identifikasi bahaya dan penilaian risiko … · pt. sk. keris banten)” ini telah diujikan dalam...

109
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TAHUN 2009 (Studi Kasus di Unit Utility PT. SK. Keris Banten) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: Artia Tamado Sitorus NIM 6450405163 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Upload: phamminh

Post on 03-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TAHUN 2009

(Studi Kasus di Unit Utility PT. SK. Keris Banten)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

Artia Tamado Sitorus NIM 6450405163

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Page 2: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

ii

ABSTRAK Artia Tamado Sitorus, 2009, Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di Unit Utility PT. SK. Keris Banten), Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Eram Tunggul Pawenang, SKM, M. Kes, Pembimbing II: dr. Anik Setyo Wahyuningsih.

Kata Kunci: Bahaya Potensial, Penilaian Risiko

Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko merupakan bagian dari program keselamatan dan kesehatan kerja dalam tahapan manajemen risiko, yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Tujuan dari penelitian adalah mempelajari Penerapan Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko di Unit Utility PT. SK Keris Banten.

Berdasarkan sifat masalah dan analisa datanya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, ditinjau dari segi waktu penelitian ini termasuk penelitian cross sectional. Lokasi dan waktu penelitian adalah di Unit Utility PT. SK Keris Banten dilakukan pada bulan Juli 2009. Obyek penelitian adalah penerapan Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko di Unit Utility PT. SK Keris Banten. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan Penilaian Risiko mengacu pada metode yang telah digunakan oleh Perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer hasil dari observasi dan wawancara serta data sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Penilaian Risiko yang dilakukan di Utility Unit menggunakan kriteria kekerapan dan keparahan.

Pelaksanaan Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan para ahli dalam hal ini petugas K3 dan supevisor setempat mengahasilkan 19 macam risiko dengan tingkat risiko rendah berjumlah 3 risiko, tingkat risiko sedang berjumlah 7 risiko, tingkat risiko tinggi berjumlah 8 risiko dan tingkat risiko ekstrim berjumlah 1 risiko.

Penerapan identifikasi aspek lingkungan dan sumber bahaya K3 di Utility Unit PT. SK Keris Banten sudah dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sebaiknya dibentuk divisi khusus untuk menangani manajemen K3 Agar hasil dari identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko yang dibuat lebih terjamin keakurasian dan kevalidannya.

Page 3: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

iii

ABSTRACT

Artia Tamado Sitorus. 2009. Hazard Identification and Risk Assesment of Occupational Health and Safety (Case Study in Utility Unit of PT. SK Keris Banten). Final Project. Public Health, Sport Science Faculty, University State of Semarang. 1st Counselor: Eram Tunggul Pawenang, 2nd Counselor: dr. Anik Setyo Wahyuningsih.

Keywords: Hazard Identification and Risk Assessment

Hazard Identification and Risk Assessment are part of occupational health and safety program in phase of risk management which are conducted to avoid work accident and the occupational disease. The aim of this research is to study the implementation of hazard identification and risk assessment at Utility Unit PT. SK Keris Banten.

Based on the characteristic of the problem and the data analysis, this research is descriptive research. Meanwhile, based on the time of the research, this research is categorized as cross sectional research. This research took place at Utility Unit PT. SK Keris Banten, it was held on July, 2009. The research object is the implementation of hazard identification and risk assessment at Utility Unit PT. SK Keris Banten. The method used in the risk assessment research is based on the method from the company. There are two kinds of the data used in this research, they are; primary data which is taken from the result of observation and interview, and secondary data which is taken from the company. Risk Assessment that is conducted at Utility Unit is using probability and severity criteria.

According to Hazard Identification and Risk Assessment that are conducted by the researcher and experts who consist of official of K3 and a supervisor at Utility Unit are producing 19 kinds of risk by low risk level with the number of 3 risks, medium risk level with the number of 7 risks, high risk level with the number of 8 risks and extreme risk level with the number of 1 risk.

Implementation of identification to the environment aspect and Occupational Health and Safety at Utility Unit PT. SK Keris Banten had been totality done in every years. The special division should be made to handle the Occupational Health and Safety management. So that the result of hazard identification and risk assessment are guaranteed.

Page 4: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di Unit Utility

PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15

Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan dari panitia ujian dan

para penguji skripsi.

Mengesahkan

Panitia dan Penguji Nama dan Tanda Tangan Tanggal Penandatanganan

Ketua Panitia Ujian Skripsi

Drs. Harry Pramono, M.Si. NIP. 19591019.198503.1.001

Sekretaris Panitia Ujian Skripsi

dr. H. Mahalul Azam, M.Kes. NIP. 19751119.200112.1.001

Penguji I

Drs. Sugiharto, M.Kes. NIP. 19550512.198601.1.001

Penguji II

Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M. Kes. NIP. 19740928.200312.1.001

Penguji III

dr. Anik Setyo Wahyuningsih. NIP. 19740903.200604.2.001

Page 5: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa (LAI, 2005:192).

Persembahan

Skripsi ini Ananda persembahkan untuk:

1. Ayahanda (Sahat Maruli Sitorus) dan

Ibunda (Tiurlan Simanjuntak).

2. PT. SK. Keris Banten.

3. Almamater UNNES.

Page 6: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Identifikasi Bahaya dan

Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di

Unit Utility PT. SK. Keris Banten)” dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan

rendah hati disampaikan terima kasih kepada:

1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang, Bapak Drs. M. Nasution, M.Kes atas ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Bapak dr. H. Mahalul Azam, M. Kes., atas ijin

penelitian.

3. Pembimbing I, Bapak Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M. Kes., atas arahan

dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Pembimbing II, Ibu dr. Anik Setyo Wahyuningsih, atas atas arahan dan

bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. General Manager SK. Keris, Bapak Lukman Hakim Hutabarat, atas ijin

Penelitian.

Page 7: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

vii

6. Team Manager Human Resource Management, Ibu Tri Trisnaningsih, SH,

MM, atas ijin penelitian.

7. Manager Safety Health and Environment, Bapak Ridwan Tri Cahyono, S.T.,

atas ijin penelitiannya.

8. Seluruh karyawan PT. SK. Keris khususnya Safety Health and Environment

Officer dan Utility Team, atas bantuan dan dukungannya dalam Penelitian ini.

9. Bapak Sahat Maruli Sitorus, Ibu Tiurlan Simanjuntak dan keluarga (Suma Sun

Lady Sitorus dan Joseph Dean Sitorus) atas perhatian, kasih sayang dan

motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Buat sahabatku The Toxic (Bella, Eva, Tj, Ira, Ade, Sari dan Sri) terima kasih

atas dukungannya dalam pembuatan skripsi ini.

11. Semua pihak yang terlibat, terima kasih atas bantuan dalam penyelesaian

skripsi ini .

Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat ganda

dari Tuhan Yang Maha Esa.

Disadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari sempurna, diharapkan

adanya kegiatan yang sejenis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan hasil

penelitian ini dapat bermanfaat.

Semarang, Maret 2010

Penyusun

Page 8: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ........................................................................................................ i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

ABSTRACT .................................................................................................. iii

PENGESAHAN .......................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

1.5 Keaslian Penelitian ......................................................................... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja .......................................................... 8

2.2. Sistem Manajemen K3.................................................................... 9

2.3. Manajemen Risiko K3 .................................................................... 12

2.3.1 Identifikasi Bahaya ......................................................................... 14

2.3.2 Penilaian Risiko ............................................................................. 14

2.3.3 Menetapkan Pengendalian .............................................................. 19

2.4. Kerangka Teori............................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 28

3.1. Kerangka Konsep ........................................................................... 28

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 28

Page 9: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

ix

3.3. Definisi Operasional ....................................................................... 29

3.4. Pendekatan Latar Penelitian ............................................................ 31

3.5. Fokus Penelitian ............................................................................. 31

3.6. Sumber Data Penelitian .................................................................. 31

3.7. Instrumen Penelitian ....................................................................... 31

3.8. Teknik Pengambilan Data ............................................................... 32

3.9. Keabsahan Data ............................................................................. 32

3.10. Analisis Data ................................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 34

4.1. Gambaran Umum SK. Keris ........................................................... 34

4.2. Gambaran Hasil Penelitian ............................................................. 44

4.2.1. Pengenalan Unit Utility .................................................................. 44

4.2.2. Klasifikasi Aktivitas Kerja.............................................................. 57

4.2.3. Identifikasi Bahaya ......................................................................... 56

4.2.4. Penilaian Risiko ............................................................................. 60

4.2.5. Pengendalian Risiko ....................................................................... 66

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 70

5.1. Bahaya Potensial ............................................................................ 70

5.2. Tingkatan Risiko ............................................................................ 74

5.3. Ketentuan Tingkat Lanjut ............................................................... 75

5.4. Pengendalian Risiko ...................................................................... 81

5.5. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 81

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 82

6.1. Simpulan ....................................................................................... 82

6.2. Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83

LAMPIRAN ................................................................................................. 85

Page 10: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keaslian Penelitian ................................................................................. 6

2. Daftar Bahaya Potensial .......................................................................... 15

3. Menentukan Peluang .............................................................................. 16

4. Panduan Daftar Bahaya Potensial ........................................................... 17

5. Penilaian Risiko - 2D Model ................................................................... 18

6. Penilaian Risiko - 3D Model ................................................................... 19

7. Daftar Personal Protective Equipment ................................................... 21

8. Definisi Operasional ............................................................................... 29

9. Perjanjian Kerja Bersama SK. Keris ....................................................... 37

10. Proses Produksi Unit Utility ................................................................... 45

11. Jenis APD di Utility ............................................................................... 50

12. Pengukuran Kebisingan Mesin Utility 2009 ........................................... 55

13. Identifikasi Bahaya di Utility .................................................................. 57

14. Penilaian Risiko Utility .......................................................................... 60

15. Pengendalian Risiko Utility .................................................................... 66

Page 11: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Manajemen Risiko ...................................................................... 13

2. Hirarki Pengendalian Risiko ................................................................... 19

3. Kerangka Teori ...................................................................................... 27

4. Kerangka Konsep .................................................................................. 28

5. Angka Kecelakaan Kerja SK. Keris 2005 – 2009 ................................... 51

6. Angka Kecelakaan Kerja Utility 2005 – 2009 ........................................ 52

7. Jenis Kecelakaan Kerja SK. Keris 2005 – 2009 ..................................... 53

8. Persentase Kecelakaan Kerja Utility 2005 – 2009 .................................. 53

9. Pemeriksaan Audiometri Seluruh Karyawan SK. Keris 2008 ................. 54

10. Pemeriksaan Audiometri Karyawan Utility 2008 ................................... 55

11. Penilaian Risiko Utility ......................................................................... 65

12. Earplug ................................................................................................. 78

13. Earmuff ................................................................................................. 78

14. Nitrile Gloves ........................................................................................ 79

15. Chemical Respirator ............................................................................. 79

16. Dust Respirator ..................................................................................... 79

17. Welding Goggles ................................................................................... 80

18. Safety Shoes .......................................................................................... 80

19. Safety Helmet ........................................................................................ 80

20. Welding Mask ....................................................................................... 80

21. Face Shield ........................................................................................... 80

Page 12: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Risk Assesment Form ............................................................................. 86

2. Laporan Kecelakaan Kerja ..................................................................... 87

3. Noise Result ............................................................................................ 88

4. Fire Equipment ....................................................................................... 89

5. Lay Out PT. SK. Keris ........................................................................... 90

6. SK P2K3 Disnakertrans Kabupaten Tangerang ....................................... 91

7. Struktur Pengurus P2K3 PT. SK Keris .................................................... 94

8. Struktur Organisasi Utility ...................................................................... 96

9. Form Pemberitahuan Urusan Kecelakaan Kerja ..................................... 97

10. Dokumentasi ........................................................................................... 98

11. Hasil Pengukuran Audiometri karyawan SK Keris .................................. 99

12. Utility Lay Out ........................................................................................ 101

13. Internship Form....................................................................................... 107

14. Struktur Organisasi SK. Keris ................................................................ 108

15. Proses Produksi PT. SK. Keris ............................................................... 109

16. Surat Ijin Penelitian Jurusan .................................................................... 110

17. Surat Ijin Penelitian Fakultas ................................................................... 111

18. Surat Keterangan Penelitian Perusahaan ................................................. 112

19. Surat Keterangan Pembimbing ............................................................... 113

20. Surat Keterangan Penguji ....................................................................... 114

Page 13: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan

yang tidak dapat dihindari yaitu terjadinya arus globalisasi yang ditandai dengan

perdagangan bebas, meningkatnya teknologi informasi, komunikasi dan

transportasi, sehingga hubungan antar bangsa yang tiada batas melanda seluruh

dunia hingga pada saat ini sudah dapat dirasakan dampaknya. Kesepakatan-

kesepakatan di bidang perdagangan dan ekonomi seperti ASEAN Free Trade Area

(AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade

Organization (WTO), merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak

dapat menghindarkan diri dari perubahan dan perkembangan yang melanda dunia

(Tjandra Yoga Aditama dan Tri Hastuti, 2006:2).

Perdagangan bebas menuntut para praktisi bisnis untuk lebih

memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penyediaan lingkungan kerja yang

sehat, nyaman dan aman, tidak hanya bagi para pekerjanya namun bagi semua

pihak yang terkait dengan aktivitas bisnisnya. Banyak hal yang sudah dilakukan

oleh para pengusaha untuk memenuhi tuntutan pengelolaan lingkungan,

keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, mulai dari hal-hal kecil seperti

kampanye kebersihan, sampai kepada suatu hal yang membutuhkan dana cukup

tinggi, seperti pembuatan Waste Water Treatment (WWT) dan Dust Collector.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan suatu pengelolaan

Page 14: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

2

lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja yang sistematis melalui penerapan

ISO 14000 dan SMK3 (Edhie Sarwono, 2002:1).

Riset yang dilakukan oleh International Labour Office (ILO) tahun 2009

menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 5500 orang meninggal, setara

dengan satu orang setiap 15 detik, dan setiap 15 detik 160 pekerja mengalami

kecelakaan kerja, berarti dalam satu hari hampir satu juta pekerja menderita akibat

kecelakaan kerja (ILO – World Day For Safety and Health at Work, 2009:1).

Selama periode Januari hingga Nopember 2007 telah tercatat 65.474 kasus

kecelakaan kerja di seluruh Indonesia. Kecelakaan kerja di luar tempat kerja

sebesar 60% dan kecelakaan di tempat kerja sebesar 40%. Dari data tersebut

dijelaskan sebanyak 5326 orang cacat tetap, 58. 697 orang sembuh tanpa cacat

dan 1451 orang meninggal dunia. Sehingga dapat disimpulkan selama periode

2007 di Indonesia setiap harinya pekerja yang tewas akibat kecelakaan kerja

mencapai empat orang. Seorang pekerja tewas akibat kecelakaan kerja adalah

tinggi, karena nilai sebuah nyawa tidak bisa digantikan dengan apapun (Ahmad

Anshori, 2008:1).

Setiap kejadian kecelakaan kerja, ternyata menimbulkan kerugian yang

tidak sedikit, baik berupa kerugian yang bersifat ekonomi, dalam bentuk

kerusakan, hilangnya waktu kerja, biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya

jumlah mutu dan produksi, maupun kerugian yang berupa penderitaan karena

cedera, cacat atau bahkan kematian (A. M. Sugeng Budiono, 1996:223). Sesuai

dengan Persyaratan Permenaker 05/Men/1996 elemen 2.1 disebutkan bahwa,

identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dari kegiatan, produk

Page 15: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

3

barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk

memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (Rudi Suardi, 2007:71).

PT Freeport Indonesia misalnya, telah melakukan pelatihan Hazard

Identification and Risk Assessment Determining Control (HIRADC - Identifikasi

Bahaya & Penilaian Risiko Penerapan Kontrol). Pelatihan dilaksanakan dan wajib

untuk semua staf sehingga para karyawan staf dapat mengidentifikasi bahaya dan

menilai risiko, serta menerapkan kontrol yang sesuai untuk risiko yang ditemui

ditempat kerja masing-masing sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian di

area kerja (PT. Freeport Indonesia, 2008:1)

PT. SK Keris adalah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan Polyester

Filament Yarn (PFY) dan Polyethylene Terephthalate (PET) yang berada di Kota

Tangerang Banten dengan jumlah tenaga sebanyak 890 orang. Menurut data

perusahaan, selama tahun 2007 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 8 kasus –

dengan 1 orang meningggal dunia ( di Utility Unit), tahun 2008 sebanyak 6 kasus

dan pertengahan tahun 2009 sebanyak 3 kasus yang terjadi di tempat kerja.

Kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi pekerja itu sendiri

tetapi juga kerugian yang sangat berdampak bagi perusahaan itu sendiri, sebab

peningkatan kecelakaan kerja di tempat proses produksi menyebabkan antara lain

terhalangnya proses produksi yang dikarenakan oleh pengurangan tenaga kerja,

kemudian hilangnya hari kerja dikarenakan harus beristirahat karena sakit dan

proses pencarian tenaga kerja baru yang sangat memakan waktu dimana PT. Keris

berproduksi 24 jam/hari.

Page 16: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

4

Setiap tempat kerja di mana dilakukan suatu proses kerja mengandung

risiko atau bahaya yang berasal manusia, mesin, alat kerja, dan material lainnya.

Untuk menghilangkan atau mengurangi kasus ataupun kerugian yang terjadi maka

dilakukan serangkaian kegiatan identifikasi bahaya dan penilaian risikonya

dengan metode yang ada di perusahaan tersebut kemudian dilakukan penilaian

tingkat risiko bahayanya dan bagaimana tindakan pengendalian yang dilakukan di

PT. SK. Keris.

Berdasarkan latar belakang di atas tertarik untuk dilakukan penelitian

dengan judul tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2009. Dalam penelitian ini

akan diberikan gambaran tentang pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian

risiko di Unit Utility PT. SK. Keris Banten sebagai langkah untuk perbaikan.

Dalam pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian risiko ini mengacu pada

Permenaker RI No. Per.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dan Occupational Health and Safety Assessment Series

(OHSAS) 18001:1999 serta kebijakan perusahaan tentang Health Safety and

Environtment (HSE) Risk Management.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dikaji dalam

penelitian ini adalah :

Page 17: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

5

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Bagaimanakah gambaran bahaya potensial dan tingkatan risiko di Unit

Utility PT. SK Keris Tahun 2009?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1. Bagaimanakah gambaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT. SK Keris Tahun 2009?

2. Bagaimanakah prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko di Unit

Utility PT. SK Keris Tahun 2009?

3. Bagaimanakah prosedur tindak lanjut di Unit Utility PT. SK Keris Tahun

2009?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran bahaya potensial dan tingkatan risiko di Unit

Utility PT. SK Keris.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. SK Keris.

2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian

risiko di Unit Utility PT. SK Keris.

3. Untuk mengetahui prosedur tindak lanjut di Unit Utility PT. SK Keris.

Page 18: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

6

1.4 Keaslian Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan beberapa penelitian yang pernah ada (Tabel 1).

Tabel 1. Keaslian Penelitian M. Noorcahyo E. P Noor Diansyah Artia Tamado S

Judul Penelitian

Perbandingan Analisis Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian serta Tindak Koreksi dan Pencegahan di Sebuah Perusahaan Tekstil di Kabupaten Semarang dengan Persyaratan OHSAS 18001:1999 elemen 4.5.2

Tinjauan Penerapan Pendokumentasian Dengan Standar SMK 3, Permenaker No. 5 Tahun 1996 di PT.Sinar Pantja Djaja Semarang

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di Unit Utility PT. Sk. Keris Banten)

Tahun & Tempat Penelitian

2003 Semarang 2007 Semarang 2009 Banten

Rancangan Penelitian

Studi Deskriptif dengan pendekatan retrospektif

Studi Deskriptif dengan pendekatan observasional

Studi Deskriptif dengan pendekatan observasional

Variabel Penelitian

Prosedur, Kecelakaan kerja, ketidaksesuaian, tindak koreksi, pencegahan dan penilaian sesuai dengan OHSAS 18001:1999

Strategi Pendokumentasian berdasar sistem audit SMK 3 Permenaker No. 5 Tahun 1996

Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Ketentuan Tindak Lanjut berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996

Hasil Penelitian

Kecelakaan menunjukkan tingkat kekerapan (FR) sebesar 3, tingkat keparahan (SR) sebesar 32, riteria tidak sesuai sebesar 7,69%, riteria perbaikan sebesar 23,08%.

Dari 8 indikator komponen rencana strategis keselamatan dan kesehatan kerja Permenaker No. 05/Men/1996 PT SPD telah melaksanakan penuh 3 indikator, terlaksana sebagian 4 indikator dan 1 indikator belum dilaksanakan. Dari 3 indikator komponen manual sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Permenaker No. 05/Men /1996 PT SPD telah melaksanakan penuh 2 indikator dan 1 indikator belum dilaksanakan. Dari 5 indikator komponen penyebaran informasi K3 Permenaker No. 05/Men/1996 PT SPD telah melaksanakan penuh 4 indikator dan 1 indikator belum dilaksanakan penuh.

-

Page 19: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

7

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai tambahan pengetahuan dan merupakan pengalaman dalam

melakukan penelitian dan penulisan ilmiah

2. Memperdalam, mengembangkan pengetahuan serta menambah wawasan

mengenai Identifikasi bahaya dan penilaian risiko.

1.4.2 Bagi PT. SK Keris

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan dari data

kecelakaan kerja sehingga dapat dijadikan dasar melakukan tindak pencegahan dan

tindak perbaikan dalam sebuah prosedur atau sistem manajemen K3.

1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah informasi pengetahuan dalam Keselamatan

dan Kesehatan Kerja khususnya tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di

perusahaan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Lingkup tempat penelitian ini adalah di PT. SK Keris Desa Cihuni,

Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Waktu penelitian adalah pada bulan Juni – Juli 2009

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi penelitian ini dibatasi hanya pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

di perusahaan.

Page 20: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecelakaan Kerja

2.1.1 Pengertian

Menurut A. M. Sugeng Budiono (2005:171), kecelakaan kerja adalah

suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap

manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.

2.1.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu

penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes):

2.1.2.1 Sebab Langsung (Immediate Causes)

Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya dilihat

dan dirasakan langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok:

1. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah laku, , tindak-tanduk

perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan.

2. Kondisi-kondisi Tidak Aman (unsafe conditions) yaitu keadaan yang akan

menyebabkan kecelakaan.

2.1.2.2 Sebab Dasar (Basic Causes)

Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena:

1. Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi

2. Kurangnya atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian

3. Stress

4. Motivasi yang tidak cukup atau salah.

Page 21: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

9

Faktor lingkungan, antara lain karena:

1. Tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan

2. Tidak cukup rekayasa (engineering)

3. Tidak cukup pembelian atau pengadaan barang

4. Tidak cukup perawatan (maintenance)

5. Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang/bahan-bahan

6. Tidak cukup standar-standar kerja

7. Penyalahgunaan

2.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.2.1 Pengertian SMK3

Occupational Health and Safety Assessment Series menjabarkan

pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah

bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang memudahkan manajemen-

manajemen risiko K3 yang berkaitan dengan bisnis organisasi. Hal ini mencakup

struktur organisasi ativitas yang terencana, tanggung jawab, praktek, prosedur,

proses dan sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai,

meninjau dan memelihara kebijakan K3 organisasi (OHSAS 18001:1999).

2.2.2 Manfaat SMK3

Menurut Rudi Suardi (2007:21), manfaat dari Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu perlindungan karyawan,

memperlihatkan kepatuhan terhadap peraturan, mengurangi biaya, membuat

Page 22: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

10

sistem manajemen yang efektif serta meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

pelanggan perusahaan:

2.2.2.1 Perlindungan Karyawan

Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) adalah memberi perlindungan kepada pekerja, karena pekerja

adalah aset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya dari

berbagai jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Rudi Suardi, 2007:21).

2.2.2.2 Memperlihatkan Kepatuhan pada Peraturan

Pengaruh buruk yang didapat bagi perusahaan yang melakukan

pembangkangan terhadap peraturan dan undang-undang, seperti citra buruk,

tuntutan hukum dari badan pemerintah, seringnya menghadapi masalah dengan

tenaga kerjanya – semua itu tentunya mengakibatkan kebangkrutan. Dengan

menerapkan SMK3, sebuah perusahan telah menunjukkan itikad baiknya dalam

mematuhi peraturan dan perundang-undangan sehingga mereka dapat beroperasi

normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan (Rudi Suardi,

2007:22).

2.2.2.3 Mengurangi Biaya

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

melakukan pencegahan terhadap ketidaksesuaian sehingga dengan menerapkan

sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat

kerja. Walaupun setiap enam bulannya perusahaan melakukan proses sertifikasi

dan mengeluarkan sejumlah biaya, tetapi apabila SMK3 dilaksanakan secara

efektif dan penuh komitmen maka nilai uang yang keluar tersebut jauh lebih kecil

Page 23: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

11

dibandingkanbiaya yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja (Rudi Suardi,

2007:22).

2.2.2.4 Membuat Sistem Manajemen yang Efektif

Salah satu bentuk nyata dari penerapan SMK3 adalah adanya prosedur

yang direkomendasikan. Adanya prosedur manajemen, maka segala aktivitas dan

kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor teratur.

Dengan demikian organisasi dapat berkonsentrasi melakukan peningkatan

terhadap sistem manajemennya dibandingkan melakukan perbaikan terhadap

permasalahan-permasalahan yang terjadi (Rudi Suardi, 2007:22).

2.2.2.5 Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan

Adanya pengakuan penerapan SMK3, citra organisasi terhadap

kinerjanya akan semakin meningkat dan tentu akan meningkatkan kepercayaan

pelanggan (Rudi Suardi, 2007:23).

2.2.3 Penerapan SMK3

2.2.3.1 Menyatakan Komitmen

Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan

sebuah SMK3 dalam organisasi harus dilakukan oleh manajemen puncak.

Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam bentuk kata-

kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari,

dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan (Rudi

Suardi, 2007:25).

Page 24: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

12

2.2.3.2 Menetapkan Cara Penerapan SMK3

Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan untuk menerapkan

SMK3. Tetapi perusahaan/organisasi dapat juga untuk tidak menggunakan jasa

konsultan dalam menerapkan SMK3, jika organisasi yang bersangkutan memiliki

personel yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan orang.

Selain itu, organisasi tentunya sudah memahami dan berpengalaman dalam

menerapkan standar SMK3 ini dan mempunyai waktu yang cukup (Rudi Suardi,

2007:25).

2.2.3.3 Membentuk Kelompok Kerja

Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota

kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Hal ini

penting sebab merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang

bersangkutan (Rudi Suardi, 2007:27).

2.2.3.4 Menetapkan Sumber Daya

Sumber daya ini mencakup orang atau personel, perlengkapan, waktu

dan dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara

resmi di luar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.

Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan

untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan

menyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama orang yang

terlibat dalam penerapan.Sementara dana yang diperlukan adalah untuk membayar

konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk

pelatihan karyawan di luar perusahaan (Rudi Suardi, 2007:29).

Page 25: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

13

2.2.3.5 Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

dengan pernyataan komitmen manajemen melalui ceramah, surat edaran atau

pembagian buku2 yang terkait dengan SMK3 (Rudi Suardi, 2007:30).

2.3 Manajemen Risiko

Sebagai bagian dari proses manajemen, penerapan manajemen risiko

dalam SMK3 bertujuan untuk membantu pihak manajemen untuk mencegah

terjadinya kerugian pada perusahaan melalui pengelolaan risiko yang akurat.

Dalam manajemen risiko, penilaian risiko sangat berpengaruh dalam menentukan

akibat atau pemaparan potensi bahaya, sebab melalui penilaian risiko, maka

kecelakaan akibat kerja dapat dicegah ataupun dihilangkan (A. M. Sugeng

Budiono, 2005:210).

Menurut Rudi Suardi (2007:69), manajemen risiko merupakan inti dari

Sistem Manajemen K3 , karena itu secara khusus OHSAS dan Permenaker

No.05/Men/1996 mempersyaratkan adanya pengelolaan risiko. Sebuah organisasi

dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut

mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih prioritas risiko dan

mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka

panjang. Bagan Manajemen Risiko (gambar 1).

Page 26: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

14

Gambar 1 Bagan Manajemen Risiko.

2.3.1 Identifikasi Bahaya

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah melakukan

identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami

kerusakan. Cara sederhana untuk memulai menentukan bahaya dapat dilakukan

dengan membagi area kerja berdasarkan kelompok (Rudi Suardi, 2007:74),

seperti:

Klasifikasi Aktivitas Kerja

Memilih Sasaran Penting

Menyusun Prioritas Tindak Lanjut

Menentukan Risiko

Identifikasi Bahaya

Bagi sasaran yang dianggap penting diberi nilai pencapaian

jika memungkinkan

Membuat Program

Menerapkan Program

Tinjauan

Sasaran yang tidak masuk kriteria penting disimpan untuk program berikutnya

Page 27: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

15

1. Kegiatan-kegiatan (seperti pekerjaan pengelasan, pengolahan data)

2. Lokasi (kantor, gudang, lapangan)

3. Aturan-aturan (pekerja kantor, atau bagian elektrik)

4. Fungsi atau proses produksi (administrasi, pembakaran, pembersihan,

penerimaan, finishing)

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:

1. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya (Tabel 2.1)

2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

Page 28: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

16

Tabel 2. Daftar Bahaya Potensial

Lingkungan Kerja Energi Pekerjaan Manual Biologi Plant Zat Kimia Akses

1. Mengacu pada akses yang sesuai

Penyegar Ruangan

1. Udara yang kotor Temperatur yang Ekstrim

1. Kontak dengan benda yang panas atau dingin

2. Terkena lingkungan yang panas atau dingin.

Pencahayaan 1. Mengacu pada

pencahayaan yang sesuai

Tekanan Mental 1. Gertakan/gangguan 2. Kekerasan 3. Kerja shift

Electrical 1. Tersetrum Gravitasi 1. Jatuh/Tersandung/Terg

elincir 2. Tertimpa benda

Energi Kinetik 1. Menabrak/tertabrak

benda

Getaran 1. Getaran

seluruh/sebagian tubuh Kebisingan 1. Bising tiba-tiba/dalam

waktu yang lama

Radiasi 1. Radiasi UV, infra-red 2. Gelombang mikro 3. Laser

Tegangan Tubuh 1. Kejang otot ketika

mengangkat, mengangkut atau menurunkan benda.

2. Kejang otot ketika menangani benda selain mengangkat, mengankut atau menurunkan benda.

3. Kejang otot ketika tidak ada benda yang ditangani

4. Pergerakan yang berulang.

Ergonomis 1. Kelelahan 2. Desain tempat kerja

yang mengakibatkan stres, kesalahan.

1. Bakteri 2. Jamur 3. Virus 4. Parasit

Mekanik 1. Kendaraan

bermotor 2. Peralatan

mesin 3. Peralatan

manual

1. Terkontak dengan zat kimia dalam waktu sebentar

2. Terkontak zat kimia dalam waktu yang lama

3. Tersengat hewan berbisa

4. Kebakaran dan ledakan

Udara Keras 1. Debu dari kayu 2. Gas seperti: CO,

CO2 3. Asap dan uap 4. Kabut seperti asam

Kontak Kulit 1. Terserap seperti

pestisida 2. Karatan seperti:

asam, alkali 3. alergi

Page 29: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

17

2.3.2 Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian

terhadap tingkat risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Rudi Suardi,

2007:79). Metode Penilaian risiko antara lain:

2.3.2.1 Menentukan Peluang

Menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja, kita dapat

menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya. Berikut ini adalah beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi peluang terjadinya sebuah insiden:

1. Berapa kali situasi terjadinya

2. Berapa orang yang terpapar

3. Keterampilan dan pengalaman orang yang terluka

4. Berbagai karakteristik khusus personel yang terlibat

5. Durasi paparan

6. Pengaruh posisi seseorang terhadap bahaya

7. Distraksi, tekanan waktu atau kondisi tempat kerja

8. Jumlah material atau tingkat paparan

9. Kondisi lingkungan

10. Kondisi peralatan

11. Efektivitas pengendalian yang ada.

Cara menentukan peluang dalam menilai risiko dijelaskan pada Tabel 3 berikut.

Page 30: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

18

Tabel 3. Menentukan Peluang

Peluang Sering Sangat Sering Sedang Jarang Sangat Jarang

Dapat terjadi kapan saja Dapat terjadi secara berkala Dapat terjadi pada kondisi tertentu Dapat terjadi, tapi jarang Memungkinkan tidak pernah terjadi

Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007).

2.3.2.2 Menentukan konsekuensi

Untuk menentukan konsekuensi, kita harus membuat ketetapan pada

severity yang berpotensi terjadi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

konsekuensi yang harus dipertimbangkan:

1. Potensi pada reaksi berantai, dimana sebuah bahaya jika tidak dihilangkan,

akan mengakibatkan kondisi yang lebih berat.

