i uji daya hambat rebusan daun sirih hijau (piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/pdf rosma...

66
i i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) SEGAR TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari O L E H : ROSMA IQHASARI P00341014033 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017

Upload: ngokhue

Post on 13-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

i

i

UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) SEGAR

TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari

O L E H :

ROSMA IQHASARIP00341014033

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2017

Page 2: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

ii

Page 3: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

iiiiii

Page 4: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

iv

iv

Page 5: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

v

MOTTO

Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan.

Maka Apabila Engkau Telah Selesai (Dari Sesuatu Urusan), Tetaplah Bekerja

Keras (Untuk Urusan Yang Lain). Dan Hanya Kepada Tuhanmulah Engkau

Berharap. “ (QS. Al- Insyirah, 6-8)

Kupersembahkan Karya Tulis Ini

Untuk Kedua Orang Tuanku, Agama

Bangsa Dan Almamaterku Tercinta

Page 6: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

vi

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Rosma Iqhasari

NIM : P00341014033

Tempat, Tanggal Lahir : Lauru, 21 Agustus 1996

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 2 Lauru, Tamat Tahun 2008

2. MTS Negeri Kasipute, Tamat Tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Rumbia, Tamat Tahun 2014

4. Sejak tahun 2014 Melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Page 7: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

vii

ABSTRAK

Rosma Iqhasari (P00341014033) “Uji Daya Hambat Rebusan Daun SirihHijau (Pipper betle L.) Segar Terhadap Pertumbuhan Candida albicans”. Yangdibimbing oleh Anita Rosanty sebagai pembimbing I dan Supiati sebagaipembimbing II (xv + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik).Latar belakang : Candida albicans merupakan jamur yang oportunistik yaitu jamuryang pada mulanya tidak patogen namun bila ada faktor predisposisi jamur itumenjadi pathogen dan dapat menyebabkan penyakit Candidiasis. Salah satu tanamanyang dapat menjadi obat tradisional yang memiliki khasiat antifungi adalah sirih(Piper betle L.). Sirih mempunyai kandungan zat-zat kimia yang berfungsi sebagaiantifungi dan antimikroba, yaitu senyawa kimia seperti fenol dan senyawa turunannyaantara lain kavikol, kavibetol, eugenol, karvacol, dan allipyrocatechol.Tujuan penelitian : Mengetahui daya hambat rebusan daun sirih hijau (Pipper bettleL.) segar terhadap pertumbuhan Candida albicans. Rebusan daun sirih dibedakanmenjadi beberapa konsentrasi yaitu konsentrasi 10%, 30%, 50% dan 70%.Metode : EksperimentalHasil penelitian : Menunjukkan adanya zona hambat berwarna bening padakonsentrasi 30% dan 50% dengan diameter 5mm, konsentrasi 70% berdiameter5,5mm, sedangkan pada konsentrasi 10% tidak ada zona hambat begitupun juga padakontrol.Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rebusan daun sirihmempunyai kemampuan dalam pertumbuhan Candida albicans meskipun sangatkecil karena zona hambat yang dihasilkan masih dalam kategori resisten.Saran : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan masukanilmiah pengetahuan, bagi masyarakat dapat menggunakan air rebusan daun sirih hijausebagai alternatif lain sebagai anti jamur (Kandidiasis) dan kepada penelitiselanjutnya untuk melakukan penelitian tentang kandungan daun sirih yang dapatmengahmbat pertumbuhan jamur candida albicans serta penggunaan kontrol positif.

Kata Kunci : Uji Daya Hambat, Daun Sirih, Candida albicansDaftra Pustaka : 30 buah (2000 – 2017)

Page 8: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil Alamin, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya,

sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Uji Daya Hambat Rebusan Daun

Sirih Hijau (Piper Betle L.) Segar Terhadap Pertumbuhan Candida albicans”.

Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Tercinta Nurfaeda atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan

dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani

selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih kepada

Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan Supiati, STP., MPH selaku

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing

dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini.

Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan.

4. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji. Hj. St. Rachmi

Misbah,S.Kep.,M.Kes, Fonnie E. Hasan, DCN.,M.Kes, Tuty Yuniarty,

Page 9: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

ix

S.Si.,M.Kes dan yang telah memberikan arahan perbaikan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta Seluruh Staf dan Karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

6. Terkhusus Ibu Reni Yunus.,S.Si.,M.Sc terima kasih selama ini telah

memberikan bantuan dan bimbinganny pada saat melakukan penelitian.

7. Kepada sahabatku tersayang Titin, Ulfa, Cucu, Ipah, Umi, Nina, Patra,

Yaqub dan Ichsan terima kasih selama ini telah memberikan bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung demi kesuksesan penulis. Dan

Terima kasih juga kepada Seluruh Teman-Teman Seperjuanganku

Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang dari awal kita bersama hingga

saat ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Agung Pratama, atas

motivasi dan semangatnya selama ini.

9. Terima kasih kepada adik Nur dan Hilman serta kak Asirudin dan kak

Denny yang telah memberikan bantuan dalam proses penlitian.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAM JUDUL .....................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................iii

HALAMAN PERDETUJUAN HASIL PENELITIAN ........................................iv

MOTTO ...................................................................................................................v

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................vi

ABSTRAK ...............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xiii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Peneltian .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Daun Sirih Hijau ...................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Candida albicans ..................................... 9

C. Tinjauan Umum Tentang Uji Daya Hambat Candida albicans ......... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 20

B. Kerangka Piker .................................................................................. 21

C. Variabel Penelitian ............................................................................ 22

Page 11: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

xi

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 24

C. Subyek Penelitian .............................................................................. 24

D. Tehnik Pengumpulan Sampel ............................................................ 24

E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 25

F. Instrument Peneitian .......................................................................... 25

G. Bahan Penelitian ................................................................................ 27

H. Prosedur Penelitian ............................................................................ 28

I. Jenis Data ........................................................................................... 32

J. Analisis Data ..................................................................................... 32

K. Penyajian Data ................................................................................... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 33

B. Pembahasan ....................................................................................... 35

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 37

B. Saran ................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Daun sirih hija ....................................................................................... 5

Gambar 2.2 Koloni Candida albicans pada media agar sabouraud Dextrose

Agar ....................................................................................................... 10

Gambar 2.3 Morfologi Candida albicans dilihat secara mikroskopis ..................... 10

Page 13: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Intrumen penelitian ................................................................................... 24

Table 4.2 Bahan penellitian ....................................................................................... 26

Tabel 4.3 Komposisi Air Rebusan Daun Sirih Hijau dan Aquadest Pada konsentrasi

10%, 30%, 50%, dan 70%. ........................................................................ 29

Tabel 5.1 Hasil zona hambat air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.) segar

terhadap pertumbuhan Candida albicans ................................................. 33

Page 14: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 5.1 Zona Hambat Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Candida

albicans .............................................................................................34

Page 15: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes

Kendari

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis kesehatan

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Riset

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Labolatorium

Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

Page 16: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Candida adalah anggota flora normal tubuh yang komensalis pada kulit,

membrane mukosa, saluran pernafasan, saluran pencernaan dan vagina. Salah satu

spesies Candida yang banyak menyebabkan penyakit yaitu Candida albicans.

Candida albicans merupakan jamur yang oportunistik yaitu jamur yang pada

mulanya tidak patogen namun bila ada faktor predisposisi jamur itu menjadi

pathogen (Wijaya, 2010). Salah atu penyakit yang disebabakan Candida albicans

yaitu Candidiasis . Candidiasis merupakan infeksi akibat jamur yang memiliki

insiden tertinggi dibandingkan dengan jamur-jamur lainnya. Infeksi Candida sp

meningkat dalam kurun waktu 20-25 tahun terakhir (Gandjar, 2014).

Data Riskesdas tahun 2013 didapatkan jumlah penderita Kesehatan Kulit

dan Kelamin berjumlah 6.875 orang, 137 diantaranya menderita infeksi Candida

pada kulit dan kuku, 114 pasien dengan infeksi pada kulit dan 23 pasien dengan

infeksi pada kuku. jenis kelainan kulit paling banyak adalah kandidiasis

intertriginosa (50,9%), kelainan pada kuku Candidiasis of skin and nails (49,1%).

