ii. tinjauan pustaka 2.1. lebah...

21
FTIP001646/018 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigona sp Lebah Trigona sp merupakan lebahasli Asia yang tidak berbahaya (Mahani et al., 2011).Jenis lebah Trigona sp di dunia tercatat sebanyak 150 jenis. Indonesia paling tidak mempunyai 37 spesies Trigona sp yang tersebar di berbagai pulau diantaranya di Pulau Jawa sekitar sembilan spesies, Sumatera 18 spesies, Kalimantan 31 spesies, dan Sulawesi 2 spesies (Siregar et al., 2011).Lebah Trigona sp dan Apis mellifera dapat dilihat pada Gambar 1. (a) (b) Gambar 1. Lebah Trigona sp (a) dan Lebah Apis mellifera (b) (Anonim, 2012) Trigona sp termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Tribe Meliponini, Genus Trigona.Menurut Trubus (2010), ukuran lebah ini lebih kecil dibandingkan lebah yang lain yaitu sekitar 3 mm - 5 mm dan sangat lincah bergerak karena sepasang sayap yang berukuran lebih panjang dari badannya. Lebah ini memiliki tiga pasang kaki beruas dan berduri sehingga mampu memegang erat polen yang dipetiknya dari

Upload: phungdieu

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/018

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lebah Trigona sp

Lebah Trigona sp merupakan lebahasli Asia yang tidak berbahaya (Mahani et

al., 2011).Jenis lebah Trigona sp di dunia tercatat sebanyak 150 jenis. Indonesia

paling tidak mempunyai 37 spesies Trigona sp yang tersebar di berbagai pulau

diantaranya di Pulau Jawa sekitar sembilan spesies, Sumatera 18 spesies, Kalimantan

31 spesies, dan Sulawesi 2 spesies (Siregar et al., 2011).Lebah Trigona sp dan Apis

mellifera dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Lebah Trigona sp (a) dan Lebah Apis mellifera (b)(Anonim, 2012)

Trigona sp termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas

Insecta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Tribe Meliponini, Genus

Trigona.Menurut Trubus (2010), ukuran lebah ini lebih kecil dibandingkan lebah

yang lain yaitu sekitar 3 mm - 5 mm dan sangat lincah bergerak karena sepasang

sayap yang berukuran lebih panjang dari badannya. Lebah ini memiliki tiga pasang

kaki beruas dan berduri sehingga mampu memegang erat polen yang dipetiknya dari

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/019

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

7

tanaman.Menurut Siregar et al. (2011), sarangTrigona sp ditandai dengan adanya

lubang kecil berukuran 3 cm -5 cm. Sarang lebah Trigona sp biasanya dekat dengan

pohon yang menghasilkan getah, getah tersebut digunakan untuk menghasilkan

propolis untuk melindungi sarangnya. Sarang lebah Trigona sp dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Sarang Lebah Trigona sp(Anonim, 2012)

Menurut Departemen Kehutanan (1985), Trigona sp banyak ditemui di

Daerah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan karena memiliki dukungan lingkungan

(vegetasi sumber nektar dan polen) yang cukup memadai. Menurut Mahani et al.

(2011), pada umumnya lebah menyukai daerah-daerah dengan suhu 26oC - 34oC.

Pada suhu dibawah 10oC, lebah tidak bisa terbang dan sebaliknya pada suhu lebih

tinggi lebah merasa tidak nyaman sehingg lebih agresif.Di dalam kehidupannya lebah

seperti organisme lain yang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Faktor-faktor

lingkungan ini meliputi faktor biotik dan abiotik yang secara langsung maupun tidak

langsung mempengaruhi aktivitas hidup, keadaan makanan di alam dan

perkembangan populasi lebah (Suryati, 1993).Menurut Siregar et al. (2011), semakin

banyak jenis tanaman semakin banyak populasi lebah yang akan berkembang.

Lebah menghasilkan beberapa produk yaitu madu,bee pollen, royal jelly, lilin,

dan propolis (Hasan, 2010). Lebah Trigona sp merupakan lebah yang tidak populer

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/020

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

8

karena produktivitas madunya sangat rendah jika dibandingkan dengan lebah Apis

mellifera (lebah madu). Walaupun demikian, lebah Trigona sp memiliki keunggulan

yaitu produktivitas propolis yang lebih tingggi dibandingkan dengan lebah Apis

mellifera dan lebah jenis lain. Hal tersebut disebabkan karena Trigona sp tidak

memiliki sengat sehingga menghasilkan propolis lebih banyak untuk melindungi diri

serta koloninya (Mahani, et al., 2011).

