ifsa november 2010

12
November 2010 M | Dzulhijjah 1431 H Buletin Informasi Komunitas Sekolah Alam Indonesia C I G A N J U R R A W A K O P I PAHLAWAN HARUSKAH RELA BERKORBAN? PAHLAWAN HARUSKAH RELA BERKORBAN? TIP: Vokalis yang Tetap ’VOKAL’ TIP: Vokalis yang Tetap ’VOKAL’ Idul Qurban 1431H @ SAI Idul Qurban 1431H @ SAI Yang Berubah dari MARKET DAY Yang Berubah dari MARKET DAY GROWING & LIVING in DIVERSITY GROWING & LIVING in DIVERSITY Mewujudkan MIMPI menjadi REALITA Mewujudkan MIMPI menjadi REALITA

Upload: shuichiyendi

Post on 27-Jun-2015

132 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: IFSA November 2010

November 2010 M | Dzulhijjah 1431 H

Buletin Informasi KomunitasSekolah Alam Indonesia

C I G A N J U RR A W A K O P I

PAHLAWAN HARUSKAHRELA BERKORBAN?PAHLAWAN HARUSKAHRELA BERKORBAN?

TIP: Vokalis yangTetap ’VOKAL’TIP: Vokalis yangTetap ’VOKAL’

Idul Qurban1431H @ SAI

Idul Qurban1431H @ SAI

Yang Berubahdari MARKET DAYYang Berubahdari MARKET DAY

GROWING & LIVINGin DIVERSITY

GROWING & LIVINGin DIVERSITY

Mewujudkan MIMPImenjadi REALITA

Mewujudkan MIMPImenjadi REALITA

Page 2: IFSA November 2010

Dewan Redaksi Penanggung Jawab Hudori A Z | Pemimpin Redaksi Yudha Kurniawan |

Redaktur Pelaksana Dewi Kusmayanti | Irma Damahanti | Rahman Asri | Deasy Fadly | Bendahara, Iklan & Promosi Rahajeng S. Kusumaningdyah |

Layout, Desain & Produksi Sugeng Iskandar | Romy Rahmana | Sylvie Arizkiany | Kontributor Putri B. Lestari | Ratih N. Lathifah | Teguh I. P.

Alamat Redaksi Sekolah Alam Indonesia Kampus Ciganjur & Rawa KopiJl. Anda 7X, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630 | Tel. 021 7888 1659 |

Fax. 021 7888 5923 | e-mail Redaksi: [email protected]

2

WHAT’S On

SAHABAT senantiasaBERBAGI...

GREETING

Kesedihan sepertinya tidak kunjung surut dari bumi ‘Jamrud Khatulistiwa’ Indonesia. Setelah banjir

bandang di Wasior (Papua Barat) dan Tsunami di Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), letusan Merapi (Jawa Tengah) menambah rangkaian musibah yang melanda negeri tercinta. Bencana alam yang datang bertubi-tubi menggerakan Komunitas Sekolah Alam Indonesia (SAI) untuk membantu sahabat-sahabat di

daerah bencana. Mata bulat kecil siswa-siswi SAI terlihat berkaca menahan kesedihan. Mereka

membayangkan dan turut merasakan kesulitan dari menyaksikan foto-foto letusan gunung Merapi, evakuasi korban, kondisi kampung sekitar yang

ditinggalkan penduduk sekitar Merapi, dan kehidupan para pengungsi di tempat penampungannya.

Walaupun mulut mereka tetap bergumam saling mengomentari, namun terlihat rasa iba di wajah

mereka yang segera membantu dengan pengumpulan dana bantuan yang terkumpul setiap harinya.

Dengan pita hitam yang disematkan di dada, di kerudung atau diikatkan pada lengan anak -anak,

mereka memberikan dukungan, “Kami semua, siswa-siswi dan seluruh Komunitas Sekolah Alam Indonesia turut berduka atas bencana yang menimpa saudara-

saudara kami di Merapi, Mentawai dan Wasior ”.

Alhamdulillah, perwakilan guru, SAIGreen Voices dan orangtua Komunitas SAI bekerjasama dengan PKPU

(Pos Keadilan Peduli Umat) pada hari Kamis, 18 November 2010 telah berangkat pula ke Yogyakarta menyampaikan bantuan baik uang tunai, obat-obatan maupun pakaian layak langsung di beberapa tempat

pengungsian korban letusan gunung Merapi. Rombongan ini juga akan menghibur dan menguatkan mental anak-anak di tempat pengungsian. Semoga

semua berjalan lancar dan selamat hingga kembali ke rumah. Amiin Yaa Rabbal 'Alamiin... (yk/ra)

Namanya mengabadi dalam sejarah panjang umat manusia. Disebut-sebut dalam setiap munajat sholawat beriring dengan Baginda Rasul. Sebuah monument penghargaan Ilahi yang pantas untuk seorang hambaNya yang patuh dan taat atas ujian terberat dalam seluruh fase kehidupan seorang manusia. Mengorbankan miliknya yang paling berharga, yang paling dicintainya. Anak satu-satunya. Seorang pemuda gagah yang penuh semangat hidup. Didapat setelah berpuluh tahun menanti. Itulah harga sebuah pengorbanan.

Mari bertafakur. Bandingkan dengan seekor sapi atau kambing yang kita kurbankan setiap Idul Adha. Benarkah itu millik kita yang paling berharga…? Terguncangkah dada kita ketika kehilangannya…?

Ketika banyak pihak berdebat tak kunjung selesai, menyoal pantas tidaknya seorang mendapat gelar pahlawan, di waktu yang sama, bahkan sebelum dan sesudahnya, seirama detik kehidupan, ribuan pahlawan sejati bergerak tanpa suara. Menunaikan janjinya pada Ilahi, sebagaimana teladan Ibrahim, memberikan yang terbaik dari dirinya, mengorbankan yang paling dicintainya. Sebagiannya terliput media, sebagian besarnya berlalu dan tercatat dalam kesunyian. Namun, justru itulah sejatinya seorang pahlawan. Itulah hakekat pengorbanan. Tanpa pamrih.

Mari, beristighfar. Episode kepahlawanan dan pengorbanan dihamparkanNya di sekitar kita, untuk kita tadaburi, untuk kita jadikan cermin.

Ketika kita mendengar kearifan pak Sam, yang merelakan gajinya dipotong untuk ikut berperan dalam mewujudkan mimpi tentang sekolah yang membebaskan, sesungguhnya itulah episode kepahlawanan. Ketika para guru memberikan teladan dengan mengumpulkan dana sebagai bentuk dukungan dan komitmen ditengah perjuangan kehidupan yang tidak mudah, itulah sejatinya pengorbanan. Atau ketika kita mendengar berita tentang beberapa anak muda Indonesia yang cerdas, berprestasi, tangguh, kreatif dan idealis, memilih berangkat ke pelosok Indonesia untuk menjadi guru SD di desa-desa terpencil dengan meninggalkan kemapanan kota, melepaskan peluang karier dan semua kenyamanan, mereka itulah yang layak bergelar pahlawan dengan segala pengorbanannya.

Mari beningkan nurani. Selalu ada yang mengharubirukan ketika mendengar dan menyaksikan semua itu. Ada hati yang bergetar.

