identifikasi proteus mirabilis pada sampel urine
TRANSCRIPT
![Page 1: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/1.jpg)
Identifikasi Proteus mirabilis pada Sampel Urine
Hari/Tanggal
Hari ke 1 : Selasa, 4 Juni 2013
Hari ke 2 : Jumat, 7 Juni 2013
Hari ke 3 : Sabtu, 8 Juni 2013
Tujuan Praktikum
Memahami gambaran koloni Proteus miabilis pada media MC dan media selektif
lainnya dan memahami cara identifikasi serta isolasi Proteus miabilis.
Teori Dasar
Infeksi saluran kemih merupakan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam
saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus maupun
organisme lain. Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria) yaitu menunjukkan
pertumbuhan mikroorganisme (MO) murni lebih dari 105 colony forming unit (cfu/ml) pada
biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinik infeksi saluran
kemih dinamakan bakteriuria asimptomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria
bermakna disertai presentasi klinis infeksi saluran kemih dinamakan bakteriuria simptomatik
(Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. 2007).
Infeksi saluran kemih terjadi apabila bakteri bermultiplikasi di dalam saluran kemih.
Infeksi dapat berlangsung mulai dari ginjal sampai ke muara uretra, dapat bersifat akut,
berulang, maupun kronik. Bakteri dalam urin bisa berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika
urinaria atau uretra. Timbulnya suatu infeksi di saluran kemih tergantung dari faktor
predisposisi dan faktor pertahanan tubuh penderita yang masih belum diketahui dengan pasti
(Lumbanbatu, 2003).
Proteus mirabilis salah satu dari sebagian besar penyebab infeksi saluran kemih
pada individu dengan pemakaian kateter jangka panjang, penyulit infeksi saluran kemih, dan
bakteremia diantara kaum tua (Burall LS, Harro JM, Xin Li, et al. 2004). Proteus mirabilis
penyebab 90% infeksi pada manusia dari seluruh Proteus (Brooks GF et al. 2001).
![Page 2: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/2.jpg)
Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia,
pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima
infus intravena. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang
infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus, urine bersifat basa,
sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya
(Boel, 2004).
Proteus mirabilis merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek, bersifat
motil dengan flagela peritrichous, patogen oportunistik, dapat memfermentasikan glukosa,
mereduksi nitrat menjadi nitrit, anaerob fakultatif, memproduksi H₂S, oksidase negatif, dan
katalase positif (Quinn et al. 2002). Proteus memproduksi urase, menghasilkan hidrolisis
urea yang cepat dengan pembebasan amonia (Brooks GF et al. 2001). Bakteri ini dapat
tumbuh secara optimal pada suhu 37°C. Bakteri ini memiliki kemampuan berdiferensiasi
menjadi sel swarmer ketika dikultur pada media non-inhibitor. P. mirabilis tersebar luas di
lingkungan, merupakan flora normal saluran pencernaan mamalia tetapi apabila memasuki
saluran urinari bakteri ini akan bersifat patogen dan dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih (Manos dan Belas, 2006).
Suatu mikroorganisme harus diklasifikasikan dulu sebelum diidentifikasi. Hal ini
sangat penting walaupun klasifikasi hanya menyatakan bahwa organisme ini berbeda dengan
organisme lainnya yang ada. Ciri yang biasa dilakukan untuk klasifikasi mikroorganisme
khususnya bakteri antara lain: morfologi (adanya flagel, bila ada jumlah flagel; keberadaan
spora, bila ada bentuk spora), fisiologi (kemampuan tumbuh secara aerob atau anaerob),
biokimia (kemampuan menghasilkan asam dari karbohidrat), susunan kimiawi (adanya lisin
dala dinding sel), biakan (sifat-sifat koloni), zat hara (memerlukan zat hara tertentu bagi
pertumbuhan), Sensitivitas (kepekaan terhadap antibiotik), serologis (aglutinasi oleh anti
serum rujukan/acuan), genetik (kemampuan transduksi oleh bakteriofag). (Lay dan Hastowo,
1992).
Alat, Bahan, dan Metode
Alat
Cawan petri, inkubator, ose bulat dan ose jarum, pembakar spirtus, rak tabung,
tabung durham, tabung reaksi, tissue.
![Page 3: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/3.jpg)
Bahan
Alkohol 70%, kertas label, KOH 40%, Mac Conkey Agar (MCA), media gula-gula
cair (glukosa, laktosa, maintol, sukrosa), media MR (Methyil Red), media SIM (Sulfit Indol
Motility), media SC (Simmons Citrate), media urease, media VP (Voges Proskauer), reagen
Kovaks, reagen MR, sampel urine, Triple Sugar Iron Agar (TSIA), α-naftol.
