ii iii - psp pertanian - direktorat jenderal prasarana dan

402

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN
Page 2: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

MetodeStandarPengujianEfikasiInsektisida� �i�

KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, ditetapkan bahwa pestisida yang akan diedarkan di Indonesia wajib terdaftar memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida, hanya pestisida yang telah terdaftar dan atau memperoleh izin Menteri Pertanian yang boleh diedarkan, disimpan, dan digunakan dalam wilayah Republik Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24 Tahun 2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida bahwa pengujian efikasi dilaksanakan oleh lembaga penguji yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan wajib mengikuti metode standar yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Pertanian. Salah satu aspek penting dalam pendaftaran fungisida adalah pengujian efikasi untuk membuktikan bahwa fungisida yang didaftarkan efektif mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut maka disusunlah buku METODE STANDAR PENGUJIAN EFIKASI FUNGISIDA sebagai pedoman pelaksanaan pengujian efikasi fungisida. Mudah-mudahan melalui publikasi ini dapat membantu semua pihak yang berkepentingan dalam pendaftaran fungisida, sehingga pelaksanaan pengujian efikasi dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Jakarta, April 2013 an. Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

Sumarjo Gatot Irianto

Page 3: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

ii

DAFTAR ISI Halaman 1. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Hawar Pelepah dan Busuk Batang Pada Tanaman Padi .. 1 2. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Bercak Daun Coklat Pada Tanaman Padi ....................... 11 3. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Bercak Daun Sempit Pada Tanaman Padi ...................... 20 4. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Blas Daun Dan Blas Leher Pada Tanaman Padi .............. 29 5. Pengujian Lapangan Efikasi Bakterisida Terhadap Penyakit

Hawar Daun Bakteri Pada Tanaman Padi ......................... 39 6. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Bercak Daun Coklat Pada Tanaman Jagung .................... 48 7. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Bulai Pada Tanaman Jagung .......................................... 57 8. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Hawar Daun Pada Tanaman Jagung ............................... 66 9. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Karat Pada Tanaman Kedelai .......................................... 75

10. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Antraknose Pada Tanaman Kedelai ................................ 83

iii

11. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Pustul Bakteri Pada Tanaman Kedelai ............................... 91

12. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Bercak Kering Pada Tanaman Kentang ............................ 99

13. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Hawar Daun Pada Tanaman Kentang .................... 109

14. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Umbi Pada Tanaman Kentang .............................. 119

15. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit (Phytium sp.) Tanaman Kentang ..................................... 128

16. Pengujian Lapangan Efikasi Nematisida Terhadap Nematoda Bengkak Akar Pada Tanaman Kentang .......... 138

17. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Layu Pada Tanaman Kentang .......................................... 147

18. Pengujian Lapangan Efikasi Bakterisida Terhadap Penyakit Layu Bakteri Pada Tanaman Kentang............................... 157

19. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Kacang Hijau ...................... 167

20. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Embun Tepung Pada Tanaman Kacang Hijau ................... 175

21. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Kudis Pada Tanaman Kacang Hijau ................................. 183

22. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Bercak Daun dan Karat Pada Tanaman Kacang Tanah .... 191

Page 4: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

iv

23. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Lunak Pada Tanaman Kubis ............................. .. 201

24. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Akar Gada Pada Tanaman Kubis .................................... 211

25. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Hitam Pada Tanaman Kubis ................................. 220

26. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang dan Akar Pada Tanaman Jeruk .... 230

27. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit (Diplodia sp.) Pada Tanaman Jeruk ................................ 238

28. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit (Phytophthora sp.) Pada Tanaman Jeruk ............................ 246

29. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Layu (Fusarium/Ralstonia) dan Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Pisang ...................................................... 255

30. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Karat Putih (Puccinia horiana Henn.) Pada Tanaman Krisan ................................................................................ 264

31. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Jamur Akar Putih (Fomes noxius) Pada Tanaman Kakao .. 275

32. Pengujian Lapangan Efikasi Nematisida Terhadap Nematoda Nematoda (Pratylenchus coffeae) Pada Tanaman Kopi .................................................................... 284

33. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Karat Daun (Hemileia vastatrix) Pada Tanaman Kopi ........ 293

v

34. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora) Pada Tanaman Kakao .............................................................. 303

35. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Leaf Scorch (atau penyakit daun lainnya) Pada Tanaman Tebu .................................................................................. 311

36. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Pineapple Disease dan Pokkah Boeng Pada Tanaman Tebu …………………………………………………………….. 320

37. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Cacar Daun (Exobasidium vexans) Pada Tanaman Teh ... 328

38. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Phytium sp. Pada Tanaman Teh ........................................ 337

39. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Rhyzoctonia solani Pada Tanaman Teh ............................. 346

40. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Cacar Daun (Exobasidium vexans) Pada Tanaman Teh ..... 355

41. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit Fusarium sp. Pada Tanaman Teh ...................................... 364

42. Pengujian Lapangan Efikasi Nematisida Terhadap Nematoda Meloidogyne spp. dan Pratilenchus sp. Pada Tanaman Teh ................................................................... 373

43. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Page 5: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

vi

Rhyzoctonia solani Pada Tanaman Kina ........................... 381 44. Pengujian Lapangan Efikasi Fungisida Terhadap Penyakit

Layu Ralstonia Pada Tanaman Jahe ...................................... 390

Page 6: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 1

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT HAWAR PELEPAH (Rhizoctonia solani) DAN BUSUK BATANG

(Helminthosporium sigmoideum) PADA TANAMAN PADI

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU

Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA

Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN

Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

Page 7: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 2

5. BAHAN DAN METODE 5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor..........tanggal.............dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap R. solani dan H. sigmoideum.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tiga (3) minggu setelah tebar. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) bibit per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya padi di daerah setempat.

5.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian

Page 8: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 3

efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Page 9: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 4

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 25 cm x 25 cm

5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 5 m x 5

m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 400 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur

Page 10: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 5

sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan 500 l/ha atau

disesuaikan dengan umur tanaman padi (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida

5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

Page 11: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 6

5.2.12.2. Interval aplikasi Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi

Banyaknya aplikasi sekurang-kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13. Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh Jumlah tanaman contoh yang

diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 12: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 7

5.2.13.3. Metode pengamatan Pengamatan penyakit hawar daun dilakukan dengan skoring:

0 = Tidak ada infeksi

1 = Bercak terbatas dibawah 20 % dari tinggi tanaman

3 = Bercak 20% - 30% dari tinggi tanaman

5 = Bercak 31% - 45% dari tinggi tanaman

7 = Bercak 46% - 65% dari tinggi tanaman

9 = Bercak lebih dari 65% tinggi tanaman

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Page 13: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 8

Keterangan :

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i

i = skor penyakit (0 – 9)

N = Jumlah sampel yang diamati

V = Skor penyakit tertinggi

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang

Fitotoksisitas tanaman oleh fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran

Diamati intensitas kerusakan tanaman oleh penyakit lain.

Page 14: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 9

Hasil panen tanaman pengujian

Ditimbang hasil panen tanaman contoh tiap petak pengujian.

5.3.PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4.KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

Page 15: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 10

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan :

TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan

fungisida

Page 16: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 11

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT

(Helminthosporium oryzae) PADA TANAMAN PADI

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU

Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA

Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN

Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

Page 17: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 12

5. BAHAN DAN METODE 5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap Helminthosporium oryzae.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tiga (3) minggu setelah tebar. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) bibit per lubang tanam.

5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya padi di daerah setempat. 5.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan

Page 18: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 13

pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon.

Page 19: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 14

5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 25 cm x 25 cm 5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 5 m x 5

m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 400 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 20: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 15

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan 500 l/ha atau

disesuaikan dengan umur tanaman padi (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 21: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 16

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13. Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit bercak coklat dilakukan dengan skoring:

1 = Tidak ada infeksi

2 = Kurang dari 1% luas daun terinfeksi

Page 22: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 17

3 = 1% - 3% luas daun

terinfeksi

4 = 4% - 10% luas daun terinfeksi

5 = 11% - 15% luas daun terinfeksi

6 = 16% - 25% luas daun

terinfeksi

7 = 26% - 50% luas daun

terinfeksi

8 = 51% - 75% luas daun

terinfeksi

9 = 76% - 100% luas daun

terinfeksi

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan:

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan

skor i

i = skor penyakit (1 – 9)

Page 23: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 18

N = Jumlah sampel yang mati

V = Skor penyakit tertinggi

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran

Diamati intensitas kerusakan tanaman oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Ditimbang hasil panen

tanaman contoh tiap petak pengujian.

Page 24: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 19

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada Perlakuan fungisida

Page 25: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 20

PENGUJIAN LAPANGAN

EFIKASI FUNGISIDA ................................ (Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya)

TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN SEMPIT (Cercospora oryzae)

PADA TANAMAN PADI

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

5. BAHAN DAN METODE

5.1. BAHAN

Page 26: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 21

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap Cercospora oryzae.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tiga (3) minggu setelah tebar. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) bibit per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan

Pemupukan sesuai dengan rekomendasi untuk budidaya padi di daerah setempat.

5.1.6. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida

Page 27: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 22

yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji

Macam perlakuan minimal yang diuji adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi

(g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan :

* A = Konsentrasi formulasi yang Diajukan pemohon.

Page 28: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 23

5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 25 cm x 25 cm

5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 5 m x 5

m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 400 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m.

