identifkasi alga
DESCRIPTION
fikoalgaTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya
hayati perairan baik jenis maupun jumlah yang sangat melimpah.Salah satu
sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok
tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga dengan diameter tubuh
yang berkisar antara 3-30 µm, baik berupa sel tunggal maupun koloni yang hidup
di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut. Di dunia mikroba, mikroalga
termasuk organisme eukariotik yang umumnya bersifat fotosintetik dengan
pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin),
dan merah (fikoeritrin). Bila ditinjau dari morfologinya, mikroalga dapat
berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang
jelas pada sel-sel komponennya.Hal itulah yang membedakan mikroalga dari
tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2001).
Handajani (2010) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi
10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular.Dari 8 divisi algae, 6 divisi
telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami.Empat
karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu; tipe
jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen
sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk
koloni/filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan
masing-masing kelompok. Divisi mikroalga tersebut yaitu Cyanobacteria Atau
Alga Biru Hijau, Alga Hijau (Chlorophyta), Diatom – Chrysophyta, Alga Coklat-
Emas – Chrysophyta, Alga Merah – Rhodophyta, Euglenophyta, Cryptophyta,
Phyrrophyta.
Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun
berfotosintesis,alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan
tanaman (akar, batang dan daun). Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan
ada pula yang bersifat multiseluler. Warna sebagian besar alga dipengaruhi
klorofil a (pigmen penyerap cahaya) dan pigmen fotosintesis lainnya yang dikenal
sebagai karotenoid dan biloprotein (disebut juga fikobilin). Karotenoid adalah
hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air.
Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah
yang larut dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan
menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula
yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi
identik.Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis
dan menyimpan pati.Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang disebut
gametangia (Hutabarat & Evans, 1985).
B. Tujuan
Mengetahui keanekaragaaman mikroalga yang ditinjau dari berbagai cara
hidupnya
C. Tinjauan Pustaka
Mikroalga hidup di berbagai habitat perairan dan dapat ditemukan mulai di
bagian sedimen sampai area intertidal.Mikroalga umumnya bersel satu atau
berbentuk benang dan selama hidupnya merupakan plankton. Gunawan (2011)
menjelaskan bahwa mikroalga juga merupakan kelompok fitoplankton, atau
plankton jenis nabati. Oleh karenaya, mikroalga lazim disebut sebagai
fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam
menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air.Sebagai dasar mata rantai
pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi
zooplankton baik yang masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu,fitoplanton
juga menjadi nutrisi bagi larva ikan dan vertebrata, mikroba, dan organisme yang
lebih besar seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan burung. Organisme ini juga
dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Melalui peran
mikroalga yang penting dalam ekosistem perairan, maka alga memainkan peran
yang penting dalam produksi berbagai macam bahan makanan laut. Beberapa
spesies yang memiliki peran seperti itu antara lain dari kelompok alga hijau
seperti Tetraselmis dan Pyramimonas merupakan sumber makan yang populer
untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang. Contoh lainnya yaitu
Clamidomonas dan Nannocloris yang cenderung mengapung dalam budidaya,
bisa berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi
usaha budidaya. Organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk pakan
rotifer, kerang, dan larva udang (Panda et al., 2012). Mikroalga dinilai efektif
mereduksi emisi CO2 karena kemampuan mikroalga dalam mengabsorbsi CO2
dalam proses fotosintesisnya (Santoso et al., 2011)
Manfaat lainnya dari mikroalga yaitu dapat dimanfaatkan dalam bidang
farmasi, sebagai makanan suplemen seperti Chlorella, serta sebagai sumber energi
alternatif biodisel.Contohnya, Botrycoccus braunii memiliki kandungan minyak
yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah yang lebih tinggi
bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan sawit. Berkaitan
dengan besarnya manfaat mikroalga dalam kehidupan maka masih diperlukan
banyak penelitian lebih lanjut untuk mengatahui sebaran jenis mikroalga di
berbagai wilayah perairan Indonesia, sekalipun penelitian terkait memang telah
banyak dilakukan.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah mikroskop, buku identifikasi, object glass,
kamera, pipet
Bahan yang digunakan adalah Scenedesmus sp, Coleastrum microporum,
Enteromorpa polifera, Microspora sp, Pediastrum sp
B. Metode
Mikroalga ditelah dambil ditaruh di object glass menggunakan piset
Object glass diletakan di mikroskop untuk diamati dan diidentififikasi
jenis mikroalganya.
