ii. tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran 2.1. … · kemiskinan dalam dimensi ... nasional,...

26
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Konsep Kemiskinan Berbagai konsep mengenai kemiskinan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya Bellinger (2007) yang berpendapat bahwa kemiskinan memiliki dua dimensi yaitu dimensi pendapatan dan nonpendapatan. Kemiskinan dalam dimensi pendapatan didefinisikan sebagai keluarga yang memiliki pendapatan rendah, sedangkan dari dimensi non pendapatan ditandai dengan adanya ketidakmampuan, ketiadaan harapan, tidak adanya perwakilan dan kebebasan. Kemiskinan dari sisi pendapatan lebih sering didiskusikan karena lebih mudah diukur, dan dapat dibedakan menjadi kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Todaro dan Smith (2006) berpendapat bahwa kemiskinan absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Mereka hidup di bawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu, atau dapat dikatakan hidup di bawah garis kemiskinan internasional, selain kemiskinan absolut, beberapa ekonom mencoba mengkalkulasikan indikator jurang kemiskinan total yang mengukur pendapatan total yang diperlukan untuk mengangkat mereka yang masih di bawah garis kemiskinan ke atas garis tersebut. Kemiskinan relatif merupakan ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya berkaitan dengan ukuran di bawah tingkat rata-rata distribusi pendapatan nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank (1990) menyatakan bahwa garis kemiskinan berbeda untuk tiap negara, tetapi yang umum dijadikan standar untuk membandingkan antar negara adalah garis kemiskinan internasional yang menggunakan pendapatan perkapita sebesar US$ 1 per hari. US dollar yang digunakan adalah US $ PPP (Purchasing Power Parity), bukan nilai tukar resmi (exchange rate). Studi yang dilakukan oleh Chen dan Ravallion (2008) menyatakan bahwa menurut standar PPP dari International Comparison Program (ICP) tahun 2005 bahwa garis kemiskinan internasional sebesar US$ 1 per hari tidak lagi sesuai dengan nilai PPP tahun 2005,

Upload: doancong

Post on 05-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Konsep Kemiskinan

Berbagai konsep mengenai kemiskinan dikemukakan oleh para ahli,

diantaranya Bellinger (2007) yang berpendapat bahwa kemiskinan memiliki dua

dimensi yaitu dimensi pendapatan dan nonpendapatan. Kemiskinan dalam dimensi

pendapatan didefinisikan sebagai keluarga yang memiliki pendapatan rendah,

sedangkan dari dimensi non pendapatan ditandai dengan adanya ketidakmampuan,

ketiadaan harapan, tidak adanya perwakilan dan kebebasan. Kemiskinan dari sisi

pendapatan lebih sering didiskusikan karena lebih mudah diukur, dan dapat

dibedakan menjadi kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut.

Todaro dan Smith (2006) berpendapat bahwa kemiskinan absolut adalah

sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar. Mereka hidup di bawah tingkat pendapatan riil minimum

tertentu, atau dapat dikatakan hidup di bawah garis kemiskinan internasional, selain

kemiskinan absolut, beberapa ekonom mencoba mengkalkulasikan indikator jurang

kemiskinan total yang mengukur pendapatan total yang diperlukan untuk mengangkat

mereka yang masih di bawah garis kemiskinan ke atas garis tersebut. Kemiskinan

relatif merupakan ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan,

biasanya berkaitan dengan ukuran di bawah tingkat rata-rata distribusi pendapatan

nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif.

World Bank (1990) menyatakan bahwa garis kemiskinan berbeda untuk tiap

negara, tetapi yang umum dijadikan standar untuk membandingkan antar negara

adalah garis kemiskinan internasional yang menggunakan pendapatan perkapita

sebesar US$ 1 per hari. US dollar yang digunakan adalah US $ PPP (Purchasing

Power Parity), bukan nilai tukar resmi (exchange rate). Studi yang dilakukan oleh

Chen dan Ravallion (2008) menyatakan bahwa menurut standar PPP dari

International Comparison Program (ICP) tahun 2005 bahwa garis kemiskinan

internasional sebesar US$ 1 per hari tidak lagi sesuai dengan nilai PPP tahun 2005,

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

12

untuk itu Chen dan Ravallion menyatakan bahwa garis kemiskinan internasional yang

lebih tepat dengan menggunakan nilai PPP tahun 2005 dari ICP adalah sebesar US$

1,25 per hari.

Badan Pusat Statistik (2008) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi

seseorang yang hanya dapat memenuhi makannya kurang dari 2100 kalori perkapita

per hari yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480

kg/kapita/tahun di daerah perkotaan. Garis kemiskinan yang ditetapkan BPS pada

tahun 2008 sebesar Rp 204,896/kapita/bulan untuk daerah perkotaan dan Rp

161,831/kapita /bulan untuk daerah pedesaan. Garis kemiskinan juga berbeda-beda

untuk tiap daerah tergantung besarnya biaya hidup minimum masing-masing daerah.

Perkembangan garis kemiskinan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penghitungan indikator kemiskinan yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) tidak terbatas pada jumlah dan persentase penduduk miskin, BPS juga

menghitung rasio kedalaman kemiskinan (poverty gap ratio) dan Indeks keparahan

kemiskinan (poverty severity index) dengan menggunakan metode Foster-Greer-

Thorbecke (FGT), yang dirumuskan sebagai:

∑=

−=

q

1i

i

zyz

N1P

α

α (2.1)

dimana:

z = besarnya garis kemiskinan yang ditetapkan.

N = jumlah penduduk.

q = banyaknya penduduk yang di bawah garis kemiskinan.

yi

α = 0,1 dan 2.

= rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada di bawah

garis kemiskinan (i = 1, 2, 3, .......q), yi < q.

Jika α = 0 maka diperoleh persentase penduduk miskin (P0); jika α = 1 adalah

rasio kedalaman kemiskinan (P1); dan jika α = 2 adalah Indeks keparahan kemiskinan

(P2). Rasio kedalaman kemiskinan P1 merupakan ukuran rata-rata kesenjangan

pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas kemiskinan. Semakin

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

13

tinggi nilai P1 berarti semakin besar kesenjangan pengeluaran penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan atau menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin

semakin terpuruk. Sedangkan P2

Metode penghitungan penduduk miskin yang dilakukan BPS sejak pertama

kali hingga saat ini menggunakan pendekatan yang sama yaitu pendekatan kebutuhan

dasar (basic needs). Kemiskinan dikonseptualisasikan sebagai ketidakmampuan

dalam memenuhi kebutuhan dasar, dengan kata lain, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun

non makanan yang bersifat mendasar.

sampai batas tertentu dapat memberikan gambaran

mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin, dan dapat juga

digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan.

Beberapa ahli yang mendalami masalah kemiskinan membagi ukuran

kemiskinan tidak hanya berdasarkan P1 maupun P2

saja, namun berdasarkan tipe

kemiskinan. Tipe kemiskinan menurut Jalan dan Ravallion (1998) dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu chronic poverty dan transient poverty. Kemiskinan kronis

(chronic poverty) dapat diartikan kondisi dimana suatu individu yang tergolong

miskin pada suatu waktu, kemiskinannya terus meningkat dan berada pada tingkat

kesejahteraan yang rendah dalam jangka panjang. Kemiskinan sementara (transient

poverty) dapat diartikan sebagai kondisi dimana kemiskinan yang terjadi pada suatu

waktu hanya merupakan kondisi sementara yang tidak bersifat permanen, yang

dikarenakan penurunan standar hidup individu dalam jangka pendek. Kebijakan yang

berbeda diperlukan dalam menangani kedua tipe kemiskinan. Investasi jangka

panjang untuk orang miskin seperti peningkatan modal fisik maupun modal manusia

merupakan kebijakan yang sesuai untuk menangani kasus chronic poverty,

sedangkan asuransi dan skema stabilisasi pendapatan yang memproteksi rumahtangga

dari guncangan ekonomi (economic shocks) akan menjadi kebijakan yang penting

ketika tipe kemiskinan yang terjadi adalah transient poverty.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

14

2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi keduanya merupakan

fenomena ekonomi yang saling berhubungan. Sampai dengan Tahun 1960, teori

pembangunan ekonomi diperlakukan sebagai perluasan dari teori ekonomi

konvensional dan untuk itu pembangunan dapat dikatakan hampir sama dengan

pertumbuhan (Reungsri, 2010). Hall (1983) menyatakan bahwa pertumbuhan secara

sederhana dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam produksi nasional maupun

pendapatan nasional, namun Seers (1969) berargumen bahwa pembangunan tidak

hanya berarti pertumbuhan, namun juga harus mengikutsertakan aspek sosial seperti

adanya penurunan kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran.

Menurut Todaro dan Smith (2006), pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara terus-

menerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga menghasilkan tingkat

pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar. Tiga komponen

pertumbuhan ekonomi yang penting bagi setiap masyarakat adalah:

1. Akumulasi modal, dimana akumulasi modal termasuk di dalamnya semua

investasi baru dalam tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia melalui

perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan dan keterampilan keja

2. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan

angkatan kerja

3. Kemajuan teknologi yang secara luas diartikan sebagai cara baru dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Sukirno (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah

perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan

nasional riil berubah. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase

kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan

pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya. Pendapatan nasional ini dihitung

berdasarkan jumlah seluruh output barang dan jasa yang dihasilkan oleh

perekonomian suatu negara. Pendapatan nasional atau jumlah seluruh output barang

dan jasa ini dikenal sebagai Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

15

PDB merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. PDB dapat mengukur

pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena PDB merupakan nilai tambah yang

merupakan refleksi dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu negara (Mankiw, 2007).

Nilai PDB ini merupakan indikator yang umum digunakan sebagai gambaran tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Terdapat dua pendekatan yang lazim digunakan dalam penghitungan PDB,

yaitu pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Metode penghitungan PDB

terbagi menjadi dua jenis, yaitu atas dasar harga berlaku yang menghitung nilai

tambah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan ekonomi dengan mengalikan total nilai

tambah dengan harga pada tahun berjalan dan atas dasar harga konstan yang dihitung

dengan mengalikan seluruh nilai tambah dari hasil kegiatan ekonomi dengan harga

pada tahun dasar. Data PDB yang digunakan untuk mengukur besaran nilai

pertumbuhan ekonomi adalah PDB atas dasar harga konstan. Nilai PDB pada

dasarnya merupakan penjumlahan dari seluruh nilai Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dari masing-masing provinsi/kabupaten di suatu negara (BPS, 2005).

Pengaruh peningkatan investasi infrastruktur yang akan diteliti dalam studi

kali ini diukur dengan melakukan pendekatan kuantitatif pada indikator

pembangunan ekonomi. Indikator pembangunan ekonomi diukur melalui nilai Produk

Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDB

maupun PDRB secara umum digunakan sebagai pendekatan dalam mengukur kinerja

perekonomian (Sen, 1988).