5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 29: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 24

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan 500 l/ha atau

disesuaikan dengan umur tanaman padi (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.12.2. Interval aplikasi

]\Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 30: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 25

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13. Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit bercak daun sempit dilakukan dengan skoring:

Page 31: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 26

0 = Tidak ada bercak 1 = terdapat bercak bintik kecil

sepert ukuran ujung peniti 2 = bercak kecil agak memanjang, banyak ditemukan pada daun

bawah 3 = bercak kecil agak memanjang, banyak ditemukan pada daun

atas 4 = bercak ukuran 3 mm atau lebih dan infeksi kurang dari 2%

perdaun 5 = bercak 3% - 10% luas daun 6 = bercak 11% - 25% luas daun 7 = bercak 26% - 50% luas daun 8 = bercak 51% - 75% luas daun 9 = bercak 76% - 100% luas daun

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan :

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i

i = skor penyakit (0 – 9)

N = Jumlah sampel yang diamati

V = Skor penyakit tertinggi

Page 32: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 27

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran

Diamati intensitas kerusakan tanaman oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Ditimbang hasil panen

tanaman contoh tiap petak pengujian.

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Page 33: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 28

Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 34: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 29

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BLAS DAUN DAN

BLAS LEHER (Pyricularia oryzae) PADA TANAMAN PADI

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

Page 35: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 30

5. BAHAN DAN METODE 5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap Pyricularia oryzae.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tiga (3) minggu setelah tebar. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) bibit per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya padi di daerah setempat. 5.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan

Page 36: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 31

pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon.

Page 37: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 32

5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 25 cm x 25 cm 5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 5 m x 5

m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 400 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 38: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 33

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah

alat semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan 500 l/ha atau

disesuaikan dengan umur tanaman padi (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai

bila sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu)

Page 39: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 34

minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12.3. Aplikasi terakhir

Aplikasi fungisida terakhir dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

sekurang-kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13. Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 40: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 35

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit blas daun dilakukan dengan skoring:

0 = Tidak ada gejala serangan 1 = Terdapat bercak sebesar ujung jarum 2 = Bercak lebih besar dari

ujung jarum 3 = Bercak nekrotik keabu-

abuan , berbentuk bundar dan agak lonjong , panjang 1-2 mm dengan tepi coklat

4 = Bercak khas blas panjang 1- 2

mm, luas daun terserang kurang

dari 2 % luas daun. 5 = Bercak khas blas luas

daun terserang 2 – 10 % 6 = Bercak khas blas luas

daun terserang 10 – 25 % 7 = Bercak khas blas luas

daun terserang 26 – 50 % 8 = Bercak khas blas luas

daun terserang 51 – 75 %

Page 41: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 36

9 = Bercak khas blas luas daun terserang 76 – 100 %

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan :

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i

i = skor penyakit (0 – 9)

N = Jumlah sampel yang diamati

V = Skor penyakit tertinggi

Untuk pengamatan blas leher dilakukan dengan skoring:

0 = Tidak ada infeksi

1 = Infeksi kurang dari 5%

3 = Infeksi 5% - 10%

5 = Infeksi 11% - 25%

7 = Infeksi 26% - 50%

9 = Lebih dari 50% malai terinfeksi

Page 42: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 37

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = (10 x N1)+(20 x N3)+(40 x N5)+(70 x N7)+(100 x N9)/N

Keterangan:

Is = Intensitas serangan

N1- N9 = Jumlah malai dengan skala 1 - 9

N = Jumlah sampel yang diamati

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang

Fitotoksisitas tanaman oleh fungisida yang

diuji Diamati gejala fitotoksisitas pada tanaman yang

mungkin timbul akibat fungisida yang diuji. Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan tanaman oleh

penyakit lain. Hasil panen tanaman pengujian

Ditimbang hasil panen tanaman contoh tiap petak pengujian.

Page 43: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 38

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 44: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 39

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI BAKTERISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI

(Xanthomonas oryzae pv. oryzae)) PADA TANAMAN PADI

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

5. BAHAN DAN METODE

5.1. BAHAN

Page 45: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 40

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap X. oryzae pv. oryzae.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tiga (3) minggu setelah tebar. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) bibit per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya padi di daerah setempat. 5.1.6. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus

Page 46: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 41

tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon.

Page 47: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 42

5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 25 cm x 25 cm 5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 5 m x 5

m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 400 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 48: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 43

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah

alat semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan 500 l/ha atau

disesuaikan dengan umur tanaman padi (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu)

Page 49: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 44

minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13. Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 50: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 45

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit hawar daun bakteri dilakukan dengan skoring:

0 = Tidak ada infeksi

1 = Kurang dari 1% luas daun terinfeksi

3 = 1% - 5% luas daun terinfeksi

5 = 6% - 25% luas daun terinfeksi

7 = 26% - 50% luas daun terinfeksi

9 = 51% - 100% luas daun terinfeksi

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan:

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i i = skor penyakit (0 – 9)

N = Jumlah sampel yang diamati V = Skor penyakit tertinggi

Page 51: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 46

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran

Diamati intensitas kerusakan tanaman oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Ditimbang hasil panen

tanaman contoh tiap petak pengujian.

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Page 52: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 47

Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP= intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 53: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 48

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT

(Physoderma maydis) PADA TANAMAN JAGUNG

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

Page 54: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 49

5. BAHAN DAN METODE 5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap patogen uji.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tanam benih langsung atau dengan tunggal. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) biji per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya jagung di daerah setempat.

5.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi

Page 55: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 50

fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1.Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2.Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Page 56: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 51

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon.

5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 6m x

5m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 100 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur

Page 57: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 52

sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur tanaman jagung (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

Page 58: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 53

5.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13.Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 59: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 54

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit bercak coklat dilakukan dengan skoring:

1 = Tidak ada infeksi

2 = Kurang dari 1% luas daun terinfeksi 3 = 1% - 3% luas daun terinfeksi

4 = 4% - 10% luas daun terinfeksi

5 = 11% - 15% luas daun terinfeksi

6 = 16% - 25% luas daun terinfeksi

7 = 26% - 50% luas daun terinfeksi

8 = 51% - 75% luas daun terinfeksi

9 = 76% - 100% luas daun terinfeksi

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan:

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i i = skor penyakit (1 – 9)

Page 60: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 55

N = Jumlah sampel yang diamati

V = Skor penyakit tertinggi

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman

oleh fungisida yang diuji

Diamati gejala fitotoksisitas pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas

kerusakan tanaman oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Ditimbang hasil panen

tanaman contoh tiap petak pengujian.

Page 61: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 56

5.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap petak

pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada

kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 62: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 57

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerespora

maydis) PADA TANAMAN JAGUNG

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu percobaan ditetapkan atas dasar cukup tersedianya sarana dengan memperhatikan faktor fisik dan biologi yang diperkirakan akan mempengaruhi tujuan percobaan (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

3. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian.

4. JUMLAH UNIT KEGIATAN Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida.

Page 63: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 58

5. BAHAN DAN METODE 5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh fungisida yang diuji Contoh fungisida yang diuji harus telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap patogen uji.

5.1.3. Umur bibit tanaman Tanam benih langsung dengan tugal. 5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) biji per lubang tanam. 5.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya jagung di daerah setempat.

5.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila

Page 64: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 59

dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Page 65: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 60

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam Jarak tanam 75 cm x 40 cm ( jarak antar

baris 75 cm dan jarak dalam barisan 40 cm)

5.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 6m x

6m yang dikelilingi pematang. 5.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 100 rumpun. 5.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m.

Page 66: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 61

5.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

5.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

5.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur tanaman jagung (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

5.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang

Page 67: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 62

sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

5.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

5.2.13.Pengamatan

5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 68: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 63

5.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit bulai dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman terserang

Kejadian penyakit (KP) dihitung dengan :

KP = Jumlah tanaman terserang x 100%

Jumlah total tanaman yang diamati

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang

Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain.

Page 69: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 64

Hasil panen tanaman pengujian

Ditimbang hasil panen tanaman contoh tiap petak pengujian.

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan :

Page 70: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 65

TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP= intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 71: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 66

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN

(Helminthosporium turcicum ) PADA TANAMAN JAGUNG

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 72: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 67

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap patogen uji.

4.1.3. Umur bibit tanaman Tanam benih langsung atau dengan

tugal. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Tiga (3) biji per lubang tanam. 4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya jagung di daerah setempat.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian efikasi fungisida yang diuji. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap

Page 73: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 68

fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon.

Page 74: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 69

4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan minimal 6m x

5m yang dikelilingi pematang. 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

minimal 100 rumpun. 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan 0,5 – 1 m,

dan antar ulangan 1 m. 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 75: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 70

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.10.1. Volume penyemprotan

Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman jagung (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.10.2. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.10.3. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila sudah

terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.10.4. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 76: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 71

4.2.10.5. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.10.6. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.11. Pengamatan

4.2.11.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati 10 – 15 % dari populasi tanaman per petak.

4.2.11.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.11.3. Metode pengamatan

Pengamatan penyakit hawar daun dilakukan dengan skoring:

Page 77: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 72

0 = Tidak ada infeksi

1 = Kurang dari 1% luas daun terinfeksi

3 = 1% - 5% luas daun terinfeksi

5 = 6% - 25% luas daun terinfeksi

7 = 26% - 50% luas daun terinfeksi

9 = 51% - 100% luas daun terinfeksi

Tingkat (intensitas) kerusakan tanaman contoh ditentukan dengan rumus:

Is = [ (ni x i)] x (N x V)-1 x 100%

Keterangan :

Is = Intensitas serangan

ni = jumlah sampel dengan skor i

i = skor penyakit (0 – 9)

N = Jumlah sampel yang diamati

V = Skor penyakit tertinggi

4.2.11.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

Page 78: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 73

4.2.11.5. Data penunjang

Fitotoksisitas tanaman oleh fungisida yang diuji

Diamati gejala fitotoksisitas pada tanaman yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Ditimbang hasil panen

tanaman contoh tiap petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 79: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 74

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 80: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 75

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT KARAT

PADA TANAMAN KEDELAI

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 81: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 76

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas Wilis (rentan tapi agak toleran terhadap patogen sasaran).