Ketika bertemu dengan rombongan siswa SL9 di Stasiun Lenteng Agung yang hendak berangkat live-in dengan menggunakan kereta menuju Bogor, saya sedang berada di sisi yang berlawanan menuju Jakarta. Ada kebanggaan dan haru di dada yang membuncah tanpa dapat dicegah, ketika menyaksikan jiwa-jiwa muda pemberani itu memanggul ransel menuju sebuah desa untuk mencoba merasakan dan menyatu dengan penduduk setempat. Ada pengorbanan yang dilakukan. Ada cinta yang dibawa. Insya Alloh, merekalah Ibrahim-ibrahim muda itu. (dk)

Belajar dari IbrahimBelajar taqwa kepada Allah Belajar dari IbrahimBelajar untuk mencintai Allah…(Nasyid: Snada)

BERCERMIN PADA

IBRAHIMAssalamu’alaikum...

Page 3: IFSA November 2010

PROFILE

3

Vokalis yang Tetap ’Vokal’

Memasuki bulan November, kita akan langsung teringat peristiwa 10 Nov 45 yang menjadi dasar sejarah penetapan Hari Pahlawan. Apa pemaknaan 'pahlawan' bagi Bapak saat ini? Pahlawan ‘kan, secara etimologis berasal dari asal kata pahala-wan, artinya laki-laki yang banyak pahala. Jelas kurang fair, karena kaum perempuan juga banyak berpahala untuk melahirkan Indonesia merdeka. Makanya, kalau saya lebih suka menyebutnya muhsinin (terminologi Qur’an) untuk mereka, entah laki maupun perempuan, yang banyak berbuat kebajikan tanpa disuruh-suruh.

Sosok Pahlawan sering diwujudkan dalam bentuk yang heroik, ada perlawanan sebagai bentuk pembebasan pada masa dahulu. Dengan kondisi negara RI sudah merdeka saat ini, adakah relevansi pemaknaan tersebut atau ada pemaknaan lainnya?Ya, jelas ada… Zaman kita ini, kita lebih perlu jadi Muhsinin sekaligus Mukhlisin (MM), semata-mata karena Allah. Nah, kalau virus MM ini bisa gencar kita sebar-luaskan, insyaAllah Indonesia bisa cepat makmur. Seperti Allah sudah janjikan, barang siapa berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia berbuat kebaikan untuk dirinya sendiri. Ini ‘kan, hukum aksi – reaksi.

Sekilas sejarah SAI yang saya ketahui penuh perjuangan, sebagai generasi awal yang menyertai perjalanan SAI adakah kesan tersendiri berkaitan dengan hal tersebut?Sejujurnya saya bukan termasuk generasi awal. Anak tertua, Tisa Zakiyya (alumni SL, saat ini di SMU 55 Jakarta) dan anak kedua saya, (almh.) Syifa Suci, baru masuk SAI (waktu itu masih SA) tahun 2004. Menurut saya, tiap zaman biasanya melahirkan tantangan tersendiri, dan punya pahlawan (Muhsinin, tepatnya) tersendiri. Hanya, saya ingin menekankan soal proporsionalitas disini. Tentu ideal dan bagus sekali jika kita berkorban dan berjuang agar SAI makin eksis, dan tentu harus adil dan proporsional. Maksud saya… jangan sampai, sebagian anggota komunitas berjuang mati-matian, sebagian tenang-tenang. Atau, katakanlah saya merasa banyak berbuat untuk SAI, eh… lantas jadi mengabaikan kewajiban utama saya sebagai orang tua disini. Rasanya kurang baik, bukan? Soalnya, SAI ‘kan minim sekali sokongan dari negara, jadi kalau bukan kita yang berupaya keras membesarkannya, siapa lagi?

Anak pertama Bapak sudah menjadi alumni SL Rawakopi (melanjutkan SMA ke sekolah 'biasa') dan 2 adik terkecilnya sekarang berada di pre-school, adakah yang Bapak bisa ceritakan tentang mereka?Bagus sekali. Utamanya, mereka yang kini di pre school. Saya tidak membayangkan anak-anak saya bisa sebagus ini jika mereka bersekolah di tempat lain. TK mana yang anak-anaknya bisa hafal sekian surah juz amma, mampu berempati, mencintai guru sebagai bagian dari rujukan keseharian mereka dan ngomongin siksa kubur sebagai bagian dari pengingat perilaku mereka? Bagi saya, hal-hal itu terhitung langka buat anak sekarang. Jadi, dengan hasil-hasil yang luar biasa ini, sebagai orang tua wajar saja kalau kita sepatutnya juga benar-benar memberi perhatian ‘lebih’ pada SAI.

”Sosoknya mengingatkan pada sebuah iklan otomotif dengan jargon “Stands Out Among The Crowd”. Selain tampilannya yang terkesan expatriat ‘nge-bule’, maka kalau sedang syuro melakukan pembahasan pastilah suara tokoh yang menjadi tamu IFSA ini termasuk diantara yang terdengar vocal menyampaikan gagasan ide maupun pendapatnya. Maklumlah, entah karena dampak beberapa saat bertugas di lingkungan ‘gedung miring’ DPR/MPR Senayan sebagai salah satu staf ahli anggota legislatif, tapi mungkin juga dari ‘sisa kejayaan’ sebagai vokalis sebuah band SMU 4 Jakarta era 80-an. Berikut petikan wawancara silaturahmi dengan profil yang multi-tasking person, sebagai da’i sekaligus motivator khususnya untuk anak muda, penulis buku, penulis naskah (ghostwriter), juga pengusaha muda dan saat ini mahasiswa aktif pasca sarjana (S2) bidang Politik, Universitas Indonesia...”

SAI dengan community based-nya sudah memasuki thn ke-15. Apa yang bisa dievaluasi dan diberikan masukan untuk perjalanan ke masa depan?Dengan segala rasa bangga dan hormat saya pada SAI, dengan segenap rasa syukur atas segala keberhasilan kita, tentu saja masih banyak yang harus kita benahi. Kalau dalam bahasa global, sudah saatnya kita menata ulang, mana hal yang “fardhu”, mana yang “sunnah” dan mana yang “mubah” dalam konteks menjaga eksitensi SAI.Bingung maksudnya ya? Ya, memang perlu seminar kalau mau dibahas. Maaf, tentu saja saya bergurau. Tapi saya yakin komunitas faham maksud saya. Inilah yang harus kita tata, terlebih dengan rencana-rencana besar kita ke depan. Insya Allah, DIA Yang Maha Kaya akan menjaga SAI, jika kita yang diberi

amanah mampu menyusun agenda yang direncanakan dengan ska la prioritas yang tepat. (ra)

TEGUH ’TIP’ IMANPERDANA

Nama Lengkap :Teguh Iman PerdanaTempat / Tanggal Lahir :Tangerang, 2 Desember 1967Pendidikan :S1 FISIP UI lulus 1993, Mahasiswa S2 Ilmu

Politik di FISIP UINama Ayah/Ibu :R. Soedaryo dan Etjin KuraesinNama Isteri :Sutji ArtiansahNama Anak :1.Tisa Zakiyya Rahmatika, 15 tahun, Alumni

SL SAI 2009/kelas XI SMAN 552. Syifa Suci Ramadhani (almh.)3. Mumtaz Januarsah Abdurrahman,

5 tahun, TK B Jerapah SAI 4. Raushanfikr Mawla Muhammady,

4 tahun, TK A Quack SAIPekerjaan :Wiraswasta, Penulis Buku, Trainer

dan Public Speaker Hobby :MembacaTokoh Idola :Muhammad SAW, Yusuf Qardhawi, Muhammad al-Ghazali