Teori Pertumbuhan Harrod Domar

Teori pertumbuhan pertama kali dikemukakan oleh Harod dan Domar, yang

menggunakan model Keynesian untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dalam

perekonomian tertutup. Teori ini kemudian dikenal lebih luas dengan model

pertumbuhan Harrod-Domar. Model pertumbuhan Harrod-Domar didasarkan pada

tiga asumsi.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

16

Pertama, bahwa perekonomian menyebabkan terjadi peningkatan tabungan (S)

dalam proporsi yang konstan (s) terhadap pendapatan nasional (Y):

S=sY (2.3)

dimana s merupakan rasio tabungan baik marginal mapun rata-rata.

Kedua, bahwa perekonomian berada pada keseimbangan, dimana investasi yang

direncanakan sama dengan tabungan yang direncanakan:

I=S (2.4)

Ketiga, bahwa investasi dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan pendapatan nasional

(ΔY) dan koefisien teknis tetap v yang dikenal sebagai Incremental Capital Output

Ratio (ICOR):

I=v ΔY (2.5)

Model pertumbuhan Harrod-Domar kemudian mendefinisikan pertumbuhan

ekonomi (gy

g

) sebagai perubahan pendapatan tiap satu satuan pendapatan:

y

Mensubstitusikan hubungan pada persamaan (2.4) dan (2.5) memberikan definisi

alternatif untuk pertumbuhan sebagai:

= (2.6)

gy

Persamaan (2.7) berimplikasi bahwa jika ketiga asumsi yang mendasari teori ini

terpenuhi, maka perekonomian akan tumbuh pada suatu level yang dipengaruhi oleh

parameter s dan v. Meskipun demikian, paling tidak dalam prakteknya ada dua

asumsi yang tidak mungkin dipegang, yakni bahwa nilai ICOR yang tetap

berimplikasi bahwa terdapat hubungan yang tetap antara jumlah stok kapital dan

output, kedua bahwa input tenaga kerja tidak dimasukkan dalam model, sehingga hal

ini menyebabkan teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar ini memiliki asumsi

yang lemah.

= (2.7)

Teori Pertumbuhan Solow

Mankiw (2007) menyatakan bahwa model pertumbuhan Solow dirancang

untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan stok kapital, pertumbuhan angkatan

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

17

kerja dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana

pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan.

Permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari konsumsi dan investasi.

Dengan kata lain, output per pekerja (y) merupakan konsumsi per pekerja (c) dan

investasi per pekerja (i):

y = c + I (2.8)

Model Solow mengasumsikan bahwa setiap tahun orang menabung sebagian s

dari pendapatan mereka dan mengkonsumsi sebagian (1-s), hubungan ini dapat

dinyatakan sebagai:

c = (1-s)y (2.9)

y = (1-s)y + I (2.10)

Meskipun model Solow telah mampu memasukkan tenaga kerja sebagai faktor yang

memengaruhi pertumbuhan, namun model ini gagal menjelaskan bagaimana dan

mengapa kemajuan teknologi terjadi. Romer (1986) kemudian menggagas model

alternatif dengan memasukkan kemajuan teknologi ke dalam model, namun demikian

tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak akan mencapai tingkat pareto

optimal. Model Romer (1986) tersebut kemudian dikenal sebagai teori pertumbuhan

endogen.

Teori Pertumbuhan Endogen

Kelemahan dari teori pertumbuhan neoklasik kemudian memicu

berkembangnya teori pertumbuhan endogen. Paul Romer merupakan salah satu

penggagas teori ini dengan model pertumbuhan endogen yang memasukkan

kemajuan teknologi ke dalam model. Romer dalam Capello (2009) juga menyatakan

bahwa selain kemajuan teknologi, salah satu sumber pertumbuhan adalah berasal dari

eksternalitas yang terjadi akibat adanya akumulasi stok pengetahuan teknis yang

kemudian berkolaborasi dengan modal tetap pada suatu waktu tertentu dalam

mencapai tingkat output tertentu.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

18

Robert Lucas juga merupakan ahli ekonomi yang juga merupakan penggagas

teori pertumbuhan endogen. Lucas dalam Capello (2009) menyatakan hal yang sama

dengan apa yang dikemukakan Romer, bahwa modal yang menentukan tingkat output

yang dicapai dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu modal fisik dan modal

manusia. Kombinasi keduanya dalam fungsi produksi dapat meningkatkan tingkat

output tertentu.

Teori pertumbuhan endogen menyatakan bahwa perbaikan dan kemajuan

teknologi dihasilkan dari investasi yang secara langsung menyebabkan pertumbuhan,

sehingga investasi dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang

(Economic Planning Advisory Commission, 1995). Reungsri (2010) juga menyatakan

bahwa investasi merupakan salah satu faktor penting pada model pertumbuhan

endogen, investasi dapat menyebabkan perbaikan pada kapasitas produksi dan

kenaikan laba yang berimplikasi pada adanya pertumbuhan ekonomi. Pada teori

pertumbuhan neoklasik, adanya asumsi “law of diminishing return” membawa pada

argumentasi bahwa investasi tidak mampu memengaruhi pertumbuhan. Namun pada

teori pertumbuhan endogen, meskipun dibawah asumsi “law of diminishing return”

investasi tetap mampu meningkatkan pertumbuhan. Sebagai contoh, adanya

kemajuan teknologi yang didanai dari investasi akan mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, selain itu, tenaga kerja ahli yang didapat dari hasil pendidikan

maupun pelatihan juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan

pemikiran tersebut, dalam penelitian ini peranan investasi terutama investasi

infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi didekati dengan menggunakan model

pertumbuhan endogen.

