ijcpml-12-1-08

Upload: singgih2008

Post on 24-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 IJCPML-12-1-08

    1/3

    38

    MANAJEMEN LABORATORIUM

    PENINGKATAN MUTU PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM KLINIKRUMAH SAKIT

    Hartono Kahar*

    ABSTRACT

    Clinicians always needs the results of clinical laboratory with quality assurance.The performance of good quality laboratory depends on pre-analytic, analytic as well as post analytic processes. It is also influenced

    by reagents and methods types as well as personal laboratory work.The goal of laboratory examinations quality runs between QMS, or Five Qs, which consist of: Quality planning, laboratory practice,

    control, and assurance and Quality improvement. The quality laboratory examinations depend on the accuracy and precision results.

    Key words: Quality planning, Quality laboratory practice, Quality control, Quality Assurance, and Quality improvement

    Korespondensi (correspondence): Email: [email protected]

    PENDAHULUAN

    Tugas laboratorium klinik ialah memberi informasihasil pemeriksaan laboratorium kepada peklinikyang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis,dan tindak lanjut pengobatan terhadap penderita.1Dengan demikian tanggung jawab laboratoriumklinik sebagai penunjang pelayanan medis di RumahSakit terhadap peklinik maupun penderita cukupberat. Peklinik mengharapkan hasil pemeriksaan yangdiminta dan pelaksanaannya oleh laboratorium benar-benar terjamin mutunya. Demikian pula, penderitaberharap hasil pemeriksaan yang mereka percayakankepada laboratorium untuk dilaksanakan denganharga yang sesuai (terjangkau) terjamin hasilnya.2

    Sering tertera di media cetak keluhanketidakpuasan penderita terhadap hasil pemeriksaanlaboratorium. Kejadian tersebut menyangkutmasalah mutu pemeriksaan yang telah dilakukanoleh laboratorium klinik. Peningkatan sosial

    ekonomi, pendidikan dan terbukanya arus komuikasimenyebabkan perubahan nilai keinginan konsumenakan pelayanan laboratorium. Untuk melakukanantisipasi tersebut, terdapat dua komponen pentingyang perlu dilakukan oleh laboratorium klinik, yaknimenciptakan mutu pelayanan dan mutu keilmuanatau profesi.3

    Mutu pelayanan didasari penilaian hasil pelayananlaboratorium secara keseluruhan, dan salah satu titikpenting terletak di mutu pemeriksaan atau parameteryang diperiksa. Pemeriksaan akan melalui prosesyang kompleks dan panjang sebelum dikeluarkanpemberitahuan oleh laboratorium. Proses yang dilaluidapat dibagi menjadi praanalitik, analitik, dan pasca

    analitik.1,3

    Di samping itu dipengaruhi pula olehbahan, alat, metode, dan hal lain yang terkait.5Oleh karena itu perlu strategi guna mencapai mutupemeriksaan yang diharapkan.

    Pengertian Mutu Pemeriksaan laboratorium

    Dua hal penting yang mempengaruhi hasilpemeriksaan di laboratorium, yaitu ketepatan(akurasi) dan kejituan (presisi).4Mutu pemeriksaandapat didefinisikan sebagai derajat pemeriksaan yangsesuai dengan hasil pengukuran yang telah ditetapkanoleh laboratorium terhadap nilai sebenarnya.

    Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan dilaboratorium dapat diartikan bermutu bila memilikinilai ketepatan dan kejituan yang baik sehinggabermanfaat bagi konsumen laboratorium.1

    Terdapat dua kelompok variabel yangmempengaruhi mutu pemeriksaan yakni analitik dannonanlitik yang meliputi SDM/petugas laboratorium,

    * Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unair/RSU Dr Soetomo Surabaya

  • 7/24/2019 IJCPML-12-1-08

    2/3

    Peningkatan Mutu Pemeriksaan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit - Kahar 39

    penderita, pengumpulan spesimen dan hal lain yangterkait.5

    Prinsip Manajemen Mutu Pemeriksaan

    Dalam upaya mencapai tujuan (goal) laboratoriumklinik, yakni tercapainya pemeriksaan yang bermutu,

    diperlukan strategi dan perencanaan manajemenmutu. Didasari Quality Management Science (QMS)diperkenalkan suatu model yang dikenal denganFiveQ: Quality Planning, Quality Laboratory Practice,Quality Control, Quality Assurance, dan QualityImprovement. Prinsip manajemen mutu pemeriksaandi laboratorium klinik didasari modelFIVE-Q5 dapatdiuraikan sebagai berikut.1. Quality Planning (QP) Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan

    yang akan dilakukan di laboratorium direncanakandan dipilih terlebih dahulu jenis metode, reagen,bahan, alat, selain itu sumber daya manusiadan kemampuan yang dimiliki laboratorium,pengidentifikasian dan penetapan definisi mutupemeriksaan. Hal ini diperlukan pada saat akanmelakukan penilaian mutu pemeriksaan.

    2. Quality Laboratory Practice (QLP) Dasar pencapaian mutu berdasarkan QLP ialah

    membuat pedoman, petunjuk dan prosedurtetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaanlaboratorium. Standar acuan ini digunakan untukmenghindari atau mengurangi terjadinya variasiyang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan.

