identifikasi miskonsepsi materi ipa semester …digilib.unila.ac.id/25910/20/skripsi tanpa bab...

59
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER GENAP PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN (Studi Deskriptif Tentang Identifikasi Miskonsepsi Materi IPA Biologi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP 2 Buay Bahuga Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016) (SKRIPSI) Oleh Siska Septi Turmiati FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: trinhkiet

Post on 01-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER GENAP PADASISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN

(Studi Deskriptif Tentang Identifikasi Miskonsepsi MateriIPA Biologi pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP 2 Buay Bahuga Way KananTahun Pelajaran 2015/2016)

(SKRIPSI)

Oleh

Siska Septi Turmiati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER GENAP PADASISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN

(Studi Deskriptif Tentang Identifikasi Miskonsepsi MateriIPA Biologi pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP 2 Buay Bahuga Way KananTahun Pelajaran 2015/2016)

ABSTRAK

OlehSiska Septi Turmiati

Penelitian ini bertujuan mengetahui miskonsepsi materi IPA Biologi dan materi

IPA yang paling banyak terjadi miskonsepsi pada siswa. Desain penelitian ini

menggunakan kajian deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari tes soal pilihan

jamak dan esay yang di analisis dengan metode Certainty of Response Index

(CRI). Data kualitatif berupa hasil wawancara tentang miskonsepsi dengan guru

pelajaran IPA. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 dan VIII2

semester genap yang dipilih dari populasi secara simple random sampling,

sehingga diperoleh total siswa sampel 58.

Hasil perhitungan siswa menunjukkan bahwa kategori miskonsepsi dan tidak tahu

konsep siswa mencapai 55% dari jumlah siswa. Miskonsepsi berdasarkan kriteria

jawaban Certainly of Response Index (CRI) yaitu 13,28. Hasil persentase

Page 3: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

iii

perhitungan miskonsepsi siswa yaitu 22,89% dan masuk ke dalam kriteria rendah.

Sub konsep yang paling dominan mengalami miskonsepsi pada materi satuan-

satuan ekosistem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang

terjadi pada materi IPA Biologi kelas VII semester genap adalah ciri dan

klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, kepadatan populasi manusia, dan peranan

manusia dalam pengelolaan lingkungan.

Kata kunci : miskonsepsi, Certainty of Response Index, IPA Biologi

Page 4: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER GENAP PADA

SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN

(Studi Deskriptif Tentang Identifikasi Miskonsepsi Materi

IPA Biologi pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP 2 Buay Bahuga Way Kanan

Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh

Siska Septi Turmiati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi
Page 6: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi
Page 7: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi
Page 8: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bumi Agung, Way Kanan pada 02

September 1993, merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara pasangan Bapak Tursino dengan Ibu Sukatmi.

Alamat penulis di Bumi Agung Kecamatan Bumi Agung

Kabupaten Way Kanan. Nomer Handphone: 085769871440

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Bumi Agung (2000-2006),

MTs Darul Ulum Buay Bahuga (2006-2009), SMA Negeri 1 Bumi Agung (2009-

2012). Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 1 PGRI

Pekon Bangun Negara, Pesisir Selatan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di

Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2015), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri

2 Buay Bahuga untuk meraih gelar sarjana pendidikan/ S.Pd. (Tahun 2016).

Page 9: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, atasrahmat dan nikmat yang tercurahkan.

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah MuhammadSAW, semoga kita senantiasa melaksanakan sunah-sunah beliau.

Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa tanda bakti dancintaku kepada:

Ibunda Sukatmi dan Ayahanda Tursino yang telah mendidik danmembesarkanku dengan penuh kasih sayang, kesabaran,

pengorbanan, memberikan segala doa, selalu menguatkanku,mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Adikku Lucky Wijayanto dan Lucy Wijayanti yang selalumendoakanku, serta saudara- saudaraku yang telah memberikan

dukungan, bantuan, kebahagiaan dan selalu memotivasiku.

Guru dan dosen atas ilmu, nasihat, arahan dan bimbingan yangtelah diberikan sehingga membuat hidup ini lebih bermakna.

Almamater tercinta, Kampus Hijau Universitas Lampung.

Page 10: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkautelah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekeraja keras

(untuk urusan yang lain)”(QS. Asy-Syarh: 6-7)

“Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yangberiman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk

kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”(QS. Al-‘Ashr:2-3)

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu memaklumkan, “Sesungguhnya jikakamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi

jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih”(QS. Ibrahim:7)

Page 11: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Materi IPA Biologi

Semester Genap Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Buay Bahuga Way Kanan (Studi

Deskriptif Tentang Identifikasi Miskonsepsi Materi IPA Biologi Pada Siswa Kelas

VII Semester Genap SMP 2 Buay Bahuga Way Kanan Tahun Pelajaran

2015/2016)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

dan Pembahas atas saran- saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I dan PA yang telah

memberikan bimbingan, dan motivasi yang sangat berharga hingga skripsi ini

dapat selesai;

Page 12: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

xii

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan kesabarannya dalam bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini

dapat selesai;

6. Jamil Annas, S.Pd., Selaku kepala SMP N 2 Buay Bahuga Way Kanan yang

telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

7. Devy Yunita Nahroni, S.Pd., selaku guru IPA SMP N 2 Buay Bahuga Way

Kanan yang telah memberikan izin dan bantuan serata saran-saran selama

penelitian;

8. Siswa-siswi SMP N 2 Buay Bahuga Way Kanan atas kerja sama dan

perhatiannya selama penelitian berlangsung;

9. Teman seperjuanganku Ita Reziana, Sayuti Sri Lestari, Septiana Puspita Sari,

dan Inka Attahu Ulfa, atas motivasi, bantuan, dan semangat yang telah

diberikan;

10. Keluarga kecilku asrama Gamalama atas doa dan persahabatan yang kalian

berikan;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah selalu meridhoi dan memberikan rahmat-Nya kepada kita semua,

penulis mengucapkan syukur yang sebesarnya karena telah mampu menyelesaikan

skripsi ini semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Februari 2017

Penulis

Siska Septi Turmiati

Page 13: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

I. PENDHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6

F. Kerangka Fikir ...................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA ................................................................................ 10

B. Identifikasi Miskonsepsi ...................................................................... 14

C. Metode dan Model yang digunakan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi ......................................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 27

C. Desain Penelitian ............................................................................... 28

D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 28

E. Jenis Data dan Tehnik Pengumpulan data ......................................... 29

F. Analisis Data ...................................................................................... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan .............................................................................. 40

B. Pembahasan ....................................................................................... 42

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 51

B. Saran .................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53

Page 14: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

xiv

LAMPIRAN ................................................................................................. 55

1. Kisi-kisi Soal ....................................................................................... 56

2. Lembar Soal ..................................................................................... 75

3. Cara menghitung persentase miskonsepsi ......................................... 83

4. Tabulasi data Siswa .......................................................................... 88

5. Tabulasi hasil persentase pemahaman konsep siswa ........................ 89

6. Penghitungan data standar devisi ..................................................... 90

7. Perhitungan per-sub konsep ............................................................. 91

8. Foto siswa mengerjakan soal ............................................................ 92

9. Dialog wawancara dengan guru ......................................................... 94

10. Dialog wawancara dengan siswa ....................................................... 96

Page 15: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabulasi data sampel dan populasi ………………….……………... 28

2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa ...…………….. 30

3. Rubik penilaian soal 20 pilihan jamak beralasan dan 5 esay .......... 30

4. Tabulasi data siswa …..…..……………………………………....... 37

5. Matriks untuk membedakan antara siswa yang tahu konsep,miskonsepsi dan tidak tahu konsep berdasarkan kombinasikriteria jawaban dengan tinggi-rendahnya nilai CRI ………......... 38

6. Hasil perhitungan presentase ini kemudian dikualifikasikan …........ 39

7. Hasil kriteria jawaban CRI ……………………………….……….... 41

8. Persentase hasil kuantifikasi miskonsepsi siswa ………………....... 41

9. Hasil identifikasi konsep yang miskonsepsi ……………….……..... 42

Page 16: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pikir …………….………………………………. 9

2. Foto siswa mengerjakan soal ……..…………………………….... 92

3. Foto siswa mengerjakan soal …….…………………………….... 92

4. Foto siswa mengerjakan soal .………….……………………….... 93

5. Foto siswa mengerjakan soal .……………….………………….... 93

Page 17: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir adalah memanipulasi data, fakta, dan informasi untuk membuat

keputusan berprilaku (Dharma dalam Tawil dan Liliasari, 2013: 1). Aktivitas

mental dalam perasaan dan pemahaman bergantung pada perangsangan dari

luar dalam proses yang disebut sensasi dan atensi (Semiawan dalam Tawil dan

Liliasari, 2013: 1). Proses mental yang lebih tinggi yang disebut berfikir terjadi

di dalam otak. Menurut Morris, bahan-bahan dasar itu adalah bayang-bayang

dan konsep-konsep, untuk selanjutnya konsep-konsep tersebut kemudian

diformulasikan ke dalam bentuk kata-kata atau bahasa (Dharma dalam Tawil

dan Liliasari, 2013: 1). Bentuk pemikiran yang paling tinggi berkenaan dengan

arti atau makna dan konsep dari sesuatu, sehingga lebih bersifat abstrak di

bandingkan hal-hal yang nyata. Cara berfikirnya orang Indonesia kebanyakan

masih pasif dan kurang kritis.

