ii. teori penunjang · jembatan maxwell 3. metode gelombang sinus kita perhatikan gambar 2-3....
TRANSCRIPT
II. TEORI PENUNJANG
1. TEORI DASAR
Ada berbagai macam cara pengukuran induktansi
yang telah diberikan dalam materi perkuliahan,
antara lain:
1. Metode Resonansi1
Dalam hal ini seperti pada GAMBAR 2-1 kita
menggunakan metode substitusi, dengan
mempergunakan rangkaian induktansi yang
beresonansi dengan kapasitansi.
Dengan rumus: o = 2rcf = 1/VLC
L dapat dicari, dimana C dan f diketahui.
loosely coupledoscitlotor offrequency f Hz
* \ High-impedance' / etecironic
voltmeter
Gambar 2-1 1
Rangkaian Pengukuran Resonansi Dari Induktansi
1 DFA. Edwards, Electric Measurment Technical, Butherworth 1971.
Ibid.
2. Metode Jembatan Maxwell3
Pada GAMBAR 2-2 diperlihatkan gambar jembatan,
dimana jembatan tersebut dipergunakan untuk
mengukur induktansi (Lx), yang diukur dengan
mempersamakannya kepada induktansi yang diketahui
(Ls). P dan R dalam gambar tersebut adalah
tahanan seri dari Lx dan Ls.
Kondisi keseimbangan tersebut adalah :
(P+joLx)S = (R+joLs)Q
PS = RQ LxS = LsQ
Lx/Ls = P/R = Q/S
Bila Q/S, Ls dan R diketahui maka Lx dan P dapat
dicari.
Gambar 2-2
Jembatan Maxwell
3. Metode Gelombang Sinus
Kita perhatikan GAMBAR 2-3. Dimulai dari
generator gelombang sinus yang memiliki frekuensi
3 Dr. Soedjana S dan Dr Osamu Nishino, Pengukuran Dan Alat-alatUkur Listrik, Pradaya Paramita, 1986.4 Ibid.
tertentu (f) serta amplitudo konstan (Vpp = Vs) ,
diumpankan pada rangkaian RL seri. Tegangan pada
L yang diukur, VL, adalah sama dengan
VS.XL/ (XL+R) , dalam hal ini XL = 2%FL. Dari dua
rumus tersebut dapat dicari L, yaitu:
L = (VL/(VS-VL)).(R/2«f).
SYll GENERATOR
-VA-*- t-
Gambar 2-3
Metode pengukuran Gelombang Sinus
2. PEMBANGKIT GELOMBANG SINUS
Pembangkit gelombang sinus adalah suatu
rangkaian yang berguna untuk membangkitkan gelombang
sinus. Gelombang sinus tersebut selanjutnya
digunakan untuk mengumpani induktor yang akan diukur
induktansinya. Ada berbagai macam rangkaian
pembangkit gelombang sinus, namun untuk memudahkan
aplikasi digunakan suatu rangkaian pembangkit yang
terintegrasi dalam suatu chip, yaitu XR-2206 dari
EXAR corporation.
3. GENERATOR FUNGSI MONOLITIK XR-2206
XR-2206 merupakan suatu rangkaian terintegrasi
generator fungsi yang mampu menghasilkan gelombnag
sinus berkualitas tinggi, square, triangle serta
ramp dengan stabilitas dan akurasi tinggi dari pulsa
bentuk gelombangnya. Keluaran dari bentuk gelombang
yang dihasilkan dapat merupakan amplitude) dan
termodulasi frekuensi oleh tegangan eksternal.
Frekuensi operasi dapat dipilih dari 0.01 Hz hingga
lebih dari 1 Mhz.
Rangkaian dengan XR-2206 sangat ideal untuk
komunikasi, instrumentasi dan aplikasi generator
fungsi yang membutuhkan gelombang sinusoidal, AM, FM
atau pembangkitan FSK. XR-2206 mempunyai
penyimpangan tipikal sebesar 20ppm/°C.
3.1 Deskripsi Sistem
XR-2206 terdiri dari empat blok fungsional
(gambar 2-4) yaitu, sebuah osilator dikontrol
tegangan (VCO, Voltage Controlled Oscillator),
sebuah pembagi analog (analog multiplier),
sebuah sine shaper, sebuah unity gain buffer
amplifier serta satu set saklar arus (current
switches).
VCO merighasilkan keluaran frekuensi yang
proporsional terhadap arus input, yang mana
diset dengan sarana sebuah resistor dari
terminal timing ke ground. Dengan dua pin
timing, dua keluaran frekuensi diskrit dapat
dihasilkan secara indenpendent untuk aplikasi
pembangkitan FSK dengan menggunakan pin kontrol
input FSK. Kontrol input ini mengatur saklar
arus (current switch) yang mana akan menentukan
timing resistor current, dan kemudian dialirkan
ke VCO.
TC1Tuning
CapacitorTC2 (£}
TimingResistors
|— TR1 0
1 TR2 0
FSKI (£)
AMSI Q)
VWVEA1 @
SYMA1 @ -
SYMA2©-
GND BIAS
(12) (fo)
CurrentSwitches
iMultiplierAnd SineShaper
{11) SYNCO
STO
-H3)MO
Gambar 2-4
Blok Diagram XR-2206
3.2 Frequency-Shift Keying
XR-2206 dioperasikan oleh 2 resistor timing
terpisah, Rl dan R2. Resistor timing yang
diaktifkan tergantung pada logika sinyal pada
pin 9. Bila pin 9 terhubung pada bias tegangan
yang >2V, hanya Rl yang diaktifkan. Serupa, bila
level tegangan pada pin 9 adalah kurang dari <1V
maka R2 yang diaktifkan. frekuensi keluaran
dapat dikunci diantara dua level, fl dan f2
sebagai berikut :
fl = 1/R1.C dan f2 = 1/R2.C
Untuk operasi supply terpisah, tegangan
penguncian pada pin 9 direferensikan ke V-.
