ikhtisar - bbpsdmp-medan.kominfo.go.id · maritim dan kelautan l. pembangunan desa n. bencana alam...
TRANSCRIPT
IKHTISAR
Analisis Isu Publik merupakan hasil penginputan data melalui aplikasi survey analisis isi
media yang kemudian hasil penginputan data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim Analisis
Isu Publik. Rangkuman pernyataan-pernyataan, kebijakan maupun penjelasan pejabat
pemerintah daerah berdasarkan hasil pemantauan Tim melalui surat kabar yang terbit di
Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja Balai Besar Pengembangan dan
Penelitian Komunikasi dan Informatika Medan. Dari hasil pemantauan tersebut dilakukan
penginputan data, pengolahan data dan analisis data yang menghasilkan suatu Policy Brief.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Balai Besar
Pengembangan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Medan telah
menerbitkan Kajian Policy Brief (Analisis Isu Publik). Terbitan ini merupakan hasil penginputan
data dari beberapa surat kabar yang terbit di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan yang
memberitakan mengenai kebijakan pemerintah daerah baik itu bidang Ekuin, Kesra dan
Polhukam. Hasil penginputan data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan dilakukan
analisis.
Pada terbitan Survey Analisis Isu Publik bulan ini, data didapat dari hasil monitoring
media dalam pemberitaan surat kabar terbitan Sumatera Utara yakni Sinar Indonesia Baru,
Analisa, Waspada, Sumut Pos, dan Medan Bisnis.
Medan, Maret 2018
Kepala BBPSDMP Kominfo Medan,
Drs. Irbar Samekto, M.Si
NIP. 19620919 198903 1 001
TIM KAJIAN POLICY BRIEF/ ANALISIS ISU PUBLIK
BALAI BESAR PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2018
Pengarah Drs. Irbar Samekto, M.Si
Penanggung Jawab Budiman, S. Sos
Ketua Pelaksana Ratna, S.E, M.S
Wakil Ketua Pelaksana Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Sekretaris Drs. Asril
Penganalisis Budiman, S.Sos Ratna, SE, MS
Moh. Muttaqin, S.T, M.Eng
Pembahas Imron Pribadi, ST, M. Pd
Drs. Jonni Sitorus Drs. Ali Murtadha M. Arifin
Penanda Berita Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Drs. Asril
Penginput Data Pontas Halomoan
Hartalina, SS
Pengolah Data Laili Fahlia, S.E, S.Pd
Pengumpul Data Murniaty Rohana
Toga Panggabean
PENDAHULUAN
Balai Besar Pengembagan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP
Kominfo) Medan adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM yang berada dibawah dan tanggungjawab Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM. BBPSDMP Kominfo Medan mempunyai tugas melaksanakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan
pengetahuan di wilayah perbatasan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2017
tanggal 28 September 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika, wilayah
kerja BBPSDMP Kominfo Medan meliputi tujuh provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Kalimantan Utara.
Sesuai dengan Visi dan Misi BBPSDMP Kominfo Medan, yaitu salah satunya
meningkatkan publikasi hasil-hasil pengkajian komunikasi dan informatika terutama di wilayah
perbatasan, maka dilakukan kajian dengan menggunakan aplikasi media monitoring terhadap
surat kabar terbitan Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja BBPSDMP
Kominfo Medan dengan melakukan penginputan data, pengolahan data dan analisis data.
Diharapkan kajian ini akan dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan. Kajian dibagi menjadi tiga
bidang, yaitu Ekuin, Kesra dan Polhukam.
DAFTAR ISI
Halaman
IKHTISAR ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
TIM KAJIAN .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BIDANG
KESRA ............................................................................................................................ 2
EKUIN ............................................................................................................................ 6
POLHUKAM .................................................................................................................. 10
POLICY BRIEF
Bulan Maret 2018
Tim Analisis Isu Publik
Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan
Informatika Medan
Analisis isi (content analysis) adalah sebuah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak pada media massa. Harold D.
Lasswell, pelopor metode ini menggunakan teknik symbol coding yakni mencatat lambang
atau pesan secara sistematis yang kemudian di interpretasi sehingga menjadi angka yang
terukur, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah analisis yang terukur juga. Secara umum,
analisis isi merupakan sebuah metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks. Disis
lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.
