ibadah maliyah

13
IBADAH MALIYAH A. Pengertian Ibadah Maliyah Ibadah harta ( ibadah maliyah ) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia, yang dikenal dengan Amal Jariyah. Harta yang dititipkan kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal kepada Allah SWT. Banyak harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya. Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Dan kewajiban syukur atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT. Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau ibadah dengan harta termasuk bagian penting dalam syari’at Islam. Dalam rukun Islam pun nampak bahwa rukun yang lima itu terdiri dari ruknul qalbi, ruknul badani dan ruknul mali. B. Macam-macam Ibadah harta (maliyah ) a. Zakat Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syara’: mengeluarkan dari

Upload: rakhmadtri

Post on 06-Aug-2015

4.241 views

Category:

Documents


266 download

TRANSCRIPT

Page 1: IBADAH MALIYAH

IBADAH MALIYAH

A. Pengertian Ibadah Maliyah

Ibadah harta (ibadah maliyah) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti

pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia, yang dikenal dengan Amal

Jariyah. Harta yang dititipkan kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal kepada Allah

SWT. Banyak harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya.

Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan

membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Dan kewajiban syukur

atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana

ibadah kepada Allah SWT. Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan

dalam bentuk ibadah fisik saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta.

Investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah

meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau

ibadah dengan harta termasuk bagian penting dalam syari’at Islam. Dalam rukun Islam pun

nampak bahwa rukun yang lima itu terdiri dari ruknul qalbi, ruknul badani dan ruknul mali.

 

B.      Macam-macam Ibadah harta (maliyah )

a. Zakat

Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah

syara’: mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah

wajib kepada mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat

berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan

secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian

kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu

sebagaimana ditentukan.

Macam- macam Zakat 

Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan

Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di

daerah bersangkutan. 

Zakat Maal (Zakat Harta ) zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu

Page 2: IBADAH MALIYAH

tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja

(profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 

Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :

1. Emas, perak dan mata uang 

Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah: 

”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak(tidak dikeluarkan zakatnya) dan tidak

membelanjakanya di jalan Allah, Maka beritakanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan

mendapat) ’azab yang pedih.”(QS_ At Taubah :34 )

2. Nishab harta perniagaan 

Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :

”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu

yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan

janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal

kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya”

(QS Al- Baqarah : 267). 

3. Zakat binatang ternak 

Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:

Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw, bersabda

sebagai berikut:

”Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan

zakatnya maka binatang –bnatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan keadaan

yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu hewan –hewan itu

menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. setiap selesai mengerjakan yang demikian,

bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula:dan

demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia. ” ( HR:

Bukhari ) 

Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan kerbau, kambing

dan biri-biri .

4. Zakat hasil bumi 

Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok

seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan buah- buahan yang wajib

Page 3: IBADAH MALIYAH

dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Sya’r zabib dan kurma. Buah-buahan yang wajib

dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:

” Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima

wasaq( 700kg) . H.R Muslim

5. Zakat barang tambang dan barang temuan

Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh dari

hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang –orang purbakalayang berharga yang

ditemukan oleh orang –orang pada masa sekarang,wajib dikelurkan zakatnya.Barang rikaz itu

umumnya berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga. 

6. Zakat fitrah 

Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata “zakat” dan

“fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama’ bahwa dia

merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta kaum muslimin menurut

ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para

mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt.

Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak menerima zakat

itu ialah sebagai berikut:

1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50%

kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari

2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkan lebih dari

50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi

3. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untuk mengumpulkan dan membagi-

bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam 

4. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu

dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya

5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya dengan

jalan menebus dirinya

6. Gharimin yaitu orangyang berhutang untuk sesuatu kepentingan yanng bukan maksiat dan

ia tidak sanggup untuk melunasinya 

7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah 

8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik,

seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya. 

Page 4: IBADAH MALIYAH

Yang tidak berhak menerima zakat :

1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang

kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). 

2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. 

3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul

bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). 

4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. 

5. Orang kafir. 

b. Fidyah.

Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat lain sebagai tebusan (pengganti) nya, baik

berupa makanan atau lainnya. Fidyah juga berarti kewajiban manusia mengeluarkan sejumlah

harta untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya. Fidyah shaum wajib dilakukan oleh

seseorang yang tak sanggup karena kepayahan dalam melakukan shaum fardhu khususnya di

bulan Ramadhan, sebagai salah satu bentuk rukhsah (dispensasi) yang diberikan Allah kepada

mereka. Karena Allah SWT tidak membebani hamba-hamba-Nya melainkan sesuai dengan

kemampuannya. Selain itu juga Allah tidak pernah menjadikan syari’at yang diturunkan-Nya

menyulitkan hamba-hamba-Nya. Landasan normatif yang dititahkan Allah SWT mengenai

hal ini adalah firman-Nya dalam Al Qur’an: dan wajib bagi orang-orang yang berat

melakukan shaum (jika mereka tidak shaum) memberi fidyah, yaitu dengan memberi makan

satu orang miskin. (Q.S. Al Baqarah, 2:184).

