i. shigella
DESCRIPTION
shigella bakteriTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan
mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-positif akan berwarna ungu. Perbedaan keduanya
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh
prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark
bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri. Bakteri
gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya
mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.
Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa
molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif memiliki sistem
membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luarnya.
Enterobacteriaceae adalah kelompok batang garam negatif yang besar dan
heterogen; dengan habitat alaminya di saluran cerna manusia dan hewan familinya memiliki
banyak genus (Escherichia, shigela, salmonella, enterobakter, klebsiela, serratia, proteus, dan
lain-lain).
Shigella adalah bakteri patogen usus yang dikenal sebagai agen penyebab
penyakit disentri basiler. Bakteri ini menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan
berbagai gejala, dari diare, kram, muntah, dan mual.
Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering pada anak usia 6
bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara berkembang. Shigella tahan terhadap
keasaman lambung dan membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare
sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam kondisi banyak orang
berkumpul dalam satu tempat seperti di penitipan anak, panti asuhan atau tempat
penampungan. Rendahnya sanitasi, pasokan air yang buruk, dan fasilitas yang pipa tidak
dapat memberi sumbanagan terhadap peningkatan risiko infeksi. Shigella menginvasi dan
berproliferasi di dalam epitel kolon. Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek
sekretori dan sitotoksik dan menyebabkan ulkus sehingga tinja mengandung lendir dan darah,
secara mikroskopis ditemukan leukosit dan eritrosit.
B. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pada tujuan yang dilakukannya
identifikasi. Selain dari tujuan tidak akan di bahas dalam makalah ini.
C. Rumusan Masalah
- Bagaimana klasifikasi dari bakteri Shigella sp?
- Bagaimana morfologi dari bakteri Shigella sp?
- Bagaimana pemeriksaan identifikasi dari bakteri Shigella sp?
D. Tujuan
- Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Shigella sp.
- Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Shigella sp.
- Untuk mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Shigella sp.
E. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari bakteri Shigella sp.
2. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dari bakteri Shigella sp.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Shigella sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Habitat asli shigella terbatas pada saluran cerna manusia dan primata lain, tempat
organisme ini menimbulkan disenteri basilar.Shigella adalah batang gram-negatif yang
ramping bentuk kokobasil ditemukan pada biakan yang muda.Shigella bersifat fakultatif
anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob. Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan
dengan tepi yang utuh dan mencapai diameter sekitar 2 mm dalam 24 jam.Shigella
membentuk asam dari karbonhidrat tetapi jarang menghasilkan gas. Organisme ini juga dapat
dibagi menjdi organisme yang memfermentasikan manitol dan tidak memfermentasikan
manitol.Shigella memiliki struktur antigen yang kompleks. Terdapat tumpang tindih pada sifat
serologik berbagai spesies, dan sebagian organisme memiliki antigen O yang sama dengan
basil enterik lain. Antigen O somatik shigella adalah lipopolisakarida.
a) Morfologi
- Kuman berbentuk batang ukuran 0,5 – 0,7 M x 2 – 3 m
- Bersifat Gram (-), tidak bergerak, tidak memiliki flagella, tidak
berselubung.
- Bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob.
- Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan
mencapai diameter sekitar 2 mm dalam 24 jam.
b) Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella sonnei
Shigella boydii
Shigella flexneri Shigella dysentriae
c) Patogenitas
Infeksi shigella hampir slalu terbatas di saluran cerna jarang terjadi invasi ke
aliran darah. Proses patologi yang paling penting adalah invasi ke sel epitel mukosa
(misal, sel M), dengan menginduksi fagositosis, keluar dari vakuola fagositik,
bermultiplikasi dan menyebar di dalam sitoplasma sel epitel, dan menyebar ke sel yang
ada di dekatnya. Mikroabses di dinding usus besar dan ileum terminal menyebabkan
nekrosis membran mukosa, ulserasi suprfisial, perdarahan dan membentuk
“pseudomembran” pada daerah ulserasi. Pseudomembran ini terdiri dari fibrin, lekosit,
debris sel, membran mukosa yang nekrotik, dan bakteri.
