bab iv metode penelitian 1eprints.umm.ac.id/39381/5/bab iv.pdfc) penanaman pada media salmonella...
TRANSCRIPT
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
1.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan
rancangan post test only with control group design. Metode yang
digunakan adalah difusi sumuran untuk mengetahui Kadar Hambat
Minimaldan tube dilution untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimal
ekstrak kulit nanas (Ananascomosus (L) merr.) sebagai antimikroba
dengan berbagai konsentrasi terhadap bakteri Salamonella typhi.
1.2 Waktu dan tempat penelitian
2
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dengan estimasi waktu
selama 8 hari.
4.3 Populasi, sampel, estimasi dan jumlah pengulangan
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah bakteri Salmonella
typhi yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Salmonella typhi yang telah
dibiakkan dan telah diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC dan telah
35
dibuktikan bentuk dansifatnya menggunakan tes gram menunjuk
kanbakteri gram negatif, diambil dengan simple random sampling.
4.3.3 Estimasi dan Jumlah Pengulangan
Penelitian menggunakan 8 kelompok perlakuan ekstrak kulit nanas
dan 2 kelompok kontrol. Sehingga ada 10 kelompok. Berdasarkan rumus
Federal, P adalah jumlah perlakuan dan n adalah jumlah pengulangan,
maka:
(P - 1)(N - 1) ≥ 15
(10 - 1)(N - 1) ≥ 15
9(N - 1) ≥ 15
9N - 9 ≥ 15
9N ≥ 24
N ≥ 2,67 ≈ 3 (pembulatan)
Dari perhitungan diatas, maka diperlukan 3 kali pengulangan untuk
sampel.
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah kadar ekstrak kulit nanas
dengan konsentrasi (100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%,
0,78%, 0, 39%, 0%).
4.4.2 Variabel Tergantung
36
Variabel tergantung dari penelitian ini adalah zona hambat yang
menyatakan KHM dan jumlah koloni Salmonella typhi yang menyatakan
KBM.
4.5 Definisi Oprasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara
Pengukuran
Indikator
penilaian Skala
Variabel Bebas
1. Ekstrak kulit
nanas
(Ananas
comosus. L)
Ekstrak kulit nanas
adalah kulit nanas yang
dikeringkan kemudian
diekstraksi dan
dimaserasi dengan
larutan etanol 96 % dan
diambil filtratnya dengan
penyaring kemudian
diuapkan dalam rotary
evaporator sehingga
menghasilkan ekstrak
kulit nanas.
Ekstrak kulit
nanas diukur
menggunakan
mikro pipet
sesuai dengan
konsentrasi
pada pada
setiap tabung
Konsentrasi:
1. Kontrol +
2. 0,39 %
3. 0,78%,
4. 1,56%,
5. 3,125%,
6. 6,25%,
7. 12,5%,
8. 25%,
9. 50%,
ordinal
Variabel Tergantung
2. Pertumbuhan
S.typhi
Pertumbuhan bakteri
yang dilihat dengan
Penghitungan
dengan
Jumlah koloni
pada
Rasio
37
menghitung jumlah
koloni pada Salmonella-
Shigella Agar (SSA)
Colony
Counter
Salmonella-
Shigella Agar
(SSA)
3. KHM (Kadar
Hambat
Minimal)
1. kosentrasi
terendah dari
ekstrak etanol
kulit nanas yang
mampu
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Salmonella typhi
yang ditandai
dengan
terbentuknya
zona hambat
disekitar lubang
sumuran yang
diberi ekstrak
kulit nanas
Pengukuran
dengan jangka
sorong
Zona hambat
pada
Salmonella-
Shigella Agar
(SSA)
Rasio
4. KBM (Kadar
Bunuh
Minimum)
Kadar terkecil ekstrak
kulit nanas (Ananas
comosus. L) yang mampu
Penghitungan
dengan
Colony
Tidak ada
pertumbuhan
bakteri pada
Rasio
38
4.6 Instrumen penelitian
4.6.1 Alat dan Bahan Identifikasi Salmonella typhi
1. Alat
a. Ose lurus, ose lengkung
b. kertas penghisap
c. Minyak imersi
d. Mikroskop
e. Gelas obyek
f. Tabung reaksi
g. Lampu spirtus
2. Bahan
a. isolate bakteri Salmonella typhi
b. pewarna gram (Kristal violet, lugol, alkohol 96%, safranin)
c. medium pembenihan Salmonella-Shigella Agar (SSA)
d. Bahan tes katalase
membunuh pertumbuhan
bakteri ditandai dengan
ada atau tidaknya
pertumbuhan bakteri dari
goresan hasil dilusi cair
pada SSA
Counter
Salmonella-
Shigella Agar
(SSA)
39
4.6.2. Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus
(L)Merr)
1. Alat
a. Blender
b. Kertas saring
c. Tabung ekstraktor
d. Tabung destilasi
e. pendingin spiral
f. Water pump
g. Evaporator
h. Vacum pump
i. neraca analitik
j. Corong gelas
k. Cawan porselen
l. Beaker glass
2. Bahan
a. Kulit nanas kering
b. Etanol 96%
c. Aquades
40
4.6.3. Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas
comosus (L)Merr.)
