pemberian ekstrak bunga pukul empat mirabilis jalapa l

66
PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis jalapa L.) UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH Tobacco mosaic virus (TMV) PADA TANAMAN CABAI SKRIPSI EKO HARYANTO PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2021

Upload: others

Post on 20-Feb-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT

(Mirabilis jalapa L.) UNTUK MENGENDALIKAN

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH

Tobacco mosaic virus (TMV) PADA

TANAMAN CABAI

SKRIPSI

EKO HARYANTO

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT

(Mirabilis jalapa L.) UNTUK MENGENDALIKAN

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH

Tobacco mosaic virus (TMV) PADA

TANAMAN CABAI

EKO HARYANTO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 3: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “Pemberian Ekstrak Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa

L.) untuk Mengendalikan Penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada Tanaman Cabai”, disusun oleh Eko Haryanto, NIM D1A014031,

telah diuji dan dinyatakan Lulus pada tanggal 08 Januari 2021 dihadapan Tim

Penguji yang terdiri atas:

Ketua : Dr. Ir. Asniwita, M.Si.

Sekretaris : Fuad Nurdiansyah, S.P., M.PlaHBio., Ph.D

Penguji Utama : Dr. Husda Marwan, S.P., M.P.

Anggota : 1. Ir. Sri Mulyati, M.P.

2. Dr. Novalina, S.P., M.Si.

Menyetujui,

Mengetahui,

Page 4: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eko Haryanto

NIM : D1A014031

Jurusan/Program Studi : Agroekoteknologi

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun

juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima

selama penelitian dan penyusunan Skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan

pada bagian yang relevan dan Skripsi ini bebas dari plagiarisme.

3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam

proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiarisme di dalam Skripsi ini,

maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g)

peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi yakni pembatalan

ijazah.

Jambi, Juli 2021

Yang membuat pernyataan,

Eko Haryanto

Page 5: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

RIWAYAT HIDUP

Eko Haryanto. Penulis dilahirkan di Sabak Indah,

Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur

pada tanggal 01 Mei 1996. Penulis merupakan anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Subki

dan Ibu Ratna Suryanti. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 110/IV Jambi Selatan

pada tahun 2008. Tahun 2011 penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menegah Pertama di MTS Negeri

Talang Bakung. Selanjutnya pada tahun 2014 penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di MAN Negeri Model Jambi.

Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan

diterima di Fakultas Pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi di bidang

peminatan Proteksi Tanaman.

Penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) PPM-

RISTEK DIKTI pada bulan Juli sampai Agustus 2017 di Desa Bunga Tanjung

Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pada bulan Mei 2019 hingga

Desember 2020 penulis melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi dengan

judul “Pemberian Ekstrak Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) untuk

Mengendalikan Penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus (TMV)

pada Tanaman Cabai” di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir. Asniwita, M.Si dan Bapak

Fuad Nurdiansyah, S.P., M.PlaHBio., Ph.D. Penulis dinyatakan lulus ujian skripsi

pada tanggal 08 Januari 2021.

Page 6: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

RINGKASAN

PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis jalapa L.)

UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH

Tobacco mosaic virus (TMV) PADA TANAMAN CABAI. (Eko Haryanto

dibawah bimbingan Dr. Ir. Asniwita, M.Si dan Fuad Nurdiansyah, S.P.,

M.PlaHBio., Ph.D)

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas yang cukup penting di

Indonesia karena rasanya yang khas dan banyak dikonsumsi masyarakat. Namun

terdapat beberapa masalah budidaya yang dapat mempengaruhi produktivitas

tanaman cabai salah satunya yaitu penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic

virus. Ekstrak tanaman dapat membantu suatu tanaman dalam mengaktifkan gen-

gen ketahanan sistemiknya sehingga tahan terhadap infeksi dari patogen. Ekstrak

bunga pukul empat memiliki substansi antivirus asal tanaman yang dapat

menekan infeksi dari virus tanaman dan juga merupakan salah satu agen yang

dapat menginduksi ketahanan sistemik suatu tanaman.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Rumah Kaca

Fakultas Pertanian Universitas Jambi dari bulan mei 2019 sampai bulan Agustus

2019. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga pukul

empat dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic

virus (TMV) pada tanaman cabai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan. Perlakuan adalah kontrol sehat, kontrol sakit,

ekstrak daun M. jalapa, ekstrak batang M. jalapa, ekstrak akar M. jalapa, ekstrak

biji M. jalapa, ekstrak daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7). Setiap perlakuan

diulang sebanyak 4 kali dan setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak M. jalapa ini hanya dapat

mengurangi tingkat kerusakan dan belum dapat mengendalikan penyakit yang

disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai. Pemberian ekstrak M. jalapa mampu

menekan intensitas penyakit yang disebabkan oleh TMV yaitu sebesar 20,69% -

48,28%. Perlakuan ekstrak akar M. jalapa dan ekstrak daun M. jalapa + buffer

fosfat (pH 7) merupakan perlakuan yang memiliki penekanan tertinggi yaitu

sebesar 48,28%. Untuk meningkatkan keefektifan pemberian ekstrak M. jalapa

perlu dikombinasikan dengan perlakuan lainnya yang cocok dan serasi dalam

mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai.

Page 7: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Mengingat proses yang panjang dalam penyusunan skripsi, tidak terlepas dari

dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Subki dan Ibu Ratna Suryanti, adikku Eka

Rahayu Hardiyanti serta keluarga besar tercinta yang telah memberikan

dukungan, doa, motivasi dan materi yang tiada hentinya kepada penulis dari

awal perkuliahan sampai selesai skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Asniwita, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi I dan Bapak Fuad

Nurdiansyah, S.P., M.PlaHBio., Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi II

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memberi saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Husda Marwan, S.P., M.P., Ibu

Ir. Sri Mulyati, M.P. dan Ibu Dr. Novalina, S.P, M.Si selaku dosen penguji

yang telah memberikan saran serta masukan kepada penulis.

3. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Evita, M.S. selaku dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, motivasi dan nasihat

serta dosen-dosen Fakultas Pertanian yang banyak memberikan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan dan para staf tata usaha Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi atas bantuannya.

4. Kakak-Kakak, teman-teman dan adik-adik mahasiswa Proteksi Tanaman.

Terima kasih yang tak terhingga untuk dukungan dan bantuannya dalam masa

penelitian dan penyusunan skripsi.

5. Teman-teman Mahasiswa Fakultas Pertanian Agroekoteknologi, khususnya

angkatan 2014.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih

karena telah banyak membantu dalam segala situasi dan kondisi.

Page 8: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, yang

telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberian Ekstrak Bunga Pukul

Empat (Mirabilis jalapa L.) untuk Mengendalikan Penyakit yang disebabkan

oleh Tobacco mosaic virus (TMV) pada Tanaman Cabai”. Shalawat beserta

salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi

wassalam, keluarga, sahabat serta orang-orang yang senantiasa mengikuti

jalannya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir.

Asniwita, M.Si dan bapak Fuad Nurdiansyah S.P., M.PlaHBio., Ph.D sebagai

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

masukan selama penyusunan skripsi ini. Ucapan yang sama juga disampaikan

kepada tim dosen undangan serta rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang

telah memberikan tambahan informasi, saran dan dukungan kepada penulis.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dalam rangka perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dijadikan tambahan informasi dan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jambi, Juli 2021

Penulis

Page 9: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... v

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.3 Kegunaan Penelitian .............................................................. 3

1.4 Hipotesis ................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Bioekologi Tobaco mosaic virus (TMV)............................... 4

2.2 Gejala Tobaco mosaic virus (TMV ....................................... 4

2.3 Pengendalian Virus ................................................................ 5

2.4 Tanaman Bunga pukul empat ................................................ 6

2.5 Tanaman Cabai ...................................................................... 7

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 9

3.1 Tempat dan Waktu................................................................. 9

3.2 Bahan dan Alat ...................................................................... 9

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................ 9

3.4 Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 9

3.5 Variabel Pengamatan ............................................................. 11

3.6 Analisis Data.......................................................................... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ........................................................................................ 14

4.2 Pembahasan ............................................................................ 18

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 22

5.2 Saran ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 23

Page 10: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penentuan indeks TMV pada tanaman cabai ............................................ 12

2. Periode inkubasi penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

dengan pemberian ekstrakbunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada

tanaman cabai ............................................................................................ 14

3. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap intensitas dan

penekanan penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus pada

tanaman cabai ............................................................................................ 16

4. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap tinggi tanaman

cabai yang diinokulasikan Tobacco mosaic virus ..................................... 18

Page 11: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah percobaan rancangan acak lengkap ........................................... 25

2. Deskripsi cabai keriting hibrida varietas Lado F1 ................................ 27

3. Pengamatan periode inkubasi Tobacco mosaic virus (TMV) pada

tanaman cabai ....................................................................................... 28

4. Data intensitas penyakit yang disebabkan olehTobacco mosaic virus

(TMV) pada 7 hari setelah inokulasi .................................................... 29

5. Data intensitas penyakit yang disebabkan olehTobacco mosaic virus

(TMV) pada 14 hari setelah inokulasi .................................................. 32

6. Data intensitas penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 21 hari setelah inokulasi .................................................. 34

7. Data intensitas penyakit yang disebabkan olehTobacco mosaic virus

(TMV) pada 28 hari setelah inokulasi .................................................. 36

8. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 7 hari setelah inokulasi .................................................... 38

9. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 14 hari setelah inokulasi .................................................. 41

10. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 21 hari setelah inokulasi................................................ 43

11. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 28 hari setelah inokulasi................................................ 45

12. Data tinggi tanaman pada 7 hari setelah inokulasi .............................. 46

13. Data tinggi tanaman pada 14 hari setelah inokulasi ............................ 48

14. Data tinggi tanaman pada 21 hari setelah inokulasi ............................ 50

15. Data tinggi tanaman pada 28 hari setelah inokulasi ............................ 53

16. Dokumentasi penelitian ....................................................................... 54

Page 12: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas yang cukup

penting di Indonesia karena rasanya yang khas dan banyak dikonsumsi

masyarakat. Buah cabai dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi seperti campuran

obat-obatan dan bahan baku untuk industri makanan (Widayanthi et al., 2017).