- Daya invasi : kuman menembus ke dalam lapisan sel epitel di permukaan mukosa
usus → memperbanyak diri → reaksi tubuh → terjadi peradangan →
mengelupasnya lapisan tersebut → tukak.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Waktu :
Tanggal :
Tempat : Laboratorium Media dan Laboratorium Bakteriologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
- Ose Bulat
- Ose Jarum
- Rak Tabung
- Korek Api
- Lampu Spirtus
- Inkas
- Inkubator
- Tabung Khan
- Tabung Durham
- Tabung Reaksi
- Plate.
2. Bahan
- Suspensi Kuman
- Media NaCl Gliserin
- Media MCA (Mac Conkey Agar)
- Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
- Media Biokimia Reaksi.
C. Prosedur & Skema Kerja
a. Prosedur :
1. Hari Pertama
- Pembuatan media (NaCl Gliserin, MCA, SSA, Biokimia Reaksi)
- Dilakukan penanaman pada media pemupuk pepton alkalis 1%
- Diinkubasi 37 C selama 24 jam.
2. Hari Kedua
- Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media MCA dan SSA
- Dimasukkan semua alat dan bahan yang diperlukan kedalam inkase
- Dipanaskan ose bulat sampai merah membara, dinginkan sebentar
- Diambil suspensi kuman
- Distreak pada media plate sesuai zona yang sudah dibagi
- Dipanaskan kembali ose bulat
- Diinkubasi 37 C selama 24 jam.
3. Hari Ketiga
- Dilihat hasil dari media MCA dan SSA
- Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :
- Disiapkan objek glass yang bersih dan kering
- Di fiksasi
- Diteteskan PZ sebanyak 1 tetes pada objek glass lalu di flaming
- Dipanaskan ose bulat sampai membara dengan posisi tegak
- Diambil koloni kuman satu mata ose pada media padat
- Letakkan di atas objek glass yang sudah diberi PZ, aduk searah jarum jam,
di flaming
- Di genangi dengan gram I (Gentian Violet) selama 3-5 menit
- Dicuci dan genangi dengan gram II (Lugol) selama 1 menit
- Dicuci dan genangi dengan gram III (Alkohol 96%) selama 10-15 detik
- Dicuci dan genangi dengan gram IV (Fuchsin) selama 3-5 menit
- Dicuci dan keringkan
- Diberi 1 tetes oil imersi
- Diperiksa dibawah mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x
- Diinokulasikan pada media Biokimia Reaksi
- Dimasukkan semua alat dan bahan yang diperlukan kedalam inkase
- Dipanaskan ose bulat sampai merah membara, dinginkan sebentar
- Diambil suspensi kuman
- Dimasukkan ke dalam media Gula-gula, Indol, dan MR VP. Aduk sedikit (satu
kali pengambilan suspensi kuman untuk 3 tabung media biokimia reaksi)
- Dipanaskan ose jarum sampai merah membara, dinginkan sebentar
- Diambil suspensi kuman
- Digoreskan pada media Citrat, Urea, dan KIA. Untuk media KIA di tusukkan
pada dasar dan di goreskan pada lereng.
- Dipanaskan ose jarum sampai merah membara, dinginkan sebentar
- Diambil suspensi kuman
- Ditusukkan pada media Motil
- Di inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
4. Hari Keempat
- Penambahan reagen pada media Indol, MR dan VP.
o Media Indol ditambahkan reagen Kovac sebanyak 1 – 3 tetes.
o Media MR ditambahkan indikator MR 1 tetes.