Page 4: IFSA November 2010

PROFILE

Nama Lengkap :Teguh Iman PerdanaTempat / Tanggal Lahir :Tangerang, 2 Desember 1967Pendidikan :S1 FISIP UI lulus 1993, Mahasiswa S2 Ilmu

Politik di FISIP UINama Ayah/Ibu :R. Soedaryo dan Etjin KuraesinNama Isteri :Sutji ArtiansahNama Anak :1.Tisa Zakiyya Rahmatika, 15 tahun, Alumni

SL SAI 2009/kelas XI SMAN 552. Syifa Suci Ramadhani (almh.)3. Mumtaz Januarsah Abdurrahman,

5 tahun, TK B Jerapah SAI 4. Raushanfikr Mawla Muhammady,

4 tahun, TK A Quack SAIPekerjaan :Wiraswasta, Penulis Buku, Trainer

dan Public Speaker Hobby :MembacaTokoh Idola :Muhammad SAW, Yusuf Qardhawi, Muhammad al-Ghazali

Alhamdulillah, panitia qurban Sekolah Alam Indonesia 1431 H, telah menerima amanah 5 ekor sapi dan 37 ekor kambing, serta 1 ekor sapi dan 1 orang peserta qurban sapi retail

yang diserahkan ke Rumah Zakat untuk kemudian dijadikan daging kornet.

Penyembelihan qurban dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Dzulhijjah 1431 H, mulai pukul 7.30 pagi. Alhamdulillah berjalan dengan

lancar, didukung oleh cuaca yang tidak terik sehingga sangat bersahabat untuk

pemotongan hewan qurban.

Kali ini adalah yang pertama, panitia menyembelih sendiri semua hewan qurban, termasuk 5 ekor sapi. 1 ekor sapi disembelih

oleh pekurban sendiri. Target selesai pencacahan dan packing pukul 12 siang

tercapai dengan dukungan sekitar 100 orang guru, siswa, karyawan, para sopir jemputan

dan orang tua.

MAIN Report

ReportaseIDUL QURBAN 1431 HBy: Nurcholis - PJ Idul Qurban 1431H SAI

Daging qurban yang didistribusikan berjumlah sekitar 1.500 paket. Untuk area Rawa Kopi 275 paket sedangkan sisanya di Ciganjur.

Momen penyembelihan hewan qurban ini dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan

siswa SD 3 untuk belajar pencernaan sapi dan oleh SL 7 - 8 untuk mencacah hewan qurban.

Terimakasih kepada para pekurban dan seluruh dukungan yang diberikan.

Page 5: IFSA November 2010

By: Azis Ismail - Kepala Sekolah SDFasilitator SD-2 Latitude

Yang BERUBAH dari MARKET DAY

Yang BERUBAH dari MARKET DAY

sangat sedikit yang berupa karya siswa. Pengunjung yang datang juga semakin ramai disemarakkan dengan berbagai acara tambahan yang selalu hadir pada acara market day. Transaksi yang terjadi juga semakin besar. Jika kita hitung rata-rata pendapatan kotor setiap standnya adalah 1 juta, sedangkan dari KB-TK sampai SD kelas enam ada sembilan stand, maka jumlah uang yang berputar adalah sekitar sembilan juta rupiah dalam satu hari. Suatu nilai yang tidak sedikit untuk ukuran sebuah miniatur pasar.

Semoga perubahan yang terjadi tidak melupakan filosofi dari market day tersebut yaitu mengajarkan anak-anak sejak dini tentang bisnis. Bisnis yang terintegrasi pada akhlak siswa, kepemimpinan serta semua mata pelajaran yang diajarkan dikelas. Bukan sekedar sebagai pedagang yang menjual barang jadi, tanpa mengetahui proses produksi dari bahan-bahan yang dijualnya. Atau bahkan sekedar menjadi pembeli konsumtif, yang menghabiskan uang jajan. Semoga kita tetap istiqomah untuk pendidikan anak-anak kita. Aamiin (dk).

EVENT’S Report

Market Day pada awalnya merupakan sebuah pembelajaran bisnis aplikatif bagi siswa-siswa sekolah alam dalam pelajaran ekonomi, matematika, bahasa, maupun kemampuan skill lainnya. Dalam mempersiapkannya, semua siswa, guru dan orang tua bahu membahu menyiapkan semaksimal mungkin, agar tampilan stand dapat menarik pengunjung berduyun-duyun mendatangi standnya dan larislah dagangannya. Tidak sekedar memasang tenda, tapi siswa juga membuat sendiri sebagian besar barang dagangan yang diperjualbelikan, sesuai tema kelas masing-masing, mendekorasi, menentukan harga, mengolah makanan, bahkan sampai membereskan tempat berjualan.

Banyak perubahan yang terjadi. Dulu tenda yang digunakan, hanya berupa kain seadanya. Butuh perjuangan yang melelahkan sampai larut malam untuk membuatnya. Mirip pedagangan kaki lima. Alhamdulillah, sekarang tenda-tenda yang dipakai terlihat rapi, bersih, nyaman dan terkadang sampai menyewa tenda walimahan. Barang dagangan juga sudah sangat bervariasi dengan didominasi makanan dan minuman,

Dalam rangka tema pelajaran kelas SD 2 tentang ‘Time’ atau ‘Waktu’, siswa-siswa SD 2 outing ke Museum Filateli di Taman Mini Indonesia Indah, pada hari Kamis, 4 November 2010, untuk melihat perjalanan sejarah Indonesia seiring dengan berjalannya waktu melalui media perangko. Dari tema-tema yang terdapat pada koleksi perangko yang tersimpan di museum tersebut siswa juga melihat kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Di sana siswa-siswa diceritakan sejarah berdirinya museum tersebut. Kemudian para siswa melihat display sejarah perkembangan surat menyurat, dari jaman kerajaan yang suratnya terbuat dari daun lontar, tulang hewan dan tanah liat, hingga menggunakan kertas surat dan perangko.

Beragamnya tema perangko yang pernah diterbitkan Perum Peruri menandakan begitu kayanya khasanah perperangkoan di Indonesia. Jenis-jenis perangko yang diterbitkan selain perangko biasa (seri hewan, alat musik, seri Presiden), ada juga perangko peringatan suatu peristiwa (Konferensi Asia Afrika, peringatan 100 tahun perangko Ondonesia, dll), kemudian ada perangko istimewa (pariwisata, seri Flora, Fauna, World Cup, dll), bahkan ada perangko amal untuk menghimpun dana (perangko Hari Sosial), dan perangko tujuan khusus (perangko pos kilat, pos udara, ekspres, tapi saat ini sudah tidak diterbitkan lagi).

Diharapkan anak-anak kita dapat mengambil hikmah dari sejarah yang tergambar dalam koleksi perangko yang mereka lihat. Di sana juga anak-anak membuat sampel atau contoh dari perangko yang mereka lihat sesuai dengan yang mereka sukai. Kami juga berbincang-bincang dengan pengurus sekaligus seorang Filatelis yang menyambut baik kunjungan kami dan mendukung program outing ini serta menawarkan kepada Sekolah Alam Indonesia bila membutuhkan guru tamu dalam pemaparan sejarah filateli di Indonesia. (id)

Outing ke

Museum FilateliBy:Azis Ismail - Fasilitator SD-2 Latitude

5

Page 6: IFSA November 2010

Mujahid:“Kesal, kami

terjebak macet karena Obama

lewat!”

