin bertiup dari barat laut ke barat daya

Agustus

Page 21: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Sasih Sifat/Ciri Sasih Terjadisekitar Bulan

3 Ketiga • Musim kemarau• Mulai tumbuh ubi, gadung, bangsatemu dan bumbu, palawija juga mulaitumbuh• Matahari dari utara mulai masukgaris katulistiwa• Angin bertiup dari utara ke selatan

September

4 Kapat • Musim labuh, memasuki musimhujan• Sumur kering• Pohon kapuk berbuah• Burung manyar membuat sarang• Matahari di garis katulistiwa menujuselatan• Angin bertiup dari barat laut ketenggara

Oktober

Page 22: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Sasih Sifat/Ciri Sasih Terjadi sekitarBulan

5 Kalima • Musim labuh, memasuki musimhujan• Sumur kering• Pohon kapuk berbuah• Burung manyar membuat sarang• Matahari di garis katlistiwamenuju selatan• Angin bertiup dari barat laut ketenggara

Nopember

6 Kenem • Musim hujan• Musim buah mangga danrambutan• Mulai membajak sawah• Matahari bergeser lagi ke selatan• Angin kencang dari barat ketimur

Desember

Page 23: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Sasih Sifa/Ciri Sasih Terjadisekitar Bulan

7 Kapitu • Musim Penyakit• Banjir dan angin besar• Mulai menanam padi• Matahari berada di garis selatan• Angin kencang dari barat taktentu arah

Januari

8 Kaulu • Musim hujan• Tanaman padi mulai berbuah• Banyak ulat dalam tanah• Matahari dari selatan bergeserke utara• Angin dari barat laut ke timurtak tentu arah

Pebruari

Page 24: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Sasih Sifat/Ciri Sasih Terjadi sekitarBulan

9 Kasanga • Musim hujan• Gangsir dan gareng (uir-uir) berbunyi• Anjing berbirahi dan melolong• Tanaman padi hampir tua• Matahari dari selatan bergeserke utara• Angin dari selatan bertiupkencang

Maret

10 Kadasa • Peralihan musim hujan ke musimkemarau• Musim binatang mengandung• Burung membuat sarang• Padi sudah tua, siap panen• Nelayan melaut• Matahari bergeser ke utara• Angin dari tenggara bertiupcukup kuat

April

Page 25: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Sasih Sifat/Ciri Sasih Terjadi sekitarBulan

11 Desta • Musim kemarau• Burung bertelu sudah mulaimenetas• Puncak panen padi• Unggas kekeringan• Matahari bergeser lagi ke utara• Angin dari tenggara berhembuske timur laut

Mei

12 Sada • Hawa dingin• Mulai panen buah jeruk, apel, nenas dll• Akhir panen padi• Musim tanam palawija• Matahari ke utara lagi• Angin sepoi-sepoi dari timur kebarat

Juni

Page 26: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

• Dalam ajaran hindu ada pengetahuan astronomi, ygkemudian secara sistematis diwujudkan dalambentuk kalender

• Melalui kalender hindu kita bisa memprediksi cuaca, baik bulanan maupun harian

• Untuk prediksi cuaca bulanan dapat diketahuimelalui pengunyan sasih

• Pengunyan sasih artinya kunjungan bulan, maksudnya kunjungan suatu bulan (sasih) tertentukepada bulan yang lainnya, sehingga mengakibatkanterjadinya perubahan musim

Page 27: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

• Misalnya sasih Kanem ngunya Kapitu (Kanem-Kapitu) artinya bualan Kanem mengambil sifat bulan Katujuh

• Dari pertemuan dua sasih, kita bisa memprediksicuaca bulanan, seperti contoh misalnya sasihKesanga ngunya Karo, Sasih Kedasa juga ngunya Karo

• Dari dua sasih ini terjadi penyatuan antara SasihPenghujan bertemu sasih Kemarau. Akibatnyaterjadilah jarang hujan.

Page 28: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali

• Bilamana Sasih yang termasuk Sasih penghujanbertemu sasih penghujan maka akan sering terjadibanjir besar, seperti misalnya Sasih Kepitu ngunyaKawulu atau Kawulu ngunya Kesanga dsb.

• Panas menyentak atau menimbulkan keringkerontang di Bumi bilamana sasih musim keringmenyatu dengan sasih musim kering. Umpamanyasasih Ketiga ngunya Karo, Ketiga ngunya Kasa dsb.