Si Closed Tor Smewave
/ TriangteOf\ Sine Wave Output
/ Square Wave\ Output
10K - r L n -
5.1K S.IK
Gambar 2-55
Rangkaian untuk pembangkitan gelombang sinus
Tanpa External Adjustment
10
Symmetry Adjust
St Closed For Sincwave
Triangk: Or\ Sine Wave Output/ Squa'eWave
Output
S . t K •••• 5 . 1 K
Gainbar 2-66
Rangkaian untuk pembangkitan gelombang sinus
Dengan Distorsi Harmonis Minimum
<( FSK Output
10|iF
C o ^^^—'—^^^—'—Ijh5.1K 5.1K
Gambar 2-77
Generator FSK Sinusoidal
, XR-2206 Reference Manual, Fremont. CA, 1995.Ibid.
11
3.3 Keluaran Kontrol Level DC
Level DC pada keluaran (pin 2) adalah kira-kira
sama dengan bias DC pada pin 3. Pada GAMBAR 2-5,
GAMBAR 2-6 dan GAMBAR 2-7, pin 3 dibias diantara
V+ dan ground, untuk memberikan keluaran
tegangan DC pada « V+/2.
4. PEMBANGKITAN SINYAL GELOMBANG SINUS DENGAN XR-2206
4.1 Tanpa External Adjustment
GAMBAR 2-5 menunjukkan koneksi rangkaian yang
berguna untuk membangkitkan keluaran sinusoidal
dari XR-2206. Potensiometer, Rl pada pin 7
berguna untuk tuning frekuensi yang diinginkan.
Ayunan keluaran maksimum adalah V+/2, dengan
distorsi tipikal (THD) kurang dari 2.5%. Bila
diinginkan distorsi gelombang sinus yang lebih
kecil, diperlukan suatu penepatan (adjustment)
tambahan.
Rangkaian yang terdapat pada GAMBAR 2-5 dapat
dikonversikan ke operasi supply terpisah (split-
supply) , dengan hanya menggantikan semua koneksi
ke ground dengan V-. Untuk operasi supply
terpisah, R3 dapat secara langsung dihubungkan
ke ground.
12
4.2 Dengan External Adjustment
Harmonis yang terkandung pada keluaran
sinusoidal dapat dikurangi hingga -0.5% dengan
penepatan tembahan, seperti terlihat pada GAMBAR
2-6. Potensiometer, RA menepatkan (adjust)
resistor sine-shaping, dan RB menyediakan
penepatan yang lebih teliti (fine adjustment)
dari simetri bentuk gelombang. Prosedur dari
penepatan adalah sebagai berikut:
1. RB diset pada titik tengah dan RA diatur
sehingga didapatkan distorsi yang minimum.
2. Dengan RA pada posisi diatas , RB diatur
lebih jauh untuk mendapatkan distorsi yang
lebih rendah.
4.3 Frekuensi Operasi
Frekuensi osilasi, fo, ditentukan oleh capacitor
timing eksternal, C yang terhubung antara pin 5
dan pin 6 serta timing resistor R yang terhubung
pada pin 7 dan pin 8. Frekuensi osilasi
diberikan sebagai :
fo = (1/R.C) Hz
Frekuensi osilasi selanjutnya dapat diatur
dengan memvariasikan baik R maupun C. Nilai R
13
yang direkomendasikan untuk jangkah frekuensi
yang diberikan terlihat pada GAMBAR 2-6.
Stabilitas teraperatur adalah optimum untuk
4Kn<R<200KQ. Nilai yang direkomendasikan untuk
C adalah diantara lOOOpF hingga lOO^F.
4.4 Frekuensi Sapuan dan Modulasi
Frekuensi dari osilasi adalah proporsional
terhadap arus timing, IT, yang terdapat pin 7
atau 8.
f = [320IT(mA)/C([lF) ] Hz
Terminal timing (pin 7 atau pin 8) adalah titik
yang berimpedansi rendah, secara internal dibias
pada +3V terhadap pin 12. Frekuensi berubah
secara linier sesuai dengan IT/ dalam jangkah 1
JJA hingga 3 mA. Frekuensi dapat dikontrol dengan
mengaplikasikan sebuah kontrol tegangan, Vc pada
pin timing. Hubungan antara Vc dan frekuensi
osilasi adalah :
f = (1/R.C).{1+[R/Rc].[l-Vc/3] } Hz
Dimana VC dalam volt. Penguatan konversi
tegangan ke frekuensi, K, diberikan sebagai
berikut :
K = df/dVc= - 0.32/Rc.C Hz/V
14
I 5
> 33
I 2
S. 1
Tr
/
1,1/
angle
/
/f
/
/
//
// Sin
//
ewavo
20 40 60 80 100Rj In (KQ)
Gambar 2-8
Amplitudo keluaran sebagai
Fungsi dari resistor R3 pada pin 3
4.5 Amplitudo Keluaran
Keluaran amplitudo maksimum adalah berbanding
terbalik terhadap resistor eksternal, R3 yang
terhubung kepada pin 3 (GAMBAR 2-8). Untuk
keluaran gelombang sinus, amplitudo adalah
berkisar pada 160mV peak per KQ dari R3.