Seorang guru menurut Sutarmanto (2012: 17), harus dituntut memiliki empat

kompetisi, yaitu kompetisi pedagogi, kompetisi kepribadian, kompetisi sosial,

dan kompetisi profesional. Jika salah satu dari kompetisi tidak dimiliki oleh

guru, maka guru dapat dianggap kurang baik. Misalnya pada kompetisi

profesional, guru di tuntut untuk menguasai materi pelajaran yang akan

diajarkan agar guru menjadi guru yang profesianal dalam menyampaikan

Page 18: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

2

materi. Penguasaan materi yang baik maka dapat menyampaikan materi dengan

profesional dan tidak terjadi salah penyampaian atau miskonsepsi pada

materi.jika terjadi miskonsepsi pada siswa akan berdampak buruk pada siswa

untuk jenjang selanjutnya.

Adisendjaja (2007: 4), berdasarkan pemantauan dalam penelitian yang

berkaitan dengan miskonsepsi telah banyak dilakukan dan dilaporkan oleh

Odom, diantaranya terdapat miskonsepsi pada siswa tentang tubuh manusia.

Hal yang paling penting dari temuan miskonsepsi ini adalah bahwa

miskonsepsi yang pernah diperoleh siswa waktu sekolah masih tetap ada atau

menetap pada dirinya (Odom dalam Adisendjaja, 2007: 4). Miskonsepsi yang

ada pada siswa ini kemungkinan disebabkan oleh guru yang kurang memahami

konsep dan lebih besar lagi kemungkinannya disebabkan oleh buku teks yang

bahasanya susah di pahami. Miskonsepsi pada siswa akan dilipatgandakan oleh

miskonsepsi buku teks. Buku teks yang dijadikan satu-satunya sumber

informasi bagi guru maka akan mendorong terjadinya miskonsepsi pada guru.

Penggunaan buku teks oleh lebih dari 90% guru sains dari 95% waktunya

(Yager dan Pennick dalam Adisendjaja, 2007: 4).

Brandwein (dalam Adisendjaja, 2007: 4), melaporkan bahwa usaha paling

utama dalam pendidikan sains adalah berpusat pada penulisan buku teks. Buku

teks yang dijadikan sumber harus lebuh dari satu buku teks. Karena

pemahaman siswa banyak yang terbatas dan kurang paham dengan bahasa

buku yang sulut di pahami.

Page 19: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

3

Suparno (dalam Taufik, 2012: 199), konsepsi mahasiswa yang berbeda dengan

konsepsi ilmu pengetahuan disebut miskonsepsi. Berbagai pengertian lain

tentang miskonsepsi yaitu: suatu konsep yang dipercaya orang walaupun secara

obyektif salah. Ide atau pemikiran yang salah; Kesalahan konsepsi, pendapat

yang salah, pemahaman yang keliru (Dykstra dalam Taufik, 2012: 199). Nama

lain dari istilah miskonsepsi yang digunakan oleh para peneliti diantaranya

adalah intuisi (intuitions), konsepsi alternatif (alternative conceptions),

kerangka alternatif (alternative frame), dan teori naif. Istilah-istilah tersebut

digunakan untuk menghindari label salah, karena miskonsepsi mahasiswa

sering merupakan bagian dari teori siswa (children theories) yang tampaknya

cukup logis dan cukup konsisten, meskipun tidak cocok dengan konsepsi

ilmuwan.

Suniati, Sadia, dan Suhandana (2013: 4), sumber penyebab timbulnya

miskonsepsi ada yang berasal dari buku sumber, dari siswa itu sendiri, dan dari

faktor guru. Terlebih IPA di SMP terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi, yang

diajarkan secara terpadu. Hal ini sangat sulit dilakukan dan membutuhkan

penyesuaian diri, dan kemampuan untuk beradaptasi. Apalagi sebagian besar

guru IPA di SMP memiliki latar belakang keilmuan yang spesifik, misalnya

pendidikan Fisika, Kimia, atau Biologi. Oleh karena itu sering kali guru dalam

menyampaikan materi IPA tidak sesuai dengan latar belakang keilmuannya

sehingga mengalami miskonsepsi. Oleh karena itu dalam pembelajaran

diperlukan suatu media yang bisa membantu guru dalam menyampaikan suatu

konsep. Dalam menyampaikan materi guru diharuskan memahami konsep agar

Page 20: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

4

tidak terjadi miskonsepsi saat proses belajar. Karena bahasa guru yang

disampaikan siswa harus mudah dipahami oleh siswa.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMP 2 Buay Bahuga Way

Kanan, pembelajaran yang dilakukan masih banyak menggunakan metode

ceramah dan diskusi, siswa pun cenderung diam dan pasif. Pada materi

tertentu, siswa sering terjadi miskonsepsi karena kurang pahamnya siswa

terhadap materi. Selain itu, dalam pembelajaran biologi, pemberian materi

masih bersifat teoritis sehingga saat siswa diberikan suatu permasalahan, siswa

tidak mampu mengidentifikasi serta memberikan solusi penyelesaian

masalahnya. Sehingga menyebabkan sering terjadinya miskonsepsi pada siswa

karena siswa kurang memahami konsep pada materi. Miskonsepsi yang terjadi

pada siswa sering diakibatkan karena kurang pemahaman konsep siswa

terhadap materi yang dipelajari siswa, sebab siswa harus memahami konsep

yang disampaikan oleh guru agar tidak sering terjadi miskonsepsi terhadap

siswa. Miskonsepsi siswa susah untuk diperbaiki karena miskonsepsi bersifat

sulit untuk di hilangkan atau diperbaiki.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan

judul ”Identifikasi Miskonsepsi Materi IPA Semester Genap Pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 2 Buay Bahuga Way Kanan”.

Page 21: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang adalah:

1. Berapakah besar persentase miskonsepsi materi IPA semester genap pada

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Buay Bahuga Way Kanan ?

2. Materi manakah yang paling banyak terjadi miskonsepsi pada siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Buay Bahuga Way Kanan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui presentase miskonsepsi materi IPA semester genap pada siswa

kelas VII SMP Negeri 2 Buay Bahuga Way Kanan

2. Mengetahui materi IPA yang paling banyak terjadi miskonsepsi pada siswa

kelas VII SMP Negeri 2 Buay Bahuga Way Kanan

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, yaitu dapat memberikan pengalaman baru, wawasan, dan bahan

masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk memahami konsep

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa agar

tidak terjadi miskonsepsi.

2. Guru, yaitu untuk mengevaluasi diri dalam pemahaman konsep IPA dan

memperbaiki terjadinya miskonsepsi pada siswa.

3. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA bagi siswa agar

tidak tejadi miskonsepsi.

