identifikasi bakteri coliform pada es batu di …repository.poltekkes-kdi.ac.id/280/1/word.pdfada...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM PADA ES BATUYANG DICAMPUR PADA MAKANAN DAN MINUMAN OLEH PENJUAL
DI KELURAHAN ANDUONOHU KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
LISNA WATIP00341014016
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN2017
RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
Nama : Lisna Wati
NIM : P00341014016
Tempat, Tanggal Lahir : Karya Baru, 28 Oktober 1996
Suku/ Bangsa : Buton/ Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri Karya Baru, tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 10 BauBau, tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 6 BauBau, tamat tahun 2014
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
MOTTO
Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan,
maka kamu tidak akan mendapatkannya.
Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya adalah tidak.
Jika kamu tidak melangkah maju, kamu akan tetap berada di tempat
yang sama.
Jangan pernah melihat sukses itu dengan satu cara, Lihatlah dengan
cara yang berbeda atau bahkan dengan cara yang tidak pernah dikenal
orang lain sebelumnya.
Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada
Orang Tuaku Tercinta
Saudara-Saudaraku Tercinta
Sahabat-Sahabatku Tersayang
Agama, Bangsa Dan Negara
Serta Almamaterku
ABSTRAK
Lisnawati NIM : P00341014016, Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es BatuYng Di Campur Pada Makanan Dan Minuman Oleh Penjual Di KelurahanAnduonohu Kota Kendari. Pembimbing I Petrus, Pembimbing II AnitaRosanty (xii + 44 halaman + 7 tabel + 10 lampiran). Coliform yaitu kelompokbakteri yang dapat digunakan sebagai indikator kondisi sanitasi yang tidak baikterhadap air,makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuiada tidaknya, jumlah dan jenis bakteri coliform pada es batu yang di campur padamakanan dan minuman. Variabel penelitian ini bakteri coliform pada es batu yangdi campur pada makanan dan minuman. Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian deskriptif dengan metode observasional. Penelitian ini dilaksanan padatanggal 18 juli sampai 22 juli 2017, Pemeriksaan sampel dilakukan di LaboratoriumAnalis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah es batu yang di campur pada makanan dan minuman yangberjumlah 7 sampel. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yaitu purposivesampling. Hasil penelitian yang dilakukan pada uji penduga dengan menggunakan7 sampel atau (100%) menunjukkan positif bakteri coliform, Pada uji penguatmenggunakan 7 sampel (100%) dengan menunjukkan positif bakteri coliform danjumlahnya melewati ambang batas, dan pada uji pelengkap dari 7 sampel atau(100%) menunjukkan hasil positif bakteri coliform dengan jenis coliform fekal.Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpullkan bahwa pada 7 sampel es batu yangdi campur pada makanan dan minuman oleh penjual di kelurahan anduonohu kotakendari positif bakteri coliform pada uji penduga, positif dan jumlahnya melewatiambang batas pada uji penguat dan berjenis coliform fekal pada uji pelengkap. Disarankan bagi masyarakat lebih selektif dalam memilih penjual makanan danminuman yang akan di konsumsi agar terhindar dari penyakit.
Kata Kunci : Bakteri Coliform, Penjual Makanan dan MinumanDaftar Pustaka : 16 buah (2010 – 2016)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan berkah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
karya tulis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Diploma-III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari dengan judul
“Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Batu Yang Dicampur Pada Makanan Dan
Minuman Oleh Penjual Di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari ” yang merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Analis Kesehatan.
Selama persiapan, pelaksanaan, penyusunan sampai penyelesaian karya Tulis
ini banyak memperoleh bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku Pembimbing I, dan Ibu
AnitaRosanty, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing peneliti sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan.
Pada Kesempatan ini peneliti tidak lupa juga mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:
1. Bapak Petrus,SKM,M.Kes, Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada
peneliti dalam penelitian ini.
3. Ibu Ruth Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Fonnie E.Hasan, DCN.,M.Kes selaku Penguji I, Ibu Askrening,SKM.,M.Kes
selaku Penguji II dan Ibu Reni Yunus,S.Si.,M.Sc selaku Penguji III yang telah
memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
yang turut membekali ilmu pengetahuan pada peneliti selama menuntut ilmu.
6. Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda tercinta La Irunti dan Ibunda tersayang Wa Irma serta saudara-
saudaraku dan keluargaku tercinta atas semua bantuan moril maupun materil,
motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi
yang peneliti jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini
7. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku serta seluruh rekan-rekan
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari angkatan 2014 yang tidak
dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang telah berjuang selama ±3 tahun
dalam suka maupun duka dalam menyelesaikan hasil penelitian ini.
Akhirnya peneliti menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis ini sangat peneliti harapkan. Atas
kritik dan saran, peneliti ucapkan banyak terima kasih, semoga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat berguna bagi yang membutuhkan dan akhir kata semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
Kendari, Juli 2017
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C.Tujuan Masalah ............................................................................................ 4
D.Manfaat Penelitian........................................................................................ 4
E.Keaslian Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Bakteri ............................................................................ 6
B. Tinjauan Tentang Bakteri Coliform ............................................................ 9
C. Tinjuauan Tentang Air............................................................................... 12
D. Tinjauan Tentang Es Batu ......................................................................... 19
E. Tinjauan Tentang Pemeriksaan Coliform .................................................. 21
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ........................................................................................ 27
B. Kerangka Konsep ...................................................................................... 28
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 29
D. Definisi Operasional.................................................................................. 29
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 31
B. Waktu Dan Tempat Penelitian................................................................... 31
C. Sampel Uji ................................................................................................. 31
D. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 31
F. Prosedur Kerja............................................................................................ 32
G. Jenis Data .................................................................................................. 37
H. Analisa Data .............................................................................................. 37
I. Penyajian Data ............................................................................................ 37
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 38
B. Pembahasan ............................................................................................... 41
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 44
B. Saran .......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Parameter Wajib ..................................................................................... 16
Tabel 2.2 Parameter Tambahan .............................................................................. 17
Tabel 4.1 MPN Menurut Formula Thomas ............................................................ 36
Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Uji Penduga ........................ 38
Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Uji Penguat ........................ 38
Tabel 5.3 Jumlah Cemaran Coliform .................................................................... 39
Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Uji Pelengkap ..................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan ProvinsiSulawesi Tenggara
Lampiran 3 Surat Izin Dari Badan Dan Kesatuan Bangsa Dan Politik
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Isian
Lampiran 6 Hasil Penelitian
Lampiran 8 Tabulasi Data
Lampiran 9 Master Tabel
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang berpotensi dalam
kerusakan makanan dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu
bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9
jam telah berkembang menjadi 2000.000 sel, kemudian dalam 12 jam sudah
menjadi 1000.000.000 sel. Karena pertumbuhannya yang sangat cepat, maka
kemungkinan untuk menjadi penyebab penyakit besar sekali. Makanan dan
minuman yang masih aman untuk di konsumsi paling lama adalah dalam waktu
6 jam, karena jika lebih dari itu kondisinya sudah tercemar berat dan tidak layak
untuk dikonsumsi.
Coliform yaitu kelompok bakteri yang dapat di gunakan sebagai
indikator kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, dan minuman.
Adanya bakteri coliform dalam menunjukan kemungkinan adanya
mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya
bagi kesehatan. Infeksi Coliform pada manusia seringkali disebabkan oleh
konsumsi makanan produk hewan yang tercemar, misalnya daging dan
susu, dapat melalui tangan penjual, kemasan yang kurang steril, dan dari air
yang digunakan tercampur dengan bahan yang telah dikontaminasi, serta
banyak penyebab lainnya (Nurahman,2016).
Indonesia merupakan negara yang kondisi geografisnya terletak pada
garis khatulistiwa, sehingga Indonesia termaksud negara tropis yang memiliki
suhu lingkungan yang hangat. Karena hal tersebut masyarakat Indonesia sering
menggunakan es batu sebagai produk pangan pelengkap. Es batu merupakan
produk pangan pelengkap karena cara penyajiannya ditambah dengan minuman
(Murtiningtyas, 2016 ).
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun air juga menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan. Oleh karena itu, air harus bebas dari pencemaran dan
memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai dengan kebutuhan kadar di dalam
tubuh manusia (Sunarti,2016).
Air yang dibekukan sebaiknya air yang matang karena kemungkinan bila
menggunakan air mentah dapat terkontaminasi bakteri. Ada beberapa bakteri
tidak mati pada suhu 0o C atau lebih rendah, ada bakteri patogen seperti
salmonella yang dapat bertahan hidup lama pada suhu -9 sampai -17oC,
kemudian beberapa jenis Escherichia Coli dapat bertahan hidup dalam es
selama 6 bulan (Nurahman, 2016 ).
