identifikasi pengetahuan guru mengenai peran dan

105
i IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA (SEBUAH STUDI KASUS PADA 8 GURU FISIKA SMA DI PULAU FLORES, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh Vigilia Setiawati Kantur NIM : 131424043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 08-Jan-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

i

IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

(SEBUAH STUDI KASUS PADA 8 GURU FISIKA SMA DI PULAU

FLORES, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh

Vigilia Setiawati Kantur

NIM : 131424043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

q ---{Z\ L> /1,,9\19""\\

'zl#3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

___Waktu Tuhan Bukan Waktu Kita___

_____Semua Akan Indah Pada Waktu-Nya_____

Saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua yang saya sayangi, Bapa Thomas dan Mama Lin

2. Kakak dan adik-adik yang saya cintai Ka Eki, Mita, Epik, dan Giel,

3. Anak Kimberly yang saya sayangi

4. Semua sahabat dan teman-teman seperjuangan

5. Serta almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

r{a Fu m.nir rjo dui $y m

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

vii

ABSTRAK

Kantur, Vigilia Setiawati. 2018. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU

MENGENAI PERAN DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA (SEBUAH STUDI KASUS

PADA 8 GURU FISIKA SMA DI PULAU FLORES, PROPINSI

NUSA TENGGARA TIMUR). Skripsi. Program Studi Pendidikan

Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengetahuan guru mengenai

peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika, (2)

Bagaimana guru merancang pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium

berdasarkan pengetahuan mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya

dalam pembelajaran Fisika, (3) Sejauh mana rancangan pembelajaran guru yang

mengintegrasikan laboratorium dapat diterapkan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017 di delapan

Sekolah Menengah Atas (SMA). SMA tersebut diinisialkan dengan sebutan SMA

A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA E, SMA F, SMA G, dan SMA H. Sampel

penelitian ialah delapan guru Fisika. Instrumen yang digunakan untuk

memperoleh data berupa pedoman wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebanyak 75% dari delapan guru

Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki pengetahuan yang

baik dan 25% lainnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peran

laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika, (2) Sebanyak 75%

dari delapan guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tengaara Timur ini dapat

merancang pembelajaran yang menginterasikan laboratorium dalam pembelajaran

Fisika, dimana sebanyak 25% menggunakan metode demonstrasi dan 50% lainnya

menggunakan metode eksperimen. Sedangkan 25% dari delapan guru Fisika

lainnya tidak dapat merancang pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika, dan (3) Sebanyak 62,5% dari delapan guru Fisika di

Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat menerapkan rancangan

pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika

yang telah dibuat, 12,5% lainnya tidak dapat menerapkan rancangan pembelajaran

yang dibuat, dan sebanyak 25% lainnya tidak mengetahui sejauh mana rancangan

pembelajaran yang dibuat dapat diterapkan.

Kata kunci: Pengetahuan guru , peran laboratorium, pemanfaatan laboratorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

viii

ABSTRACT

Kantur, Vigilia Setiawati. 2018. IDENTIFICATION OF TEACHER

KNOWLEDGE ABOUT THE ROLE AND UTILIZATION OF

LABORATORY IN PHYSICS LEARNING (A CASE STUDY ON 8

TEACHERS OF PHYSICS SMA IN FLORES ISLAND, EAST NUSA

TENGGARA PROVINCE). Essay. Physics Education Study Program.

Department of Mathematics Education and Natural Sciences. Faculty of

Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.

This study aims to determine (1) Knowledge of teachers about the role of

laboratory and its utilization in Physics learning, (2) How teachers design

learning that integrates laboratory based on knowledge about the role of

laboratory and its utilization in Physics learning, (3) The extent to which teacher

learning design integrate laboratory can be applied.

This study was conducted from May to June 2017 in eight Senior High

School. The high schools were initialized as SMA A, SMA B, SMA C, SMA D,

SMA E, SMA F, SMA G, and SMA H. The sample of research is eight Physics

teacher. Instruments used to obtain data in the form of interview guidelines.

The results of the study show that (1) As many as 75% of the eight Physics

teacher in Flores Island, East Nusa Tenggara Province have a good knowledge

and 25% have adequate knowledge about the role of laboratory and its utilization

in Physics learning, (2) As many as 75% of the eight Physics teacher in Flores

Island, East Nusa Tenggara Province can design learning that integrates

laboratory in Physics learning, where 25% use demonstration methods and 50%

others using experimental methods. While 25% of others eight Physics teacher

can not design learning that integrates laboratory in Physics learning, and (3) As

many as 62,5% of the eight Physics teacher in Flores Island, East Nusa Tenggara

Province can apply the design learning that integrates laboratory in Physical

learning that has been made, 12,5% others can not apply the design of the

learning made, and as many as 25% others do not know the extent to which the

designed of learning that is made can be applied.

Keyword: Knowledge of teachers, role of laboratory, laboratory utilization

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Identifikasi Pengetahuan Guru Mengenai Peran dan Pemanfaatan

Laboratorium dalam Pembelajaran Fisika (Sebuah Studi Kasus Pada 8 Guru

Fisika SMA Di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur)” ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari

peran serta berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyususunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika, Faluktas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata

Dharma.

3. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing

Akademik (DPA) Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2013 yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

x

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

4. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah

memberikan bimbingan, pendidikan, dan memberikan pengetahuan serta

pelayanan administrasi yang baik kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

5. Kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan SMA A, SMA B, SMA C, SMA D,

SMA E, SMA F, SMA G, dan SMA H yang bersedia menerima peneliti untuk

melakukan penelitian dan membantu peneliti selama melakukan penelitian.

6. Bapa Thomas dan Mama Lin yang telah memberikan cinta, kasih sayang,

motivasi, dan dukungan selama peneliti penempuh pendidikan di Universitas

Sanata Dharma, khususnya selama peneliti menyelesaikan skripsi.

7. Kakak dan adik-adik tercinta, Ka Eki, Mita, Epik, dan Giel, serta kepada anak

tercinta Kimberly yang telah memberikan semangat, dukungan dan motivasi.

8. Teman-teman kelompok skripsi Herlina Rosalia Dona, Safriana Rianti Bakang

Teluma dan Betrida Purnama Sari yang telah berjuang bersama-sama dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman RKB tersayang, Meldi, Dona, Ani, Indri, Titin, Safri, Sari,

Erni, Ansi, Meri, Elty, Ice, Novi, Ardi, Arto, Okto, Sintus, dan Alos yang

telah memberikan banyak cerita indah dan menciptakan banyak kekonyolan

serta telah berjuang bersama-sama selama menempuh pendidikan di

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

rc*a,igk0b^,0lrpgt]j]&iuoe eGUB-ei! *hm n@npu

(hd, rn, uLi, A@si, Dior N&j,ia, Dtri Rh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………...…………………...……..……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………… vi

ABSTRAK ………………………………………………………………… vii

ABSTRACT ………………………………………………………………... viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………..…… ix

DAFTAR ISI ………………..……………………………...……………… xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………...…

B. Rumusan Masalah ……………………………………………..……

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………...

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….

1

3

4

4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan Guru Mengenai Metode Pembelajaran .………............

B. Laboratorium Fisika ………………………………………………...

C. Metode Pembelajaran yang Memanfaatkan Laboratorium Fisika ….

6

16

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……………………...………………………………

B. Subjek Penelitian ……………………………………………………

C. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………....

D. Desain Penelitian ……………………………………………………

E. Instrumen Pengumpulan Data ………………………………………

F. Metode Analisis …………………………………………………….

34

34

35

35

36

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………...

B. Deskripsi Guru .……………………………………………………..

C. Data Penelitian ………………...……………………………………

D. Analisis dan Pembahasan ……………………………….…………..

40

42

45

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………………

B. Saran ………………………………………………………………...

89

90

DAFTAR PUSTAKA .…………………………………………………….. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………… 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menciptakan

suatu kondisi belajar mengajar yang dapat membantu siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen yang dapat

mempengaruhi terciptanya kondisi belajar mengajar yang baik ialah

penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu

cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Metode pembelajaran yang digunakan guru, hendaknya

disesuaikan dengan bahan ajar, kondisi siswa dan situasi sekolah agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Menurut Trowbridge & Bybee (dalam Suparno, 2013: 10), untuk

menjadi guru Fisika yang sungguh bermutu dan profesional, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru secara terus menerus,

salah satunya ialah guru menguasai berbagai metode. Oleh karena situasi

siswa bermacam-macam dan dirasakan dapat membantu siswa belajar juga

bervariasi, maka penguasaan metode yang bermacam-macam sangat

penting bagi guru Fisika sehingga dapat membantu siswa lebih baik dan

tepat. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang

diminati siswa, akan membuat siswa menyukai Fisika yang diajarkan.

Dalam praktik mengajar yang sesungguhnya, seringkali guru Fisika

diminta untuk menggabungkan beberapa metode dalam menjelaskan salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

2

satu topik Fisika. Jadi bukan hanya menggunakan satu metode, tetapi

beberapa metode disatukan (Suparno, 2013: 188). Tetapi berdasarkan

pengalaman yang dialami peneliti selama duduk di bangku SMA dan

berdasarkan informasi yang diperoleh, nampak bahwa guru-guru Fisika di

Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur cenderung lebih senang

menggunakan metode ceramah selama melaksanakan pembelajaran Fisika.

Padahal pada kenyataannya, ada begitu banyak metode-metode

pembelajaran yang dapat digabungkan dengan metode ceramah.

Menurut Suryawan (1989: 8), mengajar hanya dengan ceramah

sebenarnya bukanlah mengajar Fisika, melainkan sekedar mengenalkan

Fisika. Kegiatan laboratorium hendaknya dimasukkan dalam kegiatan

intrakulikuler (wajib, bukan sekedar penunjang), karena kegiatan

laboratorium adalah inti pengajaran Fisika.

Dengan adanya kegiatan laboratorium, siswa dapat mempelajari

Fisika melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala maupun

proses-proses yang berkaitan dengan Fisika. Siswa pula dapat melatih

keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan

sikap ilmiah, serta dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah

yang berhubungan dengan Fisika.

Untuk lebih mendayagunakan atau mengoptimalkan penggunaan

laboratorium dalam pembelajaran Fisika, maka guru dapat menggunakan

metode demonstrasi dan metode eksperimen. Akan tetapi, adanya

kecenderungan guru-guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

3

Timur lebih senang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran

Fisika dan tidak menggabungkannya dengan metode demonstrasi atau

eksperimen, dapat disebabkan oleh masih minimnya pengetahuan guru

mengenai peran dan pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran

Fisika, terlepas dari keterbatasan-keterbatasan sarana dan prasarana yang

ada.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang ini peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Pengetahuan

Guru Mengenai Peran dan Pemanfaatan Laboratorium dalam

Pembelajaran Fisika (Sebuah Studi Kasus Pada 8 Guru Fisika SMA Di

Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur)”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dan

pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika?

2. Bagaimana guru merancang pembelajaran yang memanfaatkan

laboratorium berdasarkan pengetahuan yang dimiliki mengenai peran

laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika?

3. Sejauh mana rancangan pembelajaran yang memanfaatkan

laboratorium dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

4

B. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru mengenai peran

laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika.

2. Untuk mengetahui sejauh mana guru merancang pembelajaran yang

memanfaatkan laboratorium berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam

pembelajaran Fisika.

3. Untuk mengetahui sejauh mana rancangan pembelajaran yang

memanfaatkan laboratorium dapat diterapkan dalam pembelajaran

Fisika.

C. Manfaat Penelitian

Setelah memperoleh jawaban atas masalah yang dirumuskan di

atas, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat:

1. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan agar sekolah senantiasa memperhatikan

pengetahuan guru terkait penggunaan metode-metode pembelajaran

dalam pembelajaran Fisika, terutama yang berkaitan dengan

pemanfaatan laboratorium dengan cara mengadakan atau

mengikutsertakan guru-guru Fisika ke dalam kegiatan-kegiatan

pelatihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

5

2. Bagi guru Fisika

a. Sebagai bahan masukan agar guru Fisika senantiasa belajar dan

memperbaharui pengetahuan yang dimiliki terkait penggunaan

metode-metode pembelajaran dalam pembelajaran Fisika,

terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan laboratorium.

b. Sebagai bahan masukan agar guru senantiasa merealisasikan

segala pengetahuan yang dimiliki terkait penggunaan metode-

metode pembelajaran di dalam pembelajaran Fisika.

3. Bagi peneliti

Sebagai bekal informasi yang mendukung ketika kelak peneliti

menjadi seorang guru dalam dunia kerja yakni sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan Guru Mengenai Metode Pembelajaran

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 3), metode mempunyai andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki siswa, akan ditentukan oleh kerelevansian

penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan

pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat,

sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam satu tujuan.

Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-

macam. Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam

pengajaran, metode pembelajaran dapat dikombinasikan dari dua atau

beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan

untuk menggairahkan belajar siswa. Dengan menggairahkan belajar, siswa

tidak sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena bukan guru yang

memaksakan siswa untuk mencapai tujuan, tetapi siswa dengan sadar

untuk mencapai tujuan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (dalam Djamarah dan Zain, 2010:

46), metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

7

pembelajaran yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan

pendidikan.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengajarkan satuan unit materi pelajaran dengan memusatkan pada

keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Metode

pembelajaran harus berpedoman pada prinsip belajar aktif, sehingga dalam

kegiatan belajar mengajar perhatian utama harus ditunjukkan kepada siswa

yang belajar. Karena tidak ada satu metode pembelajaran yang paling baik

untuk semua materi pelajaran dan untuk semua situasi belajar, maka guru

harus menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang memadai

(Amien, 1987: 98).

Untuk memilih dan menentukan metode-metode pembelajaran

yang akan digunakan dalam sebuah kegiatan belajar mengajar tidaklah

mudah. Menurut Winarno Surakhmas (dalam Djamarah dan Zain, 2010:

46), salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode pembelajaran adalah guru. Kurangnya penguasaan guru terhadap

berbagai metode pembelajaran dapat menjadi kendala dalam memilih dan

menentukan motode. Guru harus memiliki pengetahuan yang cukup agar

dapat memilih dan menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk

digunakan dalam sebuah kegiatan belajar mengajar agar guru dapat

melaksanakan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, menurut Amien (1987: 98), dalam menciptakan kegiatan

belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

8

mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Untuk mendesain kegiatan

belajar mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang lebih efektif

dan efisien untuk setiap materi pelajaran, memerlukan strategi guru dalam

cara atau metode penyampaian. Oleh karena itu, guru harus mampu

memilih dan menentukan berbagai metode pembelajaran yang paling

efektif dan efisien sesuai dengan kondisi dan situasinya, dan kemudian

menentukan alat-alat atau sumber-sumber yang diperlukan untuk

memberikan kegiatan atau pengalaman belajar siswa yang akan

menggunakan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Metode memiliki kedudukan sebagai salah satu komponen yang

ikut ambil bagian dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Menurut

Djamarah dan Zain (2010: 72-75), terdapat tiga pemahaman mengenai

kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati

peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam

kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar

mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti

guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi

ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Metode sebagai alat

motivasi ekstrinsik maksudnya metode berfungsi sebagai alat

perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

9

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah siswa

mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan pembelajaran adalah

pedoman mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan,

guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan

begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang

dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan

tersebut.