Hanifah: “Banyak yang kami lihat: tanaman obat-obatan, lumut, bunga Sakura, paku-pakuan dan yang pasti: main

air terjun sampai basah…!”

Yazid:“Air terjunnya

sangat dingin...”

Denisa:“Melelahkan, tapi jadi tidak terasa karena

Air terjun Cibeureum bagus dan

sejuk sekali!”

KOMENTAR

Oleh: Aida Rumaisha SD-5 Liberty

Hari Rabu kelas SD 5 Liberty dan Independent pergi outing ke Puncak, yaitu ke kebun raya C ibodas . D i sana , kami menger jakan worksheet . Seharusnya kami pergi ke

sawah dulu, baru ke kebun raya Cibodas. Tetapi karena ada Barrack Obama lewat di jalan tol dan membuat macet, jadi kami tidak bisa sampai tepat waktu. Harusnya kami sampai pukul 10.00, tapi terlambat sampai pukul 11.30.

Di kebun raya Cibodas ada air terjun. Kami main air sampai basah kuyup. Lalu kami pulang ke Villa Jamur, mandi, makan snack, istirahat dan mengerjakan worksheet. Rencananya besok kami mau ke air terjun Cibeureum dan ke sawah untuk bertanya kepada para petani.

Hari Kamis aku dibangunkan bu Yuni pukul 04.30 untuk shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat Subuh aku baca Al Ma’tsurat di luar bersama teman-teman yang lain dan dilanjutkan dengan beres-beres untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke Air Terjun Cibeureum. Selesai beres-beres, kami pergi ke lading.

Di lading, kami diberikan worksheet untuk dikerjakan. Kami harus mengajukan pertanyaan kepada petani yang ada disana. Sesudah selesai, kami kembali ke wisma untuk sarapan dan berangkat ke Air Terjun Cibeureum. Selama perjalanan rasanya capek sekali. Rencananya sih, aku mau main air kakinya saja yang basah. Eh, ternyata badanku juga ikut basah karena kena cipratan air yang kebawa angin. Lagipula rasanya rugi kalau tidak basah. Saat pulang terasa lebih capek dari waktu berangkat. Di Telaga Biru aku melihat ada Owa Jawa. Di perjalanan pulang aku juga melihat Lutung. Setelah sampai wisma aku istirahat sholat, makan dan pulang kembali ke Jakarta naik tronton. (dk)

Oleh: M. Ammar SD-5 Independent

Pada hari Rabu, 10 November 2010 kami berangkat ke Cibodas pukul 07.30 dengan menggunakan tronton. Saat di jalan tol, kami terkena macet karena Barrack Obama datang ke Indonesia.

Sesampai di Villa Jamur Cibodas, kami berbaris dan memilih kelompok masing-masing. Di kelompokku ada Ghozi, Nicky, Reza, Daffa, Rian, Hibban, Alif, Sayyid dan Hizi. Hizi adalah ketua kelompok. Kemudian kami pergi ke kebun raya Cibodas. Kami keliling melihat bunga Sakura dan tanaman obat-obatan. Setelah itu kami bermain air di air terjun. Setelah itu kami balik ke Villa Jamur. Lalu kami bersih-bersih di kamar masing-masing. Setelah itu kami main. Setelah itu kami mengerjakan worksheet Bahasa Indonesia.

Hari kedua, aku dan Ghozi bangun pukul 01.30. Lalu kami keluar kamar untuk mencari jam. Saat keluar kami bertemu anjing. Jadi kami keluar lewat jendela. Saat itu, Alif terbangun. Kami melewati pintu tetapi Alif takut anjingnya masuk ke dalam kamar. Di bawah pintu kami melihat ada bayangan orang. Ternyata Sammy dan Mujahid datang. Jam menunjukkan pukul 02.00.

Saat Subuh kami shalat dan yang menjadi imam adalah Ghozi. Setelah itu kami beres-beres kamar dan makan. Kami sarapan nasi kuning. Setelah itu kami berangkat ke air terjun Cibeureum. Perjalanan ke air terjun membuat kami capek sekali karena pegal. Setelah dari air

terjun kami siap-siap pulang. Sebelum pulang kami makan siang dengan nasi, sayur dan telur balado. Kami pulang deh ke Jakarta. (dk)

dalam cuaca cukup terik. Ada yang

setinggi setengah meter tetapi ada juga yang tinggi hingga 10 meter. Alat-alat

itu yang nantinya akan memberikan data yang berhubungan dengan cuaca. Semua siswa SD 4 bersemangat mencatat informasi yang berhubungan dengan alat-alat tersebut. Salah satu tugas penting BMKG adalah menyampaikan informasi tentang perubahan iklim dan peringatan dini kepada masyarakat tentang bencana alam. Setelah kunjungan lapangan, kami kembali menuju kantor BMKG untuk mendapatkan penjelasan singkat mengenai cuaca.

Perjalanan dilanjutkan! Kali ini, ke kampus IPB jurusan Klimatologi dan Geofisika. Pemberhentian yang cukup menyenangkan, karena setelah berpanas-panasan di BMKG, akhirnya kami masuk ke ruang kuliah yang sejuk dengan kursi yang cukup nyaman. Kami dijelaskan oleh dua orang perwakilan jurusan tentang iklim dan cuaca. Hanya saja, karena perjalanan sebelumnya cukup melelahkan, membuat beberapa diantara kami kurang bersemangat untuk ikut “kuliah”. Tetapi

Outing SD4 Thoracal & Costae ke

BMKG-IPBOleh: Takdir Alim Syah

Fasilitator SD-4

setelah diperlihatkan beberapa alat pengukur cuaca, kami menjadi kembali semangat untuk mengikuti “kuliah” dari dua orang dosen tersebut. (id)

Akhirnya setelah sholat di Masjid Al-Hurriyah IPB, kami menuju SAI melalui jalur Parung-Bogor dan tiba di SAI sekitar pukul 18.30. Outing yang melelahkan, tetapi dari setiap outing pasti selalu ada banyak hal yang bisa kami dapatkan. Pengetahuan yang bertambah juga pengalaman yang menjadi guru berharga.

OUTING ReportOUTING Report

6

Di SAI semua kegiatan sangat ditunggu-tunggu oleh setiap siswa, khususnya kegiatan outing. Nah, kali ini SD 4 Thoracal dan Costae melakukan perjalanan luar sekolah untuk pendalaman tema Iklim dan Cuaca ke Bogor, tepatnya ke Instansi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Darmaga dan kampus IPB.

Outing pada hari Rabu tanggal 3 November 2010 tersebut dimulai dengan keberangkat dari SAI pukul 08.00 dan tiba di BMKG Darmaga sekitar pukul 10.00. Walaupun cukup melelahkan dengan beberapa titik kemacetan, tetapi tidak membuat siswa SD 4 menjadi lelah semangat. Setibanya di lokasi dan beristirahat sejenak, mereka langsung mengerjakan worksheet yang telah diberikan kepada mereka sebelum berangkat. Sungguh sangat bersemangat.

