identifikasi jamur aspergillus sp pada terasi dengan …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059-...

65
i IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI (Studi pada Produksi Terasi Rumahan di Desa Pakong Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Madura) KARYA TULIS ILMIAH GITA SAMPELALAN 15.131.0059 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

i

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGA

MERAH (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

(Studi pada Produksi Terasi Rumahan di Desa Pakong Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Madura)

KARYA TULIS ILMIAH

GITA SAMPELALAN

15.131.0059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2018

Page 2: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

ii

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGA

MERAH (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

(Studi pada Produksi Terasi Rumahan di Desa Pakong Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Madura)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

GITA SAMPELALAN

15.131.0059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2018

Page 3: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

iii

Page 4: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

iv

Page 5: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

v

ABSTRAK

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGAMERAH (Hylocereus Polyrhizus)

SEBAGAI PEWARNA ALAMI

Gita Sampelalan1, Farach Khanifah

2, Faris Hamidi

3

Program Studi Diploma III Analis Kesehatan Stikes ICME Jombang

*Email: [email protected]

Zat pewarna merupakan bahan tambahan pangan yang memberikan kesan menarik bagi pelanggan, menyeragamkan, menstabilkan warna, dan menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Rhodamin B adalah pewarna sintesis yang berbahaya digunakan pada terasi karena harganya yang relatife murah dan warna yang dihasilkan mencolok, ekstrak buah naga digunakan sebagai pengganti rhodamin B yang menghasilkan warna merah dan dapat dijadikan sebagai pewarna alami. Aspergillus sp merupakan jamur yang mudah tumbuh pada makanan yang pengolahannya tidak higenis. Makanan yang terkontaminasi oleh Aspergillus sp, apabila dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kanker hati, gangguan sistem syaraf pusat dan lever serta hepatitis.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini terasi yang diproduksi desa pakong kabupaten pamekasan dan teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Kemudian data diolah dengan editing, coding, tabulating. Analisa dalam pemeriksaan ini dinyatakan dalam persentase.

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada terasi dengan penambahan ekstrak buah naga 100% terdapat jamur Aspergillus sp. Dengan penambahan ekstrak buah naga sebanyak 80% terdapat jamurAspergillus sp.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terasi tanpa penambahan ekstrak buah naga 100% terdapat jamur Aspergillus sp, sedangkan terasi dengan penambahan ekstrak buah naga 80% terdapat jamur Aspergillus sp.

Kata Kunci : Zat pewarna, Terasi, Aspergillus sp

Page 6: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

vi

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF MUSHROOMS Aspergillus sp ON CONTROL WITH ADDITION OF RED DRAGON FRUIT EXTRACT (Hylocereus Polyrhizus)

AS NATURAL DYES

Gita Sampelalan1, Farach Khanifah

2, Faris Hamidi

3

Study Program of Diploma III Health AnalystStikes ICME Jombang

*Email:[email protected]

Coloring agents were food additives that give the impression of attractive to customers, homogenize, stabilize color, and cover color changes due to processing and storage. Rhodamin B is a dangerous synthetic dye used in shrimp paste because the price is relatively cheap and the resulting color is striking, dragon fruit extract is used instead of rhodamine B which produces red color and can be used as a natural dye. Aspergillus sp is a fungus that is easy to grow on food that is not hygienic. Food contaminated with Aspergillus sp, if consumed continuously for a long time will cause liver cancer, central nervous system disorders and liver and hepatitis

The research design used was descriptive. The population in this study was Shrimp paste produced by Pakong village, Pamekasan regency and the sampling technique used was total sampling. Then the data was processed by editing, coding, tabulating. Analysis in this examination was expressed in percentages.

The results of the research that had been done on shrimp paste with the addition of 100% dragon fruit extract contained fungus Aspergillus sp. With the addition of 80% dragon fruit extract there was Aspergillus sp.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terasi tanpa penambahan ekstrak buah naga 100% terdapat jamur Aspergillus sp, sedangkan terasi dengan penambahan ekstrak buah naga 80% terdapat jamur Aspergillus sp.

Based on the results of the study it could be concluded that shrimp paste without the addition of 100% dragon fruit extract contained Aspergillus sp, while the paste with the addition of 80% dragon fruit extract contained fungus Aspergillus sp.

Keywords: dye, Shrimp paste, Aspergillus sp

Page 7: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

vii

Page 8: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

viii

Page 9: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

ix

Page 10: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

x

Page 11: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xi

MOTTO

“ Hiduplah Seakan Kamu Akan Mati Besok.

Belajarlah Seakan Kamu Akan Hidup Selamanya ”

Page 12: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah. Puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah. Engkau

telah berikan kelancaran untuk menyelesaikan tugas akhirku. Tak lupa sholawat

serta salam aku panjatkan kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasalam.

1. Aku persembahkan karya tulis ini untuk Bapak dan Mama tercinta yang

tak pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta

senantiasa melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap

langkahku.

2. Teruntuk kakakku Aggeng Ilaga Saputra yang selalu memberi dukungan,

Ilmu dan nasehat dalam meraih cita-citasaya

3. Untuk semua dosen yang telah memberikan ilmunya kepada saya.

Terimakasih telah membimbing dan mengajarkan saya bebagai hal, dari

saya tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, serta

membimbing dengan sepenuh hati Sri Sayekti, S.Si., M.Ked, Farach

Khanifah, S.Pd., M.Si, Faris Hamidi, S.Si., MM, Sri Lestari SKM, Soffa

Marwa Lesmana,Amd AK, Awaluddin Susanto,S.Pd.M.Kes, dan seluruh

dosen STIKes ICME Jombang yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Semoga ilmu bapak dan ibu berikan menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi ladang amal di Syurga kelak, Aamiin.

Page 13: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xiii

Dan Untuk Teman- Teman Seperjuanganku

1. Terimakasih selalu memberi dukungan dan selalu mendoakanku dan

menemaniku berjuang bersama, terimakasih untukmu Merin dwi jayanti,

Siti nurkholisoh, Rosana Nadhirotul Ula, Yulia Yusitta, Farah Dilah Agni

2. Trimakasih untuk ketiga sahabat karibku yang paling sering saya

repotkan Muhtar Sidi, Racmat Nur Prabowo, Taufik Hidayatullah,

3. Terimakasih untuk patner bimbingan atas masukan dan dukungan kalian,

Scaskita, Novian, Citra,

4. Terimakasih untuk keluarga kos, adek2 ku tersayang, Devita Nurcahyanti,

Hesti Windarti, Firda Virnanda Sari

Page 14: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga proposal karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah

ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III Analis

Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Identifikasi Jamur

Aspergillus Sp Pada Terasi Dengan Penambahan Ekstrak Buah Naga Merah

(Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami” Untuk menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat

bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM.,MM selaku Ketua

STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis

Kesehatan, Farach Khanifah, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing utama dan Faris

Hamidi, S.Si.,MM selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat

terselesaikan, keluarga kecil saya Bapakdan Mama serta kakak saya yang

tercinta, yang selalu memberikan dukungan kasih dan sayangnya dan dukungan

secara materiil serta ketulusan do’anya sehingga peneliti mampu menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta sahabat seperjuangan merin, Rosana,

Sitta, Nur, Antok, Taufik, Muhtar yang selalu memberikan dukungan dan

semangatnya, saya sayang kalian.

Karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran

yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah sangat peneliti harapkan guna

menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 1 September2018

Peneliti

Page 15: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM.............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... vii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... viii

SURAT KEASLIAN .......................................................................................... ix

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. x

MOTTO ............................................................................................................ xi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. xii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR ISI...................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Naga ..................................................................................... 4

2.2 Terasi.............................................................................................. 9

2.3 Pewarna Sintetik ............................................................................ 9

2.4 Rhodamin B.................................................................................... 10

2.5 Jamur Aspergillus sp ...................................................................... 11

2.6 Patogenitas Aspergillus sp............................................................. 14

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur ............ 14

2.8 Identifikasi jamur Aspergillus sp .................................................... 15

2.9 Penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain ................................... 16

Page 16: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xvi

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 17

3.2 Penjelasan kerangka konseptual .................................................. 18

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 19

4.2 Waktudan Tempat penelitian ........................................................ 19

4.3 Kerangka Kerja .............................................................................. 20

4.4 Populasi, sampel dan sampling .................................................... 21

4.5 Definisi operasional variabel ......................................................... 21

4.6 Instrumen penelitian dan cara penelitian ...................................... 22

4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data .................................. 25

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian............................................................................... 28

5.2 Pembahasan .................................................................................. 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 33

6.2 Saran ............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada Terasi Dengan

Penambahan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus

Polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami .............................................. 22

Tabel 5.1 Hasil identifikasi jamur Aspergillus sp pada terasi dengan

penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus

polyrhizus) sebagai pewarna alami .............................................. 29

Tabel 5.2 Persentase adanya jamur Aspergillus sp pada terasi ................. 29

Tabel 5.3 Tingkat kesukaan masyarakat pada terasi dengan

penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus

polyrhizus) sebagai pewarna alami .............................................. 29

Page 18: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tumbuhan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) ............... 5

Gambar 2.2 Struktur zat antosianin ................................................................. 8

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 17

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada

Terasi Dengan Penambahan Ekstrak Buah Naga

Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami ........... 20

Page 19: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi hasil penelitian

Lampiran 2 : Tabel Pembuatan serbuk buah naga

Lampiran 3 : Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Lembar konsultasi pembimbing 1

Lampiran 5 : Lembar konsultasi pembimbing 2

Lampiran 6 : Perhitungan pembuatan media PDA

Lampiran 7 : Surat keterangan penelitian

Lampiran 8 : Lembar kuesioner penelitian

Page 20: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.5 LATAR BELAKANG

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat

penting dalam kehidupan manusia, seluruh masyarakat tanpa terkecuali

merupakan konsumen pangan. Makanan yang dikemas biasanya

mengandung bahan tambahan yaitu suatu bahan-bahan yang ditambahkan

kedalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan atau

penyimpanan untuk tujuan tertentu. Secara umum jenis makanan yang

disukai khususnya makanan yang memenuhi selera dan terlihat menarik,

yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu dan tekstur. Agar makanan

tampak lebih menarik, citarasa yang baik dan tahan lama biasanya diberi zat

tambahan makanan. Salah satu masalah pangan yang masih memerlukan

perhatian adalah penggunaan bahan tambahan pangan untuk berbagai

keperluan (Mudjajanto, 2006).

Zat pewarna merupakan bahan tambahan pangan yang dapat

memperbaiki penampilan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan

mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah memberi kesan menarik

bagi konsumen, meyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi

perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan zat pewarna

makanan terbagi tiga bagian yaitu pewarna alami, pewarna identik alami dan

pewarna sintesis (Farhan, 2014).

Terasi adalah salah satu produk perikanan yang pembuatannya

dilakukan dengan proses fermentasi. Terasi umumnya berbahan dasar

utama udang kecil yang disebut juga udang rebon. Terasi ditambahkan zat

pewarna seperti warna merah oleh produsen agar lebih menarik hal itu

Page 21: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

2

mendorong produsen untuk menambahkan pewarna sintetis Rhodamin B.

Penggunaan Rhodamin B pada terasi karna harganya yang relatif murah dan

warna yang dihasilkan sangat mencolok. Hasil uji laboratorium terhadap 10

sampel terasi menunjukkan 100% terasi mengandung bahan tambahan

berbahaya yaitu Rhodamin B (Saraswati, 2006). Hasil penelitian berikutnya

menunjukkan bahwa empat sampel terasi 50% mengandung Rhodamin B

(Merlin, 2017).

Aspergillus sp adalah jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin.

Makanan yang terkontaminasi oleh Aspergillus sp mengandung mikotoksin,

apabila makanan tersebut dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu

lama akan menyebabkan kanker hati, gangguan sistem syaraf pusat dan

lever serta hepatitis (Agus, 2006).

Peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan

dilarang untuk pangan diatur melalui SK menteri Kesehatan RI Nomor

722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan akan tetapi sering

terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan

makanan. Penggunaan pewarna seperti rhodamin B, methanil yellow

dilarang karna bersifat karsinogenik kuat yang dapat menyebabkan kanker

hati, kandung kemih, dan saluran cerna.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan pengembangan pewarna

alami dari buah naga merah sebagai alternatif bahan pewarna alami pada

makanan yang aman dan memiliki nilai gizi yang cukup untuk tubuh.

1.6 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah Apakah terdapat jamur Aspergillus sp pada terasi yang

telah ditambahkan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)?

Page 22: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

3

1.7 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah ada

atau tidaknya jamur Aspergillus sp pada terasi dengan penambahan ekstrak

buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami.

1.8 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya dalam bidang

analisa makanan. Dan sebagai bahan referensi yang bisa digunakan

untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk pembaca

terutama dalam mengetahui manfaat dari buah naga sebagai bahan

pewarna alami.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga kesehatan

Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan penyuluhan

kesehatan kepada masyarakat untuk menerapkan hidup sehat

dengan mengkonsumsi makanan yang baik.

b. Bagi masyarakat

Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat tentang pewarna

alami yang dapat ditambahkan pada terasi.

Page 23: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

2.1.1 Pengertian Buah Naga

Buah naga adalah buah sejenis pohon kaktus.Buah naga berasal

dari Meksiko, Amerika Selatan, Amerika Tengah namun saat ini buah naga

sudah ditanam secara komersial di Vietnam, Taiwan, Malaysia, Australia,

dan Indonesia. Nama asing dari buah naga adalah “dragon fruit”, dalam

bahasa latin buah naga dikenal dengan “phitahaya”, isi buah naga

berwarna putih, merah, atau unggu dengan taburan biji-biji berwarna hitam

yang boleh dimakan (Kristanto, 2014).

2.1.2 Taksonomi

Klasifikasi menurut (Hardjadinata, 2012) adapun sistematika

tumbuhan buah naga adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamily : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus polyrhizus

Page 24: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

5

Gambar 2.1 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

Buah naga merah berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang

memiliki sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti

naga.Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk

segitiga dan tumbuh memanjat.Batang tanaman ini mempunyai duri

pendek dan tidak tajam.Bunganya seperti terompet putih bersih, terdiri atas

sejumlah benang sari berwarna kuning (Bellec dkk, 2006).Biji buah naga

sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah.Bijinya kecil-kecil seperti

biji selasih.Biji buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu

kesehatan.Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit. Buah

naga terdiri atas empat jenis, yaitu Hylocereus undatus dengan kulit buah

berwarna merah dan daging buah putih, Hylocereus polyrhizus dengan kulit

buah berwarna merah muda dengan daging buah merah, Selenicereus

megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih, serta

Hylocereus costaricensis dengan kulit buah berwarna merah dan daging

buah super merah. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai

berukuran 1-2 cm yang dianalogikan dengan sisik seekor naga (Winarsih,

2007).