2.2. Propolis

Propolis adalah lem lebah yang lengket dan berwarna gelap berasal dari bahan

yang dikumpulkan dari tanaman, dicampurkan dengan lilin dan digunakan sebagai

bahan pembuat sarang (Bankova et al., 2002). Menurut Meyer (1981), nama propolis

didapatkan dari Bahasa Yunani yaitu ‘pro’ yang artinya sebelum dan ‘polis’ yang

artinya kota. Istilah tersebut didapat karena lebah memiliki kebiasaan membuat

dinding dari zat kimia sebelum pintu masuk sarang.Menurut Suranto (2011), hal

tersebut menggambarkan bahwa propolisdigunakan sebagai zat pelindung di pintu

masuk sarang lebah, baik terhadap serangan serangga lain maupun terhadap cuaca.

Propolis diproduksi dari getah yang diambilolehlebah dari bagian tumbuh-

tumbuhan terutama tunas tumbuhan. Getah inilah yang menjadi bahan dasar

pembentuk propolis (Gojmerac, 1983).Menurut Meyer (1981), propolis digunakan

sebagai perekat bagian retak berukuran kecil pada sarang yang tidak dapat dilalui dan

menghambat pergerakan lebah. Selain itu, propolis juga dipakai untuk membungkus

atau menyalut sesuatu yang tidak diinginkan di dalam sarang yang berukuran terlalu

besar atau berat untuk dikeluarkan dari sarang. Banyak petani lebah yang menemukan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/021

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

9

bangkai tikus di lantai sarang lebah yang telah terbungkus oleh propolis sehingga

sarang tetap bersih dan berbau manis.

2.2.1 Sifat Fisik

Propolis memiliki variasi warna antara kuning kemerahan sampai cokelat tua

dengan sedikit warna hijau (Meyer, 1981). Menurut Krell (1996), warna yang

terbentuk tersebut tergantung pada asal resin yang diambil oleh lebah. Dalam kondisi

sedikit panas atau hangat, propolis bersifat lengket dan lentur tetapi dalam kondisi

dingin menjadi rapuh dan keras (Meyer, 1981).Propolis umumnya lembut, lentur, dan

lengket pada suhu 25C - 45C, tetapi pada suhu dibawah 15C propolis akan

bertekstur keras dan rapuh. Pada suhu 60C sampai 70C propolis akan berwujud

cairan. Beberapa jenis propolis memiliki titik didih sampai diatas 100oC (Krell,

1996).Semakin tinggi suhu maka propolis akan semakin cair (Siregar et al., 2011).

Karakteristik propolis pada berbagai temperatur dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bentuk Propolis pada Berbagai TemperaturTemperatur ( OC ) Bentuk Propolis

< 15 Keras dan brittle (rapuh). Tetap brittle meskipun

disimpam pada temperatur lebih tinggi.

25 – 45 Lunak, pliable, sangat lengket

>45 Semakin lengket dan gummy (seperti karet)

60-70 Cair

100 Titik cair beberapa jenis propolis

Sumber: Siregar et al. (2011)

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/022

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

10

2.2.2 Komposisi Kimia

Propolis merupakan sebuah resin dengan aroma yang sedap didapat dari

kuncup tanaman atau semak belukar, madu dan lilin tetapi memiliki rasa yang kurang

enak atau pahit (Nikolaev, 1987). Komposisi kimia propolis dapat berubah atau

berbeda sesuai dengan keadaan geografis lebah tersebut tinggal (Lotfy, 2006).

Menurut Krell (1996), beberapa daerah dan koloni memiliki kesukaan sumber resin

yang berbeda sehingga menghasilkan banyak variasi warna, bau dan komposisi

kimia. Komponen terbesar dari penyusun resin adalah senyawa flavonoid dan fenol

serta esternya yang berkisar dari 50% atau lebih dari total penyusun. Komposisi

penyusun propolis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Kimia Propolis

Kelas KomponenPresentase dalam

Bahan (%)Komponen

Resin 45 -55 Flavonoid, asam fenolat, danester

Lilin dan asam lemak 25 -35 Sebagian besar dari lilin lebahdan beberapa dari tanaman

