identifikasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN
SOAL INVERS MATRIKS DI KELAS XI SMA NEGERI 3
PALANGKA RAYA
SKRIPSI
OLEH SUPIATI
ACA 115 066
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
i
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
INVERS MATRIKS DI KELAS XI SMA NEGERI 3
PALANGKA RAYA
SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangka Raya
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
SUPIATI
ACA 115 066
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya
(Q.S Al-Baqarah: 286)”.
Yang utama dari segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya
skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ibunda dan Ayahanda Tercinta Serta Saudara-Saudaraku
Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih tiada terhingga saya persembahkan karya kecil
ini kepada kedua orang tua saya Ayah Gujaji dan Ibu Kasmiatun serta saudara saya Dody Adhani dan
Istiarni Qori’ah yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang tiada mungkin dapat kubalas
hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Terimakasih atas
pengorbanan yang kalian lakukan untuk saya. Thank You So Much…
Dosen Pembimbing, Teruntuk Bapak Drs. H. M. Hamdani M.Pd dan Ibu Dra. Pancarita, M.Pd yang telah
dengan sabar membimbing saya selama proses penulisan skripsi.
My Best Friend’s, Teruntuk “Bebsquadku (Rahma, Mija, Elisa dan Devi)”. MalmingSquad (Novi, Lida,
Isma, Lisa, Umi dan Atul) Terima kasih atas persahabatan dan terimakasih sudah menemani dalam suka
dan duka.
Teman-teman program studi pendidikan matematika angkatan 2015 terimakasih atas inspirasi dan
kenangan saat bersama kalian.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vi
ABSTRAK
Supiati. 2019: Identifikasi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers
Matriks di Kelas XI SMA Negeri 3 Palangka Raya. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya. Pembimbing:
(I) Drs. H. M. Hamdani, M.Pd, (II) Dra. Pancarita, M.Pd.
Kata Kunci: Identifikasi, Kesalahan, Invers Matriks
Pada saat belajar siswa seringkali mengalami kesalahan dalam menyelesaikan
soal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks di kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya
serta (2) mengetahui faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal invers matriks di kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka
Raya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah 37 siswa kelas XI MIPA 3 dan dipilih 4 siswa
sebagai subjek wawancara. Pelaksanaan penelitian pada penelitian dimulai dari
bulan September 2019 – November 2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks pada umumnya terletak pada: (1) Kesalahan fakta,
kesalahanan yang dilakukan siswa yaitu tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya serta
tidak menuliskan simbol matriks“[ ]”. Faktor penyebabnya siswa tidak ingat menulis simbol-
simbol matematika yang ada pada invers matriks. (2) Kesalahan konsep, siswa kurang mampu
memahami materi prasyarat yaitu operasi matriks dan determinan matriks. Faktor
penyebabnya siswa tidak dapat mengingat materi yang diajarkan sebelumnya. (3) Kesalahan
operasi, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjumlahkan dan mengalikan dengan benar
serta siswa kurang teliti dalam menuliskan hasil akhir. Faktor penyebabnya kurangnya
ketelitian siswa dalam menerapkan operasi yang tepat. (4) Kesalahan prinsip, kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menggunakan rumus dan teorema tidak tepat dalam
menjawab soal. Faktor penyebabnya siswa tidak mengetahui rumus dan teorema invers
matriks.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Subahanahu wa Ta’ala atas berkat rahmat
dan karunia- Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
‘’Identifikasi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks di Kelas
XI SMA Negeri 3 Palangka Raya”. Tujuan dari penyusuanan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan P. MIPA, Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Palangka Raya.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pembimbing I
Bapak Drs H. M. Hamdani, M.Pd, dan Ibu Dra. Pancarita, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan saran dan masukan dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya.
2. Ketua jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Palangka Raya.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Palangka Raya.
4. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Palangka Raya, Guru Mata Pelajaran
Matematika beserta Seluruh siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka
Raya yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
Palangka Raya, November 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................
ii
iii
iv
v
ABSTRAK...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
E. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian. .......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori dan Pustaka. ............................................................................ 8
1. Matriks ....................................................................................... 8
a. Pengertian Matriks. ............................................................... 8
b. Kesamaan Dua Matriks. ........................................................ 9
c. Jenis-Jenis Matriks . .............................................................. 10
d. Operasi Matriks. .................................................................... 13
e. Determinan. ........................................................................... 16
f. Matriks Kofaktor. .................................................................. 23
g. Matriks Adjoint ..................................................................... 24
h. Invers Matriks ....................................................................... 25
2. Identifikasi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Invers Matriks . ........................................................................... 30
3. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Invers Matriks . ............................................................................ 36
B. Penelitian yang Relevan. .................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian. ......................................................... 39
B. Metode dan Pendekatan Penelitian. ................................................. 39
C. Subjek Penelitian. ............................................................................ 39
D. Prosedur Penelitian. ......................................................................... 40
E. Definisi Istilah. ................................................................................. 41
ix
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. ..................... 41
1. Teknik Pengumpulan Data. ........................................................ 42
2. Instrumen Penelitian................................................................... 43
G. Teknik Analisi Data. ........................................................................ 48
1. Reduksi Data. ............................................................................. 48
2. Penyajian Data. .......................................................................... 49
3. Penarikan Kesimpulan. .............................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 50
1. Deskripsi Data ............................................................................. 50
2. Deskripsi Data Hasil Tes ............................................................ 51
3. Deskripsi Hasil Wawancara ........................................................ 56
B. Pembahasan .................................................................................... 77
1. Kesalahan-Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers
Matriks ........................................................................................ 77
2. Faktor Penyebab Siswa Melakukan Kesalahan dalam
Menyelesaikan Soal Invers Matriks ............................................ 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................... 83
LAMPIRAN. ......................................................................................................... 85
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Soal Tes. .................................................................. 44
Tabel 2. Hasil Validitas Butir Tes oleh Ratters..................................................... 46
Tabel 3. Kisi-Kisi Wawancara. ............................................................................. 47
Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks ................. 51
Tabel 5. Banyak Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks .... 53
Tabel 6. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1 ...................... 53
Table 7. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2 ...................... 54
Table 8. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 3 ...................... 54
Tabel 9. Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks ............... 55
Tabel 10. Jadwal Pelaksanaan Wawancara ........................................................... 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Jawaban Subjek RYM pada Soal Nomor 1 ......................................... 56
Gambar 2. Jawaban Subjek D pada Soal Nomor 1 ............................................... 59
Gambar 3.Jawaban Subjek D pada Soal Nomor 2 ................................................ 61
Gambar 4. Jawaban Subjek D pada Soal Nomor 3 ............................................... 63
Gambar 5. Jawaban Subjek MJP pada Soal Nomor 1 ........................................... 65
Gambar 6. Jawaban Subjek MJP pada Soal Nomor 2 ........................................... 68
Gambar 7. Jawaban Subjek MJP pada Soal Nomor 3 ........................................... 70
Gambar 8. Jawaban Subjek NH pada Soal Nomor 1 ............................................ 73
Gambar 9. Jawaban Subjek NH pada Soal Nomor 2 ............................................ 75
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes. .................................................................. 85
Lampiran 2. Instrumen Tes ................................................................................... 87
Lampiran 3. Pedoman Jawaban Instrumen Tes..................................................... 90
Lampiran 4. Data Hasil Tes Siswa. ....................................................................... 96
Lampiran 5. Banyak Kesalahan Siswa dalam Menyeleaikan Soal Invers
Matriks ............................................................................................. 99
Lampiran 6. Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks ......... 101
Lampiran 7. Pelaksanaan Wawancara................................................................... 103
Lampiran 8. Jawaban Subjek ................................................................................ 105
Lampiran 9. Dokumentasi ..................................................................................... 110
Lampiran 10. Kartu Bimbingan Skripsi ................................................................ 114
Lampiran 10. Hasil Telaah Butir Soal................................................................... 117
Lampiran 11. Administrasi ................................................................................... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika dipandang sebagai salah satu pelajaran yang tidak mudah untuk
dipahami, sehingga sebagian besar siswa masih banyak yang melakukan
kesalahan saat menyelesaikan soal-soal matematika. Kemampuan siswa dalam
menguasai materi mata pelajaran matematika masih kurang, oleh sebab itu ada
sebagian siswa yang tidak terlalu menyukai pelajaran matematika. Siswa yang
memang menguasai materi matematika akan merasa senang saat belajar
matematika, lain halnya dengan siswa yang benar-benar tidak menguasai materi
matematika. Jika siswa tidak menguasai materi matematika dari awal maka
berdampak pada pemahaman selanjutnya.
Matematika merupakan ilmu dasar yang terus menguasai perkembangan
baik dalam segi teori maupun segi penerapan. Sebagai ilmu dasar, matematika
digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan manusia, sehingga
diperlukan suatu upaya dalam pelajaran matematika agar dapat terlaksana secara
maksimal sehingga setiap siswa dapat menguasai matematika dengan baik.
Tujuan pelajaran matematika pada pendidikan menengah berdasarkan
Kemendikbud (2017: 1) adalah sebagai berikut:
“1) memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam
kehidupan sehari-hari, 2) melakukan operasi matematika untuk
penyederhanaan dan analisis komponen yang ada, 3) melakukan penalaran
matematis meliputi membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta,
fenomena, atau data yang ada, membuat dugaan dan memverifikasinya, 4)
memecahkan masalah dan mengkomunikasikan gagasan melalui simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
5) menumbuhkan sikap positif seperti logis, kritis, cermat, teliti dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah”.
2
Tercapainya tujuan pembelajaran matematika dapat dilihat dari hasil belajar
matematika siswa. Hasil belajar siswa tercapai dengan baik, jika siswa mampu
menyelesaikan soal matematika. Disamping itu, soal matematika mempuyai
konstribusi dalam kehidupan sehari-hari yaitu siswa akan mampu menyelesaikan
persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bisa
menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan
guru. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti dan dikaji lebih lanjut
mengenai sumber kesalahan siswa. Kesalahan yang dilakukan siswa harus segera
mendapatkan pemecahan masalah yang tepat. Kesalahan-kesalahan itu perlu
diidentifikasi dengan tujuan untuk mendapat informasi tentang jenis kesalahan
tersebut. Dari informasi tersebut guru dapat mengetahui tingkat penugasan siswa
dalam menyelesaikan soal, selain itu guru dapat mengetahui bagian mana yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan serta faktor-faktor penyebabnya.
Identifikasi kesalahan siswa dapat dilakukan pada pelajaran matematika, salah
satunya materi invers matriks.
Materi invers matriks adalah materi yang dipelajari siswa kelas XI SMA
Negeri 3 Palangka Raya semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Untuk dapat
menyelesaikan soal invers matriks diperlukan pemahaman konsep, ketelitian,
keterampilan dan menentukan rumus, agar penyelesaian benar. Siswa banyak
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matriks khususnya adjoin dan
invers matriks. Adjoin dan invers matriks dianggap sulit oleh sebagian besar siswa.
Dalam mempelajari invers matriks diperlukan prasyarat seperti operasi matriks,
3
menguasai konsep dan prinsip yang ada pada materi matriks dan melakukan
perhitungan. Materi prasyarat harus dikuasai oleh siswa agar memudahkan siswa
dalam menyelesaikan soal invers matriks. Manfaat mempelajari invers matriks
diantaranya adalah memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu masalah
ekonomi yang mengandung bermacam-macam variabel. Digunakan dalam
memecahkan masalah operasi penyelidikan sumber-sumber minyak bumi dan
sebagainya. Dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisis input output
baik dalam ekonomi, statistik, maupun dalam bidang pendidikan, manajemen,
kimia dan bidang-bidang teknologi yang lainnya. Penguasaan tentang materi invers
matriks akan memudahkan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya adalah dalam pembuatan program computer. Selain itu,
dalam dunia intelejen, materi invers matriks digunakan untuk membuat kata sandi
bagi program negara.
Hasil wawancara pada tanggal 20 Februari 2019 dengan guru mata pelajaran
matematika di kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya, guru mengatakan
bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-
soal invers matriks. Hal ini di tunjukkan dengan rendahnya ketercapaian kriteria
ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78. Hasil belajar
matematika siswa pada materi matriks tahun ajaran 2017/2018 yang mencapai
ketuntasan hanya 45% dari jumlah siswa. Guru juga mengatakan bahwa kesalahan-
kesalahan umum yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matriks
tersebut antara lain adalah kesalahan dalam menyelesaikan soal invers matriks.
Hasil belajar siswa masih rendah meskipun sudah dilakukan upaya pembelajaran
4
remedial. Upaya pembelajaran remedial yang dilakukan tidak berdasarkan hasil
identifikasi kesalahan dan faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal invers matriks. Guru belum pernah melakukan
identifikasi kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal invers matriks.
Dari informasi di atas, maka dilakukan upaya untuk mengetahui kesalahan
beserta faktornya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi
kesalahan dan faktor penyebab siswa dalam menyelesaikan soal invers matriks
yang ditinjau dari aspek objek matematika yang meliputi fakta, konsep, operasi dan
prinsip, sehingga kesalahan siswa dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal dapat diketahui dengan jelas dan kesalahan yang sama
tidak terulang kembali. Dengan diketahuinya kesalahan diharapkan agar hasil
belajar siswa lebih baik lagi.
Siswa yang mengalami kesulitan pada materi invers matriks merupakan
suatu masalah dalam proses pembelajaran matematika, karena siswa tersebut akan
mengalami kesulitan dalam menguasai materi selanjutnya. Materi berikutnya yang
menggunakan matriks yaitu transformasi geometri karena siswa harus mampu
menganalisis dan membandingkan transformasi dan komposisi transformasi
dengan menggunakan matriks. Dengan materi invers matriks siswa juga bisa
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dalam aljabar. Selain itu, siswa juga
degan mudah menentukan nilai x dan y pada sebuah persamaan aljabar. Kesulitan
yang dialami siswa akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dan
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa bahkan menimbulkan sikap
5
ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran matematika yang berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi kesalahan dalam
menyelesaikan soal invers matriks dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
yang cukup bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran matematika, sehingga
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Identifikasi
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks di Kelas XI SMA
Negeri 3 Palangka Raya”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Siswa masih melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi
matriks, khususnya invers mariks.
2. Hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Palangka Raya khususnya pada
materi invers matriks hanya 45% yang mencapai ketuntasan dengan KKM 78.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Apa saja kesalahan yang dilakukan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Palangka
Raya dalam menyelesaikan soal invers matriks?
6
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kesalahan siswa di kelas XI SMA Negeri 3
Palangka Raya dalam menyelesaikan soal invers matriks?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa kelas XI SMA Negeri 3
Palangka Raya dalam menyelesaikan soal invers matriks.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kesalahan siswa kelas XI SMA
Negeri 3 Palangka Raya dalam menyelesaikan soal invers matriks.
E. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka
peneliti memberi batasan sebagai berikut:
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3
Palangka Raya tahun ajaran 2019/2020.
2. Materi yang di bahas dalam penelitian ini adalah materi invers matriks.
3. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks. Kesalahan ditinjau dari 4 objek matematika
yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Faktor-faktor penyebab siswa
melakukan kesalahan ditinjau dari faktor intelektual siswa yang dilihat dari
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, termasuk pengetahuan
prasyarat.
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat mengetahui letak kesalahan dalam menyelesaikan soal
matematika pada materi invers matriks.
2. Bagi Guru, dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika pada materi invers matriks. Sehingga dapat
digunakan sebagai arahan untuk melakukan perbaikan pembelajaran supaya
menghindari terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal.
3. Bagi Peneliti, dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks, sehingga saat mengajar nanti dapat
membantu dan membimbing siswa dengan baik untuk meminimalkan
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal invers matriks.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori dan Pustaka
1. Matriks
a. Pengertian Matriks
Definisi: Matriks adalah suatu bilangan-bilangan berbentuk segi empat.
Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut entri dalam matriks tersebut (Anton,
2000: 51).
Contoh:
[1 23 0
−1 4], [2 1 0 −3], [
−√2 𝜋 𝑒
31
20
0 0 0
], [13], [4]
Ukuran matriks diberikan oleh jumlah baris (garis horizontal) dan kolom
(garis vertikal). Misalnya, matriks pertama dalam contoh 1 mempunyai tiga baris
dan dua kolom sehingga ukurannya adalah 3 kali 2 (ditulis 3 2). Dalam suatu
uraian ukuran, angka pertama selalu menyatakan jumlah baris dan angka kedua
menyatakan jumlah kolom. Matriks-matriks lainnya pada contoh 1 masing-masing
mempunyai ukuran 1 4, 3 3, 2 1 dan 1 1.
Entri pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A akan dinyatakan
sebagai 𝑎𝑖𝑗. Jadi, bentuk umum matriks berukuran 3 4 dapat ditulis sebagai
berikut:
A= [
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3
𝑎14
𝑎24
𝑎34
]
9
Sebuah matriks umum m n sebagai berikut:
A = [
𝑎11 𝑎12 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎2𝑛
⋮𝑎𝑚1
⋮𝑎𝑚2
⋮⋯ 𝑎𝑚𝑛
] atau (Aij) = 𝑎𝑖𝑗
Sebuah matriks A dengan n baris dan n kolom disebut matriks bujur sangkar
berorde n, dan entri-entri 𝑎11, 𝑎22, …, 𝑎𝑚𝑛 disebut sebagai diagonal utama dari A.
A = [
𝑎11 𝑎12 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎2𝑛
⋮𝑎𝑚1
⋮𝑎𝑚2
⋮⋯ 𝑎𝑚𝑛
]
b. Kesamaan Dua Matriks
Derfinisi: dua matriks didefinisikan sama jika keduanya mempunyai
ukuran sama dan entri-entrinya yang berpadanan sama.
Dalam notasi matriks, jika A = [𝑎𝑖𝑗] dan B = [𝑏𝑖𝑗] mempunyai ukuran yang
sama, maka A = B jika dan hanya jika (A)ij = (B)ij, atau secara ekuivalen, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗
untuk semua i dan j.
Contoh 2
A = [2 13 𝑥
] B = [2 13 5
] C = [2 1 03 4 0
]
Jika x = 5, maka A = B, tetapi untuk semua nilai x lainnya matriks A dan B tidak
sama, karena tidak semua entri-entrinya yang berpadanan sama. Tidak ada nilai x
yang membuat A = C karena A dan C mempunyai ukuran yang berbeda.
10
c. Jenis-Jenis Matriks
1) Matriks Kuadrat/Persegi
Defiinisi: Matriks A = (𝑎𝑖𝑗)mn disebut matriks bujursangkar jika m = n
sehingga A dapat ditulis A = [𝑎𝑖𝑗]nn atau A = [𝑎𝑖𝑗]mm
Contoh:
A = [2 43 2
] B = [3 5 74 6 12 8 9
]
2) Matriks Diagonal
Definisi: A = [𝑎𝑖𝑗]nn disebut matriks diagonal jika:
1. 𝑎𝑖𝑗 = 0 untuk i j
2. 𝑎𝑖𝑗 0 untuk i = j
Contoh:
A = [1 0 00 2 00 0 4
] B =[𝑎 00 𝑏
], a, b 0
3) Matriks Satuan
Definisi: A = [𝑎𝑖𝑗]nn disebut matriks satuan jika:
1. aij = 0 untuk i j
2. aij = 1 untuk i = j
matriks diagonal dengan elemen-elemen diagonal utamanya bernilai 1 disebut
matriks identitas. Pada umumnya matriks identitas dinotasikan dengan I.
11
Contoh:
A = [1 00 1
] B = [1 0 00 1 00 0 1
]
4) Matriks Nol
Definisi: matriks A = [𝑎𝑖𝑗]mn disebut matriks nol, jika aij = 0 untuk setiap
i, j.
Contoh:
0 = [0 00 0
] 0 = [0 0 00 0 0
]
5) Matriks Segitiga
Definisi: Matriks A = [𝑎𝑖𝑗]nn disebut matriks segitiga atas jika semua unsur
A yang berada di bawah diagonal utama adalah nol, yaitu aij = 0 untuk i > j.
Contoh:
A = [4 8 70 5 90 0 6
]
Definisi: Matriks [𝑎𝑖𝑗]nn disebut matriks segitiga bawah jika semua unsur
A yang berada diatas diagonal utama adalah nol, yaitu aij = 0 untuk i < j.
Contoh:
A = [1 0 03 2 04 5 6
]
6) Matriks Simetris
Definisi: Matriks A = [𝑎𝑖𝑗]nn disebut matriks simetris jika aij = aji; untuk
setiap i dan j.
12
Contoh:
A = [1 2 42 3 54 5 7
]
7) Transpos Matriks
Definisi: Jika A adalah sembarang matriks m n, maka transpos A,
dinyatakan dengan AT, didefinisikan sebagai matriks n m yang di dapatkan
dengan mempertukarkan baris dan kolom dari A; yaitu kolom pertama dari AT
adalah baris pertama dari A, kolom kedua dari AT adalah baris kedua dari A
dan seterusnya.
Contoh:
A = [1 41 3
] maka AT = [1 14 3
]
8) Matriks Baris dan Matriks Kolom
Definisi: matriks A = [𝑎𝑖𝑗]nm disebut matriks baris, jika n = 1
Contoh:
A = [3 1 7 0]
Definisi: matriks A = [𝑎𝑖𝑗]nm disebut matriks kolom, jika m = 1
Contoh:
A = [438]
13
d. Operasi Matriks
1) Penjumlahan
Definisi: jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran sama, maka jumlah
A + B adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan entri-entri B dengan
entri-entri A yang berpadanan.
Dalam notasi matriks, jika A = [𝑎𝑖𝑗] dan B = [𝑏𝑖𝑗] mempunyai ukuran yang
sama, maka:
(A + B)ij = (A)ij + (B)ij = 𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗
Contoh 3
A = [2 1 0 3
−1 0 2 44 −2 7 0
] B = [−4 3 5 12 2 0 −13 2 −4 5
]
Maka A + B = [−2 4 5 41 2 2 37 0 3 5
]
2) Pengurangan
Definisi jika A – B adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan
entri-entri A dengan entri-entri B yang berpadanan.
Dalam notasi matriks, jika A = [𝑎𝑖𝑗] dan B = [𝑏𝑖𝑗] mempunyai ukuran yang
sama, maka:
(A – B)ij = (A)ij – (B)ij = 𝑎𝑖𝑗 – 𝑏𝑖𝑗
Contoh 4
A = [2 1 0 3
−1 0 2 44 −2 7 0
] B = [−4 3 5 12 2 0 −13 2 −4 5
]
14
Maka A – B = [6 −2 −5 2
−3 −2 2 51 −4 11 −5
]
3) Perkalian dengan Skalar
Definisi: jika A adalah sembarang matriks dan c adalah sembarang skalar,
maka hasil kali cA adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap entri
A dengan c.
Dalam notasi matriks, jika A = [𝑎𝑖𝑗], maka:
(cA)ij = c(A)ij = c𝑎𝑖𝑗
Contoh 5
A = [2 3 41 3 1
] B = [0 2 7
−1 3 −5] C = [
9 −6 33 0 12
]
Maka 2A – B + 1
3C = 2A + (-1)B +
1
3C
Pembahasan:
2A = 2 [2 3 41 3 1
] (-1)B = (-1) [0 2 7
−1 3 −5]
1
3C =
1
3 [9 −6 33 0 12
]
= [4 6 82 6 2
] = [0 −2 −71 −3 5
] = [3 −2 11 0 4
]
Maka 2A – B + 1
3C = 2A + (-1)B +
1
3C
= [4 6 82 6 2
] + [0 −2 −71 −3 5
] + [3 −2 11 0 4
]
= [7 2 24 3 11
]
4) Perkalian
Definisi: jika A adalah sebuah matriks m r dan B adalah sebuah matriks
r n, maka hasil kali AB adalah matriks m n yang entri-entrinya di definisikan
sebagai berikut. Untuk mencari entri dalam baris i dan kolom j dari AB, pilih
15
baris i dari matriks A dan kolam j dari matriks B. Kalikan entri-entri yang
berpadanan dari baris dan kolom secara bersama-sama dan kemudian jumlahkan
hasil kalinya.
Contoh:
A = [1 2 34 5 6
] B = [1 23 45 6
]
Pembahasan:
A B = [1 2 34 5 6
] [1 23 45 6
]
= [1(1) + 2(3) + 3(5) 1(2) + 2(4) + 3(6)
4(1) + 5(3) + 6(5) 4(2) + 5(4) + 6(6)]
= [22 2849 64
]
5) Sifat-Sifat Matriks
Teorema: Dengan menganggap bahwa ukuran matriks adalah sedemikian
sehingga operasi yang ditunjukkan dapat dikerjakan, maka sifat-sifat matriks
berikut adalah benar.
a) A + B = B + A (Hukum komutatif untuk penjumlahan)
b) A + (B + C) = (A + B) + C (Hukum asosiatif untuk penjumlahan)
c) A(BC) = (AB)C (Hukum asosiatif untuk perkalian)
d) A(B+C) = AB + AC (Hukum distributif kiri)
e) (B + C)A = BA + CA (Hukum distributif kanan)
f) A(B – C) = AB – AC
g) (B – C)A = BA – CA
h) a(B + C) = aB + aC
16
i) a(B – C) = aB – aC
j) (a + b)C = aC + bC
k) (a – b)C = aC – bC
l) a(bC) = (ab)C
m) a(BC) = (aB)C = B(aC)
e. Determinan
Dari teorema bahwa matriks A = [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] dapat dibalik (mempunyai
invers) jika ad – bc ≠ 0. Bentuk ad – bc dinamakan determinan dari matriks 2 × 2
dan dinyatakan dengan simbol det (A) atau |A|. Dengan notasi ini, invers dari A
dapat dinyatakan sebagai:
A-1 = 1
det(𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
] = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
Sasaran dalam bahasan ini adalah memperoleh analogi dari rumus ini untuk
matriks-matriks yang berorde lebih tinggi. Hal ini akan menuntut untuk
memperluas konsep suatu determinan ke matriks-matriks yang berorde lebih
tinggi. Untuk tujuan ini maka akan diperlukan hasil awal tentang permutasi.
1) Permutasi
Definisi: suatu permutasi himpunan bilangan bulat {1, 2, . . ., n} adalah
suatu susunan bilangan bulat tersebut dalam suatu urutan tanpa pengulangan.
(Kariadinata, 2013: 139)
Contoh:
Tentukan permutasi yang berbeda dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3}
17
3
2 (1, 2, 3)
(1, 3, 2)
3 (2, 3, 1)
1 3
1
3
2
(2, 1, 3)
1
2
2
1
(3, 1, 2)
(3, 2, 1)
Jawab:
Permutasi-permutasi tersebut adalah (1, 2, 3); (1, 3, 2); (2, 1, 3); (2, 3, 1); (3, 1, 2)
dan (3, 2, 1). Jadi, ada 6 buah permutasi dari himpunan {1, 2, 3}. Suatu metode
yang mudah untuk mendaftarkan permutasi secara sistematis adalah dengan
menggunakan suatu pohon permutasi.
1
2
3
Definisi: Suatu permutasi disebut genap jika total penjumlahan inversi
merupakan suatu bilangan bulat genap dan disebut ganjil jika total penjumlahan
inversi merupakan suatu bilangan bulat ganjil. (Kariadinata, 2013: 144)
Tabel berikut ini mengklasifikasikan berbagai permutasi dari {1, 2, 3} sebagai
genap atau ganjil.
Permutasi Jumlah Inversi Klasifikasi
(1, 2, 3) 0 Genap
(1, 3, 2) 1 Ganjil
(2, 1, 3) 1 Ganjil
(2, 3, 1) 2 Genap
(3, 1, 2) 2 Genap
(3, 2, 1) 3 Ganjil
18
2) Pengertian Determinan
Kita tinjau kembali matriks A = [𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22]
Dari penjelasan diawal, kita mengenal a11 . a22 – a12 . a21 sebagai determinan a11 .
a12 dan a12 . a21 disebut hasil kali dasar A.