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode streak plate, metode agar
miring goresan, metode tusukan agar tegak, dan metode adukan pada medium agar cair.
Hasil Pengamatan
Hari Ke-1 : Penanaman pada media MC
Hari Ke-2
Tabel 1. Hasil Isolasi pada Media Selektif
No. Ciri Koloni : Media : MC
1 Bentuk Bulat
2 Ukuran 2-3mm
3 Warna Jernih
4 Elevasi Cembung
5 Pinggiran Rata
6 Ciri khas lainnya Mucoid/basah
Hari Ke-3
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Biokimia
No. Nama Uji Pengamatan Hasil (+/-)
1 Gula-gula cair :
Glukosa fermentasi : terjadi perubahan warna media
dari ungu menjadi kuning.
Gas : menghasilkan gelembung.
+
Laktosa fermentasi : tidak terjdi perubahan warna
media dari ungu menjadi kuning.
-
![Page 4: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/4.jpg)
Gas : tidak menghasilkan gelembung.
Manitol fermentasi : tidak terjadi perubahan warna
media dari ungu menjadi kuning.
Gas : tidak menghasilkan gelembung.
-
Sukrosa fermentasi : tidak terjadi perubahan warna
media dari ungu menjadi kuning.
Gas : tidak menghasilkan gelembung.
-
2 MR Terjadi perubahan warna media dari kuning
menjadi merah setelah ditambahkan reagen
MR.
+
3 VP Tidak terbentuk cincin merah kecoklatan
menjadi ungu setelah ditambahkan α-naftol dan
KOH 40%.
-
4 SIM Terbentuk warna hitam. +
Tidak terbentuk cincin merah setelah
ditambahkan reagen kovaks.
-
Ada pergerakkan bakteri ke permukaan. +
5 TSIA Lereng : merah Basa
Dasar : kuning Asam
H2S : terbentuk warna hitam
Gas : terbentuk gas
+
+
6 SC Terjadi perubahan warna dari hijau menjadi
biru.
+
7 Urease Terjadi perubahan warna dari orange menjadi
pink
+
Pembahasan
Praktikum kali ini ialah mengidentifikasi bakteri Proteus mirabilis pada sampel
urine. Pada praktikum ini dilakukan beberapa tes biokimia dengan beberapa media. Media
yang digunakan ialah media MC, media gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa),
media SIM, Methyl red, Voges proskauer, dan Simmon’s citrat, media TSIA (H2S) dan
media urease. Masing-masing media ini cara pengerjaannya berbeda-beda. Untuk media yang
![Page 5: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/5.jpg)
cair seperti media gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa), SIM, Methyl red dan
Voges proskauer dilakukan dengan penanaman menggunakan kawat ose yang membulat,
sedangkan media agar miring (Urease, TSIA, Simon’s citrat) dilakukan dengan cara
penggoresan (Adhy Ws, 2011).
Hasil pengamatan koloni bakteri pada medium MC dengan metode streak plate
didapatkan koloni dengan bentuk bulat, dengan elevasi cembung dan pinggiran koloni yang
rata serta ciri khas lainnya mucoid/basah, ukuran 2-3mm, dan tidak berwarna.
Pada pengamatan uji gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, sukrosa) hanya
memfermentasi glukosa, warna akhir medium adalah kuning dan terbentuk gas sehingga
menunjukkan hasil positif, sedangkan pada medium laktosa, manitol dan sukrosa tidak terjadi
perubahan warna, menunjukkan hasil negatif. Adanya perubahan warna pada medium yang
berisi biakan bakteri sampel yang membuktikan bahwa bakteri tersebut mempunyai enzim
untuk mengubah struktur gula menjadi produk fermentasi. Proteus mirabilis merupakan
bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek, bersifat motil dengan flagela peritrichous,
patogen oportunistik, dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat menjadi nitrit,
anaerob fakultatif, memproduksi H₂S, oksidase negatif, dan katalase positif (Quinn et al.
2002)
Pada pengamatan uji MR didapatkan hasil positif karena terjadi perubahan warna
media dari kuning menjadi merah setelah ditambahkan reagen MR. Hal ini menunjukkan
adanya pembentukkan asam dengan pH di bawah 4,4. Pada uji Methyl Red hasil positif yang
ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah, ini menandakan bakteri
tersebut memfermentasikan glukosa sehingga menghasilkan asam lalu PH menjadi turun
sehingga mempengaruhi warna media. Perubahan warna indikator Methyl Red pada pH 4,4
berwarna merah apabila pada pH 5,1 berwarna kuning kemerahan dan pH 6,8 berwarna
kuning (Herawati dkk., 2012).