Melihat buku identifikasi yang ada dilaptop untuk mencocokannya dengan yang terlihat dimikroskop
Tahap-tahapan diulang sampai menemukan beberapa jenis
mikroalga
B. Pembahasan
1. Scenedesmus spScenedesmus adalah salah satu spesies gangang hijau uniseluler yang
berkoloni. Ukuran sel Scenedesmus bervariasi dengan panjang sekitar 8-20 µm
dan lebar sekitar 3-9 µm. Scenedesmus memiliki kandungan lipid yang sangat
tinggi. Scenedesmus sp. merupakan kelompok mikroalga dan yang paling
beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Sebagian
besar Scenedesmus dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan
payau.Scenedesmus juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel
Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni
Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16 sel tersusun secara lateral.Ukuran sel
bervariasi, panjang sekitar 8--20 µm dan lebar sekitar 3--9 µm. Struktur sel
Scenedesmus sederhana. Sel Scenedesmus sp diselubungi oleh dinding yang
tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa,
lapisan tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan
lapisan luar, yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan
seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles.
Scenedesmus sp. berperan sebagai produsen dalam ekosistem.Berbagai jenis
alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat
bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton.Sebagian fitolankton adalah alga
hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga
hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus
sp. bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan
metabolisme di laboratorium. Manfaat lain sebagai bahan untuk obat-obatan,
bahan kosmetik dan bahan makanan. Scenedesmus sp mempunyai peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen primer (penyedia oksigen), Sebagai
alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena
kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E), Sumber pakan alami
bagi ikan dan organism air lain (terutama benih), Beberapa diantaranya
dibudidayakan sebagai sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella,
dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai
suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet makanan, Twtraselmis
dan chlorella dikenal sebagai probiotik (Wardhana, 2003).
2. Coleastrum microporum
Struktur halus dari Coelastrum microporum dijelaskan berkaitan
denganorganisasi sitologi nya. Dinding sel organisme ini double layered. Lapisan
dindingini banyak proyeksi pendek, disebut "papila," yang bersama-sama dengan
bahanagar-agar tertentu muncul untuk mengikat sel-sel coenobium bersama
Intimembelah sebuah sel vegetatif menunjukkan disposisi perifer dan berisi
satu berlokasi nucleolus Ribosom yang umumnya terkait dengan membran
luarselubung nukleus (Olenina, 2006).
3. Enteromorpa polifera
Salah satu rumput laut hijau paling populer dimakan di negara-negara Asia
Timur Laut , dievaluasi setelah ekstraksi etanol dan sub - fraksinasi menggunakan
pelarut - partisi dan kromatografi (Choa et al., 2011)
Seperti halnya ganggang lain, jenis Enteromorpha juga memiliki peran dan
fungsi yang sama dalam kehidupan manusia, diantaranya :
1) Sebagai antipiretik. Jenis : Enteromorpha compressa dan Enteromorpha
prolifera, Sargassum siliquosum , Ulva lactuca,
2) Penyakit bronkhitis, asma dan batuk. Jenis: jenis Enteromorpha
compressa, Enteromorpha prolifera, Porphyra atropurpurae, Eucheuma
gelatinae dan Eucheuma muricatum ( Mulyanto, 1992)
4. Microspora sp
Microspora sp merupakan jenis phytoplankton, banyak ditemukan di
kolam air tawar, filamen koloni tidak bercabang, berwarna hijau. Didalam tubuh
alga ini tamapk adanya sekat-sekat dan berbentuk seperti tangga. Microspora
banyak ditemukan di kolam air tawar, filamen koloni tidak bercabang. Dinding
selnya berebentuk seperti huruf H sehingga protoplasama berada dalam
sambungan “huruf H”. Dinding sel ini dari selulose, tapi lapisan terluar di filamen
tersusun dari pektin ( Davis, 1995 ).
5. Pediastrum sp
Klasifikasi Pediastrum sp. :
Division : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Hidrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Species : Pediastrum sp.
Ciri-ciri sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok, sel
membentuk seperti piring datar melingkar, sel tubuh dalam bentuk poligonal,
dengan tanduk menyerupai tonjolan. Manfaat Pediastrum sebagai fitoplankton
yang berfungsi sebagai makanan ikan. Pediastrum merupakan produser primer,
yaitu sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti
ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser mengundang kehadiran
konsumen, predator, dan organisme lain yang membentuk ekosistem perairan
(Sachlan, 1982 )
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam
lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada
disekitar kita. Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk
menangkap energy matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organic yang
berguna sebagai sumber energy bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva
moluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produsen primer, hasil
sampinga fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota
disekitarnya. Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai
tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun
(klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik
dan oksigen dalam air.
Berdasarkan cara hidupnya mikroalga dapat diklasifikasikan menjadi
(Insan, 2009):
1) Fitoplankton
Hidup bebas mengambang/ melayang di air. Cara bergerak terbawa bebas
mengikuti arus air (pasif). Ada yang aktif disebut neuston.