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 2 tanaman/lubang 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 82: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 77

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 83: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 78

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 10 cm (2 tanaman/lubang) 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan (plot) 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai

Page 84: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 79

dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

Page 85: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 80

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

10 tanaman/plot

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh

4.2.13.3. Metode pengamatan Dengan cara skoring :

Skor 0 : tidak terserang

1 : terserang sampai 25% luas daun

2 : terserang sampai 50% luas daun

Page 86: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 81

3 : terserang sampai 75% luas daun

4 : terserang lebih dari 75% luas daun

4.2.13.4. Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu

hari sebelum setiap aplikasi tfungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 87: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 82

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP= intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 88: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 83

PENGUJIAN LAPANGAN

EFIKASI FUNGISIDA ................................ (Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya)

TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSE PADA TANAMAN KEDELAI

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 89: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 84

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas Wilis (rentan tapi agak toleran terhadap patogen sasaran).

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 2 tanaman/lubang 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 90: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 85

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 91: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 86

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 10 cm (2 tanaman/lubang) 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan (plot) 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai

Page 92: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 87

dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

Page 93: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 88

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

10 tanaman/plot

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Dengan cara skoring :

Skor 0 : tidak terserang

1 : terserang sampai 25%

luas daun

2 : terserang sampai 50%

luas daun

Page 94: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 89

3 : terserang sampai 75%

luas daun

4 : terserang lebih dari 75%

luas daun

4.2.13.4. Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu

hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 95: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 90

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP=intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 96: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 91

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT PUSTUL BAKTERI

PADA TANAMAN KEDELAI

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 97: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 92

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas Wilis (rentan tapi agak toleran terhadap patogen sasaran).

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 2 tanaman/lubang 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 98: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 93

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 99: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 94

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 10 cm (2 tanaman/lubang) 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan (plot) 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai

Page 100: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 95

dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

Page 101: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 96

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan

4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

10 tanaman contoh/plot

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh

4.2.13.3. Metode pengamatan

Dengan cara skoring :

Skor 0 : Tidak ada serangan

Skor 1 : Serangan 1-5% luas

daun

Skor 2 : Serangan 6-10% luas

daun

Skor 3 : Serangan 11-25%

Page 102: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 97

luas daun

Skor 4 : Serangan 26-50%

luas daun

Skor 5 : Serangan lebih dari

50% luas daun

4.2.13.4. Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 103: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 98

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi

ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 104: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 99

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BERCAK KERING (Alternaria solani)

PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 105: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 100

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 106: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 101

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 107: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 102

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji adalah sebagai berikut :

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

Page 108: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 103

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 109: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 104

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

Page 110: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 105

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z

Page 111: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 106

Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n =jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skoring berdasarkan

luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman >

0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman >

10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman >

20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman

>40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5)

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

Page 112: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 107

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 113: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 108

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP=intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 114: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 109

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BUSUK HAWAR DAUN (Phytohthora investans)

PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 115: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 110

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 116: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 111

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 117: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 112

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

Page 118: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 113

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 119: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 114

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 120: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 115

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2 Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh

Page 121: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 116

patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skoring berdasarkan luas seluruh daun

tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman > 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5)

Page 122: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 117

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji

Page 123: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 118

dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 124: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 119

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BUSUK UMBI (Fusarium sp.) PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 125: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 120

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 126: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 121

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 127: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 122

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

Page 128: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 123

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 129: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 124

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 130: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 125

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13 Pengamatan

4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan umbi oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = a X 100 % b

Page 131: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 126

Keterangan : P = tingkat kerusakan umbi (%) a = jumlah busuk pada

tanaman sampel b= jumlah umbi keseluruhan

pada sampel

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat panen.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

Page 132: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 127

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 133: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 128

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Phytium sp. PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 134: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 129

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 135: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 130

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 136: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 131

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

atau nsesuai dengan kebiasaan petani.

Page 137: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 132

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 138: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 133

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 139: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 134

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh

Page 140: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 135

patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = a X 100 % b Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b= jumlah tanaman sampel

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Page 141: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 136

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4.KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol.

Page 142: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 137

TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP=intensitas serangan penyakit pada Perlakuan fungisida

Page 143: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 138

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI NEMATISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP NEMATODA BENGKAK AKAR (Meloidogyne spp.)

PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh nematisida yang diuji

Nematisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 144: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 139

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 145: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 140

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji

Macam perlakuan minimal yang diuji adalah sebagai berikut :

Page 146: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 141

No. Perlakuan Dosis

formulasi (kg/ha)

1 2 3 4 5

Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Kontrol (tanpa Nematisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A 0

Keterangan : * A = Dosis formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

Page 147: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 142

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Nematisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi nematisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 148: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 143

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

nematisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi nematisida dilakukan

pada saat tanam atau sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) bulan atau disesuaikan dengan jenis nematisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi nematisida terakhir

dilakukan satu bulan sebelum panen atau sesuai dengan jenis nematisida uji.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi 2 (dua)

kali atau disesuaikan dengan jenis nematisida uji.

Page 149: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 144

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (0 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung kepadatan populasi larva III dan atau telur nematoda pada setiap 100 ml tanah dan 50 mg akar.

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan 1, 2, dan 3 bulan setelah aplikasi.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang

Page 150: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 145

mungkin timbul akibat nematisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan nematisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat

Page 151: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 146

intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 152: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 147

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT LAYU Fusarium sp PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 153: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 148

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 154: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 149

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 155: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 150

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

atau nsesuai dengan kebiasaan petani.

Page 156: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 151

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 –1,0 m

Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 157: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 152

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 158: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 153

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

Page 159: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 154

P = a X 100 % b Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b = jumlah tanaman sampel

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain.

Page 160: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 155

Hasil panen tanaman pengujian

Hasil panen umbi sehat ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol.

Page 161: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 156

TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 162: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 157

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI BAKTERISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI (Pseudomonas soalanacearum)

PADA TANAMAN KENTANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh bakterisida yang diuji

Bakterisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 163: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 158

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 164: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 159

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap bakterisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 165: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 160

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Bakterisida yang diuji Bakterisida yang diuji Bakterisida yang diuji Bakterisida yang diuji Kontrol (tanpa Bakterisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan : 5 (lima) 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 80 cm x

30 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 9,6 m x 3,6 m

atau nsesuai dengan kebiasaan petani.

Page 166: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 161

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 –1,0 m

Jarak antar petak ulangan : 1,0 m 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi bakteriisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Bakterisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi bakterisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 167: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 162

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis bakterisida uji.

Page 168: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 163

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh

Page 169: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 164

patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = a X 100 % b Keterangan : P= tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b= jumlah tanaman sampel

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi bakterisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

bakterisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat bakterisida yang diuji.

Page 170: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 165

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan bakterisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat

Page 171: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 166

intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP=intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 172: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 167

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN

PADA TANAMAN KACANG HIJAU

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 173: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 168

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas No.129 atau Betet.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 2 tanaman/lubang 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 174: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 169

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur.

Page 175: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 170

4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

Page 176: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 171

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

Page 177: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 172

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13.Pengamatan 4.2.13.1.Jumlah tanaman contoh

10 tanaman contoh/plot

4.2.13.2.Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3.Metode pengamatan

Dengan cara skoring :

Skor 0 : tidak terserang

1 : terserang sampai 25% luas daun

2 : terserang sampai 50% luas daun

3 : terserang sampai 75% luas daun

4 : terserang lebih dari 75% luas daun

Page 178: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 173

4.2.13.4.Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu

hari sebelum setiap aplikasi dan enam hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang

Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Page 179: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 174

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi

ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida)

ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 180: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 175

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT EMBUN TEPUNG

PADA TANAMAN KACANG HIJAU

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan telah disegel oleh Pusat Perizinan dan Investasi/Komisi Pestisida.

Page 181: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 176

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas No.129 atau Betet Wilis (rentan tapi agak toleran terhadap patogen sasaran).

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 182: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 177

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 183: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 178

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 184: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 179

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama

Aplikasi fungisida dimulai bila sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi

Page 185: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 180

Banyaknya aplikasi sekurang-kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13.Pengamatan 4.2.13.1.Jumlah tanaman contoh

10 tanaman/plot

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3. Metode pengamatan Dengan cara skoring :

Skor 0 : tidak terserang

1 : terserang sampai 25% luas daun

2 : terserang sampai 50% luas daun

3 : terserang sampai 75% luas daun

4 : terserang lebih dari 75% luas daun

Page 186: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 181

4.2.13.4. Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi dan enam hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Page 187: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 182

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi

ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 188: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 183

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT KUDIS

PADA TANAMAN KACANG HIJAU

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 189: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 184

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas No.129 atau Betet.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 190: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 185

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 191: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 186

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 15 cm (2 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 100 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 192: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 187

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir

Aplikasi fungisida terakhir dilakukan dua minggu sebelum panen.

