ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam...

84

Upload: dinhtuong

Post on 10-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 2: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 3: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………… iDaftar Isi ………………………………………………………………………… iiIkhtisar Eksekutif ………………………………………………………………… iii

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………….. 1A. Latar Belakang …………………………………………………………….. 1B. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ……………. 2

1. Kedudukan ……………………………………………………………. 22. Tugas ………………………………………………………………….. 23. Struktur Organisasi ……………………………………………………. 2

C. Landasan Hukum …………………………………………………………. 6D. Aspek Strategis ……………………………………………………………. 7

1. Sarana dan Prasarana ……………………………………………… 72. Sumber Daya Manusia ………………………………………………. 113. Aspek Kelembagaan …………………………………………………. 124. Permasalahan Utama ………………………………………………… 12

E. Sistematika Laporan …………………………………………………….. 13

BAB II Perencanaan Kinerja ………………………………………………… 15A. Rencana Strategis ………………………………………………………… 15

1. Visi dan Misi…………………………………………………………….. 152. Tujuan dan Sasaran Strategis ……………………………………….. 163. Program ……………………………………………………………… 17

B. Perjanjian Kinerja……………………………………………………………… 18

BAB III Akuntabilitas Kinerja ………………………………………………. 20A. Capaian Kinerja Basarnas ………………………………………………. 20

1. Analisis Perhitungan Capaian Kinerja ………………………………. 22a. Sasaran Strategis “Meningkatnya Pelayanan Operasi SAR” …. 24

1) Analisis Keberhasilan / Peningkatan Kinerja Serta Usaha YangTelah Dilakukan ……..………………………………………… 33

Page 4: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

iii

2) Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia…413) Analisis Program/ Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan

Pencapaian Pernyataan Kinerja ……………………………… 42b. Sasaran Strategis “Tercapainya Keberhasilan Penyelamatan

Korban Dalam Pelaksanaan Operasi SAR”………………………..431) Analisis keberhasilan/ peningkatan kinerja serta usaha yang

telah dilakukan ……………………………………………….. 482) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia.. 503) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan

pencapaian pernyataan kinerja ……………………………… 512. Evaluasi Capaian Kinerja Basarnas Tahun 2010 – 2016………….. 583. Capaian Kinerja Sesuai dengan RPJMN dan Renstra Basarnas … 59

B. Realisasi Anggaran ……………………………………………………….. 64C. Kinerja Lain Yang Telah Dicapai ………………………………………….. 66

BAB IV PenutupA. Kesimpulan ………………………………………………………………… 68B. Upaya Perbaikan ……………………………………………………………. 68

Lampiran - Lampiran

Page 5: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

iv

IKHTISAR EKSEKUTIF

Salah satu prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah

tersusunnya laporan kinerja pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan

komitmen organisasi penyelenggara negara dalam mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalian sumberdaya sesuai dengan tugas dan

kewenangannya.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah,bahwa penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian/

Lembaga dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja Satuan Kerja, Unit

Organisasi dan Kementerian Negara/Lembaga.

Badan SAR Nasional sebagai instansi pemerintah bertanggung jawab di

bidang Pencarian dan Pertolongan (Search And Rescue) telah melaksanakan tugas

pokok dan fungsi sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014tentangPencarian

dan Pertolongan.

Capaian target indikator kinerja utama Badan SAR Nasional yang telah

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Basarnas/ Rencana

Strategis Basarnas 2015-2019 telah terealisasi lebih dari 100% dan 96,61%.

Capaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 6: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

v

No. Sasaran Strategis Indikator KinerjaUtama Target Realisasi Capaian

Kinerja

1. Meningkatkan pelayanan

operasi SAR

Kecepatan tanggap

pada operasi SAR

dalam penanganan

kecelakaan

30

menit

25,50

menit

115%

2. Tercapainya keberhasilan

penyelamatan korban

dalam pelaksanaan operasi

SAR

Keberhasilan

evakuasi korban

pada operasi SAR

100% 96,61% 96,61%

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan SAR Nasional dalam Tahun

Anggaran 2016 secara umum telah dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut

terlihat pada pencapaian ketiga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang melebihi target.

1. Pada Indikator Kinerja Utama (IKU) “Kecepatan tanggap pada operasi SAR

dalam penanganan kecelakaan” terealisasi response time selama 25,50 menit

dengan capaian kinerja sebesar 115% dari target 30 menit. Indikator Kinerja

Utama (IKU) ini didukung oleh sasaran strategis, yaitu Meningkatkan pelayanan

operasi SAR. Adapun indikator kinerja sasaran Meningkatkan pelayanan operasi

SAR yaitu :

Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan pelayaran (34,83

menit)

Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan penerbangan (14,31

menit)

Rata-rata response time pada penanganan bencana (20,47 menit)

Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan lain-lain (32,37 menit)

2. Pada Indikator Kinerja Utama “Keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR”

terealisasi sebesar 96,61% dari target 100%. Indikator Kinerja Utama (IKU) ini

didukung oleh sasaran strategis, yaitu Tercapainya keberhasilan penyelamatan

Page 7: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

vi

korban dalam pelaksanaan operasi SAR. Adapun indicator kinerja sasaran

Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi

SAR yaitu :

Persentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi SAR

(83,21%)

Persentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR

(96,61%)

Dilihat dari evaluasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dari tiap-tiap pelaksanaan

sasaran (sesuai Formulir Penetapan Kinerja dan Pengukuran Kinerja), maka tingkat

capaian kinerja Badan SAR Nasional secara keseluruhan dapat dikatakan sangat

memuaskan (AA), dimana rata-rata tingkat capaian sasaran kinerja Badan SAR

Nasional terealisasi lebih dari 100% (105,80%), sehingga dimasa mendatang

kiranya kondisi ini dapat ditingkatkan.

Page 8: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Badan SAR Nasional terbentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor11 Tahun 1972 yang ditetapkan tanggal 28 Februari 1972, sebagai suatulembaga yang bernama Badan SAR Indonesia (Basari). Selanjutnya,berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007Badan SAR Nasional berubah status yang semula setingkat Eselon I dibawahKementerian Perhubungan menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian(LPNK). Perkembangan organisasi Basarnas selanjutnya adalah pada Tahun2014 yaitu dengan ditetapkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor29 Tahun 2014 kedudukan Basarnas semakin kuat dalam menyelenggarakanurusan pemerintah di bidang Pencarian dan Pertolongan. Sesuai Undang-undang dimaksud, Basarnas bertanggung jawab menyelenggarakanpencarian dan pertolongan pada kecelakaan kapal dan pesawat udara,kecelakaan dengan penanganan khusus, bencana pada tahap tanggapdarurat, serta kondisi membahayakan manusia. Operasi pencarian danpertolongan dalam menyelamatkan jiwa manusia pada kecelakaan dimaksudmerupakan kegiatan spesifik yang memerlukan kecepatan, ketepatan, dankehandalan sesuai dengan Visi dan Misi Basarnas.Selanjutnya dalam rangkamencapai visi dan misi dimaksud maka telah disusun Rencana Strategis(Renstra) Basanas yang terjabar dalam rencana kinerja tahunan.Renjamenjadi dasar usulan RKA-KL yang pada akhirnya ditetapkan dalamDIPA.Basarnas telah menyusun rencana kinerja tahunan sebelum dokumenDIPA ditetapkan.Selanjutnya setelah DIPA disahkan maka rencana kinerjatahunan dimaksud ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.Capaian kinerjaBasarnas dievaluasi dan disusun laporannya setiap tahunnya.Dalam rangkapenyampaian capaian keberhasilan pelaksanaan tugas pada Tahun 2016maka perlu disusun laporan kinerja Basarnas Tahun 2016.

Page 9: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

2

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI

1. KedudukanKedudukan Basarnas sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014

tentang Pencarian dan Pertolongan Pasal 47 ayat (3), berada di bawah danbertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia.

2. TugasTugas Basarnas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014

tentang Pencarian dan Pertolongan Pasal 48 ayat (1) adalah:a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, prosedur, kriteria, serta

persyaratan dan prosedur perizinan dalam penyelenggaraan Pencariandan Pertolongan;

b. Memberikan pedoman dan pengarahan dalam penyelenggaraanPencarian dan Pertolongan;

c. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan Pencariandan Pertolongan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;e. Menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi;f. Menyampaikan informasi penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan

kepada masyarakat;g. Menyampaikan informasi penyelenggaraan Operasi Pencarian dan

pertolongan secara berkala dan setiap saat pada masapenyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan kepadamasyarakat;

h. Melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadappenyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan;

i. Melakukan pemasyarakatan Pencarian dan Pertolongan.

Page 10: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

3

3. Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor

PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional,struktur organisasi Badan SAR Nasional yang telah diubah terakhir denganPeraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.15 Tahun 2014.

a. Kepala BadanKepala Badan SAR Nasional ditunjuk langsung oleh Presiden yangdalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Presiden.

b. Sekretariat UtamaSekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasional.Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama yang terdiri atas tigaBiro yaitu Biro Umum, Biro Perencanaan dan KTLN, serta Biro Hukumdan Kepegawaian.

c. Deputi Bidang Potensi SARDeputi Bidang Potensi SAR adalah unsur pelaksana sebagian tugas danfungsi Badan SAR Nasional di bidang potensi SAR yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional.Deputi Bidang Potensi SAR dipimpin oleh deputi yang terdiriatas 2 (dua) direktorat yaitu Direktorat Sarana dan Prasarana sertaDirektorat Pendidikan dan Pelatihan, dan Pemasyarakatan SAR.

d. Deputi Bidang Operasi SARDeputi Bidang Operasi SAR adalah unsur pelaksana sebagian tugasdan fungsi Badan SAR Nasional di bidang operasi SAR yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional.Deputi Bidang Operasi SAR dipimpin oleh deputi yang terdiriatas 2 (dua) Direktorat yaitu Direktorat Operasi dan Latihan sertaDirektorat Komunikasi.

Page 11: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

4

e. Pusat Data dan InformasiPusat Data dan Informasi adalah unsur penunjang Badan SAR Nasionalyang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BadanSAR Nasional melalui Sekretaris Utama.Pusat Data dan Informasidipimpin oleh Kepala.

f. InspektoratInspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasional melaluiSekretaris Utama.Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

g. Unit Pelaksana TeknisUnit Pelaksana Teknis melaksanakan tugas SAR dan administratifBadan SAR Nasional di daerah, dibentuk Unit Pelaksana Teknis yangberada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Basarnas

Page 12: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

5

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Kantor SAR Kelas A

Gambar 1.3. Struktur Organisasi Kantor SAR Kelas B

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI OPERASISAR

SUB BAGIANUMUM

SEKSI POTENSISAR

KANTORSAR KELAS A

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUB SEKSIOPERASI SAR

KANTORSAR KELAS B

URUSANUMUM

SUB SEKSIPOTENSI SAR

Page 13: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

6

C. LANDASAN HUKUMPenyelenggaraan SAR Nasional dilaksanakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang meliputi:1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan

Pertolongan.2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penerbangan.3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan

Keselamatan Penerbangan.6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan

Pertolongan.7. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.08 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.24Tahun 2012.

8. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN-01/2008tentang Organisasi dan Tata Laksana Badan SAR Nasionalsebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BadanSAR Nasional Nomor PK.15 Tahun 2014.

9. International Convention for the Safe of Live at Sea (SOLAS), 1974.10. International Aviation & Maritime Search and Rescue (IAMSAR),

ICAO/IMO, 1998.11. “Search and Rescue”, International Civil Aviation Organization, Annex

12, Tahun 2000.12. UNCLOS-82 yang diratifikasi dengan Peraturan Pemerintah No 37

Tahun 2002, Indonesia diterima dan diakui sebagai negara kepulauanyang memiliki laut pedalaman, namun Indonesia harus menyediakanjalur laut internasional.

Page 14: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

7

D. ASPEK STRATEGIS

1. Sarana dan PrasaranaKeberhasilan Badan SAR Nasional dalam melaksanakan tugas

ditentukan oleh sarana dan prasarana yang dimilikinya.Sarana dan prasaranayang memadai merupakan unsur pendukung keberhasilan Operasi SAR.Sarana dan prasarana dimaksud meliputi beberapa hal sebagai berikut:a. Sistem Komunikasi SAR

Salah satu fasilitas SAR yang memegang peranan utama dalampelaksanaan kegiatan SAR adalah sistem komunikasi SARnasional.Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis peralatankomunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi baikberupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasiyang digelar memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

Jaringan Penginderaan DiniKomunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agarsetiap musibah pelayaran penerbangan serta bencana ataumusibah lainnya dapat dideteksi sedini mungkin, agar usahapencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakandengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi yang diterimaharus memiliki kemampuan dalam hal kecepatan, kebenaran, danaktualisasinya.Implementasi sistem komunikasi harus mengacukepada peraturan International Maritime Organization (IMO) danInternational Civil Aviation Organization (ICAO) untuk memonitormusibah penerbangan.Hingga saat ini, Badan SAR Nasionalmemiliki alat deteksi sinyal yang mengindikasikan lokasi musibahyang bernama LUT (Local User Terminal) sebanyak dua buahberupa perangkat stasiun bumi kecil yang mengolah data dariCospas-Sarsat.

Page 15: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

8

Jaringan KoordinasiKomunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapatberkoordinasi dalam mendukung kegiatan operasi SAR baikinternal antara kantor pusat Badan SAR Nasional dengan KantorSAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan seluruhpotensi SAR dan Rescue Coordination Centers (RCCs) negaratetangga secara cepat dan tepat.

Jaring Komando dan PengendalianJaring ini merupakan sarana komando dan pengendalian untukmengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.

Jaring Pembinaan, Administrasi, dan LogistikJaring ini digunakan oleh Badan SAR Nasional untuk pembinaandan administrasi perkantoran.