Holsti menjelaskan juga bahwa bahwa metode analisis isi adalah suatu teknik untuk
mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan
secara objektif, sistematis dan generalis. Penjelasan metode diatas terkait dengan analisis isi
media menggambarkkan bahwa ragam berita media yang ada akan menjelaskan dan
menggambarkan sebuah opini masyarakat secara umum terkait dengan kondisi yang terjadi.
Kajian analisis isi juga memiliki tujuan tertentu, sesuai dengan target kajian yang diharapkan.
Dalam analisis isi yang dilakukan di lingkungan Balai Besar Pengembangan SDM dan
Penelitian Kominfo (BBPSDMP) Kominfo Medan ini, yang menjadi target analisis isi adalah
terkait dengan pemberitaan media cetak terhadap apa yang telah dan akan dilakukan
pemerintah daerah di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan. Kinerja pemerintah sebagai
objek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar
dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas seluruh informasi tertulis
dan tercetak pada media massa yang terbit. Media massa baik cetak maupun online menjadi
sumber data dalam kajian analisis isi media ini. Sebagai syarat teknis agar data yang
digunakan reliable, maka pada kajian analisis isi media ini menggunakan seluruh populasi
media yang terbit pada daerah kajian yang direpresentasikan menggunakan sampel media
yang mewakili seluruh populasi media yang ada. Sedangkan yang menjadi unit analisis adalah
seluruh berita yang memuat informasi terkait dengan kebijakan yang telah dan akan dilakukan
pemerintah pusat dan daerah. Kajian analisis isi yang dilaksanakan ini membagi kategori
berita menjadi 3 (tiga) bidang yakni bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam),
Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin).
BIDANG KESRA
Bidang Kesra menjadi bidang berita terbanyak kedua yang dicermati oleh Tim Analisis
Isi Media Kajian Opini Publik BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan Maret 2018.
Perbandingan persentase antar bidang berita ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Persentase bidang berita bulan Maret 2018
Gambar 1 menunjukkan bidang Polhukam menjadi bidang dengan persentase
pemberitaan terbesar dengan persentase 43,1%, diikuti bidang Kesra dengan persentase
40,5%, kemudian bidang Ekuin dengan persentase terendah yaitu 16,4%. Persentase berita
bidang Polhukam dan Kesra tidak terlalu jauh, namun bidang Ekuin dapat dikatakan
persentasenya relatif kecil dibandingkan kedua berita lainnya.
PEMILIHAN TOPIK
Berita-berita yang masuk dalam bidang Kesra dikelompokkan dalam 13 topik.
Komposisi ke-13 topik tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Kesra
40.5
16.4
43.1
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan, dan Industri
3. Politik, Hukum dan Keamanan
6.90
3.02
0.43
1.29
4.74
8.62
2.16
5.60
1.29
0.86
3.45
0.43
0.43
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Keluarga Berencana
d. Kemiskinan
e. Kedaulatan Pangan
f. Lingkungan
g. Tenaga Kerja
h. Infrastruktur
j. Kedaulatan energy (kelangkaan BBM,…
k. Maritim dan Kelautan
l. Pembangunan Desa
n. Bencana alam
o. Budaya
Berdasarkan Gambar 2, tiga topik yang paling banyak diberitakan di bidang Kesra
adalah topik lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur. Pada Februari yang lalu bidang Kesra
telah menganalisis topik lingkungan yang permasalahannya tidak terlalu berbeda dengan
pemberitaan yang muncul pada bulan ini, yaitu kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan.
Dengan pertimbangan tersebut, bidang Kesra pada bulan ini akan mengambil topik
pendidikan.
Berita pada topik pendidikan yang mencuat pada bulan ini adalah mengenai
peningkatan minat baca, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dan Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Terkait peningkatan minat baca, dua unsur yang
mendapat perhatian adalah pustakan dan pemuka agama. Dalam seminar Perpustakaan di
STIPAP pada akhir Februari lalu dan diberitakan di awal Maret. Sementara dalam acara safari
Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Tebing Tinggi, pemuka agama
mendapat sorotan untuk mengambil peran dalam meningkatkan budaya membaca di
masyarakat. Sedangkan dalam persiapan pelaksanaan UNBK, Sumatera Utara berhasil
melampaui target 90% SMA sederajat siap melaksanakan UNBK, karena pada 22 Maret
diberitakan kesiapan SMA sederajat mencapai hampir 98%. 2% yang tersisas terkendala
ketersediaan listrik dan aspek teknis lainnya, seperti di Nias. Sebagai solusi, sekolah yang
belum siap UNBK tersebuat akan melaksanakan UN dengan ujian tulis. Total sekolah SMP
dan SMA sederajat yang menyelenggarakan UNBK tahun ini mencapai 4000 sekolah. Berita
terakhir tentang SNMPTN mengabarkan tentang peningkatan peserta SNMPTN di USU.