Dari suatu matriks An×n, setiap hasil kali dasar dari n anggota A dua di
antaranya tidak ada yang berasal dari dua baris atau kolom yang sama. Perhatikan
a11 . a12 dan a12 . a21. Setiap hasil kali dasar pada matriks:
[𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22]
Mempunyai dua faktor dan karena masing-masing faktor berasal dari suatu baris
yang berbeda, maka suatu hasil kali dasar pada matriks di atas dapat ditulis:
a1… a2…
Tempat yang kosong pada subskrip menyatakan angka untuk kolom. Karena tidak
ada dua faktor dalam hasil kali tersebut yang berasal dari kolom yang sama, maka
angka-angka kolom tidak akan berulang. Angka-angka ini harus membentuk
permutasi dari himpunan {1, 2} sebanyak 2! = 2 . 1 = 2. Angka –angka untuk kolom
pastilah (1, 2) atau (2, 1). Ini menghasilkan hasil kali dasar:
a11 a22 dan a12 a21
demikian pula, setiap hasil kali pada matriks 3 × 3 berikut ini.
[
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
]
Hasil kali dasar matriks tersebut mempunyai tiga faktor dan karena masing-masing
fakto r berasal dari suatu baris yang berbeda, maka hasil kali dasarnya dapat dituli:
a1… a2… a3…
19
Tempat yang kosong pada subskrip menyatakan angka untuk kolom. Karena tidak
ada dua faktor dalam hasil kali tersebut yang berasal dari kolom yang sama, maka
angka-angka kolom tidak akan berulang. Angka-angka ini harus membentuk
permutasi dari himpunan {1, 2, 3}sebanyak 3! = 3.2.1 = 6. Angka-angka untuk
kolom pastilah (1, 2, 3); (1, 3, 2); (2, 1, 3); (2, 3, 1); (3, 1, 2) dan (3, 2, 1). Semua
permutasi tersebut menghasilkan hasil kali dasar:
a11 a22 a33 a12 a21 a33 a13 a21 a32
a11 a23 a32 a12 a23 a31 a13 a22 a31
Uraian di atas, memberikan kesimpulan bahwa setiap matriks A berukuran
n×n mempunyai n! hasil kali dasar.
Hasil kali dasar tersebut adalah hasil kaliyang berbentuk:
a1j1, a2j2, …, anjn di mana (j1, j2, …, jn) adalah permutasi dari {1, 2, …, n}. yang
diartikan sebagai hasil kali dasar bertanda A adalah hasil kali dasar a1j1, a2j2, …, anjn
dikalikan dengan +1 atau -1.
Suatu hasil kali dasar bertanda + jika klasifikasi dari suatu permutasi (j1, j2,
…, jn) adalah genap dan bertanda – jika klasifikasi dari suatu permutasi (j1, j2, …,
jn) adalah ganjil.
Definisi: Anggap A adalah suatu matriks bujur sangkar. Fungsi determinan
dinyatakan dengan det, dan det (A) didefinisikan sebagai jumlah semua hasil kali
dasar bertanda A. Bilangan det (A) disebut determinan A. (Kariadinata, 2013: 146)
Contoh:
Dengan mengacu pada pengertian determinan, maka diperoleh:
a. Jika A = [𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22], maka det (A) = a11a22 – a12a21
20
+ -
b. Jika A = [
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
]
Maka det (A) = a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 – a13 a22 a31 – a11 a23 a32 – a12 a21
a33
Untuk memudahkan mengingat kedua rumus tersebut, perlu ada cara atau
metode tertentu agar tidak terjadi kekeliruan, baik dari bentuk hasil kali dasar
maupun tandanya. Metode yang dapat digunakan adalah “Metode Sarrus” yang
diilustrasikan sebagai berikut:
|𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22|
Kalikan anggota-anggota pada panah yang mengarah ke kanan lalu kurangi
oleh hasil kali anggota-anggota pada panah yang mengarah ke kiri sehingga apabila
di susun menjadi: a11 a22 – a12 a21
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32
Tulis ulang kolom pertama dan kolom kedua di samping matriks tersebut.
Selanjutnya, jumlahkan hasil kali pada panah-panah yang mengarah ke kanan dan
kemudian dikurangi dengan hasil kali panah-panah yang mengarah ke kiri sehingga
apabila disusun menjadi:
a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 – a13 a22 a31 – a12 a21 a33 – a11 a23 a32
Contoh:
a. Jika A = [𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22]
Maka det (A) = |𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22| = a11 a22 – a12 a21
21
b. Jika A = [
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
]
Maka det (A) = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32
= a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 – a13 a22 a31 – a12 a21 a33 – a11 a23
a32
Contoh:
Hitung determinan dari A = [3 14 −2
] dan B = [1 2 22 1 43 2 1
]
Penyelesaian:
det (A) = (3) (-2) – (1) (4) = -10
det (B) = |1 2 22 1 43 2 1
|1 22 13 2
= (1 + 24 + 8) – (6 + 8 + 4)
= 33 – 18
= 15
Catatan:
Perlu diingat bahwa “Metode Sarrus” hanya berlaku pada matriks 3 × 3, metode
ini tidak dapat digunakan untuk mencari determinan dari matriks 4 × 4 atau yang
lebih tinggi.
3) Sifat-Sifat Determinan
1. Determinan dari matriks dan transposenya adalah sama atau |A| = |AT|.
2. Matriks persegi yang semua elemen salah satu baris atau kolom nol,
determinannya nol (0).
22
3. Determinan dari suatu matriks persegi A yang salah satu baris atau kolom jika
dikalikan dengan scalar k, maka determinannya berubah menjadi k |A|.
4. Determinan suatu matriks jika baris ke-i menjadi baris ke-j dan sebaliknya atau
kolom ke-i ditukar menjadi kolom ke-j dan sebaliknya, maka nilai determinan
matriks tersebut berubah menjadi negative determinan semula.
5. Suatu matriks persegi yang mempunyai dua baris atau dua kolom yang sama
determinannya sama dengan 0 (nol).
6. Suatu matriks persegi yang salah satu barisnya kelipatan baris lain atau suatu
kolom kelipatan dari kolom yang lain maka determinan matriks tersebut adalah
nol.
7. Determinan dari matriks persegi A = (aij) berdimensi n yang baris ke-i (kolom
ke-j) terdiri dari elemen-elemen yang dapat diuraikan menjadi dua suku
binomium, maka determinannya sama dengan determinan A yang baris ke-i
(kolom ke-j) diganti dengan suku binomium yang pertama ditambah
determinan A yang baris ke-i (kolom ke-j) diganti dengan suku yang kedua.
8. Determinan suatu matriks persegi tidak berubah nilainya jika salah satu baris
(kolom) ditambah dengan kelipan baris (kolom) yang lain.
9. Determinan dari matriks segitiga adalah sama dengan produk (hasil kali)
elemen-elemen diagonalnya.
23
f. Matriks Kofaktor
Definisi: Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka minor entri 𝑎𝑖𝑗
dinyatakan oleh 𝑀𝑖𝑗dan didefinisikan sebagai determinan submatriks yang masih
tersisa setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan dari A. Bilangan (-1)i+j Mij
dinyatakan oleh Cij dan disebut kofaktor entri 𝑎𝑖𝑗. (Anton 2000: 151)
Contoh:
A =[3 1 −42 5 61 4 8
]
Minor entri 𝑎𝑖𝑗 adalah
M11 = [3 1 −42 5 61 4 8
] = |5 64 8
| = 16
Kofaktor 𝑎𝑖𝑗 adalah
C11 = (-1)1+1 M11 = M11 = 16
Minor entri 𝑎32 adalah
M32 = |3 1 −42 5 61 4 8
| = |3 −42 6
| = 26
Kofaktor 𝑎32 adalah
C32 = (-1)3+2 M32 = -M32 = -26
Perhatikan bahwa kofaktor dan minor dari suatu unsur aij hanya berbeda
tanda, yaitu Cij = ± Mij. Suatu cara yang cepat untuk menentukan apakah kita harus
menggunakan + atau - adalah dengan menggunakan fakta bahwa tanda yang
menghubungkan Cij dan Mij adalah baris ke-i kolom ke-j dari susunan “papan
periksa”.
24
[ + − +− + −+ − +
− + ⋯+ − ⋯− + ⋯
− + −⋮ ⋮ ⋮
+ − ⋯⋮ ⋮ ]
g. Matriks Adjoint
Definisi: Jika A adalah sembarang matriks n n dan Cij adalah kofaktor
dari 𝑎𝑖𝑗, maka matriks
[
𝐶11 𝐶12 …𝐶21 𝐶22 …⋮
𝐶𝑛1
⋮𝐶𝑛2 …
𝐶1𝑛
𝐶2𝑛
⋮𝐶𝑛𝑛
]
Disebut matriks kofaktor dari A. transpos dari matriks ini disebut adjoin A dan
dinyatakan oleh Adj (A).
Contoh:
A = [3 2 −11 6 32 −4 0
]
Kofaktor dari A adalah
C11 = 12 C12 = 6 C 13 = -16
C21 = 4 C22 = 2 C23 = 16
C31 = 12 C32 = -10 C33 = 16
Sehingga matriks kofaktornya adalah
[12 6 −164 2 1612 −10 16
]
25
Adjoin A adalah
Adj (A) = [12 4 126 2 −10
−16 16 16]
h. Invers Matriks
Definisi: Jika A adalah sebuah matriks bujur sangkar dan jika sebuah
matriks B yang berukuran sama dapat ditentukan sedemikian sehingga AB = BA =
I, maka A disebut dapat dibalik (invertible) dan B disebut invers dari A (Anton,
2000: 73).
Contoh
B = [3 51 2
] adalah invers dari A = [2 −5
−1 3]
Karena AB = [2 −5
−1 3] [
3 51 2
]= [1 00 1
] = I
Teorema: jika B dan C keduanya adalah invers matriks A , maka B = C.
Teorema: matriks A = [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] dapat dibalik jika ad – bc 0, dimana
inversnya dapat dicari dengan rumus
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
] = [
𝑑
𝑎𝑑−𝑏𝑐−
−𝑏
𝑎𝑑−𝑏𝑐
−𝑐
𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝑎
𝑎𝑑−𝑏𝑐
]
Bukti:
Untuk menujukkan bahwa A-1 adalah invers dari matriks A, maka akan dibuktikan
bahwa A × B = I.
Misalkan: A = [𝑝 𝑞𝑟 𝑠
], B = [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
]
26
A × B = I
[𝑝 𝑞𝑟 𝑠
] × [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] = [1 00 1
]
ap + cq = 1 (1)
ar + cs = 0 (2)
bp + dq = 0 (3)
br + ds = 1 (4)
Eliminasi persamaan (1) dan (3) untuk mendapatkan nilai p
ap + cq = 1 d adp + cdq = d
bp + dq = 0 c bcp + cdq = 0
(ad – bc) p = d
p = 𝑑
𝑎𝑑−𝑏𝑐
Eliminasi persamaan (1) dan (3) untuk mendapatkan nilai q
ap + cq = 1 b abp + bcq = b
bp + dq = 0 a abp + adq = 0
(ad – bc) q = -b
q = −𝑏
𝑎𝑑−𝑏𝑐
Eliminasi persamaan (2) dan (4) untuk mendapatkan nilai r
ar + cs = 0 d adr + acs = 0
br + ds = 1 c bcr + cds = c
(ad – bc) r = -c
r = −𝑐
𝑎𝑑−𝑏𝑐
27
Contoh matriks adjoint
Eliminasi persamaan (2) dan (4) untuk mendapatkan nilai s
ar + cs = 0 b abr + bcs = 0
br+ ds = 1 a abr + ads = a
(ad – bc) s = a
s = 𝑎
𝑎𝑑−𝑏𝑐
Maka diperoleh:
A-1 = [
𝑑
𝑎𝑑−𝑏𝑐−
𝑏
𝑎𝑑−𝑏𝑐
−𝑐
𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝑎
𝑎𝑑−𝑏𝑐
]
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
Teorema: Jika A dan B adalah matriks-matriks yang dapat dibalik dan
berukuran sama, maka:
a) AB dapat dibalik
b) (AB)-1 = B-1 A-1
Teorema: Jika A adalah suatu matriks yang dapat dibalik, maka:
A-1 = 1
det (𝐴) adj (A)
Contoh:
A-1 = 1
det (𝐴) adj (A)
= 1
64 [
12 4 126 2 −10
−16 16 16]
=
[
12
64
4
64
12
646
64
2
64
−10
64−16
64
16
64
16
64 ]
28
Perhatikan sebuah matriks bujursangkar A ukuran n × n.
Am×n =
[ 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋯ 𝑎2𝑛
.
..𝑎𝑚1
.
..𝑎𝑚2
.
..𝑎𝑚3
⋯
.
..𝑎𝑚𝑛]
Matriks A disebut mempunyai invers, jika terdapat matriks bujursangkar B
sedemikian rupa sehingga AB = BA = I, B disebut balikan atau invers dari A
dituliskan B = A-1 (B invers A). syarat agar matriks A mempunyai invers adalah
matriks A matriks nonsingular (|A| ≠ 0). Jika matriks A matriks singular (|A| = 0),
maka matriks A tidak mempunyai invers (Sibarani, 2014: 102).
Setiap matriks persegi selalu memiliki invers, ciri-ciri matriks memiliki
invers yaitu:
1) Matriks persegi yang memiliki ordo sama. Misalnya matriks A ordo 2 × 2 atau
ordo 2 dan matriks B ordo 3 × 3 atau ordo 3.
2) Matriks non singular atau determinannya tidak sama dengan nol.
Contoh:
Diketahui matriks A = [3 51 2
] tentukan invers matriks?
Penyelesaian:
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
= 1
3(2)−5(1) [
2 −5−1 3
]
= [2 −5
−1 3]
29
Cek apakah AB = BA = I
AB = [3 51 2
] [2 −5
−1 3] = [
1 00 1
] = I
BA = [2 −5
−1 3] [
3 51 2
] = [1 00 1
] = I
Karena AB = BA = I, maka berdasarkan definisi, B adalah invers dari matriks A.
Ciri-ciri matriks yang tidak memiliki invers:
1) Semua elemen dalam satu baris merupakan banyak kelipatan elemen atau pada
baris yang lain.
2) Semua elemen dalam kolom merupakan beberapa elemen kelipatan atau
elemen dalam kolom lainnya.
3) Semua elemen dalam satu baris adalah jumlah dari beberapa baris lainnya.