    3. Quality Assurance (QA) Pemeriksaan tes diukur karakteristik mutunya dan

    didokumentasikan untuk meyakinkan konsumenbobot pemeriksaannya. Kegiatan QA tidak hanyamengukur mutu secara analitik tetapi jugamengukur berdasarkan variabel nonanalitik

    4. Quality Improvement (QI) Mutu pemeriksaan dalam upaya meningkatkan

    derajatnya, dilakukan dengan memperbaiki caramemeriksa. Penyelesaian suatu pemeriksaanbiasanya melalui proses yang panjang dankompleks. Dengan melakukan kegiatan QI, akandapat dicegah dan diperbaiki penyimpanganyang mungkin terjadi selama proses memeriksaberlangsung. Di samping itu dapat menginovasipeningkatan mutu pemeriksaannya.

    Dalam manajemen mutu pemeriksaan, ke limakegiatan tersebut (five QI) akan selalu berputar

    sampai tercapai mutu pemeriksaan yang sesuaidengan keinginan konsumen. Pada kegiatanmeningkatkan mutu pemeriksaan (QI) terdapatbeberapa model siklus yang dapat digunakan dilaboratorium klinik seperti PDCA,6 USEPDSA,7danlain model terkait.

    Faktor yang Mempengaruhi ProsesPemeriksaan

    a. Variasi analitikb. Variasi nonanalitik

    QUALITY CONTROLNon Analytical

    Pre Analysis

    Clerical PatientPreparation

    SpecimenCollection

    SamplingHandling

    In Analysis

    Instruments Control &Standard

    Analyticalmethod

    TechnologistReagents

    In Analysis

    Calculation MethodEvaluation

    Clerical InformationHandling

    Gambar 1. Faktor yang memengruhi mutu pemeriksaan laboratorium (dikutip, Stamm 1982)

  • 7/24/2019 IJCPML-12-1-08

    3/3

    Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 1, Nov 2005: 384040

    Variasi analitik

    Faktor yang dapat menimbulkan variasi analitikialah peralatan, metode, bahan pemeriksaan danreagen.9

    Variasi non analitik

    Variasi analit ik yang dapat timbul rinciannyasebagai berikut.Preanalitik1. Ketatausahaan (clerical)2. Persiapan penderita (patient Preparation)3. Pengumpulan spesimen (specimen Collection)4. Penanganan sampel (sampling handling)

    Analitik1. Reagen (reagents)2. Peralatan (instruments)3. Kontrol & bakuan (control & standard)4. Metode analitik (analytical method)5. Ahli Teknologi (Technologist)

    Pascaanalitik1. Perhitungan (calculation)2. Cara menilai (method evaluation)3. Ketatausahaan (clerical)4. Penanganan informasi (information handling)

    Upaya meningkatkan mutu pemeriksaan

    Mutu pemeriksaan dipengaruhi oleh beberapavariabel yang perlu dipantau, karena itu untukmengontrol mutu dan meningkatkan mutu hasil

    laboratorik dapat dilakukan kegiatan antara lain8:1. Pengendalian mutu dalam (internal quality

    control)2. Akreditasi laboratorium3. Ujian keahlian (proficiency testing)

    SIMPULAN

    Mutu pemeriksaan laboratorium ditentukanoleh ketepatan dan kejituan pemeriksaan. Variabelyang mempengaruhi proses memeriksa ada dua,yakni variabel analitik dan nonanalitik. Upayameningkatkan mutu pemeriksaan ialah dengan

    pengendalian mutu dalam, ujian keahlian danakreditasi laboratorium.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Plebani, M. and Choizza, M.L., 1996, Audit in LaboratoryMedicine. Eur J Clin Chem Biochem., 34: 6557.

    2. Siti Budina, K., 2001, Strategi Meningkatkan Kemampuandan Peran Spesialis Patologi Klinik Dalam Menghadapi EraGlobalisasi. Makalah Konas IV PDSPATKLIN, Bandung.

    3. Scholtes, P.R., Joiner, B.I., and Streibel, B.J., 1996, The TeamHandbook., Joiner Asc. Inc. Madison USA, (5-7)(5-14)

    4. Nosanchuk, J.S., Stull, and Keefner, R., 1991, R. The effect of

    Substitution of Plasma for serum on chemistry Start Turn aroundtime.Laboratory Medicine, 22/7: 4659.

    5. Stamm, D., 1982, New Concept for Quality control of ClinicalLaboratory Investigation in the Light of Clinical Requirementsand Based on Reference Method Values J Clin.Chem.ClinBiochem., 20: 81724.

    6. Westgard, J.O., Burnett , R.W., and Bowers, G.N., 1990,Quality Management Science in Clinical chemistry: a DynamicFramework for continuos Improvement of Quality., Clin. Chem.,36(10): 17126.

    7. Schroeder, P., 1994, Improving Quality and Performance:concept, Programs, and Techniques., Mosby, Sydney, 321.

    8. Gaspersz, V.D., OSO 9001:2000 and Continual Quali tyImprovement PT Gramedia, Pustaka umum Jakarta, 6774.

    9. Stamm, D., 1982, New concept for Quality Control of ClinicalLaboratory Investigation in the light of Clinical Requirements

    and based on Reference Method Values. J.Clin. Chem Clin.Biochem, 20: 81724.

    10. Squirell Al, Proficiency Testing A Foundation for LaboratoryQuality Improvement, In Quality Assurance and TQM for

    Analytical Laboratories,editor: Parkany, M. The Royal Societyof Chemistry, 1995, 1923.