2) Fitobentos
Hidup melekat pada substrat/ sesuatu di dasar perairan. Berdasarkan
ukuran dibedakan menjadi makroalga bentos dan mikroalga bentos. Tergantung
tipe substrat, rerumputan/ tumbuhan air dan arus air. Tipe substrat: stabil misalnya
batu dan tidak stabil misalnya pasir.
3) Alga simbiotik
Hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungan
adanya simbion adalah inang mendapat makanan sedangkan alga mendapat
perlindungan/ lingkungan tetap dan zat-zat makanan. Kerugiannya daerah
penyerapan hara/ sinar untuk inang berkurang/ sempit.
a) Lichen Alga (phycobion)
Chlorophyta : Trebouxia, Pseudotrebouxia
Cyanobacteria : Nostoc, Chroococcus
b) Binatang di atas rambut-rambut mati, cangkang siput, dan di dalam
kerangka serangga/ laba-laba. Contoh: zoochlorella pada cangkang
siput, Cladophora pada sel kura-kura laut.
4) Aerial algae
Tumbuh di permukaan tanah yang lembab dan cukup sinar matahari untuk
fotosintesis. Contoh: alga hijau di tanah asam, Cyanobacteria di tanah
netral.
Permukaan batu, di antara batu dan banyak (endolitic), bentuk coccoid.
Contoh: Cyanobacteria
Sel ada yang tunggal/ soliter, koloni, palmeloid/ agregasi, amoeboid dan
filamen. Sel-sel alga ada yang berflagel dan ada yang tidak berflagel. Macam-
macam bentuk sel pada alga dan beberapa contoh spesiesnya menurut
Romimohtarto (2007) sebagai berikut:
1) Uniselular
Berflagel
Jumlah dan susunan flagel bermacam-macam. Tipe ini sebagai alga
eukaryotik primitif. Contoh:Trachelomonas, Chlamydomonas,
Ochromonas, Euglena
Non flagel
Sel tunggal dan tidak mempunyai flagen. Contoh : Chlorella, Cyclotella
2) Koloni
Berflagel
Koloni berubah jumlah dan susunan selnya. Contoh : Volvox,
Stephanosphaera
non flagel
Sel terkumpul dalam koloni reguler dan dikelilingi lendir/ mucilaginous.
Contoh: Pandorina
3) Agregasi palmeloid
Spesies berflagel, tetapi pada tingkat palmeloid, sel mengeluarkan lendir
dan tidak berflagel. Contoh : Kurchneriella, Gloeocystis.
4) Amoeboid atau sel-sel rhizopodial
Sel tunggal atau berkoloni, amoeboid, dinding tipis kadang tertutup
struktur lain, seperti bentuk mangkok atau lorikel. Contoh : Chrysamoeb
5) Filamen
Tidak bercabang. Contoh : Erytrotrichia
Bercabang. Contoh : Tolypotrix, Callithamnion. Cabang palsu
pada Scytonema
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keanekaragaman mikroalga dilihat dari cara hidupnya yaitu: fitoplakton,
fitobentos, alga simbiotik, aerial
2. Keanekaragaman mikroalga yang didapat dikelompok kami merupakan
pengambilan sempel air tengah.
B. Saran
Sebaiknya bahan dan alat laboratorium lebih dilengkapi lagi supaya
praktikum berjalan lebih lancar.
Daftar Refrensi
Choa MyoungLae, Hyi-Seung Lee, Il-Jun Kang, Moo-Ho Won & SangGuan You. 2011. Antioxidant properties of extract and fractions fromEnteromorpha prolifera, a type of green seaweed. Food Chemistry Vol 127 999–1006
Davis,C.C. 1995. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State Univ.Press.
Gunawan. (2011). Pengaruh Perbedaan pH Pada Pertumbuhan Mikroalga Klas Chlorophyta. Bioscientiae. 9:62-65.
Handajani, Hany. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk Alternatif Pada Kultur Mikroalga Spirullina sp. Jurnal Protein Vol.13, No.2,: 188-193.
Hutabarat, S & Evans. 1985. Zooplankton Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.
Mulyanto, W. 1992. Biologi laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia :Jakarta.
Olenina, I.et all. 2006 Biovolumes and size-classes of phytoplankton in the Baltic Sea HELCOM Balt.Sea Environ.Proc. No. 106, 144pp.
Panda Swati S., N.K Dhal, C.R Panda. 2012. Phytoplankton diversity in responseto abiotic factors along Orissa coast, Bay of Benga. International journalof environmental sciences volume 2, no 3.
Romimohtarto, Kasijan. 2001. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.
Romimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi laut . Ilmu Tentang Biota Laut. Djambatan: Jakarta.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro: Semarang.
Santoso Arif Dwi, Rahmania A. Darmawan, dan Joko P. Susanto. 2011. MIKRO ALGA UNTUK PENYERAPAN EMISI CO2 DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI LOKASI INDUSTRI. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3 (2): 62-70
Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia: Jakarta