4) Semua elemen dalam kolom adalah jumlah dari beberapa baris lainnya.
5) Semua elemen dalam satu baris atau kolom sama dengan nol.
Contoh:
Diketahui matriks A = [2 61 3
], tentukan invers matriks tersebut?
Penyelesaian:
|A| = ad – bc
|A| = (2.3) – (6.1) = (6) – (6) = 0
Sebuah matriks dikatakan singular atau non-invertible jika matriks tersebut
memiliki nilai determinanya sama dengan nol. Jadi jika nilai determinanya nol
maka invers matriksnya memiliki nilai tidak hingga.
30
2. Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Menurut Aunurrahman (2014: 197) “identifikasi kesulitan adalah suatu
kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan
belajar”. Kesulitan yang dialami siswa dilihat dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.
Menurut Wijaya dan Masriyah (2012)” kesalahan merupakan suatu bentuk
penyimpangan terhadap hal yang dianggap benar atau penyimpangan terhadap
suatu yang ditetapkan/disepakati”. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika berhubungan dengan kesalahan yang dilakukan pada saat
menggunakan dan menerapkan langkah-langkah penyelesaian soal tersebut.
Kesalahan siswa tersebut dapat terjadi pada hasil maupun pada proses penyelesaian
soal termasuk pada hasil perhitungannya. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat
diketahui melalui hasil tes berbentuk uraian kemudian hasil tes tersebut
diidentifikasi, agar mendapat gambaran letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal invers matriks dengan menggunakan sifat-sifatnya.
Menurut Soedjadi (2000: 13) matematika adalah objek dasar yang sering
disebut objek mental (abstrak). Objek dasar adalah matematika itu sendiri yang
terdiri dari fakta, konsep,operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itulah disusun suatu
pola dan struktur matematika. Adapun empat objek matematika menurut Soedjadi
(200:13-16) adalah sebagai berikut:
a. Fakta
Fakta adalah konvensi-konvensi yang biasanya diungkapkan berbentuk
simbol-simbol tertentu. Fakta-fakta yang berhubungan dengan materi matriks
31
misalnya simbol seperti ( ) dan [ ] yang merupakan simbol matriks, |A| yang
menyatakan determinan dan invers matriks A “A-1”
b. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat mengolongkan atau mengklasifikasi
sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau
bukan.’’invers matriks’’ adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu sekumpulan
objek dapat dikelompokan sebagai contoh invers matriks atau bukan. Konsep
berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu
konsep, dengan adanya definisi orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau
lambang dari konsep yang didefinisikan, sehingga menjadi semakin jelas apa yang
dimaksud dengan konsep tersebut. Konsep yang berhubungan dengan materi
matriks misalnya menggunakan konsep operasi matriks, determinan, matriks
kofaktor, matriks adjoint dan invers matriks yaitu AB = BA = I.
c. Operasi
Operasi adalah pengerjaan perhitungan dalam matematika, misalnya
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam menyelesaikan soal
invers matriks juga terdapat berbagai operasi, misalnya operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian matriks dengan skalar dan perkalian matriks dengan
matriks.
d. Prinsip
Prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep maupun beberapa
operasi. Prinsip dapat berupa ‘’aksioma’’, ‘’teorema’’, ‘sifat’’ dan sebagainya.
Dalam materi matriks juga terdapat berbagai teorema dan sifat-sifat yang
32
Fakta: tidak menguasai
simbol determinan sehingga
menuliskan simbol matriks
digunakan dalam menyelesaikan soal invers matriks. Teorema dalam invers matriks
yang dinyatakan dengan simbol det (A) atau |A| yaitu |A| = [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] dapat dibalik
jika ad – bc 0. Dengan notasi ini, invers dari A adalah A-1 = 1
det(𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
].
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
invers matriks dapat diketahui melalui tes berbentuk uraian yang kemudian
diidentifikasi. Pada penelitian ini jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks ditinjau dari objek matematika yang meliputi:
a. Kesalahan Fakta
Kesalahan fakta pada penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan siswa
menuliskan dan tidak menguasai simbol-simbol atau notasi matematika yang
digunakan pada materi invers matriks. Indikator kesalahan fakta pada materi
matriks adalah kesalahan yang dilakukan siswa tidak dapat menuliskan lambang
matriks dengan benar seperti ( ), [ ] yang merupakan simbol matriks, lambang
determinan yaitu det (A) atau |A| dan A-1 yaitu invers matriks.
Berikut contoh kesalahan:
Diketahui matriks A = [1 23 5
] tentukan invers matriks A?
Contoh penyelesaian salah
det (A)= [1 23 5
]
= 1 5 - 2 3 = -1
A-1 = 1
det[𝐴] [1 23 5
]
= 1
−1[1 23 5
]
33
= [−1 −2−3 −5
]
Contoh penyelesaian benar
det (A) = [1 23 5
]
= 1 5 - 2 3 = -1
A-1 = 1
𝑑𝑒𝑡 (𝐴) [1 23 5
]
= 1
−1[1 23 5
]
= [−1 −2−3 −5
]
b. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yaitu kesalahan yang dilakukan siswa dalam menguasai
dan mengklasifikasi konsep-konsep tertentu untuk menyelesaikan soal matematika.
Indikator konsep pada materi matriks adalah kesalahan yang dilakukan siswa tidak
dapat menggunakan konsep yang berhubungan dengan materi matriks misalnya
menggunakan konsep operasi matriks, determinan, matriks kofaktor, matriks
adjoint dan invers matriks yaitu AB = BA = I.
Berikut contoh kesalahan:
Diketahui matriks A = [2 33 5
] merupakan matriks persegi tunjukkan bahwa
inversnya adalah matriks persegi lain.
34
Konsep: tidak menguasai
definisi pada adjoint
Contoh penyelesaian salah
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
= 1
2 5−3 3 [5 33 2
]
= 1
5 [
5 −3−3 2
]
= [5 −3
−3 2]
Contoh penyelesaian yang benar
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
= 1
2 5−3 3 [
5 −3−3 2
]
= 1
5 [
5 −3−3 2
]
= [1
−3
5−3
5
2
5
]
Jadi, invers dari sebuah matriks persegi merupakan persegi lain
c. Kesalahan Operasi
Kesalahan operasi dalam penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan
siswa karena siswa menyelesaikan soal tidak sesuai prosedur penyelesaian soal
yang benar dan siswa salah dalam melakukan operasi. indikator kesalahan
operasi pada materi invers matriks adalah kesalahan yang dilakukan dalam
menjumlahkan, mengurangkan dan mengalikan yang berbentuk operasi bilangan.
Berikut contoh kesalahan:
Diketahui matriks A = [−5 1−3 2
] tentukan invers matriks
35
Operasi: salah dalam
melakukan operasi perkalian
Contoh penyelesaian yang salah:
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
=1
−5 2−1 (−3) [
2 −1−3 −5
]
= 1
−10−3 [
2 −1−3 −5
]
= 1
−13 [
2 −1−3 −5
]
= [
2
−13
−1
−13−3
−13
−5
−13
]
Contoh penyelesaian yang benar
A-1 = 1
𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
=1
−5 2−1 (−3) [2 −13 −5
]
= 1
−10+3 [2 −13 −5
]
= 1
−7 [2 −13 −5
]
= [
2
−7
1
73
7
5
7
]
d. Kesalahan Prinsip
Kesalahan prinsip yaitu kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami
hubungan beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau pun operasi,
sehingga siswa tidak dapat merencanakan penyelesaian soal dengan baik dan
menggunakan rumus atau teorema.
Berikut contoh kesalahan:
36
Operasi: salah dalam operasi
perhitungan
Prinsip: tidak mengerjakan sesuai
perintah pada soal, yaitu tidak
mengerjakan berdasarkan rumus
Diketahui matriks A = [1 23 5
] tentukan invers matriks A?
Contoh penyelesaian yang salah:
A-1 = 1
det(𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
]
= 1
1 5−2 3 [
1 −2−3 5
]
= 1
−1 [
1 −2−3 5
]
= [1 23 5
]
Contoh penyelesaian yang benar
A-1 = 1
det(𝐴) [
5 −2−3 1
]
= 1
1 5−2 3 [
5 −2−3 1
]
= 1
−1 [
5 −2−3 1
]
= [−5 23 −1
]
3. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Invers Matriks
Pada penelitian ini faktor penyebab kesalahan ditinjau dari faktor dalam diri
siswa yaitu menyangkut faktor kognitif yang digali secara mendalam melalui
wawancara. Faktor kognitif siswa tersebut merupakan kemampuan intelektual
siswa dalam menyeleaikan soal invers matriks. Menurut Bloom (Sudjana, 2016: 22)
ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Adapun faktor penyebab
kesalahan siswa jika dihubungkan dengan setiap aspek meliputi:
37
a. Pengetahuan, berupa kurangnya pegetahuan siswa mengenai materi yang sudah
dipelajari dari yang sederhana sampai pada materi yang sulit. Dalam
pengetahuan yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan yang
benar.
b. Pemahaman, berupa kurangnya kemampuan siswa dalam memahami makna
atau isi materi.
c. Penerapan, berupa kurangnya kemampuan menguraikan materi atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru menyangkut
penggunaan aturan dan prinsip.
d. Analisis, berupa kurangnya kemampuan menguraikan materi kedalam
komponen-komponen atau faktor-faktor penyebab dan mampu memahami
hubungan diantara bagian satu dengan bagian yang lainnya.
e. Sintesis, berupa kurangnya kemampuan memadukan konsep atau komponen-
komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
f. Evaluasi, berupa kurangnya kemampuan memberikan pertimbangan terhadap
nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini hanya berfokus pada faktor
penyebab kesalahan siswa yang dilihat dari faktor kognitif hanya pada aspek
pengetahuan, pemahaman dan penerapan karena pada aspek selanjutnya merupakan
kemampuan tingkat berpikir yang tinggi.
38
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian yang
dilakukan oleh Halid (2016) pada materi matriks di SMA Negeri 1 Pamana
Kabupaten Wajo yang menyimpulkan bahwa jenis-jenis kesulitan siswa yang
dibagi atas tiga jenis yaitu, pemahaman soal, konsep dasar dan proses perhitungan.
Persentase kesulitan siswa dalam pemahaman soal sebesar 33%, kesulitan dalam
pemahaman konsep sebesar 36% dan kesulitan dalam proses perhitungan sebesar
31%. Kesulitan dalam pemahaman konsep memiliki persentase lebih tinggi
dibanding tipe kesulitan lainnya, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa
beralasan bahwa lupa beberapa rumus dasar tentang materi matriks. Dimana
kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan tentang pemahaman rumus invers
dan determinan matriks karena siswa tidak menguasai dengan baik materi sifat-sifat
dan operasi pada matriks.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wulandari (2015) pada materi matriks
di MAN Trenggalek yang menyimpulkan bahwa bentuk kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matriks adalah pada saat menguasai masalah (menentukan
matriks yang diketahui dan menentukan apa yang akan diselesaikan). Kesalahan
siswa tersebut meliputi: kesalahan fakta 0%, kesalahan konsep 28,75%, kesalahan
prinsip 27,25% dan kesalahan keterampilan 3,02%. Kesalahan konsep merupakan
kesalahan terbesar yang dilakukan siswa.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palangka Raya yang beralamat
di jalan G. Obos No. 12, Palangka Raya. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
B. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau
menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu (Sanjaya, 2013: 59).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan
kualitatif karena dalam penelitian ini menggunakan data berupa kata-kata atau
kalimat atau narasi tertulis mengenai kesalahan-kesalahan maupun faktor-faktor
penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal invers
matriks.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIPA 3 SMA
Negeri 3 Palangka Raya. Dari 37 siswa dipilih 4 siswa kelas XI MIPA 3 SMA
Negeri 3 Palangka Raya untuk diwawancara. Penentuan subjek ditetapkan sesuai
kriteria berikut:
40
1. Siswa yang paling banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
materi invers matriks ditinjau dari aspek kesalahan fakta, kesalahan konsep,
kesalahan prinsip dan kesalahan operasi.
2. Siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik. Artinya siswa yang dapat
menyampaikan ide yang dipikirkan dan dilakukan pada waktu menyelesaikan
soal invers matriks
D. Prosedur Penelitian
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Pra Penelitian
a) Menentukan lokasi tempat penelitian.
b) Melakukan observasi dan wawancara dengan salah seorang guru matematika di
lokasi penelitian.
c) Menyusun proposal penelitian.
d) Mendaftar seminar proposal.
e) Mengadakan seminar proposal.
f) Melakukan perbaikan proposal penelitian.
g) Memvalidasi instrumen soal penelitian.dengan bantuan raters.
2. Pelaksanaan Penelitian
a) Menuju lokasi penelitian
b) Mengambil data berupa pemberian soal tes kepada siswa.
3. Analisis Data
41
a) Mereduksi data (hasil pekerjaan siswa).
b) Melakukan analisis data.
c) Memilih subjek wawancara yang memenuhi kriteria.
d) Melakukan wawancara dengan subjek wawancara.
4. Membuat laporan hasil penelitian.
E. Definisi Istilah
1. Identifikasi kesalahan adalah upaya untuk menemukan atau menyelidiki
penyimpangan terhadap hal dianggap yang benar atau suatu yang telah
ditetapkan.
2. Jika A adalah invers suatu matriks bujursangkar atau persegi, maka A adalah
matriks B yang berukuran sama sedemikian sehingga AB = BA = I
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang diterapkan (Sugiyono, 2017: 308).
Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal invers matriks dan faktor penyebab siswa melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal invers matriks. Untuk memperoleh data
tersebut digunakan teknik pengumpulan data berupa tes dan wawancara.
42
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Menurut Hamzah (2014: 100) tes diartikan sebagai alat dan memiliki
prosedur sistematis yang dipergunakan untuk mengukur dan menilai suatu
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten dan materi
tertentu. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk uraian.