Data Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat pada tahun 2015 terdapat 183

penderita penyakit infeksi menular seksual, diantaranya 60,6% penderita

Candidiasis, 8,74% penderita Gonorrhoe dan 6,01% penderita Sifilis.

Tingginya prevalensi penderita Candidiasis, maka perlu adanya

Pengobatan lokal yang bertujuan untuk mengurangi tingkat prevalensi penyakit

Candidiasis. Pengobatan lokal yang dapat diberikan seperti nisfatin, gentian

violet, amphotericin B, ketokonazol, mikonazol, dan klotrimazol ketokonazol

dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, diare dan nyeri kepala.

Adapun pengobatan lokal yang lain juga dapat menimbulkan efek samping

sehingga masyarakat saat ini sudah beralih ke pengobatan tradisional, terbuktinya

dengan data dari Word Health Organization (WHO) yang dikeluarkan pada bulan

Page 17: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

2

Juli 2002 menyebutkan bahwa di Indonesia saat ini tercatat sekitar 40% penduduk

Indonesia menggunakan pengobatan tradisional dan 70% berada di daerah

pedesaan.

Salah satu tanaman yang dapat menjadi obat tradisional atau herbal yang

memiliki khasiat antifungi adalah sirih (Piper betle L.) yang banyak tersebar di

daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa penelitian

sebelumnya dinyatakan bahwa daun sirih hijau (Piper betle L.) dalam bentuk

ekstrak etanol, minyak atsiri, dan perasan mempunyai efek antifungi terhadap

Candida albicans dan memiliki aktifitas antimokroba yang sangat kuat (Hoque

MM, 2011)

Menurut Hariana (2013), daun sirih memiliki kemampuan sebagai

antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Daun sirih mengandung minyak atsiri

sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin. Kandungan kimia di dalam

sirih hijau bersifat antiseptik karena daun sirih mengandung minyak atsiri.

Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya, yaitu

kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol

dan karena keseluruhan kandungan yang ada dalam daun sirih itulah, maka daun

sirih berkhasiat sebagai antioksidasi dan fungisida. Berdasarkan hasil uji fitokimia

daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida, steroid/triterpenoid,

flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam daun sirih. Adanya kandungan senyawa

senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan bahwa tumbuhan sirih

mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa

bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai

aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan

jamur Candida albicans.

Beberapa penelitian sebelumnya, penelitian Nurswida (2002)

membuktikan bahwa ekstrak daun sirih pada konsentrasi 75% dapat menghambat

pertumbuhan jamur candida albicans. Sedangkan penelitian Diah Sudiarti (2010)

yang membandingkan antara ekstrak n-Heksana daun sirih hijau dan rebusan daun

Page 18: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

3

sirih hijau menggunakan daun kering didapatkan hasil bahwa ekstrak n-Heksana

daun sirih hijau tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Candida

albicans, sedangkan pada rebusan daun sirih hijau menggunakan daun kering

terdapat perbedaan yang signifikan dapat mempengaruhi pertumbuhan Candida

albicans.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai uji daya hambat rebusan dauh sirih hijau (Pipper betle L.)

terhadap pertumbuhan Candida albicans dengan menggunakan daun sirih hijau

yang segar. Perbedaan penelitian sebelumnya dan penelitian ini yaitu peneliti kali

ini menggunakan rebusan daun sirih yang segar, tidak kering dan pada penelitian

ini juga diketahui konsentrasi yang akan digunakan, dimana konsentrasinya yaitu

10%, 30%, 50% dan 70% dengan menggunakan antibiotik albothil sebagai bahan

control. Kemudian uji daya hambat ini ditentukan dengan melihat zona hambatan

yang ditandai dengan terbentuknya wilayah jernih diarea kertas cakram dan

dilakukan pengukuran diameter hambatan yang terjadi menggunakan jangka

sorong.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil permasalahan

sebagai berikut:

“Apakah rebusan daun sirih hijau (Piper betle .L) segar mempunyai daya hambat

terhadap pertumbuhan Candida albicans?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui daya hambat rebusan daun sirih hijau (Pipper bettle L.)

segar terhadap pertumbuhan candida albicans.

2. Tujuan khusus

Page 19: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

4

a. Mengetahui besarnya zona hambat yang dihasilkan rebusan daun sirih

hijau pada pertumbuhan jamur Candida albicans.

b. Mengetahu konsentrasi minimum air rebusan daun sirih hijau yang dapat

menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

a. Menambah pengetahuan tentang daya hambat rebusan daun sirih hijau

(Pipper bettle L.)segar terhadap pertumbuhan candida albicans.

b. Lebih banyak mengetahui ilmu pengetahuan tentang kegunaan daun sirih

hijau

2. Bagi institusi

Sebagai refensi bagi institut untuk melakukan penelitia lanjutan

3. Bagi masyarakat

a. Menambah wawasan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

b. Mengetahui pengaruh rebusan daun sirih hijau (Pipper bettle L.)segar

terhadap pertumbuhan Candida albicans.

Page 20: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

1. Pengertian Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Tanaman sirih hijau (Piper betle L.) dikenal juga dengan sireh, suruh,

atau sadah. Tanaman ini mempunyai khasiat obat dan memiliki manfaat

terhadap kesehatan. Tanaman sirih telah digunakan sejak zaman dahulu

sebagai obat. Tanaman sirih sangat cocok bila ditanam disekitar rumah.

Sirih hijau adalah tanaman yang tumbuh menjalar atau merambat.

Biasanya tumbuh di daerah lembab dan teduh serta merambat pada pohon

pohon disekitar. Ada banyak zat yang terkandung dalam daun sirih, terutama

setelah proses dan diambil minyaknya.

2. Klasifikasi Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheabionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L

Gambar 2.1 daun sirih hijau

Page 21: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

6

8

3. Morfologi dan Karakteristik Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan bersandar pada

batang pohon lain, tingginya dapat mencapai 5–15 m. Batang sirih berkayu

lunak, berbentuk bulat, beruas-ruas, beralur-alur, dan berwarna hijau keabu-

abuan.

Sirih mempunyai daun berbentuk serupa dengan jantung yang pada

bagian ujungnya cenderung runcing agak bundar asimetris, tepi dan

permukaan daun rata, dan pertulangan menyirip. Termasuk tanaman berdaun

tunggal. Daun ini tersusun dengan cara selang-seling. Pada tiap daunnya

terdapat tangkau. Daun tersebut memiliki aroma yang cukup khas apabila

diremas. Daun sirih mempunyai panjang antara 5-8 cm. lebarnya mulai 2-5

cm.

Tanaman sirih memiliki bunga dengan bentuk bulir, merunduk,

panjang 5-15 cm, sendiri-sendiri di ujung cabang dan di ketiak daun. Bunga

ini juga memiliki daun pelindung dengan ukuran 1 mm.

Sirih juga memiliki buah yang digolongkan sebagai buah buni (buah

dengan dinding dua lapis). Bentuk buah ini bulat warnanya hijau cenderung

abu-abu.

Sirih mempunyai akar tunggang, berbentuk bulat dan warnanya

cokelat dengan sedikit menjurus pada warna kuning khas akar lainnya.

4. Habitat Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Tanaman sirih tumbuh di sepanjang Asia Tropis hingga Afrika Timur

menyebar hamper di seluruh wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand,

Srilanka, India, hingga Madagaskar (Moeljanto dan Mulyono, 2003).

5. Kandungan Kimia Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Sirih mempunyai kandungan zat-zat kimia, khususnya bagian daun

seperti minyak asiri yang berisikan senyawa kimia seperti fenol dan senyawa

Page 22: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

7

8

turunannya antara lain kavikol, kavibetol, eugenol, karvacol, dan

allipyrocatechol.

Minyak atsiri (Essential Oil) dikenal dengan nama minyak eteris atau

minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri

mudah menguap pada suhu kamar 20-25 0C tanpa mengalami dekomposisi,

mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai bau tanaman penghasilannya,

umumnya larut dalam pelaru organic, tetapi tidak larut dalam air.