Kebutuhan buah cabai terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai

(Sazali & Ali, 2017). Peningkatan kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan

peningkatan produksi cabai khususnya di Provinsi Jambi. Pada tahun 2017

produktivitas cabai merah di Provinsi Jambi sebesar 5,70 ton/ha, lebih rendah

dibandingkan dengan produktivitas tahun 2016 sebesar 8,29 ton/ha (Badan Pusat

Statistika dan Direktorat Jendral Hortikultura, 2018).

Rendahnya produktivitas tanaman cabai merah disebabkan beberapa

faktor, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh virus. Tobacco mosaic virus

(TMV) merupakan salah satu penyebab penyakit tanaman yang penting di areal

pertanian cabai (Sukada et al., 2014). Gejala yang tampak pada tanaman cabai

yang terinfeksi oleh TMV berupa gejala mosaik, klorosis, gejala nekrotik serta

kadang-kadang pertumbuhan tanaman kerdil (stunting) (Semangun, 1996). Infeksi

virus ini dapat menurunkan produksi cabai mencapai 75% (Sazali & Ali, 2017;

Sulyo, 1984) dan kehilangan hasil mencapai 84,25% (Sukada et al., 2014). Sari et

al. (1997) dalam Sazali & Ali (2017) juga menyatakan bahwa infeksi virus dapat

menurunkan jumlah dan bobot buah cabai pertanaman berturut-turut sebesar

81,4% dan 82,3%, sehingga diperlukan tindakan pengendalian terhadap infeksi

virus ini.

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi infeksi TMV antara lain

penanaman varietas tahan, rotasi tanaman, pemberaan lahan, menghindari

penggunaan lahan bekas tanaman yang terinfeksi virus, disinfeksi tangan pekerja,

penggunaan benih bebas virus dan mencabut serta memusnahkan tanaman sakit

(Nurhayati, 2012). Perlakuan kombinasi Dry Heat Treatment (DHT) pada suhu

70ºC pada benih cabai dapat menginaktifkan TMV merupakan salah satu

pengendalian secara fisik (Widayanthi et al., 2017) tetapi untuk diterapkan petani

Page 13: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

2

diperlukan adanya biaya dan pengetahuan yang cukup dalam pengaplikasiannya.

Sementara itu pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan

agensia hayati. Yusika (2017) melaporkan pengaplikasian cendawan endofit

terhadap tanaman cabai dapat menekan intensitas penyakit TMV sebesar 36,84%,

namun perlu adanya penelitian lebih lanjut pada cendawan yang dapat menekan

infeksi dari TMV. Oleh karena itu perlu dikaji upaya pengendalian lain yang dapat

dieksplorasi dalam mengendalikan infeksi dari TMV.

Ekstrak tanaman dapat membantu suatu tanaman dalam mengaktifkan gen-

gen ketahanan sistemiknya sehingga tahan terhadap infeksi patogen

(Kurnianingsih, 2010). Ekstrak bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dilaporkan

memiliki substansi antivirus asal tanaman yang dapat menekan infeksi dari virus

tanaman. Ekstrak tanaman ini mengandung Ribosome Inactivating Proteins

(RIPs) yang dapat mengendalikan virus (Ariantari et al., 2010) dan juga

merupakan salah satu agen yang dapat menginduksi ketahanan sistemik suatu

tanaman (Damayanthi & Panjaitan, 2014). Hersanti (2004) melaporkan

penggunaan ekstrak bunga pukul empat dapat menghambat infeksi Cucumber

mosaic virus (CMV) sebesar 75,4% pada tanaman cabai. Perlakuan ekstrak bunga

pukul empat dan bunga pagoda juga menunjukkan penghambatan infeksi yang

tinggi terhadap Bean common mosaic virus (BCMV) masing-masing berturut-

turut sebesar 92,3% dan 100% pada tanaman kacang panjang (Kurnianingsih &

Damayanti, 2012).

Penggunaan ekstrak bunga pukul empat dilaporkan dapat memperlambat

masa inkubasi virus. Tanaman kacang panjang yang diaplikasikan ekstrak daun

bunga pukul empat dapat memperpanjang masa inkubasi CMV mencapai 32 hari

(Supyani et al., 2017) dan pada tanaman cabai pengaplikasian ekstrak bunga

pukul empat memperlambat masa inkubasi TMV hingga 9 hari (Taufik, 2009).

Selain itu ekstrak bunga pukul empat dapat menekan intensitas penyakit sebesar

80% yang disebabkan oleh CMV pada tanaman kacang panjang (Supyani et al.,

2017). Namun hingga saat ini informasi dan pengetahuan mengenai penggunaan

ekstrak bunga pukul empat yang dapat mengendalikan TMV pada tanaman cabai

masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pemberian Ekstrak Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.)

Page 14: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

3

untuk Mengendalikan Penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada Tanaman Cabai”. Penelitian ini untuk mempelajari pengaruh dari

ekstrak bunga pukul empat terhadap TMV pada tanaman cabai di rumah kaca.

Perlakuan yang dicobakan yaitu dengan memanfaatkan ekstrak bagian dari bunga

pukul empat yang diaplikasikan sehari sebelum inokulasi virus dan semingu

setelah aplikasi pertama dengan cara menyemprotkan ekstrak ke seluruh bagian

tanaman cabai. Kemudian dilakukan pengamatan dengan membandingkan setiap

ekstrak bagian tanaman bunga pukul empat yang diaplikasikan ke tanaman cabai.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak

bunga pukul empat dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh TMV

pada tanaman cabai.

1.3 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

manfaat penggunaan ekstrak bunga pukul empat dalam mengendalikan penyakit

yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai.

1.4 Hipotesis

Penggunaan ekstrak bunga pukul empat dapat mengendalikan penyakit

yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai.

Page 15: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Bioekologi Tobacco mosaic virus (TMV)

Tobacco mosaic virus merupakan virus yang termasuk dalam genus

tobamovirus dan berbentuk batang/tongkat (rod), berdiameter sekitar 30 nm dan

panjang sekitar 600–670 nm (Nurhayati, 2012; Murayama et al., 1998). TMV

tidak dapat ditularkan melalui serangga vektor. TMV dapat ditularkan secara

mekanis melalui kontak fisik secara langsung seperti alat pertanian yang

terkontaminasi TMV dengan tanaman, gesekan antar daun yang sakit dan sehat,

melalui biji dan melalui tanah.

TMV merupakan virus yang sangat stabil yang diketahui sampai saat ini.

Virus ini telah dilaporkan dapat bertahan dalam tanah dan sisa tanaman terinfeksi.

Kontaminan dalam waktu cukup lama pada benih. Selain itu TMV juga dapat

bertahan pada tanaman inang lainnya seperti kacang panjang, mentimun, tomat

dan terung (Nurhayati, 2012). Sifat fisik TMV antara lain titik inaktivasi

pemanasan antara 90ºC sampai 93ºC, titik batas pengenceran lebih dari 10-6 dan

ketahanan virus dalam cairan perasan pada temperatur kamar kurang lebih satu

bulan (Nurhayati, 2012).

2.2 Gejala Tobacco mosaic virus (TMV)

Tanaman yang terinfeksi TMV menunjukkan gejala pada daun berupa

veinclearing dimana tulang-tulang daun lebih terang daripada sekitarnya, kadang-

kadang daun melengkung dan terdapat bercak-bercak kuning. Gejala selanjutnya

daun-daun akan mengalami klorotik tidak teratur sehingga terlihat mosaik.

Pertumbuhan tanaman terhambat. Pada daun-daun dewasa gejala mosaik ini tidak

terlalu jelas. Tanaman cabai yang terinfeksi oleh TMV memperlihatkan gejala

mosaik, klorosis dan nekrotik serta kadang-kadang pertumbuhan tanaman kerdil

(stunting) (Semangun, 1996).

Tanaman yang terinfeksi sejak muda akan terhambat pertumbuhannya

sehingga menjadi kerdil, produksi menurun atau bahkan tidak menghasilkan buah

sama sekali (Nurhayati, 2012). Hasil penelitian Sukada et al. (2014) menunjukkan

kehilangan hasil yang diakibatkan oleh gejala mosaik dari TMV dapat mencapai

84,25%.

Page 16: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

5

2.3 Pengendalian Virus

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi virus antara

lain penggunaan benih bebas virus, mencabut serta memusnahkan tanaman sakit,

penggunaan agensia hayati, rotasi tanaman, pemberaan lahan, penanaman varietas

tahan, menghindari penggunaan lahan bekas tanaman yang terinfeksi virus,

disinfeksi tangan pekerja (Nurhayati, 2012) dan pemanfaatan ekstrak tanaman

(Damayanti & Panjaitan 2014).

Ekstrak tanaman merupakan salah satu agens penginduksi ketahanan

sistemik tanaman.Ketahanan sistemik dari suatu tanaman dapat diaktifkan dengan

menginduksi gen-gen ketahanan yang terdapat di dalam tanaman (Kurnianingsih

& Damayanti, 2012; Kuc, 1987). Ekstrak daun bayam duri (Amaranthus

spinosus), daun bunga pukul empat (M. jalapa) dan daun bunga pagoda

(Clerodendrum paniculatum) dilaporkan dapat menginduksi ketahanan sistemik

tanaman terhadap BCMV pada tanaman cabai (Kurnianingsih & Damayanti,

2012).

Ekstrak daun bunga pukul empat dapat digunakan sebagai agen

penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap CMV (Hersanti,

2004). Kubo et al. (1990) dalam Anggarara (2013) menyatakan bahwa akar dan

daun M. jalapa mengandung protein antivirus yang aktif melawan infeksi TMV

pada tembakau, tomat dan lada. Menurut Mafrukhin et al. (2001) dan

Somowiyarjo et al (2001) dalam Anggara (2013) protein antivirus yang berasal

dari tanaman bunga pukul empat dikenal dengan nama Mirabilis Antivirus Protein

(MAP). Protein ini dikelompokkan dalam suatu kelas yang disebut RIPs dan

memiliki aktivitas N-glikosidase yang mampu meningkatkan ketahanan sistematik

tanaman cabai.