Sebagai contoh, R3=50Kfl akan menghasilkan
sekitar 13V amplitudo keluaran sinusoidal.
4.6 Modulasi Amplitudo
Keluaran amplitudo dapat dimodulasikan dengan
mengaplikasikan sebuah bias DC dan sebuah sinyal
modulasi pada pin 1. Impedansi internal pada pin
1 adalah kira-kira 100 kO. Keluaran amplitudo
bervariasi sesuai dengan tegangan yang
15
diaplikasikan pada pin 1. Total jangkah dinamis
dari modulasi amplitude) adalah berkisar pada 55
dB.
5. PENGUAT PENYANGGA
Penguat penyangga yang digunakan disini adalah
berguna untuk menguatkan baik tegangan maupun arus.
Penguat juga berfungsi sebagai penyangga yang
berfungsi untuk menyangga keluaran terhadap beban
yang mempunyai impedansi cukup rendah. Tanpa
menggunakan penguat penyangga maka XR-2206 akan
menjadi sangat terbebani bila beban (induktor yang
diukur) mempunyai impedansi yang terlalu rendah.
J^ 01...D4* 1N41U
Gambar 2-9
Gambar rangkaian penguat penyangga
Ibid.
16
5.1 Cara Kerja Rangkaian
Pembagi tegangan R1-R2-R3 menetapkan taraf
tegangan di basis Tl sedikit diatas setengah
tegangan catu. Karena dalam rangkaian kolektor
T2 ditambahkan sumber arus yang terdiri atas T3,
R7, Di dan D2, maka tingkat ini menghasilkan
penguatan tegangan yang sangat besar. Saluran
pulang sumber arus dihubungkan dengan jalan
keluar sehingga tegangan yang diperlukan untuk
memantapkan sumber tidak membatasi karateristik
balans dinamiknya. Penguat daya komplementer T4
dan T5 adalah transistor darlington yang tentu
saja, memungkinkan arus kolektor dalam tingkat
penggerak dipertahankan relatif rendah.
Umpan balik ke emitor Tl lewat R5 dan R6
menentukan penguatan tegangan keseluruhan. cacat
keseluruhan dari rangkaian ini adalah tidak
melebihi 0.16%. Tambahan DI dan D2 memperbaiki
cacat hingga tidak melebihi 0.1%.
6. MC68HC11A19
MC68HC11A1 merupakan salah satu mikrokontoller
dari keluarga mikrokontroller MC68HC11 produksi
, 68HC11 Reference Manual, Texas : Motorola, 1996.
17
Motorola. MC68HC11A1 sama persis dengan MC68HC11A8
namun tanpa EPROM internal.
HCMOS MC68HC11A8 merupakan 8-bit
mikrokontroller dengan kemampuan on-chip peripheral
yang tinggi. Dengan desain baru yang digunakan maka
kecepatan bus menjadi 2 MHz. Dan dapat beroperasi
dengan frekuensi yang mendekati frekuensi sinyal dc,
untuk menurunkan konsumsi daya.
Teknologi HCMOS yang digunakan dalam MC68HC11A8
mengkoitibinasikan ukuran kecil dan kecepatan tinggi
dengan daya rendah serta kebal terhadap noise
tinggi. Sistem on-chip memori terdiri atas 8 Kbyte
read-only memory (ROM), 512 byte electrically
erasable programmable ROM (EEPROM), dan 256 byte
random-access memory (RAM).
Banyak fungsi peripheral yang disediakan on-
chip. Delapan channel analog-to-digital (A/D)
konverter dengan resolusi 8-bit. Suatu asynchronuous
serial communication interface (SCI) dan
synchronuous serial peripheral interface (SPI) yang
terpisah. Mempunyai 16-bit sistem free-running timer
dengan tiga input-capture line, lima output-compare
line, dan real-time fungsi interrupt. Mempunyai 8-
bit pulse akumulator subsistem yang dapat menghitung
kejadian eksternal atau mengukur periode eksternal.
18
Selain itu juga mempunyai self-monitoring
circuit untuk mem-proteksi sistem error. Terdapat
computer operating properly (COP) watchdog sistem
untuk mem-proteksi kegagalan software. Terdapat
clock monitoring sistem untuk me-reset sistem bila
clock hilang maupun beroperasi terlalu lambat.
Selain itu terdapat circuit pendeteksi illegal
opcode yang menyediakan non-maskable interrupt jika
suatu ilegal opcode dideteksi.
Dan terdapat dua software untuk mengontrol
power-saving mode, WAIT dan STOP. Mode ini membuat
keluarga M68HC11 cocok untuk aplikasi dalam otomotif
maupun aplikasi yang dijalankan oleh baterei.
MOOB/VSTB, XTAL EXTAL E IRQ xlRC RESET
J 1 t i t I I }MODE
CONTROL
TIMERSYSTEM
OSCILLATOR |a O C K LOGIC NTERRUPT LOGIC
CPU
BUS EXPANSIONADDRESS ADDRESS/OATA
STROBE AND HANDSHAKEPARALLEL I/O
P 0 R T B
CONTROLPORTC
mum uiiuu mtmt
8 KBYTES ROM
512 BYTES EEPROM
256 BYTES RAM
SPI sa
CONTRa
•,*<_
AC CONVERTER
PORTO roRTE
5S0 !?§??l l t t tt t t l t t t t t
5O 0 0 ! ;
i eg i SS
10Gambar 2-10
Blok Diagram MC68HC11
10 Ibid.
19
GAMBAR 2-10 menunjukkan blok diagram dari
MC68HC11A8 MCU.