Tahun lalu peserta SNMPTN USU tercatat sebanyak 34.527 orang sedangkan tahun ini
peserta SNMPTN mencapai angka 38.647 peserta dengan 8.315 di antaranya melalui jalur
bidik misi. Padahal SNMPTN ini hanya diperuntukkan untuk kuota 35% mahasiswa baru,
yaitu hanya untuk 2.386 dari total 6.773 mahasiswa baru.
Dari beberapa berita pada topik lingkungan tersebut, berita mengenai peningkatan minat
baca masyarakat dipilih untuk dianalisis. Sering terlewatkannya upaya peningkatan budaya
membaca di tengah serbuan konten digital yang mengkhawatirkan saat ini menjadi salah satu
pertimbangan yang menguatkan pemilihannya.
ANALISIS
Peningkatan kegemaran membaca sebenarnya telah lama menjadi perhatian pemerintah. Salah
satu buktinya adalah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. Dalam Pasal 51 dijelaskan dengan rinci mengenai Gerakan Nasional Gemar
Membaca yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
melibatkan seluruh anggota masyarakat. Namun, pembudayaan kegemaran membaca sendiri
dihimbau untuk dijalan di lingkungan keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat, hal ini
disebutkan dalam Pasal 48. Satuan pendidikan mendapat tekanan khusus karena diwajibkan
untuk menyediakan minimal 5% dari anggaran operasional untuk pengembangan
perpustakaan (Pasal 23
ayat (6)). Selain dalam keluarga, pembangunan budaya gemar membaca di lingkungan
satuan pendidikan dan masyarakat menempatkan perpustakaan sebagai sarana utamanya Pasal
48 ayat (3) dan (4).
Terkait dengan dalam seminar perpustakaan di STIPAP yang melibatkan pustakawan
dengan tugas membangun minat baca, maka dalam UU No. 43 yang juga membicarakan
tentang profesi pustakawan justru tugas pustakawan diarahkan pada pengelolaan
perpustakaan. Dengan kata lain, jika pustakawan dituntut untuk meningkatkan kualitas diri
sehingga meningkatkan budaya membaca, maka hal ini dapat dilakukannya melalui
pengelolaan perpustakaan yang profesional.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara memberikan gambaran
ideal tenaga perpustakaan sekolah, yaitu mampu memfasilitasi kepemimpinan infrastruktur,
membina kerja sama dengan guru-guru, berkolaborasi untuk memastikan literasi informasi
diintegrasikan dalam kurikulum, mengembangkan dan mengajar literasi informasi, membuat
strategi untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian membaca, mendengar dan
berpikir kritis di antara siswa. Pernyataan yang dimuat dalam harian Analisa edisi 2 Maret
2018 ini, jika ditilik dari peran-peran yang disebutkan ditujukan kepada tenaga perpustakaan
yang merupakan pustakawan, dan bukan tenaga teknis perpustakaan (Pasal 29 UU No. 43
Tahun 2007). Peran yang diungkapkan Kepala Dinas tersebut akan menuntut para pustakawan
untuk mengambil peran jauh keluar, bebas dari sekat-sekat lemari, rak, dan dinding
perpustakaan, namun jika pustakawan Indonesia benar-benar mampu untuk mewujudkannya
maka dukungan untuk pembangunan budaya gemar membaca akan bertambah. Dalam
dokumen Standar Perpustakaan Nasional untuk sekolah (yang mengatur pengelolaan
perpustakaan untuk Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Perpustakaan Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah, dan Perpustakaan Perguruan Tinggi) yang disusun oleh Tim Pemrumus Standar
Nasional Perpustakaan di Bogor (10-12 November 2011), keterlibatan pustakawan yang kami
nilai cukup jauh hingga sebatas kolaborasi dengan guru-guru dan integrasi mengenai
kepustakaan dalam kurikulum (yaitu dengan mengadakan pembelajaran bidang studi di
perpustakaan di bawah asuhan guru dan pustakawan).