2. Konsentrasi Substansi

3. Volume Material

4. Kecepatan proyektil dan pergerakan bagiannya

5. Ketinggian, akibat yang dihasilkan dari benda yang jatuh ditentukan dari benda

itu semula, begitu pula orang yang jatuh dari ketinggian.

6. Jarak pekerja dari bahaya potensial

7. Berat, untuk kejadian tertimpa benda sangat dipengaruhi berat benda tersebut.

8. Tingkat gaya dan energi. Misalnya semakin tinggi volume listrik semakin

tinggi akibat yang dihasilkan jika tersetrum.

Bahaya Potensial dibagi menjadi 5 jenis bahaya seperti pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Panduan Daftar Bahaya Potensial

Page 31: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

19

Tidak Signifikan (TS)

Minor (M)

Sedang (S)

Besar (B)

Bencana Besar (BB)

Iritasi mata Ketidak-nyamanan Pegal-pegal Lelah

Luka pada permukaan tubuh Tergores Terpotong/ tersayat kecil Bising Sakit kepala/ pusing Memar

Luka terkoyak Patah tulang ringan Sakit/ radang kulit Asma Cacat minor permanen

Terbakar Gegar otak Terkilir serius Keracunan

Patah tulang berat Amputasi Luka fatal Luka kompleks Kanker Penyakit mematikan Penyakit fatal akut Kematian Tuli

Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007). 2.3.2.3 Tingkat setiap risiko

Level atau tingkatan risiko ditentukan oleh hubungan antara nilai hasil

identifikasi bahaya dan konsekuensi.

Hubungan ini dapat dilihat dalam Tabel 2.4 dan Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.4 Penilaian Risiko - 2D Model

Peluang 1

Tidak Signifikan

2 Minor

3 Moderate

4 Major

5 Bencana

Besar A

Sering Sekali H H E E E

B Sering M H H E E

C Sedang L M H E E

D Jarang L L M H E

E Sangat Jarang L L M H H

Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007)

Page 32: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

20

Tabel 2. 5 Penilaian Risiko - 3D Model

Bahaya yg diidentifikasi

Penilaian Risiko Nilai Risiko E x L x K

Tingkatan Risiko Paparan

(E) Peluang (L)

Konsekuensi (K)

Kategori: Definisi Paparan Peluang Konsekuensi Nilai Risiko Terus menerus 10 Sangat sering 1 Fatal 20 E > 20 Berkala 6 Sering 0,6 Major 10 H > 10 Tertentu 3 Sedang 0,3 Sedang 5 M 3-10 Tidak teratur 2 Jarang 0,1 Minor 2 L < 3 Jarang 1 Sangat jarang 0,05 Tdk Signifikan 1 - Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007) Keterangan: E : Ekstrim atau Signifikan H : Risiko Tinggi M : Risiko Sedang L : Risiko Rendah 2.3.3 Menetapkan Pengendalian

Perusahaan harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian kegiatan-

kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja

yang tinggi. Pengendalian risiko kecelakaan dilakukan melalui metode Hirarki

Pengendalian Risiko (Gambar 2).

Page 33: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

21

Gambar 2 Hirarki Pengendalian Risiko

Hirarki pengendalian risiko terdiri dari 5 bagian yaitu:

2.3.3.1 Menghilangkan Bahaya

Menghilangkan bahaya adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan

menjadi pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Ini berarti

menghentikan peralatan atau prasarana yang dapat menimbulkan bahaya atau

dengan kata lain peralatan tersebut tidak digunakan lagi (Rudi Suardi, 2007:85).

2.3.3.2 Substitusi atau Mengganti

Prinsipnya adalah menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan

lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada. Ciri khas tahap ini adalah

melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana membuat lokasi kerja

yang lebih aman dengan melakukan pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi

Menghilangkan Bahaya

Penggantian

Engineering/Rekayasa

Administrasi

Alat Pelindung Diri (APD)

Page 34: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

22

peralatan, melakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, mengurangi

frekuensi dalam melakukan kegiatan berbahaya (Rudi Suardi, 2007:86).

2.3.3.3 Isolasi

Pada tahap ini dilakukan isolasi terhadap area berbahaya dari pekerja

atau dari orang yang ingin memasuki area tersebut (Rudi Suardi, 2007:87).

2.3.3.4 Pengendalian secara Administrasi

Tahap ini menggunakan prosedur, Standard Operational n

Procedure(SOP) atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi risiko.

Beberapa bentuk pengendalian secara administratif (Rudi Suardi, 2007:88) adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan rotasi kerja untuk mengurangi efek risiko

2. Membatasi waktu atau frekuensi untuk memasuki area.

3. Melakukan supervisi pekerjaan.

4. Membuat prosedur, instruksi kerja atau pelatihan pengamanan.

5. Melakukan pemeliharaan pencegahan dan membuat prosedur house keeping.

6. Membuat tanda bahaya.

2.3.3.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Sarana pengaman diri adalah pilihan terakhir yang dapat kita lakukan

untuk mencegah bahaya (Rudi Suardi, 2007:89). Alat pelindung diri mencakup

semua pakaian dan aksesoris yang digunakan pekerja yang didesain untuk

menjadi pembatas sumber bahaya. Beberapa perlindungan yang disediakan oleh

beberapa jenis Personal Protective Equipment seperti yang tertera pada Tabel 7

berikut ini:

Page 35: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

23

Tabel 7. Daftar PPE (Personal Protective Equipment)

Bagian Tubuh Bahaya APD (1) (2) (3)

Kepala Benda-benda jatuh, ruang yang sempit, rambut terjerat

Helm keras (hard hats), helm empuk (bump caps), topi, harnet

Telinga atau pendengaran Suara bising

Tutup telinga (ear muff)

sumbat telinga (ear plug)

Mata

Debu, kersik, partikel-partikel beterbangan, radiasi, laser, bunga api las

Kacamata pelindung (goggles),

Page 36: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

24

Lanjutan (Tabel 7) (1) (2) (3)

Mata Debu, kersik, partikel-partikel beterbangan, radiasi, laser, bunga api las

Pelindung wajah Welding Mask

Paru Debu, asap, gas beracun dan atmosfer miskin oksigen

Dust, mist respirator

Chemical Cartridge Respirator

Page 37: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

25

Lanjutan (Tabel 7) (1) (2) (3)

Paru Debu, asap, gas beracun dan atmosfer miskin oksigen

alat bantu pernapasan (Breathing Aparatus)

Tangan Tepi-tepi dan ujung yang tajam, zat kimia korosif, temperatur tinggi/rendah

Sarung tangan pelindung,

sarung tangan tahan bahan kimia,

Page 38: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

26

Lanjutan (Tabel 7) (1) (2) (3)

Tangan

Tepi-tepi dan ujung yang tajam, zat kimia korosif, temperatur tinggi/rendah

sarung tangan tahan panas

Kaki Terpeleset, benda tajam di lantai, benda jatuh, percikan logam cair

Sepatu pengaman selubung kaki (gaiter) dan sepatu pengaman

Rubber Boots

Kulit Kotoran dan bahan korosif ringan/kuat dan zat pelarut

Krim pelindung

Torso dan tubuh Zat pelarut, kelembaban Pelindung yang kedap seperti sarung tangan dan celemek, overall

Page 39: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

27

Lanjutan (Tabel 7) (1) (2) (3)

Keseluruhan tubuh

Atmosfer yang berbahaya (uap beracun/debu radioaktif), Terjatuh, kendaraan bergerak, gergaji rantai, temperatur tinggi, cuaca ekstrim

Pakaian bertekanan udara (pressured suits), baju/rompi yang terlihat di kegelapan (high -visibility), baju pelindung khusus, baju tahan panas, baju untuk segala suasana, tali-temali pelindung (fullbody harnes)

Full-body harnes

Sumber: John Ridley (2008), www.saffewayindia.com/ppe.htm

2.3.2.4 Penerapan Langkah Pengendalian

Penerapan Langkah pengendalian dapat dilakukan dengan 6 cara

dibawah berikut:

2.3.2.4.1 Mengembangkan Prosedur Kerja

Prosedur kerja bertujuan sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap

bentuk pengendalian bahaya dan risiko, agar penerapan pengendalian bahaya

potensial dapat berjalan secara efektif, melalui koridor-koridor yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu tanggung jawab manajemen, supervisor, dan pekerja

Page 40: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

28

harus secara jelas dinyatakan dalam prosedur tersebut sehingga prosedur kerja

dapat dikembangkan (Rudi Suardi, 2007:92).

2.3.2.4.2 Komunikasi

Kita harus menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat

pengendali bahaya, dan juga penting untuk diinformasikan tentang alasan

penggunaannya (Rudi Suardi, 2007:92).

2.3.2.4.3 Menyediakan Pelatihan

Agar para pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali

yang kita terapkan, mereka harus juga diberikan pelatihan atau penjelasan yang

memadai (Rudi Suardi, 2007:93).

2.3.2.4.4 Pengawasan

Pengawasan harus tetap dilakukan untuk memastikan alat pengendali

bahaya potensial digunakan secara benar (Rudi Suardi, 2007:93).

2.3.2.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan terhadap alat pengendali bahaya adalah bagian yang

penting dalam proses penerapan. Prosedur kerja harus mencantumkan peryaratan

pemeliharaan untuk memastikan keefektfan penggunaan alat pengendali ini (Rudi

Suardi, 2007:94).

2.3.2.4.6 Monitor dan Tinjauan

Pemantauan (monitoring) dan tinjauan risiko harus dilakukan pada

interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi. Dalam tahap ini

digunakan daftar periksa pertanyaan untuk memastikan sejauh mana

kesesuaiannya dengan perencanaan (Rudi Suardi, 2007:94). Dalam menjawab

pertanyaan yang ada, kita dapat melakukan tiga cara di bawah ini:

Page 41: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

29

1. Berkonsultasi dengan pekerja

2. Mengukur personel yang berpeluang terkena

3. Memonitor laporan insiden.

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan dalam landasan teori di atas, maka disusun kerangka teori

mengenai keselamatan kerja sebagai berikut:

Sumber bahaya potensial yang disertai adanya risiko yang menyertai

bahaya tersebut akan menyebabkan kecelakaan kerja.

Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko perlu

dilakukan dalam upaya pencegahan ataupun pengurangan kejadian kecelakaan

kerja dimana pada tahap akhirnya akan dilakukan pemantauan dan pengkajian.

Kerangka teori secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3 Kerangka Teori

Sumber: Permenaker 05/Men/1996, Rudi Suardi (2007)

Kecelakaan Kerja

Evaluasi

SMK3 dan Permenaker

05/Men/1996 elemen 2.1

tentang Manajemen

Risiko

Pengendalian

Page 42: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 4

Kerangka Konsep

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan observasional. Penelitian ini termasuk

dalam penelitian deskriptif karena bertujuan untuk melakukan deskripsi mengenai

fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil

(Sudigdo dan Sofyan Ismael, 2002:82). Apabila ditinjau dari segi waktu penelitian

ini termasuk penelitian cross sectional.Penelitian dilengkapi dengan menyajikan

dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung atau melengkapi dalam

mendeskripsikan identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada periode Juni

hingga Juli 2009 di PT. SK Keris pada Unit Utility.

Evaluasi Kecelakaan

Kerja

Perbaikan

Manajemen

Risiko 1. Identifikasi

Bahaya 2. Penilaian

Risiko 3. Penentuan

Tindak Lanjut

Page 43: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

31

3.3 Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi terhadap masing-masing variable, perlu dibuat

definisi operasional di semua variable penelitian. Adapun definisi operasional

yang digunakan untuk variable yang dimaksud adalah seperti dalam Tabel 8

berikut ini:

Tabel 8. Definisi Operasional

No Variabel Keterangan Instrumen Kategori Skala (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Peluang risiko Peluang insiden yang dapat terjadi dengan menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya

Form Risiko Perusahaan

1. Sering, bila kejadian dapat terjadi kapan saja

2. Sangat sering, bila kejadian dapat terjadi secara berkala

3. Sedang, bila kejadian dapat terjadi pada kondisi tetentu

4. Jarang, bila kejadian dapat terjadi tetapi jarang

Ordinal

2. Konsekuensi Risiko

Kosekuensi ditentukan dengan membuat ketetapan pada severityyang berpotensi terjadi

Form Risiko Perusahaan

1. Tidak Signifikan, bila terjadi iritasi mata,ketidaknyamanan, pegal-pegal, lelah

2. Minor, bila terjadi luka pada permukaan tubuh, tergores, terpotong/tersayat kecil, bising, sakit kepala/pusing, memar

3. Sedang, luka terkoyak patah tulang ringan, sakit/radang kulit, asma, cacat minor permanen

4. Besar, bila terjadi gegar otak, terbakar, terkilir serius, keracunan

5. Fatal, bila terjadi patah tulang berat, amputasi, luka fatal, luka kompleks, kanker, penyakit mematikan, penyakit fatal akut, kematian, tuli

Ordinal

Page 44: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

32

Lanjutan (Tabel 8) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Tingkatan

Risiko

Tingkatan Risiko ditentukan oleh hubungan antara nilai hasil identifikasi bahaya dan konsekuensi

Form Risiko Perusahaan

1. Ekstrim, E > 20

2. Risiko tinggi, H > 10

3. Risiko Sedang,M 3–10

4. Risiko Rendah, L < 3

Ordinal

4. Ketentuan Tindak Lanjut

Tindak lanjut ditentukan berdasarkan tingkatan risiko yang dihasilkan

Form Risiko Perusahaan

1. Untuk risiko rendah, pemantauan dan jalan keluar yang lebih hemat biaya atau peningkatan yang tidak memerlukan biaya tambahan

2. Untuk risiko sedang, diperlukan biaya pencegahan dan tindakan pengukuran pengurangan risiko dgn benar

3. Untuk risiko tingi,pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko direduksi

4. Untuk risiko ekstrim, pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko direduksi, jika tidak memungkinkan untuk direduksi maka pekerjaan dihentikan

Ordinal

(Rudi Suardi, 2007:74)

3.4 Pendekatan Latar Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi latar penelitian adalah PT. SK Keris Kota

Tangerang. Objek penelitian ini adalah seluruh area/tempat yang termasuk dalam

Unit Utility yang akan diidentifikasi dan dinilai risikonya, sebab tujuan penelitian

Page 45: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

33

ini adalah merinci kekhususan yang ada ke dalam konteks bukan memusatkan

pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan dalam

generalisasi (Moleong, 2001:165). Sedangkan subjek penelitian ini adalah pekerja

yang bertugas di Unit tersebut beserta P2K3 perusahaan yang dipilih secara

purposive sampling.

3.5 Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif disebut sebagai fokus penelitian

(Moleong, 2001:78). Fokus penelitian ini berisi pokok kajian yang menjadi pusat

perhatian yaitu identifikasi bahaya dan penilaian risiko di Unit Utility PT. SK

Keris.

3.6 Sumber Data Penelitian

3.6.1 Data primer

Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari wawancara didasarkan

pada kuesioner dan Risk Analysis Form Perusahaan yang telah disusun.

3.6.2 Data sekunder

Data sekunder digunakan sebagai pelengkap dan penunjang data primer

didapatkan dari data dokumen-dokumen PT. SK KERIS.

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Human Instrument

Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti itu sendiri

yang berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

Page 46: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

34

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan

data, dan membuat simpulan atas temuannya (Sugiyono, 2007:222).

3.7.2 Form Analisis Risiko

Form berisikan daftar isian identifikasi bahaya dan penilaian tingkat risiko.

Form bersumber dari Persyaratan Permenaker 05/Men/1996 elemen 2.1.

3.8 Teknik Pengambilan Data

3.8.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku obyek sasaran (Fathoni, 2006:104).

3.8.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk

pengumpulan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara

lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Soekidjo Notoatmodjo,

2002:102). Metode wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara intensif,

wawancara kualitatif atau wawancara tak terstruktur.

3.8.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:158).

Page 47: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

35

3.9 Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan Uji

credibility atau kredibilitas (validitas interbal) dengan menggunakan triangulasi

sumber, yaitu dengan cara mengecek data data yang diperoleh melalui beberapa

sumber (anggota P2K3, pekerja, supervisor) kemudian dideskripsikan dan

dikategorisasikan. Uji Kredibilitas ini juga menggunakan bahan referensi seperti

gambar/foto untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti (Sugiyono

2007:270).