Semua instruksi pada M6800 dan M6801 kompatibel
dengan instruksi M68HC11 dengan tambahan 91 opcode
baru.
GAMBAR 2-11 menunjukkan tujuh register yang
tersedia dalam programmer.
0 7
SP
PC
8 « T ACCUMULATORS A 4BOR 1WIT DOUBLE ACCUMULATOR D
J INDEX REGISTER X
"2 INDEX REGISTER Y
] STACK POINTER
"1 PROGRAM COUNTER7 0S X H 1 N Z V C |
l_CONOmON COOES
CARRY/BORROW FROM MSB
OVERROW
ZERO
NEGATIVE
HMTERRUPT MASK
HALF CARRY (FROM BIT 3)
X-JNTERRUPTMASK
STOP DISABLE
Gambar 2-II11
Register CPU yang tersedia dalam programmer
Ibid.
20
7
15
I "
h=l«
ACCUMULATOR A 0 7 ACCUMULATOR B
DOUBLE ACCUMULATOR 0
INDEX REGISTER X
INDEX REGISTER Y
STACK POINTER
PROGRAM COUNTER
0
0
' I° 10
° 1CONDITION CODE REGISTER
7
S X H N Z V
0
= 1
A.B
D
IX
IY
SP
PC
OCR
Gambar 2-1212
Register yang dapat diprogram dalam MC68HC11
6.1 Susunan Kaki MC68HC11A8
Bagian ini akan menjelaskan fungsi dari pin-pin
MC68HC11A8. GAMBAR 2-13 menunjukkan susunan
kaki-kaki MC68HC11A8.
PA7/PATOC1C t
PAMX2OC1C 2
PASWC3/OC1C 3
PA4/0C*0C1[ 4
PA3AX»0C1[ S
PA2/1C1[ 6
PA1/C2C 7
PA0/K3[ s
P87/A15[ 9
P86/A14[
PB5/AI3[
PB4/A12[
PB3/A1i[
PB2W10C
PBVMflC
P£1/*N1[
V*[ 22
46pPO«SCK
4S JPD3M0SI
44 IP02MS0
43 | PDIffiD
42 IPDO/RID
29
38pPC7M7ID7
37 |PM/A6IW
36 I PCS/ASK
35 JPC4M4ID4
IPC3/A3/D3
33 |PC2/A2K
32 ) PCVAU01
3, jPCWAiyOO
30IXTAL
IEXTAL
IElsnw«
Gambar 2-13 1 3
Susunan kaki-kaki MC68HC11
12
13Ibid.Ibid.
21
6.1.1 Pin Power Supply (VDD dan Vss) . Daya
disuplai ke MCU melalui pin ini. VDD merupakan
positif power input, dan Vss merupakan ground.
MC68HC11A8 MCU menggunakan single power supply,
namun juga dapat menggunakan tambahan power
supply untuk referensi bagi A/D dan untuk
baterei cadangan untuk on-chip RAM. Keseluruhan
MCU termasuk RAM dan A/D dapat beroperasi
dengan single power supply sebesar 5 V
(nominal).
6.1.2 Mode Select Pin (MODB/VSTBT dan MODA/LIR) .
Pin MODA dan MODB berfungsi sebagai mode select
input pada saat MCU berada dalam keadaan reset.
Pin MODA berfungsi untuk memilih antara mode
single-chip atau expanded. Sedangkan MODB
berfungsi untuk memilih antara operasi normal
atau operasi khusus dari mode yang dipilih,
dimana bootstrap mode merupakan operasi khusus
dari single-chip mode dan special test
merupakan operasi khusus dari expanded mode.
TABEL 2-1 menunjukkan ringkasan dari pemilihan
mode pada pin MODA dan MODB.
22
14Tabel 2-1
Ringkasan pemilihan Mode dari hardware
MOOB
1
1
0
c
MODA
0
1
0
1
Mode Selected
Single Chip
Expanded Multiplexed
Special Bootstrap
Special Test
Namun setelah keadaan reset berlalu, pin MODA
berlaku sebagai alternatif fungsi yaitu load
instruction register (LIR), yang berfungsi
untuk monitoring pada logic analyzer selama
debug dalam sistem. Sedangkan MODB akan
bertindak sebagai alternatif fungsi dari
standby power supply (VSTBY) , untuk menjaga isi
RAM ketika tegangan VDD dimatikan.
6.1.3 Crystal Oscillator dan Pin Clock (EXTAL,
XTAL, dan E) . Pin osilator dapat digunakan
dengan eksternal kristal network atau suatu
CMOS kompatibel clock source secara eksternal.
Frekuensi yang diberikan pada pin ini empat
kali lebih besar dari frekuensi bus (E-clock
rate) yang diinginkan. E clock merupakan
frekuensi bus clock output, yang digunakan
sebagai sinyal referensi dasar untuk pewaktu.
14 Ibid.
23
Osilator dalam MC68HC11A8 berisi sebuah NAND
gate dua input. Salah satu input gate ini
dikemudi oleh sinyal internal yang dapat
mematikan osilator ketika MCU dalam STOP mode.
Sedangkan input lain-nya merupakan pin EXTAL
input dari MCU. Output dari NAND gate ini
merupakan pin XTAL output dari MCU. XTAL output
ini di-buffer dengan suatu high-impedance
buffer seperti 74HC04.