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode,

karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan

kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung

menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi

siswa. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Siswa terlihat kurang

bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan

belajar siswa. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi

guru dan siswa. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian

pesan-pesan keilmuan dan siswa dirugikan. Ini berarti metode tidak

dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa penggunaan metode

pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat

motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

10

2. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran

Daya serap siswa terhadap bahan yang diberikan juga

bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang

lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap siswa terhadap

bahan pelajaran yan diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan

siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki

pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat

dicapai.

Terhadap perbedaan daya serap siswa sebagaimana tersebut di

atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu

jawabannya. Untuk sekelompok siswa boleh jadi mereka mudah

menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya

jawab, tetapi untuk sekelompok siswa yang lain mereka lebih mudah

menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demontrasi

atau metode eksperimen.

Oleh karena itu, menurut Roestiyah (dalam Djamarah dan Zain,

2010: 74), guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara

efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu

langkah untuk memiliki startegi itu adalah harus menguasai teknik-

teknik penyajian atau biasa disebut metode pembelajaran. Dengan

demikian, metode pembelajaran adalah startegi pengajaran sebagai alat

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

11

3. Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan

belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana

kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa

kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan

mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan

yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan

sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sulit untuk menyeleksi

mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan

dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah

tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah

satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk

mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru

akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan

pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik

memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus

disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak

belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan

pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan

tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

tanpa mengindahkan tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan

metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

12

dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam setiap kegiatan

belajar mengajar tidak asal pakai. Ada beberapa faktor yang dapat

membantu guru dalam memilih dan menentukan metode-metode

pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam Djamarah dan Zain, 2010: 78-82),

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Siswa

Siswa adalah manusia berpotensi yang menghajatkan

pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk

mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah

siswa dengan latar belakang kehidupan yang berlainan, status sosial

yang bermacam-macam. Selain itu, guru juga akan berhadapan dengan

siswa yang memiliki jenis kelamin dan postur tubuh yang berbeda-

beda.

Jika pada aspek biologis terdapat persamaan dan perbedaan,

maka pada aspek intelektual juga terdapat persamaan dan perbedaan.

Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan siswa terhadap rangsangan

yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya

tanggapan siswa terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi

rendahnya kreativitas siswa dalam mengelolah kesan dari bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

13

pelajaran yang diterima bisa dijadikan tolak ukur dari kecerdasan

seorang siswa.

Selain dari aspek biologi dan aspek intelektual, siswa juga

memiliki persamaan dan perbedaan dalam aspek psikologis. Di

sekolah, perilaku siswa selalu menunjukkan perbedaan, ada yang

pendiam, ada yang aktif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup

(introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang

periang, dan sebagainya.

Perbedaan individual siswa pada aspek biologis, intelektual,

dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi

pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil

untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang

relative lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan secara operasional.

2. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar

mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai

jenis dan fungsinya. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan

dengan taraf kemampuan siswa dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga

yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan

kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan

pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

14

intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu Tujuan

Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus.

Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan

mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri

siswa. Proses pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga

penyeleksian metode yang harus guru gunakan di kelas. Metode yang

guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke

dalam diri setiap siswa. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada

kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang

bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus

mendukung sepenuhnya.

3. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak

selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru

ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di

luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode

mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain

waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai

oleh tujuan, maka guru dapat menciptakan lingkungan belajar siswa

secara berkelompok. Dengan demikian, situasi yang diciptakan guru

mempengaruhi guru dalam memilih dan menentukan metode

pembelajaran yang akan digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

15

4. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang

menunjang kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Lengkap

tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode

belajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang

mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi.

Jadi dapat dikatakan bahwa keampuhan suatu metode pembelajaran

akan terlihat jika faktor lain mendukung.

5. Guru

Setiap guru memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Seorang

guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain

suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan

keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan

keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi

kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode

menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran

yang akan digunakan. Selain itu, pengalaman mengajar guru juga

berpengaruh terhadap pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.

Guru yang memiliki pengalaman mengajar yang minim, cenderung

sukar dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Tetapi, ada juga

yang tepat dalam memilih, namun dalam pelaksanaannya menemui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

16

kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan

atas metode-metode pembelajaran yang digunakan.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kepribadian guru,

latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah

permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode pembelajaran.

B. Laboratorium Fisika

Menurut Padmawinata, dkk (1981: 3), laboratorium memiliki

fungsi yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar IPA, baik

dalam bidang Biologi, Kimia ataupun Fisika. Laboratorium dalam

pendidikan IPA berarti suatu tempat dimana guru dan siswa melakukan

percobaan dan penelitian. Dalam pengertian ini laboratorium dapat

berbentuk suatu ruangan yang tertutup ataupun terbuka. Laboratorium

sebagai ruang yang tertutup contohnya kelas, laboratorium di sekolah-

sekolah dan rumah kaca. Sedangkan laboratorium sebagai ruang terbuka

contohnya kebun, sekolah, atau lingkungan lain yang dapat digunakan

sebagai sumber belajar.

Menurut Suryawan (1989: 6-7), laboratorium Fisika adalah suatu

tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian. Laboratorium Fisika

pada umumnya berupa ruang tertutup, tetapi dapat juga berupa ruang

terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

17

Ditinjau dari tujuan dan fungsi pengajaran Fisika di SMA serta

ditinjau dari hakekat dan sejarah atau perkembangan Fisika, laboratorium

sebagai tempat mengadakan percobaan dan penelitian sangat dibutuhkan

dan memegang peranan penting (essensial). Di lain pihak hasil penelitian

psikologi kependidikan menunjukkan bahwa banyak siswa SMA bahkan

mahasiswa yang belum berkembang berpikir formalnya. Ternyata pola

berpikir konkrit masih banyak digunakan secara luas. Sehingga dalam

kaitan inilah laboratorium Fisika di SMA semakin terasa dibutuhkan,

karena melalui laboratorium beserta alatnya dapat diperoleh pengalaman

langsung dan dapat menampilkan objek/benda konkret dalam pengajaran

Fisika.

Ditinjau dari pendekatan dan metode pembelajaran Fisika, peranan

laboratorim sangat penting dan sangat menunjang. Sebagaimana diketahui

dalam perkembangan Fisika peranan laboatorium dari para ilmuan dalam

menghasilkan produk atau ilmu sangat dominan. Dengan demikian

diharapkan dan selalu ditekankan agar melalui kegiatan laboratorium,

peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai porsi yang tinggi

sehingga dapat diharapkan kemampuan siswa, baik kognitif, afektif

maupun psikomotorik dapat berkembang secara lebih baik.

Selain itu, menurut Amien (1987: 95) percobaan yang merupakan

salah satu kegiatan laboratorium sangat berperan dalam menunjang

keberhasilan kegiatan belajar mengajar IPA. Dengan kegiatan percobaan,

maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

18

terhadap gelaja-gelaja maupun proses-proses IPA, dapat melatih

keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan

sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru

melalui metode ilmiah dan sebagainya. Melalui percobaan-percobaan di

bawah kondisi-kondisi yang diatur dalam kegiatan laboratorium ini, siswa

dapat mengadakan kontak dengan objek dan permasalahannya. Siswa

akan menghayati sendiri berhadapan dengan objek dan gejala yang timbul,

dan memecahkan masalah-masalah yang mereka temukan sampai

memperoleh kesimpulan yang signifikan. Dengan demikian siswa akan

melaksanakan proses belajar yang aktif dan akan memperoleh pengalaman

langsung, yang disebut pengalaman pertama. Siswa akan mengalami suatu

proses belajar yang efisien dalam arti siswa tidak akan memperoleh ilmu

pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan siswa diharapkan akan

memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampialn

baik keterampilan psikomotorik maupun intelektual, menghayati prosedur

ilmiah dan sikap ilmiah, sehingga siswa menyadari bahwa ilmu itu

sebenarnya bersifat dinamik. Selain itu, dapat dikatakan pula bahwa

kegiatan laboratorium merupakan kegiatan aplikasi dari teori-teori yang

telah dipelajari untuk memecahkan berbagai masalah IPA melalui

percobaan-percobaan di laboratorium.

Menurut Suryawan (1989: 7-8), sebagai salah satu sarana dalam

pengajaran Fisika, laboratorium Fisika dapat digunakan untuk menunjang

atau mengefektifkan kegiatan belajar mengajar Fisika di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

19

Tetapi sebaliknya, kegiatan kelas dapat pula diusahakan agar menunjang

kegiatan laboratorium. Agar laboratorium dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya, tentulah harus dilakukan pengelolaan yang baik. Kondisi

laboratorium itu sendiri juga turut menentukan. Penjagaan keamanan,

pemeliharaan, pengaturan jadwal pemakaian, penetapan peraturan dan tata

tertib harus dilakukan agar laboratorium Fisika selalu berada dalam

keadaan siap pakai. Laboratorium Fisika harus didesain sedemikian rupa

agar memungkinkan terlaksananya kegiatan-kegiatan laboratorium dengan

baik.

Di samping yang sudah disebutkan di atas dalam rangka

mengoptimalkan penggunaan laboratorium perlu diambil langkah-langkah

berikut:

1. Guru

Guru harus dibekali keterampilan dan ditingkatkan kemampuannya

dalam penggunaan alat-alat laboratorium Fisika. Disamping itu faktor

kemauan dari guru itu sendiri untuk belajar terus harus ada, sehingga

guru dapat cakap dan terampil dalam mengelola dan mempersiapkan

kegiatan-kegiatan laboratorium.

2. Siswa

Kemauan dan kesadaran diri siswa harus ada dan terus ditingkatkan, di

samping pemberian keterampilan atau kecakapan dalam menggunakan

alat-alat laboratorium Fisika. Peningkatan motivasi siswa untuk belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

20

memahami Fisika dengan proses berfikir ilmiah melalui bantuan

laboratorium harus terus ditingkatkan.

3. Petugas laboratorium

Petugas laboratorium hendaklah mempunyai dan terus

mengembangkan pengetahuan atau pemahaman tentang alat-alat

laboratorium.

4. Fasilitas

Walaupun disadari bahwa fasilitas atau alat-alat laboratorium tidak

mutlak harus canggih (hasil teknologi), namun akan lebih baik lagi

seandainya fasilitas laboratorium terus ditingkatkan atau

disempurnakan. Di samping itu pemilihan alat-alat yang relevan tentu

akan sangat menunjang pendayagunaan laboratorium Fisika.

5. Metode

Untuk lebih mendayagunakan atau mengoptimalkan penggunaan

laboratorium, maka metode yang dapat digunakan adalah:

a. Metode eksperimen

b. Metode demonstrasi

c. Widya wisata

d. Pameran

e. Pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan KIR, khususnya yang

berkaitan dengan Fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

21

6. Perencanaan dan waktu pelaksanaan

Perencaan kegiatan laboratorium hendaknya dilakukan secermat

mungkin dan setepat mungkin sehingga dengan waktu yang tersedia

dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan laboratorium dengan baik. Dapat

juga diadakan jam ekstra di luar jam pelajaran yang digunakan khusus

untuk kegiatan laboratorium.

7. Kegiatan dengan alat evaluasi

Penggunaan soal-soal essay yang dapat mengevaluasi keterampilan

proses siswa serta proses mental siswa ditingkatkan penggunaannya.

Perlu juga diadakan tes atu ujian khusus untuk mengevaluasi kegiatan

laboratorium Fisika.

Dari semua langkah yang dapat diambil dalam rangka

pendayagunaan laboratorium Fisika, tampak bahwa gurulah yang menjadi

faktor kunci atau penentu keberhasilan yang paling dominan.

Laboratorium memiliki fungsi dalam pembelajaran IPA. Menurut

Decaprio (2013: 116), laboratorium memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memperkuat pemahaman tentang konsep IPA, baik bagi siswa (peserta

penelitian di laboratorium IPA) ataupun guru IPA.

2. Menumbuhkan minat, inspirasi, motivasi dan percaya diri dalam

mempelajari IPA.

3. Memperkuat daya imajinasi siswa dan seluruh individu yang terlibat

dalam kegiatan di laboratorium IPA, memicu inspirasi, serta dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

22

mengembangkan kreativitas para peserta dalam melakukan eksperimen

mengenai materi-materi pelajaran IPA.

4. Melatih keterampilan eksperimen.

5. Mengembangkan kemampuan para peneliti untuk membuat keputusan

(judgment) dalam pengujian teori maupun eksperimentasi.

6. Wadah memperbaiki pendapat atau pemaham yang salah atau

miskonsepsi tentang pelajaran atau teori-teori yang ada dalam IPA.

7. Wahana bagi peserta atau siswa untuk menciptakan sikap ilmiah

seperti para ahli sains, khususnya dalam hal materi IPA.

8. Para siswa atau peserta akan memperoleh kejelasan konsep, visualisasi

konsep.

9. Sebagai media untuk menumbuhkan nalar kritis terhadap para siswa di

sekolah agar mereka mampu bernalar dan berpikir secara ilmiah,

sehingga mereka akan menjadi calon-calon ilmuan dunia.

C. Metode Pembelajaran yang Memanfaatkan Laboratorium Fisika

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk lebih mendayagunakan atau mengoptimalkan penggunaan

laboratorium. Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang akan

dibahas lebih mendalam ialah metode demonstrasi dan metode

eksperimen. Kedua metode ini dipilih peneliti mengingat bahwa kedua

metode ini merupakan metode pembelajaran yang paling sering digunakan

dalam pembelajaran Fisika yang memanfaatkan penggunaan laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

23

1. Metode Demonstrasi

Menurut Suparno (2013: 151-152), demostrasi berasal dari kata

demonstration yang berarti pertunjukan. Maka model pembelajaran

dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan

pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses informasi,

peristiwa, alat dalam pelajaran Fisika. Tujuannya sangat jelas agar

siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyataan

yang dapat diamati sehingga mudah mengerti. Siswa lewat

demonstrasi dapat mengamati sesuatu yang nyata dan bagaimana cara

bekerjanya proses tersebut.