“Alat ini fungsinya untuk mengukur kecepatan angin…” ujar salah satu pemandu dari BMKG menjelaskan alat-alat yang ada di tanah lapang

Outing SD-5

ke CIBODAS

EVENT’S Report

Page 7: IFSA November 2010

gemuk, maunya makan nambah terus. Tujuan kegiatan ini agar kita berlatih berakhlak baik, dengan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Orang lain pertama kali melihat akhlak kita. Rasul diturunkan juga untuk memperbaiki akhlak. Kegiatan kami di sini bermacam-macam, mengikuti orang tua angkat kami, seperti mengarit, mencari pasir, masak, jualan bubur ayam, mengambil kayu, berkebun, memetik teh, membuat kerajinan anyaman, memberi makan kambing dan lain-lain.

Avi: Enak banget. Betah, nggak enak mau mening-galkan ibu angkat di desa Manggah Sari. Udah kaya rumah sendiri. Kangen banget sama orang-orang di sini terutama keluarga asuh (id/dk)

bisa menyenangkan dan mengambil hati pa ra o rang tua angkatnya masing-masing. Bukankah menyenangkan hati d a n m e m b e r i

perhat ian merupakan langkah awal memberikan manfaat bagi orang lain. Sementara itu kontribusi yang lebih luas juga dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal dibandingkan kegiatan sejenis tahun lalu. Fahri misalnya, memberikan pelayanan bekam, Yasmin dan Ghozi mengukur tensi serta melakukan tes golongan darah dengan mendatangi dari rumah ke rumah. Siswa lain ada juga yang melakukan penyuluhan gempa, peragaan membuat biopori dan memberikan pelajaran menggambar. Dan yang paling terasa adalah ketika para siswa SL melakukan aktivitas kurban di sana. Ada dua sapi dan satu kambing. Padahal biasanya di desa itu tidak ada panitia kurban karena hanya satu atau dua ekor kambing sementara warganya banyak.

Surprise!Pada awalnya banyak orang tua yang khawatir misalnya tentang bagaimana dengan makan para siswa. Ternyata anak-anak membuktikan bahwa mereka bisa sangat mandiri jika situasi

OUTING Report

7

membutuhkan. Iommi di hari pertama sudah berhasil membuat surprise para guru yang ikut karena bangun sangat pagi, langsung sholat, menyapu dan mencuci tumpukan piring sebakul. Family man banget kan…

Lain lagi cerita tentang Alief Ezam. Dia tinggal di rumah yang tidak ada kamar mandinya. Hebatnya dia tidak mengeluh atau stress. Dengan ringan Alief langsung ke kali. Berarti anak-anak itu jika dihadapkan pada kondisi yang ekstrim, mereka bisa memikirkan sendiri dan mencarikan pemecahan atas masalah yang dihadapi. Alhamdulillah, mudah-mudahan ini bagian dari pembentukan karakter atau mental bertahan dari para siswa, sehingga mereka bisa dan siap menghadapi berbagai masalah kehidupan nantinya.

Program LanjutanSebagai kelanjutan dari aktivitas live-in yang sudah dilakukan di desa Manggah Sari, direncanakan pembuatan MCK umum, mengingat masih sangat kurangnya fasilitas ini di sana. Para guru sudah membuat proposal, dan akan bekerja sama dengan Dompet Dhuafa insya Allah bisa dilaksanakan pada bulan Desember, setelah pembagian raport. (id/dk. Narasumber: Bu Diani, Fasilitator SL 9)

Kegiatan live in siswa SL 9 tahun ini diadakan Desa Manggahsari, Kec. Pamijahan, Leuwiliang, Bogor Barat, Gunung Bunder. Selama seminggu, para siswa tinggal bersama penduduk setempat, yang bertindak sebagai orang tua asuh, dan ikut membantu serta terlibat dalam kegiatan mereka sehari-hari. Target utama akhlak adalah bagaimana para siswa bisa bermanfaat bagi orang lain, bukannya malah memberatkan atau menuntut. Dari segi kognitif dan logika berpikir, para siswa diminta untuk memberikan solusi atas berbagai masalah yang ditemukan pada penduduknya yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan peternak domba. Beberapa permasalahan di sana adalah sistem ijon dan tengkulak yang masih menggurita, pendidikan yang rendah dan hampir sebagian besar penduduknya tidak punya mimpi dan cita-cita.

Alhamdulillah, sikap serta perbuatan anak-anak selama tinggal dengan orang tua angkat mereka selama seminggu terasa sekali manfaatnya di hati keluarga angkat mereka di sana. Para siswa

Komentar:Pak Iwan, Wakil Warga Desa Manggah Sari: Perbedaan itu membawa nikmat. Pintu-pintu kebaikan akan dibuka dengan silaturahim. Masyarakat desa ini dan para tamu yang sangat berbeda, ternyata bisa bertemu dan beramah tamah di sini. Para orangtua yang rumahnya digunakan untuk live in sangat bersyukur. Adanya siswa SAI dan guru-guru membuat jamaah sholat maghrib jadi banyak seperti jamaah sholat jumat. Sangat hidup. Biasanya sepi. Mudah-mudahan walau program berakhir, di kampung ini sholat jamaah bisa tetap terpelihara seperti itu.

Orang Tua Angkat Dhiya:Alhamdulillah anak-anak kerjanya baik. Sampai terharu. Mereka nggak mau ketinggalan

membantu. Semua ibu di sini pada nangis ngeliat bajunya digantung ketika udah pada mau pulang. Anak saya yang seumur Dhiya, jadi kebawa rajin seperti Dhiya. Jadi Dhiya nggak boleh pulang aja, biar di sini saja sama saya terus. Makan biasanya sama ikan asin melulu, karena mau pulang jadi dibeliin ayam dulu satu.

Pak Fathur, Perwakilan Orang Tua SAI: Anak-anak belajar mandiri. Di rumah menyapu susah. Di sini menyapu, mencuci piring, memasak sendiri. Insya Allah pembentukan karakter akan bagus. Mohon dilanjutkan di rumah siswa masing-masing.

Icham: Alhamdulillah Allah meridhoi kegiatan sekolah. Di sini bukannya tambah kurus malah tambah

Setelah peragaan pembuatan biopori, dan penyerahan alat biopori

Yasmin memeriksa tekanan darahGhozi memandikan kerbau setiap pagi

Seto memberi makan daun-daunan untuk kambing

Alief menyemprot obat anti hama di sawah

Iommi ikut mengambil dan mengangkut kayu dari hutan

Rizqy menemani berjualanbubur ayamImel ikut memetik teh di gunung

Page 8: IFSA November 2010

OUTING Report

babacdcdFundraising Untuk Sekolah Bukanlah Hal Yang Asing

30 Milyar! Itulah perkiraan biaya untuk mewujudkan sebuah mimpi tentang sekolah yang membebaskan. Angka yang boleh jadi sangat fantastis buat kebanyakan kita. Tapi tidak terlalu mengejutkan buat Pak Urip Budiarto, Retail Fundraising Manager Dompet Dhuafa. Salah seorang narasumber pada acara Fundraising Workshop SAI pada hari Sabtu, 30 Oktober 2010 yang lalu. Menurut beliau, program fundraising untuk aktivitas sekolah bukanlah hal yang asing. Sekolah beken seperti Universitas Harvard mendapat donasi 596 juta dollar pada tahun 2010 ini untuk program riset, beasiswa dan pengembangan IT. Un ive rs i t as Massachussetts, mendapatkan dana sekitar 14,4 milyar dollar dari 172.000 donatur selama 5 tahun melakukan kampanye. Di Indonesia, Medco pernah menyumbang Universitas Paramadina sebesar 500 juta dan Bob Sadino menyumbang Sekolah Purdi Candra 100 juta.

