iii kerangka pemikiran 3.1 kerangka pemikiran teoritis 3.1.1 konsep … · 2015-08-29 · tiga...
TRANSCRIPT
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh
para ahli. Menurut Stephanie K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan mamaksimalkan
keterbatasan (Wheelen dan Hunger, 2003).
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi
mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu
mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi
perusahaan. Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadi kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (David, 2009).
3.1.2 Hirarki Strategi
Suatu perusahaan bisnis mempunyai tiga tingkatan level strategi yaitu
korporasi, divisiona,l dan fungsional (Hunger dan Wheelen, 2003). Pertama,
strategi korporasi merupakan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap
perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai
bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
Strategi korporasi juga meliputi pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe
bisnis perusahaan, arus keuangan, dan hubungan antara perusahaan dengan
kelompok utama dalam lingkungan perusahaan.
Kedua, strategi fungsional merupakan strategi yang memaksimalkan pada
sumber daya produktivitas. Strategi fungsional mengembangkan strategi untuk
mengumpulkan berbagai kompetensi guna memperbaiki kinerja. Ketiga, strategi
divisional merupakan strategi yang dikembangkan pada level divisi dan
15
menunjukkan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa
perusahaan dalam industry atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut.
Strategi divisional mengarah pada peningkatan laba dalam produksi dan penjualan
barang dan jasa yang dihasilkan. Strategi ini pun mengintegrasikan berbagai
kegiatan fungsional untuk mencapai tujuan divisi.
Tiga level strategi tersebut membentuk hirarki strategi dalam suatu
perusahaan. Pelaksanaan khusus hirarki strategi sangat bervariasi dalam suatu
perusahaan. Menurut hirarki strategi, Gapoktan Silih Asih berada pada tingkatan
level strategi divisional karena memiliki divisi-divisi tertentu meliputi beras
“SAE”, pupuk offer, peternakan, dan perikanan. Penelitian ini hanya terbatas pada
divisi beras “SAE”.
3.1.3. Model Manajemen Strategis Komprehensif
Manajemen strategis merupakan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David,2009).
16
Gambar 1 . Model Manajemen Strategis Komprehensif Sumber : David (2009)
3.1.4 Formulasi Strategi
Model manajemen strategis komprehensif menurut David tahun 2009
terdiri dari tiga unsur utama yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan
evaluasi strategi. Penelitian ini hanya dibatasi pada tahap formulasi strategi.
Formulasi strategi merupakan suatu proses untuk merancang, menyeleksi, dan
memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dan serangkaian strategi yang
disusun untuk mencapai tujuan organisasi. Gapoktan Silih Asih dipandang sebagai
perusahaan, oleh karena itu untuk memformulasikan strategi dapat dilakukan
dengan mengaudit faktor internal dan eksternal, mengembangkan visi dan misi,
menetapkan tujuan jangka panjang dan dijadikan dasar dalam membuat dan
mengevaluasi strategi.
Evaluasi Strategi
Implementasi Strategi
Formulasi Strategi
Menjalankan Audit
Eksternal
Merumuskan Mengevaluasi dan Memilih
Strategi
Implementasi Strategi-isu Manajemen
Implementasi strategi isu-isu
pemasaran, keuangan, akutansi,
penelitian dan pengembangan, sistem informasi
Mengukur dan
Mengevaluasi Kinerja
Menjalankan Audit Internal
Menetap-kan Tujuan
Jangka Panjang
Mengem-bangkan
Pernyataan Visi dan
Misi
17
3.1.5 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi merupakan pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapai di masa
depan dan misi merupakan pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi.
Sebuah pernyataan visi yang jelas menjadi dasar bagi pengembangan pernyataan
visi yang komprehensif. Pernyataan visi haruslah singkat, diharapkan satu
kalimat, dan sebanyak mungkin manajer diminta masukannya dalam proses
pengembangannya. Pernyataan misi menjelaskan ingin menjadi apa suatu
organisasi dan siapa sajakah yang coba dilayaninya. Pernyataan visi dan misi yang
disiapkan secara cermat diakui secara luas baik oleh praktisi maupun akademisi
sebagai langkah pertama dalam manajemen strategis.