Page 193: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 188

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13.Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

10 tanaman/plot

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secarasistematis. Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3. Metode pengamatan Dengan skoring

Skor 1 : Beberapa bercak pada daun dan batang

2 : Bercak-bercak pada daun, batang dan polong tapi pertumbuhan selanjutnya normal

3 : Bercak-bercak pada daun, batang dan polong tapi pertumbuhan daun selanjutnya abnormal

4 : Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil

Page 194: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 189

4.2.13.4. Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi dan enam hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Page 195: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 190

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 196: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 191

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN DAN KARAT

PADA TANAMAN KACANG TANAH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan telah disegel oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor

Page 197: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 192

............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas Jerapah.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam 2 tanaman/lubang 4.1.5. Pemupukan 50 kg Urea, 50 kg SP36, 50 kg KCL 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 198: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 193

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 199: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 194

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam 40 cm x 10 cm (1 tanaman/lubang) 4.2.6. Ukuran petak perlakuan 4 m x 5 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian 50 tanaman 4.2.8. Jarak antar petak pengujian 50 cm 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 200: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 195

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

Page 201: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 196

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13.Pengamatan 5.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

10 tanaman/plot

5.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

5.2.13.3. Metode pengamatan

Penilaian genotipe kacang tanah terhadap bercak daun menggunakan 9 skor yang dimodifikasi Skor Deskripsi Keparahan penyakit ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 Tidak ada serangan 0

2 Bercak terdapat di daun terbawah, tanpa difolias

1 - 5

Page 202: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 197

3 Bercak terbanyak di daun bwh (bbrp def),

6 – 10 bercak bbrp daun tengah

4 Bercak pd daun bwh, tengah, parah pd daun

11- 20 bwh, defol daun2 bwh

5 Bercak pd seluruh daun bwh dan tengah,

21- 30 > 50% defol daun bwh

Bercak parah pd daun bwh dan tengah, bercak

31- 40 < parah pd daun atas Defol parah pd

daun bwh dan kurang parah pada daun tengah

6 Bercak pd seluruh daun tp kurang parah pd daun

atas, 41- 60 defol pd seluruh daun bwh dan

beberapa daun tengah

7 Defol pd seluruh daun bawah dan daun tengah,

bercak 61- 80 parah pada daun atas, defol pd

beberapa daun atas

8 Hampir seluruhnya defol, btg tanpa/sedikit daun

81-100 parah terserang bercak

Page 203: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 198

Penilaian genotipe kacang tanah terhadap karat daun menggunakan 9 skor yg dimodifikasi Skor Deskripsi Keparahan penyakit (%) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 1 Tidak ada serangan 0

2 Pustul tersebar merata terutama pd daun

terbawah 1 - 5

3 Pustul terbanyak di daun bwh, nekrosis, beb

pustul 6 - 10 pd daun tengah

4 Sejumlah besar pustul pd daun bwh, tengah,

nekrosis 11- 20 parah pd daun bwh

5 Nekrosis berat pd daun bwh dan tengah, sedikit

pustul 21- 30 pd daun atas

Kerusakan para daun bawah, nekrotik daun

tengah dg 31- 40 distribusi derajad pustul yg

tinggi, pustul pada daun atas

6 Kerusakan berat pd daun bwh/tengah, pustul

tersebar 41-60 pd daun atas

7 Kerusakan 100% daun bwh/tengah, pustul pd

daun 61-80 atas/nekrotik berat

Page 204: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 199

8 Hampir seluruh daun gugur hanya tertinggal

batang 81-100

---------------------------------------------------------------------------

---------------------------------

5.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi dan enam hari setelah aplikasi terakhir.

5.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

Page 205: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 200

5.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 206: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 201

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BUSUK LUNAK (Erwinia carotovora)

PADA TANAMAN KUBIS

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 207: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 202

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4 g/lubang tanam, ZA 250 kg/ha atau ± 9 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9 g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7 g/lubang tanam.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 208: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 203

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk kandang, , TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji

Macam perlakuan minimal yang diuji adalah sebagai berikut :

Page 209: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 204

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 70 cm x

50 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 8,4 m x 6,0 m

Page 210: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 205

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0 m

Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan.

Page 211: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 206

Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan jenis fungisida uji.

Page 212: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 207

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan

4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan umbi oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

Page 213: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 208

P = a X 100 % b Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b= jumlah tanaman sampel

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain.

Page 214: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 209

Hasil panen tanaman pengujian

Hasil panen krop bersih ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi

Page 215: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 210

ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 216: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 211

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT AKAR GADA (Plasmodiophora brassicae)

PADA TANAMAN KUBIS

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 217: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 212

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4 g/lubang tanam, ZA 250 kg/ha atau ± 9 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9 g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7 g/lubang tanam.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 218: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 213

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk kandang, , TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji

Macam perlakuan minimal yang diuji adalah sebagai berikut :

Page 219: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 214

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 70 cm x

50 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 8,4 m x 6,0 m

Page 220: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 215

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan.

Page 221: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 216

Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau

Page 222: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 217

disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan umbi oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = a X 100 % b Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b= jumlah tanaman sampel

Page 223: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 218

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen krop bersih

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

Page 224: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 219

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 225: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 220

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BUSUK HITAM (Xanthomonas campestris)

PADA TANAMAN KUBIS

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 226: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 221

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam : 1 (satu)

bibit per lubang. 4.1.5. Pemupukan

- Pupuk kandang sapi : 30 ton/ha (1 kg/lubang tanam) atau pupuk kandang ayam : 10 – 15 ton/ha (± 0,5 kg/lubang tanam)

- Urea : 200 kg/ha atau ± 4g/lubang tanam, ZA 400 kg/ha atau ± 15 g/lubang tanam, TSP 250 kg/ha atau ± 9g/lubang tanam, dan KCl 300 kg/ha atau ± 7g/lubang tanam.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara berikut :

Page 227: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 222

- Pupuk kandang dihamparkan secara merata dalam garitan 2 – 7 hari sebelum tanam.

- Pupuk kandang, , TSP, KCl, dan setengah dosis UREA dan ZA diberikan apda saat tanam.

- Sisa pupuk dan ZA diberikan pada tanaman berumur ± 4 minggu setelah tanam.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

Page 228: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 223

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan : 70 cm x

50 cm atau sesuai dengan kebiasaan petani.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 8,4 m x 6,0 m

atau nsesuai dengan kebiasaan petani.

Page 229: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 224

4.2.7. Populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian 144 tanaman, terdiri dari 100 tanaman sampel dan 44 tanaman barier.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan : 0,5 – 1,0

m Jarak antar petak ulangan : 1,0 m

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga sebaran infeksi patogen sasaran pada awal pengujian relatif merata.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 230: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 225

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan alat

semprot volume tinggi atau sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment. Aplikasi seed treatment dilakukan sesuai dengan rekomendasi.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 231: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 226

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman (10 % dari tanaman sampel)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Tanaman contoh dilakukan secara sistematik bentuk U (U-shape).

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh

Page 232: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 227

patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skoring

berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman

> 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman

> 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman

> 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman

> 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5)

Page 233: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 228

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir. Pengamatan pertama dilakukan pada umur 3 (tiga) minggu setelah tanam.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman oleh penyakit lain. Hasil panen tanaman

pengujian Hasil panen umbi sehat

ditimbang dari setiap tanaman sampel dan petak pengujian.

Page 234: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 229

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100% Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 235: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 230

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG DAN AKAR

PADA TANAMAN JERUK

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 236: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 231

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 237: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 232

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 238: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 233

4.2.6. populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian : 10 tanaman.

4.2.7. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.8. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.9. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.10. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume

Page 239: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 234

tinggi.Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.11. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.11.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.11.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.11.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.11.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 240: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 235

4.2.12. Pengamatan 4.2.12.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.12.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.12.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = a X 100 % b Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) a = jumlah tanaman sakit b = jumlah tanaman pada

petak pengujian

Page 241: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 236

4.2.12.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.12.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel.

Page 242: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 237

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 243: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 238

PENGUJIAN LAPANGAN

EFIKASI FUNGISIDA ................................ (Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif,

dan nomor pendaftaran) TERHADAP PENYAKIT Diplodia sp.

PADA TANAMAN JERUK

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 244: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 239

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 245: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 240

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani 4.2.6. populasi tanaman per petak

pengujian

Page 246: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 241

Populasi tanaman per petak pengujian : 10 tanaman.

4.2.7. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.8. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.9. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.10. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

Page 247: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 242

4.2.11. Waktu dan banyaknya aplikasi fungisida

4.2.11.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.11.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.11.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.11.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12. Pengamatan 4.2.12.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.12.2. Metode pengambilan contoh

Page 248: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 243

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.12.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skorig berdasarkan

luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman

> 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman

> 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman

> 20 - ≤ 40 %

Page 249: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 244

4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 %

5 = luas kerusakan tanaman > 60 %

N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5)

4.2.12.4 Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.12.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen pada tiap

tanaman sampel.

Page 250: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 245

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 251: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 246

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Phytophthora sp. PADA TANAMAN JERUK

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 252: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 247

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 253: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 248

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 254: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 249

4.2.6. populasi tanaman per petak pengujian

Populasi tanaman per petak pengujian : 10 tanaman.

4.2.7. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.8. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.9. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.10. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

Page 255: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 250

4.2.11. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.11.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.11.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.11.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.11.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12. Pengamatan 4.2.12.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

Page 256: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 251

4.2.12.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.12.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v)

X 100 % N x Z

Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skorig berdasarkan

luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman

> 0 - ≤ 10 %

Page 257: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 252

2 = luas kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20 %

3 = luas kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40 %

4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 %

5 = luas kerusakan tanaman > 60 %

N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5) 4.2.12.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.12.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Page 258: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 253

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat

Page 259: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 254

intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada perlakuan fungisida

Page 260: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 255

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT LAYU

(FUSARIUM/RALSTONIA) DAN PENYAKIT BERCAK DAUN PADA TANAMAN

PISANG

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 261: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 256

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman adalah varietas yang ada di kebun yang digunakan untuk pengujian

4.1.3. Umur tanaman Umur tanaman yang digunakan adalah

umur tanaman yang digunakan pada pengujian

4.1.4. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya lada setempat

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 262: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 257

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : *A = Konsentrasi formulasi yang diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p),

sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 263: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 258

4.2.4. Pola tanam Pola tanam pisang yang digunakan

adalah monokultur atau sesuai dengan kondisi setempat.