Banyak guru suka menggunakan demonstrasi dalam

mengajarkan Fisika. Berikut adalah beberapa alasan-alasan mengapa

guru suka menggunakan demonstrasi untuk mengajar.

a. Murah karena peralatan yang disediakan sedikit, sedangkan

dalam praktikum biayanya lebih mahal karena peralatannya

banyak.

b. Peralatannya yang dipunyai sekolah sedikit sehingga tidak dapat

untuk praktikum. Kadang juga ada peralatan yang sulit dicari

maka paling mudah diajarkan dengan demonstrasi.

c. Dalam pelaksanaan demonstrasi tidak makan waktu lama seperti

dalam praktikum karena semua dilakukan oleh guru sendiri.

Maka tidak menghabiskan waktu pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

24

d. Tidak berbahaya bila menggunakan alat-alat yang mudah pecah

atau berbahaya karena yang melakukan guru sendiri. Ketakutan

bahwa alat akan pecah dan rusak tidak perlu terjadi karena yang

melakukan adalah guru bukan siswa.

e. Guru tetap dapat memberikan pertanyaan rangsangan pada siswa

untuk berpikir kritis.

f. Bila hanya ingin menunjukkan kegunaan suatu alat lebih baik

dengan demonstrasi saja, cepat, dan kadang lebih jelas.

Agar demonstrasi sungguh berjalan dengan baik sesuai dengan

yang direncanakan dan sungguh dapat membantu siswa mengerti,

perlulah guru mempersiapkan apa yang mau didemonstrasikan,

peralatannya dan juga kesiapan menyajikannya. Berikut adalah

beberapa cacatan yang sangat berguna bagi guru dalam merencanakan

demonstrasi yang baik.

a. Guru mengidentifikasi konsep atau prinsip Fisika yang mau

diajarkan. Lalu membuat design demonstrasi macam apa yang

akan digunakan untuk menjelaskan prinsip di atas.

b. Bila prinsip yang mau dijelaskan panjang, sebaiknya dipotong-

potong menjadi lebih pendek dan kecil sehingga mudah

dijelaskan. Kadang demonstrasinya perlu per bagian.

c. Rencanakan agar siswa sungguh terlibat dalam proses

demonstrasi, bukan hanya sebagai pengamat saja. Misalnya siswa

diminta maju ke depan dan mengukur sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

25

d. Rencanakan peralatan yang digunakan secara teliti. Bila kelas

luas, maka peralatan demonstrasi sebaiknya dipilih yang besar

sehingga dapat nampak dari belakang.

e. Cobalah peralatan demonstrasi itu sendiri sebelum pelajaran

dimulai, sehingga guru siap dan tidak grogi dalam pelajaran

sesungguhnya karena alat tidak jalan.

f. Pertanyaan-pertanyaan untuk siswa perlu dipersiapkan agar

terarah.

g. Ada baiknya dalam demonstrasi sendiri tidak terlalu lamban

sehingga siswa menjadi bosan; juga tidak terlalu cepat sehingga

siswa tidak mengerti apa-apa. Di sini guru diharapkan mengerti

situasi.

Menurut Trowbridge & Bybee (dalam Suparno, 2013: 153)

secara rinci menekankan apa yang perlu diperhatikan selama guru

melakukan demonstrasi, yaitu:

a. Demonstrasi supaya sungguh jelas dapat dilihat siswa. Bila

siswa, terlebih yang duduk di belakang tidak melihat, mereka

diminta maju ke depan.

b. Bicaralah yang keras sehingga siswa dapat mendengar apa yang

anda katakan.

c. Libatkan siswa dalam proses, misalnya ikut mengamati,

mengukur, mencatat hasil dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

26

d. Mulailah dengan pertanyaan awal, suruh siswa membuat

hipotesis, baru mulai ditunjukkan jalannya demonstrasi.

e. Jelaskan apa yang anda lakukan, tujuannya, dan prosesnya.

f. Bila anda bertanya kepada siswa, beri waktu mereka untuk

berpikir dulu.

g. Gunakan papan tulis untuk menulis tujuan dari demo itu sehingga

siswa menjadi jelas dan dapat berpikir secara terfokus.

h. Dalam mengambil kesimpulan, biarkan siswa menyimpulkan

lebih dulu.

i. Kadang demonstrasi perlu diulang beberapa kali agar jelas bagi

siswa.

j. Dalam pelaksanaan perlu step by step, jangan loncat-loncat

sehingga siswa dapat menangkap.

Berdasarkan siapa yang melakukan secara aktif berdemonstrasi,

apakah guru atau siswa, dapatlah dikelompokkan beberapa model

demonstrasi, yaitu:

a. Guru yang demonstrasi sendiri dan siswa hanya mengamati atau

melihat dari jauh. Di sini siswa kurang berpartisipasi.

b. Demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa bersama. Siswa ikut

aktif melakukan demo bersama guru. Misalnya ikut mengukur,

mengamati, mengumpulkan data, menjawab, menunjukkan

alatnya dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

27

c. Dilakukan oleh sekelompok siswa. Demonstrasi ini dilakukan

oleh sekelompok siswa yang telah ditunjuk sebelumnya sehingga

dapat mempersiapkan dengan baik.

d. Dilakukan oleh tamu yang diundang. Kadang ada tamu atau

seorang ahli yang datang ke sekolah dan mereka diminta

demonstrasi tentang suatu alat atau topik tertentu.

Metode demonstrasi mengandung kelebihan dalam

pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 91), kelebihan

metode demonstrasi adalah:

a. Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkret sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara

kata-kata atau kalimat).

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

c. Proses pengajaran lebih menarik.

d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

Selain mengandung kelebihan, metode demonstrasi juga mengandung

kekurangan. Kekurangan metode demonstrasi adalah:

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena

tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak

efektif.

b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

28

c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang

mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

2. Metode Eksperimen

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 84), metode eksperimen

adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan

dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa

diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,

mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,

keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu

hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya

itu.

Menurut Suparno (2013: 83-84), secara umum metode

eksperimen adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk

melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori

yang sudah dibicarakan itu memang benar. Jadi metode ini lebih untuk

mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan teorinya. Biasanya

metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk

menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan oleh para ahli.

Namun dalam praktek guru dapat pula melakukan eksperimen untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

29

menemukan teorinya atau hukumnya. Dalam hal ini, seakan-akan teori

atau hukum belum ditemukan, dan siswa diminta untuk menemukan.

Tentu guru sudah tahu teori atau hukum sebelumnya dan bagi guru

arah eksperimen jelas. Dengan metode ini, siswa dapat merasa bangga

dan yakin karena seakan-akan menemukan sendiri.

Penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu

mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-

persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri.

Melalui pembelajaran eksperimen, juga siswa dapat terlatih dalam cara

berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen, siswa menemukan bukti

kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajari (Hamdayama,

2014: 125).

Menurut Suparno (2013: 84) metode eksperimen dibedakan

menjadi dua, yaitu eksperimen yang terencanakan atau terbimbing dan

eksperimen bebas. Dalam banyak pembelajaran Fisika di SMA dan

SMP, kebanyakan eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana,

hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga

siswa tidak mudah bingung.

a. Eksperimen Terbimbing

Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan

sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh

siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang

harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

30

sudah ditentukan sejak awal. Maka siswa tidak akan bingung

tentang langkah-langkah yang dibuat. Data yang harus

dikumpulkan dan kesimpulan mana yang harus dituju mereka

cukup jelas. Tentu hasil kesimpulan tergantung data yang mereka

kumpulkan. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus

dilaksanakan oleh siswa terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS).

Dalam melakukan pembelajaran dengan eksperimen

terbimbing ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan guru

diantaranya:

a. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.

b. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa

tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai

percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana

menganalisis data, dan apa kesimpulannya.

c. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan

sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar.

d. Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat

bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan

masukan kepada siswa.

e. Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat

dapat jalan dengan baik.

f. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan

percobaan yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

31

g. Bila siswa membuat laporan, maka guru harus

memeriksanya.

h. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah

percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan

siswa bekerja.

Selain guru, dalam eksperimen terbimbing siswa juga dapat

melakukan beberapa tindakan diantaranya:

a. Membaca petunjuk percobaan dengan teliti

b. Mencari alat yang diperlukan

c. Merangkaikan alat-alat sesuai dengan skema percobaan

d. Mencatat data yang diperlukan

e. Mendiskusikan data kelompok untuk ambil kesimpulan dari

data yang ada

f. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan

g. Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.

Dalam eksperimen, siswa dapat melakukan percobaan

secara individu atau pun dalam kelompok kecil. Tetapi sebaiknya

ekperimen dilakukan dalam kelompok kecil agar siswa dapat

dengan sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya melihat

percobaan teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

32

b. Eksperimen Bebas

Dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk

pelaksanaan percobaan secara rinci dan hanya memberikan tugas

kepada siswa. Dengan kata lain, siswa harus lebih banyak berpikir

sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang harus

diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan sehingga akan

tampak bagaimana kreativitas, kepandaian, dan kemampuan siswa

dalam dalam memecahkan tugas yang diberikan guru.

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 84-85), metode eksperimen

mengandung kelebihan. Kelebihan metode eksperimen adalah:

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya.

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru

dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat

kehidupan manusia.

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

Selain itu, metode ekperimen juga mengandung beberapa

kekurangan, diantaranya:

a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi.

b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

33

c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar

jangkuan kemampuan atau pengendalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan keadaan. Termasuk data

adalah transkip wawancara, fieldnotes, foto, videotapes, dokumen pribadi

dan ofisial, memo dan record lain. Peneliti menganalisis data dengan

segala kekayaannya sedekat mungkin dengan bentuk-bentuk data yang

terekam (Suparno, 2014: 133).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah delapan guru Fisika dari

delapan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbeda-beda di Pulau

Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mempermudah dalam

menganalisis dan membahas, peneliti mengganti nama guru dan nama

sekolah dengan inisial-inisial tertentu. Penginisialan ini dilakukan peneliti

karena tujuan penelitian ini bukan untuk membandingkan sekolah ataupun

guru yang satu dengan yang lainnya, melainkan untuk memudahkan

peneliti dalam menganalisis data dan membahas, serta untuk menambah

pengetahuan peneliti terkait pengetahuan guru mengenai peran

laboratorium dan penerapannya dalam pembelajaran Fisika sehingga hasil

penelitian ini dapat menjadi bekal bagi bagi peneliti saat mengajar

nantinya. Kedelapan guru Fisika ini diinisialkan sebagai Guru 1, Guru 2,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

35

Guru 3, Guru 4, Guru 5, Guru 6, Guru 7, dan Guru 8 dan kedelapan

sekolah diinisialkan sebagai SMA A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA E,

SMA F, SMA G, SMA H. Guru Fisika dijadikan subjek penelitian karena

penelitian ini berkaitan dengan pengetahuan guru Fisika.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di delapan SMA di Pulau Flores,

Propinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu SMA A, SMA B, SMA C SMA

D, SMA E, SMA F, SMA G, dan SMA H.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017

tahun ajaran 2016/2017.

D. Desain Penelitian

1. Kegiatan Awal Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menghubungi sekolah-sekolah

yang telah ditargetkan peneliti sebagai tempat untuk melakukan

penelitian. Dari kegiatan awal ini, maka diperoleh enam sekolah negeri

dan dua sekolah swasta yang bersedia menerima peneliti untuk

melakukan penelitian. Setelah memperoleh izin dari pihak sekolah,

maka langkah selanjutnya ialah berkoordinasi dengan guru mata

pelajaran Fisika untuk memberikan gambaran terkait teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

36

pengambilan data dan jadwal pengambilan data. Jadwal pengambilan

data merupakan jadwal yang telah disepakati guru dan peneliti. Jadwal

pengambilan data tersebut merupakan jadwal yang disepakati dengan

tidak mengganggu jadwal mengajar guru yang bersangkutan dan juga

disesuaikan dengan jadwal pengambilan data di sekolah lainnya

sehingga menghindari adanya jadwal yang bertabrakan.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan

bersifat bebas terpimpim, dimana peneliti melakukan wawancara

dengan menyiapkan beberapa daftar pertanyaan dan dari hasil jawaban

guru, peneliti dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan tambahan

untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Pada saat melakukan

wawancara, peneliti menggunakan bantuan alat rekam yang bertujuan

untuk membantu peneliti dalam menyimpan data wawancara. Data

hasil wawancara berupa transkrip hasil wawancara dapat dilihat pada

lampiran.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Suparno (2014: 53), instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat

berupa: tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

37

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa pedoman

wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan merupakan panduan

wawancara yang berisi daftar pertanyaan terkait topik penelitian yang

dirancang sendiri oleh peneliti. Adapun pedoman wawancara yang

digunakan peneliti untuk pengambilan data adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran seperti apa yang sering diterapkan guru dalam

melaksanakan pembelajaran Fisika.

2. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran yang

diterapkan guru tersebut.

3. Apakah guru pernah menerapkan metode-metode pembelajaran

lainnya dalam melaksanakan pembelajaran Fisika.

4. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan guru untuk memilih dan

menetukan suatu metode pembelajaran dalam melaksanakan

pembelajaran Fisika.

5. Menurut guru, apa peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

6. Apakah guru pernah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan

laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

7. Apakah guru pernah melakukan proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode demonstrasi dan/ eksperimen.

8. Menurut guru apa kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi

dan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

38

9. Apabila guru “dituntut” untuk merancang sebuah pembelajaran dengan

memanfaatkan laboratorium dalam pembelajaran Fisika, Rancangan

pembelajaran seperti apa yang dibuat guru.

10. Menurut guru sejauh mana rancangan tersebut dapat diterapkan dalam

pembelajaran Fisika.

F. Metode Analisis

Menurut Suparno (2014: 105-106), analisis sesudah pengumpulan

data ialah membuat transkrip data, kategorisasi coding, memperoleh data.

Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan setelah

mengumpulkan data diawali dengan membuat transkip hasil wawancara

dari kedelapan guru Fisika. Dalam proses mentranskip data hasil

wawancara ini, data yang masih dalam wujud rekaman akan dirubah ke

dalam bentuk tulisan. Data-data yang telah ditranskrip kemudian dibaca

kembali dengan teliti dan diberi tanda atau coding. Dalam penelitian ini,

peneliti mengcoding data-data yang ada ke dalam tiga kategori, yaitu (1)

Pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya

dalam pembelajaran Fisika, (2) Rancangan pembelajaran yang

mengitegrasikan laboratoium dalam pembelajaran Fisika, (3) Implementasi

rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika. Setelah mengkategorikan data-data yang diperoleh,

peneliti kemudian membaca kembali data-data tersebut untuk melihat

konsep-konsep tertentu yang sering muncul dalam setiap kategorinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

39

Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti ialah menganalisis

konsep-konsep tersebut berdasarkan teori-teori yang ada. Langkah terakhir

yang dilakukan penelitu ialah menulis laporan secara lengkap berdasarkan

konsep-konsep yang ditemukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017 tahun

ajaran 2016/2017 dengan melibatkan delapan Sekolah Menengah Atas

(SMA) dan delapan orang guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa

Tenggara Timur. Penelitian ini dilakukan dengan sistem payung yang

terdiri dari empat orang peneliti. Dalam proses pengambilan data, setiap

peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan dua guru Fisika di

dua sekolah yang berbeda. Sedangkan untuk enam guru Fisika di enam

sekolah lainnya tidak diwawancarai peneliti secara langsung, melainkan

dengan menitipkan proses pengambilan data kepada ketiga peneliti lainnya

sehingga selain mengambil data untuk diri peneliti sendiri, peneliti juga

melakukan proses pengambilan data untuk ketiga peneliti lainnya. Untuk

mempermudah pengambilan data, setiap peneliti memegang pedoman

wawancara dari setiap peneliti lainnya. Proses pengambilan data seperti ini

menyebabkan adanya kesamaan tanggal dan waktu pengambilan data di

delapan sekolah tersebut.