Dalam daun sirih 100 gram terdapat kandungan : air 85,4 mg; protein

3,1 mg; karbohidrat 6,1 mg; serat 2,3 mg; yidium 3,4 mg; mineral 2,3 mg;

kalsium 230 mg; fosfor 40 mg; besi ion 3,5 mg; karoten (vitamin A) 9600 iu,

kalium nitrat 0,26-0,42 mg; tiamin 70 mg; riboflafin 30 mg; asam nikotinal

0,7 mg; vitamin C 5 mg; kanji 1,0-1,2%; gula non reduksi 0,6-2,5%; gula

reduksi 1,4-3,2%; sedangkan minyak atsirinya terdiri dari: alilkatekol 2,7-

4,6%; kadinen 6,7-9,1%; karvakol 2,2-4,8%; karifilen 11,9%; kavibetol 0,0-

1,2%; kavikol 5,1-8,2%; sineol 3,6-6,2%; eugenol 26,8-42,5%; eugenol metal

eter 26,8-15,58%; pirokatekin (Agustin, 2005).

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung betlephenol dan chavicol,

yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidan, dan anti jamur. Selain

kandungan di atas cairan hasil rebusan daun sirih akan menghasilkan ekstrak

daun sirih berwarna kuning muda kehijauan dan bersifat asam, dengan pH ± 4.

Semakin banyak daun sirih yang direbus, maka tingkat keasaman cairan

rebusannya akan bertambah.

6. Kegunaan Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Tanaman sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman obat dan banyak

tumbuh di Indonesia. Bagian dari tanaman sirih yang dimanfaatkan sebagai

obat adalah daunnya. Secara tradisional, sirih dipakai sebagai obat sariawan,

sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, asma,

Page 23: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

8

bronchitis, pendarahan pada hidung/mimisan, deman berdarah, mempercepat

penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.

Beberapa jenis minyak atsiri di gunakan sebagai bahan antiseptik

internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, hemolitik atau sebagai

antizymatic serta sebagai sedatif dan stimulant untuk obat sakit perut.

Untuk pemakaian bagian luar kulit, manfaat daun sirih juga mengobati

penyakit luar, diantaranya eksem, luka bakar, koreng, kurap kaki, bisul,

menghilangkan gatal, membershikan mata dan bau ketiak.

Fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum diminati

adalah sebagai pengharum, baik itu sebagai parfum untuk tubuh, kosmetik,

pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, pemberi cita rasa pada

makanan maupun produk rumah tangga lainnya (Agusta, 2000).

7. Cara memanfaatkan Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Cara memanfaatkan dengan merebus daun sirih. Air rebusannya dapat

diminum untuk obat penyakit dalam. Juga dapat digunakan untuk

membersihkan mata, membasuh vagina, untuk berkumur (bau mulut).

Tumbuhkan daun sirih dapat dioleskan pada luka di tubuh. Cara untuk

mengobati sakit gigi dapt dengan mengunyah daunnya.

8. Aktifitas Antifungi

Senyawa fenol (karvakrol) dan fenilpropan (eugenol dan kavikol)

dalam minyak atsiri bersfiat bakteriosid dan fungisid. Mekanisme anti fungi

oleh minyak atsiri belum diketahui dengan jelas. Namun pada bakteri,

senyawa fenol akan mendenaturasi protein dan meningkatkan permeabilias sel

yang menyebabkan koagulasi sehingga pertumbuhan sel terhambat dan rusak.

Senyawa kariofilen bersifat antiseptik dan anestesi lokal, sedangkan senyawa

eugenol bersifat antiseptik dan analgesik topikal (Agustin, 2005).

Page 24: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

9

8

Sementara efek hambat air rebusan sirih terhadap pertumbuhan

candida albicans disebabkan komponen derivate fenol, seperti eugenol,

allypyrathechol, chavicol, safrole, anethole, cavibetol, carvacrol, betlefenol.

Fenol adalah denaturan protein yang poten. Mekanisme kerja phenolic melalui

perusakan membran plasma, inaktivasi enzim dan denaturasi protein. Disini

fenol B1 berkaitan dengan membran yang ergesterol akan merusak membran

tersebut sehingga jamur akan mati.

9. Efek Samping Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.)

Umumnya pemakaian daun sirih hijau (Piper Betle L.) tidak memiliki

efek toksik jika digunakan pada dosis yang benar. Efek yang dapat dirasakan

secara sederhana umumnya rasa hangat dan pedas. Pengaruh racun oleh

minyak atsiri bila masuk ditubuh pada dosis yang berlebihan dapat

menyebabkan depresi system saraf yang diikuti kematian (Moeljanto dan

Mulyono, 2003; Ernest, 1987).

B. Tinjauan Umum tentang Candida albicans

1. Pengertian

Candida albicans merupakan suatu ragi atau koloni lonjong, bertunas

yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam

jaringan dan eksudat. Candida albicans merupakan anggota flora normal

selaput mukosa, saluran pernafasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita

yang biasanya tidak menyebabkan kerusakan dan hidup bersimbiosis dengan

manusia. Organisme ini dapat menimbulkan infeksi oportunistik jika terdapat

faktor-faktor predisposisi yang mendukung seperti kondisi imunosupresi,

penggunaan antibiotik spektrum luas, pemakaian gigi tiruan, merokok, dan

xerostomia. Candida albicans memiliki sekitar 200 spesies yang berbeda

(Lamont & Jenkinson, 2010; Diz Dios et al, 2016). Sekitar 85-95% infeksi

kandidiasis oral disebabkan oleh jamur Candida albicans yang biasanya

Page 25: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

10

melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum

( Komariah, Sjam R, 2013)

2. Taksonomi

Taksonomi jamur Candida yang saat ini telah diakui secara

internasional adalah penemuan Van Arx tahun 1970 dan Muller dan Loeffler

di tahun 1971 yaitu :

Divisi : Fungi

Sub Divisi : Eumycotina

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Torrulosidales

Famili : Torulopsidaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albican

(a) Gambar 2.2 (b) Gambar 2.3

(a) Koloni Candida albicans pada media agar sabouraud Dextrose Agar(b) Morfologi Candida albicans dilihat secara mikroskopis

3. Morfologi dan Identifikasi

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuanya

untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang

akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan

Page 26: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

11

membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal

yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau

bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6 μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ

(Hendrawati, 2007).

Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang

akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan

banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong. Pada beberapa

strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam

jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang

berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 μ. Morfologi koloni Candida

albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk

bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang

sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Warna koloni putih

kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti

glucose yeast, extract pepton, Candida albicans tumbuh di dasar tabung

(Tjampakasari, 2006).

Potensi patogen dari Candida albicans berkaitan erat dengan

perubahan bentuk dari ragi menjadi hifa. Ini berdasarkan pada penampakan

faktor virulensi dihubungkan dengan perlekatan dan invasi pada fase hifa dan

pengamatan klinis bahwa terdapat hifa pada lesi invatif. Hifa dari Candida

albicans memiliki kapasitas berkaitan dengan sejumlah struktur molekul pada

jaringan tubuh manusia. Termasuk komponen matrik ekstraseluler seperti

fibronectin, kolagen, laminin, dan produk konversi komplemen C3.

Pendekatan ini diperantai oleh komponen mannoprotein dari permukaan luar

fibril organisme, tapi tidak jelas perlekatan tunggal atau ganda yang

bertanggung jawab. Sebagaimana protein yang membentuk komponen matrik

ekstraseluler host diketahui bersama-sama membentuk rangkaian spesifik,

mungkin saja jika satu molekul Candida albicans dapat memperantai

perlekatan pada banyak komponen di jaringan host ( Nurswida, 2002).

Page 27: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

12

Pada sediaan eksudat, Candida albicans tampak sebagai ragi lonjong,

kecil, berdinding tipis, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 μm, yang

memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Candida membentuk psudohifa

ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan

rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi

diantara sel. Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan

pseudohifa, ia juga menghasilkan hifa sejati serta dapat berkembangbiak

dengan budding (Simatupang, 2009).

Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 37oC

selama 24 jam, spesies ini menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem

yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel

bertunas lonjong. Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudohifa yang

membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang

klamidokonidia pada ujung-ujungnya (Simatupang,, 2009).