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering di sertai
dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali Kejadian Luar Biasa, diare
yang tersebar di 11 provinsi (Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Lampung, Gorontalo, Jawa
Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Banten) dan 18 Kabupaten/Kota
(Timor Tengah Selatan, Sangau, Donggala, Muna, Deliserdang, Serdang
Bedagai, Langkat, Batubara, Asahan, Tapanuli, Labuhan Batu, Pesisir Barat,
Pesawaran, Gorontalo, Semarang, Kotawaringin Timur, Sinjai, Pandeglang)
dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang (CRF 2,47%)
(Kemenkes RI, 2016)
Data WHO (2013) menyebutkan bahwa penyakit diare merupakan
penyebab kedua kematian pada anak – anak di dunia. Dengan jumlah 780 juta
anak di dunia, dilaporkan anak dengan umur kurang dari 5 tahun memiliki angka
kejadian diare terbesar yaitu mencapai 760 ribu per tahun. Negara berkembang
memiliki angka kejadian diare lebih banyak dibandingkan dengan negara maju.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi periode
diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0%. Lima
provinsi dengan insiden maupun periode diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi
Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Insiden diare pada
kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 %. Lima provinsi dengan insiden
diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Banten.
Dari data Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016
menunjukkan kasus diare terjadi pada tahun 2014 sebesar 42.293 atau sebesar
77,3 %, dan pada tahun 2015 sebesar 41.071 kasus atau sebanyak 77,74 %.
Sedangkan data berdasarkan Dinas Kesehatan kota Kendari, prevalensi penyakit
diare pada tahun 2012 yaitu 1.974, tahun 2013 yaitu 1664, tahun 2014 yaitu
1.607 dan tahun 2015 yaitu 2.273 per 100.000 penduduk.
Menurut Putri tahun 2015 berdasarkan penelitian identifikasi bakteri
coliform pada es batu yang dijual diwarung nasi dikelurahan
pisangan,menunjukan bahwa 88,8 % sampel es batu belum memenuhi syarat
kesehatan berdasarkan angka MPN. Dari 9 sampel yang dianalisis menunjukan
bahwa sampel 1 – 7 dan 9 positif mengandung bakteri coliform dengan sampel 5
dan 6 mengandung bakteri coliform terbanyak dengan nilai 1100/100 mL.
Sedangkan 8 sampel tidak mengandung bakteri coliform dengan nilai <3,6/100
mL, dengan standar batas bawah 0/100 mL dan batas atas 9,5/100 mL.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti, penelitian akan di
lakukan di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari. Berdasarkan survei, beberapa
penjual makanan dan minuman menggunakan es batu yang airnya tidak matang,
kemudian menggunakan air galon, menggunakan plastik bekas untuk tempat es
batu, membeli es batu di tempat yang belum diketahui pengolahannya, kemudian
kurang menjaga kebersihan, tempat menjual, kebersihan tubuh, pakaian, dan
peralatan menjual.
Berdasarkan data yang di peroleh, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Batu Yang Di Campur
Pada Makanan Dan Minuman Oleh Penjual Di Kelurahan Anduonohu Kota
Kendari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada bakteri
coliform pada es batu yang di campur pada makanan dan minuman oleh penjual
di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi bakteri coliform pada es batu yang di
campur pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu
Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform pada es batu yang di
campur pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan
Anduonohu Kota Kendari
b. Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform pada es batu yang di campur
pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu Kota
Kendari.
c. Untuk mengetahui jenis bakteri coliform pada es batu yang di campur pada
makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu Kota
Kendari melalui uji pelengkap media EMBA
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah terhadap almamater Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari. Serta
bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
bagi calon pranata laboratorium kesehatan terutama di bidang bakteriologi
2. Manfaat bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan menambah wawasan kesehatan kepada
masyarakat tentang kualitas air
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama ini, khususnya di bidang
laboratorium
4. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menambah dan memperluas keilmuan khususnya
dalam bidang bakteriologi tentang identifikasi bakteri coliform serta dapat di
lanjutkan dengan metode lain bagi peneliti selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Putri (2015) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta yang berjudul
“Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Batu Yang Dijual Diwarung Nasi
Dikelurahan Pisangan”. Sedangkan penelitian ini berjudul “Identifikasi Bakteri
Coliform Pada Es Batu Yang Di Campur Pada Makanan Dan Minuman Oleh Penjual
Di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari”. Perbedaannya pada penelitian sebelumnya
tidak menggunakan uji pelengkap, sedangkan penelitian ini menggunakan uji
pelengkap. Kemudian tempatnya juga berbeda, penelitian sebelumnya di Kelurahan
Pisangan, Kota Tanggerang, sedangkan penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Anduonohu, Kota Kendari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak
mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki
informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus
(nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler,
panjang dan biasa disebut nukleoid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron
dan hanya tersusun atas ekson. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal
yang tergabung menjadi plamid yang berbentuk kecil dan sirkuler.
1. Struktur Bakteri
Gambar 1. Struktu Bakteri
(Sumber : Google. 2017)
Struktur Bakteri terdiri dari :
a. Inti/nukleus : badan inti tidak mempunyai dinding inti/membran inti, di
dalamnya terdapat benang DNA yang panjangnya kira- kira 1 mm
b. Sitoplasma : tidak mempunyai mitokondria atau berkloroplas, sehingga
enzim-enzim untuk transport elektron bekerja di membran sel
c. Membran sitoplasma : terdiri dari fosfolipid dan protein, berfungsi sebagai
transport bahan makanan, tempat transport elektron, biosintesis DNA dan
komotaktik.
d. Dinding sel : terdiri dari peptidoglikan, berfungsi untuk menjaga tekanan
osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan, antigen permukaan
bakteri. Pada bakteri Gram – negatif, salah satu lapisan dinding sel
mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik yaitu lipopolisakarida
yang bersifat toksik
e. Kapsul : disintesis dari polimer ekstra sel yang berkondensasi dan
membentuk lapisan sel, sehingga bakteri lebih tahan terhadap efek
fagositosis.
f. Flagel : bentuk seperti benang yang terdiri dari protein berukuran 12- 30
nanometer. Flagel adalah alat pergerakan,protein flagel di sebut flagelin.
g. Pili/fimriae : berperan dalam adesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan
konjugasi dua bakteri
h. Endospora : beberapa genus dapat membentuk endospora. Bakteri-bakteri
ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya
menjadi jelek, misalnya bila medium di sekitar kekurangan nutrisi. Spora
bersifat sangat resisten terhadap panas,kekeringan dan zat kimiawi. Bila
kondisi lingkungan telah baik, spora dapat kembali melakukan germinasi
dan memproduksi sel vegetatif
i. Flagel : Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuran 12 – 3
nanometer, flagel adalah alat pergerakan. Protein dari flagel di sebut
flagelin.
2. Bentuk Bakteri
Berdasarkan bentuknya,bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar,
yaitu:
a. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut :
1) Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2) Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3) Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
4) Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5) Staphylococcus, jika bergerombol
6) Streptococcus,jika bergandengan membentuk rantai
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut :
1) Diplobacillus, jika bergandengan dua – dua
2) Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
c. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut :
1) Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
2) Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran (Irianto,2013)
3. Cara perkembangbiakan bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara
aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada
bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi
genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen
saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakterifage
( virus bakteri )
c. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara
langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri
gram negatif (Harti,2012).
4. Suhu Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri juga sangan dipengaruhi oleh suhu. Tiap jenis
bakteri memiliki suhu pertumbuhan yang berbeda antara satu dan lainnya.
Berdasarkan suhu pertumbuhannya, bakteri bedakan menjadi bakteri
psikrofil, mesofil, dan termofil.
a. Bakteri psikrofil
Bakteri psikrofil hidup dan tumbuh pada suhu rendah, yaitu antara 0 –
30 oC. Bakteri ini banyak terdapat didasar lautan, didaerah kutub, dan
juga pada bahan makanan yang didinginkan. Pertumbuhan bakteri
psikrofil pada bahan makanan menyebabkan kualitas bahan makanan
tersebut menjadi menurun atau rusak.
b. Bakteri Mesofil
Jenis bakteri yang biasa hidup dalam tanah, air, tubuh vertebrata yang
dapat tumbuh pada suhu 10 oC – 47 OC, tetapu suhu optimum
pertumbuhannya adalah kira-kira 30o C – 45oC dan berbeda pada masing
– masing spesies.
c. Bakteri Termofil
Jenis bakteri yang tumbuh pada suhu diatas 45 oC – 50OC. Bakteri ini
ditemukan di tempat-tempatyang bersuhu tinggi, misalnya ditempat
pembuatan kompos, pembuatan makanan dalam kaleng, susu dan produk
lainnya (Irianto,2013).