Page 22: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

6

4. Sekolah, yaitu dapat memberi masukan untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran IPA dalam meningkatkan mutu dan kualitas sekoalah agar

tidak terjadinya miskonsepsi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Langkah-langkah untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi yaitu

dilakukan tes dengan cara memberikan soal-soal tertulis

2. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Buay Bahuga

Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016

3. Materi pokok yang diamati adalah materi IPA SMP kelas VII semester

Genap Tahun ajaran 2015/2016 yaitu Ciri dan klasifikasi makhluk

hidup dan klasifikasi makhluk hidup, Ekosistem, Kepadatan populasi

manusia, dan Peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan

4. Dokumen soal tes tertulis yang digunakan yaitu dari soal TIMS Tahun

2003-2011, PISSA Tahun 2006, dan Ujian Nasioanal Tahun

2013/2014-2014/2015

5. Bentuk soal yang akan diujikan yaitu esay terbuka

6. Identifikasi miskonsepsi menggunakan metode CRI dengan

mengkategorikan tingkat pemahaman konsep siswa

F. Kerangka Pikir

Miskonsepsi merupakan suatu gagasan atau ide yang salah dan tidak sesuai

dengan suatu pengertian yang diterima atau yang diakui kebenarannya.

Pembentukan konsep awal diperoleh dari lingkungan sekitar dan prakonsepsi

Page 23: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

7

siswa. Pembelajaran IPA akan dipengaruhi oleh guru, buku teks, metode,

konteks, dan siswa. Sumber miskonsepsi dapat berawal dari penafsiran yang

salah pada siswa ataupun penyampaian materi pada guru. Faktor miskonsepsi

dapat juga berawal dari siswa yang sudah memiliki konsep sendiri sebelum

mengetahui konsep sebenarnya. Konsep siswa yang sudah di tanamkan pada

diri siswa biasanya berawal dari sebuah perkataan opini yang faktanya belum

di buktikan dengan landasan teori yang benar. kesalahan konsep jika dilakukan

oleh guru berarti karena guru yang kurang memahami konsep yang sebenarnya.

Tetapi jika kesalahan konsep IPA terjadi dari bahasa buku yang susah

dimerngerti, maka guru harus lebih mempelajari konsep IPA tersebut dengan

menggunakan sumber-sumber lain yang terkait dari berbagai buku IPA. Untuk

memperbaiki terjadinya miskonsepsi pada siswa, guru harus memiliki jiwa

profesional dan memahami konsep IPA dengan benar, dan guru harus

menyampaikan konsep IPA dengan bahasa yang mudah dimengerti dan

dipahami oleh siswa agar tidak terjadi miskonsepsi pada materi IPA.

Metode mengajar guru IPA juga harus diperhatikan dan penting dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar agar siswa mengerti dengan metode

yang di ajarkan oleh guru dalam menggunakan konsep IPA yang di sampaikan

oleh guru dimengerti oleh siswa. Pada pembelajaran IPA, salah satunya adalah

mata pelajaran biologi, siswa tidak hanya dituntut untuk mengingat dan

memahami materi pembelajaran, namun juga mencari tahu suatu kebenaran

dari konsep sains dengan melakukan berbagai pengamatan. Kemampuan

memahami konsep IPA sangat perlu untuk dilatih dan dikembangkan oleh

Page 24: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

8

siswa untuk membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang

lainnya secara akurat sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah maupun

pencarian solusi miskonsepsi yang terjadi dengan sudut pandang yang aktual.

Konsep pembelajaran IPA yang sudah diterima siswa, terkadang siwa ada yang

tidak tahu konsep pelajaran yang sudah diberikan tetapi ada juga siswa yang

mengerti konsep yang sudah diberikan dalam pembelajaran bahkan ada siswa

yang mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran.

Terdapat suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi siswa yaitu dengan menggunakan Metode Certainty of Response

Index (CRI). Untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat

membedakannya dengan tidak tahu konsep, tahu konsep dan miskonsepsi.

Metode (CRI) ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat keyakinan pada siswa. Dengan cara analisis CRI maka dapat

membedakan siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi

dengan didasarkan pada jawaban benar atau salah yang telah diberikan oleh

siswa.

Page 25: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

9

Untuk memperjelas kerangka pikir, dapa dilihat bagan di bawah ini:

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Pembentukan konsep awal

Prakonsepsi Siswa Buku

Teks

Konsep-Konsep

Pembelajaran

IPA

Pembelajaran IPA Metode

Konteks

Tidak Tahu Konsep Tahu Konsep

Certainty Of Response Index

(CRI )

Miskonsepsi

Siswa

Guru

Page 26: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan di jenjang pendidikan dasar

yaitu SD dan SMP. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu membutuhkan

profesionalisme guru yang memadai. Guru harus memiliki cukup ilmu dalam

menyampaikan pengetahuan. IPA secara utuh Selain itu, dalam penyampaian

IPA secara terpadu diperlukan suatu sarana yang berupa model pembelajaran

beserta perangkat pembelajaran yang sesuai. Lesson study yang dapat dijadikan

salah satu metode untuk guru dalam melakukan tukar pikiran dalam

penyusunan dan pengembangan rencana pembelajaran IPA terpadu (Rahayu,

Mulayani, dan Miswadi, 2012: 1).

Menurut Sudrajat (dalam Rahayu, Mulayani, dan Miswadi, 2012: 1-2), lesson

study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh

sekelompok guru. Lesson study perlu dilakukan di Indonesia, karena upaya-

upaya peningkatan kualitas pendidikan yang telah dilakukan pemerintah mela-

lui berbagai program pelatihan guru, umumnya sebatas untuk peningkatan

pemahaman materi pelajaran, sedangkan pengenalan metode pembelajaran

dilakukan terpisah dari materi pelajaran. Hal tersebut mempersulit guru untuk

Page 27: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

11

mengintegrasikan. Lesson study yang diterapkan sebagai model bimbingan

mahasiswa calon guru terbukti dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa da-

lam menerapkan strategi pembelajaran (Rustono dalam Rahayu, Mulayani, dan

Miswadi, 2012: 2) (Rahayu, Mulayani, dan Miswadi, 2012: 2).

Melalui tiga tahapan yang ada dalam lesson study, yaitu perencanaan (plan),

pelaksanaan (do) dan refleksi (see), guru yang berkolaborasi dalam penyusunan

rencana pembelajaran dapat saling bertukar pikiran untuk mendapatkan solusi

untuk permasalahan yang dihadapi. Pengembangan pembelajaran IPA terpadu

ini dikolaborasikan dengan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem

Base Learning (PBL). Pada model pembelajaran berbasis masalah,

pembelajaran dilaksanakan dengan menyajikan suatu permasalahan kepada

siswa, dan siswa diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian

suatu masalah yang berkaitan de-ngan IPA dilakukan melalui suatu metode il-

miah (Rahayu, Mulayani, dan Miswadi, 2012: 2).

Pelaksanaan metode ilmiah ini menuntut siswa untuk melakukan suatu kerja

ilmiah, sehingga pembelajaran dengan berbasis masalah memberikan

kesempatan pada siswa untuk dapat meningkatkan ketrampilan kerja

ilmiahnya. Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu yang

mempelajari gejala-gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hi-

dup atau sains tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pengetahuan

sains diperoleh dan dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian

penelitian yang dilakukan oleh sainstis dalam mencari jawaban pertanyaan”

apa?”, ”mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-gejala alam serta

Page 28: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

12

penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari (Rahayu, Mulayani,

dan Miswadi, 2012: 2).

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan

melakukan sesuatu sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu,

pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah

memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains

dalam bentuk pengalaman langsung menurut Depdiknas (dalam Rahayu,

Mulayani, dan Miswadi, 2012: 2).

Kerja ilmiah merupakan langkah-langkah metode ilmiah yang dilakukan oleh

ilmuwan dalam mencari pemecahan dari suatu permasalahan. Berawal dari

suatu permasalahan, ilmuwan akan mencari pemecahan masalah dengan ber-

landaskan pada teori, hipotesis dan sistematika. Dalam mencari pemecahan,

dilakukan dengan melakukan observasi, kemudian menyusun hipotesis dari

hasil observasi tersebut, dan menguji hipotesis dengan melakukan eksperimen

untuk memperoleh data. Data akan diolah dan diperoleh kesimpulan yang

kemudian kesimpulan tersebut diuji lagi dengan eksperimen yang berulang-

ulang dengan menunjukkan hasil yang sama membuktikan bahwa kesimpulan

yang dibuat adalah benar, sehingga dapat diterima kebenarannya dan dapat

dianggap sebagai suatu teori atau hukum (Rahayu, Mulayani, dan Miswadi,

2012: 2).