Dalam penelitian ini, nama sekolah dan nama guru diganti dengan

inisial-inisial tertentu. Untuk SMA pertama yang diteliti diberi nama SMA

A dan melibatkan seorang guru perempuan yang diberi nama Guru 1,

untuk SMA kedua yang diteliti diberi nama SMA B dan melibatkan

seorang guru perempuan yang diberi nama Guru 2, untuk SMA ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

41

yang diteliti diberi nama SMA C dan melibatkan seorang guru laki-laki

yang diberi nama Guru 3, untuk SMA keempat yang diteliti diberi nama

SMA D dan melibatkan seorang guru laki-laki yang diberi nama Guru 4,

untuk SMA kelima yang diteliti diberi nama SMA E dan melibatkan

seorang guru laki-laki yang diberi nama Guru 5, untuk SMA keenam yang

diteliti diberi nama SMA F dan melibatkan seorang guru laki-laki yang

diberi nama Guru 6, untuk SMA ketujuh yang diteliti diberi nama SMA G

dan melibatkan seorang guru perempuan yang diberi nama Guru 7, dan

untuk SMA kedelapan yang diteliti diberi nama SMA H dan melibatkan

seorang guru laki-laki yang diberi nama Guru 8. Dalam penelitian ini,

SMA A, SMA B, SMA C, SMA D, SMA E, dan SMA F merupakan

sekolah negeri, sedangkan SMA G dan SMA H merupakan sekolah

swasta. Penelitian pada kedelapan SMA ini melibatkan delapan orang guru

Fisika dengan pertimbangan bahwa peneliti dapat memperolah data yang

bervariasi, karena apabila hanya meneliti satu guru saja, data yang

diperoleh masih belum cukup dan kurang bervariasi.

Kegiatan pengambilan data berupa data wawancara dengan

kedelapan guru Fisika ini dilaksanakan pada waktu luang dari masing-

masing guru sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di

kelas. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel di

samping:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

42

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari, Tanggal dan

Waktu Pengambilan Data

Perlakuan

1. Jumat, 2 Juni 2015

Pukul 09.10 - 09.51 WITA

Wawancara dengan Guru 1 di SMA A

2. Rabu, 31 Mei 2017

Pukul 09.40 - 10.35 WITA

Wawancara dengan Guru 2 di SMA B

3. Sabtu, 3 Juni 2017

Pukul 09.00 - 13.00 WITA

Wawancara dengan Guru 3 di SMA C

4. Kamis, 8 Juni 2017

Pukul 10.00 - 12.00 WITA

Wawancara dengan Guru 4 di SMA D

5. Rabu, 7 Juni 2017

Pukul 09.00 - 10.05 WITA

Wawancara dengan Guru 5 di SMA E

6. Senin. 5 Juni 2017

Pukul 12.05 - 13.30 WITA

Wawancara dengan Guru 6 di SMA F

7. Sabtu, 3 Juni 2017

Pukul 12.30 - 14.00 WITA

Senin, 5 Juni 2017

Pukul 08.00 - 09.30 WITA

Wawancara dengan Guru 7 di SMA G

8. Selasa, 6 Juni 2017

Pukul 14.38 - 15.22 WITA

Wawancara dengan Guru 8 di SMA H

B. Deskripsi Guru

Pada penelitian ini subyek yang diteliti ialah delapan guru Fisika

SMA dari delapan sekolah yang berbeda di Pulau Flores, Propinsi Nusa

Tenggara Timur. Kedelapan guru Fisika ini memiliki latar belakang

pendidikan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Untuk lebih

jelasnya, kedelapan guru tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Guru 1

Guru 1 adalah seorang guru perempuan lulusan salah satu Universitas

negeri di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009. Pengalaman

mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 9 tahun. Guru 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

43

mengampuh mata pelajaran Fisika di kelas X dan XII. Metode

pembelajaran yang sering digunakan Guru 1 ialah metode ceramah dan

diskusi kelompok. Pelatihan yang pernah diikuti ialah peningkatan

profesional seorang guru, pelatihan TEQIP, dan pelatihan alat

laboratorium menggunakan power point.

2. Guru 2

Guru 2 adalah seorang guru perempuan lulusan salah satu Universitas

negeri di Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2000. Pengalaman

mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 18 tahun. Guru 2

mengampuh mata pelajaran Fisika di kelas X, XI, dan XII. Metode

yang sering digunakan Guru 2 ialah ceramah, diskusi, dan demonstrasi.

Pelatihan yang pernah diikuti ialah Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) Fisika.

3. Guru 3

Guru 3 adalah seorang guru laki-laki lulusan salah satu Universitas

negeri di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2002. Pengalaman

mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 15 tahun. Guru 3

mengampuh mata pelajaran Fisika di kelas XII. Metode pembelajaran

yang sering digunakan Guru 3 ialah metode ceramah, diskusi, proyek,

jelajah alam sekitar, dan demonstrasi. Guru 3 pernah mengikuti

pelatihan guru di Jakarta, Instruktur Guru Fisika di Ruteng dan Ende,

serta sosialisasi K13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

44

4. Guru 4

Guru 4 adalah seorang guru laki-laki lulusan salah satu Universitas

negeri di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2004. Pengamalan

mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 12 tahun. Guru 4

mengampuh mata pelajara Fisika di kelas X, XI, dan XII. Metode yang

sering digunakan Guru 4 ialah metode ceramah. Guru 4 belum pernah

mengikuti pelatihan.

5. Guru 5

Guru 5 adalah seorang guru laki-laki lulusan salah satu Universitas

negeri di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2011. Pengalaman

mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 7 tahun. Guru 5

mengampuh mata pelajaran Fisika di kelas X, XI, dan XII. Metode

yang sering digunakan Guru 5 ialah metode ceramah aktif dan diskusi.

Guru 5 belum pernah mengikuti pelatihan.

6. Guru 6

Guru 6 adalah seorang guru laki-laki lulusan salah satu Universitas

swasta di Yogyakarta pada tahun 2001. Pengalaman mengajar sebagai

guru Fisika hingga saat ini sudah 17 tahun. Guru 6 mengampuh mata

pelajaran Fisika di kelas XII. Metode yang sering digunakan Guru 6

ialah direct teaching (pembelajaran langsung). Guru 6 pernah

mengikuti pelatihan Center MIPA di NTT, pelatihan fasilitator

penyusun soal USBN tingkat nasional, dan pelatihan PROKTOR

(Pelaksanaan Operator Ruangan) untuk UNBK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

45

7. Guru 7

Guru 7 adalah seorang guru perempuan lulusan salah satu Universitas

swasta di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2015.

Pengalaman mengajar sebagai guru Fisika sampai saat ini sudah 3

tahun. Guru 6 mengampuh mata pelajaran Fisika di kelas X, XI, dan

XII. Metode yang sering digunakan Guru 7 ialah metode ceramah

siswa aktif dan jigsaw. Guru 7 pernah mengikuti MGMP Fisika dalam

rangka sosialisasi silabus dan RPP K13 di Ruteng.

8. Guru 8

Guru 8 adalah seorang guru laki-laki lulusan salah satu Universitas

negeri pada tahun 1986. Pengalaman mengajar sebagai guru Fisika

sampai saat ini sudah 32 tahun. Guru 8 mengampuh mata pelajaran

Fisika di kelas X, XI, dan XII. Metode yang sering digunakan Guru 8

ialah metode diskusi dan mencari sendiri dari literasi di perpustakaan.

Guru 8 pernah mengikuti pelatihan tutor PGSD dari UT pada tahun

1993 dan pelatihan Center MIPA bersama guru-guru di Flores Timur

dan bersama guru-guru Provinsi NTT di Kupang.

C. Data Penelitian

Dalam penelitian ini telah dilakukan proses pengumpulan data

dengan merekam kegiatan wawancara dari kedelapan guru di masing-

masing sekolah. Rekaman hasil wawancara kemudian ditranskip. Adapun

hasil transkip wawancara dapat dilihat pada lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

46

D. Analisis Data dan Pembahasan

Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dianalisis secara

kualitatif deskriptif. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru

mengenai peran dan pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran

Fisika, maka peneliti membagi analisis ke dalam tiga kategori, yaitu (1)

Pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya

dalam pembelajaran Fisika, (2) Rancangan pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika, (3)

Implementasi rancangan pembelajaran yang mengitegrasikan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika.

1. Pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dan

pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana

pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dan bagaimana

pengetahuan guru mengenai pemanfaatan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika. Pengetahuan guru mengenai pemanfaatan

laboratorium dalam pembelajaran Fisika dapat diketahui dari

penggunaan metode pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium

yang pernah disunakan guru sebelumnya. Suryawan (1989: 7)

menjelaskan bahwa untuk lebih mendayagunakan dan mengoptimalkan

penggunaan laboratorium, salah satu langkah yang dapat diambil ialah

dengan menggunakan metode pembelajaran. Jadi, dalam penelitian ini

peneliti dapat mengetahui pengetahuan guru mengenai pemanfaatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

47

laboratorium dalam pembelajaran Fisika dari penggunaan metode

pembelajaran yang pernah digunakan guru.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, guru-guru Fisika di

Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki pengetahuan

yang beragam mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya

dalam pembelajaran Fisika. Sebagian besar guru-guru Fisika ini

memiliki pengetahuan yang hampir sama mengenai peran dan

pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran Fisika namun, ada pula

guru-guru yang memiliki pengetahuan yang berbeda. Berikut adalah

paparan terkait pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika.

a. Laboratorium sebagai tempat bagi siswa untuk melakukan

percobaan

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 1, Guru 3,

dan Guru 4 memiliki pengetahuan yang hampir sama mengenai

peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Berikut ini adalah

pernyataan-pernyataan yang disampaikan Guru 1, Guru 3, dan

Guru 4:

“Dengan adanya laboratorium mereka bisa belajar

langsung dan mereka bisa melakukan hal-hal

nyata dibandingkan hanya belajar materi di

kelas.” (Pernyataan Guru 1)

“Peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika

itu sangat membantu karena siswa bisa langsung

praktek langsung. (Pernyataan Guru 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

48

“Anak-anak dapat praktek langsung di

laboratorium.” (Pernyataan Guru 4)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa, Guru 1

mengetahui bahwa dengan adanya laboratorium siswa dapat

belajar langsung. Guru 1 juga mengetahui bahwa, dengan adanya

laboratorium siswa dapat melakukan hal-hal nyata dibandingkan

hanya melakukan pembelajaran di kelas. Belajar langsung dan

melakukan hal nyata yang dimaksud Guru 1 dapat terjadi pada

saat siswa melakukan percobaan, karena dengan melakukan

percobaan siswa dapat mengalami secara langsung materi-materi

yang diajarkan lewat suatu kenyataan. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa Guru 1 memiliki pengetahuan mengenai peran

laboratorium dalam pembelajaran Fisikia, yaitu laboratorium

merupakan suatu tempat bagi siswa untuk melakukan percobaan,

dimana dengan melakukan percobaan siswa dapat belajar

langsung dan melakukan hal-hal nyata. Dari pernyataan di

samping diketahui pula bahwa, Guru 3 dan Guru 4 juga memiliki

pengetahuan yang hampir sama seperti yang dimiliki Guru 2.

Guru 3 menjelaskan bahwa, laboratorium dapat membantu siswa

karena siswa dapat melakukan percobaan. Guru 4 juga

menjelaskan bahwa, dengan adanya laboratorium siswa dapat

melakukan percobaan. Dari pernyataan yang disampaikan Guru

1, Guru 3, dan Guru 4, dapat disimpulkan bahwa Guru 1, Guru 3,

dan Guru 4 memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

49

dalam pembelajaran Fisika, yaitu laboratorium sebagai tempat

bagi siswa untuk melakukan percobaan. Dengan melakukan

percobaan siswa dapat dibantu, siswa dapat belajar langsung dan

melakukan hal-hal nyata.

Pengetahuan yang dimiliki Guru 1, Guru 3, dan Guru 4

didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Padmawinata, dkk

(1981: 3), yang menjelaskan bahwa, laboratorium dalam

pendidikan IPA berarti suatu tempat dimana guru dan siswa

melakukan percobaan dan penelitian. Teori ini secara jelas

menerangkan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat

dimana siswa dapat melakukan percobaan.

b. Kegiatan laboratorium dapat menunjang pemahaman siswa

mengenai materi-materi Fisika yang diajarkan

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 3, Guru 4,

Guru 5, Guru 7, dan Guru 8 memiliki pengetahuan yang hampir

sama mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan

Guru 3, Guru 4, Guru 5, Guru 7, dan Guru 8:

“Peran laboratorium juga penting sekali dalam

menunjang pemahaman siswa soalnya kalau kita

hanya menjelaskan materi, siswa terkadang sulit

menerima, mencerna, dan memahami maksud

yang mau kita sampaikan karena memang pada

dasarnya mereka memiliki kemampuan berpikir

dan penafsiran berbeda-beda tentang suatu hal.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

50

“Dengan praktek juga siswa bisa membentuk

sendiri pemahaman mereka mengenai suatu hal.”

(Pernyataan Guru 3)

“Karena itu sangat membantu anak-anak untuk

mencerna ilmu Fisika dengan baik.”

“Ada materi-materi Fisika yang memang lebih

mudah dipahami jika dipraktekkan misalnya

tentang rangkaian listrik. Jika hanya dengan

melihat gambar pasti mereka akan cepat lupa tapi

kalau dipraktekkan akan mereka ingat dan mereka

paham proses kerjanya.” (Pernyataan Guru 4)

“Kalau menurut saya peran laboratorium itu

sangat penting untuk menunjang pemahaman

siswa tentang materi Fisika.” (Pernyataan Guru 5)

“Peran laboratorium sebenarnya bagus ya tapi

kendalanya kami disini tidak ada lab jadi ketika

belajar tentang mikroskop atau jangka sorong

mereka kurang paham. Mereka mungkin pernah

lihat teropong atau mikroskop di film, jadi

percuma saja kalau mereka tidak melakukan

praktikum.” (Pernyataan Guru 7)

“Tetapi dengan menggunakan laboratorium

membuat siswa lebih mudah memahami materi.”

