iii. metode penelitian a. pendekatan dan model …digilib.unila.ac.id/5171/15/bab iii.pdf ·...

22
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah penelitian data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Tohirin 2012) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Dengan pendekatan ini peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan lebih dekat. Ini dapat terjadi karena adanya pelibatan secara langsung dengan subyek di lingkungan subyek, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pelibatan langsung ini akan dapat mengeksplorasi diri subyek, situasi, kondisi, dan peristiwa yang berkaitan dengan penyesuaian diri. Dengan pertimbangan seperti itu, maka peneliti lebih cenderung memilih pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Yang mana dalam hal ini, pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses

Upload: dodieu

Post on 21-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

dengan model penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah penelitian

data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan

dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Tohirin 2012)

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Dengan pendekatan

ini peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan lebih dekat. Ini dapat

terjadi karena adanya pelibatan secara langsung dengan subyek di lingkungan

subyek, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pelibatan

langsung ini akan dapat mengeksplorasi diri subyek, situasi, kondisi, dan

peristiwa yang berkaitan dengan penyesuaian diri.

Dengan pertimbangan seperti itu, maka peneliti lebih cenderung memilih

pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Yang mana dalam

hal ini, pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses

39

pencarian data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara

deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan. Creswell (dalam

Herdiansyah 2010) menyatakan bahwa

“Studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi

dari suatu sistem yang berbatas (bounded system) pada satu kasus atau

beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data

secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang

kaya akan konteks. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif

yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama

kurun waktu tertentu. “

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk studi kasus intrinsik

(intrinsic case study). Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa studi kasus

intrinsik dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang

suatu kasus tertentu. Peneliti telah menggali lebih dalam mengenai

penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Penyimbang Bandar Lampung tahun

ajaran 2013/2014. Beralamat di jalan Teuku Umar Gang Suci, Kedaton,

Bandarlampung. Penelitian berlangsung dari tanggal 5 Oktober 2013 hingga

10 Januari 2014.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah satu orang siswa penyandang tunagrahita yang

ada di SMP Penyimbang Bandar Lampung. Pertimbangan dalam pemilihan

subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan

psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan

kognitif yang terbatas, skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia

40

kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi

verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri..

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

wawancara semiterstruktur, observasi partisipatif dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Menurut Gorden (dalam Herdiansyah 2010) mendefinisikan wawancara

merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan

untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi metode pengumpulan data

yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Untuk

mendukung pencarian data dalam penelitian ini menggunakan jenis

wawancara semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam

kategori wawancara mendalam (indepth interview), dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara bersifat umum

yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput.

2. Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian ini juga didukung dengan observasi..

Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai

suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku

secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu

41

kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipatif.

Dalam hal ini, seorang peneliti dituntut untuk sebanyak-banyaknya

mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang

diteliti. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa

penyandang tunagrahita dalam penyesuaian diri di sekolah. Menurut

Herdiansyah (2010) Teknik observasi digunakan untuk melihat atau

mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang

yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Metode

ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data

untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri

siswa penyandang tunagrahita.

Teknik observasi yang digunakan adalah behavioral checklist yang

merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan

keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi

dengan memberikan tanda cek (√) jika perilaku yang diobservasi muncul.

Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti akan mencantumkan atau

menuliskan indikator perilaku yang mungkin dimunculkan oleh observe

atau subyek penelitian. Selain menggunakan teknik observasi behavioral

checklist peneliti juga menggunakan teknik anecdotal record dengan tipe

deskripsi umum. Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa anecdotal record

merupakan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi

42

dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang

khas, unik dan penting yang dilakukan oleh subjek penellitian.

Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan

merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna. Catatan

tersebut harus selengkap mungkin sesuai dengan kejadian yang sebenarnya

tanpa mengubah kronologisnya. Dalam metode anecdotal record peneliti

juga dapat menafsirkan makna dari perilaku yang muncul, menurut

pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang penafsiran dan makna

menurut peneliti berfungsi sebagai pendukung dari makna yang

sebenarnya.

3. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah

studi dokumentasi. Menurut Herdiansyah (2009) studi dokumentasi

merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat

atau menganalisa dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau

oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi untuk mendapatkan

gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan

dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam studi kasus ini adalah peneliti sendiri. Instrumen atau

alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian. Menurut

Herdiansyah, H. (2010) peneliti sendiri yang berfungsi penuh dan terlibat aktif

43

dalam penelitian ini. Peneliti sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan

dalam proses penelitiannya, berhasil menjadi satu dengan subjek penelitian

beserta lingkungan sosialnya dan kepercayaan telah diraihnya dengan baik.

Tetapi di sisi lain peneliti tetap sedang melakukan penelitian. Tidak dapat

dipisahkan antara fungsi peneliti sebagai instrumen dan sebagai peneliti itu

sendiri.

Keberhasilan penelitian terletak pada keterampilan dan kecakapan peneliti

untuk menggali informasi dan menginterpretasikan informasi serta membina

kedekatan (rapport) dengan subjek dan informan. Peneliti juga mengevaluasi

jalannya penelitian yang dilakukan untuk tetap pada jalur tujuan yang

diinginkan dan tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan metodologis yang

benar.

F. Analisa Data

Melakukan anilisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu

fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan

terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap

bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan

keterkaitannya. Data yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis agar dapat

disimpulkan dan mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian, untuk itu

dibutuhkan analisis data yang tepat. Analisis dilakukan pada semua data yang

terkumpul, baik dalam bentuk coretan atau catatan, hasil wawancara dalam

bentuk rekaman, dokumen, foto-foto dan sebagainya.

44

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles

dan Huberman. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan

Huberman terdiri atas empat tahapan yang akan dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum

penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya,

proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa

konsep atau draf. Bahkan, Creswell (dalam Herdiansyah, 2010)

menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berfikir dan

melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Intinya adalah

proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen

atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan

proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pengumpulan data dapat berupa

coretan, catatan peneliti, hasil pengamatan, hasil wawancara karena hasil

dari aktivitas tersebut adalah data yang akan menunjang hasil penelitian.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang

peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang

banyak. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan

penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi,

hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai

dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan

45

diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan

dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi

diformat menjadi skrip analisis dokumen.

3. Display data atau penyajian data

Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpul data

dan telah berbentuk tulisan (script), langkah selanjutnya adalah melakukan

display data. Pada prinsipnya, display data adalah mengolah data setengah

jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur

tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema)

ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema yang sudah

dikelompokkan dan dikategorikan.

Kemudian tema tema tersebut dipecah kedalam bentuk yang lebih konkret

dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan

memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim

wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Jadi secara urutan akan ada

tiga tahapan dalam display data yaitu : kategori tema, subkategori tema,

dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama

lain.

4. Mengambil kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis

data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan pada penelitian

kualitatif menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

46

diajukan sebelumnya dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan

penelitian tersebut.

Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model Miles

dan Huberman secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh

subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan

pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim

wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip

langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah

ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh

informan.

Jika dapat disimpulkan terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam

tahap kesimpulan/verifikasi. Pertama, menguraikan subkategori tema

dalam bentuk tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote

verbatim wawancaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian

dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/ komponen/

faktor/ dimensi dari central phenomenon penelitian. Ketiga, membuat

kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan penjelasan dari

jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan

Jika ketiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, hal tersebut

mengindikasikan bahwa secara analisis data kualitatif, penelitian yang

dilakukan telah selesai dan peneliti telah memiliki hasil atau jawaban dari

pertanyaan penelitian.

47

G. Uji Keabsahan Data Penelitian

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Sebuah penelitian

merupakan kerja ilmiah, untuk melakukannya mutlak dituntut secara

objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam sebuah penelitian maka

validitas dan reliabilitas harus dipenuhi jika tidak maka proses penelitian itu

perlu dipertanyakan keilmiahannya. Tidak terkecuali model studi kasus dalam

penelitian kualitatif keabsahan datanya pun harus di uji dengan beberapa

teknik. Moleong (dalam Iskandar, 2008) menyatakan bahwa untuk

menetapkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif diperlukan beberapa

teknik pemeriksaan antara lain :