4. Patogenesis Candida albicans

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi

syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa

interaksi antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen

spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesion dan reseptor. Makanan

dan manoprotein merupakan molekul-molekul Candida albicans yang

mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada

dinding sel Candida albicans juga berperan dalam aktifitas adhesive. Setelah

terjadi proses penempelan, Candida albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel

mukosa. Dalam hal ini enzim yang berperan adalah aminopeptidase dan asam

fosfatase. Apa yang terjadi setelah proses penetrasi tergantung dari keadaan

imun dari pejamu (Tjampakasari, 2006).

Sumber utama infeksi Candida albicans adalah flora normal dalam

tubuh pada pasien dengan sistem imun yang menurun sehingga menyebabkan

Page 28: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

13

mikroorganisme ini menjadi pathogen (Simatupang, 2009). Faktor-factor

yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus kandidiasis antara lain

disebabkan oleh :

a. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk.

b. Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus

c. Kehamilan

d. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus,

misalnya oleh air, keringat, urin atau air liur.

e. Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.

Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan

Candida albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh

manusia karena adanya perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh. Faktor predisposisi tersebut antara lain : obat-

obatan (antibotik dan steroid), inisiasi lokal gigi tiruan, alat ortodonsia,

perokok berat, radiasi, usia, penyakit sistemik dan sebagainya. Karena terjadi

perubahan dalam sistem pertahanan tubuh, blastospora berkembang menjadi

hifa semu dan tekanan dari hifa semu tersebut akan merusak jaringan,

sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi (Riana, 2006).

Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak

berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentuk

blastopora atau hifa di dalam jaringan. Terjadinya kedua bentuk tersebut,

dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi yang dapat ditunjukkan pada suatu

percobaan di luar tubuh. Pada keadaan yang menghambat pembentukan tunas

dengan bebas, tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka

dibentuk hifa (Tjampakasari, 2006).

Blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan.

Sesudah terjadi lesi, dibentuk hifa yang memerlukan invasi. Dengan proses

tersebut terjadilah reaksi radang. Pada Candidiasis akut biasanya hanya

Page 29: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

14

terdapat blastospora sedangkan pada menahun didapatkan miselium.

Candidiasis di permukaan alat dalam biasanya hanya mengandung blastospora

yang berjumlah besar dan pada stadium lanjut tampak hifa (Tjampakasari,

2006).

5. Gambaran klinis

Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida disebut

Kandidiasis, dapat bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut,

vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan

septikemia, endokarditis, atau meningitis.

Gejalanya juga berbeda-beda, tergantung pada bagian tubuh yang

mengalami infeksi. Contohnya adalah:

a. Candidiasis mulut (oral trush). Gejala umumnya meliputi bercak-bercak

putih pada bagian dalam mulut dan lidah, kulit di sudut mulut yang pecah-

pecah, kemerahan pada rongga mulut, sakit tenggorokan, serta kesulitan

menelan.

b. Ruam popok dengan gejala kulit memerah pada bokong, paha, dan di

sekitar genital.

c. Candidiasis di sekitar kelamin. Indikasi dari infeksi jamur pada vagina

meliputi gatal luar biasa yang terasa di sekitar vagina, bagian di sekeliling

vagina memerah dan perih, serta keputihan yang menggumpal seperti

keju. Sementara, gejala yang dialami pria dapat berupa ruam merah pada

penis, gatal dan sensasi terbakar di ujung penis, serta bau tidak sedap.

Infeksi ini termasuk penyakit menular seksual, khususnya jika terjadi pada

pasangan. Karena itu, pengobatan sesegera mungkin sangat penting bagi

pasien yang terinfeksi. Infeksi jamur pada kelamin termasuk penyakit

menular seksual, khususnya pada pasangan. Karena itu, pengobatan

sesegera mungkin sangat penting bagi pasien yang terinfeksi.

Page 30: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

15

Infeksi jamur sebaiknya segera diobati, terutama yang sudah parah.

Jika tidak ditangani dan dibiarkan terlalu lama, Candidiasis berpotensi

menyebabkan jamur masuk hingga ke aliran darah dan memicu infeksi di

darah (Brooks et al., 2005).

6. Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis

Pengobatan yang akan dijalani oleh tiap pengidap tentu berbeda-beda,

bergantung pada lokasi infeksi, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan

pasien. Terdapat berbagai jenis obat anti-jamur yang bisa dibeli secara bebas

di apotek-apotek terdekat untuk mengobati infeksi jamur yang Anda alami.

Namun, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan

diagnosis. Hal ini dilakukan agar obat yang dipilih benar-benar sesuai dengan

jenis infeksi jamur yang Anda idap.

Berikut adalah contoh jenis obat yang mungkin dianjurkan

berdasarkan jenis Candidiasis yang dialami pasien.

a. Candidiasis mulut dapat diobati dengan antijamur berbentuk obat kumur

atau gel. Lama pengobatan yang dibutuhkan umumnya berkisar antara satu

hingga dua minggu. Dokter mungkin akan memberikan obat anti-jamur

dalam bentuk tablet atau kapsul.

b. Infeksi Candida di sekitar kelamin dapat diobati dengan anti-jamur

berbentuk krim, supositoria, serta tablet.

c. Ruam popok akibat Candidiasis dapat diberikan antijamur dalam bentuk

krim, salep, serta bedak.

Selain dengan obat-obatan, ada beberapa cara untuk mempercepat

kesembuhan infeksi Candidiasis mulut, antara lain:

a. Menjaga kebersihan, misalnya rajin menggosok gigi, merawat gigi secara

teratur ke dokter, serta membersihkan sela gigi dengan dental floss atau

benang gigi secara teratur.

Page 31: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

16

8

b. Berhenti merokok.

Adapun untuk mempercepat kesembuhan infeksi Candida di sekitar

kelamin, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:

a. Kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.

b. Jangan mengenakan pakaian dalam yang terlalu ketat.

c. Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada organ intim.

d. Pastikan organ intim senantiasa kering, khususnya setelah dibersihkan

atau sehabis mandi.

C. Tinjauan Umum Tentang Uji Daya Hambat Candida albicans

1. Uji Daya Hambat atau Sensitivitas

Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas mikroorganisme

merupakan suatu metode untuk menetukan tingkat kerendahan jamur terhadap

zat anti jamur dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktifitas

anti jamur. Metode uji sensifitas jamur adalah metode cara bagaimana

mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti

jamur serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau

mematikan jamur pada kosentrasi yang rendah. Uji sentsitiifitas jamur

merupakan satuan metode untuk menentukan tingkat kerentanan jamur

terhadap zat anti jamur dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki

aktivitas anti jamur (Hastowo, 1992).

Diameter zona hambatan pertumbuhan jamur menunjukan sensitifitas

jamur terhadap zat anti jamur. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin tebar

diameter zona tambatan yang terbentuk jamur tersebut semakin sansitif

(Hastowo, 1992).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam uji sensivitivitas

mikrorganisme adalah metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati daya

hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak atau rebusan yang

Page 32: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

17

diketahui dari daerah disekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak

ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambat pertumbuhan inilah yang

menunjukan sensivitas bakteri terhadap bahan antifungi (Dwidjoseputro,

2005).

Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif berdasarkan

kategori respon hambat :

Resisten : <12 mm

Intermediet : 13 – 17 mm

Sensitive : > 18 mm

2. Media pertumbuhan

Media adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrisi) baik bahan alami maupun buatan, yang di perlukan mikroorganisme

untuk perkembangbiakan di laboratorium secara invitro. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk

menyusun komponen sel. Syarat media yang baik harus berupa molekul-

molekul rendah dan mudah larut dalam air, nutrient dalam media harus

memenuhi kebutuhan dasar mikroorganisme yang meliputi air, karbon,

energy, mineral dan factor tumbuh, tidak mengandung zat-zat penghambat

dan media harus steril (Yuniarti, 2014).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri

atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme

untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media

pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme,

identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat

dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu

sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media.

Page 33: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

18

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan modifikasi dari Dextrose

Agar dengan Sabouraud. SDA digunakan untuk budidaya jamur patogen &

komensal dan ragi. Konsentrasi dekstrosa yang tinggi dan pH asam dari rumus

memungkinkan selektivitas fungi. George meningkatkan SDA dengan

penambahan cycloheximide, streptomisin, dan penisilin untuk menghasilkan

media yang sangat baik untuk isolasi terutama dermatofit. Sabouraud

Dextrose Agar digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam

kosmetik, juga digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis

membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.

a. Jenis Media Sabouraud Dextrose Agar

1) Menurut konsistensinya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan

media berbentuk padat (solid).