Minyak esensial 10 Senyawa folatil

Bee Pollen 5 Protein kemungkinan berasaldari polen dan amino bebas

Mineral, vitamin, dan zat

organik lain

5 14 macam mineral yang palingterkenal adalah Fe dan Zn.Sisanya seperti Au, Ag, Cs, Hg,La, dan Sb. Senyawa organiklain, seperti keton, asambenzoat, dan esternya, gula, sertavitamin B3

Sumber: Krell (1996)

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen kimia yang

terkandung di dalam propolis.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/023

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

11

1. Resin

Resin merupakan sistem daya tahan tubuh bagi tumbuhan (Suranto, 2010).Lebah

dapat menghasilkan propolis dengan cara mencampurkan enzim dengan resin-

resin dari berbagai macam tanaman sehingga resin yang dihasilkan berbeda

dengan resin asalnya. Resin tersebut mengandung flavonoid, fenol dan berbagai

asam (Siregaret al., 2011).

2. Flavonoid

Propolis mengandung flavonoid dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan

madu, royal jelly dan bee pollen (Siregar et al., 2011). Terdapat 12 jenis

flavonoid berbeda pada ekstrak propolis yang teridentifikasi menggunakan

Capillary Zone Electrophoresis (CZE) yaitu pinocembrin, akasetin, krisin, rutin,

katekin, naringenin, galangin, luteolin, kaempferol, apigenin, mirisetin,

danquersetin; duaasam fenolat yaituasam sinamat and asam kafeat, and

resveratrol (Lotfy, 2002). Menurut Mahani et al. (2011), flavonoid bertindak

sebagai antioksidan yang mampu mengatasi senyawa radikal bebas sehingga

sangat baik sebagai antikanker.

3. Ikatanfenol

Ikatan fenol adalah bagian terpenting dalam resin yang juga berfungsi sebagai

antibiotik (Suranto, 2010). Aktivitas antimikroba yang ada dalam propolis

disebabkan karenaadanya berbagai turunan asam organik(Siregaret al., 2011).

Menurut Suranto (2011), ikatan fenol yang paling terkenal sebagai antibiotik

adalah CAPE (Caffeic Acid Phenyl Ester) sifatnya sebagai antifungi,

antibakteridan antiviral.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/024

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

12

4. Lilindanasamlemak

Lilin lebah dalam propolis umumnya mengandung iktan ester, asam lemak dan

rantai alkohol hidrokarbon yang sebagian besar tidak aktif secara kimia. Lilin

banyak mengandung mikroelemen sehingga dapat menyembuhkan luka bakar

ataupun luka terbuka (Siregaret al., 2011).

5. Minyakesensial

Minyak esensial memberikan aroma yang khas dan mudah menguap (volatile).

Propolis mengandung minyak esensial yang beragam tergantung jenis tanaman

sumbernya (Siregaret al., 2011).

6. Bee Pollen

Menurut Siregar et al. (2011), bee pollen merupakan penyumbang protein yang

terkandung di dalam propolis. Kandungan asam amino yang terbanyak dalam

propolis yaitu arginin dan prolin sebanyak 45,8 %. Kandungan arginin di dalam

propolis dapat menstimulasi regenerasi jaringan karena memiliki peran dalam

produkdi asam nukleat (DNA).

7. Mineral dan vitamin

Komposisi mineral padapropoliscukuplengkap.Mineral yang dominan di

dalampropolisadalahzatbesi (Fe) danseng (Zn) yang

sangatdibutuhkandalamsistemketahanantubuh(Suranto,

2010).Berdasarkanpenelitian Tikhonov dan Mamontova (1987) dalam Lotfy

(2006), propolismengandungbeberapa mineral seperti Mg, Ca, I, K, Na, Cu, Zn,

Mn, dan Fe; beberapa vitamin seperti B1, B2, B6, C and E.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/025

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

13

2.2.3. Pemanfaatan Propolis

Menurut Mahani et al. (2011), propolis telah dimanfaatkan oleh manusia sejak

ratusan tahun yang lalu. Banyak yang telah menggunakan propolis untuk kesehatan

maupun pengobatan. Menurut Krell (1996), pemanfaatan propolis pun meluas ke

beberapa bidang diantaranya dalam bidang kesehatan dan kecantikan, serta sebagai

bahan pengawet. Pada bidang kesehatan dan kecantikan propolis sangat baik untuk

kesehatan kulit karena kandungan antibakteri, antivirus, antifungi, dan antioksidannya

mampu menjaga kulit dari segala macam radikal bebas yang dapat merusak kulit.