Buah naga termasuk tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi

pada berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar

Page 25: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

6

matahari, angin dan curah hujan.Curah hujan yang ideal untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60mm/bulan

atau 720 mm/tahun.Sementara intensitas sinar matahari yang disukai

sekitar 70% – 80 %.Oleh karena itu tanaman ini sebaiknya ditanam di

lahan yang tidak terdapat naungan.Sirkulasi udaranya harus baik.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini akan lebih baik bila ditanam

di daerah dataran rendah antara 0 – 350m dpl. Suhu udara yang ideal bagi

tanaman ini antara 26º - 36º C dan kelembaban 70 – 90 %.Tanahnya harus

beraerasi baik. Sementara derajat keasaman (pH) tanah yang disukainya

bersifat sedikit alkalis 6,5 – 7 (Hardjadinata, 2010). Kandungan buah naga

buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi

dibandingkan jenis yang putih. Kandungan zat gizi buah naga merah, yaitu:

air, protein, lemak, betakaroten, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin

B2, vitamin C, niasin. Selain zat gizi, buah naga merah juga mengandung

fitokimia yang baik bagi tubuh, diantaranya flavonoid. Kandungan flavonoid

pada daging buah naga merah sebanyak 7,21 ± 0,02 mg /100 gram.

Buah naga mengandung berbagai zat aktif yang dapat menurunkan

kadar kolesterol dan trigliserida darah, yaitu niasin, vitamin C serta serat

pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Selain itu, buah ini

mengandung phytoalbumin antioxidant, polyunsaturated fatty acid (PUFA)

atau asam lemak tak jenuh ganda, besi, kalsium, fosfor, protein (Ariffin et

al, 2008).

Page 26: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

7

2.1.3 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizeus)

Buah naga merah yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan

Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging

berwarna merah keunguan.Kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa

buah lebih manis dibanding dengan Hylocereus undatus, kadar kemanisan

mencapai 13 – 15 briks (Andi, 2017).

2.1.4 Manfaat Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

Buah naga kaya akan kandungan vitamin yang berguna untuk

menjaga kondisi kesehatan manusia. Jenis vitamin yang terdapat dalam

buah ini diantaranya,vitamin C, vitamin B1, buah naga juga memiliki

karoten yang kerap dikaitkan dengan kemampuan anti karsigonetik

termasuk mengurangi tumor, mengonsumsi buah naga bisa mengurangi

resiko penyakit jantung serta tekanan darah. Buah ini juga merupakan

sumber yang baik untuk lemak tak jenuh yang mampu menjaga kesehatan

jantung dan mengatasi diabetes melitus (Andi, 2017).

Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar atau diolah

dalam bentuk minuman jus. Setiap 100 gram buah naga mengandung

82,5-83 gram air, 0,21-0,61 gram lemak, 0,15-0,22 gram protein, 0,7- 0,9

gram serat, 0,005-0,01 mg karoten, 6,3-8,8 mg kalsium,30,2-31,6 mg

fosfor, 0,55-0,65 mg besi, 13-18 briks kadar gula, 11,5 gram karbohidrat,

60,4 mg magnesium, serta vitamin B1, B2, dan vitamin C (Pramudita,

2010).

2.1.5 Zat Antosianin Buah Naga Merah (Hylocereus polyhizeus)

Antosianin (bahasa Inggris: Anthocyanin, dari gabungan kata

Yunani :antos = “bunga” dan cyanos = “biru”) adalah pigmen larut air yang

secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan sesuai namnya.

Pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan

Page 27: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

8

hijau, yang telah banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai

produk pangan dan berbagai aplikasi lainnya (Praja, 2015).

Secara kimia antosianin merupakan turunan struktur aromatik

tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin

dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, metilasi dan

glikolilasi (Harbome, 2005).Antosianin adalah senyawa yang bersifat

amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam

maupun basa.Dalam media asam antosianin berwarna merah, dan pada

media basa berubah menjadi unggu dan biru (Man, 1997).

Gambar 2.2 Struktur zat antosianin

Warna dan setabilitas pigmen antosianin tergantung pada struktur

molekul secara keseluruhan. Subtitusi struktur antosianin A dan B akan

berpengaruh pada warna. Pada kondisi asam warna antosianin ditentukan

oleh banyaknya substitusi pada cincin B semakin anyak substitusi OH

dapat menyebabkan warna semakin biru, sedangkan metoksilasi akan

menyebabkan warnanya semaki merah.

Salah satu fungsi antosianin adalah sebagai antioksida di dalam

tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis, penyakit

penyumbatan pembuluh darah, antosianin bekerja menghambat proses

aterogenesis dengan megoksidasi lemak jahat dalam tubuh, yaitu

lipoprotein densitas rendah selain itu antosianin juga merelaksasi

pembuluh darah untuk mencegah aterosklesrosis dan penyakit

kardiopaskuler lainya.

Page 28: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

9

2.2 Terasi

Terasi merupakan salah satu produk perikanan yang pembuatannya

dilakukan dengan proses fermentasi. Terasi umumnya berbahan dasar

utama udang kecil yang sering disebut juga dengan udang rebon. Selain

udang rebon, bahan baku dalam pembuatan terasi berasal dari ikan. Terasi

berbahan baku udang rebon ataupun ikan memiliki potensi sebagai bahan

pengganti penyedap rasa gurih (Farhan, et al, 2014).

Ada dua macam terasi yang diperdagangkan dipasar, yaitu terasi

udang dan terasi ikan.Jenis terasi udang umumnya berwarna coklat

kemerahan pada produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan

hasilnya berwarna kehitaman.Terasi biasanya digunakan sebagai

penyedap sehingga pemakaian terasi dalam makanan sangat sedikit, hal

ini mengakibatkan kandungan yang terdapat dalam terasi tidak banyak

berperan (Yuniar, 2010).

Terasi adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Terasi mengandung energi sebesar 155 kilokalori,

protein 22,3 gram, karbohidrat 9,9 gram, lemak 2,9 gram, kalsium 3812

miligram, fosfor 726 miligram dan zat besi 0 miligram, selain itu didalam

terasi juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,vitamin B1 0,24 miligram

(Kementrian Kesehatan, 2014).

2.3 Pewarna Sintetik

Karena kekurangan yang dimiliki oleh zat pewarna alami, beberapa

produsen memilih untuk menggunakan pewarna sintesis. Pewarna sintesis

merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia, yang sebagian besar

tidak dapat digunakan sebagai pewarna makanan karena dapat

menyebabkan gangguan kesehatan terutama fungsi hati di dalam tubuh

asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen

Page 29: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

10

atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna

organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa

antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal

dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang

berbahaya.

2.4 Rhodamin B

2.4.1 Pengertian Rhodamin B

Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan

sebagai pewarna tekstil menurut peraturan RI NO 28.Tahun 2004,

Rhodamin B merupakan Zat warna tambahan yang dilarang

penggunaannya dalam produk –produk pangan (Praja, 2015).Rhodamin B

biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam laboratorium

digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb,Bi,Co,Au,Mg, dan Th.

Rhodamin B berbentuk kristal putih atau serbuk ungu kemerahan,

sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah

kebiru-biruan dan berfluoresensi kuat (Praja, 2015). Selain mudah larut

dalam air juga larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.Sampai saat ini

Rhodamin B masih banyak digunakan untuk mewarnai makanan dan

minuman (Astuti, 2010).

2.4.2 Efek Terhadap Kesehatan

Penggunaan pewarna buatan dapat menyebabkan gangguan

kesehatan apabila melebihi batas yang telah ditentukan seperti dapat

menyebabkan tumor, hiperaktif pada anak-anak, menimbulkan efek pada

sistem saraf, alergi dan dapat menimbulkan radang selaput lendir pada

hidung, sakit hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, gangguan

pencernaan, dan penggunaan dalam waktu yang lama dapat

mengakibatkan penyakit kanker (Anzar, 2016).