Dengan fakta tersebut, pak Urip hendak menyatakan bahwa jika SAI menargetkan angka spektakuler di atas bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Tinggal bagaimana merancang program fundraising yang tepat untuk merealisasikannya. Perencanaan yang matang menjadi tahap yang sangat penting, sebelum melakukan aktivitas penggalangan dana. Di dalamnya termasuk mendefinisikan kembali blue print Sekolah Alam Indonesia, menentukan sumber-sumber donasi yang mungkin digali dan membuat data base calon donator serta memastikan strategi marketing yang jitu. Ada proses segmentasi, targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, branding, service, proses layanan yang lebih cepat, lebih mudah dan lebih berkualitas, komunikasi fundraising yang dipilih, adminitrasi donasi dan tak kalah pentingnya adalah after sales service.

Harus Yakin Kalau Proyek Ini Penting Dan Butuh Dukungan

Rangkaian proses panjang tersebut harus dilalui agar proyek besar ini tidak berhenti di tengah jalan. Kita harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan siapa kita, kenapa mesti SAI dan bukan sekolah-sekolah lain yang harus diberikan dana, kenapa kita harus membangun sekolah senilai 30M, apa manfaatnya buat pendidikan nasional, lingkungan dan anak-anak secara umum. Kita harus menguasai alasan-alasan rinci

yang menjadi dasar nilai-nilai yang kita anut. Ketika masih ada ganjalan-ganjalan internal, harus diselesaikan lebih dahulu sehingga proses

COMMUNITY Corner

8

penggalangan dana eksternal bisa berjalan mulus. Pak Urip menyebutkan ada beberapa poin krusial yang bisa membuat seseorang mau mendonasi yaitu bagaimana membuat orang tersebut sadar bahwa proyek ini penting dan perlu mendapat dukungan, bagaimana membuatnya percaya, bagaimana membuatnya tergerak untuk berdonasi dan bagaimana membuatnya tidak kapok berdonasi.

Faktor Penunjang Keberhasilan Menjual

Di sesi berikutnya pak Sahmullah Rivqi dari Pillar Business Accelerator, penerima ISMBEA Award dari Menteri Koperasi UKM dan Majalah Wirausaha dan Keuangan, menekankan pentingnya menguasai ketrampilan menjual/ selling skill. Besarnya kemungkinan kita menjaring dana terletak pada ketrampilan ini, yang harus dipraktekkan di lapangan, bukan sekedar diskusi di kelas. Pertama, selling is a game of perception. Mulai hari ini mindset kita harus diubah. Banyak sekali orang menjual barang yang jelek, tidak

bermanfaat, mahal, tapi bisa laku. Masa menjual SAI yang sudah pasti bagus, tidak bisa. Ucapkan “Saya bisa menjual!" berulang kali seperti doa. Insya Alloh semua bisa menjual.

Ketrampilan berikutnya adalah mengetahui mengapa orang ingin membeli sesuatu, fokus pada calon pembeli, menjelaskan benefit bagi pembeli, membuang semua spesifikasi, menindaklajuti hubungan yang sudah terjalin, berusaha menjalin hubungan yang nyaman terlebih dahulu dengan pembeli sebelum menawarkan produk, mencoba mencari tahu kebutuhan dan keberatan calon pembeli dengan banyak bertanya, memperlihatkan antusiasme yang tinggi dan menguasai seluruh detail produk yang kita tawarkan, berusaha membangun kedekatan, menyediakan kartu nama yang memudahkan calon pembeli untuk melakukan komunikasi dengan kita, selalu optimis dan bersikap jujur terhadap produk yang kita tawarkan dengan menyampaikan kelebihan-kelebihannya. Jangan lupa untuk mengiringi upaya kita dengan sedekah dan doa kepada Alloh.

Contoh Success Story

Narasumber lain, yaitu Pak Ruby Ekasaputra dari PPSDMS Nurul Fikri memberikan gambaran proses fundraising di lembaga pendidikan yang alumninya sudah mencapai ratusan orang tersebut. Pengiriman newsletter sebanyak 1500 eksemplar selalu rutin kepada mitra institusi, donatur individu dan calon donatur. Mitra donatur yag tercatat ada 19 lembaga, dengan jumlah donasi berkisar puluhan juta sampai sejuta per

bulan. Menurut pak Ruby, ada beberapa faktor penting untuk mencari donator, yaitu kekuatan niat, kekuatan cita-cita, kekuatan tim, kekuatan sistem, kekuatan jaringan/network, kekuatan kreativitas dan terakhir adalah kekuatan ikhlas dan doa. Dengan cita-cita yang mulia, yaitu mendidik siswa dengan akhlak yang baik, itu artinya SAI tidak hanya menitikberatkan pada tujuan dunia, tapi juga akhirat, maka seharusnya segenap komunitas SAI haruslah lebih bersemangat, melebihi semangatnya para orang cacat di film yang diputar di akhir presentasi tentang olimpiade olah raga orang cacat.

Skenario Fundraising 30 M

Ya, nampaknya semangat itu kita sudah punya. Bahkan pak Urip dengan bersemangat menyatakan bahwa proyek 30 M adalah hanya soal pilihan 4 Skenario. Skenario A adalah mencari 30 donatur yang mau menyumbang masing-masing 1 milyar. Skenario B adalah mencari 300 donatur yang mau menyumbang masing-masing 100 juta. Skenario C adalah mencari 3000 donatur yang mau menyumbang masing-masing 10 juta dan terakhir skenario D dimana ada 30.000 donatur yang menyumbang masing-masing 1 juta rupiah. MC kita, bu Mei, yang memandu acarapun tak kalah semangatnya. Beliau menambahkan bahwa paling tidak, sekarang SAI sudah punya CD untuk dijual dan pernah membuat konser yang lumayan sukses. Dengan modal awal seperti, rasanya tidak ada alasan untuk tidak bersemangat. Bahkan Bu Deasy Aulia, mamanya Bilal SD3 Sebesi, Aidan SD1 Protein dan Fathimah PG Kitten, yang selama ini terlibat aktif di pembuatan album dan konser Berjuta Bintang, optimis bisa menghimpun dana dari kedua produk SAI tersebut. Menurutnya, CD yang sekarang masih dipasarkan lewat jalur underground, belum melalui outlet-outlet besar. Pangsa pasarnya masih sangat besar. Apalagi sekarang orang tua yang peduli lagu anak, mulai bersuara di jejaring sosial. Belum lagi kemungkinan mengadakan konser ulang Berjuta Bintang di kota besar lain di luar Jakarta.

Rencana Fundraising

Ide-ide kegiatan dari level kelas juga bisa diangkat, misal lomba lukis sekolah impian se-Jabodetabek. Atau jualan barbeku (barang bekas berkualitas), bahkan jualan sampah plastik dan kaleng yang sudah dijalankan oleh bu Ida di Ciganjur dan bu Esti di Rawa Kopi (di Rawa Kopi berbentuk tabungan untuk siswa). Dahulu pernah ada yang membicarakan gagasan membuat kegiatan OTFA dengan skala nasional, dengan konsep pesta lingkungan. Sudah pernah ada cikal bakalnya yaitu kegiatan bernama Prima SA. Panitia dan seluruh anggota komunitas harap menyerap semua besaran donasi, jangan meremehkan kegiatan-kegiatan kecil untuk fundraising.

