iis

7
NAMA : IIS SUDARIAH TINGKAT : 2-D NIM : 2108120154 Bagaimanakah Seharusnya Proses Pembelajaran Berbicara Di Sekolah Menengah ? Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasaisi swa adalah keterampilan berbicara .Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan cirri kemampuan komunikatif siwa .Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan penting pula dalam pembelajaran lain. Misalnya dalam pembelajaran bahasa ataupun selain bahasa ada sebuah diskusi tentu itu memerlukan keterampilan berbicara dalam hal penyampaian ataupun member tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang diskusi. Proses pembelajaran berbicara pada sekolah menengah seharusnya guru ataupun siswa harus mengetahui apa itu berbicara dan tujuannya itu untuk apa. Berbicar aadalah kemampuan mengungkapkan suatu bunyi-bunyi artikulasi (kata- kata) untuk menyampaikan, mengekspresikan ,menyatakan suatu gagasan, pikiran juga perasaan (Tarigan,1993:15). Berdasarkan pengertian ini berbicara tidak sekedar menyampaikan pikiran tetapi perasaan jugaa bisa disampaikan oleh sang pembicara. Adapun tujuan dari berbicara diantaranya : (1) Informatif Tujuan informative merupakan tujuan berbicara yang dipilih pembicara ketika ia bermaksud menyampaikan gagasan

Upload: shena-agustian

Post on 10-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NAMA : IIS SUDARIAH

TINGKAT : 2-D NIM : 2108120154

Bagaimanakah Seharusnya Proses Pembelajaran Berbicara Di Sekolah Menengah ?

Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasaisi swa adalah keterampilan berbicara .Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan cirri kemampuan komunikatif siwa .Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan penting pula dalam pembelajaran lain. Misalnya dalam pembelajaran bahasa ataupun selain bahasa ada sebuah diskusi tentu itu memerlukan keterampilan berbicara dalam hal penyampaian ataupun member tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang diskusi.

Proses pembelajaran berbicara pada sekolah menengah seharusnya guru ataupun siswa harus mengetahui apa itu berbicara dan tujuannya itu untuk apa. Berbicar aadalah kemampuan mengungkapkan suatu bunyi-bunyi artikulasi (kata-kata) untuk menyampaikan, mengekspresikan ,menyatakan suatu gagasan, pikiran juga perasaan (Tarigan,1993:15). Berdasarkan pengertian ini berbicara tidak sekedar menyampaikan pikiran tetapi perasaan jugaa bisa disampaikan oleh sang pembicara. Adapun tujuan dari berbicara diantaranya :

(1) Informatif

Tujuan informative merupakan tujuan berbicara yang dipilih pembicara ketika ia bermaksud menyampaikan gagasan untuk membangun pengetahuan pendengar. Tujuan ini bermaksud untuk menyampaikan pesan atau gagasan sipembicara agar dapat tersampaikan kepada sipendengar.

(2) Rekreatif

Tujuan rekreatif merupakan tujuan berbicara untuk memberikan kesan menyenangkan bagi diri pembicara dan pendengar. Jenis tujuan ini adalah untuk menghibur pendengar sehingga pendengar menjadi merasa terhibur oleh adanya pembicara. Dengan adanya tujuan rekreatif ini pendengar tidak merasa suntuk oleh pembicaraan si pembicara.

(3) Persuasif

Tujuan persuasif merupakan tujuan pembicaraan yang menekankan daya bujuk sebagai kekuatannya. Dalam tujuan ini maksud pembicara untuk mempengaruhi pendengar.

(4) Argumentatif

Tujuan argumentatif merupakan tujuan berbicara untuk meyakinkan pendengar atas gagasan yang disampaikan oleh si pembicara yang disertai denganalasan-alasan yang logis atas argumen yang disampaikan pembicara.

Keempat tujuan berbicara merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui sebelum seorang pembicara memaparkan gagasannya. Karena jika seorang pembicara tidak mengetahui tujuan berbicara maka tentunya gagasan atau hal yang akan disampaikannya itu tidak akan berhasil, dengan kata lain pembicaraan itupun akan berantakan. Begitupula dengan seorang guru dan siswa dalam kelas jika guru dan siswa dalam kelas jika guru ataupun siswa tidak mengetahui tujuan dari berbicara itu sendiri tentu tidak akan berhasil.

Ditinjau dari prinsip pembelajaran bahasa baik itu secara filsofis. Teori humanisme menyatakan bahwa manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahai sesuatu. Setiap manusia juga memiliki tanggungjawab terhadap pembelajaran mereka masing-masing, mampu mengambil keputusannya sendiri, memlih dan mengusulkan aktivitas yang akan dilakukan, mengungkapkan perasaan dan pendapat mengenai kebutuhan, kemampuan, dan kesenangannya. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan iru semua bekal yang dimiliki siswa sejak lahir itu harus diolah baik itu dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungan keluarga agar dapat berkembang dengan baik.