Sedangkan ide melibatkan pemuka agama dalam meningkatkan minat baca masyarakat juga
perlu mendapat sambutan yang baik. Meskipun dalam aturan yang ada tidak ada keharusan
melibatkan pemuka agama dalam Gerakan Nasional Gemar Membaca, namun ide ini patut di
apresiasi. Anjuran dari pemuka agama seringkali mendapat perhatian lebih dari masyarakat
daripada himbauan pimpinan lembaga, tokoh masyarakat, guru bahkan orang tua. Pemerintah
perlu memberika dukungan untuk menggalakkan Gerakan Nasional Gemar Membaca melalui
pemuka agama. Anjuran pemuka agama untuk meningkatkan minat baca ini perlu
disinergikan dengan anjuran untuk memilih bacaan yang bermanfaat. Sebagaimana diketahui,
di era teknologi informasi saat ini, minat baca masyarakat sebenarnya cukup tinggi namun
pilihan bacaannya yang kurang bermutu, karena sebagai besar hanya
membaca hal-hal yang bersifat hiburan yang kurang bermanfaat, gosip, atau informasi
yang belum tentu kebenarannya. Media literasi yang paling masif digunakan saat ini adalah
telepon selular dengan sumber bacaan utama status-status di sosial media.
Jika pemuka agama berhasil mengajak masyarakat untuk gemar membaca, selanjutnya
memilih bacaan yang bermanfaat, kemudian pustakawan berhasil mengelola perpustakaan
dengan baik sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pemustaka, maka Gerakan
Nasional Gemar Membaca akan semakin dekat dengan tujuannya. Fakta pahit yang diungkap
Direktur Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional bahwa nilai tingkat literasi Indonesia
berada di peringkat 60 dari 61 negara perlahan-lahan dapat diubah menjadi lebih baik.
KESIMPULAN
1. Minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Nilai tingkat literasi Indonesia berada
di peringkat 60 dari 61 negara. Literasi digital masyarakat Indonesia sebenarnya cukup
tinggi jika objek literasinya adalah sosial media, namun kualitas pilihan bacaannya
dianggap rendah.
2. Peningkatan minat baca menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah
dan masyarakat. Sementara lingkungan pelaksanaan budaya membaca dilaksanakan di
tingkat keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.
3. Pemerintah menyelenggarakan Gerakan Nasional Gemar Membaca. Berdasarkan UU No.
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, area penerapan gerakan ini adalah di lingkungan
keluarga (dengan menyediakan bahan bacaan murah namun berkualitas), satuan
pendidikan dan masyarakat (keduanya dengan pengembangan perpustakaan). UU No. 43
Tahun 2007 bahkan mengamanatkan 5% anggaran operasional sekolah untuk
pengembangan Perpustakaan (Pasal 23 ayat (6)).
4. Pustakawan memiliki fokus utama pada pengelolaan perpustakaan yang profesional.
Pustawakwan di perpustakaan sekolah dapat berperan lebih jauh dengan kolaborsi
bersama guru dan integrasi kegiatan kepustakaan dalam kurikulum (amanat Standar
Nasional Perpustakaan (SNP) 2011). Namun peran ideal pustakawan dapat
dikembangkan lagi hingga ke aktivitas yang langsung terkait dengan peningkatan minat
baca di luar perpustakaan seperti membuat strategi untuk meningkatkan dan
mengembangkan keahlian membaca, mendengar dan berpikir kritis di antara siswa.
5. Pemuka agama juga sangat baik untuk dilibatkan dalam Gerakan Nasional Gemar
Membaca. Selain anjuran untuk membaca, pemuka agama juga perlu memberi anjuran
untuk memilah jenis bacaan yang positif dan bermanfaat.
BIDANG EKUIN
Dalam analisis isi media yang dilakukan BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan
Maret 2018 ini terlihat pada Gambar. 1 dibawah ini.
Gambar 1. Persentase Bidang Berita Bulan Maret 2018
Gambar. 1 menunjukkan bidang Polhukam mendapat porsi pemberitaan terbesar yakni
43,1%, bidang Kesra sebesar 40,5% dan bidang Ekuin sebesar 16,4%.