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan adalah 2m

x 2m atau sesuai dengan kebiasaan setempat

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan disesuaikan

dengan jumlah tanaman yang diperlukan

4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

adalah 10 tanaman yang berdekatan 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan minimal 1

baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

Page 264: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 259

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata termasuk pada pangkal batang tanaman.

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan yang diajukan dalam pengujian 4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen baik pada pangkal batang maupun daun tanaman sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu

Page 265: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 260

4.2.12.3. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali.

4.2.13.Pengamatan 4.2.13.1.Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman yang diamati adalah seluruh tanaman yang disemprot (10 tanaman)

4.2.13.2.Metode pengambilan contoh

-

4.2.13.3.Metode pengamatan

Peubah yang diamati adalah intensitas penyakit dan fitotoksisitas. Intensitas penyakit dihitung berdasarkan pada persentase serangan (keterjadian penyakit/disease incidence) dan keparahan penyakit (disease severity).

Penyakit layu dihitung dengan rumus:

Kt.P = n

X100% N

Page 266: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 261

Keterangan: n = jumlah tanaman layu

N = jumlah tanaman yang diamati

Penyakit bercak daun dihitung dengan rumus keparahan penyakit, yaitu dengan rumus:

P = Σ (n x v)

X 100% N x Z

Keterangan:

I = tingkat kerusakan tanaman

n = jumlah tanaman dalam tiap kategori serangan v = nilai skala tiap kategori serangan

V = nilai skala dari kategori serangan tertinggi

N = jumlah tanaman contoh yang diamati

Page 267: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 262

Skala kerusakan ditentukan sebagai berikut:

0 = tidak ada gejala 1 = jumlah daun terserang 1 - 10% 2 = jumlah daun terserang 11 - 20% 3 = jumlah daun terserang 21 - 40% 4 = jumlah daun terserang 41 - 50% 5 = jumlah daun terserang > 50%

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang

Sebagai data penunjang adalah: a. Intensitas penyakit

yang bukan sasaran

b. Hasil panen tanaman

Page 268: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 263

4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data intensitas penyakit atau tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terakhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP= intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 269: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 264

PENGUJIAN LAPANGAN

EFIKASI FUNGISIDA ................................ (Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya)

TERHADAP PENYAKIT KARAT PUTIH (Puccinia horiana Henn.)

PADA TANAMAN KRISAN (Dendranthema grandiflora Tzve.)

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan di bawah rumah plastik (field conditions under plastic house).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Page 270: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 265

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan tetapi agak toleran terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya komoditas tersebut. 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam sesuai

dengan rekomendasi untuk budidaya komoditas tersebut.

4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya komoditas tersebut. Lahan percobaan disiapkan dengan diberi pupuk kandang matang 30 ton/ha dan selanjutnya didesinfektan dengan menggunakan Basamid dengan dosis 17 kg/ha selama 7-14 hari

Page 271: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 266

dilanjutkan dengan inkubasi selama 1-2 minggu. Pupuk dasar yang berupa NPK diberikan sehari sebelum tanam, dengan dosis 300 kg/ha.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Page 272: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 267

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p),

sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15; 4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. Tanaman dipelihara di bawah kondisi hari panjang hingga 28 hari setelah tanam dengan cara memberikan penyinaran buatan selama 4 jam pada pukul 18:00 sampai 22:00.

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan jenis komoditas. Stek pucuk berakar ditanam dengan jarak 12,5 cm x 12,5 cm.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan disesuaikan

dengan jenis komoditas. Bedengan dengan ukuran 137,5 cm x 137,5 cm. Untuk 100 populasi per petak.

Page 273: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 268

4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

disesuaikan dengan jenis komoditas. Untuk tanaman krisan populasi tanaman 100 per petak.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan disesuaikan

dengan jenis komoditas. Jarak antar ulangan 1 m dan jarak antar petak 50 cm.

4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

Page 274: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 269

4.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi

Page 275: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 270

Banyaknya aplikasi sekurang-kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Untuk krisan jumlah tanaman contoh 10 – 15% per petak.

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Intensitas gejala serangan diamati setiap minggu sampai fase generatif, dihitung dengan rumus :

∑ n x v I = --------- x 100 % Z x N

Keterangan :

I = intensitas gejala serangan;

n = jumlah daun pada gejala serangan yang sama; v = nilai skala untuk setiap

Page 276: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 271

kategori gejala serangan. Z = nilai skala tertinggi dari kategori gejala serangan; dan N = jumlah daun yang

diamati.

Indeks penyakit ditentukan berdasarkan skala.

Tabel 1. Skala gejala penyakit karat (Scale of rust disease symptom).

Skala Kerusakan

0

1

2

3

4

111 211 311

122 222 322

132 232 332

133 233 333

143 243 343

Page 277: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 272

Keterangan :

I. Angka pertama menunjukkan posisi daun-daun krisan :

1 = daun-daun dari 1/3 bagian tanaman pada posisi bawah

2 = daun-daun dari 1/3 bagian tanaman pada posisi tengah

3 = daun-daun dari 1/3 bagian tanaman pada posisi atas

II. Angka kedua menunjukkan jumlah pustul pada daun

1 = tidak ada pustul;

2 = 1-25 pustul;

3 = 26-50 pustul dan

4 = ≥ 51 pustul.

III. Angka ketiga menunjukkan keadaan spora :

1 = belum membentuk spora

2 = spora tidak pecah

3 = spora pecah

Page 278: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 273

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji

Page 279: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 274

dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 280: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 275

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (Fomes

noxius) PADA TANAMAN KAKAO

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 281: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 276

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Klon/Hibrida

Semua klon atau hibrida kakao yang sering dibudidayakan di kebun lokasi pengujian dan rentan atau agak toleran terhadap Fomes noxius.

4.1.3. Umur tanaman Umur tanaman seragam. 4.1.4. Jumlah tanaman Jumlah tanaman disesuaikan kebutuhan

tanaman uji menurut jumlah perlakuan dan ulangan.

4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya kakao. 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk menjamin tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pemeliharaan perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji terhadap Fomes noxius sehingga

Page 282: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 277

kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan

Banyaknya perlakuan dan ulangan harus memenuhi persyaratan (p-1) (u-1) ≥ 15 dan u ≥ 3; p = jumlah perlakuan (tidak lebih dari 9 perlakuan termasuk kontrol); u = jumlah ulangan.

Page 283: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 278

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur dengan penaung tetap dan penaung sementara sesuai dengan anjuran baku budidaya kakao.

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan 3 x 3

meter atau disesuaikan dengan kondisi setempat

4.2.6. Ukuran petak dan jarak antar petak

perlakuan Tiap petak terdiri dari 25 pohon (5 x 5

tanaman). Jarak antar petak disesuaikan dengan kondisi setempat.

4.2.7. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi Fomes noxius pada awal pengujian peluangnya minimal satu tanaman terinfeksi dari 25 tanaman dalam satu petak.

4.2.8. Alat dan cara aplikasi fungisida Untuk tanaman yang terserang pada

intensitas yang sudah parah, harus

Page 284: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 279

Parit isolasi Lebar 30 cm Dalam 80 cm

Tanaman di dalam parit isolasi dioles fungisida

Tanaman Sakit Dibongkar total

Plot perlakuan

dieradikasi dengan membongkar tanaman sakit. Aplikasi fungisida dilakukan dengan pemendaman fungisida di lubang bekas tanaman sakit dan parit isolasi yang dibuat di sekeliling tanaman sakit. Parit isolasi dibuat selebar 30 cm dengan kedalaman 80 cm.

Tanaman yang terserang jamur akar dalam intensitas yang masih ringan (tanaman di sekeliling tanaman sakit) dibuka leher akarnya. Kemudian dikorek bagian kulit yang terserang jamur Fomes noxius dan diolesi dengan fungisida yang diuji.

Page 285: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 280

4.2.9. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida Aplikasi fungisida dilakukan sekali yaitu

segera setelah terdapat gejala serangan Fomes noxius pada tanaman di setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah.

4.2.10. Pengamatan

4.2.10.1. Jumlah tanaman contoh

Setiap petak diambil 8 tanaman contoh yang terletak di dalam parit isolasi.

4.2.10.2. Metode pengamatan

Persentase serangan dihitung dengan menghitung skor serangan pada leher akar tanaman contoh. Adapun skoringnya sebagai berikut:

Skor Kategori serangan

Gejala visual

0 Sehat Akar bersih tanpa miselium

1 Ringan 1 – 25 % leher akar terinfeksi/tertutup oleh rhizomorf

Page 286: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 281

2 Agak ringan

26 – 50 % leher akar terinfeksi/tertutup oleh rhizomorf

3 Agak berat

51 – 75 % leher akar terinfeksi/tertutup oleh rhizomorf

4 Berat > 75 % leher akar terinfeksi/tertutup oleh rhizomorf

Selanjutnya intensitas serangan pada tanaman contoh dengan rumus:

%100 x N x Z

n x v I

Keterangan:

I = intensitas serangan

n = banyaknya tanaman berskor v

v = skor tertentu pada individu tanaman teramati

Z = nilai skor tertinggi (4)

N = banyaknya tanaman yang diamati (8)

Page 287: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 282

4.2.10.3. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan interval 2 minggu selama 3 bulan.

4.2.10.4. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Hama dan Penyakit bukan

sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh Fomes noxius dan produksi tanaman pada petak-petak pengujian yang diperlakukan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai

Page 288: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 283

dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 289: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 284

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI NEMATISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP NEMATODA NEMATODA (Pratylenchus

coffeae) PADA TANAMAN KOPI

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh nematisida yang diuji

Nematisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 290: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 285

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Klon/Hibrida Semua klon atau varietas kopi yang sering dibudidayakan di kebun lokasi pengujian dan rentan atau agak toleran terhadap Pratylenchus coffeae.