B. TINJAUAN UMUM TENTANG BAKTERI COLIFORM
Coliform yaitu kelompok bakteri yang dapat digunakan sebagai
indikator adanya kumpulan kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu dan produk-produk hasil olahan susu. Adanya
bakteri coliform dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan
adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dibedakan menjadi dua grup
yaitu:
1) Coliform Fekal, misalnya Escherchia coli merupakan bakteri yang
berasal dari kotoran manusia maupun hewan.
2) Coliform Non Fekal, misalnya Enterobacter aerogenes merupakan
bakteri yang biasa ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang
telah mati (Irianto, 2013).
Coliform disebut juga Enterobacteriaceae yang merupakan bakteri
batang gram negatif enterik dan heterogen. Habitat alaminya disaluran cerna
manusia dan hewan. Familinya memiliki banyak genus seperti Eschercia,
Shigela, Salmonella, Enterobacter, Proteus dan lain-lain. Beberapa bakteri
seperti Eschercia coli dapat menyebabkan penyakit, Salmonella dan Shigela
juga bersifat patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
1. Karakteristik Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk
basil, ada yang individu (monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau
membentuk rantai pendek (streptobasil), tidak membentuk spora maupun
kapsul, berdiameter ± 1,1–1,5 x 2,0–6,0 µm, dapat bertahan hidup di
medium sederhana dan memfermentasi laktosa, menghasilkan asam dan
gas (Jawetz dkk, 2010)
Beberapa strain Escherichia coli dapat bertahan hidup dalam es
selama 6 bulan. Bakteri Escherichia coli dapa tumbuh baik pada suhu
antara 8oC-46oC, dengan suhu optimum dibawah temperatur 37oC. Bakteri
ini berada dibawah temperatur minimum atau sedikit diatas temperatur
maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy,
disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada pH optimum berkisar
7,2-7,6 (Misnadiarly, 2014).
Pergerakan bakteri ini motil dan flagel peritrik. Ada yang bersifat
aerob dan anaerob fakultatif. Escherichia coli merupakan flora normal
usus dan seringkali menyebabkan infeksi diare.
Escherichia coli yang menyebabkan diare akut dapat
dikelompokan diantaranya:
1) Escherichia coli Enteropatogenic (EPEC) merupakan penyebab diare
pada bayi terutama di negara berkembang. EPEC menempel pada sel
mukosa usus halus. Akibat infeksi EPEC adalah diare encer, yang
biasanya sembuh dengan sendirinya tetapi dapat menjadi kronik.
2) Escherichia coli Enterotoksigenic (ETEC) adalah penyebab umum
diare wisatawan, ETEC menempel di sel epitel mukosa mengeluarkan
toksin LT (Labil Toksin) dan ST (Stabil Toksin) menyebabkan
Secretory Diarrhea. Sebelum sel kuman mengeluarkan toksin sel
kuman harus melekat dulu pada sel epitel mukosa. Beberapa strain
ETEC dapat bertahan hidup disuhu ekstrim yang dapat menyebabkan
diare pada orang dewasa dan anak-anak.
3) Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC) yaitu menghasilkan
verotoksin oleh jenis O157:H7 Verotoksin memiliki banyak sifat yang
serupa dengan toksin Shigella yang melepaskan lipopolisakarida,
endotoksin ini kemungkinan yang berperan menimbulkan iritasi pada
dinding usus, menyebabkan diare yang berat.
4) Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC) ditularkan melalui makanan
dan menyebabkan diare akut atau kronik dan menghasilkan toksin
mirip ST .
2. Karakteristik Shigella Sp.
Shigella Sp adalah bakteri gram negatif batang berbentuk
kokobasil ditemukan pada biakan. Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob
tetapi tumbuh paling baik secara aerob. Shigella Sp menghasilkan toksin
yang melepaskan lipopolisakarida, endotoksin ini kemungkinan yang
berperan menimbulkan iritasi pada dinding usus dan menyebabkan
penyakit disentri basiler (jawetz dkk,2010).
3. Karakteristik Salmonella sp.
Salmonella sp merupakan bakteri batang gram negatif, motil yang
secara khas dapat memfermentasi laktosa. Sebagian besar besar
Salmonella menghasilkan H2S. Organisme ini umum bersifat patogen
untuk manusia dan menyebabkan penyakit tifus (Jawetz 2010). Ada
beberapa bakteri tidak mati pada suhu 0oC atau lebih rendah, bakteri
patogen seperti Salmonella yang dapat bertahan hidup lama pada suhu -9
sampai -17oC (Irianto,2013).
4. Karakteristik Enterobacter sp.
Enterobacter aerogenes termasuk dalam kelas
Enterobacteriaceae yang merupakan bakteri anaerob fakultatif yang
mampu menghasilkan H2S. Bakteri ini memiliki bentuk batang dengan
lebar 0,6-1,0 µm dan panjang 1,2-3,0 µm, gram negatif, motil dan
optimal tumbuh pada suhu 37oC. Organisme ini mempunyai kapsul yang
kecil, dapat ditemukan hidup bebas di air atau berada di saluran cerna
dan merupakan bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
5. Karakteristik Proteus sp.
Proteus sp berbentuk batang, motil dengan flagella peritrik
merupakan bakteri gram negatif dan tumbuh aerob. Proteus sp terdapat di
alam bebas seperti tanah, air, sampah dan feses. Dapat menimbulkan
infeksi bila bakteri keluar dari saluran cerna dapat menginfeksi saluran
kemih (Jawetz dkk,2010).
C. TINJAUAN UMUM TENTANG AIR
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini
membentuk senyawa (H2O). Air merupakan senyawa kimia yang sangan
penting bagi kehidupan makhluk hidup dibumi ini. Fungsi air bagi
kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini
terutama untukmencukupi kebutuhan air didalam tubuh manusia itu sendiri.
Air dalam tubuh sangat penting karena berfungsi untuk melarutkan
zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan dan mengatur suhu
tubuh. Tubuh yang kekurangan air akan menjadi lemas juga mengalami
gangguan dalam proses pencernaan. Namun perlu diketahui bahwa tidak
semua air bisa di konsumsi oleh manusia.
1. Sumber air
Sumber – sumber air dapat dibagi menjadi menjadi :
a. Air hujan
Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air
murni. Walau pada saat prestipasi merupakan air yang paling bersih,
air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfer dapat disebabkan oleh partikel debu, mikrooganisme dan
gas. Maka untuk menjadi air hujan sebagai sumber air minum
hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat
air hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.
b. Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam
sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun dan sumur permukaan,
sebagai besar dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah
maupun lainnya. Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi
dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh
masyarakat.
c. Mata air
Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air
baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul kepermukaan
tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat – zat
pencemar. Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka,
sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar.
2. Kualitas Air
Berdasarkan peraturan pemerintah pasal 7 tentang penggolongan
air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut:
a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
menjadi air minum dan keperluan rumah tangga lainnya (Air PDAM
dan air sumur).
c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian
dan dapat dimanfaatkan untuk usaha di perkotaan, industri dan listrik
tenaga air.
3. Pencemaran Air
Pencemaran air didefinisikan sebagai perubahan langsung atau
tidak langsung terhadap keadaan air yang berbahaya atau berpotensi
menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup.
Perubahan langsung atau tidak langsung ini dapat berupa perubahan fisik,
kimia, termal, biologi, atau radioaktif. Kualitas air merupakan salah satu
faktor dalam menentukan kesejahteraan manusia. Kehadiran bahan
pencemar didalam airdalam jumlah tidak normal mengakibatkan air
dinyatakan sebagai terpolusi.
Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan
melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya :
a. Adanya perubahan suhu air
b. Adanya perubahan tingkat keasaman, basa, dan garam (salinitas) air.
c. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa pada air.
d. Terdapat endapan, koloid dari bahan terlarut
e. Terdapat mikrooganisme didalam air.
4. Penyebaran penyakit melalui air
Penyebaran penyakit asal air dapat terjadi karena meminum air
yang tercemar, bukan dari airnya melainkan berasal dari feses manusia
atau hewan yang mencemari air tersebut.Jalur masuk mikroorganisme ke
tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan. Dari bahan makanan
atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi
mikroorganisme patogen. Kebanyakan mikroorganisme tersebut akan
dihancurkan oleh asam klorida (HCl) dan enzim lipase di dalam usus
halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan
penyakitseperti diare, disentri dan tifus. Bakteri penyebab infeksi tersebut
selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat di pindahkan ke inang
lainnya melalui air, makanan atau jari-jari tangan yang terkontaminasi
(Nurahman, 2016)
Air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses manusia baik
secara langsung maupun tidak langsung merupakan rute terjadinya
penyakit. Bakteri Basilus tifoid dapat bertahan selama berminggu-
minggu di dalam air, debu, es dan bahkan limbah yang sudah
dikeringkan.Bakteri yang sering mengkontaminasi air adalah bakteri
enterik yang menyebabkan gangguan saluran cerna diantaranya
Eschericia Coli, Shigella, Salmonella dan Proteus. Eschercia Coli pada
air minum dapat dijadikan parameter tingkat pencemaran air, karena
Eschericia Coli merupakan flora normal usus yang ikut bersama tinja
(Hadi,2016).