Mekanisme penghambatan terhadap infeksi virus dari MAP dapat

dijelaskan dengan dua mekanisme. Mekanisme pertama, pada saat diaplikasikan

MAP masuk ke bagian epidermis dan bertahan di ruang antar selnya. Pada saat

tanaman mengalami pelukaan yang disebabkan oleh infeksi virus, MAP masuk

dalam epidermis dan membentuk 28s rRNA yang dapat menghambat replikasi

virus pada tahap awal dengan cara mendeaktivasi pembentukan protein

penyelubung virus. Mekanisme yang kedua pada saat inokulasi, MAP dan virus

Page 17: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

6

melakukan penetrasi secara bersama-sama, keduanya saling berkompetisi untuk

mencapai daerah ribosom. MAP membentuk 28s rRNA yang dapat menghambat

sintesis protein. MAP dapat mencapai daerah ribosom terlebih dahulu sehingga

dapat mencegah infeksi pada tahap awal sebelum virus mengalami pembentukan

protein penyelubung virus (Anggara, 2013; Sudjadi et al., 2004).

Pengaplikasian ekstrak bunga pukul empat dapat memperlambat

munculnya gejala dan menekan intensitas penyakit. Taufik (2009) melaporkan

bahwa tanaman cabai yang disemprot dengan cairan perasan M. jalapa dapat

memperlambat munculnya gejala penyakit yang disebabkan oleh TMV. Hal ini

dikarenakan kandungan senyawa tanin yang terdapat pada M. jalapa mampu

menghambat dan meninaktifkan replikasi virus di dalam tanaman. Hersanti (2004)

menyatakan bahwa cabai merah yang diinduksi ketahanannya terhadap infeksi

CMV oleh ekstrak daun M. jalapa menunjukkan rendahnya intensitas penyakit

yang disebabkan oleh CMV. Hal ini terjadi karena peningkatan aktivitas enzim

peroksidase 2-10 kali, dan kandungan asam salisilat sebanyak 1,6–5 kali

dibandingkan dengan tanpa induksi. Aktivitas peroksidase dilaporkan sebagai

bentuk respon ketahanan tembakau dari infeksi TMV (Supyani et al., 2017; Hull,

2002).

2.4 Tanaman Bunga Pukul Empat

Tanaman Bunga pukul empat dalam tata nama diklasifikasikan sebagai

berikut: Divisi Spermathophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Caryophyllales,

Famili Nyctaginaceae, Genus Mirabilis, Spesies Mirabilis jalapa L. (Cronquist,

1981). Tanaman M. jalapa merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh sampai

ketinggian 1.200 mdpl. Tanaman ini merupakan tanaman hias yang berasal dari

Amerika Serikat dan dapat tumbuh di dataran rendah maupun di daerah

perbukitan yang cukup mendapatkan sinar matahari. Tanah untuk pertumbuhan M.

jalapa adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6–7. Bunga M. jalapa

tidak dapat mekar setiap saat, mekarnya hanya pada jam-jam tertentu yaitu pada

sore hari (Ayuni dan Mulyanti, 2015).

Bentuk akar M. jalapa seperti tombak dan merupakan akar tunggang,

permukaan berwarna coklat gelap, bagian dalam berwarna putih. Batang M.

Page 18: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

7

jalapa tegak, bercabang banyak dan rapat. Batang atas berwarna hijau, bentuk

batang adalah teres dengan arah tumbuh batang tegak lurus. Bunga M. jalapa

memiliki keanekaragaman warna diantaranya adalah merah, kuning, ungu, merah

muda, putih dan campuran (kuning-merah, putih-kuning, putih-merah). Bunga M.

jalapa berbentuk terompet, kelopak bunga berwarna hijau dan termasuk bunga

biseksual (Oktafiana, 2018).

Daun M. jalapa berwarna hijau dan berbentuk bulat telur, tepi daun rata,

susunan tulang daun menyirip yang panjangnya 0,6-6 cm dan ujung daun runcing.

Buah M. jalapa merupakan buah tipe kurung (achenium). Buah M. jalapa berbiji

satu, tidak pecah, dinding buah tipis, bentuk buah sperikal membulat dengan

panjang ±5 mm dan berwarna hitam ketika masak. Biji M. jalapa bulat berkerut,

ketika biji muda berwarna putih kecoklatan dan setelah tua menjadi hitam (Ayuni

dan Mulyanti, 2015).

2.5 Tanaman Cabai

Tanaman cabai dalam tata nama diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi

Spermatophyta, Sub divisi Angiospermae, Kelas Magnoliopsida, Ordo Sonales,

Famili Solanaceae, Genus Capsicum, Spesies Capsicum annuum L (Rukmana,

1996). Tanaman cabai termasuk kedalam famili Solanaceae, sekerabat dengan

tanaman terung (Solanum melongena L.), kentang (Solanum tubersum L.) dan

tomat (Lycopersicon escelentum). Tanaman cabai keriting merupakan tanaman

perdu yang termasuk dalam tanaman semusim yang tinginya 0,5-1,5 m. Memiliki

diameter batang mencapai 1 cm dan termasuk dalam tanaman berkeping dua

(dikotil) dengan perakaran tunggang yang terdiri atas akar utama dan lateral. Akar

tersier merupakan serabut-serabut akar yang keluar dari akar lateral. Panjang akar

primer sekitar 35-50 cm dan akar lateral sekitar 35-45 cm (Wiyono et al., 2012).

Daun cabai keriting berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan akan

berubah menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai ditopang oleh

tangkai daun, tulang daun menyirip, daun cabai keriting berbentuk lanset dengan

ujung yang runcing. Bunga cabai keriting berbentuk terompet atau campanulate,

sama dengan bentuk bunga family Solonaceae lainnya seperti pada tomat ataupun

terung. Bunga cabai merupakan bunga sempurna dan berwarna putih, bentuk

buahnya berbeda-beda menurut jenis dan varietasnya. Buah cabai keriting

Page 19: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

8

berbentuk kerucut langsing, kulit buah agak mengkilat, mempunyai 2-3 ruang

yang berbiji banyak. Buah yang masih muda berwarna hijau tua dan buah yang

telah tua (matang) berwarna merah. Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal dan

berwarna kuning kecoklatan (Wiyono et al., 2012).

Tanaman cabai dapat tumbuh pada daerah dataran rendah maupun tinggi.

Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik pada tanah berhumus (subur), gembur,

dan pH tanah antara 5-6. Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhannya antara

16-23ºC. Temperatur malam di bawah 16ºC dan temperatur siang di atas 23ºC

menghambat pembungaan (Wiyono et al., 2012), memiliki curah hujan tahunan

600-1250 mm dan kelembapan udara ±70%. Curah hujan dan kelembaban yang

tinggi akan menyebabkan tanaman cabai merah mudah terinfeksi penyakit

(Sumarni dan Muharam, 2005).

Page 20: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

9

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Rumah

Kaca Fakultas Pertanian Universitas Jambi dari bulan Mei sampai Agustus 2019.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa inokulum TMV,

Mirabilis jalapa (akar, batang, daun dan biji), alkohol 70%, Carborondum 600

mesh, buffer fosfat (pH7), akuades steril, benih cabai lado F1, polybag, tanah dan

pupuk kandang.

Alat yang akan digunakan adalah cotton bud, shaker, alat tulis, blender,

pisau, ember, botol parfum, plastik, penyaring, label nama, timbangan, gelas ukur,

kamera dan mortar.

3.3 Rancangan Penelitian

Percobaan ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan pada setiap percobaan sehingga

terdapat 28 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 3 tanaman

sehingga terdapat 84 tanaman. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak M.

jalapa.

A = Kontrol sehat (tanpa inokulasi TMV dan tanpa ekstrak M. jalapa)

B = Kontrol sakit (inokulasi TMV tanpa ekstrak M. jalapa)

C = Ekstrak daun M. jalapa

D = Ekstrak batang M. jalapa

E = Ekstrak akar M. jalapa

F = Ekstrak biji M. jalapa

G = Ekstrak daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7)

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Perbanyakan sumber inokulum virus

Sumber inokulum TMV yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

koleksi Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Page 21: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

10

dan diperbanyak pada tanaman cabai didalam rumah kaca Fakultas Pertanian

Universitas Jambi.

Metode yang digunakan untuk perbanyakan inokulum yakni dengan

penularan virus secara mekanis menggunakan cairan perasan tanaman sakit (sap).

Sap dibuat dengan cara menggerus sampai halus daun cabai yang telah terinfeksi

virus di dalam larutan 0,01 M buffer fosfat (pH 7,00) dengan perbandingan 1 : 10

(b/v) . Sap dioleskan setelah permukaan atas daun termuda tanaman cabai ditaburi

carborundum 600 mesh. Sap dioleskan menggunakan cotton bud dan daun yang

telah selesai dioleskan sap kemudian disiram dengan air mengalir untuk

membersihkan sisa carborundum (Asniwita et al., 2012).

3.4.2. Pembuatan buffer fosfat

Buffer fosfat dibuat dengan cara mencampur 1,362 g KH2PO4 dan 1,781 g

Na2HPO4. Masing-masing bahan dilarutkan dalam 500 ml air. Selanjutnya

diambil 500 ml larutan KH2PO4 dan dicampur dengan 500 ml larutan Na2HPO4

kemudian pHnya diatur hingga menjadi 7,00 (Taufik, 2009).

3.4.3 Pembuatan ekstrak M. jalapa

Daun, batang, biji dan akar M. jalapa ditempatkan dalam wadah yang

berbeda kemudian dicuci bersih lalu dipotong kecil-kecil dan dikering anginkan

selama 1 x 24 jam. Kemudian daun, batang, biji dan akar M. jalapa yang telah

kering ditimbang sebanyak 250 g lalu dihaluskan dengan mortar dan masing-

masing diblender dengan menambahkan aquades atau buffer fosfat (pH7)

sebanyak 1 liter kemudian diinkubasikan selama 2 hari lalu disaring (Taufik,

2009).

