iain ta st nirafatima 251 1 bab1
DESCRIPTION
akuTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara
manusia sehingga manusia itu tumbuh menjadi pribadi yang utuh.1
Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan.
Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses interaksi belajar mengajar adalah
suatu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan
tercapai bila proses interaksi belajar mengajar tidak pernah berlangsung dalam
pendidikan. Guru dan siswa adalah dua unsur yang terlibat langsung dalam
proses itu. Oleh karena itu di sinilah peranan guru diperlukan bagaimana
menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu seorang guru
perlu memahami cici-ciri interaksi belajar mengajar dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran .
Pemahaman seorang guru terhadap ciri-ciri interaksi belajar mengajar
belumlah cukup tanpa ada kemampuan untuk mengaplikasikannya ke dalam
proses interaksi belajar mengajar. Di sinilah diperlukan kompetensi guru dalam
mempersiapkan tahapan-tahapan kegiatan. Tahapan-tahapan ini tidak bisa
diabaikan dalam proses interaksi belajar mengajar atau dalam perencanaan
1Herman Houdojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan, 1988 ), hal. 1
2
pengajaran, sebab kegiatan ini menyangkut masalah pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah tahap persiapan atau
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian atau evaluasi .
Tahapan ini harus dibuat sedemikian rupa agar proses interaksi belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
instruksional. Dalam penyusunan strategi belajar mengajar erat kaitannya
dengan kompetensi guru. Paling tidak guru harus memiliki dua modal dasar,
yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan
program itu kepada siswa .
Masalah kompetensi ini tidak semua guru dapat menguasainya dengan
baik. Jangankan untuk guru yang belum profesional, guru yang sudah
profesional dan pengalaman mengajarnya cukup lama belum tentu dapat
menguasainya dengan baik. Namun penguasaan dengan baik belum tentu dapat
melaksanakannya ke dalam proses interaksi belajar mengajar dengan baik pula ,
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Karena itulah, kompetensi guru
bukanlah suatu masalah yang berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain, yakni latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar .
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru ini erat kaitannya
dengan masalah prestasi belajar siswa. Karena itu, kualitas kompetensi guru
mempunyai peranan yang penting dalam proses interaksi belajar mengajar. Ini
berarti berkualitas tidaknya prestasi belajar siswa, kompetensi guru ikut
3
menentukan selain ditentukan oleh faktor-faktor lainnya seperti lingkungan
keluarga, fasilitas, intelegensi dan minat siswa itu sendiri sebagai individu.2
Salah satu keharusan bagi seorang guru atau pengajar dalam
melaksanakan pembelajaran adalah mampu memberikan teknik penyajian materi
atau bahan pelajaran yang tepat sasaran oleh para guru dalam meningkatkan
hasil belajar.3
Sedangkan proses teknik adalah sebuah kegiatan praktis yang berlangsung
dalam suatu masa untuk menanamkan nilai tersebut ke dalam diri siswa, yang
sekaligus untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akhir dari proses
interaksi belajar mengajar diharapkan siswa merasakan perubahan-perubahan
dalam dirinya. Untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi itu dapat
dilihat dari jangkauan kemampuan seperti kognitif, afektif, psychomotorik.4
Manusia tumbuh melalui belajar, karena itu sebagai pengajar kalau ia
berbicara tentang belajar, maka tidak dapat melepaskan diri dari mengajar.
Mengajar dan belajar merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan.
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat yang khas
kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. oleh karena itu, kegiatan
belajar mengajar matematika sebaiknya juga tidak disamakan dengan ilmu yang
lain. Karena siswa yang belajar matematika memiliki kemampuan yang
2 Syaiful Bahri Dzamarah, Prestasi Belajar da Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994 ), hal .15-16 3 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008 ), hal. 1
4 Ibid, hal. 17
4
berbeda-beda, maka kegiatan belajar mengajar haruslah diatur sekaligus
memperhatikan kemampuan yang belajar dan hakekat matematika .