Page 29: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Padi Normal (Cuaca bagus/kiri) dan Padi RebahAkibat Kelebihan Air (Cuaca kurang bagus/kanan)

Page 30: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Padi Normal (Cuaca bagus/kiri) dan Padi Kurang AirTanah pecah (Cuaca tidak bagus/kanan)

Page 31: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Iklim Tradisional Bali• Bagaimana sistem ini bekerja ?

• Saya bukanlah seorang astronom, tetapi hipotesa sederhana ini bisa menjelaskan . Sistem Kalender dibuat berdasarkan kedudukan benda-benda angkasa di langit. Kedudukan bintang-bintang dan planet-planet ini berpengaruh terhadap suhu di Bumi, suhu ini berpengaruh terhadap arah angin, angin berpengaruh terhadap kelembaban udara, kelembaban udara bepengaruh pada cuaca; cerah, panas, berawan, hujan dsb.

Page 32: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

V. KEGIATAN RITUAL DI SUBAK

Agar aktivitas pertanian di Subak dapat berlangsung denganbaik, maka subak memohon kepada Tuhan YME untukkeberhasilan dan keselamatan kegiatan tersebut. Permohonantersebut diwujudkan dengan melakukan ritual/upacara.

Subak/Kerama Subak melakukan upacara-upacara denganmenghaturkan sesajian kehadapan Tuhan YME dalammanifestasinya sebagai Dewi Danu (Penguasa air) dan Dewi Sri (Dewi kesuburan) dan lain-lain , mulai dari membuka lahansampai memetik hasil (Budiastra dan Suanda, 1985/1986)

Page 33: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

Pelaksanaan ritual yang dilakukan pada subakdibedakan menjadi dua yaitu :

1. Ritual di tingkat Petani yang dilakukansecara individu

2. Ritual di tingkat Subak/Tempek yang dilakukan secara bersama-sama

(Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Tabanan, 2011)

Page 34: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

Lebih lanjut disebutkan bahwa upacara keagamaanyang dilakukan oleh para petani secara peroranganadalah :

a. Ngendagin : mulai melakukan pencangkulanpertama

b. Ngawiwit : dilaksanakan pada waktu petanimenabur benih di pembibitan

c. Memula/nandur : dilaksanakan pada saat menanam

d. Neduh : dilakukan pada saat padi berumur satubulan, dg harapan agar padi tidak diserang hamapenyakit

Page 35: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Gambar Ritual Nangkluk Merana (Kiri)dan Ritual Biukukung (Kanan)

Page 36: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

e. Biukukung : dilakukan pada saat padi bunting

f. Nyangket/Ngusaba : dilakukan pada saatmenjelang panen

g. Mantenin : dilakukan pada saat padidisimpan di lumbung atau tempat lainnyasebelum padi diolah menjadi beras untukpertama kalinya

Page 37: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

Pada tingkat Subak/Tempek upacara yang dilakukanantara lain :

a. Upacara mapag toya : dilakukan di dekatbendungan menjelang pengolahan tanah

b. Upacara Nyaeb/Mecaru : dilakukan agar padi tidakdiserang hama penyakit

c. Upacara ngusaba : dilakukan menjelang panen

Page 38: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

Adapun upacara/Kegiatan lain yang harus dilakukanoleh para petani adalah berupa :

• Nyepi di Sawah : sebagai simbolis pembersihanbuana agung dan buana alit yang nantinya akanmenghasilkan keseimbangan di dalam kehidupanmanusia

• Nangkluk Merana : merupakan suatu ritual dalamrangka menolak hama yang ada di sawah denganmelaksanakan suatu upacara yang berkaitan denganpura yang mempunyai hubungan dengan penguasahama

Page 39: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Kegiatan Ritual di Subak

Selanjutnya Windia et al. (2015) menyebutkan secaralebih rinci kegiatan Ritual yang dilakukan di tingkatpetani dan ritual yang dilakukan di tingkat Subak

seperti pada Tabel 3 dan uraian berikut.

Pada Tabel 3 disebutkan mengenai nama ritual, waktupelaksanaan dan tujuan ritual.