GAMBAR 2-14 dan GAMBAR 2-15 menunjukkan
komponen internal dan eksternal yang membentuk
osilator kristal ini, yang disebut Pierce
osilator (juga dikenal dengan paralel resonant
kristal osilator). GAMBAR 2-14 menunjukkan
koneksi untuk kristal frekuensi tinggi (lebih
besar dari 1 MHZ), dan Gambar 2-16 menunjukkan
koneksi untuk operasi frekuensi rendah (kurang
dari 1 MHZ).
25 pF*
THIS VALUE INCLUDES ALL STRAY CAPACITANCES.
Gambar 2-1414
Koneksi Kristal frekuensi tinggi
16 Ibid.
24
4 x EEXTALU CMOS-COMPATIBLE
EXTERNAL OSCILLATOR
MCU
XTAL — NC
Gambar 2-1515
Koneksi Kristal frekuensi rendah
6.1.4 Pin Reset (RESET). Pin reset ini aktif
low. Bila diberi sinyal low pada pin RESET maka
MCU MC68HC11 berada dalam keadaan kondisi
initial dan akan mulai mengeksekusi instruksi
mulai dari starting address yang ditentukan.
Saat kondisi reset terjadi, semua register
internal dan kontrol bit berada dalam keadaan
initial. Keterangan di bawah ini berisi
ringkasan dari MCU saat kondisi reset :
o CPU : Setelah reset CPU akan mengambil
restart vektor dari lokasi $FFFE,FFFF
($BFFE,BFFF jika dalam mode special test atau
bootstrap).
o Memory Map : Setelah reset, RAM dan I/O
mapping (INIT) register diinisialisasi ke
$01, sehingga 256 byte RAM berada pada lokasi
$0000-$00FF dan register kontrol pada lokasi
$1000-$103F.
25
o Parallel I/O : Ketika reset terjadi dalam
mode operasi expanded-multiplexed, ke-18 pin
yang digunakan untuk paralel I/O dijadikan
expansion bus. Dan jika reset terjadi dalam
mode operasi single-chip, STAF, STAI, dan
HNDS kontrol bit di-clear sehingga tidak
nyala. Port C diinialisasi sebagai port
input; port B dan port A (bit [6:3]) sebagai
general purpose output port dengan semua bit
'clear'. Port C, port D (bit [5:0]), port A
(bit 0, 1, 2, dan 7), dan port E
dikonfigurasikan sebagai general purpose high
impedance input.
o Timer : Selama reset, sistem timer
diinisialisasi ke $0000. Prescaler bit di-
clear, dan semua output-compare register
diinisialisasi ke $FFFF. Semua input-capture
register menjadi tak terdefinisi setelah
reset.
o Real-Time Interrupt : Real-time interrupt
flag di-clear sehingga rate kontrol bit harus
diinisialisasi secara software sebelum
digunakan.
17 ibid.
26
o Pulse Accumulator : Pulse accumulator sistem
dimatikan sehingga pulse accumulator input
(PAI) pin menjadi general-purpose input pin.
• COP Wacthdog : Computer operating properly
(COP) watchdog sistem dinyalakan jika NOCOP
kontrol bit dalam CONFIG register di-clear
dan dimatikan bila NOCOP di-set.
© Serial Communication Interface (SCI) :
Kondisi reset dari sistem SCI lepas dari
pengaruh mode operating. Saat reset, SCI baud
rate menjadi tak tentu sehingga harus
diinisialisasi secara software bila ingin
digunakan. Semua transmit dan receive
interrupt dimatikan sehingga pin-pin ini
menjadi general purpose I/O line.
o Serial Peripheral Interface (SPI) : SPI
sistem dimatikan oleh reset. Pin-pin yang
berhubungan dengannya menjadi general purpose
I/O line.
© Analog-to-Digital (A/D) Converter : A/D
konverter sistem menjadi tak tentu setelah
reset. Conversion complete flag di-clear. A/D
power-up (ADPU) bit di-clear, sehingga A/D
sistem dimatikan.
27
6.1.5 Interrupt Pin (XIRQ,IRQ). Pin XIRQ
menyediakan non-maskable interrupt setelah
reset inisialisasi. Selama reset, X bit dalam
condition code register (CCR) di-set, dan
semua interrupt dimatikan hingga MCU software
menyalakannya. Input XIRQ merupakan level
sensitif, sehingga dapat dihubung-kan dengan
multiple-source wired-OR network dengan suatu
eksternal pull-up resistor. XIRQ sering
digunakan sebagai interrupt pendeteksi power
loss.
Sedangkan IRQ input menyediakan asynchronuous
interrupt ke MCU MC68HC11A8. IRQ merupakan
program selectable (OPTION register), yang
mempunyai pilihan antara level-sensitif
maupun falling-edge-sensitif triggering.
Setelah reset, IRQ dikonfigurasikan sebagai
level-sensitif operasi.
6.1.6 Pin A/D Reference dan Pin Port E (VREFL,
VREFH, PE[7:0]). Pin VREFH dan VREFL menyediakan
tegangan referensi untuk rangkaian A/D
konverter. Pin ini normalnya dihubungkan
dengan VDD dan Vss melalui suatu low-pass
filter network (lihat GAMBAR 2-18) untuk
mengisolasi noise dari power supply logik.
28
Setidaknya tegangan yang dibe-rikan antara
VREFH dan VREFL tidak kurang dari 2.5 V untuk
full A/D accuracy. Sistem A/D telah di-test
dengan menggunakan tegangan referensi 4.5 V
dan 5.5 V.