Menurut David (2006), enam alasan pentingnya menetapkan pernyataan
visi dan misi yaitu :
1. Memastikan adanya kesatuan tujuan dalam organisasi
2. Menjadi landasan dalam mengalokasikan sumberdaya organisasi
3. Menciptakan iklim organisasi yang sama
4. Sebagai acuan bagi setiap individu dalam memahami tujuan dan arah
organisasi
5. Memfasilitasi penerjemahan tujuan organisasi ke struktur kerja
6. Menjelaskan tujuan organisasi dalam menerjemahkan tujuan menjadi
beberapa sasaran kegiatan
Tujuan mendasar yang membedakan suatu perusahaan dari perusahaan
lain yang sejenis dan yang menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk
dan pasar didefinisikan sebagai misi perusahaan. Misi ini mengandung filosofi
bisnis dari para pengambil keputusan strategik perusahaan, menyiratkan citra yang
ingin dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, dan
mengidentifikasikan bidang produk atau jasa utama perusahaan serta kebutuhan
utama pelanggan yang akan dipenuhi perusahaan ( Pierce dan Robinson, 1997)
3.1.6 Audit Eksternal
Analisis lingkungan eksternal diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Pada umumnya
lingkungan eksternal berada di luar kontrol perusahaan. Interaksi lingkungan
18
eksternal akan berpengaruh terhadap realisasi misi perusahaan karena pada
hakikatnya kondisi lingkungan ekternal berada di luar kendali perusahaan.
Lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
1) Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada
dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang
diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi (PEST).
a) Faktor Politik
Faktor penting bagi para pengusaha untuk terus berusaha diantaranya
adalah arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah. Situasi politik
yang tidak kondusif dapat menimbulkan dampak bagi perkembangan
usaha, begitu pula sebaliknya. Hal yang harus diperhatikan adalah undang-
undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang
perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang
keamanan dan kesehatan kerja, sistem perpajakan, dan sebagainya.
b) Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim
bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk
pula iklim berbisnis. Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat
hendaknya mempertahankan dan meningkatkan kondisi ekonomi
daerahnya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah siklus bisnis,
ketersediaan energi, suku bunga, inflasi, investasi, harga produk dan jasa,
produktivitas, dan tenaga kerja.
c) Faktor Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan
Berubahnya kondisi sosial masyarakat yang terjadi harus dapat diatasi oleh
perusahaan karena hal tersebut akan memengaruhi keberlangsungan
perusahaan.
d) Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi yang semakin baik akan mendorong dalam
perkembangan suatu bisnis ataupun bidang yang mendukung kegiatan
bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru tetapi
19
juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Setiap kegiatan usaha yang akan dijalankan
selalu mengikuti perkembangan teknologi yang diterapkan pada produk
dan jasa.
2) Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri dilakukan dengan menggunakan konsep
competitive strategy yang dikemukakan oleh Michael E. Porter. Competitive
strategy menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang
disebut Lima Kekuatan Bersaing, yaitu :
1. Ancaman masuknya pendatang baru
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada
rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah
ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan
ini besar atau pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras
dari pelaku usaha lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan menjadi
rendah. Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri
tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat.
2. Ancaman produk pengganti
Perusahaan dalam suatu industri akan bersaing dengan produk pengganti.
Meskipun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produksi kuat apabila konsumen dihadapkan pada
switching cost yang lebih rendah dan jika produksi substitusi harganya lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk industri.
3. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pembeli menjadi pesaing suatu industri dengan cara tawar-menawar untuk
harga yang lebih rendah, mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik,
semuanya dengan mengorbankan kemampulabaan industri. Kekuatan dari tiap-
tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah
karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari
industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan dari bisnis pembeli
tersebut.
20
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan menaikkan
harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok dapat menggunakan
kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan
menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok
yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu
mengimbangi kenaikan harganya. Kondisi yang membuat pemasok kuat
cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat.
5. Tingkat persaingan di antara pesaing yang ada (perusahaan sejenis)
Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti perang iklan,
persaingan harga, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan
kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan
adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada sebagian
besar industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong
perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaan-
perusahaan saling tergantung satu sama lain.
3.1.7 Audit Internal
Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan terhadap
situasi dalam perusahaan, dan tahap pengkajian faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan dalam suatu perusahaan. Lingkungan internal terbagi
menjadi enam bagian yakni manajemen; pemasaran; keuangan atau akuntansi;
produksi atau operasi; penelitian dan pengembangan; dan sistem informasi
komputer. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus
mempunyai orientasi litbang yang kuat (David 2009).