3.4.4 Penanaman tanaman uji

Tanaman uji pada penelitian adalah tanaman cabai. Sebelum ditanam di

polybag benih cabai direndam dalam air hangat selama ±10 menit dan benih

ditanam pada polybag yang telah berisi media dengan perbandingan 1 : 2

campuran pupuk kandang dan tanah. Benih ditanam sebanyak 3 biji untuk setiap

polybag dengan lubang tanam ± 2 cm dari permukaan tanah, sebelum perlakuan

dilakukan pemilihan satu bibit yang terbaik yakni pada umur 28 hari setelah

Page 22: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

11

tanam (hst). Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara penyiraman sebanyak 2

hari sekali atau sesuai dengan kondisi tanaman di rumah kaca.

3.4.5 Aplikasi ekstrak M. jalapa

Pengaplikasian ekstrak M. jalapa yang telah dibuat diambil masing-

masing sebanyak 3 ml untuk 1 tanaman (Hersanti, 2004) kemudian disemprotkan

dengan menggunakan botol parfum ke semua bagian tanaman uji. Pengaplikasian

ekstrak dilakukan sebanyak dua kali penyemprotan. Pengaplikasian pertama yaitu

saat cabai berumur 29 hst atau sehari sebelum inokulasi virus (Kurniangsih dan

Damayanti, 2012) dan yang kedua yaitu pada umur 36 hst atau 7 hari setelah

pengaplikasian ekstrak pertama (Hersanti, 2004).

3.4.6 Inokulasi TMV

Inokulasi TMV dilakukan pada tanaman cabai yang berumur 30 hst.

Metode inokulasi yang dilakukan pada tanaman uji menggunakan metode yang

sama seperti inokulasi pada tanaman yang digunakan sebagai sumber inokulum,

yakni menggunakan metode inokulasi mekanis mengikuti tahapan Asniwita et al.

(2012). Sap yang digunakan berasal dari tanaman yang telah diinokulasi dan

disediakan sebagai sumber inokulum.

3.5 Variabel Pengamatan

3.5.1 Periode inkubasi penyakit

Periode inkubasi penyakit adalah selang waktu antara inokulasi patogen

sampai muncul gejala pertama pada tanaman. Pengamatan mulai dilakukan satu

hari setelah dilakukan inokulasi TMV pada tanaman uji.

3.5.2 Intensitas penyakit

Pengamatan intensitas penyakit pada tanaman cabai dilakukan sebanyak 4

kali pengamatan yaitu pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 hari setelah inokulasi.

Intensitas penyakit dihitung dengan rumus:

𝐼 =∑(𝑛𝑖 × 𝑣𝑖)

𝑁 × 𝑉× 100%

Page 23: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

12

Keterangan: I= Intensitas penyakit

𝑛𝑖= Jumlah tanaman yang termasuk ke dalam skala ke-i

𝑣𝑖= Nilai skoring gejala ke-i

N = Jumlah tanaman yang diamati

𝑉= Nilai skoring keparahan gejala tertinggi.

Penekanan intensitas penyakit dihitung menggunakan rumus :

𝑃𝑃 =𝑙𝑘 − 𝑙𝑖

𝑙𝑘× 100%

Keterangan : 𝑃𝑃 = Penekanan penyakit

𝑙𝑘 = Intensitas penyakit pada tanaman kontrol sakit

𝑙𝑖 = Intensitas penyakit pada perlakuan ke i.

Tabel 1. Penentuan indeks TMV pada tanaman cabai

Skala Karakteristik gejala serangan

0 Tidak muncul gejala

1 Tanaman menunjukkan gejala lesio lokal

2 Tanaman menunjukkan gejala mosaik ringan

3 Tanaman menunjukkan gejala mosaik berat

4 Tanaman menunjukkan gejala mosaik, malformasi dan tanaman kerdil

Sumber : Hadiastono (1998)

3.5.3 Kejadian penyakit

Pengamatan kejadian penyakit pada tanaman cabai dilakukan sebanyak 4

kali pengamatan yaitu pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 hari setelah inokulasi.

Kejadian penyakit dihitung dengan rumus :

𝑃 =𝑎

𝑏× 100%

Keterangan : 𝑃 = Kejadian penyakit

𝑎 = Jumlah tanaman yang bergejala

𝑏 = Jumlah tanaman yang diamati.

Page 24: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

13

3.5.4 Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari leher akar hingga daun tertinggi menggunakan

alat ukur penggaris. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan tiap minggu setelah

inokulasi dilakukan dan berakhir pada minggu ke empat atau setelah 28 hari

dilakukannya inokulasi TMV.

3.6 Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis untuk melihat pengaruh perlakuan ekstrak

M. jalapa terhadap perkembangan penyakit mosaik pada tanaman cabai yang

disebabkan TMV dengan menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan

dengan uji DMRT taraf 5 % (Duncan Multiple Range Test).

Page 25: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Periode inkubasi penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada tanaman cabai

Periode inkubasi penyakit yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai

diamati satu hari setelah inokulasi (hsi) sampai gejala pertama muncul. Gejala

penyakit yang muncul pada tanaman cabai yang diinokulasi dengan TMV yaitu

lesio lokal, mosaik ringan dan mosaik berat. Hasil pengamatan periode inkubasi

TMV pada tanaman cabai paling cepat muncul pada 5 hsi dan paling lambat 22

hsi. Periode inkubasi TMV masing-masing perlakuan pada tanaman cabai dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap periode inkubasi

penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus (TMV) pada

tanaman cabai

Perlakuan Periode inkubasi

penyakit (hsi)

Kontrol sehat (tanpa TMV dan tanpa ekstrak M. jalapa) *

Kontrol sakit (TMV dan tanpa ekstrak M. jalapa) 5-14

Ekstrak daun M. jalapa 7-16

Ekstrak batang M. jalapa 7-18

Ekstrak akar M. jalapa 13-21

Ekstrak biji M. jalapa 11-19

Ekstrak daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7) 14-22 hsi = hari setelah inokulasi, * = gejala penyakit tidak muncul

Hasil pengamatan pada tanaman uji yang terinfeksi TMV memperlihatkan

gejala mosaik yang muncul berupa klorosis dengan perubahan warna daun

menjadi belang hijau kekuningan dengan tingkat keparahan yang berbeda. Gejala

penyakit yang disebabkan oleh TMV disajikan pada gambar 1.

Page 26: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

15

Gambar 1. Gejala penyakit yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai

penelitian, a. daun cabai yang tidak menunjukan gejala, b. daun

cabai yang menunjukkan gejala lesio lokal, c. Daun cabai yang

menunjukan gejala mosaik ringan, d. Daun cabai yang menunjukan

gejala mosaik berat.

4.1.2 Intensitas dan penekanan penyakit yang disebabkan oleh Tobacco

mosaic virus (TMV) pada tanaman cabai

Berdasarkan analisis ragam terhadap intensitas penyakit yang disebabkan

oleh TMV menunjukkan bahwa pemberian ekstrak M. jalapa berpengaruh nyata

terhadap intensitas penyakit pada setiap pengamatan dengan nilai F hitung lebih

besar dari F tabel (Lampiran 4, 5, 6 dan 7). Intensitas penyakit yang disebabkan

oleh TMV pada perlakuan ekstrak M. jalapa terdapat perbedaan yang nyata antara

kontrol sakit terhadap perlakuan ekstrak M. jalapa pada setiap pengamatan

kecuali pada pengamatan 21 hsi dimana perlakuan ekstrak daun M. jalapa tidak

berbeda nyata dengan kontrol sakit. Hasil pengamatan pemberian ekstrak M.

jalapa terhadap intensitas penyakit yang disebabkan oleh TMV pada tanaman

cabai dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 27: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

16

Tabel 3. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap intensitas dan

penekanan penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada tanaman cabai

Perlakuan

Intensitas penyakit yang disebabkan

oleh TMV (%)

Penekanan

intensitas

penyakit yang

disebabkan oleh

TMV (%) pada

28 hsi 7 hsi 14 hsi 21 hsi 28 hsi

Kontrol sehat (tanpa

TMV dan tanpa ekstrak

M. jalapa)

0,00 b 0,00 d 0,00 e 0,00 d *

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa)

12,50 a 35,42 a 47,92 a 60,42 a *

Ekstrak daun M. jalapa 4,17 b 22,92 b 41,67 ab 47,92 b 20,69

Ekstrak batang M. jalapa 2,08 b 18,75 b 37,50 b 43,75 b 27,69

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 b 4,17 cd 25,00 cd 31,25 c 48,28

Ekstrak biji M. jalapa 0,00 b 6,25 cd 29,17 c 33,33 c 44,84

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7)

0,00 b 8,33 c 20,83 d 31,25 c 48,28

Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT

taraf 5%, hsi = hari setelah inokulasi,* = tidak terjadi penekanan penyakit

Berdasarkan Tabel 3, hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit yang

disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai menunjukkan bahwa intensitas

penyakit yang disebabkan oleh TMV yang paling rendah terdapat pada perlakuan

ekstrak akar M. jalapa dan ekstrak daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7) pada

minggu terakhir pengamatan adalah 31,25% dengan penekan intensitas penyakit

sebesar 48,28%. Sedangkan intensitas penyakit paling tinggi terdapat pada

perlakuan ekstrak daun M. jalapa yaitu 47,92% dengan penekanan intensitas

penyakit sebesar 20,69%.

4.1.3 Kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus pada

tanaman cabai

Berdasarkan analisis ragam terhadap kejadian penyakit yang disebabkan

oleh TMV menunjukkan bahwa pemberian perlakuan ekstrak M. jalapa

berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit pada pengamatan 7 hsi sampai 21

hsi dengan nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada taraf 5% (Lampiran 8,

9 dan 10).