Tes uraian dipilih karena dalam menjawab soal matematika, siswa dituntut untuk
menyusun jawaban seara terurai. Salah satu kelebihan tes berbentuk uraian, yaitu
dalam menyelesaikan soal, siswa dituntut untuk menyelesaikan secara rinci
sehingga dalam proses berpikir, ketelitian dan sistematika dapat dievaluasi. Setelah
dilakukan tes maka dapat diketahui dari jawaban siswa kesalahan apa saja yang
dilakukan dalam menyelesaikan soal invers matriks. Hasil tes siswa yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya akan dijadikan bahan oleh
peneliti dalam pengumpulan data.
b. Wawancara
Moleong (2017: 186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
Pendapat lain mengatakan bahwa “wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh terwawancara (interviewer)” (Arikunto, 2013: 198)
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak
terstruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibanding dengan wawancara
terstruktur. Wawancara akan dilakukan setelah siswa menyelesaikan tes. Materi
43
wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan mampu menggali
informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal matematika invers matriks.
2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Tes
Lembar tes merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas XI MIPA
3 SMA Negeri 3 Palangka Raya dalam menyelesaikan soal invers matriks. Adapun
tes yang digunakan berbentuk uraian.
Langkah-langkah penyusunan butir soal adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi materi yang diteliti berdasarkan kurikulum 2013 mata
pelajaran matematika kelas XI SMA.
2. Menyusun kisi-kisi butir soal tes.
3. Menyusun/membuat butir soal tes.
4. Menganalisis validitas butir soal dengan bantuan ratters
44
Dibawah ini adalah kisi-kisi yang digunakan dalam menyusun instrumen tes.
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes
Tingkat : SMA/SMK
Kelas/Semester : XI/I
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi Pokok : Invers Matriks
Waktu : 2 × 45 menit
Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor
Butir Soal
Bentuk
Soal
Menganalisa sifat-
sifat determinan dan
invers matriks
berordo 22 dan 33
Invers
matriks
berordo
22 dan
33
- Menentukan
invers matriks
berordo 22
- Menentukan
invers matriks
berordo 33
1, 2
3 dan 4
Uraian
b. Validitas Tes
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrument valid, maka dapat
dikatakan bahwa instrument tersebut valid. Karena dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.
Suatu objek ukur yang hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi terlebih
dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret. Batasan-batasan tersebut
sebagai berikut:
1. Materi
a. Rumusan butir soal sesuai dengan indikator.
b. Batasan jawaban atau ruang lingkup yang diuji sudah jelas.
c. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan kurikulum SMA/SMK.
45
2. Konstruksi
a. Rumusan butir soal sudah menggunakan kata tanya/perintah yang
menuntut jawaban uraian/jawaban singkat.
b. Rumusan butir soal tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3. Bahasa
a. Rumusan butir soal sudah menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif.
b. Rumusan butir soal tidak menimbulkan salah pengertian.
c. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Untuk memperoleh validitas logis yang tinggi, suatu tes harus dirancang
agar relevan dengan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan subjek yang
diukur. Butir soal tes akan divalidasi oleh tiga orang raters yaitu satu orang guru
matematika kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya dan dua orang dosen
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Palangka Raya. Seorang
rater dapat menyatakan apakah butir soal matematika dapat digunakan atau tidak
dengan memberikan skor nilai A, B, dan C. Jika paling sedikit dua orang raters
memberikan nilai A maka butir tes tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan
untuk soal tes. Jika paling sedikit dua orang raters memberikan nilai B pada soal
yang sama, maka soal perlu diperbaiki. Jika paling sedikit dua orang raters
memberikan nilai C maka soal perlu dihilangkan.
46
Dibawah ini hasil telaah butir tes oleh ketiga orang ratters:
Tabel 2. Hasil Validasi Butir Tes oleh Ratters
Penelaah Butir Tes
1 2 3 4
I A B A A
II A A A A
III A A A A
Kesimpulan Dapat
digunakan
Dapat
digunakan
Dapat
digunakan
Dapat
digunakan
Dari penilaian ketiga raters dapat disimpulkan bahwa 4 butir soal tersebut
dapat digunakan untuk penelitian.
c. Pedoman Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara secara langsung kepada siswa untuk
mendapatkan informasi secara lengkap terkait masalah yang telah dirumuskan pada
penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
kesalahan dan penyebab kesalahan dalam mengerjakan soal invers matriks.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Dimana pertanyaan yang diberikan didasari dari hasil pekerjaan
siswa saat menyelesaikan soal invers matriks. Susunan pertanyaan dan susunan
kata-kata dalam setiap pertanyaan saat wawancara disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi saat wawancara.
Adapun tahap-tahap wawancara dalam penelitian ini meliputi:
a. Memilih beberapa orang siswa yang menjadi subjek penelitian.
b. Membuat kisi-kisi pedoman wawancara.
47
c. Mengkonsultasikan kisi-kisi pedoman wawancara kepada pembimbing.
d. Memberitahu kepada guru mata pelajaran matematika nama-nama siswa yang
akan terpilih menjadi subjek penelitian.
e. Meminta izin kepada guru mata pelajaran matematika agar nama-nama siswa
yang terpilih menjadi subjek penelitian.
f. Bertanya kepada siswa yang terpilih menjadi subjek untuk kesediaanya di
wawancarai
g. Setelah guru mengizinkan dan siswa yang menjadi subjek penelitian mau untuk
diwawancarai, maka peneliti langsung melakukan wawancara.
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Aspek Kesalahan Pertanyaan
Fakta 1. Mengapa kamu tidak menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal yang
dikerjakan?
2. Mengapa kamu tidak menuliskan simbol-simbol
pada soal?
Konsep 3. Mengapa kamu salah dalam menggunakan definisi
invers matriks?
Operasi 4. Mengapa kamu tidak melakukan pengoperasian
dan perhitungan dengan benar?
Prinsip 5. Mengapa kamu tidak menerapkan hubungan antara
beberapa konsep matriks dalam menghitung invers
matriks?
Keterangan:
Ragam pertanyaan diatas dapat berubah dan berkembang, tergantung dengan
kondisi setiap jawaban yang diberikan.
48
G. Teknik Analisi Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2012: 280). Analisis data pada
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif terhadap data yang didapatkan dari hasil
tes dan wawancara.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, focus
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2017: 338). Dalam
penelitian ini peneliti meruduksi data dengan cara merangkum dan memfokuskan
hasil data yang diperoleh pada data-data yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian.
Data yang direduksi adalah lembar hasil tes (lembar jawaban) dan hasil
wawancara siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya dalam
menyelesaikan soal invers matriks, setelah data direduksi maka akan ada gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk
mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan.
Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi:
a) Menentukan letak dan jenis kesalahan berdasarkan hasil tes siswa yang salah
dengan cara mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
b) Melakukan wawancara dengan subjek penelitian dan hasil wawancara tersebut
disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi.
49
2. Penyajian Data
Setelah pereduksian data, selanjutnya adalah penyajian data,pada tahap ini
data akan terorganisasikan, tersusun sehingga akan mudah dipahami. Dalam
penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya (Sugiyono, 2017: 341).
Data yang akan disajikan pada penelitian ini menggunakan tabel dan
gambar hasil pekerjaan siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya yang
berupa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika pada materi invers matriks dan transkip wawancara yang
mendeskripsikan faktor-faktor penyebab siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3
Palangka Raya melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika pada
materi invers matriks. Dalam melakukukan penyajian data tidak semata-mata
mendeskriptifkan akan tetapi disertai dengan proses analisis yang terus menerus
sampai proses penarikan kesimpulan. Dalam proses anlisis data kualitatif, menarik
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
3. Menarik Kesimpulan
Setelah memperoleh data, dari subjek penelitian dengan berbagai teknik
dan berbagai instrument, peneliti hendaknya mengecek kembali data yang
diperoleh kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik kesimpulan yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui kesalahan-kesalahan dan faktor
penyebab kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
invers matriks.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Pelaksanaan seminar proposal penelitian dihadapan Dosen Tim Seminar
dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dengan tempat penelitian
SMA Negeri 3 Palangka Raya dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2019.
Pada hari senin 23 September 2019 menyerahkan tembusan surat izin mengadakan
penelitian dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan, kepada tata usaha SMA Negeri 3 Palangka Raya. Pada hari yang
sama peneliti menemui guru mata pelajaran matematika untuk berdiskusi mengenai
rencana pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Setelah berdiskusi dengan guru
mata pelajaran matematika maka ditentukan waktu untuk melakukan penelitian
yaitu pada tanggal 30 September 2019.
Data yang dipaparkan dalam penelitian ini berupa deskripsi data hasil tes
dan deskripsi data hasil wawancara. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data
adalah siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya semester I Tahun
Ajaran 2019/2020 dengan banyak siswa 37 orang. Sebelum memberikan tes,
terlebih dahulu butir soal tes telah divalidasi oleh 3 orang ratters yaitu 2 dosen dari
Program Studi Pendidikan Matematika dari 1 guru mata pelajaran matematika di
SMA Negeri 3 Palangka Raya. Dari 4 soal uraian yang disediakan oleh peneliti,
ratter menyatakan semua butir soal valid dan dianggap telah mewakili aspek yang
ingin diteliti, sehingga layak dijadikan sebagai soal tes untuk penelitian ini.
51
2. Deskripsi Data Hasil Tes
Data hasil tes materi Invers Matriks telah diidentifikasi kesalahan apa saja
yang dilakukan siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya. Jumlah
siswa yang hadir pada saat tes sebanyak 32 siswa. Berikut hasil pengerjaan siswa
pada soal tes materi invers matriks:
Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
KODE
Jenis Kesalahan
Nomor butir soal
1 2 3 4
F K O P F K O P F K O P F K O P
AKO - - - - - - √ - - - - - - - - ×
MDN - - - - - - - - - - - - ×
LTN - - √ - - - - - - - - × × × ×
AWA - - - - - - - × × × × - × - ×
FAS - - - - - √ - × × × × × × × ×
VW - - - - - × × × × × × × ×
YM - - √ - - - - × × × × × × × ×
ACB - - - - - - × × × × × × × ×
C - - - √ - √ - × × × × × × × ×
S - - - - - √ - × × × × × × × ×
AS - - - - - √ - × × × × × × × ×
MR - - - - × × × × × × × × × × × ×
RWP - - - × × × × × × × × - × - ×
S - - - - - √ - - × × × × × × ×
MM √ - - - × × × × × × × × × × × ×
WF - - - × × × × × × × × × × × ×
TM - - - × × × × × × × × × × × ×
JEB - - - - × × × × × × × × × ×
PW - - - - √ - × × × × × × × ×
MNI - - × × × × × × × × - × × ×
LS - - - × × × × × × × × - × × ×
NSF - - - × × × × × × × × × × × ×
MIR √ - - × × × × × × × × × × × ×
NW - - - × × × × × × × × × × ×
D - - - - × × × ×
MJP √ - × × × ×
APN - - × × × × × × × × ×
52
√ = Melakukan kesalahan
- = Tidak melakukan kesalahan
x = Tidak menjawab soal
F = Kesalahan menuliskan fakta
K = Kesalahan memahami konsep
O = Kesalahan menggunakan Operasi
P = Kesalahan menerapkan Prinsip
Adapun kesalahan yang dilakukan 32 siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri
3 Palangka Raya ditinjau dari aspek kesalahan menuliskan fakta (F), kesalahan
memahami konsep (K), Kesalahan menggunakan operasi (O), dan kesalahan
menerapkan prinsip (P) yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
TS - - - × × × × × × × × × ×
HDA - × × - × × × × × × × ×
P - - √ × × × × × × × × × × × × ×
RYM × × × × × × × × × × × ×
NH √ √ - √ √ × × × × × × × ×
ABG × × × × × × × × × × × × × × × ×
DE × × × × × × × × × × × × × × × ×
L × × × × × × × × × × × × × × × ×
RDP × × × × × × × × × × × × × × × ×
Y × × × × × × × × × × × × × × × ×
53
Tabel 5. Banyak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal invers matriks
Dari tabel diatas dapat dilihat banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa
dalam berbagai aspek seperti dalam memahami fakta, memahami konsep,
memahami operasi dan memahami prinsip.
Kesalahan dari tiap aspek dari setiap siswa dalam menyelesaikan soal invers
matriks akan ditunjukan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi kesalahan jawaban siswa pada soal nomor 1
Aspek Kesalahan Kode siswa yang melakukan kesalahan
1. Menuliskan Fakta VW, NN, WF, MNI, LS, MIR, MJP, APN, TS,
RYM, NH
2. Memahami Konsep PW, MJP, RYM, NH
3. Menggunakan Operasi MDN, LTN, FAS, VW, YM, ACB, C, S, AS, RWP,
S, TM, JEB, PW, MNI, NSF, MIR, NW, P, RYM,
NH
4. Menerapkan Prinsip LTN, D, APN, TS, HDA, MJP, RYM, NH
Berdasarkan Tabel 6 soal nomor 1 diperoleh beberapa siswa yang
melakukan kesalahan fakta sebanyak 11 orang siswa, kesalahan konsep sebanyak 3
orang siswa, kesalahan operasi sebanyak 21 orang siswa dan kesalahan prinsip
sebanyak 6 orang siswa.
Aspek
Banyak Siswa Yang Melakukan Kesalahan
Dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4
Menuliskan Fakta 11 4 2
Memahami Konsep 4 6 2
Menggunakan Operasi 21 15 2
Menerapkan Prinsip 8 7 2
54
Tabel 7. Deskripsi kesalahan jawaban siswa pada soal nomor 2
Aspek Kesalahan Kode siswa yang melakukan kesalahan
5. Menuliskan Fakta C, D, MJP, APN
6. Memahami Konsep AWA, D, MJP, APN, HDA, NH
7. Menggunakan Operasi AKO, MDN, FAS, VW, YM, ACB, C, S, AS, S,
PW, D, MJP, HDA, NH
8. Menerapkan Prinsip JEB, D, MJP, APN, TS, HDA, NH
Berdasarkan Tabel 7 soal nomor 2 diperoleh beberapa siswa yang
melakukan kesalahan fakta sebanyak 3 orang siswa, kesalahan konsep sebanyak 6
orang siswa, kesalahan operasi sebanyak 14 orang siswa dan kesalahan prinsip
sebanyak 6 orang siswa.