Page 30: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

11

Menurut peraturan pemerintah RI No. 26 Tahun 2004, Rhodamin B

merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam

produk-produk pangan Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran

pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, gangguan hati dan dapat

menyebabkan kanker.Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang

penggunaannya ternyata masih ada produsen yang sengaja

menambahkan zat warna Rhodamin B untuk produknya.

2.5 Jamur Aspergillus sp

Aspergillus sp dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan untuk

memudahkan dalam identifikasi. Beberapa golongan tersebut antara lain:

1. Aspergillus flavus

Aspergillus flavus merupakan kapang saprofit di tanah yang

umumnya memainkan peranan penting sebagai pendaur ulang nutrisi

yang terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan maupun binatang.Kapang

tersebut juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deteriorasi

mikrobiologis selain menyerang segala jenis substrat organik dimana

saja dan kapan saja jika kondisi untuk pertumbuhannya

terpenuhi.Kondisi ideal tersebut mencakup kelembaban udara yang

tinggi dan suhu yang tinggi (Scheidegger dan Payne, 2003).Sifat

morfologis Aspergillus flavus yaitu bersepta, miselia bercabang biasanya

tidak berwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana

atau kompleks dan berwarna atau tidak berwarna, konidia berbentuk

rantai berwarna hijau, coklat atau hitam (Ruiqian et al, 2004).Tampilan

mikroskopis Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang panjang 400-800

µm dan relatif kasar, bentuk kepala konidial bervariasi dari bentuk

kolom, radial, dan bentuk bola, hifa berseptum, dan koloni

kompak.Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh dengan cepat

Page 31: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

12

dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari (Ruiqian et al, 2004).

Kapang ini memiliki warna permulaan kuning yang akan berubah

menjadi kuning kehijauan atau coklat dengan warna inversi coklat

keemasan atau tidak berwarna, sedangkan koloni yang sudah tua

memiliki warna hijau tua (Hidayati et al, 2007).

Aspergillus flavus menyebabkan penyakit dengan spektrum luas

pada manusia, mulai dari reaksi hipersensitif hingga infeksi invasif yang

diasosiasikan dengan angioinvasion.Sindrom klinis yang diasosiasikan

dengan kapang tersebut meliputi granulomatous sinusitis kronis,

keratitis, cutaneous aspergillosis, infeksi luka, dan osteomyelitis yang

mengikuti trauma dan inokulasi (Hidayati et al. 2007).

Menurut Fardiaz (1992), klasifikasi dari Aspergillus sp sebagai

berikut : Kingdom: Fungi, Divisi: Amastigomycota, Kelas:

Deutromycetes, Ordo: Moniliales, Famili: Moniliaceae, Genus :

Aspergillus, Spesies: Aspergillus sp.

Pengamatan secara makroskopis pada Aspergillus flavus memiliki

ciri-ciri yaitu, koloni berwarna hijau kekuningan atau kuning kecoklatan

dengan dengan bentuk koloni granular dan kompak (Elmer et al, 1978).

Secara mikroskopis Aspergillus flavusmemiliki ciri-ciri yaitu, memiliki

konidiofor, vesikel berbentuk bulat, phialids berada di atas vesikel dan

memiliki konidia yang bulat, halus atau kasar (Koneman et al, 1992)

2. Aspergillus niger

Aspergillus niger adalah jenis jamur berfilamen, kosmopolitan dan

dapat ditemukan di berbagai tempat di alam. Jamur ini disebut sebagai

keindahan.Jamur ini memiliki konidia berasal dari kepala spora yang

beradiasi dari pusat struktur, menyerupai Aspergillus.Menurut Zhao et

al. (2009), klasifikasi Aspergillus niger sebagai berikut: Phylum:

Page 32: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

13

Ascomycota, Class: Eurotiomycetes, Ordo: Eurotiales, Family :

Trichomaceae, Genus: Aspergillus, Spesies: Aspergillus niger

Koloni Aspergillus niger berwarna putih sampai kuning pada

permukaan bawah koloni yang kemudian berubah warna menjadi coklat

gelap hingga hitam setelah terbentuk konidiofor (konidia). Kepala

konidia radiat.Tangkai konidia (konidiofor) berdinding halus, hialin, tetapi

sering berwarna coklat.Vesikula bulat sampai semi bulat dengan

diameter 10-100 μm. Fialid duduk pada metula dengan ukuran 7,0 – 9,5

x 3 – 4 μm. Metula hialin sampai coklat, sering bersekat dengan ukuran

15 – 25 x 4,5 – 6,0 μm. Konidia bulat sampai semi bulat dengan

diameter 3,5 – 5 μm dan berwarna coklat dengan ornamen (Noverita,

2009).

3. Aspergillus fumigatus

Kapang Aspergillus fumigatus adalah jamur saprotropik yang

tersebar luas di alam, biasanya ditemukan di dalam tanah dan

pembusukan organik seperti timbunan kompos, dan memainkan peran

yang penting dalam daur karbon dan nitrogen. Menurut Bennett dan

Klich (1992).,Klasifikasi Aspergillus fumigatus asebagai berikut:

Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycete,

Order:Eurotiales, Family: Trichocomaceae, Genus: Aspergillus,

Species : Aspergillus fumigatus

Pengamatan secara makroskopis Aspergillus fumigatus memiliki

ciri-ciri yaitu, memiliki koloni yang berwarna hijau tua dengan bentuk

koloni granular dan kompak (Elmer et al, 1978).Pengamatan

mikroskopis memiliki ciri-ciri memiliki rantai oval kecil konidia yang

melekat pada ujung satu atau dua baris sterigmata yang teratur

Page 33: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

14

melingkar pada permukaan ujung conidiaphore yang disebut vesikel

(Elmer et al, 1978).

2.5 PatogenitasAspergillus sp

Spesies dari Aspergillosis sp diketahui terdapat dimana-mana dan

hampir tumbuh pada semua subtract (Dwi joseputro, 1985). Beberapa jenis

spesies ini termasuk jamur patogen, misalnya yang disebabkan Aspergillus

sp disebut Aspergillosis, beberapa diantaranya bersifat saprofit sebagaimana

banyak ditemukan pada bahan pangan (Makhfoeld, 1993).Toksin yang

dihasilkan oleh Aspergillus sp berupa mikotoksin. Mikotoksin adalah

senyawa hasil sekunder metabolism jamur (Fardiaz, 1992). Mikotoksin yang

dihasilkan oleh (Makhfoeld, 1993).

Aspergillosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp,

terutama Aspergillus fumigatus dengan menyebabkan radang

granulomatosis pada selaput lender, mata, bronchus, telinga, kadang pada

kulit dan subkutan pada tulang, paru-paru dan meningen (Depkes RI, 1989).

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur

1. Kebutuhan Air

Kebanyakan jamur membutuhkan air minimal untuk pertumbuhan-

nya lebih rendah dibandingkan khamir dan bakteri.

2. Suhu Pertumbuhan

Kebanyakan jamur bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu

kamar.Suhu optimum pertumbuhan kebanyakan jamur adalah sekitar

25-300C, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-370C atau lebih

tinggi, misalnya Apergillus.Beberapa jamur bersifat psikrotopik yaitu

dapat tumbuh baik pada almari es dan beberapa bahkan masih dapat

tumbuh lambat pada suhu dibawah suhu pembekuan, misalkan pada

Page 34: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

15

suhu 5-100C.beberapa jamur juga bersifat termofilik yaitu dapat tumbuh

pada suhu tinggi.