Page 28: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

17

Kejadian penyakit yang disebabkan oleh TMV pada perlakuan ekstrak

M. jalapa terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan kontrol sakit terhadap

perlakuan ekstrak M. jalapa pada pengamatan 7 hsi sampai 14 hsi, kecuali pada

pengamatan 14 hsi perlakuan ekstrak daun M. jalapa berbeda nyata lebih rendah

terhadap perlakuan kontrol sakit. Sedangkan pada pengamatan 21 hsi kejadian

penyakit yang disebabkan oleh TMV tidak terdapat perbedaan yang nyata antara

perlakuan ekstrak M. jalapa terhadap kontrol sakit, kecuali pada perlakuan ekstrak

daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7) berbeda nyata terhadap kontrol sakit. Setiap

perlakuan pemberian ekstrak M. jalapa menunjukkan kejadian penyakit yang

terus meningkat dari minggu ke minggu dan pada minggu ke-4 setiap tanaman

yang diinokulasi TMV memperlihatkan gejala. Hasil pengamatan kejadian

penyakit yang disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai dengan pemberian

ekstrak M. jalapa disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap kejadian

penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus (TMV) pada

tanaman cabai.

4.1.4 Tinggi tanaman

Berdasarkan analisis ragam terhadap data tinggi tanaman cabai

menunjukkan bahwa pemberian perlakuan ekstrak M. jalapa berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman pada setiap pengamatan dengan nilai F hitung lebih besar

0 0 0 0

50

100 100 100

16,67

91,67

100 100

8,33

75

100 100

0

16,67

100 100

0

25

100 100

0

33,33

83,33

100

0

20

40

60

80

100

120

7 14 21 28

Kej

ad

ian

Pen

ya

kit

(%

)

Waktu (hsi)

Kontrol sehat

Kontrol sakit

Ekstrak daun M. jalapa

Ekstrak batang M. jalapa

Ekstrak akar M. jalapa

Ekstrak biji M. jalapa

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7)

Page 29: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

18

dari nilai F tabel pada taraf 5% (Lampiran 12, 13, 14 dan 15). Tinggi tanaman

cabai pada perlakuan ekstrak M. jalapa terdapat perbedaan yang nyata antara

kontrol sehat terhadap perlakuan ekstrak M. jalapa pada pengamatan 7 hsi sampai

28 hsi kecuali pada perlakuan ekstrak biji M. jalapa pada pengamatan 21 hsi.

Tinggi tanaman cabai pada perlakuan ekstrak M. jalapa berbeda nyata terhadap

perlakuan kontrol sakit pada pengamatn 21 hsi dan 28 hsi sedangkan pada

perlakuan ekstrak batang dan daun M. jalapa + buffer fosfat (pH 7) tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan kontrol sakit pada pengamatan 21 hsi. Hasil pengamatan

pengaruh pemberian ekstrak M. jalapa terhadap tinggi tanaman cabai dapat dilihat

pada tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh pemberian ekstrak Mirabilis jalapa terhadap tinggi tanaman

cabai yang diinokulasikan Tobacco mosaic virus (TMV) pada tanaman

cabai

Perlakuan Tinggi tanaman (cm)

7 hsi 14 hsi 21 hsi 28 hsi

Kontrol sehat (tanpa TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa)

19,08 a 24,50 a 29,92 a 35,48 a

Kontrol sakit (TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa)

15,47 b 17,80 b 20,43 c 22,28 c

Ekstrak daun M. jalapa 15,63 b 20,63 b 25,20 b 30,13 b

Ekstrak batang M. jalapa 12,92 b 17,17 b 22,61 bc 27,54 b

Ekstrak akar M. jalapa 14,15 b 19,16 b 24,89 b 29,58 b

Ekstrak biji M. jalapa 15,53 b 20,34 b 26,36 ab 31,45 b

Ekstrak daun M. jalapa + buffer

fosfat (pH 7)

13,38 b 18,53 b 24,18 bc 28,65 b

Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT

taraf 5%, hsi = hari setelah inokulasi.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan periode inkubasi TMV pada tanaman cabai

dapat dilihat bahwa periode inkubasi yang paling cepat yaitu pada 5 hsi dan yang

paling lama yaitu pada 22 hsi. Perbedaan waktu munculnya gejala penyakit pada

tanaman cabai pada masing-masing perlakuan diduga disebabkan oleh banyaknya

kandungan senyawa aktif didalam ekstrak M. jalapa yang berbeda-beda. Hasil

dari pengamatan periode inkubasi terlihat bahwa periode inkubasi mengalami

perlambatan, hal ini diduga karena senyawa aktif yang terkandung dalam M.

Page 30: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

19

jalapa yaitu tanin (Taufik, 2009) dan RIPs mampu menghambat replikasi virus di

dalam tanaman.

Hasil pengamatan pemberian perlakuan ekstrak M. jalapa berpengaruh

nyata terhadap intensitas dan penekanan TMV pada tanaman cabai. Pemberian

perlakuan ekstrak M. jalapa juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata jika

dibandingkan dengan kontrol sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian Supyani et

al. (2017) yakni menggunakan ekstrak M. jalapa dengan 25% dapat menekan

penyakit yang disebabkan oleh CMV pada tanaman kacang panjang.

Penghambatan ini diduga karena adanya senyawa aktif RIPs dari bunga pukul

empat yang dapat mengendalikan virus. RIPs juga terdapat pada ekstrak akar dan

daun M. jalapa dan disebut sebagai MAP (Hadidi et al. 1999) dalam Kurniangsih

(2010).

Mekanisme penghambatan virus yang dilakukan oleh MAP ada dua cara.

Yang pertama, pada saat diaplikasikan MAP masuk ke bagian epidermis dan

bertahan di ruang antarselnya. Kemudian membentuk 28s rRNA yang dapat

menghambat replikasi virus. Kedua, MAP dan virus melakukan penetrasi

bersama-sama pada saat inokulasi. Keduanya saling berkompetisi untuk mencapai

daerah aktif ribosom. Kemudian mencegah infeksi virus pada tahap awal sebelum

virus mengalami pembentukan protein penyelubung virus (Sudjadi, 2003;

Anggara, 2013). Kurniangsih dan Damayati (2012) juga melaporkan pemberian

ekstrak bunga pukul empat dapat menekan intensitas dan kejadian penyakit yang

disebabkan oleh BCMV dengan persen penghambatan mencapai 90% pada

tanaman kacang panjang.

Pemberian ekstrak M. jalapa dapat menekan intensitas penyakit, tetapi tidak

mampu menekan kejadian penyakit pada tanaman cabai. Hasil pengamatan

menunjukan kejadian penyakit pada setiap tanaman uji yang diinokulasi TMV

meningkat terus setiap minggu mencapai 100%, ini berarti pemberian ekstrak

M. jalapa hanya mampu memperlambat munculnya gejala sampai 21 hsi terhadap

infeksi penyakit yang disebabkan oleh TMV bila dibandingkan dengan kontrol

sakit. Supyani et al. (2017) melaporkan tanaman kacang panjang yang diberikan

perlakuan ekstrak M. jalapa menunjukan persentase penyakit mosaik yang lebih

rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol tanpa perlakuan ekstrak. Hal ini

Page 31: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

20

diduga karena pemberian ekstrak M. jalapa dapat meningkatkan kandungan asam

salisilat sebagai sinyal ketahanan tanaman yang berpengaruh pada pencegahan

multiplikasi, penyebaran, dan lokalisasi virus pada jaringan tanaman.

Hasil pengamatan pemberian ekstrak M. jalapa menunjukkan pengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan tanaman kontrol sehat

pada pengamatan 7 hsi, 14 hsi dan 28 hsi. Tinggi tanaman perlakuan ekstrak daun

dan akar M. jalapa berbeda nyata terhadap pelakuan kontrol sakit, sedangkan

tinggi tanaman pada perlakuan ekstrak batang dan daun M. jalapa + buffer fosfat

(pH 7) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol sakit pada pengamatan 21

hsi (tabel 4). Hal ini karena tinggi tanaman perlakuan ekstrak daun dan akar M.

jalapa pada awal pengamatan tidak jauh berbeda dengan tinggi tanaman kontrol

sakit. Kemudian pada pengamatan-pengamatanselanjutnya terdapat penambahan

tinggi tanaman pada perlakuan kontrol sakit, namun tidak sebesar perlakuan

ekstrak daun dan akar M. jalapa sehingga belum terlihat perbedaan antara

perlakuan kontrol sakit terhadap perlakuan ekstrak daun dan akar M. jalapa.

Pengamatan 21 hsi terlihat perbedaan antara perlakuan ekstrak daun dan

akar M. jalapa terhadap perlakuan kontrol sakit akibat penambahan tinggi

tanaman yang berbeda. Menurut Akin dan Nurdin, (2003) Infeksi penyakit yang

disebabkan oleh TMV pada tanaman cabai menyebabkan menurunnya

pertumbuhan vegetatif tanaman yang ditunjukkan dengan pengurangan lebar daun

dan tinggi tanaman. Taufik et al. (2013) melaporkan tanaman yang terinfeksi

penyakit yang disebabkan oleh TMV akan terhambat fotosintesisnya dan

mengalami kekurangan klorofil. Kurangnya efisiensi tanaman dalam

berfotosintesis menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak M. jalapa

terhadap tanaman cabai yang diinokulasikan TMV dapat menekan intensitas

penyakit yang disebabkan oleh TMV. Hal ini sejalan dengan penelitian Taufik

(2009) yang memaparkan bahwa pemberian ekstrak M. jalapa mampu

menghambat replikasi virus didalam tanaman. Selanjutnya Supyani et al., (2017)

juga melaporkan tanaman kacang panjang yang diberikan ekstrak M. jalapa dapat

menekan intensitas penyakit yang disebabkan oleh CMV dan menunjukkan hasil

yang lebih baik dibanding tanaman kontrol sakit.

Page 32: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

21

Penelitian ini sudah mencapai dasar dalam mengendalikan penyakit yang

disebabkan oleh TMV dimana pemberian ekstrak M. jalapa ini hanya dapat

mengurangi tingkat kerusakan dan belum dapat mengendalikan penyakit TMV.

