identifkasi alga

18
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya hayati perairan baik jenis maupun jumlah yang sangat melimpah.Salah satu sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga dengan diameter tubuh yang berkisar antara 3-30 µm, baik berupa sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut. Di dunia mikroba, mikroalga termasuk organisme eukariotik yang umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin). Bila ditinjau dari morfologinya, mikroalga dapat berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya.Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2001). Handajani (2010) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular.Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami.Empat karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan

Upload: anis

Post on 06-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

fikoalga

TRANSCRIPT

Page 1: identifkasi alga

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya

hayati perairan baik jenis maupun jumlah yang sangat melimpah.Salah satu

sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok

tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga dengan diameter tubuh

yang berkisar antara 3-30 µm, baik berupa sel tunggal maupun koloni yang hidup

di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut. Di dunia mikroba, mikroalga

termasuk organisme eukariotik yang umumnya bersifat fotosintetik dengan

pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin),

dan merah (fikoeritrin). Bila ditinjau dari morfologinya, mikroalga dapat

berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang

jelas pada sel-sel komponennya.Hal itulah yang membedakan mikroalga dari

tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2001).

Handajani (2010) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi

10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular.Dari 8 divisi algae, 6 divisi

telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami.Empat

karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu; tipe

jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen

sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk

koloni/filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan

masing-masing kelompok. Divisi mikroalga tersebut yaitu Cyanobacteria Atau

Alga Biru Hijau, Alga Hijau (Chlorophyta), Diatom – Chrysophyta, Alga Coklat-

Emas – Chrysophyta, Alga Merah – Rhodophyta, Euglenophyta, Cryptophyta,

Phyrrophyta.

Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun

berfotosintesis,alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan

tanaman (akar, batang dan daun). Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan

ada pula yang bersifat multiseluler. Warna sebagian besar alga dipengaruhi

klorofil a (pigmen penyerap cahaya) dan pigmen fotosintesis lainnya yang dikenal

sebagai karotenoid dan biloprotein (disebut juga fikobilin). Karotenoid adalah

Page 2: identifkasi alga

hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air.

Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah

yang larut dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan

menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula

yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi

identik.Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis

dan menyimpan pati.Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang disebut

gametangia (Hutabarat & Evans, 1985). 

B. Tujuan

Mengetahui keanekaragaaman mikroalga yang ditinjau dari berbagai cara

hidupnya

Page 3: identifkasi alga

C. Tinjauan Pustaka

Mikroalga hidup di berbagai habitat perairan dan dapat ditemukan mulai di

bagian sedimen sampai area intertidal.Mikroalga umumnya bersel satu atau

berbentuk benang dan selama hidupnya merupakan plankton. Gunawan (2011)

menjelaskan bahwa mikroalga juga merupakan kelompok fitoplankton, atau

plankton jenis nabati. Oleh karenaya, mikroalga lazim disebut sebagai

fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam

menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air.Sebagai dasar mata rantai

pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi

zooplankton baik yang masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu,fitoplanton

juga menjadi nutrisi bagi larva ikan dan vertebrata, mikroba, dan organisme yang

lebih besar seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan burung. Organisme ini juga

dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Melalui peran

mikroalga yang penting dalam ekosistem perairan, maka alga memainkan peran

yang penting  dalam produksi berbagai macam bahan makanan laut. Beberapa

spesies yang memiliki peran seperti itu antara lain dari kelompok alga hijau

seperti Tetraselmis dan Pyramimonas merupakan sumber makan yang populer

untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang. Contoh lainnya yaitu

Clamidomonas dan Nannocloris  yang cenderung mengapung dalam budidaya,

bisa berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi

usaha budidaya. Organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk pakan

rotifer, kerang, dan larva udang (Panda et al., 2012). Mikroalga dinilai efektif

mereduksi emisi CO2 karena kemampuan mikroalga dalam mengabsorbsi CO2

dalam proses fotosintesisnya (Santoso et al., 2011)

Manfaat lainnya dari mikroalga yaitu dapat dimanfaatkan dalam bidang

farmasi, sebagai makanan suplemen seperti Chlorella, serta sebagai sumber energi

alternatif biodisel.Contohnya, Botrycoccus braunii memiliki kandungan minyak

yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah yang lebih tinggi

bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan sawit. Berkaitan

dengan besarnya manfaat mikroalga dalam kehidupan maka masih diperlukan

banyak penelitian lebih lanjut untuk mengatahui sebaran jenis mikroalga di

Page 4: identifkasi alga

berbagai wilayah perairan Indonesia, sekalipun penelitian terkait memang telah

banyak dilakukan.

Page 5: identifkasi alga

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah mikroskop, buku identifikasi, object glass,

kamera, pipet

Bahan yang digunakan adalah Scenedesmus sp, Coleastrum microporum,

Enteromorpa polifera, Microspora sp, Pediastrum sp

B. Metode

Mikroalga ditelah dambil ditaruh di object glass menggunakan piset

Object glass diletakan di mikroskop untuk diamati dan diidentififikasi

jenis mikroalganya.