Landasan penting dari anlisis lingkungan internal adalah pengertian
mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan
peluang dan ancaman yang ada di lingkungan .
21
1. Manajamen
Fungsi Manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengendalian, dan pengolahan staf.
Manajemen dilakukan pada struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan.
Manusia merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan.
2. Pemasaran
Proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi
kebutuhan dan keinginan atas barang dan jasa. Adapun tujuh fungsi
pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk dan jasa, penetapan
harga, perencanaan produk dan jasa, distribusi, riset pemasaran, dan analisa
peluang.
3. Keuangan
Indikator terbaik posisi kompetitif dan daya tarik perusahaan. Likuiditas,
solvabilitas, modal kerja, keuntungan, pemanfaatan harta, arus kas, dan modal
saham dapat mengurangi sejumlah hal yang dianggap feasible atau dapat
dilaksanakan. Fungsi keuangan terdiri dari tiga keputusan yaitu investasi,
finansial dan deviden. Keputusan keuangan berkaitan dengan struktur modal
terbaik untuk perusahaan dan meneliti berbagai metode yang meningkatkan
modal
4. Produksi atau operasi
Kegiatan produksi operasi perusahaan dapat dilihat dari keteguhan dalam
prinsip efisiensi, produktivitas, dan efektivitas. Fungsi produksi dari suatu
usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan barang dan jasa.
5. Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan membutuhkan penelitian dan pengembangan yang kuat agar
dapat bertahan dan berkembang. Anggaran Litbang diarahkan pada
pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya dan
memperbaiki proses manufaktur untuk mengurangi biaya.
6. Sistem Informasi Manajemen
Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan
menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem
22
manajemen informasi adalah meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara
meningkatkan kualitas keputusan kerja.
3.1.8 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai
tujuan jangka panjang. Hal ini berarti tujuan jangka panjang merupakan hasil yang
diharapkan dari penerapan strategi saat ini. Sifat dari tujuan jangka panjang
ialah kuantitatif, terukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hierarkis, dapat
dicapai, dan selaras antar unit organisasi. Tujuan biasanya dinyatakan dalam
bentuk pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar,
tingkat dan sifat diversivikasi, tingkat dan sifat integrasi vertikal, laba bersih per
saham, dan tanggung jawab sosial.
3.1. 9 Merumuskan, Menetapkan dan Memilih Strategi
Analisis dan pilihan strategi berguna untuk menentukan alternatif tindakan
untuk mencapai misi dan tujuan dengan cara yang terbaik. Strategi, tujuan, dan
misi perusahaan digabungkan dengan informasi audit internal dan eksternal
sehingga memberikan dasar untuk menghasilkan dan mengevaluasi strategi yang
layak. Alternatif strategi diturunkan dari visi, misi, tujuan, audit eksternal, audit
internal perusahaan dan konsisten dengan strategi masa lalu yang telah berhasil
dijalankan. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan dalam perumusan,
penetapan dan pemilihan strategi antara lain:
3.1.9.1 Matriks EFE dan IFE
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal yang
menyangkut ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, lingkungan,
pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan
berada dan data eksternal lainnya yang relevan. Sedangkan Matriks IFE
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi dapat
dilakukan dari beberapa fungsional perusahaan yaitu aspek manajemen, keuangan,
SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi.
23
3.1.9.2 Matriks IE (Internal-Eksternal)
Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan matriks yang digunakan pada
tahap pencocokan (The Matching Stage) pada proses manajemen strategi. Matriks
IE merupakan matriks yang memadukan atau mencocokan hasil pembobotan IFE
dan EFE. Pada Matriks IE, terdapat dua dimensi dengan total skor dari matriks
IFE pada sumbu X dan total skor dari Matriks EFE pada sumbu Y. Hasil dari
pencocokan tersebut akan terangkum dalam matriks IE yang mempunyai sembilan
sel yang akan menunjukkan posisi perusahaan di dalam industri.
3.1.9.3 Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah sebuah pencocokan yang penting yang membantu
para manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu Strategi S-O
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi S-T
menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak dari ancaman eksternal. Strategi W-T adalah taktik defensive yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal (David, 2009).
3.1.9.4 Matriks QSP (QSPM)
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk
melakukan evaluasi pilihan strategi alternative secara objektif, berdasarkan key
success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasi. Jadi, secara
konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative
attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk
menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan.