Untuk itu, dalam pengaplikasiannya perlu dikombinasikan dengan perlakuan

lainnya yang cocok dan serasi untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan

oleh TMV pada tanaman cabai.

Page 33: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

yaitu:

1. Pemberian ekstrak Mirabilis jalapa dapat memperlambat periode inkubasi

penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus (TMV).

2. Penekanan intensitas penyakit yang disebabkan oleh TMV paling tinggi

terdapat pada perlakuan ekstrak akar M. jalapa dan ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) yaitu sebesar 48,28%.

3. Pemberian ekstrak M. jalapa hanya mampu menekan kejadian penyakit yang

disebabkan oleh TMV pada tanaman hingga pengamatan 21 hari setelah

inokulasi (hsi).

4. Pemberian ekstrak M. jalapa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

5. Pemberian ekstrak M. jalapa dapat mengurangi tingkat kerusakan dan belum

efektif dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh TMV

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bagian akar dan buffer

fosfat sebagai pengekstrak protein dalam M. jalapa, serta perlu dicoba campuran

dari seluruh bagian M. jalapa sebagai ekstrak yang diaplikasikan ke tanaman.

Penggunaan ekstrak M. jalapa pada penelitian ini hanya dapat mengurangi tingkat

kerusakan dan belum dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh TMV

pada tanaman cabai, oleh karena itu perlu dikombinasikan dengan perlakuan

lainnya yang cocok dan serasi dalam mengendalikan penyakit TMV.

Page 34: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

23

DAFTAR PUSTAKA

Anggara MA. 2013. Aktivitas MAP (Mirabilis Antiviral protein) sebagai

Pengendalian Penyakit Gemini Virus pada Tanaman Cabai. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. [Skripsi].

Ariantari N P, Ikawati Z, Sudjadi, Sismindari. 2010. Efek sitotoksik protein dari

daun Mirabilis jalapa L. hasil pemurnian dengan kolom CM Sepharose CL-

6B terhadap kultur sel HeLa. Jurnal farmasi dan ilmu kesehatan. 1(1): 1-7.

Asniwita, SH hidayat, G Suastika, S Sujiprihatin, S Susanto dan I Hayati. 2012.

Eksplorasi isolat lemah Chili veinal mottle potyvirus pada pertanaman cabai

di Jambi, Sumatera barat dan Jawa Barat. J.Hortikultura. 22(2): 181-186.

Ayuni FFL dan Mulyanti D. 2015. Uji aktivitas antibakteri tepung biji bunga

pukul empat (Mirabilis jalapa L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes

dan formulasinya dalam sediaan krim. Prosding Penelitian SPeSIA Unisba.

154-158

Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi sayuran di Indonesia. Jakarta (ID): Badan

Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php. Diunduh 26

Desember 2018.

Cronquist A. 1981.An Integrated System of Classification of Flowering Plants.

Columbia University Press, New York.

Damayanti TA dan Panjaitan MT. 2014. Aktivitas antivirus beberapa ekstrak

tanaman terhadap Bean common mosaic virus strain Black Eye Cowpea

(BCMV-BIC) pada kacang panjang. J.HPT Tropika. 14(1): 32-40.

Hadidi A, Khetarpal RK, Koganezawa H. 1999. Plamt Virus Disease Control. St.

Paul Minnesota: APS Press.

Hersanti. 2004. Pengujian keefektivan ekstrak daun bunga pukul empat (Mirabilis

jalapa) dalam menginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah

terhadap serangan Cucumber mosaic virus (CMV) URL:

http://repository.unpad.ac.id/5448/1/pengujian_keefektivan_ekstrak_daun_

bunga_pukul_empat.pdf Diakses pada tanggal 29 oktober 2017.

Hull R. 2002. Mattews’ Plant Virology 4th ed. Academic Press, California (LA).

Kubo S, T Ikeda, S Imaizumi, Y Takanami and Y Mikami. 1990. A potent plant

virus inhibitor found in Mirabilis jalapa L. Ann Phytopathol Soc. 56:481-

487.

Kuc J. 1987. Plant Immunization and its applicability for disease control. Di

dalam: Chet I, editor. Inovative Approaches to Plant Disease Control. New

York (US): John Wiley. 225-272.

Page 35: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

24

Kurnianingsih L. 2010. Potensi Lima Ekstrak Tumbuhan dalam Menekan Infeksi

Virus Mosaik pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna unguiculata subsp.

sesquipedalis). Institut Pertanian Bogor.Bogor. [Skripsi].

Kurnianingsih L dan Damayanti TA. 2012. Lima ekstrak tumbuhan untuk

menekan infeksi Bean common mosaic virus pada tanaman kacang panjang.

J. Fitopatologi Indonesia. 8(6): 155–160.

Mafrukhin M, Utami DS, dan Kustatinah. 2001. Pemanfaatan agen Antiviral

Mirabilis jalapa untuk menekan penyakit karena mosaik virus pada tanaman

cabai merah. Buku panduan KSN PFI.

Murayama, D, H O Agrawal, T Inoue, I Kimura, E Shikata, K Tomaru, T

Tsuchizaki, dan Triharso. 1998. Plant Viruses in Asia. Gajah Mada

University Press, Yogyakarta.

Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. University Sriwijaya Press,

Palembang.

Oktafiana. 2018. Efektivitas Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa)

Sebagai Ovisidia Nyamuk Aedes aegypti. UIN Raden Intan Lampung.

Lampung [Skripsi].

Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Kanisius,

Yogyakarta

Sari CIN, R. Suseno, Sudarsono dan M. Sinaga. 1997. Reaksi sepuluh galur cabai

terhadap infeksi isolat Cucumber mosaic virus (CMV) dan Potato virus Y

(PVY) asal Indonesia. Dalam Prosiding Konges Nasional XIV dan Seminar

Ilmiah, Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Palembang.

Sazali M dan M Ali. 2017. Uji beberapa dosis trichompos terhadap penyakit virus

kompleks, pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum

annum L.). JOM FAPERTA. 4(1): 1-11

Semangun H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Somowiyarjo S, YB Sumardiyono, S Martono. 2001. Inaktivasi CMV dengan

ekstrak Mirabilis jalapa. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar

Ilmiah, PFI. Bogor

Sudjadi, Zulies I, Sismindari, Rahayu S. 2004. Pengaruh pH, suhu dan

penyimpanan pada stabilitas protein MJ-30 dari daun Mirabilis jalapa

Majalah Farmasi Indonesia. 15(1):1-6.

Sukada W, M Sudana, D N Nyana, G Suastika, dan K Siadi. 2014. Pengaruh Jenis

Virus Terhadap Penurunan Hasil pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum

frustecens L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 3(3): 158-165

Page 36: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

25

Sulyo Y. 1984. Penurunan Hasil Beberapa Varietas Lombok Akibat Infeksi

Cucumber mosaic virus (CMV) di Rumah Kaca. Balai Penelitian

Hortikultura. Lembang. Bandung.

Sumarni N dan Muharam A. 2005. Budidaya Tanaman Cabai Merah, Edisi kedua.

BALITSA, Bandung.

Supyani, S Widadi, W H A Jamil. 2017. Efektivitas ekstrak daun bunga pukul

empat untuk pengendalian penyakit mosaik kacang panjang. Agrotech Res

J. 1(1): 33-40

Taufik M. 2009. Pengaruh perasan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)

terhadap infeksi Tobacco mosaic virus (TMV) pada tanaman cabai besar.

AGRIPLUS. 19(2): 95-101

Taufik M, Sarawa, Hasan A, Amelia K. 2013. Analisis pengaruh suhu dan

kelembapan terhadap perkembangan penyakit yang disebabkan Tobacco

mosaic virus pada tanaman cabai. J. AGROTEKNOS. 3(2): 94-100

Verma dan Kumar, 1980. Frevention of plant virus diseases by Mirabilis jalapa

leaf Extact. New Botanist 7: 87-91.

Verma S, Cam MC, McNeill JH. 1998. Nutritional factors that can favorably

influence the glucose. Vanadium. Journal of American College of Nutrition.

17(1): 11-18.

Vivanco JM, Querci M, Salazar LF. 1999. Antiviral and antiviroid activity of

MAP-containing Extracts from Mirabilis jalapa roots. Plant Dis. 83(12):

1116-1121.

Widayanthi KA, GN Raka dan K Siadi. 2017. Pengaruh dry heat treatment

terhadap pertumbuhan dan kesehatan bibit cabai rawit (Capsicum frustecens

L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 6(1): 52-61.

Wiyono S, M Syukur, F Prajnanta, G Sa’id dan A harpenas. 2012. Cabai: Prospek

Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Agriflo. Jakarta.

Xu, J.J., Qing, C., Lv, Yp., Liu, Ym., Chen, Y.G., (2010): Cytotoxic Rotenoids

from Mirabilis jalapa. Chemistry of Natural Compounds. 46(5)

Yusika, Y. 2017. Potensi Cendawan Endofit dari Tanaman Cabai dalam

Mengendalikan Tobacco mosaic virus (TMV) pada Tanaman Cabai.

Universitas Jambi. Jambi. [Skripsi].