3.10 Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan

Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:245). Analisis Data Model Miles

dan Huberman terdiri atas:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

2. Reduksi Data (Data Reduction)

3. Penyajian Data (Data Display)

4. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion and Verifying)

Page 48: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. SK. Keris

4.1.1 Sejarah Singkat PT. SK Keris

PT. SK Keris yang berlokasi di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan,

Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, bergerak dalam bidang industri Polyester

Filament Yarn (PFY) dan Polyethylene Terephthalate (PET).

Lokasi kegiatan terletak di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan,

Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Batas-batas lokasi kegiatan meliputi:

1. Sebelah Utara : Lapangan Golf Gading Serpong

2. Sebelah Selatan : Jalan dan Situ, Desa Cihuni

3. Sebelah Timur : Tanah kosong

4. Sebelah Barat : Lapangan Golf Gading Serpong

Kegiatan usaha sudah beroperasi dan sudah memiliki dokumen lingkungan

seperti Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Rencana Pengelolaan Lingkungan

atau Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL atau RPL) dan Usaha Pengelolaan

Lingkungan atau Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL atau UPL). Dokumen PIL

ditetapkan pada bulan Agustus 1993 dan disetujui oleh Menteri Perindustrian

Republik Indonesia.

4.1.2 Sistem Manajemen PT. SK Keris

SK Management System (SKMS) terdiri dari Konsep Dasar Bisnis yang

mencakup pokok dan sasaran bisnis manajemen dan Faktor Bisnis Manajemen

yang mempengaruhinya. Faktor manajemen ini dikelompokkan ke dalam Static

Page 49: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

37

Factors dan Dynamic Factors. Dynamic Factors yang tidak dapat dinyatakan

secara jelas dan umumnya diabaikan dalam ilmu manajemen, memberikan

dampak khusus. Khususnya, kemampuan pengelolaan diantara Dynamic Factor

dibahas dalam hubungannya dengan pengembangan keterampilan bekerja,

sementara SK-Manship ditetapkan sebagai dasar kualifikasi untuk Manager PT.

SK Keris.

SKMS merupakan tehnik manajemen yang unik dari SK Group,

dikembangkan dalam periode waktu yang cukup lama dan didapat dari

pengalaman praktis manajemen dan upaya penelitian. Oleh karena itu semua

anggota SK. Group harus belajar asas dasar tersebut secara menyeluruh dan

menjadi cakap dalam aplikasinya. Perannya akan menjadi alat dasar perusahaan

yang melekat kuat dalam strutur manajemen dan harus semakin dikembangkan

lebih jauh.

4.1.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. SK Keris

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. SK KERIS

disusun oleh 28 orang karyawan. Tujuan utama dari Sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. SK Keris adalah mencegah kecelakaan, menghindari

kerugian tenaga kerja dan meteriil, mencegah kerusakan lingkungan dan

meminimalkan kerusakan pada kejadian kecelakaan. Adapun kerugian-kerugian

yang harus dicegah adalah sebagai berikut:

4.1.3.1 Kerugian tenaga kerja

Berupa luka atau sakit bahkan kematian akibat hubungan kerja dan

penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kondisi kerja yang buruk.

Page 50: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

38

4.1.3.2 Kerugian materiil

Kerugian materiil adalah kerusakan barang/alat baik secara langsung

maupun tidak langsung yang disebabkan oleh kecelakaan.

1. Kerugian langsung adalah kerusakan pada barang atau alat yang terjadi dalam

suatu kejadian kecelakaan kerja.

2. Kerugian tidak langsung adalah kehilangan waktu dan tenaga kerja selama

perbaikan dan pemulihan, penurunan produktivitas dari kemerosotan moral

pekerja, yang dihasilkan oleh sisi negatif dalam suatu organisasi, merusak

nama baik perusahaan, dan penurunan secara nyata pendapatan dan dan

keuntungan yang diharapkan.

4.1.3.3 Kerusakan atau polusi lingkungan

Polusi udara, tanah dan kontaminasi air, kebisingan, getaran akibat mesin

industri, dan kerugian lainnya di perusahaan yang membebankan masyarakat

umum

4.1.3.4 Melakukan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan dan meminimalkan

kerusakan

Yaitu melakukan penyelidikan dan investigasi secara akurat dan

menyeluruh terhadap kejadian kecelakaan dan menetapkannya dalam cara/sikap

yang sempurna dan efektif.

1. Penyelidikan menyeluruh terhadap kecelakaan kerja di dalam dan luar

industri serta analisis dan dampaknya masing-masing

Page 51: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

39

2. Identifikasi sumber bahaya di tempat kerja, termasuk peralatan, prosedur, dan

factor manusia, dan penerapan prosedur yang dirancang untuk menghilangkan

bahaya-bahaya tersebut

3. Pemasangan system peringatan cepat dan alat pengendali kerusakan yang

dirancang untuk menghindari dan meminimalkan kerusakan

4. Melatih karyawan PT. SK Keris secara tepat tentang prosedur dan kegunaan

alat-alat dan fasilitas saat keadaan darurat. Prosedur tersebut harus dibuat

sehingga dapat dimengerti.

5. Melaksanakan pemeriksaan dan peninjauan rutin terhadap semua prosedur

manajemen keselamatan mulai dari awal investigasi hingga pelaksaan

pengukuran, pelaksanaan modifikasi atau perubahan atau suplementasi jika

diperlukan.

4.1.3.5 Manajemen Keselamatan Kerja memilki dampak langsung.

Manajemen Keselamatan Kerja seharusnya diterapkan dalam derajat

tertinggi dalam keefektifan dengan biaya/harga yang seminimal mungkin.

4.1.4 Perjanjian Kerja Bersama PT. SK KERIS

Perjanjian Kerja Bersama PT. SK Keris mencakup beberapa hal penting

yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain,

perlengkapan kerja, perlindungan dan keselamatan kerja, aminan Sosial

Tenaga Kerja (Jamsostek), jaminan kecelakaan kerja, jaminan kecelakaan

diluar jam kerja, bantuan biaya perawatan akibat kecelakaan kerja, klinik

perusahaan, fasilitas kesehatan pekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,

Page 52: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

40

imunisasi atau vaksinasi. Perjanjian Bersama PT. SK. Keris dijelaskan

pada Tabel 9. berikut:

Tabel 9. Perjanjian Kerja Bersama PT. SK Keris

BAB Pasal Hal Ayat Perjanjian (1) (2) (3) (4) (5)

VI 50 Perlengkapan

Kerja 1

Pakaian seragam dan alat-alat perlengkapan kerja

2

Pada waktu kerja/jam kerja, pekerja wajib mengenakan pakaian seragam dan perlengkapan lainnya yang disediakan Pengusaha, adapun standar pemberiannya ditentukan oleh Pengusaha

3

Pekerja dilarang memberikan pakaian seragam Perusahaan dan alat-alat perlengkapan kerja lainnya kepada orang lain

4

Pekerja dilarang membawa alat-alat perlengkapan kerja ke luar lingkungan perusahaan kecuali untuk hal-hal tertentu yang berhubungan dengan tugas perusahaan

5 Pekerja wajib memelihara dan menjaga pakaian dan alat-alat perlengkapan kerja yang diberikan oleh pengusaha

6

Apabila hubungan kerja dengan Perusahaan berakhir, pekerja harus mengembalikan pakaian seragam dan perlengkapan kerja lainnya

51

Perlindungan dan

Keselamatan Kerja

1

Pengusaha wajib menyediakan fasilitas-fasilitas tertentu guna terciptanya perlindungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan Undang-undang No 1 Tahun 1970

2

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, pekerja wajib mematuhi dan menjalankan seluruh standar kerja, peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan kerja yang dikeluarkan oleh

Page 53: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

41

Pengusaha

3 Pengusaha wajib menyediakan alat-alat keselamatan kerja untuk dipakai oleh pekerja dalam melaksanakan tugasnya

4 Pekerja wajib menggunakan alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan lokasi dan jenis Pekerjaan yang dilakukannya

5

Alat-alat perlindungan kerja selalu harus diperiksa dan dirawat. Apabila alat-alat perlindungan kerja tersebut sudah tidak memadai lagi segera mengusulkan kepada atasan yang berwenang untuk diadakan penggantian seperlunya

6

Alat-alat perlindungan kerja harus disimpan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan tidak diperkenankan memindahkan ke tempat lain tanpa persetujuan petugas yang berwenang

7

Tempat kerja harus selalu dijaga dan dipelihara kebersihannya serta tidak diperkenankan meletakkan barang-barang tidak pada tempatnya

8

Pekerja dilarang masuk ke daerah berbahaya seperti daerah listrik bertegangan tinggi, tempat penyimpanan benda/bahan berbahaya serta ke dalam gardu listrik, tanpa seijin petugas yang berwenang.

9

Pekerja tidak diperkenankan menyentuh, menjalankan dan menghentikan mesin-mesin serta alat-alat lainnya di luar tugas dan wewenangnya

10

Mesin-mesin atau alat-alat lainnya sebelum dijalankan, terlebih dahulu harus diperiksa dengan teliti. Mesin-mesin atau alat-alat tersebut dapat dijalankan setelah dipastikan bahwa tidak ada kerusakan atau gejala-gejala yang dapat menimbulkan bahaya

11 Apabila terjadi keabnormalan yang gawat

Page 54: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

42

pada mesin peralatan yang sedang dijalankan sehingga diperkirakan akan membawa akibat pada bagian lain, segera melaporkan pada atasan yang berwenang untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan

12 Pekerja dilarang merokok atau menggunakan api di tempat-tempat yang telah ditentukan oleh pengusaha

VII 52 Jamsostek 1

Sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Pengusaha mengikutsertakan Pekerja dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

2 Penyelenggaraan JAMSOSTEK dilakukan dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

53 Jaminan

Kecelakaan Kerja

Apabila Pekerja mendapat kecelakaan kerja sesuai dengan yang dimaksud dalam Peraturan Perundang-Undangan, maka Jaminan Kecelakaan Kerja akan diberikan oleh Jamsostek sebagai badan penyelenggara asuransi kecelakaan kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 03/tahun1992 jo PP No. 14/1993

54

Jaminan Kecelakaan Diluar Jam

Kerja

Apabila Pekerja mendapat kecelakaan di luar jam kerja, maka Jaminan Kecelakaan tersebut akan diberikan sesuai dengan SK Bupati Kabupaten Tangerang No. 35 Tahun 2003 tentang Program Jaminan Kecelakaan Diri di Luar Jam Kerja bagi pekerja pada perusahaan-perusahaan swasta

55

Bantuan Biaya

Perawatan Akibat

Kecelakaan Kerja

1

Dalam hal terjadi kecelakaan kerja di lingkungan kerja yang biaya pengobatan dan perawatannya melebihi batas yang ditetapkan oleh Jamsostek, maka selisih biaya tersebut menjadi tanggungan Pengusaha, berdasarkan kebijakan

Page 55: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

43

Pengusaha

2

Dalam hal terjadi kecelakaan kerja di luar lingkungan kerja dan/atau di luar jam kerja yang biaya pengobatan dan perawatannya melebihi batas yang telah ditetapkan oleh Jamsostek dan/atau Lembaga pertanggungan sesuai yang diatur di dalam SK Bupati Kabupaten Tangerang No. 35 Tahun 2003, maka selisih biaya tersebut tidak menjadi tanggungan Pengusaha, akan tetapi Pengusaha memberikan bantuan maksimal sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) per kasus per orang

56 Klinik

Perusahaan 1

Pengusaha menyediakan klinik dalam perusahaan untuk memberikan pertolongan pertama bagi pekerja yang mengalami gangguan kesehatan maupun kecelakaan kerja

2 Pekerja yang akan berobat ke klinik perusahaan harus mendapat ijin atasan yang berwenang

3 Untuk pekerja wanita menikah dan keluarganya, jaminan kesehatannya diatur tersendiri

4 Untuk pekerja honorer jaminan kesehatannya diatur tersendiri

58 Pemeriksaan Kesehatan

Berkala 1

Untuk memelihara kesehatan Pekerja dan menjalankan kegiatan perusahaan dengan lancar, Pengusaha melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh pekerja sekali dalam 1 tahun

2

Pekerja tidak dapat menolak perintah Pengusaha untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter, Rumah Sakit dan/atau lembaga lainnya yang ditunjuk oleh Pengusaha.

3

Waktu dan jenis pemeriksaan kesehatan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dan ditentukan oleh Pengusaha

Page 56: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

44

4.1.5 Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan ada dua, yaitu proses produksi Poly-

Ethylene Terephthalate (PET) dan proses produksi Polyester Filament Yarn

(PFY).

4.1.5.1 Proses Produksi PET (Poly-Ethylene Terephthalate)

Proses produksi PET dilakukan melalui empat tahapan, yaitu :

1. Proses Slurry

2. Proses Esterifikasi (Pre-Polymerisasi)

3. Polymerisasi Kondensasi

4. Proses Chip Cutter

4.1.5.2 Proses Produksi Polyester Filament Yarn (PFY)

Proses produksi FY dilakukan melalui empat tahapan proses:

1. Pengeringan Chips (Proses Kontinyu)

2. Proses Melter

3. Proses Take Up

4. Proses Draw Winder

4.1.6 Jam Kerja

Jumlah jam kerja para karyawan setiap harinya adalah 8 jam kerja,

diselingi istirahat satu jam (jam kerja efektifnya adalah 7 jam). Pabrik beroperasi

selama 24 jam sehari (tujuh hari kerja dalam seminggu). Pembagian shift kerja :

1. 06.00-14.00, istirahat 1 jam (10.00-11.00)

2. 14.00-22.00, istirahat 1 jam (18.00-19.00)

3. 22.00-06.00, istirahat 1 jam (01.00-02.00)

Page 57: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

45

4.2 Gambaran Hasil Penelitian

4.2.1 Pengenalan Unit Utility

Utility Unit adalah satu dari 6 unit yang berada di divisi produksi. Unit ini

merupakan Unit yang memiliki fungsi antara lain:

1. Penghasil listrik untuk semua kegiatan industri dan keperluan kantor

(Diesel Generator dan Gas Engine).

2. Penghasil air berupa industrial water dan pure water (Water Treatment)

3. Penghasil Uap (steam) untuk keperluan industri (Boiler)

4. Penghasil udara bertekanan untuk keperluan industri (Air Compressor)

5. Penghasil Chilled Water untuk pendingin ruangan dan keperluan industri

lainnya (Turbo Chiller)

6. Pemeliharaan limbah cair industri (Waste Water Treatment)

4.2.1.1 Proses Produksi Unit Utility

Kegiatan atau proses produksi Utility dilakukan di 6 area atau bangunan,

dimana masing-masing area memiliki mesin dan fungsi yang berbeda.

Kegiatanmesin-mesin di Unit Utility dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Proses Produksi Utility

Utility Unit Fungsi Cara Kerja (1) (2) (3)

Air Compressor

Menghasilkan udara

bertekanan (45247

Nm3/Hour)

Udara luar dihisap masuk oleh impeller (kipas) yang digerakkan oleh motor sehingga udara dikompresi/ditekan dan dialirkan ke air cooler untuk diteruskan ke Filamen Yarn Plant untuk mendukung kerja mesin lainnya.

Page 58: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

46

Diesel Generator

Mengasilkan energi listrik

(10865 KW/Hour)

Bahan bakar yang digunakan adalah jenis IDO (Industrial Diesel Oil) dan MFO (Marine Fuel Oil) yang mengalami proses pembakaran di ruang bakar (Combustion Chamber) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan perusahaan.

Gas Engine

Menghasilkan energi listrik

(6311 KW/Hour)

Bahan bakar yang digunakan adalah jenis Gas LNG (liquefied natural gas) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan perusahaan.

Gas Boiler

Menghasilkan Steam/uap

(10,10 Ton/Hour)

Memanfaatkan panas yang dihasilkan dari gas buang mesin generator dengan temperatur outlet 514 oC, air dalam pipa yang mengalir secara sirkulasi, pipa masuk ke ruang evaporator secara spiral, air yang telah dipanaskan berubah menjadi steam ditampung dalam steam drum (280oC). Selanjutnya steam yang dihasilkan didistribusikan dari steam drum. Steam yang dihasilkan bertekanan 15 Bar.

Package Boiler Menghasilkan

Steam/uap

Bahan bakar IDO atau solar. Start awal dengan memakai LPG dengan bukaan dumper 10%, setelah itu 15 mnt kemudian LPG habis, sebelum LPG habis 5 mnt terakhir bahan bakar (IDO atau solar) masuk. Cara penyalaan pertama ini seperti menyalakan petromax pertama kali dengan bantuan spirtus. Panas yg dihasilkan oleh pembakaran dihembuskan dengan blower didalam ruang bakar, pipa-pipa berisi air berada di ruang bakar beserta steam drum, dipanaskan sampai temperatur 800 oC. Steam yang dihasilkan ditampung dalam steam drum & didistribusikan.