Analisis air minum bertujuan untuk membuktikan adanya
Escherchia coli yang merupakan bakteri flora normal dalam usus yang
ikut di keluarkan bersama dengan feses. Bukti keberadaan Escherchia
coli dalam sampel air menunjukan adanya cemaran bakteri yang bisa
menyebabkan penyakit. Bakteri yang sering mengkontaminasi air adalah
bakteri enterik penyebab infeksi saluran pencernaan yaitu kelas
Enterobacteriaceae (Nurahman, 2016).
5. Syarat air minum
Syarat–syarat air minum berdasarkan Surat Keputusan Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/VI/2010 meliputi:
a. Parameter Wajib
No Jenis Parameter Satuan
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan.
a. Parameter Mikrobiologi
1. E.Coli
Jumlah
per 100
ml
sampel
0
2. Total Bakteri coliform
Jumlah
per 100
ml
sampel
0
b. Kimia an-organik
1. Arsen mg/l 0,01
2. Fluorida mg/l 1,5
3. Total Kromium mg/l 0,05
4. Kadmium mg/l 0,003
5. Nitrit,(sebagai NO2-) mg/l 3
6. Nitrat, ,(sebagai NO3-) mg/l 50
7. Sianida mg/l 0,07
8. Selenium mg/l 0,01
2.Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter fisik
1. Bau Tidak berbau
2. Warna TCU 15
3. Total zat padat terlarut
(TDS)mg/l 500
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak berasa
6. Suhu DC suhu udara ±3
b. Parameter Kimiawi
1. Aluminium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0,4
6. pH 6,5-8,5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
10. Amonia mg/l 1,5
b. Parameter tambahan
No Jenis Parameter Satuan
Kadar
maksimum
yang
diperbolehk
an
1. Kimiawi
a. Bahan Anorganik
1. AirRaksa mg/l 0,001
2. Antimon mg/l 0,02
3. Barium mg/l 0,7
4. Boron mg/l 0,5
5. Molybdenum mg/l 0,07
6. Nikel mg/l 0,07
7. Sodium mg/l 200
8. Timbal mg/l 0,01
9. Uranium mg/l 0,015
b. Bahan Organik
1. Zat Organi(KMn04) mg/l 10
2. Deterjen mg/l 0,05
3. Chlorinated alkanes
4. Carbon tetrachloride mg/l 0,004
5. Dichloromethane mg/l 0,02
6. 1,2-Dichloroethane mg/l 0,05
7. Chlorinated ethenes
8. 1,2-Dichloroethane mg/l 0,05
9. Trichloroethene mg/l 0,02
10. Tetrachloroethene mg/l 0,04
11. Aromatic hydrocarbons
12. Benzene mg/l 0,01
13. Toluene mg/l 0,7
14. Xylenes mg/l 0,5
15. Ethylbenzene mg/l 0,3
16. Styrene mg/l 0,02
17. Chlorinated benzenes
18. 1,2Dichlorobenzene(1,2-
DCB)mg/l 1
19. 1,4-Dichlorobenzene (1,4-
DCB)mg/l 0,3
20. Lain-lain
21. Di(2-ethylhexyl)phthalate mg/l 0,008
D. Tinjauan Umum Tentang Es Batu
Es batu merupakan salah satu jenis produk pangan yang terbuat dari
air yang di bekukan hingga es batu merupakan hasil pembekuan air minum
mencapai suhu 0oC sehingga menjadi massa yang padat dikarenakan salah
satu molekul air yaitu hidrogen yang satu tidak mampu memutuskan
ikatannya dengan molekul hidrogen lainnya. Kerapatan ikatan antar molekul
hidrogen tersebut mengakibatkan air berubah wujud menjadi padat dan
karena air berwarna jernih sehingga gambaran warnanya seperti kristal.
Beberapa cara membuat es batu antara lain :
1. Air di panaskan pada suhu 1000C kemudian disimpan di freezer pada
suhu 00C.
2. Mesin penjual es batu. Es yang dihasilkan putih, bersih dan lembut
seperti salju
3. Mesin untuk membuat es batu berbentuk tabung seperti kristal
aplikasinya yaitu pabrik es batu dijual dalam kemasan kantong
4. Es bola ini dibuat secara manual dengan mengisi air (yang sudah
difilter/air mineral) ke dalam cetakan es bola dan dibekukan
5. Mesin untuk membuat es batu berbentuk kubus aplikasinya pabrik es
batu yang dijual dalam kemasan kantong.
Umumnya es batu memiliki berbagai macam manfaat, salah satu
manfaatnya yaitu sebagai pelengkap yang di sajikan bersamaan dengan air
minum, oleh sebab itu es batu termaksud jenis produk pangan pelengkap.
Tujuannya ditambahkan es batu dalam minuman yaitu untuk menimbulkan
sensasi dingin dan segar, hal tersebut berhubungan dengan suhu rerata di
Indonesia di mana Indonesia merupakan negara tropis sehingga memiliki
suhu yang hangat. Karena hal tersebut masyarakat Indonesia cukup sering
mengkonsumsi es batu.
Es batu memiliki suhu yang rendah sehingga aktivitas bakteri
termaksud bakteri pathogen dapat menurun atau berhenti. Hal tersebut
disebabkan karena metabolisme bakteri membutuhkan bantuan enzim
dimana aktivitas kerja enzim sangat di pengaruhi oleh suhu. Karena hal
tersebut es batu di anggap relative aman, tetapi beberapa penelitian
terdahulu mengenai es batu, masih terdapat bakteri pathogen pada es batu
yang beredar di pasaran.
Adanya bakteri patogen pada es batu di karenakan permukaan
pembungkus es batu yang di gunakan kemungkinan telah tercemar, selain
itu saat pendistribusian es batu yang kurang baik dan bersih pun
memungkinkan bakteri pathogen terdapat pada es batu. Air yang di gunakan
sebagai bahan baku es batu pun memegang peranan penting adanya bakteri
pathogen pada es batu, jika air bahan baku yang digunakan tidak higienis
dan baik maka bakteri pathogen dapat terdapat didalam es batu tersebut
komsumsi es batu yang mengandung bakteri pathogen dapat menimbulkan
penyakit pada manusia, terutama penyakit enterik (Putri, 2015)
Air yang dibekukan sebaiknya air yang matang karena kemungkinan
bila menggunakan air mentah dapat terkontaminasi bakteri. Ada beberapa
bakteri tidak mati pada suhu 0oC atau lebih rendah, ada bakteri salmonella
yang dapat bertahan hidup lama pada suhu -9 sampai -17 dan beberapa jenis
strain Escherchia Coli dapat bertahan hidup dalam es selama 6 bulan
(Nurahman, 2016).
Hingga saat ini ,belum ada peraturan pemberian izin atau
rekomendasi kelayakan usaha es batu yang baku di tinjau dari segi higienis
dan sanitasi. Hal tersebut di karenakan usaha es batu masih dalam skala
kecil dan merupakan usaha rumah tangga, sehingga higienis dan sanitasinya
masih di ragukan. Kualitas es batu yang baik di tinjau dari bahan baku, cara
distribusi, dan penyajian yang higienis dan memenuhi standar sanitasi
(Putri, 2015 ).
E. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Coliform
1. Definisi MPN (Most Probable Number)
MPN di artikan sebagai jumlah perkiraan terdekat. Dalam metode
MPN, Pengenceran harus di lakukan sedemikian rupa sehingga tabung yang
berisi medium cair yang di inokulasi dengan larutan hasil pengenceran yang
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainya tidak mengandung
sel. Dengan demikian, setelah inkubasi di harapkan terjadi pertumbuhan
pada beberapa tabung yang di nyatakan sebagai tabung positif, sedangkan
tabung lainnya negatif. Untuk mendapatkan beberapa tabung negatif
,pengenceran yang dilakukan dalam metode MPN harus lebih tinggi di
bandingkan dengan pengenceran pada metode cawan.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau
unit pembentuk koloni (colony forming unit/cfu) dalam sampel. Namun,
pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 ml atau per gram. Jadi
misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam
sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi
kualitasnya dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan
nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
2. Jenis pengujian MPN
Metode MPN adalah metode yang di gunakan untuk menghitung
coliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi dalam
tabung. Tiga pengujian yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji
konfirmasi (confirmed test) dan uji kelengkapan (completed test).
a) uji pendugaan (presumptive test)
Uji ini di lakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
coliform tanpa mempertimbangkan apakah bakteri tersebut tergolong
coli feal atau coli non fekal. Pada uji dugaan ini, sampel air di encerkan
terlebih dahulu. Agar hasil yang di dapatkan semaksimal mungkin
mendekati keadaan alami, pengenceran di lakukan sampai ke nilai
tertinggi, umumnya sampai 1011. Karena dengan pengenceran tertinggi,
perhitungan jumlah sel berdasarkan koloni yang tumbuh ataupun
dengan pewarnaan akan memberi hasil yang jauh lebih baik jika di
bandingkan dengan cara pengenceran terendah (di bawah 103).