Page 37: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

26

Lampiran 1. Denah Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

40 Cm

F1 B3

A2

E4

F4 G3

E2

A1 C3

D3

F3

D2 C1

A4

B2 G4

F2

D1

E3 B1

D4

G1 E1

C2

B4

A3 C4

G2

40

Cm

Keterangan :

A : Kontrol sehat (tanpa TMV dan tanpa M. jalapa)

B : Kontrol sakit (TMV)

C : Ekstrak daun M. jalapa

D : Ekstrak batang M. jalapa

E : Ekstrak akar M. jalapa

F : Ekstrak biji M. jalapa

G : Ekstrak daun M. jalapa + buffer fospat (pH7)

1,2,3,4 adalah ulangan

4

0

C

m

U

Page 38: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

27

Lampiran 2. Deskripsi Cabe Keriting Hibrida Varietas LADO F1

Asal tanaman : persilangan induk betina 2452

F dengan induk jantan 2452 M

Tinggi tanaman : 90 – 100 cm

Bentuk tanaman : tegak

Bentuk kanopi : bulat

Warna batang : hijau

Ukuran daun : 113 cm

Warna daun : hijau

Keseragaman : seragam

Umur berbunga : 70 hari setelah sebar

Umur panen : 115 – 120 hari setelah sebar

Warna kelopak bunga : hijau

Warna tangkai bunga : hijau

Warna mahkota bunga : putih

Warna kotak sari : ungu

Jumlah kotak sari : 5 – 6

Warna kepala putik : ungu

Jumlah helai mahkota : 5 – 6

Bentuk buah : kerucut langsing

Kulit buah : agak mengkilat

Ujung buah : runcing

Tebal kulit buah : 1 mm

Warna buah muda : hijau tua

Warna buah tua : merah

Berat buah per buah : 3,6 gram

Kekompakan buah : kompak

Produksi buah per tanaman : 1 – 1,2 kg

Potensi hasil : 20 ton/ha

Ketahanan terhadap penyakit : toleran Cucumber Mosaic

Virus (CMV), Antracnose dan

tahan Pseudomonas

solanacearum

Daerah adaptasi : dataran rendah sampai tinggi

Peneliti/Pengusul : PT. East West Seed Indonesia

https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KepMenTan_138_2000.pdf

Page 39: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

28

Lampiran 3. Pengamatan periode inkubasi penyakit yang disebabkan oleh

Tobacco mosaic virus (TMV) pada tanaman cabai.

Perlakuan Ulangan Masa inkubasi (hsi)

T1 T2 T3

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa M. jalapa)

I 0 0 0

II 0 0 0

III 0 0 0

IV 0 0 0

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa)

I 7 5 5

II 12 11 10

III 10 7 14

IV 7 9 6

Ekstrak daun M. jalapa

I 8 9 7

II 12 10 8

III 10 12 8

IV 16 6 13

Ekstrak batang M. jalapa

I 13 16 8

II 7 10 14

III 17 13 10

IV 14 18 8

Ekstrak akar M. jalapa

I 19 17 16

II 13 19 15

III 15 17 18

IV 14 16 21

Ekstrak biji M. jalapa

I 19 12 17

II 19 11 16

III 17 14 19

IV 18 15 18

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7)

I 17 21 14

II 14 16 18

III 14 17 22

IV 14 18 17

Page 40: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

29

Lampiran 4. Data intensitas penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 7 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 25,00 0,00 8,33 16,67 50,00 12,50

Ekstrak daun M. jalapa 8,33 0,00 0,00 8,33 16,67 4,17

Ekstrak batang M. jalapa 0,00 8,33 0,00 0,00 8,33 2,08

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ekstrak biji M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 75,00 2,68

Tranformasi Akar Kuadrat (X=0,5)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 0,71 0,71 0,71 0,71 2,83 0,71

Kontrol sakit (TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa) 5,05 0,71 0,71 4.14 12,87 3,22

Ekstrak daun M. jalapa 2,97 0,71 0,71 2.97 7,36 1,84

Ekstrak batang M. jalapa 0,71 2,97 0,71 0.71 5,09 1,27

Ekstrak akar M. jalapa 0,71 0,71 0,71 0.71 2,83 0,71

Ekstrak biji M. jalapa 0,71 0,71 0,71 0.71 2,83 0,71

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,71 0,71 0,71 0.71 2,83 0,71

Jumlah 36,64 1,31

Page 41: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

30

Analisis Ragam

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48

SSR 2.,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 1,42 1,49 1,53 1,56 1,59 1,61

KK = 71,11

Sy = 0,48

Sumber Keragaman

DB JK KT F.HIT F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 21,51 3,58 3,85* 2,57

Galat 21,00 19,55 0,93 Total 27,00 41,06

Page 42: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

31

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 12,50 10,42 12,50 12,50 12,50 12,50 12,50 a

Ekstrak daun M. jalapa 4,17 2,08 4,17 4,17 4,17 4,17 b

Ekstrak batang M. jalapa 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 b

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 b

Ekstrak biji M. jalapa 0,00 0,00 0,00 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,00 0,00 b

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 b

Page 43: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

32

Lampiran 5. Data intensitas penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 14 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 41,67 25,00 33,33 41,67 141,67 35,42

Ekstrak daun M. jalapa 25,00 25,00 25,00 16,67 91,67 22,92

Ekstrak batang M. jalapa 16,67 25,00 16,67 16,67 75,00 18,75

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 8,33 0,00 8,33 16,67 4,17

Ekstrak biji M. jalapa 8,33 8,33 8,33 0,00 25,00 6,25

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 8,33 8,33 8,33 8,33 33,33 8,33

Jumlah 383,33 13,69

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 3779,76 629,96 31,75* 2,57

Galat 21,00 416,67 19,84

Total 27,00 4196,43

Keterangan: Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 2,23 2,23 2,23 2,23 2,23 2,23

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 6,55 6,86 7,08 7,22 7,33 7,42

KK = 31,37

Sy = 2,23

Page 44: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

33

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 35,42 12,50 16,67 27,09 29,17 31,25 35,42 a

Ekstrak daun M. jalapa 22,92 4,17 14,59 16,67 18,75 22,92 b

Ekstrak batang M. jalapa 18,75 10,42 12,50 14,58 18,75 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 8,33 2,08 4,16 8,33 c

Ekstrak biji M. jalapa 6,25 2,08 6,25 cd

Ekstrak akar M. jalapa 4,17 4,17 cd

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan ekstrak tanpa M. jalapa) 0,00 d

Page 45: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

34

Lampiran 6. Data intensitas penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 21 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan ekstrak tanpa M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 50,00 50,00 41,67 50,00 191,67 47,92

Ekstrak daun M. jalapa 50,00 41,67 41,67 33,33 166,67 41,67

Ekstrak batang M. jalapa 41,67 33,33 41,67 33,33 150,00 37,50

Ekstrak akar M. jalapa 25,00 25,00 25,00 25,00 100,00 25,00

Ekstrak biji M. jalapa 33,33 33,33 25,00 25,00 116,67 29,17

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 25,00 25,00 16,67 16,67 83,33 20,83

Jumlah 808,33 28,87

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 6056,55 1009,42 53,09* 2,57

Galat 21,00 399,31 19,01

Total 27,00 6455,85

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 2,18 2,18 2,18 2,18 2,18 2,18

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 6,41 6,72 6,93 7,06 7,17 7,26

KK = 15,10

Sy = 2,18

Page 46: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

35

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 47,92 6,25 10,42 18,75 22,92 27,09 47,92 a

Ekstrak daun M. jalapa 41,67 4,17 12,50 16,67 20,84 41,67 ab

Ekstrak batang M. jalapa 37,50 8,33 12,50 16,67 37,50 b

Ekstrak biji M. jalapa 29,17 4,17 8,34 29,17 c

Ekstrak akar M. jalapa 25,00 4,17 25,00 cd

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 20,83 20,83 d

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 e

Page 47: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

36

Lampiran 7. Data intensitas penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 28 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan ekstrak tanpa M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 66,67 50,00 58,33 66,67 241,67 60,42

Ekstrak daun M. jalapa 50,00 50,00 50,00 41,67 191,67 47,92

Ekstrak batang M. jalapa 41,67 50,00 41,67 41,67 175,00 43,75

Ekstrak akar M. jalapa 25,00 33,33 33,33 33,33 125,00 31,25

Ekstrak biji M. jalapa 33,33 41,67 33,33 25,00 133,33 33,33

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 33,33 33,33 25,00 33,33 125,00 31,25

Jumlah 991,67 35,42

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 8576,39 1429,40 55,77* 2,57

Galat 21,00 538,19 25,63 Total 27,00 9114,58

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 7,44 7,80 8,05 8,20 8,33 8,43

KK = 13,78

Sy = 2,53

Page 48: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

37

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 60,42 12,50 16,67 27,09 29,17 29,17 60,42 a

Ekstrak daun M. jalapa 47,92 4,17 14,59 16,67 16,67 47,92 b

Ekstrak batang M. jalapa 43,75 10,42 12,50 12,50 43,75 b

Ekstrak biji M. jalapa 33,33 2,08 2,08 33,33 c

Ekstrak akar M. jalapa 31,25 0,00 31,25 c

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 31,25 31,25 c

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 d

Page 49: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

38

Lampiran 8. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 7 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 100,00 0,00 33,33 66,67 166,67 50,00

Ekstrak daun M. jalapa 33,33 0,00 0,00 33,33 66,67 16,67

Ekstrak batang M. jalapa 0,00 33,33 0,00 0,00 33,33 8,33

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ekstrak biji M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 300,00 10,71

Tranformasi Akar Kuadrat (X=0,5)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (Tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,71 0,71 0,71 0,71 2,83 0,71

Kontrol sakit (TMV dan

Tanpa ekstrak M. jalapa) 10,02 0,71 5,82 8,20 24,74 6,19

Ekstrak daun M. jalapa 5,82 0,71 0,71 5,82 13,05 3,26

Ekstrak batang M. jalapa 0,71 5,82 0,71 0,71 7,94 1,98

Ekstrak akar M. jalapa 0,71 0,71 0,71 0,71 2,83 0,71

Ekstrak biji M. jalapa 0,71 0,71 0,71 0,71 2,83 0,71

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,71 0,71 0,71 0,71 2,83 0,71

Jumlah 57,04 2,04

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 103,17 17,19 3,82* 2,57

Galat 21,00 94,62 4,51

Total 27,00 197,79

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda sangat Nyata

Page 50: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

39

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 1,06 1,06 1,06 1,06 1,06 1,06

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 3,12 3,27 3,38 3,44 3,49 3,53

KK = 100,47

Sy = 1,06

Page 51: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

40

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa) 50,00 33,33 41,67 50,00 50,00 50,00 50,00 a

Ekstrak daun M. jalapa 16,67 8,34 16,67 16,67 16,67 16,67 b

Ekstrak batang M. jalapa 8,33 8,33 8,33 8,33 8,33 b

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 0,00 0,00 0,00 b

Ekstrak biji M. jalapa 0,00 0,00 0,00 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 0,00 0,00 b