Untuk memaksimalkan fungsi komunikasi SAR, Badan SAR Nasionaltelah dilengkapi peralatan-peralatan komunikasi seperti berikut. Fixed Line Telecommunication,

Radio Communication,

AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network),

SATCOM (Satellite Communication).

Koordinasi antarunit SAR selama operasi SAR akan menentukan suksesnyaoperasi SAR. Keandalan seluruh alat komunikasi mencakup transfer datamaupun suara dalam segala kondisi dan cuaca menjadi keharusan.

b. Sarana dan Peralatan SARSebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR,sarana dan peralatan SAR telah diupayakan untuk selalu tetapmengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik kualitasmaupun kuantitasnya. Secara umum, gambaran kondisi sarana danprasarana Badan SAR Nasional dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 16: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

9

1) Sarana SAR UdaraUntuk menunjang penyelamatan korban, Badan SAR Nasional telahmemiliki helikopter (rotary wing) BO-105yang berkategori “ringan” (light

type) dan dua buah helikopter DauphinAS 365 N3+ yang berkategori“menengah” (medium range)dan berintegrasi intermediate yaituDauphinAS 365 N3+. Kondisi saat ini, cakupan wilayah udara BadanSAR Nasional meliputi Medan, Tanjung Pinang, Bogor, Surabaya, danDenpasar.

2) Sarana SAR LautUntuk menunjang penyelamatan korban di lautan, Badan SAR Nasionaltelah memiliki Rescue Boat, Rigid Inflatable Boat, Kapal Catamaran 60MSelain sebagai sarana angkut tim penolong (rescue team) yang akanmemberikan pertolongan, sarana laut juga harus memiliki kemampuanmencari dan mengarungi lautan pada berbagai kondisi alam dan cuaca.

3) Sarana SAR DaratSebagai sarana penunjang operasi pertolongan terhadap musibah danbencana, secara garis besar sarana SAR darat yang telah dimiliki olehBadan SAR Nasional mencakup Rescue Truck,Rescue Car, ATV,

Hovercraft, Motor Trail, Excavator, Rescue Car Type I dan II.Dalamrangka mendukung kecepatan mobilisasi tim penolongsaat ini seluruhKantor SAR telah memiliki peralatan SAR standard minimal baik secaraperorangan maupun beregu.

4) Peralatan SAR (SAR Equipment)Peralatan SAR adalah bagian penting bagi rescuer dalam melaksanakanpertolongan terhadap korban musibah dan atau bencana sehinggadukungan peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan.Kantor-kantor SAR telah dilengkapi dengan peralatan SAR yangdisesuaikan dengan lokasi dan kondisi setempat.

Page 17: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

10

5) Prasarana SAR Prasarana Kantor (Gedung)

Prasarana fisik gedung dan bangunan adalah penunjang utamayang merupakan awal dari segala aktivitas mulai dari perencanaan,pengoordinasian, sampai evaluasi. Tersedianya gedung yang memadaiakan menjadi salah satu unsur pemacu etos kerja sekaligus memberikankemudahan bagi masyarakat pengguna jasa SAR.

Gedung Badan SAR NasionalGedung Kantor Pusat Badan SAR Nasional berlokasi Jl Angkasa B

15 Kemayoran, Jakarta Pusat.

Gedung Kantor SARUPT Badan SAR Nasional yang bernama kantor SAR, saat ini

berjumlah 34 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan 1 BalaiDiklat.

Prasarana HanggarBadan SAR Nasional telah memiliki hanggar untuk penyimpanan

helikopter. Adapun yang berlokasi di Lanud Atang Senjaya Bogor yaituNBO-105 sebanyak 4 unit, AW 139 sebanyak 1 unit, Douphin AS 365 N3sebanyak 2 unit. Untuk yang ada di lokasi Lanudal Surabaya yaitu NBO-105 sebanyak 1 unit, Douphin AS 365 N3 sebanyak 2 unit. Selain itu,Badan SAR Nasional juga menggunakan fasilitas yang dimiliki TNI-AL diLanud AL Tanjung Pinang untuk penyimpanan NBO-105 sebanyak 1unit.

Tempat Sandar KapalUntuk menambatkan Rescue Boat yang dimiliki Badan SAR Nasional,telah dijalin kerjasama antara Badan SAR Nasional dengan berbagaiinstansi yang memiliki sifat sebagai potensi SAR dan memiliki fasilitaspelabuhan antara lain TNI-AL, ASDP, dan Administrator Pelabuhan agar

Page 18: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

11

Rescue Boat dapat berlabuh. Saat ini Kantor SAR yang sudah memilikitempat sandar kapal sendiri yaitu: Kantor SAR Tanjung Pinang Kantor SAR Kendari Kantor SAR Pontianak Kantor SAR Palembang Kantor SAR Banjarmasin Kantor SAR Timika Kantor SAR Merauke

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalampenyelenggaraan kegiatan SAR.Penyediaan dan pengembangan sumberdaya manusia di bidang SAR bertujuan untuk mewujudkan sumber dayamanusia yang profesional, kompeten, disiplin, bertanggungjawab, danmemiliki integritas.Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan SAR Nasionaltelah melakukan perencanaan sumber daya manusia, pendidikan danpelatihan, pemeliharaan kompetensi, serta pengawasan, pemantauan, danevaluasi.SDM yang dimiliki Badan SAR Nasional relatif masih kurangmemadai baik dari segi kuantitas jika dibandingkan dengan luas wilayahcakupan NKRI.

a. KepegawaianSDM yang dimiliki Basranas sampai dengan 31 Desember 2016 adalahsejumlah 3.254 orang, sudah termasuk tenaga penolong(rescuer)sebanyak 1.731 orang.

b. Pendidikan, Pelatihan, dan PembinaanDalam rangka meningkatkan kemampuan personil Badan SAR Nasionalserta UPT di daerah dan Potensi SAR, telah dilakukan pendidikan danpelatihan, penyuluhan kepada masyarakat serta pembinaan SDMPotensi SAR sejak awal 2013.

Page 19: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

12

3. Aspek Kelembagaan

Badan SAR Nasional dalam bidang Kelembagaan adalah kerja samadengan K/L, instansi, organisasi atau lembaga lain yang sudah berjalan baik,tetapi perlu diperkuat lagi terutama dengan K/L yang berkaitan secaralangsung dengan Badan SAR Nasional seperti BNPB, BMKG, MENPAN,BAPPENAS, dan lain-lain. Kerjasama dengan luar negeri yang sudah terjalindengan baik merupakan salah satu kekuatan pendukung Badan SARNasional.Walaupun demikian, dalam kenyataannya, memang masih perluditingkatkan lagi.Kekuatan selanjutnya adalah seluruh program kegiatanberdasarkan Renstra sebelumnya telah terlaksana dengan baik.Opinikinerjakeuangan yang disandang Badan SAR Nasional sekarang ini adalahWajar Tanpa Pengecualian (WTP).

4. Permasalahan Utama

Permasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh Basarnas adalahsebagai berikut :a. Adanya moratorium dan cakupan wilayah tanggungjawab SAR yang

cukup luas menyebabkan tenaga rescuer yang tersedia belum memadaiuntuk menangani daerah bencana.

b. Kurangnya jumlah ABK menyebabkan adanya jabatan rangkap terhadaptenaga rescuer untuk merangkap sebagai ABK. Selain itu tenagarescuer yang bertugas di Kantor SAR juga merangkap sebagai tenagaadministrasi. Adapun standar pengawakan untuk rescue boat adalahsebagai berikut: Rescue Boat Kelas I (ukuran > 40M) : 1 kapal 23 awak

kapal Rescue Boat Kelas II (ukuran 30M s.d 40M) : 1 kapal 19 awak

kapal Rescue Boat Kelas III (ukuran 20M s.d <40M): 1 kapal 12 awak

kapal Rescue Boat Kelas IV (ukuran < 20M) : 1 kapal 6 awak

kapal

Page 20: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

13

Adanya jabatan rangkap pada tenaga rescuer ini menyebabkan tenagayang bertugas di lapangan berkurang.

c. Dana cadangan operasional khusus yang bersifat bencana masihbergantung kepada BNPB sehingga menghambat kinerja terutamadalam bidang operasi yang bersifat bencana. Pelaksanaan operasi SARterkait penanganan kecelakaan pesawat udara dan kapal laut adalahmurni menjadi tanggungan Badan SAR Nasional.

E. SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Badan SAR Nasional Tahun2016 adalag sebagai berikut:1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanankepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

2. BAB II Perencanaan StrategisPada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Badan SARNasional.

3. BAB III Akuntabilitas KinerjaA. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Badan SAR Nasionaluntuk setiap pernyataan kinerja sasaran startegis Badan SARNasional sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Badan SARNasinal.

B. Realisasi AnggaranPada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan danyang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuaidengan Perjanjian Kinerja.

Page 21: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

14

C. Kinerja LainnyaPada sub bab ini diuraikan kinerja lainnya yang telah dicapai olehBadan SAR Nasional selama Tahun 2016

4. BAB IV PenutupPada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Badan SARNasional serta langkah masa mendatang yang akan dilakukan BadanSAR Nasional untuk meningkatkan kinerjanya.

5. Lampiran:A. Perjanjian Kinerja Tahun 2016B. Pengukuran Kinerja Tahun 2016C. Penghargaan-penghargaan

Page 22: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

15

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

1. VISI DAN MISIVisi merupakan gambaran keadaan masa depan yang berisikan citra-

cita yang ingin diwujudkan. Suatu Visi bersifat menantang (challenge)mengenai apa yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah. Visi yangditetapkan juga hendaknya mampu mengarahkan dan menggerakan segalasumber daya Instansi untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin. Adapun visiBadan SAR Nasional adalah sebagai berikut:

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan olehInstansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasilbaik.Misi merupakan penjabaran dari visi yang telah ditetapkan.

Dengan adanya pernyataan Misi, diharapkan seluruh anggota organisasidan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaandan peran Instansi Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahanNegara. Adapun Misi yang ditetapkan oleh Badan SAR Nasional adalahsebagai berikut:

“Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan,dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI”.

Page 23: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

16

2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan strategis perlu dijabarkan dalam beberapa indikator yang

diturunkan dari visi dan misi. Pembentukan tujuan ini diambil langsung dari

berbagai analisis mendalam yang menuntut Badan SAR Nasional agar

mampu memenuhi berbagai macam pencapaian yang ditargetkan selama

lima tahun. Sesuai dengan Renstra Basarnas Tahun 2015-2019 maka pada

Tahun 2019, diharapkan Badan SAR Nasional dapat mencapai beberapa hal

seperti dibawah ini.

1. Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian dan

pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat

dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan

manusia secara andal, efektif, cepat, efisien, serta aman.

2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional

maupun internasional dalam rangka menyelenggarakan

operasi pencarian dan pertolongan (SAR), serta melakukan

pemasyarakatan SAR untuk memaksimalkan potensi SAR.

3. Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan

manajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang

dan melakukan perbaikan di segala aspek secara

berkesinambungan.

4. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan

sumberdaya manusia serta koordinasi berkelanjutan agar

setiap saat dapat melaksanakan tugas operasi pencarian dan

pertolongan dengan sebaik-baiknya.

5. Menyediakan sarana dan prasarana operasi, peralatan

komunikasi dan sistem informasi SAR sesuai dengan

kebutuhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Page 24: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

17

a. Terselenggaranya siaga terus menerus dalam pencarian dan

pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam

kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara

andal, efektif, cepat, efisien serta aman.

b. Terjalinnya koordinasi dengan instansi nasional dan internasional serta

terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat tentang pengetahuan

dan keterampilan SAR dalam rangka memaksimalkan potensi SAR.

c. Terselenggarakannya peningkatan kemampuan teknis dan manajerial

organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan

perbaikan di segala aspek secara berkesinambungan.

d. Terciptanya standar dan kualitas kompetensi sumber daya manusia

pencarian dan pertolongan yang andal dan profesional.

e. Tersedianya sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi dan

sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka

mewujudkan visi dan misi.

3. PROGRAM

Untuk mewujudkan kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan,

selanjutnya disusun program dan kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran,

indikator, target, dan alokasi pendanaan yang akan dilaksanakan oleh Badan

SAR Nasional selama lima tahun. Dalam Renstra Basarnas Tahun 2015-

2019 Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan

menjadi fokus utama dalam pelaksanaan kegiatan Badan SAR Nasional.

Adapun penjabaran dari beberapa strategi dalam rangka mencapai

setiap tujuan, disusun program-program Badan SAR Nasional yang akan

dilaksanakan dalam lima tahun ke depan. Program tersebut ditetapkan

dengan memerhatikan skala prioritas berdasarkan perumusan visi, misi,

tujuan, dan sasaran yang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi

unit kerja di lingkungan Badan SAR Nasional. Hal tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 25: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

18

1. Program generik, yaitu :

a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya Badan SAR Nasional.

b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan SAR

Nasional.

2. Program Teknis

Program teknis, yaitu program pengelolaan pencarian, pertolongan dan

penyelamatan.