Medium yang digunakan adalah adalah Lactosa Broth yang
dilengkapi dengan tabung durham dalam posisi terbalik. Langkah
selanjutnya adalah menginokulasi sampel air untuk kemudian
diinkubasi selama 24 – 48 jam. Setelah masa inkubasi 24 - 48jam, amati
timbulnya gas (gelembung udara pada tabung durham ) dan asam
(media menjadi keruh). Apabila terdapat gas pada bagian dasar tabung,
berarti sampel air terdapat bakteri coliform. Jika tidak ada gas, maka
sampel air tidak perlu diperiksa lebih lanjut.
Pelaksanaan analisis dilakukan berdasarkan metode standar dari
APHA (American Public Health Association,1989) untuk mengetahui
jumlah bakteri coliform. Umumnya digunakan tabel Hopskin yang lebih
dikenal dengan tabel JPT. Tabel tersebut digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri coliform dalam 100 mL sampel air.
Pembacaan hasil uji dilihat dari berapa tabung uji yang menghasilkan
gas dan asam. Hasil uji yang positif mengandung asam dan gas
dibandingkan dengan tabel JPT.
b) uji penguat (confirmed test)
Uji ini dilakukan untuk menegaskan hasil positif dari uji
penduga. Uji penguat bakteri coliform menggunakan medium Briliant
Green Lactosa Broth (BGLB). Media ini dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan
bakteri coliform. Terbentuk gas didalam Lactosa Broth tidak tidak
selalu menunjukan jumlah bakteri coliform karena mikroba lainnya juga
ada yang dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk gas
misalnya bakteri asam laktat. Oleh karena itu perlu dilakukan uji
penguat. Uji penguat dilakukan dengan cara mengambil kultur pada
tabung Lactosa Broth positif memakai jarum ose steril lalu
diinokulasikan pada media perbenihan, selanjutnya diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24 – 48 jam. Pada pengamatan akan ada
pembentukan gas dalam tabung durham. Uji positif pada medium
BGLB disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah
coliform dalam sampel penelitian.
c) uji kelengkapan (completed test)
Uji pelengkap dilakukan dengan menggunakan medium yang
menunjukan hasil positif pada uji penguat. Satu ose suspensi pada
medium BGLB diinokulasi pada cawan petri berisi medium EMBA
agar dengan cara goresan kuadran. Selanjutnya diinkubasi pada
inkubator pada suhu 37oC selama 24 – 48 jam, kemudian pertumbuhan
koloni diamati. Warna hijau metalik menunjukan koloni coliform fekal,
warna merah muda menunjukan koloni coliform non fekal.
3. Prinsip dalam metode MPN
MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium
cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair
yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau di encerkan menurut tingkat
seri tabungnya sehingga di hasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang
diuji dalam nilai MPN / satuan volume atau massa sampel.
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan
jika ditanam dalam tabung akan menghasilkan frekuensi pertumbuhan
tabung positif “kadang–kadang, tetapi tidak selalu“. Semakin besar jumlah
sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan),
semakin “sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel
yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan), semakin
”jarang” tabung positif yang muncul.
Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan
tabung “positif” kadang- kadang, tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif
yang dihasilkan sangat tergantung pada probabilitas sel yang terambil oleh
pipet saat memasukannya ke dalam media. Oleh karena itu, homogenisasi
sangat memengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negatif (tidak)
ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum
diencerkan. Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah :
a. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel
b. Sel bakteri terpisah – pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai
atau kumpulan (bakteri coliform termaksud E. Coli
terpisah sempurna setiap selnya dan tidak membentuk rantai).
c. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam
suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup
mampu menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut.
d. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable)
saja. Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif dan
tidak akan terdeteksi.
MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit [GU} ) seperti
CFU, bukan dari sel individual. Meskipun demikian, baik nilai CFU ataupun
MPN dapat menggambarkan seberapa banyak sel individual yang tersebal
dalam sampel. Metode MPN dirancang dan lebih cocok untuk diterapkan
pada sampel yang memiliki konsentrasi <100/g atau mL. Oleh karena itu,
nilai MPN dari sampel yang memiliki populasi mikroorganisme yang tinggi
umumnya tidak begitu menggambarkan jumlah mikrooganisme yang
sebenarnya. Jika jumlah kombinasi tabung positif tidak sesuai dengan tabel,
maka harus diuji ulang. Semakin banyakseri tabung, semakin tinggi tingkat
akurasinya, tetapi juga akan mempertinggi biaya analisisnya
Ada 3 ragam yang biasanya di pakai pada pemeriksaan MPN, yaitu:
1. Ragam 5 1 1
a. 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 1 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 1 tabung yang berisi LB single x 0, 1 ml
2. Ragam 5 5 5
a. 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 5 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 5 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
3. Ragam 3 3 3
a. 3 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 3 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 3 tabung yang berisi LB single x 0, 1 ml (Kuswiyanto, 2015).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Coliform yaitu kelompok bakteri yang dapat di gunakan sebagai
indikator adanya kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air,
makanan, dan minuman. Adanya bakteri coliform dalam menunjukan
kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Es batu merupakan produk pangan pelengkap karena cara
penyajiannya ditambah dengan minuman. Air yang dibekukan sebaiknya air
yang matang karena kemungkinan bila menggunakan air mentah dapat
terkontaminasi bakteri. Ada beberapa bakteri tidak mati pada suhu 0oC atau
lebih rendah, ada bakteri patogen seperti Salmonella yang dapat bertahan
hidup lama pada suhu -9 sampai -17, kemudian beberapa jenis Eschercia coli
dapat bertahan hidup dalam es batu selama 6 bulan.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform pada
es batu yang digunakan oleh penjual minuman yang terdapat dikelurahan
Andonohu adalah melakukan pemeriksaan laboratorium dengan uji
bakteriologis Air, salah satunya adalah uji Most Probable Number (MPN).
Metode MPN dengan ragam 5 1 1 terdiri dari tiga tahapan, yaitu uji
pendugaan (Presumtive Tes) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform,
kemudian uji konfirmasi (confirmed tes) untuk menegaskan hasil positif dari
uji penduga kemudian dihitung dengan menggunakan tabel MPN, dan uji
pelengkap (Completed test) untuk mengtahu jenis bakteri coliform.
B. Kerangka Pikir
Bakteri Coliform
Sampel Es Batu
UJI MOSTPROBABLE
NUMBER (MPN)
Uji Pendugaan(Presumtive tes)
Positif : ada baktericoliform
Negatif : tidak ada baktericoliform
Uji Penguat(Confirmed tes)
Positif : ada baktericoliform dan dihitungmenggunakan tabelMPN
Negatif : tidak ada baktericoliform
Uji Pelengkap( Completed tes)
- Koloni Hijau ( coliform fecal)-Koloni Merah Muda (coliform
non fekal
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah bakteri coliform pada es batu
yang dicampur pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan
Anduonohu Kota Kendari.
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
1. Untuk mengidentifikasi bakteri coliform pada es batu yang di campur
pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu
Kota Kendari menggunakan metode MPN. MPN merupakan salah
metode untuk mengetahui tingkat pencemaran air dengan cara
menghitung jumlah bakteri coliform dengan menggunakan uji
fermentasi dalam tabung. Pada penelitian ini menggunakan ragam 5 1 1
MPN terdiri dari tiga uji yaitu uji penduga (Presumtif tes), uji penguat
(Confirmed tes) dan uji pelengkap (Completed tes).
a. Uji penduga (Premsutif tes) adalah uji untuk mengetahui ada atu
tidaknya bakteri coliform menggunakan media Lactosa Broth (LB)
Kriteria objektif :
a) Positif bakteri coliform apabila dalam tabung durham terbentuk
gas
b) Negatif bakteri coliform apabila dalam tabung durham tidak
terbentuk gas
b. Uji penguat (confirmed test) adalah uji untuk menegaskan hasil
positif dari uji penduga menggunakan media Briliant Green
Lactosa Broth (BGLB), dari hasil ini akan dihitung jumlah bakteri
menggunakan tabel MPN.
Kriteria Objektif :
a) Positif bakteri coliform apabila dalam tabung durham terbentuk
gas
b) Negatif bakteri coliform apabila dalam tabung durham tidak
terbentuk gas
c. Uji pelengkap (Completed tes) adalah uji untuk mengetahui jenis
bakteri coliform menggunakan media Eosin Methylen Blue Agar
(EMBA).
