ibadah ramadhan memperkuat posisi nagari

Upload: h-masoed-abidin-bin-zainal-abidin-jabbar

Post on 29-May-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Ibadah Ramadhan Memperkuat Posisi Nagari

    1/2

    MMELALUIELALUI IIBADAHBADAH RRAMADHANAMADHAN MMENGUATKANENGUATKAN PPOSISIOSISI NNAGARIAGARI

    Oleh : H. Masoed Abidin

    Setiap bulan ramadhan dating, umumnya para perantau dari negeri ini pulang

    kampong. Mereka balik melihat nagari tempat mereka dibesarkan selama ini. Setelahmengamalkan ajaran merantau sesuai adagium karatau madang di hulu, babuah babungo

    balun, Marantaulah buyuang dahulu, kutiko di rumah baguno balun. Mudik balik ke

    kampong di saat Ramadhan ini ada berbagai cara. Secara fisik pulang dengan membawa anak

    cucu, melihat anak kemenakan dikampung sekali gus menguatkan silaturrahim.

    Silaturrahmi akan menumbuhkan kasih sayang yang mendalam di antara ummat.

    Dengannya persaudaraan dan persatuan dapat dibina. Kedengkian dan kebencian dapat diobati.

    Segala macam bencana dapat dihindari dan diatasi. Rasulullah SAW bersabda, Silaturrahmi,

    berakhlak mulia serta bertetangga dengan baik akan membangun dunia dan memperpanjang

    usia. (HR.Ahmad dari Aisyah RA). Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda ; Tidak dapatmasuk sorga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. (H.R. Muslim).

    Bagi perantau yang ada juga, bahkan banyak yang memangku jabatan sebagai penghulu

    di tengah kaumnya, maka pulang di bulan Ramadhan juga menjadi ajang menguatkan

    kepemimpinan di tengah anak kemenakan. Memang berat tanggung jawab para pemimpin.

    Di sini pula letak kemuliaan dan tanggung jawab umarak. Melindungi orang lemah.

    Memperbaiki silaturahim. Menanam tekad memancangkan keadilan di tengah kehidupan dengan

    saling menghormati. Penguasa (pemerintahan) yang dilindungi oleh Allah di bumi, karena

    berlindung kepadanya orang lemah, dan karena orang teraniaya mendapatkan pertolongan

    (dengan adil). Barang siapa di dunia memuliakan penguasa yang menjalankan perintahAllah, niscaya orang itu di hari kiamat dimuliakan pula oleh Allah(Diriwayatkan oleh ibnu

    Najar dari Abu Hurairah).

    Tugas kembali kenagari, sesungguhnya adalah menggali kembali potensi dan asset

    nagari yang terdiri dari budaya, harta, manusia, dan agama anutan anak nagari --, karena

    apabila tidak digali, akan mendatangkan kesengsaraan baru bagi masyarakat nagari itu. Dimulai

    dengan memanggil potensi yang ada dalam unsur manusia, masyarakat nagari.

    Kesadaran akan benih-benih kekuatan yang ada dalam diri masing-masing, untuk

    kemudian observasinya dipertajam, daya pikirnya ditingkatkan, daya geraknya didinamiskan ,

    daya ciptanya diperhalus, daya kemauannya dibangkitkan, dengan menumbuhkan atau

    mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri. Handak kayo badikik-dikik, Handak tuah

    batabua urai, Handak mulia tapek-i janji, Handak luruih rantangkan tali, Handak buliah kuat

    mancari, Handak namo tinggakan jaso, Handak pandai rajin balaja. Dek sakato mangkonyo

    ado, Dek sakutu mangkonyo maju, Dek ameh mangkonyo kameh, Dek padi mangkonyo

    manjadi..

  • 8/9/2019 Ibadah Ramadhan Memperkuat Posisi Nagari

    2/2

    Tujuannya sampai kepada taraf yang memungkinkan untuk mampu berdiri sendiri dan

    membantu nagari tetangga secaraselfless help, dengan memberikan bantuan dari rezeki yang telah

    kita dapatkan tanpa mengharap balas jasa, "Pada hal tidak ada padanya budi seseorang yang patut

    dibalas, tetapi karena hendak mencapai keredhaan Tuhan-Nya Yang Maha Tinggi". (Q.S. Al Lail,

    19 - 20).

    Walaupun di depan terpampang kendala-kendala, namun optimisme banagari mesti

    selalu dipelihara, Alah bakarih samporono, Bingkisan rajo Majopahik, Tuah basabab

    bakarano, Pandai batenggang di nan rumik. Sebagai masyarakat beradat dengan pegangan adat

    bersendi syariat dan syariat yang bersendikan Kitabullah, maka kaedah-kaedah adat dipertajam

    makna dan fungsinya oleh kuatnya peran surau yang memberikan pelajaran-pelajaran sesuai

    dengan syara itu.

    Pertama,mengutamakan prinsip hidup berkeseimbangan karena nimat Allah, sangat

    banyak. Dan jika kamu menghitung-hitung nimat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan

    jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi maha Penyayang (QS.16,

    An Nahl : 18). Hukum Syara menghendaki keseimbangan antara perkembangan hidup rohani

    dan jasmani ; "Sesungguhnya jiwamu (rohani-mu) berhak atas kamu (supaya kamu pelihara) dan

    badanmu (jasmanimu) pun berhak atasmu supaya kamu pelihara"(Hadist).

    Keseimbangan tampak dalam mewujudkan kemakmuran di ranah ini, Rumah gadang

    gajah maharam, Lumbuang baririk di halaman, Rangkiang tujuah sajaja, Sabuah si bayau-bayau,

    Panenggang anak dagang lalu, Sabuah si Tinjau lauik, Birawati lumbuang nan banyak, Makanan

    anak kamanakan. Manjilih ditapi aie, Mardeso di paruik kanyang. Sesuai bimbingan syara,

    "Berbuatlah untuk hidup akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok dan berbuatlah untuk hidup

    duniamu, seolah-olah akan hidup selama-lamanya" (Hadist).

    Kedua, Mencari nafkah dengan "usaha sendiri". Memiliki jati diri, self help dengan

    tulang delapan kerat dengan cara amat sederhana sekalipun "lebih terhormat", daripada meminta-

    minta dan menjadi beban orang lain, "Kamu ambil seutas tali, dan dengan itu kamu pergi kehutan

    belukar mencari kayu bakar untuk dijual pencukupkan nafkah bagi keluargamu, itu adalah lebih

    baik bagimu dari pada berkeliling meminta-minta". (Hadist). Membiarkan diri hidup dalam

    kemiskinan tanpa berupaya adalah salah , " Kefakiran (kemiskinan) membawa orang kepada

    kekufuran (ke-engkaran)" (Hadist).

    Dengan memahami pelajaran besar ini, maka sebenarnya di dalam bulan Ramadhan tidak

    ada satu kegiatanpun yang tidak dapat dikaitkan dengan ibadah. Selama semuanya itu kita niatkan

    demi kemashlahatan ummat dalam mencari redha Allah, atau dengan beramal ikhlas lillahi Taala.

    Semoga.

    Wassalam.