B. PERJANJIAN KINERJA

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada piminan instansi

yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai

dengan indikator kinerja. Adapun untuk penyusunan perjanjian Kinerja telah

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Pelaporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Pada awal Tahun 2016 Badan SAR Nasional telah menyusun Perjanjian

Kinerja Tahun 2016 sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Basarnas

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Indikator Kinerja Utama (IKU):Kecepatan tanggap pada operasi SAR dalam penanganankecelakan

30 menit

1. Meningkatnya pelayananoperasi SAR

Rata-rata response time

pada penanganankecelakaan pelayaran

30 menit

Rata-rata response time 30 menit

Page 26: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

19

pada penanganankecelakaan penerbangan

Rata-rata response time

pada penanganan bencana30 menit

Rata-rata response time

pada penanganankecelakaan lain-lain

30 menit

Indikator Kinerja Utama (IKU):Keberhasilan Evakuasi korban pada operasi SAR 100%

2. Tercapainya keberhasilanpenyelamatan korbandalam pelaksanaan operasiSAR

Persentase jumlah korbanterselamatkan dalampelaksanaan operasi SAR

100%

Persentase jumlah korbanyang ditemukan dalampelaksanaan operasi SAR

100%

Dengan perincian Pagu Anggaran untuk melaksanakan kegiatan pada

Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

Program dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SARNasional

Rp. 228.592.377.000,-

Program peningkatan sarana dan prasaranaaparatur badan SAR Nasional

Rp. 2.150.000.000,-

Program pengelolaan pencarian, pertolongandan penyelamatan

Rp. 1.494.983.452.000,-

Jumlah Total Rp. 1.725.725.829.000,-

Page 27: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

20

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansipemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalanmisi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkanmelalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.Perwujudanpertangungjawaban ini kemudian disusun dan disampaikan dalam bentuklaporan yang disebut dengan laporan kinerja. Untuk penilaian laporan kinerjaBasarnas dilakukan pengelompokan kategori, yaitu :

Tabel 3.1. Penilaian Pencapaian Kinerja

No. Kategori Nilai Angka (%) Interprestasi1. AA >90 – 100 Sangat Memuaskan2. A >80 – 90 Memuaskan

3. BB >70 – 80 Sangat Baik

4. B >60 – 70 Baik

5. CC >50 – 60 Cukup

6. C >30 – 50 Kurang

7. D 0 – 30 Sangat Kurang

Secara garis besar capaian kinerja Basarnas dapat dikatakan memuaskanatau dengan kategori A. Hal ini dibuktikan adanya pengakuan kinerjaBasarnas dari publik. Target Kinerja dimaksud dicapai melalui IndikatorKinerja Utama dengan cara perhitungan sesuai prosedur yang ada .

A. CAPAIAN KINERJA BASARNAS

Pencapaian kinerja Basarnas Tahun 2016 diukur dari 2 (dua) IndikatorKinerja Utama (Key Performance Indicator) yaitu“Kecepatan tanggap padaoperasi SAR dalam penanganan musibah”dan “Keberhasilan evakuasikorban pada operasi SAR”. Adapun pencapaian kinerja Basarnas Tahun

Page 28: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

21

2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara Target (rencana) danRealisasi dari tiap-tiap indikator. Pencatatan dan pengumpulan data diperolehdari seluruh Unit Kerja di lingkungan Basarnas dari tiap eselon pada KantorPusat Basarnas, 34 Kantor SAR serta 65 Pos SAR yang tersebar di seluruhIndonesia, baik data administratif maupun data teknis. Data-data tersebutkemudian dianalisa dan dievaluasi sehingga didapatkan data realisasi dariindikator yang telah ditetapkan, prosedur pengumpulan data tersebutsebagaimana pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prosedur Pengumpulan Data

Kantor Pusat Basarnas

Deputi Bidang Operasi SAR

Deputi Bidang Potensi SAR

34 Kantor SARSekretariat Utama

65 Pos SAR

PUSAT DATA

Data Realisasi Tiap-tiap Indikator

Proses Analisa & Evaluasi

Page 29: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

22

1. ANALISIS PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA

Berikut ini analisis perhitungan capaian kinerja pada Indikator KinerjaUtama (IKU) Basarnas, sebagai berikut:

Tabel 3.2. Indikator Kinerja Utama Basarnas Tahun 2016

No. SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja1. Indikator Kinerja Utama (IKU):

Kecepatan tanggap pada operasiSAR dalam penanganan musibah

30 menit 25,50menit 115%

Meningkatnyapelayananoperasi SAR

Rata-rataresponse timepadapenangananmusibahpelayaran

30 menit 34,83menit 83,9%

Rata-rataresponse timepadapenangananmusibahpenerbangan

30 menit 14,31menit 152,3%

Rata-rataresponse timepadapenangananbencana

30 menit 20,47menit 131,77%

Rata-rataresponse timepadapenangananmusibah lain-lain

30 menit 32,37menit 92,1%

2. Indikator kinerja Utama (IKU):Keberhasilan evakuasi korban padaoperasi SAR

100% 96,61% 96,61%

Tercapainyakeberhasilanpenyelamatankorban dalampelaksanaanoperasi SAR

Persentasejumlah korbanterselamatkandalampelaksanaanoperasi SAR

100% 83,21% 83,21%

Persentasejumlah korbanyang ditemukandalampelaksanaanoperasi SAR

100% 96,61% 96,61%

Page 30: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

23

Dari analisis perhitungan Indikator Kinerja Utama (IKU) “Kecepatantanggap pada operasi SAR dalam penanganan musibah” di atas dapatdilihat bahwa untuk musibah jenis penerbangan dan bencana telah mencapaitarget, sedangkan untuk jenis musibah pelayaran dan musibah lain-laincapaiannya 2 (dua) hingga 4 (empat) menit dari target yang ditetapkan. Halini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu: Masih kurangnya tenaga rescuer, saat ini jumlah tenaga rescuer yang

dimiliki oleh Basarnas sebanyak 1.731 personil. Jumlah ini masih jauhdari kebutuhan tenaga rescuer yaitu 3.564 personil, sehingga jumlahtenaga rescuer yang sudah terpenuhi saat ini sebesar 48,57%.

Kurangnya personil khususnya tenaga rescuer pada Kantor SAR,sehingga mempengaruhi pelaksanaan siaga rescuer dimana standaruntuk siaga rescuer sebanyak 12 personil, saat ini rata-rata pada KantorSAR dilaksanakan oleh 7 Personil. Kekurangan jumlah personil rescuerini berpengaruh terhadap kinerja Basarnas khususnya response time.

Adanya moratorium pada tahun 2016 menyebabkan Basarnas tidakdapat memenuhi kebutuhan personil khususnya tenaga rescuer.

Adanya moratorium menyebabkan SDM yang menempati jabatan sertaposisi rescuer dan ABK masih belum ideal. Hal tersebut juga menjadipenyebab adanya rangkap jabatan oleh tenaga rescuer, sehinggatenaga yang di lapangan menjadi berkurang secara drastis.

Untuk analisis perhitungan Indikator Kinerja Utama (IKU)“Keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR” baik untuk jumlahkorban terselamatkan dan jumlah korban yang ditemukan terkendala olehfaktor di luar kendali Basarnas yaitu cuaca ekstrim, medan geografis yangberat dan jauh.

Penjabaran capaian kinerja IKU “Kecepatan tanggap pada operasi SARdalam penanganan musibah”

Berikut ini penjabaran hasil analisis perhitungan capaian kinerjaBasarnas pada Tahun 2016.

Page 31: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

24

a. Sasaran Strategis “Meningkatnya Pelayanan Operasi SAR”

Berikut dijelaskan capaian kinerja sasaran strategis “MeningkatnyaPelayanan Operasi SAR” didukung oleh Indikator Kinerja Utama(IKU)“Kecepatan tanggap pada operasi SAR dalam penangananmusibah” Basarnas pada Tahun 2016. Capaian untuk Indikator KinerjaUtama “Kecepatan tanggap pada operasi SAR dalam penangananmusibah”adalah 115%.Adapun pencapaian IKU tersebut diukur dengan 4 (empat) indikator kinerjasasaran yaitu:1) Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaran2) Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbangan3) Rata-rata response time pada penanganan musibah bencana4) Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain.

Berikut akan dijelaskan prosedur pengukurankecepatan tanggappadaoperasi SAR dalam penanganan musibah (Response Time):

Rata-rata response time adalah ukuran seberapa cepat upaya pencariandan pertolongan pada tindak awal musibah pelayaran, musibahpenerbangan, bencana dan musibah lain-lain yang ditentukan berdasarkanditerimanya berita musibah hingga kesiapan personil/SAR Rescue Unit

(SRU) untuk mobilisasi ke lokasi. Rumus perhitungan dari response time

dapat dilihat di bawah ini.

= + +Keterangan :

T1 = Waktu Precom-Excom

T2 = Waktu Briefing

T3 = Waktu Persiapan Keberangkatan Tim/ Personil SAR

Untuk meningkatkan pelayanan operasi SAR, maka Basarnas telahmenentukan target terhadap kecepatan tanggap pada operasi SAR dalam

Page 32: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

25

penanganan musibah, baik musibah pelayaran, penerbangan, bencanamaupun musibah lain-lain. Capaian kecepatan tanggap pada operasi SAR inidilihat dari rata-rata response time baik pada baik musibah pelayaran,penerbangan, bencana maupunmusibah lain-lain.

Data response time pada penanganan musibah baik musibah pelayaran,penerbangan, bencana maupun musibah lain-lain yang ditangani Basarnasselama Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3. Data Response Time Tahun 2016

NO. KANTOR SARREALISASI CAPAIAN (menit)

MusibahPelayaran

MusibahPenerbangan Bencana Musibah

lain-lain

1. Banda Aceh 15.32 - 13.57 15.73

2. Medan 44.01 - 20.63 34.57

3. Padang 39.16 - 17.26 21.54

4. Palembang 43.54 - 17.50 26.51

5. Pekanbaru 31.72 - 31.34 27.71

6. Tanjungpinang 49.65 20.00 7.50 18.42

7. Banjarmasin 29.99 - - 45.19

8. Pontianak 17.77 - 17.75 17.75

9. Balikpapan 26.07 10.00 17.67 28.95

10. Jakarta 99.65 - 33.54 46.59

11. Semarang 97.94 12.50 34.47 32.54

12. Yogyakarta 20.00 10.00 - 20.36

13. Surabaya 22.56 10.00 23.61 28.77

14. Denpasar 20.18 - 15.19 15.16

15. Mataram 31.27 - 17.50 32.58

16. Kupang 17.69 - 16.67 14.86

17. Kendari 17.49 - 15.63 24.88

Page 33: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

26

NO. KANTOR SARREALISASI CAPAIAN (menit)

MusibahPelayaran

MusibahPenerbangan Bencana Musibah

lain-lain

18. Manado 30.50 - 30.83 27.99

19. Makassar 20.93 - 15.00 37.00

20. Ambon 33.54 - 30.00 100.83

21. Sorong 32.15 - - 20.63

22. Biak 31.13 20.00 16.67 33.54

23. Timika 121.10 12.50 20.00 41.92

24. Jayapura 28.50 15.00 17.50 103.38

25. Merauke 17.00 - - 43.33

26. Bandung 33.33 15.00 22.08 29.79

27. Lampung 13.78 - - 55.04

28. Jambi 26.66 20.00 35.00 31.44

29. Bengkulu 20.00 - 20.00 25.28

30. Pangkalpinang 31.58 - 6.25 26.46

31. Palu 16.79 - - 11.46

32. Gorontalo 50.00 - 24.15 19.59

33. Ternate 17.63 - 17.50 20.00

34. Manokwari 23.00 - - 18.50

RATA - RATA 34,83 menit 14,31 menit 20,47 menit 32,37 menit

Page 34: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

27

Berikut penjabaran dari indikator-indikator sasaran yang mendukungsasaran strategis “Meningkatnya Pelayanan Operasi SAR” pada Tahun2016 yaitu:

1) Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaranRata-rata response time pada musibah pelayaran Tahun 2016 adalah

34,83 menit dari target sebesar 30 menit atau sebesar 83,9%.

Untuk capaian rata-rata response time pada musibah pelayaran Tahun2016, 4,83 menit dari target disebabkan karena adanya beberapafaktor,yaitu: Masih kurangnya jumlah ABK menurut standar kelas kapal yang dimiliki

oleh Basarnas. Saat ini jumlah ABK yang dimiliki oleh Basarnassebanyak 275 orang dari jumlah kebutuhan 631 orang atau 43,58%.Perlu diketahui saat ini kapal yang dimiliki oleh Basarnas sebanyak 68(enam puluh delapan) unit kapal yang tersebar di 34 (tiga puluh empat)Kantor SAR. Kapal-kapal dimaksud belum seluruhnya berada di tempatsandar kapal milik sendiri. Saat ini baru 7 (tujuh) Kantor SAR yangmemiliki tempat sandar kapal sendiri. Sedangkan Kantor SAR lain masihmenumpang di dermaga milik instansi lain.

Masih kurangnya tenaga rescuer. Saat ini jumlah tenaga rescuer yangdimiliki oleh Basarnas sebanyak 1.731 personil. Jumlah ini masih jauhdari kebutuhan tenaga rescuer yaitu 3.564 personil, sehingga jumlahtenaga rescuer yang sudah terpenuhi saat ini sebesar 48,57%.

Selain faktor di atas, kendala di lapangan yaitu cuaca ekstrim, medangeografis yang berat atau lokasi kejadian musibah/bencana yang jauh.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata response time

pada musibah pelayaran Tahun 2016 mengalami kenaikan. Adapunperbandingan rata-rata response time pada musibah pelayaran tahun 2016dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Page 35: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

28

Tabel 3.4. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Pelayaran

Tahun Target Realisasi

Tahun 2010 6 jam 5 jam 10 menit

Tahun 2011 5 jam 3 jam 35 menit

Tahun 2012 4 jam 2 jam 50 menit

Tahun 2013 3 jam 1 jam 6 menit

Tahun 2014 2 jam 1 jam 4 menit

Tahun 2015 30 menit 35 menit

Tahun 2016 30 menit 34,83 menit

Grafik 3.1. Grafik Perbandingan Response Time pada Musibah Pelayaran

2) Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbanganRata-rata response time pada penanganan musibahpenerbangan Tahun

2016 adalah 14,31 menit atau sebesar 152,3% dari target sebesar 30 menitsehingga telah mencapai target.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata response time

pada penanganan musibah penerbangan Tahun 2016 mengalami kenaikan.Perbandingan rata-rata response time pada penanganan musibahpenerbangan Tahun 2016 dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabeldan grafik berikut.