1. Objektivitas (Confirmability)

Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk

mencapai kondisi obyektif. Adapun kriteria objektivitas jika memenuhi

syarat sebagai berikut:

a) Desain penelitian dibuat secara baik dan benar

b) Fokus penelitian tepat

c) Kajian literatur yang relevan

d) Instrumen dan cara pendataan yang akurat

e) Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan

penelitian

f) Analisis data dilakukan secara benar

g) Hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

2. Kesahihan internal (Credibility)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

kesimpulan penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang

48

tepat. Penjaminan keabsahan data melalui kesahihan internal dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan

yaitu :

a) Perpanjangan pengamatan

Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) bahwa peneliti adalah

instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam

proses pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Kemudian dengan adanya

perpanjangan pengamatan peneliti dapat menguji ketidakbenaran

informasi yang diperoleh.

b) Meningkatkan ketekunan pengamatan

Dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan peneliti sangat

diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial

dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan

perhatian secara rinci dan mendalam.

c) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap suatu data.

Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) penelitian yang

menggunakan teknik triangulasi dalam pemeriksaan melalui

sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda.

49

3. Kesahihan eksternal (Transferability)

Menurut Danim (dalam Iskandar, 2008) kriteria kesahihan eksternal

meminta peneliti kualitatif untuk menghasilkan penelitian yang dapat

mendeskripsikan rekonstruksi realita secara lengkap dan detail

sebagaimana dikonstruksikan oleh responden penelitiannya. Dengan cara

seperti diatas memungkinkan orang lain untuk mengenali situasi tempat

penelitian baru yang memiliki kesamaan dengan situasi tempat penelitian.

Apabila pembaca dapat memperoleh informasi yang jelas tentang temuan

penelitian, maka dapat dikatakan data penelitian tersebut sudah memenuhi

kriteria kesahihan eksternal.

4. Keterandalan (Defendenbility)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian

berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian

yang sama sekali lagi. Dalam metodelogi penelitian pendidikan dan sosial

Iskandar (2008) menerangkan bahwa untuk menguji dan tercapai

keterandalan atau reliabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali

penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang penelitiannya dalam

suatu kondisi yang sama dan hasil yang esesnsialnya sama, maka

dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi.

H. Prosedur Penelitian

Melakukan sebuah penelitian berarti melakukan sebuah proses ilmiah, dimana

salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah penelitian yang sistematis.

50

Sistematis memiliki makna bahwa di dalam suatu proses penelitian harus

terdapat prosedur yang jelas dalam pelaksanaannya.

1. Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yang diawali dengan

perumusan masalah dan memunculkan pertanyaan penelitian baik

pertanyaan utama maupun pertanyaan tambahan Pertanyaan utama dalam

penelitian ini adalah: apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses

penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita? Dan pertanyaan

tambahannya yaitu seperti apakah keterbatasan siswa penyandang

tunagrahita?

2. Setelah itu peneliti mulai terjun ke lapangan tempat penelitian. Peneliti

mulai mengumpulkan data yang relevan mengenai penyesuaian diri siswa

penyandang tunagrahita dengan terlebih dahulu mencari calon subjek.

Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut;

1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang

tunagrahita sedang,

2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas dengan skor IQ 42 pada

Skala Binet,

3) Memiliki usia kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun,

4) Mampu berkomunikasi verbal, dan

5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri.

Penentuan subyek ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara

kepada psikolog, orang tua dan terapis yang berkaitan dengan

penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita tersebut.

51

Peneliti mengenal subjek sejak dua tahun terakhir di klinik terapi Anak

berkebutuhan khusus Special Need Theraphy Service (SNETS) Lampung

di bawah naungan Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI). Melalui data

yang direkomendasikan guru subjek saat duduk di kelas VI di SDN 1

Labuhan Ratu. Data tersebut merupakan daftar siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Selain itu, Guru dan wali kelas menceritakan

pengalaman mengajar dan hasil prestasi belajar yang menurun. Setelah

proses pendataan, WH diterima mendapat pelayanan terapi gratis di

SNETS.

Kegiatan diawali dengan melakukan assessment pada WH oleh psikolog

dan memberikan program yang dibutuhkan WH oleh case manager. Dari

hasil assessment terdapat beberapa anak lain dengan hasil diagnosis

mengalami gangguan tunagrahita. Namun, tidak semua siswa penyandang

tunagrahita dipilih menjadi subyek melainkan melalui kriteria yang telah

dibuat. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan

dengan subjek dan informan penelitian. Peneliti melalukan pre-elementary

dengan wawancara dan observasi yang berkaitan dengan penyesuaian diri

subjek.