Coal Boiler Menghasilkan

Steam/uap

Memakai bahan bakar batubara kapasitas 10 Ton/ Hari. Start awal menggunakan bantuan arang kayu (Temperatur 600 oC) untuk memanaskan pasir silica (ketebalan 20 Cm) dengan hembusan udara blower melalui

Page 59: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

47

lubang-lubang kecil (Diameter 1 mm). Pasir silica membentuk fluidisasi, kemudian batubara dimasukkan kedalam ruang bakar melalui screw. Sebelumnya batubara yang telah diratakan ukurannya oleh hammerstone ditampung pada tangki penampungan untuk ditransfer melalui belt conveyor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran adalah 900 oC, udara panas tersebut masuk didalam pipa untuk memanaskan air dalam steam drum. Pipa yang keluar disedot oleh blower sebagai asap cerobong. Steam yang dihasilkan ditampung dalam steam drum dan didistribusikan.

Cooling Water

Untuk mendinginkan mesin-mesin utility menggunakan pendinginan cooling water fan baik secara sendiri sendiri maupun bersamaan (general cooling water). (2626 USRT)

Air dari Water Treatment disedot Raw Water Pump kemudian air dialirkan ke Jacket Water. Air yang ada di dalam Jacket Water berfungsi mendinginkan mesin, karena Jacket Water menyelimuti mesin. Air dalam Jacket Water akan berubah menjadi panas setelah melewati mesin sehingga air panas dialirkan ke Cooling Water . Di Cooling Water air akan didinginkan dengan Cooling Water Fan dan didinginkan lagi dengan cara dialirkan melalui lubang-lubang kecil sehingga air akan jatuh (seperti air hujan) melewati udara bebas ke tempat penampungan. Air di penampungan akan menjadi dingin kembalin dan digunakan lagi untuk mendinginkan mesin.

Water Treatment

Menghasilkan Industrial Water dan

Pure Water

Air dari sungai Cihuni disedot masuk ke Accelerator. Di dalam Accelerator air dicampur dengan PAC (Poly Aluminium Chloride) untuk menghasilkan industrial water. Untuk menghasilkan Pure water, air yang dicampur PAC tadi dicampur lagi dengan HCl (Hydrochloric Acid) and NaOH (Sodium Hydroxyde)

Chiller Menghasilkan air pendingin

yang

Mesin chiler sebanyak 7 unit dengan kapasitas 1.000 USRT. Pada awalnya tekanan Freon dinaikkan oleh Compressor kemudian

Page 60: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

48

digunakan pada proses

FY dan PET, (1826 USRT)

temperature dan tekanannya diturunkan lagi (siklus) sehingga menghasilkan Freon dingin yang akan digunakan untuk mendinginkan air.

Absorber

Menghasilkan air pendingin

yang digunakan

pada proses FY dan PET, PT. SK Keris (800 USRT)

Mesin absorber sebanyak 2 unit dengan kapasitas 1.500 USRT. Pada awalnya air dari Water Treatment yang melalui proses vakum, dicampur dengan Lithium Bromide sehingga menjadi campuran yang bertemperatur rendah kemudian campuran tersebut digunakan untuk mendinginkan air.

4.2.1.2 Kondisi Umum Utility

4.2.1.2.1 Kondisi Lantai

Lantai terbuat dari beton yang di cat epoxy, kondisinya kering tetapi

terkadang basah karena adanya kegiatan kebersihan dari cleaning service. Kondisi

lantai yang basah tidak mempengaruhi kegiatan di unit ini karena seluruh

karyawan baik mekanik, elektrik, operator dan cleaning service memakai alat

pelindung diri (sepatu safety). Daerah-daerah bahaya/dilarang untuk dilewati

ditandai dengan adanya Safety line berwarna terang (kuning dan hitam).

4.2.1.2.2 Kondisi Mesin

Sebagian besar mesin-mesin yang ada di Unit Utility bekerja secara

otomatis dan dipantau/dijaga oleh operator yang selalu stand by. Setiap jamnya

dilakukan pencatatan dari hasil pengukuran mesin-mesin tersebut oleh operator.

Keadaan mesin terhadap tinggi badan dan jangkauan mekanik atau elektrik atau

operator dalam menjalankan pekerjaannya sudah sesuai. Setiap tahun dilakukan

Overhaul dan pembersihan panel listrik di Unit ini. Akan tetapi, karena semua

Page 61: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

49

mesin yang ada di unit ini berjumlah banyak, maka Overhaul dilakukan setiap hari

secara bertahap pada mesin-mesin yang berbeda.

4.2.1.2.3 Alat Angkat

Unit ini mengunakan crane sebagai alat angkat Air Compressor Machine

dan kereta dorong sebagai alat angkat untuk Cooling Tower parts.

4.2.1.3 Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Utility

Di Unit Utility terdapat berbagai jenis Alat Pelindung Diri yang

digunakan serta perlengkapan pemadam kebakaran. Berikut ini adalah daftar alat

pelindung diri dan penanganan kebakaran di Unit Utility.

4.2.1.3.1 Daftar Alat Pelindung diri di Utility

Alat Pelindung diri yang terdapat disetiap bangunan Utility adalah

sarung tangan, ear plug, helmet dan safety shoes. APD seperti respirator, full face

protector dan vynil gloves terdapat di lokasi tertentu yang berpotensi

menimbulkan bahaya kimia, debu dan api listrik. Daftar APD Utility dijelaskan

pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Jenis Alat Pelindung Diri Unit Utility Building Jenis APD

Water Treatment Respirator, helmet, safety shoes, gloves

Turbo Chiller Ear plug, helmet, safety shoes

Air Compressor Ear plug, helmet, safety shoes, full face protector

Diesel Generator Ear plug, helmet, safety shoes, full face protector

Package Boiler Ear plug, helmet, safety shoes, respirator, masker

Waste Water Treatment Respirator, helmet, safety shoes, gloves

Page 62: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

50

4.2.1.3.2 Penanganan Kebakaran di Utility

Untuk memadamkan api karena kebakaran, dilengkapi dengan Alat

Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pemadam Api Berat (APAB), Hidran Air

dan Foam Tank. Disetiap daerah yang dinilai dapat memicu api dilengkapi dengan

alat pemadam kebakaran, sifat disekeliling daerah tersebut disesuaikan dengan

jenis pemadam. Secara berkala, setiap bulan dilakukan pemeriksaan terhadap alat

pemadam tersebut dan dilakukan pelatihan setiap tahun terhadap semua karyawan,

pelatihan memadamkan api dan cara menghadapi keadaan darurat atau evakuasi.

APAR berisi Powder dan Gas, APAB berisi Gas, Foam tank berisi

busa dan hidran berisi air. Sumber air hidran berasal dari utility. Agar kebakaran

dapat cepat diketahui, disetiap tempat yang berbahaya dilengkapi dengan detector,

jenis detector yaitu smoke detector dan heat detector. Bila ada api di lokasi

detector, maka detector ini akan mengirim sinyal ke Control Room, sehingga

kejadian kebakaran dilokasi tertentu dapat segera diketahui. Setiap tahunnya

diadakan pelatihan pemadam kebakaran pada seluruh karyawan produksi di PT.

SK Keris. Pelatihan tersebut berupa pelatihan penggunaan APAR dan hydrant.

4.2.1.4 Kecelakaan Kerja

4.2.1.4.1 Angka Kecelakaan Kerja

Kasus kecelakaan kerja di PT. SK Keris adalah 14 kasus tahun 2005,

kemudian menurun menjadi 7 kasus pada tahun 2006, meningkat lagi menjadi 11

kasus tahun 2007, menurun menjadi7 kasus tahun 2008 dan terdapat 3 kasus

hingga pertengahan tahun 2009 (Gambar 5). Kasus kecelakaan yang terjadi ada 2

jenis yaitu kasus kecelakaan di tempat kerja dan kasus kecelakaan lalu lintas

Page 63: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

51

(kecelakan akibat hubungan kerja). Angka kejadian kecelakaan kerja dijelaskan

pada Gambar 5.

Gambar 5

Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di PT. SK KERIS Tahun 2005 – 2009

Jumlah kasus kecelakaan kerja di Utility tahun 2005 adalah 1 kasus, 2

kasus pada tahun 2007, 1 kasus pada tahun 2008 dan kasus hingga pertengahan

2009. Kejadian kecelakaan kerja di Utility sangatlah sedikit tetapi Utility

merupakan sumber bahaya potensial yang sangat fatal (Gambar 6).

Gambar 6

Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di Utility PT. SK KERIS Tahun 2005 – 2009

Page 64: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

52

Selama periode 2005 – 2009, kasus kecelakaan kerja di PT. SK Keris

yang mengakibatkan kematian hanya terjadi di Unit Utility (kecelakaan kerja di

tempat kerja). Kasus kematian yang lain disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Oleh karena itu, identifikasi bahaya dan penilaian risiko sangat penting untuk

dilakukan di unit ini mengingat unit ini adalah penghasil sumber energy listrik

utama industri, sehingga sangat rentan terhadap kejadian kecelakaan kerja.

4.2.1.4.2 Jenis Kecelakaan Kerja PT. SK Keris

Dilihat dari segi terjadinya kecelakaan, kecelakaan di PT. SK Keris

dibagi atas 3 jenis yaitu, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan yang berhubungan

mesin dan kecelakaan yang bukan disebabkan karena hubungan mesin. Pada

tahun 2005, 2006 dan 2008, kasus kecelakaan kebanyakan akibat kecelakaan lalu

lintas. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2009, kecelakaan akibat hubungan mesin

lebih dominan.

Brikut ini adalah gambar jenis kecelakaan kerja di PT. SK. Keris Tahun

2005 – 2009 (Gambar 7).

Gambar 7

Jenis Kecelakaan Kerja di PT. PT. SK Keris Tahun 2005 – 2009.

Jenis Kecelakaan Kerja di PT. PT. SK Keris Tahun 2005 – 2009

Page 65: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

53

Dilihat dari segi pertolongannya, jenis kecelakaan di Utility terbagi

atas 33% Lost Time Injury, 17% kematian, 17% recordable accident dan

33% pertolongan pertama pada kecelakaan, seperti pada gambar 8 dibawah

ini.

Gambar 8

Persentase Jenis Kecelakaan Kerja di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2005 –2009

4.2.1.5 Audiometri

Sebagian besar mesin-mesin produksi di setiap menghasilkan tingkat

kebisingan yang tinggi bahkan melebihi batas NAB (Nilai Ambang Batas)

kebisingan. Pengukuran Audiometri dilakukan pada seluruh karyawan PT. SK

Keris baik karyawan produksi maupun karyawan kantor seperti hasil audiometri

(Gambar 9) berikut.

Page 66: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

54

Gambar 9

Pengukuran Audiometri Seluruh Karyawan PT. SK Keris Tahun 2008

Hasil pengukuran audiometri seluruh karyawan PT. SK Keris maka

diperoleh sebanyak 79, 89% karyawan mengalami gangguan fungsi pendengaran

dan 20,11% normal. sedangkan di unit utility sendiri 57% adalah normal, 30,6 %

mengalami gangguan pendengaran dan 19,14 % belum teridentifikasi.

Hasil pengukuran Audiometri di Unit Utility dapatdilihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10

Pengukuran Audiometri Karyawan Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2008

Page 67: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

55

4.2.1.6 Pengukuran Kebisingan

Kebisingan di Utility dihasilkan oleh mesin-mesin yang bekerja.

Kebisingan yang dihasilkan setiap mesin berbeda tergantung dari kapasitas mesin

tersebut. Kebisingan setiap mesin di utility sudah melampaui NAB (Nilai Ambang

Batas) kebisingan. Berikut adalah pengukuran kebisingan Utility 2009 (Tabel 12).

Tabel. 12. Pengukuran Kebisingan di Utility Unit Mei 2009

Section Location Result (dB)

Remarks

Utility

Turbo Chiler 94.3 Diatas NAB Air Compressor 98.5 Diatas NAB

Diesel Generator 103.4 Diatas NAB

Gas Engine 108.5 Diatas NAB

Kebisingan paling tinggi dihasilkan oleh mesin Gas Engine, Diesel

Generator, Air Compressor dan yang terakhir adalah Turbo Chiller. Pengendalian

akibat kebisingan yang telah dilakukan adalah adanya APD berupa ear plug.

4.2.2 Klasifikasi Aktivitas Kerja di Utility

4.2.2.1 Mechanician (mekanik)

Mekanik adalah pekerja yang bertugas memperbaiki (Overhaul) dan

membersihkan mesin. Mekanik bertugas setiap hari mulai jam 08.00 –

17.00 (daily)

4.2.2.2 Electrician (elektrik)

Elektrik adalah pekerja yang bertugas memperbaiki dan membersihkan

panel-panel listrik dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan arus

listrik. elektrik bertugas setiap hari mulai jam 08.00 – 17. 00 (daily)

Page 68: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

56

4.2.2.3 Operator

Operator adalah pekerja yang bertugas mengontrol semua kerja mesin

melalui kontrol otomatis dan pada waktu tertentu mencatat dan

memeriksa kondisi mesin secara langsung. Operator bertugas secara

shift.

4.2.2.4 Clening Service

Cleaning Service adalah pekerja yang bertugas membersihkan lantai

ruangan mesin agar tidak berdebu dan tetap bersih

4.2.3 Identifikasi Bahaya di Utility

Identifikasi Bahaya dilakukan di seluruh area di Unit Utility, mulai dari

area Water Treatment, Diesel Generator, Air Compressor, Cooling Water, Boiler

hingga Waste Water Treatment. Berikut ini adalah daftar identifikasi bahaya Unit

Utility (Tabel 13).

Tabel 13. Daftar Identifikasi Bahaya di Unit Utility

No Identifikasi Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya Risiko

(1) (2) (3) (4) (5)

1

2 orang Crusher/pekerja mengangkat sak/karung juga menggunakan drum yang dipotong untuk memasukkan batu bara ke penggilingan, menaiki tangga yang tidak memiliki pegangan

Coal Station Pekerja dapat terjatuh, terpeleset.

Kaki dan tangan terkilir, tertimpa karung batu bara, sakit punggung.

2

1 orang crusher memecahkan batu bara dengan palu persis di atas mesin penggiling batu bara yang sedang berputar

Coal Station Tangan pekerja dapat ikut tergilas mesin

Cacat/kehilangan anggota atau fungsi tubuh

Page 69: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

57

3

Pada waktu-waktu tertentu saat bekerja, pekerja tidak menggunakan masker penutup hidung dan mulut

Coal Station Pekerja dapat terpapar serbuk/debu batu bara jika terlalu sering membuka masker pada saat bekerja

Gangguan fungsi pernapasan. Paparan ≥ 10 tahun menyebabkan Pneumoconiosis

4

Operator menaiki tangga tanpa hand-rail dengan tinggi 3 meter menuju mesin Coal Boiler

Coal Boiler Jika terjatuh, dapat menyebabkan tangan dan kaki terkilir bahkan kepala terbentur ke lantai

Luka ringan, memar, sakit punggung terkilir dan cidera pada kepala

5

Balok yang terbuat dari besi menghalangi jalan tangga menuju lantai 2 gedung Air Compressor. Jarak antara palang besi dengan tangga kira-kira 1,5 meter

Air Compressor

Kepala bisa terbentur palang besi

Pusing, cidera pada kepala

6

Semua aktivitas dalam gedung terpapar oleh bising yang dihasilkan oleh mesin

Air Compressor, Diesel Generator, Gas Engine

Bising yang dihasilkan oleh mesin melebihi Nilai Ambang Batas (> 85 dB)

Dapat menyebabkan penurunan fungsi pendengaran bahkan ketulian

7

Iklim di tempat kerja cenderung panas

Diesel Generator

Menyebabkan kondisi kerja buruk

Menyebabkan cepat lelah, kurang konsentrasi, cepat kehilangan cairan tubuh/dehidrasi

8

Banyaknya debu akibat dari proses kerja mesin

Diesel Generator, Air Compressor

Menyebabkan kondisi kerja buruk

Kurang focus pada pekerjaan, gangguan pernapasan

9

Membersihkan Cylinder Head Air Compressor, maka engine parts diangkat dengan menggunakan crane

Overhaul Terjepit engine parts

fraktur ringan pada kaki

10 Mengisi Oli

Lube Oil Sump Tank

Tetesan oli yang tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan jalanan licin

Tergelincir dan jatuh luka ringan dan memar

Page 70: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

58

11 Menggerinda permukaan mesin

Overhaul Terluka karena putaran Grinding-wheel

Teriris dan luka ringan

12 Pemasangan kembali mesin

Overhaul Terjepit spring valve Luka ringan pada tangan

13

Memperbaiki kebocoran pipa pada ruangan bergas

D/G, A/C Mengelas pipa di ruangan bergas dapat menimbulkan kebakaran

Menimbulkan kematian dan kerusakan/kerugian akibat kebakaran

14

Membersihkan Panel Parts dengan vacuum cleaner

Panel Station Menyentuh panel parts secara tidak sengaja

Memungkinkan tersengat arus listrik dan dapt juga menyebabkan kerusakan Panel sehingga mengganggu kerja sistem electricity perusahaan.