Sifat antibakteri dan antifungi yang terkandung di dalam propolis membuat propolis

dapat digunakan sebagai pengawet. Propolis juga digunakan dalam industri perhiasan

untuk mengilapkan emas dan perak sehingga tampak lebih indah. Propolis dapat

digunakan sebagai antibiotik (antibakteri, antiviral, antifungal), antiprotozoa dan

antiparasit, antiinflamasi, serta antitumor (Lotfy, 2006).

Menurut Hasan (2010), produk-produk propolis terdiri dari berbagai bentuk

yaitu powder, sirup, permen, semprot, krim, salep, pasta gigi, sampo, sabun, kapsul,

kablet, lipstikdan propolis cair (ektstrak propolis). Ekstrak propolis adalah propolis

dalam bentuk cair yang telah diekstrak menggunakan jenis pelarut tertentu (Suranto,

2011). Menurut Mahani et al.(2011), ekstrak propolis merupakan propolis hasil

ekstraksi sebagai bahan dasar dalam pengolahannya dan ditambahkan cairan lain

seperti minyak nabati, proplilen glikol maupun air. Propolis cair dapat dipakai di

dalam maupun luar tubuh.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/026

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

14

Gambar 3. Ekstrak Propolis(Dokumentasi Pribadi, 2011)

2.2.4. Ekstraksi Propolis

Menurut Basset et al. (1994), ekstraksi adalah suatu proses yang digunakan

untuk memisahkan suatu produk organik dari suatu campuran reaksi, memisahkan

pengotor-pengotor yang larut dari campuran-campuran dan mengisolasi zat yang ada

di alam.Ekstraksi terbagi menjadi dua yaitu ekstraksi dengan pelarut dan ekstraksi

mekanis.

Menurut Mahani et al. (2011), cara ekstraksi propolis yang paling umum

digunakan adalah cara ekstraksi metode maserasi dengan menggunakan pelarut.

Maserasi bertujuan untuk memberikan waktu pelarut dan propolis berinteraksi

sehingga pelarut dapat melarutkan propolis yang akan diekstrak. Menurut Hasan

(2006), propolis mentah diekstraksi dengan proses maserasi selama 16 hari

menggunakan etanol sebagai pelarut ekstraknya.

Menurut Hasan (2006), ekstraksi propolis dilakukan dengan cara merendam

potongan propolis mentah pada etanol 70% dengan perbandingan berat propolis

mentah dan etanol 70% sebesar 1 : 3 (b/v). Ekstraksi dilakukan selama 7 hari, dengan

pengocokan setiap hari sekitar 30 menit dengan menggunakan shaker. Pada hari ke-7,

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/027

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

15

filtrat dan ampas dipisahkan dengan cara disaring menggunakan kertas saring

Whatman No.1. Setelah itu, ampas yang tersisa diekstrak kembali menggunakan

etanol 70% dengan perbandingan ampas dan etanol 70% sebesar 1:3 (b/v).

Selanjutnya ampas diekstrak dengan prosedur yang sama seperti di atas tetapi waktu

pengambilan filtrat berkurang secara bertahap yaitu 5 hari, 3 hari dan 1 hari sehingga

total waktu ekstraksi menjadi 16 hari.

Semua filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan untuk dipekatkan menggunakan

rotary evaporator dengan suhu 50°C dan kecepatan putaran 40 rpm sampai terbentuk

ekstrakpekat propolis. Ekstrak pekat propolis ditimbang untuk mendapatkan nilai

rendemennya kemudian ditambahkan dengan filler (bahan pengisi) yaitu propilen

glikol (PG) sebanyak 2 kali volume ekstrak pekat propolis(Mahani et al., 2011).

Proses ekstrasi propolis dapat dilihat pada Gambar 4.

Menurut Krell (1996), ada beberapa perbedaan dasar metode ekstraksi yaitu

dengan menggunakan pelarut yang berbeda. Pelarut yang dipilih tergantung dari

tujuan penggunaan ekstrak yang akan dihasilkan. Pelarut yang dipilih harus

mempunyai viskositas yang cukup rendah (encer) sehingga mudah

disirkulasikan.Sebagian besar komponen aktif larut dalam proplilen glikol dan etanol.