(Umar, 2008)
3.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha sudah cukup banyak
dilakukan tetapi Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik di Desa
Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor belum ada. Pada umumnya
24
tujuan dalam penelitian strategi pengembangan usaha adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi
perusahaan, merumuskan alternatif strategi yang paling sesuai, dan penting bagi
pengembangan usaha.
Rohmiatin (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian Sehat di Desa Pasir
Buncir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Faktor internal yang
mempengaruhi yaitu :
1) Manajemen
Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan dibuat berdasarkan musyawarah, program keja, penilaian hasil kerja
yang dilakukan oleh manajemen DD-Republika secara langsung maupun tidak
langsung.
2) Pemasaran
Pemasaran yang dikoordinir oleh manajer umum ke agen-agen penjual
beras sehat/organik sekaligus memasarkan produk saprotan ke outlet pertanian
yang tersebar di Jakarta dan Bogor, ketetapan harga jual disepakati oleh petani
maupun LPS.
3) Keuangan
Sumber dana berasal dari bantuan/subsidi yang berasal dari Dompet
Dhuafa Republika, laporan keuangan LPS masih belum terkomputerisasi secara
lengkap.
4) Produksi
Produk input pertanian yaitu berupa pupuk organic dengan nama VIR-X
dan pupuk OFER.
5) Penelitian dan pengembangan
Teknologi sarana produksi pertanian yang ramah lingkungan yaitu produk
saprotan pupuk dan pestisida alami, transfer teknologi pembuatan pupuk LPS
dilakukan melalui pembinaan petani kader yang dapat memanfaatkan sumber daya
local, LPS membantu uji laboratorium bahan baku yang dihasilkan.
25
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu :
1) Faktor ekonomi
Permintaan beras organik dipengaruhi oleh peningkatan kesadaran akan
bahaya pestisida, inflasi harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik namun
penjualan beras LPS tidak merugikan petani.
2) Faktor lingkungan
Usaha beras organik rentan terhadap pengaruh iklim dan cuaca. Faktor
kebijakan pemerintah meliputi Adanya program Go Organik 2010 yang
dicanangkan Pemerintah,acuan mengenai pertanian organic diatur oleh SBI No.
01-6729-2002.
3) Faktor teknologi
Teknologi yang digunakan LPS belum cukup modern artinya teknologi
yang dipakai masih manual dan saprotan yang dibuat LPS masih terbatas karena
bahan bakunya terbatas
4) Faktor pesaing
Pesaing yang dihadapi LPS adalah dari hasil pertanian non organik,
pesaing yang sudah dikenal di masyarakat adalah beras organic UFO, beras
organic raos dan pulen, beras organic pelopor dari sragen.
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan
dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan yaitu memiliki prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan,
produk memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tinggi, memiliki jejaring DDR
di berbagai daerah, dan memiliki dukungan produksi saprotan yang cukup
lengkap. Sedangkan yang menjadi kelemahan yaitu sarana dan prasarana yang
terbatas, harga jual lebih mahal disbanding beras non organik, jumlah sumber
daya manusia yang terbatas, promosi yang belum intensif, modal kerja terbatas.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada
perusahaan yaitu terbatasnya suplai pangan yang ramah lingkungan di pasar, tren
pertanian organik, kemanan produk pangan, kerjasama dengan pihak pemerintah
daerah, dan permintaan pasar terhadap beras organik masih terbuka luas.
Sedangkan yang menjadi ancaman yaitu adopsi teknologi ramah lingkungan
26
belum berkesinambungan, adanya kompetior pangan organik, dan daya beli
masyarakat rendah. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE,
SWOT dan QSPM.
Dudiagunoviani (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum
Jempol. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu :
1) SDM
Kelompok tani Cibeureum Jempol terdiri dari seorang ketua sekaligus
pendiri yaitu Bapak Amin, Kelompok tani ini memiliki 40 anggota, sistem
kerja di kelompok tani Mulyaharja ini adalah sistem padat karya, sehingga
keharmonisan didalamnya sangat diperlukan dalam proses kerjanya.
2) Keuangan
Modal awal kelompok tani Cibeureum Jempol berasal dari milik
Bapak Amin selaku pendiri dan modal pinjaman. Pada sistem keuangannya,
kelompok tani ini masih digunakan sistem keuangan yang sederhana.