2) Menurut fungsinya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan

media selektif untuk pertumbuhan jamur dan menghambat

pertumbuhan bakteri.

3) Menurut bahan penyusunnya: media Sabouraud Dextrose Agar

tersusun dari bahan sintetis.

4) Menurut wadahnya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan

media yang disimpan dalam plate (cawan petri).

b. Fungsi Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

Adapun fungsi media secara umum yaitu:

1) solasi mikroorganisme menjadi kultur murni,

2) Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,

3) Menumbuhkan mikroorganisne,

4) Memperbanyak jumlah,

5) Menguji sifat-sifat fisiologisnya

6) Menghitung jumlah mikroba.

7) Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur, di media ini

pertumbuhan jamur akan optimal di suhu 25 - 30 drajat celcius

Page 34: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

19

c. Komposisi Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

1) Mycological peptone 10 g

2) Glucose 40 g

3) Agar 15 g

d. Fungsi dari komponen dalam Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

1) Mycological peptone: menyediakan nitrogen dan sumber vitamin yang

diperlukan untuk pertumbuhan organisme dalam Sabouraud Dextrose

Agar.

2) Glucose: dalam konsentrasi yang tinggi dimasukkan sebagai sumber

energi

3) Agar: berperan sebagai bahan pemadat

e. Digunakan pada mikrobiologi

Untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi

1) Baik untuk isolasi terutama dermatofit

2) Digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik

3) Digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis

membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.

Page 35: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

20

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Daun sirih (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat

menjadi obat tradisional atau herbal yang memiliki khasiat antifungi. Air rebusan

daun sirih banyak digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan berbagai

macam penyakit termaksut Candidiasis yang disebabkan oleh Candida albicans

dan menajdi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyebaran Candidiasis

tidak tergantung pada iklim melainkan sanitasi lingkungan dan kebersihan

individu sehingga di Sulawesi Tenggara menjadi salah satu tempat penyebaran

penyakit ini. Proses penyembuhan pada penderita Candidiasis dilakukan dengan

berbagai cara oleh masyarakat yakni dengan pemakaian antibiotik yang siap

dikonsumsi dari apotek dan obat herbal yang diolah sendiri. Air rebusan sirih

mempunyai efek daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans karena

memiliki kandungan derivate fenol, seperti eugenol, allypyrathechol, chavicol,

safrole, anethole, cavibetol, carvacrol, betlefenol sebagai antifungi.

Untuk mengetahui daya hambat air rebusan daun sirih hijau terhadap

pertumbuhan Candida albicans maka dilakukan pemanasan daun sirih hijau

sebanyak 100 gram sampel dalam 100 ml aquades sampai mendidih dengan

menggunakan konsentrasi 10%, 30%, 50% dan 70%. Dimana menggunakan

media pertumbuhan Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan inkubasi dilakukan

pada suhu 28oC selama 3 x 24 jam, Uji daya hambat jamur ini menggunakan

metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan

mikroorganisme oleh rebusan yang diketahui dari daerah disekitar kertas cakram

(piper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambat

pertumbuhan inilah yang menunjukan sensivitas bakteri terhadap bahan antifungi.

Page 36: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

21

B. Kerangka Pikir

Konsentrasi

70%

Daun Sirih Hijau 100 gram dalam 100 ml

aquades direbus sampai mendidih (15 menit)

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

50%

Konsentrasi

30%

Suspensi Candida Albicans

Ada zona hambat Tidak ada zona hambat

hambat

Page 37: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

22

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel Independen pada penelitian ini yaitu daya hambat rebusan

daun sirih terhadap pertumbuhan Candida albicans

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pertumbuhan Candida

albicans apakah tumbuh dengan normal atau terhambat.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Defenisi Operasional

a. Daun sirih hijau merupakan tanaman yang tumbuh menjalar atau

merambat. Biasanya tumbuh di daerah lembab dan teduh serta merambat

pada pohon-pohon disekitarnya.

b. Rebusan daun sirih hijau memiliki kandungan derivate fenol, seperti

eugenol, allypyrathechol, chavicol, safrole, anethole, cavibetol, carvacrol,

betlefenol sebagai antifungi.

c. Candida albicans merupakan anggota flora normal selaput mukosa,

saluran pernafasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita dan

merupakan penyebab penyakit Candidiasis.

d. Daya hambat merupakan kemampuan 100 gram daun sirih hijau dalam

100 ml aquades steril sehingga dapat diperoleh konsentrasi 10%, 30%,

50% dan 70% yang dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan

Candida albicans

e. Untuk metode pengujian daya hambat air rebusan daun sirih hijau

digunakan metode difusi agar. yaitu dengan cara mengamati daya hambat

pertumbuhan mikroorganisme oleh rebusan yang diketahui dari daerah

disekitar kertas cakram (paper disk). Nilai diameter zona hambatan

dinalisis berdasarkan kategori respon hambat yaitu :

Page 38: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

23

Resisten : <12 mm

Intermediet : 13 – 17 mm

Sensitive : > 18 mm

2. Kriteria Objektif

a. Efek rebusan daun sirih hijau pada pertumbuhan Candida albicans

Efektif :Ditandai dengan rebusan daun sirih dapat menghambat

pertumbuhan Candida albicans

Tidak Efektif :Ditandai dengan rebusan daun sirih tidak dapat

menghambat pertumbuhan Candida albicans

b. Pertumbuhan Candida albicans

Tumbuh : Ditandai dengan tidak ada zona hambatan (wilayah

jernih) di sekitar kertas cakram.

Tidak tumbuh : Ditandai dengan ada zona hambatan (wilayah jernih)

di sekitar kertas cakram.

Page 39: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini menggunakan metode pra eksperiment yaitu belum

merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar

yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan rancangan One-shot Case Study yaitu menyajikan subjek dengan

beberapa perlakuan dan tidak terdapat kelompok pembanding dan tanpa skor tes

awal (Sugiyono, 2011).

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan pada tanggal 23 – 26 Juli 2017.

2. Tempat Penelitian

a. Tempat pengambilan sampel

Di perkebunan wilayah Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab.

Bombana.

b. Tempat pengujian sampel

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah daun sirih hijau segar yang diperoleh di wilayah

Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab. Bombana. Sedangkan obyek penelitian

ini adalah jamur biakan murni Candida albicans yang sudah tersedia

D. Tehnik Pengambilan Sampel

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih hijau

(Piper betle L.) sebagaia antifungi terhadap Candida albicans. Daun yang

Page 40: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

25

digunakan merupakan daun sirih segar yang berwarna hijau tua dengan

kematangan sedang yaitu tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Daun sirih yang

telah dipetik dari pohonnya, kemudian di timbang sebanyak 100 gram dan di cuci

dengan air mengalir.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperoleh selama penelitian berasal dari buku dan jurnal

penelitian yang merupakan data sekunder. Meliputi Biakan murni dun sirih hijau

segar yang telah terpilih sebagai bahan penelitian dibawa ke Laboratorium

Jurusan Analis Kesehatan, kemudian dialakukan pemeriksaan uji daya hambat

menggunakan rebusan daun sirih hijau segar terhadap pertumbuhan Candida

albicans, dengan menggunakan biakan murni Candida albicans. yang diawali

dengan Penanganan daun sirih hijau (Piper betle L.) terlebih dahulu dilakukannya

pengenceran dengan konsentrasi 10%, 30%, 50% dan 70%, selanjutnya Uji Daya

Hambat dan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan di laboratorium terdiri atas alat dan

bahan, yang dapat dilihan pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Instrumen Penelitian di Laboratorium

No Nama alat Kegunaannya

1.Autoclave Sebagai alat untuk sterilisasi alat dan

media

2.Cawan Petri Sebagai wadah media untuk pertumbuhan

fungi

3. Tabung ReaksiSebagai wadah untuk pengenceransampel.

4. Rak Tabung Sebagai tempat tabung reaksi.

5. Gelas Ukur Untuk mengukur aquadest yang

Page 41: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

26

digunakan untuk pengenceran

6.Pipet Ukur Dan KaretPenghisap

Untuk memipet larutan uji

7.Ose Untuk mengambil koloni fungi pada

biakan murni.