Pada bidang Ekuin bulan Maret 2018 berita mengenai ekonomi mikro yakni perilaku
konsumen, industri, penentuan harga pasar dan produksi barang jasa mendapat persentase
sebesar 1,7%, dan posisi terakhir ditempati oleh ekonomi makro sebesar 11,6 % seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar. 2 berikut ini
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Ekuin
40.5
16.4
43.11. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
11.6
1.7b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)
c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
Hasil Kajian Analisis Isi Medan bulan Maret 2018 bidang ekuin memunculkan
beberapa topik utama diantaranya topik yang berkaitan dengan ekonomi mikro, kegiatan
pariwisata dan ekonomi makro. Untuk topik ekonomi mikro, permasalahan fundamental
terhadap penentuan harga eceran tertinggi untuk beberapa produk utama kebutuhan
masyarakat masih menjadi topik yang mendapat tanggapan luas masyarakat. Gas epiji 3
kilogram misalnya, menjadi bahan perbincangan sebagian besar masyarakat karena dalam
beberapa minggu terakhir keberadaannya agak sulit ditemui. Harus diakui bahwa sejak
diluncurkan, gas elpiji 3 kilogram yang sering disebut elpiji melon rentan menemui
permasalahan. Sebagai produk yang disubsidi oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM
banyak pihak yang tidak bertanggungjawab mengambil keuntungan pribadi dari produk
subsidi ini. Akibatnya kelangkaan produk, melonjaknya HET (harga eceran tertinggi) hingga
issu pengoplosan selalu mengemuka. Langkah dan kebijakan pemerintah untuk menertibkan
pemberian subsidi agar menjadi tepat akan dilakukan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas
Kementerian ESDM IGN Wiratmaja mengatakan bahwa skema penyaluran gas elpiji melon
akan diubah mulai bulan Maret 2018 dengan menggunakan sistem penyaluran tertutup
melalui kartu sejahtera yang diterbitkan Kementerian Sosial RI. Perubahan skema ini
diharapkan mampu meningkatkan indeks tepat sasaran penyaluran subsidi gas, khususnya
pada keluarga miskin dan rentan miskin. Perubahan kebijakan yang akan dilakukan
pemerintah langsung berimbas pada kondisi pasar, manakala munculnya kondisi langka
hingga melambungnya harga pada gas elpiji melon. Gambaran dan kondisi tersebut tergambar
pada pemberitaan media yang menyorot masalah keberadaan produk tersebut.
Disisi lain, fokus yang terkait dengan kegiatan pariwisata menunjukan bahwa upaya
meningkatkan pamor Danau Toba, sebagai danau vulkanik terbesar didunia dan
menjadikannya sebagai destinasi utama wisata dunia terus dilakukan. Pembentukan Badan
Otoritas Danau Toba sebaiknya diikuti dengan kebijakan popular lainnya seperti
memperbanyak aktivitas festival, meningkatkan edukasi masyarakat sekitar untuk memiliki
tourism minded. Masyarakat berharap agar pemerintah dan semua pihak kompak dalam
membangun pariwisata internasional Danau Toba. Upaya upaya persuasif dalam
mempromosikan danau toba dan kawasan sekitar menjadi tujuan wisata populer harus diikuti
dengan upaya membangun fundamental utama pariwisata. Menggali dan memetakan
permasalahan terkait dengan kawasan danau toba perlu dilakukan untuk dapat diatasi secara
komprehensif. Pendapat para ilmuan melalui kajian kajian yang dilakukan perlu dijadikan
referensi dalam membangun fundamental Danau Toba menjadi kawasan pariwisata nasional.
Analisis SWOT yang dilakukan oleh Ade Masya Resa, ST dalam sebuah studinya
mengatakan bahwa disamping memiliki kekuatan berupa keindahan alam, potensi budaya,
fasilitas pariwisata yang lengkap dan respon warga sekitar, danau toba juga memiliki
kelemahan yang harus segera diperbaiki seperti tingkat kerusakan danau toba yang sudah
mengkhawatirkan, kesadaran menjaga kebersihan warga setempat
yang kurang, fasilitas infrastruktur yang kurang memadai hingga kualitas SDM lokal
yang terbatas. Kajian kajian ilmiah yang dilakukan diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
membangung kawasan Danau Toba yang lebih bergengsi dimasa mendatang.