(Pernyataan Guru 8)

Dari pernyataan pertama yang disampaikan, diketahui

bahwa Guru 3 mengetahui peran laboratorium juga penting

dalam menunjang pemahaman siswa. Guru 3 menjelaskan bahwa

setiap siswa memiliki kemampuan berpikir dan penafsiran yang

berbeda-beda mengenai materi-materi Fisika apabila materi-

materi tersebut hanya disampaikan melalui penjelasan. Adanya

perbedaan kemampuan berpikir dan penafsiran ini membuat

siswa terkadang akan sulit menerima, mencerna dan memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

51

materi-materi yang disampaikan. Dalam pernyataan kedua, Guru

3 juga mengetahui bahwa dengan melakukan kegiatan

laboratorium dalam hal ini melakukan percobaan, siswa dapat

membentuk sendiri pemahamannya mengenai sesuatu. Dari

kedua penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Guru 3

memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, yaitu kegiatan laboratorium dapat

menunjang pemahaman siswa mengenai materi Fisika mengingat

setiap siswa memiliki kemampuan berpikir dan penafsiran yang

beda-beda terkait materi-materi Fisika tertentu. Selain Guru 3,

dari hasil wawancara diketahui bahwa Guru 4 juga memiliki

pengetahuan yang hampir sama dengan Guru 3. Guru 4

menjelaskankan bahwa dengan melakukan percobaan siswa

dapat dibantu untuk mencerna ilmu Fisika dengan baik.

Mencerna dapat diartikan pula dengan memahami, sehingga

dapat dikatakan bahwa, siswa dapat memahami ilmu Fisika

dengan melakukan percobaan yang merupakah salah satu

kegiatan laboratorium. Guru 4 juga menjelaskan bahwa terdapat

beberapa materi Fisika dapat lebih mudah dipahami apabila

dijelaskan melalui percobaan. Dengan melakukan percobaan

siswa dapat lebih mudah memahami proses kerja sesuatu

dibandingkan hanya dengan melihat gambar. Dari kedua

pernyataan yang disampaikan Guru 4 dapat disimpulkan bahwa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

52

Guru 4 memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorium

dalam pembelajaran Fisika, yaitu kegiatan laboratorium berupa

kegiatan percobaan dapat menunjang pemahaman siswa, dimana

siswa lebih dapat memahami materi-materi Fisika tertentu dan

siswa pula dapat memahami proses kerja sesuatu. Seperti halnya

Guru 3 dan Guru 4, Guru 5, Guru 7, dan Guru 8 juga memiliki

pengetahuan yang sama mengeni peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, yaitu kegiatan laboratorium dapat

menunjang pemahaman siswa mengenai materi-materi Fisika

yang diajarkan.

Pengetahuan yang dimiliki Guru 3, Guru 4, Guru 5, Guru

7, dan Guru 8 didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Decaprio (2013: 116), yang menjelaskan bahwa salah satu fungsi

dari laboratorium adalah memperkuat pemahaman tentang

konsep IPA, baik bagi siswa (peserta penelitian di laboratorium

IPA) ataupun guru IPA. Dalam teori ini, siswa yang dimaksud

adalah siswa yang menjadi peserta penelitian atau percobaan.

Dengan melakukan percobaan di laboratorium dapat memperkuat

pemahaman siswa tentang konsep IPA.

c. Kegiatan laboratorium dapat memperkuat daya ingat siswa

mengenai materi-materi Fisika diajarkan

Dari wawancara diketahui bahwa, Guru 3 dan Guru 4

memiliki pengetahuan yang hampir sama mengenai peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

53

laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Berikut ini adalah

pernyataan-pernyataan yang disampaikan Guru 3 dan Guru 4:

“Jika kita praktek, kita bisa tunjukan langsung ke

siswa bagaimana bentuk dan proses kerja suatu

alat sehingga banyak indera yang bekerja disana,

siswa bisa menyentuh alatnya, bisa melihat

dengan jelas prosesnya sambil mendengarkan

arahan guru. Hal inilah yang akan membuat siswa

tidak mudah lupa dengan apa yang dipraktekkan.”

( Pernyataan Guru 3)

“Dan dengan bekerja langsung di laboratorium

membuat ingatan anak-anak tentang materi yang

dibahas itu semakin kuat.”

“Jika hanya dengan melihat gambar pasti mereka

akan cepat lupa tapi kalau dipraktekan akan

mereka ingat dan mereka paham proses

kerjanya.”(Pernyataan Guru 4)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa, Guru 3 memiliki

pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran

Fisika, yaitu melalui kegiatan laboratorium berupa percobaan

siswa dapat memperkuat ingatannya mengenai materi Fisika

yang diajarkan. Guru 3 menjelaskan bahwa dengan melakukan

percobaan guru dapat menunjukkan secara langsung kepada

siswa bagaimana bentuk dan proses kerja sebuah alat sehingga

akan ada banyak indera yang bekerja, dimana indera peraba

dapat bekerja pada saat siswa merangkai alat-alat percobaan,

indera penglihatan juga dapat bekerja pada saat siswa melihat

guru atau siswa-siswa lainnya merangkai alat atau melakukan

percobaan dan siswa dapat menggunakan indera pendengarannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

54

juga pada saat mendengarkan arahan guru pada saat melakukan

percobaan. Guru 4 juga memiliki pengetahuan yang hampir sama

dengan Guru 3. Guru 4 menjelaskan bahwa dengan bekerja

langsung melalui percobaan di laboratorium, ingatan siswa

mengenai materi yang diajarkan semakin kuat apabila

dibandingkan dengan hanya melihat gambar. Dari pernyataan

yang disampaikan Guru 3 dan Guru 4 dapat disimpulkan bahwa,

Guru 3 dan Guru 4 memiliki pengetahuan mengenai peran

laoratorium dalam pembelajaran Fisika, yaitu melalui kegiatan

laboratorium siswa dapat memperkuat daya ingat mengenai

materi-materi Fisika yang diajarkan.

Disamping yang sudah disebutkan di atas, dari hasil

wawancara diketahui pula bahwa, Guru 2 dan Guru 8 memiliki

pengetahuan yang berbeda mengenai peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika. Berikut adalah pernyataan yang disampaikan

Guru 2 dan Guru 8:

“Memang sangat penting. Terus yang saya maksud

dengan penting tadi itu, idealnya anak-anak itu di dalam

kegiatan laboratorium itu bisa membuktikan sebuah

teori. Karena ketika mereka bisa menghasilkan sesuatu,

ada kebanggaan tersendiri pada anak-anak. Terkadang

ketika mereka praktek itu, imajinasi mereka juga main.”

(Pernyataan Guru 2)

“Di laboratorium kita dapat mengetahui banyak tentang

hal yang sedikit.” (Pernyataan Guru 8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

55

Dari pernyataan di samping diketahui bahwa, Guru 2 memiliki

pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika,

yaitu melalui kegiatan laboratorium siswa dapat membuktikan

kebenaran sebuah teori yang dipelajari. Pengetahuan yang dimiliki

Guru 2 didukung oleh teori yang dikemukaan oleh Decaprio (2013:

116), yang menjelaskan bahwa, salah satu fungsi laboratorium ialah

memberikan kejelasan konsep kepada para siswa. Siswa mendapatkan

kejelasan sebuah konsep tertentu melalui pembuktian yang dilakukan

siswa itu sendiri. Selain itu, Guru 2 juga mengetahui bahwa dengan

menghasilkan sesuatu dapat menumbuhkan rasa kebanggaan dalam

diri siswa. Rasa bangga dalam diri siswa secara tidak langsung

berhubungan kepercayaan diri yang dimiliki siswa. Siswa yang

memiliki kepercayaan diri terhadap sesuatu pasti berdampak pada rasa

bangga dalam dirinya sendiri terhadap sesuatu tersebut. Oleh karena

itu dapat dikatakan bahwa Guru 2, memiliki pengetahuan mengenai

peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika, yaitu dengan

menghasilkan sesuatu dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam

diri siswa. Pengetahuan yang dimiliki Guru 2 ini juga didukung oleh

teori yang dikemukakan oleh Decaprio (2013:116), yang menjelaskan

bahwa, salah satu fungsi laboratorium ialah menumbuhkan

kepercayaan diri dalam mempelajari IPA. Selain itu, dari pernyataan

yang disampaikan diketahui pula bahwa, Guru 2 memiliki

pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

56

yaitu kegiatan laboratorium dapat merangsang daya imajinasi siswa

mengenai materi Fisika yang diajarkan. Pengetahuan yang dimiliki

Guru 2 ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Decaprio

(2013: 116), yang menjelaskan bahwa, salah satu fungsi laboratorium

ialah memperkuat daya imajinasi siswa yang terlibat dalam kegiatan di

laboratorium IPA. Berdasarkan penjelasan di samping dapat

disimpulkan bahwa, Guru 2 memiliki pengetahuan mengenai peran

laboratorium dalam pembelajaran Fisika, yaitu melalui kegiatan

laboratorium siswa dapat membuktikan kebenaran sebuah teori yang

dipelajari, dengan menghasilkan sesuatu di dalam laboratorium dapat

menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri siswa, dan kegiatan

laboratorium dapat merangsang daya imajinasi siswa mengenai materi

Fisika yang diajarkan. Dari pernyataan Guru 8 diketahui pula bahwa,

Guru 8 memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, yaitu laboratorium sebagai tempat bagi siswa

untuk memperoleh banyak pengetahuan dari suatu hal yang sedikit.

Selain itu, dari hasil wawancara diketahui pula bahwa, Guru 6

tidak memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorim dalam

pembelajaran Fisika. Berikut adalah pernyataan yang disampaikan

Guru 6:

“Saya tidak bisa mengatakan laboratorium itu

mempunyai peran dalam pembelajaran Fisika karena

memang saya sendiri selama mengajar Fisika saya tidak

pernah melakukan kegiatan pembelajaran di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

57

laboratorium. Baik itu sekalipun ruangannya ada, alat-

alat nya lengkap.” (Pernyataan Guru 6)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa, Guru 6 tidak memiliki

pengetahuan mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

Hal ini disampaikan Guru 6 karena selama mengajar Fisika, Guru 6

tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium.

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, dalam penelitian ini

peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pengetahuan guru mengenai

pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Dari hasil

wawancara diketahui bahwa, sebagain besar guru-guru Fisika memiliki

pengetahuan mengenai pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran

Fisika namun, ada pula yang tidak memiliki pengetahuan tersebut.

Pengetahuan guru mengenai pemanfaatan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, dapat dilihat dari penggunaan metode-metode

pembelajaran yang pernah digunakan kedelapan guru Fisika.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa, guru-guru Fisika

pernah menggunakan metode demonstrasi dan metode eksperimen.

Berikut adalah paparan terkait pengetahuan guru mengenai

pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

a. Pemanfaatan laboratorium dengan menggunakan metode

demonstrasi

Dari hasil wawancara diketahui bahwa Guru 1, Guru 2,

Guru 3, Guru 4, Guru 5, Guru 6 dan Guru 8 menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

58

metode demonstrasi untuk memanfaatkan penggunaan

laboratorium. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang

disampaikan Guru 1, Guru 2 , Guru 3 Guru 4, Guru 5, Guru 6,

dan Guru 8:

“Tapi memang untuk pertemuan-pertemuan

tertentu, kalau memang di materi Fisikanya

diminta, saya mengajar pakai demonstrasi kaya

yang saya jelaskan tadi. Kalau alatnya ada di

laboratorium pakai yang di laboratorium, kalau

memang tidak ada saya biasanya buat atau cari

alat sendiri. Pokoknya alatnya masih bisa kita

beli, saya beli.” (Pernyataan Guru 1)

“Sayakan biasanya demonstrasi. Jadi yang

melakukannya itu saya sendiri. Dan saya minta

mereka untuk mengulang lagi, diwaliki oleh

beberapa orang begitu untuk melakukan apa yang

saya lakukan sebelumnya. Demonstrasikan itu

intinya” (Pernyataan Guru 2)

“Kalau tentang magnet, saya menyuruh siswa

membawa paku, saat awal pembelajaran saya

memberi pertanyaan ke siswa “kalian pernah

membuat magnet?”. Jawaban siswa berbeda-beda

ada yang bilang sudah pernah dan ada juga yang

bilang belum pernah karena mereka memang dari

sekolah yang berbeda-beda waktu SMP nya.

Setelah itu saya langsung jelaskan tiga cara untuk

membuat magnet sambil mempraktekan caranya.”

“Yah, guru yang cari alatnya, guru yang

menyediakannya. Kalau demonstrasi kan guru

yang mau menunjukan jadi sebelum berdemo

guru harus sudah siapkan memang peralatannya

dan tinggal dibawa ke kelas.”(Pernyataan Guru 3)

“Kami melakukan eksperimen jika alat dan

bahannya bisa diperoleh dengan mudah oleh

siswa karena peralatan di laboratorium kami

masih belum memadai dan kalau alat dan

bahannya susah dicari dan tidak ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

59

laboratorium maka jalan satu-satunya ya hanya

dengan penjelasan dipapan tulis.”

“Yang kami buat itu tentang gaya gesek jadi kami

bawa mobil-mobilan, tentang kalor ya saya

meminta mereka untuk gosok-gosok tangan,

tentang magnet yang menggosokan mistar pada

rambut kemudian didekatkan ke potongan kertas,

pokoknya yang sederhana begitu saja.”

(Pernyataan Guru 4)

“Kebetulan disini lab belum ada ya biasanya

dilakukan di dalam kelas untuk materi-materi

tertentu saja.”

“Kalau untuk peralatannya ada. Tapi untuk labnya

tidak ada.”

“Saya pernah menggunakannya tapi di bawah ke

dalam kelas untuk demonstrasi. Tapi tidak terlalu

sering juga saya menggunakannya, paling hanya

untuk beberapa materi demonstrasi saja untuk

kelas satu dan kelas dua, yang paling sering kelas

tiga.” (Pernyataan guru 5)

“Iya. Saya sering menggunakan metode

demonstrasi.”

“Untuk demonstrasi di kelas kadang saya

mengambil beberapa peralatan praktikum di

laboratorium untuk dijadikan demonstrasi tetapi

juga kadang saya membuat alat sendiri.”

(Pernyataan Guru 6)

“Saya sering menggunakan demonstrasi karena

keterbatasan alat yang tersedia. Dibandingkan

dengan eksperimen secara kelompok saya lebih

banyak menggunakan demonstrasi.”