3. Kebutuhan Oksigen Dan pH

Semua jamur bersifat aerobik yaitu membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada kisaran pH 2-

8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam

atau pH rendah.

4. Subtrat Atau Media

Pada umumnya jamur dapat menggunakan berbagai komponen

makanan dari yang sederhana sampai komplek.Kebanyakan jamur

memproduksi enzim hidrolitik missalnya amilase, pektinase, proteinase,

mengandung pati, protein dan lipid.

2.7 Identifikasi JamurAspergillus Sp

Hal yang harus diperhatikan pada kapang yang sudah ditanam pada

media yang sesuai antara lain:

1. Pengamatan koloni

a. Warna dan permukaan koloni

b. Garis garis radial dari pusat koloni kearah tepi koloni, ada atau tidak.

c. Lingkaran-lingkaran konsentris, ada atau tidak.

2. Pengamatan mikroskopis

a. Hifa berseptum atau tidak.

b. Hifa berpigmentasi hialin (tidak bewarna atau biru bila diberi cat)

atau gelap (coklat kehijauan atau kehitaman, hitam kelam atau hitam

ke abu-abuan).

c. Bentuk hifa.

d. Bentuk spora aseksual.

e. Ukuran spora aseksual.

Page 35: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

16

f. Bentuk spora seksual.

g. Sel (bersel tunggal atau bersel banyak).

h. Konidiofor (Ganjara et al, 2000)

2.8 Penelitian Yang Dilakukan Oleh Peneliti Lain

Nama Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1. Octafyan

Luthfi

Prakoso.dkk

2015

Perbedaan Efek Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dan Ekstrak Buah Naga Putih (Hylocereus Undatus) Terhadap Kadar Kolesterol Total

Menggunakan

Ekstrak buah

naga merah

(Hylocereus

Polyrhizus)

Sebagai

Pewarna

alami pada

terasi

Jenis buah

naga

memiliki

efek kadar

kolesterol

yg berbeda-

beda

2. Ricky

Ramadan

M.dkk

2015

Tikus Putih

(Rattus

Norvegicus)

Kajian

Pemanfaatan

Buah Naga

Merah(Hylocer

eus

Polyrhizus)

Dan Dan

Mangga Dalam

Pembuatan

Fruit Leather

Pengujian

terhadap

ekstraks

buah naga

merah

(Hylocereus

Polyrhizus)

Sebagai

Pewarna

alami pada

terasi

Perbanding

an buah

naga merah

dan buah

mangga

berpengaru

h terhadap

mutu dan

tingkat

kesukaan

panelis

3. Astuti,

Rahayu dkk

2010 Penggunaan

Zat Warna

“Rhodamin B”

Pada Terasi

Berdasarkan

Pengetahuan

& Sikap

Produsen

Terasi Di

Desa Bonang

Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang

Pengujian

terhadap

terasi

Menggunak

an metode

survei dan

pengambila

n data.

Sebagian

besar terasi

yang diteliti

mengandung

rhodamin b

Page 36: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

17

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.3 KerangkaKonseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo 2005, hal 69).

Gambar 3.1Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Variable yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Kekuragan : Bersifat

karsinogenik dan

menyebabkan

kelainan-kelainan di

organ tubuh manusia

Sintetik

Terkontaminasi

Terasi Ekstrak

Buah Naga

Kelebihan:: Efektif,

aman, dan kaya akan

kandungan zat yang

baik bagi tubuh

Alami

Pewarna

Makroskopis mikroskopik

Aspergillussp 1.Rizopus

2.Mukor

3.Penicilum

Pemeriksaanlangsung

Page 37: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

18

3.2 Penjelasan kerangka konseptual

Penelitian mengidentifikasi jamur Aspergilus sp pada terasi dengan

penambahan ekstrak buah naga sebagai pewarna alami.Konsep penelitian

yang dilakukan yaitu dengan mengambil terasi yang masih setengah jadi

(belum diberi warna) kemudian diberi warna dengan menggunakan ekstrak

buah naga yang diambil dari daging buah, setelah itu ditanam di media PDA

setelah itu dilihat secara makroskopik dan mikroskopik untuk

mengidentifikasi adanya jamurAspergilus sp.

Page 38: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

19

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.8 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa factor yang bisa

mempengaruhi validitas suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu

tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2008).

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif Peneliti

menggunakan penelitian deskriptif dengan melakukan penelitian di

laboratorium yang ditentukan untuk mengidentifikasi jamur Aspergilus sp

pada terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah naga (Hylocereus

polyrhizus) sebagai pewarna alami.

4.9 Waktu dan Tempat penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2018 yang diawali

dengan perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan laporan akhir

bulan Agustus 2018.

4.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium mikrobiologi

program studi D-III Analis Kesehatan STIKes ICME Jombang

Page 39: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

20

4.10 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah,

mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu sejak awal

dilakukan penelitian (Nursalam, 2010). Kerangka kerja dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi jamur aspergilus sp pada terasi dengan penambahan ekstrak buah naga (Hylocereus polyrhizus.) sebagai pewarna alami pada terasi.

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Desain Penelitian deskriptif

Populasi 20 Terasi produksi rumahan Desa Pakong

Kab Pamekasan Madura

Sampling Total sampling

Penarikan Kesimpulan

Pengolahan dan Analisa Data Editing, coding, tabulating

Sampel

10 Sampel Terasi Produksi Rumahan Desa Pakong Kab Pamekasan Madura

Page 40: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

21

4.11 Populasi, Sampel dan sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang akan

diteliti. (Arikunto, 2010). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

terasi produksi rumahan di pulau Madura Kabupaten Pamekasan

Kecamatan Pakong Desa Pakong.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan

dianggap telah mewakili dari populasi (Widiyanto, 2012). Sampel dalam

penelitian ini terasi rumahan yang diekstrak buah naga merah di Madura.

4.4.3 Sampling

Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008). Teknik pengambilan subyek

penelitian pada penelitian ini adalah dengan Total sampling.

4.12 Variabel dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel

dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Independen) adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

pemberian ekstrak buah naga (Hylocereus polyrhizus.)

2. Variabel terikat (Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

Page 41: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

22

menjadi variabel terikat adalah pengamatan pada terasi yang telah

diberi ekstrak buah naga (Hylocereus polyrhizus.)

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel dimana atau diteliti (Notoadmodjo 2010, hal

85). Adapun definisi operasional penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian Efektivitas Ekstrak Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alami pada Terasi

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Kategori

Identifikasi jamur Aspergilus sp pada terasi dengan penambahan ekstrak buah naga sebagai pewarna alami

Aspergillus sp,mempunyai morfologi bersepta, konidia, bewarna hijau, coklat atau hitam. Memproduksi aflatoksin yang ditemukan pada terasi yang telah diberi ekstrak buah naga

Makroskopis a. Warna b. Koloni Mikroskopis a. Konidia b. Hifa konidiofor

Observasi Laboratorium

- Positif: Jika ditemukan kapang Aspergillus sp

- Negatif: Jika tidak ditemukan kapang Aspergillus sp

4.13 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo 2010, h 87).