Tabel 8. Deskripsi kesalahan jawaban siswa pada soal nomor 3
Aspek Kesalahan Kode siswa yang melakukan kesalahan
1. Menuliskan Fakta NW, MJP
2. Memahami Konsep D, MJP
3. Menggunakan Operasi D, MJP
4. Menerapkan Prinsip D, MJP
Berdasarkan Tabel 8 soal nomor 3 diperoleh beberapa siswa yang melakukan
kesalahan fakta sebanyak 2 orang siswa, kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa,
kesalahan operasi sebanyak 1 orang siswa dan kesalahan prinsip sebanyak 1 orang
siswa.
Berdasarkan hasil tes soal siswa, maka peneliti kembali bertemu dengan
guru matematika pada tanggal 04 Oktober 2019, untuk meminta saran dari guru
mata pelajaran matematika sebagai bahan triangulasi, memilih siswa yang
berdasarkan kriteria penelitian untuk melakukan wawancara. Hal ini bertujuan
untuk mencari faktor penyebab siswa melakukan kesalahan. Adapun kriteria
pemilihan siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang paling banyak
melakukan kesalahan, siswa yang memenuhi aspek kesalahan yang ingin diteteliti
55
dan siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik. Sehingga Subjek yang terpilih
untuk melakukan wawancara dalam penelitian ini adalah siswa dengan kode
masing-masing subjek D, MJP, MH dan RY dari kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3
Palangka Raya. Berikut adalah tabel kesalahan yang dilakukan oleh subjek dalam
menyelesaikan soal invers matriks:
Tabel 9. Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan wawancara dengan 4 subjek penelitian.
Tabel 10. Jadwal pelaksanaan wawancara
Kode Siswa Hari/Tanggal Tempat
RYM Jumat, 04 Oktober 2019 SEKOLAH
D Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
MJP Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
NH Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
KODE
Jenis Kesalahan
Nomor butir soal
1 2 3 4
F K O P F K O P F K O P F K O P
RYM √ √ × × × × × × × × × × × ×
D - - - × √ √ √ × × × × × × × ×
MJP - - - √ √ × × × ×
NH √ √ - √ √ √ × × × × × × × ×
56
Kesalahan fakta
Kesalahan operasi
Kesalahan prinsip
Kesalahan konsep
3. Deskripsi Data Hasil Wawancara
a. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek RYM nomor 1
Soal no. 1: Diketahui matriks A = [1 21 3
] carilah matriks B22 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 22) …
Gambar 1. Jawaban subjek RYM pada soal nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban, subjek RYM melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan lambang matriks.
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak menggunakan perkalian matriks dengan
benar.
c) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
d) Kesalahan prinsip, yaitu siswa subjek tidak menggunakan rumus dengan benar.
57
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk RYM
P : Selamat siang R
RYM : Selamat siang
P : Baik langsung saja disini kakak mau nanya dari soal tes yang kakak kasih
kemaren itu yang nomor satu kamu paham apa nggak?
RYM : Nomor 1 sedikit
P : Mengapa kamu tidak menuliskan simbol pada matriks pada soal?
RYM : Karena lupa kak
P : Kenapa kamu salah dalam menggunakan defnisi?
RYM : Nggak tau kak udah lupa
P : Kenapa kamu tidak melakukan pengoperasian dan perhitungan dengan
benar?
RYM : Lupa cara nyarinya kak dan belum paham
P : Yang mana yang nggak kamu pahami?
RYM : Yang nggak paham cara atasnya (sambil menunjukkan jawabannya).
P : Untuk mencari AB = BA = I, itu kamu misalkan dulu matriks B nya itu
jadi [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] seperti yang kamu tuliskan ini (sambil menunjuik jawaban
siswa). Pada materi sebelumnya sudah dijelaskan mengenai lambang
matriks dan operasi matriks
RYM : Udah lupa kak
P : Lupa?
RYM : Iya
P : Terus kenapa disini kamu dapat 2a padahal disinikan kamu sudah
menuliskan a + 3c ?
RYM : Jawabannya nggak tau juga kak lupa
58
P : Harusnya kan a + 3c dengan b + 3d. Terus disini juga kamu salah
(menunjuk jawaban siswa) harusnya disini a + 3c. 2 × 3 kan 6 kenapa punya
kamu 3c?
RYM : Oh iya salah
P : Itu kamu jawab cuman nomor 1?
RYM : Iya
P : Nomor duanya?
RYM : Nomor duanya oh belum nggak sampe.
P : Belum, nggak sempat?
RYM : Nggak sempat
P : Oke itu aja terima kasih
RYM : Iya sama-sama
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek RYM kesalahan yang dilakukannya
karena kurang teliti dalam membaca soal. Selain itu kurangnya pemahaman
mengenai materi invers matriks sehingga menyebabkan siswa salah menyelesaikan
soal invers matriks. Selain itu terlihat penjelasan subjek bahwa subjek tidak dapat
menghitung operasi matriks.
59
b. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek D nomor 1
Soal no. 1: Diketahui matriks A = [1 21 3
] carilah matriks B22 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 22) …
Gambar 2. Jawaban subjek D pada soal nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban, subjek D melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus terlihat dari
jawaban subjek yang tidak melanjutkan jawabnnya.
60
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk D
P : Selamat siang D
D : Siang
P : Dari soal yang kakak bagi kemaren ada kendala nggak? Untuk soal nomor
satu kenapa tidak kamu lanjutin?
D : Untuk nomor satu bingung gimana kelanjutannya gitu
P : Mengapa kamu tidak melajutkan proses perhitungan mu?
D : Nggak sempat kak
P : Materi sebelumnya sudah dijelaskan tentang materi prasyarat untuk
mengerjakan invers matriks. Jadi untuk soal nomor satu kamu tinggal
menerapkan dari definisi invers matriks.
D : Udah lupa ka materi sebelumya
P : Lain kali harus kamu pelajari lagi karena materi prasyarat diperlukan untuk
materi berikutnya.
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek D, kesalahan dalam menuliskan apa
yang diketahui pada soal kurang ketelitian. Faktor selanjutnya disebabkan karena
subjek tidak mengingat materi sebelumnya sehingga menyebabkan subjek tidak
melanjutkan jawaban.
61
Kesalahan konsep
Kesalahan prinsip
Kesalahan operasi
c. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek D nomor 2
Soal nomor 2: Diketahui matriks A = [2 33 4
] dan B = [2 −1
−5 3],
maka (AB)-1 = …
Gambar 3. Jawaban subjek D pada soal nomor 2
Berdasarkan hasil jawaban, subjek D melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dari soal
tersebut
b) Kesalahan konsep, yaitu dimana subjek langsung saja mengerjakan tanpa
menuliskan konsep atau operasi yang jelas. Seharusnya jawaban yang benar
adalah mencari invers matriks A sesuai pertanyaan soal dengan menggunakan
rumus invers yaitu A-1 = 1
𝐷𝑒𝑡 (𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
] maka:
A-1 = 1
2×4−3×3 [
4 −3−3 2
]
62
= 1
8−9 [
4 −3−3 2
]
= −1
1 [
4 −3−3 2
]
= [4 33 2
]
Dapat terlihat dari jawaban subjek D, bahwa subjek mengalami kesulitan dalam
memahami konsep dasr invers matriks sehingga sulit dalam operasi
penjabarannya.
c) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak melakukan operasi terlihat dari jawaban
subjek yang hanya menuliskan jawaban tanpa melakukan pengoperasian.
d) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus dengan benar.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk D
P : Untuk nomor 2 kenapa kamu tidak menuliskan yang diketahui dan
ditanyakan?
D : Lupa kak
P : Mengapa kamu salah mengguakan definisi invers matriks,kamu tau nggak
rumus (AB)-1 ?
D : Yang itu yang satu per
P : Rumusnyakan B-1 A-1 jawaban kamu kan langsung menuliskan tanpa
mencari dulu. Jadi sebelum (AB)-1 cari apa dulu?
D : Cari determinan
63
Kesalahan konsep dan prinsip
Kesalahan operasi
P : Cari invers A dan invers B. Jadi disini letak kesalahan punya kamu (sambil
menunjukkan jawaban siswa) harusnya cari dulu A-1 nya kemudian B-1 nya
baru kamu cari (AB)-1 nya.
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek D, kesalahan dalam menuliskan apa
yang diketahui pada soal karena kurangnya ketelitian. Subjek tidak melakukan
penerapan rumus invers matriks denga benar sehingga subjek salah dalam
menyelesaikan soal.
d. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek D nomor 3
Soal nomor 3: Diketahui matriks A = [1 0 02 1 00 0 2
] carilah matriks B33 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 33)
Gambar 4. Jawaban subjek D pada soal nomor 3
64
Berdasarkan hasil jawaban, subjek D melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan konsep, yaitu subjek kurang memahami konsep invers matriks. Hal
ini nampak pada jawaban subjek dimana subjek langsung saja mencari nilai
determinan matriks dengan proses penjabaran yang salah salah.
b) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
c) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus invers matriks
dengan benar dimana seharunya subjek menggunakan rumus invers matriks
AB = BA = I seusai dengan definisi invers matriks.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk D
P :Untuk nomor 3 paham?
D : Belum
P : Nomor 3 sama dengan nomor satu misalkan dulu matriiksnya [𝑎 𝑏 𝑐𝑑 𝑒 𝑓𝑔 ℎ 𝑖
]
itu untuk matriks B nya. Baru nanti kamu cari persamaannya, akan diperoleh
nanti persamaannya a = 1seperti ini (menunjukkan jawaban), b = 0, c = 0.
Baru nanti diperoleh [1 0 00 1 00 0 1
] jadi maksudnya ini membuktikan bahwa
matriks AB = I.
D : Oh iya
65
Kesalahan fakta
Kesalahan konsep
dan prinsip
P : Oke terimakasih
D : Iya sama-sama.
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek D, kesalahan yang dilakukan subjek
tidak menuliskan apa yang diketahui. Subjek belum memahami konsep invers
matriks sehigga subjek salah dalam menyelesaikan soal.
e. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek MJP nomor 1
Soal nomor 1: Diketahui matriks A = [1 21 3
] carilah matriks B22 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 22) …
Gambar 5. Jawaban subjek MJP pada soal nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban, subjek MJP melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan lambang matriks
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek kurang memahami konsep invers matriks
terlihat dari jawaban subjek yang asal dalam menjawab soal.
66
d) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus invers matriks
dengan benar dimana seharunya subjek menggunakan rumus invers matriks
AB = BA = I sesuai dengan definisi invers matriks.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk MJP
P : Selamat siang M
MJP : Siang kak
P : Dari soal tes yang kakak kasih kemaren kenapa kamu tidak menuliskan
lambang matriks untuk soal nomor 1
MJP : Yang mana kak?
P : Yang ini (menunjukkan jawaban siswa)
MJP : Karena gak sempat waktunya kak
P : Nggak sempat waktunya?
MJP : Emang lambangnya apa kak?
P : Lambang matriks nggak tau?
MJP : Nggak ingat
P : Pada materi sebelumnya bukanya sudah jelaskan mengenai matriks dan
lambang matriks itu seperti apa
MJP : Nggak ingat kak udah lupa
P : Ini lambang matriks (menunjukkan lambang matriks)
MJP : Oh nggak ingat kak lupa
67
P : Terus kamu tau a + 2c = 1 dari mana sementara kamu tidak menuliskan
disini (menunjuk jawaban siswa)
MJP : Dari papan tulis
P : Harusnya kamu tuliskan kembali di sini (menunjuk jawaban siswa)
MJP : Oh ditulis
P : Iya, terus kenapa tidak kamu lanjutin?
MJP : Nggak sempat waktunya
P : Untuk mencarinya pake cara apa?
MJP : Cara perkalian matriks iya nggak?
P : Sebelum kamu mengerjakan harusnya kamu pahami terlebih dahulu
maksud soalnya. Materi sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana mencari
invers matriks.
MJP : Udah lupa kak.
P : Dirumah kamu belajar?
MJP : Jarang ka.
P : Kamu paham maksud dari soal tersebut?
MJP : Nggak kak.
P : Soal tersebut maksudnya dikerjakan berdasarkan definisi yaitu
AB = BA = I kemudian dari jawaban kamu bisa kamu lanjutkan?
MJP : Nggak bisa kak, memangnya harus pake cara apa lagi kak?
P : Eliminasi dan substitusi, baru nanti dikalikan ketemu nanti hasilnya [1 00 1
]
68
Kesalahan konsep
dan prinsip
Kesalahan operasi
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek M, kesalahan yang dilakukan subjek tidak
menuliskan apa yang diketahui pada soal dan subjek tidak menuliskan lambang
matriks. Kurangnya pemahaman subjek pada materi sebelumnya menyebabkan
subjek salah dalam menyelesaikan soal.
f. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek MJP nomor 2
Soal nomor 2: Diketahui matriks A = [2 33 4
] dan B = [2 −1
−5 3],
maka (AB)-1 = …
Gambar 6. Jawaban subjek MJP pada soal nomor 2
Berdasarkan hasil jawaban, subjek MJP melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dari soal
tersebut
b) Kesalahan konsep, yaitu dimana subjek langsung saja mengerjakan tanpa
menuliskan konsep atau operasi yang jelas dan tidak melanjutkan dengan
mencari nilai invers matriks tersebut.
c) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
69
d) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak tidak menggunakan rumus dengan benar.
Seharusnya subjek menggunakan rumus (AB)-1 = B-1 A-1.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk MJP
P : Untuk nomor 2 kamu tau rumusnya?
MJP : Nggak, perkalian matriks ya?
P : Rumus mencari (AB)-1
MJP : Eemmm nggak tau kak cuman invers, kalau yang B gitu bisa kalau gini
nggak bisa kalau digabungin
P : Ya, sebelumnya harus cari A-1 dan B-1 nya, nanti pas sudah ketemu baru
kamu cari (AB)-1 nya. kamu kalikan nilai A-1 nya dengan B-1 nya jadi nanti
ketemu hasilnya [−9 7−14 11
] ini hasil untuk (AB)-1
MJP : berarti harus dicari dulu inversnya dua gini kan kak baru dikali lagi?
P : Iya cari dulu A-1 nya dan B-1 nya baru nanti dikalikan. Kenapa kamu salah
mengalikan matriks tersebut?
MJP : Yang mana kak?
P : Yang ini (menunjuk jawaban siswa)
MJP : berarti punya saya salah?