3) Produksi dan operasi
Kelompok tani Cibeureum Jempol memiliki kelompok tani yang terdiri
dari petani penggarap dan petani pemilik sekaligus penggarap. Bibit yang
dikembangkan adalah bibit yang berasal dari saran pemerintah (Dinas Agribisnis
Bogor).
4) Penelitian dan pengembangan
Kelompok tani Cibeureum Jempol melakukan uji coba terlebih dahulu
untuk jenis produk yang akan dikembangkan. Uji coba dilakukan diatas lahan
milik ketua kelompok seluas 2.500 m2.
5) Pemasaran
Produk yang dihasilkan kelompok tani ini yaitu beras organik dengan
harga Rp 6.500-12.000 per kg, sistem penetapan harga didasarkan pada harga
pasar sehingga produk yang dihasilkan kelompok tani ini dapat bersaing dengan
sehat dengan produk yang ada di pasar, saluran distribusi kelompok tani ini
pendek karena dari kelompok tani langsung ke swalayan kemudian ke konsumen
akhir atau dari kelompok tani langsung ke konsumen akhir, dan kelompok tani ini
27
juga melakukan promosi dengan membagikan brosur serta dari mulut ke mulut
melalui para konsumennya.
Sedangkan yang mempengaruhi factor eksternal yaitu :
1) Faktor ekonomi
Kontribusi sektor pertanian terhadap tingkat PDB masih cukup besar. Pada
triwulan III tahun 2008 terhadap triwulan III tahun 2007 tingkat PDB pertanian
tumbuh sehingga memberi kontribusi sebesar 2,4 persen terhadap PDB nasional.
2) Faktor teknologi
Kelompok tani Cibeureum Jempol terus dikembangkan teknik
budidaya beras organik secara tepat.
3) Kebijakan pemerintah
Adanya program Go organic yang dicanangkan pemerintah melalui
Departemen Pertanian secara tidak langsung dapat membangun gairah para petani
kelompok tani Cibeureum Jempol untuk tetap mengembangkan usahanya
dalam memproduksi beras organik.
4) Faktor Sosial dan budaya
Usaha beras merupakan usaha agribsinis yang sangat rentan terhadap
pengaruh iklim dan cuaca. Komoditas pertanian termasuk beras yang memiliki
sifat yang mudah rusak.
5) Demografi
Semakin bertumbuhnya peningkatan penduduk maka permintaan akan
bahan pangan utama ini yaitu beras semakin meningkat juga.
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan
dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki yaitu
memiliki pimpinan yang berjiwa sosial dan bertanggung jawab, memiliki
produk yang ekonomis dan bersertifikasi organik dengan nomor
215A/RSS/MK/DN/VIII/07, memiliki dukungan penggilingan yang cukup baik dan
lengkap, sudah mampu dilakukannya uji coba dan pengembangan terhadap
komoditas padi organik unggulan pada lahan milik sendiri. Sedangkan yang menjadi
kelemahan yaitu terjadinya konversi lahan dari pertanian ke non pertanian sehingga
lahan yang masih produktif semakin menyempit, kurangnya pendidikan SDM yang
28
dimiliki, sarana dan prasarana yang masih terbatas, sistem keuangan yang masih
sederhana, modal kerja yang terbatas.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang dimiliki adalah
adanya program pemerintah Go Organik, meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi untuk hidup sehat, adanya dukungan pemerintah, tersedianya pasar
beras organik yang masih luas dan ketersediaan air yang cukup banyak sedangkan
yang menjadi ancaman adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah,
banyaknya beredar produk organik palsu, perubahan cuaca, lahan produksi yang
menyempit. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, SWOT dan
QSPM.
Mustika (2009) melakukan penelitian dengan judul Formulasi Strategi
Pengembangan Bisnis Kentang pada PT Dafa Teknoagro Mandiri Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu :
1) Pemasaran
Daerah pemasaran perusahaan lebih terkonsentrasi disekitar wilayah
Bogor sebab daya beli konsumen di wilayah ini masih besar. Selain itu jarak
transportasi yang relatif dekat menyebabkan biaya transportasi lebih murah
sehingga penerimaan perusahaan lebih maksimal.
