identitas pasien docx
DESCRIPTION
hhhhTRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
Nama:Rachellia.Agustina
NIM : 11 2013 004
Dokter Pembimbing : dr.Serly Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.AS
Usia : 36 tahun
Agama : Muslim
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Pekerjaan : Buruh Serabutan
Alamat : Tanah Abang,Jakarta Pusat
Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis pada tanggal 19 November 2013 Jam 14.30 WIB
Keluhan Utama
Nyeri Perut kanan atas sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 bulan yang lalu,pria berusia 36 tahun merasakan nyeri perut kanan.Nyeri dirasakan
terutama jika pasien sedang menarik napas atau batuk.Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan
di daerah perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa
perutnya begah(penuh).Pasien merasakan mual tapi tidak disertai muntah.Pasien mengaku
badannya lemah dan pusing sehingga agak susah bergerak dan beraktifitas,ada batuk dan
perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan duduk.
Pasien merasa semakin nyeri apabila batuk,berjalan dan menarik nafas dalam dan berbaring
miring kesebelah kanan maupun terlentang.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke
sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada
pasien.BAK lancar dengan warna sedikit pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat.Tidak
ada riwayat penggunaan obat-obatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
( - ) Cacar ( - ) Malaria ( - ) Batu ginjal / saluran kemih
( - ) Cacar air ( - ) Disentri ( - ) Burut (hernia)
( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit prostat
( - ) Batu rejan ( - ) Tifus abdominalis ( - ) Wasir
( - ) Campak ( - ) Skrofula ( - ) Diabetes
( - ) Influensa ( - ) Sifilis ( - ) Alergi
( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor
( - ) Korea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit pembuluh
( - ) Demam rematik akut ( - ) Ulkus ventrikuli ( - ) Perdarahan otak
( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus duodeni ( - ) Psikosis
( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis
( - ) Tuberkulosis ( - ) Batu empedu ( - ) Lain-lain:( - ) Operasi
( - ) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur (tahun) Jenis kelamin Keadaan kesehatan Penyebab meninggal
Kakek - Meninggal Sakit tua
Nenek - Meninggal Sakit tua
Ayah 62 Sehat
Ibu 58 Hipertensi
Adakah kerabat yang menderita?
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi +
Asma +
Lambung +
Tuberkulosis +
Hipertensi + Ibu
Diabetes +
Kejang Demam +
Epilepsy +
Anamnesis Sistem
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam (-) Petechie
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis (-) Gatal
Kepala
(-) Trauma (+) Sakit Kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan Penglihatan
(+) Kuning/Ikterus (-) Ketajaman Penglihatan menurun
Telinga
(-) Nyeri (-) Tinitus
(-) Sekret (-) Gangguan Pendengaran
(-) Kehilangan Pendengaran
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering (-) Lidah kotor
(-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri Leher
Dada ( Jantung / Paru – paru )
(-) Nyeri dada (+) Sesak Napas
(-) Berdebar (-) Batuk Darah
(-) Ortopnoe (+) Batuk
Abdomen ( Lambung Usus )
(-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar
(+) Mual (-) Wasir
(-) Muntah (+) Mencret
(-) Muntah Darah (-) Tinja Darah
(-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul
(+) Nyeri Perut (-) Tinja Berwarna Ter
( ) Benjolan
Saluran Kemih / Alat Kelamin
(-) Disuria (-) Kencing Nanah
(-) Stranguri (-) Kolik
(-) Poliuria (-) Oliguria
(-) Polakisuria (-) Anuria
(-) Hematuria (-) Retensi Urin
(-) Kencing Batu (-) Kencing Menetes
(-) Ngompol (-) Penyakit Prostat
Katamenia
(-) Leukore (-) Pendarahan
( ) lain – lain\
Saraf dan Otot
(-) Anestesi (-) Sukar Mengingat
(-) Parestesi (-) Ataksia
(-) Otot Lemah (-) Hipo / Hiper-esthesi
(-) Kejang (-) Pingsan
(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’)
(-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo)
(-) lain – lain (-) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis
Berat Badan
Berat badan rata-rata : 66kg
Berat tertinggi : 77kg
Berat Badan Sekarang : 55kg
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir : ( ) Rumah Sakit ( ) Rumah Bersalin ( ) R.S Bersalin (v) Rumah
Ditolong oleh : ( ) Dokter () Bidan (v) Dukun ( ) lain - lain
Riwayat Imunisasi
( +) Hepatitis (+ ) BCG ( +) Campak ( +) DPT ( +) Polio (+) Tetanus
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 2x/ hari (Siang dan Malam)
Jumlah / kali : 1 piring / kali makan
Variasi / hari : Nasi,sayur dan ikan.