Untuk presentasi fundraising dengan proposal, setiap orang harus mulai membuat daftar calon prospek. Adapun koordinator fundraising internal adalah bu Lusi, sedangkan untuk fundraising eksternal ada pak Agus.

Dengan semangat dari beberapa anggota komunitas SAI ini, yang mudah-mudahan menggambarkan semangat seluruh komunitas, kita optimis bahwa sekolah impian tidak sekedar berhenti di tataran konsep dan perdebatan di belakang meja, tapi secara bertahap menemui bentuknya yang nyata dalam bentuk kerja jamaah komunitas. Semoga... (id/dk dari Fundraising Worskhop dan Mailing List SAI)

Mewujudkan

Mimpi MenjadiRealita

Page 9: IFSA November 2010

TEACHER’S Corner

Ya, itulah keyakinan baru yang tertanam di benak para peserta yang mengikuti Pelatihan Fahim Al-Quran (FQ) pada hari Sabtu 20 November 2010 bertempat di Kantor Kelurahan Ciganjur. Narasumber menyampaikan 2 fakta. Fakta pertama adalah bahwa menghafal Al-Quran sama sekali tidak mengganggu kualitas pelajaran yang lain, sebaliknya menghafalkan Al-Quran semakin membuat anak lebih mudah dalam memahami pelajaran lain. Fakta kedua, tidak ada penghafal Al-Quran yang kehidupan duniawinya berkualitas buruk.

Pada sesi siang hari, narasumber kedua yaitu Ust. Purwanto memberikan banyak tips untuk menjadikan diri kita dan anak-anak kita sebagai calon penghafal Al-Quran. Hal yang paling mendasar adalah mengubah cara pandang kita terhadap Al-Quran. Cara pandang yang benar akan sangat mempengaruhi ikhtiar yang dilakukan. Kemudian beliau memperkenalkan “Fun Theory”, yaitu cara memaksimalisasi kemampuan otak untuk menghafal. Saran lainnya dari narasumber agar memanfaatkan usia emas (Golden Age) anak, melakukan aktivitas yang mengoptimalkan/menyeimbang-kan kemampuan otak kanan dan kiri, serta

menghadirkan perasaan senang pada anak dalam menghafal Al-Quran, sangat layak untuk diikuti.

FAHIM Al-Quran (=Fast, Active, Happy, and Integral in Memorizing Al-Quran) merupakan metode yang dikembangkan oleh Ust. Sobari. Metode ini tidak saja diperuntukkan bagi anak-anak, namun juga dapat digunakan oleh orang dewasa dalam menghafal Al-Quran. Acara yang dikemas dalam suasana ringan dan menyenangkan ini merupakan agenda dari Tim Al-Quran SAI dan hasil kerja panitia yang diketuai oleh Bu Ummu. Pelatihan diperuntukkan dan dihadiri oleh para Guru SAI, orang tua siswa, dan tamu-tamu undangan lainnya.

Pelatihan yang berlangsung satu hari ini juga diselingi oleh penampilan 2 orang anak usia 5 dan 7 tahun dengan kemampuan hafalan-nya masing-masing. Subhanalloh, sungguh membuat perasaan ‘iri’ dan ‘minder’ memenuhi ruang hati. Namun, pesan yang berulang-ulang disampaikan pada saat pelatihan, untuk selalu menguatkan niat dan istiqomah menjadikan diri kita dan anak-anak kita generasi penghafal Al-Quran, akan terus bergema… InsyaAlloh…(dk/id)

dari Litbang, segenap komunitas, sesuai dengan kemampuannya masing-masing, teruslah berupaya memperbanyak porto polio SAI: yang bisa membuat buku/tulisan mari kita menulis, yang bisa membuat komik mari kita buat komik SAI atau komik sebagai tools pembelajaran, yang bisa membuat lagu anak-anak untuk pendidikan, mari kita membuat lagu dan mengalbumkannya sekaligus, yang bisa membuat sistem di SAI semakin baik dan modern tapi tetap mudah dalam melayani, mari membantu menyisihkan waktu dan energinya, yang bisa masuk ke jalur birokrasi pendidikan indonesia, mari bantu agar perijinan SAI lebih mudah, yang bisa tampil sebagai tokoh pendidikan nasional, mari tampikan diri dan didukung oleh komunitas ini, yang bisa mencari sumber-sumber pendanaan alternatif buat biaya pendidikan di SAI, mari kita perjuangkan fundraising SAI, sehingga suatu hari nanti biaya pendidikan kita bisa dijangkau lebih banyak orang lagi, yang bisa menyisihkan waktu buat anak-anaknya lebih banyak untuk memperhatikan anak-anaknya lebih baik lagi, mari kita bina anak-anak kita lebih baik semoga Alloh meridhoi, yang bisa memanjatkan doa agar jamaah ini lebih diberkahi, mari kita berdoa lebih khusyu, kalau perlu kita mengemis-ngemis di hadapan Allah SWT di akhir malam-malam kita. Dengan upaya seluruh komunitas, Insya Alloh SAI sungguh sebuah sekolah umat yang unik dan mulia. (id/dk dari Fundraising Worshop dan Mailing List SAI)

Tanpa ragu, pak Urip menyebut SAI sebagai sekolah umat. Kenapa demikian? Karena pemilliknya bukanlah orang atau yayasan tertentu, tapi seluruh komunitas SAI. Itu artinya pemilik SAI adalah umat. Point ini bisa punya nilai tersendiri dalam upaya mencari donatur. Masalahnya, tidak banyak yang tahu kalau SAI adalah sekolah umat. Masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar SAI termasuk pak Urip yang mengaku sebagai ‘tetangga SAI’ karena tinggalnya di daerah Jagakarsa, hanya mengetahui penampilan luar SAI saja. Bahwa kelihatannya SAI adalah sekolah mahal sebagaimana sekolah yang sejenis lainnya. Banyaknya mobil-mobil yang berderet di halaman parkir memperkuat penilaian tersebut. Tak banyak yang tahu visi dan misi SAI yang unik dan mulia. Oleh karena itu, perlu dibangun kredibilitas dengan memberikan sumbangsih melalui aksi-aksi nyata di masyarakat dan dipublikasikan, seperti membuat artikel-artikel pendidikan di media, menorehkan prestasi-prestasi para siswa dan lain sebagainya.

Beberapa aksi seperti pembuatan dan penerbitan buku-buku tentang SA/SAI, liputan media massa atas kegiatan PPSB, pembuatan VCD/Album Berjuta Bintang, perhelatan akbar seperti konser Berjuta Bintang yang baru lalu dan lain-lain perlu terus dilakukan agar gaung keberadaan SAI, atau istilah pak Urip kredibilitas sebagai sekolah umat, semakin menguat dan makin bernilai jual. Meminjam istilah pak Novi

”...tidak banyak yang tahu kalau SAI adalah SEKOLAH UMAT. Perlu dibangun kredibilitas...

melalui aksi-aksi nyata di masyarakat dan dipublikasikan, seperti membuat artikel-

artikel pendidikan di media, menorehkan prestasi-prestasi para siswa dan lain sebagainya.”

