identifikasi lalat buah. nira

74
IDENTIFIKASI LALAT BUAH I. PENDAHULUAN A . Latar Belakang Lalat buah (Diptera : Tephritidae) merupakan salah satu hama potensial yang sangat merugikan produksi buah-buahan dan sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas (Rouse et al., 2005; Copeland et al., 2006). Hama ini menjadi key pest pada buah- buahan di seluruh dunia (Pena, et al., 1998; Vargas et al., 2005), termasuk di Indonesia (Sodiq, 1993; Soesilohadi, 2002; Siwi dkk., 2006). Dari beberapa jenis lalat buah, Bactrocera dorsalis Complex adalah yang paling banyak dan Elson-Harris, 1992; Sodiq, 1993; Soesilohadi, 2002; USDA-ARS, 2002; Revis et al., 2004; Robacker et al., 2005). Bahkan akibat serangan lalatbuah ini, beberapa jenis buah-buahan yang diekspor ke Jepang pada tahun 1981 semuanya ditolak karena terinfestasi hama ini (Priyono, 2002). Berdasarkan PP Nomor 14 Tahun 2002, lalat buah termasuk Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di wilayah Negara Republik Indonesia (Iwantoro, 2005; Suwanda, 2005). Lalat buah (Dacus sp.) merupakan hama yang menyerang tanaman buah mulai stadia buah masih muda dengan menimbulkan tingkat kerusakan yang parah saat buah menjadi matang. Kerusakan yang timbul dimulai dari lalat buah betina yang siap

Upload: hasim-cah-blora

Post on 24-Jun-2015

3.530 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Lalat Buah. Nira

IDENTIFIKASI LALAT BUAH

I. PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Lalat buah (Diptera : Tephritidae) merupakan salah satu hama potensial

yang sangat merugikan produksi buah-buahan dan sayuran, baik secara

kuantitas maupun kualitas (Rouse et al., 2005; Copeland et al., 2006).

Hama ini menjadi key pest pada buah-buahan di seluruh dunia (Pena, et

al., 1998; Vargas et al., 2005), termasuk di Indonesia (Sodiq, 1993;

Soesilohadi, 2002; Siwi dkk., 2006). Dari beberapa jenis lalat buah,

Bactrocera dorsalis Complex adalah yang paling banyak dan Elson-Harris,

1992; Sodiq, 1993; Soesilohadi, 2002; USDA-ARS, 2002; Revis et al., 2004;

Robacker et al., 2005). Bahkan akibat serangan lalatbuah ini, beberapa

jenis buah-buahan yang diekspor ke Jepang pada tahun 1981 semuanya

ditolak karena terinfestasi hama ini (Priyono, 2002). Berdasarkan PP

Nomor 14 Tahun 2002, lalat buah termasuk Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK) yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian

untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di wilayah Negara

Republik Indonesia (Iwantoro, 2005; Suwanda, 2005).

Lalat buah (Dacus sp.) merupakan hama yang menyerang tanaman buah mulai stadia

buah masih muda dengan menimbulkan tingkat kerusakan yang parah saat buah menjadi

matang. Kerusakan yang timbul dimulai dari lalat buah betina yang siap bertelur

menyuntikkan telurnya ke dalam buah muda. Perkembangan selanjutnya adalah

menetasnya larva berupa ulat yang memakan daging buah dan bahkan terdapat lubang

kecil sebagai tempat keluar dari ulat tersebut. Dengan demikian buah akan membusuk

dari dalam dan rontok.

B. Tujuan

Page 2: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat mengidentifikasi jenis lalat buah yang didapat

dan dapat mengetahui deskripsi lalat buah tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lalat buah merupakan salah satu hama utama penyebab kerugian pada produksi buah-

buahan di Indonesia. Upaya pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan

menggunakan umpan protein sebagai zat pemikat lalat buah Bactrocera carambolae.

Umpan protein mampu menarik lalat buah karena dibutuhkan lalat buah sebagai sumber

proteinnya (Dewi, 2007).

Upaya memenuhi kebutuhan buah untuk menekan impor dan meningkatkan ekspor,

pengembangan buah di Indonesia mengalami kendala, mulai penyediaan benih bermutu,

budidaya sampai penanganan panen. Salah satu kendala dalam upaya meningkatkan

produksi dan mutu buah di Indonesia adalah serangan hama lalat buah; Lebih kurang 75

% dari tanaman buah dapat diserang oleh hama lalat buah (Sutrisno,1991).; Dari berbagai

laporan yang diterima, intensitas serangan lalat buah terus meningkat, fluktuasi maupun

populasi lalat buah juga naik terus.; Kebutuhan terhadap teknik pengendalian yang ramah

lingkungan sangat diharapkan, terutama yang efektif dan efisien serta mudah diperoleh

petani dalam operasionalnya di lapangan.; Perbaikan terhadap teknik identifikasi yang

disesuaikan dengan kunci determinasi yang terbaru, memerlukan sosialisasi, sehingga

petani dapat mengetahui organisme pengganggu tumbuhan yang telah merusak

tanamannya dan banyak menimbulkan kerugian. Secara ekonomis beberapa spesies lalat

buah merupakan hama penting yang berasosiasi dengan berbagai buah-buahan dan

sayuran tropika. Lalat buah dapat menyebabkan kerusakan langsung terhadap 150 spesies

tanaman buah dan sayur-sayuran baik di daerah tropis maupun daerah subtropis

(Christenson & Foote 1960; Haramoto & Bess 1970; Alyoklin et al. 2000; Bateman

1972).

Musuh utama tanaman buah adalah lalat buah. Lalat buah merupakan hama yang banyak

menyerang buah-buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon,

nangka, jambu air, tomat, cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh

Page 3: Identifikasi Lalat Buah. Nira

kawasan asia-pasifik, dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26 jenis buah-buahan dan

sayuran. Kerugian akibat serangan lalat buah cukup besar. Cara yang aman dan cukup

efektif untuk membrantas lalat buah yaitu dengan menggunakan perangkap lalat buah.

Prinsip kerja perangkap lalat buah ini adalah memikat lalat buah agar masuk ke dalam

perangkap. Perangkap dibuat dari botol aqua, kemudian potong ujungnya dan dipasang

terbalik miring corong agar lalat buah mudah masuk dan sulit untuk keluar lagi. Minyak

cemara hantu (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum) berpeluang

menjadi atraktan karena mengandung Metil eugenol cukup tinggi. Minyak atraktan dari

metil eugenol diteteskan ke kapas kemudian ditempatkan di dalam perangkap. Lalat buah

akan masuk, lengket atau tenggelam di dalam perangkap dan akhirnya mati.

(www.Pustaka.deptan.go.id)

Lalat buah (Bactrocera sp.) tertarik pada aroma yang dikeluarkan oleh minyak cemara

hantu (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum). Beberapa petani

buah telah membuktikan keefektifan minyak nabati tersebut untuk mengendalikan lalat

buah.lalat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran

seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu air, tomat, cabai merah,dan

pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan Asia-Pasifik, dan diketahui dapat

menyerang lebih dari 26 jenis buah-buahan dan sayuran. Kerugian akibat serangan lalat

buah cukup besar. Berdasarkanberita yang dimuat dalam Media Bisnis Indonesia tanggal

2 Maret 2003, luas serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian

Rp21,99 miliar. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di Bogor telah

melakukan serangkaian penelitian pengendalian hama tersebut. Pengendalian yang dipilih

menggunakan Minyak cemara hantu (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih (Ocimum

sanctum) berpeluang menjadi atraktan karena mengandung metil eugenol cukup tinggi.

Sesuai dengan fungsinya sebagai atraktan, minyak tersebut hanya bersifat menarik lalat

buahtetapi tidak membunuhnya. Oleh karena itu, penggunaan minyak tersebut harus

dilengkapi dengan alat yang dapat menjebak atau menangkap lalat buah. Tiga jenis alat

perangkap telah dibuat Balittro untuk mengendalikan lalat buah. Alat tersebut telah diuji

coba di kebun buah belimbing dan jambu batu. berada di bagian dalam (tutup botolnya

Page 4: Identifikasi Lalat Buah. Nira

dibuka). Bagian depan dan belakang botol diikat dengan kawat agar mudah digantungkan

di pohon. Pada bagian tengah botol diikatkan segumpal kapas yang ditetesi 2-4 ml metil

eugenol, kemudian botol diisi dengan air seperempat bagian (jangan sampai mengenai

kapas). Dengan adanya air, lalat yang masukke dalam botol akan tenggelam dan mati.

Perangkap dipasang agak miring agar air tidak tumpah. Dalam waktu satu minggu,

perangkap inidapat menjebak/mematikan 50- 150 ekor lalat buah jantan.(balitro,2003)

Hama lalat buah (Bactrocera sp.) merupakan hama utama buah. Inangnya banyak Pada

mangga, jambu air, jambu biji, cabai, papaya, nangka, jeruk, melon, ketimun, tomat,

alpukat, pisang, dan belimbing. Kerugian yang ditimbulkan dapat secara kuantitatif

maupun kualitatif. Kerugian kuantitatif yaitu berkurangnya produksi buah sebagai akibat

rontoknya buah yang terserang sewaktu buah masih muda ataupun buah yang rusak serta

busuk yang tidak laku dijual. Kerugian kualitatif yaitu buah yang cacat berupa bercak,

busuk berlubang dan berulat yang akhirnya kurang diminati konsumen. Buah dapat

mencapai 100% jika tidak dilakukan pengendalian secara tepat.(Sinar Tani).

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain

Cutter/pisau,sterofom,Mikroskop,Lup/Kaca Pembesar,Penggaris,Jarum Pentul dan

bahan-bahan yang di butuhkan adalah Serangga lalat buah yang di dapat

B. Cara Kerja

Cara kerja dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Diambil Perangkap yang di pasang dari lokasi

2. Di lakukan identifikasi satu persatu perangkap yang telah di ambil

3. Kemudian di identifiksi menggunakan lup/kaca pembesar dan Mikroskop

4. Setelah di ketahui jenis lalat buah tersebut

Page 5: Identifikasi Lalat Buah. Nira

5. Dilakukan pengeloksian lalat buah yang dtelah didapat dengan mencamtumkan

jenis , nama ilmiah , di dapat dimana , jenis perangkap nya , dan Morfologi lalat

buah

6. Pengoleksian dapat menggunkan sterofom sebagai media tersebut

7. Laporan dan Koleksi lalat buah dikumpul satu minggu kemudian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Jenis Jumlah 1 Cure Lure (Cl) Bactocera cucurbitae 1 ekor

Cure Lure (Cl) Bactocera dorsalis 2 ekor2 Petrogenol Bactocera dorsalis 3 ekor

B. Pembahasan

Dalam melakukan Praktikum Identifikasi Lalat buah pada saat melakukan identifikasi

perlakuan Cure Lure (CL) di dapatkan jenis lalat buah Bactocera cucurbitae sejumlah 1

ekor , dari ciri morfologi dan lokasi pemasangan serta pengidentifikasian maka jenis ini

benar lalat bauah bactocera cucurbitae , untuk perlakuan Cure Lure (CL) lainya adalah

lalat buah yang di identifikasi adalah jenis lalat buah bactocera dorsalis yang berjumlah 2

ekor dugaan ini didukung dengan ciri morfologi lalat buah , pengindesifikasian serta

lokasi pemasangan perangkap lalat buah. Untuk perlakuan Petrogenol pada saat

melakukan identifikasi terdapat 3 jenis lalat buah bactocera dorsalis . Methyl eugenol

adalah Parapheromone untuk penarik serangga jantan Bactrocera dorsalis sedangkan

Cue lure merupakan Parapheromone untuk penarik serangga jantan Bactrocera

cucurbitae (Alexander et al. 1962; Epsky & Heath 1998). Beberapa penelitian telah

menemukan adanya interaksi antara isyarat visual dan isyarat kimia yang berfungsi untuk

mengefektifkan daya tangkap lalat buah Bactocera dorsalis

V. KESIMPULAN

Page 6: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Dari hasil pengamatan yang kita lakukan, maka simpulan yang dapat ditarik adalah

sebagai berikut :

1. Jenis lalat buah yang didapat pada perlakuan Cure Lure adalah Bactocera

cucurbitae 1 ekor dan Bactocera dorsalis 2 ekor

2. Jenis lalat buah yang didapat pada perlakuan Petrogenol adalah Bactocera

dorsalis 3 ekor

3. Methyl eugenol adalah Parapheromone untuk penarik serangga jantan

4. Cue lure merupakan Parapheromone untuk penarik serangga jantan Bactrocera

cucurbitae

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:XvEru72-ndYJ:lestaritani.blogspot.com/2010/06/identifikasi-lalat-buah.html+identifikasi+lalat+buah&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Lalat buahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terkini (belum ditinjau)Langsung ke: navigasi, cari

Lalat buah dapat berupa:

Tephritidae , keluarga lalat buat ukuran besar Drosophilidae , keluarga lalat buah ukuran kecil, termasuk:

o Drosophila melanogaster , spesies yang biasa disebut "lalat buah", dan biasa digunakan sebagai model dalam biologi modern

http://id.wikipedia.org/wiki/Lalat_buah

Page 7: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Home Artikel Lainnya Mengatasi Lalat Buah dengan Minyak Sereh Wangi

Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies, dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon.

Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman. Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002. Dalam menanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memungkinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengendalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/penarik.

 

PENDAHULUAN             Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada

tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka, semangka, melon,

pare, cabai, dll. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu

buah. Hal ini dapat menurunkan daya saing komoditas hortikultura Indonesia di pasar

dalam dan luar negeri.

            Ada beberapa cara pengendalian lalat buah yang dianjurkan, diantaranya yaitu :

pembungkusan buah, pengasapan, sanitasi kebun, dengan perangkap/atraktan, dan

penggunaan pestisida kimia. Namun dalam pelaksanaannya masih sulit, belum

sepenuhnya dilakukan petani kita.

Page 8: Identifikasi Lalat Buah. Nira

           Penggunaan pestisida kimia sering menjadi tumpuan dalam pengendalian lalat

buah, namun dirasa kurang bijaksana karena menimbulkan dampak negatif antara lain

terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dicari cara

pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan diantaranya dengan menggunakan

pestisida nabati. Salah satu  jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati

untuk pengendalian lalat buah adalah tanaman selasih (Ocimum sp.).

          Laboratorium BPTPH Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  telah

mengembangkan dan memproduksi  minyak selasih yang mengandung Methyl Eugenol

(ME)  bahan penarik atau pemikat hama lalat buah jantan.

          http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:cYWHTVWeNjIJ:www.distan.pemda-diy.go.id/index.php%3Foption%3Dcontent%26task%3Dview%26id%3D110%26Itemid%3D2+lalat+buah&cd=14&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Drosophila melanogasterDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terkini (belum ditinjau)Langsung ke: navigasi, cari

?Drosophila melanogaster

Page 9: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Drosophila melanogaster Jantan

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Diptera

Famili: Drosophilidae

Upafamili: Drosophilinae

Genus: Drosophila

Upagenus: Sophophora

Grup spesies: Grup melanogaster

Upagrup spesies: Subgrup melanogaster

Spesies kompleks:

melanogaster

Spesies: D. melanogaster

Nama binomial

Drosophila melanogasterMeigen, 1830[1]

Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo Diptera, (bangsa lalat).

Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. D. melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati.

http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster

Page 10: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Kerajaan: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: InsectaOrdo: DipteraFamili: DrosophilidaeUpafamili: DrosophilinaeGenus: DrosophilaUpagenus: SophophoraGrup spesies: Grup melanogasterUpagrup spesies: Subgrup melanogasterSpesies kompleks: melanogasterSpesies: D. melanogaster

Drosophila melanogaster From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas

Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari Drosophila melanogaster Drosophila melanogaster

Page 11: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Male Drosophila melanogaster Pria Drosophila melanogaster

Scientific classification Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Kerajaan:

Animalia Animalia

Phylum: Filum: Arthropoda Arthropoda

Class: Kelas: Insecta Insecta Order: Order: Diptera Diptera Family: Keluarga:

Drosophilidae Drosophilidae

Genus: Genus: Drosophila Drosophila

Subgenus: Subgenus:

Sophophora Sophophora

Species group: Spesies grup:

melanogaster group Grup melanogaster

Species subgroup: Spesies subkelompok:

melanogaster subgroup subkelompok melanogaster

Species complex: Spesies kompleks:

melanogaster complex kompleks melanogaster

Species: Spesies:

D. melanogaster D. melanogaster

Binomial name Nama binomial Drosophila melanogaster Drosophila melanogaster

Meigen , 1830 [ 1 ] Meigen , 1830 [1]

Drosophila melanogaster ( Greek for dark-bellied dew lover : δρόσος = dew, φίλος = intimate friend, lover, μέλας = dark-coloured, γαστήρ = belly [ 2 ] ) is a species of Diptera ,

Page 12: Identifikasi Lalat Buah. Nira

or the order of flies , in the family Drosophilidae . Drosophila melanogaster ( Yunani untuk bellied embun kekasih-gelap: δρόσος = embun, φίλος = teman dekat, kekasih, μέλας = berwarna gelap, γαστήρ = perut [2] ) adalah spesies Diptera , atau urutan lalat , dalam keluarga Drosophilidae . The species is commonly known as the common fruit fly or vinegar fly . Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah umum atau terbang cuka. Starting from Charles W. Woodworth , this species is one of the most commonly used model organisms in biology, including studies in genetics , physiology , microbial pathogenesis and life history evolution because they are easy to take care of, breed quickly, and lay many eggs. [ 3 ] Mulai dari Charles W. Woodworth , spesies ini merupakan salah satu yang paling umum digunakan organisme model dalam biologi, termasuk studi dalam genetika , fisiologi , patogenesis mikroba dan sejarah evolusi kehidupan karena mereka mudah untuk mengurus, berkembang biak dengan cepat, dan bertelur banyak . [3]

Flies belonging to the family Tephritidae are also called fruit flies, which can lead to confusion, especially in Australia where the term fruit fly refers to the Tephritidae, economic pests in fruit production. Lalat milik keluarga Tephritidae juga disebut lalat buah, yang dapat menyebabkan kebingungan, terutama di Australia di mana lalat buah merujuk pada Tephritidae, hama ekonomi dalam produksi buah.

Page 13: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Contents Isi [hide]

1 Physical appearance 1 Fisik penampilan 2 Life cycle and reproduction 2 Siklus hidup dan reproduksi 3 History of use in genetic analysis 3 Sejarah gunakan dalam analisis genetik 4 Model organism in genetics 4 Model organisme dalam genetika

o 4.1 Genetic markers 4,1 penanda genetik 5 Genome 5 Genom

o 5.1 Similarity to humans 5,1 kesamaan dengan manusia 6 Development 6 Pengembangan 7 Immunity 7 Imunitas 8 Behavioral genetics and neuroscience 8 Perilaku genetika dan neuroscience 9 Vision 9 Visi 10 Flight 10 Penerbangan 11 See also 11 Lihat pula 12 References 12 Referensi 13 Further reading 13 Bacaan lebih lanjut 14 Popular media 14 Populer media

15 External links 15 Pranala luar

[ edit ] Physical appearance [ sunting penampilan fisik]

Male (left) and female D. Pria (kiri) dan perempuan D. melanogaster melanogaster

Wildtype fruit flies have brick red eyes, are yellow-brown in color, and have transverse black rings across their abdomen. Wildtype lalat buah memiliki mata merah bata, kuning-cokelat di warna, dan memiliki cincin hitam melintang di atas perut mereka. They exhibit sexual dimorphism : females are about 2.5 millimeters (0.098 in) long; males are slightly smaller and the back of their bodies is darker. Mereka menunjukkan dimorfisme seksual : perempuan adalah sekitar 2,5 mm (0,098 in) panjang; laki-laki sedikit lebih kecil dan bagian belakang tubuh mereka lebih gelap. Males are easily distinguished from females based on color differences, with a distinct black patch at the abdomen, less noticeable in recently emerged flies (see fig), and the sexcombs (a row of dark bristles on the tarsus of the first leg). Pria dengan mudah dibedakan dari wanita berdasarkan perbedaan warna, dengan patch hitam berbeda di perut, kurang terlihat di akhir-akhir ini muncul lalat (lih. gambar), dan sexcombs (sederet bulu gelap di Tarsus kaki yang pertama). Furthermore,

Page 14: Identifikasi Lalat Buah. Nira

males have a cluster of spiky hairs (claspers) surrounding the reproducing parts used to attach to the female during mating. Selain itu, pria memiliki sekelompok bulu runcing (penjepit) yang mengelilingi bagian-bagian reproduksi digunakan untuk melampirkan betina saat kawin. There are extensive images at FlyBase . [ 4 ] Ada gambar yang luas di FlyBase . [4]

[ edit ] Life cycle and reproduction [ sunting ] Daur hidup dan reproduksi

Egg of D. Telur D. melanogaster melanogaster

The D. D. melanogaster lifespan is about 30 days at 29 °C (84 °F). umur melanogaster adalah sekitar 30 hari pada 29 ° C (84 ° F).

The developmental period for Drosophila melanogaster varies with temperature, as with many ectothermic species. Periode perkembangan untuk melanogaster Drosophila bervariasi dengan suhu, seperti halnya dengan banyak ectothermic spesies. The shortest development time (egg to adult), 7 days, is achieved at 28 °C (82 °F ). [ 5 ] [ 6 ] Development times increase at higher temperatures (11 days at 30 °C or 86 °F) due to heat stress. Waktu pengembangan terpendek (telur untuk dewasa), 7 hari, dicapai pada 28 ° C (82 ° F ). [5] [6] Pengembangan meningkatkan kali pada temperatur yang lebih tinggi (11 hari pada 30 ° C atau 86 ° F) karena panas stres. Under ideal conditions, the development time at 25 °C (77 °F) is 8.5 days, [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ] at 18 °C (64 °F) it takes 19 days [ 5 ] [ 6 ] and at 12 °C (54 °F) it takes over 50 days. [ 5 ] [ 6 ] Under crowded conditions, development time increases, [ 8 ] while the emerging flies are smaller. [ 8 ] [ 9 ] Females lay some 400 eggs (embryos), about five at a time, into rotting fruit or other suitable material such as decaying mushrooms and sap fluxes . Dalam kondisi ideal, waktu pengembangan di 25 ° C (77 ° F) adalah 8,5 hari, [5] [6] [7] pada 18 ° C (64 ° F) yang dibutuhkan 19 hari [5] [6] dan di 12 ° C (54 ° F) yang diperlukan lebih dari 50 hari. [5] [6] Di bawah kondisi yang penuh sesak, pengembangan peningkatan waktu, [8] sedangkan lalat muncul lebih kecil. [8] [9] Wanita berbaring sekitar 400 telur ( embrio), sekitar lima per satu, menjadi busuk buah atau bahan yang cocok lainnya seperti membusuk jamur dan getah flux . The eggs, which are about 0.5 millimetres long, hatch after 12–15 hours (at 25 °C or 77 °F). [ 5 ] [ 6 ] The resulting larvae grow for about 4 days (at 25 °C) while molting twice (into 2nd- and 3rd-instar larvae), at about 24 and 48 h after hatching. [ 5 ] [ 6 ] During this time, they feed on the microorganisms that decompose the fruit, as well as on the sugar of the fruit itself. Telur, yang sekitar 0,5 milimeter panjang, menetas setelah 12-15 jam (pada 25 ° C atau 77 ° F). [5] [6] yang dihasilkan larva tumbuh selama 4 hari (pada 25 ° C), sedangkan menyilih dua kali (ke 2 dan ke-3 larva instar-), di sekitar 24 dan 48 jam setelah menetas.