2.1.3. Konsep Ketimpangan Pendapatan

Glaeser (2006) menyatakan ketimpangan pendapatan adalah suatu kondisi

dimana distribusi pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata. Ketimpangan

ditentukan oleh tingkat pembangunan, heterogenitas etnis, ketimpangan juga

berkaitan dengan kediktatoran dan pemerintah yang gagal menghargai property

rights.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

19

Bourguignon (2004) menyatakan bahwa ketimpangan merujuk pada adanya

disparitas pendapatan relatif penduduk. Disparitas dalam pendapatan ini didapat

setelah menormalisasi seluruh pengamatan dengan rata-rata populasi sehingga

membuatnya sebagai skala yang independen terhadap pendapatan. Ketimpangan

pendapatan memiliki hubungan yang cukup erat dengan pertumbuhan ekonomi dan

kemiskinan, sehingga dikembangkanlah kerangka konseptual the poverty-growth-

inequality triangle untuk melihat hubungan antara ketiga variabel.

Sumber: Bourguignon (2004)

Gambar 2.1. The Poverty-Growth-Inequality Triangle

Ketimpangan pendapatan terjadi apabila sebagian besar penduduk memperoleh

pendapatan yang rendah dan pendapatan yang besar hanya dinikmati oleh sebagian

kecil penduduk. Semakin besar perbedaan pendapatan yang diterima masing-masing

kelompok menunjukkan semakin besarnya ketimpangan. Adanya ketimpangan yang

tinggi antara kelompok kaya dan miskin menurut Todaro dan Smith (2006) akan

menimbulkan setidaknya dua dampak negatif yaitu:

1. Terjadinya inefisiensi ekonomi.

2. Melemahkan stabilitas dan solidaritas sosial.

Kemiskinan absolut dan penurunan kemiskinan

“Strategi Pembangunan”

Distribusi dan Perubahan Distribusi pendapatan

Tingkat pendapatan agregat dan pertumbuhan

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

20

Terdapat beragam ukuran dalam menilai ketimpangan pendapatan suatu

wilayah. Indeks gini adalah salah satu ukuran dalam mengukur ketimpangan, selain

itu terdapat beberapa ukuran lainnya, antara lain Indeks Theil, kriteria Bank Dunia

dan Indeks Williamson. Indeks gini merupakan ukuran ketimpangan yang paling

sering digunakan. Hal ini disebabkan penghitungan indeks gini yang relatif mudah

dan dapat menggunakan berbagai pendekatan baik pengeluaran atau pendapatan,

sehingga dapat mengukur perbedaan tingkat daya beli masyarakat secara riil.

Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini menggunakan indeks gini dalam mengukur

ketimpangan pendapatan.

Indeks gini adalah ukuran ketimpangan agregat yang nilainya berkisar antara

nol dan satu. Nilai indeks gini nol artinya tidak ada ketimpangan (pemerataan

sempurna) sedangkan nilai satu artinya ketimpangan sempurna. Ketimpangan

pendapatan dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai ketimpangan rendah,

sedang atau tinggi. Pengelompokkan yang dilakukan sesuai dengan ukuran

ketimpangan yang digunakan. Nilai indeks gini pada negara-negara yang

ketimpangannya tinggi berkisar antara 0,50 hingga 0,70, sedangkan untuk negara-

negara yang distribusi pendapatanya relatif merata, nilainya antara 0,20 hingga 0,35

(Todaro dan Smith, 2006).

Indeks gini dihitung dengan menggunakan Kurva Lorenz. Indeks gini

dirumuskan sebagai rasio antara luas bidang yang terletak antara Kurva Lorenz dan

garis diagonal (luas bidang A) dengan luas separuh segi empat dimana Kurva Lorenz

berada (luas bidang BCD). Rumusan di ilustrasikan pada gambar 2.2. sebagai berikut:

Indeks gini = Luas bidang A

Luas bidang BCD (2.11)

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

21

Sumber: Todaro dan Smith (2006)

Gambar 2.2. Kurva Lorenz

2.1.4. Konsep Infrastruktur

Konsep infrastruktur memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut sudut

pandang kepentingannya, belum terdapat kesamaan pandangan antar lembaga, negara

dan antar disiplin ilmu mengenai konsep infrastruktur. Dari sisi ekonomi,

infrastruktur dapat dipandang sebagai sumberdaya modal yang digunakan dalam

aktifitas konsumsi, produksi dan investasi. Implikasi atas pengertian ini mendorong

timbulnya klasifikasi infrastruktur menjadi infrastruktur ekonomi dan infrastruktur

sosial (Torrisi dalam Riadi (2010)).

Kodoatie (2003) menyatakan bahwa infrastruktur merupakan pendukung

utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat, maka infrastruktur secara lebih jelas merupakan fasilitas-fasilitas dan

struktur-struktur fisik yang dibangun guna berfungsinya sistem sosial dan sistem

ekonomi menunjuk pada suatu keberlangsungan dan keberlanjutan aktivitas

masyarakat dimana infrastruktur fisik mewadahi interaksi antara aktivitas manusia

dengan lingkungannya.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

22

Hudson, et al. (1997) menyatakan bahwa keberhasilan dan kemajuan

kelompok masyarakat tergantung pada infrastruktur fisik untuk pendistribusian

sumber daya dan pelayanan publik. Kua1itas dan efisiensi infrastruktur

mempengaruhi kualitas hidup kesehatan sistem sosial dan keber1anjutan kegiatan

perekonomian dan bisnis. Grigg (1988) menyatakan bahwa infrastruktur adalah

semua fasilitas fisik yang sering disebut dengan pekerjaan umum.