1. Alat
a. Tabung reaksi steril
b. ose lengkung
c. Spuit 1 ml
d. Inkubator
e. Lampu spirtus
f. Label
g. Vortex
h. Colony counter
i. Petri disk
2. Bahan
a. Perbenihan bakteri Salmonella typhi
b. Ekstrak kulit nanas (Anana scomosus (L)merr.)
.c. SS broth
d. Salmonella-Shigella Agar (SSA)
4.7 Prosedur Penelitian
4.7.1 Sterilisasi Alat
Sterilisasi alat dilakukan dengan cara
1. Mencuci semua peralatan dengan sabun hingga bersih dan
membiarkannya kering
2. Alat-alat yang disterilkan dalam autoklaf dibungkus dalam kertas
sampul dan dimasukkan kedalam autoklaf pada suhu 121oC
41
dengan tekanan 15 atm selama 15 menit. Sedangkan alat yang
tidak dapat disterilkan dengan autoklaf disetrilkan dengan
alkohol 70%.
4.7.2 Pembuat BahanUji
a) Proses Pengeringan
1. Mencuci bersih kulit nanas
2. memotongkecil-kecil
3. Kulit nanas yang telah dipotong kecil-kecil lalu dioven dengan
suhu 80oC atau dengan panas matahari sampai kering (bebas
kandungan air)
b) Proses Ekstraksi
1. Setelah kering sampel dihaluskan dengan blender
2. Bubuk kulit nanas ditimbang dengan menggunakan
timbangan sebanyak 100 gram kemudian dimasukkan ke
dalam gelas Erlenmeyer ukuran 1 liter
3. Kemudian direndam di dalam larutan etanol 96% sampai
volume 900ml dan dikocok sampai benar-benar tercampur
(±30 menit)
4. Didiamkan selama 1 malam sampai mengendap
c) Proses Evaporasi
1. mengambil lapisan atas campuran etanol dengan zat aktif
yang sudah terambil kemudian dimasukkan dalam labu
evaporasi 1 liter
2. Memasang labu evaporasi pada evaporator
42
3. Mengisi water bath dengan air sampai penuh
4. Memasang semua rangkaian alat, termasuk rotator
evaporator, pemanas water bath (diatursampai 90℃),
menyambungkan dengan aliran listrik
5. Membiarkan larutan etanol memisah dengan zat aktif yang
sudah ada dalam labu
6. Ditunggu sampai aliran etanol berhenti menetes pada labu
penampung (± 1,5 sampai 2 jam untuk 1 labu)
7. Hasil yang diperoleh merupakan ekstrakmurni dengan
konsentrasi 100%
4.7.3 Identifikasi Bakteri S. typhi
a) pewarnaan Gram
1.Siapkan gelas objek dan lewatkan diatas api kemudian biarkan
dingin
2. Satu ose aquades steril diteteskan pada gelas objek, kemudian
diambil sedikit bakteri untuk disuspensikan dengan aquades
yang telah diletakkan diatas gelas objek. Kemudian biarkan
kering
3. Suspensi bakteri yang telah kering difiksasi dengan cara
melewatkannya di atas api beberapa kali dan sediaan siap
diwarnai
4. Sedimen ditetesi dengan kristal violet dan ditunggu selama 1
menit. Kemudian kristal violet dibuang dan dibilas dengan air
perlahan-lahan
43
5. Tuangi sediaan dengan lugol selama 1 menit, buang sisa
lugol dan bilas dengan air
6. Sediaan ditetesi dengan alkohol 96% dan ditunggu 5-10
detik, kemudian alkohol dibuang dan dibilas dengan air
7. Sediaan ditetesi dengan safranin dan ditunggu selama menit,
kemudian safranin dibuang dan dibilas dengan air
8. Sediaan dikeringkan dengan kertas penghisap, tetesi dengan
minyak emersi dan siap untuk dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran objektif 100x
b) Test Katalase
1. Ambil pembenihan cair bakteri (0,1 ml) dan masukkan
dalam tabung reaksi kosong
2. Tetesi dengan larutan H2O2 3%
Tampak adanya gelembung-gelembung udara pada tabung.