Pada pengamatan uji VP didapatkan hasil negatif karena tidak terbentuk cincin
merah kecoklatan menjadi ungu setelah ditambahkan α-naftol dan KOH 40%. Hasil positif uji
Voges Prokauer ditandai dengan terbentuknya cincin dari merah kecoklatan menjadi ungu
berarti terjadi suatu reaksi antara Glukosa + O2 → asam asetat → 2,3 butanadiol asetil metal
karbinol (pH 5-6,8 mendekati netral) → CO2 + H2 acetylmethyl carbinol + alpha-naphathol
yang dibantu oxidation 40% KOH → diacetyl + guanidine (Herawati dkk., 2012).
![Page 6: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada pengamatan uji SIM membentuk H₂S, tidak terbentuk cincin merah setelah
ditambahkan reagen kovaks, dan terlihat adanya pergerakan bakteri ke permukaan. Proteus
mirabilis memproduksi H₂S, oksidase negatif, dan katalase positif (Quinn et al. 2002)
Pada pengamatan uji TSIA didapatkan hasil lereng merah yang berarti basa, dasar
kuning yang berarti asam, terbentuk H2S dan menghasilkan gas. Hal ini menunjukan bahwa
bakteri tersebut hanya mampu memfermentasikan 1 macam gula yaitu glukosa sehingga pada
bagian lerengnya terjadi oksidasi protein yang menghasilkan PH basa. Proteus mirabilis
dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat menjadi nitrit, anaerob fakultatif,
memproduksi H₂S, dan katalase positif (Quinn et al. 2002)
Pada uji SC terlihat adanya perubahan warna medium dari hijau menjadi biru yang
menandakan bahwa bakteri tersebut menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon
dan energi. Indikator yang digunakan yaitu BTB ( Bromtimol Blue). Reaksi terjadi perubahan
warna dari hijau menjadi biru karena Citrate acid dibantu oleh enzim citrase → Oxalacetic
acid + acetic acid → pyruvic acid + excesscarbon dioxside CO2 + 2Na+ + H2O → Na2CO3 →
pH alkali → sehinga menyebabkan perubahan warna dari hijau menjadi biru (Herawati dkk.,
2012).
Pada pengamatan uji Urease terjadi perubahan warna dari orange menjadi pink
karena mampu untuk menghidrolisis urea, hal ini menunjukkan hasil positif. Proteus
memproduksi urase, menghasilkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia
(Brooks GF et al. 2001).
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa bakteri yang diidentifikasi ialah
bakteri Proteus mirabilis karena terdapat kesamaan antara Teori Dasar dengan hasil
pengamatan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada sampel urine mr. X
didapatkan 100% menunjukkan bakteri Proteus mirabilis.
![Page 7: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/7.jpg)
Daftar Pustaka
Boel, T. 2004. Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Gigi
USU
Brooks GF, Butel JS, Morse SA, et al. 2001. Medical microbiology Edisi 20. Jakarta : EGC
Burall LS, Harro JM, Xin Li, et al. 2004. Proteus mirabilis genes that contribute to
pathogenesis of urinary tract infection: identification of 25 signature-tagged
mutants attenuated at least 100-fold. Infection And Immunity ; 2922–2938
Herawati I, Novila A. 2010. Modul Penentuan Praktikum Mikrobiologi I. Prodi D (III)
Analis kesehatan STIKes A. Yani. Cimahi.
Lay, B.W. dan Sugyo Hastowo.1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali press.
Lumbanbatu. MS. 2003. Bakteriuria asimptomatik pada anak Sekolah Dasar Usia 9 – 12
Tahun. Medan : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU.
Manos J, Belas R. 2006. The genera Proteus, Providencia, and Morganella. Prokaryotes. 6:
245-269. doi: 10.1007/0-387-30746-x_12.
Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2002. Veterinary
Microbiology and Microbial Disease. London (GB): Blackwell Science.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi
IV. Jakarta : FKUI
Ws, Adhy. 2011. Identifikasi Bakteri. http://adesahy.blogspot.com/2011/10/identifikasi-
bakteri.html.mht (diakses 26 Juni 2013)
![Page 8: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/8.jpg)
Lampiran
Gambar 1. Koloni Bakteri pada media MC
Sumber : Dokumentasi Pribadi
(a) (b) (c) (d)
Gambar 2. Hasil Uji Gula-Gula. (a) Glukosa. (b) Laktosa. (c) Manitol. (d) Sukrosa.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
(a) (b) (c)
![Page 9: Identifikasi Proteus Mirabilis Pada Sampel Urine](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080919/55cf995c550346d0339cf977/html5/thumbnails/9.jpg)
Gambar 3. (a) Uji MR, (b) Uji VP (c) Uji SIM
Sumber : Dokumentasi Pribadi
(a) (b) (c)
Gambar 3. (a) Uji TSIA, (b) Uji SC (c) Uji Urease
Sumber : Dokumentasi Pribadi