Page 29: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

13

Pembelajaran IPA di sekolah dapat menerapkan metode ilmiah dengan

membiasakan siswa melakukan kerja ilmiah. Menghadapkan siswa pada suatu

permasalahan untuk mencari pemecahannya, dapat memotivasi siswa untuk

melakukan kerja ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah. Pembelajaran IPA

terpadu merupakan model pembelajaran IPA yang mengemas IPA secara utuh

meliputi biologi, fisika, kimia. Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu tema

dibahas dari sudut pandang atau kajian, baik biologi, fisika maupun kimia,

sehingga siswa dapat mempelajari IPA secara keseluruhan dari suatu tema

(Rahayu, Mulayani, dan Miswadi, 2012: 2-3).

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang diperoleh melalui kegiatan

investigasi yang bersifat eksperimen dan eksplanasi teoretis suatu fenomena

atau peristiwa yang terjadi di alam sekitar (Krebs dalam Mustaqim, Zulfiani,

dan Herlanti, 2014: 1). Fenomena-fenomena tersebut diterjemahkan menurut

pehamanan para ilmuwan dalam bentuk konsepsi ilmiah. Biologi merupakan

cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji konsepsi-konsepsi ilmiah

mengenai kehidupan makhluk hidup dan interaksi antar makhluk hidup. Salah

satu konsep yang dikaji dalam biologi adalah konsep Fotosintesis dan Respirasi

Tumbuhan. Konsep tersebut merupakan konsep terpenting dalam kajian di

dalam biologi karena pada konsep tersebut dikaji perpindahan energi dan

materi dalam suatu ekosistem. Untuk dapat memahami fungsi organisme dalam

suatu ekosistem atau biosfer tersebut harus dapat pula memahami konsep

Fotosintesis dan Respirasi pada Tumbuhan dengan baik (Mustaqim, Zulfiani,

dan Herlanti, 2014: 1).

Page 30: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

14

Studi yang dilakukan oleh Cokadar menyatakan bahwa beberapa siswa sering

mengalami konsepsi yang cenderung salah pada konsep Fotosintesis dan

Respirasi Tumbuhan (Cokadar dalam Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti, 2014:

1). Konsepsi yang cenderung salah ataupun konsepsi yang berbeda dengan

persetujuan secara ilmiah dinamakan miskonsepsi. Beberapa penelitian lain

menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami oleh siswa tidak hanya terjadi

pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Miskonsepsi pada siswa

ada juga yang terjadi pada konsep Ekologi, Genetika, Klasifikasi Makhluk

Hidup, dan Sistem Sirkulasi (Tekkaya dalam Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti,

2014: 1) (Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti, 2014: 1).

B. Identifikasi Miskonsepsi

Sumber kesalahan konsep dapat berawal dari penafsiran yang salah pada siswa

ataupun penyampaian materi pada guru. Faktor miskonsepsi dapat juga berawal

dari siswa yang sudah memiliki konsep sendiri sebelum mengetahui konsep

sebenarnya. Konsep siswa yang sudah di tanam kan pada diri siswa biasanya

berawal dari sebuah perkataan opini yang faktanya belum di buktikan dengan

landasan teori yang benar. kesalahan konsep jika dilakukan oleh guru berarti

karena guru yang kurang memahami konsep yang sebenarnya (Suniati, Sadia,

dan Suhandana, 2013: 5).

Tetapi jika kesalahan konsep terjadi dari bahasa buku yang susah dimerngerti,

maka guru harus lebih mempelajari konsep tersebut dengan menggunakan

sumber-sumber lain dari berbagai buku. Untuk mengurangi terjadinya

kesalahan konsep pada siswa, guru harus memiliki jiwa profesional dan

Page 31: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

15

mengerti konsep dengan benar, dan guru harus menyampaikan konsep dengan

bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Metode mengajar guru juga harus

diperhatikan dan penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar karena

agar siswa mengerti dengan metode yang di ajarkan oleh guru supaya materi

konsep yang di ajarkan oleh guru dimengerti oleh siswa. Berdasarkan uraian di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

sebagai berikut. Pertama, seperti apakah profil miskonsepsi siswa yang

mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan multimedia interaktif dan

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?. Kedua, konsep-konsep

manakah pada materi cahaya dan alat optik yang bersifat resisten dalam

pembelajaran?. Ketiga, apakah terdapat perbedaan proporsi penurunan

miskonsepsi antara siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan

multimedia interaktif dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

(Suniati, Sadia, dan Suhandana, 2013: 5).

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diungkapkan maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, untuk mendeskripsikan profil

miskonsepsi siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan

multimedia interaktif dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Kedua, untuk mendeskripsikan konsep-konsep pada materi cahaya dan optik

yang bersifat resisten dalam pembelajaran. Ketiga, untuk mendeskripsikan

perbedaan proporsi penurunan miskonsepsi secara signifikan antara siswa yang

mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan multi media interaktif dan

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (Suniati, Sadia, dan

Suhandana, 2013: 5-6).

Page 32: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

16

Konsepsi mahasiswa dikatakan tidak benar bila tidak sesuai dengan konsepsi

para ahli. Hal ini menandakan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan

suatu konsepsi yang menyimpang dari konsepsi para ahli dan melekat kuat

pada diri mahasiswa. Miskonsepsi yang dialami mahasiswa bisa terjadi karena

salah menginterpretasi gejala alam atau peristiwa yang dihadapi dalam

hidupnya. Miskonsepsi yang pernah diperoleh mahasiswa waktu sekolah masih

menetap pada dirinya sampai berada di perguruan tinggi. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi ditemukan pada pembelajaran

sejumlah topik (konsep) biologi (Murni, 2013: 205-206).

Diantaranya pada konsep pada struktur tubuh manusia, genetika, seleksi

alamiah, dan evolusi. Miskonsepsi juga ditemukan pada konsep struktur dan

fungsi sel, struktur tumbuhan, sistem koordinasi, metabolisme sel,

bioteknologi, reproduksi sel, dan biogeografi. Miskonsepsi lainnya adalah pada

konsep reproduksi sel secara mitosis dan meiosis. Beberapa penelitian juga

menunjukkan adanya miskonsepsi dan kesulitan pembelajaran substansi

genetika pada level sekolah menengah dan perguruan tinggi (Murni, 2013:

205-206).

Miskonsepsi biasanya berkembang seiring proses pembelajaran. Miskonsepsi

yang dialami mahasiswa dapat menyesatkan mahasiswa dalam memahami

fenomena ilmiah dan melakukan eksplanasi ilmiah. Jika mahasiswa tidak

menyadari terjadinya miskonsepsi, akan terjadi kebingungan dan inkoherensi

pada diri mahasiswa. Pada akhirnya, bila tidak segera diperbaiki, miskonsepsi

tersebut akan menjadi hambatan bagi mahasiswa pada proses pembelajaran

Page 33: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

17

lanjut. Mahasiswa yang menyadari miskonsepsi yang dialaminya, akan lebih

mudah untuk merubah dan memperbaiki miskonsepsinya. Mahasiswa juga

akan mampu membentuk koneksi konsep dengan sendirinya (Murni, 2013:

206).

Selain itu, mahasiswa akan mudah memutuskan mana yang benar dan mana

yang salah tentang suatu konsep. Selanjutnya, mahasiswa juga bisa

mengkonstruksi dan merekonstruksi ulang konsepsinya secara aktif. Sebelum

diperbaiki, miskonsepsi harus terlebih dahulu diidentifikasi. Identifikasi

miskonsepsi diperlukan dalam mengembangkan strategi untuk membentuk

pengetahuan konsep yang benar pada masing-masing mahasiswa. Ada

beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang

terjadi pada diri mahasiswa. Diantaranya yaitu penyajian peta konsep dan

wawancara, tes diagnostik dengan Certainty of Response Index (CRI), dan

kombinasi CRI dengan wawancara klinis. Teknik penyajian peta konsep dan

wawancara telah digunakan pada konsep pembelahan sel. Hasilnya

menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa tidak bisa menentukan hubungan

antara siklus sel dan pembelahan sel ( Murni, 2013: 206).