“Karena tidak ada pengelola laboratorium maka

sering terjadi bentrokan jadwal untuk

menggunakan laboratorium. Ketika kami mau

menggunakan laboratorium ternyata di

laboratorium sudah ada kelas lain yang

menggunakannya.” (Pernyataan Guru 8)

Dari pernyataan-pernyataan disampaikan diketahui

bahwa, Guru 1, Guru 3, Guru 4, Guru 5, Guru 6 dan Guru 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

60

mempertimbangkan faktor-faktor tertentu dalam memilih dan

menggunakan metode demonstrasi. Dari pernyataan yang

disampaikan Guru 1, Guru 3, Guru 4, Guru 6, dan Guru 8

diketahui bahwa, ketersediaan fasilitas berupa ruang maupun

alat-alat laboratorium merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan metode

demonstrasi. Guru , Guru 4 dan Guru 6 menjelaskan bahwa

apabila alat-alat yang dibutuhkan dalam demonstrasi tidak

tersedia di laboratorium, maka Guru 1, Guru 4 dan Guru 6 dapat

mencari alat-alat tersebut baik dengan membuat alat sendiri

maupun dengan membelinya. Guru 3 dan Guru 4 juga

menjelaskan bahwa, alat-alat yang digunakan dalam demonstrasi

dapat dipersiapkan oleh guru dan atau siswa, dengan catatan alat-

alat yang diinginkan mudah didapatkan seperti paku, mobil-

mobilan, mistar, dan lain sebagainya. Guru 8 juga menjelaskan

bahwa, Guru 8 menggunakan metode demonstrasi karena dalam

melakukan demonstrasi peralatan-peralatan yang dibutuhkan

lebih sedikit dibandingkan menggunakan metode eksperimen.

Pernyataan yang disampaikan Guru 1, Guru 3, Guru 4, Guru 6

dan Guru 8 didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Winarno Surakhmad (dalam Djamarah dan Zain, 2010: 78), yang

menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh dalam

memilih dan menentukan metode pembelajaran adalah fasilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

61

Fasilitas merupakan kelengkapan yang menunjang kegiatan

belajar mengajar siswa di sekolah, dimana dalam hal ini fasilitas

yang dimaksud ialah ketersediaan alat laboratorium.

Selain ketersedian fasilitas, Guru 1, Guru 5, dan Guru 8

juga menjelaskan bahwa faktor lain yang dipertimbangkan untuk

melakukan pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan

laboratorium adalah materi. Tidak semua materi dapat

didemonstrasikan, namun apabila dalam materi tersebut diminta

untuk melakukan demonstrasi atau eksperimen, maka akan

dilakukan, namun dengan kembali mempertimbangkan

ketersediaan alat.

Selain itu, Guru 8 juga menjelaskan bahwa tidak adanya

pengelolah/petugas laboratorium yang mengatur jadwal kegiatan

di laboratorium kadangkala membuat Guru 8 tidak dapat

melakukan pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan

laboratorium karena terjadi bentrokkan jadwal penggunaan

laboratorium dengan guru-guru lainnya. Pernyataan yang

disampaikan Guru 8 mengenai petugas laboratorium ini didukung

oleh teori yang dikemukakan oleh Suryawan (1989: 7), yang

menjelaskan bahwa petugas laboratorium merupakan salah satu

komponen yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan

penggunaan laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

62

Berikutnya dari hasil wawancara di samping diketahui

bahwa, Guru 2 menjelaskan inti dari metode demonstrasi ialah

guru memberikan demonstrasi mengenai sesuatu kemudian siswa

diminta untuk mengulang kembali apa yang telah dilakukan guru.

Pernyataan yang disampaikan Guru 2 didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Suparno (2013: 154), yang menjelaskan

bahwa, demonstrasi dapat dilakukan guru bersama siswa. Siswa

ikut aktif melakukan demo bersama guru, misalnya ikut

mengukur, mengamati, mengumpulkan data, menjawab,

menunjukkan alat, dan lain sebagainya.

Dari hasil wawancara sebelumnya diketahui bahwa Guru

6 tidak memiliki pengetahuan mengenai peran laboratorium

dalam pembelajaran Fisika karena Guru 6 belum pernah

melakukan kegiatan belajar mengajar di laboratorium. Namun,

dari hasil wawancara terkait pengetahuan guru mengenai

pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran Fisika diketahui

bahwa, Guru 6 pernah menggunakan metode demonstrasi dalam

pembelajaran Fisika namun, demonstrasi tersebut dilakukan di

kelas dan menggunakan alat-alat laboratorium yang ada di

laboratorium. Berdasarkan teori yang dikemukakan

Padmawinata, dkk (1981: 3), dijelaskan bahwa laboratorium

dalam pengertiannya dapat berupa ruang tertutup, seperti kelas

ataupun ruang laboratorium itu sendiri. Oleh karena itu, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

63

dikatakan bahwa Guru 6 telah menggunakan metode demonstrasi

sebagai upaya dalam memanfaatkan penggunaan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika. Ditambah lagi, di dalam melakukan

demonstrasi, Guru 6 telah memanfaatkan alat-alat laboratorium.

Dapat dikatakan bahwa Guru 6 memiliki pengetahuan yang

terbatas mengenai laboratorium, dimana Guru 6 hanya

mengetahui bahwa laboratorium merupakan ruang laboratorium

itu sendiri, yang pada kenyataannya ruang kelas pun dapat

dipandang sebagai laboratorium. Seperti halnya Guru 6, Guru 5

juga melakukan demonstrasi di kelas dan dengan menggunakan

alat-alat laboratorium, sehingga dapat dikatakan bahwa Guru 5

juga telah menggunakan metode demonstrasi dalam

pembelajaran Fisika.

b. Pemanfaatan laboratorium dengan menggunakan metode

eksperimen

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 8 juga

menggunakan metode eksperimen untuk memanfaatkan

penggunaan laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Berikut

adalah penyataan yang disampaikan Guru 8:

“Kalau dalam praktikum saya membuat Lembar

Kerja Siswa (LKS) yang mana sudah memuat

tentang alat dan bahan yang digunakan, langkah-

langkah percobaan sehingga siswa lebih mudah

untuk melakuan praktikum. Tetapi sebelum itu

saya menjelaskan terlebih dahulu materinya

secara garis besar baru setelah itu mereka

melakukan praktikum.” (Pernyataan Guru 8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

64

Dari pernyataan yang disampaikan Guru 8 diketahui

bahwa, Guru 8 melakukan kegiatan eksperimen dengan terlebih

dahulu memberikan penjelasan materi secara garis besar.

Kemudian dalam melakukan eksperimen siswa akan dipandu

menggunakan LKS yang sudah memuat alat dan bahan yang

digunakan, langkah-langkah percobaan.

Disamping yang sudah dijelaskan di atas, dari hasil

wawancara diketahui bahwa, Guru 7 tidak memiliki pengetahuan

mengenai pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran Fisika

karena Guru 7 belum pernah melakukan kegiatan pembelajaran

yang memanfaatkan laboratorium. Hal ini dapat terjadi karena

sekolah tempat Guru 7 bekerja tidak memiliki fasilitas yang

memadai, baik ruang laboratorium maupun alat-alat

laboratorium. Pada pembahasan sebelumnya terkait pengetahuan

mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika, Guru 7

mengetahui bahwa kegiatan laboratorium dapat menunjang

pemahaman siswa namun, karena tidak adanya ruang

laboratorium dan alat-alat laboratorium membuat Guru 7 tidak

dapat memanfaatkan laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

Dari pembahasan terkait pengetahuan guru mengenai peran

laboratorium dan pemanfaatannya dapat disimpulkan bahwa,

kedelapan guru-guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara

Timur memiliki pengetahuan yang beragam mengenai peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

65

laboratorium dan pemanfaatan dalam pembelajaran Fisika.

Pengetahuan guru mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran

Fisika, diantaranya laboratorium sebagai tempat bagi siswa untuk

melakukan percobaan, laboratorium sebagai tempat bagi siswa untuk

memperoleh banyak pengetahuan dari suatu hal yang sedikit, kegiatan

laboratorium dapat menunjang pemahaman siswa mengenai materi-

materi Fisika yang diajarkan, kegiatan laboratorium dapat memperkuat

daya ingat siswa mengenai materi-materi Fisika yang diajarkan,

kegiatan laboratorium dapat merangsang daya imajinasi siswa

mengenai materi-materi yang diajarkan, melalui kegiatan laboratorium

siswa dapat membuktikan kebenaran dari sebuah teori yang dipelajari,

dan dengan menghasilkan sesuatu di laboratorium dapat

menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri siswa. Disamping itu, dari

hasil wawancara juga dapat disimpulkan bahwa kedelapan guru Fisika

di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki pengetahuan

yang beragam mengenai pemanfaatan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, dimana pengetahuan yang dimiliki guru-guru

Fisika dapat dilihat dari penggunaan metode pembelajaran yang

memanfaatkan laboratorium. Sebagian besar guru-guru Fisika ini

menggunakan metode demonstrasi dan sebagian lainnya melalui

metode eksperimen sebagai upaya untuk memanfaatkan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi guru dalam menggunakan kedua metode ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

66

diantaranya ketersediaan fasilitas, baik ruang laboratorium maupun

alat-alat laboratorium, materi dan petugas laboratorium.

Selain itu dari pembahasan terkait pengetahuan guru mengenai

peran laboratorium dan pemanfaatannya dapat disimpulkan pula bahwa

Guru 1, Guru 2, Guru 3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 memiliki

pengetahuan yang baik mengenai peran laboratorium dalam

pembelajaran Fisika, karena keenam guru Fisika ini mengetahui peran

laboratoirum dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika.

Sedangkan Guru 6 memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peran

laboratorium dalam pembelajaran Fisika, karena Guru 6 hanya

memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan laboratorium. Sama

seperti Guru 6, Guru 7 juga memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam

pembelajaran Fisika, karena Guru 7 hanya memiliki pengetahuan

mengenai peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Jika

dipersentasekan diketahui bahwa sebanyak 75% dari delapan guru

Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki

pengetahuan yang baik dan 25% lainnya memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam

pembelajaran Fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

67

2. Rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika

Rancangan pembelajaran yang menginterasikan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika yang dimaksud dalam penelitian ini

bukanlah rancangan pembelajaran lengkap seperti yang terdapat pada

RPP, melainkan sebuah rancangan pembelajaran sederhana yang

langsung dideskripkan guru pada saat proses wawancara berlangsung.

Rancangan pembelajaran erat kaitannya dengan penggunaan metode

pembelajaran, karena di dalam sebuah rancangan pembelajaran guru

akan menggunakan metode-metode pembelajaran tertentu yang dirasa

dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Oleh karena itu, rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium dapat dilihat melalui metode pembelajaran yang

digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa, guru-guru

Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki

rancangan pembelajaran yang beragam. Berikut adalah paparan terkait

rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika.

a. Rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium dengan menggunakan metode demonstrasi

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 2 dan Guru

5 menggunakan metode demonstrasi sebagai metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

68

pembelajaran dalam rancangan pembelajaran yang dibuat untuk

mengintergrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan Guru 2

dan Guru 5:

“Hanya saja, kalau demonstrasi ini, saya yang

menyediakan alat, bukan siswa. Kalau siswa yang

menyiapkan alat, itu mungkin sudah

diberitahukan pada minggu sebelumnya. Misalkan

saja, dulu saya mengajar tentang Hukum Newton

dan demonstrasinya itu pakai koin, ya sudah

mereka saya suruh bawa koin. Sedangkan kertas

dan gelasnya saya yang siapkan. Terus taruh kion

di atas kertas, tarik kertasnya, apa yang terjadi itu

kita suruh anak-anak yang amati. Nah setelah itu

kita ganti koinnya pakai gelas. Nah kita

demonstrasi lagi dan suruh mereka mengamati

lagi. Tapi biasanya saya minta beberapa anak

untuk demonstrasi lagi dengan saya. Banyak cara

yang bisa kita lakukan. Dan setelah demonstrasi,

kita minta mereka membuat kesimpulan dan disitu

kita guru hanya menuntun mereka untuk membuat

kesimpulan.” (Pernyataan Guru 2)

“Rancangannya rata-ratanya hampir sama kaya

yang tadi, kita masukkan materi demonstrasi dan

alat yang mau kita pakai, biasanya itu

dicantumkan di LKS. Sebelum demonstrasi kita

jelas ke mereka materinya dulu karena ingat

mereka pasti punya pemahaman yang beda-beda.

Terus nanti dari materi kita kasih pertanyaan.

Nanti kita biarkan mereka pikir dulu tentang apa

yang kita tanya tadi. Habis itu kita arahkan

mereka buat demonstrasi, tapi saya dulu yang

kasih demonstrasi. Terus nanti kita suruh untuk

jawab pertanyaan-pertanyaan dan buat

kesimpulan.” (Pernyataan Guru 5)

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, sebagian besar

rancangan pembelajaran yang dibuat Guru 2 dan Guru 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

69

didukung oleh teori yang dikemukan oleh Suparno (2013: 152),

yang menjelaskan tentang beberapa catatan yang berguna bagi

guru dalam merencanakan demonstrasi dengan baik. Dalam teori

disebutkan bahwa guru perlu mengidentifikasi konsep atau

prinsip Fisika yang mau diajarkan sebelum melakukan

demonstrasi. Mengidentifikasi berarti menentukan, maka dari

pernyataan yang disampaikan diketahui bahwa, Guru 2 dengan

jelas telah menentukan Hukum Newton sebagai konsep atau

prinsip yang akan diajarkan dalam pembelajaran, sedangkan

Guru 5 hanya menjelaskan bahwa sebelum melakukan

pembelajaran Guru 5 akan memasukan materi yang akan

didemonstrasikan ke dalam rancangan yang dibuat. Dari

pernyataan ini secara tidak langsung Guru 5 telah terlebih dahulu

menentukan konsep atau prinsip tertentu yang mau diajarkan

dalam pembelajaran tersebut.