Page 40: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

5.1. Ritual di Tingkat Petani

Tabel 3. Jenis ritual yang dilaksanakan petani pada lahan sawah masing-masing

No. Nama ritual Waktu Tujuan

1. Ngendagin/memungkah/nuasentedun

Pada saat akanmemulai kegiatan disawah untukbertanam

Permakluman kepada TuhanYME (Dewa-Dewi yang bersemayam di sawah, sebagaiManifestasi Tuhan YME), bahwapetani akan memulai melakukanaktivitas pertanian di sawah

2. Pengwiwit/ngurit Segera setelah benihdisemai

Memohon kepada Tuhan agar bibit yg disemai dapat tumbuhdengan baik

Page 41: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No. Nama ritual Waktu Tujuan

3. Nuasen nandur Pada saat akanmenanam benihpadi di sawah

Memohon kepada Tuhan,agar proses penanaman bibitdapat berjalan dengan lancar

4. Ngulapin Setelah selesaimenanam padi,dan ada tanamanpadi yang rusak

Memohon kepada Tuhan, agar bibit padi yang ditanamdapat tumbuh dengan baik, dan tidak mengalamikerusakan

5. Ngeroras Setelah padiberumur 12 hari

Memohon kepada TuhanYME, agar tanaman padidapat tumbuh dengan baik

6. Mubuhin Setelah padiberumur 15 hari

Idem

7. Neduh/Ngebulanin

Setelah padiberumur satubulan (35 hari)

Idem

Page 42: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Nama ritual Waktu Tujuan

8. Nyungsung/ngiseh/ngelanus/dedinan

Setelah padiberumur 42 hari

Memohon kepadaTuhan YME agar tanaman padi dapattumbuh dengan baik

9. Biukukung/miseh/ngiseh

Setelah padiberumur dua bulan(70 hari)

Idem

10. Nyiwa Sraya Setelah padiberbunga secaramerata dihamparan sawah

Memohon kepadaTuhan YME agar tanaman padi tetapdapat tumbuh danmenghasilkan buahyang baik

11. Ngusaba/ngusabanini/mantenin DewiSri

Saat menjelangpanen

Memohon kepadaTuhan YME agar panen padi berhasildengan baik

Page 43: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Nama ritual Waktu Tujuan

12. Mebantenmanyi

Pada saat panen Memohon kepada TuhanYME , agar pelaksanaanpanen dapat berjalandengan baik

13. Ngerasakin Setelah panen Menyampaikan rasa syukur kepada TuhanYME, bahwa panen telahberjalan dengan baik, dan bersiap untukmelakukan persiapantanam pada musimberikutnya

14. Mantenin Setelah padiberada di lumbungatau tempatpenyimpanan padi

Menyampaikan rasasyukur kepada TuhanYME, karena padi telahdapat disimpan dg baik

Page 44: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

No Nama ritual Waktu Tujuan

15. Ngerestiti/Nangkluk merana

Kalautanaman padidiserangpenyakit

Memohon kepadaTuhan YME, agar hamadan penyakit tidakmerusak tanaman padi

16. Mendak Toya Pada saatakan memulaimenjemputair disumbernya

Memoon kepada Tuhanagar air irigasi cukupuntuk pertanamannya

Page 45: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

5.2. Ritual di Tingkat Subak

• Dilakukan oleh semua anggota subak secarabersamaan, pada hari tertentu yg disepakati subakyang bersangkutan

• Upacara yang umum dilakukan di tingkat subakadalah :

(1) Upacara mendak toya (menjemput air), yg dilaksanakanpada sumber air dari subak berangkutan (dam, bangunan bagi, atau mata air)

(2) Upacara Piodalan/Ngusaba di Pura Subak (Pura Ulun Sui atau Pura Bedugul)

Page 46: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Ritual di Tingkat Subak

Selanjutnya ada juga upacara piodalan yang diselenggarakan pada beberapa pura di Bali yang dipercaya oleh subak memiliki kaitan dengan sumberair.

Dalam pelaksanaan upacara itu, pihak subak hanyamemberikan iuran, dan bukan sebagaipenyelenggara. Misalnya upacara piodalan pada purayang berkait dengan eksistensi danau (Pura UlunDanu Batur di Danau Batur, Kintamani, Bangli ; PuraBeratan di Danau Beratan, Tabanan)

Page 47: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

VI. PELAKSANAAN RITUAL

Pelaksanaan ritual yang dilaksanakan baik tingkatpetani yang dilakukan secara individu maupun ditingkat Subak/Tempek yang dlaksanakan secaraberkelompok tidaklah persis sama antar subak.