• THIS ANALOG SWITCH IS CLOSED ONLY DURING THE 12-CYCLE SAMPLE TIME.
Gambar 2-16
Low-Pass Filter untuk pin referensi A/D
Port E input dapat digunakan sebagai general-
purpose input atau sebagai A/D analog input.
Fungsi analog dan digital dari port E secara
normal tidak saling mencampuri satu sama
lain, dimana sebagian pin dapat digunakan
sebagai digital input dan pin sisanya dapat
digunakan sebagai analog input. Penyalaan
digital buffer selama suatu analog sample
29
mungkin dapat menyebabkan gangguan kecil pada
input line, sehingga mungkin dapat
menyebabkan error kecil pada level analog
yang di-sampling. Namun gangguan yang terjadi
ini terlalu kecil sehingga mungkin tidak
menyebabkan ketidakakuratan dalam penguku-
ran.
6.1.7 Pin Timer Port A. Port A terdiri atas
tiga pin input-only, empat pin output-only,
dan satu pin yang dapat dikonfigurasikan
sebagai input atau output. Pin input-only
(PA0/IC3, PA1/IC2, dan PA2/IC1) juga dapat
berfungsi sebagai edge-sensitif timer input
capture pin. Empat pin output-only
(PA3/OC5/OC1, PA4/OC4/OC1, PA5/OC3/OC1 dan
PA6/OC2/OC1) juga dapat berfungsi sebagai
main timer output-compare pin. Ketika fungsi
output-compare dinyalakan, pin ini tidak
dapat digunakan sebagai general-purpose
output. Keempat pin ini dapat dikontrol oleh
output-compare 1 (0C1) dan atau output-
compare lainnya. Pin PA7/PAI/OC1 dapat
digunakan sebagai general I/O pin, sebagai
18 Ibid.
30
pulse-accumulator input, atau sebagai OC1
output pin.
6.1.8 Pin Serial Port D. Port D terdiri atas
enam general-purpose, bidirectional I/O pin
yang dapat dikonfigurasikan secara individual
sebagai input atau output. Ketika serial
communication interface (SCI) receiver
dinyalakan, pin PDO/RxD menjadi input sebagai
fungsi RxD. Ketika SCI transmitter
dinyalakan, pin PDl/TxD menjadi output
sebagai fungsi TxD. Ketika sistem serial
peripheral inter-face (SPI) dinyalakan, pin
PD2/MISO, PD3/MOSI, PD4/SCK, dan PD5/SS
menjadi fungsi SPI. Sementara sistem SPI
dinyalakan, pin PD5/SS dapat digunakan
sebagai general-purpose output dengan men-set
DDRD5 bit, yang menyediakan sistem SPI
dikonfigu-rasikan sebagai mode master dalam
operasinya.
6.1.9 Pin Port B dan C, STRA dan STRB. Ke-18
pin ini digunakan sebagai general-purpose I/O
sementara MCU beroperasi dalam mode single-
chip. Ketika mode expanded digunakan, ke-18
pin ini menjadi address/data bus yang di-
31
multiplex dengan address strobe (AS) dan
read/write (R/W) sebagai kontrol line. TABEL
2-2 berisi ringkasan fungsi pin-pin ini dalam
operating mode MCU.
Tabel 2-2
Pin port B dan C, STRA dan STRB
Port
BBBBBBBB
CCCCCCCC
Bit
01234567
01234567
Single-Chip and Bootstrap Mode
PBOPB1PB2PB3PB4PBSPB6PB7
PCOPCIpaPC3PC4PC5PC6PC7
STRA
STRB
OutputOutputOutputOutputOutputOutputOutputOutput
input/OutputInput/OutputInput/OutputInput/OutputInput/OutputInput/OutputInput/OutputInput/Output
Input Strobe (Edge In)
Output Strobe
A8A9A10A l lA12A13A14A15
ADOADIAD2AD3AD4AD5AD6AD7
AS
R/W
Expanded-Multiplexed andSpecial Test Mode
Address OutputAddress OutputAddress OutputAddress OutputAddress OutputAddress OutputAddress OutputAddress Output
Address/Data MultiplexedAddress/Data MultiplexedAddress/Data MultiplexedAddress/Data Multiplexed 'Address/Data MultiplexedAddress/Data MultiplexedAddress/Data MultiplexedAddress/Data Multiplexed
Address Strobe (Out)
Read/Write Select
6.2 Struktur Memori
MC68HC11A8 merupakan suatu mikrokontroller yang
di dalamnya telah terdapat random-access memory
(RAM), read-only memory (ROM), dan electrically
erasable programmable ROM (EEPROM). MC68HC11A8
mempunyai on-chip RAM sebesar 256 byte yang
default-nya terletak pada lokasi $0000-$00FF
dari 64-Kbyte memory map yang tersedia.
MC68HC11A8 juga mempunyai EEPROM on-chip di
32
dalamnya sebesar 512 byte yang lokasinya
terletak pada $B600-$B7FF. Selain itu MC68HC11A8
juga mempunyai on-chip ROM yang terbagi dua
yaitu 8-Kbyte user ROM, yang tersedia untuk
user-define program, dan juga terdapat 192-byte
ROM, yang disebut bootloader ROM. Bootloader ROM
terdapat pada lokasi $BF00-$BFFF, dan reset
vektor dari ROM-nya terletak pada lokasi $BFFE-
$BFFF. Dalam mode operasi expanded, user dapat
menggunakan EPROM maupun RAM eksternal dimana
lokasinya harus ditentukan pada bagian alamat
yang tidak dipakai oleh on-chip memori yang
telah ada dalam MCU. Reset vektor dalam mode
diatas ini terletak pada lokasi $FFFE-$FFFF.
