identifikasi potongan tubuh manusia

5
Pengertian Kejahatan Mutilasi adalah jenis kejahatan yang tergolong sadis, dimana pelaku kejahatan tersebut tidak hanya membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain melainkan iya juga memotong-motong setiap bagian tubuh si korbannya. menurut beberapa ahli kejahatan pidana, biasanya kejahatan ini terjadi tergantung pada keadaan psikis si pelaku, dimana si pelaku cenderung mengalami gangguan kejiwaan, pada pendapat lain ahli berpendapat bahwa kejahatan ini merupakan kejahatan susulan dari sebuah kejahatan pembunuhan,dengan maksud untuk menutupi kejahatan pembunuhan tersebut maka dilakukan lah pemutilasian tubuh korban, sehingga korban tidak diketahui keberadaannya ataupun jika diketahui maka akan mengelabui penyidik dalam mengungkap identitasnya. Namun, terlepas dari semua hal itu, kejahatan mutilasi kerap sekali terjadi dilakukan oleh orang-orang yang memang mengalami depresi dan gangguan kejiwaan, bahwa dengan tidak memotong-motong tubuh korbannya ,pelaku sering sekali tidak puas untuk menyelesaikan kejahatannya. Mutilasi adalah aksi yang menyebabkan satu atau beberapa bagian tubuh (manusia) tidak dapat bekerja sebagaimana

Upload: diana-a-bass

Post on 12-Aug-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Potongan Tubuh Manusia

Pengertian 

Kejahatan Mutilasi adalah jenis kejahatan yang tergolong sadis, dimana pelaku

kejahatan tersebut tidak hanya membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain melainkan

iya juga memotong-motong setiap bagian tubuh si korbannya. menurut beberapa ahli

kejahatan pidana, biasanya kejahatan ini terjadi tergantung pada keadaan psikis si pelaku,

dimana si pelaku cenderung mengalami gangguan kejiwaan, pada pendapat lain ahli

berpendapat bahwa kejahatan ini merupakan kejahatan susulan dari sebuah kejahatan

pembunuhan,dengan maksud untuk menutupi kejahatan pembunuhan tersebut maka

dilakukan lah pemutilasian tubuh

korban, sehingga korban tidak

diketahui keberadaannya ataupun

jika diketahui maka akan

mengelabui penyidik dalam

mengungkap identitasnya.

Namun, terlepas dari semua hal

itu, kejahatan mutilasi kerap

sekali terjadi dilakukan oleh

orang-orang yang memang

mengalami depresi dan gangguan

kejiwaan, bahwa dengan tidak

memotong-motong tubuh

korbannya ,pelaku sering sekali

tidak puas untuk menyelesaikan

kejahatannya.

Mutilasi adalah aksi yang menyebabkan satu atau beberapa bagian tubuh (manusia)

tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Beberapa contoh mutilasi misalnya amputasi,

pembakaran, atau flagelasi. Beberapa kebudayaan mengizinkan dilakukannya mutilasi.

Misalnya di Cina, ada budaya mengikat kaki seorang anak perempuan. Ikatan tersebut tidak

boleh dilepaskan hingga ia tua, dengan demikian kakinya akan tetap kecil. Kaki kecil (khusus

wanita) di Cina m Mutilasi, adalah tragedi anak manusia. Dalam kebudayaan Islam, mutilasi

diberlakukan bagi mereka yang terbukti mencuri, biasanya berupa amputasi pada tangan atau

lengan. Namun bila terdakwa memiliki alasan kuat untuk mencuri (misalnya dalam kondisi

sangat kelaparan), maka hukuman tersebut dapat dihindarkan.

Page 2: Identifikasi Potongan Tubuh Manusia

Kendala Penyidik Dalam Pembunuhan Mutilasi

Dalam hal ini, tugas kepolisian harus sigap membentuk suatu pemecahan kasus

dimulai dari penyelidikan dan penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan

penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana

guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang di atur dalam

UU (pasal 1 butir 5 KUHAP). Setelah tahap itu telah dilalui maka tim penyidik mulai

mengembangkan motif di dalam kasus tersebut.