8.Labu Erlenmyer

Sebagai wadah media yang telahdilarutkan dengan aquades untukdipanaskan.

9. Timbangan AnalitikUntuk menimbang serbuk media PDA,dan menimbang sampel jamu bubuk.

10. Batang Pengaduk Untuk mengaduk media saat dilarutkan.

11. Lampu Spiritus

untuk pemanasan media PDA yang telahdilarutkan, mensterilkan ose dan menjagakontaminasi fungi saat diambil darimedia.

12. Sendok Tanduk Untuk mengambil serbuk media

13. Kaki Tiga Untuk penyangga asbes pada saatpembuatan media

14. Asbes Untuk penyangga erlenmeyer pada saatpembuatan media.

15. Beacker Glass Untuk wadah aquadest

16. Cawan Porselin Untuk wadah sampel dan media padasaat penimbangan

17. Pulpen Sebagai alat untuk menulis kode sampeldan hasil pemeriksaa.

18. PinsetDigunakan sebagai penjepit kertascakram

19. Jangka sorongDigunakan sebagai alat mengukurbesarnya zona hambat yang terbentuk

Page 42: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

27

G. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.2 Bahan Penelitian

No Nama Bahan Kegunaannya1. Biakan murni candida

albicansSebagai sampel penelitian

2. Media SabouraudDextrose Agar (SDA)

Median umum untuk pertumbuhanfungi

3. Daun sirih hijau (Piperbetle L.)

Sebagai bahan uji daya hambat

4. Aquadest Digunakan dalam pembuatanmedia, serta bahan untukmelarutkan sampel jamu bubukdan pengencerannya.

5. Kertas pH Untuk memeriksa pH aquadestpada saat pembuatan media

6. NaCl 0,9 % Untuk pengenceran sampel larutanuji

7. Kapas Untuk menutup tabung pada saatakan mensterilkan NaCl 0,9 %, danerlenmeyer pada saat pembuatanmedia

8. Kertas Cakram Digunakan sebagai uji daya hambatjamur candida

H. Prosedur Penelitian

a. Pra analitik

1) Persiapan sampel : Daun sirih hijau

2) Metode : Difusi agar

3) Prinsip : Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan

pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi

pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan

media Agar

Page 43: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

28

4) Persiapkan alat dan bahan :

Alat :

a) Autoclave

b) Cawan Petri

c) Tabung Reaksi

d) Rak Tabung

e) Gelas Ukur

f) Pipet Ukur &Karet Penghisap

g) Ose

h) Labu Erlenmyer

i) Timbangan Analitik

j) Batang Pengaduk

Bahan :

a) Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

b) Daun sirih hijau (Piper betle L.)

c) Biakan murni jamur Candida albicans

d) NaCl 0,9 %

e) Aquades steril

f) Antibiotic Albothyle

g) Kertas cakram

h) Kertas ph

i) Kapas

5) Sterilisasi alat penelitian

Disterilkan dalam oven untuk alat-alat yang terbuat dari kaca atau

logam yang tidak memiliki tingkat skala atau keakuratan tinggi dengan

suhu 180ºC selama 24 jam. Dan sterilkan alat-alat yang terbuat dari kaca

yang memiliki tingkat keakuratan atau plastik dalam autoclave dengan

suhu 121ºC selama 15 menit.

k) Lampu Spiritus

l) Sendok Tanduk

m) Kaki Tiga

n) Asbes

o) Beacker Glass

p) Cawan Porselin

q) Pulpen

r) Pinset

s) Jangka sorong

Page 44: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

29

6) Pembuatan media inokulasi fungi

Media yang digunakan untuk inokulasi fungi yaitu Media

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) berikut cara pembuatannya:

a) Ditimbang serbuk media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) 8,2 gram

b) Dipindahkan serbuk media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) ke

beaker glass, lalu ditambahkan aquades sebanyak 126 ml,

dipindahkan ke dalam erlenmeyer.

c) Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan.

d) Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna

sehingga tidak ada kristal yang tersisa).

e) Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ± 0,2) pada suhu

25°C

f) Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan kurang basa dan

ditambahkan HCl 0,01N jika pH larutan kurang asam.

g) Disterilisasi menggunakan autoklaf ±121°C (1 atm) selama ±15

menit.

h) Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu rendah (200C) dan

tekanan telah turun (dilihat indikator autoklaf).

i) Dituangkan ke cawan petri steril yang telah disediakan sebanyak 5

cawan petri.

j) Dibiarkan media pada petri disk membeku dengan sempurna.

k) Dimasukkan media ke inkubator (± 37°C) ,selama ± 24 jam untuk uji

kualitas media, dengan posisi petri disk terbalik.

l) Disimpan pada suhu 4°C- 8°C untuk menyimpan media.

7) Pembuatan air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.)

a) Ditimbang 100 gram daun sirih hijau dan

b) Kemudian masukkan kedalam panci dan tambahkan aquades 100 ml.

Diirebus samapi mendidih selama 15 menit.

Page 45: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

30

c) Dinginkan, kemudian saring dengan kain kasa steril sampai cairan

terpisah, maka diperoleh larutan uji.

d) Ditampung dalam beaker glass steril dan ditutup

e) Larutan uji ini kemudian dibuat beberapa pengenceran dengan

aquades steril yaitu konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70% . volume air

rebusan daun sirih ( larutan uji ) yang di ambil dihitung dengan rumus

pengenceran sebagai berikut :V1 × M1 = V2 × M2Keterangan :

V1 : Volume Larutan Stok

M1 : Konsentrasi Larutan Stok

V2 : Volume Larutan Perlakuan

M2 : Konsentrasi Larutan yang Diinginkan

Tabel 4.3 Komposisi Air Rebusan Daun Sirih Hijau dan AquadestPada konsentrasi 10%, 30%, 50%, dan 70%.

Konsentrasi(%)

Komposisi

Air Rebusan DaunSirih Hijau (mL)

Aquadest (mL)

10 1 9

30 3 7

50 5 5

70 7 3

b. Analitik

Uji Daya Hambat dan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum

1) Siapkan biakan murni Candida albicans

2) Buat susupensi bakteri dengan cara inokulasi biakan pada NaCl 0,9%,

Page 46: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

31

3) Pembuatan susupensi dilakukan dengan cara mengambil satu mata ose

biakan murni Candida albicans dari stok kultur murni dan dimasukan

dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9 % sebanyak 3 ml kemudian

dikocok hingga homogen.

4) Dimasukan lidi kapas steril ke dalam tabung yang berisi suspensi jamur

kemudian lidi kapas steril ditekan pada dinding tabung dan diusapkan

pada medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA) secara merata.

5) Diambil kertas cakram yang direndam di dalam larutan uji air rebusan

daun sirih dengan konsentrasi 10%, 30%, 50%,70% dan diletakan diatas

media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) yang telah diinokulasi jamur

Candida albicans.

6) Sebagai kontrol digunakann aquadest

7) Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas, kemudian Di inkubasi

pada suhu ruang 28oC selama 3 x 24 jam.

8) Diamati ada atau tidaknya zona hambatan (wilayah jernih) yang

terbentuk di sekitar kertas cakram

c. Pasca analitik

Positif : Terjadi zona hambatan (wilayah jernih) di sekitar

kertas cakram

Negatif : Tidak terjadi zona hambatan (wilayah jernih) di

sekitar kertas cakram. (Lay.B, 1994)

Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif berdasarkan

kategori respon hambat :

Resisten : <12 mm

Intermediet : 13 – 17 mm

Sensitive : > 18 mm

Page 47: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

32

I. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah daun sirih hijau segar yang diperoleh di wilayah

Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab. Bombana. data lainnya diperoleh

dari pemeriksaan di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kendari.

b. Data Sekunder

Data dikumpulkan dari hasil penelitian terdahulu dan dari buku-buku

yang dipublikasikan kemudian dijadikan landasan teoritis dalam penulisan

karya tulis ilmiah ini.