Air dapat dijadikan pelarut untuk ekstraksi tetapi hanya sedikit komponen aktif yang

ikut terlarut dan tidak dapat menghindarkan komponen lain yang ikut terekstrak,

akibatnya ekstrak yang diperoleh bukan merupakan komponen yang murni.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/028

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

16

Gambar 4. Diagram Alir Proses Ekstraksi Propolis(Hasan, 2006)

Propolis Mentah

Pengecilan ukuran kuranglebih 1 cmx 1 cm

Penambahan pelarut(perbandingan propolismentah dan etanol 70% sebesar 1:3 (b/v))

Etanol

70%

Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udaraselama berturut-turut 7 hari, 5 hari, 3 hari, dan 1

hari) @ hari dikocok selama 30 menit

Penyaringan(pada hari ke-7, 12, 15, dan 16)

Filtrat

Ampas

Pemekatan dengan Rotary Evaporator(50oC, 40 rpm)

Ekstrak pekat

propolisProplilen Glikol(2x Vol.ekstrakpekat popolis

(b/v))

Pencampuran

Ekstrak propolis

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/029

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

17

Ekstraksi menggunakan propilen glikol hampir sama dengan penggunaan

alkohol, tetapi karena propilen glikol lebih kental, maka kemampuan untuk

melarutkan propolis lebih rendah. Menurut Sangalli (1990) dalam Krell (1996),

konsentrasi propolis yeng terekstrak prolilen glikol tidak lebih dari 10% dan ekstraksi

akan efisien apabila dalam keadaan vakum. Oleh karena itu, etanol lebih baik jika

digunakan sebagai pelarut karena memiliki viskositas yang lebih rendah.

Etanol atau etil alkohol merupakan senyawa golongan alkohol. Etanol

memiliki rumus kimia CH3CH2OH adalah satu senyawa organik yang mengandung

oksigen (Sutton et al., 2000).Etanol merupakan senyawa organik paling serba guna

karena kombinasi yang unik dari sifat etanol sebagai pelarut, penghilang kuman

penyakit, bahan bakar, obat penenang, dan terutama sebagai bahan kimia lanjutan

untuk pembuatan bahan kimia organik yg lainnya (Tau, Elango dan Joseph, 1994

dalam Kroschwitz, 1994). Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, mudah

terbakar, encer serta tidak berwarna. Sifat kimia dan fisik etanol terutama bergantung

pada gugus hidroksilnya.Gugus hidroksil ini memberi polaritas terhadap molekul dan

meningkatkan ikatan hidrogen antar molekul (Tau et al., 1994dalam Kroschwitz,

1994).

Menurut Tau et al.(1994) dalam Kroschwitz (1994), menyatakan bahwa

dalam lingkungan industri, etanol bukan merupakan bahan kimia yang

membahayakan bagi kesehatan. Menurut Moris et al. (1993), beberapa kegunaan

etanol yang tampak secara ekonomis adalah sebagai :

1. Bahankimialanjutandalamindustriuntukpembuatanbahankimialainnyasepertias

etaldehida, asamasetat, dandietileter.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/030

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

18

2. Pelarutuntukberbagaisubstansikimia

3. Komponenbahanbakuuntukfarmasi, parfum, flavor, dsb.

4. Bahanbakuesensialuntukminumanberalkohol

Etanol sering digunakan sebagai pelarut yang dapat melarutkan berbagai

senyawadanmerupakanpelarut yang seringdigunakanselain air. Menurut Lewis

(1989), penggunaan etanol dalam makanan digunakan sebagai antimikrobial dan

sebagai pelarut dalam proses ekstraksi.

2.2.5. Propilen Glikol

Berdasarkan komposisi kimianya, golongan propilen glikol terdiri dari

monopropilen glikol, dipropilen glikol dan tripropilen glikol. Senyawa kimia ini

dibuat sebagai produk antara dan digunakan untuk kebutuhan komersial secara luas.

Monopropilen glikol secara komersial lebih sering disebut dengan nama propilen

glikol (PG) atau propilen glikol USP (PG USP) yang dibuat sebagai tambahan untuk

beberapa industri seperti makanan dan obat-obatan.

Propilen glikol (PG) yang diproduksi secara komersial, merupakan hasil

hidrolisis dari propilen oksida. Proses produksi dilakukan dalam tekanan dan suhu

yang tinggi serta hidrolisis nonkatalitik propilen oksida. Air yang sangat berlebih

digunakan untuk mengubah propilen oksida menjadi campuran mono-, di- dan

tripropilen glikol. Produk yang dihasilkan adalah 90% PG dan 10% produk antara.