15

Mengisi chemical (PAC) ke dalam tank. Meninggalkan/meletakkan karung di atas tank penampungan

Water Treatment

Dapat melukai orang yang berada di bawah tank dan isi karung dapat sewaktu-waktu jatuh dan masuk ke dalam tank

Luka ringan dan memar

16

Tangga dan dasar kayu pada tank PAC, NaOH dan HCl sangat rapuh. dan jalan tersebut tidak memiliki pegangan (hand-grip)

Water Treatment

Pekerja yang sedang menggunakan tangga dan jalan tersebut bisa terperosok bahkan jatuh

Luka ringan, sakit pada punggung dan memar

17

Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia PAC (Poly Aluminium Chloride)

Water Treatment dan Waste Water Treatment

Kontak langsung pengguaan bahan kimia ini dapat terkontaminasi melalui mata, saluran pernapasan, dan pencernaan

Dpt menyebabkan iritasi mata, bila terhirup dpt menyebabkan iritasi pernapasan, iritasi pencernaan ringan, pemaparan kronis dpt menyebabkan erosi pada gigi

Page 71: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

59

18

Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia NaOH (Sodium Hydroxide)

Water Treatment dan Waste Water Treatment

Kontak langsung pengguaan bahan kimia ini dapat terkontaminasi melalui mata, saluran pernapasan, dan pencernaan

Iritasi pernapasan bahkan kerusakan paru, iritasi mata bahkan kebutaan, iritasi kulit berkelanjutan, luka pada mulut, tenggorokan, perut, dapat menimbulkan kematian.

19

Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia HCl (Hydrocloric Acid)

Water Treatment dan Waste Water Treatment

Kontak langsung pengguaan bahan kimia ini dapat terkontaminasi melalui mata, saluran pernapasan, dan pencernaan

Iritasi dan kerusakan permanen pada mata, pernapasan (batuk,sesak napas, hidung berair bahkan kematian), penecernaan (apabila terminum menyebabkan panas pada mulut, tenggoraokan, perut, kematian), pemaparan kronis menyebabkan erosi pada gigi

4.2.4 Penilaian Risiko

Setelah melakukan Idetifikasi Bahaya, maka bahaya yang didapat akan

dinilai menurut 3 aspek yaitu, paparan, peluang dan konsekuensi bahaya tersebut.

Nilai dari masing-masing aspek itu akan dikalikan kemudian akan menghasilkan

tingkatan risiko yang berbeda-beda. Berikut ini adalah Penilaian Risiko di Utility

(Tabel 14).

Page 72: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

60

Tabel 14. Penilaian Risiko di Unit Utility

No Aktivitas

Penilaian Risiko Paparan

(E) Peluang

(L) Konsekuensi

(C) Tingkatan

Risiko (E x L x C)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 orang

Crusher/pekerja mengangkat sak/karung juga menggunakan drum yang dipotong untuk memasukkan batu bara ke penggilingan, menaiki tangga yang tidak memiliki pegangan

6 Berkala

Pekerja tidak melakukan pekerjaan yang sama setiap waktu, pekerja melakukan pergantian tugas

0.1 Jarang

Kecelakaan belumpernah terjadi sebelumnya tetapi memiliki kemungkinan

2 Minor

Dapat meyebabkan memar dan luka ringan

1.2

Risiko Rendah

2 1 orang crusher memecahkan batu bara dengan palu persis di atas mesin penggiling batu bara yang sedang berputar

6 Berkala

Pekerja tidak melakukan pekerjaan yang sama setiap waktu, pekerja melakukan pergantian tugas

0.1 Jarang

Kecelakaan belumpernah terjadi sebelumnya tetapi memiliki kemungkinan

20 Fatal

Dapat menyebabkan patah tulang, cacat/kehilangan fungsi tubuh bahkan kematian

12

Risiko Tinggi

3 Pada waktu-waktu tertentu saat bekerja, pekerja tidak menggunakan masker penutup hidung dan mulut

6 Berkala Pemecah batu bata aan terpapar debu batu bara selama bekerja

0.3 Sedang

Pekerja dibagi dalam system shift kerja

10 Major

Menyebabkan gangguan pernapasan seperti Pneumoconiosis

18

Risiko Tinggi

4 Operator menaiki tangga tanpa hand-rail dengan tinggi 3 meter menuju mesin Coal Boiler

6 Berkala

Operator memeriksa keadaan mesin hampir setiap 1

0.3 Sedang

Ada 2 operator yang bertugas sehingga menggunakan

10 Major

Dapat menyebabkan luka ringan, memar, dan

18

Risiko Tinggi

Page 73: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

61

jam sekali tangga tersebut secara bergantian

benturan pada kepala jika terjatuh

5 Balok yang terbuat dari besi menghalangi jalan tangga menuju lantai 2 gedung Air Compressor. Jarak antara palang besi dengan tangga kira-kira 1,5 meter

6 Berkala

Tangga digunakan untuk keperluan tertentu

0.3 Sedang

Lantai 2 bangunan digunakan banyak pekerja mulai dari operator, mekanik, electric hingga supervisor

2 Minor

Dapat menyebabkan kepala pusing, luka ringan, memar

3.6

Risiko Sedang

6 Semua aktivitas dalam gedung terpapar oleh bising yang dihasilkan oleh mesin

6 Berkala

Paparan dirasakan sepanjang jam kerja, ada kalanya pekerjaan dilakukan diluar gedung

0.3 Sedang

Hampir setiap kegiatan dilakukan di dalam bangunan, tetapi tidak semuanya

10 Major

Menyebabkan penurunan fungsi pendengaran bahkan kehilangan fungsi pendengaran

18

Risiko Tinggi

7 Iklim di tempat kerja cenderung panas

6 Berkala

Paparan terjadi sepanjang jam kerja di dalam bangunana

0.6 Sering

Hampir setiap kegiatan dilakukan di dalam bangunan

5 Sedang

Dapat menyebabkan kurang konsentrasi pada pekerjaan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan lain

18

Risiko Tinggi

8 Banyaknya debu akibat dari proses kerja mesin

10 Terus-menerusPaparan terjadi

0.3 Sedang

Adanya

5 Sedang

Dapat

15

Risiko Tinggi

Page 74: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

62

sepanjang jam kerja

kegiatan kebersihan gedung setiap hari

menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan konsentrasi pada pekerjaan

8 Banyaknya debu akibat dari proses kerja mesin

10 Terus-menerusPaparan terjadi sepanjang jam kerja

0.3 Sedang

Adanya kegiatan kebersihan gedung setiap hari

5 Sedang

Dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan konsentrasi pada pekerjaan

15

Risiko Tinggi

9 Membersihkan Cylinder Head Air Compressor, maka engine parts diangkat dengan menggunakan crane

3 Tertentu

Kegitan dilakukan pada waktu Overhaul

0.6 Sering

Overhaul dilakukan pada setiap mesin sehinga kegiatan dilakukan setiap hari pada mesin yang berbeda

5 Sedang

Dapat menyebabkan luka terbuka dan fraktur ringan

9

Risiko Sedang

10 Mengisi Oli 3 Tertentu

Kegitan dilakukan pada waktu Overhaul

0.1 Jarang

Lantai setiap hari dibersihkan petugas

2 Minor

Terpeleset menyebabkan memar dan luka ringan

0.6

Risiko Rendah

11 Menggerinda permukaan mesin

3 Tertentu

Kegitan dilakukan pada waktu Overhaul

0.6 Sering

Overhaul dilakukan pada setiap mesin sehinga kegiatan

2 Minor

Menyebabkan luka ringan

3.6

Risiko Sedang

Page 75: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

63

dilakukan setiap hari pada mesin-mesin yang berbeda

12 Pemasangan kembali mesin

3 Tertentu

Kegitan dilakukan pada waktu Overhaul

0.6 Sering

Overhaul dilakukan pada setiap mesin shg kegiatan dilakukan setiap hari pada mesin-mesin yang berbeda

2 Minor

Luka ringan karena terjepit 3.6

Risiko Sedang

13 Memperbaiki kebocoran pipa pada ruangan bergas

3 Tertentu

Perbaikan diadakan pada saat terjadi kebocoran

0.1 Jarang

Kejadian tidak dapat diprediksi

20 Fatal

Menyebabkan kebakaran, kematian dan kerugian akibat kebakaran

6

Risiko Sedang

14 Membersihkan Panel Parts dengan vacuum cleaner

3 Tertentu

Membersihkan panel dilakukan 1 kali dalam seminggu

0.6 Sering

Untuk membersihkan panel dengan vacuum cleaner dibutuhkan jarak yang cukup dekat

20 Fatal

Dapat menyebabkan kematian jika tersengat arus listrik

36

Ekstrim

15 Mengisi chemical (PAC) ke dalam tank. Meninggalkan/meletakkan karung di atas tank penampungan

1 Jarang

Tidak banyak dilalui oleh pekerja

0.1 Sedang

Pengisian PAC ke dalam servise tank dilakukan 1 minggu sekali

2 Minor

Luka ringan akibat tertimpa karung

0.2

Risiko Rendah

16 Tangga dan dasar kayu pada tank PAC,

6 Berkala

0.3 Sedang

5 Sedang

9

Page 76: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

64

NaOH dan HCl sangat rapuh. dan jalan tersebut tidak memiliki pegangan (hand-grip)

Dasar pijakkan yang terbuat dari kayu sudah rapuh sekali bahkan serpihan kayu sudah jatuh

Jadwal pengisian bahan kimia ke dalam sorage tank adalah 1x sebulan

Menyebabkan luka ringan, memar, luka terbuka dan fraktur ringan

Risiko Sedang

17 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia PAC (Poly Aluminium Chloride)

3 Tertentu

Pengisian PAC dilakukan 1x seminggu

0.3 Sedang

Peluang akan terjadi pada waktu pengisian

10 Major

iritasi mata, iritasi pernapasan, iritasi pencernaan ringan, erosi pada gigi.

9

Risiko Sedang

18 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia NaOH (Sodium Hydroxide)

3 Tertentu

Pengisian NaOH dilakukan 1x seminggu

0.3 Sedang

Peluang akan terjadi pada waktu pengisian

20 Fatal

kerusakan paru, kebutaan, iritasi kulit berkelanjutan, luka pada mulut, tenggorokan, perut, dapat menimbulkan kematian.

18

Risiko Tinggi

19 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia HCl (Hydrocloric Acid)

3 Tertentu

Pengisian HCl dilakukan 1x seminggu

0.3 Sedang

Peluang akan terjadi pada waktu pengisian

20 Fatal

Iritasi dan kerusakan permanen pada mata, pernapasan, iritasi pencernaan bahkan kematian, erosi pada gigi

18

Risiko Tinggi

Page 77: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

65

Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan, didapatlah 4 macam risiko

dengan nilai yang berbeda, di urutan pertama terdapat Risiko Tinggi (High Risk)

sebesar 42,10%, urutan kedua terdapat Risiko Sedang (Medium Risk) sebesar

36,84%, urutan ketiga terdapat Risiko Rendah (Low Risk) sebesar 15,7% dan yang

keempat adalah Risiko Ekstrim (Extreme Risk) sebesar 5,26% seperti Gambar 11.

Gambar 11

Tingkatan Risiko di Unit Utility

4.2.5 Pengendalian Risiko

Tingkatan risiko yang dihasilkan dari Penilaian risiko kemudian dilihat

pengendalian yang sudah ada (existing control), apabila masih kurang maka perlu

dibuat pengendalian tambahan (additional control) seperti pada Tabel 15 berikut

ini.

Page 78: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

66

Tabel 15. Pengendalian Risiko

No Identifikasi Aktivitas Tingkatan Risiko

Existing Control

Additional Control

(1) (2) (3) (4) (5) 1 2 orang Crusher/pekerja

mengangkat sak/karung juga menggunakan drum yang dipotong untuk memasukkan batu bara ke penggilingan, menaiki tangga yang tidak memiliki pegangan

1.2 Risiko Rendah

Alat Pelindung Diri seperti helmet dan safety shoes

Engineering Control: Pemasangan hand-rail dan conveyor

2 1 orang crushermemecahkan batu bara dengan palu persis di atas mesin penggiling batu bara yang sedang berputar

12 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan

Administrative Control: melakukan pemecahan batu bara dahulu di tempat lain kemudian pecahannya dimasukkan ke dalam penggilingan

3 Pada waktu-waktu tertentu saat bekerja, pekerja tidak menggunakan masker penutup hidung dan mulut

18 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti respirator dan masker

Administrative Control: Inspeksi/pengawasan K3

4 Operator menaiki tangga tanpa hand-rail dengan tinggi 3 meter menuju mesin Coal Boiler

18 Major

Alat Pelindung Diri seperti helmet dan safety shoes

Administrative Control: Safety sign/warning

1 2 orang Crusher/pekerja mengangkat sak/karung juga menggunakan drum yang dipotong untuk memasukkan batu bara ke penggilingan, menaiki tangga yang tidak memiliki pegangan

1.2 Risiko Rendah

Alat Pelindung Diri seperti helmet dan safety shoes

Engineering Control: Pemasangan hand-rail dan conveyor

5 Balok yang terbuat dari besi menghalangi jalan tangga menuju lantai 2 gedung Air Compressor. Jarak antara palang besi dengan tangga

3.6 Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti helmet dan safety shoes Administrative

Administrative Control: Safety sign/warning

Page 79: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

67

kira-kira 1,5 meter Control: safety line pada balok besi

6 Semua aktivitas dalam gedung terpapar oleh bising yang dihasilkan oleh mesin

18 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti ear-plug

Administrative Control: Meluangkan waktu untuk keluar gedung dalam beberapa saat pada waktu renggang bekerja

7 Iklim di tempat kerja cenderung panas

18 Risiko Tinggi

Engineering Control: Exhaust Fan, ventilation and opened doors

Admnistrative Control: Meluangkan waktu untuk keluar gedung dalam beberapa saat pada waktu renggang dlm bekerja, penyediaan air minum yang cukup di dalam ruangan

8 Banyaknya debu akibat dari proses kerja mesin

15 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti masker. Administrative Control Seperti adanya kebersihan setiap hari

Administrasi Control: adanya pengawasan penggunaan masker.

9 Mengisi Oli

9 Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti safety shoes. Administrative Control seperti adanya kebersihan setiap hari

Admnistrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

10 Menggerinda permukaan mesin

0.6

Risiko Rendah

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

11 Pemasangan kembali mesin3.6

Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

Page 80: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

68

12 Membersihkan Cylinder Head Air Compressor, maka engine parts diangkat dengan menggunakan crane

3.6 Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan dan safety shoes

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

13 Memperbaiki kebocoran pipa pada ruangan bergas

6 Risiko Sedang

Engineering Control seperti Fire Alarm, Heat Detector, Hydrant dan APAR

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

14 Membersihkan Panel Parts dengan vacuum cleaner 36

Ekstrim

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan dan goggles

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

15 Mengisi chemical (PAC) ke dalam tank. Meninggalkan/meletakkan karung di atas tank penampungan

0.2 Risiko Rendah

Engineering Control adanya pembatasan area dengan pagar

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

16 Tangga dan dasar kayu pada tank PAC, NaOH dan HCl sangat rapuh. dan jalan tersebut tidak memiliki pegangan (hand-grip)

4.5 Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti helmet dan safety shoes

Substitusi Control seperti menganti dasar kayu dengan dasar yang lebih kokoh dan kuat serta memasang hand-grip

17 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia PAC (Poly Aluminium Chloride)

9 Risiko Sedang

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan, respirator dan safety shoes

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

18 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia NaOH (Sodium Hydroxide)

18 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan, respirator dan safety shoes

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

19 Pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia HCl (Hydrocloric Acid)

18 Risiko Tinggi

Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan, respirator dan safety shoes

Administrative Control: adanya Instruksi Kerja yang benar dan adanya pengawasan

Page 81: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

69

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Bahaya Potensial

Utility Unit adalah satu dari 6 unit yang berada di divisi produksi. Unit ini

merupakan Unit yang memiliki fungsi antara lain, penghasil listrik untuk semua

kegiatan industri dan keperluan kantor (Diesel Generator dan Gas Engine),

penghasil air berupa industrial water dan pure water (Water Treatment),

penghasil Uap (steam) untuk keperluan industri (Boiler), penghasil udara

bertekanan untuk keperluan industri (Air Compressor), penghasil Chilled Water

untuk pendingin ruangan dan keperluan industri lainnya (Turbo Chiller),

pemeliharaan limbah cair industri (Waste Water Treatment).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

didapatlah 5 sumber bahaya yang ada di Unit Utility yaitu lingkungan kerja,

energi, pekerjaan manual, plant dan zat kimia (Rudi Suardi, 2007:75).