GAMBAR 2-19 menunjukkan peta memori dari M68HC11
seri A.
soooo
$1000
SB600
JEOOO
SFFFF
<SNNN
'̂̂ ¥̂
/ / / / /
H
EXT
777/EXT
7777
;:EXT
EXT
7777sEXT
0000
OOFF
1000
103F
B600
B7FF
BF40
BFFF
E000
FFFF
256 BYTES RAM
64-BYTE REGISTER BLOCK
512 BYTES EEPROM
BOOTR O M ,
BFCO
BFFF
8 KBYTES ROM
FFCO
FFFF
SPECIAL MOOESINTERRUPTVECTORS
NORMALMOOESINTERRUPTVECTORS
SINGLE EXPANOEO BOOTSTRAP SPECIALCHIP TEST
Gambar 2-1719
Peta Memori MC68HC11 seri A
19 Ibid.
33
6.3 Synchronuous Serial Peripheral Interface
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan
satu dari dua serial komunikasi subsistem yang
terdapat dalam MC68HC11A8 secara terpisah. SPI
ini dapat dikonfigurasikan baik sebagai master,
dengan data rate sebesar 1 Mbit per second dan
slave, dengan data rate sebesar 2 Mbit per
second.
GAMBAR 2-20 merupakan blok diagram dari SPI
sub-sistem. Ketika SPI transfer terjadi, 8-bit
karak-ter pertama digeser keluar melalui pin
data sementara 8-bit karakter lainnya digeser
keluar secara simultan melalui pin data. Elemen
dasar dari sistem SPI adalah blok yang berisi
shift register dan read data buffer. Sistem ini
dalam arah transmit di-buffer sekali dan dalam
arah receive di-buffer dua kali. Kenyataan ini
berarti data baru untuk transmisi tidak dapat
ditulis ke shift register hingga proses
sebelumnya selesai; namun data yang diterima
akan ditransfer ke paralel read data buffer
sehingga shift register bebas menerima serial
karakter yang kedua. Hanya sebuah MCU register
address yang digunakan untuk membaca data dari
20 ibid.
34
read data buffer dan untuk menulis data ke
shift register.
PH?(INTERNAL)
wviocn
• 2 < « < I 6 * 3 2
MS8
8 811 SKF1 REGISirn
READ DATA BUfFER
SELECTSPI CLOCK (MASTCRI
SPI CONTROL
[ SPI STATUS REGISTER
_ MSTR
. , SPE
CLOCKLOGIC
36
SPI CONTROL REGISTER
SPIINTERRIPT INTERNALREQUEST OATA8US
Gambar 2-1821
Blok diagram SPI Sistem
6.3.1 SPI Clock Phase Dan Kontrol Polaritas.
Software dapat memilih empat kombinasi serial
clock (SCK) phase dan polaritas menggunakan 2
bit dalam SPI kontrol register (SPCR)•
Polaritas clock ditentukan oleh CPOL kontrol
bit, yang akan memilih aktif high atau aktif
low dari clock dan tidak mempunyai efek
21 ibid.
35
apapun dalam transfer format. Clock phase
(CPHA) kontrol bit memilih satu dari dua
format transfer yang berbeda secara mendasar.
Clock phase dan polaritas harus sama untuk
master SPI device dan slave device yang
berkomunikasi. GAMBAR 2-21 dan GAMBAR 2-22
menunjukkan timing diagram dari SPI transfer
dimana CPHA berturut-turut nol dan satu.
SCK CYCLE*(FOR REFERENCE)
SCK(CPOL-0)
SCK(CP0l-1)
MOSI(FROM MASTER)
SS (TO SLAVE)
Gambar 2-1922
SPI transfer format untuk CPHA = NOL
SCK CYCLE*Dfi REFERENCEI
SCK(CPOL-0|
SCK(CPOL.I)
MOSIFROM MASTER)
MISO " " ,fFROM SLAVE!
SS (TO SLAVE) \
1
1
~H\
2
"I /3
^1 /
\ MS8 X 6 X 5
{ • X MSB X ' X 5
Gambar
4
1 /
5
- 1 /•
X 4 X 3
X < X 3
2-2023
"\ /7
- 1 /
X 2 X '1
e
— \
X_jSB y
X 2 X 1 X LS8 >l
SPI tranfer format untuk CPHA = SATU
22
23Ibid.Ibid.
36
6.3.2 SPI Pin Sinyal. Ada empat I/O pin
sinyal yang berhubungan dengan SPI transfer :
pin SCK, MISO data line, MOSI data line, dan
pin aktif low SS. Ketika SPI sistem
dimatikan, keempat pin ini dikonfigurasikan
sebagai general-purpose I/O. Pin SCK
merupakan output ketika SPI dikonfigurasikan
sebagai master dan sebagai input bila SPI
dikonfi-gurasikan sebagai slave. Pin data
MISO dan MOSI digunakan untuk mentransmisikan
dan menerima data serial. Ketika SPI
dikonfigurasikan sebagai master MISO
merupakan master data input line dan MOSI
merupakan master data output line. Dan
sebaliknya bila SPI dikonfigurasikan sebagai
slave. Pin SS untuk slave device akan
digunakan untuk mengaktifkan SPI slave selama
transfer. Dan untuk master device, pin SS
dapat dipilih sebagai error-detection input
untuk SPI atau sebagai general-purpose output
yang tidak akan mempengaruhi SPI.