Setelah reaksi hidrasi selesai, air yang berlebih dihilangkan dengan evaporator

multiefek dan pengering selanjutnya glikol dimurnikan dengan destilasi vakum

bertekanan tinggi.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/031

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

19

Propilen glikol (PG) merupakan larutan yang tidak berwarna, jernih, kental,

sedikit berbau, sedikit manis, dan bertekanan uap rendah. PG adalah golongan glikol

yang unik diantara yang lain karena aman untuk dikonsumsi. PG merupakan

tambahan yang sangat penting dalam produksi makanan, kosmetik dan produk

farmasi karena tidak berbahaya bagi manusia dan dibutuhkan sebagai bahan

tambahan dalam formulasi sehingga Food and Drug Administration (FDA) Amerika

Serikat telah menyetujui penggunaa PG dalam beberapa jenis makanan. Selain

dikenal tidak berbau dan berwarna serta larut dalam air, PG pun dikenal sebagai

antimikroba dan bahan pengawet makanan yang efektif, oleh karena itu biasa

ditemukan dalam makanan, kosmetik, produk farmasi, dan aplikasi lain yang

berkaitan dengan kulit. PG juga efektif sebagai stabilizer yang ditemukan dalam

beberapa macam aplikasi seperti makan hewan semi basah, produk bakery, pewarna

makanan, salad dresing, dan krim pencukur. Menurut Siregar et al (2011), PG

digunakan sebagai bahan pengisi pada propolis karena dapat melarutkan komponen

aktif dalam ekstrak. Untuk orang dewasa, batas konsumsi propilen glikol adalah 1,5

g/hari, jika melebihi dapat berdampak pada kesehatan hati.

2.3. Antioksidan

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang dapat menghambat,

menunda atau mencegah terjadinya oksidasi (Santoso, 2006). Antioksidan merupakan

suatu inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi, dengan cara bereaksi dengan

radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil, sehingga

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/032

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

20

dapat melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif (Wong, Lai

dan Koh, 2005).

Dalam bidang pengolahan pangan, antioksdan efektif meningkatkan daya

simpan berbagai produk makanan. Diperkirakan antioksidan memperpanjang daya

simpan makanan lebih dari 200 kali tetapi tidak dapat memperbaiki makanan yang

telah rusak (Santoso, 2006).Secara alami antioksidan terdapat dalam hampir semua

bahan pangan, seperti kulit tipis apel, kulit biji kakao, teh, dan dalam jaringan

tanaman. Menurut Jasprica et al. (2007), propolis merupakan salah satu sumber

terbesar antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik tanaman dan merupakan

golongan antioksidan kuat. Komposisi kimia propolis bervariasi berdasarkan sumber

tanaman yang tersedia di daerah tersebut kerena hal tersebut aktivitas antioksidannya

pun bervariasi pula.

Dalam sistem biologis proses oksidasi lemak sering dikaitkan dengan

timbulnya penyakit-penyakit degenaratif seperti kanker, katarak dan proses penuaan

(Susanto, 2006). Dengan mengonsumsi antioksidan setiap hari dapat mengurangi

peluang munculnya penyakit degeneratif dan memperlambat penuaan. Antioksidan

tersebut akan merangsang respon imun tubuh sehingga mampu menghancurkan

radikal bebas, mempertahankan kelenturan pembuluh darah, mempertahankan

besarnya jaringan otak dan mencegah kanker (Winarno, 1992).Beberapa faktor yang

mempengaruhi penyerapan antioksidan oleh tubuh adalah jumlah antioksidan yang

dikonsumsi, kelarutan dalam lemak atau air, bentuk isomer, konsumsi lemak, protein

dan ketersediaan antioksidan lainnya dalam tubuh serta kondisi kesehatan orang yang

mengonsumsi antioksidan tersebut.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/033

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

21

Menurut Masruroh(2004), penurunan aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu suhu, oksigen, pH dan cahaya. Selainitu,

keberadaanlogamdapatmempercepatpenurunanaktivitasantioksidanpadasuatubahan

(Winarno, 1992).Proses ekstraksi dan penggunaan panas dapat menurunkan aktivitas

antioksidan suatu bahan.Faktorsuhuinimenjadifaktor yang

memberikanpengaruhpaling

besarterhadappenurunanaktivitasantioksidan.Secaraumumantioksidanstabilpadasuhur

endahhinggasuhu 500C.