2) Keuangan
Setiap transaksi keluar dan masuknya uang hanya dicatat dalam buku
keuangan dan terkadang ada transaksi-transaksi yang tidak tercatat dan untuk
mendapatkan modal jangka pendek berupa pinjaman dari Bank, karena bentuk
badan usaha yang dimiliki oleh perusahaan telah berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
3) Produksi
Dalam proses produksi, semua proses dilakukan secara manual
sebab tidak ada kebutuhan mesin tertentu untuk membantu proses produksi.
Produktivitas perusahaan ini rata-rata tiap harinya dapat menyediakan
900-1.200 kg kentang per hari.
29
4) Penelitian dan pengembangan
Saat ini perusahaan masih fokus pada kegiatan utamanya yaitu
penyediaan dan pemasaran bibit kultur jaringan.
5) SDM
Saat ini jumlah tenaga kerja tetap perusahaan berjumlah 29 orang, dengan
alokasi jumlah yang berbeda-beda pada setiap bagian. Tingkat pendidikannya pun
sudah tinggi sehingga karyawan telah memiliki keterampilan yang baik
6) Struktur prusahaan
Sejak tahun 2001, perusahaan telah berbadan hukum yang kuat karena
telah berbentuk Peseroan Terbatas (PT) sehingga pembagian kerja telah tersusun
rapi dan tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan Hal ini merupakan kekuatan bagi
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi :
1) Kebijakan pemerintah
Sektor pertanian dapat dijadikan tumpuan harapan karena upaya
kembali pada kegiatan yang mengandalkan sumberdaya domestik. Bagi PT.
DaFa Teknoagro Mandiri kebijakan pemerintah tersebut akan berdampak pada
adanya jaminan bagi prospek pengembangan bisnis kentang.
2) Ekonomi
Kondisi ekonomi yang semakin membaik yang diiringi dengan
peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan pasar
kentang. Selain itu, Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik memicu
tumbuhnya iklim investasi khususnya dalam usaha retail berupa munculnya pasar,
swalayan dan rumah makan baru yang memasarkan atau menggunakan kentang
sebagai bahan bakunya.
3) Demografi
Di Indonesia pertambahan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun sehingga menjadi peluang untuk pengembangan produk
kentang dalam penjualannya.
30
4) Sosial
Adanya slogan “back to nature” mengindikasikan adanya peluang bagi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini ditandai dengan
munculnya kafe-kafe atau rumah makan vegetarian yang khusus menyediakan
masakan sayur-sayuran.
5) Tekonolgi
Teknologi dalam kegiatan produksi yang telah diterapkan oleh perusahaan
adalah teknologi kultur jaringan yaitu suatu teknik pembiakan tanaman yang lahir
seiring dengan revolusi dalam bidang bioteknologi. Pada awalnya teknik kultur
jaringan hanya digunakan pada proses pemuliaan tanaman untuk memperoleh
jenis-jenis tanaman yang unggul. Tetapi teknik ini kemudian dimanfaatkan pula
pada proses produksi bibit secara massal dan komersial.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada
lingkungan eksternal diantaranya kebijakan pemerintah yang mendukung
perkembangan usaha agribisnis, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin
membaik, bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, munculnya kafe-kafe atau
rumah makan vegetarian yang khusus menyediakan masakan sayur-sayuran,
meningkatnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
nilai gizi, kemajuan teknologi yang semakin pesat serta kekuatan tawar menawar
petani kentang yang lemah. Ancaman yang dihadapi perusahaan diantaranya
adalah perdagangan bebas antar negara, banyaknya perusahaan sejenis di Jawa
Barat, adanya produk substitusi dengan fungsi yang sama, bargaining power
perusahaan terhadap pembeli lemah serta kekuatan tawar menawar pemasok
saprotan tinggi.
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang
dimiliki perusahaan yaitu kualitas kentang yang akan dipasarkan sangat baik dan
kontinuitas barang sangat terjamin, perusahaan telah memiliki pelanggan tetap,
memiliki relasi luas serta baik dengan pihak pemasok, jalur pemasaran yang
pendek, adanya sistem pembayaran langsung dan tepat waktu, memiliki tenaga
kerja yang terampil, perusahaan telah berbadan hukum, kentalnya suasana
31
kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki perusahaan antara lain penggunaan
lahan dan kapasitas produksi belum optimal, pengimputan data keuangan
belum menggunakan sistem akuntansi yang baik, kondisi alam yang kurang
sesuai dengan syarat tumbuh kentang, kegiatan penelitian dan pengembangan
masih belum dilakukan oleh pihak perusahaan, kurang agresifnya
dalam mempromosikan produk, dan belum teratur dalam pemberian pelatihan
kepada karyawan baru. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE
dan QSPM.