Jika dilihat dari prinsip pembelajaran bahasa dari sudut pandang pemerolehan bahasa, diantaranya teori kognitivisme yang memandang bahwa perkembangan bahasa akan sejajar dengan perkembangan kognitif/pengetahuan anak. Bahasa akan semakin meningkat jika pengetahuan anak meningkat pula. Jika perkembangan pengetahuan anak tidak meningkat maka kemumgkinan perkembangan bahasanyapun sama tidak akan meningkat.

Tidak hanya itu ditinjau dari sudut pandang pembelajaran bahasa yaitu prinsip kognitip ini lebih menekankan diri pada domain kognitif dengan fokus uatamanya adalah mental dan fungsi intelektual. Prinsip afektif menekankan pada aspek emosional. Prinsip ini akan berkenaan dengan bagaimana cara siswa memandang dirinya, hubungan dengan komunitasnya, dan tentang hubungan emosionalitas antara bahasa dan budaya. Dan yang terakhir prinsip ilmu bahasa berhubungan dengan bahasa itu sendiri. Prinsip ini menghubungkan siswa dengan linguistik yang sangat kompleks sebagai bagian dari keberhasilan mempelajari bahasa.

Pembelajaran berbicara akan berjalan dengan baik jika guru memahami benar prinsip-prinsip pembelajaran berbicara, diantananya:

Pembelajaran berbicara harus ditujukan untuk membentuk kematangan psikologis anak dalam hal berbicara. Gaya berbicara siswa antara satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda. Perbedaan tersebut erat sekali dengan kematangan psikologis seseorang. Gaya bicara seorang anak yang sudak matang psikologisnya tentu gaya bicaranyapun akan berbeda dengan anak yang belum matang psikologisnya.

.Harus melibatakan anak secara langsung berbicara dilakukan dalam berbagaikonteks, karena jika proses berbicara dilakukan secara langsung di depan kelas tentu akan berjalan dengan baik dan dapat dimengerti oleh pendengar juga. Tetapi jika tidak langsung maka hasil yang akan diperoleh juga tidak memuaskan. Harus dilakukan melalui pola pembelajaran interkatif, jika dilakukan cara interaktif tentu akan berhasil. Harus dilakukan sekaligus dengan membekali strategi pembelajaran. Harus pula dilakukan seiring dengan pengukuran kemampuan berbicara secara tepat melalui praktik langsung, pada dasarnya untuk mengukur kemampuan berbicara siswa harus melalui praktik langsung, misalnya dengan cara berpidato di depan kelas, debat dan lain-lain. Kemampuan berbicara anak hendaknya di ukur dan di pantau oleh guru secara berkesinambungan. Dan harus diorientasikan pada pembentukan kemahiran berbicara atau membentuk siswa menjadi pembicara yang kreatif.Pembelajaran berbicara di sekolah menengah harus berorientasi pada empat tujuan diantaranya. Pertama, Membentuk kepekaan siswa terhadap sumber ide, tujuannya mengahruskan pembelajaran berbicara bukan sekedar diorientasikan pada kemampuan praktis siswa berbicara melainkan agar siswa mampu memaknai berbagai fenomena yang ada sebagai sumber menghasilkan gagasan. Kedua, kemampuan siswa menghasilkan ide, tujuan ini berorientasi agar siswa mengolah berbagai ide-ide dasar dengan melibatkan seluruh kemampuan kognitif dan imajinasinya. Siswa dilibatkan menghasilkan bahan pembicaraan secara kreatif .Ketiga, tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran berbicara adalah melatih siswa agar memiliki kemapuan berbicara. Dalam hal ini siswa mengoptimalkan berbaga ipotensi yang dimilikinya menjadi sebuah kekuatan dalam berbicara. Guna untuk mencapai ketiga tujuan itu siswa diharuskan mampu menagkap berbagai sumber ide, mengemas ide, dan terampil dalam menyajikan ide.Agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam keterampilan berbicara, seorang guru harus melakukan pembelajaran berbicara dengan sungguh-sungguh dan siswa juga mengikutinya. Selain itu guru harus menerapkan prinsip pembelajaran berbicara yang disertai teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran berbicara juga harus dilakukan dalam suatu kondisi kondusif yang mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. Disamping adanya teknik dalam pembelajaran, guru juga harus sering melakukan motivasi ke pada siswa agar ingin berbicara.DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Berbicara Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : ReflikaAditama

Tarigan, H.G (1979). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Http//.Wikipedia.org/wiki/keterampilan.berbicara