Untuk topik ekonomi makro, masalah pertumbuhan ekonomi pada beberapa daerah
menjadi topik yang banyak diperbincangkan media. Kepala Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Lhokseumawe Propinsi Aceh Yufrizal dalam kegiatan Temu Responden Survei
Liaison mengatakan bahwa petumbuah ekonomi propinsi Aceh mengalami kenaikan pada
triwulan I, walau diakui masih lebih rendak dari pertumbuhan ekonomi beberapa propinsi di
Sumatera. Faktor faktor peningkatan pertumbuhan ekonomi pada hampir sebagian besar
daerah di Indonesia dipengaruhi beberapa hal. Faktor internal akan sangat mendominasi
diantaranya kegiatan panen raya pada sektor pangan, perkembunan maupun produk industri
manufaktur skala UMKM. Khusus untuk Propinsi Aceh, dapat dikatakan bahwa sektor
pertanian menjadi sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar. Disisi lain upaya
menjaga agar kuantitas dan kualitas pertanian pada kawasan yang mengandalkannya menjadi
motor pertumbuhan ekonomi harus tetap dijaga. Upaya intensifikasi dan disertifikasi produk
pertanian dengan dukungan teknologi diharapkan akan menjadikan sektor dan produk
pertanian tetap terjaga dan tetap menjadi sektor penyumbang ekonomi terbesar.
KESIMPULAN .
Berdasarkan pemaparan data kajian analisis isu publik bulan Maret 2018 dengan total
sampel sebagai unit analisis bidang ekonomi, keuangan dan industri (ekuin) dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kelangkaan produk pokok, khususnya pada produk elpiji 3 kilogram yang mendapat
subsidi dari pemerintah masih menyisakan permasalahan klasik seperti kelangkaan
produk, melambungnya harga menyusul kebijakan penyaluran tertutup pada produk ini
oleh pemerintah pada bulan Maret ini.
2. Pengembangan kawasan Danau Toba menjadi kawasan pariwisata dunia masih
menyisakan pekerjaan rumah seperti penataan lingkungan, peningkatan koordinasi antar
instansi dan stakeholder dan lainnya sebelum tercapainya tujuan kawasan Danau Toba
menjadi daerah tujuan utama pariwisata dunia
3. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Aceh
masih berfokus pada sektor tradisional yakni pertanian. Sektor sektor lain, seperti industri
dan manufaktur masih memiliki kontribusi yang tidak terlalu signifikan dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi.
REKOMENDASI
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diharapkan
meningkatkan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah,
1. Pertamina Unit di daerah untuk menertibkan penyaluran gas elpiji 3 kilogram sebelum
sistem penyaluran tertutup diberlakukan pada Maret 2018 ini.
2. Seluruh pihak yang menjadi stakeholder pengembangan kawasan Danau Toba menjadi
kawasan pariwisata kelas dunia diharapkan menggunakan kolaborasi pertimbangan
keilmuan dan peningkatan kapasitas pelayanan sebagai acuan dalam mengembangkan
kawasan ini menjadi daerah tujuan wisata kelas dunia.
3. Pemerintah daerah, khususnya di Propinsi Aceh dan beberapa propinsi di pulau Sumatera
untuk mencoba mempertimbangkan sektor diluar sektor pertanian sebagai motor
penggerak ekonomi, disamping melakukan intensifikasi dan disertifikasi produk
pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
BIDANG POLHUKAM
Bidang Polhukam merupakan berita-berita dibidang politik, hukum dan keamanan
(Polhukam) pada Bulan Maret 2018 masih didominasi oleh pemberitaan Pilkada Sumut 2018
dan berita bohong atau hoaks.
PILKADA SERENTAK 2018 DAN HOAKS
Pilkada 2018 akan dilakukan secara serentak di 171 daerah 27 Juni 2018. Walaupun
demikian, Bawaslu sudah menemukan penyebaran informasi palsu atau hoaks melalui media
sosial. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan gelaran Pilkada Serentak 2018
belum lepas dari hoaks atau berita bohong. Komisi Pemilihan Umum (KPU) ingatkan akan
acaman terkait penyebarakan berita hoaks jelang bergulirnya Pilkada 2018. Jangan sampai
penyelenggaraan pilkada yang akan berlangsung dicederai oleh banyaknya berita hoaks yang
bermunculan. Ada lima kerugian yang ditimbulkan jika Pilkada 2018 di warnai dengan
maraknya berita hoaks. Hoaks akan merusak kredibilitas dan integritas penyelenggaraan
pemilihan, kedua merusak kredibilitas dan intevrotas pasangan calon. Selain merusak
kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilihan, hoaks juga merusak rasionalitas pemilih
dan menimbulkan konflik sosial. Sangat disayangkan jika proses Pilkada nantinya hanya
dipenuhi konflik kepentingan oleh masing-masing partai politik. Dan bukan itu saja,
anggarannya Rp 11,4 triliun akan menjadi sangat mubazir kalau uang rakyat dari pajak untuk
pilkada tapi prosesnya penuh konflik dan pertumpahan darah.