Selain itu, dalam teori juga disebutkan bahwa guru perlu

membuat design demonstrasi macam apa yang akan digunakan

untuk menjelaskan konsep atau prinsip di atas, maka dari

pernyataan yang disampaikan diketahui bahwa, Guru 2

mendesign demonstrasinya dengan menyiapkan alat terlebih

dahulu, seperti koin, gelas, dan kertas. Guru 2 menjelaskan

bahwa dalam melakukan demonstrasi yang harus menyediakan

alat adalah Guru 2 dan bukan siswa namun, pada keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

70

tertentu siswa dapat diminta untuk menyiapkan alat-alat yang

akan digunakan dalam demonstrasi apabila alat-alat yang

dibutuhkan mudah diperoleh siswa. Penyediaan alat oleh siswa

ini akan disampaikan Guru 2 satu minggu sebelum demonstrasi

dilakukan. Dalam rancangan yang dibuat, Guru 2 meminta siswa

untuk menyediakan koin yang akan digunakan dalam

demonstrasi, mengingat koin merupakan salah satu alat

demonstrasi yang mudah didapatkan siswa, sedangkan untuk

gelas dan kertas disiapkan oleh Guru 2. Demonstrasi yang

dilakukan Guru 2 ini diawali dengan meletakkan koin di atas

sebuah kertas. Kertas itu kemudian ditarik dan siswa diminta

untuk mengamati apa yang terjadi. Kemudian koin akan diganti

menggunakan gelas dan akan diperlakukan sama seperti pada

koin dan siswa diminta untuk mengamati kembali. Dalam

melakukan demonstrasi, Guru 2 biasanya melibatkan beberapa

siswa untuk melakukan demonstrasi bersama-sama. Setelah

demonstrasi selesai, siswa diminta untuk membuat kesimpulan

dan pada saat membuat kesimpulan Guru 2 akan menuntun siswa

untuk membuat kesimpulannya sendiri. Design demonstrasi

yang dibuat Guru 2 berbeda dari design demonstrasi yang dibuat

Guru 5, dimana Guru 5 terlebih dahulu akan memberikan

perjelasan mengenai materi yang akan didemonstrasikan kepada

siswa, karena Guru 5 menyadari bahwa setiap siswa memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

71

pemahaman yang berbeda-beda mengenai meteri yang akan

didemonstrasikan. Setelah itu, Guru 5 akan memberikan

pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang diajarkan kepada

siswa dan siswa pun akan diberikan waktu untuk memikirkan

jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

Berikutnya, Guru 5 akan mengarahkan siswa melakukan

demonstrasi yang terlebih dahulu telah dilakukan oleh Guru 5.

Dalam melakukan demonstrasi Guru 5 telah terlebih dahulu

menyiapakn LKS yang mencantumkan materi dan alat-alat yang

akan digunakan dalam demonstrasi. Kemudian, dari demonstrasi

yang dilakukan Guru 5 bersama siswa, siswa akan diminta untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan dan siswa

akan diminta untuk membuat kesimpulan dari pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan.

Dalam teori yang sama disebutkan bahwa, guru perlu

merencanakan agar siswa sungguh terlibat dalam proses

demonstrasi, bukan hanya sebagai pengamat saja. Dari hasil

wawancara diketahui bahwa, Guru 2 dan Guru 5 telah membuat

rancangan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses

demonstrasinya, dimana Guru 2 telah mengikutsertakan siswa

dengan meminta siswa untuk membawa koin sebagai salah satu

alat demonstrasi. Guru 2 dan Guru 5 juga telah meminta siswa

untuk ikut melakukan demonstrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

72

Selain itu, di dalam teori disebutkan pula bahwa, guru

perlu merencanakan persediaan alat dengan baik dan teliti. Dari

hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 2 telah merencanakan

persediaan alat dengan baik dan teliti, dimana Guru 2 telah

menyediakan alat-alat demonstrasinya sendiri, seperti kertas dan

gelas dan Guru 2 juga meminta siswa untuk menyediakan koin

yang merupakan salah satu alat demonstrasi yang mudah

diperoleh siswa. Guru 5 juga dapat dikatakan telah merencanakan

persediaan alat dengan baik dan teliti, namun Guru 5 tidak

menjelaskan secara rinci mengenai alat-alat yang disiapkan tetapi

hanya dengan menjelaskan bahwa alat yang digunakan

dicantumkan pada LKS. Dengan mencantumkan alat pada LKS

berarti bahwa Guu 5 tahu alat-alat apa yang akan digunakan dan

telah menyiapkan alat-alat yang akan dipakai dalam percobaan.

Dalam teori yang sama disebutkan pula bahwa, guru perlu

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa agar terarah.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 5 telah menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa ke tujuan

yang diinginkan, dimana sebelum melakukan percobaan Guru 5

telah terlebih dahulu memberikan pertanyan-pertanyaan kepada

siswa mengenai materi yang diajarkan dan pertanyaan-

pertanyaan tersebut kemudian akan dijawab siswa setelah

melakukan demonstrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

73

Dari hasil wawancara kedua guru diketahui pula bahwa,

Guru 2 dan Guru 5 yang melibatkan siswa dalam melakukan

demonstrasi. Fakta ini didukung oleh teori yang dikemukakan

Suparno (2013: 154), yang menjelaskan bahwa salah satu model

demonstrasi ialah demonstrasi dilakukan oleh guru bersama

siswa. Siswa ikut aktif melakukan demo bersama guru, misalnya

ikut mengukur, mengamati, mengumpulkan data, menjawab,

menunjukkan alat-alat dan lain-lain.

b. Rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium dengan menggunakan metode eksperimen

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 1, Guru 3,

Guru 4, dan Guru 8 menggunakan metode eksperimen sebagai

metode pembelajaran dalam rancangan pembelajaran yang dibuat

untuk mengintergrasikan laboratorium dalam pembelajaran

Fisika. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan

Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8:

“Rancangannya itu kita harus masukan situasi

laboratoriumnya dan ini adalah rancangan yang

saya buat dengan pengandaian alat-alat

laboratorium lengkap. Kegiatan pembukanya,

ucapkan salam. Setelah itu doa dan diakhiri absen.

Kemudian dalam pembelajaran, kita harus tanya

materi yang diperlajari sebelumnya, kemudian

persiapan LKS dan dibagi kepada mereka. Setelah

itu, bagi mereka dalam bentuk kelompok.

Kemudian mempersiapkan alat-alat yang mau

digunakan. Kemudian setelah itu, kita langsung

arahkan mereka untuk melakukan percobaan

sesuai arahan pada LKS atau penuntun praktikum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

74

Kemudian setelah melakukan percobaan. Mereka

diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang ada di LKS. Setelah semua sudah mereka

kerjakan, dari setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil kerja mereka di depan.

Kemudian teman-teman lain diminta untuk

menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau

masukan-masukan pada hasil yang

dipresentasikan. Kemudian, terakhir guru

memberikan pemahaman terkait materi yang

dipercobakan. Guru dan siswa merangkum

kembali materi yang telah dipraktekkan dan hasil

kerja dari setiap kelompok. Kemudian setelah itu

mereka diberi tugas, tugas tersebut dapat langsung

dikerjakan pada saat itu juga atau dapat dikerjakan

dirumah, karena tergantung waktu yang tersisa.

Kemudian tahap akhir mereka diminta untuk

membereskan alat-alat percobaan yang mereka

pakai.” (Pernyataan Guru 1)

“Akan saya laksanakan jika alatnya ada, tapi

sebelumnya guru harus periksa terlebih dahulu,

periksa kesiapan alat, lalu kita siapkan alatnya

sesuai dengan materi yang mau kita jelaskan kalau

memang sudah siap baru kita melaksanakan

praktikumnya. Kesiapan disini tercangkup pada

LKS dan guru praktek menggunakan alat-alatnya.

LKS kalau ada di buku kita pakai yang di buku,

atau kalau ada dalam kit kita pakai yang dalam

kit, tetapi kalau tidak ada berarti harus guru yang

menyiapkannya. Saat melakukan praktikum

bersama siswa, guru terlebih dahulu membagikan

LKS lalu menjelaskan materi kemudian guru

merangkai peralatan di depan siswa sambil

menjelaskan alat ini namanya apa, cara kerjanya

bagaimana lalu setelah itu baru siswa yang

melakukan praktikum dalam kelompok. Setelah

praktikum siswa diminta untuk membuat

laporan.” (Pernyataan Guru 3)

“Rancangan idealnya yaitu awalnya kita guru

kasih topik dan kita sudah menyiapkan alat dan

bahan untuk praktik, lalu seperti biasa, kita

menyampaikan tujuan yang mau dicapai sehingga

anak-anak bisa terfokus dan tidak bias, setelah itu

kita melakukan praktikum dalam kelompok lalu

kita guru bantu dan arahkan anak-anak buat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

75

kesimpulan yang menjawabi teori aslinya dan

buat laporan.” (Pernyataan Guru 4)

“Misalnya materi yang dipelajari itu apa,

peralatan yang harusnya disiapkan itu

diperhatikan, alat yang dibutuhkan itu ada, dan

bagaimana mengambil data dari peralatan yang

dibutuhkan lalu setelah mendapat data anak

dibimbing untuk menganalisis data dengan

kalkulasi tetapi muaranya ke rumusan.

Sebenarnya apa yang saya bilang ini sudah

tercantum pada LKS yang saya bagi ke anak-anak

sebelum praktikum. Jadi kalau saya diminta untuk

membuat pembelajaran dengan memanfaatkan

laboratorium maka materi apa, alat apa yang harus

disiapkan lalu bagaimana menggunakan alat itu,

sesudah itu mengambil data dari peralatan secara

benar. Biasanya anak-anak dibagi dalam

kelompok-kelompok 5 sampai 6 orang dalam 1

kelompok. Setelah data di peroleh dianalisis dan

dari analisis itu saya bimbing agar sampai ke

rumusan atau tujuan pembelajaran itu untuk

menarik kesimpulan.” (Pernyataan Guru 8)

Dari hasil wawancara diketahui bahwa, Guru 1, Guru 3,

Guru 4, dan Guru 8 menggunakan metode eksperimen dengan

model eksperimen terbimbing. Penggunaan eksperimen

terbimbing ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Suparno (2013: 84), yang menjelaskan bahwa, dalam banyak

pembelajaran Fisika di SMA dan SMP, kebanyakan eksperimen

dipilih yang terbimbing atau terencana, hasilnya akan lebih cepat

selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga siswa tidak mudah

bingung. Selain itu, sebagian besar rancangan pembelajaran yang

dibuat Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 didukung oleh teori

yang dikemukakan oleh Suparno (2013: 84), yang menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

76

mengenai beberapa hal-hal yang harus dilakukan guru dalam

menggunakan metode eksperimen terbimbing. Di dalam teori

disebutkan bahwa, guru harus memilih eksperimen apa yang

akan ditugaskan kepada siswa. Memilih eksperimen apa yang

akan ditugaskan kepada siswa dapat diartikan juga dengan

memilih materi tertentu apa yang akan dieksperimenkan bersama

siswa dan dari hasil wawancara di samping diketahui bahwa,

Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 telah menyiapkan materi

eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa. Guru 4 dan

Guru 8 dalam pernyataannya secara langsung menjelaskan bahwa

sebelum melakukan eksperimen Guru 4 dan Guru 8 telah

memilih materi Fisika apa yang akan dieksperimenkan. Guru 8

juga menjelaskan bahwa materi yang akan dieksperimenkan

tersebut telah dicantumkan di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang telah dibuat. Sedangkan Guru 3 dan Guru 1 tidak

menyatakan secara langsung mengenai pemilihan materi yang

akan dieksperimenkan namun, Guru 1 dan Guru 3 menggunakan

LKS dalam melakukan eksperimen, dimana LKS juga

memaparkan mengenai materi. Guru 3 menjelaskan bahwa, Guru

3 dapat menggunakan LKS atau panduan percobaan yang

terdapat pada kit atau pada buku Fisika yang dilengkapi dengan

LKS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

77

Di dalam teori yang sama juga disebutkan bahwa, guru

harus merencanakan langkah-langkah percobaan seperti, apa

tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai

percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana

menganalisis data, dan apa kesimpulannya. Dari hasil

wawancara diketahui bahwa Guru 8 telah merencanakan

sebagian dari langkah-langkah tersebut, dimana Guru 8

merencanakan materi apa yang akan dieksperimenkan, peralatan

apa yang akan digunakan, apakah peralatan yang dibutuhkan

tersedia atau tidak, dan bagaimana menggunakan alat tersebut.

Guru 8 menjelaskan bahwa langkah-langkah yang disampaikan

ini telah tercantum pada LKS. Sedangkan langkah-langkah untuk

menganalisis data dan apa kesimpulan yang diperoleh tidak

disebutkan secara langsung oleh Guru 8. Namun, dalam

penjelasan berikutnya Guru 8 menjelaskan langkah-langkah yang

dimaksud. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Guru 8 telah

merencanakan langkah-langkah percobaan, dimana lagkah-

langkah percobaan dapat dilihat dari penggunaan LKS yang

disiapkan Guru 8. Dari pernyataan yang disampaikan Guru 1 dan

Guru 3 diketahui bahwa, Guru 1 dan Guru 3 menggunakan LKS

yang telah dibuat dalam melakukan percobaan. Namun, Guru 1

dan Guru 3 tidak menjelaskan secara rinci langkah-lagkah

percobaan apa saja yang ada tercantum pada LKS yang dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

78

Guru 1 dan Guru 3. Berbeda dari Guru 1, Guru 3, dan Guru 8,

dalam rancangan pembelajaran yang dibuat Guru 4 tidak

dijelaskan adanya penggunaan LKS. Namun, dari pernyataan

yang disampaikan Guru 4 diketahui bahwa Guru 4 dalam

melakukan percobaan telah terlebih dahulu memberitahukan

topik dan menyiapkan alat-alat dan menyiapkan alat-alat yang

akan digunakan dalam percobaan. Guru 4 juga menjelaskan

bahwa diakhir pembelajaran Guru 4 akan meminta siswa untuk

memberikan kesimpulan mengenai percobaan yang dilakukan.

Dari rancangan pembelajaran yang dibuat Guru 4, dapat

dikatakan bahwa Guru 4 telah merencanakan langkah-langkah

percobaan.

Selanjutnya, di dalam teori juga disebutkan bahwa guru

harus mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan

sehingga pada saat siswa melakukan percobaan semua telah siap

dan lancar. Dari hasil wawancara diketahui bahwa, sebelum

melakukan percobaan Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 telah

terlebih dahulu menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Guru

3 menjelaskan bahwa, sebelum melakukan percobaan alat yang

digunakan harus diperiksa terlebih dahulu dan alat yang

digunakan harus disesuaikan dengan percobaan yang akan

dilakukan. Guru 8 juga menjelaskan bahwa, sebelum

merencanakan percobaan guru perlu melihat apakah alat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

79

dibutuhkan itu tersedia atau tidak dan bagaimana menggunakan

alat tersebut agar bisa memperoleh data yang diinginkan.

Selain harus mempersiapkan semua peralatan yang

digunakan dalam percobaan, di dalam teori juga disebutkan

bahwa, guru harus membantu siswa dalam menarik kesimpulan

dengan percobaan yang dilakukan. Dari hasil wawancara

diketahui bahwa, Guru 1, Guru 4, dan Guru 8 akan membantu

dan mengarahkan siswa pada saat melakukan percobaan. Guru 1

menjelaskan bahwa setelah melakukan percobaan siswa akan

diminta untuk mempresentasikan hasil dari masing-masing

kelompok. Setiap kelompok akan diminta untuk memberikan

tanggapan berupa pertanyaan-pertanyaan ataupun masukan-

masukan kepada kelompok-kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil percobaannya. Kegiatan presentasi akan

diakhiri dengan rangkuman Guru 1 mengenai percobaan yang

dilakukan. Kemudian Guru 2 bersama siswa akan merangkum

atau menarik kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan setiap

kelompok.