5:10:00

3:35:002:50:00

1:06:00 1:04:000:35:00 0:34:50

0:00:00

1:12:00

2:24:00

3:36:00

4:48:00

6:00:00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Response Time Pada Musibah Pelayaran

Page 36: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

29

Grafik 3.2. Perbandingan Response Time pada Musibah Penerbangan

Tabel 3.5. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Penerbangan

Tahun Target Realisasi

Tahun 2010 5 jam 2 jam 05 menit

Tahun 2011 4 jam 1 jam 32 menit

Tahun 2012 3 jam 1 jam 07 menit

Tahun 2013 2 jam 42 menit

Tahun 2014 1 jam 41 menit

Tahun 2015 30 menit 15 menit

Tahun 2016 30 menit 14,31 menit

3) Rata-rata response time pada penanganan bencanaRata-rata response time pada penanganan bencana Tahun 2016 adalah

20,47 menit atau sebesar 131,77% dari target sebesar 30 menit sehinggatelah mencapai target.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata response time

pada penanganan bencana Tahun 2016 mengalami kenaikan. Perbandinganpeningkatan rata-rata response time pada penanganan bencana Tahun 2016dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

2:05:00

1:32:00

1:07:00

0:42:00 0:41:00

0:15:00 0:14:31

0:00:00

0:28:48

0:57:36

1:26:24

1:55:12

2:24:00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Response Time Pada Kecelakaan Penerbangan

Page 37: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

30

Grafik 3.3. Perbandingan Response Time pada Bencana

Tabel 3.6. Tabel Perbandingan Response Time pada penanganan Bencana

Tahun Target Realisasi

Tahun 2010 5 jam 3 jam 11 menit

Tahun 2011 4 jam 1 jam 7 menit

Tahun 2012 3 jam 50 menit

Tahun 2013 2 jam 33 menit

Tahun 2014 1 jam 31 menit

Tahun 2015 30 menit 21 menit

Tahun 2016 30 menit 20,47 menit

4) Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lainRata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain Tahun

2016 adalah 32,37 menit atau sebesar 92,1%.

Capaian kinerja rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain Tahun 2016, 2,37 menit dari target dikarenakan masih kurangnya tenagarescuer. Saat ini jumlah tenaga rescuer yang dimiliki oleh Basarnas sebanyak1.731 personil. Jumlah ini masih jauh dari jumlah akan kebutuhan tenagarescuer yaitu 3.564 personil, sehingga jumlah tenaga rescuer yang sudah

3:11:00

1:07:00

0:50:000:33:00 0:31:00 0:21:00 0:20:47

0:00:000:28:480:57:361:26:241:55:122:24:002:52:483:21:36

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Response Time Pada Penanganan Bencana

Page 38: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

31

terpenuhi saat ini sebesar 48,57%.Kurangnya jumlah tenaga rescuer iniberpengaruh terhadap response time, hal ini karena berdampak pada jumlahpelaksana siaga rescuer.Untuk standar siaga rescuer sebanyak 12 orang,saat ini rata-rata siaga rescuer pada Kantor SAR sebanyak 7 orang.

Selain terkendala dengan jumlah tenaga rescuer, pendidikan danpelatihan lanjutan SAR juga belum merata diberikan kepada tenaga rescuer

yang ada.Pendidikan dan pelatihan bagi rescuer ini digunakan untuk melatihketrampilan para rescuer pada saat pelaksanaan operasi SAR. Di sampingitu, faktor lapangan yaitu cuaca ekstrim, medan geografis yang berat ataulokasi kejadian musibah/bencana yang jauh juga dapat mempengaruhiresponse time Basarnas.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata response time

pada penanganan musibah lain-lain Tahun 2016 mengalami kenaikan.Perbandingan rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lainTahun 2016 dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel dan grafikberikut.

Grafik 3.4. Perbandingan Response Time pada Musibah Lainnya

4:44:00

1:32:00 1:11:00 0:51:00 0:47:00 0:33:00 0:32:37

0:00:00

1:12:00

2:24:00

3:36:00

4:48:00

6:00:00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Response Time Pada PenangananMusibah Lain-lain

Page 39: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

32

Tabel 3.7. Tabel Perbandingan Response Time pada Musibah Lainnya

Tahun Target RealisasiTahun 2010 6 jam 4 jam 44 menitTahun 2011 5 jam 1 jam 32 menitTahun 2012 4 jam 1 jam 11 menitTahun 2013 3 jam 51 menitTahun 2014 2 jam 47 menitTahun 2015 30 menit 33 menitTahun 2016 30 menit 32,37 menit

Dari data response time baik dari pada penanganan musibah pelayaran,penerbangan, bencana dan musibah lain-lain maka dapat dilihatperbandingan capaian kinerja Indikator Kinerja Utama “Kecepatan tanggappada operasi SAR dalam penanganan musibah”Basarnas periode Tahun2010 – Tahun 2016.

Tabel 3.8. Tabel Perbandingan Kecepatan tanggap pada operasi SARdalam penanganan musibah

Tahun Target RealisasiTahun 2010 5 jam 30 menit 3 jam 47 menitTahun 2011 4 jam 30 menit 1 jam 57 menitTahun 2012 3 jam 30 menit 1 jam 29 menitTahun 2013 2 jam 30 menit 48 menitTahun 2014 1 jam 30 menit 46 menitTahun 2015 30 menit 26 menitTahun 2016 30 menit 25,50 menit

Page 40: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

33

Grafik 3.5. PerbandinganKecepatan tanggap pada operasi SAR dalampenanganan musibah

1) Analisis keberhasilan/ peningkatan kinerja serta usaha yang telahdilakukan

EKSTERNAL

Sebagaimana tersebut dalam Undang-Undang nomor 29 tahun 2014tentang Pencarian dan Pertolongan, guna menunjang tugas dan fungsinyaBasarnas dapat bekerja sama dengan pemerintah negara lain, lembaga atauorganisasi internasional di bidang pencarian dan pertolongan dan/atau warnanegara asing. Sejalan dengan hal tersebut, bagian kerjasama teknik luarnegeri mempunyai tugas untuk melaksanakan penyiapankoordinasikerjasama teknik dan bantuan luar negeri, penyusunan kerjasamateknik dan bantuan luar negeriserta penyusunan laporan rencana danprogram kerjasama teknik dan bantuan luar negeri.Kerjasama tersebut diatasmencakup kegiatan kerjasama teknis operasional dan bantuan luar negerimelalui kerjasama secara bilateral, regional maupun multilateral. Adapunkerjasama tersebut meliputi:

Kerjasama dalam kerangka kerjasama ITSAP (Indonesia Transport

Safety Assistance Programme yaitu sebuah paket bantuan dari Australiauntuk keselamatan transportasi di Indonesia yang sudah dilaksanakan

3:47:00

1:57:001:29:00

0:48:00 0:46:000:26:00 0:25:50

0:00:00

1:12:00

2:24:00

3:36:00

4:48:00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Grafik Perbandingan Kecepatan tanggap pada operasi SARdalam penanganan kecelakaan

Page 41: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

34

sejak tahun 2008 berdasarkan MoU bidang transportasi yangditandatangani oleh para Menteri Transportasi kedua negara.ITSAP

Search and Rescue Project Tahun 2016:- The 5th Indonesia-Australia SAR Forum

The 5th Indonesia-Australia SAR Forum telah dilaksanakan di KantorPusat Basarnas pada tanggal 9-11 November 2016.

- Search and Rescue Officer Exchange Program

Pertukaran pejabat Basarnas telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua)tahap, di masing-masing tahap dilaksanakan oleh 2 (dua) orangpejabat Basarnas yang bekerja di JRCC AMSA di Canberra selama1 bulan.

Tahun 2016 Basarnas telah melaksanakan latihan SAR Indopura antaraKantor SAR Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, dan Pontianak denganRCC Singapura. Latihan tersebut bertujuan untuk memantapkankoordinasi dan pengendalian operasi SAR bersama, melatih PersonilSAR Indonesia dan Singapura, melatih koordinasi dan kerja sama antarkedua SMC dalam pengendalian operasi SAR.

Pertemuan 9th Joint Permanent Working Group on Maritime and Ocean

Concerns(JPWG-MOC) antara RI dan Filipina yang telahdiselenggarakan pada tanggal 8 s.d 10 Juni 2016 di Makati City, Filipina.Forum JPWG-MOC dibentuk sebagai forum pertemuan yang membahaskerja sama maritim antara RI dan Filipina.Forum tersebut merupakanforum yang pertama kali dibentuk guna membahas sejumlah kerja samamaritim bagi dua negara kepulauan. Selain sebagai forum delimitasimaritim, JPWG-MOC juga menjadi forum tindak lanjut Philippines-

Indonesia Plan of Action 2014-2016 sebagai kerangka kerja samamaritim kedua negara maka melalui Plan of Action tersebut, keduanegara telah membahas isu-isu maritim terkait dengan Illegal,Unreported, Unregulated Fishing (IUUF), kerja sama keselamatan dankeamanan maritim, search and rescue, dan kerja sama kelautan danperikanan.Adapun salah satu isu utama yang diangkat pada

Page 42: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

35

pembahasan TWG adalah terkait dengan review perjanjian kerja samadi bidang SAR. Basarnas dan Philippines Coast Guard (PCG) telahmenjalin kerjasama yang cukup lama kerja sama tersebut telah tertuangdalam Operational Letter of Agreement for The Provisions of Search and

Rescue Services Between The Government of The Republic of

Indonesia and The Government of The Republic of The Philippines yangtelah ditandatangani pada tahun 1986. Pada kesempatan tersebutkedua belah pihak beserta Kementrian/Lembaga terkait telahmembahas draft MoU antara Basarnas dan PCG. Adapun draft MoUdimaksud menyepakati bahwa untuk penentu wilayah tanggung jawabdalam pelaksanaan misi SAR masing-masing negara sementara ituuntuk pembagian Search and Rescue Region berdasarkan batasmaritim kedua negara yang telah ada dan untuk penentuan bataskoordinat garis batasnya akan di bahas lebih lanjut pada dokumenimplementasi teknis pelaksanaan kerjasama misi SAR.

Task Force Meeting (TFM) on the Development of Successor ASEAN

Strategic Transport Plan

Basarnas di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan, turut sertadalam pembahasan ASTP 2016-2025 sebagai kelanjutan dari Brunei

Action Plan 2015. Adapun specified goals, actions and milestones

ASEAN Transport Strategic Plans 2016-2025 berada di bawahkoordinasi sektor transportasi maritim dan udara dengan detail sebagaiberikut:

Specific Goals Actions Milestones

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

StrengthenASEAN SAR

cooperation toensure effectiveand coordinatedaeronautical and

maritime SARoperations in the

region

Improvecapacity

andcapabilityon SAR

Develop theASEAN SAR

StandardOperating

Procedures

Page 43: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

36

FamiliariseASEANMember

States withASEAN SAR

StandardOperating

Procedures

Improve skilland

knowledge ofSAR

Personnel

Regional dan Inter-regional Seminar and Workshop on the Provision

and Improvement of Search and Rescue (SAR) Services in the AFI

Region pada tanggal 19 – 22 Juli 2016 di Republik Seychelles.Workshop tersebut dihadiri oleh Negara negara Afrika dan Asiakhususnya negara di wilayah Asia Pasifik yang bertujuan untukmemasyarakatkan prosedur pelayanan Search and Rescue kepadapara negara peserta serta memberikan solusi terbaik dalammelaksanakan persyaratan Annex 12 Konvensi Chicago 1994 terkaitSearch and Rescue serta meningkatkan mutu pelayanan Search and

Rescue di masing masing negara peserta.Workshop ini juga mencakup beberapa pelatihan pelatihan Search and

Rescue serta pelaksanaan audit ICAO Universal Safety Oversight Audit

Programme (USOAP) Continuous Monitoring Approach (CMA).

INTERNALBeberapa pelatihan Internal yang dilaksanakan oleh Basarnas selama

Tahun 2016 antara lain : Latihan SAR Malindo (Malaysia – Indonesia) Tahun 2016.

Latihan SAR Malindo ke – 39 Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 11s.d. 14 Oktober 2016 di Balikpapan. Kegiatan tersebut diikuti olehpeserta yang terdiri dari: Pejabat dan staf Kantor Pusat Basarnas : 6 orang Personil Kantor SAR Balikpapan : 32 orang Potensi SAR : 12 orang

Page 44: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

37

Latihan SAR Indopura (Indonesia – Singapura) Tahun 2016.Latihan SAR Indopura XXXIV Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal28 Agustus s.d. 01 September 2016 di Tanjung Pinang. Kegiatantersebut melibatkan beberapa Kantor SAR, yaitu: Kansar TanjungPinang, Kansar Pangkal Pinang, dan Kansar Pontianak.Ada jugaperwakilan dari RCC Singapura yang ikut hadir dalam kegiatan ini.Jumlah peserta: Pejabat dan staf Kantor Pusat Basarnas : 15 orang Kansar TPI, PKP, PTK : 44 orang Potensi SAR : 41 orang

Latihan SAR Ausindo (Australia – Indonesia) Tahun 2016.Latihan SAR Ausindo Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 26Oktober 2016 di Mataram. Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta yangterdiri dari: Pejabat dan staf Kantor Pusat Basarnas : 10 orang Personil Kantor SAR Mataram : 40 orang

Latihan SAR Mendukung Marpolex Tahun 2016.Latihan SAR Mendukung Marpolex Tahun 2016 dilaksanakan padatanggal 23 s.d. 27 Mei 2016 di Cilegon, Banten, Jawa Barat. Kegiatantersebut diikuti oleh peserta yang terdiri dari: Kantor Pusat Basarnas : 5 orang Kantor SAR Jakarta : 28 orang Potensi SAR : 31 orang

National SAR Challenge 5thTahun 2016.Kegiatan National SAR Challenge 5th Tahun 2016 dilaksanakan padatanggal 17 s.d. 21 Mei 2016 di Palembang. Kegiatan tersebut diikuti olehpeserta yang terdiri dari: Kantor Pusat Basarnas : 51 orang Pelaku Latihan dari Kantor SAR : 306 orang

Page 45: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

38

Staf pendukung Kansar Palembang dan Potensi : 99 orang

Latihan SAR ASEAN Transport SAR Forum Tahun 2016Latihan SAR ASEAN Transport SAR Forum Tahun 2016 dilaksanakantanggal 02 s.d. 04 Mei 2016 di Jakarta.Kegiatan tersebut berupa PraLatihan yang diikuti oleh pejabat dan staf Kantor Pusat Basarnasberjumlah 30 orang.