Teknik CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur

miskonsepsi yang terjadi. Teknik Certainty of Response Index (CRI) bisa

digunakan untuk membedakan mahasiswa yang tahu konsep, mahasiswa yang

tidak tahu konsep dan yang mengalami miskonsepsi. Teknik ini menggunakan

soal tes pilihan berganda yang disertai dengan indeks keyakinan (CRI). Nilai

CRI yang rendah menunjukkan adanya penebakan sedangkan nilai yang CRI

Page 34: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

18

tinggi menunjukkan responden memiliki tingkat kepercayaan diri (confidence)

yang tinggi terhadap jawabannya ( Murni, 2013: 206).

Dalam keadaan ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan

yang tinggi akan kebenaran konsepnya telah teruji (justified) dengan baik.

Akan tetapi, jika jawaban responden salah, hal tersebut menjadi suatu indikator

terjadinya miskonsepsi. Tes dagnostik CRI bisa digunakan untuk mengetahui

miskonsepsi mahasiswa secara efisien, namun tidak bisa mengungkap proses

penalaran mahasiswa dan penyebab terjadinya. Alasan inilah yang

menyebabkan beberapa ahli tertarik untuk menggunakan kombinasi tes

diagnostik beralasan dengan wawancara (two-tier diagnostic) untuk

mengidentifikasi miskonsepsi mahasiswa ( Murni, 2013: 206-207).

Pendapat lain tentang miskonsepsi dikemukanan Fowler (Suparno dalam

Liliawati dan Ramalis, 2004: 1), bahwa ‘miskonsepsi memiliki arti sebagai

sesuatu yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah,

klasifikasi contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan

hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar’. Miskonsepsi dapat

berasal dari siswa sendiri, dari guru yang menyampaikan konsep yang keliru,

dan metode mengajar yang kurang tepat. Secara lebih jelas penyebab dari

adanya miskonsepsi (menurut Liliawati dan Ramalis, 2004: 1-4) adalah sebagai

berikut :

a. Kondisi siswa

Miskonsepsi yang berasal dari siswa sendiri dapat terjadi karena asosiasi siswa

terhadap istilah sehari-hari yang meyebabkan miskonsepsi. Misalnya siswa

Page 35: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

19

mengasosiasikan gaya dengan gerak. Gaya menyebabkan benda bergerak,

maka jika mereka tidak bergerak maka pada mereka tidak bekerja gaya.

Padahal tidak begitu. Intuisi yang salah dan perasaan siswa dapat juga

menimbulkan miskonsepsi. Contohnya seseorang mengalami kelelahan setelah

bekerja keras, mereka menganggap energi tidak kekal, buktinya mereka merasa

kehilangan energi setelah bekerja keras. Dari contoh ini pula miskonsepsi dapat

terjadi ketika siswa menapsirkan pengalaman-pengalaman siswa itu sendiri.

b. Guru

Dari sekian banyak guru, mungkin saja salah satu dari mereka tidak memahami

konsep dengan baik yang akan berikan pada muridnya. Hal ini dapat saja

membuat siswa mengalami miskonsepsi apabila kesalahan pemahaman guru

yang kurang baik tersebut diteruskan kepada siswa. Ketidak mampuan dan

ketidak berhasilan guru dalam menampilkan aspek-aspek esensi dari konsep

yang bersangkutan, serta ketidak mampuan menunjukan hubungan konsep satu

dengan konsep lainnya pada situasi dan kondisi yang tepat. Contohnya, guru

yang memiliki pengertian yang salah tentang hukum III Newton. Guru

Menjelaskan bahwa gaya aksi reaksi terjadi pada titik yang sama pada benda

yang sama.

c. Metode mengajar

Penggunaan metode belajar yang kurang tepat, pengungkapan aplikasi yang

salah dari konsep yang bersangkutan, serta penggunaan alat peraga yang tidak

mewakili secara tepat konsep yang digambarkan dapat pula menyebabkan

miskonsepsi pada diri anak. Misalnya seorang siswa yang melakukan pratikum

namun tidak selesai. Siswa tersebut merasa yakin bahwa yang benar hanyalah

Page 36: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

20

yang telah mereka temukan, padahal yang mereka temukan datanya tidak

lengkap.

d. Buku

Faktor terjadinya miskonsepsi yang berasal dari buku salah satunya yaitu

penggunaan bahasa yang terlalu sulit dan kompleks. Tidak semua anak dapat

mencerna dengan baik apa yang tertulis dalam buku, akibatnya siswa menyalah

artikan maksud dari isi buku tersebut. Penggunaan gambar dan diagram dapat

pula menimbulkan miskonsepsi pada diri anak.

e. Konteks

Dalam hal ini penyebab khusus dari miskonsepsi yaitu penggunaan bahasa

dalam kehidupan sehari-hari, teman, serta keyakinan dan ajaran agama.

Adapun contohnya: Dalam bahasa sehari hari siswa mengenal satuan berat

ialah Kg (Kilogram) padahal satuan berat newton. Diskusi kelompok yang

tidak efektif, misalnya kelompok didominasi oleh beberapa orang dan diantara

mereka ada yang mengalami miskonsepsi, maka dia akan mempengaruhi

teman-temannya yang lain (Liliawati dan Ramalis, 2009: 3-4).

CRI dapat dengan mudah dibedakan siswa yang mengetahui konsep dengan

baik, mengalami miskonsepsi, maupun yang sama sekali tidak tahu konsep.

Dari keseluruhan konsepkonsep materi IPBA, cenderung banyak siswa yang

mengalami miskonsepsi dan tidak tahu konsep mengenai materi IPBA

dibanding dengan yang tahu konsep. Usaha untuk mengidentifikasi

miskonsepsi telah banyak dilakukan, namun hingga saat ini masih terdapat

kesulitan dalam membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi

dengan yang tidak tahu konsep. Kesalahan pengidentifikasian miskonsepsi

Page 37: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

21

akan menyebabkan kesalahan dalam penangulangannya, sebab

penanggulangan siswa yang mengalami miskonsepsi akan berbeda

penangulangannya dengan siswa yang tidak tahu konsep (Liliawati dan

Ramalis, 2009: 1-2).

Sebagai salah satu alternatif yang digunakan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi adalah teknik Certainly of Response Index (CRI) yang

dikembangkan oleh Saleem Hasan. Certainty Of Response Index (CRI)

merupakan teknik untuk mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara

mengukur tingkat keyakinan atau kepastian seseorang dalam menjawab setiap

pertanyaan yang diberikan. Metode CRI dikembangkan oleh Saleem Hasan.

CRI sering digunakan dalam survei-survei terutama yang meminta rensponden

untuk memberikan derajat kepastian yang dia miliki dari kemampuannya untuk

memilih dan membangun pengetahuan, konsepkonsep, atau hukum-hukum

yang terbentuk dengan baik dalam dirinya untuk menentukan jawaban dari

suatu pertanyaan. CRI biasanya berdasarkan pada suatu skala yang tetap,

misalnya skala sebelas ataupun skala enam (Liliawati dan Ramalis, 2009: 1-2).

Miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa sedang berusaha membentuk

pengetahuan dengan cara menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk

konsepsi awal (NSTA dalam Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti, 2014: 1-2).

Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan

pengalaman pembelajaran di sekolah maupun dilingkungannya sendiri. Para

ahli pendidikan di bidang miskonsepsi menemukan hal lain yang menjadi

penyebab miskonsepsi pada siswa diantaranya ialah dari siswa itu sendiri, guru,

Page 38: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

22

buku teks, dan metode pembelajaran yang digunakan oleh siswa dalam

pembelajaran (Suparno dalam Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti, 2014: 1-2).

Siswa yang mengalami miskonsepsi juga dapat dikarenakan oleh adanya

kesulitan siswa dalam memahami konsep . Kesulitan tersebut dapat berasal dari

istilah asing dalam biologi yang belum dapat diterima dan dikuasai oleh siswa

serta kerumitan dari suatu konsep dikarenakan kompleksitas informasi atau ciri

yang membentuk konsep tersebut (NTSA dalam Mustaqim, Zulfiani, dan

Herlanti, 2014: 1-2).