Page 15: Identifikasi Lalat Buah. Nira

[5] [6] Selama waktu ini mereka makan, pada mikroorganisme yang membusuk buah, dan juga pada gula dari buah itu sendiri . Then the larvae encapsulate in the puparium and undergo a four-day-long metamorphosis (at 25 °C), after which the adults eclose (emerge). [ 5 ] [ 6 ] Kemudian larva mengenkapsulasi dalam puparium dan menjalani empat hari selama metamorfosis (pada 25 ° C), setelah itu eclose orang dewasa (emerge). [5] [6]

Mating fruit flies. Kawin lalat buah. Note the sex combs on the forelegs of the male (insert) Catatan sisir seks pada kaki depan dari laki-laki (menyisipkan)

Females become receptive to courting males at about 8–12 hours after emergence. [ 10 ] Males perform a sequence of five behavioral patterns to court females. Perempuan menjadi laki-laki menerima pacaran di sekitar 8-12 jam setelah munculnya. [10] Jantan melakukan urutan lima pola perilaku untuk perempuan pengadilan. First, males orient themselves while playing a courtship song by horizontally extending and vibrating their wings. Pertama, berorientasi laki-laki sambil memainkan lagu pacaran oleh horizontal memperluas dan bergetar sayap mereka. Soon after, the male positions itself at the rear of the female's abdomen in a low posture to tap and lick the female genitalia. Segera setelah itu, posisi laki-laki sendiri di bagian belakang perut betina dalam posisi rendah untuk menekan dan menjilat alat kelamin wanita. Finally, the male curls its abdomen, and attempts copulation. Akhirnya, laki-laki ikal perut, dan upaya kopulasi. Females can reject males by moving away and extruding their ovipositor. Wanita dapat menolak laki-laki dengan menjauh dan ekstrusi ovipositor mereka. The average duration of successful copulation is 30 minutes, during which males transfer a few hundred very long (1.76 mm) sperm cells in seminal fluid to the female. [ 11 ] Females store the sperm in a tubular receptacle and in two mushroom-shaped spermathecae , sperm from multiple matings compete for fertilization. Durasi rata-rata kopulasi sukses adalah 30 menit, di mana laki-laki transfer beberapa ratus sangat panjang (1,76 mm) sperma sel di dalam air mani untuk wanita. [11] Betina menyimpan sperma dalam sebuah wadah dan di dua tubular berbentuk jamur spermathecae , sperma dari beberapa perkawinan bersaing untuk pemupukan. A last male precedence is believed to exist in which the last male to mate with a female sires approximately 80% of her offspring. Sebuah diutamakan laki-laki terakhir yang diyakini ada di mana laki-laki terakhir yang kawin dengan perempuan yang pejantan sekitar 80% dari anaknya. This precedence was found to occur through displacement and incapacitation. [ 12 ] . preseden ini ditemukan terjadi melalui perpindahan dan menderita cacat. [12] . The displacement is attributed to sperm handling by the female fly as multiple matings are conducted and is most significant during the first 1–2 days after copulation.

Page 16: Identifikasi Lalat Buah. Nira

perpindahan ini disebabkan penanganan sperma oleh terbang perempuan sebagai beberapa perkawinan dilakukan dan yang paling signifikan selama 1-2 hari pertama setelah kopulasi. Displacement from the seminal receptacle is more significant than displacement from the spermathecae. [ 12 ] Incapacitation of first male sperm by second male sperm becomes significant 2–7 days after copulation. Perpindahan dari wadah seminalis lebih penting daripada perpindahan dari spermathecae itu. [12] menderita cacat sperma laki-laki pertama oleh sperma laki-laki kedua menjadi signifikan 2-7 hari setelah kopulasi. The seminal fluid of the second male is believed to be responsible for this incapacitation mechanism (without removal of first male sperm) which takes effect before fertilization occurs. [ 12 ] The delay in effectiveness of the incapacitation mechanism is believed to be a protective mechanism that prevents a male fly from incapacitating its own sperm should it mate with the same female fly repetitively. [ 12 ] Cairan mani dari laki-laki kedua adalah diyakini bertanggung jawab untuk mekanisme menderita cacat (tanpa penghapusan sperma laki-laki pertama) yang berlaku sebelum pembuahan terjadi. [12] Penundaan efektifitas mekanisme menderita cacat diyakini menjadi mekanisme pelindung yang mencegah lalat laki-laki dari melumpuhkan sperma itu sendiri harus kawin dengan perempuan yang sama berulang-ulang terbang. [12]

[ edit ] History of use in genetic analysis [ sunting ] Sejarah gunakan dalam analisis genetik

Drosophila melanogaster was among the first organisms used for genetic analysis , and today it is one of the most widely used and genetically best-known of all eukaryotic organisms. Drosophila melanogaster merupakan salah satu organisme yang digunakan untuk analisis genetik , dan hari ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan dan genetis paling terkenal dari semua eukariotik organisme. All organisms use common genetic systems; therefore, comprehending processes such as transcription and replication in fruit flies helps in understanding these processes in other eukaryotes, including humans . [ 13 ] Semua organisme menggunakan sistem genetik umum, karena itu, memahami proses seperti transkripsi dan replikasi pada lalat buah membantu dalam memahami proses-proses pada eukariota lainnya, termasuk manusia . [13]

Charles W. Woodworth is credited with being the first to breed Drosophila in quantity and for suggesting to WE Castle that they might be used for genetic research during his time at Harvard University . Charles W. Woodworth dikreditkan dengan menjadi yang pertama untuk berkembang biak Drosophila dalam jumlah dan untuk menyarankan untuk KAMI Castle bahwa mereka dapat digunakan untuk penelitian genetik selama waktunya di Universitas Harvard . But it was not until 1910 that Thomas Hunt Morgan began using fruit flies in experimental studies of heredity at Columbia University . Tapi itu tidak sampai 1910 bahwa Thomas Hunt Morgan mulai menggunakan lalat buah dalam studi eksperimental keturunan di Columbia University .

Morgan's laboratory was located on the top floor of Schermerhorn Hall , which became known as the Fly Room. Morgan's laboratorium yang terletak di lantai atas Schermerhorn Hall , yang dikenal sebagai Fly Kamar. The Fly Room was cramped with eight desks, each occupied by students and their experiments. The Fly Kamar itu sempit dengan

Page 17: Identifikasi Lalat Buah. Nira

delapan meja, masing-masing diduduki oleh mahasiswa dan percobaan mereka. They started off experiments using milk bottles to rear the fruit flies and handheld lenses for observing their traits. Mereka mulai percobaan menggunakan botol susu ke belakang lalat buah dan lensa genggam untuk mengamati sifat-sifat mereka. The lenses were later replaced by microscopes which enhanced their observations. Lensa kemudian digantikan oleh mikroskop yang disempurnakan pengamatan mereka. The Fly Room was the source of some of the most important research in the history of biology . The Fly Kamar adalah sumber dari beberapa penelitian yang paling penting dalam sejarah biologi . Morgan and his students eventually elucidated many basic principles of heredity, including sex-linked inheritance, epistasis , multiple alleles, and gene mapping . [ 13 ] Morgan dan murid-muridnya akhirnya dijelaskan prinsip dasar banyak keturunan, termasuk-linked warisan seks, epistasis , alel ganda, dan pemetaan gen . [13]

"Thomas Hunt Morgan and colleagues extended Mendel 's work by describing X-linked inheritance and by showing that genes located on the same chromosome do not show independent assortment. Studies of X-linked traits helped confirm that genes are found on chromosomes, while studies of linked traits led to the first maps showing the locations of genetic loci on chromosomes" (Freman 214). "Thomas Hunt Morgan dan rekan diperpanjang Mendel kerja 'dengan menjelaskan pewarisan terkait-X dan dengan menunjukkan bahwa gen terletak di sama kromosom tidak menunjukkan berbagai independen. Studi -link sifat X membantu memastikan bahwa gen yang ditemukan pada kromosom, sementara studi dari sifat-sifat yang terkait menyebabkan peta-peta yang menunjukkan lokasi pertama lokus genetik pada kromosom "(Freman 214). The first maps of Drosophila chromosomes were completed by Alfred Sturtevant . Peta pertama Drosophila kromosom diselesaikan oleh Alfred Sturtevant .

[ edit ] Model organism in genetics [ sunting ] Model dalam genetika organisme

D. melanogaster types (clockwise): brown eyes with black body, cinnabar eyes, sepia eyes with ebony body, vermilion eyes, white eyes, and wild-type eyes with yellow body

Page 18: Identifikasi Lalat Buah. Nira

D. melanogaster jenis (searah jarum jam): coklat mata dengan tubuh hitam, mata cinnabar, mata sepia dengan tubuh hitam, mata merah delima, mata putih, dan tipe-mata liar dengan tubuh kuning

Drosophila melanogaster is one of the most studied organisms in biological research, particularly in genetics and developmental biology. Drosophila melanogaster adalah salah satu yang paling banyak dipelajari organisme dalam penelitian biologi, khususnya dalam genetika dan biologi perkembangan. There are several reasons: Ada beberapa alasan:

The care and culture requires little equipment and use little space even when using large cultures, and the overall cost is low. Perawatan dan budaya memerlukan peralatan kecil dan menggunakan ruang kecil bahkan ketika menggunakan budaya besar, dan keseluruhan biaya rendah.

It is small and easy to grow in the laboratory and their morphology is easy to identify once they are anesthetized (usually with ether , carbon dioxide gas, by cooling them, or with products like FlyNap ) Ini adalah kecil dan mudah tumbuh di laboratorium dan morfologi mereka adalah mudah untuk mengidentifikasi begitu mereka dibius (biasanya dengan eter , karbon dioksida gas, dengan pendingin mereka, atau dengan produk-produk seperti FlyNap )

It has a short generation time (about 10 days at room temperature) so several generations can be studied within a few weeks. Ia memiliki waktu generasi pendek (sekitar 10 hari pada suhu kamar) beberapa generasi sehingga dapat dipelajari dalam beberapa minggu.

It has a high fecundity (females lay up to 100 eggs per day, and perhaps 2000 in a lifetime). [ 3 ] Ia memiliki tinggi fekunditas (perempuan berbaring hingga 100 telur per hari, dan mungkin 2000 di seumur hidup). [3]

Males and females are readily distinguished and virgin females are easily isolated, facilitating genetic crossing. Jantan dan betina mudah dibedakan perempuan dan perawan yang mudah terisolasi, memfasilitasi persilangan genetik.

The mature larvae show giant chromosomes in the salivary glands called polytene chromosomes —"puffs" indicate regions of transcription and hence gene activity. Larva dewasa menunjukkan kromosom raksasa dalam kelenjar ludah yang disebut kromosom polytene - "semprotan" mengindikasikan daerah transkripsi dan karenanya aktivitas gen.

It has only four pairs of chromosomes : three autosomes , and one sex chromosome . Itu hanya memiliki empat pasang kromosom : tiga autosom , dan satu kromosom seks .

Males do not show meiotic recombination , facilitating genetic studies. Pria tidak menunjukkan meiosis rekombinasi , memfasilitasi studi genetika.

Recessive lethal " balancer chromosomes " carrying visible genetic markers can be used to keep stocks of lethal alleles in a heterozygous state without recombination due to multiple inversions in the balancer. Resesif mematikan " kromosom penyeimbang "tercatat terlihat tanda-tanda genetik dapat digunakan untuk menjaga stok dari alel mematikan dalam keadaan heterozigot tanpa rekombinasi karena beberapa inversi dalam penyeimbang tersebut.

Page 19: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Genetic transformation techniques have been available since 1987. teknik transformasi genetik telah tersedia sejak 1987.

Its complete genome was sequenced and first published in 2000. [ 14 ] yang lengkap genom adalah disekuensing dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2000. [14]

[ edit ] Genetic markers [ sunting ] penanda genetik

Genetic markers are commonly used in Drosophila research, for example within balancer chromosomes or P-element inserts, and most phenotypes are easily identifiable either with the naked eye or under a microscope. Genetik marker biasanya digunakan dalam penelitian Drosophila, misalnya dalam kromosom penyeimbang atau sisipan unsur-P, dan fenotip yang paling mudah diidentifikasi baik dengan mata telanjang atau di bawah mikroskop. In the list of example common markers below, the allele symbol is followed by the name of the gene affected and a description of its phenotype. (Note: Recessive alleles are in lower case, while dominant alleles are capitalised.) Dalam daftar contoh umum spidol di bawah ini, simbol alel diikuti oleh nama gen yang terkena dampak dan deskripsi dari fenotipe tersebut Catatan. (: Alel Resesif dalam huruf kecil, sedangkan alel dominan dikapitalisasi.)