Latihan SAR Penanggulangan Bencana ke – 8 Tahun 2016.Latihan Penanggulangan bencana diwujudkan dalam latihan simulasiOperasi SAR Bangunan Runtuh yang dilaksanakan pada tanggal 08 –14 Januari 2016 di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG).Kegiatan INSARAG bertemakan Asia Pacific (AP) Regional EarthquakeResponse dilaksanakan pada tanggal 25 s.d 29 Juli 2016 di Yogyakarta.Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta yang terdiri dari: Pelaku tingkat pusat : 104 orang Pelaku dar daerah : 153 orang Mentor dan tim dari luar negeri : 100 orang

Pembangunan Basarnas Command CentreSelain itu upaya yang telah dilakukan oleh Basarnas dalam rangka

meningkatkan pelayanan SAR terhadap masyarakat yaitu dengan adanyapembangunan Basarnas Command Centre, yang diresmikan oleh MenteriPerhubungan Republik Indonesia pada tanggal 29 Februari 2016. UntukCommand Centre terdiri dari:

Pengembangan Basarnas Command CentreBasarnas Command Centre adalah fasilitas terpadu yang dibangun oleh

Basarnas untuk mempermudah koordinasi, pengendalian dan pemantauanpelaksanaan operasi SAR. Pembangunan Basarnas Command Center inisebagai upaya untuk mendukung keanggotaan Indonesia dalam ICAO

Page 46: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

39

Council dan lobi Indonesia dalam rangka pengaturan ulang wilayah udaraNKRI yang termasuk dalam fir Singapore. Basarnas Command Center

beroperasi selama 24/7 yang terdiri dari 3 sub sistem yaitu: Aeronautical RCC

Merupakan pusat pengendalian dan perencanaan operasi SAR untukmusibah penerbangan, pada sub-sistem ini petugas Basarnas dibantudengan aplikasi Flight MonitoringSystem dan Local User Terminal (LUT).

Maritime RCCMerupakan pusat pengendalian dan perencanaan operasi SAR untukmusibah pelayaran, pada sub-sistem ini petugas Basarnas dibantungdengan aplikasi Integrated Maritime for Search and Rescue (IMSAR),Communication Satelite and Monitoring for Rescue Boat (CSMRB), Local

User Terminal (LUT) serta aplikasi Electronic Broadcasting (E-Broadcast). Disaster RCC

Merupakan pusat pengendalian dan perencanaan operasi SAR untukBencana dan Kondisi Membahayakan Manusia. Pada sub-sistem inipetugas Basarnas dibantu dengan aplikasi SAR Core dan SIMASDA.

Flight Monitoring SystemFlight monitoring system merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh

Basarnas untuk mendukung kegiatan perencanaan operasi SAR khususnyauntuk musibah penerbangan yang memanfaatkan data dari PerusahaanUmum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia(Perum LPPNPI) sehingga untuk keperluan operasi SAR, Basarnas dapatmengetahui pergerakan pesawat di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Flight Monitoring System memanfaatkan data dari Perum LPPNPI,dimana Basarnas menempatkan server Flight Monitoring System di JakartaAir Traffic Service Center (JATSC) dan Makassar Air Traffic Service Center

(MATSC).Flight Monitoring Systemmerupakan implementasi dari arahan yangdiberikan oleh Kepala Basarnas berdasarkan evaluasi dari operasi SAR AirAsia QZ8501. Pembangunan Flight monitoring system dimulai dari Tahun

Page 47: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

40

2015, saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk dapat disesuaikandengan tugas dan fungsi Basarnas, sehingga kedepannya Flight Monitoring

System diharapkan dapat menjadi sarana early warning system terhadappotensi musibah pesawat udara.Peralatan yang membantu operasi SAR yangefektif dan efisien serta Sistem informasi surveillanceyang terpadu dengandatabase Cospas-Sarsat.Flight Monitoring System juga dimanfaatkan untukpengambilan keputusan dalam operasi SAR terhadap Pesawat Skytruck M28milik Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) di perairan Pulau Lingga.

Emergency Call 115Merupakan sistem panggilan darurat oleh masyarakat yang

dikembangkan olehBasarnasdan mendapat dukungan dari seluruhperusahaan telekomunikasi Indonesia. Emergency Call 115 dapat diaksesmelalui PSTN maupun telepon seluler dan tanpa dikenai biaya (Free of

Charge).Emergency Call 115 ini dibangun sejak Tahun 2015 yangdilaunching bertepatan dengan HUT Basarnas tanggal 28 Februari 2015.

Fasilitas Emergency Call 115 terintegrasi dengan Basarnas Command

Center, sehingga diharapkan penyampaian musibah dapat langsungditangani oleh Basarnas Command Center. Antusiasme masyarakat untukmenelepon 115 cukup banyak tergambar dari jumlah telepon yang masuk dilayanan 115, namun dari seluruh telepon yang masuk tersebut masihterdapat beberapa penelepon yang memberikan informasi musibah ataumusibah fiktif sehingga perlu bagi Basarnas agar dapat melakukan sosialisasipentingnya Emergency Call 115.

Aplikasi SARMAPAplikasi Search and Rescue Model and Response System atau yang

biasa dikenal dengan sebutan SARMAP, pertama kali diperkenalkan olehAustralia Maritime Safety Authority(AMSA) pada Basarnas Tahun 2014 yangmerupakan bentuk kerja sama Indonesia dan Australia untuk mendukungoperasi SAR di Indonesia.

Page 48: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

41

Pemanfaatan aplikasi SARMAP secara intens untuk perencanaanoperasi SAR khususnya dalam memprediksi pergerakan korban hilang di laut,di mulai sejak operasi SAR Air Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata,aplikasi ini dapat memberikan pandangan terhadap pergerakan korban yangdikalkulasi berdasarkan tinggi gelombang dan angin di areatersebut.SARMAP menjadi suatu standard di Basarnas dalam merencanakanoperasi SAR, khususnya untuk mengetahui pergerakan korban di laut,sehingga operasi SAR dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

2) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia

Jumlah PersonilPersonil yang saat ini dimilik oleh Basarnas masih belum memenuhi

kebutuhan akan personil yang sesungguhnya yaitu dari 6.468 personil yangdibutuhkan.Saat ini SDM yang dimilik oleh Basarnas sebanyak 3.254 orangtermasuk tenaga rescuer didalamnya.Untuk kebutuhan tenaga rescuer sendirimasih kurang yaitu dari jumlah yang dibutuhkan sebanyak 3.564 orang baruterpenuhi sebanyak 1.731 orang.

Sedangkan apabila dilihat dari ketersediaan peralatan, sarana danprasarana jumlah rescuer yang dimiliki saat ini, maka perlu adanya tambahantenaga rescuer.Selain itu juga perlu adanya tambahan tenaga ABK hal inidikarenakan jumlah sarana yang dimiliki oleh Basarnas terutama rescue

boatterus bertambah sehingga harus disertai dengan jumlah ABK.Berikutstandar pengawakan pada rescue boat yang dimiliki oleh Basarnas adalahsebagai berikut:

No. Kelas/Ukuran Jumlah Awak Keterangan1. Kelas I/ ukuran> 40 M 23 orang perkapal

2. Kelas II/ ukuran 30 s.d 40 M 19 orang per kapal

3. Kelas III/ ukuran 20 s.d <30 M 12 orang per kapal

4. Kelas IV/ ukuran <20 M 6 orang per kapal

Page 49: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

42

FamiliarisasiKurangnya jumlah dan kualifikasi ABK untuk mengawaki rescue boat ini

diantisipasi dengan memberikan pelatihan singkat / familiarisasi tentangmesin kapal, perawatan dan penggunaan rescue boat. Selain dilakukanpelatihan singkat direncanakan akan dilaksanakan pengangkatan tenagahonorer untuk ABK dan rescuer.

Pendidikan dan LatihanDalam rangka mendukung kesiapan SDM dalam pelaksanaan operasi

SAR, maka dilaksanakan Diklat baik pada personal Balai Diklat dan seluruhpersonil Kantor SAR di lingkungan Basarnas.Untuk meningkatkan kapasitas,kemampuan kompetensi personil yang ada di lingkungan Basarnasperludiadakan Diklat SAR secara berkesinambungan guna peningkatanketerampilan dalam melakukan evakuasi penanganan musibah.Untukpeningkatan kemampuan para rescuermaka dilaksanakan pendidikan danpelatihan baik pendidikan dasar SAR maupun pendidikan lanjutanSAR.Adapun untuk pendidikan dan pelatihan lanjutan SAR diantaranya yaitu: Diklat Medical First Responder (MFR) Diklat SAR Planning Diklat HART Diklat Jungle Rescue Diklat water Rescue Diklat Heli Rescue Diklat Instruktur SAR (PIPIL) Diklat SMC.

3) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaianpernyataan kinerja

Program pengelolaan pencarian, pertolongan dan penyelamatanProgram ini memberikan penekanan kepada pelaksanaan pengelolaan

sarana dan prasarana SAR serta pembinaan pengawakan, terselenggaranya

Page 50: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

43

diklat SAR, pengelolaan operasi dan Latihan SAR, dan terlaksananyapengelolaan sistem peralatan komunikasi SAR, selain itu program ini jugaberisikan antra lain : Pelaksanaan pengendalian operasi SAR Pemeliharaan sarana SAR Pengadaan peralatan SAR Pemeliharaan peralatan SAR komunikasi

Penjabaran capaian kinerja IKU “Keberhasilan evakuasi korban padaoperasi SAR”

b. Sasaran Strategis “Tercapainya Keberhasilan Penyelamatan KorbanDalam Pelaksanaan Operasi SAR”.

Berikut dijelaskan capaian kinerja sasaran strategis “Tercapainyakeberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR”didukung oleh Indikator Kinerja Utama (IKU) “Keberhasilan evakuasikorban pada operasi SAR” Basarnas pada tahun 2016. (96,61%).

Adapun pencapaian IKU tersebut diukurdengan 2 (dua) indikator kinerjasasaran yaitu:1) Persentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi

SAR.2) Persentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi

SAR.

Berikut dijelaskan prosedur pengukuran pencapaian kinerja keberhasilanevakuasi korban pada operasi SAR.Untuk pengukuran korban terevakuasidibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:1) Persentase jumlah korban terselamatkan dalam penyelenggaraan

operasi SARTolok ukur keberhasilan Basarnas dalam melaksanakan operasi

SAR dapat dilihat dari persentase jumlah korban yang terselamatkan

Page 51: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

44

dan ditemukan pada pelaksanaan operasi SAR. Dalam hal inipengukuran tersebut diambil dari rata-rata persentase jumlah korbanpada musibah pelayaran, musibah penerbangan, bencana dan musibahlainnya.

Untuk persentase jumlah korban terselamatkan dalampenyelenggaraan operasi SAR diukur dari jumlah korban selamat baikdalam keadaan sehat, luka ringan dan luka berat dari jumlah totalkorban musibah yang terdata pada pelaksanaan tanggap darurat.

Berikut ini dapat dilihat rumus perhitungan persentase jumlahkorban terselamatkan.

% korban terselamatkan = ∑∑ ( , , ℎ ) x100%2) Persentase jumlah korban yang ditemukan dalam penyelenggaraan

operasi SARUntuk persentase jumlah korban yang ditemukan diukur dari jumlah

korban yang selamat dan meninggal dari jumlah total korban musibah/bencana yang dilaporkan/ terdata. Berikut ini dapat dilihat rumusperhitungan persentase jumlah korban yang ditemukan dalampelaksanaan operasi SAR:

% korban ditemukan = ( ∑ + ∑ )∑ ( , , ℎ ) x100%Tolok ukur keberhasilan Basarnas dalam melaksanakan operasi SAR

dapat dilihat dari persentase jumlah korban yang terselamatkan danditemukan pada pelaksanaan operasi SAR.Dalam hal ini pengukuran tersebutdiambil dari rata-rata persentase jumlah korban pada musibah pelayaran,musibah penerbangan, bencana dan musibah lain-lain.

Page 52: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

45

Untuk persentase jumlah korban terselamatkan dalam penyelenggaraanoperasi SAR diukur dari jumlah korban selamat baik dalam keadaan sehat,luka ringan dan luka berat dari jumlah total korban musibah/ bencana yangterdata pada pelaksanaan tanggap darurat.

Perhitungan keberhasilan korban terevakuasi didapat dari data korbanyang selamat dan ditemukan yang merupakan hasil analisis tabel di bawahini.Adapun data berasal dari seluruh Kantor SAR dan Pos SAR yang tersebardi seluruh Indonesia.