P : Iya salah, lain kali teliti lagi, perhatikan lagi.
MJP : Iya
70
Kesalahan konsep
dan prinsip
P : Pada materi prasyarat sudah dijelaskan mengenai operasi matriks, materi
prasyarat akan memudahkan kamu dalam menyelesaikan soal pada materi
berikutnya.
pMJP : Sudah lupa kak
P : Jangan lupa belajar lagi dirumah
MJP : Iya kak
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek MJP, kesalahan yang dilakukan
subjek tidak menuliskan apa yang diketahui pada soal. Subjek tidak memahami
maksud dari soal tersebut dan subjek tidak menerapkan rumus invers matriks.
g. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek MJP nomor 3
Soal nomor 3: Diketahui matriks A = [1 0 02 1 00 0 2
] carilah matriks B33 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 33) …
Gambar 7. Jawaban subjek MJP pada soal nomor 3
71
Berdasarkan hasil jawaban, subjek MJP melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dari soal
tersebut
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek kurang memahami konsep invers matriks. Hal
ini nampak pada jawaban subjek dimana subjek langsung saja mencari nilai
determinan matriks dengan proses penjabaran yang salah salah. Dimana
seharusnya subjek membuat permisalan terlebih dahulu untuk matriks B nya.
c) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
d) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus invers matriks
dengan benar dimana seharunya subjek menggunakan rumus invers matriks
AB = BA = I seusai dengan definisi invers matriks.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk MJP
P : Untuk nomor 3 paham?
MJP : Belum
P : Nomor 3 sama dengan cara yang nomor satu, dimisalkan dulu matriks B
nya itu dengan [𝑎 𝑏 𝑐𝑑 𝑒 𝑓𝑔 ℎ 𝑖
] baru nanti kamu kalikan. Ketemu hasilnya baru
nanti kamu kalikan ganti matriks B nya ini dengan nilai yang di dapat
72
ketemu hasilnya [1 0 00 1 00 0 1
]. Ini kan maksudnya membuktikan AB = BA =
I, identitas itukan [1 0 00 1 00 0 1
].jadinya sama untuk perkalian AB nya itu sama
dengan identitas ini.
MJP : Kenapa bisa kayak gini kak?
P : Ini maksudnya membuktikan. Pada soal nomor 3 kamu harus
menyelesaikan soal invers matriks berdasarka definisi AB = BA = I.
MJP : Oh iya, berarti punya saya salah ka?
P : Iya salah karena kamu menjawabnya menggunakan determinan
MJP : Ini kenapa bisa ada disini a = 2b
P : Inikan matriks B nya belum diketahui, jadi kita misalkan dulu setelah kita
misalkan ketemu nanti matriks B nya berapa. Ini kita mislkan dengan
[𝑎 𝑏 𝑐𝑑 𝑒 𝑓𝑔 ℎ 𝑖
] kita kalikan 1 × a = a sama seperti cara nomor satu tadi ketemu
a = 1, b = 0, c = 0, d = -2, e = 1, f = 0, g = 0, h = 0, i = 1
2. Baru kamu masukan
ke matriks B ini (menunjuk matriks B) kamu kalikan hasilnya nanti
[1 0 00 1 00 0 1
] sama kan dengan matriks identitas?
MJP : Sama
P : Jadikan terbukti, Paham?
MJP : Paham.
73
Kesalahan konsep
dan prinsip
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara denga subjek MJP, subjek kurang paham degan
maksud soal tersebut. Subjek tidak menerapkan rumus invers matriks sehingga
subjek salah dalam menyelesaikan soal.
h. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek NH nomor
Soal nomor 1: Diketahui matriks A = [1 21 3
] carilah matriks B22 sehingga
AB = BA = I (I matriks identitas 22) …
Gambar 8. Jawaban subjek NH pada soal nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban, subjek NH melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan fakta, yaitu subjek tidak menuliskan matriks identitas
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek kurang memahami konsep invers matriks
terlihat dari jawaban subjek yang hanya mencari determinan dimana
seharusnya subjek membuat permisalan untuk matriks B dan dilanjutkan
dengan konsep perkalian matriks untuk mencari invers matriks.
74
c) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
d) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak menggunakan rumus invers matriks
dengan benar dimana seharunya subjek menggunakan rumus invers matriks
AB = BA = I sesuai dengan definisi invers matriks.
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk NH
P : Selamat siang NH
NH : Iya siang
P : Dari soal tes yang kakak kasih kemaren untuk yang nomor satu kamu
paham?
NH : Paham setengah
P : Yang nggak pahamnya dimana?
NH : Biasanya yang pertukaran-pertukaran yang 1 ke 3 ini kan nggak seperti
yang biasa min min
P : Lalu bagaimana kamu bisa mengerjakan seperti jawaban mu ini?
NH : Saya jawab pake determinan kak
P : Pada materi sebelumnya sudah dijelaskan mengenai operasi matriks dan
determinan, itu merupakan materi prasyarat agar memudahkan kamu dalam
menyelesaikan soal invers matriks ini.
NH : Oh iya kak sudah lupa, saya ingatnya determinan kak. Jawaban soal nomor
1 seperti apa kak?
P : Yang nomor satu itu diketahui matriks A = [1 21 3
] Matriks B2×2 sehingga
AB = BA = I. I itu matriks Identitas dimana [1 00 1
] matriksnya. Matriks B
nya tidak diketahui jadi matriks B nya itu dimisalkan dengan [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] kayak
gini (menunjuk permisalan matriks). Setelah itu baru kamu kalikan dimana
75
Kesalahan konsep
dan prinsip
baris dengan kolom, baris pertama dengan kolom pertama. Nanti setelah
dapat baru kamu buat persamaannya, diperoleh persamaannya baru kamu
cari cara eliminasinya baru substitusi dengan cara itu nanti dapat nilai a, b,
c dan d. Setelah dapat nilainya baru matriks B yang a, b, c tadi kamu ganti
dengan nilai a, b, c nilai a nya berapa kamu masukan baru kamu kalikan
hasilnya [1 00 1
]. Jadi terbuktikan bahwa AB = BA = I. paham?
NH : Paham
Faktor penyebab keslahan:
Berdasarkan wawancara dengan subjek NH, kesalahan dilakukan karena
subjek tidak menuliskan apa yang diketahui pada soal tersebut dan subjek kurang
paham maksud dari soal tersebut. Selain itu subjek tidak menerapkan rumus invers
matriks sehingga subjek salah dalam menyelesaika soal.
i. Deskripsi Kesalahan Jawaban Subjek NH nomor 2
Soal nomor 2: Diketahui matriks A = [2 33 4
] dan B = [2 −1
−5 3],
maka (AB)-1 = …
Gambar 9. Jawaban subjek NH pada soal nomor 2
76
Berdasarkan hasil jawaban, subjek NH melakukan kesalahan pada aspek
memahami :
a) Kesalahan konsep, yaitu dimana subjek langsung saja mengerjakan tanpa
menuliskan konsep atau operasi yang jelas dan tidak melanjutkan dengan
mencari nilai invers matriks tersebut.
b) Kesalahan operasi, yaitu subjek tidak menerapkan perhitungan yang sesuai
sehingga melakukan kesalahan pada saat melakukan operasi hitung.
c) Kesalahan prinsip, yaitu subjek tidak tidak menggunakan rumus dengan benar.
Seharusnya subjek menggunakan rumus (AB)-1 = B-1 A-1
Berikut deskripsi wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
dalam menyelesaikan soal:
Cuplikan wawancara untuk NH
P : Untuk yang nomor 2 tau rumusnya?
NH : Nggak
P : Rumus untuk mencari (AB)-1
NH : Nggak tau
P : (AB)-1 ini kan sebelum itu harus cari A-1 dulu dengan B-1 baru diperoleh,
dapatkan hasilnya baru nanti dikalikan (AB)-1 = B-1 A-1
NH : Ini bu 6 – 5 ini dapat dari mana?
P : Rumus invers itukan 1
det(𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
] ini kan determinan (menunjuk
jawaban) dari 2 × 4 dan 3 × 3. 1
det(𝐴) [
𝑑 −𝑏−𝑐 𝑎
] diperoleh matriks A-1 dan
B-1 baru kamu kalikan dapat hasilnya [−9 7−14 11
] paham?
NH : Paham
77
Faktor penyebab kesalahan:
Berdasarkan wawancara subjek NH tidak menuliskan apa yang diketahui
pada soal tersebut dan subjek kurang paham dari maksud soal tersebut. Pemahaman
subjek tetang invers matriks masih kurang sehingga subjek bigung melakukan
penyelesain.
B. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian di atas, maka dapat dibahas hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Kesalahan-kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal invers matriks, peneliti memberikan tes berbentuk tes tertulis
dengan bentuk soal uraian yang memuat 4 soal pertanyaan mengenai materi tersebut
disusun berdasarkan kurikulum 2013 dengan alokasi waktu pengerjaan 45 menit.
Selanjutnya hasil tes tersebut di analisis dan di dapatlah hasil tes. Berdasarkan data
tersebut dan terlihat pada Tabel 5 banyak siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal invers matriks. Kesalahan tersebut berupa kesalahan fakta,
kesalahan konsep, kesalahan operasi, dan kesalahan prinsip.
a. Kesalahan fakta
Kesalahan fakta merupakan salah satu kesalahan yang banyak dilakukan
oleh siswa. Adapun kesalahan fakta yang dilakukan siswa adalah tidak menuliskan
apa yang diketahui dan ditanya pada soal dan ada juga siswa yang tidak tepat
menuliskan lambang matriks “[ ]” jadi dapat disimpulkan bahwa kesalahan fakta
yang dilakukan oleh siswa adalah kesalahan dalam menuliskan lambang
matematika dan tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya.
78
b. Kesalahan konsep
Kesalahan konsep merupakan salah satu kesalahan yang banyak dilakukan
oleh siswa. Kesalahan konsep dalam invers matriks adalah kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menguasai konsep-konsep dasar perkalian matriks dan
konsep determinan matriks.
c. Kesalahan Operasi
Kesalahan operasi merupakan kesalahan yang paling banyak dilakukan
siswa. Adapun kesalahan operasi yang dilakukan siswa adalah siswa tidak
menjumlahkan dan mengalikan dengan benar serta siswa kurang teliti dalam
menuliskan hasil akhir. Dapat disimpulkan bahwa kesalahan operasi berupa
kesalahan perhitungan pada operasi bilangan.
d. Kesalahan Prinsip
Kesalahan prinsip yaitu kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami
hubungan beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi,
sehingga siswa tidak dapat merencanakan penyelesaian soal dengan baik dan
menggunakan rumus ataupun teorema. Dari data hasil tes terlihat bahwa siswa tidak
menggunakan rumus atau teorema tidak tepat dalam menjawab soal. Kesalahan
prinsip dalam menerapkan rumus, menyebabkan siswa salah dalam menyelesaikan
soal atau menuliskan hasil akhir dari soal tersebut.
Pada soal nomor 4 banyak siswa yang tidak menjawab soal tersebut karena
waktu pengerjaan hanya 45 menit. Pada saat melakukan penelitian peneliti
mengajar terlebih dahulu untuk mengingatkan materi sebelumnya. Waktu
penelitian terpotong 45 menit karena waktu mengajar dilakukan secara bersamaan.
79
Sebelumnya peneliti meminta waktu satu hari untuk mengajar dan satu hari untuk
melakukan penelitian, karena terkendala cuaca kabut pihak sekolah meliburkan
proses belajar mengajar disekolah selama dua minggu. Pada saat memasuki proses
belajar mengajar peneliti langsung melakukan penelitian karena pihak sekolah
harus mengejar materi yang tertinggal dan minggu depannya sudah memasuki
ulangan tengah semester. Sehingga waktu peneliti untuk melakukan penelitian
hanya satu hari.
2. Faktor Penyebab Siswa Melakukan Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Invers
Matriks
Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
invers matriks diketahui melalui wawancara kepada siswa yang dipilih sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan data tersebut, penyebab
kesalahan yang dilakukan siswa sesuai dengan ranah cipta yang bersifat kognitif
yaitu pengetahuan, pemahaman dan penerapan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan berupa kurangnya pengetahuan siswa tentang materi prasyarat seperti
operasi matriks, determinan matriks dan ketidaktahuan siswa dengan simbol-simbol yang
ada pada matriks misalnya simbol matriks “[ ]”
b. Pemahaman
Pemahaman berupa kurangnya kemampuan siswa dalam memahami isi materi
misalnya siswa tidak tau cara menentukan invers matriks dengan cara definisi atau teorema.
80
c. Penerapan
Penerapan berupa kurangnya kemampuan siswa dalam menguraikan materi yang
menyangkut penggunaan invers matriks. Misalnya dalam menyelesaikan soal invers matriks
dengan definisi AB = BA = I tapi siswa menerapkan determinan matriks untuk mengerjakan
soal tersebut.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi invers matriks di
kelas XI MPA 3 SMA Negeri 3 Palangka Raya adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan Siswa dalam Meanyelesaikan Soal Invers
Matriks
a. Kesalahan fakta, kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu tidak menuliskan
apa yang diketahui dan ditanya serta tidak menuliskan simbol matriks “[ ]”.
b. Kesalahan konsep, siswa kurang mampu memahami materi prasyarat yaitu
operasi matriks dan determinan matriks.
c. Kesalahan operasi, kesalahan operasi yang dilakukan siswa adalah siswa tidak
menjumlahkan dan mengalikan dengan benar serta siswa kurang teliti dalam
menuliskan hasil akhir.
d. Kesalahan prinsip, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggunakan rumus
atau teorema tidak tepat dalam menjawab soal.
2. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Melakukan Kesalahan dalam
Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan ditinjau dari ranah cipta yang
bersifat koognitif dari aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan dalam
menyelesaikan soal invers matriks, yaitu:
1. Siswa tidak ingat menulis simbol-simbol matematika yang ada pada invers matriks.
82
2. Siswa kurang memahami soal invers matriks, siswa tidak mengetahui langkah awal
dalam penyelesaian soal dan tidak mengetahui rumus yang akan digunakan dalam
penyelesaian soal tersebut karena ketidakpahaman dengan pertanyaan yang diberikan
dan memberi penyelesaian yang asal-asalan.
