identitas pasien docx

31
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN Nama:Rachellia.Agustina NIM : 11 2013 004 Dokter Pembimbing : dr.Serly Sp.PD IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.AS Usia : 36 tahun Agama : Muslim Jenis Kelamin : Laki – Laki Pekerjaan : Buruh Serabutan Alamat : Tanah Abang,Jakarta Pusat

Upload: oky-lampe

Post on 20-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Identitas Pasien docx

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

SMF PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Nama:Rachellia.Agustina

NIM : 11 2013 004

Dokter Pembimbing : dr.Serly Sp.PD

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.AS

Usia : 36 tahun

Agama : Muslim

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : Buruh Serabutan

Alamat : Tanah Abang,Jakarta Pusat

Anamnesis

Diambil dari autoanamnesis pada tanggal 19 November 2013 Jam 14.30 WIB

Page 2: Identitas Pasien docx

Keluhan Utama

Nyeri Perut kanan atas sejak 1 bulan SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 1 bulan yang lalu,pria berusia 36 tahun merasakan nyeri perut kanan.Nyeri dirasakan

terutama jika pasien sedang menarik napas atau batuk.Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan

di daerah perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa

perutnya begah(penuh).Pasien merasakan mual tapi tidak disertai muntah.Pasien mengaku

badannya lemah dan pusing sehingga agak susah bergerak dan beraktifitas,ada batuk dan

perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan duduk.

Pasien merasa semakin nyeri apabila batuk,berjalan dan menarik nafas dalam dan berbaring

miring kesebelah kanan maupun terlentang.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke

sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada

pasien.BAK lancar dengan warna sedikit pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat.Tidak

ada riwayat penggunaan obat-obatan.

Riwayat Penyakit Dahulu

( - ) Cacar ( - ) Malaria ( - ) Batu ginjal / saluran kemih

( - ) Cacar air ( - ) Disentri ( - ) Burut (hernia)

( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit prostat

( - ) Batu rejan ( - ) Tifus abdominalis ( - ) Wasir

( - ) Campak ( - ) Skrofula ( - ) Diabetes

( - ) Influensa ( - ) Sifilis ( - ) Alergi

( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor

( - ) Korea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit pembuluh

( - ) Demam rematik akut ( - ) Ulkus ventrikuli ( - ) Perdarahan otak

( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus duodeni ( - ) Psikosis

( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis

( - ) Tuberkulosis ( - ) Batu empedu ( - ) Lain-lain:( - ) Operasi

( - ) Kecelakaan

Page 3: Identitas Pasien docx

Riwayat Keluarga

Hubungan Umur (tahun) Jenis kelamin Keadaan kesehatan Penyebab meninggal

Kakek - Meninggal Sakit tua

Nenek - Meninggal Sakit tua

Ayah 62 Sehat

Ibu 58 Hipertensi

Adakah kerabat yang menderita?

Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi +

Asma +

Lambung +

Tuberkulosis +

Hipertensi + Ibu

Diabetes +

Kejang Demam +

Epilepsy +

Anamnesis Sistem

Kulit

(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam (-) Petechie

(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis (-) Gatal

Kepala

(-) Trauma (+) Sakit Kepala

Page 4: Identitas Pasien docx

(-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus

Mata

(-) Nyeri (-) Radang

(-) Sekret (-) Gangguan Penglihatan

(+) Kuning/Ikterus (-) Ketajaman Penglihatan menurun

Telinga

(-) Nyeri (-) Tinitus

(-) Sekret (-) Gangguan Pendengaran

(-) Kehilangan Pendengaran

Hidung

(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan

(-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman

(-) Sekret (-) Pilek

(-) Epistaksis

Mulut

(-) Bibir kering (-) Lidah kotor

(-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah

(-) Selaput (-) Stomatitis

Tenggorokan

(-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara

Leher

(-) Benjolan (-) Nyeri Leher

Page 5: Identitas Pasien docx

Dada ( Jantung / Paru – paru )

(-) Nyeri dada (+) Sesak Napas

(-) Berdebar (-) Batuk Darah

(-) Ortopnoe (+) Batuk

Abdomen ( Lambung Usus )