Misalnya di tingkat petani ada yang melakukan 7 aktivitas saja (seperti disebutkan di atas) yaitu : Ngendagin, Ngawiwit, Mamula, Neduh, Binkukung, Nyangket dan Mantenin. Itu sudah dianggap cukup

Page 48: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelaksanaan Ritual

Ada juga petani yang melakukan upacara 16 kali kegiatan, ada nyepi di sawah, nangkluk merana dsb.

Pada tingkat Subak/Tempek ada yang melakukanupacara 3 jenis : Mapag toya, Nyaeb/mecaru/Nedun, Upacara Ngusaba atau hanya 2 jenis : Mapag toya danUpacara Ngusaba.

Page 49: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelaksanaan Ritual

Dan barangkali di tempat lain juga ada perbedaanvariasi pelaksanaan, Itu semuanya tidak masalah, karena tergantung pada kekhasan dari subak masing-masing, keperluan subak, aturan dan tradisi yang diterima dan sudah dilaksanakan secara turuntemurun.

Dengan adanya tradisi seperti itu timbul istilah yang disebut Desa, Kala, Patra yang dijadikan pedomanbagi masyarakat Bali.

Page 50: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelaksanaan Ritual

Berdasarkan penelitian Artajaya et al. (2016) bawapelaksanaan ritual untuk Usahatani Padi Sawah, ritual kolektif yang menyangkut 3 macam ritual dan ritual individual yang menyangkut 13 macam ritual :

• Di Subak Sulangai (Kawasan Pedesaan) tergolongbaik, mencapai skor 72,85 %, sedangkan

• Di Subak Ayung (Kawasan Perkotaan) pelaksanaanritualnya termasuk sedang dengan skor 66,50 %

Page 51: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelaksanaan Ritual

• Pada setiap kegiatan ritual yang dilakukan tidakdisadari dapat terkandung aspek pendidikan,

• Yang jelas pelakunya senantiasa ingat, bakti padaTuhan YME untuk keberhasilan , keselamatan lahanpertaniannya dan sekaligus mewujudkan hubunganselaras antara Manusia dg Tuhannya….sebagaiimplementasi dari Tri Hita Karana

• Makin baik pelaksanaan Tri Hita Karana maka akansemakin baik, sukses Pekerjaannya, Dirinya, Alamnya

Page 52: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Pelaksanaan Ritual

Sebagai contoh nilai pendidikan yg didapat padaupacara Ngadegang Nini di Subak Pendem, Kecamatan Jemberana, Kabupaten Jemberanaadalah mencakup :

➢ Nilai pendidikan Tattwa,

➢ Nilai pendidikan Etika, dan

➢ Nilai pendidikan Upacara/ritual

(Setiani, 2017)

Page 53: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

VII. PENUTUP

• Iklim tradisional di Bali dikenal ada 12 sasih, yaitu sasih Kasa,Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kaulu, Kasanga,Desta dan Sada, yang masing-masing punya sifat tertentu

• Pada iklim tradisional Bali dikenal istilah ngunya yaitukunjungan bulan, antar bulan saling menyipati

• Subak melaksanakan ritual di tingkat petani dan di tingkatsubak. Di tingkat petani ada 16 ritual yang dilakukan yaitu :Ngendagin, Pengwiwit, Nuasen nandur, Ngulapin, Ngeroras,Mubuhin, Neduh, Nyungsung, Biukukung, Nyiwa seraya,Ngusaba, Mebanten manyi, Ngerasakin, Mantenin, Ngeretiti,Mendak Toya.

Page 54: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

Penutup

• Di tingkat Subak ada 3 ritual yang dilakukan yaitu : mendak toya, Nyaeb/mecaru, dan upacara ngusaba

• Pelaksanaan ritual antar petani dan antar subak, itutidak persis sama tergantung pada : aturan, tradisi, dan kebutuhan

• Implementasi iklim tradisional di Subak perludisinergikan dengan iklim moderen

• Pelaksanaan ritual perlu lebih dimantapkan dandimaknai

Page 55: IKLIM TRADISIONAL DAN RITUAL

TERIMA KASIH

Matur Suksma