Kontrol sehat (tanpa TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 b

Page 52: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

41

Lampiran 9. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 14 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (Tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak daun M. jalapa 100,00 100,00 100,00 66,67 366,67 91,67

Ekstrak batang M. jalapa 66,67 100,00 66,67 66,67 300,00 75,00

Ekstrak akar M. jalapa 0,00 33,33 0,00 33,33 66,67 16,67

Ekstrak biji M. jalapa 33,33 33,33 33,33 0,00 100,00 25,00

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 33,33 33,33 33,33 33,33 133,33 33,33

Jumlah 1366,67 48,81

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 37460,32 6243,39 36,31* 2,57

Galat 21,00 3611,11 171,96

Total 27,00 41071,43

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 6,56 6,56 6,56 6,56 6,56 6,56

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 19,28 20,19 20,85 21,24 21,57 21,83

KK = 25,90

Sy = 6,56

Page 53: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

42

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa) 100,00 8,33 25,00 66,67 75,00 83,33 100,00 a

Ekstrak daun M. jalapa 91,67 16,67 58,33 66,67 75,00 91,67 ab

Ekstrak batang M. jalapa 75,00 41,67 50,00 58,33 75,00 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 33,33 8,33 16,67 33,33 c

Ekstrak biji M. jalapa 25,00 8,33 25,00 c

Ekstrak akar M. jalapa 16,67 16,67 cd

Kontrol sehat (tanpa TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 d

Page 54: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

43

Lampiran 10. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 21 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa)

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak daun M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak batang M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak akar M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak biji M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 100,00 100,00 66,67 66,67 333,33 83,33

Jumlah 2333,33 83,33

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 33333,33 5555,56 105,00* 2,57

Galat 21,00 1111,11 52,51

Total 27,00 34444,44

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 10,69 11,20 11,57 11,78 11,97 12,11

KK = 1,28

Sy = 3,64

Page 55: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

44

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sakit (TMV dan tanpa

ekstrak M. jalapa) 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 16,67 100,00 a

Ekstrak daun M. jalapa 100,00 0,00 0,00 0,00 16,67 100,00 a

Ekstrak batang M. jalapa 100,00 0,00 0,00 16,67 100,00 a

Ekstrak akar M. jalapa 100,00 0,00 16,67 100,00 a

Ekstrak biji M. jalapa 100,00 16,67 100,00 a

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 83,33 83,33 b

Kontrol sehat (tanpa TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 c

Page 56: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

45

Lampiran 11. Data kejadian penyakit yang disebabkan oleh Tobacco mosaic virus

(TMV) pada 28 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak daun M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak batang M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak akar M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak biji M. jalapa 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 100,00 100,00 100,00 100,00 400,00 100,00

Jumlah 2400,00 85,71

Page 57: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

46

Lampiran 12. Data tinggi tanaman pada 7 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 16,90 20,10 21,17 18,17 76,33 19,08

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 16,43 17,50 14,47 13,47 61,87 15,47

Ekstrak daun M. jalapa 13,23 15,07 13,83 20,40 62,53 15,63

Ekstrak batang M. jalapa 10,97 13,57 13,10 14,03 51,67 12,92

Ekstrak akar M. jalapa 13,23 12,40 17,87 13,10 56,60 14,15

Ekstrak biji M. jalapa 17,60 17,63 11,70 15,17 62,10 15,53

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 13,90 13,47 12,20 13,93 53,50 13,38

Jumlah 424,60 15,16

Analisis Ragam

Sumber Keragaman DB JK KT F.HIT F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 100,33 16,72 3,41* 2,57

Galat 21,00 102,90 4,90 Total 27,00 203,23

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 1,11 1,11 1,11 1,11 1,11 1,11

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 3,25 3,41 3,52 3,59 3,64 3,69

KK = 14,08

Sy = 1,11

Page 58: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

47

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 19,08 3,45 3,55 3,61 4,93 5,70 6,16 a

Ekstrak daun M. jalapa 15,63 0,10 0,16 1,48 2,25 2,71 b

Ekstrak biji M. jalapa 15,53 0,06 1,38 2,15 2,61 b

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 15,47 1,32 2,09 2,55 b

Ekstrak akar M. jalapa 14,15 0,77 1,23 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 13,38 0,46 b

Ekstrak batang M. jalapa 12,92 b

Page 59: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

48

Lampiran 13. Data tinggi tanaman pada 14 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 21,77 25,73 26,67 23,83 98,00 24,50

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 18,83 19,80 17,00 15,57 71,20 17,80

Ekstrak daun M. jalapa 17,57 19,83 19,00 26,10 82,50 20,63

Ekstrak batang M. jalapa 14,77 17,33 18,00 18,57 68,67 17,17

Ekstrak akar M. jalapa 18,10 17,00 23,80 17,73 76,63 19,16

Ekstrak biji M. jalapa 23,17 22,43 15,83 19,93 81,37 20,34

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 18,40 18,63 18,20 18,90 74,13 18,53

Jumlah 552,50 19,73

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 143,93 23,99 3,64 2,57

Galat 21,00 138,34 6,59 Total 27,00 282,27

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 1,28 1,28 1,28 1,28 1,28 1,28

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 3,77 3,95 4,08 4,16 4,22 4,27

KK = 12,54

Sy = 1,28

Page 60: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

49

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 24,50 3,87 4,16 5,34 5,97 6,70 7,33 a

Ekstrak daun M. jalapa 20,63 0,29 1,47 2,10 2,83 3,46 b

Ekstrak biji M. jalapa 20,34 1,18 1,81 2,54 3,17 b

Ekstrak akar M. jalapa 19,16 0,63 1,36 1,99 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 18,53 0,73 1,36 b

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 17,80 0,63 b

Ekstrak batang M. jalapa 17,17 b

Page 61: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

50

Lampiran 14. Data tinggi tanaman pada 21 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 27,37 30,67 32,50 29,17 119,70 29,93

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 21,73 22,60 19,43 17,97 81,73 20,43

Ekstrak daun M. jalapa 21,83 24,97 24,23 29,77 100,80 25,20

Ekstrak batang M. jalapa 19,83 22,83 23,60 24,20 90,47 22,62

Ekstrak akar M. jalapa 23,73 22,50 29,67 23,67 99,57 24,89

Ekstrak biji M. jalapa 29,13 28,83 21,67 25,83 105,47 26,37

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 23,83 24,67 23,90 24,33 96,73 24,18

Jumlah 694,47 24,80

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 212,41 35,40 5,30* 2,57

Galat 21,00 140,15 6,67 Total 27,00 352,56

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 1,29 1,29 1,29 1,29 1,29 1,29

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 3,80 3,98 4,11 4,19 4,25 4,30

Page 62: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

51

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 29,93 3,56 4,73 5,04 5,75 7,31 9,50 a

Ekstrak biji M. jalapa 26,37 1,17 1,48 2,19 3,75 5,94 ab

Ekstrak daun M. jalapa 25,20 0,31 1,02 2,58 4,77 b

Ekstrak akar M. jalapa 24,89 0,71 2,27 4,46 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 24,18 1,56 3,75 bc

Ekstrak batang M. jalapa 22,62 2,19 bc

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 20,43 c

Page 63: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

52

Lampiran 15. Data tinggi tanaman pada 28 hari setelah inokulasi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-

rata 1 2 3 4

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 33,00 36,83 37,93 34,17 141,93 35,48

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 23,43 24,87 21,07 19,77 89,13 22,28

Ekstrak daun M. jalapa 26,43 29,80 29,20 35,10 120,53 30,13

Ekstrak batang M. jalapa 24,70 27,63 28,50 29,33 110,17 27,54

Ekstrak akar M. jalapa 28,00 27,00 34,83 28,50 118,33 29,58

Ekstrak biji M. jalapa 34,77 33,80 26,50 30,77 125,83 31,46

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 28,30 28,67 28,70 28,93 114,60 28,65

Jumlah 820,53 29,30

Analisis Ragam

Sumber

Keragaman DB JK KT F.HIT

F TABEL

5%

Perlakuan 6,00 385,66 64,28 8,30* 2,57

Galat 21,00 162,70 7,75 Total 27,00 548,36

Keterangan : Berpengaruh nyata (F hitung > F tabel pada taraf 5%)

* = Berbeda Nyata

Uji DNMRT (Duncan Multiple Range Test)

Jarak 2 3 4 5 6 7

Sy 1,29 1,29 1,29 1,29 1,29 1,29

SSR 2,94 3,08 3,18 3,24 3,29 3,33

LSR 3,80 3,98 4,11 4,19 4,25 4,30

KK = 10,04

Sy = 1,29

Page 64: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

53

Uji Selisih Rata-Rata Perlakuan

Perlakuan Rata-

rata

Beda rata-rata Notasi

2 3 4 5 6 7

Kontrol sehat (tanpa TMV

dan tanpa ekstrak M. jalapa) 35,48 4,02 5,35 5,90 6,83 7,94 13,20 a

Ekstrak biji M. jalapa 31,46 1,33 1,88 2,81 3,92 9,18 b

Ekstrak daun M. jalapa 30,13 0,55 1,48 2,59 7,85 b

Ekstrak akar M. jalapa 29,58 0,93 2,04 7,30 b

Ekstrak daun M. jalapa +

buffer fosfat (pH 7) 28,65 1,11 6,37 b

Ekstrak batang M. jalapa 27,54 5,26 b

Kontrol sakit (TMV dan

tanpa ekstrak M. jalapa) 22,28 c

Page 65: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

54

Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian

8

Gambar 3. Tamanan cabai penelitian di rumah kaca

Gambar 4. Tanaman bunga pukul empat (M. jalapa) dengan bunga

berwarna kuning

Gambar 5. Cairan perasan tanaman sakit (SAP)

Page 66: PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L

55

Gambar 6. Pembuatan ekstrak : a. memotong kecil-kecil bagian tanaman bunga

pukul empat, b. mongering anginkan, c. penimbangan,

d. menghaluskan, e. inkubasi, f. penyaringan

b

c

a

d

e f