Cy 1 : curly; The wings curve away from the body, flight may be somewhat impaired. Cy 1: keriting; Sayap kurva dari badan, penerbangan mungkin sedikit terganggu.

e 1 : ebony; Black body and wings (heterozygotes are also visibly darker than wild type). e 1: hitam, tubuh dan sayap Hitam (heterozigot juga tampak lebih gelap dari wild type).

Sb 1 : stubble; Hairs are shorter and thicker than wild type. Sb 1: tunggul; Rambut lebih pendek dan tebal dari wild type.

w 1 : white; Eyes lack pigmentation and appear white, vision may be somewhat impaired. w 1: putih; kurangnya Mata dan pigmentasi tampak putih, visi mungkin sedikit terganggu.

y 1 : yellow; Body pigmentation and wings appear yellow. y 1: kuning; pigmentasi Tubuh dan sayap tampak kuning.

Drosophila genes are traditionally named after the phenotype they cause when mutated. gen Drosophila secara tradisional dinamai fenotipe mereka karena saat bermutasi. For example, the absence of a particular gene in Drosophila will result in a mutant embryo that does not develop a heart. Sebagai contoh, tidak adanya gen tertentu dalam Drosophila akan menghasilkan embrio mutan yang tidak mengembangkan hati. Scientists have thus called this gene tinman , named after the Oz character of the same name . [ 15 ] This system of nomenclature results in a wider range of gene names than in other organisms. Para ilmuwan telah demikian disebut gen tinman ini, dinamai Oz karakter dengan nama yang sama . [15] Sistem ini hasil tata-nama dalam berbagai nama gen yang lebih luas dari pada organisme lain.

Page 20: Identifikasi Lalat Buah. Nira

[ edit ] Genome [ sunting ] Genom

D. melanogaster chromosomes to scale with megabase-pair references oriented as in the National Center for Biotechnology Information database . kromosom D. melanogaster untuk skala dengan pasangan megabase berorientasi sebagai referensi dalam database Pusat Informasi Nasional Bioteknologi . Centimorgan distances are approximate and estimated from the locations of selected mapped loci. jarak Centimorgan merupakan perkiraan dan diperkirakan dari lokus dipetakan lokasi yang dipilih.

The genome of D. The genom D. melanogaster (sequenced in 2000, and curated at the FlyBase database [ 14 ] ) contains four pairs of chromosomes: an X/Y pair, and three autosomes labeled 2, 3, and 4. melanogaster (diurutkan pada tahun 2000, dan dikuratori di FlyBase database [14] ) berisi empat pasang kromosom: X / Y pasangan, dan tiga autosom berlabel 2, 3, dan 4. The fourth chromosome is so tiny that it is often ignored, aside from its important eyeless gene. Kromosom keempat adalah sangat kecil sehingga sering diabaikan, selain dari gen penting tanpa mata nya. The D. D. melanogaster sequenced genome of 165 million base pairs has been annotated [ 16 ] and contains approximately 13,767 protein-coding genes which comprise ~20% of the genome out of a total of an estimated 14,000 genes. melanogaster sekuensing genom dari 165 juta pasang basa telah terhubung [16] dan berisi sekitar 13.767 gen pengkode protein yang terdiri dari ~ 20% dari out genom dari total sebuah gen diperkirakan 14.000. More than 60% of the genome appears to be functional non-protein-coding DNA [ 17 ] involved in gene expression control. Lebih dari 60% dari genom tampaknya fungsional non-protein-coding DNA [17] terlibat dalam pengendalian ekspresi gen. Determination of sex in Drosophila occurs by the ratio of X chromosomes to autosomes, not because of the presence of a Y chromosome as in human sex determination. Penentuan seks di Drosophila terjadi dengan rasio kromosom X untuk autosom, bukan karena adanya kromosom Y seperti dalam penentuan seks manusia. Although the Y chromosome is entirely heterochromatic , it contains at least 16 genes, many of which are thought to have male-related functions. [ 18 ] Meskipun kromosom Y adalah sepenuhnya heterochromatic , berisi setidaknya 16 gen, banyak yang diduga terkait fungsi laki-laki. [18]

Page 21: Identifikasi Lalat Buah. Nira

[ edit ] Similarity to humans [ sunting ] Kesamaan untuk manusia

About 75% of known human disease genes have a recognizable match in the genetic code of fruit flies, [ 19 ] and 50% of fly protein sequences have mammalian homologs. Sekitar 75% dari penyakit manusia dikenal gen memiliki kecocokan dikenali dalam kode genetik lalat buah, [19] dan 50% dari protein memiliki urutan terbang homologs mamalia. An online database called Homophila is available to search for human disease gene homologues in flies and vice versa. [ 20 ] Drosophila is being used as a genetic model for several human diseases including the neurodegenerative disorders Parkinson's , Huntington's , spinocerebellar ataxia and Alzheimer's disease . Sebuah database online yang disebut Homophila tersedia untuk mencari homolog gen penyakit manusia di lalat dan sebaliknya. [20] Drosophila sedang digunakan sebagai model genetik untuk penyakit manusia beberapa termasuk gangguan neurodegenerative Parkinson , Huntington , ataksia spinocerebellar dan Penyakit Alzheimer . The fly is also being used to study mechanisms underlying aging and oxidative stress , immunity , diabetes , and cancer , as well as drug abuse . terbang ini juga digunakan untuk mempelajari mekanisme yang mendasari penuaan dan oksidatif stres , kekebalan , diabetes , dan kanker , serta penyalahgunaan narkoba .

[ edit ] Development [ sunting ] Pembangunan Main article: Drosophila embryogenesis Artikel utama: Drosophila embryogenesis

Embryogenesis in Drosophila has been extensively studied, as its small size, short generation time, and large brood size makes it ideal for genetic studies. Embriogenesis di Drosophila telah dipelajari secara ekstensif, sebagai ukuran yang kecil, waktu generasi pendek, dan ukuran induk yang besar membuatnya ideal untuk studi genetik. It is also unique among model organisms in that cleavage occurs in a syncytium . Hal ini juga unik di antara organisme model dalam yang terjadi di belahan syncytium .

Drosophila melanogaster oogenesis Drosophila melanogaster oogenesis

During oogenesis, cytoplasmic bridges called "ring canals" connect the forming oocyte to nurse cells. Selama oogenesis, jembatan sitoplasma disebut "kanal cincin" menghubungkan ke sel oosit membentuk perawat. Nutrients and developmental control

Page 22: Identifikasi Lalat Buah. Nira

molecules move from the nurse cells into the oocyte. Nutrisi dan molekul kontrol perkembangan bergerak dari sel-sel perawat ke oosit. In the figure to the left, the forming oocyte can be seen to be covered by follicular support cells. Pada gambar ke kiri, membentuk oosit dapat dilihat ditutupi oleh sel dukungan folikel.

After fertilization of the oocyte the early embryo (or syncytial embryo ) undergoes rapid DNA replication and 13 nuclear divisions until approximately 5000 to 6000 nuclei accumulate in the unseparated cytoplasm of the embryo. Setelah fertilisasi oosit embrio awal (atau embrio syncytial ) mengalami replikasi DNA yang cepat dan 13 divisi nuklir sampai kira-kira 5-6000 inti terakumulasi dalam sitoplasma tidak terpisahkan dari embrio. By the end of the 8th division most nuclei have migrated to the surface, surrounding the yolk sac (leaving behind only a few nuclei, which will become the yolk nuclei). Pada akhir dari pembagian 8 inti sebagian besar bermigrasi ke permukaan, sekitar yolk sac (hanya meninggalkan beberapa inti, yang akan menjadi kuning inti). After the 10th division the pole cells form at the posterior end of the embryo, segregating the germ line from the syncytium. Setelah divisi bentuk sel 10 tiang pada bagian belakang embrio, pemisahan garis kuman dari syncytium tersebut. Finally, after the 13th division cell membranes slowly invaginate, dividing the syncytium into individual somatic cells. Akhirnya, setelah pembelahan sel membran lambat 13 invaginate, membagi syncytium ke dalam sel somatik individu. Once this process is completed gastrulation starts. [ 21 ] Setelah proses ini selesai gastrulasi dimulai. [21]

Nuclear division in the early Drosophila embryo happens so quickly there are no proper checkpoints so mistakes may be made in division of the DNA . divisi Nuklir pada embrio Drosophila awal terjadi begitu cepat tidak ada pos-pos pemeriksaan yang sesuai sehingga kesalahan dapat dilakukan di divisi dari DNA . To get around this problem the nuclei which have made a mistake detach from their centrosomes and fall into the centre of the embryo (yolk sac) which will not form part of the fly. Untuk menyiasati masalah ini inti yang telah membuat kesalahan dari mereka melepaskan centrosomes dan jatuh ke tengah embrio (yolk sac) yang tidak akan merupakan bagian dari lalat itu.

The gene network (transcriptional and protein interactions) governing the early development of the fruit fly embryo is one of the best understood gene networks to date, especially the patterning along the antero-posterior (AP) and dorso-ventral (DV) axes (See under morphogenesis ). [ 21 ] Jaringan gen (transkripsi dan interaksi protein) yang mengatur awal perkembangan embrio lalat buah adalah salah satu jaringan gen terbaik dipahami saat ini, terutama pola sepanjang Antero-posterior (AP) dan Dorso-ventral (DV) sumbu (Lihat bawah morfogenesis ). [21]

The embryo undergoes well-characterized morphogenetic movements during gastrulation and early development, including germ-band extension, formation of several furrows, ventral invagination of the mesoderm, posterior and anterior invagination of endoderm (gut), as well as extensive body segmentation until finally hatching from the surrounding cuticle into a 1st-instar larva. Embrio baik ditandai mengalami morfogenetik gerakan selama gastrulasi dan pengembangan awal, termasuk-band ekstensi kuman, pembentukan beberapa alur-alur, invaginasi ventral mesoderm, dan invaginasi anterior posterior

Page 23: Identifikasi Lalat Buah. Nira

endoderm (usus), serta segmentasi tubuh yang ekstensif sampai akhirnya menetas dari kutikula sekitarnya menjadi larva instar-1.

During larval development, tissues known as imaginal discs grow inside the larva. Imaginal discs develop to form most structures of the adult body, such as the head, legs, wings, thorax and genitalia. Dalam perkembangannya larva, jaringan yang dikenal sebagai disc imajinal tumbuh di dalam larva. imaginal cakram mengembangkan untuk membentuk sebagian besar struktur tubuh orang dewasa, seperti kepala, kaki, sayap, dada dan alat kelamin. Cells of the imaginal disks are set aside during embryogenesis and continue to grow and divide during the larval stages - unlike most other cells of the larva which have differentiated to perform specialized functions and grow without further cell division. Sel dari disk imajinal yang disisihkan selama embriogenesis dan terus tumbuh dan membagi selama tahap larva - tidak seperti sel-sel yang paling lain dari larva yang berbeda untuk melakukan fungsi-fungsi khusus dan tumbuh tanpa pembelahan sel lebih lanjut. At metamorphosis, the larva forms a pupa , inside which the larval tissues are reabsorbed and the imaginal tissues undergo extensive morphogenetic movements to form adult structures. Pada metamorfosis, larva membentuk pupa , di dalam jaringan larva yang diserap dan jaringan imajinal mengalami gerakan morfogenetik luas untuk membentuk struktur dewasa.