3. Siswa tidak bisa melakukan operasi hitung perkalian matriks, siswa kurang teliti
menuliskan hasil akhir dan siswa salah dalam menghitung perkalian pada invers matriks
serta siwa tidak mengetahui dan tidak dapat membedakan rumus invers matriks.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Bagi guru, untuk lebih melihat pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal invers matriks, sehingga letak kesalahan tersebut
diketahui dan dikemudian hari tidak terjadi lagi. Lebih menekankan lagi
tentang konsep dan aturan dalam invers matriks dan lebih aktif lagi dalam
pembelajaran di kelas dan memahami karakter siswa agar siswa lebih percaya
diri di dalam kelas dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
sumber data untuk penelitian selanjutnya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Anton, H. 2000. Dasar-Dasar Aljabar Linear Jiid 1. Batam: Interaksara
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rhineka Cipta
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Halid, A. 2016. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matriks Siswa
Kelas XII SMA Negeri 1 Pammana Kabupaten Wajo. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar. Diunduh pada tanggal 8 Maret 2019.
Pukul 11.01 WIB dari:
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8524/Ardiansyah%2520halid.
Hamzah, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kariadinata, R. 2013. Aljabar Matriks Elementer. Bandung: Pustaka Setia.
Kemendikbud. 2017. Silabus Mata Pelajaran Matematika SMA/MA/SMK/MAK.
Jakarta.
Moeleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sibarani, M. 2014. Aljabar Linear. Jakarta: Rajawali Pers.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Re maja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wijaya & Masriyah. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel . E-Journal
Unesa. 1 (2). Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018. Pukul 16.30 WIB
dari: http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/2855/30/article,pdf
84
Wulandari. 2015. Analisis Kesalahan siswa Menyelesaikan Soal Matematika
Materi Matriks Pada Siswa Kelas X MAN Trenggalek Tahun Ajaran
2015/2016. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Diunduh
pada tanggal 8 Maret 2019. Pukul 11.01 WIB dari: http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/4278/
85
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Tes
86
1. Kisi-kisi Instrument Tes
Kisi- kisi Instrumen Tes
Tingkat : SMA
Kelas/ Semester : XI/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Invers Matriks
Waktu : 2 x 45 menit
Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor
Butir Soal
Bentuk
Soal
Menganalisa sifat-
sifat determinan dan
invers matriks
berordo 22 dan 33
Invers
matriks
berordo
22 dan
33
- Menentukan
invers matriks
berordo 22
- Menentukan
invers matriks
berordo 33
1, 2
3 dan 4
Uraian
87
Lampiran 2
Instrumen Tes
88
Lampiran 2. Instrument Tes
INSTRUMEN TES
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi Pokok : Invers Matriks
Kelas : XI MIPA 3
Hari/Tangal :
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk pengerjaan soal:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Tulislah identitas pada lembar jawaban yang disediakan.
3. Dilarang bekerja sama dan membuka buku.
4. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab soal.
5. Dahulukan menjawab soal-soal yang mudah.
6. Jawablah soal dengan langkah-langkah yang tepat dan benar termasuk yang
diketahui dan yang ditanyakan.
7. Soal terdiri dari 4 soal uraian, semua harus dijawab pada lembar yang
disediakan.
8. Periksalah jawaban sebelum dikumpulkan.
Soal:
1. Diketahui matriks A = [1 21 3
] carilah matriks B22 sehingga AB = BA = I
(I matriks identitas 22) …
2. Diketahui matriks A = [2 33 4
] dan B = [2 −1
−5 3], maka (AB)-1 = …
89
3. Diketahui matriks A = [1 0 02 1 00 0 2
] carilah matriks B33 sehingga AB = BA
= I (I matriks identitas 33)
4. Tentukan invers matriks A = [3 1 02 1 16 2 2
] …
90
Lampiran 3
Pedoman Jawaban Instrumen Tes
91
Lampiran 3. Pedoman Jawaban Instrumen Tes
PEDOMAN JAWABAN INSTRUMEN TES
1. Diketahui : A = [1 21 3
]
Ditanya : Matriks B22 sehingga AB=BA=I…?
Penyelesaian:
Misalkan matriks B = [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
]
AB = [1 21 3
] [𝑎 𝑏𝑐 𝑑
] = [1 00 1
]
[𝑎 + 2𝑐 𝑏 + 2𝑑𝑎 + 3𝑐 𝑏 + 3𝑑
] = [1 00 1
]
Maka diperoleh 4 persamaan:
a + 2c = 1 ………………….. (1)
a + 3c = 0 ………………….. (2)
b + 2d = 0 ………………….. (3)
b + 3d = 1 ………………….. (4)
eliminasi persamaan (1) dan (2)
a + 2c = 1 3 3a + 6c = 3
a + 3c = 0 2 2a + 6c = 0 –
a = 3
substitusikan nilai a ke persamaan 1
a + 2c = 1
3 + 2c = 1
92
2c = -2
c = -1
eliminasi persamaan (3) dan (4)
b + 2d = 0 3 3b + 6d = 0
b + 3d = 1 2 2b + 6d = 2 –
b = -2
substitusikan nilai b kepersamaan 3
b + 2d = 0
-2 + 2d = 0
2d = 2
d = 1
maka diperoleh:
AB = [1 21 3
] [3 −2
−1 1] = [
1 00 1
]
AB = [3 − 2 −2 + 23 − 3 −2 + 3
] = [1 00 1
]
AB = [1 00 1
] = [1 00 1
]
Jadi terbukti AB = BA = I
2. Diketahui : A = [2 33 4
] dan B = [2 −1
−5 3]
Ditanya : (AB)-1 ?
Penyelesaian
A-1 = 1
8−9 [
4 −3−3 2
]
93
= 1
−1 [
4 −3−3 2
]
= [−4 33 −2
]
B-1 = 1
6−5 [3 15 2
]
= 1
1 [3 15 2
]
= [3 15 2
]
(AB)-1 = B-1 A-1
= [3 15 2
] [−4 33 −2
]
= [3 × (−4) + 1 × 3 3 × 3 + 1 × (−2)
5 × (−4) + 2 × 3 5 × 3 + 2 × (−2)]
= [−9 7−14 11
]
Jadi, (AB)-1 = [−9 7−14 11
]
3. Diketahui: [1 0 02 1 00 0 2
]
Ditanyakan: Matriks B33 sehingga AB=BA=I…?
Penyelesaian:
Misalkan matriks B = [𝑎 𝑏 𝑐𝑑 𝑒 𝑓𝑔 ℎ 𝑖
]
AB = [1 0 02 1 00 0 2
] [𝑎 𝑏 𝑐𝑑 𝑒 𝑓𝑔 ℎ 𝑖
] = [1 0 00 1 00 0 1
]
94
AB = [𝑎 𝑏 𝑐
2𝑎 + 𝑑 2𝑏 + 𝑒 2𝑐 + 𝑓2𝑔 2ℎ 2𝑖
] = [1 0 00 1 00 0 1
]
Berdasarkan kesamaan dua matriks maka diperoleh:
a = 1 b = 0 c = 0
2a + d = 0 2b + e = 1 2c + f = 0
2(1) + d = 0 2 (0) + e = 1 2 (0) + f = 0
d = -2 e = 1 f = 0
2g = 0 2h = 0 2i = 1
g = 0 h = 0 i = 1
2
maka diperoleh:
AB = [1 0 02 1 00 0 2
] [
1 0 0−2 1 0
0 01
2
] = [1 0 00 1 00 0 1
]
AB = [1 0 00 1 00 0 1
] = [1 0 00 1 00 0 1
]
Jadi terbukti AB = BA = I
4. Diketahi: A = [3 1 02 1 16 2 2
]
Ditanyakan: A-1 ?
Penyelesaian:
Untuk mencari A-1 harus dihitung
det (A) = |3 1 02 1 16 2 2
|3 12 16 2
95
|A| = (3•1•2 + 1•1•6 + 0•2•2) – (0•1•6 - 3•1•2–1•2•2)
= 6 + 6 – 6 – 4
= 12 – 10
= 2
Adj (A) =
[ |
1 12 2
| − |1 02 2
| |1 01 1
|
− |2 16 2
| |3 06 2
| − |3 02 1
|
|2 16 2
| − |3 16 2
| |3 12 1
| ]
= [0 −2 12 6 −3
−2 0 1]
A-1 = 1
2 [
0 −2 12 6 −3
−2 0 1]
=
[ 0 −1
1
2
1 33
2
−1 01
2]
Jadi, diperoleh A-1 =
[ 0 −1
1
2
1 33
2
−1 01
2]
96
Lampiran 4
Data Hasil Tes Siswa
97
Lampiran 4. Data Hasil Tes Keseluruhan
Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
KODE
Jenis Kesalahan
Nomor butir soal
1 2 3 4
F K O P F K O P F K O P F K O P
AKO - - - - - - √ - - - - - - - - ×
MDN - - - - - - - - - - - - ×
LTN - - √ - - - - - - - - × × × ×
AWA - - - - - - - × × × × - × - ×
FAS - - - - - √ - × × × × × × × ×
VW - - - - - × × × × × × × ×
YM - - √ - - - - × × × × × × × ×
ACB - - - - - - × × × × × × × ×
C - - - √ - √ - × × × × × × × ×
S - - - - - √ - × × × × × × × ×
AS - - - - - √ - × × × × × × × ×
MR - - - - × × × × × × × × × × × ×
RWP - - - × × × × × × × × - × - ×
S - - - - - √ - - × × × × × × ×
MM √ - - - × × × × × × × × × × × ×
WF - - - × × × × × × × × × × × ×
TM - - - × × × × × × × × × × × ×
JEB - - - - × × × × × × × × × ×
PW - - - - √ - × × × × × × × ×
MNI - - × × × × × × × × - × × ×
LS - - - × × × × × × × × - × × ×
NSF - - - × × × × × × × × × × × ×
MIR √ - - × × × × × × × × × × × ×
NW - - - × × × × × × × × × × ×
D - - - - × × × ×
MJP √ - × × × ×
APN - - × × × × × × × × ×
TS - - - × × × × × × × × × ×
HDA - × × - × × × × × × × ×
P - - √ × × × × × × × × × × × × ×
RYM × × × × × × × × × × × ×
NH √ √ - √ √ × × × × × × × ×
ABG × × × × × × × × × × × × × × × ×
DE × × × × × × × × × × × × × × × ×
98
√ = Melakukan kesalahan
- = Tidak melakukan kesalahan
x = Tidak menjawab soal
F = Kesalahan menuliskan fakta
K = Kesalahan memahami konsep
O = Kesalahan menggunakan Operasi
P = Kesalahan menerapkan Prinsip
L × × × × × × × × × × × × × × × ×
RDP × × × × × × × × × × × × × × × ×
Y × × × × × × × × × × × × × × × ×
99
Lampiran 5
Banyak Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Invers Matriks
100
Lampiran 5. Banyak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal invers matriks
Tabel 5. Banyak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal invers matriks
Aspek
Banyak Siswa Yang Melakukan Kesalahan
Dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4
Memahami Fakta 11 4 2
Memahami Konsep 4 6 2
Memahami Operasi 21 15 2
Memahami Prinsip 8 7 2
101
Lampiran 6
Kesalahan Subjek Dalam Menyelesaikan Soal
Invers Matriks
102
Lampiran 6. Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Invers Matriks
KODE
Jenis Kesalahan
Nomor butir soal
1 2 3 4
F K O P F K O P F K O P F K O P
RYM √ √ × × × × × × × × × × × ×
D - - - × √ √ √ × × × × × × × ×
MJP - - - √ √ × × × ×
NH √ √ - √ √ √ × × × × × × × ×
103
Lampiran 7
Jadwal Pelaksanaan Wawancara
104
Lampiran 7. Jadwal Pelaksanaan Wawancara
Jadwal Pelaksanaan Wawancara
Kode Siswa Hari/Tanggal Tempat
RYM Jumat, 04 Oktober 2019 SEKOLAH
D Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
MJP Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
NH Senin, 07 Oktober 2019 SEKOLAH
105
Lampiran 8
Hasil Pekerjaan Subjek
106
Lampiran 8a. Jawaban Subjek RYM
Jawaban Subjek RYM
107
Lampiran 8b.. Jawaban Subjek D
108
Lampiran 8c.. Jawaban Subjek MJP
109
Lampiran 8d.. Jawaban Subjek NH
110
Lampiran 9
Dokumentasi
111
Lampiran 9.. Dokumentasi
Dokumentasi
Peneliti menjelaskan materi sebelum memulai penelitian
Peneliti membagikan lembar tes
112
Wawancara dengan subjek RYM
Wawancara dengan subjek D
113
Wawancara dengan subjek MJP
Wawancara dengan subjek NH
114
Lampiran 10
Kartu Bimbingan Skripsi
115
116
117
Lampiran 11
Hasil Telaah Butir Soal
118
Lampiran 10. Hasil Telaah Butir Soal
PEDOMAN TELAAH BUTIR TES AKHIR BENTUK URAIAN
(VALIDITAS TES)
Bidang Penelaahan
Kriteria Penelaahan
Materi
a. Rumusan butir soal sesuai dengan indikator.
b. Batasan jawaban yang diuji sudah jelas.
c. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan
kurikulum SMA/SMK.
Konstruksi
e. Rumusan butir soal sudah menggunakan kata tanya
atau perintah yang menuntut jawaban uraian.
f. Rumusan butir soal tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
Bahasa
g. Rumusan butir soal sudah menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga komunikatif.
h. Rumusan butir soal tidak menimbulkan salah
pengertian.
i. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Nilai
j. Memberi nilai A untuk butir soal yang dapat
digunakan, memberi nilai B jika butir soal perlu
diperbaiki, atau memberi nilai C jika butir soal
perlu dihilangkan.
Cara Penelaahan:
1. Penelaah cukup memberi tanda check mark (√) pada kolom yang disediakan bila
kriteria penelaahan terpenuhi dan tanda silang (×) bila kriteria penelaahan tidak
terpenuhi.
2. Jika kriteria penelaahan kurang baik, mohon diberikan saran/ koreksi pada kolom
yang disediakan untuk revisi butir tes.
119
120
121
122
123
124
125
Lampiran 12
Administrasi
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137