Pertama, lingkungan kerja Unit Utility merupakan tempat yang dilalui oleh

banyak pekerja (supervisor, operator, mekanik, elektrik, cleaning service, bahkan

tamu). Semakin banyak akses ke lingkungan kerja, semakin besar pula peluang

terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini yang menjadikan lingkungan kerja menjadi

salah satu sumber bahaya potensial. Selain itu, temperatur di Unit Utility

cenderung panas yang disebabkan oleh mesin-mesin yang bekerja. Setiap mesin

menghasilkan panas, bunyi, getaran, debu, asap, bau dan kelembaban udara,

dimana semua faktor tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan

kerja. Tingginya temperatur di tempat kerja mempengaruhi banyaknya kejadian

Page 82: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

70

kecelakaan kerja karena para pekerja dapat menjadi malas, tidak senang, dan acuh

tak acuh terhadap pekerjaannya (Tulus Winarsunu, 2008:58).

Kedua, energi merupakan salah satu sumber bahaya potensial yang dapat

berakibat fatal tentunya. Bahaya potensial energi dapat bersumber dari daya listrik

(electrical), gravitasi, energy kinetik, getaran dan kebisingan. Daya listrik adalah

sumber daya yang paling umum dan fleksibel digunakan di industri dan

perumahan. Listrik juga mungkin yang paling berbahaya karena tidak tampak,

tidak berbau dan jika dirasakan, mungkin sudah terlambat. Unit Utility adalah unit

penghasil daya listrik utama di PT. SK Keris baik untuk keperluan industri

maupun keperluan kantor. Total energi yang dihasilkan Unit Utility adalah 18.000

KW/jam.

Pembangkit listrik dihasilkan oleh Diesel Generator dan Gas Engine .

Bahan bakar yang digunakan Diesel Generator adalah jenis IDO (Industrial

Diesel Oil) dan MFO (Marine Fuel Oil) yang mengalami proses pembakaran di

ruang bakar (Combustion Chamber) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar

generator sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan

perusahaan. Bahan bakar yang digunakan Gas Engine adalah jenis Gas LNG

(liquefied natural gas) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar generator

sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan perusahaan. Terlebih

lagi di Unit ini pernah terjadi kecelakaan kerja yang memakan korban jiwa akibat

tersengat listrik. Total tegangan yang dihasilkan unit ini adalah 6600 Volt.

Bahaya-bahaya yang dapat timbul akibat hubungan kelistrikan adalah kejut,

hangus, mata merah, kebakaran dan statik. Unit Utility juga menghasilkan energi

Page 83: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

71

lain berupa uap yg digunakan untuk keperluan industri. Uap yang dihasilkan

berasal dari Gas Bolier, Coal Boiler dan Package Boiler. Bahan bakarnya berasal

dari batu bara dan IDO (Industrial Diesel Oil/solar). Untuk menghasilkan uap

keperluan industri maka diperlukan 10 ton batu bara perhari sehingga penggunaan

alat pelindung diri para pemecah batu bara perlu diperhatikan mengingat peluang

debu batu bara dapat berdampak buruk terhadap kesehatan terutama pada saluran

pernapasan.

Bentuk energi lain yang berbahaya adalah gravitasi. Bahaya yang dapat

ditimbulkan akibat gravitasi bumi adalah tertimpa benda, terjatuh, tersandung dan

tergelincir. Bahaya akibat gravitasi ini dapat terjadi di Unit tetapi tidak sering

terjadi dan risiko yang ditimbulkan pun adalah risiko rendah. Lain lagi bahaya

yang ditimbulkan akibat energi kinetik antara lain apabila pekerja menabrak suatu

benda atau tertabrak benda contohnya adalah menabrak palang besi yang terlalu

rendah yang berada di gedung Air Compressor.

Bahaya oleh getaran terjadi saat mesin atau alat yang dijalankan dengan

motor sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran mekanis dibedakan

berdasarkan jenis pajanannya, yaitu Getaran Seluruh Badan (Whole Body

Vibration) dan Getaran Alat-alat Lengan (Tool-Hand Vibration). Getaran yang

ada di Unit Utility adalah getaran yang disebabkan oleh mesin (motor) dan akibat

yang dirasakan oleh pekerja adalah gangguan kenikmatan dalam bekerja dan

mempercepat terjadinya kelelahan.

Bahaya energi terakhir adalah kebisingan. Berdasarkan hasil penelitian,

seluruh gedung yang merupakan bagian Unit Utility menghasilkan Kebisingan

Page 84: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

72

diatas NAB (85 dB) yaitu antara 94,3 dB – 108,5 dB, sehingga melewati syarat

NAB (KEP-51/MEN/1999). Kebisingan tertinggi pada bagian Gas Engine yaitu

sebesar 108,5 dB, ini sangat perlu perhatian khusus terutama pada bagian APD

para pekerja ditemmpat itu. Sedangkan hasil pengukuran audiometri tahun 2008

terhadap seluruh pekerja di Unit Utility ini dihasilkan 53% pekerja mengalami

gangguan pendengaran. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kenyamanan

dan konsentrasi dalam bekerja, gangguan komunikasi, menurunkan daya dengar

dan dapat menyebabkan ketulian (A. M. Sugeng Budiono, 2005:32).

Ketiga, penanganan manual adalah segala kegiatan mengangkut atau

menopang beban dengan tangan atau kekuatan tubuh yang berupa kegiatan

mengangkat , meletakkan, mendorong, menarik, membawa, atau memindahkan.

Dari korban cedera yang berasal dari penanganan manual, sebagian besar (dua

pertiganya) berupa ketegangan otot dan terkilir (John Ridley, 2008:257).

Penanganan manual ini hampir dilakukan oleh seluruh pekerja di Unit Utility

seperti mechanician, coal crusher hingga Cleaning Service. Penanganan manual

oleh mechanician (mekanik) dapat dilihat pada saat overhaul (bongkar-pasang

mesin), sedangkan pada coal crusher (pekerja pemecah batu bara) pekerjaan

manual dapat dilihat pada saat memecahkan batu bara dan mengangkat drum batu

bara secara berulang-ulang. Pekerjaan manual seperti mengangkat beban dan

melakukan pergerakan berulang ini (pekerja penghancur batu bara) dapat

mengakibatkan tegangan tubuh dan secara ergonomis dapat menimbulkan

kelelahan.

Page 85: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

73

Keempat, di pabrik peralatan mesin dan peralatan manual juga

merupakan sumber yang dapat menimbulkan bahaya potensial. Penanganan

mekanik mengacu pada setiap sarana bermesin untuk memindahkan atau

mengangkat beban. Contoh yang paling umum adalah lift, termasuk penggerek

(hoist), kran (crane), ban berjalan (conveyor), truk bermesin termasuk yang tanpa

pengemudi (John Ridley, 2008:262).

Kelima, bahaya potensial yang terakhir adalah zat kimia industri terutama

yang digunakan di Unit Utility antara lain, kontak dengan zat kimia, debu, ledakan

dan gas. Kontak dengan zat kimia seperti PAC (Poly Aluminium Chloride), NaOH

(Sodium Hydroxide) dan HCl (Hydrocloric Acid) dapat menyebabkan iritasi mata,

bila terhirup dapat menyebabkan iritasi pernapasan, iritasi pencernaan ringan,

pemaparan kronis dapat menyebabkan erosi pada gigi. Sedangkan debu hasil

industri dan batu bara dapat menganggu pernapasan, akan tetapi hal ini telah

ditangani dengan adanya kegiatan kebersihan oleh cleaning service. Ledakan juga

merupakan bahaya potensial yang disebabkan banyaknya macam-macam gas,

tekanan dan panas. Ledakan N2 juga pernah menjadi salah satu kasus di Unit ini.

Gas-gas hasil kerja motor (mesin) seperti CO dan CO2 dapat menimbulkan

gangguan pernapasan.

5.2 Tingkatan Risiko

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap penilaian risiko adalah risiko

tinggi berada di peringkat tertinggi, kemudian risiko sedang, risiko rendah dan

risiko ekstrim. Penilaian dilakukan berdasarkan pertimbangan paparan, peluang

Page 86: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

74

dan konsekuensi dari sumber bahaya yang dihasilkan. Setiap tingkatan risiko ini

akan ditetapkan pengendaliannya berdasarkan prioritas tertinggi maka didapatlah

4 macam risiko dengan nilai yang berbeda, di urutan pertama terdapat Risiko

Tinggi (High Risk) sebesar 42,10%, urutan kedua terdapat Risiko Sedang

(Medium Risk) sebesar 36,84%, urutan ketiga terdapat Risiko Rendah (Low Risk)

sebesar 15,7% dan yang keempat adalah Risiko Ekstrim (Extreme Risk) sebesar

5,26%. Berdasarkan hasil penilaian, risiko ekstrim berada diurutan terakhir tetapi

apabila dilihat dari dampak yang akan ditimbulkan, maka risiko ektrim perlu

diprioritaskan, karena pengendalian risiko dimulai dari risiko yang paling tinggi

kemudian ke risiko yang paling rendah (Safety Risk Management Procedures, The

University of Western Australia).

5.3 Pengendalian Risiko

Berdasarkan bahaya potensial yang teridentifikasi di Unit Utility maka

diperlukan pengendalian risiko. Pengendalian risiko diutamakan pada Risiko

Ekstrim dan Risiko Tinggi yang menghasilkan dampak yang sangat besar (Safety

Risk Management Procedures, The University of Western Australia)..

Risiko Ekstrim terdapat pada bagian electrical dimana kegiatannya

berhubungan dengan daya listrik dimana dapat menyebabkan kejut, hangus, mata

merah, kebakaran yang berujung kematian. Secara administratif, penanganan daya

listrik dapat dilihat dari beberapa point penting pada Electricity at Work

Regulation 1989 ( John Ridley, 2008:272) dijelaskan sebagai berikut:

Page 87: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

75

1. Tugas-tugas dibebankan pada atasan dan orang yang bekerja sendiri untuk

mematuhi ketentuan peraturan, dan Pekerja untuk bekerjasama dengan

atasan dalam mematuhi ketentuan peraturan.

2. Untuk mencegah bahaya, seluruh sistem harus dikonstruksikan dengan

benar dan harus dipelihara dengan baik

3. Perlengkapan listrik yang bekerja di lingkungan yang ganas, harus didesain

dan dibangun untuk tahan menghadapinya

4. Seluruh konduktor dan sistem harus di insulasi dan dilindungi

5. Perlengkapan pelindung yang disediakan harus sesuai penggunaannya,

terpelihara dengan baik, dan digunakan dengan baik

6. Tidak boleh ada perlengkapan listrik yang digunakan jika kelebihan

kapasitas dan kekuatannya mengakibatkan bahaya

7. Konduktor yang mengakibatkan bahaya harus dibumikan atau dilindungi

dengan sarana lain

8. Setiap sambungan (joint) dan koneksi harus kuat

9. Ketika perlengkapan dimatikan agar tidak bekerja, tindakan pencegahan

harus dilakukan untuk memastikannya benar-benar telah mati

10. Jika bekerja pada atau dekat dengan perkakas listrik, harus ada ruang kerja

yang cukup, akses yang memadai, dan pencahayaan yang cukup

11. Jika pengetahuan teknis dibutuhkan untuk mencegah bahaya maka petugas

yang bekerja harus, memiliki pengetahuan tersebut, berpengalaman atau

mendapatkan pelatihan yang cukup.

Page 88: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

76

Sedangkan yang termasuk risiko tinggi adalah kebisingan, debu, temperatur,

zat kimia, penanganan manual. Kebisingan seperti yang telah diketahui

dampaknya pada identifikasi bahaya sebelumnya harus dikendalikan dengan cara

pengendalian secara engineering control (penyekatan, isolasi mesin, penyerapan,

peredaman getaran, pembungkaman), pengendalian secara substitusi (mengganti

mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising, mendesain ulang dan

memodifikasi peralatan, atau dengan mengubah tata letak peralatan di area kerja)

akan memakan banyak biaya dan waktu sehingga diperlukan analisis lebih lanjut

oleh perusahaan.

Pengendalian administratif kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat

kerja akibat bahan kimia berbahaya seperti PAC, NAOH dan HCl adalah

(Pedoman Penanganan PAC, NAOH dan HCl) antara lain, penyimpanan PAC,

simpan di tempat sejuk dan jauhkan dari sinar matahari, simpan ditempat yang

berventilasi baik, jauhkan dari bahan pengoksidasi atau bahan makanan,

hindarkan dari pemanasan yang menghasilkan gas H2S yang berbahaya.

Penyimpanan NaOH, simpan di kontainer tertutup rapat, lindungi dari

kerusakan fisik simpan di tempat kering dan berventilasi, tidak menyimpan

bersama Alumunium dan Magnesium, selalu menambahkan NAOH ke air, bukan

sebaliknya. Penyimpanan HCl, simpan di kontainer tertutup rapat, lindungi dari

kerusakan fisik simpan di tempat kering dan berventilasi, jauhkan dari sinar

matahari langsung, selalu menambahkan HCl ke air bukan sebaliknya (Tata Cara

Penyimpanan Bahan Kimia Perusahaan).

Page 89: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

77

Debu industri hasil kerja mesin dapat menyebabkan gangguan pernapasan

dan ketidaknyamanan dalam bekerja dapat dikendalikan dengan cara, ventilasi

keluar setempat (local exhaust) dengan menggunakan alat penghisap agar debu

dapat dialirkan keluar, perawatan rumah tangga yang baik (good housekeeping)

meliputi kebersihan, pembuangan sampah, pencucian dan pengaturan tempat kerja

yang aman telah cukup dilakukan. Ventilasi umum yang dilakukan sudah cukup

baik dengan mengalirkan udara ke dalam ruang kerja agar kadar bahan berbahaya

dalam ruang kerja berkurang sangat efektif untuk mengatasi bahaya gas dan uap

tetapi tidak tepat untuk fume dan debu. Pengawasan dan pemantauan lingkungan

kerja yang dilakukan secara teratur dan terus menerus (A. M. Sugeng Budiono,

2005:138).

Pengendalian administratif lain yang tidak dapat diabaikan adalah perlunya

dibuat organisasi khusus yang menangani SMK3 (PER.5/MEN/1996 tentang

penerapan SMK3 di perusahaan). Oleh karenanya organisasi K3 hendaknya dapat

berdiri sendiri sehingga penanganan K3 dapat direalisasikan dengan baik oleh

petugas-petugas yang bersangkutan. Monitoring pelaksanaan standar

keselamatan kerja (inspeksi dan patroli) secara rutin serta memelihara komunikasi

tentang pesan keselamatan kerja melalui media seperti poster, buletin, stiker,

bahkan mencontohkan dengan panutan, sangat perlu digalakkan agar keselamatan

dan kesehatan kerja dapat terjaga (John Ridley, 2008:57).

Penggunaan APD merupakan alternatif terakhir bila pengendalian yang laen

telah dilakukan. Seluruh tenaga kerja yang berada di unit ini sebaiknya dilengkapi

dengan alat pelindung diri yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Untuk

Page 90: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

78

menghindari kebisingan hendaknya para pekerja menggunakan sumbat telinga

(earplug) (gambar 12) atau penutup telinga (earmuff) (gambar 13) . APD untuk

mengatasi kebisingan dapat menggunakan earmuff (mengurangi kebisingan 40–50

dB) tetapi pd unit ini pekerja menggunakan earplug (mengurangi kebisingan

hingga 30 dB) hanya saja tidak semua pekerja mendapat alat ini secara merata dan

disesuaikan dengan tempat kerjanya (Prabu, 2009:2). Oleh karena itu perlu

perhatian khusus untuk memfasilitasi pekerja dengan earplug serta adanya

pengawasan agar alat ini selalu terpasang setiap kali pekerja melakukan

pekerjaannya.