[ edit ] Immunity [ sunting ] Imunitas

The D. D. melanogaster immune system can be divided into two responses: humoral and cell-mediated. sistem kekebalan melanogaster dapat dibagi menjadi dua tanggapan: humoral dan sel-dimediasi. The former is a systemic response mediated through the Toll and imd pathways, which are parallel systems for detecting microbes. D. Yang pertama merupakan respon sistemik dimediasi melalui tol dan jalur IMD, yang sistem paralel untuk mendeteksi mikroba. D. melanogaster has a "fat body" which is thought to be homologous to the human liver. melanogaster memiliki lemak tubuh "" yang dianggap homolog ke hati manusia. It is the primary secretory organ and produces antimicrobial peptides . Ini adalah organ sekretori primer dan menghasilkan peptida antimikrobial . These peptides are secreted into the hemolymph and bind infectious bacteria, killing them by forming pores in their cell walls . Peptida ini juga dikeluarkan ke dalam hemolymph dan mengikat bakteri menular, membunuh mereka dengan membentuk pori-pori di mereka dinding sel . Years ago many drug companies wanted to purify these peptides and use them as antibiotics. Tahun lalu perusahaan obat banyak yang ingin memurnikan peptida tersebut dan menggunakannya sebagai antibiotik.

[ edit ] Behavioral genetics and neuroscience [ sunting ] genetika perilaku dan neuroscience

In 1971, Ron Konopka and Seymour Benzer published "Clock mutants of Drosophila melanogaster ", a paper describing the first mutations that affected an animal's behavior. Pada tahun 1971, Ron Konopka dan Seymour Benzer diterbitkan "mutan Drosophila melanogaster Jam", kertas menggambarkan pertama mutasi yang mempengaruhi perilaku hewan yang. Wild-type flies show an activity rhythm with a frequency of about a day (24

Page 24: Identifikasi Lalat Buah. Nira

hours). Wild-jenis lalat menunjukkan irama aktivitas dengan frekuensi kira sehari (24 jam). They found mutants with faster and slower rhythms as well as broken rhythms - flies that move and rest in random spurts. Mereka menemukan mutan dengan ritme lebih cepat dan lebih lambat serta irama patah - lalat yang bergerak dan beristirahat di spurts acak. Work over the following 30 years has shown that these mutations (and others like them) affect a group of genes and their products that comprise a biochemical or biological clock . Bekerja selama 30 tahun berikutnya menunjukkan bahwa mutasi ini (dan lain-lain seperti mereka) mempengaruhi sekelompok gen dan produk mereka yang terdiri dari sebuah biokimia atau jam biologis . This clock is found in a wide range of fly cells, but the clock-bearing cells that control activity are several dozen neurons in the fly's central brain. Jam ini ditemukan dalam berbagai sel terbang, tetapi sel jam-bantalan bahwa aktivitas kontrol neuron beberapa lusin pusat otak lalat.

Since then, Benzer and others have used behavioral screens to isolate genes involved in vision, olfaction, audition, learning/memory, courtship, pain and other processes, such as longevity. Sejak itu, Benzer dan lain-lain telah menggunakan layar perilaku untuk mengisolasi gen yang terlibat dalam visi, Penciuman, audisi, belajar / memori, pacaran, rasa sakit dan proses lainnya, seperti umur panjang.

The first learning and memory mutants ( dunce , rutabaga etc.) were isolated by William "Chip" Quinn while in Benzer's lab, and were eventually shown to encode components of an intracellular signaling pathway involving cyclic AMP , protein kinase A and a transcription factor known as CREB. Pembelajaran pertama dan mutan memori (bodoh, rutabaga dll) diisolasi oleh William "Chip" Quinn's laboratorium sementara di Benzer, dan akhirnya ditunjukkan untuk menyandikan komponen dari jalur sinyal intraselular yang melibatkan AMP siklik , protein kinase A dan faktor transkripsi diketahui sebagai CREB. These molecules were shown to be also involved in synaptic plasticity in Aplysia and mammals. Molekul-molekul yang akan ditampilkan secara juga terlibat dalam plastisitas sinaps di Aplysia dan mamalia.

Male flies sing to the females during courtship using their wing to generate sound, and some of the genetics of sexual behavior have been characterized. Pria lalat bernyanyi dengan perempuan selama pacaran dengan sayap mereka untuk menghasilkan suara, dan beberapa genetika perilaku seksual telah ditandai. In particular, the fruitless gene has several different splice forms, and male flies expressing female splice forms have female-like behavior and vice-versa. Secara khusus, tanpa hasil yang berbeda bentuk gen memiliki beberapa sambatan, dan laki-laki lalat mengekspresikan sambatan wanita memiliki bentuk seperti perilaku perempuan dan sebaliknya.

Furthermore, Drosophila has been used in neuropharmacological research, including studies of cocaine and alcohol consumption. Selain itu, Drosophila telah digunakan dalam penelitian neuropharmacological, termasuk studi kokain dan konsumsi alkohol.

Page 25: Identifikasi Lalat Buah. Nira

[ edit ] Vision [ sunting ] Visi

Stereo images of the fly eye Gambar stereo pada mata lalat

The compound eye of the fruit fly contains 760 unit eyes or ommatidia , and are one of the most advanced among insects. Para mata majemuk dari mata lalat buah berisi 760 unit atau ommatidia , dan salah satu yang paling maju di antara serangga. Each ommatidium contains 8 photoreceptor cells (R1-8), support cells, pigment cells, and a cornea. Setiap ommatidium mengandung sel-sel fotoreseptor 8 (R1-8), sel dukungan, sel pigmen, dan kornea seorang. Wild-type flies have reddish pigment cells, which serve to absorb excess blue light so the fly isn't blinded by ambient light. Wild-jenis lalat memiliki sel pigmen kemerahan, yang berfungsi untuk menyerap cahaya biru kelebihan sehingga terbang tidak dibutakan oleh cahaya ambient.

Each photoreceptor cell consists of two main sections, the cell body and the rhabdomere . Setiap sel fotoreseptor terdiri dari dua bagian utama tubuh sel dan rhabdomere . The cell body contains the nucleus while the 100-μm-long rhabdomere is made up of toothbrush-like stacks of membrane called microvilli . Badan sel berisi inti sementara-μm-panjang rhabdomere 100 adalah terdiri dari tumpukan-seperti sikat gigi yang disebut membran mikrovili . Each microvillus is 1–2 μm in length and ~60 nm in diameter. [ 22 ] The membrane of the rhabdomere is packed with about 100 million rhodopsin molecules, the visual protein that absorbs light. Setiap microvillus 1-2 μm panjang dan ~ 60 nm dalam diameter. [22] The membran rhabdomere ini dikemas dengan sekitar 100 juta rhodopsin molekul, protein visual yang menyerap cahaya. The rest of the visual proteins are also tightly packed into the microvillar space, leaving little room for cytoplasm . Sisanya protein visual juga erat dikemas ke dalam ruang microvillar, meninggalkan sedikit ruang untuk sitoplasma .

The photoreceptors in Drosophila express a variety of rhodopsin isoforms . The fotoreseptor di Drosophila mengungkapkan berbagai rhodopsin isoform . The R1-R6 photoreceptor cells express Rhodopsin1 (Rh1) which absorbs blue light (480 nm). Sel-sel fotoreseptor R1-R6 mengungkapkan Rhodopsin1 (Rh1) yang menyerap cahaya biru (480 nm). The R7 and R8 cells express a combination of either Rh3 or Rh4 which absorb UV light (345 nm and 375 nm), and Rh5 or Rh6 which absorb blue (437 nm) and green (508 nm) light respectively. sel yang R7 dan R8 mengungkapkan kombinasi baik atau Rh4 Rh3 yang menyerap sinar UV (345 nm dan 375 nm), dan Rh5 atau Rh6 yang menyerap biru (437 nm) dan hijau (508 nm) lampu masing-masing. Each rhodopsin molecule consists of an opsin protein covalently linked to a carotenoid chromophore, 11-

Page 26: Identifikasi Lalat Buah. Nira

cis-3-hydroxyretinal. [ 23 ] Setiap molekul rhodopsin terdiri dari protein opsin kovalen dihubungkan dengan karotenoid kromofor, 11-cis-3-hydroxyretinal. [23]

Expression of Rhodopsin1 (Rh1) in photoreceptors R1-R6 Ekspresi Rhodopsin1 (Rh1) dalam fotoreseptor R1-R6

As in vertebrate vision , visual transduction in invertebrates occurs via a G protein-coupled pathway. Seperti dalam visi vertebrata , transduksi visual dalam invertebrata terjadi melalui protein-coupled jalur G. However, in vertebrates the G protein is transducin, while the G protein in invertebrates is Gq (dgq in Drosophila ). Namun, dalam vertebrata yang protein G adalah transducin, sedangkan protein G dalam invertebrata adalah GQ (dgq di Drosophila). When rhodopsin (Rh) absorbs a photon of light its chromophore, 11-cis-3-hydroxyretinal, is isomerized to all-trans-3-hydroxyretinal. Ketika rhodopsin (Rh) menyerap foton cahaya kromofor nya, 11-cis-3-hydroxyretinal, adalah isomerized untuk semua-trans-3-hydroxyretinal. Rh undergoes a conformational change into its active form, metarhodopsin. Rh mengalami perubahan konformasi ke dalam bentuk aktif, metarhodopsin. Metarhodopsin activates Gq, which in turn activates a phospholipase Cβ (PLCβ) known as NorpA. [ 24 ] Metarhodopsin mengaktifkan GQ, yang pada gilirannya mengaktifkan fosfolipase Cβ (PLCβ) dikenal sebagai NorpA. [24]

PLCβ hydrolyzes phosphatidylinositol (4,5)-bisphosphate (PIP 2 ), a phospholipid found in the cell membrane , into soluble inositol triphosphate (IP 3 ) and diacylgycerol (DAG), which stays in the cell membrane. Hidrolisis PLCβ phosphatidylinositol (4,5)-bisphosphate (PIP 2), suatu fosfolipid ditemukan di membran sel , menjadi larut inositol trifosfat (IP 3) dan diacylgycerol (DAG), yang tinggal di dalam selaput sel. DAG or a derivative of DAG causes a calcium selective ion channel known as TRP (transient receptor potential) to open and calcium and sodium flows into the cell. DAG atau turunan dari DAG menyebabkan kalsium selektif saluran ion dikenal sebagai TRP (potensial reseptor fana) untuk membuka dan kalsium dan natrium mengalir ke sel. IP 3 is thought to bind to IP 3 receptors in the subrhabdomeric cisternae, an extension of the endoplasmic reticulum , and cause release of calcium, but this process doesn't seem to be essential for normal vision. [ 24 ] IP 3 diduga berikatan dengan IP 3 reseptor di cisternae subrhabdomeric,

Page 27: Identifikasi Lalat Buah. Nira

merupakan perpanjangan dari retikulum endoplasma , dan menyebabkan pelepasan kalsium, namun proses ini tampaknya tidak menjadi penting untuk penglihatan normal. [24]

Calcium binds to proteins such as calmodulin (CaM) and an eye-specific protein kinase C (PKC) known as InaC. Kalsium mengikat protein seperti kalmodulin (CAM) dan mata-spesifik protein kinase C (PKC) yang dikenal sebagai InaC. These proteins interact with other proteins and have been shown to be necessary for shut off of the light response. Protein ini berinteraksi dengan protein lain dan telah terbukti diperlukan untuk menutup dari respon cahaya. In addition, proteins called arrestins bind metarhodopsin and prevent it from activating more Gq. Selain itu, protein yang disebut arrestins metarhodopsin mengikat dan mencegahnya dari mengaktifkan lebih GQ. A sodium-calcium exchanger known as CalX pumps the calcium out of the cell. A -kalsium exchanger natrium pompa dikenal sebagai kapur kalsium keluar dari sel. It uses the inward sodium gradient to export calcium at a stoichiometry of 3 Na + / 1 Ca ++ . [ 25 ] Ia menggunakan ke dalam gradien natrium untuk mengekspor kalsium pada stoikiometri dari 3 Na + / 1 + + Ca. [25]

TRP, InaC, and PLC form a signaling complex by binding a scaffolding protein called InaD. TRP, InaC, dan PLC membentuk kompleks sinyal oleh sebuah mengikat protein perancah disebut InaD. InaD contains five binding domains called PDZ domain proteins which specifically bind the C termini of target proteins. InaD berisi lima domain mengikat disebut domain PDZ protein yang secara khusus mengikat protein C Termini target. Disruption of the complex by mutations in either the PDZ domains or the target proteins reduces the efficiency of signaling. Gangguan kompleks dengan mutasi baik dalam domain PDZ atau protein target mengurangi efisiensi sinyal. For example, disruption of the interaction between InaC, the protein kinase C, and InaD results in a delay in inactivation of the light response . Misalnya, gangguan interaksi antara InaC, protein kinase C, dan hasil InaD dalam keterlambatan dalam inaktivasi dari respon cahaya .