- Media VP ditambahkan reagen KOH 40% dan α Naftol dengan perbandingan
1 : 2
- Pembacaan hasil dari media Biokimia Reaksi
- Dilakukan Test Aglutinasi Monovalent
b. Skema :
Sampel
NaCl Gliserin, Ink. 37 C 24 jam
MC (Mac Conkey) SSA WB
Koloni : halus halus halus
Warna : jernih jernih jernih
Fermentasi : laktosa - Reduksi tellurite - Reduksi Bismuth Sulfat –
Pewarnaan Gram
KIA Ink. 37 C 24 jam
Shigella Shigella Shigella Shigella
Sonnie boydii flexneri dysentriae
L : Alkalis Alkalis Alkalis Alkalis
D : Acid Acid Acid Acid
H2S : - - - -
Gas : - - - -
Biokimia Reaksi Ink. 37 C 24 jam
Test Aglutinasi monovalent (dari KIA)
IdentifikasiIMVIC : V V - - V V - - V + - - V V - -
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1) ISOLASI
- Sampel pemeriksaan di tanam pada media :
a. MCA
Koloni : Halus
Warna : Jernih
Fermentasi : Laktosa (-)
b. SSA
Koloni : Halus
Warna : Jernih
Reduksi : Tellurite (-)
- Kemudian dilakukan pewarnaan Gram
a. Dari media
Bentuk : batang
Susunan : menyebar
Warna : merah
Sifat : Gram (-)
2) UJI BIOKIMIA REAKSI
- Indol : (-)
- Glukosa: (+)
- Laktosa : (-)
- Maltosa : (-)
- Manosa : (+)
- Sukrosa : (-)
- VP : (-)
- MR : (+)
- Motil : (-)
- Citrat : (-)
- Urea :(-)
- KIA : Lereng : alkalis
Dasar : acid
Gas : (-)
H2S : (-)
B. Pembahasan
Factor patogenitas
Daya invasi : kuman menembus ke dalam lapisan sel epitel di permukaan mukosa
usus → memperbanyak diri → reaksi tubuh → terjadi peradangan → mengelupasnya
lapisan tersebut → tukak.
Table peragian bakteri Shigella
l
Shigella
sonnei
Shigella
boydii
Shigella
flexneri
Shigella
dysentriae
Motil - - - -
Glukosa + + + +
Sukrosa v - - -
Manosa + + + -
Laktosa v - - -
Maltosa + v v -
KIA L Alkalis alkalis alkalis Alkalis
D acid acid acid acid
H2S - - - -
Gas - - - -
Urea - - - -
IMViC vv-- vv-- V+-- vv--
- Shigella termasuk dalam genus Shigella dan ada 4 spesies Shigella :
1. Shigella sonnei
2. Shigella boydii
3. Shigella flexneri
4. Shigella dysentriae
- Shigella spesies adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai
agen penyebab penyakit disentri basiler atau shigellosis yang merupakan
infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri.
- 3 bentuk diare yang ditimbulkan Shigella :
1. Disentri klasik : tinja lembek, darah (+), mucus (+), pus (+)
2. Watery diarrhea
3. Kombinasi keduanya
Diagnosa laboratorium
Sampel untuk pemeriksaan Shigella yang paling baik adalah swab dubur (rectal
swab) atau dapat diambil dari tinja segar dan yang perlu diperhatikan bakteri Shigella
hidupnya singkat dan peka terhadap asam-asam yang ada dalam tinja. Jarak waktu
pengambilan dari penanaman harus sesingkat mungkin.
Pencegahan
- Kebersihan lingkungan
- Pencarian dan pengobatan carrier
- Klorinasi air minum
- Carrier tidak boleh bekerja sebagai food handler
Morfologi Shigella
- Kuman berbentuk batang ukuran 0,5 – 0,7 M x 2 – 3 m
- Bersifat Gram (-), tidak bergerak, tidak memiliki flagella, tidak berselubung.
- Hasil pengamatan bakteri Shigella mikroskop dengan pewarnaan Gram
Bentuk : batang
Warna : merah
Susunan : menyebar
Sifat : Gram (-)
Sifat bakteri Shigella
- Sifat pertumbuhan : aerob dan fakultatif anaerob
- pH pertumbuhan : 6,4 – 7,8
- suhu pertumbuhan : 37oC kecuali Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu
45oC
- koloni pada SSA, EMR
endo agar, MCA : kecil, halus, licin, (smooth /S) tidak berwarna, konvex
dan permukaan rata
- Shigella dysentriae dapat tumbuh pada media sederhana (bouillon) dan agar
bouillon
- Keempat spesies Shigella dapat memfermentasi glukosa tanpa membentuk
gas, H2S (+), tidak meragikan laktosa kecuali Shigella sonnei dengan inkubasi
lebih dari 3 hari.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi, berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dari Pemeriksaan Identifikasi Shigella sp ditemukan bakteri Shigella sp.
B. SARAN
1. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.
3. Jagalah kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA
Antasari, Novie. 2013. Bakteri Batang Gram Negatif. [online]
http://nophienov.wordpress.com/2013/03/bakteri-batang-gram-
nagatif.html diakses pada 19 desember 2014
Anonym. 2011. Shigella. [online] http://analismuslim.blogspot.com/2011/12/shigella.html
diakses pada 19 Desember 2014