c) Penanaman pada Media Salmonella Shigella Agar
Dilakukan inokulasi bakteri pada media SSA yang kemudian
diinkubasikan di dalam incubator pada suhu 37℃ ,selama 18-24
jam. Penanaman ini untuk melihat pertumbuhan koloni bakteri
Salmonella typhi dengan gambaran koloni besar dan low-
convex, kasar, dan biasanya berbentuk oval dengan tumbuh
segaris dengan garis streaking. Kultur berbau khas yang disebut
“grape like odor” atau ”corn taco like odor”. Koloni juga
memberika warna fluoresensi hijau ketika mendapatkan cahaya
44
4.7.4 Pembuatan Pembenihan Cair Bakteri 108 sel/ml
Setelah dipastikan bakteri tersebut merupakan Salmonella
typhi , maka selanjutnya bakteri tersebut dipindahkan dalam tabung
yang berisi nutrient broth dan diinkubasi sealam 18-24 jam pada
suhu 37oC.
Kemudian perbenihan cair bakteri dinilai absorbansinya
dengan spektrofotometer pada gelombang cahaya 540 nm. Dari
nilai absorbansi dapat diperkirakan jumlah kuman perbenihan cair
dengan kalibrasi yang sudah diketahui yaitu 0,1 ekuivalen dengan
jumlah bakteri sebesar 108 CFU/ml. misalnya didapatkan
absorbansi 0,5 maka untukmendapatkan suspensi dengan jumlah
bakteri 108 CFU/ml sebanyak 10 ml dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
N1X V1 = N2 X V2
0,5XV1 = 0,1 X 10
V1= 1/0,5
V1 = 2
N1 sama dengan nilai absorbansi yang didapat sedangkan
N2 adalah absorbansi 0,1 yang ekuivalen dengan jumlah kuman
108 CFU/ml. V adalah suspensi dengan kepadatan 108 CFU/ml
sebanyak 10 ml dibutuhkan 2 ml suspensi awal untuk dicampur
dengan 8 ml SS broth sebagai pengencer.
45
Setelah didapatkan perbenihan cair dengan jumlah kuman
108 CFU/ml, dilakukan pengenceran dengan SS broth sampai
didapatkan perbenihan cair dengan jumlah kuman 106 CFU/ml.
4.7.5 Uji efektifitas kepekaan larutan ekstrak kulit nanas terhadap
Salmonella typhi
Metode yang digunakan untuk tes ini adalah metode difusi
sumuran. Pada penelitian ini diperlukan kadar beberapa macam
konsentrasi ekstrak kulit nanas untuk di letakkan pada lubang-
lubang yang telah dibentuk. Proses selanjutnya ialah mengeramkan
selama 24 jam pada suhu 37°C.
Dengan cara sebagai berikut:
Hari ke-1 KBM:
a. Sediakan 10 tabung reaksi steril; tabung 1, tabung 2, tabung 3,
tabung 4, tabung 5, tabung 6, tabung 7, tabung 8, tabung 9,
tabung10. Masing-masing di beri perlakuan konsentrasi ekstrak
kulit nanas 8 konsentrasi dan 2 tabung kontrol.
b. Masukkan 1 ml SS broth pada tabung 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 2 ml
ekstrak kulit nanas pada tabung 1 serta 2 ml bakteri pada
tabung 10.
46
Masukkan masing-masing 1 ml ekstrak kulit nanas ke dalam tabung
2 dan 3
Konsentrasi ekstrak kulit nanas
Tabung 2 1 ml (100%)
Tabung 3 2 ml (50%)
Campurlah hingga rata larutan Nutrient broth dan ekstrak kulit
nanas pada tabung 3, kemudian pindahkan sebanyak 1 ml ke dalam
tabung.