4.1.3. Umur tanaman Umur tanaman seragam. 4.1.4. Jumlah tanaman Jumlah tanaman disesuaikan kebutuhan

tanaman uji menurut jumlah perlakuan dan ulangan.

4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya kopi. 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk menjamin tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pemeliharaan perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap nematisida yang diuji terhadap Pratylenchus coffeae sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 291: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 286

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Nematisida yang diuji Kontrol (tanpa nematisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan

Banyaknya perlakuan dan ulangan harus memenuhi persyaratan (p-1) (u-1) ≥ 15 dan u ≥ 3; p = jumlah perlakuan (tidak lebih dari 9 perlakuan termasuk kontrol); u = jumlah ulangan.

4.2.4. Pola tanam

Page 292: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 287

Pola tanam yang digunakan adalah monokultur dengan penaung tetap dan penaung sementara sesuai dengan anjuran baku budidaya kopi.

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan 2,5 x 2,5

meter atau disesuaikan dengan kondisi setempat

4.2.6. Ukuran petak dan jarak antar petak

perlakuan Tiap petak terdiri dari 15 pohon (5 x 3

baris). Jarak antar petak satu baris tanaman yang tidak diperlakukan dengan nematisida.

4.2.7. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi Pratylenchus coffeae pada awal pengujian peluangnya relatif sama.

4.2.8. Cara aplikasi nematisida Untuk nematisida formulasi

butiran/granuler, aplikasi dilakukan dengan pemendaman nematisida di sekeliling tajuk. Tanah di bawah tajuk dibuat alur sedalam 5 – 10 cm mengelilingi tajuk. Kemudian nematisida

Page 293: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 288

yang diuji ditaburkan ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah.

Untuk nematisida sistemik yang dilarutkan, aplikasi disemprotkan pada daun secara merata. Alat aplikasi yang digunakan adalah alat semprot punggung semi otomatis (semi automatic knapsack sprayer) dengan tekanan 1 Kg/cm2 (15-20 psi). Aplikasi nematisida dapat menggunakan adjuvan (perekat).

4.2.9. Waktu dan banyaknya aplikasi

nematisida Aplikasi nematisida dilakukan sekali

yaitu segera setelah terdapat gejala serangan Pratylenchus coffeae pada tanaman di setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah. Sebelum aplikasi diambil contoh akar dan tanah untuk analisa populasi nematoda pada waktu sebelum diberi perlakuan.

4.2.10. Pengamatan 4.2.10.1. Jumlah tanaman contoh

Setiap petak diambil minimal 5 tanaman contoh yang terletak di baris tengah.

Page 294: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 289

4.2.10.2. Metode pengambilan contoh

Contoh akar dan tanah pada tanaman kopi diambil dari tiap tanaman contoh sebanyak 10 gram akar dan 200 gram tanah.

4.2.10.3. Metode pengamatan

Nematoda dari contoh akar dan tanah diekstrasi dengan cara pengapungan secara sentrifus (centrifugal floatation method).

Di lapangan, intensitas serangan ditentukan dengan metode skoring yang dikonversi ke dalam rumus:

%100 x N x Z

n x v I

Keterangan:

I = intensitas serangan

n = banyaknya tanaman berskor v

v = skor tertentu pada individu tanaman teramati

Z = nilai skor tertinggi

Page 295: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 290

N = banyaknya tanaman yang diamati

Skoring gejala kerusakan akibat nematoda Pratylenchus coffeae:

Skor Uraian gejala

0 Tanaman berdaun hijau subur, tidak ada daun yang menguning atau klorotik

1 Tanaman mulai menunjukkan gejala kerusakan. Beberapa daun mulai menguning. Jumlah daun keseluruhan relatif tidak berkurang apabila dibandingkan dengan tanaman dalam keadaan sehat.

2 Kurang lebih setengah daripada jumlah daun pada satu pohon menunjukkan gejala menguning. Beberapa daun telah gugur sehingga jumlah daun yang ada relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman dalam keadaan sehat

3 Jumlah daun yang ada tinggal sedikit, hampir seluruhnya menguning. Hanya beberapa daun yang masih memperlihatkan warna hijau segar.

4 Tanaman pada tingkat kerusakan yang parah. Daun yang tertinggal hanya satu dua dan seluruhnya telah menguning. Akar serabut yang masih segar sulit didapatkan, tanaman hampir mati.

5 Tanaman mati

Page 296: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 291

4.2.10.4. Waktu pengamatan

Pengamatan pendahuluan jumlah populasi nematoda diamati sebelum perlakuan dan dilanjutkan pada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 bulan setelah aplikasi nematisida. Demikian pula pengamatan intensitas serangan nematoda Pratylenchus coffeae.

4.2.10.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

nematisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat nematisida yang diuji.

Hama, penyakit dan

Nematoda bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh nematoda lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 297: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 292

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh Pratylenchus coffeae dan produksi tanaman pada petak-petak pengujian yang diperlakukan nematisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5% dan 1%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi nematisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi SK = intensitas serangan nematoda pada

kontrol (tanpa nematisida) ISP = intensitas serangan nematoda pada

perlakuan nematisida

Page 298: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 293

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Hemileia

vastatrix) PADA TANAMAN KOPI

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

Page 299: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 294

4.1.2. Klon/Hibrida

Semua klon atau varietas kopi yang sering dibudidayakan di kebun lokasi pengujian dan rentan tetapi agak toleran terhadap Hemileia vastatrix.

4.1.3. Umur tanaman Umur tanaman seragam. 4.1.4. Jumlah tanaman Jumlah tanaman disesuaikan kebutuhan

tanaman uji menurut jumlah perlakuan dan ulangan.

4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya kopi. 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk menjamin tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pemeliharaan perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji terhadap Hemileia vastatrix sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 300: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 295

4.2. METODE 4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan

Banyaknya perlakuan dan ulangan harus memenuhi persyaratan (p-1) (u-1) ≥ 15 dan u ≥ 3; p = jumlah perlakuan (tidak lebih dari 9 perlakuan termasuk kontrol); u = jumlah ulangan.

Page 301: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 296

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur dengan penaung tetap dan penaung sementara sesuai dengan anjuran baku budidaya kopi.

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan 2,5 x 2,5

meter atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

4.2.6. Ukuran petak dan jarak antar petak

perlakuan Tiap petak terdiri dari 5 pohon. Jarak

antar petak dibatasi satu baris tanaman yang tidak diperlakukan.

4.2.7. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi Hemileia vastatrix pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.8. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot punggung semi otomatis (semi automatic knapsack sprayer) dengan tekanan 1 Kg/cm2 (15-20 psi) atau disesuaikan dengan sifat, cara kerja, dan bentuk formulasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan

Page 302: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 297

secara merata pada permukaan seluruh buah dalam petak perlakuan atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan adjuvan (perekat).

4.2.9. Volume penyemprotan Volume semprot 250 l/Ha. 4.2.10.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.10.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai

segera setelah terdapat gejala serangan Hemileia vastatrix pada daun di setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah (sekurang-kurangnya terserang 10%).

4.2.10.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.10.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

Page 303: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 298

4.2.10.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.10.5. Pengamatan 4.2.10.6. Jumlah tanaman contoh

Setiap petak diambil 5 tanaman contoh.

4.2.10.7. Metode pengamatan

(i) Pengamatan pendahuluan Pengamatan pendahuluan dilakukan sampai serangan mencapai sekitar 10%.

(ii) Tingkat kerusakan Tingkat kerusakan ditentukan dengan rumus:

%100 x h x 18

JSD I

Keterangan: I = intensitas serangan

JSD = jumlah skala daun (nilai skala becak + skala cacat daun) pada daun yang diamati.

Page 304: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 299

18 = nilai skala tertinggi (9 + 9) yang diberikan pada daun rontok (gugur)

h = jumlah helai daun yang diamati Daun yang diamati adalah daun yang terdapat pada payung teratas dari tanaman contoh, dipilih empat cabang yang terletak pada empat arah mata angin. Pengamatan dimulai pada daun ke-3 dari ujung ranting. Pengamatan intensitas serangan ditetapkan menurut skala bercak daun dan skala cacat daun sebagai berikut:

(a) Skala bercak daun Skala ditetapkan dengan nilai 0 – 9 seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Skala tiap daun

Page 305: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 300

Gambar 2. Skala daun dalam satu ranting

Gambar 3. Skala daun

dalam satu pohon

(b) Skala cacat daun Skala cacat daun ditetapkan dengan nilai 0 – 9 seperti tampak pada gambar berikut:

Page 306: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 301

Gambar 4. Tipe reaksi Daun

4.2.10.8. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan dua minggu setelah aplikasi terakhir.

4.2.10.9. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Hama dan Penyakit bukan

sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 307: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 302

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh Hemileia vastatrix dan produksi tanaman pada petak-petak pengujian yang diperlakukan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5% dan 1%.

4.4.KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 308: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 303

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO

(Phytophthora palmivora) PADA TANAMAN KAKAO

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

Page 309: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 304

4.1.2. Klon/Hibrida

Semua klon atau hibrida kakao yang sering dibudidayakan di kebun lokasi pengujian dan rentan atau agak toleran terhadap Phytophthora palmivora.

4.1.3. Umur tanaman Umur tanaman seragam dan telah

menghasilkan. 4.1.4. Jumlah tanaman Jumlah tanaman disesuaikan kebutuhan

tanaman uji menurut jumlah perlakuan dan ulangan.