Melihat buku identifikasi yang ada dilaptop untuk mencocokannya dengan yang terlihat dimikroskop

Tahap-tahapan diulang sampai menemukan beberapa jenis

mikroalga

Page 6: identifkasi alga

B. Pembahasan

1. Scenedesmus spScenedesmus adalah salah satu spesies gangang hijau uniseluler yang

berkoloni. Ukuran sel Scenedesmus bervariasi dengan panjang sekitar 8-20 µm

dan lebar sekitar 3-9 µm. Scenedesmus memiliki kandungan lipid yang sangat

tinggi. Scenedesmus sp. merupakan kelompok mikroalga dan yang paling

beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Sebagian

besar Scenedesmus dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan

payau.Scenedesmus juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel

Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni

Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16 sel tersusun secara lateral.Ukuran sel

bervariasi, panjang sekitar 8--20 µm dan lebar sekitar 3--9 µm. Struktur sel

Scenedesmus sederhana. Sel Scenedesmus sp diselubungi oleh dinding yang

tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa,

lapisan tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan

lapisan luar, yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan

seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles.

      Scenedesmus sp. berperan sebagai produsen dalam ekosistem.Berbagai jenis

alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat

bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton.Sebagian fitolankton adalah alga

hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga

hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus

sp. bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan

metabolisme di laboratorium. Manfaat lain sebagai bahan untuk obat-obatan,

bahan kosmetik dan bahan makanan. Scenedesmus sp mempunyai peranan penting

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen primer (penyedia oksigen), Sebagai

alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena

kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E), Sumber pakan alami

bagi ikan dan organism air lain (terutama benih), Beberapa diantaranya

dibudidayakan sebagai sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella,

dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai

Page 7: identifkasi alga

suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet makanan, Twtraselmis

dan chlorella dikenal sebagai probiotik (Wardhana, 2003). 

2. Coleastrum microporum

Struktur halus dari Coelastrum microporum dijelaskan berkaitan

denganorganisasi sitologi nya. Dinding sel organisme ini double layered. Lapisan

dindingini banyak proyeksi pendek, disebut "papila," yang bersama-sama dengan

bahanagar-agar tertentu muncul untuk mengikat sel-sel coenobium bersama

Intimembelah sebuah sel vegetatif menunjukkan disposisi perifer dan berisi

satu berlokasi nucleolus Ribosom yang umumnya terkait dengan membran

luarselubung nukleus (Olenina, 2006).

3. Enteromorpa polifera

Salah satu rumput laut hijau paling populer dimakan di negara-negara Asia

Timur Laut , dievaluasi setelah ekstraksi etanol dan sub - fraksinasi menggunakan

pelarut - partisi dan kromatografi (Choa et al., 2011)

Seperti halnya ganggang lain, jenis Enteromorpha juga memiliki peran dan

fungsi yang sama dalam kehidupan manusia, diantaranya :

1) Sebagai antipiretik. Jenis : Enteromorpha compressa dan Enteromorpha

prolifera, Sargassum siliquosum , Ulva lactuca,

2) Penyakit bronkhitis, asma dan batuk. Jenis: jenis Enteromorpha

compressa, Enteromorpha prolifera, Porphyra atropurpurae, Eucheuma

gelatinae dan Eucheuma muricatum ( Mulyanto, 1992)

4. Microspora sp

Microspora sp merupakan jenis phytoplankton, banyak ditemukan di

kolam air tawar, filamen koloni tidak bercabang, berwarna hijau. Didalam tubuh

alga ini tamapk adanya sekat-sekat dan berbentuk seperti tangga. Microspora

banyak ditemukan di kolam air tawar, filamen koloni tidak bercabang. Dinding

selnya berebentuk seperti huruf H sehingga protoplasama berada dalam

sambungan “huruf H”. Dinding sel ini dari selulose, tapi lapisan terluar di filamen

tersusun dari pektin ( Davis, 1995 ).

5.  Pediastrum sp

Klasifikasi Pediastrum sp. :

Division : Chlorophyta

Page 8: identifkasi alga

Class : Chlorophyceae

Ordo  : Chlorococcales

Famili  : Hidrodictyaceae

Genus  : Pediastrum

Species : Pediastrum sp.

Ciri-ciri sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok, sel

membentuk seperti piring datar melingkar, sel tubuh dalam bentuk poligonal,

dengan tanduk menyerupai tonjolan. Manfaat Pediastrum sebagai fitoplankton

yang berfungsi sebagai makanan ikan. Pediastrum merupakan produser primer,

yaitu sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti

ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser mengundang kehadiran

konsumen, predator, dan organisme lain yang membentuk ekosistem perairan

(Sachlan, 1982 )

Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam

lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada

disekitar kita. Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk

menangkap energy matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organic yang

berguna sebagai sumber energy bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva

moluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produsen primer, hasil

sampinga fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota

disekitarnya. Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai

tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun

(klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik

dan oksigen dalam air.

Berdasarkan cara hidupnya mikroalga dapat diklasifikasikan menjadi

(Insan, 2009):

1) Fitoplankton

Hidup bebas mengambang/ melayang di air. Cara bergerak terbawa bebas

mengikuti arus air (pasif). Ada yang aktif disebut neuston.