Unlike vertebrate metarhodopsin, invertebrate metarhodopsin can be converted back into rhodopsin by absorbing a photon of orange light (580 nm). Tidak seperti metarhodopsin vertebrata, invertebrata metarhodopsin dapat dikonversikan kembali ke rhodopsin dengan menyerap sebuah foton cahaya orange (580 nm).

Approximately two-thirds of the Drosophila brain is dedicated to visual processing. [ 26 ] Although the spatial resolution of their vision is significantly worse than that of humans, their temporal resolution is approximately ten times better. Sekitar dua pertiga dari otak Drosophila didedikasikan untuk pemrosesan visual. [26] Meskipun resolusi spasial visi mereka secara signifikan lebih buruk dari manusia, mereka resolusi temporal adalah sekitar sepuluh kali lebih baik.

Page 28: Identifikasi Lalat Buah. Nira

genetika: siklus hidup Drosophila melanogasterLompat ke Komentar

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan

1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.2. Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.3. Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila melanogaster.

I.2 Teori Dasar

Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan

di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam

kajian genetika dan perilaku hewan.

Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):

Kingdom Animalia

Phyllum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Diptera

Famili Drosophilidae

Genus Drosophila

Spesies Drosophila

melanogaster

Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha

(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks)

dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari

bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).

Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri

segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala,

thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini

mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral

Page 29: Identifikasi Lalat Buah. Nira

(punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam

telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan

sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan

memicu struktur yang khas dari setiap segmen.

Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:

1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.

1. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.

1. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.2. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.3. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.4. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.5. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris

hitam6. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;

Metamorfosis pada Drosophila

termasuk metamorfosis sempurna, yaitu

dari telur – larva instar I – larva instar II –

larva instar III – pupa – imago. Fase

perkembangan dari telur Drosophila

melanogaster dapat dilihat lebih jelas

pada gambar di bawah ini.

Perkembangan dimulai segera

setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari

dua periode. Pertama, periode embrionik

di dalam telur pada saat fertilisasi sampai

pada saat larva muda menetas dari telur

dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih

24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva

tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase

Jantan Betina

1. Ukuran tubuh

lebih kecil dari

betina

1. Ukuran tubuh

lebih besar

dari jantan

2. Sayap lebih

pendek dari

sayap betina

2. Sayap lebih

panjang dari

sayap jantan

3. Terdapat sisir

kelamin (sex

comb)

3. Tidak terdapat

sisir kelamin

(sex comb)

4. Ujung abdomen

tumpul dan

lebih hitam

4. Ujung abdomen

runcing

Page 30: Identifikasi Lalat Buah. Nira

seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan

secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan

di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah

menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan

50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia,

2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang

mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan

di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang

keras dari telur tersebut (Borror, 1992).

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan

menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada

trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan

posterior (Silvia, 2003).

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk

mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas

dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut

instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit

pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut

hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga

siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke

atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak.

Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose

pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :

dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa,

dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat

banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva

yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue

dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan

seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula

menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4.

Page 31: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.

Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada

stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva

berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan

dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult

(sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk

perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).

Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9

hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya

belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam

dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah

jantan.

Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.

Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang

dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi

dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup

Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:

Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.

Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat

akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu

rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus

hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C,

lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

Ketersediaan Media Makanan

Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun

apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan

akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa

berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa.

Page 32: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur.

Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang

dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak

terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun

sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila

melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu

padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila

kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi

telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.

Intensitas Cahaya

Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan

akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

BAB II

METODE KERJA

II.1 Alat dan Bahan

A L A T B A H A N

Botol berisi medium dengan sumbat busa

Kantong plastik

Drosophila melanogaster

Buah-buahan yang membusuk

II.2 Metode Kerja

1. Menangkap Lalat Buah

Lalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buah-

buahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik kosong.

Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam plastik, lalat buah

dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang tertangkap makin baik,

Page 33: Identifikasi Lalat Buah. Nira

karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya lalat betina dan memperkecil

kemungkinan adanya kontaminasi oleh jamur. Kemudian botol disimpan di

tempat teduh.

2. Memelihara Lalat Buah

Lalat buah dipelihara didalam botol berisi media. Media yang digunakan dibuat

dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media berisi lalat buah ini

sebaiknya disimpan ditempat yang teduh.

Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media dengan membuang bagian

yang terkontaminasi dan sedikit daerah disekitarnya menggunakan sendok.

Kultur dapat juga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan

sumbat busa sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah,masukkan

kertas saring kedalam botol media tersebut.

3. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah

Tempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat

dalam lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah kemudian diamati

paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan

tertentu, tanggal dan jam pengamatan dicatat. Bila pupa pertama telah muncul,

lalat buah parental harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan

dilanjutkan sampai lalat buah dewasa pertama muncul.

BAB III

HASIL PENGAMATAN

Siklus Hidup Lalat Buah

Tanggal lalat buah parental dimasukkan ke dalam botol : 9 September 2008

Tanggal lalat buah parental dikeluarkan dari botol : 19 September 2008

Temperatur rata-rata : ± 25°C

T a b e l P e n g a m a t a n

Page 34: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Pertama

muncul

Ukuran (mm) dan

hasil pengamatan

lainnya

Umur

(hari/jam)Foto

Telur

berwarna putih

dengan ukuran

kurang lebih 0.5 mm,

terlihat seperti titik

± 19 jam

Larva

Instar I

berwarna putih,

bersegmen,

berbentuk seperti

cacing, motil

2 hari

Larva

Instar II

ukuran lebih besar

dibanding larva

instar I, terlihat

adanya warna

kehitaman pada

bagian anterior larva

(mulut

larva) ,menggali

dengan mulut

tersebut

3 hari

Larva

Instar III

Mulut hitam terlihat

jelas berbentuk

sungut, bergerak

lebih aktif, ukuran

menjadi lebih besar

4 hari

Prepupa Tidak ada

pergerakan, muncul

selaput yang

mengelilingi larva,

6 hari

Page 35: Identifikasi Lalat Buah. Nira

tubuhnya memendek

Pupa

Kutikula menjadi

keras dan

berpigmen, tidak

bergerak (diam)

7 hari

Imago

Ukuran relatif kecil

dan kurus, berwarna

pucat, dan sayap

belum terbentang

10 hari

BAB IV

PEMBAHASAN

Orang pertama yang menggunakan Lalat buah (Drosophila melanogaster)

sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil

menemukan “pautan seks” dan “gen rekombinan”. Ada beberapa keuntungan

sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik, di

antaranya :

1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.

2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.

3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant Chromosme”. kromosom ini

terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.

6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.

7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).

Pada pengamatan ini, praktikan mengganti media di dalam botol media. Lalat

yang telah dimasukkan ke dalam botol media, mati hanya dalam waktu beberapa

Page 36: Identifikasi Lalat Buah. Nira

jam saja. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaklayakan media yang pertama kali

diberikan. Karena telah dicampur beberapa bahan untuk mencegah kontaminasi

mutan lain seperti bakteri, tungau, atau jamur. Alkohol yang berasal dari bahan anti

jamur menyebabkan lalat tidak dapat bertahan lama.

Media dalam botol akhirnya diganti dengan pisang ambon bulu busuk yang

dilumatkan. Kemudian, lalat dimasukkan ke dalam botol media pada pukul 09.00.

Jumlah lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 13 ekor. Pada tanggal

10 september 2008 pukul 04.00 mulai ditemukan beberapa bercak-bercak putih.

Menurut literatur, bercak-bercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm tersebut tidak

lain adalah telur dari Drosophila melanogaster. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga

mulai muncul larva instar 1 setelah 2 hari. Larva instar 1 berukuran kurang lebih

0.5 mm, berwarna putih, dan terlihat adanya pergerakan (motil). Perubahan

berikutnya terlihat saat larva instar 1 mulai membesar ukurannya pada hari ke 3,

inilah yang disebut larva instar 2. Selain itu, pergerakannya terlihat lebih aktif

dibanding larva instar 1. Saat mengamati munculnya larva instar 2, terlihat adanya

kontaminasi jamur. Hari berikutnya, ukuran larva makin bertambah besar dan fase

larva instar 3 mulai muncul. Pergerakan larva ini aktif di atas media maupun di

dinding botol. Saat pengamatan larva instar 3, media di dalam botol mengalami

kenaikan permukaan akibat gas yang menekan di bagian dasar. Gas tersebut

diperkirakan dari adanya hasil fermentasi oleh jamur yang tumbuh di sekitar

permukaan media. Namun setelah larva berubah menjadi larva instar 3, jamur yang

ada di permukaan media menghilang. Larva-larva tersebut yang memakan jamur

yang tumbuh di atas permukaan media. Namun, setelah hilangnya jamur bagian

dasar media mulai berair. Selanjutnya, larva instar 3 mulai melakukan pergerakan ke

bagian atas botol, mengurangi pergerakannya dan diam menempel pada bagian

dinding atas botol. Larva instar 3 ini mulai akan berubah menjadi prepupa yang

berwarna putih. Prepupa kemudian berubah menjadi fase pupa. Dan imago pun

akhirnya muncul setelah 10 hari lamanya.

Waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk pergiliran yang dilakukan

praktikan 2 adalah 8 hari. Lamanya perubahan telur menjadi imago dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan (rendah, ideal atau tinggi) dan perlakuan

yang diberikan masing-masing praktikan seperti pemberian intensitas cahaya (botol

diletakkan di tempat gelap atau terang).

Dalam mengembangbiakkan Drosophila melanogaster dalam botol medium

teramati adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium buah pisang

Page 37: Identifikasi Lalat Buah. Nira

ambon bulu busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media semakin

membusuk. Selain itu, beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang cukup

lembab (di dalam lemari). Namun, setelah beberapa waktu dilakukan pengamatan

kembali, jamur yang tumbuh di atas medium buah tersebut menghilang karena

Drosophila memakan jamur yang tumbuh dalam medium buah dalam botol. Hal ini

memperlihatkan bahwa Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang

umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada

buah.

Pada pengamatan, praktikan perlu mengetahui dan mempelajari siklus

hidup Drosophila melanogaster sebelumnya. Dengan mempelajari siklus hidupnya,

akan lebih mudah untuk diamati fase-fase pergiliran keturunannya dan mudah

diamati proses penurunan sifatnya. Genom Drosophila memiliki kemiripan 77%

dengan genom pada manusia, hal ini yang menyebabkan Drosophila melanogaster

sebagai model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu, juga dapat diaplikasikan untuk

meningkatkan jangka hidup manusia dan mempelajari mortalitas manusia.

BAB V

SIMPULAN

1. Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah; telur – larva

instar I – larva instar II – larva instar III – prepupa – pupa – imago

2. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1

hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2 hari, dan pupa 3 hari. Lama siklus hidup

lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 10 hari.

Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan

termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.

3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan berada

pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25°C. Selain itu, perlu diperhatikan

ketersediaan media makanannya. Jumlah Drosophila melanogaster yang dimasukkan

ke dalam botol cukup beberapa pasang saja sehingga memberikan ruang pada

Drosophila melanogaster untuk hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di

tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar intensitas

cahayanya.

http://zarzen.wordpress.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/

Page 38: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Senin, 17 Mei 2010

Drosophila melanogaster ( Lalat Buah )

Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian Genetika

adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan seks. Spesies

lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak

berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah

serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan

ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu.

Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi  organisme yang cocok sekali untuk

kajian-kajian genetik.

Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster  (Borror,1992) :

Kingdom           Animalia

Phyllum             Arthropoda

Kelas                  Insecta

Ordo                  Diptera

Famili                 Drosophilidae

Page 39: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Genus                Drosophila

Spesies               Drosophila melanogaster

  Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah (Drosophila melanogaster) sehingga banyak

dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya :

1.    Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena

makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup

kuat. Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan dalam botol

medium, mediumnya dapat terdiri dari :

  Molase

  Agar Molase

  Agar Pisang

  Campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan perbandingan 6:1

     Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran

antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan untuk

pemeliharaan.

2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat

menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam  12 hari.

3.    Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.

4.    Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah

yang besar.

5.    Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki "Giant Chromosme”.

kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari

kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.

6.    Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat

keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila

melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena

adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.

7.    Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya

mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa (imago)

LALAT BUAH

Page 40: Identifikasi Lalat Buah. Nira

a.    Penampilan

Panjang 3 mm

Berwarna kunig coklat atau berbintik-bintik dengan mata merah terang

Perut menggelatung saat terbang , sehingga jadi lambat

Cenderung melayang

b.    Siklus hidup

Berkembang menjadi dewasa dalam 7-10 hari

Dewasa hidup selama 2-9 minggu

c.    Pola hidup

Melakukan perkembangbiakan pada sisa sisa buah dan sayur

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:hEUZdXGkflQJ:ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/drosophila-melanogaster-lalat-buah.html+karakter+lalat+buah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Page 41: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah (Drosophila melanogaster) sehingga banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya :1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari :o Molaseo Agar Molaseo Agar Pisango Campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan perbandingan 6:1Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan untuk pemeliharaan.2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki "Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa (imago).

Drosophila melanogaster mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. ( Borror, 1992 ). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. ( Silvia, 2003 ). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. ( Borror, 1992 ).Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. ( Borror, 1992 )Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. ( Silvia, 2003 )Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan

Page 42: Identifikasi Lalat Buah. Nira

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago ( fase seksual dengan perkembangan pada sayap ). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa. ( Silvia, 2003 ).Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. ( Silvia, 2003 ).Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva ( instar ketiga ) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayp ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit ( molting ) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.( Ashburner, 1985 )Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan sperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk puypa ( kepompong ).Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium ( bentuk terluar pupa ) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa.( Ashburner, 1985 )Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult ( sebelum dewasa ) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa.( Silvia, 2003 )Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina kan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.

Page 43: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Posted August 17th, 2008 by ghostrecon Biologi Umum

DROSOPHILA MELANOGASTER:Pengamatan Siklus Hidup, Morfologi, Determinasi Jenis, Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila, dan Persilangan Monohibrid Drosophila.

TUJUAN1. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila melanogaster? Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila? Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila? Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila

2. Pengamatan Morfologi dan Determinasi Drosophila melanogaster? Mengetahui morfologi Drosophila melanogaster secara umum? Dapat membedakan Drosophila melanogaster jantan dan betina? Dapat mengetahui perbedaan dan ciri khas dari setiap strain Drosophila melanogaster

3. Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila melanogaster? Mendapatkan keterampilan memperoleh kromosom dari kelenjar ludah Drosophila melanogaster? Mengetahui bentuk kromosom Drosophila melanogaster

4. Pengamatan Persilangan Monohibrid Drosophila melanogaster? Mengetahui keturunan hasil persilangan monohibrid pada Drosophila melanogaster? Menguji/membuktikan kebenaran hukum Mandel I

LANDASAN TEORIDrosophila melanogaster meupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks), seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa), suku Drosophilidae, Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku drosophilidae (Wheeler, 1981). Drosophila melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah Drosophila melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta, hypocausta, imigran, dll.Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segemn ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan keduaporos ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah

Page 44: Identifikasi Lalat Buah. Nira

fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.Drosophila memiliki warna tubuhkuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. betina memilki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina. pada jantan, bagian tubuh belakang lebih gelap. pada Drosophila yang liar memilki mata berwarna merah. Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster antara lain :1. Berukuran kecil, antara 3-5 mm2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.3. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.4. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung5. Mata berwarna merah

Gambar 3. Sketsa perbedaan morfologi Drosophila jantan dan betinaSetiap jenis Drosophila melanogaster khususnya jantan memiliki susunan yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Periode dari pengembangan Drosophila melanogaster bervariasi antara lain temperatur, umumnya semua jenis berdarah dingin. Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari perkembangannya adalah 50 hari. betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya, dimasukkan ke dalam sebuag kantung atau material organik lain. panjnag telur sekitar 0.5 millimetres akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari pada suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II & III, hal tersebut terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama masa ini, mereka akan mikroorganime yang menguraikan buah. Kemudian larva dibungkus oleh kapsul yang disebut puparium, puparium ini berfungsi melindungi pupa lalat buah dari gannguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut akanmengalami metamorfosis selama 5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.Perkawinan pertama lalat buah betina terjadi 12 jam setelah ”emergence”. Betina menyimpan sperma dari jantan yang telah mengawininya. Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujunganterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).Metamorfosis pada Drosophila termausk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur - larva instar I - larva instar II - larva instar III -pupa - imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada table di bawah ini.

Page 45: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Gambar perbedaan fase pada Drosophila

Genom Drosophila terdiri atas 4 pasang kromosom, psanagn X/Y dan tiga autosom yang berlabel 2, 3, dan 4. Kromosom yang keempat berukuran sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Genom terdiri atas 165 juta rantai basa dan kira-kira 14.000 gen.

ALAT DAN BAHAN1. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila melanogasterAlat : Botol selai dan tutup busa steril, dan MikroskopBahan : Drosophila melanogaster dan Media (makanan) Drosophila melanogaster

2. Pengamatan Morfologi dan determinasi Drosophila melanogasterAlat : Cawan petri, mikroskop, dan kuasBahan : Drosophila melanogaster , dan Chlorofom

3. Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila melanogasterAlat : Object glass dan cover glass, pipet, mikroskop, dan jarumBahan : Drosophila melanogaster, Larutan ringer, aquades, acetic acid, dan larutan osein.4. Pengamatan Persilangan Monohibrid Drosophila melanogasterAlat : Botol selai dan tutup busa steril, cawan petri, dan kuas.Bahan : Drosophila melanogaster strain white ? dan wild-type ?, chloroform.

CARA KERJA1. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila melanogastera. Masukkan Drosophila dalam botol kulturb. Amati perubahan yang terjadi pada medium dan catat saat terjadinya telur, larva, pupa, dan imago.c. Pengamatan dilakukan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali

2. Pengamatan Morfologi dan Dterminasi Drosophila melanogastera. Ambil beberapa lalat dari botol kultur dan pindahkan dalam cawan petri yang dilengkapi kapas yang ditetesi eter, lakukan pembiusan sekitar 30 detik.b. Lalat yang sudah dalam keadaan pingsan selama 30-60 detik diamati di bawah mikroskop, bila pengamatan belum selesai lalat sudah sadar dapat dimasukkan kembali ke dalam cawan Petri.c. Lakukan pengamatan tentang:- Jenis kelamin : jantan atau betina- Mata majemuk : bentuk, ukuran dan warna- mata oceli : 3 mata tunggal pada bagian atas kepala- sungut : bentuk dan cabang-cabangnya- kepala- thorax : warna dasar- abdomen : garis-garis hitam pada segmen abdomen- sayap : bentuk, panjang, warna dan posisid. Bandingkan dengan Drosophila strain lain, amati ciri khas masing-masing straine. Gambarkan hasil pengamatan saudara

Page 46: Identifikasi Lalat Buah. Nira

3. Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila melanogastera. Keluarkan larva Drosophila dari media kultur dan letakkan dalam cawan petri berisi aquadestb. Ambil larva dan letakkan di atas object glass yang telah ditetesi larutan ringerc. Dengan menggunakan dua buah jarum yang dipegang dengan kedua tangan, tusuk bagian anterior dan posterior larva kemudian tarik secara berlawanan arah.d. Didapatkan kelenjar ludah dari bagian anterior larva. Bersihkan lemak yang menempel pada kelenjar ludah, bila ada, dengan menggunakan jarum.e. Letakkan kelenjar ludah di atas object glass yang telah ditetesi acetic acid dan diamkan selama 2-3 menit dalam keadaan tertutup cover glass.f. Pegang object glass dengan satu tangan dan ketukkan tangan dengan tangan sebelahnya. Lalu letakkan object glass pada meja dan ketu-ketukkan tepi object glass dengan pinset.g. Taruh object glass di selipan tisu untuk mengeringkan larutan yang keluarh. Dengan kertas isap pada ujung object glass, tetesi object glass dengan larutan osein pada ujung lainnya. Lalu diamkan selama 30-60 menit.i. Amati kromosom di bawah mikroskop.

4. Pengamatan Persilangan Monohibrid Drosophila melanogastera. Kosongkan botol biakan mutan dan normal yang akan disilangkanb. Sebelum 8 jam pilihlah dan kawinkan 20 ekor lalat betina dari biakan mutan dan 20 ekor lalat jantan dari biakan normal dalam botol biakkan baru.c. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur, larva, pupa, bila pupa telah berpigmentasi semua imago (p) dikeluarkan.d. Imago baru (F1) yang keluar dipindahkan ke dalam botol biakkan baru, jumlahnya kurang lebih 20 pasang. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur, larva, pupa.e. Bila dalam botol telah terdapat pupa berpigmentasi, keluarkan semua imago (F1)f. Amati dan lakukan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan Chi Square

HASIL PENGAMATAN1. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila melanogasterStadium Perkembangan Lama HariTelur

Larva (instar 1)

Larva (instar 2)

Larva (instar 3)

Prepupa

Pupa

Imago

Page 47: Identifikasi Lalat Buah. Nira

1 hari

1 hari

1 hari

2 hari

1 hari

4 hari

2. Pengamatan Morfologi dan determinasi Drosophila melanogaster

Tabel ciri-ciri morfologis Drosophila melanogaster

Gambar Drosophila melanogaster Ciri morfologi- Mata majemuk:bentuk bulat agak elipswarna merah- Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala- Terdapat sungut yang bercabang- Kepala berbentuk elips- Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih- Abdomen :Jumlah segmen limaWarna segmen garis hitam- Sayap :Warna transparanPanjangPosisi bermula dari thorax

Tabel ciri khas masing-masing strain

Jenis strain Cirri khasWild-type

Curly

EbonyBlackWhite

Miniatur

Dumphy

Page 48: Identifikasi Lalat Buah. Nira

- Drosophila normal- Warna mata majemuk merah- Ukuran tubuh normal- Sayap panjang, lurus- Warna tubuh coklat muda

Sayap melengkung/menggulung ke atas

Warna tubuh hitamWarna tubuh hitamWarna mata putihWarna tubuh keputihan

Ukuran tubuh kecil

Sayap tereduksi

3. Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila melanogaster

- ketika larva dimasukkan ke dalam cairan ringer di atas object glass, larva terlihat sedikit hancur (bagian kulit larva terlihat mengelupas)

- ketika larva ditusuk dan ditarik berlawanan, terlihat adanya kelenjar ludah yang berbentuk dua gelendong yang teruntai menjadi satu

- ketika kelenjar ludah ditetesi larutan osein, maka terlihat menjadi berwarna merah

- tidak terlihat bentuk kromosom Drosophila melanogaster dengan pengamatan di bawah mikroskop.

4. Pengamatan Persilangan Monohibrid Drosophila melanogaster

Tidak terjadi persilangan antara white dan wild-type sehingga tidak menghasilkan keturunan F1.