World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga komponen utama,

yaitu:

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk

menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga listrik,

telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, bendungan, kanal, irigasi

dan drainase) dan sektor transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan

sebagainya).

2. Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi.

3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan

koordinasi.

2.1.5. Strategi Pengentasan Kemiskinan di Daerah Tertinggal

Pemerintah memiliki perhatian yang cukup serius dalam mengembangkan

kabupaten tertinggal. Bukti keseriusan pemerintah dalam hal ini adalah, dengan

dibentuknya Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal yang memiliki tugas

pokok dan fungsi membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi

di bidang pembangunan daerah tertinggal, sesuai Peraturan Presiden Nomor. 09 tahun

2005 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia. Tugas pokok dan fungsi ini kemudian

disempurnakan melalui Peraturan Presiden Nomor. 90 tahun 2006, dimana

Kementrian PDT mempunyai penambahan fungsi operasional kebijakan di bidang:

1. Bantuan infrastruktur pedesaan

2. Pengembangan ekonomi Lokal

3. Pemberdayaan Masyarakat.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

23

Perhatian pemerintah pada kabupaten tertinggal tidak hanya pada pengentasan

kabupaten-kabupaten tertinggal, namun juga berupaya untuk mengurangi jumlah

penduduk miskin di kabupaten tertinggal. Hal ini sejalan dengan tema Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) 2009 yakni peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan

kemiskinan. Tema RKP tersebut tertuang pada skenario pembangunan daerah

tertinggal yang dilaksanakan oleh Kementrian PDT (Gambar 2.3).

Sumber: Kementrian PDT (2008)

Gambar 2.3. Skenario Pembangunan Daerah Tertinggal

2.1.6. Konsep dan Kriteria Kabupaten Tertinggal

Konsep dan kriteria kabupaten tertinggal tertuang dalam Keputusan Menteri

Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor. 001/KEP/M-PDT/I/2005. Dalam

Keputusan Menteri tersebut kabupaten tertinggal adalah daerah kabupaten yang

relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan

berpenduduk yang relatif tertinggal. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah

tertinggal, karena beberapa faktor penyebab, antara lain:

Kondisi

• Tahun 2004 199 kabupaten tertinggal

• Awal Tahun 2008 28 kabupaten terentaskan (perlu dibina sampai tahun 2009)

Upaya-Upaya

• Kerangka Regulasi Rancangan Inpres

PPDT Rancangan UU PPDT Stranas PPDT RAN PPDT RAD PPDT

• Kerangka Anggaran Mainstreaming DAK per Bidang DAK SPP-DT

Kondisi yang Diharapkan Tahun 2009

• 40 kabupaten terentaskan • Meningkatnya pendapatan

masyarakat • Berkurangnya penduduk

miskin • Tercapainya rehabilitasi

daerah pasca konflik dan bencana

Kendala

Antara lain belum optimalnya koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas kegiatan

Tema RKP 2009

Peningkatan Kesejahteeraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

24

a. Geografis

Umumnya secara geografis daerah tertinggal relatif sulit dijangkau karena

letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir dan

pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit

dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media komunikasi.

b. Sumberdaya alam

Beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumberdaya alam, daerah yang

memiliki sumberdaya alam yang besar namun lingkungan sekitarnya merupakan

daerah yang dilindungi atau tidak dapat dieksploitasi dan daerah tertinggal akibat

pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan.

c. Sumberdaya Manusia

Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal mempunyai tingkat pendidikan,

pengetahuan dan keterampilan yang relatif rendah serta kelembagaan atau

institusi yang belum berkembang.

d. Prasarana dan Sarana

Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi,

kesehatan, penddikan dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di

daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan utuk melakukan aktivitas ekonomi

dan sosial.

e. Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial

Seringnya suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat

menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi

f. Kebijakan Pembangunan

Suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang

tidak tepat seperti kurang memihak pada pembangunan daerah tertinggal,

kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan serta tidak dilibatkannya

kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

25

Sebaran daerah tertinggal secara geografis digolongkan menjadi beberapa

kelompok, antara lain:

a. Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang

pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih

maju

b. Daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, gugusan pulau yang berpenduduk dan

memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih maju

c. Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di perbatasan

antarnegara baik batas darat maupun laut

d. Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa, longsor,

gunung api, maupun banjir.

e. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir.

Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berdasarkan pada perhitungan 6 kriteria dasar yaitu: perekonomian

masyarakat, sumberdaya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan

lokal (celah fiskal), aksesibilitas dan karakteristik daerah. Berdasarkan pendekatan

tersebut, maka dalam Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, ditetapkan

183 kabupaten yang dikategorikan kabupaten tertinggal. Daftar kabupaten tertinggal

tersaji pada Lampiran 2.

2.1.7. Operasionalisasi Kebijakan Pembangunan Kabupaten Tertinggal

Upaya pengentasan kabupaten tertinggal dilakukan dengan

mengimplementasikan kebijakan pembangunan daerah tertinggal secara terpadu dan

tepat sasaran serta tepat kegiatan, maka KPDT melaksanakan program prioritas yang

diarahkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi oleh

semua daerah tertinggal ke dalam bidang-bidang kegiatan, antara lain:

a. Bidang Pembangunan Infrastruktur Pedesaan dengan melaksanakan program

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal (P2IPDT)

yang dilakukan dengan melakukan penyediaan sarana dan prasarana transportasi

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

26

dan komunikasi, pelayanan sosial dasar dan pemberdayaan masyarakat adat

terasing.

b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan melaksanakan tiga program yaitu:

1. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) yang

dilakukan dengan menyediakan “block grant” untuk mendukung

pengembangan ekonomi lokal, penyediaan sarana dan prasarana lokal dan

pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kapasitas pemerintah daerah,

dunia usaha dan masyarakat.

2. Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT) yang

dilakukan melalui manajemen marketing dan regional, pengembangan sistem

distribusi barang dan jasa, pelayanan informasi, maupun pengembangan

jaringan prasarana antar wilayah (transportasi dan komunikasi)

3. Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan (P2WP) yang dilakukan

melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi/komunikasi,

pengembangan ekonomi lokal, pelayanan sosial dasar dan pelayanan lintas

batas

c. Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal dengan melaksanakan dua program

prioritas yaitu:

1. Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KPDT)

yang dilakukan melalui penyiapan lahan dan investasi dalam kegiatan usaha

di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan,

pertambangan rakyat, pariwisata berikut industri pengolahan dan pendukung

yang dikelola secara kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat

2. Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan (P4DT) yang dilakukan melalui

pembangunan pusat pelayanan jasa dan distribusi/kota penyangga, termasuk

kawasan industri terpadu dan kawasan perdagangan bebas atau kawasan

ekonomi khusus.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

27

2.1.8. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal (P2IPDT) Instrumen Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal

(P2IPDT) dilaksanakan di bawah tanggung jawab Deputi Bidang Peningkatan

Infrastruktur Kementrian PDT. Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur selain

sebagai penanggungjawab instrumen, juga melaksanakan fungsi operasionalisasi

kebijakan di bidang infrastruktur pedesaan. P2IPDT dicanangkan dan dilaksanakan di

kabupaten tertinggal sebagi solusi mengatasi ketimpangan infrastruktur.

Instrumen ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pokok dari pemerintah

kepada daerah tertinggal di bidang pembangunan infrastruktur pedesaan dan menjadi

stimulan kegiatan pendukung atau pendorong dan pemicu pembangunan infrastruktur

daerah melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, informasi dan

telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi, dalam membentuk bantuan sosial,

dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, bagi terciptanya pertumbuhan

ekonomi lokal. Bantuan stimulan bersifat komplementer dan integral terhadap sektor

terkait dan dengan program daerah yang bersangkutan.

Instrumen P2IPDT dilaksanakan pada kabupaten tertinggal, dengan tujuan

antara lain:

a. Sebagai bahan dari implementasi kebijakan pengembangan infrastruktur pedesaan

dalam bidang transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan

energi di daerah tertinggal yang dapat difasilitasi oleh Kementrian PDT.

b. Merupakan upaya Kementrian PDT dalam mengurangi keterisolasian daerah

tertinggal agar menjadi daerah maju yang setara dengan daerah lainnya.

c. Memberikan arah dan panduan teknis terhadap pelaksanaan program P2IPDT di

daerah tertinggal.

d. Menjamin terlaksananya koordinasi pusat dan kabupaten dalam pelaksanaan

bantuan stimulan infrastruktur pedesaan.

Ruang lingkup dari instrumen P2IPDT pada dasarnya adalah melaksanakan kegiatan

mulai dari perencanaan, pelaksanaan koordinasi, pemantauan, pengawasan,

pelaksanaan koordinasi dan pelaporan yang meliputi:

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

28

a. Bantuan peningkatan infrastruktur transportasi

b. Bantuan peningkatan infrastruktur informasi dan telekomunikasi

c. Bantuan peningkatan infrastruktur ekonomi

d. Bantuan peningkatan infrastruktur energi.

2.1.9. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kemiskinan

Schiller (2004) menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang dapat menjadi

penyebab kemiskinan, antara lain:

1. Kurangnya motivasi atau keterampilan individu

2. Adanya hambatan sosial terhadap akses pada kesempatan (society’s barrier to

opportunity)

3. Kebijakan pemerintah yang menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan dan

partisipasi kerja

Hasil penelitian dari Siregar dan Wahyuniarti (2007) dalam penelitiannya

mengunakan fixed effect model menyimpulkan bahwa penurunan jumlah penduduk

miskin dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang didekati dari besaran Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), namun besarnya pengaruh tersebut relatif tidak

besar. Inflasi maupun populasi penduduk juga berpengaruh signifikan terhadap

kemiskinan, namun besaran pengaruhnya masing-masing relatif kecil. Peningkatan

pangsa sektor pertanian dan pangsa sektor industri terhadap PDRB juga cukup

signifikan mengurangi kemiskinan. Variabel yang signifikan dan relatif paling besar

pengaruhnya terhadap penurunan kemiskinan ialah pendidikan.

Iradian (2005), dalam studi mengenai peranan pertumbuhan, ketimpangan dan

pengeluaran pemerintah menunjukkan bahwa perubahan jumlah penduduk miskin

dipengaruhi oleh pertumbuhan PDB per kapita atas dasar harga konstan, perubahan

ketimpangan pendapatan yang didekati dengan variabel indeks gini dan perubahan

pengeluaran pemerintah yang diukur melalui persentasenya terhadap PDB. Iradian

(2005) menggunakan dua metode ekonometrik, yakni Ordinary Least Square (OLS)

dan Generalized Method of Moment (GMM). Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa koefisien regresi dari pertumbuhan PDB per kapita atas dasar harga konstan

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

29

dan perubahan ketimpangan pendapatan signifikan secara statistik dalam mengurangi

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi akan mengurangi kemiskinan jika dibarengi

dengan penurunan ketimpangan sedangkan penurunan kemiskinan akan sulit terjadi

jika pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan adanya peningkatan ketimpangan

pendapatan.