.43.9
.9 .9
13.8
1.3 2.6.4 1.3
6.9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kita harus berkomitmen untuk mengerahkan daya dan upaya sesuai kapasitas serta
kapabilitas masing-masing untuk melawan hoaks, informasi menyesatkan, dan informasi yang
menimbulkan permusuhan selama Pilkada 2018.
Perlu adanya pendidikan dan sosialisasi kepada pemilih di daerah rawan konflik,
perbatasan daerah terluar dan daerah dengan partisipasi pemilih rendah, sehingga diharapkan
agar para pemilih ini menjadi tahu, dan tidak mudah percaya terkait penyebaran berita hoaks
jelang pilkada serentak 2018.
Polri meminta masyarakat untuk tidak gampang percaya dengan informasi-informasi
yang tidak jelas asal usul atau sumbernya. Sebab, bisa jadi informasi tersebut tidak benar.
Informasi seputar pilkada harus disaring dan dicek kembali. Polri menilai hal itu menjadi
penting agar masyarakat tidak termakan hoaks seputar Pilkada serentak 2018.
PENGOLAHAN DATA ANALISIS ISI MEDIA
BULAN MARET 2018
1. Jenis Media
2. Nama Surat Kabar
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
1. Cetak 2. Online
100.0
0.0
21.6
9.9
29.7
12.5
26.3Analisa
Medan Bisnis
Sinar Indonesia Baru
Sumut Pos
Waspada
3. Penempatan Berita
4. Posisi di Headline
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
Headline
Halaman depan
Halaman tengah
Halaman belakang
4.3
26.3
65.5
3.9
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
a. utama b. Kolom Opini f. RubrikBudaya
i. Lainnya
3.4
.4 .4 .4
5. Format Berita
6. Sifat Berita
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
1. Laporan / Liputan 3. Opini
99.1
.9
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0
2. Deskriptif
4. Informatif
50.0
50.0
7. Bidang Berita
8. Bidang Berita: Kesejahteraan Rakyat
40.5
16.4
43.11. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Keluarga Berencana
d. Kemiskinan
e. Kedaulatan Pangan
f. Lingkungan
g. Tenaga Kerja
h. Infrastruktur
j. Kedaulatan energy (kelangkaan BBM,…
k. Maritim dan Kelautan
l. Pembangunan Desa
n. Bencana alam
o. Budaya
6.9
3.0.4
1.3
4.7
8.62.2
5.6
1.3
.9
3.4
.4
.4
9. Bidang Berita: Ekuin
10. Bidang Berita: Polhukam
11.6
1.7b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)
c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
.43.9
.9 .9
13.8
1.3 2.6.4 1.3
6.9
11. Topik Berita Menurut Kategori Pemerintah
12. Cakupan Permasalahan Dalam Berita
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Pemerintah Pusat danpemerintah daerah(prov/kab/ko)
1. Lokal
2. Regional
3. Nasional
69.8
25.9
4.3
13. Sumber Informasi Utama/Dominan Berita
14. Sumber Informasi Lainnya
1. Eksekutif:Presiden,
WakilPresiden dst
2. Yudikatif:Pejabat
Peradilan;Jaksa Agung
3. Legislatif4. Media:Wartawanitu sendiri.
5.Masyarakat:
Anggotamasyarakat,LSM, Tokohmasyarakat
32.3
7.8
51.3
1.76.9
1. Eksekutif: Presiden, Wakil Presiden dst
2. Yudikatif: Pejabat Peradilan; JaksaAgung
3. Legislatif
4. Media: Wartawan itu sendiri.
5. Masyarakat: Anggota masyarakat,LSM, Tokoh masyarakat
6. Lainnya …...
12.5
4.7
28.0
.4
19.8
.4
15. Tone Berita Secara Keseluruhan
16. Keberimbangan Berita
34.1
65.91. Mendukung (Positif)
3. Tidak berpihak (Netral)
.4
99.6
1. satusisi (One Side Coverage) 2. Liputan Dua Sisi (Both Side Coverage)