Nafsu makan : menurun
Pendidikan
(v) SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan
( ) Akademi ( ) Universitas ( ) Kursus ( ) Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan : ada kesulitan
Pekerjaan : ada kesulitan
Keluarga : tidak ada kesulitan
Lain – lain : baik
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan : 55 kg
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72 kali per menit
Suhu : 38,2⁰ C
Pernafasaan : 24 kali per menit,
Keadaan gizi : baik (IMT :g/m2)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Sianosis : tidak ada
Udema umum : tidak ada
Habitus : atletikus
Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif
Umur menurut taksiran pemeriksa : sesuai umur OS
Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku : wajar
Alam Perasaan : biasa
Proses Pikir : wajar
Kulit
Warna : sawo matang Effloresensi : negatif
Jaringan Parut : tidak ada Pigmentasi : normal
Pertumbuhan rambut : distribusi merata Lembab/Kering : kering
Suhu Raba : hangat Pembuluh darah : tidak tampak
penonjolan pembuluh darah
Keringat : Umum + Turgor : baik
Setempat - Ikterus : tidak ada
Lapisan Lemak : normal Oedem : tidak ada
Lain-lain :
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak membesar Leher : tidak membesar
Supraklavikula : tidak membesar Ketiak : tidak membesar
Lipat paha : tidak membesar
Kepala
Ekspresi wajah : wajar Simetri muka :simetri
Rambut : hitam lurus, distribusi merata
Pembuluh darah temporal : teraba pulsasi
Mata
Exophthalamus : tidak ada
Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : tidak ptosis, tidak ada bekas luka
Lensa : jernih
Konjungtiva : anemis
Visus : normal
Sklera : ikterik
Gerakan Mata : tidak terhambat dan tidak nystagmus
Lapangan penglihatan : normal ke segala arah
Tekanan bola mata : normal
Nistagmus : tidak ada
Telinga
Tuli : tidak
Lubang : luas
Serumen : ada di liang telinga luar
Pendarahan : tidak ada
Cairan : tidak mengeluarkan cairan
Selaput pendengaran : utuh, refleks cahaya baik
Penyumbatan : tidak ada
Mulut
Bibir : tidak sianosis, kering
Tonsil : T1-T1 tenang
Langit-langit : tidak ada celah
Bau pernapasan : tidak berbau
Gigi geligi : utuh, tidak terdapat karies
Trismus : tidak ada
Faring : tidak hiperemis
Selaput lendir : kemerahan
Lidah : lidah bersih, papil tidak atrofi
Leher
Tekanan Jugularis Vena : -
Kelenjar Tiroid : tidak membesar
Kelenjar Limfe : tidak membesar
Dada
Bentuk : normal, tidak pektus excavatum, tidak barrel chest
Pembuluh darah : tidak tampak pelebaran pembuluh darah, tidak spider naevi
Buah dada : normal
Paru – Paru
Inspeksi
Kiri : bentuk dada normal, simetri sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidak
membesar, jenis pernapasan abdominotoracal
Kanan : bentuk dada normal, simetris sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidak
membesar, jenis pernapasan abdominotoracal
Palpasi :
Kiri : sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal
Kanan : sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal
Perkusi :
Kiri : hipersonor di seluruh lapang paru
Kanan : hipersonor di seluruh lapang paru
Auskultasi :
Kiri : vesikuler, ronki(+),wheezing (-)