Hajiji (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Riau dapat

meningkatkan ketimpangan pendapatan, namun ketimpangan pendapatan tersebut

tidak memiliki efek yang signifikan pada tingkat kemiskinan. Penelitian tersebut

menggunakan analisis regresi data panel untuk melihat hubungan antara

pertumbuhan, ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Penelitian tersebut juga

menyimpulkan bahwa efek positif dari pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi

kemiskinan mendominasi efek negatif dari adanya ketimpangan pendapatan.

Fan, et al. (2002) menganalisis peranan pertumbuhan, ketimpangan dan

pengeluaran pemerintah melalui investasi publik di daerah pedesaan Cina dalam

mengurang kemiskinan. Fan, et al. mengembangkan model persamaan simultan untuk

mengestimasi efek perbedaan jenis pengeluaran pemerintah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berperan dalam mendorong investasi

yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah dalam hal ini,

tidak hanya berperan dalam meningkatkan pertumbuhan, namun juga mampu

mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di daerah pedesaan Cina.

Seetanah, et al. (2009) membandingkan model panel data fixed effect dan

GMM dinamis dalam melihat pengaruh investasi publik khususnya investasi

infrastruktur dalam mengurangi kemiskinan di negara berkembang. Hasil penelitian

menggunakan kedua model tersebut mendukung pernyataan bahwa infrastruktur

transportasi dan komunikasi merupakan alat yang efisien dalam memerangi

kemiskinan di pedesaan. Sehingga, kebijakan pemerintah seharusnya memperhatikan

pentingnya perbaikan akses penduduk miskin pada infrastruktur transportasi dan

komunikasi.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

30

2.1.10. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Stern (1991) mengemukakan adanya postulat penting bahwa terdapat tiga

faktor standar yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut

adalah manajemen organisasi, alokasi sumberdaya dan infrastruktur.

Manajemen Organisasi

Organisasi yang diatur dengan baik, menurut Stern dapat meningkatkan

output melalui minimalisasi pemborosan sumberdaya dan perbaikan efisiensi,

sedangkan manajemen yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penuruanan

produktifitas. Sebagai contoh selama tahun 1960 hingga 1970, India berhasil

meningkatkan tingkat tabungannya, namun karena adanya manajemen yang buruk,

kondisi ini gagal meningkatkan pertumbuhan ekonominya (Ahluwalia 1985).

Alokasi Sumberdaya

Faktor kedua yang dapat memengaruhi pertumbuhan menurut Stern adalah

alokasi sumberdaya. Stern menemukan bahwa pengaturan alokasi sumberdaya oleh

institusi di negara-negara berkembang sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan

terjadinya distorsi ekonomi yang menyebabkan distribusi sumberdaya menjadi

optimal. Distribusi sumberdaya yang optimal ini mengakibatkan tumbuhnya

perekonomian dan berdampak pada pemerataan sosial.

Infrastruktur

Infrastruktur menjadi faktor ketiga yang menurut Stern dapat memengaruhi

pertumbuhan. Infrastruktur sangat penting untuk produktifitas dan pertumbuhan.

Kwik dalam Haris (2009) menyatakan bahwa infrastruktur merupakan roda

penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi pembiayaan publik dan swasta,

infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah. Secara

ekonomi makro ketersediaan dari jasa pelayanan infrastruktur memengaruhi marginal

productivity of private capital, sedangkan dalam konteks ekonomi mikro,

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

31

ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya

produksi.

2.1.11. Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan

Distribusi pendapatan dan kaitannya terhadap pertumbuhan dan kemiskinan

telah menjadi perhatian utama bagi para ekonom. Banyak penelitian telah mengkaji

hubungan triangular antara ketiga variabel ini, termasuk Bourguignon (2004) yang

menggagas konsep The Poverty-Growth-Inequality Triangle. Iradian (2004), pada

penelitiannya di Armenia menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak

memiliki dampak pada ketimpangan, namun ketimpangan dapat memberikan efek

negatif pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi

kemiskinan apabila pertumbuhan tersebut memiliki dampak yang kecil pada

ketimpangan pendapatan.

Gelaw (2010) menggunakan estimasi model fixed effect dalam meneliti

hubungan triangular antara pertumbuhan, ketimpangan dan kemiskinan. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa kemiskinan dapat terus menjadi tinggi jika suatu negara gagal

mencapai pertumbuhan yang cepat dan berkelanjutan, yang dalam hal ini haruslah

didukung dengan adanya penurunan pada ketimpangan pendapatan.

Lopez (2003), meskipun tidak menganalisis dampak pada kemiskinan,

mendukung pernyataan bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan

ketimpangan pendapatan. Penelitian ini mengkaji dampak kebijakan pro growth yaitu

perbaikan pada sektor pendidikan dan infrastruktur pada pertumbuhan dan

ketimpangan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan di sektor

pendidikan dan infrastruktur serta tingkat inflasi yang rendah dapat mendorong

pertumbuhan dan pemerataan pendapatan yang progresif. Selain itu, pembangunan di

sektor keuangan, keterbukaan dalam perdagangan dan penurunan government size

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat dengan peningkatan pada

ketimpangan pendapatan.

Laabas dan Limam (2004) menggunakan sistem persamaan simultan dalam

melihat hubungan antara investasi publik, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

32

ketimpangan pendapatan. Penelitian tersebut menggunakan tiga variabel endogen

yaitu pertumbuhan, ketimpangan dan pendapatan. Hasil estimasi menyimpulkan

bahwa investasi diketahui memiliki hubungan yang erat dengan tingginya

pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu wilayah. Faktor penting yang lain dalam

penelitian tersebut adalah faktor kelembagaan yang merupakan salah satu sumber

pertumbuhan yang penting karena dapat berdampak pada kontribusi pelaku ekonomi

dalam memberikan insentif pada pertumbuhan.