Hambatan-hambatan yang dialami penyidik pada saat mendapat laporan tentang suatu

tindakan kejahatan mutilasi sering kali kerap terjadi, hal ini dikarenakan tubuh dari korban

sudah tidak utuh lagi, dikarenakan mutilasi, tidak ada identitas, dan untuk pembuktian jenis

kelamin pun kerap sulit. Untuk menanggulangi masalah tersebut tim penyidik meminta

bantuan kepada tim forensic atau staf ahli kedokteran

Faktor-faktor terhambatnya tim penyidik dikarenakan:

1. Bagian tubuh tidak utuh lagi

2. Tidak ada identitas korban

3. Tidak ada saudara atau rekan yang melaporkan kehilangan salah satu anggota

keluarga

4. Penemuan jenazah bukan pada tempat atau lingkungan tempat tinggal korban

5. Mayat sudah membusuk atau sudah menjadi tulang belulang

Identifikasi potongan tubuh manusia

Pemeriksaan dalam kasus mutilasi bertujuan untuk menentukan apakah potongan jaringan

berasal dari manusia atau hewan. Bilamana berasal dari manusia, ditentukan apakah

potongan-potongan tersebut dari satu tubuh.

Penentuan juga meliputi jenis kelamin, ras, umur, tinggi badan, dan keterangan lain

seperti cacat tubuh, penyakit yang pernah diderita, status sosio ekonomi, sebab dan

mekanisme kematian serta cara dan saat di lakukan pemotongan tubuh apakah sebelum atau

setelah meninggal.

Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan beberapa

pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan

Page 3: Identifikasi Potongan Tubuh Manusia

pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin), serta dengan

pemeriksaan DNA.

Penentuan jenis kelamin ditentukan dengan pemeriksaan makroskopik, antropologi,

dengan pemeriksaan mikroskopik yang bertujuan menemukan kromatin seks wanita,

seperti Drumstick pada leukosit dan badan Barr pada sel  atau pemeriksaan y fluorescein

body pada sel, serta pemeriksaan DNA.

Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut

adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, parturitas (riwayat

persalinan), ciri-ciri khusus, deformitas, dan bila memungkinkan dapat dilakukan

superimposisi serta rekonstruksi wajah. Dicari pula tanda kekerasan pada tulang. Perkiraan

saat kematian dilakukan dengan memperhatikan keadaan kekeringan tulang.

Bila terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu , maka dilakukan identifikasi dengan

membandingkan data-data hasil pemeriksaan dengan data-data antemortem. Bila terdapat

tulang tengkorak yang utuh dan terdapat foto terakhir wajah orang tersebut semasa hidup,

maka dapat dilakukan metode superimposisi, yaitu dengan menumpukkan foto Rontgen

tulang tengkorak diatas foto wajah yang dibuat berukuran sama dan diambil dari sudut

pemotretan yang sama.

Dengan demikian dapat dicari adanya titik-titik persamaan . Pada keadaan tersebut dapat

pula dilakukan pencetakan tengkorak tersebut lalu dilakukan rekonstruksi wajah dan kepala

pada cetakan tengkorak tersebut dengan menggunakan materi lilin atau gips sehingga

dibentuk rekaan wajah korban. Rekaan wajah tersebut kemudian ditunjukkan kepada

tersangka keluarga korban untuk dikenali.

Pemeriksaan antropologi dilakukan untuk memperkirakan apakah kerangka manusia atau

bukan. Jika dengan pemeriksaan tersebut masih diragukan, misalnya jika yang ditemukan

hanya sepotong tulang sahaja, maka perlu dilakukan pemeriksaan serologi (reaksi presipitin),

histology (jumlah dan diameter kanal-kanal Havers), dan bahkan dengan pemeriksaan DNA.

Penentuan ras dilakukan dengan pemeriksaan antropologi pada tengkorak, gigi geligi, dan

tulang panggul atau tulang lainnya. Tonjolan pipi dan gigi insisivus atas pertama yang

berbentuk seperti sekop serta adanya torus palatines yang menonjol member petunjuk kea rah

ras Mongoloid.

Page 4: Identifikasi Potongan Tubuh Manusia

Jenis kelamin ditentukan berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak,

serta luka-luka lainnya. Pada hampir semua tulang dapat dijumpai adanya perbedaan bentuk

dan ukuranantara pria dan wanita (dimorfisme seksual).

Perkiraan umur dapat pula diperiksa melalui pemeriksaan gigi dilakukan dengan melihat

pertumbuhan dan perkembangan gigi (intrauterine, gigi susu 6 bulan-3 tahun, masa statis gigi

susu 3-6 tahun, geligi campuran 6-12 tahun).

Tinggi badan seseorang dapat diperkirakan dari panjang tulang-tulang atau bagian-bagian

tubuh tertentu dengan menggunakan factor multiplikasi , rasio, atau proporsi , serta rumus

yang menghubungkan antara panjang bagian tersebut terhadap tinggi badan. Tulang yang

diukurdalam keadaan kering biasanya lebih pendek 2mm dari tulang segar, sehingga dalam

menghitung tinggi badan perlu diperhatikan.