Berbagai macam cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

pada siswa diantaranya ialah menggunakan peta konsep, tes pilihan ganda

dengan disertai alasan terbuka, tes esai tertulis, wawancara diagnosis, diskusi

dalam kelas hingga praktikum tanya jawab. Berbagai macam cara tersebut

masing-masing memiliki keunggulan dalam penggunaannya. Peta konsep

memiliki keunggulan yakni guru dapat dengan mudah melihat apakah

hubungan antar konsep pada tersebut benar atau salah . Tes pilihan ganda

disertai dengan alasan terbuka memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi

miskonsepsi siswa karena guru dapat menentukan tipe kesalahan siswa, dalam

suatu konsep berdasarkan jawaban siswa serta dapat mengurangi resiko siswa

menebak jawaban (Depdiknas, 2007). Tes esai tertulis memiliki keunggulan

yakni guru dapat langsung mengklasifikasi pemahaman siswa berdasarkan

tingkatan pemahamannya pada suatu konsep Terdapat satu teknik lagi yang

dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa yaitu menggunakan

Metode Certainty of Response Index (CRI). Untuk mengidentifikasi terjadinya

Page 39: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

23

miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep dan

paham konsep (Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti, 2014: 1-2).

C. Metode dan Model yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

Terdapat satu teknik lagi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi siswa yaitu menggunakan Metode Certainty of Response Index

(CRI). Metode yang ditemukan oleh Saleem Hasan ini digunakan untuk

mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya

dengan tidak tahu konsep dan paham konsep. Metode ini merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan/kepastian responden dalam

menjawab setiap soal/pertanyaan yang diberikan (Hasan dalam Mustaqim,

Zulfiani, dan Herlanti, 2014: 2).

CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan

setiap jawaban suatu soal. Kelemahan yang terdapat pada metode ini terletak

pada pengkategorian tingkatan pemahaman siswa yang memiliki tingkat

kepercayaan diri yang rendah serta besarnya faktor menebak siswa dalam

menjawab soal karena bentuk soal yang digunakan adalah tes. Ditandai dengan

adanya siswa yang sebenarnya mampu menjawab dan memahami konsep-

konsep yang terdapat pada soal, namun karena memiliki tingkat keyakinan

yang rendah menuntunnya memilih skala CRI yang rendah, sehingga

dikelompokkan dalam kategori tidak paham konsep (Mustaqim, Zulfiani, dan

Herlanti, 2014: 2).

Page 40: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

24

Certainty Of Response Index (CRI) merupakan teknik untuk mengukur

miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur tingkat keyakinan atau kepastian

seseorang dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Metode CRI

dikembangkan oleh Saleem Hasan. CRI sering digunakan dalam survei-survei

terutama yang meminta rensponden untuk memberikan derajat kepastian yang

dia miliki dari kemampuannya untuk memilih dan membangun pengetahuan,

konsepkonsep, atau hukum-hukum yang terbentuk dengan baik dalam dirinya

untuk menentukan jawaban dari suatu pertanyaan. CRI biasanya berdasarkan

pada suatu skala yang tetap, misalnya skala sebelas ataupun skala enam. Pada

dasarnya untuk memberikan nilai sajauhmana tingkat keyakinan atau

kepercayaan yang dimiliki siswa dalam menjawab pertanyaan (Liliawati dan

Ramalis, 2009: 4).

Angka 0 menunjukkan tingkat keyakinan yang dimiliki siswa sangat rendah,

siswa menjawab pertanyaan dengan cara menebak. Hal ini menandakan bahwa

siswa tidak tahu sama sekali tentang konsep-konsep yang ditanyakan.

Sedangkan angka 5 menunjukkan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab

pertanyaan sangat tinggi. Mereka menjawab pertanyaan dengan pengetahuan

atau konsep-konsep yang benar tanpa ada unsur tebakan sama sekali.

Pengidentifikasian miskonsepsi untuk kelompok siswa dalam kelas dapat

dilakukan dengan cara yang sama seperti untuk kasus siswa secara individu.

Nilai CRI yang digunakan diambil dari rata-rata nilai CRI tiap siswa (Liliawati

dan Ramalis, 2009: 4-5).

Page 41: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

25

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

yang terjadi pada diri mahasiswa. Diantaranya yaitu penyajian peta konsep dan

wawancara, tes diagnostik dengan Certainty of Response Index (CRI), dan

kombinasi CRI dengan wawancara klinis. Teknik penyajian peta konsep dan

wawancara telah digunakan pada konsep pembelahan sel. Hasilnya

menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa tidak bisa menentukan hubungan

antara siklus sel dan pembelahan sel. Teknik CRI merupakan teknik yang

sederhana dan efektif untuk mengukur miskonsepsi yang terjadi. Teknik

Certainty of Response Index (CRI) bisa digunakan untuk membedakan

mahasiswa yang tahu konsep, mahasiswa yang tidak tahu konsep dan yang

mengalami miskonsepsi (Murni, 2005: 1).

Teknik ini menggunakan soal tes pilihan berganda yang disertai dengan indeks

keyakinan (CRI). Nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya penebakan

sedangkan nilai yang CRI tinggi menunjukkan responden memiliki tingkat

kepercayaan diri (confidence) yang tinggi terhadap jawabannya. Dalam

keadaan ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan yang

tinggi akan kebenaran konsepnya telah teruji (justified) dengan baik. Akan

tetapi, jika jawaban responden salah, hal tersebut menjadi suatu indikator

terjadinya miskonsepsi. Tes dagnostik CRI bisa digunakan untuk mengetahui

miskonsepsi secara efesien. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada diri mahasiswa. Diantaranya

yaitu penyajian peta konsep dan wawancara, tes diagnostik dengan Certainty of

Response Index (CRI), dan kombinasi CRI dengan wawancara klinis. Teknik

CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur

Page 42: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

26

miskonsepsi yang terjadi. Teknik Certainty of Response Index (CRI) bisa

digunakan untuk membedakan mahasiswa yang tahu konsep, mahasiswa yang

tidak tahu konsep dan yang mengalami miskonsepsi. Teknik ini menggunakan

soal tes pilihan berganda yang disertai dengan indeks keyakinan (CRI). Nilai

CRI yang rendah menunjukkan adanya penebakan sedangkan nilai yang CRI

tinggi menunjukkan responden memiliki tingkat kepercayaan diri (confidence)

yang tinggi terhadap jawabannya (Murni, 2005: 2).

Dalam keadaan ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan

yang tinggi akan kebenaran konsepnya telah teruji (justified) dengan baik.

Akan tetapi, jika jawaban responden salah, hal tersebut menjadi suatu indikator

terjadinya miskonsepsi. Tes dagnostik CRI bisa digunakan untuk mengetahui

miskonsepsi mahasiswa secara Instrumen tes diagnostik terlebih dahulu diuji

coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembedanya. Selanjutnya dilakukan analisis CRI (Certainty of Response Index)

untuk membedakan mahasiswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan

mengalami miskonsepsi yang didasarkan pada kombinasi dari jawaban benar

atau salah dan tinggi rendahnya CRI jawaban (Murni, 2005: 2-3).

Page 43: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

27

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada semester genap pada bulan April 2016 di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2 Buay Bahuga Kecamatan Buay Bahuga

Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2 Buay Bahuga Kecamatan Buay Bahuga

Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah populasi yaitu

berjumlah 105 siswa-siswi. Sampel yang digunakan adalah 50% dari siswa

kelas VIII pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Buay Bahuga Kecamatan

Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah

sampel dari 50% yaitu 56 siswa dan siswi. Pengambilan sampel ini berdasarkan

teknik simple random sampling (Sugiono, 2014: 120). Sampel yang digunakan

kelas VIII.1 dan VIII.2 SMP Negeri 2 Buay Bahuga Kecamatan Buay Bahuga

Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 44: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

28

Tabel 1. Tabulasi data sampel dan populasi

No Kelas Jumlah Sampel Populasi

1 VIII.1 30 58 107

2 VIII.2 28

3 VIII.3 25

4 VIII.4 24

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana karena hanya

bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi materi IPA Biologi semester genap

pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Buay Bahuga Kecamatan Buay Bahuga

Kabupaten Way Kanan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian ke Dekanat FKIP yang ditujukan untuk

sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi

subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas yang dijadikan penelitian

d. Membuat instrumen penelitian berupa soal-soal tertulis yang diambil

dari soal TIMS Tahun 2003-2011, PISSA Tahun 2006, dan Ujian Nasioanal

Tahun 2013/2014-2014/2015

Page 45: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

29

2. Pelaksanaan

a. Menyiapkan instrumen soal tertulis yang diujikan pada sampel kelas

VIII

b. Membagikan soal tes kepada siswa untuk dikerjakan agar mengetahui

jawaban yang diberikan siswa

c. Mendata hasil tes yang sudah dikerjakan siswa

d. Mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui miskonsepsi siswa

pada materi IPA kelas VII semester genap Tahun 2014/2015

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang di gunakan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat

jawaban siswa untuk mengetahui terdapat miskonsepsi atau tidak pada

jawaban soal yang diberikan siswa. Data kualitatif diperoleh dari hasil

wawancara kepada siswa dan guru, yaitu berupa wawancara tentang

pembelajaran IPA dan tentang miskonsepsi. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui metode mengajar yang digunakan oleh guru pada materi Ciri

dan klasifikasi makhluk hidup, Ekosistem, Kepadatan populasi manusia,

dan Peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan.