Tabel 3.8. Data Musibah Yang Ditangani BasarnasTahun 2016

NOJENIS

MUSIBAH

JUMLAHKEJADIAN

(KALI)

JUMLAHKORBAN(ORANG)

JUMLAH KORBANPERSENTASEHSL. OPS

KORBANSELAMAT(ORANG)

(%)KORBAN

MENINGGAL(ORANG)

(%)KORBANHILANG

(ORANG)(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 K.Pelayaran 715 8.408 7.778 92,51 371 4,41 259 3,08 96,92%

2 K. Penerbangan 21 391 333 85,17 50 12,79 8 2,05 97,95%

3 Bencana 246 1.812 1.447 79,86 317 17,49 48 2,65 97,35%

4 K. Lain-lain 1.195 2.387 1.258 52,70 1.004 42,06 125 5,24 94,76%

TOTAL IV 2.177 10.816 1.742 83,21 1.742 13,40 440 3,39 96,61%

Dari tabel di atas dapat dilihat data musibah yang ditangani Basarnas

Tahun 2016 dari seluruh Kantor SAR, sebagai berikut:

Pada musibah pelayaran jumlah penanganan musibah sebanyak 715kejadian dengan jumlah korban 8.408 yang terdiri dari 7778 korbanselamat (92,51%), 371 korban meninggal dunia (4,41%) dan 259 korbanhilang (3,08%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 96,91%.

Pada musibah penerbangan jumlah penanganan musibah sebanyak 21kejadian dengan jumlah korban 391 yang terdiri dari 333 korban selamat(85,17%), 50 korban meninggal dunia (12,79%) dan 8 korban hilang(2,05%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 97,95%.

Pada bencana jumlah penanganan musibah sebanyak 246 kejadiandengan jumlah korban 1.812 yang terdiri dari 1447 korban selamat

Page 53: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

46

(79,86%), 317 korban meninggal dunia (17,49%) dan 48 korban hilang(2,65%), dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 97,35%.

Pada kondisi musibahlain-lain sebanyak 1.195 kejadian dengan jumlahkorban 2387 yang terdiri dari 1.258 korban selamat (52,70%), 1.004korban meninggal dunia (42,06%) dan 125 korban hilang (5,24%),dengan tingkat keberhasilan operasi sebesar 94,76%. Pada MusibahLain-lain sebagian besar berita yang diterima berasal dari masyarakatsehingga diperlukan konfirmasi informasi ke tempat yang dilaporkantelah terjadi musibah. Konfirmasi tersebut dimaksudkan selain untukmemastikan kebenaran musibah, juga untuk memastikan musibahapayang terjadi sehingga dapat dijadikan acuan penyiapan personil danperalatan SAR pada musibah dimaksud.

Berikut adalah perbandingan persentase jumlah korban selamat periodeTahun 2010 – 2016.

Tabel 3.9. Perbandingan Persentase Jumlah Korban Selamat Tahun 2010-2016

TahunJumlah Total

Korban

Jumlah Korban

SelamatPersentase

2010 4.948 3.180 64,27%

2011 6.071 4.922 81,07%

2012 23.016 21.581 93,77%

2013 42.101 40.239 95,58%

2014 33.208 31.444 94,69%

2015 8.840 7.175 81,17%

2016 12.998 10.816 83,21%

Sedangkan untuk perbandingan jumlah korban yang ditemukan olehBasarnas periode Tahun 2010-2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 54: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

47

Tabel 3.10. Perbandingan Persentase Jumlah Korban Yang Ditemukan

TahunJumlah Total

Korban

Jumlah Korban

DitemukanPersentase

2010 4.948 4.494 90,82%

2011 6.071 5.771 95,06%

2012 23.016 22.462 97,59%

2013 42.101 41.536 98,66%

2014 33.208 32.751 98.62%

2015 8.840 8.387 94,88%

2016 12.998 12.558 96,61%

Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk evakuasi korbanpada operasi SAR Tahun 2016 jumlah korban yang ditemukan sebesar12.558 orang atau 96,61%, sedangkan korban yang terselamatkan sebesar10.816 orang atau 83,21%.Apabila dibandingkan dari tahun-tahunsebelumnya untuk prosentase korban terselamatkan dan ditemukanmengalami naik turun, namun apabila dibandingkan dengan Tahun 2015maka pada tahun 2016 mengalami kenaikan.

Dari perhitungan baik jumlah korban terselamatkan maupun jumlahkorban yang ditemukan maka dapat dilihat capaian untuk Indikator KinerjaUtama “Keberhasilan evakuasi korban pada operasi SAR”selama periodeTahun 2010-2016 yang telah ditangani oleh Basarnas. Berikutgrafikperbandingan tersebut.

Page 55: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

48

Grafik 3.6. Grafik Perbandingan Persentase Keberhasilan Evakuasi Korban PadaOperasi SAR Periode Tahun 2010 - 2016

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja melaluiIndikator Kinerja Utama “Keberhasilan Evakuasi Korban PadaOperasi SAR”Tahun 2016 mengalami kenaikan apabila dibandingandengan Tahun 2015 di mana Tahun 2015 ini merupakan tahun pertamaperiode RPJMN 2015-2019. Kinerja ini terjadikarena adanya sosialisasiyang terus dilakukan oleh Basarnas dan Kantor SAR di daerah danselalu siap siaga dalam melaksanakan tindak awal yang maksimal sertapengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusiayang profesional, fasilitas SAR yang memadai, dan prosedur kerja yangmantap.

1) Analisis keberhasilan / peningkatan kinerja serta usaha yang telahdilakukan

a) Penyiapan Tenaga dan Potensi SARPotensi SAR menjadi salah satu pilar penting dalam pelaksanaan

operasi SAR pada musibah, baik musibah, bencana maupun kondisimembahayakan jiwa manusia. Potensi SAR dalam Undang – undang Nomor29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan didefinisikan sebagaisumber daya manusia, sarana dan prasarana, informasi dan tekhnologi, serta

90.82%

95.06%

97.59%98.66% 98.68%

94.88%96.61%

86.00%88.00%90.00%92.00%94.00%96.00%98.00%

100.00%

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Keberhasilan Evakuasi KorbanPada Operasi SAR Periode Tahun 2010 - 2016

% Korban Yang Ditemukan

Page 56: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

49

hewan selain Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) yangdapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan operasipencarian dan pertolongan. Hal itu dipertegas dengan BAB VII yangmengulas tentang Sumber Daya Manusia (SDM) pada Pasal 42 dimanapemerintah bertanggungjawab terhadap penyediaan dan pengembangansumber daya manusia dibidang pencarian dan pertolongan.

Tujuannya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang profesional,kompeten, disiplin, bertanggungjawab dan memiliki integritas.Guna mencapaitujuan tersebut yang perlu dilakukan adalah perencanaan sumber dayamanusia, pendidikan dan pelatihan, pemeliharaan kompetensi sertapengawasan, pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan ketentuan undang–undang tersebut, dilaksanakan kegiatan : Pembinaan terhadap Potensi SAR yang ada di daerah melalui Pelatihan

bagi Potensi SAR di masing-masing Kantor SAR. Kegiatan Pelatihantersebut harus mendapat asistensi atau melibatkan petugas observasi(observer) dari Direktorat Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR.Observasi ini mencakup semua aspek, mulai dari persiapan,pelaksanaan, hingga pengakhiran pelatihan.

Dalam rangka penyiapan rescuer maka telah ditetapkannya PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan AngkaKreditnya sehingga jabatan rescuer telah resmi menjadi JabatanFungsional Tertentu.Menindaklanjuti peraturan tersebut maka telahditetapkan Peraturan Bersama Kepala Basarnas dan Kepala BadanKepegawaian Negara Nomor : PB.01 Tahun 2014 dan Nomor : 37Tahun 2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri PAN &RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer danAngka Kreditnya.Sebagai tindaklanjut dari peraturan bersama tersebut telah disusunPetunjuk Teknis (Juknis) Jabatan Fungsional Rescuer dan AngkaKreditnya, dan telah disosialisasikan kepada para rescuer di seluruhKantor SAR Daerah untuk dijadikan pedoman dalam pengumpulan

Page 57: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

50

angka kredit dan penyusunan Draft Daftar Usul Penetapan Angka Kredit(DUPAK).

b) Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Daerah(FKP3D)Kegiatan Rapat Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan

Daerah (FKP3D) merupakan implementasi dari fungsi pembinaan Basarnasterhadap Potensi SAR yang ada di daerah sesuai amanat Undang – undangNomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, dalam rangkamengintegrasikan seluruh potensi SAR yang ada.

Dengan adanya FKP3D ini diharapkan akan ada kesamaan pola pikirdan pola tindak dalam pelaksanaan operasi SAR dimana kekuatan Basarnasyang ada di daerah atau Kantor SAR dapat terintegrasi dengan potensi SARsehingga pelaksanaan operasi SAR dapat berjalan efektif dan efisien sertamampu meminimalisir jumlah korban jiwa saat terjadi musibah baik musibah,bencana maupun kondisi yang membahayakan jiwa manusia. Potensi SARyang ada di daerah diantaranya unsur TNI, Polri, Pemerintah Provinsi danPemerintah Kabupaten/Kota, BPBD, PMI, Pemadam Kembakaran, Orari,Mapala, Pramuka, dan organisasi/institusi penggiat SAR. Adapun kegiatanFKP3D pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Rapat FKP3D di Banda Aceh tanggal 9 – 13 Februari 2016 Rapat FKP3D di Makassar tanggal 14 – 15 April 2016 Rapat FKP3D di Yogyakarta tanggal 29 – 30 April 2016 Rapat FKP3D di Bengkulu tanggal 18 – 19 Mei 2016.

2) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia

Basarnas dan Kantor SAR dapat terintegrasi dengan potensi SARsehingga pelaksanaan operasi SAR dapat berjalan efektif dan efisien sertamampu meminimalisir jumlah korban jiwa saat terjadi musibah baik musibahpelayaran, musibah penerbangan, bencana maupun musibah lain-lain.Potensi SAR yang ada di daerah diantaranya unsur TNI, Polri,

Page 58: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

51

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, BPBD, PMI,Pemadam Kembakaran, Orari, Mapala, Pramuka, dan organisasi/institusipenggiat SAR.

Untuk meningkatkan kemampuan Potensi SAR dalam membantupelaksanaan operasi SAR, maka Basarnas memberikan pelatihan melaluiKantor SAR yang tersebar di daerah.Sebelum dilaksanakan pelatihan,terlebih dahulu dilakukan observasi dari Direktorat Bina Ketenagaan danPemasyarakatan SAR.Observasiini mencakup semua aspek, mulai daripersiapan, pelaksanaan, hingga pengakhiran pelatihan. Adapun jenispelatihan bagi potensi SAR yang sudah dibakukan dan menjadi pedomanpelaksanaan pelatihan meliputi: pelatihanwater rescue,

jungle rescue

medical first responder

3) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaianpernyataan kinerja

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Basarnas.

Program ini lebih menekankan pada pembinaan dan peningkatansarana dan prasarana aparatur Basarnas dalam mencapai visi dan misi.

Program pengelolaan pencarian, pertolongan dan penyelamatan.

Program ini bertujuan pada pelaksanaan pengelolaan sarana danprasarana SAR serta pembinaan pengawakan, terselenggaranya diklat SAR,pengelolaan operasi dan Latihan SAR, dan terlaksananya pengelolaansistem peralatan komunikasi SAR.

Page 59: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

52

Berikut ini beberapa musibah dari 2.177 kejadian yang terjadi padaTahun 2016.

Tabel. 3.9. Beberapa Kejadian Musibah Yang DitanganiBasarnas Tahun 2016

JENIS MUSIBAH KEJADIAN MUSIBAHMusibah Pelayaran Operasi SAR musibah pelayaran KM Lestari 5

tenggelam di perairan Telesung Desa Telesung Kec.Rangsang Pesisir Kab.Meranti tanggal 9 – 10 September2016

Pada tanggal 9 September 2016 Pukul 17.00 WIB terimaberita daribapak Salomo (KSOP Selat Panjang Kab.Meranti) bahwa pada tanggal 9 September 2016 Pukul12.00 WIB telah terjadi musibah pelayaran KapalTenggelam (KM LESTARI 5) di Perairan Telesung DesaTelesung Kec. Rangsang Pesisir Kab. Meranti. Jumlah POB3 orang. 2 orang selamat dan 1 orang hilang. Rute Kapaldari Tanjung Balai Karimun- Telesung - Ladang Kecildengan muatan kapal bahan bangunan. Pada tanggal 9September 2016 Pukul 17.25 WIB Team Rescue Pos SARBengkalis dan Posko Siaga SAR Meranti di berangkatkan keLKK. Ketika tim langsung berkordinasi dengan aparatsetempat untuk melakukan pencarian dan pertolongan.Opersi dilaksanakan 2 hari dengan hasil korban selamat 2orang dan meninggal 1 orang.

Operasi SAR pada musibah pelayaran KM Anita Indah IGT.32 tenggelam di wilayah perairan Tanjung TeguhPulau Rupat Kab. Bengkalistanggal 18 -22 September2016

Pada tanggal 18 September 2016 Pukul 05.00 WIB diterimaberita dariBapak Muhammad Rafi (keluarga korban) bahwatanggal 16 September 2016 Pukul 10.00 WIB telah terjadi

Page 60: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

53

musibah pelayaran KM Anita Indah I GT.32 tenggelam diwilayah Perairan Tanjung Teguh Pulau Rupat Kab.Bengkalis dengan POB 3 orang, 2 orang selamat dan 1orang hilang. Tanggal 18 September 2016 Tim rescueKN.218 Dumai diberangkatkan ke LKK dan tiba pukul 10.00WIB. Tim langsung berkordinasi dengan aparat danmelakukan pencarian dan pertolongan bersama unsur yangterlibat (KPLP Dumai,Polsek Rupat,Masyarakat). OperasiSAR dilaksanakan selama 5 hari dengan hasil korbanselamat sebanyak 2 orang dan meninggal 1 orang. Operasiditutup tanggal 22 september 2016.