Gambar 12 Gambar 13 Earplug Earmuff

Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia seperti PAC,

NaOH dan HCl sebaiknya menggunakan sarung tangan tahan bahan kimia (nitrile

gloves) (gambar 14), Chemical Cartridge Respirator (gambar 15) karena ada

pekerja yang hanya menggunakan sarung tangan biasa dan masker kain. Debu

industri hasil kerja mesin dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan

Page 91: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

79

ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga sebaiknya menggunakan alat pelindung

diri seperti dust,mist respirator (gambar 16).

Pada ruangan Coal Boiler ada pekerja yg menggunakan masker debu,

ada yang menggunakan baju yg diikat menutupi mulut. Hal ini menjadi perhatian

khususnya bagi perusahaan agar dapat menyediakan APD yang cukup dan

disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan pekerja dan menjadi perhatian

juga bagi pekerja untuk merawat dan membersihakan APD yang disediakan

perusahaan.

Gambar 14 Gambar 15 Nitrile Gloves Chemical Cartridge

Respirator

Gambar 16

Dust, mist Respirator

Page 92: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

80

Selain itu, untuk pekerjaan manual dapat menggunakan alat pelindung diri

seperti kacamata las (gambar 17), sepatu keselamatan (gambar 18), helm

keselamatan (gambar 19), welding mask (gambar 20), face shield (gambar 21).

Gambar 17 Welding Goggles

Gambar 18

Safety shoes

Gambar 19 Safety helmet

Gambar 21 Face Shield

Gambar 20 Welding mask

Page 93: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

81

APD pekerjaan manual, perusahaan telah menyediakan dengan baik, yang

perlu menjadi perhatian adalah perusahaan perlu meningkatkan pengawasan dan

pelatihan terhadap cara pemeliharaan dan perawatan APD agar perusahaan tidak

berulang-ulang menyediakan APD bagi pekerja yang tidak menjaga APD-nya

dengan baik.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan

observasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara obyektif yang bertujuan untuk membuat penilaian

terhadap suatu kondisi. Karena identifikasi dan penilaian risiko ini dilakukan

secara langsung oleh peneliti, maka ada hal-hal yang tidak dapat diidentifikasi

karena keterbatasan pengalaman peneliti.

Page 94: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

82

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya maka disimpulkan bahwa:

1. Identifikasi bahaya yang dilakukan di Unit Utility menghasilkan 19 bahaya

yang teridentifikasi yang bersumber dari lingkungan kerja, energi, pekerjaan

manual, plant dan zat kimia.

2. Tingkatan risiko mulai dari yang terbanyak adalah tingkat risiko tinggi, risiko

sedang, risiko rendah dan ekstrim.

3. Pengendalian Bahaya dilakukan adalah pengendalian bahaya secara

administratif dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang disertai

pengawasan P2K3.

6.2 Saran

Saran yang ditujukan bagi PT. SK. Keris adalah sebagai berikut:

1. Perlu dibuat organisasi khusus yang menangani SMK3 sesuai dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER.5/MEN/1996 tentang penerapan SMK3

di perusahaan sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko dapat lebih

digalakkan.

2. Tingkatan risiko dapat dikurangi dengan cara pembuatan Standar

Operasional Prosedur pada setiap bagian pekerjaan dan monitoring

pelaksanaan standar keselamatan kerja secara rutin.

Page 95: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

83

3. Pengendalian tambahan yang perlu dilakukan adalah dengan pengembangan

komunikasi tentang pesan keselamatan kerja serta perusahaan dihaerapkan

lebih memperhatikan kecukupan serta pemeliharaan APD para pekerja sesuai

dengan jenis pekerjaannya.

Page 96: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat Fathoni, 2006, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ahmad Anshori, 2008, Kecelakaan Kerja Tertinggi di Dunia,

http://www.jamsostek.co.id, diakses 12 April 2008. DK3N, 1993, Pedoman Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Audit K3),

Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi DATI I. Edhie Sarwono, 2002, Green Company, Pedoman Pengelolaan Lingkungan,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Astra Internasional Tbk.

ILO, 2009, World Day For Safety and Health at Work 2009. James E Dooley, 1990, Risk Analisys For Health and Environmental, Canada:

Halifax. John Ridley, 2008, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta: Erlangga. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES, 2007, Pedoman Penyusunan

SkripsiMahasiswa Program Strata 1. LAI, 2005, ALKITAB, Jakarta: LAI Lexy Moleong, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Prabu, 2009, Alat Pelindung Telinga, http://putraprabu.wordpress.com/

2009/01/07/alat-pelindung-telinga/, diakses 28 Januari 2010. PT Freeport Indonesia, 2008, Pelatihan HIRADC 2008 di PTFI,

http://www.ptfi.com/news/eBK/gen_ebk.asp?ed=20081022, diakses 10 Februari 2010.

Rudi Suardi, 2007, Manajemen Risiko – Panduan Penerapan Berdasarkan

OHSAS 18001 dan Permenaker 05/1996, Jakarta: PPM. Saffeway India, 2010, Personal Protective Equipment, www.saffewayindia.

com/ppe.htm, diakses 5 Januari 2010.

Page 97: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

85

Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sudigdo dan Sofyan Ismael, 2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,

Jakarta: Sagung Seto. Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta A. M. Sugeng Budiono, 1996, Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Semarang: UNDIP. , 2005, Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Semarang: UNDIP. Sugiyono, 2005, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta. The University of Western Australia, 2010, Risk Management Procedures,

http://www.safety.uwa.edu.au/policies/safety_risk_management_procedures, diakses 2 Februari 2010.

Tjandra Yoga dan Tri Hastuti, 2006, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta:

UI Press. Tulus Winarsunu, 2008, Psikologi Keselamatan Kerja, Malang: UMM Press.

83

Page 98: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

86

Page 99: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

87

LAMPIRAN 1

Company Risk Assesment No Identify The

Activity Identify The

Hazards Identify Risks

(Associated with each hazard and

whom exposed)

Risk Rating

Existing Control

Additional Risk Control

(Apply the hierarchy of risk controls))

Exposure (E)

Likelihood (L)

Consequence (C)

Risk Level (E x L x C)

1

2

Team Completed By

Unit/Division SHE - Team

Date Other Person Describe The Activity and Location

Hierrarchy of Risk Controls Action By Whom Action By When Remarks - Eliminate the Hazard  - Substitute the hazard - Engineering Controls - Administrative Controls - Personal Protective Controls 

Exposure (E) Likelihood (L) Consequense (C) Risk Level

(10) Continuously (6) Frequently (3) Occasionally (2) Infrequently (1) Rarely

(1) Almost Certain (sangat memungkinkan) (0.6) Likely (memungkinkan) (0.3) Possible (cukup memungkinkan) (0.1) Unlikely (kurang memungkinkan) (0.05) Rare (jarang terjadi)

(20) Catastrophic (10) Major (5) Moderate (2) Minor (1) Insignificant

( >20 ) Extreme (E)/Significant risk, immediate action required, must be manage by senior management with detail plan ( >10 ) High Risk (H), senior management attention needed, detail research and management planning at senior level ( 3-10) Moderate Risk (M), management responsibility must be specified, monitoring or response procedure ( <3 ) Low Risk (L), manage by routine procedures, unlikely to need specific allocation of resources

Page 100: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

88

LAMPIRAN 2 No Sub Identity Accident Place Jamsostek Bumida Remarks

No Name Nik Section Grade Year Classify Hospital Claim Claim 1 1 Achmad Irfan 101540 SDY2 Ass. Mgr 2005 Traffic Accident, Motorcycle RSU Tangerang Jl Raya Sepong Rp 124.000.350 Meninggal Dunia 2 2 Adang Subandi 116080 SDY2 Leader Non Machine related RS.Usada Insani Toilet Rp 617.700 Tidak ada selisih 3 3 Aenes Sandinata 118837 FY 1 WK Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Pondok Cabe Rp 12.991.898 Tulang patah 4 4 Andriyana 115396 Mechanic SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin/RSUI Rp 15.884.803 5 5 Engkus 115328 Utility 2 SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin Rp 426.400 Tidak ada selisih 6 6 Hadi Suwito 105262 SDY2 SWK Traffic Accident, Motorcycle RS. Asshobirin Jl. Makam Seribu Rp 7.035.579 Jari kelingking sobek 7 7 Heri Suwanta 104871 Poly FM Traffic Accident, Motorcycle RS. Usada Insani Jl. Makam Seribu Rp - Tdk Claim 8 8 Herman Susilo 115045 SDY 1 SW Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin/RSUI Jl. Raya Serpong Rp 15.305.521 Gegar otak 9 9 Mas Setia Budi S 105152 SDY 1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin Jl. Raya Serpong Rp - Tdk Claim

10 10 Mochamad Akhwani 118753 Mech.2 SWK Machine related RS.Usada Insani PET Production Rp 2.335.580 Tidak ada selisih 11 11 Nanang Garnita 108415 DT SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin/RSUI Jl Raya Serpong Rp 50.415.310 Meninggal Dunia 12 12 Saeful Anwar 112238 SDY 1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Cisauk Rp 6.866.440 2,463,162 (soft loan) 13 13 Sudarno 111350 SDY 1 SW Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin Rp - Tdk Claim 14 14 Yuli Kartika 118266 SDY-1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Jl. Raya Legok Rp 2.883.432 Tangan, kaki luka 15 1 Budison 117090 FY 2 SWK 2006 Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Jalan Raya Rp 8.844.433 6,240,337.59 (Soft loan) 16 2 Eko Jumono 601178 HR&Adm Driver Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Jalan Raya Rp 3.920.637 Tidak selisih 17 3 Muhimin 109492 SDY 1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Jalan Raya Rp - Tdk Claim 18 4 Suntoro 800272 HR&Adm Driver Traffic Accident, Car RS. Siloam Jalan Tol Jakarta Rp 738.100 Luka-luka 19 5 Suparmin 115250 Mech.1 Leader Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Jalan Raya Rp 6.866.440 2,463,162 (Soft loan) 20 6 Supiyadi 109382 SDY 1 SWK Traffic Accident, Motorcycle RS. Asshobirin Jalan Raya Rp - Tdk Claim 21 7 Yudi Sunarya Setiawan 114570 FY 2 Leader Traffic Accident, Motorcycle Usada Insani Cisauk Rp 15.118.977 Gegar otak & Luka 22 1 Adhi Wibowo Nasution 108730 SDY-1 SWK 2007 Machine related Usada Insani SDY-1 Rp 4.119.448 Mata sebelah kanan luka 23 2 Agus Ramadhan PET Prod SWK Machine related Usada Insani PET Production Rp 580.900 Bibir atas kanan, sobek 24 3 Anas Wahyudi 109398 SDY 1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Bona Sarana Indah Kebon Nanas Tng Rp - Tdk Claim 25 4 Dwi Suatmaji 109639 SDY-1 LD Traffic Accident, Motorcycle Gembok, Jati uwung Rp - Tdk Claim 26 5 Karyana 109644 SDY-1 SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin Jl. Raya Serpong Rp - Tdk Claim 27 6 Kurnia Jaya 115527 Spinning SWK Traffic Accident, Motorcycle Jl. Pasar Minggu Jkt Rp 393.000 Kaki terluka 28 7 Maulana 109995 Utility 1 Ld Machine related Asshobirin Utility Masih Proses - Meninggal Dunia 29 8 Mulyadi 113410 U/T Ops.2 SWK Machine related Usada Insani Utility Rp 7.046.770 Ujung jari terkelupas 30 9 Purwanto 111721 SDY-2 SWK Traffic Accident, Motorcycle Asshobirin Jl. Raya Serpong Rp - Rp 6.016.500 Ggr otak & tulang bahu retak 31 10 Saeful Anwar 112238 SDY 1 SWK Machine related Usada Insani SDY-1 32 11 Setiyadi 112772 PET Maint. SWK Machine related Usada Insani PET Production Rp 6.647.270 Jari manis kanan terkelupas 33 1 Sutikno (A) 103789 Mech LD 2008 Traffic Accident, Motorcycle RS. Global Medika German Centre Rp 7.848.198 menabrak belakang mobil 34 2 Wibawa Maulana 104185 FY Maint SWK Traffic Accident, Motorcycle RS. Omni Internasional Pakulonan Rp 77.455.646 35 3 Gunardi (A) 106402 SDY-1 SWK Traffic Accident, Motorcycle RS. Global Medika Pusdiklat - Alam Sutera Rp 5.007.026 36 4 Patonih 104253 Technic LD Machine related RS. Global Medika PT. SK Keris Rp 996.922 Jari tengah tangan kiri retak 37 5 Fariz Muslim 107495 DW SWK Machine related RS. Global Medika PT. SK Keris Rp 601.985 Mata sebelah kiri 38 6 Pirmansyah 118491 UT SWK Traffic Accident, Motorcycle RS. Mayapada Modernland Tangerang Rp 5.678.022 DiTabrak sepeda motor 39 7 Saring Wahyudi 104060 FY Maint LD Machine related Usada Insani PT. SK Keris Rp 1.003.991 Kepala terluka 40 1 Tentrem 109712 FY 1 LD 2009 Machine related Usada Insani PT. SK Keris Rp 1.848.019 41 2 Bangun Hajopan 119977 UT S.SV Machine related RS. Global Medika PT. SK Keris Rp - 42 3 Kurnia jaya 115527 Fy 2 & Tech SWK Traffic Accident, Motorcycle RSI Ashobirin Jl SK keris Rp - T O T A L C L A I M A S U R A N S I Rp 390.202.365 Rp 9.292.932

Page 101: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

89

LAMPIRAN 3

Page 102: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

90

Lampiran 4

Daftar Fire Equipment di Utility

Building

Fire

Extinguisher

Water

Hydrant

Foam

Tank

Exit

Lamp

Fire Alarm

Heat

Detector

Smoke

Detector

Manual

Station

Utility 89 132 2 - 25 - 6

Sumber: PT. SK Keris, 2009

Daftar Alat Pemadam Api Ringan di Utility

Utility Unit Jenis APAR

Powder YA - 10L

Powder YA - 50L (Trolley)

Gas CO2

YC - 7

Gas CO2 YC - 50 (Trolley)

Hallon Cobra AF - 11

Water Treatment 3 - 1 - - -

Turbo Chiller dan

Air Compressor

9 - 6 - - -

Diesel

Generator 2nd

Floor

1 - 3 4 1 -

Diesel

Generator 1st

Floor

20 - 5 - - -

Diesel

Generator

(Basement)

9 - - - - -

Package Boiler 9 - - 1 - -

Utility working

Area

2 - - - - -

Waste Water

Treatment

3 - 1 - - -

Sumber: PT. SK Keris, 2009

Page 103: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

91

Lampiran 5

Page 104: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

92

Lampiran 6

Page 105: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

93

Page 106: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

94

Page 107: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

95

LAMPIRAN 7

Page 108: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

96

LAMPIRAN 8

WWT & Safety Officer Mech, ADM

Hasanudin B. Hajopan

Team A Team B Team C Team D Team A Team B Team C Team D WWT Mech, Adm. S.Part

Wibowo Pujiman Tri.G Ade. MN Pardi Wiyono Warso Suyanto Bambang Dedi. H

Adm/ S.Part

Ops-2 Ops-1

Joko.T Amirudin Rahmat A.Fatin Mansuri Yulianto Fauzi Sahrul. A Mulyadi ( E ) Martono

Fahlepi

Syarif Asep.J Pirmansyah Saepul.B Sutarno Firman.M Tatang Nurjaya Budi Utoyo Edi Jusuf Engkus

Dede.G Dadang Hidayat Saih

Budi Utoyo I.Kholid

Crusher Coal Helper Mechanic

Jupriadi Iping Subur Damiyati

Nurdin

Operation-1

TEAM MGR

Erwin Osmal

SVRPlan Actual

4 4

F/MPlan Actual

11 11

L/DPlan Actual11 11

W/KPlan Actual19 19

TOTALPlan Actual46 46

T/MGR GM

T/MGRPlan Actual

1 1

Mulyadi

Operation D/G, Steam & Electric Maintenance

Yugi Eryu H

A/C, T/C, W/T

Teguh

U/T-Elec

Operation-2

Arippudin

8 Oct 16, 2008

Daily(Rivia)

8

Irfan

3 Shift/ 4 Group 3 Shift/ 4 Group

Bahrudin

Sukardi

A.Azis Daily Rivia

Total employee = 57

Mei 01, 2009

Page 109: IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO … · PT. SK. Keris Banten)” ini telah diujikan dalam ujian skripsi pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperbaiki seta mendapat pengesahan

97

Lampiran 9