By:Nana -OrangtuaHizi, Ashadan Safa

9

Sekolah Alam Indonesia SEKOLAH UMATSekolah Alam Indonesia SEKOLAH UMAT

Page 10: IFSA November 2010

TEACHER’S Corner

AKHLAK  DZULHIJAHHARI PAHLAWANIBADAH    IBRAHIM  IDUL ADHA

KAMBINGKASIH SAYANGKURBAN      MUSTAHIQ    PATRIOT  SELAMATSURABAYA  TAWAKAL

REFRESHING

MENDATAR:

1/10/11. Hari besar umat Islam yang baru dirayakan.

6. Nama Nabi12. Untuk mengalirkan air.14. Sah, legal.17. Habis karena gesekan.19. Infeksi Saluran Pernafasan

Atas20. Minuman tradisional21. Mesti, wajib.22. Gunung di Yogyakarta23. Keluar dari api.24. Pulau26. Angkatan Udara27. Akad, simpul29. Makanan sehat31. Penutup jalan.33. Pembungkus, lembar

terluar.34a. Paman.35. Tempat air.37. Secara38. Awan panas dari gunung

Merapi.

MENURUN:

2. Kata penghubung (Eng.)3. Agama kita4. Nama & rasanya sama.5. Perilaku yg sesuai

dengan ajaran Islam7. Hewan penghasil susu8. Sisa9. Lalu lintas10. Nama nabi13. 10 November15. Kota di Jawa Timur16. Dibalik: tetap18. Alat makan di Cina19. Biaya yg harus dibayar25. Misal28. Sumbu, poros30. Izin31a. Aktifitas dagang32. Hukum (Eng.)34. Cangkir36. Kata hubung, menuju

TEKA-TEKI SILANG

10

Temukan kata-kata di bawah ini pada kotak-kotak:

KUIS CARI KATAKURBANNUATHMHB

AALAKAAHWARUAR

SGMIBADAHHTARA

INABRUAKAIAHIH

HGHRIGTOIRTAPI

SMLAINRHRDAUAM

AUAHDMGLAHWSHH

YSDIUAQAYUATLI

ATHMLNLAIAKAAQ

NARUAKHLAKAHWL

GHTADSMLDILHAZ

WIAHHAUAHMAINT

AQAYABARUSHDDS

NLAINUATAMALES

DZULHIJAHEADAH

28

7 8

10 11 12

13

14 15 16 17 18 19

20

21

23

24 25

26 27

29 30 31

3433

35 36

32

37

38

1 2 3 4 5 6 9

22

31a

34a

Page 11: IFSA November 2010

Kunjungan dari

Sekolah Peradaban

CilegonNovi Hardian, Litbang SAI

CANOPY

Pada tanggal 9 November 2010 yang lalu SAI mendapatkan kunjungan silaturahim dari para orang tua murid Sekolah Peradaban Cilegon provinsi Banten. Rombongan itu dipimpin oleh bapak Zulfikar dan disambut oleh Bapak Wendy Bale (Direktur Eksekutif Yayasan Alamku) yang ditemani Pak Novi (perwakilan Syuro Guru). Rombongan dari Sekolah Peradaban agak lain dari yang lain, karena yang hadir bukanlah guru dan karyawan sekolah, melainkan orang tua muridnya. Setelah dijelaskan seputar konsep Sekolah Alam khususnya tentang struktur kelembagaan di SAI, para tamu dari Cilegon ini banyak bertanya tentang pelaksanan konsep komunitas di SAI dan suka duka interaksi dan komunikasi antara orang tua dan guru dalam mengawal pembelajaran anak di sekolah dan rumah.

Kunjungan dari

SRAMBI

PurwokertoNovi Hardian, Litbang SAI

Silaturahim dari SRAMBI (Sambas Rumah Bermain), Purwokerto, Jawa Tengah ke Sekolah Alam Indonesia pada tanggal 9 November 2010 dipimpin Ibu Suliani selaku pimpinan SRAMBI yang juga ditemani oleh suaminya, dengan semangat membuka diskusi seputar pendidikan berbasis alam. Lembaga ini memfokuskan diri pada pendidikan pra sekolah yang terdiri dari Play Group, TK A dan TK B, sehingga pertanyaan Ibu Suliani sangat banyak yang berhubungan dengan Ke-Pra Sekolah-an, mencakup statistik sekolah, metode pengajaran, dan tentu saja, konsep Sekolah Alam.

Kunjungan dari

Sekolah GLOBALANDALAN ESTATEPekanbaru - RIAU

Di penghujung kunjungannya, teman-teman dari Riau mengundang guru-guru datang ke Sekolah Global Andalan dan memohon panduan memahami konsep Sekolah Alam yang sudah berjalan. (yk)

15 orang dari Riau berkunjung ke Sekolah Alam Indonesia pada hari Kamis, 11 November 2010. Bukan sekedar kunjungan biasa seperti yang umumnya dilakukan orang-orang atau guru yang studi banding di Sekolah Alam Indonesia. Mereka tidak lain adalah ingin memperdalam konsep Sekolah Alam yang mulai diadopsi lewat internet beberapa tahun silam. Pak Jansen Yudianto selaku manajer Yayasan sekaligus koordinator yayasan menekankan kepada seluruh guru dari beberapa distrik yang dibawahi beliau untuk bertanya sedetail mungkin konsep pendidikan yang sudah diterapkan dan akan dikembang-kan oleh Sekolah Alam Indonesia.

Adapun tentang Sekolah Global Andalan, dijelaskan oleh Pak Jansen sebagai sekolah anak karyawan perusahan pulp terbesar di Asia Tenggara yang terbagi atas tujuh lokasi sesuai distrik-distrik pemukiman karyawannya. Meliputi jenjang SD hingga SLTA, Sekolah Global Andalan mengupayakan peningkatan mutu siswa tanpa biaya bagi orang tua siswa. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat seluruh pembiayaan siswa ditanggung perusahaan.

Teman-teman dari Sekolah Alam Indonesia sangat antusias menjelaskan program-program yang berlangsung termasuk memberi gambaran tentang kurikulum yang dirancang sesuai insitu setempat. Pak Hudori, selaku Kepala Syuro menjelaskan panjang lebar mengenai pengembangan kurikulum diknas menjadi kurikulum Sekolah Alam Indonesia yang kini diterapkan di tingkat KB-TK, SD, hingga SLTP. Pak Hudori juga menekankan bahwa Sekolah Alam Indonesia tetap mengacu kepada kurikulum Diknas bahkan diknas sendiri memberi kemudahan untuk mengembangkan hingga satuan pendidikan.

Kebanyakan pertanyaan seputar daya saing dan nilai yang diperoleh siswa. Secara bijak Pak Hudori menjelaskan pengalaman yang diperoleh siswa Sekolah Alam Indonesia melebihi siswa dari sekolah konvensional bahkan sekolah sejenis. Anak-anak mengenal alam sambil mengasah kemampuan leadershipnya demikian pula interaksi kepada orang-orang disekelilingnya juga mengasah nilai-nilai akhlaqnya. Orang tua dan guru membantu lewat hubungan yang lebih akrab.

DALAM RANGKAPENG-

GALANGAN DANA

SD-5 KE UJUNG

KULON6

Menerima Pesanan

SNACK & DRINK SIANG hubungi:

IBU NUNUNG0816-1458099

6

KHITANAN hanya

Rp 250.000/Anak

AHAD,19 Desember

2010pkl. 07.00

di

SAI CIGANJUR5

Page 12: IFSA November 2010

CANOPY