4.1.5. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya kakao. 4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk menjamin tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pemeliharaan perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji terhadap Phytophthora palmivora sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

Page 310: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 305

4.2. METODE 4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan

Banyaknya perlakuan dan ulangan harus memenuhi persyaratan (p-1) (u-1) ≥ 15 dan u ≥ 3; p = jumlah perlakuan (tidak lebih dari 9 perlakuan termasuk kontrol); u = jumlah ulangan.

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur dengan penaung tetap dan penaung sementara sesuai dengan anjuran baku budidaya kakao.

Page 311: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 306

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan 3 x 3

meter, 3 x 2,5 meter, 3 x 2 meter atau disesuaikan dengan kondisi setempat

4.2.6. Ukuran petak dan jarak antar petak

perlakuan Tiap petak terdiri dari 16 pohon (empat

baris dan tiap baris empat tanaman). Jarak antar petak disesuaikan dengan kondisi setempat.

4.2.7. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi Phytophthora palmivora pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.8. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot punggung semi otomatis (semi automatic knapsack sprayer) dengan tekanan 1 Kg/cm2 (15-20 psi) atau disesuaikan dengan sifat, cara kerja, dan bentuk formulasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan secara merata pada permukaan seluruh buah dalam petak perlakuan atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 312: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 307

Aplikasi fungisida dapat menggunakan adjuvan (perekat).

4.2.9. Volume penyemprotan Volume semprot 500 l/Ha. 4.2.10.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.10.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai

segera setelah terdapat gejala serangan Phytophthora palmivora pada buah di setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah.

4.2.10.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.10.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.10.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 313: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 308

4.2.11. Pengamatan

4.2.11.1. Jumlah tanaman contoh

Setiap petak diambil 4 tanaman contoh yang terletak di tengah petak.

4.2.11.2. Metode pengambilan contoh

Contoh adalah 4 (empat) tanaman yang ada di bagian tengah petak. Sebelum aplikasi dimulai pada setiap tanaman contoh diambil secara acak 4-10 buah contoh (tergantung jenisnya) yang tumbuh di bagian batang dengan ukuran panjang buah 10-15 cm dan diberi tanda/label.

4.2.11.3. Metode pengamatan

Menghitung intensitas serangan ditentukan dengan rumus:

%100 x b a

a I

Keterangan: I = intensitas serangan a =banyaknya buah terserang

Page 314: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 309

b = banyaknya buah sehat 4.2.11.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan dua minggu setelah aplikasi terakhir.

4.2.11.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Hama dan Penyakit bukan

sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 315: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 310

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh Phytophthora palmivora dan produksi tanaman pada petak-petak pengujian yang diperlakukan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 316: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 311

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT LEAF SCORCH (atau

penyakit daun lainnya) PADA TANAMAN TEBU

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 317: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 312

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas rentan terhadap patogen sasaran (atau yang sering dibudidayakan oleh petani setempat, nama varietas disebutkan)

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya tebu 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam adalah

satu bibit 4.1.5. Pemupukan Pemupukan dengan pupuk dasar pada

tebu digunakan TSP dan KCl sebanyak 150 dan 100 kg/ha, pupuk ZA diberikan dua kali pada umur 2 minggu 400 kg dan umur 5 minggu 300 kg/ha.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh

Page 318: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 313

terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon.

Page 319: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 314

4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan adalah

100 cm x 40 cm, dengan jarak antar baris 100cm.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan adalah 12 m x 5

m. 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

adalah 150 tanaman. 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan minimal 3

baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi

Page 320: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 315

patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

Page 321: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 316

4.2.12.2. Interval aplikasi Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 2 (dua) minggu atau jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman yang diamati adalah 15 tanaman per petak

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sistematis.

Page 322: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 317

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap efek fitotoksisitas dan intensitas kerusakan tanaman yang dihitung berdasarkan rumus keparahan penyakit, yaitu:

I = ∑(nxv)/VxN x 100%

I = tingkat kerusakan tanaman

n = jumlah tanaman dalam tiap kategori serangan

v = nilai skala tiap kategori serangan

V = nilai skala dari kategori serangan tertinggi

N = jumlah tanaman contoh yang diamati

Skala kerusakan ditentukan sebagai berikut:

0 = tidak ada gejala 1 = luas permukaan daun

terserang 1 -10% 2 = luas permukaan daun

terserang 11 - 25% 3 = luas permukaan daun

terserang 26 - 50% 4 = luas permukaan daun

terserang 51 - 75%

Page 323: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 318

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Intensitas penyakit bukan

sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman contoh yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hasil panen Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisis sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 324: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 319

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 50%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol (tanpa fungisida) ISP= intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 325: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 320

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT PINEAPPLE DISEASE dan

POKKAH BOENG PADA TANAMAN TEBU

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 326: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 321

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas rentan terhadap patogen sasaran (atau yang sering dibudidayakan oleh petani setempat, nama varietas disebutkan)

4.1.3. Umur bibit tanaman Umur bibit sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya tebu 4.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam Jumlah bibit per lubang tanam adalah

satu bibit 4.1.5. Pemupukan Pemupukan dengan pupuk dasar pada

tebu digunakan TSP dan KCl sebanyak 150 dan 100 kg/ha, pupuk ZA diberikan dua kali pada umur 2 minggu 400 kg dan umur 5 minggu 300 kg/ha.

4.1.6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga

Page 327: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 322

kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon.

Page 328: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 323

4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan adalah

100 cm x 40 cm, dengan jarak antar baris 100cm.

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan adalah 12 m x 5

m. 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

adalah 150 tanaman. 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan minimal 3

baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi

Page 329: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 324

patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat).

4.2.11. Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan umur dan komoditi tanaman (khusus untuk aplikasi penyemprotan).

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat gejala serangan patogen sasaran pada setiap petak, namun masih dalam intensitas yang sangat rendah, kecuali pada pengujian seed treatment.

Page 330: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 325

4.2.12.2. Interval aplikasi Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 2 (dua) minggu atau jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dua minggu sebelum panen.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali atau disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis fungisida uji, kecuali pada pengujian seed treatment.

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh Jumlah tanaman yang diamati

adalah 50% dari populasi per petak (75 tanaman)

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh Penentuan tanaman contoh

dilakukan secara sistematis.

4.2.13.3. Metode pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap efek fitotoksisitas dan tingkat kerusakan

Page 331: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 326

tanaman yang dihitung berdasarkan rumus:

I = n/N x 100%

I = tingkat kerusakan tanaman

n = jumlah tanaman menunjukkan gejala penyakit

N = jumlah tanaman contoh yang diamati

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Intensitas penyakit bukan

sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman contoh yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hasil panen Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian.

Page 332: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 327

4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisis sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 333: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 328

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT CACAR DAUN (Exobasidium vexans)

PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 334: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 329

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 335: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 330

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 336: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 331

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam. 4.2.8. Polasi tanaman per petak pengujian Populasi tanaman per petak pengujian :

10 tanaman. 4.2.9. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.10. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.11. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 337: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 332

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.12. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.13. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.13.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.13.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.13.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.13.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 338: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 333

4.2.14. Pengamatan 4.2.14.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.14.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.14.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan

tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu

Page 339: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 334

v = nilai skoring berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman

> 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman

> 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman

> 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman

> 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z= skoring tertinggi yang

berlaku (5)

4.2.14.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.14.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Page 340: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 335

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat

Page 341: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 336

intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus:

TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 342: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 337

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Phytium sp. PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 343: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 338

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 344: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 339

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 345: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 340

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam ayng digunakan.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 346: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 341

4.2.11. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 347: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 342

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan

tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu

Page 348: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 343

v = nilai skorig berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman >

0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman

> 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman

> 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman

> 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5)

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang

Page 349: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 344

mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen pada tiap

tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah

Page 350: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 345

aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 351: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 346

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Rhyzoctonia solani PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 352: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 347

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 353: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 348

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur.

Page 354: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 349

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani 4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam. 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 355: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 350

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.11. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi fungisida

4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 356: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 351

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan

tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu

Page 357: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 352

v = nilai skorig berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman >

0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman

> 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman

> 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman

> 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang

berlaku (5) 4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang

Page 358: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 353

mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 359: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 354

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 360: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 355

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT CACAR DAUN (Exobasidium vexans)

PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 361: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 356

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 362: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 357

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 363: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 358

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam. 4.2.8. Polasi tanaman per petak pengujian Populasi tanaman per petak pengujian :

10 tanaman. 4.2.9. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.10. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.11. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji.

Page 364: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 359

Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

4.2.12. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.13. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.13.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.13.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.13.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

Page 365: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 360

4.2.13.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.14. Pengamatan 4.2.14.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.14.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.14.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan

Page 366: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 361

tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu v = nilai skoring berdasarkan

luas seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman

> 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang berlaku (5)

4.2.14.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

Page 367: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 362

4.2.14.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 368: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 363

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 369: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 364

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Fusarium sp. PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor .............,

Page 370: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 365

tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 371: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 366

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 372: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 367

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam ayng digunakan.

4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 373: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 368

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 374: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 369

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu luas seluruh daun

Page 375: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 370

v = nilai skorig berdasarkan tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman > 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 % 5 = luas kerusakan tanaman

> 60 % N = Jumlah tanaman sampel Z = skoring tertinggi yang berlaku (5)

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Page 376: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 371

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen pada tiap

tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%. 4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat

Page 377: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 372

intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 378: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 373

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI NEMATISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP NEMATODA Meloidogyne spp. dan Pratilenchus sp.