Kanan : vesikuler, ronki (+),wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : bentuk thorax normal, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : sela iga tidak melebar, ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas kanan : Sela iga V linea sternalis kanan
Batas kiri : Sela iga V , 1 cm sebelah medial linea midclavikula kiri
Batas atas : Sela iga II linea parasternal kiri
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak terdengar murmur dan gallop
Pembuluh Darah
Arteri Temporalis : pulsasi teraba
Arteri Karotis : pulsasi teraba
Arteri Brakhialis : pulsasi teraba
Arteri Radialis : pulsasi teraba
Arteri Femoralis : pulsasi teraba
Arteri Poplitea : pulsasi teraba
Arteri Tibialis Posterior : pulsasi teraba
Arteri Dorsalis Pedis : pulsasi teraba
Perut
Inspeksi : membuncit, tidak ada bekas operasi, tidak terlihat penonjolan
massa, tidak terdapat asites, caput medusae
Palpasi :
Dinding perut : tegang
Hati : terdapat nyeri tekan dikuadran kanan abdomen ,teraba
sebesar 5 jari dibawah arcus costa.
Limpa : tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Ginjal : tidak teraba, ballotement negatif, nyeri
kostovertebrae negatif.
Kandung empedu : tidak terdapat nyeri tekan
Nyeri : Pasien merasakan nyeri di epigastrium dan di
hipocondrica dextra.
Perkusi : timpani pada keempat dinding kuadran abdomen.
Auskultasi : bising usus +
Refleks Dinding perut : Defent Muskuler
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot : tidak atrofi tidak atrofi
Tonus : normotonus normotonuss
Massa : tidak ada tidak ada
Sendi : pergerakan baik pergerakan baik
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
Oedem : negatif negatif
Petechie : negatif negatif
Tungkai dan Kaki Kanan Kiri
Luka : tidak ada ulkus diabetik
Varises : tidak ada tidak ada
Otot : normal normal
Sendi : normal normal
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
` edema : negatif negatif
Refleks
Kanan Kiri
Refleks Tendon + +
Bisep + +
Trisep + +
Patela + +
Achiles + +
Refleks patologis - -
LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Laboratorium
- Oktober
Hematologi
17 21 22 23 28 31
Hb 9,6 g/dL 8,0 g/dL 9,3g/dL 9,0g/dL 8,9g/dL 9,4g/dL
Hematokrit 31,5 % 25,9 % 30,5% 31,2% 30,3% 30,1 %
Eritrosit 4,11juta/uL 3,28juta/uL 3,94juta/uL 3,85juta/uL 3,96juta/uL 4,09juta/uL
Leukosit 12,500/mm3 13.8000/mm3 11.300/
mm3
10.200/mm3 12.100/mm3 (normal)
Trombosit (normal) (normal) (normal) (normal)
Glukosa
Darah
Sewaktu
148 mg/dL (normal) - (normal)
LED 120mm/jam
Kimia
Klinik
AST
(SGOT)
28U/L - 12U/L 31U/L
ALT
(SGPT)
36U/L - 15U/L 17U/L
Bilirubin
Total
1,43 mg/dL 1,43 mg/dL 1,31 mg/dL
Bilirubin
Direk
1,11 mg/dL 1,11 mg/Dl 1,08g/dL
Albumin 2,34 g/dL 5,98g/dL 2,48g/dL
Globulin 3,69g/dL 4,76g/dL
Analisa Gas Darah
22/10/2013
PCO2 34,1 mm Hg
PO2 176,1 %
SO2 99,6 mmol/L
Pemeriksaan serologi
30/10/2013
Amubiasis IgG (+) 4,10
November
Hematologi
03 07 11 12
Hb 11,0g/dL 10,8g/dL 10,5g/dL
Hematokrit 35,3 % 34,5% 33,1%
Eritrosit (normal) 4,35juta/uL 4,30juta/uL
Leukosit 11,600/mm3 (normal) (normal)
Trombosit (normal) (normal) (normal)
Glukosa
Darah
Sewaktu
LED 115mm/jam
Kimia
Klinik
AST
(SGOT)
ALT
(SGPT)
Bilirubin
Total
Bilirubin
Direk
Albumin 2,82g/dL 3,22g/dL
Globulin 4,20g/dL
Analisa Gas Darah
PH 7,556
PCO2 34,2