(-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar

(+) Mual (-) Wasir

(-) Muntah (+) Mencret

(-) Muntah Darah (-) Tinja Darah

(-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul

(+) Nyeri Perut (-) Tinja Berwarna Ter

( ) Benjolan

Saluran Kemih / Alat Kelamin

(-) Disuria (-) Kencing Nanah

(-) Stranguri (-) Kolik

(-) Poliuria (-) Oliguria

(-) Polakisuria (-) Anuria

(-) Hematuria (-) Retensi Urin

(-) Kencing Batu (-) Kencing Menetes

(-) Ngompol (-) Penyakit Prostat

Katamenia

(-) Leukore (-) Pendarahan

Page 6: Identitas Pasien docx

( ) lain – lain\

Saraf dan Otot

(-) Anestesi (-) Sukar Mengingat

(-) Parestesi (-) Ataksia

(-) Otot Lemah (-) Hipo / Hiper-esthesi

(-) Kejang (-) Pingsan

(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’)

(-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo)

(-) lain – lain (-) Gangguan bicara (Disartri)

Ekstremitas

(-) Bengkak (-) Deformitas

(-) Nyeri (-) Sianosis

Berat Badan

Berat badan rata-rata : 66kg

Berat tertinggi : 77kg

Berat Badan Sekarang : 55kg

RIWAYAT HIDUP

Riwayat Kelahiran

Tempat Lahir : ( ) Rumah Sakit ( ) Rumah Bersalin ( ) R.S Bersalin (v) Rumah

Ditolong oleh : ( ) Dokter () Bidan (v) Dukun ( ) lain - lain

Page 7: Identitas Pasien docx

Riwayat Imunisasi

( +) Hepatitis (+ ) BCG ( +) Campak ( +) DPT ( +) Polio (+) Tetanus

Riwayat Makanan

Frekuensi / Hari : 2x/ hari (Siang dan Malam)

Jumlah / kali : 1 piring / kali makan

Variasi / hari : Nasi,sayur dan ikan.

Nafsu makan : menurun

Pendidikan

(v) SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan

( ) Akademi ( ) Universitas ( ) Kursus ( ) Tidak sekolah

Kesulitan

Keuangan : ada kesulitan

Pekerjaan : ada kesulitan

Keluarga : tidak ada kesulitan

Lain – lain : baik

Pemeriksaan Umum

Tinggi Badan : 163 cm

Page 8: Identitas Pasien docx

Berat Badan : 55 kg

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 72 kali per menit

Suhu : 38,2⁰ C

Pernafasaan : 24 kali per menit,

Keadaan gizi : baik (IMT :g/m2)

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Sianosis : tidak ada

Udema umum : tidak ada

Habitus : atletikus

Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif

Umur menurut taksiran pemeriksa : sesuai umur OS

Aspek Kejiwaan

Tingkah Laku : wajar

Alam Perasaan : biasa

Proses Pikir : wajar

Kulit

Warna : sawo matang Effloresensi : negatif

Jaringan Parut : tidak ada Pigmentasi : normal

Pertumbuhan rambut : distribusi merata Lembab/Kering : kering

Page 9: Identitas Pasien docx

Suhu Raba : hangat Pembuluh darah : tidak tampak

penonjolan pembuluh darah

Keringat : Umum + Turgor : baik

Setempat - Ikterus : tidak ada

Lapisan Lemak : normal Oedem : tidak ada

Lain-lain :