J. Analisis Data

Pada penelitian ini dianalisa secara deskriptif berdasarkan kategori respon

hambat berdasarkan kategori respon hambat (Resisten) <12 mm, (Intermediet) 13

– 17 mm dan (Sensitive) > 18 mm.

K. Penyajian Data

Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel kemudian dinarasikan.

Page 48: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

33

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya hambat pertumbuhan jamur

dengan menggunakan sampel daun sirih hijau segar yang diperoleh dari wilayah

Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab. Bombana. Proses pembuatan air rebusan

daun sirih hijau ini dilakukan dengan menimbang daun sirih hijau dengan

penambahan aquadest kemudian direbus sampai mendidih. Setelah itu di

dinginkan, air rebusan disaring menggunakan kassa steril ditampung dalam gelas

ukur dan ditutup dengan kapas. Air rebusan dibuat pengenceran dengan 4

konsentrasi dengan tiap-tiap konsentrasi berjumlah 10 ml dimna konsentrasinya

yaitu 10%, 30%, 50% dan 70%.

Biakan jamur Candida albicans yang digunakan telah tersedia di

Laboratorium Analis Kesehatan. Suspensi jamur ini dibuat dengan NaCl 0,9%

kemudian dimasukan kedalam media uji Sabourond Dextrose Agar (SDA) dan

diletakkan kertas cakram yang sudah direndam dalam rebusan air sirih. Setelah itu

diinkubasi selama 1x24 jam untuk melihat zona hambat yang terbentuk.

Pengujian daya hambat ini dilakukan dengan metode difusi agar.

Pengujian ini digunakan control aquadest yang diinkubasi bersama dengan media

uji selama 1 x 24 jam.

Gambar 5.1 Hasil zona hambat air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.)segar terhadap pertumbuhan Candida albicans pada media SDA

33

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya hambat pertumbuhan jamur

dengan menggunakan sampel daun sirih hijau segar yang diperoleh dari wilayah

Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab. Bombana. Proses pembuatan air rebusan

daun sirih hijau ini dilakukan dengan menimbang daun sirih hijau dengan

penambahan aquadest kemudian direbus sampai mendidih. Setelah itu di

dinginkan, air rebusan disaring menggunakan kassa steril ditampung dalam gelas

ukur dan ditutup dengan kapas. Air rebusan dibuat pengenceran dengan 4

konsentrasi dengan tiap-tiap konsentrasi berjumlah 10 ml dimna konsentrasinya

yaitu 10%, 30%, 50% dan 70%.

Biakan jamur Candida albicans yang digunakan telah tersedia di

Laboratorium Analis Kesehatan. Suspensi jamur ini dibuat dengan NaCl 0,9%

kemudian dimasukan kedalam media uji Sabourond Dextrose Agar (SDA) dan

diletakkan kertas cakram yang sudah direndam dalam rebusan air sirih. Setelah itu

diinkubasi selama 1x24 jam untuk melihat zona hambat yang terbentuk.

Pengujian daya hambat ini dilakukan dengan metode difusi agar.

Pengujian ini digunakan control aquadest yang diinkubasi bersama dengan media

uji selama 1 x 24 jam.

Gambar 5.1 Hasil zona hambat air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.)segar terhadap pertumbuhan Candida albicans pada media SDA

33

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya hambat pertumbuhan jamur

dengan menggunakan sampel daun sirih hijau segar yang diperoleh dari wilayah

Kel. Lauru , Kec. Rumbia Tengah, Kab. Bombana. Proses pembuatan air rebusan

daun sirih hijau ini dilakukan dengan menimbang daun sirih hijau dengan

penambahan aquadest kemudian direbus sampai mendidih. Setelah itu di

dinginkan, air rebusan disaring menggunakan kassa steril ditampung dalam gelas

ukur dan ditutup dengan kapas. Air rebusan dibuat pengenceran dengan 4

konsentrasi dengan tiap-tiap konsentrasi berjumlah 10 ml dimna konsentrasinya

yaitu 10%, 30%, 50% dan 70%.

Biakan jamur Candida albicans yang digunakan telah tersedia di

Laboratorium Analis Kesehatan. Suspensi jamur ini dibuat dengan NaCl 0,9%

kemudian dimasukan kedalam media uji Sabourond Dextrose Agar (SDA) dan

diletakkan kertas cakram yang sudah direndam dalam rebusan air sirih. Setelah itu

diinkubasi selama 1x24 jam untuk melihat zona hambat yang terbentuk.

Pengujian daya hambat ini dilakukan dengan metode difusi agar.

Pengujian ini digunakan control aquadest yang diinkubasi bersama dengan media

uji selama 1 x 24 jam.

Gambar 5.1 Hasil zona hambat air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.)segar terhadap pertumbuhan Candida albicans pada media SDA

Page 49: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

34

Tabel 5.1 Hasil zona hambat air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.)segar terhadap pertumbuhan Candida albicans

No Perlakuan Zona Hambat (Mm)

1. Konsentrasi 10% 0

2. Konsentrasi 30% 5

3. Konsentrasi 50% 5

4. Konsentrasi 70% 5.5

5. Kontrol 0

Keefektifan air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.) ditentukan pada

ukuran zona hambat yang terbentuk. Interpretasi hasil dalam pengukuran zona

hambat terbagi atas 3 golongan, yaitu :

Resisten : <12 mm

Intermediet : 13 – 17 mm

Sensitive : > 18 mm

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa konsentrasi air rebusan daun

sirih hijau yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan candida

albicans, didapatkan zona hambat pada konsentrasi 30%, 50% dan 70% berturut -

turut sebesar 5 mm, 5 mm, dan 5.5 mm. zona hambat tersebut menunjukkan

adanya kemampuan dalam menghambat Candida albicans.

Grafik 5.1 Zona Hambat Air Rebusan Daun Sirih TerhadapCandida albicans

0

2

4

6

10% 30% 50% 70% Kontrol

ZonahambatRebusanDaun SirihHijau

Page 50: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

35

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada konsentrasi

30%,50%, dan 70%, air rebusan daun sirih mempunyai kemampuan dalam

menghambat pertumbuhan candida albicans meskipun sangat kecil karena zona

hambat yang dihasilkan masih dalam kategori resisten.

B. Pembahasan

Melalui penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa zona hambat terbentuk

pada kertas cakram rebusan daun sirih dan kertas cakram kontrol positif

albothyle. Zona hambat tersebut dapat dilihat dengan adanya zona bening

disekitar kertas cakram.

Zona hambat yang terbentuk dapat dikarenakan daun sirih mempunyai

kandungan zat - zat kimia, khususnya bagian daun seperti minyak asiri yang

berisikan senyawa kimia seperti fenol dan senyawa turunannya antara lain

kavikol, eugenol, karvacrol, dan allipyrocatechol. Dimana golongan

phenylpropane (eugenol dan chavicol) dan phenol (carvacrol) diketahui merusak

membrane sitoplasma, denaturasi protein sel, serta mencegah pembentukan

dinding sel bakteri (Caburian dan Osi, 2010). Sementara itu mekanisme antifungi

dari flukonazol adalah dengan penghambatan sintesis lipid terutama ergosterol

pada akhirnya akan mengakibatkan kematian sel jamur. Tidak diketahui secara

pasti zat aktif mana yang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Candida

albicans.

Penelitian ini menggunakan kertas cakram sebagai media perlekatan air

rebusan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didua cawan petri dengan

kertas cakram rebusan daun sirih yang diperoleh dari berbagai macam konsentrasi

memiliki diameter zona hambat yang tidak jauh berbeda yaitu pada konsentrasi

30% diameter zona hambat 5 mm, konsentrasi 50% diameter zona hambat 5 mm,

dan konsentrasi 70% diameter zona hambat 5.5 mm. Hal ini dikarenakan

konsentrasi yang digunakan berbeda, dan semakin tinggi konsentrasi rebusan

daun sirih maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Selain itu kelemahan

Page 51: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

36

dari kertas cakram yaitu tidak dapat mengukur jumlah rebusan yang diserap oleh

kertas cakram tersebut.