6.3.2 SPI Register. SPI kontrol register
(SPCR), SPI status register (SPSR), dan SPDR
merupakan register yang diakses secara
software yang digunakan untuk
37
mengkonfigurasikan dan mengoperasikan SPI
sistem. Port D Direction Control Register
(DDRD) merupakan register yang digunakan
untuk mengkon-trol arah dari pin-pin port D.
Bit 5, 4, 3, dan 2 dari port D digunakan oleh
SPI sistem ketika SPI enable (SPE) kontrol
bit satu, sedangkan dua bit lainnya digunakan
sebagai SCI receiver dan trans-mitter. SPI
Control Register (SPCR) merupakan register
yang digunakan untuk mengkonfigurasikan SPI
sistem. SPI Status Register (SPSR) merupakan
read-only register yang berisi status flag
yang mengindikasikan selesainya suatu SPI
transfer dan juga berisi flag error yang
terjadi dalam SPI sistem.
7. PPI 8255
PPI 8255 merupakan general-purpose programmable
I/O device yang didesain untuk dapat digunakan
dengan hampir semua mikroprossessor maupun
mikrokontroller yang umum. PPI ini menyediakan 24
I/O pin yang dapat dikonfigurasikan secara
individual dalam dua group yaitu 12 input dan 12
output serta dapat digunakan dalam tiga mode
operasi. Fungsi tiap pin dan mode operasi dapat
38
diprogram pada saat pertama kali inisialisasi
melalui control word register.
GAMBAR 2-21 menunjukkan konfigurasi pin-pin
dalam 8255. Sedangkan TABEL 2-3 menunjukkan fungsi
pin-pin 8255.
-c« C
••c-c
-c
~c~c-c~c
- 82SSA
«
Gambar
»
»•*»
-n
M
n
D •"
3-
3 -3 -3 -D-3 "
D«3 -D —3 ~3 -
2-21 24
Konfigurasi pin-pin 8255
Tabel 2-3
Fungsi pin-pin 8255
'-/ f U\J
RESETCSRDWRA0.A1PA0.PA7PB0.PB7PC0.PC7VCCGND
DATA BUSRESET INPUTCHIP SELECTREAD INPUTWRITE INPUTPORT ADDRESSPORT APORTBPORTC5VOV
24 J.P.M. Steeman, DATA SHEET B00K2, PT ELEX KOMPUTINDO, Jakarta,1993.
39
Mode operasi dalam 8255 ada 3, yaitu :
1. Mode 0 - Basic Input/Output.
Konfigurasi fungsi ini menyediakan operasi input
dan output secara sederhana untuk masing-masing
port. Tidak ada *handshaking" yang diperlukan,
data secara sederhana ditulis dan dibaca dari
port yang ditentu-kan.
2. Mode 1 - Strobed Input/Output.
Konfigurasi fungsi ini menyediakan transferring
I/O data ke atau dari port yang ditentukan
berkaitan dengan sinyal strobe atau
'handshaking". Dalam mode 1, Port A dan Port B
digunakan untuk I/O line dan Port C digunakan
untuk menerima sinyal *hand-shaking".
3. Mode 2 - Bi-directional Bus.
Konfigurasi fungsi ini menyediakan komunikasi
dengan peripheral device baik transmitting maupun
receiving data secara bidirectional bus I/O.
Sinyal *hand-shaking" disediakan untuk menjaga
aliran bus berjalan dengan benar seperti dalam
mode 1. Selain itu juga tersedia fungsi
enable/disable dan interrupt.
25 Ibid;
40
8. RANGKAIAN SPAN DAN ZERO
Rangkaian span dan zero berguna untuk mengatur
penguatan (span) dan zero sehingga parameter dari
suatu rangkaian dapat disesuaikan dengan rangkaian
selanjutnya. Efek dari span dan zero dapat dilihat
pada GAMBAR 2-24 berikut.
a) variasi dari span
b) span -1
c) pergeseran zero
Gambar 2-22
Efek dari Span dan Zero
41
.1 Inverting Summer
Salah satu rangkaian yang digunakan pada span
dan zero adalah rangkaian inverting summer.
Sinyal input yang akan diolah adalah input
tunggal, ein. Penguatan dari sinyal tersebut
ditentukan oleh -Rf/Ri. Sebuah tegangan
referensi ±V ditempatkan pada input yang lain
dari rangkaian summer. Penguatan dari tegangan
referensi ditentukan oleh -Rf/Ros. Tegangan
keluaran dari rangkaian span dan zero adalah :
eui = -(Rf/Ri) .e i n - (Rf/Ros) .V
+v
-(mx + b)——o
R
+V
-V R / 2 :
'UJ
+mx + b
-V
Gambar 2-23
Skema Konverter Span dan Zero
Menggunakan Inverting Summer
26 J. Michael Jacob, Industrial Control Electronic, Prentice Hall,New Jersey, 1988. p.213.
42
Sinyal tersebut kemudian dilewatkan pada sebuah
inverting amplifier dengan penguatan -1 sehingga
output dari rangkaian adalah :
eu2 = (Rf/Ri).ein + (Rf/Ros) .V
Persamaan diatas dapat dibandingkan dengan
persamaan garis lurus,
y = mx + b
Dimana y adalah variabel tek bebas (dependent)
dan x adalah variabel bebas (independent). Untuk
plot output terhadap tegangan input maka,
m = Rf/Ri
b = (Rf/Ros).V