Maka dari itu guru harus mampu menggunakan metode yang tepat untuk
membantu menyelesaikan masalah kesulitan siswa dalam belajar. Diantara
masalah itu adalah :
Masalah metode
Apabila dalam suatu pembelajaran ada siswa yang menentang
pelajaran yang diajarkan oleh guru, cuek, ramai sendiri, atau
tidak mau mengerjakan soal maka salah satu sebabnya adalah
masalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Jadi,
masalah metode ini besar dampaknya terhadap hasil belajar
siswa. Masalah metode ini dapat diketahui bila guru melakukan
analisis terhadap perilaku siswa.5
Masalah hambatan
Berdasarkan pengamatan pada waktu pembelajaran di kelas IV
MI AL-GHAZALI, siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar sehingga prestasi yang diperoleh juga
tidak bagus. Hal itu metode yang dipergunakan guru kurang
sesuai dengan SK/ KD yang disampaikan pada siswa, sehingga
banyak siswa yang kurang aktif dan pasif yang menyebabkan
mereka melakukan hal-hal sebagai berikut :
5 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2006 ), hal. 16
5
1. Siswa suka berbicara dengan teman
2. Siswa suka bermain sendiri
3. Siswa sering mengganggu teman
4. Siswa pasif dalam menerima materi yang di ajarkan guru
5. Siswa lebih suka tidur dari pada mendengarkan materi yang di ajarkan
Berdasakan pengalaman dari guru Matematika MI Al-Ghazali kelas IV,
mengatakan bahwa siswa kelas IV memang kurang aktif sehingga prestasi
yang diperoleh juga kurang memuaskan dalam pembelajaran Matematika,
hal itu di sebabkan karena :
1. Minimnya pengetahuan guru tentang metode-metode pembelajaran.
2. Kurangnya guru membuat percobaan sederhana yang berhubungan
dengan materi.
3. Guru selalu menggunakan metode ceramah, bagi siswa hal itu sangat
membosankan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya peningkatan prestasi siswa di
MI AL-Ghazali khususnya kelas IV, adalah :
1. Guru dalam proses mengajar sangat monoton
2. Dalam menyampaikan materi pelajaran selalu dengan ceramah
3. Jarang menggunakan metode-metode dalam menyampaikan materi
pelajaran
4. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa
Kurangnya peningkatan prestasi siswa di karenakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran hanya dengan ceramah membuat siswa merasa
6
jenuh dan malas untuk menerima materi pelajaran, sehingga mengakibatkan
kurangnya peningkatan prestasi siswa dalam belajar. Maka dari itu penelitian
menggunakan metode inquiry sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa, siswa dan guru terlibat dalam suatu kegiatan, dan secara
berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai orang yang
selalu ingin mencari, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan dan ingin tahu
“apa yang terjadi bila….? , dengan di terapkannya metode inquiry prestasi siswa
menjadi lebih meningkat .
Dengan menggunakan metode Inquiry maka siswa akan memiliki
pengalaman baru dalam belajar , berbeda dengan sebelumnya yang hanya
dilakukan melalui metode ceramah . Penerapan berbagai macam metode, akan
menjadikan proses pembelajaran lebih bervariatif, sehingga menjadikan siswa
tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut. Secara tidak langsung
kondidisi tersebut akan membuat prestasi belajar siswa menjadi lebih
meningkat.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitian pendidikan. Dalam hal ini penulis akan mengangkat judul “Penerapan
metode Inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pada pokok
bahasan Jajar Genjang siswa kelas IV di MI AL-GHAZALI Panjerejo
Rejotangan Tulungagung”
7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dapat dijabarkan dalam beberapa sub focus berikut :
1. Apakah penerapan metode Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas IV mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan Jajar Genjang di
MI AL-Ghazali Rejotangan ?
2. Bagaimana penerapan metode inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IV mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan Jajar
Genjang di MI AL-Ghazali Rejotangan ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan pembelajaran
metode inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada pokok
bahasan jajar genjang siswa kelas IV di MI AL-Ghazali Panjrrejo Rejotangan.