Siahaan (2009) melakukan penelitian dengan judul Strategi
Pengembangan Padi Organik Kelompok Tani Sisandi Desa Babuara Kabupaten
Toba Samosir Sumatera Utara. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu :
1) Manajemen
Proses perencanaan dalam kelompok tani lebih didominasi oleh ketua,
pengorganisasian di Kelompok Tani Sisandi masih sangat terpusat pada ketua.
motivasi anggota kelompok tani berdasarkan hasil pengamatan masih rendah,
fungsi pengendalian dilakukan oleh ketua, terutama dalam hal kegiatan produksi.
2) Pemasaran
Berdasarkan pengamatan harga penjualan padi di daerah Kabupaten
Tobasa saat ini (Mei 2009) adalah Rp 3.300 per kg. Saluran pemasaran
kelompok ini belum efisien. Para petani masih memasarkan padinya secara
individu kepada para pengumpul kemudian pengumpul akan memasarkan
lagi kepada pedagang besar dan selanjutnya pedagang besar akan
memasarkan kepada konsumen
3) Keuangan
Sumber keuangan kelompok tani ada dua yaitu: dari luar kelompok tani
berupa bantuan pemerintah atau pinjaman dan dari dalam kelompok tani berupa
iuran anggota. Kelompok Tani Sisandi telah mendapat bantuan modal KUT sejak
tahun1992-2000. Bantuan modal yang diperoleh berkisar dua juta rupiah hingga 20
juta rupiah.
32
4) Produksi
Petani anggota Kelompok Tani Sisandi mengusahakan tanaman padi di
lahan sendiri dan lahan sewa dan Proses produksi padi terdiri dari kegiatan
pengolahan lahan hingga pemanenan.
5) Penelitian dan pengembangan
Kegiatan yang telah dilakukan dalam kelompok tani masih berupa uji
multilokasi atau demplot
Sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi adalah
1) Politik
Program operasional pengembangan pertanian organik yang lebih dikenal
dengan slogan Go Organic 2010 telah dimulai sejak tahun 2001. Program ini
memberikan pedoman dan persyaratan kepada petani tentang cara bertani secara
organik yang telah disepakati secara internasional
2) Ekonomi
Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,30 persen
dengan nilai PDB sebesar 1.964,0 triliun. Pertumbuhan ekonomi yang baik
akan mendukung kelancaran usaha termasuk pengembangan padi organik.
3) Sosial dan budaya
Proses produksi beras sangat rentan terhadap pengaruh iklim dan cuaca.
Beras memiliki sifat yang mudah rusak. Proses produksi ini terdiri dari
pengolahan lahan hingga pemanenan. Proses ini dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, curah hujan, dan ketersediaan air.
4) Teknologi
Pemerintah daerah juga sudah pernah mengikutsertakan ketua Kelompok
Tani Sisandi pelatihan pertanian ramah lingkungan yang dilakukan di daerah lain
seperti Brastagi dan Sukabumi. Untuk mendukung pengembangan padi
organik di Kelompok Tani Sisandi di Kabupaten Tobasa telah tersedia sarana
pertanian organik seperti bibit, pupuk, dan pestisida organik dalam jumlah yang
cukup dan sudah bersertifikat.
Adapun faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan adalah memiliki
peralatan pertanian yang mendukung, memiliki ketua kelompok tani yang aktif dan
dinamis, telah mengikuti pelatihan teknologi budidaya pertanian ramah
33
lingkungan, telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik, dan lokasi usaha
yang strategis. Sedangkan yang menjadi kelemahan yaitu modal kerja yang
terbatas, mayoritas lahan petani merupakan lahan sewa, petani kurang mampu
mengimplementasikan budidaya padi organik, pemasaran yang kurang efisien, dan
kurang konsistensinya anggota organisasi terhadap tugas-tugasnya .