PADA TANAMAN TEH

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE: 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian,

Page 379: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 374

bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

4.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 380: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 375

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kebiasaan petani

Page 381: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 376

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan 10 m x 8 m 4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

sesuai dengan jarak tanam. 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

Page 382: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 377

4.2.11. Volume penyemprotan Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

4.2.12. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

4.2.12.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

4.2.12.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

Page 383: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 378

4.2.13. Pengamatan 4.2.13.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

4.2.13.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

4.2.13.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung kepadatan populasi larva III dan atau telur nematoda pada setiap 100 ml tanah dan 50 mg akar.

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

Page 384: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 379

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 4.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 385: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 380

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 386: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 381

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang, nama bahan aktif, dan nomor pendaftaran)

TERHADAP PENYAKIT Rhyzoctonia solani PADA TANAMAN KINA

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. JUMLAH UNIT KEGIATAN PENGUJIAN

Sebutkan jumlah unit kegiatan pengujian yang telah disetujui oleh Pusat Perizinan dan Investasi/Komisi Pestisida.

4. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

Page 387: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 382

5. BAHAN DAN METODE: 5.1. BAHAN 5.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan telah disegel oleh Pusat Perizinan dan Investasi/Komisi Pestisida.

5.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman yang digunakan adalah varietas yang sering dibudidayakan oleh petani setempat (nama varietas disebutkan) dan rentan terhadap patogen sasaran.

5.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan adalah

tanaman menghasilkan (TM) atau tanaman belum menghasilkan (TBM).

5.1.4. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga

Page 388: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 383

kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) 5.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol (tanpa fungisida)

0,25A 0,50A 0,75A

A

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 5.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

Page 389: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 384

5.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur. 5.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan

disesuaikan dengan kondisi pertanaman yang tersedia

5.2.6. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian :

10 tanaman. 5.2.7. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak pengujian paling

sedikit satu baris tanaman 5.2.8. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

5.2.9. Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk tanaman secara merata atau sesuai

Page 390: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 385

dengan jenis fungisida yang diuji. Aplikasi fungisida dapat menggunakan ajuvan (perekat dan perata).

5.2.10. Volume penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat se,mprot volume tinggi. Volume penyemprotan disesuaikan dengan umur tanaman.

5.2.11. Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 5.2.11.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dilakukan

segera setelah ditemukan tanaman sakit.

5.2.11.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) atau 2 (dua) minggu atau disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.11.3. Aplikasi terakhir Aplikasi fungisida terakhir

dilakukan dengan rekomendasi.

Page 391: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 386

5.2.11.4. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi

disesuaikan dengan jenis fungisida uji.

5.2.12. Pengamatan 5.2.12.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh adalah 10 tanaman

5.2.12.2. Metode pengambilan contoh

Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja, yaitu dengan memilih tanaman sakit diantara 10 tanaman.

5.2.12.3. Metode pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran dengan menggunakan rumus :

P = Σ (n x v) X 100 % N x Z Keterangan : P = tingkat kerusakan

Page 392: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 387

tanaman (%) n = jumlah tanaman dengan

kategori serangan tertentu

v = nilai skorig berdasarkan luas

seluruh daun tanaman yang terserang, yaitu :

0 = tanaman tidak terserang 1 = luas kerusakan tanaman > 0 - ≤ 10 % 2 = luas kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40 % 4 = luas kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60 %

5 = luas kerusakan tanaman > 60 %

N = Jumlah tanaman sampel tanaman > 60 %

Z = skoring tertinggi yang berlaku (5)

5.2.12.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

Page 393: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 388

5.2.12.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian (khusus pada TM) Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap tanaman sampel. 5.3. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman

oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Demikian juga data produksi tanaman tiap

petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 394: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 389

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida

Page 395: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 390

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA ................................

(Sebutkan nama dagang dan nama bahan aktifnya) TERHADAP PENYAKIT LAYU RALSTONIA

PADA TANAMAN JAHE

1. LINGKUP PENGUJIAN Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman

ini adalah semua pengujian yang pada prinsipnya dilakukan dalam kondisi lapangan (field conditions).

2. PELAKSANA Sebutkan nama institusi pelaksana pengujian yang

telah ditunjuk atau disetujui oleh Menteri Pertanian. 3. LOKASI DAN WAKTU Lokasi dan waktu pengujian dipilih berdasar

cukupnya ketersediaan patogen sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor iklim, elevasi dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tujuan pengujian (sebutkan tempat dan waktu pelaksanaan).

4. BAHAN DAN METODE 4.1. BAHAN 4.1.1. Contoh fungisida yang diuji

Fungisida yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian, bersegel dengan nomor ............., tanggal .......... dan berlabel Direktorat

Page 396: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 391

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

4.1.2. Varietas tanaman

Varietas tanaman adalah varietas yang ada di kebun yang digunakan untuk pengujian

4.1.3. Umur tanaman Tanaman yang digunakan berumur 3 –

4 bulan 4.1.4. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan

rekomendasi untuk budidaya tanaman jahe

4.1.5. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sebaik-baiknya

untuk tercapainya tujuan pengujian. Apabila dalam pelaksanaan pengujian perlu digunakan pestisida selain yang diuji, maka penggunaan pestisida tersebut harus tidak berpengaruh terhadap fungisida yang diuji sehingga kesimpulan hasil pengujian tidak mengalami kesalahan.

4.2. METODE

4.2.1. Rancangan Pengujian Rancangan yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK)

Page 397: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 392

4.2.2. Macam perlakuan yang diuji Macam perlakuan minimal yang diuji

adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Konsentrasi (g/l atau ml/l)

1 2 3 4 5

Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Fungisida yang diuji Kontrol

0,25A 0,50A 0,75A

A tanpa fungisida

Keterangan : * A = Konsentrasi formulasi yang

diajukan pemohon. 4.2.3. Ulangan Banyaknya ulangan (u) ditentukan

berdasarkan banyaknya perlakuan (p), sehingga memenuhi (p-1)(u-1) 15;

4.2.4. Pola tanam Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur

Page 398: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 393

4.2.5. Jarak tanam Jarak tanam yang digunakan adalah

40cm x 60cm atau sesuai dengan kebiasaan setempat

4.2.6. Ukuran petak perlakuan Ukuran petak perlakuan disesuaikan

dengan jumlah tanaman yang diperlukan

4.2.7. Populasi tanaman per petak

pengujian Populasi tanaman per petak pengujian

adalah 40 tanaman yang berdekatan 4.2.8. Jarak antar petak pengujian Jarak antar petak perlakuan minimal 1

m 4.2.9. Tata letak petak pengujian Tata letak petak-petak pengujian

disesuaikan dengan rancangan pengujian yang digunakan dan diatur sedemikian rupa sehingga infeksi patogen sasaran pada awal pengujian peluangnya relatif tidak berbeda.

4.2.10.Alat dan cara aplikasi fungisida Alat aplikasi yang digunakan adalah alat

semprot gendong dengan tekanan tinggi atau disesuaikan dengan cara aplikasi fungisida yang diuji. Fungisida yang diuji diaplikasikan pada permukaan tajuk

Page 399: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 394

tanaman secara merata termasuk pada pangkal batang tanaman.

4.2.11.Volume penyemprotan Volume penyemprotan disesuaikan

dengan yang diajukan dalam pengujian 4.2.12.Waktu dan banyaknya aplikasi

fungisida 4.2.12.1. Aplikasi pertama Aplikasi fungisida dimulai bila

sudah terdapat tanaman terserang, namun masih dalam intensitas yang rendah

4.2.12.2. Interval aplikasi

Aplikasi berikutnya dilakukan dengan interval 1 (satu) minggu

4.2.12.3. Banyaknya aplikasi Banyaknya aplikasi sekurang-

kurangnya 5 (lima) kali.

4.2.13.Pengamatan 4.2.13.1.Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman yang diamati adalah 50% dari jumlah tanaman yang disemprot (20 tanaman)

Page 400: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 395

4.2.13.2.Metode pengambilan contoh

Pengambilan contoh dilakuan secara sistematik

4.2.13.3.Metode pengamatan

Peubah yang diamati adalah intensitas penyakit dan fitotoksisitas. Intensitas penyakit dihitung berdasarkan pada keterjadian penyakit (disease incidence), yaitu dengan rumus:

Kt.P = n X100% N

Keterangan: n = jumlah tanaman sakit/layu N = jumlah tanaman yang diamati

4.2.13.4. Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan satu hari sebelum setiap aplikasi fungisida dan tujuh hari setelah aplikasi terakhir.

Page 401: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 396

4.2.13.5. Data penunjang Fitotoksisitas tanaman oleh

fungisida yang diuji Diamati gejala fitotoksisitas

pada tanaman uji yang mungkin timbul akibat fungisida yang diuji.

Penyakit bukan sasaran Diamati intensitas kerusakan

tanaman pengujian oleh penyakit lain.

Hasil panen tanaman

pengujian Dihitung hasil panen tanaman

contoh tiap petak pengujian. 4.3. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data tingkat kerusakan tanaman oleh patogen sasaran pada petak-petak pengujian yang diberi perlakuan fungisida uji dan kontrol dilakukan sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Demikian juga data produksi tanaman tiap petak pengujian dianalisa sesuai dengan rancangan pengujian yang digunakan. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5%.

Page 402: ii iii - PSP Pertanian - DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

Metode Standar Pengujian Efikasi Fungisida 397

4.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi fungisida dikatakan efektif bila pada pengamatan terakhir (tujuh hari setelah aplikasi terkhir) nilai tingkat efikasi (TE) sekurang-kurangnya 30%, dengan syarat intensitas serangan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. TE dihitung dengan rumus: TE = (Isk – Isp) (Isk) -1 x 100%

Keterangan : TE = tingkat efikasi ISK = intensitas serangan penyakit pada kontrol

(tanpa fungisida) ISP = intensitas serangan penyakit pada

perlakuan fungisida