Tujuan di atas dapat dijabarkan dalam beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Penerapan metode Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas IV mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan
Jajar Genjang di MI AL-Ghazali Panjerejo Rejotangan .
2. Penerapan metode Inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas IV mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan
Jajar Genjang di MI AL-Ghazali Panjerejo Rejotangan .
8
D. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat
menekan biaya seminimal mungkin dalam melakukan penelitian dalam bidang
pendidikan; sebab dalam penelitian tindakan kelas ini tidak diperlukan sample
dalam jumlah besar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat .
Secara khusus, penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan kegunaan
bagi :
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Dari pengalaman
tersebut diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk
menerapkan pada pokok bahasan dan membantu menularkan pengalaman yang
di perolehnya ini kepada guru lain.
2. Bagi Peneliti
Dengan melaksanakan PTK peneliti sedikit demi sedikit mengetahui
strategi pembelajaran Matematika, sebagai sarana untuk menerapkan pengalaman
belajar yang telah diperoleh, serta merupakan usaha untuk melatih diri dalam
memecahkan permasalahan yang ada secara kritis, obyektif, dan ilmiah
khususnya tentang pembelajaran jajar genjang.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan dalam
perumusan kebijakan dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran
Matematika.
9
4. Bagi Siswa
Penggunaan metode Inquiry ini dapat lebih menyenangkan, mendorong
dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru.
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan konseptual
Metode : Berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang
sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.6
Metode Inquiry : Metode yang mempersiapkan peserta didik pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar
melihat apa yang terjadi.7
Prestasi : Hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, di
ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. prestasi tidak
akan pernah di hasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu
kegiatan.8
Belajar : Belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang di
lakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya.9
Prestasi Belajar : Hasil yang di peroleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu.10
6 Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2007 ), hal. 1.24
7 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005 ), hal. 108-109 8 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar..., hal. 19-20
9 Mulyasa, Implementasi Kurikulum, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004 ), hal. 189
10
Matematika : Berasal dari bahasa yunani, mathein atau mathenein
yang berarti mempelajari.11
Jajar Genjang : Bangun datar segi empat yang mempunyai dua
pasang sisi sejajar.
2. Penegasan Operasional
Pembelajaran menggunakan metode Inquiry merupakan metode belajar
mengajar dengan cara menemukan sendiri. peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan cara melakukan eksperimen
sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Sehingga peserta didik dapat
mengalami peningkatan terhadap hasil belajar.
F. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtida’iyah AL-Ghazali di
desa . Panjerejo kecamatan. Rejotangan kabupaten. Tulungagung .
G. Hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah apabila pembelajaran metode
inquiry ini diterapkan dengan proses yang baik, maka dapat meningkatkan
pemahaman siswa kelas IV Madrasah Ibtida’iyah AL-Ghazali Panjerejo
Rejotangan Tulungagung pada materi Jajar Genjang sehingga secara otomatis
10
Ibid, hal .23 11
Sri buanah, Inovasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. (Departemen Pendidikan
Nasional di Rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006), Hal. 1
11
dengan meningkatnya pemahaman tentunya juga meningkatkan prestasi belajar
mereka.
H. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu : bagian awal, bagian inti, bagian akhir.
Bagian Awal terdiri dari : Halaman sampul depan, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
Bagian inti terdiri dari :
Bab I Pendahuluan : Latar belakang masalah, rumusan masalah dan
pemecahannya, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
pembahasan.
Bab II Kajian pustaka : Kajian teori, hipotesis tindakan.
Bab III Metode Penelitian : Jenis dan desain penelitian, subyek penelitian,
teknik pengumpulan data, analisis data, indikator
keberhasilan, dan prosedur penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian : Deskripsi hasil penelitian (siklus) dan
pembahasan hasil penelitian.
12
Bab V Penutup : Kesimpulan dan rekomendasi atau saran.
Bagian Akhir terdiri dari : Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.