Sumber antioksidan banyak terdapat dalam tanaman seperti vitamin C,

vitamin E, karotenoid, flavonoid, dan senyewa fenolik yang dapat mengurangi resiko

penyakit (Parkash, Regelholf dan Miller,2001). Berikut adalah penjelasan singkat

mengenai beberapa senyawa yang berperaan sebagai antioksidan

1. Flavonoid

Senyawa ini merupakan salah satu kelompok senyawa paling luas terdistribusi dan

terdapat hampir di seluruh bagian tanaman (Harbone, 1987). Yang termasuk dalam

kelopok ini adalah flavon, flavonol, isoflavon, katekin, proantosianidin, dan

antosianin. Menururt Santoso (2006), umumnya flavonoid berfungsi sebagai

antiksidan primer, kelator dan scavenger terhadap superoksida anion.Aktivitas

antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil

(CH3)2C=CH-CH2-). Berdasarkan hasil penelitian Hasim (2006),menunjukkan

bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi

terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan radikal bebas.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/034

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

22

2. Senyawa fenolik

Senyawa fenolik cenderung mudah larut dalam air (Harbone, 1987). Senyawa

fenolik yang umumnya terkandung dalam propolis adalah asam sinamat dan asam

kafeat (Lotfy, 2006). Fenolik merupakan salah satu sumber utama antioksidan

yang umumnya terdapat dalam rempah-rempah (Santoso, 2006). Berdasarkan hasil

penelitian Mishima et al. (2005), asam sinamat pada propolis lebah madu Brazil

dapat membunuh sel kanker pada tikus secara tuntas. Begitu pula pada asam kafeat

yang dapat membunuh sel kanker.

3. Karotenoid

Jenis karotenoid seperti β-karoten, astaxantin, fitoen, dan lutelin terdapat secara

luas dalam bahan pangan. Karotenoid digunakan sebagai bahan pewarna alami dan

mempunyai sifat antioksidatif. Senyawa ini berperan sebagai penetral oksigen

singlet,karena itu dapatmencegah pembentukan hidroperoksida.

Antioksidan yang paling efektif berfungsi adalah antioksidan yang dapat

menghentikan reaksi berantai radikal bebas.Mekanisme kerja antioksidan dapat

dilihat pada Gambar 5.

R•+ AH RH + A•

RO•+ AH ROH + A•

ROO• + AH ROOH + A•

R• + A• RA

RO• + A• ROA

Gambar 5. Mekanisme Kerja Antioksidan

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/035

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

23

(Santoso, 2006)

Berdasarkan mekanisme kerjanya antioksidan dibagi menjadi dua golongan

yaitu golongan primer dan golongan sekunder. Menurut Santoso (2006), antioksidan

primer merupakan zat yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya

menjadi produk yang stabil, sedangkan antioksidan sekunder atau antioksidan

preventif dapat mengurangi laju awal reaksi. Senyawa yang termasuk antioksidan

primer adalah senyawa tokoferol, flavonoid, fenolik, polifenol dan lainnya.

Sedangkan senyawa yang termasuk antioksidan sekunder adalah asam sitrat, EDTA,

Polifosfat, asam askorbat, β-karoten, dll.

Aktivitas antioksidan dapat diukur dengan berbagai metode. Metode yang

umum digunakan adalah metode DPPH (1,1-dipheniyl-2-picrylhidrazyl),

metodeperoksida, metodespektroskopi IR, metode ORAC danmetodeHansch

(Umamaheswari dan Chaterjee, 2008).

1. Metode DPPH (1,1-dipheniyl-2-picrylhidrazyl)

Uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylehydrazyl) adalahsuatumetodekolorimetri yang

cepatdanefektifuntukmemperkirakanaktivitasantiradikal.Menurut Parkash et

al.(2001), DPPH adalahsuaturadikalstabil yang mengandung nitrogen organik,

berwarnaungugelapdenganabsorbansi yang kuatpada λmaksimal 517 nm.