Faktor eksternal yang menjadi peluang yaitu hubungan baik dengan Dinas
Pertanian setempat, adanya konsultan pertanian yang memahami pertanian organik
dan mau membina petani, tersedianya sarana produksi pertanian organik seperti
pupuk, bibit, dan pestisida organik yang sudah bersertifikat, meningkatnya
pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat ,
peluang pasar yang masih luas baik domestik maupun mancanegara, adanya
program pemerintah Go Organic 2010 sedangkan yang menjadi ancaman yaitu
perubahan cuaca yang tidak menentu,banyaknya peredaran produk padi organik
palsu, maraknya konversi lahan pertanian. Alat analisis yang digunakan adalah
matriks SWOT, QSPM, dan rancangan arsitektur
Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini.
Diperkirakan faktor internal yang ada meliputi manajemen, produksi, pemasaran,
keuangan, penelitian dan pengembangan. Manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian, program kerja dan penilaian
hasil kerja. Pemasaran meliputi product, price, place, promotion, saluran
distribusi. Keuangan meliputi buku keuangan, system keuangan, modal awal,
modal pinjaman. Produksi meliputi produk input pertanian, bibit yang
dikembangkan, lahan produksi. Penelitian dan pengembangan meliputi riset dan
teknologi
Pada faktor eksternal meliputi lingkungan industri yaitu analisis lima
kekuatan Porter dan lingkungan jauh yaitu faktor ekonomi, sosial budaya,
demografi, politik, hukum dan pesaing. Faktor ekonomi meliputi keadaan
ekonomi secara umum, permintaan beras dan inflasi. Teknologi meliputi
teknologi yang digunakan dan teknik budidaya. Kebijakan pemerintah meliputi
Tren back to nature. Sosial dan budaya meliputi iklim dan cuaca, sifat komoditas.
Demografi meliputi laju pertumbuhan penduduk.
34
3.3 Kerangka Pemikiran Operasional
Potensi untuk mengembangkan beras SAE belum direspon secara
maksimal oleh gapoktan Silih Asih karena adanya beberapa masalah dalam
perkembangannya. Permasalahan yang dihadapi oleh Gapoktan adalah lahan
produktif yang semakin menyempit, kurangnya ketersediaan air, manajemen SDM
yang rendah terlihat dari visi dan misi yang masih tersirat, sistem administrasi
yang rendah pula. Dengan adanya masalah tersebut, dan utnuk menghadapi
persaingan maka perlu dirumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk
Gapoktan.
Untuk memformulasikan strategi dalam pengembangan usaha beras SAE,
maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi visi dan misi. Hal ini perlu dilakukan
karena penerapan strategi membutuhkan kecocokan visi misi dengan serangkaian
tindakan yang akan dijalankan untuk mencapai tujuanyang ditentukan. Analisis
lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan sebagai input untuk
merumuskan alternatif strategi. Dalam analisis lingkungan internal
mencakupmanajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau
operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer. Analisis
lingkungan eksternal mencakup ekonomi, sosial budaya, demografi, hukum dan
politik, sedangkan lingkungan industri terdiri dari pendatang baru, pembeli,
pemasok, pesaing dan produk pengganti.
Alternatif-altrenatif strategi unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih
dapat diperoleh melalui matriks evaluasi faktor internal (IFE) dan matriks evaluasi
faktor eksternal (EFE). Selanjutnya menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE)
dan matriks strength, weakness, opportunities, threats (SWOT) untuk
merumuskan alternative strategi. Hasil dari matriks IE kemudian diintegrasikan
dengan matriks SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi pengembangan
usaha, dapat dilakukan melalui analisis QSP (quantitative strategic planning).
Berdasarkan uraian tersebut, alur operasional dalam gambar dapat dilihat pada
gambar 2.
35
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Lahan produktif menyempit
SDM yang rendahAdministrasi yang rendah
Formulasi Strategi
Audit Internal
1. Majanemen2. Produksi dan Operasi3. Pemasaran4. Keuangan5. Penelitian dan Pengembangan6. Sistem informasi manajemen
Audit Eksternal
1. Politik, kebijakan pemerintah dan hukum
2. Ekonomi3. Sosial budaya, demografi dan
lingkungan4. Teknologi5. Kompetitif
Ancaman pendatang baru Persaingan sesama perusahaan dalam
industri Ancaman produk substitusi Daya tawar menawar pembeli Daya tawar menawar pemasok
Matriks IFE (input stage)
Matriks EFE (input stage)
Matriks IE (matching stage)
Matriks SWOT (matching stage)
Matriks QSPM (decision stage)