BE-ecf 8,2
HCO3 30,6
TCO2 31,7
Foto Toraks
USG
Ringkasan
Daftar Masalah
1.Abses Hepar Amebik
Pengkajian Masalah dan Tatalaksana
1.Abses Hepar Amebik
Dipikirkan Abses Hepar Amebik berdasarkan adanya keluhan nyeri abdomen kiri
atas,nyeri yang dirasakan seperti tertekan dan tertusuk sejak 1 bulan SMRS.Pasien merasakan
nyeri lebih berat ketika bernapas dan batuk. Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan di daerah
perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa perutnya
begah(penuh).Perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan
duduk.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan
pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada pasien.BAK lancar dengan warna sedikit
pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Nyeri tekan
(+) pada kuadran kanan atas, teraba pembesaran hepar 5 jari (± 8 cm) dibawah arcus costa
dengan konsistensi keras,permukaan rata dan tumpul.
Rencana Diagnosa :
◦ Darah lengkap
◦ SGOT / SGPT
◦ USG
◦ Cek Cairan Abses Hati
Rencana Terapi :
◦ Tirah Baring
◦ Pemberian cairan intravena RL
◦ Pemberian antibiotik : metronidazole 250 3 x 1 selama 7 hari
◦ Paracetamol 500mg 3 x 1 selama 3 hari
◦ Curcuma 3 x 1 selama 5 hari
◦ Ranitidine 75mg 2 x 1
◦ Punksi Abses Hati
◦ Obat Penambah Darah (Anemia)
Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Abses Hati
Pendahuluan
Merupakan penyakit dari organ hati yang masih menjadi masalahan kesehatan
beberapa negara Asia, Afrika dan Amerika. Prevalensi yang tinggi sangat erat
hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang
buruk. Dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber
dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dibagi menjadi 2 yaitu abses hati
amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi
dibanding abses hati piogenik.
Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba hystolitica.Abses hati
piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella,
Candida, Salmonella, dan golongan lainnya.Hampir 10% penduduk dunia terutama
penduduk dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% saja
dari yang terinfeksi menunjukkan gejala. Individu yang mudah terinfeksi penduduk di
daerah endemik ataupun wisatawan yang ke daerah endemik laki – laki : perempuan
adalah 3:1 hingga 22:1.
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi
bakteri,parasit,jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan
pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam
parenkim hati
Etiologi
Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba hystolitica yang
tinggi. Infeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan makanan yang
terkontaminasi kotoran yang mengandung tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista
akan dicerna oleh usus halus à tropozoit imatur. Tropozoit dewasa tinggal di usus
besar terutama sekum. Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae,
Microaerophilic streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae,
Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus aereus, Staphilococcus milleri, Candida
albicans, Aspergillus, Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii,
Brucella melitensis dan fungal.