Kriteria Objektif :
a) koloni berwarna hijau metalik menunjukkan coliform fekal
b) Koloni berwarna merah muda menunjukkan coliform non fekal
2. Coliform yaitu kelompok bakteri yang dapat di gunakan sebagai
indikator adanya kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air,
makanan, dan minuman. Adapun jenis coliform seperti Eschercia
Coli. Shigella, Salmonella, Enterobacter dan Proteus.
3. Es batu merupakan salah satu jenis produk pangan yang terbuat dari
air yang di bekukan mencapai suhu 0oC yang digunakan sebagai
produk pangan pelengkap karena cara penyajiannya ditambah
dengan makanan dan minuman. Es batu yang di maksud seperti es
batu yang berbentuk kristal dan berbentuk balok. Dalam
pengujiannya, sebelumnya es batu di cairkan terlebih dahulu pada
suhu ruangan.
4. Penjual makanan dan minuman yang di maksud adalah penjual
minuman yang terdapat di Kelurahan Andonohu Kota Kendari,
dengan jenis makanan dan minuman seperti es teler, es buah, cendol,
sirup, pop ice, es kelapa dan pisang ijo.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu deskriptif untuk mengamati ada tidaknya
bakteri coliform pada es batu yang di campur oleh penjual makanan dan
minuman di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
. Tempat pengambilan sampel yaitu pada penjual makanan dan
minuman yang menggunakan es batu di Kelurahan Anduonohu Kota
Kendari. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 18 – 22 Juli 2017.
C. Sampel Uji
Sampel uji yang digunakan adalah es batu yang dicampur oleh penjual
makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
dengan jumlah 7 sampel. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal,
pengumpulan jurnal, study literatur hingga pencatatan hasil pemeriksaan
bakteri coliform menggunakan metode MPN.
E. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. alat yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu :
1) Alat tulis
2) Kertas label
3) Plastik steril
b. alat yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium yaitu:
a) Gelas ukur
b) Pipet tetes
c) Pipet volume
d) Tabung reaksi
e) Tabung durham
f) Rak tabung
g) Erlenmeyer
h) Timbangan analitik
i) Autoclave
j) Incubator
k) Ose
l) Cawan petri
m) Lampu spiritus
n) Plate
o) Batang pengaduk
2. Bahan
a) Aquades
b) Lactose Broth (LB)
c) Briliant Green Lactosa Broth (BGLB) 2 %
d) Kertas label
e) Kapas/ aluminium foil
f) sampel es batu
F. Prosudur Kerja Penelitian
1. Pra Analitik
a. Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini dicuci bersih dan
dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas.
b. Alat – alat dan media yang digunakan dalam penelitian terlebih
dahulu di sterilkan dalam autoclave pada suhu 121 oC dan tekanan
atmosfer selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar mikroorganisme tidak
mengganggu dalam menelitian
c. Pembuatan Media Pengujian
1) Media Lactosa Broth (LB)
a) Siapkan alat dan bahan
b) Di Timbang media lactosa broth sebanyak 3,19 gram
kemudian larutkan kedalam aquades sebanyak 245 ml
c) Di panaskan dan homogenkan dengan menggunakan lampu
spritus
d) Setelah media dingin dipipet sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi yang telah terisi tabung durham terbalik dan di tutupi
menggunakan kapas
e) Kemudian di sterilkan dalam autoclave pada suhu 1210C
selama 15 menit
f) Dinginkan hingga suhu 40 – 500C, kemudian disimpan
dilemari Es
2) Media Briliant Green Lactosa Broth
a) Di Siapkan alat dan bahan.
b) Di Timbang 9,8 gram, masukan dalam Erlenmeyer yang sesuai
kemudian larutkan dengan aquades hingga 245 ml
c) Di panaskan dan homogenkan menggunakan lampu spritus
d) Setelah media dingin dipipet sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi yang telah berisi tabung durham terbalik dan kemudian
tutup menggunakan kapas
e) Di Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.
f) Dinginkan hingga suhu 40 – 500C, kemudian disimpan dilemari
Es.
3) Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Ditimbang 4,9 gram, masukan dalam erlenmeyer yang sesuai
kemudian larutkan dengan aquades hingga 130 mL, lalu
homogen dan panaskan menggunakan lampu spritus
c) Setelah itu sterilisasi ke dalam autoclave selama 15 menit
dengan suhu 121 oC
d) Setelah dingin tuang kedalam plate yang sudah di sterilkan
e) Didinginkan pada suhu ruang kemudian disimpan di lemari Es.
d. Pengambilan sampel
Menyiapkan plastik steril kemudian dimasukan sampel es batu
yang digunakan oleh penjual makanan dan minuman yang terdapat di
Kelurahan Andonohu, kota Kendari, diberi label dan kemudian dibawah
kelaboratorium untuk dianalisis. Disimpan dan dicairkan pada suhu
ruangan.
2. Analitik
a. Uji penduga ( Presumptive Test )
1) Siapkan alat dan bahan
2) Menyiapkan 5 tabung berisi 10 mL media LB Double Strength diberi
kode DS, kemudian 1 tabung berisi 10 mL media LB Single Strength
di beri kode SS1 dan 1 tabung berisi 10 mL media LB Single
Strength diberi kode SS2. Di letakkan pada rak tabung secara
berderetan.
3) Sampel es batu yang sudah dicairkan dipipet secara steril dan di
masukkan dalam tabung kode DS masing-masing 10 mL, tabung kode
SS1 sebanyak 1,0 mL dan tabung kode SS2 sebanyak 0,1 mL
4) Tabung perlahan-lahan dikocok agar sampel menyebar rata ke seluruh
bagian medium atau sampel homogen, kemudian inkubasi pada
inkubator dengan suhu 35 0C-37 0C selama 1 X 24 jam.
5) Kemudian mengamati timbulnya gas pada setiap tabung Durham.
Setiap tabung yang mengalami kekeruhan dan menghasilkan gas
dalam tabung Durham (adanya gas menunjukan tes perkiraan positif)
6) Catat jumlah tabung yang positif lalu lanjutkan ke uji konfirmasi atau
uji penguat.
b. Uji penguat (confirmed Test)
1) Siapkan alat dan bahan
2) Menyiapkan 7 tabung berisi media BGLB sebanyak 5 mL
3) Dari masing-masing tabung yang positif pada media LB diambil
sebanyak 1-2 ose dari setiap tabung dan di inokulasikan pada media
BGLB.
4) Semua tabung di inkubasi pada inkubator dengan suhu 35 0C- 37 0 C
selama 1 x 24 jam
5) Pengamatan dilakukan pada setiap tabung BGLB. Tabung yang
menghasilkan gas pada tabung Durham dinyatakan positif.
c. Uji Pelengkap (completed test)
1) Tabung yang positif di tanam pada media EMBA
2) kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
3) Amati koloni yang tumbuh pada permukaan medium
3. Pasca Analitik :
a) Uji penduga (Presumtif test)
Positif bakteri coliform apabila dalam tabung durham terbentuk gas
Negatif bakteri coliform apabila dalam tabung durham tidak
terbentuk gas
b) Uji penguat (Confirmed tes)
Positif bakteri coliform apabila dalam tabung durham terbentuk gas
Negatif bakteri coliform apabila dalam tabung durham tidak
terbentuk gas. Tabung yang positif kemudian dicatat lalu di
sesuaikan dengan tabel MPN sebagai berikut.
Tabel. 4.1
MPN Menurut Formula Thomas
Jumlah Tabung ( + ) Gas Pada Penanaman INDEX MPN
Per 100ml5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml
0
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
2
2
4
2
4
4
7
5
8
8
10
9
12
12
16
17
21
22
27
67
84
265
≥ 979
c) Uji pelengkap (Completed test)
Koloni berwarna hijau metalik menunjukan coliform fekal
Koloni berwarna merah mudah menunjukan coliform non fekal
F. Jenis Data
1. Data primer meliputi hasil penelitian uji kandungan MPN coliform
2. Data sekunder meliputi tabel syarat mutu air dan panduan buku jurnal dan
letak wilayah kelurahan Andonohu
G. Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah kemudian dianalisa dengan
menggunakan rumus :
X =
Keterangan :
f : frekuensi variabel yang diamati
n : jumlah sampel penelitian
k : kostanta (100%)
x : persentase hasil
H.Pengolahan Data
Data hasil pemeriksaan diperoleh dari uji MPN yang terdiri dari uji
penduga, uji penguat yang hitung menggunakan tabel MPN menurut Formula
Thomas, dan uji pelengkap.
I. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian di jabarkan dalam bentuk
narasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Berdasarkan posisi dalam lingkup Kota Kendari, maka BWK
V kawasan Anduonohu terletak di bagian Timur Kota Kendari dengan
luas kawasan sekitar 4900 Ha, dengan batas wilayah mencakup 5
Kelurahan.
Dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
4. Sebelah Batas berbatasan dengan sungai Wanggu, Kecamatan
Baruga
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Anduonohu Kota Kendari adalah 1037 Ha
dengan jumlah penduduk di wilayah Andounohu pada tahun 2016
sebanyak 32.238 jiwa dengan kepadatan 33 jiwa per hektar.
Berdasarkan data pada tahun 2016 jumlah unit rumah pada
kawasan Anduonohu berjumlah 10.272 unit yang terdiri dari
lingkungan perumahan yang dibangun oleh pihak swasta dalam hal ini
developer.
B. Variabel Penelitian
1. Uji Penduga (Presumtive Tes)
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Laboratorium Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari dapat di peroleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada EsBatu Yang DiCampur Pada Makanan Dan Minuman OlehPenjual Di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
NO Hasil Pengamatan Bakteri ColiformUji Penduga (Presumtif test)
n %
1 Positif 7 100
2 Negatif 0 0
Total 7 100
(Sumber : Data Primer 2017)
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 7 sampel es batu yang di periksa
dengan uji penduga menggunakan media Lactosa Broth memberikan hasil
semua es batu positif bakteri coliform. Sehingga dapat dikatakan bahwa
seluruh es batu yang di periksa patut diduga mengandung cemaran bakteri
Coliform.
2. Uji Penguat (Confirmed tes)
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada EsBatu Yang Di Campur Pada Makanan Dan Minuman OlehPenjual Di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
NO Hasil Pengamatan Bakteri ColiformUji Penguat (Confirmed test)
n %
1 Positif 7 100
2 Negatif 0 0
Total 7 100
(Sumber : Data Primer 2017)
Tabel 5.2 di atas hasil menunjukan dari 7 sampel pemeriksaan uji
penguat menggunakan media Briliant Green Lacotas Broth (BGLB)
memberikan hasil batu positif bakteri coliform. Sampel positif pada uji
penguat disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah
coliform pada sampel es batu dapat dilihat menggunakan tabel berikut ini :
Tabel 5.3 Jumlah Cemaran Coliform Pada Sampel Es Batu Yang DiCampur Pada Makanan Dan Minuman Oleh Penjual DiKelurahan Anduonohu Kota Kendari
NO KodeSampel
Hasil IndeksMPN / 100 ml
Indeks MPN /100 ml
Permenkes
Keterangan
1 S1 5 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
2 S2 4 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
3 S3 4 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
4 S4 7 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
5 S5 7 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
6 S6 4 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
7 S7 7 0 / 100 ml Melewati BatasCemaran
(Sumber : Data Primer 2017)
Tabel 5.3 jumlah cemaran coliform pada sampel es batu yang
di campur pada makanan dan minuman oleh penjual di Kelurahan
Anduonohu Kota Kendari menunjukkan dari 7 sampel yang di periksa
melewati batas cemaran atau kadar maksimum yang tidak di perbolehkan.
3. Uji Pelengkap (Completed Tes)
Tabel 5.4 Distribusi Hasil pemeriksaan bakteri coliform Pada EsBatu Yang Di Campur Pada Makanan Dan Minuman OlehPenjual Di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
NO Hasil Pengamatan Bakteri ColiformUji Pelengkap (Completed test)
n %
1 Koloni Hijau Metalik 7 100
2 Koloni Merah Muda 0 0
Total 7 100
(Sumber : Data Primer 2017
Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 7 sampel yang diperiksa dengan uji
pelengkap menggunakan media EMBA memberikan hasil semua sampel
es batu mengandung coliform dengan jenis coliform fekal yang di tandai
dengan koloni berwarna hijau metalik.
B. Pembahasan
1. Uji Penduga (Presumtive Tes)
Hasil penelitian bakteri coliform pada es batu yang di campur
pada makanan dan minuman di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
melalui uji penduga menggunakan media lactosa broth menunjukkan
bahwa dari 7 sampel (100%) positif bakteri coliform. Hasil positif yaitu
adanya gas didalam tabung durham dan di duga bahwa air sampel
tersebut mengandung coliform.
Media lactosa broth digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan
karena fermentasi lactosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuk asam
dilihat dari kekeruhan pada media lactosa broth dan gas yang di hasilkan
dalam tabung durham berupa gelembung udara. Terbentuk gas didalam
tabung durham pada media lactosa broth tidak selalu menunjukkan
jumlah bakteri coliform karena mikroba lainnya yang ada yang dapat
memfermentasi lactosa broth dengan membentuk gas misalnya bakteri
asam laktat. Oleh karena itu perlu dilakukan uji penguat (Irianto, 2013).
Merujuk pada pendapat tersebut maka untuk memastikan ada tidaknya
kehadiran / kontaminasi bakteri coliform pada semua sampel perlu
dilakukan uji penguat.
2. Uji Penguat (Confirmed tes)
Hasil penelitian bakteri coliform pada es batu yang di campur
pada makanan dan minuman di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
melalui uji penguat menggunakan media Briliant Green Lactosa Broth
menunjukkan bahwa dari 7 sampel (100%) positif bakteri coliform.
Kemudian setelah dihitung menggunakan tabel MPN menurut Formula
Thomas menunjukkan bahwa semua sampel melewati jumlah batas
cemaran atau kadar maksimum yang tidak diperbolehkan.
Tingginya persentase dan jumlah cemaran pada sampel es batu
yang terkontaminasi bakteri coliform memberikan gambaran rendanya
kualitas es batu yang digunakan oleh penjual makanan dan minuman.
Munculnya bakteri di sebabkan rendahnya kualitas sumber air atau kurang
higienis dalam pembuatan dan pengolahannya. Menurut Irianto (2013),
menyatakan bahwa gelembung gas yang ditemukan pada uji penduga
bukan hanya di hasilkan oleh bakteri coliform tetapi bakteri asam laktat
yang dapat juga memfermentasi laktosa, jadi sampel yang diperiksa pada
uji penduga yang positif bakteri coliform tidak disebabkan oleh fermentasi
bakteri coliform tetapi bakteri lain yaitu bakteri asam laktat.
3. Uji Pelengkap (Completed Tes)
Hasil penelitian bakteri coliform pada es batu yang di campur
pada makanan dan minuman di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
melaui uji pelengkap menggunakan media EMBA menunjukkan bakteri
coliform jenis coliform fekal di tandai dengan tumbuhnya koloni berwarna
hijau mengkilap dikarenakan EMBA mengandung eosin dan metilen biru
yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif sehingga bakteri yang
tumbuh terseleksi hanya bakteri bersifat gram negatif saja. Selain itu
EMBA juga memiliki kondisi yang asam sehingga hal tersebut membuat
kompleks presipitat menimbulkan warna hijau kilap logam pada E.coli
dimana bakteri E.Coli indikator coliform fekal. EMBA pun memiliki
kandungan laktosa sehingga bakteri gram negatif yang tumbuh pun akan
terdiferensiasi berdasarkan sifatnya yang meragi laktosa.
Keberadaan bakteri coliform dalam air sangat mempengaruhi
baik buruknya kualitas air. Oleh karena itu tidak adanya bakteri dalam
sampel maka sampel tersebut layak untuk dikonsumsi. Keberadaan bakteri
coliform dalam air minum dapat membahayakan kesehatan dan
menyebabkan penyakit seperti tifus, diare, disentri dan kolera sehingga air
minum tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Kualitas air minum yang
baik menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia (Permenkes
RI) Nomor 492/MENKES/PER/IX/2010 yang meliputi berbagai
persyaratan mikrobilogis, yaitu salah satu tidak ada coliform sebagai
indikator pencemaran pada setiap 100 ml sampel air yang dinyatakan
dengan 0 colony forming units (cfu)/100 ml (Permenkes RI, 2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air pada es batu
yang dihasilkan antara lain airnya tidak matang, menggunakan air galon,
menggunakan plastik bekas untuk wadahnya, membeli es batu ditempat
yang belum diketahui pengolahannya, dan tidak menjaga kebersihan
tubuh, juga kebersihan tempat, kemudian tempat penjualan makanan dan
minuman berada di pinggir jalan sehingga mudah terkontaminasi bakteri.