A. Alat :

1. Autoclave

2. Blender

3. Cawan petri

4. Cetakan

5. Corong

6. Cover glass

7. Inkubator 25±10C

8. Jarum ose

9. Labu ukur

10. Lampu spirtus

11. Lup

12. Mikroskop

13. Mortal

Page 42: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

23

14. Neraca digital

15. Obyek glass

16. Penangas air 45±10C

17. Pipet ukur 1ml dan 25ml

18. Pisau

19. Pisau

20. Saringan

21. Tabung reaksi

22. Tempat penjemuran

23. Timbangan analitik

B. Bahan :

1. Aquades 100 ml

2. Buah naga 100 gram

3. Garam 1 gram

4. KOH 10%

5. PDA (Potato Dekstrose Agar)

6. Terasi 50 gram

4.6.2 Prosedur penelitian

1. Pembuatan ektrak buah naga :

a. Disiapkan buah naga sebanyak 1 gr

b. Dicuci buah naga sampai bersih

c. Dikupas dan dipotong tipis

d. Dikeringkan pada suhu ruang sampai kering

e. Dihaluskan buah naga dengan cara diblender

2. Penambahan ekstrak buah naga pada terasi

a. Disiapkan terasi tanpa pewarna 1gr

b. Ditambahkan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus

pada terasi dengan perbandingan 1gr terasi dan 0,5 ekstrak buah

naga.

c. Dihomogenkan dan dikeringkan.

Page 43: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

24

3. Prosedur pembuatan media

a. Pembuatan media PDA

b. Timbang media Potato Dextrosa Agar 1 gr, masukkan ke dalam

erlenmeyer 250 ml.

c. Tambahkan aquadest 100 ml, larutkan hingga homogen.

d. Ukur pH nya.

e. Panaskan di atas kompor gas sampai mendidih.

f. Diamkan hingga dingin, lalu tutup dengan kapas.

g. Masukkan ke dalam autoclave.

h. Tutup autoclave dengan rapat dan klep pipa di tutup.

i. Tunggu sampai suhu naik hingga 121˚ C selama 15 menit.

j. Setelah cukup waktu, klep dibuka maka suhu akan turun sedikit

demi sedikit.

4. Prosedur penanaman sampel

a. Persiapan Sampel dan Homogenisasi

1) Menimbang sampel secara aseptik sebanyak 25 gram.

Kemudian haluskan

2) Menambahkan larutan pengencer yaitu peptone water

sebanyak 1 ml, menghomogenkan selama 2 menit.

b. Uji Makroskopis Jamur Aspergillus sp dengan metode langsung.

1) Memipet 1 ml dari sampel yang telah dihomogenisasi,

kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri setril. Lakukan

secara duplo untuk setiap pengenceran.

2) Menambahkan 1 ml antibiotik chloramphenicol ke dalam cawan

petri

3) Menambahkan 15 ml media PDA yang sudah didinginkan ke

dalam masing-masing cawan yang sudah berisi sampel.

Page 44: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

25

Supaya sampel dan media tercampur sempurna, melakukan

pemutran capet ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan.

4) Melakukan kontrol tanpa sampel dengan mencampur larutan

pengencer dengan media PDA

5) Setelah agar memadat, masing-masing cawan diinkubasi

dalam posisi terbalik pada suhu 250C selama 5 hari.

6) Setelah melakukan penginkubasian maka diamati dengan

menggunakan lup atau kaca pembesar.

c. Pemeriksaan Secara Mikroskopis

1) Menyiapkan obyek glass yang bersih, kering, dan bebas lemak

2) Meneteskan KOH 10% pada obyek glass, dengan

menggunakan ose steril mengambil koloni dari media PDA

kemudian meletakkan pada obyek glass yang telah ditetesi

KOH 10%

3) Kemudian menutup dengan cover glass, hindari terjadinya

gelembung udara

4) Memeriksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10X,

kemudian dengan perbesaran 40X

4.14 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

4.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik (Notoatmodjo 2010, hal 171). Adapun dalam penelitian ini,

pengolahan data dilakukan secara sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah tahap pertama dalam pengolahan data penelitian atau

data statistik. Editing merupakan proses memeriksa data yang

Page 45: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

26

dikumpulkan melalui alat pengumpulan data atau instrumen penelitian

(Swarjana, 2016). Pada penelitian ini penyajian data dengan

memeriksa identifikasi jamur Aspergillus sp pada terasi dengan

penambahan ekstrak buah naga merah sebagai pewarna alami.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian

ini, peneliti memberikan kode sebagai berikut :

Sampel Kode

Produksi terasi 1 N1

Produksi terasi 2 N2

Produksi terasi 3 N3

Produksi terasi 4 N4

Produksi terasi 5 N5

Sampel Kode

Produksi terasi 6 N6

Produksi terasi 7 N7

Produksi terasi 8 N8

Produksi terasi 9 N9

Produksi terasi 10 N10

c. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Dalam

penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel yang menunjukkan

identifikasi jamur Aspergillus sp pada terasi dengan penambahan

ekstrak buah naga merah sebagai pewarna alami.

4.7.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan pengolahan data setelah data

didapatkan sesuai dengan hasil dan kemudian dari data tersebut dilakukan

analisa data secara deskriftif untuk Identifikasi jamur Aspergilus sp pada

terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah naga sebagai pewarna alami.

Page 46: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

27

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian (Nursalam, 2008). Analisa data menggunakan

rumus :

P =

X 100 %

Keterangan :

P = Persentase

ƒ = Frekuensi hasil pemeriksaan jamur Aspergillus sp

N = Jumlah sampel yang diteliti

Setelah diketahui presentase dari perhitungan, kemudian ditafsirkan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Seluruhnya : 100%

2. Hampir seluruhnya : 76%-99%

3. Sebagian besar : 51%-75%

4. Setengahnya : 50%

5. Hampir setenghnya : 26%-49%

6. Sebagian kecil : 1%-25%

7. Tidak satupun : 0%

Page 47: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

28

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi program studi D-III

Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang Jalan Halmahera No. 33 Kecamatan Jombang. Kabupaten Jombang,

Provinsi Jawa Timur. Buah naga merah (hylocereus polyrhizus) didapatkan

dipasar Buah Jombang sampel Terasi didapatkan dari Desa Pakong Kab

Pamekasan Madura. Proses penelitian ini dilakukan selama 14 hari mulai dari

pelaksanaan pembuatan ekstrak sampai pengamatan hasil.

5.1.2 Data Penelitian

Pemeriksaan jamur Aspergillus sp pada penelitian ini menggunakan

ekstrak buah naga yang diberikan pada terasi sebagai pewarna alami terdapat

dua perlakuan yaitu pemeriksaan uji organoleptik dan identifikasi jamur dengan

konsentrasi buah naga yang telah berbentuk serbuk sebanyak 0,5 dan 1 gram

terasi serta control negatife menggunakan media PDA dan aquades. Hasil yang

diperoleh dari identifikasi jamur pada terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah

naga merah (Hylocereus Polyrhizus) sebagai pewarna alami dapat dilihat pada

tabel 5.1.

Page 48: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

29

Tabel 5.1 Hasil identifikasi jamur Aspergillus sp pada terasi dengan penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami

NO

Kode

sampel

Media PDA

Tanpa penambahan ekstrak buah naga

Dengan penambahan ekstrak buah naga

1 N1 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 2 N2 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 3 N3 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 4 N4 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 5 N5 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 6 N6 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 7 N7 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+) 8 N8 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp ( - ) 9 N9 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp ( - )

10 N10 Aspergillus sp (+) Aspergillus sp (+)

Sumber : Data primer, Agustus 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh dari sampel

yang diteliti terdapat Aspergillus sp sebanyak 8 sampel (80%),sebagian kecil

tidak terdapat jamur Aspergillus sebanyak 2 sampel (20%)

Tabel 5.2 Persentase adanya jamur Aspergillus sp pada terasi

Tanpa penambahan ekstrak buah naga

Dengan penambahan ekstrak buah naga

Ada jamur

Tidak ada Jamur

Ada Jamur

Tidak ada Jamur

100% 0% 80% 20%

Sumber : Data primer, Agustus 2018

Tabel 5.3 Tingkat kesukaan masyarakat pada terasi dengan penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami

No kriteria Jumlah orang persentase

Suka Tidak suka Suka Tidak suka

1 Warna 10 - 100% 0% 2 Rasa 8 2 80% 20% 3 Tekstur 8 2 80% 20% 4 Aroma 8 2 80% 20%

Sumber : Data primer, Agustus 2018

Berdasarkan kuisioner dari 10 responden pada masyarakat 90%

menyukai warna terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah naga sedangkan

dari rasanya 80% menyukai rasa terasi yang telah ditambahkan ektrak buah

naga 90% menyukai tekstur terasi dan 80% menyukai aroma.