2.1.12. Pengaruh Investasi Infrastruktur

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa infrastruktur merupakan

salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi (Stern, 1991). Infrastruktur

merupakan roda penggerak perekonomian, sedangkan dari sudut pandang alokasi

pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif

pembangunan nasional dan daerah. Reungsri (2010) menyatakan bahwa infrastruktur

sebagai representasi dari investasi publik memiliki pengaruh pada dua aspek, yaitu

aspek ekonomi dan sosial.

Aspek Ekonomi (Pertumbuhan)

Investasi infrastruktur yang merupakan investasi publik berdampak pada

pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dapat menggunakan investasi infrastruktur ini

sebagai alat untuk menaikkan investasi swasta atau untuk menurunkan permintaan.

Paradigma ekonomi Keynesian, investasi dapat menstimulus pengeluaran pemerintah

yang kemudian berdampak pada terjadinya crowding out dan crowding in investasi

swasta (Gambar 2.1). Infrastruktur bukanlah merupakan faktor yang dapat secara

langsung memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur memengaruhi

pertumbuhan dengan memfasilitasi produktifitas melalui penyediaan sarana dan

prasarana yang memadai.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

33

Investasi Publik

PDB

Investasi Swasta

PDB

Return to Capital

Investasi Swasta

Crowding In

Investasi Swasta

Suku Bunga Riil

PDB

Crowding Out

Aspek Sosial (Pemerataan)

Infrastruktur, selain memiliki pengaruh pada aspek ekonomi, juga memiliki

dampak pada aspek sosial, antara lain mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat, diukur dengan adanya penurunan

kemiskinan, pemerataan dan redistribusi pendapatan dan mitigasi dalam memerangi

degradasi lingkungan.

Sumber: Aromdee, et al. (2005)

Gambar 2.4. Mekanisme Transmisi dari Investasi Publik

Aschauer (1989) menyatakan bahwa investasi publik pada infrastruktur sangat

penting sebagai salah satu sumber pendukung pertumbuhan ekonomi. Aschauer

meneliti hubungan antara output agregat dengan stok dan aliran pengeluaran

pemerintah dan menyimpulkan bahwa infrastruktur inti seperti jalan, jalan tol,

bandara dan sistem transportasi massal merupakan peranan pemerintah yang penting

dalam meningkatkan pertumbuhan dan perbakan produktifitas.

Munnel (1992) juga menganalisis kebijakan pemerintah dalam hal investasi

infrastruktur dan kaitannya terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam memberikan stimulus ekonomi yang cepat, investasi

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

34

publik pada infrastruktur memiliki efek positif yang signifikan terhada pertumbuhan

ekonomi.

Canning dan Pedroni (1999) menyimpulkan bahwa telefon dan jalan sebagai

pendukung infrastruktur mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang. Canning menggunakan metode error correction model dalam

menganalisis pengaruh jangka panjang antara infrastruktur dan pertumbuhan

ekonomi.

Perkins, et al. (2005) meneliti hubungan antara investasi infrastruktur

ekonomi dan pertumbuhan ekonomi di Afrika Selatan. Penelitian ini menggunakan

metode F-tests yang dikembangkan oleh Pesaran, Shin dan Smith. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa infrastruktur ekonomi dan pertumbuhan memiliki hubungan dua

arah. Investasi yang tidak memadai pada infrastruktur dapat menciptakan bottlenecks

dan hilangnya kesempatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

2.2. Kerangka Pemikiran

Dalam upaya memberikan masukan untuk perbaikan strategi dan kebijakan

yang diambil oleh KPDT dalam mengefektifkan program yang dilaksanakan, maka

kiranya diperlukan suatu studi mengenai pengaruh program peningkatan infrastruktur

Kementrian PDT terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan

pendapatan. Untuk memberikan gambaran mengenai alur pemikiran dalam penelitian

ini, berikut digambarkan kerangka pemikiran penelitian, seperti tergambar di bawah

ini.

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

35

Aspek Pertumbuhan

Transmisi langsung (sisi mikro)

Transmisi tidak langsung (sisi makro)

Aspek Pemerataan

Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian

Kabupaten Tertiggal

Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan

Ekonomi

Tenaga Kerja

Peningkatan Produktifitas

Peningkatan Pendapatan

Riil/Konsumsi Masyarakat

Ketimpangan Pendapatan

Penurunan Kemiskinan

Strategi Pembangunan Ekonomi untuk Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten

Tertinggal

Investasi Infrastruktur (P2IPDT)

Transportasi Informasi dan telekomunikasi

Ekonomi

Sosial Energi

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. … · Kemiskinan dalam dimensi ... nasional, indeks gini merupakan salah satu contoh ukuran kemiskinan relatif. World Bank(1990)

36

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah:

1. Terjadi perbaikan pada dinamika kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan kinerja

perekonomian di kabupaten tertinggal.

2. Investasi infrastruktur dalam hal ini adalah instrumen P2IPDT Kementrian

PDT, sebagai representasi dari investasi publik pemerintah memiliki pengaruh

positif dalam meningkatkan perekonomian.

3. Peningkatan kinerja perekonomian di kabupaten tertinggal mampu

menurunkan ketimpangan pendapatan.

4. Peningkatan kinerja perekonomian di kabupaten tertinggal dapat menurunkan

tingkat kemiskinan.