Kelenjar Getah Bening

Submandibula : tidak membesar Leher : tidak membesar

Supraklavikula : tidak membesar Ketiak : tidak membesar

Lipat paha : tidak membesar

Kepala

Ekspresi wajah : wajar Simetri muka :simetri

Rambut : hitam lurus, distribusi merata

Pembuluh darah temporal : teraba pulsasi

Mata

Exophthalamus : tidak ada

Enopthalamus : tidak ada

Kelopak : tidak ptosis, tidak ada bekas luka

Lensa : jernih

Konjungtiva : anemis

Page 10: Identitas Pasien docx

Visus : normal

Sklera : ikterik

Gerakan Mata : tidak terhambat dan tidak nystagmus

Lapangan penglihatan : normal ke segala arah

Tekanan bola mata : normal

Nistagmus : tidak ada

Telinga

Tuli : tidak

Lubang : luas

Serumen : ada di liang telinga luar

Pendarahan : tidak ada

Cairan : tidak mengeluarkan cairan

Selaput pendengaran : utuh, refleks cahaya baik

Penyumbatan : tidak ada

Mulut

Bibir : tidak sianosis, kering

Tonsil : T1-T1 tenang

Langit-langit : tidak ada celah

Bau pernapasan : tidak berbau

Gigi geligi : utuh, tidak terdapat karies

Trismus : tidak ada

Page 11: Identitas Pasien docx

Faring : tidak hiperemis

Selaput lendir : kemerahan

Lidah : lidah bersih, papil tidak atrofi

Leher

Tekanan Jugularis Vena : -

Kelenjar Tiroid : tidak membesar

Kelenjar Limfe : tidak membesar

Dada

Bentuk : normal, tidak pektus excavatum, tidak barrel chest

Pembuluh darah : tidak tampak pelebaran pembuluh darah, tidak spider naevi

Buah dada : normal

Paru – Paru

Inspeksi

Kiri : bentuk dada normal, simetri sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidak

membesar, jenis pernapasan abdominotoracal

Kanan : bentuk dada normal, simetris sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidak

membesar, jenis pernapasan abdominotoracal

Palpasi :

Kiri : sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal

Kanan : sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal

Page 12: Identitas Pasien docx

Perkusi :

Kiri : hipersonor di seluruh lapang paru

Kanan : hipersonor di seluruh lapang paru

Auskultasi :

Kiri : vesikuler, ronki(+),wheezing (-)

Kanan : vesikuler, ronki (+),wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : bentuk thorax normal, ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : sela iga tidak melebar, ictus cordis tidak teraba

Perkusi :

Batas kanan : Sela iga V linea sternalis kanan

Batas kiri : Sela iga V , 1 cm sebelah medial linea midclavikula kiri

Batas atas : Sela iga II linea parasternal kiri

Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak terdengar murmur dan gallop

Pembuluh Darah

Arteri Temporalis : pulsasi teraba

Arteri Karotis : pulsasi teraba

Arteri Brakhialis : pulsasi teraba

Arteri Radialis : pulsasi teraba

Arteri Femoralis : pulsasi teraba

Arteri Poplitea : pulsasi teraba

Page 13: Identitas Pasien docx

Arteri Tibialis Posterior : pulsasi teraba

Arteri Dorsalis Pedis : pulsasi teraba

Perut

Inspeksi : membuncit, tidak ada bekas operasi, tidak terlihat penonjolan

massa, tidak terdapat asites, caput medusae

Palpasi :

Dinding perut : tegang

Hati : terdapat nyeri tekan dikuadran kanan abdomen ,teraba

sebesar 5 jari dibawah arcus costa.

Limpa : tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

Ginjal : tidak teraba, ballotement negatif, nyeri

kostovertebrae negatif.

Kandung empedu : tidak terdapat nyeri tekan

Nyeri : Pasien merasakan nyeri di epigastrium dan di

hipocondrica dextra.

Perkusi : timpani pada keempat dinding kuadran abdomen.

Auskultasi : bising usus +

Refleks Dinding perut : Defent Muskuler

Anggota Gerak

Lengan Kanan Kiri

Otot : tidak atrofi tidak atrofi

Tonus : normotonus normotonuss

Page 14: Identitas Pasien docx

Massa : tidak ada tidak ada

Sendi : pergerakan baik pergerakan baik

Gerakan : aktif aktif

Kekuatan : +5 +5

Oedem : negatif negatif

Petechie : negatif negatif

Tungkai dan Kaki Kanan Kiri

Luka : tidak ada ulkus diabetik

Varises : tidak ada tidak ada

Otot : normal normal

Sendi : normal normal

Gerakan : aktif aktif

Kekuatan : +5 +5

` edema : negatif negatif

Refleks

Kanan Kiri

Refleks Tendon + +

Bisep + +

Trisep + +

Patela + +

Achiles + +

Refleks patologis - -

Page 15: Identitas Pasien docx

LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

Laboratorium

- Oktober

Hematologi

17 21 22 23 28 31

Hb 9,6 g/dL 8,0 g/dL 9,3g/dL 9,0g/dL 8,9g/dL 9,4g/dL

Hematokrit 31,5 % 25,9 % 30,5% 31,2% 30,3% 30,1 %

Eritrosit 4,11juta/uL 3,28juta/uL 3,94juta/uL 3,85juta/uL 3,96juta/uL 4,09juta/uL

Leukosit 12,500/mm3 13.8000/mm3 11.300/

mm3

10.200/mm3 12.100/mm3 (normal)

Trombosit (normal) (normal) (normal) (normal)

Glukosa

Darah

Sewaktu

148 mg/dL (normal) - (normal)

LED 120mm/jam

Kimia

Klinik

AST

(SGOT)

