identifikasi kandungan kafein pada suatu sampel dengan menggunakan

Upload: hanna-marshella

Post on 05-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

  • IDENTIFIKASI KANDUNGAN KAFEIN PADA SUATU SAMPEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPISDisusun Oleh:Rivaldo Bastanta Singarimbun

  • DASAR TEORIKafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam makanan, contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitida), guarana, dan mate. Kafein terkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan. Kafein juga bersifat diuretik.

  • STRUKTUR KAFEIN

  • Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara pelaksanaanya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas.

  • Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina, dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

  • Gambar kromatografi lapis tipis (KLT)

  • Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase gerak ) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut : Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut Rf juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf juga disebut factor referensi.

  • Alat yang digunakan :Batang pengadukLumpang dan stamperChamberPipa kapilerPlat KLTTabung sentrifugeSentrifuge

  • Bahan yang digunakan :AquadestKafein murniProduk yang mengandung KafeinNH3KloroformAsetonKristal Iod

  • Hasil pengamatan :

    noPerlakuanPengamatan1.

    2.3.

    4.5.

    6.7.

    8.Sampel dilarutkan dalam 3 ml NH3 + 1 ml CCl4Sampel disentrifugasiLarutan ditotolkan di KLT

    Chamber diisi eluen dan dijenuhkanPlat KLT dimasukkan dalam chamberPlat KLT dikeluarkanKristal Iod dimasukkan dalam gelas kimiaPlat KLT dimasukkan dalam gelas kimiaSampel bercampur, tidak semua sampel larutEndapan dan larutan memisahSampel siap dimasukkan dalam chamberChamber jenuhEluen naik sampai batas atas

    Noda belum terlihatKristal Iod didalam gelas kimia

    Noda mulai tampak Jarak tempuh sampel 0,2 cm Jarak tempuh pembanding 1,3 cmRf sampel 0,08Rf kafein murni 0,52

  • Pembahasan Pada percobaan ini akan diidentifikasi ada tidaknya kafein dalam sampel minuman dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Dalam penyiapan sampel, sampel akan dilarutkan dengan NH3 , karena NH3 bersifat non-polar sehingga dapat melarutkan kafein yang juga bersifat non-polar.Sampel yang dilarutkan kemudian disentrifugasi, hal ini bertujuan agar larutan yang mengandung kafein terpisah dari endapannya. Sampel tidak larut sepenuhnya karena pelarut yang digunakan adalah pelarut non-polar. Dengan proses sentrifugasi maka proses pemisahan akan semakin cepat.

  • Sebelum mentotolkan sampel ke plat KLT, buatlah terlebih dahulu batas atas dan batas bawah dengan menggunakan pensil tumpul, hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui dimana penetesan sampel.Didalam chamber yang telah diisi eluen, yang merupakan campuran antara kloroform dan aseton dengan perbandingan 1:1 akan terlebih dahulu dijenuhkan. Setelah chamber jenuh, maka plat KLT akan dimasukkan kedalam chamber. Ketika pelarut mulai membasahi plat, pertama-tama pelarut akan melarutkan senyawa dalam bercak yang ditempatkan pada garis dasar. Senyawa akan bergerak seiring dengan pergerakan pelarut.

  • Setelah itu akan terlihat bercak yang terpisah-pisah. Senyawa yang terperangkap di bagian paling bawah menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki tingkat kepolaran paling tinggi.Berhubung karena Kafein kurang polar, maka noda belum tampak, sehingga plat KLT akan dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi kristal Iod. Uap yang dihasilkan oleh kristal Iod akan berinteraksi dengan Kafein, sehingga akan menimbulkan noda pada plat.

  • Kesimpulan :Sebelum memasukkan Plat KLT terlebih dahulu chamber dijenuhkanKafein bersifat non-polar sehingga dilarutkan dengan NH3Rf dari sampel adalah 0,08Rf dari Kafein murni adalah 0,52