3. Setelah ditemukannya subjek, peneliti memulai mengumpulkan data.

Pengumpulan data dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung dengan

teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur, observasi dan studi

dokumentasi.

52

1. Wawancara semi terstruktur

Dalam penelitian ini, wawancara menjadi teknik pengumpulan data

yang utama pencarian data. Jenis wawancara yang digunakan yaitu

semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori

wawancara mendalam (indepth interview). Data yang diperoleh

melalui wawancara berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses penyesuaian diri dan keterbatasan siswa sebagai

penyandang tunagrahita. Indikator yang akan diungkap dalam faktor-

faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang

tunagrahita meliputi:

1. Kondisi fisik yaitu kesehatan fisik

2. Kepribadian yang meliputi kemauan yang kuat untuk berubah,

pengaturan diri dan realisasi diri

3. Pendidikan yang meliputi proses belajar, latihan, pengalaman

4. Lingkungan diantaranya lingkungan rumah dan sekolah

5. Agama serta Budaya

Pengumpulan data selama penelitian dilakukan di SMP Penyimbang

Bandarlampung. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian

untuk mendapat data terkait kemampuan penyesuaian diri, kondisi fisik

dan kepribadian subjek. Dua orang wali kelas subjek saat di kelas VII

dan kelas VIII sekaligus sebagai guru mata pelajaran dengan jalan

tanya jawab agar memperoleh data yang berkenaan dengan kondisi

subjek, faktor pendidikan dan situasi lingkungan sekolah yang

53

mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tungrahita

serta data yang berhubungan dengan keterbatasan subjek.

Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pemilik yayasan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan faktor pendidikan dan

lingkungan sekolah. Orangtua siswa yang merasakan langsung proses

penyesuaian diri subjek untuk memperoleh data mengenai perilaku

subjek di rumah dan lingkungan rumah, kondisi fisik subjek dan agama

serta budaya. Data yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan

sekolah dan keterbatasan subjek didapatkan dari satu orang teman

sekelas subjek. Satu orang psikolog memberikan informasi terkait

faktor kepribadian dan pendidikan.

2. Observasi Checklist dan Anecdotal Record.

Pengumpulan data dalam penelitian ini didukung dengan observasi.

Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi

sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta

merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan

untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini mengunakan jenis

observasi partisipatif.

Pengambilan data mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek

dilakukan dengan teknik observasi Behavior checklist. Hasil dari

observasi ini berupa keterangan mengenai muncul atau tidaknya

perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√) jika

54

perilaku yang diobservasi muncul. Sedangkan untuk hasil dari

observasi Anecdotal record berupa catatan mengenai berbagai hal yang

dianggap penting mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek.

Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam

pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena

permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.

Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang

tunagrahita dalam menunjukan kemampuan penyesuaian diri yang baik

di sekolah.

Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti mencantumkan atau

menuliskan indikator perilaku penyesuaian diri yang baik yang

mungkin dimunculkan oleh subyek penelitian. Indikatornya meliputi;

1. Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya

2. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di

luar dirinya secara objektif

3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang

ada pada dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya

4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes dan tidak kaku,

sehingga menimbulkan rasa aman, tidak dihantui oleh kecemasan

dan ketakutan

5. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran

6. Bersifat terbuka dan sanggup menerima umpan balik

7. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi

8. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras

55

dengan hak dan kewajibannya.

Observasi Behavior checklist dan Anecdotal record dilakukan

bersamaan saat dan setelah penelitian. Untuk mendapatkan hasil

pengamatan perilaku penyesuaian diri subjek Pengumpulan data

sebanyak 2 kali sebelum penelitian dan 5 kali setelah penelitian

dilakukan pada waktu berikut.

I. 12 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00

II. 17 Oktober 2013 pukul 11.00 s.d 15.00

III. 18 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00

IV. 22 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00

V. 10 Januari 2014

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dengan melihat atau menganalisa dokumen-

dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri dan orang lain tentang

subjek. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan yaitu

hasil pemeriksaan psikologis subjek, data diri subjek dan keluarga,

catatan pemeriksaan riwayat tumbuh kembang anak, hasil tulisan

subjek, rekap nilai latihan dan ujian, foto-foto dan rekaman video.

4. Setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data.

Analisis data yang digunakan menggunakan Teknik Miles & Huberman.

56

Ada empat tahapan yang digunakan dalam Teknik Miles & Huberman

yaitu:

1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian.

Proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih

berupa konsep atau draf. Peneliti melakukan analisis ketika penelitian

kualitatif baru dimulai. Data terkumpul melalui wawancara, observasi

dan studi dokumentasi, setelah semua data terkumpul peneliti

selanjutnya menganalisis data.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman

segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script)

yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi

dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan

formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan

diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan

temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi

dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen.

Data yang telah diperoleh direduksi ke dalam pola-pola tertentu.

Untuk memperlihatkan hubungan antara kategori data menurut subjek,

informan, waktu penelitian peneliti menggunakan matriks kerja dalam

bentuk tabel ringkasan perbandingan. Tabel ringkasan perbandingan

57

berisi kutipan langsung dari transkip verbatim dari masing-masing

informan yang memberikan informasi sesuai kategori tema. Terdapat

dua tabel ringkasan perbandingan yaitu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita

dan keterbatasan siswa penyandang tunagrahita.

3. Display data atau penyajian data

Langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Secara urutan

akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu: kategori tema,

subkategori tema dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling

terkait satu sama lain. Pada tahap ini dilakukan kategorisasi tema

artinya memilah-milah dan menyatukan tema yang memiliki

kesamaan, setelahnya dilakukan interpretasi kategori tersebut sehingga

memunculkan skema-skema spesifik yang dinamakan subkategori

tema.

Berdasarkan kategori tema yang dipertajam menjadi subkategori tema

kemudian dilakukan proses pengkodean. Pada tahap ini, peneliti

menggunakan tabel kategorisasi, bebentuk kalimat pasif dan kalimat

berdasarkan peneliti itu sendiri. Proses memasukan atau

mencantumkan pernyataan-pernyataan subjek dan informan kemudian

memberi kode pada setiap pernyataan tersebut.

58

4. Mengambil kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain

analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan

berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum

pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan

disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang

diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan

berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti

sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan.

Untuk mempermudah mengambil kesimpulan dalam penelitian ini

digunakan tambahan teknik analisis data segmenting menurut Tesch

(dalam Santoso dan Royanto, 2009:72) dengan membuat uraian

tentang setiap partisipan (analisis intra-subyek) dan analisis antar

partisipan (analisis inter-subyek). Analisis intra-subyek menguraikan

secara rinci mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, keluarga,

kebiasaan dan hal-hal yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu,

peneliti juga akan memaknai setiap informasi berkaitan dengan topik

penelitian yang didapatkan dari partisipan. Analisis data inter-subyek

dilakukan karena dalam penelitian ini partisipan terdiri lebih dari satu

orang. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan satu partisipan

dengan partisipan yang lain. Dengan begitu akan diperoleh pola atau

konsistensi aspek yang diteliti.

59

Selanjutnya dilakukan segmenting, yang merupakan “teknik analisis

data dimana data yang diperoleh berupa transkrip diambil satu bagian

tertentu, kemudian bagian tersebut diinterprestasikan sesuai dengan

teori atau konsep yang telah dikemukakan”. Tahap akhir adalah

menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan tentang

faktor-faktor penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita di SMP

Penyimbang Bandarlampung dan keterbatasan subjek sebagai siswa

penyandang tunagrahita.

Hal lain yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah adanya unsur

etika yang harus dijunjung tinggi karena melibatkan subjek manusia.

Hal ini menyangkut masalah prinsip konfidensialitas dan privasi yang

dapat diartikan sebagai usaha maksimal dari peneliti untuk menjaga

kerahasiaan atribut dari subjek yang diteliti untuk tetap dalam domain

pribadi subjek dan bukan berubah menjadi domain publik atau umum.

Atribut subjek yang peneliti maksud adalah berupa identitas subjek dan

informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini nama subjek dan

informan akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial huruf saja.