Pada tahun 2002 daun sirih hijau juga menjadi objek penelitian yang

dilakukan oleh nurswida yaitu uji daya hambat esktrak daun sirih didapatkan hasil

bahwa ekstrak daun sirih pada konsentrasi 75% dapat menghambat pertumbuhan

jamur candida albicans namu diameter daya hambatnya diketahui.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rebusan daun sirih hijau

mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur candida albicans dengan

terbentuknya zona bening diwilayah kertas cakram pada konsentrasi 30% dan

50% dengan diameter 5 mm dan konsentrasi 70% berdiameter 5.5 mm, sedangkan

pada konsentrasi 10% tidak ada zona hambat.

Page 52: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

37

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 23 – 27 Juli

2017 tentang uji daya hambat rebusan daun sirih hijau (Piper betle L) segar

terhadap pertumubuhan candida albicans dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. besarnya zona hambat yang dihasilkan rebusan daun sirih hijau pada

pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu pada konsentrasi 30% dan 50%

berdiameter 5 mm, dan pada konsentrasi 70% berdiamter 5.5 mm. sedangkan

pada konsentrasi 10% tidak ada zona hambat.

2. konsentrasi minimum air rebusan daun sirih hijau yang dapat menghambat

pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu konsentrasi 30% dan 50%.

B. Saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan masukan

ilmiah pengetahuan.

2. Disarankan masyarakat dapat menggunakan air rebusan daun sirih hijau

sebagai alternatif lain sebagai anti jamur (Kandidiasis).

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang

kandungan daun sirih yang dapat mengahmbat pertumbuhan jamur candida

albicans serta penggunaan kontrol positif.

Page 53: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A, (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB, Bandung

Agustin W, D. (2005). Perbedaan Khasiat Antibakteri Bahan Irigasi Antara Hydrogen

Peroksida 3% Dan Infusan Daun Sirih 20% Terhadap Bakteri Mix. Majalah

Kedokteran Gigi (dent j.) Vol. 38. No. 1 Januari 2005: 45-47.

http://www/journal.unair.ac.id/login/jurnal/filer/DENTJ-38-1-12,pdf.

Brooks FG, dkk. (2005).Medical microbiology. 20thed. Mcgraw Hill;p. 324-325

Entjang, I. (2013). Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan

Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Citra Adtya Bakti. Bandung

Hendrawati, D.Y.(2007). Candida albicans. http://mikrobia.files.wordpress.com/

200805-yosephine-dian-hendrawati078114110.pdf. [diakses 10 februari

2010].

Hariana, A. (2013). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Edisi keempat. Jakarta: Penerbit

Swadaya..

Hoque, MM, dkk. (2011). Antibacterial Activity of Ethanol Extract of Betel Leaf

(Piper betle L.) Against Some Food Borne Pathogens. Department of

Microbiology, University of Dhaka, Dhaka-1000, Bangladesh. Bangladesh J

Microbiol.; Vol 28 (2): 58-63.

Komariah, Sjam R. Kolonisasi. (2013). Candida albicans dalam rongga mulut.

Majalah Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Indonesia.;28(1):39-47.

Moeljanto RD, Mulyono.( 2003). Khasiat & Manfaat Daun Sirih (obat mujarab dari

masa ke masa). Jakarta: Agromedia Pustaka,:9.

Page 54: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

Nuniek, N,F. Nurrachman,E. (2012). Efektivitas Tindakan Oral Hygene Antara

Povidone Iodine 1% dan Air Rebusam Daun Sirih di Pekalongan. Jurnal

Ilmiah Kesehatan. 4(1): 1-8

Nurswida, I. (2002). Efektifitas Dekok Sirih Kuning Dalam Menghambat

Pertumbuhan Candida Albicans (Uji In Vitro). Universitas Brawijaya. Skrisi

Tidak Diterbitkan.

Profil Dinkes. (2015). Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P)

penderita penyakit infeksi menular seksual.

Riskesdas, (2013). Jumlah Penderita Kesehatan Kulit Dan Kelamin. Depkes

Roosheroe Gandjar, Indrawati, dkk. (2014). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta :

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Saparinto, C dan Susiana, R. (2016). Grow your medical m – panduan praktis

menanam 51 tanaman obat popular di pekarangan. Yogyakarta : lily publisher.

Hal : 401-406.

Simatupang, MM. (2009). Candida albicans. Departemen Mikrobiologi. Fakultas

Kedokteran USU, Sumatera. USU Repository.

Siregar RS. (2012.). Penyakit jamur kulit. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; h. 44-61.

Sudiarti, Diah. (2010). Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Dan Rebusan Daun Sirih

Hijau (Piper Betle) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans. Universitas

Jember

Tjampakasari RC. Karakteristik Candida albicans. Cermin Dunia Kedok 2006; 151:

33-6

Page 55: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

Word Health Organization, (2002). Pengobatan Tradisional Indonesia.

Wijaya, C. A. W. (2010). Perbedaan efek anti fungi minyak atsiri kayu manis

(cinnamomum burmanii), lengkuas (alpinia galangal L.) dan kombinasinya

terhadap candida albicans secara in vitro. Skripsi. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Yanuardani Dita R, (2012). Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Dan Rebusan Daun

Sirih Hijau (Piper Betle) Segar Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans.

Universitas Jember

Yuniarti Tuty, (2014). Media dan Regensia. Bahan Ajar Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kementrian Kesehatan Kendarai

Page 56: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 57: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 58: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 59: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 60: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 61: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)
Page 62: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Daun sirih yang akan dijadikan bahan uji untuk Candida albicans

Tahap Penimbangan Daun Sirih Tahap Penimbangan Media SDA

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Daun sirih yang akan dijadikan bahan uji untuk Candida albicans

Tahap Penimbangan Daun Sirih Tahap Penimbangan Media SDA

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Daun sirih yang akan dijadikan bahan uji untuk Candida albicans

Tahap Penimbangan Daun Sirih Tahap Penimbangan Media SDA

Page 63: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

Tahap Melarutkan Media SDA Tahap Sterilisasi Media

Tahap Penuangan Media SDA Tahap Pembuatan suspensi

Candida albicans

Tahap Melarutkan Media SDA Tahap Sterilisasi Media

Tahap Penuangan Media SDA Tahap Pembuatan suspensi

Candida albicans

Tahap Melarutkan Media SDA Tahap Sterilisasi Media

Tahap Penuangan Media SDA Tahap Pembuatan suspensi

Candida albicans

Page 64: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

Tahap Pengenceran Daun Sirih Dengan Tahap Pemberian Piper Disk pada

Berbagai Konsentrasi media SDA yang berisi

suspensi Candida albicans

Hasil Yang Terjadi Terbentuk Zona Hambat Pada Media SDA

Tahap Pengenceran Daun Sirih Dengan Tahap Pemberian Piper Disk pada

Berbagai Konsentrasi media SDA yang berisi

suspensi Candida albicans

Hasil Yang Terjadi Terbentuk Zona Hambat Pada Media SDA

Tahap Pengenceran Daun Sirih Dengan Tahap Pemberian Piper Disk pada

Berbagai Konsentrasi media SDA yang berisi

suspensi Candida albicans

Hasil Yang Terjadi Terbentuk Zona Hambat Pada Media SDA

Page 65: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

MASTER DATA

Page 66: i UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper …repository.poltekkes-kdi.ac.id/281/1/PDF ROSMA IQHASARI.pdfpembimbing II (x v + 37 halaman + lampiran + tabel + gambar + Grafik)

MASTER DATA

UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU(Piper Betle L.) SEGARTERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Di Laboratorium

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari

Keefektifan air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L) ditentukan pada ukuran zonahambat yang terbentuk. Interpretasi hasil dalam pengukuran zonaha mbat terbagi atas 3golongan, yaitu :

Resisten : <12 mm

Intermediet : 13 – 17 mm

Sensitive : > 18 mm

No PerlakuanHasiUji( mm )

ZonaHambat (Mm)

Resisten Intermediet Sensitif

1. Kontrol 0 - - -

2. Konsentrasi 10% 0 - - -

3. Konsentrasi 30% 5 √ - -

4. Konsentrasi 50% 5 √ - -

5. Konsentrasi 70% 5.5 √ - -

Jumlah 3 0 0

Persentase 100 % 0 0

Kendari, 27 Juli 2017

2

7