47
Konsentrasi ekstrak kulit nanas
Tabung 3 1 ml (50%)
Tabung 4 2 ml (25%)
c. Lakukan hal yang sama terhadap tabung 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
d. Pada tabung 9, setelah tercampur rata, larutan dibuang
sebanyak 1 ml
e. Dari pengenceran diatas, maka konsentrasi awal antimikroba
dari masing-masing tabung adalah
f. Setelah itu tabung 2 sampai 9 ditambahkan perbenihan cair
bakteri 1 ml
48
g. Dengan demikian, volume masing-masing tabung menjadi 2 ml
sehingga konsentrasi akhir antimikroba berubah seperti berikut.
Kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 18-24 jam
Hari ke-1 KHM
a. Buat perbenihan cair 108 sel/ml
b. Ambil 2cc dan diletakkan dimasing-masing petridisk
sebanyak 1 cc
c. Campur dengan SSA sebanyak 20 cc pada tiap petridisk,
kemudian campur
d. Diamkan hingga mengeras
e. Lubangi menjadi 5 bagian pada tiap petri disk
f. Kemudian tiap lubang diberi ekstrak kulit nanas dengan
konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%,
1,56%, 0,78% dan 0,39%
Hari ke-2:
Pada hari ke-2 tabung dikeluarkan dari inkubator.
Kemudian digunakan untuk membuat KBM. Dan SSA di keluarkan
juga dari inkubator , kemudian dihitung zona hambatnya untuk
mengetahui KHM nya.
49
Hari ke-3:
SSA dikeluarkan dari inkubator kemudian dilakukan pengamatan
kuantitatif pada masing-masing konsentrasi dengan caramenghitung
jumlah koloni bakteri dengan colony counter sehingga didapatkan
data KBM.
4.8 Skema Alur Penelitian
Penentuan KHM
5
Penggoresan pada SSA untuk mendapatkan original inoculum
Pembuatan ekstrak kulit nanas (Ananas comosus)
Identifikasi Salmonella typhi
Pewarnaan Gram, Katalase Test
Penanaman Salmonella
typhipada media SS broth
Uji antimikroba dengan metode difusi sumuran
Inkubasi selama 18-24 jam dengansuhu 37ºC
Amati zona hambat untuk menentukan KHM
Pembuatan perbenihan cair 108 sel/ml
Analis Data
50
Penentuan KBM
Penggoresan pada NAP untuk mendapatkan original inoculum
Pembuatan ekstrak kulit nanas (Ananas comosus)
Identifikasi Salmonella typhi
Pewarnaan Gram, Katalase Test
Penanaman Salmonella
typhipada media SS broth
Pembuatan perbenihan cair 108 sel/ml
Tube dilution test, diinkubasi 18-24 jam dengan
suhu 37oC
Inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37ºC
Hitung jumlah koloni yang tumbuh untuk menentukan KBM
Striking di SSA
Diencerkan sampai 106 sel/ml
Analis Data
51
4.9 Analisis Data
Analisis data KHM dimulai dengan uji parametrik, yaitu uji
normalitas menggunakan uji Saphiro-wilkkarena jumlah sampel
yangdigunakan kurang dari 50 . Jika data hasil data atu transformasi tidak
terdistribusi normal atau ragam data tetap tidak sama, maka dipilih uji
nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis sebagai alternatifnya dan dilanjutkan
dengan uji Post HocMann-Whitney untuk menentukan pada konsentrasi
mana yang memiliki hasil kebermaknaan.
Analisis data KBM dimulai dengan uji parametrik, yaitu uji
normalitas menggunakan uji Shapiro-wilk karena jumlah sampel yang
digunakan kurang dari 50 dan uji homogenitas menggunakan uji Levene.
Karena data terdistribusi normal dan varian data sama, maka dilanjutkan
dengan uji one way ANOVA. Uji ini digunakan untuk membuktikan
adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk
mengetahui konsentrasi minimal yang memberikan perbedaan yang
bermakna antara masing-masing kelompok dilakukan uji Post-Hoc
Bonferroni apabila sampel homogen dan dilanjutkan dengan regresi linier
untuk mengetahui prosentasi yang memberikan efek maksimal.