PEMBAHASAN1. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila melanogasterDrosophila melanogaster merupakan hewan yang seringkali dijadikan model dalam penelitian, sebagai objek penelitian. Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan alasan dijadikannya Drosophila sebagai model dalam penelitian, antara lain: Drosophila memiliki siklus hidup yang pendek yaitu berkisar antara 7 s.d 10 hari bergantung pada kondisi lingkungan termasuk suhu sekitar; Memiliki jumlah keturunan yang banyak; Memiliki banyak variasi sifat yang diturunkan; Jumlah kromosom yang sedikit (8 kromosom) sehingga memudahkan dalam pengontrolan; dan Memiliki nilai kepraktisan dan keekonomisan.Praktikum ini bertujuan untuk melihat lamanya siklus hidup Drosophila melanogaster

Page 49: Identifikasi Lalat Buah. Nira

serta mengetahui lama setiap tahapannya, telur, larva, pupa dan imago. Drosophila melanogaster merupakan hewan yang mengalami metamorfosa kompleks (holometabola). Hasil pengamatan terhadap Drosophila melanogaster strain wild-type memperlihatkan bahwa lama siklus Drosophila melanogaster yang kami kultur dari telur menjadi imago adalah selama 10 hari, dengan tahapan-tahapan antara lain: telur selama 1 hari, larva instar 1 selama 1 hari, larva instar 2 selama 1 hari, larva instar 3 selama 2 hari, prepupa selama 1 hari, pupa selama 4 hari dan menjadi imago setelah 10 hari.Telur Drosophila berwarna putih susu transparant dengan ukuran yang sangat kecil (kami tidak melakukan pengukuran), berbentuk elips, dengan antena panjang di bagian anteriornya. Setelah satu hari telur berubah menjadi larva instar satu, yaitu berbentuk seperti ulat dengan ukuran yang masih relatif kecil, motil. Umur larva instar satu adalah kurang lebih selama satu hari, kemudian berubah menjadi larva instar dua dengan ukuran yang membesar dan memanjang, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian anterior larva, bagian kehitaman itu adalah mulut larva. Drosophila berada dalam bentuk larva instar dua selama satu hari, kemudian larva Drosophila mengalami pembesaran menjadi lebih besar dari sebelumnya, dimana bagian tubuhnya menjadi terlihat lebih jelas karena lebih besar, warna kehitaman pada bagian anterior larva menjadi lebih terlihat jelas berbentuk sungut. Drosophila berada dalam bentuk larva instar tiga selama dua hari.Setelah melalui fase larva, Drosophila terlihat banyak berada pada dinding tabung/botol, mulai bergerak pelan dan ahirnya berdiam di satu tempat. Terlihat adanya selaput yang mengelilingi larva, inilah saatnya Drosophila dalam siklus hidupnya mengalami fase prepupa. Prepupa merupakan tahapan sebelum menjadi pupa seutuhnya, warna prepupa masih krem agak transparant. Masa prepupa hanya terjadi selama kurang lebih satu hari, kemudian prepupa mengalami perubahan warna menjadi lebih coklat, inilah yang dinamakan fase pupa. Pada fase prepupa dan masa pupa Drosophila terlihat tidak aktif , namun sesungguhnya di dalamnya sedang terjadi proses pembentukan organ-organ tubuh yang nantinya akan membentuk imago, sebuah insecta Drosophila melanogaster yang sempurna, dengan sayap, kepala, thorax, abdoment, kaki, mata majemuk dan mata oceli yang sempurna. Pada masa pupa juga terjadi peristiwa fagositosis, yaitu peristiwa pemakanan sel-sel tubuh larva tertentu sebagai sumber makanan dalam fase pupa. Pada fase akhir pupa, yaitu hari ke tiga fase pupa, terlihat bahwa Drosophila sudah membentuk bagian tubuh yang sempurna dan siap untuk menjadi imago, dan setelah fase pupa berakhir Drosophila menjadi imago yang sempurna.

2. Pengamatan Morfologi dan Determinasi Drosophila melanogasterPada pengamatan morfologi Drosophila yang telah dipingsankan dengan chlorofom diamati dengan menggunakan mikroskop. Untuk mendapatkan seluruh bagian tubuh Drosophila lalat dibolak-balik dengan menggunakan kuas. Pengamatan morfologi Drosophila mencakup jenis kelamin, mata majemuk, mata oceli, sungut, kepala, thorax, abdoment, dan sayap.Hasil pengamatan mendapatkan dua buah Drosophila dengan jenis kelamin yang berbeda, jantan dan betina. Perbedaan jenis kelamin ini secara morfologi terlihat dari bentuk pantat Drosophila, lalat jantan memiliki ujung posterior yang tumpul sedangkan lalat betina memiliki ujung posterior yang runcing. Ciri lainnya yang dapat membedakan jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran lalat betina.

Page 50: Identifikasi Lalat Buah. Nira

Pengamatan terhadap mata majemuk terlihat bahwa mata majemuk lalat Drosophila wild type memiliki mata yang berwarna merah erbentuk elips. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas di antara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat.Terlihat sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophila wild type memiliki panjang yang lebih panjang dari abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna transparant.Pengamatan determinasi dan pembedaan strain Drosophila satu dengan lainnya menunjukkan adanya perbedaan baik dari bentuk sayap, warna mata, warna tubuh, dan ukuran tubuh. Strain yang diamati pada praktikum ini antara lain: wild type, white, dumphy, curly, vestigeal, ebony, black, dan miniatur.Mutan Drosophila dari segi warna mata yaitu strain white yang memiliki warna mata yang putih, mutan Drosophila dari segi bentuk dan ukuran sayap adalah strain: dumphy yang memiliki sayap yang tereduksi, curly yang memiliki sayap yang melengkung ke atas, dan vestigeal yaitu lalat yang tidak memiliki sayap. Mutan Drosophila dari segi warna tubuh adalah ebony yang memiliki warna tubuh coklat, dan black yang memiliki warna tubuh hitam. Sedangkan mutan Drosophila dari segi ukuran tubuh adalah strain miniatur yang memiliki ukuran tubuh yang kecil.3. Pengamatan Kromosom dari Kelenjar Ludah Drosophila melanogasterPengamatan kromosom dari kelenjar ludah Drosophila bertujuan untuk mengetahui bentuk kromosom dari lalat Drosophila. Alasan mengapa kromosom lalat Drosophila diambil dari kelenjar ludah larva Drosophila instar tiga adalah karena pada kelenjar ludah tersebut terdapat giant chromosome sehingga akan memudahkan dalam pengamatan.Kelenjar ludah larva Drosophila berada pada bagian anterior larva, menyatu dengan mulut larva, oleh karenanya untuk mengambil kelenjar ludah tersebut digunakan dua jarum yang ditusukkan pada bagian anterior untuk menarik kelenjar ludah leluar, dan satu jarum lagi untuk merobek atau menahan tubuh larva. Kelenjar ludah terlihat seperti dua gelendong yang berhubungan/menyatu di bagian anterior, berwarna bening. Larva yang akan diambil kelenjar ludahnya diletakkan di atas object glass yang telah ditetesi larutan ringer. Dengan adanya larutan ringer terlihat bahwa tubuh larva menjadi rusak, sehingga mudah untuk dirobek dan diambil kelenjar ludahnya.Pengetuk-ketukan object glass berisi kelenjar ludah yang ditutup cover glass dimaksudkan agar sel menjadi rusak dan ahirnya kromosom dapat keluar dari sel. Larutan osein berguna sebagai pewarna kromosom, waktu yang digunakan setelah pentetesan adalah 30-60 menit dimaksudkan agar osein menyerap ke dalam kromosom sehingga kromosom dapat terlihat dengan jelas.Pengamatan kromosom di bawah mikroskop tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, karena kami tidak menemukan adanya kromosom Drosophila dalam sampel. Hal ini dapat disebabkan karena kekurang trampilan praktikan dalam melakukan pengamatan, atau dapat pula disebabkan karena terlalu rusaknya sel dan kromosom sehingga tidak terlihat adanya kromosom.4. Pengamatan Persilangan Monohibrid Drosophila melanogasterPraktikum ini dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran hukum mandel I. Persilangan dilakukan antara white jantan dengan wild type betina. Wild type betina yang diambil

Page 51: Identifikasi Lalat Buah. Nira

adalah betina yang masih virgin, yaitu betina yang baru berubah dari pupa menjadi imago yang berumur tidak lebih dari delapan jam. Hal ini sangat penting karena betina dapat menyimpan sel sperma di dalam tubuhnya, umur betina yang masih virgin tidak lebih dari delapan jam adalah agar menghindari kemungkinan betina tersebut telah dibuahi oleh pejantan. Sehingga keturunan yang dihasilkan diharapkan benar-benar berasal dari pejantan yang diharapkan.Praktikum ini selalu gagal dilakukan oleh praktikan disebabkan karena kekurang ahlian praktikan dalam menentukan jantan danbetina sehingga memakan waktu yang mengakibatkan lalat Drosophila terlalu lama dalam keadaan terbius yang akhirnya mati. Kesalahan juga disebabkan karena kesalahan dalam menggunakan pembius, dimana praktikan menggunakan alkohol dalam membius yang mengakibatkan Drosophila mati. Kesalahan lainnya adalah praktikan memasukkan lalat ke media persilangan dalam keadaan pingsan, dan sayap lalat mengenai media yang basah sehingga lengket pada media dan lalat tidak bisa bergerak lalu lama kelamaan mati karena kekurangan makanan.

KESIMPULAN• Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 10 hari.• Lama fase telur 1 hari, larva instar1 1 hari, larva instar 2 1 hari, larva instar 3 2 hari, prepupa 1 hari, dan pupa 4 hari.• Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan.• Drosophila melanogaster tipe wild type memiliki warna mata majemuk merah, dengan sayap yang panjang dan lurus melebihi abdomen, dengan posisi yang bermula dari thorax, abdoment bersegmen 5, warna tubuh coklat krem.• Ciri morfologi masing masing strain berbeda satu dengan lainnya disebabkan karena modifikasi pada bagian kromosom yang mengatur warna mata, bentuk tubuh, dan bentuk sayap.• Kromosom drosophila diambil dari kelenjar ludah karena didalamnya terdapat giant chromosome sehingga memudahkan untuk diamati.• Persilangan monohibrida dilakukan untuk menguji kebenaran hukum mandel I

JAWABAN PERTANYAAN1. adakah variasi dari lalat Drosophila yang saudara mati?Terdapat variasi dari Drosophila yang diamati dari bentuk sayap, ukuran tubuh, warna mata, warna tubuh.2. ciri apakah yang terbanyak, tebtukan persamaan dan perbedaan yang menonjol!Perbedaan dengan wild type: White (warna mata putih), Ebony (warna tubuh coklat), black (warna tubuh hitam), curly (bentuk sayap melengkung ke atas), vestigeal (sayap tereduksi)3. jelaskan perbedaan antara bagian-bagian tubuh Drosophila dengan Drosophila liar yang saudara amatiPerbedaan dengan wild type: White (warna mata putih), Ebony (warna tubuh coklat), black (warna tubuh hitam), curly (bentuk sayap melengkung ke atas), vestigeal (sayap tereduksi)

Page 52: Identifikasi Lalat Buah. Nira

4. Jenis Drosophila manakah yang paling banyak ditemukanDrosophila melanogaster5. bagaimana ciri-ciri Drosophila jantan dan betinaJantan BetinaUkuran tubuh lebih kecil dari betinaSayap lebih pendek dari betinaTerdapat sex combUjung abdomen tumpul Ukuran tubuh lebih besar dari jantanSayap lebih panjang dari sayap jantanTidak terdapat sex combUjung abdoment runcing

6. apakah yang terjadi bila betina yang saudara gunakan berumur lebih dari 8 jam?Betina sudah tidak vertil karena sudah dibuahi oleh pejantan, betina dapat menyimpan sperma dari pejantan di tubuhnya.7. apakah pada jantan harus berumur kurang dari 8 jam?Tidak harus, karena virginitas pada jantan tidak mempengaruhi hasil8. Apakah uji chi square telah menunjukkan perbandingan yang diharapkan?Persilangan monohibrida gagal dilakukan