2. Teknik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan cara

memberikan soal tes tertulis pilihan danda beralasan kepada siswa. Soal

tes tertulis yang diberikan kepada siswa yaitu soal tes tertulis IPA yang

Page 46: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

30

kemungkinan sering terjadi miskonsepai pada jawaban yang diberikan

oleh siswa. Soal tes tertulis yang diberikan siswa untuk mengetahui antara

siswa yang tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep.

Tabel 2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa

Jawaban Alasan Nilai

CRI

Deskripsi Kode

Benar Benar > 2,5 Memahami Konsep

dengan baik

PK

Benar Benar < 2,5 Memahami konsep

tetapi kurang yakin

PKK

Y

Benar Salah > 2,5 Miskonsepsi M

Benar Salah < 2,5 Tidak Tahu Konsep TTK

Salah Benar > 2,5 Miskonsepsi M

Salah Benar < 2,5 Tidak Tahu Konsep TTK

Salah Salah > 2,5 Miskonsepsi M

Salah Salah < 2,5 Tidak Tahu Konsep TTK

Keterangan:

PK = Pemahaman konsep

PKKY = Pemahaman konsep kurang yakin

M = Miskonsepsi

TTK = Tidak tahu konsep

Sumber: Mustaqim, Zulfiani, dan Herlanti (2014: 4)

Tabel 3. Rubik penilaian soal 20 pilihan jamak beralasan dan 5 esay

No

Soal

Indikator Skor Kriteria/ aspek yang dinilai

1 Mengimplementasikan

ciri-ciri mahluk hidup

yang dimiliki

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/sa

lah

Mampu menjelaskan

perubahan ciri-ciri yang

terjadi pada tanaman jagung

dan disertai alasan jawaban

2 Menentukan interaksi 3 Mampu menjelaskan

Page 47: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

31

dan saling hubungan

antara komponen

ekosistem

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

tejadinya hubungan interaksi

antara kerbau dengan burung

jalak dan disertai alasan

jawaban

3 Menjelaskan pengaruh

pencemaran air, udara

dan tanah kaitannya

dengan aktifasi

manusia dan upaya

mengatasinya

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Mampu menjawab upaya

mana yang paling tepat

dilakukan untuk mengatasi

limbah dan disertai alasan

jawaban

4 Memperkirakan

hubungan populasi

penduduk dengan

ketersediaan lahan

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat memprediksi

pengaruh kepadatan populasi

penduduk disertai alasan

jawaban

5 Menentukan ciri-ciri

makhluk hidup

berdasarkan ciri yang

dimiliki melalui

gambar

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat

mengidentifikasi ciri-ciri

makhluk hidup dan disertai

alasan jawaban

6 Mengamati gambar 3 Mampu menentukan ciri-ciri

Page 48: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

32

dan mengetahui ciri-

ciri makhluk hidup

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

makhluk hidup pada

tumbuhan yang ada

digambar dan disertai alasan

jawaban

7 Menjelaskan pengaruh

pencemaran air, udara

dan tanah kaitannya

dengan aktifasi

manusia dan upaya

mengatasinya

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Mampu mengetahui usaha

yang dapat di lakukan untuk

mengatasi pencemaran air

dan disertai alasan jawaban

8 Mengidentifikasi ciri-

ciri mahluk hidup

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa mampu membedakan

keanekaragaman makhluk

hidup dan disertai alasan

jawaban

9 Menentukan ciri-ciri

makhluk hidup yang

dimiliki

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat membedakan

beberapa ciri-ciri makhluk

hidup dan mampu

mengetahui pernyataan yang

benar dan disertai alasan

jawaban

10 Mengidentifikasi ciri- 3 Siswa mampu membedakan

Page 49: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

33

ciri mahluk hidup (3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

ciri-ciri makhluk hidup dan

disertai alasan jawaban

11 Mengidentifikasi ciri-

ciri mahluk hidup

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa mampu menjelaskan

ciri-ciri makhluk pada

gambar percobaan dan

disertai alasan jawaban

12 Mengklasifikasi

beberapa mahluk hidup

di sekitar berdasar ciri

yang diamati

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat membedakan

beberapa ciri

keanekaragaman hewan

sekitar dan disertai alasan

jawaban

13 Mengevaluasi gambar

ekosistem pada jaring-

jaring makanan

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat memahami

hubungan saling

ketergantungan dalam

ekosistem pada jaring-jaring

makanan dan disertai alasan

jawaban

14 Menentukan peran 3 Mampu memprediksi usaha

Page 50: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

34

manusia dalam

mengatasi pencemaran

lingkungan

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

yang harus di lakukan untuk

mengatasi pencemaraan

limbah air pada kasus dan

disertai alasan jawaban

15 menentukan hubungan

grafik dengan

pencemaran

lingkungan

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Mampu menjelaskan

hubungan antara kepadatan

penduduk terhadap kualitas

air dalam suatu wilayah

dapat di prediksikan melalui

grafik dan disertai alasan

jawaban

16 Menjelaskan hubungan

antara grafik dengan

pertumbuhan pendudk

dengan kualitas

lingkungan

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa mampu memahami

grafik saling ketergantungan

dalam ekosistem dan disertai

alasan jawaban

17 Menjelaskan faktor

penyebab punahnya

populasi

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Siswa dapat

mengidentifikasi pentingnya

keanekaragaman makhluk

hidup dalam pelestarian

ekosistem dan disertai alasan

jawaban

18 Menentukan ciri-ciri 3 Siswa mampu memahami

Page 51: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

35

makhluk hidup yang

dimiliki

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

ciri-ciri makhluk hidup dan

disertai alasan jawaban

19 Menganalis jaring-

jaring makanan pada

gambar jaring-jaring

makanan

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Mampu menetukan hewan di

jaring-jaring makanan ini

yang memiliki tiga sumber

makanan yang dapat

diperoleh secara langsung

dan disertai alasan jawaban

20 Mengimplementasikan

perbedaan jaring-jaring

makanan pada gambar

3

(3=jamak benar

dan alasan

benar

2=jamak

salah,alasan

benar

1=jamak

benar,alasan

salah

0=tidak

menjawab/salah

Mampu prediksi dan

penjelasan paling tepat untuk

efek dari matinya ngengat

pada jaring-jaring makanan

1 Menggambarkan dalam

bentuk diagram rantai

makanan dan jaring-

jaring kehidupan

berdasarkan hasil

pengamatan suatu

ekosistem

10 Mampu mengetahui sebuah

komunitas yang terdiri dari

tikus, ular dan tanaman padi

dan apa yang terjadi pada

komunitas tersebut jika

manusia membunuh ular dan

disertai alasan jawaban

2 Mengamati gambar

dan mengetahui ciri-

ciri makhluk hidup

6 Mampu menentukan benda

hidup dan benda tak hidup

yang ada di kolam dan sertai

alasan jawaban

Page 52: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

36

3 Mengetahui dampak

migrasi pada hewan

8 Mampu menentukan dampak

peningkatan emigrasi bagi

kelangsungan hidup burung

4 Mengevaluasi

bagaimana perubahan

ukuran populasi dari

makhluk hidup yang

saling berkaitan

8 Mampu mengetahui

bagaimana perubahan

ukuran populasi dari kelinci

dan serigala yang saling

berkaitan dan disertai alasan

jawaban

5 Menjelaskan dan

menentukan macam-

macam komponen

dalam menjaga

ekosistem

8 Mampu melaskan peran

penting pohon dan matahari

dalam menjaga ekosistem di

hutan hujan dan sertai alasan

jawaban

Page 53: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

37

Tabel 4. Tabulasi data siswa

No Soal Tahu konsep Tidak tahu konsep Miskonsepsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Jumlah

Rata-rata

Untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus:

X =

Keterangan:

X = Nilai/skor rata-rata

X = Nilai/skor siswa

n = Jumlah butir soal

(Sudjana, 2005: 67)

Page 54: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

38

F. Analisis Data

Analisis data dilakukam dengan tabel matriks CRI untuk membedakan antara

siswa yang tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep berdasarkan

kombinasi kriteria jawaban dengan tinggi-rendahnya nilai CRI.