Setelahbereaksidenganantioksidanwarnalarutanakanberkurangdanberubahmenjadi

kuning.Perubahanwarnainidapatdiukursecaraspektrofotometri.Strukturdari DPPH

dapatdilihatpadaGambar3.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/036

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

24

Gambar 6. Struktur DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)(Prakashet al., 2001)

Aktivitas antioksidan dapat didefinisikan sebagai kuantitas hidrogen dari

senyawa antioksidan yang diikat oleh DPPH, dimana hasil ini dinyatakan dengan

nilai persentase (%) inhibisi (Windono et al., 2001).Persentase inhibisi dapat

menunjukkan nilai IC50 (inhibition Concentration 50%), merupakan konsentrasi

larutan substrat atau sampel yang akan menyebabkan reduksi terhadap aktivitas

DPPH sebesar 50% (Molyneux, 2004). Nilai IC50 dihitung dari persentase

penghambatan serapan larutan ekstrak dengan menggunakan persamaan yang

diperoleh dari kurva regresi linier. Semakin tinggi nilai IC50 maka semakin rendah

aktivitas antioksidannya dan sebaliknya, semakin rendah nilai IC50 semakin tinggi

aktivitas antioksidannnya.

O 2N

N-N(C 6H 5)2

NO 2

NO 2

+ AH

O 2N

N-N(C6H 5)2

NO 2

NO 2

H

+ A

1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil 1,1-Difenil-2-picrilhidrazin

Gambar 7. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan(Prakashet al., 2001)

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/037

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

25

2. Metode TBA (Tiobarbaturic Acid)

TBA (Tiobarbaturic Acid) akan berekasi dengan MDA (Monaldehida) yang

terbentuk karena pemanasan hidroperoksida dan produk degradasi sekunder pada

pH rendah menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah dengan absorbansi λ

535 nm. Metode TBA memiliki kelebihan yaitu populer, simpel dan relatif lebih

tinggi sensitivitasnya. Kelemahannya adalah angka TBA secara tidak langsung

menunjukan jumlah MDA atau lipid hidroperoksida yang terbentuk selama

oksidasi (Santoso, 2006).

3. MetodePeroksida (Santoso, 2006)

Prinsip pengujian ini adalah hidroperoksida menunjukan sifat oksidatif sehingga

reaksi redoks dapat digunakan untuk menguantifikasi hidroperoksida yang ada.

Misalnya, LOOH mengoksidasi I- dan Fe2+ menjadi I2 dan Fe3

+. Jumlah I2 dapat

dikuantifikasi misalnya dengan titrasi menggunakan natrium tiosulfat selanjutnya

jumlah Fe3+ dapat diukur dengan absorbansi Fe(SCN) pada λ 500 nm. Kelebihan

metode ini adalah dapat menentukan jumlah tepat peroksida.

4. MetodeORAC

Padametode ORAC, digunakanfluorescentsebagaibahanujiselainsampel yang

digunakan.Metodeinimenggunakanmesinazointitiator yang

berfungsiuntukmembuatradikalbebas yaitu

peroxyl.Fluorescentditembakkandenganperoxylkemudian pada selang waktu

tertentu akan dihitung intensitasnya. Laludibuatkurva

antaraintensitasvswaktuagardapatdihitungluasdaerahnya.Kadar

antioksidanditentukandenganstandar TE, trolox equivalent,

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lebah Trigonamedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080035_2_9636.pdfPengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001646/038

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

26

dengantroloxsebagaistandarnya.Perhitungannilai ORAC dilakukan

denganrumusberikut:

ORAC value (µM) = 20k (SSample - SBlank) / (STrolox - SBlank)

Ket :

S =daerahdibawahkurva

k =konstantapeluruhanfluoescent.

Kelebihan dari metode ORAC adalah hasil yang didaptkansangatakurat dan

ketelitiandarimetodeini pun semakinbaik. Kekurangannyametodeiniadalah

menunjukkanaktivitasteradapradikalbebastertentu, sepertiperoxyl,

sertametodeinitidakdapat menentukansampel yang telah rusak.

5. MetodeHansch (Tahir et al., 2003)

1) Pengambilan data prediktor untuk analisis Hansch

Langkah pertama dalam metode ini adalahmembuat model strukturdua

dimensinya menggunakan paket program Hyperchem. Kemudian model tersebut

dilengkapi dengan atom hidrogen pada setiap atom untuk melengkapi struktur

sebenarnya dan dibentuk menjadi struktur tiga dimensi. Selanjutnya adalah

melakukan optimasi geometri struktur berupa minimasi energi molekul untuk

memperoleh konformasi struktur yang paling stabil.

2) Analisis regresi

Analisis korelasi dan regresi multilinear dengan pendekatan Hansch,

dilakukandalam program SPSS for Windows dengan metode Backward.