ikan buntal

4
Ruqayyah Shahwaty (11876/THP) Senin, 21/04/2008 03:43 WIB 140-an Orang Keracunan Bakso Ikan Saat Melayat Nograhany Widhi K - detikNews Bangkok - Maunya menyatakan duka cita, yang dialami malah petaka. Lebih dari 140 orang keracunan bakso ikan yang disuguhkan saat melayat. Penduduk desa di Provinsi Nan, utara Thailand tersebut disuguhi sup yang salah satu lauknya bakso ikan saat melayat, seperti ditulis Bangkok Post dari news.com.au, Senin (20/4/2008). Setelah menyantap makanan itu, mereka mulai muntah-muntah, lidah yang mati rasa, dan nafas pendek-pendek. Mereka pun dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dokter menyatakan para warga desa itu keracunan karena memakan semacam ikan kembung yang beracun dan bisa mematikan. Bakso ikan itu dibeli di pasar lokal yang ditambahkan daging ikan kembung yang digunakan secara ilegal, karena harganya murah. Ikan kembung yang di Jepang dengan nama fugu harus dimasak dengan cara khusus agar tidak membahayakan penyantapnya. Ikan itu mengandung racun yang disebut tetrodotoksin, racun saraf yang bisa melumpuhkan otot, yang belum ada penawarnya. (nwk/nal)

Upload: aki-aki-kasep-pisan

Post on 04-Jul-2015

115 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ikan buntal

Ruqayyah Shahwaty (11876/THP)

Senin, 21/04/2008 03:43 WIB

140-an Orang Keracunan Bakso Ikan Saat Melayat  Nograhany Widhi K - detikNews

Bangkok - Maunya menyatakan duka cita, yang dialami malah petaka.

Lebih dari 140 orang keracunan bakso ikan yang disuguhkan saat

melayat.

Penduduk desa di Provinsi Nan, utara Thailand tersebut disuguhi sup

yang salah satu lauknya bakso ikan saat melayat, seperti ditulis Bangkok

Post dari news.com.au, Senin (20/4/2008).

Setelah menyantap makanan itu, mereka mulai muntah-muntah, lidah

yang mati rasa, dan nafas pendek-pendek. Mereka pun dilarikan ke

rumah sakit terdekat.

Dokter menyatakan para warga desa itu keracunan karena memakan

semacam ikan kembung yang beracun dan bisa mematikan. Bakso ikan

itu dibeli di pasar lokal yang ditambahkan daging ikan kembung yang

digunakan secara ilegal, karena harganya murah.

Ikan kembung yang di Jepang dengan nama fugu harus dimasak dengan

cara khusus agar tidak membahayakan penyantapnya. Ikan itu

mengandung racun yang disebut tetrodotoksin, racun saraf yang bisa

melumpuhkan otot, yang belum ada penawarnya. (nwk/nal)

Fugu (ikan buntel) adalah salah satu ikan yang sangat beracun dan

bahkan mematikan. Walaupun resikonya adalah mati, makanan dari fugu

merupakan salah satu makanan yang spesial di Jepang. Bahkan telur ikan

buntel dikenal sebagai makanan yang sangat berharga. Ikan ini disebut

ikan buntel (sebagian mengenalnya sebagai ikan kembung) karena

kemampuannya untuk menggembungkan badannya. Racun yang ada di

ikan ini sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian

Page 2: ikan buntal

Ruqayyah Shahwaty (11876/THP)

mendadak. Setiap jenis fugu memiliki bagian tubuh beracun yang

berbeda, sehingga pengetahuan ini wajib dimiliki.

Apabila kita kurang memperhatikan kebersihan dan proses

pengolahannya, maka ikan tersebut dapat mengakibatkan keracunan,

seperti yang tertera pada artikel di atas. Penambahan ikan kembung

pada bakso tersebut dilakukan secara illegal sehingga kita tidak tahu

bagaimana kondisi ikan tersebut, apakah racunnya sudah dihilangkan

atau belum, atau apakah ikan itu masih layak pangan atau tidak.

Peraturan yang dibuat bukan untuk dilanggar melainkan untuk

keamanan dan kesehatan konsumen itu sendiri, apabila kita

melanggarnya maka kita sendiri yang akan terkena dampaknya. Wajar

saja apabila bakso ikan kembung tersebut mengakibatkan konsumen

keracunan.

Racun yang terkandung dalam ikan kembung disebut Tetrodotoxin.

Tetrodotoksin, juga dikenal dengan nama "tetrodox" dan umumnya

disingkat menjadi TTX, adalah sejenis neurotoksin yang dikenal tidak

memiliki penawar racunnya. Walaupun telah terdapat penawar yang

telah berhasil diujicobakan pada tikus, kajian lebih lanjut masih harus

dilakukan untuk menentukan kemujaraban penawar racun ini pada

manusia. Tetrodotoksin menghambat potensial aksi saraf dengan

berikatan dengan pori-pori saluran natrium pada membran sel saraf.

Struktur molekul Tetrodotoxin:

Gejala pertama dari keracunan adalah rasa

gatal dari bibir dan lidah, muncul antara 20 menit

sampai tiga jam setelah makan pufferfish beracun.

Gejala selanjutnya adalah meningkatkan

paraesthesia di wajah dan kaki, yang mungkin

diikuti oleh sensasi ringan atau mengambang, Sakit

kepala, nyeri di epigastrium, mual, diare, atau

muntah dapat terjadi. Kadang-kadang, beberapa

saat terguncang atau kesulitan dalam berjalan bias pula terjadi. Tahap kedua

adalah meningkatnya keracunan kelumpuhan. Banyak korban tak mampu

bergerak, bahkan duduk mungkin sulit pula. Gejala lain mungkin peningkatan

gangguan pernapasan mengakibatkan sianosis, dan hipotensi. Meningkatkan

Page 3: ikan buntal

Ruqayyah Shahwaty (11876/THP)

kelumpuhan dan kejang-kejang, gangguan mental, dan aritmia jantung mungkin

dapat terjadi. Walaupun korban benar-benar lumpuh, mungkin sadar sementara

dan dalam beberapa kasus benar-benar jelas terlihat sampai tak lama sebelum

kematiannya. Kematian biasanya terjadi dalam waktu 4 sampai 6 jam, dengan

kisaran sekitar 20 menit sampai 8 jam. Hal paling sederhana yang dilakukan

untuk pertolongan pertama saat keracunan adalah dengan memberikan air

kelapa (karena kelapa mengandung kalium yg dapat menghambat sementara

peredaran racun), selain itu dengan memberikan obat-obatan seperti anti

muntah,alergi sesuai gejala yang timbul.

Anonim_a. 2007. Tetrodotoksin. (http://dx.doi.org/10.1016%2FS1043-

4526%2806%2952004-2). Diakses pada 20 Maret 2011.

Anonim_b. 2010. Fugu, Makanan Paling Bahaya Di Dunia.

(http://scientifict-aquamarine.blogspot.com/2010_08_01_archive.ht

ml)

Anonim_c. 2010. Tetrodotoxin. (http://scientifict-

aquamarine.blogspot.com/2010_08_01_archi ve.html). Diakses pada

31 Mret 2011.

Widi, N. 2008. 140-an Orang Keracunan Bakso Ikan Saat Melayat.

(http://www.detiknews.com/

read/2008/04/21/034349/926357/10/140-an-orang-keracunan-

bakso-ikan-saat-melayat). Diakses pada 19 Maret 2011.