28U/L - 12U/L 31U/L

ALT

(SGPT)

36U/L - 15U/L 17U/L

Bilirubin

Total

1,43 mg/dL 1,43 mg/dL 1,31 mg/dL

Bilirubin

Direk

1,11 mg/dL 1,11 mg/Dl 1,08g/dL

Albumin 2,34 g/dL 5,98g/dL 2,48g/dL

Globulin 3,69g/dL 4,76g/dL

Page 16: Identitas Pasien docx

Analisa Gas Darah

22/10/2013

PCO2 34,1 mm Hg

PO2 176,1 %

SO2 99,6 mmol/L

Pemeriksaan serologi

30/10/2013

Amubiasis IgG (+) 4,10

November

Hematologi

03 07 11 12

Hb 11,0g/dL 10,8g/dL 10,5g/dL

Hematokrit 35,3 % 34,5% 33,1%

Eritrosit (normal) 4,35juta/uL 4,30juta/uL

Leukosit 11,600/mm3 (normal) (normal)

Trombosit (normal) (normal) (normal)

Glukosa

Darah

Sewaktu

LED 115mm/jam

Kimia

Klinik

AST

(SGOT)

ALT

(SGPT)

Bilirubin

Total

Page 17: Identitas Pasien docx

Bilirubin

Direk

Albumin 2,82g/dL 3,22g/dL

Globulin 4,20g/dL

Analisa Gas Darah

PH 7,556

PCO2 34,2

BE-ecf 8,2

HCO3 30,6

TCO2 31,7

Foto Toraks

Page 18: Identitas Pasien docx

USG

Ringkasan

Daftar Masalah

1.Abses Hepar Amebik

Pengkajian Masalah dan Tatalaksana

1.Abses Hepar Amebik

Dipikirkan Abses Hepar Amebik berdasarkan adanya keluhan nyeri abdomen kiri

atas,nyeri yang dirasakan seperti tertekan dan tertusuk sejak 1 bulan SMRS.Pasien merasakan

nyeri lebih berat ketika bernapas dan batuk. Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan di daerah

perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa perutnya

begah(penuh).Perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan

duduk.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan

pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada pasien.BAK lancar dengan warna sedikit

pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Nyeri tekan

(+) pada kuadran kanan atas, teraba pembesaran hepar 5 jari (± 8 cm) dibawah arcus costa

dengan konsistensi keras,permukaan rata dan tumpul.

Page 19: Identitas Pasien docx

Rencana Diagnosa :

◦ Darah lengkap

◦ SGOT / SGPT

◦ USG

◦ Cek Cairan Abses Hati

Rencana Terapi :

◦ Tirah Baring

◦ Pemberian cairan intravena RL

◦ Pemberian antibiotik : metronidazole 250 3 x 1 selama 7 hari

◦ Paracetamol 500mg 3 x 1 selama 3 hari

◦ Curcuma 3 x 1 selama 5 hari

◦ Ranitidine 75mg 2 x 1

◦ Punksi Abses Hati

◦ Obat Penambah Darah (Anemia)

Prognosis

- Ad vitam : dubia ad bonam

- Ad functionam : dubia ad bonam

- Ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Abses Hati

Pendahuluan

Page 20: Identitas Pasien docx

Merupakan penyakit dari organ hati yang masih menjadi masalahan kesehatan

beberapa negara Asia, Afrika dan Amerika. Prevalensi yang tinggi sangat erat

hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang

buruk. Dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber

dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan

pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dibagi menjadi 2 yaitu abses hati

amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi

dibanding abses hati piogenik.

Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba hystolitica.Abses hati

piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella,

Candida, Salmonella, dan golongan lainnya.Hampir 10% penduduk dunia terutama

penduduk dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% saja

dari yang terinfeksi menunjukkan gejala. Individu yang mudah terinfeksi penduduk di

daerah endemik ataupun wisatawan yang ke daerah endemik laki – laki : perempuan

adalah 3:1 hingga 22:1.

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi

bakteri,parasit,jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem

gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan

pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam

parenkim hati

Etiologi

Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba hystolitica yang

tinggi. Infeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan makanan yang

terkontaminasi kotoran yang mengandung tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista

akan dicerna oleh usus halus à tropozoit imatur. Tropozoit dewasa tinggal di usus

besar terutama sekum. Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae,

Microaerophilic streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae,

Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus aereus, Staphilococcus milleri, Candida

albicans, Aspergillus, Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii,

Brucella melitensis dan fungal.