Abses hati dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem porta dan hematogen
melalui arteri hepatika. Infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh
bakteremia dari endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse Abses pada
hepar diduga berasal dari invasi sistem vena porta, pembuluh limfe mesenterium, atau
penjalaran melalui intraperitoneal. Dalam parenkim hepar terbentuk tempat-tempat
mikroskopis terutama terjadi trombosis, sitolisis, dan pencairan, suatu proses yang
disebut hepatitis amuba.Bila tempat-tempat tersebut bergabung maka terjadilah abses
amuba.Dilaporkan 21-30% dari abses hepar berasal dari penyakit biliaris yaitu
obstruksi ekstrahepatik, kolangitis, koledolitiasis, tumor jinak atau ganas biliaris.
Trauma tumpul dan nekrosis hati yang berasal dari vascular injury selama laparaskopi
cholecystectomy juga merupakan penyebab abses hepar
Mekanisme terjadinya Amebiasis Hati
Diagnosis
Penempelan E.hystolitica pada mukosa usus
Pengerusakan sawar intestinal
Lisis sel epitel intestinal serta penimbunan sel radang.
Terjadinya supresi respons imun cell-mediated yang disebabkan enzim atau toksin parasit
Lesi membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik dan dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa
Penyebaran ameba dari usus ke hati melalui vena porta
Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulomatosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen.Hepatomegali(3 jari sampai 6 jari di
bawah arcus-costa)Ikterus terdapat pada 25 % kasus dan biasanya berhubungan
dengan penyebabnya yaitu penyakit traktus biliaris, abses biasanya multipel, massa di
hipokondrium atau epigastrium, efusi pleura, atelektasis, fluktuasi pada hepar, dan
tanda-tanda peritonitis .
Laboratorium
Darah rutin à kadar Hb darah, jumlah leukosit darah, kecepatan endap darah dan
percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan kadar albumin
dan glubulin dalam darah.Pemeriksaan yang didapat à leukositosis yang tinggi
dengan pergeseran ke kiri, anemia, laju endap darah ↑, alkalin fosfatase ↑, ↑ enzim
transaminase dan serum bilirubin, kadar albumin serum ↓ dan waktu protrombin yang
memanjang à kegagalan fungsi hati yang disebabkan abses hati. Hiperbilirubinemia
didapatkan hanya pada 10 % penderita abses hepar.
USG dan CT Scan à sensitivitas 85-95 %
Komplikasi
Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena.Efusi pleura, empyema
abses pulmonum atau pneumonia sehingga abses menembus diafragma Fistula bronkopleura,
biliopleura dan biliobronkial menjadi reptur abses amuba..Ludah yang berwarna kecoklatan
yang berisi amuba. Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi abses ke
berbagai rongga tubuh dan ke kulit.Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus
sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat. Perforasi ke perikard menyebabkan
efusi perikard dan tamponade jantung.Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi ke arah kulit
sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder.
Penatalaksanaan
Antibiotik
◦ Penisilin, selanjutnya kombinasi antara ampisilin dan aminoglikosida atau
sefalosforin generasi III,dan Klindamisin atau metronidazol.
◦ Dosis Metronidazole 50 mg/kgBB/hari diberikan tiga kali sehari selama 10
hari à menyembuhkan 95% penderita abses amuba hepar.
◦ Metronidazol gagal à Emetin, dehidroemetin, dan klorokuin
◦ Kombinasi klorokuin dan emetin dapat menyembuhkan 90% penderita
amubiasis ekstrakolon yang resisten.
Aspirasi
◦ Berguna untuk mengurangi gejala-gejala penekanan dan menyingkirkan
adanya infeksi bakteri sekunder.
◦ Mengurangi risiko ruptur pada abses yang volumenya lebih dari 250 ml, atau
lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan elevasi diafragma.
Pembedahan
o Indikasi
- Terapi antibiotik gagal
- Aspirasi tidak berhasil
- Abses tidak dapat dijangkau dengan aspirasi ataupun drainase
- Adanya komplikasi intraabdominal
o Kontraindikasi
- Abses multipel
- Infeksi polimikrobakteri
- Immunocompromise dissease
Prognosis
Dubia