MusibahPenerbangan

Operasi SAR musibah penerbangan pada PesawatPolisi P4201 Type M-28/ Skytruck (3 Desember 2016)

Pada tanggal 3 Desember 2016 telah terjadi musibahpenerbangan pada pesawat jenis Sky Truck milikpolisi.Pesawat dengan membawa 13 orang penumpang inidilaporkan hilang kontakdan diperkirakan berada di antaraPulau Mensanak dengan Pulau Sebangka atau PulauGentar perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

Berdasarkan keterangan dari Divisi Humas Polri, pesawattersebut hilang kontak dengan menara pemandu lalu lintasudara sekitar pukul 11.10 WIB. Pesawat dengan nomorregister P 4201 tersebut berangkat dari Pangkal Pinangpada pukul 09.24 WIB dan seharusnya tiba di Batam padapukul 10.58 WIB.

Pada tanggal 3 Desember pukul 12.00 WIB Tim SAR dariKantor SAR Tanjung Pinang mulai melakukan operasi SAR.Operasi SAR terhadap pesawat Sky Truk ini dilaksanakanselama 10 hari, atau berakhir pada tanggal 12 Desember2016, jumlah personil yang terlibat sebanyak 171 orang.Adapun data korban hasil pelaksanaan operasi SAR padapesawat Sky Truk yaitu 5 orang dinyatakan meninggal dan8orang korban dinyatakanhilang.Operasi SAR yang dilakukan oleh Kantor SAR Tanjung Pinang di tutup olehDirektur Operasi dan Latihan Basarnas pada tanggal 12Desember 2016 Pukul 17.00 WIB.

Page 61: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

54

Operasi SAR pada Pesawat TNI Herculesa-130 diWamenatanggal 18 Desember 2016

Sebuah pesawat milik TNI AU dilaporkan lost contactdiwilayah Wamena sekitar pukul 06.30 WIT, Minggu (18/12).Basarnas Pos SAR Wamena yang menerima laporan dariTower ATC Wamena langsung memberangkatkan timnyauntuk mendalami informasi tersebut.Pesawat milik TNI AUC-130 HS A-1334 tersebut dikomandoi oleh Pilot PenerbangMarlon dengan rute Timika – Wamena. A-1334 membawa12 awak yang dan mengangkut material bangunan.Pesawat tersebut terbang dari Timika pukul 05.35 WIT dandiperkirakan mendarat di Wamena pukul 6.13 WIT. Sesaatsebelum mendarat, persawat TNI AU A 1334 tersebut hilangkontak dan ditemukan terjatuh tidak jauh dari BandaraWamena.Tim Pos SAR Wamena berkoordinasi denganpihak TNI AU untuk ikut berpartisipasi dalam operasipencarian danpertolongan tersebut. Bersama dengan TNIAU, anggota Kodim Wamena dan masyarakat setempat,Tim Pos SAR Wamena melakukan pencarian danpertolongan di pegunungan Lisuwa yang terletak di DistrikMinimo, KabupatenJayawijaya.Ketigabelas korbanditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Belumdiketahui penyebab jatuhnya pesawat. TNI AU mengirimkantim investigasi untuk mengungkap penyebab jatuhnyapesawat nahas tersebut. Jenazah para korban telah beradadi Bandara Wamena untuk selanjutnya diserahkan kepadapihak keluarga.

Page 62: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

55

Bencana Operasi SAR pada Banjir Bandang di Garut

Tercatat sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Garut,Jawa Barat, terdampak bencana banjir bandang. Haltersebut akibat hujan deras yang mengguyur Garut Selasa(20/9/2016) malam kemarin. Akibatnya, banjir melandapemukiman penduduk dan jalan raya.

Basarnas Kantor SAR Bandung yang mendapat laporandari BPBD Garut terkait banjir bandang ini langsungmempersiapkan dan personil guna melakukan pencariandan pertolongan. Berdasarkan laporan diketahui 15 orangmeninggal dunia, 18 dalam pencarian. Sementara sebanyaktujuh daerah terkena dampak banjir yakni KecamatanBayongbong, Garut Kota, Banyu Resmi, Tarogong Kaler,Tarogong Kidul, Karang Pawitan, dan SamarangRabu (21/9/2016) pukul 07.50 WIB tim rescue Kantor SARBandung dikerahkan menuju lokasi banjir denganmenggunakan rescue truk serta membawa peralatan SARair lengkap. Selama kurang lebih 9 jam tim SAR gabunganmenyisir 8 lokasi yaitu Lapangan Paris, Parakan TiluKecamatan Cibatu, Kampung Bojong Larang, KampungCimacan Kecamatan Tarogong Kidul, AsramaTarumanegara, Kp Bojongsidika Ds Haur PanggungKecamatan Tarogong Kidul, Kp Cibunar, dan KelSukamukti Garut Kota. Dari penyisiran tersebut tim SARgabungan menemukan 5 orang dalam kondisi meninggaldunia. Dengan demikian total korban meninggal duniasebanyak 34 orang, yang masih dalam pencarian 19 orang.Namun jumlah korban diperkirakan masih bisa bertambahjika masih ada warga yang melapor kehilangankeluarganya. Pencarian yang di lakukan oleh tim SARGabungan dari mulai 20 September 2016 sampai dengan 3Oktober 2016, dengan lama operasi 13 hari operasi SAR

Adapun unsur yang terlibat selama operasi pencariankorban yaitu Kantor SAR Bandung, BPBD Provinsi JawaBarat, BPBD Kabupaten Garut, Kodim 0611 Garut,Polres Garut, Korem 062/TN, Yonif 301/PKS, Brimob PoldaJabar, Polantas Polres Garut, Dalmas Polres Garut,SATPOL PP Garut, Korps Patriot Garut, FKPN Garut,ORARI Garut, PMO Garut, Scout Rescue Garut. RumahZakat, dan Tagana Kabupaten garut.

Page 63: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

56

Operasi SAR pada gempa bumi 6,4 SR di Kab. PidieJaya

Gempa berkekuatan 6,4 SR menggunjang KabupatenPidie jaya dini hari sekitar pukul 05.03 WIB, Rabu(7/12/16). Gempa yang terjadi di 05.19 LU – 096.36 BTdi kedalaman 10 Km sekitar 18 Km Timur LautKabupaten Pidie Jaya. Gempa yang terjadi di daratantersebut tidak berpotensi tsunami.

Gempa tersebut dirasakan juga oleh warga diKabupaten Bireun. Dari informasi yang diterima dilapangan, hingga pukul 14.25 WIB dilaporkan korbanmeninggal dunia di Kabupaten Bireun mencapai 33orang, luka-luka 32 orang. Tim SAR gabungan telahberhasil menemukan 2 orang meninggal dunia diKabupaten Bireun dan terdapat 77 warga mengalamiluka-luka. Total keseluruhan korban yang telahditangani adalah korban meninggal dunia sebanyak 35orang dan 109 orang mengalami luka-luka akibattertimpa reruntuhan gedung.

Basarnas telah mengirimkan tim rescue dari KantorSAR Banda Aceh, Pos SAR Bireun, Kantor SARMedan untuk melakukan pencarian dan pertolonganterhadap korban gempa, Sebanyak 24anggota Basarnas Special Group sebagai pasukanelit rescuer turut diterbangkan untuk memaksimalkanpencarian. Peralatan terbaru dan tercanggih jugadibawa untuk mempercepat pencarian seperti lifelocator, life detector dan search camera.

Helikopter Dauphin HR 3601 telah diterbangkanbersama dengan 5 crew-nya dari Tanjung Pinangpukul 12.45 WIB menuju Pidie untuk membantupencarian. HR 3601 diperkirakan tiba pukul 17.30 WIB.Helikopter Augusta Westland dengan kapasitas angkutdan jelajah yang lebih baik, diterbangkan dari HanggarPondok Cabe menuju Palembang dengan membawa

Page 64: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

57

5 crew pukul 13.30 WIB . Pencarian yang di lakukanoleh Tim SAR Gabungan dari mulai 7 Desember - 20Desember 2016 dengan lama operasi 14 hari, hingaberita di tutup jumlah korban yang meninggal 104 dankorban yan selamat 931 dengan kondisi luka luka.

Musibah Lain-lain Operasi SAR pada musibah Orang Tengelam di PerairanBanggai, Desa Koyoan Kab. Banggai, Sulawesi Tengah.

Terima Laporan pada TW 0421 1420 H, dari Bapak Heritentang musibah orang tenggelam di perairan Banggai DesaKoyoan, Kec. Nambo, Kab. Banggai prov. Sulawesi Tengah,Diketahui jumlah korban 1(orang) a/n Rusman (L/40tahun)hilang ketika memancing di perairan Banggai. Setelahmenerima laporan pada TW 0421 1420 H, petugas siagakomunikasi mengadakan pengecekan ke aparat setempatmelalui telepon kemudian melaporkan hasilnya kepadaKepala Kantor SAR Palu, TW 0421 1435 H, Tim rescue PosSAR Luwuk diberangkatkan menuju lokasi musibah denganmenggunakan rescue car dan peralatan pendukung SARLainnya. Operasi SAR dilakukan selama 3 (tiga) hari danpada TW 0423 0915 H, Operasi SAR terhadap korban An.Rusman (L/40 Thn) yang tenggelam di perairan BanggaiDesa Koyoan, Kec. Nambo, Kab. Banggai prov. SulawesiTengah telah berhasil ditemukan dalam keadaan meinggaldunia dan di evakuasi dan diserahkan ke pihak keluargakorban, TW 0423 0935 dengan ditemukannya korban makaOperasi SAR dinyatakan selesai dan di hentikan dan semuaunsur SAR yang terlibat dikembalikan ke instansi masing-masing.

Operasi SAR pada musibahorang hilang di hutan kab.Bengkalis tanggal 19 -21 Nopember 2016

Pada tanggal 19 Nopember 2016 Pukul 11.00 WIB terimaberita dari bapak Edison (Anggota Polres Bengkalis) bahwa

Page 65: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

58

tanggal 12 Nopember 2016 Pukul 14.30 WIB telah terjadikondisi yang membahayakan manusia dengan korban 1(satu) orang hilang di hutan. Tim rescue berngkat ke LKKtanggal 19 Nopember 2016 Pukul 11.30 WIB dan tiba pukul12.00 WIB. Tim berkoordinasi dan bersama unsur (polresbengkalis, masyarakat) melakukan pencarian. Operasidilaksanakan selama 3 hari, tetapi korban tidak ditemukan(hilang). Tanggal 21 Nopember 2016 Pukul 17.20 WIBTeam melakukan briefing dengan Polres Bengkalis danmasyarakat bahwa pencarian tidak efisien lagi, OperasiSAR dinyatakan selesai dan di tutup dan unsur terlibatkembali ke instansi masing-masing.

2. EVALUASI CAPAIAN KINERJA BASARNAS TAHUN 2010 – 2016

Pada Evaluasi berikut dapat dilihat hasil realisasi kinerja Basarnas sejakTahun 2010 sampai Tahun 2016 mulai dari response time, Jumlah Musibah,Persentase korban terselamatkan, dan Persentase korban ditemukan. Daritabel berikut dapat dilihat hasil kinerja Basarnas selama periode 2010 - 2016terjadi peningkatan response time dan jumlah musibah yang ditangani yangcukup signifikan di setiap tahunnya.Adapun tabel yang dimaksud adalahsebagai berikut.

Tabel 3.10. Tabel Realisasi Indikator Kinerja SasaranTahun 2010 - 2016

Jenis Musibah Response time JumlahMusibah

Persentasekorbanselamat

Persentasekorban

ditemukan

Pela

yara

n

2010 5 jam 10 menit 154 83,31% 91,81%2011 3 jam 35 menit 320 87,38% 95,22%2012 2 jam 50 menit 460 93,39% 95,21%2013 1 jam 6 menit 617 93,65% 96,49%

2014 1 jam 4 menit 607 85,87% 92,45%

2015 35 menit 633 88.70% 94.15%

2016 34,83 menit 715 92,51% 96,92%

Pene

rban

gan

2010 2 jam 05 menit 7 99,34% 100%2011 1 jam 32 menit 16 79,19% 100%2012 1 jam 07 menit 21 92,50% 100%2013 42 menit 11 94,66% 100%

Page 66: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

59

Jenis Musibah Response time JumlahMusibah

Persentasekorbanselamat

Persentasekorban

ditemukan2014 41 menit 11 78,46% 93,85%2015 15 menit 18 73.38% 99.54%2016 14,31 menit 21 85,17% 97,95%

Benc

ana

2010 3 jam 11 menit 92 44,19% 86,17%2011 1 jam 7 menit 92 51,50% 94,74%2012 50 menit 171 97,18% 99,73%2013 33 menit 896 99,23% 99,93%2014 31 menit 189 98,88% 99,85%2015 21 menit 178 93.69% 98.47%2016 20,47 menit 246 79,86% 97,35%

Mus

ibah

Lain

-lain

2010 4 jam 44 menit 397 30,76% 91,28%2011 1 jam 32 menit 396 59,22% 92,66%2012 1 jam 11 menit 581 81,55% 98,22%2013 51 menit 209 50,84% 92,73%2014 47 menit 832 60,65% 95,98%2015 33 menit 1046 52.15% 93.88%2016 32,37 menit 1195 52,70% 94,76%

3. Capaian Kinerja Sesuai dengan RPJMN dan Renstra Basarnas

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) merupakan tahapan pencapaian

visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

RPJPN 2005-2025 secara garis besar memberikan pedoman dan arah

pembangunan dalam visi dan misi untuk periode 20 tahun ke depan, untuk

mencapai tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Kesatuan Republik

Indonesia seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar

Negara RI Tahun 1945, dan merupakam acuan dari setiap tahap RPJMN

yang berkesinambungan dan berkelanjutan. RPJMN merumuskan

permasalahan, sasaran serta arah kebijakan pembangunan yang akan

diambil oleh bangsa ini dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Dengan

demikian, RPJMN 2015-2019 ini merupakan pedoman bagi seluruh

komponen bangsa baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dalam

Page 67: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

60

mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional secara sinergis, koordinatif, dan

saling melengkapi.