Abses hati dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem porta dan hematogen

melalui arteri hepatika. Infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh

Page 21: Identitas Pasien docx

bakteremia dari endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse Abses pada

hepar diduga berasal dari invasi sistem vena porta, pembuluh limfe mesenterium, atau

penjalaran melalui intraperitoneal. Dalam parenkim hepar terbentuk tempat-tempat

mikroskopis terutama terjadi trombosis, sitolisis, dan pencairan, suatu proses yang

disebut hepatitis amuba.Bila tempat-tempat tersebut bergabung maka terjadilah abses

amuba.Dilaporkan 21-30% dari abses hepar berasal dari penyakit biliaris yaitu

obstruksi ekstrahepatik, kolangitis, koledolitiasis, tumor jinak atau ganas biliaris.

Trauma tumpul dan nekrosis hati yang berasal dari vascular injury selama laparaskopi

cholecystectomy juga merupakan penyebab abses hepar

Mekanisme terjadinya Amebiasis Hati

Diagnosis

Penempelan E.hystolitica pada mukosa usus

Pengerusakan sawar intestinal

Lisis sel epitel intestinal serta penimbunan sel radang.

Terjadinya supresi respons imun cell-mediated yang disebabkan enzim atau toksin parasit

Lesi membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik dan dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa

Penyebaran ameba dari usus ke hati melalui vena porta

Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulomatosa

Page 22: Identitas Pasien docx

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen.Hepatomegali(3 jari sampai 6 jari di

bawah arcus-costa)Ikterus terdapat pada 25 % kasus dan biasanya berhubungan

dengan penyebabnya yaitu penyakit traktus biliaris, abses biasanya multipel, massa di

hipokondrium atau epigastrium, efusi pleura, atelektasis, fluktuasi pada hepar, dan

tanda-tanda peritonitis .

Laboratorium

Darah rutin à kadar Hb darah, jumlah leukosit darah, kecepatan endap darah dan

percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan kadar albumin

dan glubulin dalam darah.Pemeriksaan yang didapat à leukositosis yang tinggi

dengan pergeseran ke kiri, anemia, laju endap darah ↑, alkalin fosfatase ↑, ↑ enzim

transaminase dan serum bilirubin, kadar albumin serum ↓ dan waktu protrombin yang

memanjang à kegagalan fungsi hati yang disebabkan abses hati. Hiperbilirubinemia

didapatkan hanya pada 10 % penderita abses hepar.

USG dan CT Scan à sensitivitas 85-95 %

Komplikasi

Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena.Efusi pleura, empyema

abses pulmonum atau pneumonia sehingga abses menembus diafragma Fistula bronkopleura,

biliopleura dan biliobronkial menjadi reptur abses amuba..Ludah yang berwarna kecoklatan

yang berisi amuba. Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi abses ke

berbagai rongga tubuh dan ke kulit.Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus

sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat. Perforasi ke perikard menyebabkan

efusi perikard dan tamponade jantung.Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi ke arah kulit

sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder.

Penatalaksanaan

Antibiotik

Page 23: Identitas Pasien docx

◦ Penisilin, selanjutnya kombinasi antara ampisilin dan aminoglikosida atau

sefalosforin generasi III,dan Klindamisin atau metronidazol.

◦ Dosis Metronidazole 50 mg/kgBB/hari diberikan tiga kali sehari selama 10

hari à menyembuhkan 95% penderita abses amuba hepar.

◦ Metronidazol gagal à Emetin, dehidroemetin, dan klorokuin

◦ Kombinasi klorokuin dan emetin dapat menyembuhkan 90% penderita

amubiasis ekstrakolon yang resisten.

Aspirasi

◦ Berguna untuk mengurangi gejala-gejala penekanan dan menyingkirkan

adanya infeksi bakteri sekunder.

◦ Mengurangi risiko ruptur pada abses yang volumenya lebih dari 250 ml, atau

lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan elevasi diafragma.

Pembedahan

o Indikasi

- Terapi antibiotik gagal

- Aspirasi tidak berhasil

- Abses tidak dapat dijangkau dengan aspirasi ataupun drainase

- Adanya komplikasi intraabdominal

o Kontraindikasi

- Abses multipel

- Infeksi polimikrobakteri

- Immunocompromise dissease

Prognosis

Dubia

Page 24: Identitas Pasien docx