 

Hukum fidyah, sebagaimana firman Allah SWT di atas adalah wajib, apabila :

1.      Tidak mampu melakukan shaum, seperti karena lanjut usia.

2.      Orang sakit permanen yang kesembuhannya sangat sulit.

3.      Perempuan hamil atau perempuan yang sedang menyusui (yang bersangkutan boleh

memilih antara qadha shaum atau fidyah).

4.      Jumlah fidyah adalah sejumlah makanan yang dikonsumnsi yang bersangkut pada

bulan Ramadhan. Setiap hari tidak puasa diganti dengan fidyah makan sehari untuk

seorang miskin.

 

Page 5: IBADAH MALIYAH

c. Udhiyyah

Udhiyyah adalah menyembelih binatang tertentu pada Hari Raya Qurban (Idul Adha)

atau Hari Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah) dengan niat taqarub atau qurban (mendekatkan

diri) kepada Allah SWT. Udhiyyah (qurban) sebenarnya sudah menjadi syari’at para Nabi

dan Rasul Allah. Setiap Nabi melakukan ibadah qurban. Putra Nabi Adam as (Qabil dan

Habil) pernah melakukan ibadah qurban. Dan yang diabadikan secara khusus adalah qurban

yang menjadi syari’at Allah SWT yang dibawa Nabi Ibarahim as. Kemudian syari’at itu

dilestarikan menjadi syari’at Nabi Muhammad saw atas legitimasi dan perintah Allah SWT

yang diabadikan-Nya dalam al Qur’an surat Al Kautsar, 108:2.

 

Syarat-syarat berqurban/udhiyyah :

1. Waktu pelaksanaan qurban/udhiyyah

Pada Hari raya Adha/Qurban (10 Dzulhijjah) setelah shalat sunnat Idul Adha dan Hari

Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah).

2. Binatang qurban ialah unta, sapi atau kerbau, kambing, biri-biri atau domba.

Binatang-binatang tersebut hendaknya :

- Tidak cacat (cacat mata, sakit, pincang, kurus dan tak berdaya,

rusak/pecah sebelah tanduknya atau telinganya).

- Bulu binatang (kambing) lebih disukai yang berwarna putih mulus atau bulu

mulutnya, bulu kakinya dan bulu di sekitar matanya berwarna hitam.

- Sudah berumur satu tahun. Bila kesulitan mendapatkan binatang berumur

satu tahun boleh kambing jadza’ah (berumur sekitar 9-11 bulan, tetapi gemuk, sehat

tanpa cacat).

- Dilakukan sendiri setelah usai melaksanakan shalat sunat Idul Adha.

- Satu ekor kambing berlaku untuk satu orang atau satu keluarga.

- Satu ekor unta atau sapi atau kerbau berlaku bagi 7 orang.

d. Aqiqah

Aqiqah adalah binatang (kambing atau domba) yang disembelih dalam rangka

menyambut anak yang baru dilahirkan. Aqiqah dilaksanakan pada saat bayi berumur 7 hari,

sekaligus dicukur habis rambutnya (digunduli kepalanya) dan disyi’arkan namanya. Apabila

pada hari ke 7 tidak bisa dilaksanakan aqiqah, boleh diundurkan sampai hari

ke 14 atau hari ke 21. Pelaksanaan aqiqah setelah waktu tersebut menjadi ihtilaf para ulama.

Ada yang berpendapat, bahwa aqiqah tetap dianjurkan, akan tetapi ada pendapat lain yang

Page 6: IBADAH MALIYAH

menyatakan tidak usah dilaksanakan, lebih baik berkurban saja pada tanggal 10 Dzulhijjah

atau pada hari-hari tasyriq (11, 12 dan 13 dzulhijjah). Pembagian daging aqiqah boleh

dibagikan daging mentahnya dan boleh dimasak terlebih dahulu di rumah yang melakukan

aqiqah kemudian dimakan bersama keluarga, tetangga dan handai taulan.

e. AlHadyu

AlHadyu adalah melakukan penyembelihan binatang ternak (domba) sebagai

pengganti pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan, atau sebagai denda karena melanggar hal-

hal yang terlarang mengerjakannya dalam prosesi ibadah umrah atau haji atau bagi mereka

yang memiliki kemampuan melakukannya, atau bagi mereka yang melakukan pelanggaran-

pelanggaran terhadap larangan-larangan tertentu dalam ibadah haji. Alhadyu juga bisa

mencakup segala bentuk penyembelihan binatang yang dilakukan di Tanah Haram, baik

sebagai pemenuhan dam, maupun karena hal-hal lainnya seperti nadzar atau qurban. Bagi

mereka yang melakukan Haji Tamattu (mendahulukan umrah sebelum haji) atau haji Qiran

(melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama) wajib melakukan alhadyu. Kalau tidak

melakukan alhadyu, maka wajib berpuasa 10 hari, yang pelaksanaan puasanya 3 hari di tanah

Suci dan 7 hari di luar tanah suci.

f. Dam

Dam adalah menyembelih binatang tertentu sebagai sangsi terhadap pelanggaran atau

karena  meninggalkan sesuatu yang diperintahkan dalam rangka pelaksanaan ibadah haji dan

umrah atau karena mendahulukan umrah daripada haji (haji tamattu) atau karena melakukan

haji dan umrah secara bersamaan (haji qiran). Dam juga diidentikkan dengan alhadyu,

sekalipun tidak selalu sama. Dalam suatu hal alhadyu bisa lebih umum daripada dam dan

dalam hal lain dam bisa lebih umum daripada alhadyu. Dam dilakukan bukan untuk membuat

sesuatu yang rusak (batal) menjadi sah atau yang kurang menjadi lengkap. Dam dilakukan

sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT sekaligus juga sebagai salah satu

bentuk penghapusan atau kifarat atas pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah dan atau umrah.

C. Urgensi Ibadah Maliyah

1. Perintahnya digabung dengan perintah shalat.

Page 7: IBADAH MALIYAH

2. Dengan Ibadah Maliyah berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun

Islam  yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan

dunia dan akhirat.

3. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,

menambah keimanan karena keneradaannya yang memuat beberapa macam

ketaatan.

4. Merupakan sarana pengahapus dosa.

5. Harta yang tidak dikeluarkan zakatnya disebut sebagai harta yang kotor.(QS

9:103)

6. Tidak mengeluarkan dianggap sebagai merampas hak orang lain dan mendapatkan

dosa besar.

7. Kewajibannya juga kepada para nabi terdahulu.(QS 2:40,43. 19:30-31)

D. Hikmah Ibadah Maliyah

1. Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,

menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus

mengembangkan harta yang dimiliki. Selain itu, zakat juga bisa dijadikan sebagai

neraca, guna menimbang kekuatan iman seorang mukmin serta tingkat kecintaannya

yang tulus kepada Rabbul ‘izzati. Sebagai tabiatnya, jiwa manusia senantiasa dihiasi

oleh rasa cinta kepada harta,

2. Menolong, membantu dan membina kaum dhu’afa (orang yang lemah secara

ekonomi) maupun mustahiq lainnya ke arah kehidupannya yang lebih baik dan lebih

sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat

beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus

memberantas sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul ketika mereka (orang-

orang fakir miskin) melihat orang kaya yang berkecukupan hidupnya tidak

memedulikan mereka.

3. Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan

oleh ummat Islam, seperti saran ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi,

sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) muslim.

4. Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta, sehingga

diharapkan akan lahir masyarakat makmur dan saling mencintai (marhammah) di atas

prinsip ukhuwah Islamiyyah dan takaful ijtima'i.

Page 8: IBADAH MALIYAH

5. Menghilangkan kebencian, iri, dan dengki dari orang-orang sekitarnya kepada yang

hidup berkecukupan, apalagi kaya raya serta hidup dalam kemewahan. Sementara,

mereka tidak memiliki apa-apa, sedang tidak ada uluran tangan dari orang kaya

kepadanya.

6. Dapat menyucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa (tazkiyatun nafs), menumbuhkan

akhlak mulia, murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan, dan mengikis sifat bakhil

atau kikir serta serakah. Dengan begitu, suasana ketenangan batin karena terbebas dari

tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.

7. Ibadah mâliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan

karunia Allah SWT dan merupakan perwujudan solidaritas sosial, rasa kemanusiaan,

pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai

pengikat batin antara golongan kaya dengan golongan miskin dan sebagai penimbun

jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.

8. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, di mana hubungan seseorang dengan

yang lainnya menjadi rukun, damai, dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan

situasi yang aman, tenteram lahir batin.

9. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-

prinsip: umatan wahidah (umat yang bersatu), musâwah (umat yang memiliki

persamaan derajat dan kewajiban), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan

takâful ijtima’i (sama-sama bertanggung jawab).

Referensi

Ash Shideiqy,H,Z.Kuliyah Ibadah. PT Pustaka Rizki putra.Semarang. 2000

Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.

Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo.

Zuhaili, Wahbah. 1997. Fiqh al Islam wa adillatuh. Beirut. Dar al Fikr.