Page 49: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

30

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada sampel terasi

yang belum ditambahkan ekstrak buah naga dengan tekstur keras menunjukkan

hasil positif 100% terdapat jamur Aspergillus sp setelah ditanam pada media

Potato Dextrose Agar (PDA) dengan ciri-ciri makroskopis perubahan warna pada

media menjadi kuning, kehijauan sampai berwarna hitam, dan terdapat serabut

putih.

Hal ini menandakan bahwa terasi yang belum diberi pewarna selama

proses produksi tidak dilakukan secara streril, proses penjemuran yang dilakukan

dibawah matahari langsung yang dapat memudahkan jamur Aspergillus sp yang

ada diudara menempel pada terasi yang dijemur. Menggunakan bahan ikan atau

udang dari laut yang tidak diberihkan dengan baik sehingga muda terkontaminasi

jamur Aspergillus sp. Jamur Aspergillus sp mudah ditemukan di udara dan

mudah tumbuh pada tempat yang lembab. Hal ini sesuai dengan teori

sebelumnya yang menyebutkan bahwa sumber kontaminasi terasi dapat berasal

dari tempat penyimpanan, peralatan yang digunakan kurang higienis, bahan

yang tidak bersih dan dapat berasal dari polusi udara serta lingkungan yang

buruk (Mahmoud, 2012).

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan penambahan ekstrak buah

naga yang berfungsi sebagai pewarna pada terasi dan tekstur berubah menjadi

lembek. Hasil positif adanya jamur Aspergillus sp. Pemeriksaan yang dilakukan

yaitu secara makroskopis dan mikroskopis. Pada 10 sampel terasi yang telah

diberi ekstrak buah naga jamur Aspergillus sp berkurang menjadi 80%.

Pemberian ekstrak buah naga mengurangi jumlah jamur Aspergillus sp pada

terasi, ada 20% yang tidak terkontaminasi jamur Aspergillus sp yang telah diberi

ekstrak buah naga yang menandakan bahwa ekstrak buah naga berpotensi

menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp pada terasi, karena buah naga

Page 50: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

31

tersebut mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan jamur

Aspergillus sp pada terasi yaitu, flavonoid,alkaloid dan terpenoid salah satunya

senyawa utama alkaloid yang berperan sebagai anti jamur secara umum dengan

cara menggganggu komponen penyusunan sel jamur sehingga lapisan dinding

sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut.

Senyawa alkaloid terdapat gugus basa yang mengandung nitrogen akan

bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding sel jamur

terjadinya peubahan struktur dan susunan asam amino sehingga akan

menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA. Hal ini

menyebabkan terjadinya lisis sel jamur yang akan menyebabkan kematian sel

pada jamur (Fauziah,2014).

Aspergilus sp merupakan jenis mikroorganisme yang termasuk jamur dan

dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergillus sp merupakan jamur yang mampu

memproduksi aflatoxin. yang mengakibatkan kanker pada hewan dan manusia

(Srikandi, 1992). Jamur Aspergillus sp sangat mudah mengkontaminasi makanan

melalui udara, efek dari mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi

jamur Aspergillus sp tidak menimbulkan efek secara langsung tetapi dalam

jangka waktu yang lama. Aspergillosis penyakit yang disebabkan oleh jamur

Aspergillus sp yang dapat menyebabkan reaksi alergi, kumpulan serat jamur di

paru-paru, infeksi pada kulit dan selaput lendir (Hasanah uswatun ,2017).

Pada penelitian konsentrasi buah naga yang digunakan adalah 1 gram

terasi dan 0,5 gram buah naga yang telah berbentuk serbuk kemudian

dicampurkan lalu dilakukan penjemuran, secara tidak langsung dibawah sinar

matahari tetapi melalui proses penganginan karena cahaya mempercepat

degradasi antosianin.

Page 51: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

32

Berdasarkan hasil penelitian Merlin pada tahun 2017 bahwa buah naga

dapat digunakan sebagai pewarna alami pada terasi. Hal ini sesuai dengan hasil

peneliti pada terasi yang telah diberi warna dengan ekstrak buah naga disukai

responden (100%) karna terasi lebih terlihat cerah sehingga responden lebih

tertarik pada warna merah pada terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah

naga. Berdasarkan rasa yang menyukai rasa terasi sebanyak (80%) dan (20%)

tidak menyukai. Terasi dikonsumsi dengan makanan lain sehingga banyak yang

merasa terasi yang telah ditambahkan ektsrak buah naga lebih baik dari segi

tekstur (90%) suka dan (10%) tidak menyukai konsumen menyukai tekstur terasi

yang telah ditambahkan ekstrak karna lebih lembut dan lebih kenyal sedangkan

sebanyak (80%) menyukai aroma terasi yang telah ditambahkan ekstrak buah

naga dan (20%) tidak menyukai

Diharapkan dari hasil penelitian diatas masyarakat dapat lebih berhati-hati

dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi, menjaga kebersihan

lingkungan dan mengkonsumsi makanan yang sehat.

Page 52: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

33

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 10 sampel

terasi tanpa penambahan ekstrak buah naga 100% ada jamur Aspergillus sp

sedangkan yang diberi penambahan ekstrak buah naga merah 80% ada jamur

Aspergillus sp

6.2 Saran

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperoleh ekstrak zat warna

alami buah naga untuk diaplikasikan sebagai pewarna alami yang menarik

untuk berbagai produk bahan pangan.

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti jenis jamur lainnya.

2. Sebagai pengabdian masyarakat

Diharapkan dapat memanfatkan masukan data dan memberikan fasilitas

pada penelitian dalam bidang analisa makanan dan minuman tentang zat

warna.

3 Bagi Masyarakat

Memberi informasi mengenai manfaat buah naga merah (Hylocereus

Polyrhizus) sebagai alternatife pewarna alami pada makanan.

Page 53: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2006. Budidaya Jamur Konsumsi. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Andi, M. 2017. Pengaruh Konsentrasi Penambahan Buah Naga Merah Terhadap Daya Hambat Escherichia Coli, Ph Dan Keasaman Yogurt. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.

Anzar, 2016. Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Rhodamin B pada Sambal Botol yang diperdagangkan di pasar Modern Kota Kendari. Ilmu Pangan dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Ariffin, A.A.B, Jamilah, T., Chin, P., Rahman, R.A., Karim, R & Loi, C.C. 2008. Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil. Food Chemistry (in Press).

Astuti, R, dkk. 2010. Penggunaan Zat Warna “Rhodamin B” Pada Terasi Berdasarkan Pengetahuan Dan Sikap Produsen Terasi Di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Vol. 2. No. 2

Bellec L. F, Vaillant F, Imbert E, 2006, Pitahaya (Hylocereus spp.): A new fruit crop, a market with a future. Fruits, 61: 237-250.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.116

Dewi Kusuma Indri. 2016. Formulasi Dan Uji Hedonik Serbuk Jamu Instan Antioksidan Buah Naga Super Merah (Hylocereus Costaricensis) Dengan Pemanis Alami Daun Stevia (Stevia Rebaudiana Bertoni M.). Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu.:Surakarta

Dwi, J. 1985. Mc. Kandel. 1996. Fardiaz. 1992. Bukle, K.A. 1987. Makhfoeld, 1993. Dalam Iffahzahro. 2008. Aspergillus. http://digilib.unimus.ac.id/. Diakses tanggal 10 Juli 2018.

Elmer, W.K., Glenn, D.R., and Sara, E.W. 1978. Practical Laboratory Mycologi 2nd Edition. The Williams and wilkins co. United States of Amerika. 7-96p

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Farhan, Alfarobi Karim, Fornthea Swastawati, Apri Dwi Anggo. 2014. Pengaruh Perbedaan Bahan Baku Terhadap Asa Glutamat Pada Terasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan : Universitas Diponegoro. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. Volume 3 No. 4.

Page 54: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

35

Fauziyah, Y., Wardaningsih, S., Eka., KU. 2014. Antibakteri Dan Antijamur Fraksi N-Heksana Kulit Hylocereus Polyrhizus Terhadap Staphyloccocus Epidermis Dan Proporibakteri Acnes. Jurnal Pham Res, ISSN 2407-2345 Vol 1 No. 3 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.

Hardjadinata, Sinatra. 2012. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Cetakan Ke III. Jakarta: Penebar Swadaya Group.

Hasanah uswatun. 2017. Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur Genus Aspergillus. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041. Jurusan Biologi FMIPA UNIMED

Hidayati et al, 2007. Aspergillus flavus : Human pathogen, alergen and mycotoxin producer. Microbiology. 153:1677-1692

Indah Hanas Merlin. 2017. Tingkat Kesukaan Masyarakat Pada Terasi Dengan Penambahan ekstrak kulit buah naga. Stikes ICME Jombang.

Jayanti, Rosa Pramudita. 2010. Kajian Kandungan Senyawa Fungsional dan Karakteristik Sensoris Es Goyang Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis). Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakata.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta

Koneman, E. M., S. D. Allen., W. M. Janda., P. C. Schreckenberger., and W. C. Winn. 1992. Color Atlas and Text of Diagnostic Mikrobiology. 4th Edition. United States of America. J.B. Lippincott Company. pp 804

Kristanto D, 2014, Berkebun Buah Naga, Jakarta: Penebar Swadaya,pp.102.

Mahmoud SI, Abbas KA, Mohammed AZ,. 2012. Superficial Fungal infections. Mustansiriya Medical Journal. 11:75-7

Man, M John. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB

Mudjajanto. 2006. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. Jakarta:Bumi aksara

Nasiru,M. 2011. Effect of Cooking Time and Potash Concentration on Organoleptic Properties of Red and White Meat dalam Ayustaningwarno, F. 2014. Teknologi Pangan; Teori Praktis dan Aplikasi. Graha ilmu.

Yogyakarta

Notoadmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta

Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta

Jakarta

Noverita, 2009. Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber Air Sekitarnya. Fakultas Biologi Universitas Nasional. VIS VITALIS, Vol.

02 No. 2, September 2009. ISSN 1978-9513

Page 55: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

36

Nursalam 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Salemba Medika Jakarta

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian. Salemba

Medika Jakarta

Oktiarni Dwita, Ratnawati Devi, Sari Bomilia. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Bunga Kembang Sepatu Sebagai Pewarna Alami Pada Mie Basah. Universitas Bengkulu.

Praja, Dany Indra. 2015. Zat Aditif Makanan Manfaat Dan Bahayanya. Yogyakarta: Garudawacana.

Pratiwi, S. T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. 22, 38-39, 188-192, Erlangga, Jakarta.

Ramadhan, Ricky. M, dkk. 2015. Kajian Pemanfaatan Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizuz) Dan Mangga (Mangifera indica linn) Dalam Pembuatan Fruit Leather. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Pekanbaru Vol.14. No.1

Ruiqian, L., Y, Qian., D Thanaboripat., dan P, Thansukon. 2004. Biocontrol Of A.flavus And Aflatoxin Production. Di Dalam: Abbas, H. K (Ed). Aflatoxin And Food Safety. London: CRC Press, Taylor & Francis Group.

Saraswati Et Al. 2006. Organisme Perombak Bahan Organik. Jakarta:jaya baru.

Scheidegger, K.A. and Payne, G.A., 2003. Unlocking the secrets behind secondary metabolism: A review of Aspergillus flavus from pathogenicity to functional genomics. Journal of Toxicology 22: 423-459.

Srikandi, F., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Winarsih, S. 2007. Mengenal dan membudidayakan buah naga. Semarang: Aneka Ilmu.

Zhao, K., W. Ping., Q. Li., S. Hao., T. Gao and D. Zhou. 2009. Aspergillus niger var. taxi, a New Species Variant of Taxol-Producing Fungus Isolated from Taxus Cuspidate in China. Journal Microbiology. (2009):1202–1207

Page 56: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

37

Lampiran 1

Gambar 1.1

Pembuatan ekstrak buah naga menjadi

serbuk

Gambar 1.2

Pembuatan media PDA ditambahkan

aquades dipanaskan dan ukur ph

Gambar 1.3

Penanaman sampel terasi pada media

PDA kemudian

dimasukkan desikator

selama 5 hari

Page 57: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

38

Gambar 1.4

Hasil pengamatan makroskopis

Gambar 1.5

Hasil pengamatan mikroskopis

Page 58: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

39

Lampiran 2

Pembuatan serbuk buah naga

Buah Naga

Dikupas, dibersihkan

Dipotong tipis

Dijemur dengan cara dianginkan

(tanpa sinar matahari langsung)

Dioven dengan suhu 60 0C

Diblender

Diayak, dijemur

Diblender lagi

Serbuk Buah Naga

Page 59: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

28

Lampiran 3

JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

No Jadwal Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Judul

2 Studi Pendahuluan

3 Penyusunan Proposal

4 Ujian Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengambilan Data

7 Pengolahan Data

8 Penyusunan KTI

9 Ujian KTI

10 Revisi Hasil Ujian KTI

Keterangan :

Kolom 1 – 4 pada bulan : Minggu 1 – 4

Blok warna merah : Tanggal Pelaksanaan Kegiatan

Page 60: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

29

Lampiran 4

Page 61: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

30

Page 62: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

31

Lampiran 6

PERHITUNGAN PEMBUATAN MEDIA PDA

Media yang dibutuhkan dalam 1 capet membutuhkan 15 menit sedangkan capet yang dibutuhkan sebanyak 20 capet, jadi 20 x 15 = 300

Perhitungan : dalam media PDA dalam 1000 ml = 3 gram media PDA

Sedangkan volume yang dibutuhkan 300 ml, jadi :

M1 = 1000 x 3 x 300

M1 x 1000 =

M1 = 11,7 gr

Page 63: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

32

Lampiran 7

Page 64: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

33

Page 65: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI DENGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/688/2/151310059- GITA SAMPELALAN- KTI.pdf · v ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA TERASI

…..

34

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada Terasi Dengan Penambahan

Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Pewarna

Alami.

Nomor :

Nama panelis :

Laki-laki/Perempuan :

Usia :

Pekerjaan :

Alamat :

Perintah Cicipilah sampel terasi yang telah ditambahkan pewarna

alami ekstrak buah naga. Nyatakan kesukaan terhadap

karakteristik organoleptiknya dengan memberi tanda ()

Pengujian

sample

Tingkat

kesukaan

Sangat suka Suka Biasa Tidak suka Kesimpulan

1. Warna

2. Rasa

3. Tekstur

4. Aroma

Catatan: .................................................................................................................

Gita Sampelalan ( ) Peneliti Responden