Dalam teori yang sama disebutkan pula bahwa, guru

harus memeriksa laporan percobaan apabila guru meminta siswa

membuat laporan tersebut. Dari hasil wawancara diketahui

bahwa dalam rancangan yang dibuat, Guru 3 dan Guru 4

meminta siswa untuk membuat laporan percobaan. Namun, dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

80

pernyataan yang disampaikan Guru 3 dan Guru 4 tidak diketahui

apakah laporan yang dibuat siswa tersebut akan diperiksa atau

tidak.

Selain itu, dari hasil wawancara diketahui pula bahwa,

Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 melakukan percobaan

dengan membagi siswanya ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Guru 8 menjelaskan bahwa setiap kelompok terdiri dari 5 sampai

6 orang siswa. Pembagian kelompok yang dilakukan Guru 1,

Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Suparno (2013: 85), yang menjelaskan bahwa

dalam eksperimen siswa dapat melakukan percobaan secara

individu atau kelompok kecil. Ada baiknya kelompok dibuat

kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan

bukan hanya melihat percobaan teman. Dari hasil wawancara ini

juga diketahui bahwa, Guru 1 dan Guru 3 membuat rancangan

pembelajaran ini dengan anggapan bahwa fasilitas-fasilitas

seperti alat-alat laboratorium sudah memadai.

Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa, tidak semua guru-

guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat

merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

ataupun metode eksperimen. Guru 6 dan Guru 7 adalah guru-guru yang

tidak dapat merancang pembelajaran yang mengintegrasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

81

laboratorium dalam pembelajaran fisika. Berikut adalah pernyataan

yang disampaikan Guru 6 dan Guru 7:

“Saya tidak bisa merancang kegiatan tersebut karena

memang saya belum pernah buat.” (Pernyataan Guru 6)

“Kita bisa rancang mungkin RPPnya tapi disini kami

membuat RPP secara umum. Sebenarnya eksperimen itu

harus dibuat khusus tapi kami biasanya selama ini buat

secara umum saja..” (Pernyataan Guru 7)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa, Guru 6 tidak dapat

membuat rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium karena Guru 6 tidak pernah melakukan percobaan di

laboratorium. Sedangkan Guru 7 menjelaskan bahwa Guru 7 tidak

memiliki rancangan pembelajarannya tersendiri karena Guru 7

melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan rancangan yang

dibuat secara umum.

Dari pembahasan terkait rancangan pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika dapat

disimpulkan bahwa, Guru 1, Guru 2, Guru 3, Guru 4, Guru 5 dan Guru

8 dapat merancang pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium,

dimana Guru 2 dan Guru 5 di dalam rancangannya menggunakan

metode demonstrasi, sedangkan Guru 1, Guru 3, Guru 4, dan Guru 8

menggunakan metode eksperimen. Sedangkan Guru 6 dan Guru 7

tidak dapat membuat rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Jika dipersentasekan,

sebanyak 75% dari delapan guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

82

Tengaara Timur ini dapat merancang pembelajaran yang

menginterasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika, dimana

sebanyak 25% menggunakan metode demonstrasi dan 50% lainnya

menggunakan metode eksperimen. Sedangkan 25% dari delapan guru

Fisika lainnya tidak dapat merancang pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

3. Implementasi rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan

laboratorium dalam pembelajaran Fisika

Dari hasil wawancara mengenai implementasi rancangan

pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika diketahui bahwa, terdapat rancangan

pembelajaran yang dapat diterapkan dan terdapat pula rancangan

pembelajaran tidak dapat diterapkan. Dari hasil wawancara diketahui

bahwa, rancangan pembelajaran yang dibuat Guru 2, Guru 3, Guru 4,

Guru 5 ,dan Guru 8 dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika.

Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan Guru 2, Guru

3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8:

“Saya rasa bisa diterapkan. Selama ini saya sudah

menggunakan metode demonstrasi ini dengan alat

peraga yang saya buat atau alat laboratorium yang ada

saja.” (Pernyataan Guru 2)

“Itu sangat bisa diterapkan kalau fasilitas labnya

lengkap dan niat gurunya. Kalau sejauh ini saya rasa

bisa diterapkan karena disini alat-alat labnya lumayan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

83

lengkap dibandingkan sekolah-sekolah lain di Reo,

seperti untuk pengukuran tadi ada jangka sorong, ada

teropong dan alat lab lainnya.” (Pernyataan Guru 3)

“Mereka pasti antusias, senang, suasana kelas jadi

makin seru, dan ada yang penasaran kenapa bisa begitu,

dan setelah dituntun dan dijelaskan mereka baru paham

dan bilang oh.” (Pernyataan Guru 4)

“Bisa diterapkan menurut saya. Tapi itu tadi mungkin

kita berharap semua siswa sebisa mungkin mereka

paham tentang apa yang kita berikan, tapi itu tadi

mungkin di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung

ya sebagian mungkin bisa paham kalau kita menggali

dari dasar lagi.” (Pernyataan Guru 5)

“Rancangan itu dapat diterapkan. Kalau tidak bisa

diterapkan walaupun alat tersedia itu sebenarnya

kesalahan guru ataupun kelemahan guru. Tetapi kalau

misalnya tidak bisa dilaksanakan karena alat tidak ada,

maka itu menjadi sebuah kesalahan guru. Karena sudah

mengetahui alat tidak ada tetapi masih mau merancang

pembelajaran seperti itu.” (Pernyataan Guru 8)

Dari hasil wawancara sebelumnya mengenai rancangan

pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika diketahui bahwa, Guru 2 dan Guru 5 merancangan

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, sedangkan

Guru 3, Guru 4, dan Guru 8 merancang pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen. Sejauh mana rancangan

pembelajaran ini diterapkan dalam pembelajaran Fisika, Guru 2, Guru

3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 memiliki alasan-alasan tersendiri

mengapa rancangan pembelajaran yang dibuat dapat diterapkan dalam

pembelajaran Fisika. Guru 2 menjelaskan bahwa rancangan yang

dibuat dapat diterapkan karena selama ini Guru 2 telah menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

84

metode demonstrasi, dimana Guru 2 menggunakan metode

demonstrasi ini dengan memperhatikan ketersediaan alat-alat

laboratorium. Sehingga dapat dikatakan bahwa Guru 2 bahwa

rancangan ini dapat diterapkan karena alat yang tersedia sudah

memadai. Sama seperti Guru 2, Guru 3 dan Guru 8 menjelaskan bahwa

racangan pembelajaran yag dirancang dapat diterapkan karena fasilitas

laboratorium terutama alat-alat laboratorium sudah cukup memadai di

sekolah tempat Guru 3 dan Guru 8 bekerja. Guru 8 menegaskan bahwa

apabila sebuah rancangan tidak dapat diterapkan jika alat-alat yang

dibutuhkan tersedia, maka itu adalah kelemahan guru dan Guru 8 juga

menjelaskan bahwa, dalam membuat rancangan guru terlebih dahulu

harus melihat ketersedia alat yang ada sebelum membuat sebuah

rancangan pembelajaran tersebut. Selain itu, Guru 3 juga menjelaskan

bahwa rancangan pembelajaran yang dibuat dapat diterapkan apabila

ada kemauan dari diri guru itu sendiri untuk menerapkan rancangan

pembelajaran yang telah dibuat. Berbeda dengan Guru 2, Guru 3, dan

Guru 8, Guru 4 menjelaskan bahwa dengan menerapkan rancangan

pembelajaran yang telah dibuat dapat membuat siswa lebih antusias

dalam mengikuti pembelajaran Fisika. Berbeda dengan guru-guru

lainnya, Guru 5 menjelaskan bahwa rancangan pembelajaran yang

dibuat dapat diterapkan dan besar harapan Guru 5 agar siswa dapat

lebih memahami materi yang diajarkan. Namun, Guru 5 juga

menyadari bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

85

akan diajarkan masih sangat rendah sehingga Guru 5 perlu menggali

kembali pemahaman dasar siswa mengenai materi yang akan

diajarkan.

Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa, tidak semua guru

Fisika dapat menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Guru 1 tidak dapat

menerapkan rancangan pembelajaran yang dibuat dalam pembelajaran

Fisika, sedangkan Guru 6 dan Guru 7 tidak dapat menjelaskan sejauh

mana rancangan yang dibuat dapat diterapkan karena beberapa alasan

tertentu. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan Guru

1, Guru 6, dan Guru 7:

“Kalau alatnya lengkap saya rasa bisa diterapkan, tetapi

itu tadi alatnya belum memadai saya rasa belum bisa

diterapkan. (Pernyataan Guru 1)

“Saya tidak bisa memberitahukan sejauh mana

rancangan yang dibuat dapat diterapkan karena

memang saya belum pernah buat.” (Pernyataan Guru 6)

“Saya juga tidak tahu tercapai atau tidak. Karena itu

tadi saya belum pernah buat.” (Pernyataan Guru 7)

Dari pernyataan-pernyatan di atas diketahui bahwa, rancangan

pembelajaran yang dibuat Guru 1 tidak dapat diterapkan karena di

sekolah tempat Guru 1 bekerja alat-alat laboratoriumnya belum terlalu

lengkap. Sedangkan Guru 6 dan Guru 7 yang pada pembahasan

sebelumnya tidak dapat membuat rancangan pembelajaran, tidak dapat

menjelaskan sejauh mana rancangan yang dibuat dapat diterapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

86

karena Guru 6 dan Guru 7 belum pernah melakukan pembelajaran

dengan memanfaatkan laboratorium dan belum pernah melakukan

percobaan.

Dari pembahasan terkait implementasi rancangan pembelajaran

yang menginterasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika dapat

disimpulkan bahwa, Guru 2, Guru 3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 dapat

menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan

mempertimbangkan ketersedian alat-alat laboratorium, respon siswa,

dan kemauan guru dalam melaksanakan rancangannya. Sedangkan

Guru 1 tidak dapat menerapkan rancangan pembelajaran yang dibuat

karena minimnya ketersediaan fasilitas-fasilitas laboratorium

khususnya alat laboratorium. Berbeda dengan guru-guru lainnya, Guru

6 dan Guru 7 tidak mengetahui sejauh mana rancangan pembelajaran

yang dibuat dapat diterapkan karena kedua guru ini tidak dapat

merancang pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium. Jika

dipersentasekan, sebanyak 62,5% dari delapan guru Fisika di Pulau

Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat menerapkan rancangan

pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium dalam

pembelajaran Fisika yang telah dibuat, 12,5% lainnya tidak dapat

menerapkan rancangan pembelajaran yang dibuat, dan sebanyak 25%

lainnya tidak mengetahui sejauh mana rancangan pembelajaran yang

dibuat dapat diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

87

Selain memperoleh pengetahuan terkait pengetahuan guru

mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran

Fisika, rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium

dalam pembelajaran Fisika, dan implementasi rancangan yang

mengitegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika, dalam

penelitian ini dapat diketahui pula hubungan antara ketiga hal yang

disebutkan di atas. Berdasarkan pembahasan di samping diketahui bahwa,

Guru 1, Guru 2, Guru 3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 memiliki

pengetahuan yang baik mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya

dalam pembelajaran Fisika. Dengan memiliki pengetahuan yang baik

mengenai peran laboratorium dan pemanfaatannya dalam pembelajaran

Fisika, Guru 1, Guru 2, Guru 3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 dapat

merancang pembelajaran yang mengintegrasikan laboratorium. Guru 2,

Guru 3, Guru 4, Guru 5, dan Guru 8 dapat menimplentasikan rancangan

pembelajaran yang telah dibuat, sedangkan Guru 1 tidak dapat

menerapkan rancangannya. Selain keenam guru tersebut, diketahui pula

bahwa Guru 6 dan Guru 7 memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

peran laboratorium dalam pembelajaran Fisika. Pengetahuan yang cukup

ini menyebabkan kedua guru ini tidak dapat merancang pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dan tidak mengetahui sejauh mana

rancangan tersebut dapat diterapkan. Dari pembahasan ini dapat

disimpulkan bahwa, guru yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai

peran laboratorium dan pemanfaatannya dapat merancang pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

88

yang mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika dan dapat

mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat. Dan guru yang

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peran laboratorium dan

pemanfaatannya tidak dapat merancang pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika dan tidak dapat

mengimplementasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Sebanyak 75% dari delapan guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa

Tenggara Timur memiliki pengetahuan yang baik dan 25% lainnya

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peran laboratorium dan

pemanfaatannya dalam pembelajaran Fisika.

2. Sebanyak 75% dari delapan guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa

Tengaara Timur ini dapat merancang pembelajaran yang

menginterasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika, dimana

sebanyak 25% menggunakan metode demonstrasi dan 50% lainnya

menggunakan metode eksperimen. Sedangkan 25% dari delapan guru

Fisika lainnya tidak dapat merancang pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika.

3. Sebanyak 62,5% dari delapan guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi

Nusa Tenggara Timur dapat menerapkan rancangan pembelajaran yang

mengintegrasikan laboratorium dalam pembelajaran Fisika yang telah

dibuat, 12,5% lainnya tidak dapat menerapkan rancangan pembelajaran

yang dibuat, dan sebanyak 25% lainnya tidak mengetahui sejauh mana

rancangan pembelajaran yang dibuat dapat diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

90

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, peneliti meyampaikan

beberapa saran, yaitu:

1. Sebaiknya guru-guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara

Timur senantiasa memperbaharui dan menambah pengetahuannya

terkait laboratorium IPA pada umumnya dan laboratorium Fisika pada

khususnya mengingat laboratorium memiliki peran yang penting

dalam pembelajaran Fisika.

2. Sebaiknya guru-guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara

Timur senantiasa memperbaharui dan menambah pengetahuan dalam

merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

dan metode eksperimen, serta senantiasa melatih diri untuk merancang

pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium.

3. Sebaiknya guru-guru Fisika di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara

Timur senantiasa menerapkan rancangan pembelajaran yang telah

dibuat dalam pembelajaran Fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: IDENTIFIKASI PENGETAHUAN GURU MENGENAI PERAN DAN

91

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh., 1987. Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen

Pendididkan dan Kebudayaan.

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:

Diva Press.

Djamarah, Syaiful Bhari & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Suprano, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Konstruktivistik &

Menyenangkan Edisi Revisi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Suryawan, Eka Arif. 1989. “Pemberdayagunaan Laboratorium Fisika dalam

Pengajaran Fisika di SMA” dalam Rangkuman Seminar Pendidikan Fisika

Se-Jawa. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Padmawinata, Djupri dkk. 1981. Pengelolaan Laboratorium IPA-II (Lanjutan).

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI