identifikasi jamur aspergillus sp pada pakaian bekas...

80
IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS YANG DIJUAL DI PASAR PON JOMBANG HALAMAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH HUMBELINA MENEZES 171310024 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2020

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN

BEKAS YANG DIJUAL DI PASAR PON JOMBANG

HALAMAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUMBELINA MENEZES

171310024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 2: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

ii

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN

BEKAS YANG DIJUAL DI PASAR PON JOMBANG

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Menyelesaikan Studi di Progam Studi Diploma III Analis Kesehatan

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

Disusun oleh :

HUMBELINA MENEZES

171310024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 3: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

iii

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF FUNGUS Aspergillus Sp ON USED

CLOTHING SOLD IN THE PON JOMBANG MARKET

By;

Humbelina Menezes

Clothing is one of mankind’s needs, and every activity engaged in by man

surely requires clothing in order to cover and protect each body. Because in the

current era, it is the preferred to buy used clothing, which has become the most

affordable bran abroard. Examples of clothing of children’s (jackets), women’s

clothes (vest, dress, top, hot fit, shorts), mean’s clothes (jackets, trousers, shorts,

shirt, t-shirts, sweaters, boxers, panties). This test is done on mushrooms (mold or

yeast). The results pf the examination have been found mushroom Aspergillus Sp

and the Candida Sp. The purpose of this study is to find out the existence of the

same mold Aspergillus sp on used clothing sold in the Pon Jombang market.

This method is descriptive, where the research is conducted on Pon Jombang

and where the fungus Aspergillug Sp on old clothes sold on the Jombang market is

conducted in the Mycological Laboratory of the medical science academy medika

Jombang. Population is 3 used clothing sellers sold at the Jombang Pon market,

sampling techniques using a purposive sampling used number 10 used on Pon

Jombang market by the criteria of inclusions and exclusions. Research variable is

the Aspergillus Sp mold on secondhand clothes.

The study suggests that, there is the mold Aspergillus Sp with the type

Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus on 10 samples of used

clothing.

It may be concluded that the original Aspergillus Sp fungus was found on a

used clothing sold in the pon Jombang Market.

Key wards: Aspergillus Sp, used clothes.

Page 4: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

iv

ABSTRAK

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus Sp PADA PAKAIAN

BEKAS YANG DIJUAL DI PASAR PON JOMBANG

Oleh:

Humbelina Menezes

Pakaian merupakan salah satu kebutuhan manusia, setiap aktifitas yang

dilakukan oleh manusia pasti memerlukan pakaian agar dapat menutupi dan

melindungi masing-masing tubuhnya. Karenadi era globalisasi saat ini lebih gemar

untuk membeli pakaian bekas impor, yang tergiur akan brand luar negeri dengan

harga yang terjangkau . Contoh pakaian yaitu pakaian anak (jaket), pakaian wanita

(vest, baju hangat, dress, rok, atasan, hot pants, celana pendek), pakaian pria (jaket,

celana panjang, celana pendek, kemeja, t-shirt, kaos, sweater, kemeja, boxer,celana

dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur (kapang atau khamir). Hasil

pengujinya ditemukan jamur Aspergillus Sp. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui adanya jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar

Pon Jombang.

Metode Penelitianini bersifat deskriptif, tempat penelitian dilakukan di pasar

Pon Jombang dan tempat identifikasi jamur Asperggillus Sp pada pakaian bekas

yang dijual di pasar Pon Jombang dilakukan di Laboratorium Mikologi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Mendika Jombang. Populasi penelitian

ialah 3 orang penjual pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang, teknik

sampling menggunakan purposive sampling berjumlah 10 pakaian bekas yang

dijual di pasar Pon Jombang dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel

penelitian adalah jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat jamur Aspergillus Sp dengan

jenis Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus pada 10 sampel

pakaian bekas.

Dapat disimpulan bahwa telah ditemukan adanya jamur Aspergillus Sp pada

pakaian bekas yang dijul di pasar Pon Jombang.

Kata Kunci : Aspergillus Sp, Pakaian bekas.

Page 5: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

v

Page 6: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

vi

Page 7: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

vii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

:

Nama : Humbelina Menezes

NIM : 171310024

Tempat, tanggal lahir : Timor-Leste, Uani uma,06 Oktober

1997 Institusi : STIKes ICMe Jombang

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul Identifikasi Jamur Aspergilus

Sp Pada Pakaian Bekas yang dijual di pasar Pon Jombang, adalah bukan Karya Tulis

ilmiah milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.Demikian surat pernyataan ini saya buat

dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

mendapatkan sanksi.

Jombang, Juni 2020

Yang menyatakan

Humbelina Menezes

Page 8: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

viii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Humbelina Menezes

NIM : 171310024

Jenjang : Diploma

Program Studi : Analis Kesehatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyatakan bahwa karya tulis ilmiah

saya yang berjudul :

“Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada Pakaian Bekas Yang Dijual Di Pasar

Pon Jombang“ Merupakan karya tulis ilmiah dan artikel yang secara

keseluruhan adalah hasil karya penelitian penulis, kecuali teori yang dirujuk dari

suber informasi aslinya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya

Jombang 13 Agustus 2020

Saya yang menyatakan

Humbelina Menezes

NIM 171310024

Page 9: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

ix

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Humbelina Menezes

NIM : 171310024

Jenjang : Diploma

Program Studi : Analis Kesehatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyatakan bahwa karya tulis

ilmiah saya yang berjudul :

“Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada Pakaian Bekas Yang Dijual Di

Pasar Pon Jombang “ Merupakan karya tulis ilmiah dan artikel yang secara

keseluruhan benar benar bebas dari plagiasi. Apabila di kemudian hari

terbukti melakukan proses plagiasi, maka saya siap di proses sesuai dengan

hukum dan undang-undang yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya

Jombang 13 Agustus 2020

Humbelina Menezes

NIM 171310024

Saya yang menyatakan

Page 10: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Timor- Leste, Uato-Carbau, 06 Oktober 1997 dari pasangan

Ibu Terezinha Menezes dan Bapak Luis Guterres penulis merupakan putri ke enam

dari lima bersaudara.Tahun 2010 penulis lulus dari SD Kumo-Oli, tahun 2013

penulis lulus dari SMP EBC Uatu-Carbau, tahun 2016, penulis lulus dari SMA 12

De Novembro Becora Dili dan penulis masuk di STIKes “ Insan Cendekia Medika

Jombang” melalui jalur mandiri, pada tahun 2017. Penulis masuk sesuai

kompetensi sebelumnya, yaitu program studi DIII Analis Kesehatan.

Demikian Riwayat hidup dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, Juni 2020

Yang menyatakan

Humbelina Menezes

Page 11: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xi

MOTTO

ILMU ADALAH HARTA YANG TAK AKAN PERNAH HABIS

Page 12: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xii

KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan yang Maha Esa, oleh karena

anugerah – Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Identifikasi

Jamur Aspergillus sp Pada Pakaian Bekas Yang Dijual di Pasar Pon Jombang”.

Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe

Jombang. Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada Ayah dan Ibu tercinta atas semua bantuan moril maupun materi, motivasi,

dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang

penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis juga menghaturkan rasa

terimakasih kepada

1. H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku ketua STIKes ICMe Jombang,

2. Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku kaprodi DIII Analis Kesehatan,

3. Lilis Majidah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing utama

4. Sri Lestari, S.KM yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam

membimbing atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun

karya tulis ilmiah ini.

5. Bapak & Ibu, kakak, keluarga, temam-teman serta semua pihak yang telah

memberikan saran dan masukan serta membantu penulis dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karya

tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran sangat

diharapkan oleh peneliti demi kesempurnaan ini dan semogga karya tulis ilmiah ini

dapat bermanfaat terutama bagi peneliti dan bagi kita semua.

Jombang, Juni 2020

Penulis,

Page 13: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN.............................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... viii

PERNYATAAN PLAGIASI ........................................................................ ix

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... x

MOTTO......................................................................................................... xi

KATA PENGATAR ..................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumus Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamur .............................................................................................. 6

2.2 Aspergillus sp ................................................................................. 11

2.3 Metode Pemeriksaan Jamur ........................................................... 17

2.4 Inokulasi jamur............................................................................... 17

2.5 Pakaian ........................................................................................... 17

2.6 Pakaian Bekas ................................................................................ 18

Page 14: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xiv

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka konseptual ...................................................................... 21

3.2 Penjelasan Kerangka konseptual .................................................... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 24

4.2 Waktu dan Tempat penelitian ........................................................ 24

4.3 Populasi Penelitian, Sampel dan Sampling .................................... 25

4.4 Kerangka kerja (Frame work) ........................................................ 26

4.5 Variabel dan definisi operasional variabel ..................................... 27

4.6 Pengumpulan data .......................................................................... 28

4.7 Teknik pengolahan dan Analisa Data ............................................ 31

4.8 Etika Penelitian .............................................................................. 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 34

5.3 Pembahasan .................................................................................... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 48

6.2 Saran .............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50

Page 15: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel tentang Identifikasi jamur

Aspergillus sp Pada Pakaian bekas yang dijual di Pasar Pon

Jombang……............................................................................

...................................

27

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi pengambilan sampel pakaian bekas

berdasarkan penjualan di pasar Pon Jombang…………….…..

36

Tabel 5.2 Kondisi tempat penjual pakaian bekas, yang dijual di pasar

Pon Jombang pada tanggal 06 Juli 2020 ..…………………...

37

Tabel 5.3 Distribusi Kondisi Pakaian Bekas, yang dijual di pasar Pon

Jombang 06 Juli 2020 ……….………………………………

37

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan jamur Aspergillus sp

pada pakaian bekas, di Laboratrium Mikologi STIKes ICMe

Jombang 15 Juli 2020 ….…………………………………….

38

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan jamur Aspergillus Sp

dari 10 sampel pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang ………....…………………………………………

38

Tabel 5.6 Hasil pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud

Dextrose Agar (SDA) (Makroskopis dan Mikroskopis) ……

39

Page 16: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sel Khamir………………………………………………………... 7

Gambar 2.2 Jamur Rhizopus…………………………………………………… 8

Gambar 2.3 Jamur Aspergillus sp…………………………………………….. 13

Gambar 2.4 Jamur Aspergillus flavus………………………………………… 14

Gambar 2.5 Jamur Aspergillus niger…………………………………………. 15

Gambar 2.6 jamur Aspergillus fumigatus………………………………... 16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual tentang Identifikasi jamur Aspergillus

sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang…..

21

Gambar 4.1 Kerangka kerja tentang Identikasi jamur Aspergillus sp pada

pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang ……..……..

26

Page 17: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xvii

DAFTAR SINGKATAN

SDA : Sabouraud Dextrose Agar

PDA : Potato Dextrose Agar

MEA : Malt Extract Agar

CDA : Czapek Dox Agar

CA : Carrot Agar

OMA : Oat Meal Agar

DRBC : Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar

TEA : TaogaExract6%SucroseAgar

ALT : Angka Lempeng Total

Page 18: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran hasil penelitian

Lampiran 1 Pembelian sampel

Lampiran 2 Pembuatan Media SDA

Lampiran 3 Pengambilan sampel dan penanaman sampel

Lampiran 4 Pengamatan makroskopis dan mikroskopis

Lampiran 5 Hasil penelitian secara makroskopis

Lampiran 6 Hasil penelitian secara mikroskopis

Page 19: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baju ialah salah satu keperluan utama bagi manusia, tiap kegiatan yang

dicoba oleh manusia tentu membutuhkan baju buat dapat menutupi serta

melindungi tiap-tiap dirinya, sebab perilaku serta sikap warga. Di masa globalisasi

dikala ini lebih gemar buat membeli baju sisa impor, sebab tergiur hendak brand

luar negeri. Paling utama pada warga ekonomi kelas menengah, tidak hanya sebab

kebutuhan warga menyangka dengan menggunakan brand luar negeri hendak bisa

meningkatkan status sosial mereka oleh sebab itu membagikan kesempatan kepada

orang dengan menjual baju sisa dengan harga yang sangat terjangkau (Chandradewi

et al., 2018).

Di Indonesia penjualan baju sisa sangat banyak ada di kota-kota besar

semacam Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang serta kota-kota yang lain. Banyak

penjualan baju sisa ini disebabkan oleh begitu besarnya atensi konsumen terhadap

baju impor. Dari luar negeri sangatlah ditunggu-tunggu serta diincar banyak

konsumen, namun berbahaya dari produk benda sisa tersebut yang tidaknyaman

serta tidak higienis, hendak namun konsumen seolah tidak menghiraukan pada

kesehatan. Baju sisa tersebut teruji atensi belih terhadap baju sisa ini, sangat

banyak, tidak cuma konsumen kelas dasar saja, namun konsumen kelas menengah

serta kelas atas juga memiliki atensi belih terhadap baju sisa tersebut. Rata-rata

konsumen yang membelih baju sisa tersebut disebabkan mau nampak stylis dengan

budged sebab umumnya di toko-toko tersebut senantiasa menyediakan pakaian-

Page 20: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

2

pakaian sisa yang memiliki brand-brand yang sangat bagus serta terbilang mahal

sehingga konsumen bisa membeli baju brand-brand dengan harga yang sangat

murah, dibandingkan dengan toko di mall yang sangat mahal (Janna, 2017).

Negeri Indonesia bagaikan negeri tropis serta jadi tempat yang produktif buat

perkembangan jamur, sehingga jamur banyak jadi peradangan pada kulit serta kuku

manusia sehingga menimbulkan suatu penyakit (Arta, 2016). Kementrian

Perdagangan sudah melaksanakan pengujian terhadap 25 contoh baju sisa yang

terletak di pasar Senen Jakarta terdiri atas sebagian contoh baju ialah baju anak

(jaket), baju perempuan (vest, pakaian hangat, dress, rok, atasan, hot pants, celana

pendek), baju laki-laki (jaket, celena panjang, celana pendek, kemeja, t- Shirt, kaos,

sweter, kemeja, boxer, celana dalam). Penguji ini dicoba terhadap jamur (kapang

ataupun khamir). Bersumber pada hasil pengujian yang dicoba ditemui beberapa

koloni jamur yang diarahkan oleh parameter pengujian angka lempeng total (ALT)

ialah jamur Aspergillus Sp serta Candida Sp.

Di dalam baju sisa diprediksi memiliki jamur Aspergillus Sp serta Candida Sp

yang beresiko buat kesehatan manusia yang bisa menimbulkan gatal-gatal, alergi,

apalagi peradangan pada saluran kencing, sebagian jamur tersebut hidup dalam

debu serta kondisi lembab kesimpulannya melekat pada baju sisa buat tumbuh biak.

Pada seluruh contoh baju sisa yang nilainya lumayan besar mempunyai isi jamur

sebesar 36. 000 koloni/gram (Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2015).

Penyakit kulit terus menjadi berkembang, perihal ini dibuktikan dari informasi

Profil Kesehatan Indonesia 2010 yang menampilkan kalau penyakit kulit dan

subkutan jadi peringkatan ketiga dari 10 penyakit paling banyak pada penderita

rawat jalur di rumah sakit Indonesia bersumber pada jumlah kunjungan ialah

Page 21: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

3

sebanyak 192.414 sedangkan dari informasi dinas Kesehatan kota Kediri

menyatakan penyakit kulit peradangan terletak di urutan ke-8 dengan prevalensi

4,32% serta pada tahun 2010 menampilkan kalau penyakit kulit peradangan dengan

jumlah pengidap 39.267 orang ataupun 5,90% menduduki urutan kelima sehabis

penyakit peradangan kronis lain pada saluran pernafasan atas, hipertensi, penyakit

pada sistem otot serta jaringan pengikat dan penyakit lain pada saluran pernafasan

atas (Hura, 2015 dalam Kemkes, 2011).

Baju sisa yang sudah digunakan oleh orang-orang tadinya yang tidak jelas

bagaimana kondisinya, apakah bersih ataupun terbebas dari berbagai penyakit.

Terlebih beberapa barang tersebut diharapkan dari luar negeri dimana yang kita

ketahui kalau pergaulan disitu sangat leluasa. Pada baju sisa tersebut dapat saja ada

bermacam bakteri ataupun jamur yang berisiko serta bila tidak hati-hati dapat saja

pengguna baju sisa hendak terserang bermacam berbagai penyakit kulit, spesialnya

penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur, sebab jamur yang melekat pada kulit

seorang dapat melekat pada baju yang dipakainya, sehingga apabila baju itu

digunakan orang lain, tidak menutup kemungkinan jamur tersebut hendak melekat

pada kulit orang lain yang menggunakan baju tersebut ( Arta, 2016).

Pencemaran mikroba pada baju sisa tersebut bisa memunculkan penyakit

yang berawal dari kontak langsung dengan kulit atau melalui tangan manusia. Dari

kontak dini ini setelah itu bawa peradangan yang masuk ke mulut, hidung serta

mata. Buat perkembangan jamur membutuhkan keadaan habitat yang memiliki

kelembaban besar tersedianya bahan organik serta tersedianya oksigen yang

lumayan buat kelangsungan hidupnya.

Page 22: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

4

Pemeriksaan jamur Aspergillus Sp terdiri dari makroskopis serta mikroskopis

pada pengamatan makroskopis bertujuan untuk mengetahui adanya jamur

Aspergillus Sp pada media SDA yang dilakukan dengan inokulasi jamur dan

pengamatan mikroskopis jamur bertujuan untuk mengetahui adanya tipe jamur

yang mengontaminasi sesuatu ilustrasi yang dicoba dengan memandang identitas

jamur dibawah mikroskopis. Akibat yang biasa ditimbulkan dengan terdapatnya

jamur pada pakaian bekas bisa disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, karena

membiarkan pakaian dalam kondisi lembab dan ditempat tertutup sehingga kulit

terasa gatal pada konsumen yang tidak perhatikan higienes pada pakaian bekas

Pencegahan jamur pada pakaian bekas yang dibeli dengan cara merendam pada

air rebusan dan juga tambahan deterjen atau zat pemutih oksidasi kemudian

dikeringkan di bawah sinar matahari dan pastikan prosses pencuciannya benar-

benar bersih dan kering baru bisa dipakai. Jauhi mengenakan baju yang tidak

melanda keringat sehabis terkenah air. Hendaknya lekas dikeringkan sebab jamur

senang dengan tempat yang lembab.

Dari penjelasan di atas sebaiknya masyarakat lebih berhati-hati dalam membeli

baju sisa yang dijual di tempat universal semacam di pasar. Bersumber dari

permasalahan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian

dengan berjudul “ Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang

dijual di pasar Pon Jombang”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat jamur Aspergillus sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang?

Page 23: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

5

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya jamur Aspergillus sp pada pakaian bekas yang dijual

di pasar Pon Jombang.

1.4 .Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Sebagai wawasan ilmiah terhadap pembaca dan masyarakat tentang jamur

Aspergillus sp pada pakaian bekas.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat sebagai pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang

bahaya kesehatan pada pakaian bekas, khususnya bagi konsumen yang

terbiasa dengan pakaian bekas agar berhati-hati dalam membeli pakaian

bekas.

b. Bagi tenaga kesehatan sebagai informasi kepada tenaga kesehatan

tentang jamur Aspergillus sp pada pakaian bekas.

c. Bagi peneliti berikutnya untuk menambahkan dalam pengembangan

penelitian tentang jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas.

Page 24: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jamur

2.1.1 Pengertian umum tentang jamur

Jamur ialah organisme uniseluler ataupun multiseluler, biasanya berupa benang

yang disebut dengan hifa, bercabang- cabang membentuk bangunan semacam

anyaman yang disebut miselium, bilik sel memiliki kiti, eukariotik serta tidak

berklorofil, hidup secara heterotrof dengan jalur saprofit. Habitat jamur secara

universal ada di darat serta tempat yang lembab. Di alam ada dekat 200.000 spesies

jamur namun cuma dekat 100 spesies yang bertabiat pathogen pada manusia (Arta,

2016).

Hifa pada jamur yang bertabiat parasit umumnya mengalami modifikasi jadi

haustoria ialah organ penyerap santapan dari substrat, jamur tidak mempunyai

pangkal, batang, daun serta sistem pembuluh semacam pada tanaman tingkatan

besar tiap lembar benang/hifa serta kumpulan hifa dinamakan miselium. Diameter

hifa berkisar antara 0,5-100 ataupun lebih. Jamur hidup pada area yang bermacam-

macam tetapi sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat jamur

terletak didarat (terestrial) serta di tempat lembab dengan temperatur maksimal

berkisar 290C hingga 350C, temperature maksimunya berkisar antara 270C hingga

290C serta temperature sedikit kurang lebih 500C. Jamur pula bisa hidup di area

yang asam (Hidayatullah et.al., 2018).

Jamur ialah salah satu mikroorganisme pemicu penyakit pada manusia.

Jamur ialah mahluk hidup kosmopolitan yang berkembang dimana saja dekat

Page 25: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

7

dengan kehidupan manusia, baik dibawa tanah, air, baju, apalagi di badan manusia

sendiri. Jamur dapat menimbulkan penyakit yang lumayan parah untuk manusia

(Hasanah, 2017).

2.1.2 Morfologi jamur

Pada biasanya jamur memiliki sel banyak (multiseluler) misalnya jamur

merang serta jamur tempe, namun terdapat pula yang bersel tunggal (uniseluler )

semacam ragi ataupun yest saccharomyces. Jamur yang multiseluler tersusun atas

benang-benang yang diucap dengan hifa. Apabila dilihat dengan mikroskop

nampak wujud hifa ini bersekat-sekat (bersepta) serta tidak bersekat. Morfologi

jamur dipecah menjadi 2 ialah;

1. Yeast (khamir)

Khamir merupakan wujud sel tunggal dengan tumbuh biak secara bertunas,

khamir ini mempunyai wujud sel yang lebih besar daripada mayoritas kuman

namun mempunyai wujud sel sangat kecil tidak sebesar kuman terbanyak. Khamir

sangat bermacam-macam ukurannya berkisar antara 1-5 µm lebarnya serta

panjangnya dari 5-30 µm ataupun lebih, umumnya berbentuk telur, oval, slinder,

batang (Khoirunnisak, 2018).

Gambar 2.1 sel khamir

Sumber: https://kamriantiramli.files.wordpress.com/2011/06/6.jpg

Page 26: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

8

2. Mold (Kapang)

Terdiri dari 2 bagian miselium serta spora (sel resisten, rehat ataupun dorman).

Miselium ialah kumpulan sebagian filament yang dinamakan hifa. Tiap hifa

lebarnya 5-10 µm dibandingkan sel kuman yang umumnya berdiameter 1 µm

(Khoirunnisak, 2018).

Gambar 2.2 jamur rhizopus

Sumber: https://usaha321.net/wp-content/uploads/2016/06/Rhizopus-stolonifer.png

2.1.3 Sifat umum jamur

Jamur hidup secara heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang

terdapat di lingkungannya. Misalnya jamur hidup dari penguraian sampah-sampah

organik semacam bangkai, sisa-sisa tanaman, santapan. Terdapat pula jamur yang

hidup sebagai parasit dengan memperoleh bahan organik dari inangnya semacam

kulit manusia, hewan serta tumbuhan (Janna, 2017).

Pada biasanya jamur tumbuh biak dengan spora yang dihasilkan oleh

sporagium. Bersumber pada tempat pembuat spora jadi 3; ialah Ascomicetes; jamur

ini membentuk spora pada kanong yang diucap askus seperti Penicillium sp.

Basidiomycetes; jamur ini membentuk spora pada perlekatan botol, jamur ini

berdimensi besar semacam jamur telinga. Deuteromycetes; jamur ini berkembang

Page 27: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

9

pada roti, sisa santapan, tongkol jagung, kotoran ternak serta manusia. Umumnya

tercantum kelompok jamur pemicu penyakit semacam panu serta Aspergillus

fumigatus pemicu penyakit saluran pernafasan bersumber pada gunanya dibedakan

2 berbagai hifa, ialah hifa fertil serta hifa vegetatif. Hifa fertil merupakan hifa yang

biasa membentuk sel-sel reproduksi ataupun spora-spora. Hifa vegetatif merupakan

hifa yang berperan buat meresap santapan dari substrat.

2.1.4 Ciri-ciri fungi jamur

Ciri-ciri umum fungi yaitu eukariotik, tidak dapat berfotosintese, bersifat

heterotrof, ada yang uniseluler namun umumnya multiseluler, struktur tubuh belum

memiliki akar, batang dan daun hanya berupa halus yang tersusun deretan sel yang

berbentuk benang, yaitu hifa benang-benang hifa membentuk anyaman disebut

misellium. Fungi ialah organismee eukariotik yang mempunyai identitas bagaikan

berikut:

a. Berbentuk benang tunggal / bercabang (hifa)

b. Memiliki spora serta memproduksi spora

c. Tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak berfotosintesis

d. Tumbuh biak secara intim serta aseksual

e. Badan berfilamen serta bilik sel memilki khitin.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jamur

Perkembangan jamur dipengaruhi beberapa faktor yang diuraikan sebagai

berikut:

a. Kelembaban

Pada biasanya jamur tingkatan rendah semacam Rhizopus ataupun Mucor

membutuhkan area dengan kelembaban 90%, sebaliknya kapang Aspergillus,

Page 28: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

10

Penicilium, Fusarium serta banyak Hyphomycetes lainya bisa hidup pada

kelembaban yang lebih rendah, ialah 80%. Jamur yang tergolong Xerofilik tahan

hidup pada kelembaban 70%, misalnya Wallemia sebi, Aspergillus glaucus, banyak

strain Aspergillus tamari serta Aspergillus flavus.

b. Suhu

Bersumber pada kisaran temperature area yang baik buat perkembangan, jamur

bisa dikelmpokkan bagaikan jamur psikrofil, mesofil serta termofil. Mengenali

kisaran perkembangan sesuatu jamur sangat berarti paling utama apabila isolat-

isolat tersebut hendak digunakan di industri. Misalnya, jamur yang Termofil

ataupun termoteleran (Candida tropicalis, Paecilomyces varioti serta Mucor

miehei), bisa membagikan produk yang maksimal walaupun terjalin kenaikan

temperatur, sebab metabolisme jamurnya, sehingga industri tidak membutukan

akumulasi perlengkapan pendingin.

c. Derajat keasaman lingkungan

Biasanya jamur menyenangi pH dibawah 7,0. Jenis-jenis khamir tertentu

apalagi berkembang pada pH yang lumayan rendah, ialah pH 4,5-5,5.

d. Bahan kimia

Bahan kimia kerap digunakan untuk menghindari perkembangan jamur,

misalnya, natrium benzoate dimasukkan ke dalam bahan pangan sebagai pengawet

sebab senyawa tersebut tidak bersifat toksik untuk manusia. Senyawa formalin pula

disemprotkan pada tekstil yang hendak disimpan dalam waktu tertentu saat sebelum

dijual. Perihal ini paling utama untuk menghindari perkembangan kapang yang

bersifat selulotik, semacam Chaetomium globasum, Aspergillus niger serta

Cladosporium cladosporides yang bisa merapuhkan tekstil, ataupun meninggalkan

Page 29: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

11

noda-noda gelap akibat sporulasi yang terjalin, sehingga merendahkan mutu bahan

tersebut (Janna, 2017 dalam Indrawati, 2016:44).

2.2 Aspergillus Sp

2.2.1. Pengertian Aspergillus Sp

Aspergillus Sp merupakan salah satu tipe mikroorganisme yang tercantum

jamur serta tercantum dalam mikroorganisme eukariotik. Fungi ini umumnya

berkembang berkoloni pada makanan, baju serta alat-alat rumah tangga. Biasa

berkembang di wilayah beriklim dingin ataupun wilayah tropis, reproduksi secara

vegetatif dengan konidia yang disebarkan oleh angin.

Aspergillus sp secara mikroskopis dicirikan bagaikan hifa bersepta serta

bercabang, konidiofora timbul dari foot cell (miselium yang bengkak serta

berdinding tebal) menandakan konidia yang membentuk rantai bercorak hijau,

gelap, ataupun coklat. Aspergillus merupakan suatu jamur yang tercantum dalam

kelas Ascomycetes yang bisa ditemui dimana-mana. Dia berkembang bagaikan

saprofit pada tumbuh-tumbuhn yang membusuk serta ada pula di tanah, debu

organik, santapan serta ialah kontaminan yang umum ditemui di rumah sakit serta

laboratorium. Aspergillus tumbuh berkembang biak dengan pembuatan hifa

ataupun tunas serta menciptakan konidiofora pembuatan spora. Sporanya tersebar

leluasa di hawa terbuka sehingga inhalasinya tidak bisa.

Aspergillus mempunyai tangkai-tangkai panjang (Conidiophores) yang

mendukung kepalanya yang besar (vesicle), di kepala ini terdapat spora yang

membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spora. Aspergillus sanggup

berkembang pada temperature 370C (Syaifuddin, 2017).

Page 30: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

12

2.2.2 Klasifikasi Aspergillus sp

Bagi Hidayatullah (2018), klasifikasi dari Aspergillus sp bagaikan berikut:

Kingdom : Fungi

Divisi : Amastigomycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus Sp

2.2.3 Morfologi Aspergillus Sp

Aspergillus Sp mempunyai hifa 2,5-8µm, bercabang semacam tumbuhan

ataupun kipas serta misellium bercabang, sebaliknya hifa yang timbul di atas

permukaan ialah hifa fertile koloninya berkelompok, konidiofora bersepta ataupun

nonsepta yang timbul dari sel kaki, pada ujung hifa timbul suatu gelembung, pada

sterigma timbul konidium-konidium yang tersusun berentetan mirip wujud untaian

mutiara, konidium-konidium ini bercorak (gelap, coklat, kuning tuaa, hijau) yang

memberikan corak tertentu pada jamur secaraa universal.

Menurut Hidayatullah (2018), Aspergillus Sp memiliki konidio spora sebagai

alat perkembangan biakan, mempunyai hifa bersekat dan bercabang, mempunyai

konidiofor ialah hifa yang berkembang tegak pada permukaan substrat timbul dari

foot cell. Secara makroskopis pada media biakan, Aspergillus Sp hendak

berkembang membentuk koloni granula, berserabut dengan beberapa warna

bergantung pada jenisnya. Aspergillus fumigatus mempunyai koloni bercorak hijau,

Aspergillus niger bercorak gelap serta Aspergillus flavus bercorak putih ataupun

Page 31: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

13

kuning. Secara mikroskopis Aspergillus Sp hendak nampak terdapatnya hifa

bersekatan serta bercabang, pada bagian ujung hifa hendak konidiofor yang

wujudnya semacam bunga. Konidiofor mempunyai bagian yang membengkak serta

bundar di ujungnya yang disebut fesikel. Aspergillus Sp bisa dilihat pada foto

berikut;

Gambar 2.3 Jamur Aspergillus sp

Sumber : http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/jamur-fungi.html

2.2.4 Identifikasi Aspergillus Sp

Aspergillus Sp yang berkembang di pengembang biakan, menciptakan hifa

koloni mampu bercorak, coklat, hitam, hijau, kuning, putih atau bercorak lainnya

tergantung pada tiap-tiap jenisnya (Hura, 2015).

Aspergillus sp dapat digolongkan dalam 3 kelompok ialah : Aspergillus

flavus, Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus.

Page 32: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

14

1. Aspergillus flavus

Sifat morfologinya yaitu bersepta, misellia bercabang, berwarna putih atau

kuning. Aspergillus flavus menyebabkan aflaktoksin (racun).

Gambar 2.4 Jamur Aspergillus flavus

Sumber: https://idabagusindra9.blogspot.com/2017/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Klasifikasi Aspergillus flavus;

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Trichomaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus flavus

Aspergillus flavus menghasilkan konidia yang bentuk dan ukurannya agak

bervariasi, memiliki dinding yang relatif tipis dan berkisar dari yang halus hingga

agak kasar.

Page 33: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

15

2. Aspergillus niger

Ialah fungi bermula filum Ascomycetes yang berfilamen, memiliki hifa bersepta

serta mampu ditemukan melimpah di alam, fungi ini umumnya diisolasi melewati

tanah, sisa tumbuhan serta udara di dalam ruangan. Koloninya bercorak putih serta

berganti sebagai hitam selagi konidia dibentuk, kepala konidia bermula Aspergillus

niger bercorak hitam, bulat, mengarah.

Gambar 2.5 Jamur Aspergillus niger

Sumber: https://www.studyblue.com/notes/note/n/mycology/deck/3946253

Menurut Van Tieghem, 1867 klasifikasi Aspergillus niger sebagai berikut;

Domain : Eukaryota

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Subfilum : Pezizomykotina

Kelass : Eurotiomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Trichocomaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus niger

Page 34: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

16

3. Aspergillus fumigatus

Ialah jenis fungi dalam genus Aspergillus serta ialah salah satu jenis Aspergillus

yang mengakibatkan penyakit di perseorangan beserta defisiensi imun. Aspergillus

fumigatus biasanya tersebar di belantara alam dan ditemukan dalam tanah dan

bahan organik.

Klasifikasi ilmiah Aspergillus fumigatus

Kingdom : Fungi

Divison : Ascomycot

Klass : Eurotiomycetes

Ordo : Eurtiales

Family : Trichocomaceas

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus fumigatus

Representasi Aspergillus fumigatus pada mikroskopis mempunyai tangkai-

tangkai panjang (chonidiophores) yang mendukung kepala yang besar (vesicle)

pada kepalanya terdapat spora yang menerbitkan sel haddil lewat rantai panjang

spora. Aspergillus fumigatus ini bisa berkembang di suhu 370C.

Gambar 2.6 jamur Aspergillus fumigatus

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_fumigatus

Page 35: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

17

2.3. Metode pemeriksaan jamur

Pemeriksaan jamur terdiri oleh pemeriksaan makroskopis serta mikroskopis.

Dalam pemeriksaan makroskopis jamur bermaksud untuk melihat ada tidaknya

pertumbuhan jamur di media serta pemeriksaan mikroskopis jamur bermaksud

untuk melihat macam-macam jamur yang mengkontaminasi satu sampel yang

dilakukan dan memprediksi macam-macam jamur di bawah mikroskopis (Janna,

2017 dalam Yulliawati, 2017).

2.4. Inokulasi jamur

Inokulasi jamur adalah proses pemindahan jamur dengan memakai jarum ose

bulat agar hifa yang berupa semacam benang yang gampang diambil agar mudah

berkembang pada media.

Inokulasi jamur adalah suatu proses pemindahan jamur dari lingkungan alam

bebas untuk menumbuhkannya di suatu medium buatan, gunanya agar diperoleh

biakan murni di dalam medium buatan tersebut (Janna, 2027 dalam Waluyo, 2007).

2.4.1. Media inokulasi jamur

Biasanya memakai Potato Dextrose Agar (PDA), Malt Extract Agar (MEA),

Czapek Dox Agar (CDA), Oat MealAgar (OMA), Dichloran Rose Bengal

Chloramphenicol Agar (DRBC), Taoga Exact 6% Sucrose Agar (TEA) (Janna,

2017 dalam Indrawati, 2016).

2.5. Pakaian

2.5.1. Pengertian umum pakaian

Baju merupakan kebutuhan pokok manusia tidak hanya makanan serta tempat

berteduh ataupun tempat tinggal. Manusia memerlukan baju buat melindungi serta

menutupi dirinya, tetapi bersamaan dengan pertumbuhan kehidupan manusia, baju

Page 36: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

18

pula digunakan sebagai symbol status, jabatan ataupun peran seorang yang

memanfaatkannya. Baju pula tingkatkan keamanan sepanjang aktivitas beresiko

semacam memasak dengan memberikan penghalang antara kulit serta area. Baju

pula membagikan penghalang higienes, melindungi racun dari tubuh serta

menghalangi penularan bakteri https: //Id.Wikipedia.Org/Wiki/Pakaian.

2.5.2. Fungsi pakaian

a. Untuk melindungi pemakaian merasa nyaman

b. Melindungi bagian yang tidak terlihat

c. Melindungi bagian badan yang tidak terlihat

d. Melindungi dari unsur-unsur yang mengganggu semacam hujan, salju,

panas dan matahari.

2.6. Pakaian bekas

2.6.1 Pengertian pakaian bekas

Baju ialah kebutuhan manusia yang mana dalam kamus besar bahasa

Indonesia, baju dimaksud bagaikan sesuatu benda yang digunakan (pakaian, celana

dsb). Penafsiran sisa itu sendiri merupakan sisa. Jadi baju sisa merupakan pakaian,

celana ataupun penutup badan manusia yang sempat digunakan oleh orang lain serta

digunakan kembali oleh orang yang baru mempunyai baju tersebut. Baju sisa

merupakan baju yang sudah dipakai oleh warga luar negeri kemudian diimpor buat

diperdagangkan dalam negeri (Wahyuningrum, 2017).

Baju sisa ialah baju yang dibeli serta dipakai dari konsumen awal setelah itu

dijual kembali pada konsumen yang kedua ataupun juga seterusnya. Baju ini

mempunyai energi tariknya tertentu untuk warga ialah tidak hanya mempunyai

mutu yang baik dan harga yang murah. Baju sisa di Kendari Bunda Kota provinsi

Page 37: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

19

Sulawesi Tenggara ialah salah satu tempat yang sangat aman buat membelih baju

sisa imporr. Model sisa produk dari bermacam negeri seperti Australia, Jepang,

Cina, Singapore serta Malaysia. Nyaris seluruh pasar di kota Kendari sediakan

penjualan baju sisa impor tersebut (Janna, 2017).

Bersumber pada pesan dari Kementrian perdagangan tentang bahaya baju sisa

impor sangatlah membuat para konsumen takut hendak isi jamur serta kuman yang

ada pada tiap baju sisa impor tersebut serta yang lebih mencermati lagi merupakan

ketidak tahuan warga ataupun data yang didapat tentang bahaya yang ditimbulkan

oleh tiap baju sisa impor tersebut serta itu pula dengan penjualan baju sisa impor

yang tidak mengenali perihal tersebut, memanglah secara kasat mata tidak bisa

dikenal apakah baju tersebut memiliki jamur ataupun tidak, cuma bisa dikenal

dengan metode riset ialah melalui laboratorium (Salahuddin & S.H, 2015).

Jamur yang bisa hidup pada baju sisa adalah sebagai berikut;

a. Aspergillus Sp

Aspergillus Sp ada di alam bagaikan saprofit, berkembang di wilayah tropik

dengan kelembaban yang besar. Walaupun ada lebih dari 100 spesies, tipe yang bisa

memunculkan penyakit pada manusia yakni Aspergillus flavus, Aspergillus niger

yang seluruhnya meluas dengan transmisi inhalasi. Aspergillus niger pula sanggup

memproduksi mikotoksin, sebab mempunyai gen yang memproduksinya. Habitat

Aspergillus dalam tanah, keadaan yang menguntungkan meliputi kandungan air

yang besar serta temperature yang besar Aspergillus Sp bisa berkembang secara

kilat menciptakan hifa aerial ataupun hifa fertile dengan panjang karakteristik

struktur konidia yang khas.

Page 38: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

20

b. Candida Sp

Candida albicans hidup bagaikan saprofit, ialah flora wajar pada mulut,

kerongkongan, saluran pencernaan, Miss V serta di alam ditemui di tanah, air,

serangga serta tumbuh-tumbuhan. Candida albicans gampang berkembang pada

temperature 20-370C, tahan terhadap suhu dingin namun sensitif terhadap

temperature panas 50-600C (Janna, 2017).

2.6.2. Penindakan jamur pada baju bekas

Baju sisa bisa jadi tempat berkembang biakan jamur. Jamur yang ada pada

baju sisa mungkin ialah jamur patogen yang bisa memunculkan penyakit kulit serta

saluran pernafasan pada konsumennya.

Terdapat sebagian penindakan yang pas saat sebelum baju sisa digunakan, antara

lain:

1. Memisahkan baju sisa dengan baju kotor yang lain

2. Cuci memakai sabun setelah itu dilanjutkan dengan cairan antiseptik semacam

cairan pemutih (bleaching).

3. Merebus ataupun merendam baju dengan air panas mendidih (1000C) sepanjang

5 menit.

4. Sehabis direbus ataupun merendam, dicuci dengan sabun, dijemur serta

disetrika dengan temperature yang disesuaikan dengan bahan (Hura, 2015).

Page 39: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

21

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka konsep

Kerangka konsep ialah satu penjelasan atau perincian serta penggambaran atas

ikatan maupun relevansi masa ide dan variabel yang diamati dan diukur lewat

observasi yang nanti dilakukan.Kerangka pada penilitian ini seperti gambar 3.1

yang disajikan di bawah ini.

: Yang diteliti

: Tidak diteli

Gambar 3.1 Kerangka konsep tentang indentifikasi jamur Aspergillus sp pada pakaian

bekas yang dijual di pasar Pon Jombang.

Aspergillus sp Candida sp Bahan makanan,roti

tawar,tempe,terigu,kacang hijau.

Pakaian Bekas

Kondisi pakaian Kondisi tempat jualan

Alergi,gatal-gatal, panu, pilek

Mikroskopis Makroskopis

Media SDA Koloni media SDA

KOH 10% Tidak positif

Aspergillus; Berarti

tidak tumbuh koloni

jamur.

Positif Aspergillus

tumbuh koloni

granula,berkelompok

dan koloni berwarna

hijau,putih, abu-abu

atau kuning, coklat

dan hitam.

Positif Aspergillu: spora,

Hifa bersekat, bercabang

bentuknya seperti pohon,

ujungnya seperti bunga.

Negatif Aspergillus:Tidak

ditemukan ciri-ciri

Aspergillus

Page 40: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

22

3.2. Penjelasan kerangka konseptual

Dari kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa Aspergillus sp

berasal dari kata latin yang berarti “spargere “artinya kumpulan jamur. Aspergillus

sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur dan termasuk

dalam mikroorganisme eukariotik biasanya tumbuh pada bahan makanan, roti

tawar, tempe, terigu, kacang hijau, pakaian bekas dan alat-alat rumah tangga seperti

yang terterang di atas.

Pakaian bekas merupakan pakaian yang sudah dipakai oleh konsumen

pertama dan akhirnya dijual kembali pada konsumen yang kedua dan seterusnya.

Oleh karena hal ini akan dapat menyebabkan kontaminasi berbagai zat dari

konsumen pertama tersebut, seperti bekas partikel ragi, feses, bekas ludah dan

bakteri kulit seperti panu dan juga bakteri vagina yang melekat pada pakaian

tersebut. Jamur paling banyak ditemukan di daerah ketiak dan pangkal paha, jika

baju seperti di bagian leher, karena tempat-tepat tersebut menyebabkan hidupnya

jamur pada pakain bekas tersebut.

Tempat penjualan juga adalah faktor penyebab timbulnya jamur pada

pakaian bekas yaitu lingkungan tempat penjualan yang kotor, lembab serta

bencampur dengan penjual lainnya, tempat penimpanan pakaian yang tidak bersih

dan akhirnya menyebabkan penyakit pada konsumen seperti gejala munculnya

gata-gatal pada bagian tubuh, alergi, panu, pilek pada bagian luar tubuh dan dalam

tubuh.

Pada identifikasi jamur Aspergillus sp pada pakaian bekas yang dijual di

pasar Pon Jombang menggunakan pemeriksaan Swab pakaian, dengan

menggunakan metode makroskopis dan mikroskopis, untuk makroskopis

Page 41: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

23

menggunakan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) agar mengetahui ada

tidaknya koloni jamur Aspergillus sp, untuk mikroskopis mengunakan reagen KOH

10% untuk melihat adanya ciri-ciri jamur Aspergillus sp seperti yang terterang pada

kerangka konseptual.

Page 42: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan rancangan penelitian

4.1.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif. Peneliti

menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan hasil identifikasi jamur

Aspergillus Sp yang dijual di pasar Pon Jombang.

4.1.2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ialah kerangka yang didesain oleh peneliti sebagai

agenda observasi (research plan). Rancangan observasi atau rencana peneliti mulai

dari merumuskan masalah, menentukan tujuan, mencari jurnal, yang berkaitan

dengan penelitian ini, membuat variabel yang diteliti.

4.2. Waktu dan tempat penelitian

4.2.1. Waktu penelitian

Waktu riset ini diawali dari perencanaan serta penataan proposal hingga dengan

laporan akhir semenjak bulan Maret hingga Agustus 2020.

4.2.2. Tempat penelitian

Tempat riset ini di pasar Pon Jombang kemudian tempat identifikasi jamur

Aspegillus Sp dilakukan di Laboratorium Mikologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang Jalan Halmahera nomor 33.

Page 43: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

25

4.3 Populasi penelitian sampel dan sampling

4.3.1 Populasi penelitian

Menurut Margono (2010:118) kalau populasi merupakan segala informasi

yang menjadi atensi kita dalam sesuatu ruang lingkup serta waktu yang kita

tentukan. Populasi pada periset ini merupakan baju sisa yang dijual oleh penjual di

pasar Pon Jombang. Total populasi merupakan seluruh baju yang dijual oleh 3

penjual baju sisa.

4.3.2 Sampel penelitian

Bagi Notoatmojo (2003) sampel adalah sebagian objek yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti serta dikira mewakili segala populasi. Sampel yang

digunakan pada riset ini adalah sebagian ataupun mewakili populasi yang diteliti

ialah pada 10 baju sisa yang diambil dari populasi secara acak ataupun random yang

dijual di pasar Pon Jombang.

4.3.3. Sampling penelitian

Sampling merupakan metode pengambilan ilustrasi yang dicoba sedemikian

rupa sehingga diperoleh ilustrasi contoh (Pujiati, 2018). Dalam riset ini metode

yang digunakan merupakan metode purposive sampling ialaah tata cara penetapan

ilustrasi tertentu yang dinilai cocok dengan tujuan ataupun permasalahan riset

dalam suatu populasi (Pujiati, 2018 dalam Nursalam, 2008).

Page 44: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

26

4.4. Kerangka kerja (frame work)

Gambar 4.1 Kerangka kerja tentang Identifikasi jamur Aspergillus sp pada pakaian bekas

yang dijual di pasar Pon Jombang

Populasi

Pakaian bekas yang dijual oleh 3 penjual dipasar Pon Jombang

Sampel

Sebagian Pakaian bekas

Pengumpulan Data

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Pengolahan data

Editing, Coding, Tabulating

Analisa data

Sampling

Purposive sampling

Identifikasi masalah

Desain Penelitian

Penyusunan

Page 45: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

27

4.5. Variabel dan definisi operasional variabel

4.5.1. Variabel penelitian

Variabel merupakan suatu yang digunakan bagaikan karakteristik, watak,

ataupun dimensi yang dipunyai serta dimensi yang didapatkan oleh satuan riset

tentang sesuatu konsep penafsiran tertentu ( Notoatmodjo, 2010, h. 103).Variabel

dalam riset ini merupakan jamur Aspergillus Sp.

4.5.2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional pada riset ini dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Definisi operasional variabel tentang Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada

pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat ukur Skala

Kategori

Identifikasi

jamur

Aspergillus

sp pada

pakaian

bekas

ZSuatu analisa

untuk

mengetahui

adanya jamur

Aspergillus sp

Makroskopis

Koloni jamur

Warna koloni

jamur

Jenis koloni

jamur

Inokulasi pada

media SDA

(Sabouraud

Dextrose Agar)

dengan metode

swab ilustrasi

setelah itu

digoreskan pada

media SDA.

Nominal Positif: Koloni

granula,

berkelompok,

berwarna hitam,

coklat, putih, hijau

atau kunig tergantung

pada jenisnya.

Negatif: Tidak

tumbuhnya koloni

pada media

(Hidayatullah, 2018).

Mikroskopis

Ciri-ciri jamur

Jenis-jamur

Positif: Membentuk

adanya spora,Hifa

bersekat, bercabang

bentuknya seperti

pohon, ujungnya

seperti bunga.

Negatif: Tidak

ditemukan ciri-ciri

atau jenis

AspergillusSp

(Hidayatullah, 2018).

Page 46: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

28

4.6 . Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data penelitian ini berdasarkan pada hasil pengamatan

dan identifikasi jamur Aspergillus sp pada baju bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang. Serta menggunakan beberapa referensi internet, jurnal, karya tulis ilmiah,

maupun skripsi yang sebelumnya telah dibahas tentang pokok bahasan yang sama

dan juga mendekati oleh peneliti yang sekarang.

4.6.1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ialah alat dan bahan yang digunakan di penelitian baik itu

observasi maupun wawancara. Pada penelitian tentang identifikasi jamur

Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang dengan

menggunakan instrument sebagai berikut;

4.6.2 Alat serta bahan

1. Alat yang bakal digunakan

a. Rak tabung reaksi

b. Swab steril

c. Tabung reaksi

d. Cawan petri

e. Kapas putih

f. Kertas aluminium

g. Ose jarum/ose bulat

h. Mikroskop

i. Hot plate

j. Beaker glass 100 ml

k. Batang pengaduk

Page 47: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

29

l. pH meter

m. Autoclave

n. Pipet tetes

o. Desikator

p. Koran

q. Handscun

r. Jas laboratorium

s. Lampu spirtus

t. Kertas label

2. Bahan yang digunakan pada riset ini

a. Media SDA (Sabouraoud Dextrose Agar)

b. Aquadest steril

c. Pakaian bekas

d. KOH 10%

e. HCl

f. NaoH

4.6.3 Prosedur penelitian

1. Pembuatan Median SDA (Saboraud Dextrose Agar)

a. Seluruh perlengkapan disterilkan terlebih dahulu

b. Diambil media SDA dari tempatnya

c. Ditimbang media SDA disesuaikan dengan kebutuhan

d. Dimasukkan dalam Beaker Glass

e. Diencerkan dengan Aquadest

f. Dipanaskan atas Hot plate

Page 48: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

30

g. Diaduk hingga merata

h. Diukur pH pada media ialah 5,00C. Bila pH kurang dari 5,00C

ditambahkan 2-3 tetes NaoH. Bila pH lebih dari 5,00C ditambahkan

2-3 tetes larutan HCl

i. Dituangkan media dalam cangkir petri sebanyak 10cc hingga merata

j. Dibiarkan hingga mengeras

2. Pengambilan sampel pada baju bekas

a. Disiapkan perlengkapan serta bahan yang digunakan dalam

penelitian

b. Direntangkan baju sisa di tempat yang bersih serta kering

c. Diswab pada bagian yang lembab semacam bagian leher serta ketiak

d. Dimasukkan swab yang telah menggores pada baju bekas ke dalam

tabung reaksi yang berisi aquadest steril

3. Penanaman ilustrasi pada Media SDA

a. Diambil swab pada tabung reaksi

b. Didekatkan cangkir petri yang berisi media SDA pada lampu spiritus

c. Dibalurkan swab pada Media SDA dengan metode ziggy zagga

d. Ditutup dengan Koran

e. Disimpan dalam desikator

f. Di inkubasi sepanjang 2-5 hari

4. Pengamatan Makroskopis pada Media SDA

a. Diambil media dalam inkubasi

b. Dilihat terdapatnya koloni yang tumbuh pada media

c. Dengan tipe jamur khamir, bercorak koloni hijau, coklat serta hitam

Page 49: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

31

5. Pengamatan Mikroskopis

a. Mengambil koloni dengan menggunakan ose jarum

b. Diletakkan di atas objek glass

c. Ditambahkan 1 tetes KOH 10%

d. Ditutup dengan cover glass

e. Ditilik di dasar mikroskopis dengan perbesaran 40x

f. Dilihat karakteristik hifa bersekat, spora, bercabang semacam

tumbuhan, wujud sporanya bundar terdapatnya miselium (Artha,

2016).

4.7. Teknik pengolahan serta Analisa Data

4.7.1 Pengolahan data

Sehabis seluruh informasi dikumpulkan hingga hendak dicoba pengolahan

informasi lewat tahap Editing, Coding serta Tabulating.

1. Editing

Editing merupakan sesuatu eksplorasi kembalikelengkapan informasi yang

sudah dikumpulkan cocok petunjuk pengisian kuesioner. Bisa pula bertujuan

supaya informasi yang dieksplorasikan bisa membagikan kejelasan, gampang

dibaca, tidak berubaah-ubah serta lenkap.

2. Coding

Coding adalah suatu kode atau tanda yang diberikan pada suatu sampel agar

muda mengetahuinya. Dalam Pakaian bekas yang diambil secara reandom agar

muda mengetahuinya Pada penelitian ini peneliti memberikan kode dengan

Page 50: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

32

memberikan angka sebagai: A1, B1, C1 pada sebagian atau mewakili sampel. Jika

hasil positif atau negatif peneliti akan memberikan kode sebagai berikut:

Hasil

Negatif Kode N

Positif Kode P

3. Tabulating

Tabulating bagaikan penataan informasi ke dalam tabel-tabel supaya informasi

muda disusun serta gampang pembenahan informasi buat disajikan dan dianalisa.

Pada riset ini informasi disajikan dalam wujud tabel yang menggambarkan hasil

identifikasi jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang.

4.7.2. Analisa data

Analisa informasi yang hendak diperoleh berikutnya dianalisis secara

deskriptif merupakan analisis yang dipakai dalam menganalisis informasi. Dimana

analisis dekriptif dicoba dengan memandang terdapat tidaknya koloni jamur,

setelah itu memastikan tipe koloni jamur yang bertumbuh pada media. Pada riset

ini yaitu hasil riset yang dikenal positif berkembang jamur serta hasil negatif tidak

tumbuhnya jamur yang hendak disajikan dalam tabulating.

4.8. Etika penelitian

Bagi Notoatmodjo (2012), etika riset merupakan sesuatu pedoman etika yang

berlaku buat tiap aktivitas riset yang mengaitkan antara pihak periset, pihak yang

diteliti (subjek riset) serta warga yang hendak mendapatkan akibat hasil riset

tersebut. Dalam riset ini menekankan permasalahan etika yang meliputi antara lain:

Page 51: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

33

4.8.1. Anonimity (Tampa nama)

Dicoba dengan tidak membagikan nama responden pada lembar perlengkapan

ukur, cuma menuliskan kode pada lembar pengumpulan informasi.

4.8.2. Condfidentiality (kerahasian)

Dicoba dengan melindungi kerahasiaan hasil riset baik data ataupun masalah-

masalah yang lain. Data yang dikumpulkan dipastikan kerahasiaan oleh periset.

Page 52: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHSAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.1. Gambaran umum tempat observasi sampel

Tempat observasi sampel ini dilakukan di pasar Pon Jombang. Pasar Pon

Jombang merupakan pasar konvensional kuno yang berada di kecamatan Jombang

kabupaten Jombang berhadapan langsung dengan jalan raya Kaliwungu. Pasar ini

mengadakan berbagai jenis kebutuhan rumah tangga ialah makanan, daging sapi,

ikan, sayuran, buah-buahan, baju (pakaian), aksesoris, serta penjual pakaian bekas.

Kualitas kebersihan area pasar minim sportif, karena lagi banyak terlihat kotoran

yang berceceran pada setiap tempat dan keadaan lantai lagi terlihat tanah serta

tertutup sehingga kurangnya udara yang masuk, tetapi ada juga yang berjualan di

luar ruangan.

Penjual pakaian bekas di pasar Pon Jombang berjumlah 3 orang, dari masing-

masing penjual pakaian bekas diberi kode A1, B1, C1 secara acak atau random

dengan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi bahwa pakaian tersebut

terlihat lembab dan kusam untuk dijadikan bahan penelitian.

5.1.2. Gambar umum pengamatan hasil penelitian

Tempat pengamatan hasil observasi ini melakukan di Laboratorium Mikologi

program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Laboratorium

mikologi ialah suatu fasilitas yang dimiliki oleh prodi DIII Analis Kesehatan

STIKes ICMe Jombang, yang berguna bagi tempat praktikum mahasiswa DIII

Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang dimana ada pengamatan di bidang

Page 53: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

35

mikologi. Ruang laboratorium mikologi dilengkapi oleh AC, instrument, reagen,

yang layak serta mengetahui pengamatan dalam laboratorium bisa berhasil dengan

baik.

5.1.3.1. Data hasil observasi

Data hasil observasi ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya jamur

Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang. Di hari

pertama prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media SDA

(Saboraud Dextrose Agar) demi media perkembangan jamur Aspergillus Sp,

sebelum itu sterilisasi alat terlebih dahulu yang akan digunakan pada penelitian ini,

agar menghindari adanya kontaminasi jamur lain. Kemudian dilanjutkan dengan

sterlisasi aquadest yang nanti digunakan sebagai pengenceran sampel agar tidak

muda terkontaminasi dengan fungi yang lewat dari udarah atau lainnya. Di hari ke

dua melakukan pengambilan saampel di pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang untuk ditanam pada media, disini peneliti menggunakan swab steril yang

sudah standart agar sampel dapat muda dihomogenkan, kemudian sampel yang

sudah diambil dari beberapa pakaian bekas dimasukkan di tabung reaksi yang telah

diisi aquadest agar kondisi kapas tetap bersteril oleh spora fungi yang telah erat

diswab kelak melakukan dengan penanaman sampel di media SDA (Saboroud

Dextrose Agar), kemudian dieramkan dalam desikator kurang lebih 2-5 hari.

Di hari ke lima sehabis dieramkan dalam desikator, dilakukan obserbasi

sebagai makroskopis serta mikroskopis untuk melihat adanya pertumbuhan koloni

jamur, warna koloni jamur, jenis koloni jamur, kemudian dilanjutkan dengan

pengamatan mikroskopis untuk melihat adanya ciri-ciri jamur dan jenis-jenis jamur

yang tumbuh dari koloni jamur.

Page 54: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

36

Sampel yang diperoleh dari 3 penjual pakaian bekas yaitu di pasar Pon

Jombang. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random dengan cara

purposive sampling sesuai keinginan peneliti, dengan kriteria inklusi bahwa

pakaian tersebut terlihat kusam dan lembab agar bisa dijadikan sampel peneliti

dengan memberi kode A1, B1, C1. Kemudian tiap sampel yang diambil disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi pengambilan sampel pakaian bekas berdasarkan penjual di

pasar Pon Jombang

No Kode Sampel Jumlah sampel yang diambil

(Frekuensi)

Presentase

(%)

1 A1 1 10

2 A2 1 10

3 A3 1 10

4 A4 1 10

5 B1 1 10

6 B2 1 10

7 B3 1 10

8 C1 1 10

9 C2 1 10

10 C3 1 10

Total 10 100%

Sumber; data primer

Pada tabel 5.1 bahwa jumlah sampel yang diambil secara acak atu random

berjumlah 10 pakain bekas dengan menggunakan teknik purposive sampel sesuai

keinginan peneliti dengan kriteria inklusi bahwa pakaian bekas tersebut lembab dan

kusam.

Pada tabel 5.1 bahwa jumlah sampel yang diambil secara acak atu random

berjumlah 10 pakain bekas dengan menggunakan teknik purposive sampel sesuai

keinginan peneliti dengan kriteria inklusi bahwa pakaian bekas tersebut lembab dan

kusam.

Page 55: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

37

5.1.3.2. Data umum

1) Karakter pakaian bekas pada keadaan tempat penjual

Tabel 5.2 Kondisi tempat penjual pakaian bekas, yang dijual di pasar Pon Jombang pada

tanggal 06 Juli

No Kode

Sampel

Kondisi Tempat Penjualan Pakaian

Bekas

1 A1 Tertutup

2 B1 Di atas tanah langsung

3 C1 Tertumpuk

Sumber; data primer, 2020

Pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa semua kondisi tempat penjual pakaian

bekas ada yang dijual di tempat tertutup dengan memberi kde A1, ada yang dijual

di atas tanah langsung dengan memberi kode B1 dan ada yang jualannya tertumpuk-

tumpuk dekat penjual ikan dengan memberi kode C1.

2) Karakteristik pakaian bekas berdasarkan kondisi pakaiannya

Tabel 5.3 Distribusi kondisi pakaian bekas, yang dijual di pasar Pon Jombang tanggal 06

Juli

No Kode

Sampel

Kondisi pakaian Bekas

(Inklusi)

1 A1 Ada kelembaban

2 B1 Ada kelembaban

3 C1 Kusam

Sumber; data primer, 2020

Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa semua kondisi pakaian bekas yang dipilih

oleh peneliti ada kelembaban dan kusam dengan memberi kode A1,B1,C1.

Page 56: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

38

5.1.3.3 Data khusus

Data khusus disini adalah data hasil observasi tentang identifikasi jamur

Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang dilihat di tabel

seperti di bawah ini:

1. Data pengamatan jamur Aspergillus Sp di pakaian bekas

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi data pengamatan jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas ,

di laboratorium mikologi STIKes ICMe Jombang, 15 Juli 2020

No Ientifikasi Jamur

Spergillus Sp

Jumlah sampel yang diambil

(frekuensi)

Persentase

(%)

1 Positif (+) 10 100 %

2 Negatif (-) 0 0%

Total 10 100%

Sumber; data primer, 2020

Pada tabel 5.4 bahwa keseluruhan dari sampel pakaian bekas yang dijual di

pasar Pon Jombang positif terkontaminasi oleh fungi Aspergillus Sp sebanyak 10

sampel (100%).

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan jamur Apergillus Sp dari 10 sampel

pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang Juli, 2020

No Kode

Sampel

Jenis jamur Frekuensi positif Frekuensi negatif Persentase

(%)

1 A1 Aspergillus Sp 4 0 40

2 B1 Aspergillus Sp 3 0 30

3 C1 Aspergillus Sp 3 0 30

Total 10 100%

Sumber: Data primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.5Hasil yang didapatkan pada identifikasi jamur

Aspergillus Sp pada 10 sampel pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang

Page 57: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

39

bahwa dari keseluruhan pakaian bekas positif ditumbuhi oleh jamur Aspergillus

sp.

2. Hasil pertumbuhan jamur Aspergillus Sp pada media Sabouraud Dextrose Agar

(SDA) dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.6 Hasil pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

(Makroskopis dan Mikroskopis)

No Kode

Sampel

Pengamatan

Makroskopis Mikroskopis

1 A1 Positif: koloni jamur berwarna hitam

dan putih kekuningan

Positif: Aspergillus niger dan Aspergillus

flavus

2 A2 Positif: koloni jamur berwarna hitam

dan putih kekuningan

Positif: Aspergillus niger dan Aspergillus

flavus

3 A3 Positif: koloni jamur berwarna hitam

dan hijau

Positif: Aspergillus niger dan Asprgillus

fumigatus

4 A4 Positif: koloni jamur berwarna hitam Positif: Aspergillus ninger

5 B1 Positif: koloni jamur berwarna hitam

dan putih

Positif: Aspergillus niger dan Aspergillus

flavus 6 B2 Positif: koloni jamur berwarna hitam Positif: Aspergillus ninger

7 B3 Positif: koloni jamur berwarna hitam Positif: Aspergillus ninger

8 C1 Positif: koloni jamur berwarna hitam Positif: Aspergillus ninger

9 C2 Positif: koloni jamur berwarna putih

kekuningan

Positif: Aspergillus flavus

10 C3 Positif; koloni jamur berwarna hitam Positif: Aspergillus ninger

Sumber; data primer, 2020

Pada tabel 5.6 membuktikan bahwa pengamatan makroskopis di media

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dinyatakan semua pakaian bekas yang berjumlah

10 sampel telah ditumbuhi koloni jamur dan warna jamur, untukpengamatan

mikroskopis menunjukkan bahwa semua pakaian bekas yang diperiksa ditemukan

keberadaan jenis Aspergillus Sp pada sampel A1-A4 ditemukan jamur Aspergillus

ninger, Aspergillus flavus dan Aspergillus fumigatus pada sampel B1-B3

ditemukan jenis jamur Aspergillus niger dan Aspergillus flavus, pada sampel C1-

Page 58: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

40

C4 ditemukan jamur Aspergillus niger dan Aspergillus flavus dengan

menambahkan 1 tetes KOH 10% diamati dibawah mikroskopis dengan perbesaran

40x.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan di tanggal 06 Juli-15 Juli 2020 di

Laboratorium Mikologi STIKes ICMe Jombang tentang identifikasi jamur

Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang yang

bertujuan untuk mengetahui adanya jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas hasil

terpandang dapat dilihat di tabel 5.4 serta tabel 5.5 serta tabel 5.6 yang

menunjukkan hasil persentase 100% terkontaminasi oleh jamur Aspergillus Sp,

jenis jamur Aspergillus Sp yang teridentifikasi yaitu jamur Aspergillus niger,

Aspergillus flavus serta Aspergillus fuigatus.

Jamur Aspergillus niger yang ditemukan pada sampel pakaian bekas di

pengamatan makroskopis yang mempunyai macam-macam koloni yang bercerabut,

berspora bercorak hitam, pengamatan mikroskopis tampak adanya konidia bulat

hifa tidak bersepta serta mempunyai konidiofor. Jamur Aspergillus niger dapat

menghasilkan reaksi alergi pada konsumen pakaian bekas. Saat terhisap dengan

Aspergillus niger mampu menghasilkan akibat alergi pada manusia serta juga

mampu menyebabkan reaksi hipersensitivitas sebagai asma serta aveolitas alergi.

Jamur Aspergillus niger mempunyai kelebihan pada halangan perkembangan fungi

patogen sebab menghasilkan enzim hidrolitik sebagai lipase, protease, selulase dan

pektinase, selain itu jamur Aspergillus niger dapat menghasilkan enzim

Page 59: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

41

ekstraselular diantaranya enzim kitnase α-amilase, β-amilase, glukamilase,

katalase, lactase serta invertase (Pujiati, 2018).

Aspergillus fumigatus ditemukan dari sampel pakaian bekas diidentifikasi

dengan pemeriksaan makroskopis dengan ciri-ciri memiliki koloni bewarna hijau

muda, seperti pasir yang bergelombol dan mikroskopis kondia berbentuk

memanjang serta yang bergerombol dan mikroskopis konidia atas berbentuk

memanjang serta konidiofornya tak bersepta, berdinding halus. Jamur Aspergillus

fumigatus dapat menyebabkan Aspergillosis, Aspergillsis adalah suatu nama dari

berbagai macam penyakit yang diakibatkan bagi fungi lewat spesies Aspergillus.

Aspergillosis pada dasarnya menigkat dalam pribadi yang mempunyai imun rendah,

infeksi Aspergillus di paru-paru dapat mengakibatkan batuk, demam, sakit dada

serta kesulitan bernafas.

Aspergillus flavus ditemukan pada pakaian bekas yang diidentifikasi dengan

pemeriksaan makroskopis dengan ciri-ciri memiliki koloni bercorak puti

kekuningan, sebagai mikroskopis memiliki konidiofor bersepta,hifa bersepta.

Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies jamur yang kerap dikontaminasi

oleh makanan, fungi ini mampu mengakibatkan infeksi Aspergillosis serta berbagai

gejala diantaranya yaitu gejala demam, menggigil, sakit kepala, batuk serta

penurunan berat badan dan penglihatan yang kurang (Pujiati, 2018).

Menurut peneliti bahwa Jamur Aspergillus Sp dapat tumbuh dipengaruhi bagi

faktor suhu. Karena suhu sebagai suatu faktor yang mengpengaruhi tumbuhnya

fungi, retang suhu untuk pertumbuhan jamur Aspergillus Sp mulai dari 200C dan

suhu optimunya 20-300C . Jamur yang tumbuh di sampel pakaian bekas dapat

dilihat sebagai berikut:

Page 60: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

42

1. Hasil pemeriksaan jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas berdasarkan

kondisi tempat penjual di tabel 5.2 dapat diketahui bahwa semua kondisi tempat

penjual pakaian bekas ada yang berjualan di tempat tertutup dengan memberi

kode A1, ada yang berjualan diatas tanah langsung dan berdekatan dengan

kamar mandi dengan memberi kode B1 dan ada yang berjualan tertumpuk-

tumpuk atau tidak rapi, dekat penjual ikan dengan memberi kode C1. Dimana

tempat penjual A1 terletak di dalam pinto masuk utama dimana masyarakat

lewat untuk berbelanja, tempatnya kurang bersih, masih banyak debu udara

tidak dapat masuk, tempatnya juga terlalu bau serta kurangnya matahari yang

masuk sehingga gampang tumbuh oleh mikroorganisme serta jamur. Sedangkan

tempat penjual B1 di tengah jalan dalam pasar, semua pakaian bekas dijual

langsung diatas tanah dan berdekatan dengan kamar mandi sehingga gampang

terkontaminasi oleh mikroorganisme serta jamur. Sedangkan penjual pakaian

bekas C1 berdekatan dengan penjual ikan, sayur- sayuran dan pakaian yang

tidak teratur dengan rapi semuanya terlihat tertumpuk- tumpuk, banyaknya

debu, kurangnya matahari dan udara tidak dapat masuk sehingga gampang

untuk pertumbuhan oleh mikroorganisme serta jamur. Semua penjual 3 orang

pakaian bekas ini terletak di bagian timur.

2. Karakteristik pakaian bekas berdasarkan kondisi pakai di tabel 5.3 Dapat

diketahui bahwa semua kondisi pakaian bekas yang dimiliki oleh peneliti

terlihat ada kelembaban dan kusam untuk dijadikan sampel dengan memberi

kode A1, B1, C1. Karena Pakaian yang tidak kering dan tidak higienis jika tetap

mengenakannya bahaya untuk kesehatan masyarakat yang menggunakan

Page 61: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

43

pakaian tersebut, karena memiliki banyak kuman dan bakteri, termasuk jamur

selain aromanya yang juga kurang sedap.

3. Hasil Pemeriksaan jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas, berdasarkan tabel

5.4 bahwa keseluruhan dari sampel pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang terkontaminasi oleh fungi Aspergillus Sp sebanyak 10 sampel (100%)

pada pakaian bekas yang dilakukan di Laboratorium Mikologi STIKes ICMe

Jombang.

4. Berdasarkan tabel 5.5serta tabel 5.6. Hasil yang didapatkan pada identifikasi

jamur Aspergillus Sp pada 10 sampel pakaian bekas yang dijual di pasar Pon

Jombang bahwa dari keseluruhan pakaian bekas positif ditumbuhi oleh jamur

Aspergillus sp.

5. Pengamatan makroskopis untuk melihat adanya pertumbuhan koloni jamur

Aspergillus Spdi media SDA ( Saburaud Dextrose Agar), pengamatan jamur

sebagai makroskopis yaitu untuk mengamati pertumbuhan koloni jamur di

media SDA ( Saburaud Dextrose Agar), yang dilakukan dengan cara swab

pakaian bekas kemudian ditanam di media serta diinkubasi di suhu 370C selama

72 jam. Pada pertumbuhan hari pertama menunjukkan bahwa semua pakaian

bekas yang diteliti telah ditumbuhi jamur, dibuktikan dengan pertumbuhan

koloni pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dengan ciri- ciri koloni

berwarna putih. Setelah hari kelima semua koloni jamur berubah warna, ada

yang berwarna hitam, hijau, abu–abu,putih kekuningan atau kuning dan ada

yang koloninya hampir memenuhi cawan petri dan mempunyai lapisan

menyerupai kapas.

Page 62: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

44

Berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan koloni jamur pada media SDA

(Sabouraud Dextrose Agar ) yang diamati bahwa koloni jamur yang tumbuh

menyerupai koloni jamur Aspergillus sp, dengan jenis Aspergillus niger,

Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus. Dimana koloni Aspergillus niger di

saat muda bercorak putih, serta akan berubah menjadi warna hitam dengan

pinggiran putih, setelah terbentuk konidiospora koloni Aspergillus flavus di saat

muda bercorak putih serta akan berganti dengan bercorak putih kekuningan

sehabis membentuk konidia dan Aspergillus fumigatus di saat muda bercorak

putih serta akan berganti bercorak hijau atau coklat sehabis membentuk konidia,

pada saat peneliti melakukan penelitian pada tanggal 08 Juli - 15 Juli 2020.

6. Pengamatan Mikroskopis untuk melihat Jenis jamur Aspergillus Sp yang

tumbuh dari koloni Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dengan penambahan 1

tetes reagen KOH 10%. Pemeriksaan jenis jamur Aspergillus Sp melakukan

dengan pengambilan koloni jamur yang sudah ditumbuhi di media SDA

(Sabouraud Dextrose Agar) dengan menggunakan ose bulat,kemudian

diletakkan di atas objek glass lalu diteteskan dengan 1 tetes reagen KOH 10%

dan ditutup dengan cover glass. Menggunakan KOH 10% tujuannya untuk

menghilangkan bekas vet minyak yang terkandung sehingga bisa memperjelas

bentuk spora hifa sertamiselium jamur dibawah mikroskopis dengan perbesaran

40X (Dewi, 2016).

Hasil pengamatan jenis jamur secara mikroskopis yang didapatkan oleh peneliti

dengan ciri-ciri jamur sebagai berikut, ditemukan hifa bersekat, ada

konidiospora seperti pohon, ujungnya seperti bunga berwarna hitam, coklat dan

bulat. Dari ciri- ciri yang ditemukan pada peneliti ini adalah jenis jamur

Page 63: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

45

Aspergillus Sp seperti Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Aspergillus

fumigatus. Aspergillus niger mempunyai bulu dasar bercorak putih atau kuning

dengan lapisan konidiospora tebal bercorak coklat sampai hitam. Kepala

konidia bercorak hitam, bulat, cenderung memisahkan sebagai bagian-bagian

yang bertambah longgar oleh umur. Konidiospora mempunyai dinding yang

halus. Aspergillus flavus memiliki ujung konidia bercorak hijau kekuningan

sampai hijau tua kekuningan, bentuknya bulat, konidiosporanya berdinding

kasar, Aspergillus fumigatus mempunyai tangkai-tangkai panjang

(chonidiophores) yang mendukung kepala yang bear (vesicle) di kepalanya ada

spora yang membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spra. Asprgillus

fumigatus ini sanggup berkembang pada temperature 370C (Dewi, 2016).

Berdasarkan hasil pemerikaan jamur yang dilakukan sebagai makroskopis serta

mikroskopis oleh peneliti bahwa semua pakaian bekas yang diteliti dibuktikan

dengan pertumbuhan koloni jamur di media SDA (Saboraud Dextrose Agar) .

Sesudah melakukan pengamatan mikroskopis diketahui bahwa jamur yang

tumbuh pada semua pakaian bekas adalah jenis jamur Aspergillus Sp. Dimana

di sampel A1 menemukan jamur Aspergillus ninger, Aspergillus flavus serta

Aspergillus fumigatus, sampel A1 merupakan pakaian bekas (kaos pria, celana

jeans, celana pendek, jaket), sampel B1 ditemukan jamur Aspergillus niger dan

Aspergillus flavus, sampel B1 merupakan pakaian bekas (kaos wanita, celana

dalam, baju dalam) dan sampel C1 ditemukan jamur Aspergillus niger dan

Aspergillus flavus, sampel C1 merupakan pakaian bekas ( celana wanita, kaos

wanita dan rok), yang diperoleh dari 3 orang penjual dimana kondisi tempat

penjualan pakaian bekas di pasar Pon Jombang ini sangat tidak bersih dan

Page 64: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

46

dijual secara tertutup da nada yang terbuka cara letak pakaiannya juga tidak rapi

sehingga terlihat tertumpuk- tumpuk, penjual pakaian bekas ada yang berekatan

langsung dengan kamar mandi dan di tengga jalan dalam pasar, persamaan

dengan penjualan sayuran dan makanan, ikan sehingga pakaian bekas dapat

mudah terkontaminasi berbagai mikroorganisme termasuk jamur. Jamur

Aspergillus Sp ada dialam bagaikan saprofit, berkembang didaerah tropic

dengan kelembaban yang besar walaupun ada lebih dari 100 spesies. Tipe yang

bis memunculkan penyakit pada manusia yakni Aspergillus ninger, Aspergillus

flavus, Aspergillus fumigatus serta Aspergillus parasiticus yang seluruhnya

meluas dengan transmisi inhalasi. Aspergillus niger sanggup memproduksi

mikotoksin, sebab mempunyai gen yang mampu memproduksinya. Aspergillus

flavus ataupun Aspergillus parasiticus merupakan 2 tipe jamur yang

memproduksi bermacam tipe aflaktosin. Aflaktosin bisa menyebabkan

kehancuran hati, orgtan badn yang sangat berarti serta pula berfungsi dalam

detoksikasi aflaktosin itu sendiri (Janna, 2017).

Hasil riset ini sejalan dengan riset yang sudah docoba oleh Herna Monalis

Hura tentang Analisis keberadaan Candida Albicans serta Aspergillus Sp dan

keluhan kesehatan serta sikap penjual tentang bahaya kesehatan pada baju sisa

di pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat Kecematan Medan pada tahun

2015, dimana hasil penelitian didapatkan keberadaan jamur jenis Apergillus Sp,

Aspergillus niger Aspergillus flavus dan tidak ditemukan Candida Albikan.

Seperti yang diungkapkan Widodo, Direktur Jenderal Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen. Jamur yang diduga hidup pada pakaian bekas yaitu

Page 65: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

47

kapang Aspergillus Sp dan khamir Candida Sp (Kementerian Perdagangan

Republik Indonesia, 2015).

Page 66: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ditemukan jamur Aspergillus Sp pada pakaian bekas yang

dijual di pasar Pon Jombang.

6.2.Saran

6.2.1. Bagi observasi selanjutnya

Bagi observasi selanjutnya agar bisa memahami bahwa pakaian bekas itu

didapatkan jamur Aspergillus sp yang dapat membahayakan kesehatan konsumen,

sehingga perlunya peneliti selanjutnya untuk meneliti ada tidaknya jamur lain pada

pakaian bekas dengan menggunakan media yang berbeda.

6.2.2. Bagi penjual pakaian bekas

Agar lebih meluaskan pengetahuan mereka tentang bahayanya kesehatan dan

penyakit pada pakaian bekas, seperti tempat hidup jamur, pertumbuhan jamur, ciri-

ciri pakain yang mengandung jamur, jamur termasuk penyakit yang disebabkan

pada tubuh manusia, serta pengetahuan tentang perilaku yang tepat sewaktu

berjualan dan memakai pakaian bekas.

6.2.3.Bagi masyarakat

Agar menggunakan masker dan sarung tangan pada saat membeli pakaian

bekas dan sebelum memakai pakaian bekas lebih baik dipisahkan dengan cucian

lainnya dan diberi cairan antiseptik seperti pemutih, serta merendam dengan air

Page 67: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

49

panas selama 5 menit dan dikeringkan di bawah matahari agar pakaian yang

digunakan bebas dari jamur.

6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Khususnya bagi jurusan DIII Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang agar

lebih meningkatkan pengetahuan dan melakukan pengabdian masyarakat tentang

jamur pada pakaian bekas yang dijual di pasar Pon Jombang.

Page 68: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

50

DAFTAR PUSTAKA

Artha, D. (2016). Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas Yang Dijul Di Pasar

Toddopuli Kota Makasar. 3–6.

Chandradewi, R., Rahadjo, M., & Yitawati, K. (2018). Analisa Yuridis Tentang

Perdagangan Pakaian Bekas Tentang Perdagangan Dan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 4.

Dewi, N. K. (2016). Identifikasi Fungi Pada Jamu Bubuk Yang Dijual Di Pasar

Tradisional Kota Kendari. In IOSR Journal of Economics and Finance (Vol.

3, Issue 1). https://doi.org/https://doi.org/10.3929/ethz-b-000238666

Hasanah, U. (2017). Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur Genus Aspergillus.

Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 15(2), 76–86.

https://doi.org/10.24114/jkss.v15i2.8777

Hidayatullah, T., Susanto, A., & Zuhroh, N. (2018). Identifikasi Jamur Rhizopus sp

dan Aspergillus sp Pada Roti Bakar Sebelum Dan Sesudah Dibakar Yang

Dijual Di Alun-Alun Jombang. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Hura, H. M. (2015). Analisis Keberadaan Candida Albincans Dan Aspergillus sp .

Serta keluhan kesehatan dan perilaku penjual tentang bahaya kesehatan

pada Pakaian bekas Di Pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan

Medan Tuntungan Kota Medan. 2–153.

Janna, N. (2017). Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas Yang Dijual Di Beberapa

Pasar Di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan

Kendari, 01, 1–7. http://www.albayan.ae

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. (2015). Laporan Analisis Impor

Pakaian Bekas. 37.

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Khoirunnisak, R. (2018). Identifikasi Jamur Malassezia furfur pada Handuk. Karya

Tulis Ilmiah, 5–95.

Pujiati, W. (2018). Identifikasi jamur Aspergillus sp pada tepung di Terigu (Studi

di Pasar Legi Jombang). 67.

Salahuddin, M., & S.H. (2015). Implementasi Peraturan Mentri Perdagangan.

Perdagangan Pakaian Bekas Dari Luar, 1–20

Wahyuningrum, T. Y. (2017). Perlindungan Hukum Konsumen Pakaian Bekas

Yang Diimpor Ke Indonesia. Digital Repository Universitas Jember, 1(3),

1–104.

Page 69: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Soffa Marwa Lesmana, A.Md. AK

Jabatan : Staf Laboratorium Klinik DIII Analis Kesehatan

Menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini:

Nama : Humbelina Menezes

NIM : 17.131.00.24

Telah melaksanakan pemeriksaan Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada

pakaian bekas yang di jual di pasar Pon Jombang di Laboratorium Mikologi

prodi DIII Analis Kesehatan mulai hari Rabu, 08 Juli- 15 Juli 2020, dengan hasil

sebagai berikut :

No Identifikasi

Jamur

Spergillus Sp

Jumlah sampel yang

diambil (frekuensi)

Persentase

(%)

1 Positif (+) 10 100 %

2 Negatif (-) 0 0%

Total 10 100%

Page 70: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur
Page 71: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 1 Pembelian Sampel

No Kode Gambar Keterangan

1.1 A1

Penjual 1 tempat

jualannya di bagian

Timur pintu utama pasar

Pon Jombang

tempatnya juga sangat

tertutup Kurang bersih,

semua pakaiannya ada

yang terlihat lembab

2.1 B1

Penjual 2 tempat

jualannya diatas tanah

langsung dekat dengan

kamar mandi terletak di

bagian barat

3.1 C1

Penjual 3 berdekatan

dengan penjual ikan

dan sayuran – sayuran

Di ujung jalan masuk

pasar Pon Jombang,

pakaiannya terlihat

tertumpuk- tumpuk atau

tidak tersusun rapi

Page 72: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 2 Pembuatan Media SDA

Hari ke- 1

No Gambar Keterangan

2.1

Alat yang sudah Sterilisasi:

Untuk terhindar dari

mikroorganisme yanglain

2.2

Penimbangan media SDA

(Sabouraud Dextrose Agar :

Untuk pembiakan sampel yang

digunakan pada peneliti

2.3

Pelarut media SDA dengan

aquadest

2.4

Sterilisasi Aquadest dan Media

yang digunakan untuk peneliti

2.5

Media dalam Erlenmeyer

Page 73: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 3 Pengambilan sampel dan penanaman sampel

Hari ke- 2

No Gambar Keterangan

3.1

Tuangkan media dalam

capet

3.2

Media dalam capet siap

digunakan

3.3

Pengambilan sampel

3.4

Aquadest dalam tabung

reaksi

3.5

Sampel dalam tabung reaksi

bersisi aquades

3.6

Tanaman sampel pada

media SDA

3.7

Media pembiakan oleh

sampel

3.8

Inkubasi selama 2- 5 hari

Page 74: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 4 Pengamatan Makroskopis Dan Mikroskopis

No Gambar Keterangan

4.1

Pengamatan

makroskopis

4.2

Pengamatan

mikroskopis

Page 75: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 5

Hasil penelitian secara Makroskopis Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada pakaian

bekas yang dijual di pasar Pon Jombang

No Gambar Keterangan

5.1

- Koloni khamir berwarna pink

dan putih

- Koloni Kapang granula

berwarna putih, abu-abu, hijau

dan hitam kekuningan

5.2

- Koloni kapang berwarna hijau,

putih, abu- abu dan hitam

5.3

- Koloni kapang berwarna hitam

kekuningan, coklat, dan putih

5.4

- Koloni kapang berwarna hijau,

abu-abu, hitam dan putih

kekuningan

5.5

- Koloni kapang berwarna hitam

bawahnyaputih, abu- abu , hijau

bawahnya putih

Page 76: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

No Gambar Keterangan

5.6

- Koloni kapang berwarna putih,

hitam kekuningan dan abu-abu

5.7

- Koloni kapan berwarna putih,

dan hitam.

5.8

- Koloni kapang berwarna hitam

dan bawahnya putih agak abu-

abu

5.9

- Koloni Kapang berwarna abu-

abu dan hitam

5.10

- Koloni kapang berwarna putih

dan hitam

Page 77: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

Lampiran 6

Hasil penelitian secara Mikroskopis Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada pakaian

bekas yang dijual di pasar Pon Jombang

No Gambar Hasil Mikroskopis Keterangan

6.1

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga Aspergillus niger Aspergillus flavus

6.2

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga Aspergillus niger Aspergillus flavus

6.3

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga Aspergillus niger Aspergillus fumigatus

6.4

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga Aspergillus niger

6.5

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

Aspergillus niger Aspergillus flavus

Page 78: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur

No Gambar Hasil Mikroskopis Keterangan

6.6

Aspergillus niger

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

6.7

Aspergillus niger

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

6.8

Aspergillus niger

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

6.9

Aspergillus flavus

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

6.10

Aspergillus niger

Positif Adanya

Spora, hifa

bersekat,

bentuknya

seperti pohon

dan ujungnya

seperi bunga

Page 79: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur
Page 80: IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA PAKAIAN BEKAS …repo.stikesicme-jbg.ac.id/4026/4/171310024_Humbe_KTI pdf... · 2020. 9. 18. · dalam). Pengujian ini dilakukan terhadap jamur