Tabel 5. Matriks untuk membedakan antara siswa yang tahu konsep,

miskonsepsi dan tidak tahu konsep berdasarkan kombinasi kriteria

jawaban dengan tinggi-rendahnya nilai CRI

Kriteria jawaban CRI rendah (< 2,5) CRI tinggi (> 2,5)

Jawaban benar Jawaban benar tapi CRI

rendah berarti tidak tahu

konsep

Jawaban benar dan CRI

tinggi berarti menguasai

konsep dengan baik

Jawaban salah Jawaban salah dan CRI

rendah berarti tidak tahu

konsep

Jawaban salah tapi CRI

tinggi berarti terjadi

miskonsepsi

Setelah itu dihitung presentase masing-masing kriterianya dengan rumus yang

digunakan oleh Cahyaningsih (dalam Murni, 2013: 4) yaitu:

Peresentase TK =

x100%

Peresentase TTK =

x100%

Peresentase M =

x100%

Keterangan:

TK = Jumlah siswa yang tahu konsep

TTK = Jumlah siswa yang tidak tahu konsep

M = Jumlah siswa yang miskonsepsi

N = Jumlah total siswa

Page 55: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

39

Tabel 6. Hasil kualifikasi miskonsepsi

Kriteria Persentase

Tinggi > 61%

Sedang 41%-61%

Rendah < 41%

Sumber: Siwi (2013: 41)

Analisis pemahaman siswa dilakukan dengan cara menjumlahkan persentase

siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan terjadi miskonsepsi. Untuk

mengetahui lebih jelasnya dilakukan wawancara terhadap siswa yang

mengalami miskonsepsi 50% dari soal tes tertulis yang di berikan oleh siswa.

Page 56: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

51

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil identifikasi data dapat disimpulan bahwa

identifikasi miskonsepsi materi IPA semester genap pada siswa kelas VII SMP

N 2 Buay Bahuga Way Kanan. Hal ini didasarkan pada identifikasi sebagai

berikut:

1. Pada siswa SMP N 2 Buay Bahuga Way Kanan kategori miskonsepsi dan

tidak tahu konsep siswa mencapai 55% dari jumlah 58 siswa, persentase

miskonsepsi diperoleh 22,89 dan persentase tidak tahu konsep diperoleh

31,79.

2. Pada materi yang paling banyak terjadi miskonsepsi yaitu ekosistem yang

memiliki nilai rata-rata persentase tinggi.

B. Saran

Pada penelitian ini, peneliti menemukan kekurangan-kekurangan, sehingga

peneliti menyarankan sebaiknya:

1. Penelitian, diperlukan adanya beberapa referensi dari berbagai sumber,

sehingga peneliti tidak merasakan kesulitan untuk menemukan fakta-fakta

yang ada di lapangan sudah sesuai atau belum bila dilihat dari berbagai

teori yang sudah ada

Page 57: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

52

2. Guru, sebaiknya lebih banyak menggunakan metode pembelajaran untuk

proses belajar, karena menggunakan satu metode tidak cukup untuk proses

belajar dengan baik

Page 58: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

53

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y.H. 2007. Identifikasi Kesalahan Dan Miskonsepsi BukTeks Biologi Umum. Universitas Pendidikan Indonesia. Di akses darihttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195512191980021-YUSUF_HILMI_ADISENDJAJA/KESALAHAN_DAN_MISKONSEPSI.pdf pada 11 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB. 13 hlm

Iriyanti, N.P., S. Mulyani dan S.RD. Ariani. 2012. Identifikasi Miskonsepsi PadaMateri Pokok Wujud Zat Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Bawang TahunAjaran 2009/2010. Universitas Sebelas Maret. Volume 1 Nomor 1. Diakses dari https://eprints.uns.ac.id/11416/1/85-282-2-PB.pdf. pada 24 Mei2016 pukul 11.00 WIB. 13 hlm

Liliawati, W dan T.R. Ramalis. 2009. Identifikasi Miskonsepsi Materi Ipba DiSma Dengan Menggunakan Cri (Certainly Of Respons Index) DalamUpaya Perbaikan Urutan Pemberian Materi Ipba Pada Ktsp. UNY.Yogyakarta. Di akses darihttp://eprints.uny.ac.id/12401/1/096_Pend_Fis_Winny.pdf Pada 26Oktober 2015 pukul 19.35 WIB. 17 hlm

Murni, D. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep SubstansiGenetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). UniversitasLampung. Di akses darihttp://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/view/671/491pada 11 Oktober 2015 pukul 21.50 WIB. 211 hlm

Mustaqim, T.A., Zulfiani dan Y. Herlanti. 2014. Identifikasi Miskonsepsi SiswaDengan Menggunakan Metode Certainty Of Response Index (Cri) PadaKonsep Fotosintesis Dan Respirasi Tumbuhan. UIN Syarif Hidayatullah.Volume VI Nomor 02.205- Di akses darihttp://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/view/1117/994 pada12 Oktober 2015 pukul 21.20 WIB. 152 hlm

Rahayu, P., S. Mulayani, dan S.S. Miswadi. 2012. Pengembangan PembelajaranIpa Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem BaseMelalui Lesson Study. Universitas Negeri Semarang. Volume 1. Nomor 1.Di akses dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii pada 03 November2015 pukul 22.00 WIB. 70 hlm

Page 59: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPA SEMESTER …digilib.unila.ac.id/25910/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SISWA KELAS VII SMP N 2 BUAY BAHUGA WAY KANAN ... terjadi pada materi

54

Siwi, D.A.P. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada Konsep SistemPencernaan dan Pernapasan. Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah. Jakarta. Di akses darihttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwjUkPayzv7KAhWJk5QKHZByDDQQFggfMAA&url=http%3A%2F%2Frepository.uinjkt.ac.id%2Fdspace%2Fbitstream%2F123456789%2F24331%2F1%2FDwi%2520Anti%2520Prapti%2520Siwi.pdf&usg=AFQjCNFua6kZtVKzhrHxWYnYsoh0mIfnUw.pada 11 Oktober 2015pukul 05.30 WIB. 137 hlm

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. 508 hlm.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Alfabeta. Bandung. 456 hlm.

Suniati, N.M.S., W. Sadia dan A. Suhandana. 2013. Pengaruh ImplementasiPembelajaran Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif TehadapPenurunan Miskonsepsi (Studi Kuasi Eksperimen Dalam PembelajaranCahaya Dan Alat Optik Di Smp Negeri 2 Amlapura). UniversitasPendidikan Ganesha. Volume 4. Di akses darihttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjAAahUKEwjck7vlqPjIAhUCI6YKHYhzD2E&url=http%3A%2F%2Fpasca.undiksha.ac.id%2Fe-journal%2Findex.php%2Fjurnal_ap%2Farticle%2Fdownload%2F1019%2F768&usg=AFQjCNFbAZSf2YLyf814x33EH9OXkLXJxQ pada 11Oktober 2015 pukul 21.05 WIB. 13 hlm

Sutarmanto. 2012. Kompetesi Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini.Di akses darihttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwj4tKS2rrfLAhVmIKYKHVFEClkQFgguMAI&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjvip%2Farticle%2Fdownload%2F42%2F40.%2520%255B21&usg=AFQjCNFGojyzkOxJNk6JsVOFk4W8obJmqQ pada 12 Oktober 2015 pukul 04.00 WIB. 31 hlm

Taufiq, M. 2012. Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika PadaKonsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)5E. Universitas Negeri Semarang. Volum 1 Nomor 2. Di akses darihttp://jurnal.unnes.ac.id/index.php/jpii pada 11 Oktober 2015 pukul 11.00WIB. 203 hlm

Tawil, M dan Liliasari. 2013. Berfikir Kompleks dan Implementasinya DalamPembelajaran IPA. Badan Penerbit UNM. Makasar. 180 hlm