Dari semua sampel yang diperiksa menunjukkan hasil positif yang berarti
air yang digunakan berkualitas buruk. Ada beberapa faktor yang bisa saja
menunjukkan hasil positif di antaranya dalam proses pemeriksaan
laboratorium spoit yang di gunakan dalam pengambilan sampel tidak
menggunakan spoit steril tetapi menggunakan spoit yang telah digunakan
untuk mengambil sampel yang lain, kemudian media yang digunakan telah
terkontaminasi sehingga bakteri yang seharusnya tidak tumbuh menjadi
tumbuh, kemudian wadah yang digunakan dalam pengambilan sampel
juga tidak steril dan lain sebagainya.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian identifikasi bakteri coliform pada es batu yang di
campur pada makana dan minuman oleh penjual di Kelurahan Anduonohu
Kota Kendari yang telah dilakukan terhadap 7 sampel maka dapat di
simpulkan sebagai berikut :
1. Pada pemeriksaan uji penduga menggunakan 7 sampel atau (100%)
memberikan hasil positif bakteri coliform
2. Pada pemeriksaan uji penguat menggunakan 7 sampel atau (100%)
memberikan hasil positif bakteri coliform dengan jumlah yang melewati
ambang batas
3. Pada pemeriksaan uji pelengkap menggunakan 7 sampel (100%)
memberikan hasil positif bakteri coliform dengan jenis coliform fekal
B. SARAN
1. Sebaiknya institusi pendidikan lebih meningkatkan mutu pendidikan bagi
calon pranata laboratorium khususnya di bidang bakteriologi
2. Masyarakat harus lebih selektif dalam memilih penjual makanan dan
minuman yang akan dikonsumsi agar terhindar dari penyakit
3. Sebaiknya peneliti menambah tempat pengambilan sampelnya sehingga
dapat mengehui kualitas air di setiap daerah Kota Kendari
4. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian bakteri selain bakteri
coliform pada penjual makanan dan minuman, sehingga dapat
ditemukannya bakteri lain yang dapat membahayakan konsumen
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES. (2013) . RISET KESEHATAN DASAR 2013 . Di akses darihttp://depkes.go.id./download/riskesdas2013/hasil%20riskesdas%202013.pdfdiakses tanggal 1 juni 2017
Dinkes Prov.Sultra2016.Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2016.Kendari
Harti,2012. Uji Bakteri Eschercia Coli Pada Es Cendol Yang Dijual Di KotaDiyogyakarta. Di akses tanggal 1 Juni 2017
Hadi, 2016. Identifikasi Bakteri Coliform Pada Air Galon Yang Dijual DiKotaBandar Lampung. Di akses tanggal 1 juni 2017
Irianto, 2013. Panduan medis dan klinis bakteriologi, mikologi dan Virologi.Bandung : Alfabeta
Jawetz,dkk.2010. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Kuswiyanto, 2015. Bakteriologi 1. Jakarta : EGC
Misnadiarly, 2014. Uji Bakteri Eschericia Coli Pada Air Sumur Menggunakanmetode MPN. Diakses tanggal 1 juni 2017
Murtiningtyas, 2016. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherchia Coli/fekal Coliair minum isi ulang di jakarta dan Tanggerang, Buletin Penelitian KesehatanVol. 32 No. 135 – 145.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. PersyaratanKualitas Air Minum. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nurahman, 2016. Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Es Batu Hasil Industri RumahTangga Yang DiGunakan Oleh Pedagang Minuman DiAlun-alun Ciamis. Diakses tanggal 1 Juni 2017
Putri, 2015. Identifikasi Bakteri Echerchia Coli Pada Es Batu Yang DiJual WarungNasi Dikelurahan Pisangan. Di akses tanggal 1 Juni 2017
Sunarti, 2016. Jurnal penelitian mikrobiologi pangan “uji kualitas air” jurusanbiologi fakultas sains dan teknologi, Universitasbislam negeri malang.http//:www.scribd.com. Di askes tanggal 1 Juni 2017
Riset Kesehatan Daerah tahun 2013 tentang Diare
World Health Organization, Articel Journal. Dalam Diarrhea disease.Geneva : WHO;2013. Diakses pada tangga 1 Juni 2017
Zulfikar, 2016. Deteksi Bakteri Coliform Pada Minuman Yang DiJual di PasarTradisional Kota Surakarta. Diakses tanggal 1 Juni 2017
LEMBAR ISIAN
Judul : Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Batu yang Di Campur Pada MakananDan Minuman Oleh Penjual Di Kelurahan Anduounohu Kota Kendari
NO Tanggal Alamat Sampel Uji Kode Sampel
1 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S1
2 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S2
3 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S3
4 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S4
51
18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S5
6 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S6
7 18 Juli 2017Kelurahan Andonohu
Es Batu S7
LEMBAR HASIL PENELITIAN
Judul Penelitian : Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Batu Yang Di
Campur Pada Makanan dan Minuman Oleh Penjual Di
Kelurahan Anduonohu Kota Kendari
Nama Penelitian : Lisna Wati
NIM : P00341014016
Lembar hasil pengujian pada uji penduga menggunakan media pertumbuhanLactose Broth
KodeSampel
TanggalJumlah tabung positif (+) pada penanaman
5 x 10 mL 1 x 1 mL 1 x 0,1 mL
S1 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S2 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S3 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S4 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S5 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S6 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
S7 20 Juli2017
5 Tabung 1 Tabung 1 Tabung
Lembar hasil pengujian pada uji penegasan menggunakan mediapertumbuhan Briliant Green Lactosa Broth (BGLB) 2%
KodeSampe
l
TanggalJumlah tabung positif (+) pada
penanaman IndeksMPN
PER 100mL
Keterangan5 x 10 mL 1 x 1 mL 1 x 0,1 mL
S1 21 Juli2017
2 Tabung 0 Tabung 0 Tabung 5MelewatiCemaranColiform
S2 21 Juli2017
1 Tabung 1 Tabung 0 Tabung 4MelewatiCemaranColiform
S3 21 Juli2017
0 Tabung 1 Tabung 1 Tabung 4MelewatiCemaranColiform
S4 21 Juli2017
1 Tabung 1 Tabung 1 Tabung 7MelewatiCemaranColiform
S5 21 Juli2017
1 Tabung 1 Tabung 1 Tabung 7MelewatiCemaranColiform
S6 21 Juli2017
1 Tabung 1 Tabung 4 Tabung 4MelewatiCemaranColiform
S7 21 Juli2017
1 Tabung 1 Tabung 1 Tabung 7MelewatiCemaranColiform
TABULASI DATA
IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM PADA ES BATU YANG DI CAMPUR PADA MAKANAN DANMINUMAN OLEH PENJUAL DI KELURAHAN ANDUONOHU KOTA KENDARI
2017
NO KodeSampel
Tanggal AlamatUji Penduga Uji Penguat Uji Pelengkap
Hasil Kategori Hasil KategoriIndeks
MPN per100 mL
Hasil Kategori
1 S118 s/d
22/07/2017
KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 5 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal
2S2 18 s/d
22/07/2017
KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 4 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal
3S3 18 s/d
22/07/2017
KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 4 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal
4S4 18 s/d
22/07/20KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 7 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal
5S5 18 s/d
22/07/2017
KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 7 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal6 S6 18 s/d
22/07/2017
KelurahanAndonohu
Adagas
Positif Adagas
Positif 4 Koloni HijauMetalik
JenisColiform
Fekal
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM PADA ES BATU YANG DI CAMPUR PADA MAKANAN DAN MINUMANOLEH PENJUAL DI KELURAHAN ANDUONOHU KOTA KENDARI
2017
NO TANGGALKODE
SAMPEL ALAMATUJI PENDUGA UJI PENGUAT UJI PELENGKAP
POSITIF NEGATIF POSITIF NEGATIFKOLONIHIJAU
METALIK
KOLONIMERAHMUDA
1 18 s/d22/07/2017
S1 KelurahanAndonohu
2 18 s/d22/07/2017
S2 KelurahanAndonohu
3 18 s/d22/07/2017
S3 KelurahanAndonohu
4 18 s/d22/07/2017
S4 KelurahanAndonohu
5 18 s/d22/07/2017
S5 KelurahanAndonohu
6 18 s/d22/07/2017
S6 KelurahanAndonohu
7 18 s/d22/07/2017
S7 KelurahanAndonohu
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. ALAT PENELITIAN
Gelas Ukur Tabung Reaksi
Kaki Tiga Erlenmeyer
Cawan Porselin Karet Penghisap
Pipet UkurSendok Tanduk
Pipet Ukur Sendok Tanduk
2. Bahan Penelitian
Media Lactosa Broth Media Briliant GreenLactosa Broth
Media EMBA Sampel
Aquades Kapas
Spoit3. Kegiatan Penelitian
Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel Pembuatan Media Lactosa Broth
Pembuatan Media Brliant Pembuatan MediaGreen Lactosa Broth EMBA
Penanaman sampel pada Media Penanaman sampel Pada mediaLactosa Broth Briliant Green Lactosa Broth
Penanaman sampel pada media EMBA
4. Hasil Penelitian
TerdapatGelembung
GasMedia Lactosa Pertumbuhan Bakteri Pada
Broth Media lactosa Broth
TerdapatGelembungGas
Media Briliant Green Lactosa Broth Pertumbuhan Bakteri PadaMedia Briliant Green Lactosa Broth
TerdaTerdapatKoloni Warna HijauMetalik
Terdapat koloniWarna hijauMetalik
Terdapat koloniWarna Hijau Metalik
Terdapat KoloniWarna Hijau Metalik
Terdapat Koloni
Media EMBA Pertumbuhan BakteriPada Media EMBA