2) Fitobentos

Hidup melekat pada substrat/ sesuatu di dasar perairan. Berdasarkan

ukuran dibedakan menjadi makroalga bentos dan mikroalga bentos. Tergantung

Page 9: identifkasi alga

tipe substrat, rerumputan/ tumbuhan air dan arus air. Tipe substrat: stabil misalnya

batu dan tidak stabil misalnya pasir.

3) Alga simbiotik

Hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungan

adanya simbion adalah inang mendapat makanan sedangkan alga mendapat

perlindungan/ lingkungan tetap dan zat-zat makanan. Kerugiannya daerah

penyerapan hara/ sinar untuk inang berkurang/ sempit.

a) Lichen Alga (phycobion)

Chlorophyta : Trebouxia, Pseudotrebouxia

Cyanobacteria : Nostoc, Chroococcus

b) Binatang di atas rambut-rambut mati, cangkang siput, dan di dalam

kerangka serangga/ laba-laba. Contoh: zoochlorella pada cangkang

siput, Cladophora pada sel kura-kura laut.

4) Aerial algae

Tumbuh di permukaan tanah yang lembab dan cukup sinar matahari untuk

fotosintesis. Contoh: alga hijau di tanah asam, Cyanobacteria di tanah

netral.

Permukaan batu, di antara batu dan banyak (endolitic), bentuk coccoid.

Contoh: Cyanobacteria

 Sel ada yang tunggal/ soliter, koloni, palmeloid/ agregasi, amoeboid dan

filamen. Sel-sel alga ada yang berflagel dan ada yang tidak berflagel. Macam-

macam bentuk sel pada alga dan beberapa contoh spesiesnya menurut

Romimohtarto (2007) sebagai berikut:

1) Uniselular

Berflagel

Jumlah dan susunan flagel bermacam-macam. Tipe ini sebagai alga

eukaryotik primitif. Contoh:Trachelomonas, Chlamydomonas,

Ochromonas, Euglena

Non flagel

Sel tunggal dan tidak mempunyai flagen. Contoh : Chlorella, Cyclotella

2) Koloni

Berflagel

Page 10: identifkasi alga

Koloni berubah jumlah dan susunan selnya. Contoh : Volvox,

Stephanosphaera

non flagel

Sel terkumpul dalam koloni reguler dan dikelilingi lendir/ mucilaginous.

Contoh: Pandorina

3) Agregasi palmeloid

Spesies berflagel, tetapi pada tingkat palmeloid, sel mengeluarkan lendir

dan tidak berflagel. Contoh : Kurchneriella, Gloeocystis.

4) Amoeboid atau sel-sel rhizopodial

Sel tunggal atau berkoloni, amoeboid, dinding tipis kadang tertutup

struktur lain, seperti bentuk mangkok atau lorikel. Contoh : Chrysamoeb

5) Filamen

Tidak bercabang. Contoh : Erytrotrichia

Bercabang. Contoh : Tolypotrix, Callithamnion. Cabang palsu

pada Scytonema

Page 11: identifkasi alga

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Keanekaragaman mikroalga dilihat dari cara hidupnya yaitu: fitoplakton,

fitobentos, alga simbiotik, aerial

2. Keanekaragaman mikroalga yang didapat dikelompok kami merupakan

pengambilan sempel air tengah.

B.      Saran

Sebaiknya bahan dan alat laboratorium lebih dilengkapi lagi supaya

praktikum berjalan lebih lancar.

Page 12: identifkasi alga

Daftar Refrensi

Choa MyoungLae, Hyi-Seung Lee, Il-Jun Kang, Moo-Ho Won & SangGuan You. 2011. Antioxidant properties of extract and fractions fromEnteromorpha prolifera, a type of green seaweed. Food Chemistry Vol 127 999–1006

Davis,C.C. 1995. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State Univ.Press.

Gunawan. (2011). Pengaruh Perbedaan pH Pada Pertumbuhan Mikroalga Klas Chlorophyta. Bioscientiae. 9:62-65.

Handajani, Hany. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk Alternatif Pada Kultur Mikroalga Spirullina sp. Jurnal Protein Vol.13, No.2,: 188-193.

Hutabarat, S & Evans. 1985.  Zooplankton Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.

Mulyanto, W. 1992. Biologi laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia :Jakarta.

Olenina, I.et all. 2006 Biovolumes and size-classes of phytoplankton in the Baltic Sea HELCOM Balt.Sea Environ.Proc. No. 106, 144pp.

Panda Swati S., N.K Dhal, C.R Panda. 2012. Phytoplankton diversity in responseto abiotic factors along Orissa coast, Bay of Benga. International journalof environmental sciences volume 2, no 3.

Romimohtarto, Kasijan. 2001. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.

Romimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi laut . Ilmu Tentang Biota Laut. Djambatan: Jakarta.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro: Semarang.

Santoso Arif Dwi, Rahmania A. Darmawan, dan Joko P. Susanto. 2011. MIKRO ALGA UNTUK PENYERAPAN EMISI CO2 DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI LOKASI INDUSTRI. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3 (2): 62-70

Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. Departemen  Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia: Jakarta