Penerapan dalam perencanaan jangka menengah (RPJMN)

menghendaki adanya perumusan permasalahan, sasaran serta arah

kebijakan pembangunan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dalam

periode jangka menengah dengan sistematis dan terstruktur.Sehingga

kebijakan pembangunan yang dirancang dapat terukur kinerja

pelaksanaannya dan terjamin keberhasilan pencapaiannya.

Perumusan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian

sasaran dari setiap tahap kebijakan pembangunan merupakan bagian yang

penting dalam perumusan RPJMN 2015-2019. Keberhasilan pencapaian

sasaran pada setiap tingkatan dapat diukur dengan menggunakan indikator

kinerja dan target-target yang direncanakan. Melalui monitoring dan evaluasi

kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang

dapat menjadi masukan bagi proses perencanaan dalam periode berikutnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, maka perumusan indikator kinerja

Basarnas telah tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah

Basarnas/ Rencana Strategis Basarnas 2015-2019, sebagai berikut :

Tabel 3.11. Indikator Kinerja Basarnas Tahun 2015-2019

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019

Indikator Kinerja Utama (IKU):Kecepatan tanggap pada operasi SAR dalampenanganan kecelakan

30menit

30menit

30menit

30menit

30menit

1. Meningkatnyapelayanan operasi SAR

Rata-rata responsetime padapenangananmusibah pelayaran

30menit

30menit

30menit

30menit

30menit

Rata-rata responsetime padapenanganan

30menit

30menit

30menit

30menit

30menit

Page 68: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

61

musibahpenerbangan

Rata-rata responsetime padapenangananbencana

30menit

30menit

30menit

30menit

30menit

Rata-rata responsetime padapenangananmusibah lain-lain

30menit

30menit

30menit

30menit

30menit

Indikator Kinerja Utama (IKU):Keberhasilan Evakuasi korban pada operasi SAR

100% 100% 100% 100% 100%

2. Tercapainyakeberhasilanpenyelamatan korbandalam pelaksanaanoperasi SAR

Persentase jumlahkorbanterselamatkan dalampelaksanaan operasiSAR

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase jumlahkorbanterselamatkan dalampelaksanaan operasiSAR

100% 100% 100% 100% 100%

Page 69: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

62

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kinerja sesuai perumusan indikator kinerja Basarnas yang telah tercantumdalam rencana pembangunan jangka menengah Basarnas/ Rencana Strategis Basarnas 2015-2019, maka capaian targetadalah sebagai berikut :

Tabel 3.12. Capaian Indikator Kinerja Basarnas Tahun 2015-2016

NO.INDIKATOR

KINERJAUTAMA (IKU)

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1.

Kecepatantanggap padaoperasi SARdalampenangananmusibah

30 menit 26menit 113.03% 30 menit 25,50 menit 115% 30 menit 30 menit 30 menit

Meningkatnyapelayanan dalampenyelenggaraanoperasi SAR

1 Rata-rataresponse timepadapenangananmusibahpelayaran

30 menit 35 menit 83.90% 30 menit 34,83 menit 83,9% 30 menit 30 menit 30 menit

2 Rata-rataresponse timepadapenangananmusibahpenerbangan

30 menit 15 menit 149.1% 30 menit 14,31 menit 152,3% 30 menit 30 menit 30 menit

3 Rata-rataresponse timepadapenangananbencana

30 menit 21 menit 128.43% 30 menit 20,47 menit 131,77% 30 menit 30 menit 30 menit

4 Rata-rataresponse timepadapenangananmusibah lain-lain

30 menit 33 menit 90.67% 30 menit 32,37 menit 92,1% 30 menit 30 menit 30 menit

2. Keberhasilanevakuasikorban padaoperasi SAR

100% 95.34% 95.34% 100% 96,61% 96,61% 100% 100% 100%

Page 70: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

63

NO.INDIKATOR

KINERJAUTAMA (IKU)

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Tercapainyakeberhasilanpenyelamatankorban dalampelaksanaanoperasi SAR

1 Persentasejumlah korbanterselamatkandalampenyelenggaraan operasiSAR

100% 80.49%. 80.48% 100% 83,21% 83,21% 100% 100% 100%

2 Persentasejumlah korbanyangditemukandalampenyelenggaraan operasiSAR

100% 95.34% 95.34% 100% 96,61% 96,61% 100% 100% 100%

Page 71: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

64

B. REALISASI ANGGARAN

Pada Tahun Anggaran 2016, Basarnas mendapat alokasi anggaransebesar Rp 2,420 Triliun sesuai dengan Surat Menteri PPN/ KepalaBappenas Nomor: S-288/MK.02/2015 dan 0082/M.PPN/04/2015 padatanggal 15 April 2015. Namun dalam perkembangannya terdapat perubahan/penyesuaian anggaran yaitu:1. Pada tanggal 7 Juli 2015 sesuai Surat dari Menteri Keuangan

Nomor:S.505/MK/2015 perihal pagu anggaran KL dan penyelesaianRKA-KL Tahun Anggaran 2016, Basarnas mengalami pemotongansebesar Rp 432,32 Milyar.

2. Pada tanggal 16 oktober 2015 sesuai Surat dari Kemnterian Keuangandengan Nomor:S.814/MK.02/2015 perihal Perkembangan hasil rapatpembahasan panitia kerja belanja pemerintah pusat dalam pembicaraanTk. I/ Pembahasan RUU tentang APBN TA 2016 anggaran Basarnasmengalami penyesuaian berupa penundaan anggaran sebesar RP75,36 Milyar serta mendapatkan tambahan anggaran optimalisasisebesar Rp 520 Milyar.

3. Pada tanggal 23 Juni 2016 sesuai surat dari Menteri Keuangan denganNomor:S.522/MK.02/2016 perihal perubahan pagu anggaran belanjaK/L dalam APBN-P Tahun Anggaran 2016, anggaran Basarnasmengalami penyesuaianberupa pemotongan sebesar Rp 193,49 Milyardan mendapatkan tambahan belanja prioritas sebesar Rp 100 Milyar.

4. Pada tanggal 6 Desember 2016 Basarnas mendapat surat dari DirjenAnggaran dengan Nomor: S-3109/AG/2016 perihal pengesahan RevisiAnggaran 2016 Basarnas mendapatkan tambahan anggaran untukbelanja pegawai melalui Bagian Anggaran Bendahara Umum Negarasebesar Rp 29,63 Milyar.

Sehingga posisi Pagu Anggaran Basarnas Tahun 2016 setelahmengalami beberapa kali penyesuaian menjadi sebesar Rp.2.368.512.372.000,- anggaran tersebut terdiri dari 3 program (databerdasarkan hasil aplikasi dari Kementerian Keuangan) yaitu :

Page 72: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

65

Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2016 Per Program

No. Program Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.)1. Program Dukungan

Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya

524.318.394.000 490.246.530.913

2. Program Peningkatan Saranadan Prasarana Aparatur

95.706.801.000 68.569.543.513

3. Program PengelolaanPencarian, Pertolongan, danPenyelamatan

1.748.487.177.000 1.699.761.692.408

Data Ketiga program tersebut merupakan pendukung guna mencapaisasaran strategis Basarnas. Beberapa kegiatan yang mendukungpencapaian kinerja Basarnas diantaranya yaitu: Kegiatan pengadaan sarana SAR baik sarana SAR Laut, SAR Darat

maupun SAR Udara.Kegiatan Pengadaan sarana SAR inimerupakan rincian pendukungguna tercapainya target indikator kinerja "Rata-rata response time padapenanganan musibahbaik musibahpelayaran, penerbangan, bencanamaupun lain-lain"

Kegiatan pemeliharaan sarana SARKegiatan pemeliharaan sarana SAR ini merupakan rincian pendukungguna tercapainya target indikator kinerja "Rata-rata response time padapenanganan musibah baik musibah pelayaran, penerbangan, bencanamaupun lain-lain"

Kegiatan pengerahan dan pengendalian SARKegiatan Pengerahan dan Pengendalian Operasi SAR merupakanrincian pendukung guna tercapainya target indikator kinerja "Prosentasejumlah korban terselamatkan dan ditemukan dalam penyelenggaraanoperasi SAR "

Page 73: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

66

Kegiatan siaga SARKegiatan pemeliharaan sarana SARinimerupakan rincian pendukungguna tercapainya target indikator kinerja "Rata-rata response time padapenanganan musibahbaik musibahpelayaran, penerbangan, bencanamaupun musibah lain-lain".

Kegiatan Diklat SARKegiatan Diklat SARinimerupakan rincian pendukung guna tercapainyatarget indikator kinerja "Rata-rata response time pada penangananmusibahbaik musibahpelayaran, penerbangan, bencana maupunmusibah lain-lain".

Adapun rincian anggaran Basarnas Tahun Anggaran 2016 per jenisbelanja (data berdasarkan hasil aplikasi dari Kementerian Keuangan) adalahsebagai berikut:

Tabel 3.14 Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2016 Per Jenis Belanja

No. Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %1. Pegawai 347.535.891.000 324.425.371.923 93,35

2. Barang 618.048.746.000 563.056.111.289 91,10

3. Modal 1.402.927.717.000 1.371.096.283.622 97,73

Total 2.368.512.372.000 2.258.577.766.834 95,36

C. KINERJA LAIN YANG TELAH DICAPAI

1. Opini WTPDari pemeriksaan terhadap laporan administrasi dan keuangan yang

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Tahun 2016 (hasillaporan keuangan Basarnas Tahun 2015), Basarnas mendapatkan opiniWajar Tanpa Pengecualian (WTP) Murni.

Page 74: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

67

2. Penilaian Sistem Akuntabilitas KinerjaSalah satu prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)

adalah diterapkannya sistem akuntabilitas kinerja dalam penyelenggaraanpengelolaan dan pengendalian sumberdaya sesuai tugas dankewenangannya. Penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja di lingkunganBasarnaspada Tahun 2014 diberikan penilaian oleh KementarianPendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi dengan predikatnilai B (Baik).Sedangkan untuk penilaian pada Tahun 2015 sampai dengansaat ini belum diumumkan hasilnya oleh Kementerian Pendayagunaan danAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

3. Penghargaan Marketeer of The Year

Kepala Basarnas menerima penghargaan dalam 11th Annual TheMarkplus Conferenve 2007 di Ballroom, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific

Place, Kamis (8/12/2016).Dalam hal ini Kepala Basarnas mendapatkanpenghargaan Marketeer of The Year (MOTY) untuk kategori government and

public services.Marketeer of The Year (MOTY) adalah tradisi yang diselenggarakan

setiap tahun sejak 2006, yang tujuannya memberikan pengakuan danpenghargaan kepada pihak yang dipandang telah menunjukkan marketingspirit yang luar biasa dan patut diteladani.

4. Penghargaan Integritas Award 2016Majalah Integritas kembali memberikan penghargaan Integritas Award

2016 kepada 10 Tokoh dan 10 Lembaga yang telah memberikan prestasidan dedikasinya yang begitu luarbiasa untuk Bangsa Indonesia disaat kondisiekonomi, politik dan banyaknya pera pimpinan yang terjerat kasus Korupsi,Radikal, Narkotika dan Persoalan Kebangsaan membutuhkan pimpinan yangmemiliki Integeritas dalam dirinya.

Page 75: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

68

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULANSecara garis besar tingkat capaian kinerja Basarnas Tahun 2016 dapat

dikatakan sangat memuaskan (105,80%). Laporan Kinerja Basarnas Tahun2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaiankinerja, serta merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Basarnas.

Tugas pelayanan SAR yang diemban oleh Basarnas telah dilaksanakandengan baik pada Tahun Anggaran 2016, hal ini tidak terlepas dari dukungandan kerja sama dengan unsur-unsur lainnya baik di lingkungan Basarnasmaupun seluruh instansi/organisasi potensi SAR. Kerja sama yang telahterjalin dengan baik ini diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi sehinggakinerja Basarnas secara keseluruhan dapat berlangsung secara maksimal.

Kiranya Laporan KinerjaTahun 2016 ini dapat memenuhi kewajibanakuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilankeputusan guna peningkatan kinerja bagi Basarnas.Laporan Kinerjainidiharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunandan implementasi : rencana kerja, rencana kinerja, rencana anggaran danrencana strategis dimasa yang akan datang. Basarnas akan melakukanberbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini agar terwujudtransparansi dan akuntabilitas yang kita ingin wujudkan bersama.

B. UPAYA PERBAIKANSuatu operasi SAR dinilai berhasil, efektif dan efisien, apabila

dipenuhinya persyaratan, yaitu cepat menanggapi informasi musibah yangditerima, tepat menentukan lokasi musibah, segera mengambil langkahpertolongan dan berhasil melakukan pertolongan serta meminimalkan jumlahkorban. Keberhasilan kinerja operasi SAR ditentukan oleh kecepatan,ketepatan dan kompetensi personil SAR yang mampu dan terampil.

Salah satu tugas dan tanggung jawab Basarnas adalah melaksanakansiaga SAR 24 jam yang meliputi siaga rescuer, siaga komunikasi, siaga ABK

Page 76: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan

69

dan siaga kepala jaga harian (Kajahar). Kecukupan personil siaga terutamasiaga rescuer berpengaruh pada keberhasilan operasi SAR yang efektif danefisien.

Upaya perbaikan ke depan untuk mewujudkan keberhasilan operasiSAR adalah dengan mengajukan penambahan personil untuk tingkat rescuer

dan ABK kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi.

Page 77: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 78: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 79: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 80: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 81: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 82: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 83: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan
Page 84: ii - cdn.basarnas.go.idcdn.basarnas.go.id/media/basarnas/repository/documents/regulasi/... · dalam penanganan kecelakaan 30 menit 25,50 menit 115% 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan