i. pendahuluan l.). cita rasa buah manggis yang manis...

48
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kenaikan konsumsi buah-buahan semakin tinggi karena kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi juga meningkat, demikian halnya dengan konsumsi buah manggis (Garcinia mangostana L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikit asam banyak digemari oleh masyarakat luas. Bahkan buah manggis telah mendapat sebutan sebagai “Ratu buah” (Queen of fruits). Selain buahnya yang enak dimakan, kulit buah manggis juga dapat digunakan untuk menyamak kulit dan bahan pewarna hitam. Kayunya yang kemerahan dapat dimanfaatkan untuk bahan alat pertukangan. Khasiat buah manggis untuk kesehatan dan kecantikan menjadikan buah manggis sering disebut sebagai “Buah super”, karena mengandung banyak antioksidan dan nutrisi yang bermanfaat seperti Xanthone yang merupakan zat kimia yang befungsi untuk meningkatkan sistem imun di tubuh, sehingga membantu tubuh dalam memerangi radikal bebas, mengatasi radang dan nyeri, serta obat penahan rasa sakit (Sumarto dan Dasimin, 2000). Kandungan nutrisi lain yang ada pada buah manggis adalah Catechins, Polysaccharides, Quinones, Stilbenes dan Polyphenols. Catechins terbukti mengandung lima kali lebih banyak antioksidan dibanding vitamin C, sedangkan Polysaccharides dan Quinones dikenal sebagai anti bacterial dan pencegah kanker.

Upload: dangnhu

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Kenaikan konsumsi buah-buahan semakin tinggi karena kesadaran masyarakat

terhadap nilai gizi juga meningkat, demikian halnya dengan konsumsi buah

manggis (Garcinia mangostana L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikit

asam banyak digemari oleh masyarakat luas. Bahkan buah manggis telah

mendapat sebutan sebagai “Ratu buah” (Queen of fruits). Selain buahnya yang

enak dimakan, kulit buah manggis juga dapat digunakan untuk menyamak kulit

dan bahan pewarna hitam. Kayunya yang kemerahan dapat dimanfaatkan untuk

bahan alat pertukangan. Khasiat buah manggis untuk kesehatan dan kecantikan

menjadikan buah manggis sering disebut sebagai “Buah super”, karena

mengandung banyak antioksidan dan nutrisi yang bermanfaat seperti Xanthone

yang merupakan zat kimia yang befungsi untuk meningkatkan sistem imun di

tubuh, sehingga membantu tubuh dalam memerangi radikal bebas, mengatasi

radang dan nyeri, serta obat penahan rasa sakit (Sumarto dan Dasimin, 2000).

Kandungan nutrisi lain yang ada pada buah manggis adalah Catechins,

Polysaccharides, Quinones, Stilbenes dan Polyphenols. Catechins terbukti

mengandung lima kali lebih banyak antioksidan dibanding vitamin C, sedangkan

Polysaccharides dan Quinones dikenal sebagai anti bacterial dan pencegah kanker.

Page 2: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

2

Stilbenes dan Polyphenols adalah zat mencegah timbulnya aneka jamur yang

merugikan tubuh. Nilai gizi buah manggis segar merupakan sumber vitamin dan

mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Direktorat Gizi (1981)

sebagaimana diacu oleh Rukmana (1998) menyatakan bahwa dalam 100 g daging

buah manggis segar mengandung 63 kalori, 0,6 g protein, 0,6 g lemak, 15,6 g

karbohidrat, 8 mg kalsium, 12 mg fosfor, 0,8 mg zat besi, 0,03 vitamin B1, 2 mg

vitamin C dan 83 g air.

Meningkatnya permintaan buah manggis ini merupakan prospek cerah untuk

meningkatkan produktivitas buah manggis, namun hal ini sulit diimbangi dan

sangat terkendala dengan sifat pertumbuhan buah manggis yang lambat, sehingga

diperlukan berbagai upaya menstimulasi pertumbuhan mulai dari menyediakan

bibit. Perbanyakan bibit buah-buahan yang umumnya dilakukan secara vegetatif

dengan berbagai cara seperti mencangkok, okulasi, sambung pucuk, setek,

susunan, dan kultur jaringan. Menurut Wudianto (1998), cara perbanyakan bibit

tesebut bergantung pada komoditasnya. Pada tanaman manggis, perbanyakan

hanya bisa dilakukan dengan cara sambung pucuk dan susuan.

Tanaman manggis yang diperbanyak dengan sambung pucuk adalah salah satu

jenis buah-buahan yang sangat lambat pertumbuhannya, karena tanaman ini

mempunyai perakaran yang sangat sedikit dan miskin bulu akar. Petumbuhan

sepasang daun pada ujung ranting memerlukan waktu sekitar empat bulan,

padahal pada tanaman buah-buahan lainya, dalam waktu yang sama penambahan

daunnya bisa mencapai 6-10 helai daun (Utami, 2013). Kendala dapat diatasi

melalui penambahan pupuk daun pada bibit manggis selama pemeliharaan.

Page 3: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

3

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman manggis

yang baik, mulai dari stek, okulasi, cangkok, dan yang paling sering dilakukan

yaitu dengan teknik sambung pucuk. Hasil penelitian Mansyah dkk. (1998),

menggunakan batang bawah manggis dan kerabatnya untuk disambung dengan

entres manggis menunjukkan bahwa perlakuan yang paling baik adalah

sambungan dengan tanaman sejenis, yaitu manggis dengan manggis yang

mencapai keberhasilan 68% bibit jadi setelah 8 bulan sejak penyambungan.

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pupuk daun merupakan pupuk yang dapat langsung

diserap tanaman karena diaplikasikan langsung ke permukaan daun tanaman.

Agustina (2004), menyatakan bahwa pupuk daun yang disemprotkan masuk ke

dalam stomata daun secara difusi dan selanjutnya masuk ke dalam sel-sel

khloroplas baik yang ada dalam sel penjaga, mesofil seludang pembuluh dan

selanjutnya berperan dalam fotosintesis, hasilnya digunakan untuk pertumbuhan

vegetatif.

Dalam pemupukan mencakup beberapa hal penting diantaranya pengaturan jenis

pupuk, berapa jumlah atau dosis pupuk yang harus diberikan, kapan pupuk harus

diberikan, bagaimana cara pemberian pupuk tersebut dan ketepatan tempat

pemberian pupuk bagi tanaman (Lingga dan Marsono, 2004). Untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pupuk daun tersebut, maka konsentrasi

yang diberikan dan frekuensi penyemprotan harus sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Takaran (dosis atau konsentrasi) pupuk yang dibutuhkan oleh masing-

Page 4: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

4

masing tanaman mengikuti fase pertumbuhan tanaman. Frekuensi penyemprotan

merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen pemberian pupuk

daun, karena frekuensi penyemprotan terkait juga dengan jumlah total hara dalam

jangka waktu tertentu.

Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang teknik budidaya manggis dengan pengaplikasian pupuk daun

guna mendukung atau memperkuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh para peneliti sebelumnya.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari:

1. Pengaruh konsentrasi pupuk daun terhadap pertumbuhan sambung

pucuk tanaman manggis.

2. Pengaruh frekuensi penyemprotan pupuk daun terhadap pertumbuhan

sambung pucuk tanaman manggis.

3. Interaksi yang terjadi antara konsentrasi dan frekuensi pupuk daun

terhadap pertumbuhan sambung pucuk tanaman manggis.

1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis

Perbanyakan bibit manggis dengan cara sambung pucuk merupakan teknik

perpaduan dari bagian tanaman yang disatukan dengan entres sebagai batang atas

sehingga berkembang membentuk tanaman jenis baru, dengan kelebihan yang

dimilikinya antara lain: keunggulan dari segi perakaran, masa berbuah lebih cepat,

Page 5: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

5

ukuran tanaman yang lebih pendek, memiliki sifat genetis yang berasal dari

induknya misalnya ukuran buah, daging yang tebal dan rasa manis serta tahan

terhadap penyakit (Utami, 2013).

Bibit sambung pucuk yaitu bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres

batang atas dari pohon indukan terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada

ketinggian tertentu dan dibelah pada bagian tengah atau bagian samping

batangnya. Batang bawah biasanya merupakan bibit yang ditanam dari biji

(seedling). Sambung pucuk dilakukan oleh para penangkar karena lebih mudah

dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu menunggu

batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu penyiapan

batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat dibanding

cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah entres

dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor

dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang

sama. Keuntungan sambung pucuk adalah dapat melestarikan bahan heterosigus

tanpa perubahan, pembiakan vegetatif bisa lebih mudah dan lebih cepat dari pada

perbayakan dengan biji, karena masalah dormansi pada biji yang harus diatasi

dulu, masa juvenil dapat lebih diperpendek, dan dapat diterapkan pada tanaman

yang tidak menghasilkan biji, atau menghasilkan biji tapi steril, seperti pisang,

jeruk, dan anggur. Kelemahan sambung pucuk adalah tidak dapat dilakukan pada

waktu hujan dan harus memiliki skil atau keterampilan yang mahir (Wudianto,

1998).

Page 6: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

6

Namun sistem perbanyakan ini memiliki kendala dalam lambatnya pertumbuhan

daun pada ujung rantingnya, sehingga perlu upaya untuk menstimulasi

pertumbuhan dari tunas baru, salah satunya dengan penambahan pupuk daun.

Menurut Lingga dan Marsono (2004), pengambilan hara oleh tanaman tidak hanya

oleh akar saja tetapi juga oleh daun dan batang sehingga pemupukan melalui daun

selain pengaruh cepat terlihat juga lebih hemat dibandingkan dengan pemupukan

melalui tanah. Beberapa keuntungan pemupukan melalui daun antara lain tanah

tidak rusak, tanaman lebih cepat menumbuhkan tunas dan penyerapan unsur hara

berjalan lebih cepat. Pemberian pupuk daun mampu melengkapi kekurangan

unsur hara serta mudah diserap oleh tanaman karena diaplikasikan melalui daun.

Gandasil merupakan salah satu jenis pupuk yang biasa diaplikasikan dengan cara

penyemprotan pada daun tanaman sehingga dikenal dengan pupuk daun. Menurut

PT. Kalatham, Gandasil D mempunyai komposisi N total 20%, P2O5 15%, K2O

15%, MgSO4 1%, dengan dilengkapi dengan unsur-unsur Mangan (Mn), Boron

(B), Tembaga (Cu), Kobal (Co) dan Seng (Zn), serta vitamin-vitamin untuk

pertumbuhan tanaman seperti Aneurine, Lactoflavin, dan Nicotinic Acid Amide

(Aan, 2014).

Hasil penelitian Lukitariati dkk. (1996) menunjukkan bahwa pemupukan gandasil

D terhadap tanaman manggis dengan konsentrasi 2 g L-1 air pada umur 15 dan 21

hari setelah tanam biji menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah daun lebih baik

13,40% dan 11,69% jika dibandingkan dengan waktu dan dosis yang berbeda.

Sejalan dengan itu, Aan (2014) melaporkan bahwa pemberian pupuk hijau

Page 7: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

7

dikombinasikan dengan gandasil D pada tanaman sawi dapat memberikan peluang

yang lebih besar bagi tersedianya unsur hara makro dan mikro bagi tanaman,

sehingga dapat meningkatkan efektivitas penyerapan unsur hara, baik melalui akar

maupun daun.

Menurut Widiastoety (1991), pemupukan melalui akar hanya mampu menyerap

unsur hara sekitar 10%, sedangkan pemupukan melalui daun mampu menyerap

unsur hara sekitar 90%. Oleh karena itu pemberian pupuk yang tepat untuk

tanaman adalah dengan cara melalui daun. Salah satu pupuk daun yang dapat

digunakan adalah pupuk daun Gandasil D untuk pertumbuhan vegetatif tanaman.

Pupuk ini selain harganya relatif murah, juga mengandung unsur hara makro N, P

dan K, unsur hara mikro Mg, Fe, Mn, Co, Zn, B, Mo dan mengandung vitamin

B1. Konsentrasi anjuran yaitu 1 sendok teh per 4 L air atau sama dengan 1 g L-1

(Iswanto, 2002).

PT. Kalatham menjelaskan bahwa untuk memperoleh hasil yang memuaskan,

Gandasil D digunakan pada tingkat permulaan pertumbuhan tanaman dengan

melarutkan 10-30 g Gandasil D dalam 10 liter air dan disemprotkan setiap 8-10

hari sekali. Oleh karena itu perlu dilakukan juga kajian tentang frekuensi

penyemprotan disamping konsentrasi pupuk daun yang diaplikasikan (Aan, 2014).

Jumlah frekuensi penyemprotan mempunyai pengaruh terhadap penambahan

ketersediaan hara untuk tanaman, sehingga terdapat pengaruh yang nyata terhadap

pertumbuhan sambung pucuk tanaman manggis. Hasil penelitian Widiastoety

(1991), menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun Vitabloom dengan aplikasi 1

Page 8: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

8

kali seminggu memberikan hasil lebih baik terhadap pertumbuhan anggrek

Aranda dibandingkan dengan pupuk daun Gandasil B dan Blasoom Booster.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Konsentrasi pupuk daun yang berbeda akan menghasilkan perbedaan

dalam pertumbuhan sambung pucuk tanaman manggis.

2. Frekuensi pupuk daun yang berbeda menghasilkan perbedaaan dalam

pertumbuhan sambung pucuk tanaman manggis.

3. Terdapat interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pupuk daun

terhadap pertumbuhan sambung pucuk tanaman manggis.

Page 9: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Syarat Tumbuh Manggis

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis

yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau

Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah

dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawai dan Australia

Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti

manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat). Klasifikasi botani pohon manggis adalah Divisi:

Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Keluarga:

Guttiferae, Genus: Garcinia, dan Spesies: Garcinia mangostana L. (Qosim,

2007).

Manggis merupakan pohon hutan yang sosoknya tidak terlalu tinggi sekitar 20 m.

Tanaman tumbuh lambat sekali, biasanya daun muda muncul 1-2 kali setahun. Hal

ini dikarenakan akar sampingnya hanya sedikit. Mahkota daun (kanopi) tampak

indah menyerupai setengah kerucut. Daunnya lebar dan tebal. Batang dan cabang

bayak, tumbuh condong mendatar, tetapi umumnya tidak rata dan banyak

benjolan (Sunarjono, 2010). Lebih lanjut Supomo (1999) menjelaskan bahwa

Page 10: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

10

bunga manggis berukuran besar, kelopak tebal terdiri dari empat helai dan

berwarna hijau, dengan putik endek. Bakal buah bulat besar dan berwarna hijau.

Kepala putik bercambang 4-8 yang tetap melekat pada ujung buah. Buah yang

telah matang berwarna merah kecoklatan dengan bekas kepala putik berwarna

merah kehitaman. Semua bagian tanaman yang masih muda bergetah kekuningan.

Buah mempunyai 4-8 segmen sama dengan banyaknya cabang kepala putik.

Namun, yang menjadi biji adalah berukuran besar, umumnya hanya 1-3 buah. Biji

terbentuk tanpa melalui penyerbukan (apomiksis) karena tidak memiliki polen

(tepung sari), kelamin rudimenter. Setiap biji dibalut dengan daging buah yang

merupakan arilod (jaringan selaput biji) berwarna putih bersih dan rasanya segar.

Setiap biji yang besar mempunyai ruas. Tiap ruas berpotensi untuk tumbuh

(poliembrioni vegetatif) akar tunggang dan daun. Tanaman manggis mempunyai

akar tunggang dan akar samping yang jumahnya sedikit tetapi dalam.

Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian di

bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian

di bawah 500-600 m dpl. Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah

daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata

sepanjang tahun. Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32°C.

Dalam budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk

tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu kencang. Tanah yang paling baik

untuk budidaya manggis adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan

organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya tanaman

manggis adalah 5-7. Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah

Page 11: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

11

dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman

50-200 m (Rukmana, 1998).

2.2. Perbanyakan Bibit Manggis

Menurut Sunanto (2007), pembiakan vegetatif adalah cara yang tepat untuk

memperoleh bibit bermutu, khususnya sambung pucuk (grafting). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara

generatif (biji) adalah: (1) Umur berbuah lebih cepat, (2) Aroma dan cita rasa

buah tidak menyimpang dari sifat induknya, (3) Diperoleh individu baru dengan

sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (root stock) yang unggul

perakarannya disambung dengan batang atas (entris scion) yang unggul produksi

buahnya dan bahkan dapat divariasikan.

Faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan

metode grafting yaitu: (1) Faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang

entris), (2) Faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu

pelaksanaan grafting, dan (3) Faktor keterampilan orang yang melakukan

grafting. Panjang entris berkaitan dengan kecukupan cadangan makanan/energi

untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang entris

diharapkan makin banyak pula cadangan energinya. Sedangkan kondisi cuaca atau

waktu pelaksanaan grafting berkaitan dengan tingginya laju transpirasi, yakni

penguapan air dari permukaan tanaman (Wudianto, 1998).

Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggabungkan

batang bawah dari pohon induk terseleksi dan adaptif di daerah setempat dengan

batang atas dari varietas unggul hasil penelitian yang berproduksi tinggi.

Keberhasilan penelitian sambung pucuk telah banyak dilaporkan.

Page 12: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

12

Berdasarkan hasil penelitian, penyambungan batang bawah dari pohon induk

terseleksi pada suatu daerah dengan batang atas dari varietas unggul produksi

tinggi memberikan tingkat keberhasilan 65,90%. Bila dilakukan di rumah kaca,

keberhasilan penyambungan mencapai 81% dan meningkat menjadi 86,40% jika

penyambungan dilakukan pada pukul 08.00-11.00 WIB. Untuk mendukung

pengembangan teknologi sambung pucuk, perlu dibangun kebun entres dari

varietas unggul sebagai sumber batang atas. Teknologi sambung pucuk dapat

menghasilkan bahan tanaman unggul dalam jumlah banyak dan dalam waktu

singkat (Sumarsono, 2002).

Menurut Sunanto (2007), ragam penyambungan itu ada banyak sekali, tetapi pada

pokoknya dibagi dua yaitu:

1. Penyambungan pucuk (enten, grafting) termasuk penyusuan (inarching,

approach grafting).

2. Penyambungan mata atau biasa disebut dengan okulasi.

Pengembangan tanaman dengan penyambungan bertujuan:

1. Mempertahankan atau memperoleh sifat-sifat baik dari pohon induk.

2. Memperoleh kebaikan batang bawah yang pada umumnya digunakan bibit

yang berasal dari biji sehingga perakarannya dalam dan kuat.

3. Mengubah jenis kelamin tanaman yang diinginkan sehingga nantinya dapat

menghasilkan biji dalam jumlah dan mutu yang baik.

4. Memperpendek tanaman sehingga empermudah dalam pemetikan bijinya.

Page 13: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

13

Batang bawah yang hendak disambung ialah batang dalam fase pertumbuhan yang

baik. Penyambungan yang baik adalah akhir musim hujan atau pada awal musim

kemarau dan pada akhir musim kemarau atau pada awal musim hujan.

Penyambungan yang dilakukan di tengah-tengah musim kemarau atau ditengah-

tengah musim hujan hasilnya tidak akan memuaskan karena pada musim tersebut

batang-batang tanaman sedang dalam fase istirahat (Sumarsono, 2002).

2.3. Pupuk Daun

Selain melalui tanah, pemberian unsur hara tanaman dapat juga dilakukan melalui

batang dan daun. Pemupukan pada daun dilakukan dengan cara penyemprotan

melalui daun. Salah satu merek dagang pupuk daun yang sering digunakan petani

adalah Gandasil D. Pupuk Gandasil D mengandung beberapa unsur hara makro

dan mikro dengan komposisi sebagai berikut: Nitrogen (N) 20%, Fosfat (P2O5)

15%, Kalium (K2O) 15%, Magnesium sulfat (MgSO4) 1% merupakan komposisi

yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Aan, 2014).

Menurut Lingga dan Marsono (2004), pemberian pupuk melalui daun lebih

menguntungkan tanaman, karena pupuk lebih mudah diserap oleh daun dan

tanggapan tanaman cepat terlihat, sehingga cocok apabila diaplikasikan pada

tanaman yang berumur pendek, karena efek residu kecil, sehingga pemberian

dapat sering dilakukan. Meskipun pemupukan melalui daun banyak kelebihan,

namun masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya:

1. Bila dosis pemupukan terlalu tinggi maka dapat menyebabakan kerusakan

pada daun.

Page 14: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

14

2. Tidak semua pupuk dapat diaplikasikan pada daun, sehingga harus lebih

selektif dalam pemilihan jenis pupuk.

3. Biaya yang digunakan lebih mahal dan aplikasinya diperlukan peralatan

khusus.

Menurut Utami (2013), penyemprotan unsur hara melalui daun dapat memasuki

kutikula daun dan stomata sehingga dapat berada di dalam sel tanaman.

Pemberian pupuk melalui daun akan segera diabsorbsi dan tanggapan tanaman

akan terlihat dalam 1-2 hari, karena daun merupakan bagaian yang paling utama

dalam proses fotosintesis dan permukaan daun memungkinkan menyerap sinar

matahari lebih banyak.

Lukitariati dkk. (1996), sinar matahari dapat merangsang laju fotosintesis yang

berakibat menurunnya kandungan CO2 disekitar sel penutup. Penurunan ini

mengakibatkan peningkatan tekanan turgor sehingga dinding sel mengembang

dan akhirnya stomata terbuka.

Aplikasi pupuk daun pada stomata terbuka, memungkinkan unsur hara bersamaan

dengan air akan berdifusi kedalam stomata. Pada siang hari yang terik atau angin

yang kencang, tekanan turgor sel penutup akan menutup karena kehilangan air

yang berlebihan akibat proses transpirasi. Untuk itu penyemprotan tidak dilakukan

pada siang hari, karena pupuk daun akan lebih banyak menguap dibandingkan

dengan yang diserap oleh daun (Utami, 2013).

Page 15: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu danTempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016, di

Desa Badransari, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan adalah polibag, media tanah, pupuk kandang, bibit

manggis varietas kali gesing, dan pupuk daun Gandasil D. Alat-alat yang

digunakan adalah cangkul, tali nilon, tali raffia, seltip, ember, selang air, pisau

okulasi, meteran/penggaris, timbangan, bambu, golok, gunting, plastik pengikat,

paranet, kertas millimeter, semprotan, sigmad, triplek, paku, palu, gergaji, alat

tulis, dan alat hitung.

3.3. Metode Penelitian

Metode Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok

Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk

daun (K) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: k1 = 0,5 g L-1, k2 = 1,0 g L-1, dan k3 = 1,5

g L-1. Faktor kedua adalah frekuensi penyemprotan (F) yang terdiri atas 3 taraf

yaitu: f1 = 2 hari sekali, f2 = 5 hari sekali, dan f3 = 9 hari sekali. Sehingga dari

Page 16: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

16

kedua faktor tersebut terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: k1f1, k1f2, k1f3, k2f1,

k2f2, k2f3, k3f1, k3f2, dan k3f3. Berdasarkan perlakuan yang diuji, total keseluruhan

unit percobaan ada 27 plot percobaan dengan masing-masing plot terdiri dari 10

tanaman.

Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan membandingkan F hitung dengan F

tabel pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

taraf 5%, tetapi sebelumnya dilakukan uji kehomogenan ragam perlakuan dengan

uji Bartlet dan ketidak-aditifan data dengan uji Tuckey.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Batang Bawah dan Entres

Batang bawah yang dipakai merupakan bibit manggis yang telah berumur 2 tahun

dengan ukuran diameter batangnya sama dengan diameter entres calon batang atas

yaitu sekitar 7 mm. Bibit manggis ditanam pada media tanah yang telah dicampur

dengan pupuk kandang yang matang dengan perbandingan 4:1.

Langkah berikutnya adalah melakukan sambung pucuk pada batang bawah

tersebut. Pengambilan entres calon batang atas dilakukan dengan memilih cabang

dan tunasnya yang sehat serta daunya sudah berwarna hijau tua. Entres diambil

dari cabang yang mengarah keatas dan terkena sinar matahari. Entres diambil

dengan cara memotong ujung cabang sepanjang 20 cm dari titik tumbuh. Entres

ini dipotong lagi sesaat sebelum disambungkan sehingga panjangnya menjadi 10

cm dari titik tumbuh.

Page 17: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

17

3.4.2. Teknik Sambung Pucuk

Langkah-langkah penyambungan dilakukan sebagai berikut:

1. Memilih batang bawah yang diameternya kurang lebih sama dengan

batang atas. Memotong batang bawah kurang lebih 20-25 cm dari

permukaan tanah atau sekitar 3 cm dari bagian hipokotil, kemudian batang

bawah di belah sekitar 2-2,5 cm.

2. Batang atas yang sudah disiapkan, dihilangkan setengah bagian daunnya

kemudian sayat kedua sisi pangkal cabang sepanjang 2,0-2,5 cm, sehingga

bentuk seperti mata kampak.

3. Selanjutnya batang atas di masukkan kedalam belahan batang bawah.

4. Pengikatan atau pembalutan menggunakan seltip (isolasi paralon) atau bisa

juga menggunakan tali yang terbuat dari plastik es.

5. Melakukan penyungkupan dengan menggunakan plastik dengan tujuan

untuk menjaga kelembaban agar tetap tinggi dan mengurangi penguapan di

sekitar sambungan.

6. Menempatkan tanaman yang sudah tersambung di tempat yang telah diberi

naungan agar terhindar dari panas matahari langsung sesuai dengan tata

letak percobaan (Lampiran 1).

3.4.3. Aplikasi Perlakuan dan Pemeliharaan

Pemberian pupuk daun Gandasil D dilakukan sesuai dengan perlakuan selama 3

bulan dalam proses perawatan bibit sampai siap ditanam di kebun. Untuk

Page 18: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

18

perlakuan 0,5 g L-1, pupuk daun gandasil dalam bentuk butiran ditimbang dengan

neraca analitik sebanyak 0,5 g, kemudian dilarutkan dalam air sebanyak 1 L.

Untuk mendapatkan konsentrasi 1,0 g L-1 dan 1,5 g L-1 dilakukan dengan cara

yang sama.

Dalam aplikasinya, masing-masing konsentrasi diberikan mengikuti tata letak

percobaan dengan volume semprot yang sama. Untuk menentukan volume

semprot dilakukan dengan kalibrasi terlebih dahulu yakni menyemprot seluruh

sambung pucuk hingga merata dengan menggunakan air tanpa pupuk daun.

Jumlah air yang dibutuhkan tersebut dipakai sebagai acuan volume semprot pada

masing-masing konsentrasi pupuk daun. Penyemprotan dimulai saat tunas mulai

muncul. Waktu penyemprotan disesuaikan dengan perlakuan frekwensi

penyemprotan yaitu 2, 5, dan 9 hari sekali.

Pemeliharaan bibit tanaman manggis meliputi penyiraman, penyiangan,

pengendalian hama penyakit tanaman dan pemupukan dengan pupuk daun.

Penyiraman dilakukan pada sore hari dan untuk penyiangan dilakukan secara

manual menggunakan tangan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar

tanaman.

Untuk pengendalian hama semut dilakukan dengan menyemprotkan insektisida

Supracide (Metidation 0,2%) dan untuk pencegahan serangan jamur dilakukan

dengan penyemprotan fungisida Bayfidan 250 EC (Triadimenol) dengan masing-

masing dosis sebesar 2 cc L-1. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari setiap 3

minggu sekali selama 3 bulan setelah tanam.

Page 19: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

19

3.5. Pengamatan

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dengan pengamatan pada 5 tanaman

sampel dari setiap plot percobaan. Peubah-peubah yang diamati sebagai berikut:

1. Umur Saat Terbentuknya Daun Baru

Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah hari kapan mulai

terbentuk daun baru dari setelah penyambungan. Pengamatan ini dinyatakan

dalam satuan (hari).

2. Jumlah Daun

Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung seluruh daun baru yang

terbentuk yang telah mekar sempurna pada saat umur 3 bulan setelah

penyambungan dari setiap tanaman sampel masing-masing plot. Pengamatan

ini dinyatakan dalam satuan (buah).

3. Luas Daun

Pengamatan dilakukan dengan mengambil satu daun dari masing-masing

tanaman sampel setiap plot yang telah mekar sempurna dan berukuran

konstan pada saat tanaman berumur 3 bulan, kemudian daun digambar pada

kertas milimeter dan dihitung luas masing-masing daun kemudian

dijumlahkan dan dirata-rata. Luas daun dinyatakan dalam satuan (cm2).

Page 20: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

20

4. Panjang Tunas

Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang tunas baru yang tumbuh

setelah tanaman berumur 3 bulan setelah penyambungan dari setiap tanaman

sampel masing-masing plot. Panjang tunas dinyatakan dalam satuan (cm).

5. Pertambahan Diameter Batang Atas

Pengamatan dilakukan dengan menghitung selisih diameter batang atas pada

waktu penyambungan dan pada umur 3 bulan setelah penyambungan dari

masing-masing tanaman sampel. Pengamatan ini dinyatakan dalam satuan

(mm).

6. Ratio Pucuk Akar

Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung hasil pembagian antara

panjang tunas dengan panjang akar dan dinyatakan dalam satuan (cm). Secara

statistik dapat dinyatakan dengan rumus:

Panjang tunasRatio pucuk akar =

Panjang akar

Page 21: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1.Umur Saat Terbentuknya Daun Baru

Hasil analisis ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun dan frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh nyata terhadap umur

terbentuknya daun baru tanaman manggis, serta tidak ada interaksi dari kedua

perlakuan tersebut.

Tabel 1. Umur bibit manggis saat terbentuknya daun baru dengan konsentrasipupuk daun dan frekuensi penyemprotan yang berbeda

KonsentrasiFrekuensi Penyemprotan

Rata-rata2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- hari -----------------------------

0,5 gr L-1 14,80 14,86 15,00 14,89

1,0 gr L-1 14,20 15,06 14,80 14,69

1,5 gr L-1 14,93 14,93 15,20 15,02

Rata-rata 14,64 14,95 15,00

4.1.2. Jumlah Daun

Hasil analisis ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun dan frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

daun tanaman manggis, serta tidak terdapat interaksi.

Page 22: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

22

Tabel 2. Jumlah daun bibit manggis dengan konsentrasi pupuk daun danfrekuensi penyemprotan yang berbeda

KonsentrasiFrekuensi Penyemprotan

Rata-rata2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- buah -----------------------------

0,5 gr L-1 6,26 7,06 5,66 6,33

1,0 gr L-1 5,66 6,26 6,73 6,22

1,5 gr L-1 6,66 5,93 6,73 6,44

Rata-rata 6,20 6,42 6,37

4.1.3.Luas Daun

Hasil analisis ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun dan frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh nyata terhadap luas

daun tanaman manggis, serta tidak terdapat interaksi.

Tabel 3. Luas daun manggis dengan konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan yang berbeda

KonsentrasiFrekuensi Penyemprotan

Rata-rata2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- cm2 -----------------------------

0,5 gr L-1 63,68 66,85 73,92 68,15

1,0 gr L-1 81,16 66,70 81,52 76,46

1,5 gr L-1 73,01 78,02 76,62 75,88

Rata-rata 72,62 70,52 77,35

Page 23: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

23

4.1.4.Panjang Tunas

Hasil analisis ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas dan frekuensi

penyemprotan juga tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas tanaman

manggis, serta tidak ada interaksi dari kedua perlakuan tersebut.

Tabel 4. Panjang tunas bibit manggis dengan konsentrasi pupuk daun danfrekuensi penyemprotan yang berbeda

KonsentrasiFrekuensi Penyemprotan

Rata-rata2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- cm -----------------------------

0,5 gr L-1 6,03 8,21 5,63 6,62

1,0 gr L-1 4,86 5,65 6,47 5,66

1,5 gr L-1 7,36 6,03 5,35 6,24

Rata-rata 6,08 6,63 5,81

4.1.5.Pertambahan Diameter Batang Atas

Hasil analisis ragam (Lampiran 17) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun dan frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh nyata terhadap

pertambahan diameter batang atas tanaman manggis, serta tidak terdapat interaksi

dari kedua perlakuan tersebut.

Page 24: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

24

Tabel 5. Pertambahan diameter batang atas bibit manggis dengan konsentrasipupuk daun dan frekuensi penyemprotan yang berbeda

Konsentrasi

Frekuensi PenyemprotanRata-rata

2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- mm -----------------------------

0,5 gr L-1 2,98 3,04 2,78 2,93

1,0 gr L-1 2,77 2,32 3,04 2,71

1,5 gr L-1 3,28 2,71 2,75 2,91

Rata-rata 3,01 2,69 2,86

4.1.6.Ratio Pucuk/Akar

Hasil analisis ragam (Lampiran 21) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi

pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap ratio pucuk/akar, tetapi frekuensi

penyemprotan berpengaruh nyata terhadap ratio pucuk/akar tanaman manggis dan

tidak ada interaksi dari kedua perlakuan tersebut.

Tabel 6. Ratio pucuk/akar bibit manggis dengan konsentrasi pupuk daun danfrekuensi penyemprotan yang berbeda

KonsentrasiFrekuensi Penyemprotan

Rata-rata2 hari sekali 5 hari sekali 9 hari sekali

----------------------------- cm -----------------------------

0,5 gr L-1 0,82 1,00 0,50 0,77

1,0 gr L-1 0,57 0,55 0,53 0,55

1,5 gr L-1 0,82 0,63 0,41 0,62

Rata-rata 0,74 b 0,73 b 0,48 a

BNT Frekuensi = 0,20

Page 25: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

25

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata padauji BNT 5%

Hasil uji BNT (Tabel 6) menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pupuk daun

tidak mempengaruhi ratio pucuk/akar tanaman manggis, akan tetapi perbedaan

frekuensi penyemprotan mempengaruhi ratio pucuk/akar tanaman manggis.

Frekuensi penyemprotan 2 hari sekali menghasilkan ratio pucuk/akar 8,19% lebih

tinggi dari frekuensi penyemprotan 9 hari sekali dan 0,76% lebih tinggi dari

frekuensi penyemprotan 5 hari sekali.

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk daun yang diaplikasikan

tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati, hal ini diduga

karena rendahnya kisaran konsentrasi pupuk daun Gandasil yang diaplikasi.

Dalam percobaan ini, aplikasi pupuk daun Gandasil sampai dengan konsentrasi

1,5g L-1 masih belum mencukupi untuk mendukung peningkatan pertumbuhan

sambung pucuk manggis yang menyolok, sehingga masih diperlukan perlakuan

dengan kisaran konsentrasi yang lebih lebar. Unsur hara yang terkandung dalam

pupuk daun saat pengaplikasian diduga belum dapat dimanfaatkan secara

maksimal untuk pertumbuhan sambung pucuk manggis.

Tidak nyatanya semua peubah pengamatan pada hasil percobaan ini juga terjadi

pada penelitian lain. Menurut Prayitno (2008), perlakuan konsentrasi pupuk daun

Gandasil D sebanyak 0 gr L-1, 3 gr L-1, dan 6 gr L-1 pada tanaman kopi robusta,

tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah pasangan

Page 26: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

26

daun, luas daun terbesar, bobot kering tajuk dan akar serta nisbah bobot kering

tajuk akar.

Kehati-hatian dalam pengaplikasian pupuk daun memang perlu mendapat

perhatian. Hal ini disebabkan karena jika konsentrasi yang diberikan terlalu pekat

dapat merusak daun yang baru muncul pada sambung pucuk manggis, walaupun

aplikasi pupuk daun ini merupakan salah satu alternatif dalam pemberian suplai

unsur hara bagi tanaman selain melalui akar atau media tanam.

Menurut Munawar (2011), penyerapan unsur hara melalui daun memiliki porsi

yang lebih rendah dibandingkan penyerapan melalui akar, sehingga agar tanaman

memperoleh unsur hara yang sesuai dengan kebutuhannya harus diberikan

konsentrasi pupuk daun yang sesuai. Kekurangan unsur hara akan menyebabkan

pertumbuhan tanaman tidak maksimal, baik pertumbuhan vegetatif maupun

generatif. Kekurangan unsur hara pada fase vegetatif menyebabkan pertumbuhan

tinggi tanaman, pembentukan daun baru, pertumbuhan tunas baru, dan

pertumbuhan diameter batang tanaman menjadi terhambat, dengan terhambatnya

pertumbuhan pada fase vegetatif maka pertumbuhan pada fase generatif juga tidak

akan maksimal.

Pemberian pupuk melalui daun haruslah lebih memperhatikan aspek-aspek

penentu keberhasilan dalam pemupukan, sebab jika hal-hal yang mempengaruhi

kehilangan hara masih banyak dijumpai dan tidak diminimalisir maka hara yang

dapat diserap tanaman pun tidak akan maksimal. Penguapan dan terpaan angin

saat penyemprotan dapat menyebabkan kehilangan hara dalam pupuk daun yang

Page 27: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

27

diaplikasikan, oleh karena itu hal tersebut harus lebih diperhatikan agar saat

pengaplikasian pupuk daun tidak banyak hara yang hilang dengan percuma dan

kecukupan hara tanaman dapat terpenuhi (Munawar, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh

nyata terhadap semua peubah pengamatan, kecuali pada ratio pucuk/akar. Pada

percobaan ini, frekuensi penyemprotan pupuk daun 2 hari sekali dan 5 hari sekali

memberikan ratio pucuk/akar tanaman manggis yang sama, tetapi lebih besar

dibandingkan dengan penyemprotan 9 hari sekali. Hal ini diduga dengan frekuensi

penyemprotan yang lebih rutin dapat memberikan pasokan unsur hara yang lebih

banyak dan lebih tersedia saat tanaman membutuhkan. Pengaplikasian pupuk

daun akan merangsang pertumbuhan tunas/pucuk tanaman lebih cepat sebab hara

dalam pupuk dapat langsung diserap oleh daun.

Lingga dan Marsono (2004) menyatakan bahwa pemberian pupuk yang tepat

waktu saat tanaman membutuhkan unsur hara akan lebih efektif dan bermanfaat

karena dapat langsung diserap oleh tanaman dan dimanfaatkan dalam proses

fotosintesis. Unsur hara dalam pupuk yang diaplikasikan melalui daun akan lebih

cepat diserap oleh stomata daun tanaman, sehingga dapat langsung digunakan

untuk penumbuhan sel-sel baru.

Hasil penelitian Andriyani (2012) melaporkan bahwa frekuensi penyemprotan 10

hari sekali memberikan pengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman

anggrek pada peubah panjang tanaman dan jumlah daun dibandingkan frekuensi 5

hari sekali dan 15 hari sekali. Sejalan dengan itu, Lasut (2013) menyatakan bahwa

Page 28: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

28

penyemprotan pupuk daun Gandasil D dengan frekuensi 3 kali seminggu

memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada bibit gaharu

dibandingkan frekuensi 1 kali seminggu, 2 kali seminggu, dan 4 kali seminggu.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pembibitan manggis

dengan sambung pucuk ini, penyemprotan pupuk daun Gandasil D dengan

frekuensi penyemprotan 2 hari sekali menghasilkan ratio pucuk/akar 8,19% lebih

tinggi dari frekuensi penyemprotan 9 hari sekali dan 0,76% lebih tinggi dari

frekuensi penyemprotan 5 hari sekali.

Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya interaksi yang terjadi antara perlakuan

konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan terhadap semua peubah

yang diamati. Hal ini diduga pada media tanam yang subur interaksi antara

konsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan yang dicobakan tidak

terlihat. Ditambah lagi dengan tingkat kehilangan hara yang tinggi akibat

penguapan, sehingga kebutuhan hara tanaman manggis belum tercukupi.

Page 29: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Aplikasi pupuk daun hingga konsentrasi 1,5 g L-1 tidak berpengaruh nyata

terhadap semua peubah yang diamati.

2. Frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah

yang diamati kecuali ratio pucuk/akar, frekuensi penyemprotan 2 hari

sekali meningkatkan nilai ratio pucuk/akar.

3. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk daun dan frekuensi

penyemprotan terhadap semua peubah yang diamati.

5.2. Saran

Agar dilakukan penelitian lebih lanjut guna memperoleh konsentrasi pupuk daun

dan frekuensi penyemprotan yang sesuai untuk kebutuhan tanaman manggis

supaya diperoleh pertumbuhan bibit manggis yang baik.

Page 30: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

30

DAFTAR PUSTAKA

Aan. 2014. Pupuk Daun Gandasil D dan Gandasil B. Download:https://aanfarm.wordpress.com/2014/04/04/pupuk-daun-gandasil-d-dan-b/.Diakses 16 April 2016.

Agustina. 2004. Pengaruh Beberapa Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan AnggrekAranda. Jurnal Holtikultura 3.

Andriyani, L. Y. 2012. Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi PenyemprotanPupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium (JadeGold) Pada Tahap Aklimatisasi. Jurnal Agronomi 10(1): 51-54. ISSN1410-1939.

Anwarudin M. J., N. L. P. Indriyani, S. Hadiati, dan E. Mansyah, 1996. Pengaruhkonsentrasi asam giberelat dan lama perendaman terhadap perkecambahandan pertumbuhan biji manggis. Jurnal Hortikultura 6 (1): 1-5.

Asmara, A. P. 2008. Pengaruh Beberapa Konsentrasi IBA Terhadap PertumbuhanBibit Manggis (Garcinia mangostana L.) Asal Seedling Di Polybag.Skripsi Universitas Jambi.

Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Lasut, T. M. 2013. Pemupukan Gandasil D Terhadap Pertumbuhan Bibit PohonPenghasil Gaharu Jenis Gyrinops versteegii (Gilg) Domke. SkripsiUniversitas Sam Ratulangi. Manado.

Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. CV. Yasaguna,Jakarta.

Lukitariati, S., Indriyani, Susiloadi, dan Anwarudin. 1996. Pengaruh naungan dankonsentrasi asam indol butirat terhadap pertumbuhan bibit batang bawahmanggis. Jurnal Hortikultura 6 (3): 220-226.

Mansyah E., M. J. A. Syah, A. Susiloadi dan I. Muas. 1998. Kompatibilitasmanggis dengan tiga spesies kerabatnya sebagai batang bawah. JurnalHortikultura 8 (3): 1163-1169.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.240 halaman.

Page 31: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

31

Prayitno, S. 2008. Pengaruh Pemindahan Berbagai Stadia Kecambah DanKonsentrasi Pupuk Daun Gandasil D Terhadap Pertumbuhan Bibit KopiRobusta (Coffea canephora Pierre ex Froehner). Skripsi IPB. Bogor.

Qosim, W. A. 2007. Sejarah, penyebaran, dan botani tanaman manggis.Download: https://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/sejarah-penyebaran-dan-botani-tanaman-manggis/. Diakses 17 April 2016.

Rukmana, R. 1998 . Budidaya Manggis. PT. Kanisius, Yogyakarta.

Sumarsono, L. 2002. Teknik Sambung Pucuk Dengan Entres Tidak BercabangDan Bercabang Pada Pembibitan Tanaman Manggis. Buletin PertanianVol. 7. Nomor 1.

Sumarto dan Dasimin. 2000. Manggis. Penebar swadaya. Jakarta.

Sunanto. 2007. Tekhnik Budidaya Manggis. Download:http://tutorcms.blogspot.co.id/2007/06/tekhnik-budidaya-manggis.html.Diakses 17 April 2016.

Sunarjono, H. 2010. Memperpendek masa remaja tanaman manggis. WartaPenelitian dan Pengembangan Pertanian, 9 : 4-6.

Supomo. 1999. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta.

Utami, R. S. 2013. Pertumbuhan Bibit Manggis Pada Beberapa Jenis DanKonsentrasi Pupuk Daun. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.

Widiastoety, D. 1991. Cara Efektif Memupuk Tanaman Anggrek. PerhimpunanAnggrek Indonesia. Jakarta.

Wudianto, R. 1998. Membuat Setek, Cangkok, Sambung Pucuk, dan Okulasi.Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 32: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

32

Lampiran 1. Tata Letak Plot Percobaan

Ulangan

I II III

U

Keterangan: k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1

k2 = konsentrasi 1,0 gr L-1

k3 = konsentrasi 1,5 gr L-1

f1 = frekuensi 2 hari sekalif2 = frekuensi 5 hari sekalif3 = frekuensi 9 hari sekali

k1f2

k1f1

k2f1

k2f3

k3f1

k2f2

k1f3

k3f3

k3f2

k2f3

k3f2

k1f1

k2f1

k1f3

k2f2

k1f2

k3f1

k3f3

k1f3

k3f1

k2f3

k1f2

k3f3

k2f1

k3f2

k1f1

k2f2

Page 33: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

33

Lampiran 2. Tata Letak Tanaman Sampel

Keterangan:

= Tanaman sampel (5 polibag)X

X X

X X

X

Page 34: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

34

Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Manggis Varietas Kali Gesing

Tinggi Pohon : 10-15 meter

Lebar Tajuk : 3-4 meter

Warna Batang : Kecoklatan

Kedudukan Daun : Mendatar ujung dan melengkung ke bawah

Warna Benang Sari : Putih kekuningan

Bentuk Buah : Bulat

Warna Kulit Buah : Merah tua sampai ungu

Warna Daging Buah : Putih

Sifat Buah : Kenyal dan mudah dibuka

Bobot Buah : 100-125 gr per buah

Jumlah Siung/Buah : 4-8 siung

Rasa Daging Buah : Manis keasaman (segar)

Masa Panen : Antara Januari sampai Maret

Sumber: CV. Mitra Bibit, 2013.

Page 35: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

35

Lampiran 4. Umur saat terbentuknya daun baru dengan perlakuan perbedaankonsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

------------------- hari --------------------

k1f1 14,2 15,4 14,8 44,4 14,80k1f2 14,6 15,0 15,0 44,6 14,87k1f3 15,0 14,8 15,2 45,0 15,00k2f1 15,2 13,6 13,8 42,6 14,20k2f2 15,2 14,4 15,6 45,2 15,07k2f3 15,2 15,0 14,2 44,4 14,80k3f1 14,8 15,0 15,0 44,8 14,93k3f2 14,4 15,4 15,0 44,8 14,93k3f3 15,0 15,4 15,2 45,6 15,20

Total 133,6 134,0 133,8 401,4 14,87

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 5. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap umur terbentuknya daun baru

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,009169 0,004585 0,0169tn 3,63Perlakuan 8 1,893066 0,236633 0,8729tn 2,59

Konsentrasi 2 0,506565 0,253283 0,9343tn 3,63Frekuensi 2 0,675401 0,337701 1,2457tn 3,63Interaksi 4 0,711100 0,177775 0,6558tn 3,01

Galat 16 4,337511 0,271094Non-aditif 1 0,835070 0,835070 3,5764tn 4,54

Sisa 15 3,502441 0,233496Total 26 6,239746 KK = 3,50 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Page 36: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

36

Uji momogenitas: X2 hitung=9,3 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )

Lampiran 6. Jumlah daun umur 3 bulan dengan perlakuan perbedaan konsentrasipupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- buah --------------------

k1f1 6,0 6,8 6,0 18,8 6,27k1f2 7,4 7,6 6,2 21,2 7,07k1f3 5,6 5,8 5,6 17,0 5,67k2f1 6,6 4,8 5,6 17,0 5,67k2f2 6,0 5,2 7,6 18,8 6,27k2f3 6,8 5,8 7,6 20,2 6,73k3f1 5,2 5,2 9,6 20,0 6,67k3f2 6,0 6,6 5,2 17,8 5,93k3f3 4,2 9,2 6,8 20,2 6,73

Total 53,8 57,0 60,2 171,0 6,33

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 7. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap jumlah daun umur 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 2,275608 1,137804 0,5695tn 3,63Perlakuan 8 6,079997 0,760000 0,3804tn 2,59

Konsentrasi 2 0,222222 0,111111 0,0556tn 3,63Frekuensi 2 0,248915 0,124458 0,0623tn 3,63Interaksi 4 5,608860 1,402215 0,7019tn 3,01

Galat 16 31,964464 1,997779Non-aditif 1 1,971228 1,971228 0,9858tn 4,54

Sisa 15 29,993236 1,999549Total 26 40,320069 KK = 22,32 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Page 37: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

37

KK = koefisien Keragaman

Uji momogenitas: X2 hitung=14,8 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )Lampiran 8. Luas daun umur 3 bulan dengan perlakuan perbedaan konsentrasi

pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- cm2 --------------------

k1f1 49,84 59,87 81,35 191,06 63,69k1f2 49,86 61,41 89,29 200,56 66,85k1f3 57,06 97,27 67,44 221,77 73,92k2f1 83,11 72,22 88,17 243,50 81,17k2f2 65,54 73,79 60,77 200,10 66,70k2f3 83,66 72,83 88,07 244,56 81,52k3f1 88,25 58,17 72,60 219,02 73,01k3f2 60,09 89,56 84,41 234,06 78,02k3f3 74,43 79,01 76,42 229,86 76,62

Total 611,84 664,13 708,52 1984,49 73,50

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 9. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap luas daun umur 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F HitungF Tabel

5%

Kelompok 2 520,4114 260,2057 1,3913tn 3,63Perlakuan 8 1021,2031 127,6504 0,6825tn 2,59

Konsentrasi 2 387,2170 193,6085 1,0352tn 3,63Frekuensi 2 220,3420 110,1710 0,5891tn 3,63Interaksi 4 413,6441 103,4110 0,5529tn 3,01

Galat 16 2992,4792 187,0299Non-aditif 1 168,7811 168,7811 0,8966tn 4,54

Sisa 15 2823,6980 188,2465Total 26 4534,0938 KK = 18,61 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Page 38: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

38

Uji momogenitas: X2 hitung=8,2 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )

Lampiran 10. Panjang tunas umur 3 bulan dengan perlakuan perbedaankonsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- cm --------------------

k1f1 5,42 6,22 6,46 18,10 6,03k1f2 10,04 9,50 5,08 24,62 8,21k1f3 6,60 6,16 4,12 16,88 5,63k2f1 5,26 5,44 3,88 14,58 4,86k2f2 7,62 3,86 5,48 16,96 5,65k2f3 9,56 5,42 4,44 19,42 6,47k3f1 7,06 6,50 8,54 22,10 7,37k3f2 6.86 5,20 6,04 18,10 6,03k3f3 3,90 7,48 4,64 16,02 5,34

Total 62,32 55,78 48,68 166,78 6,17

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 11. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap panjang tunas umur 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 10,3417 5,1709 1,9399tn 3,63Perlakuan 8 26,0280 3,2535 1,2206tn 2,59

Konsentrasi 2 4,2124 2,1062 0,7902tn 3,63Frekuensi 2 3,1195 1,5597 0,5852tn 3,63Interaksi 4 18,6961 4,6740 1,7535tn 3,01

Galat 16 42,6481 2,6655Non-aditif 1 2,1779 2,1779 0,8072tn 4,54

Sisa 15 40,4702 2,6980Total 26 79,0179 KK = 26,43 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Page 39: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

39

KK = koefisien Keragaman

Uji momogenitas: X2 hitung=7,1 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )Lampiran 12. Panjang tunas umur 3 bulan (Trans √x+0,5) dengan perlakuan

perbedaan konsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- cm --------------------

k1f1 2,433 2,592 2,638 7,663 2,554k1f2 3,247 3,162 2,362 8,771 2,923k1f3 2,665 2,581 2,149 7,395 2,465k2f1 2,400 2,437 2,093 6,930 2,310k2f2 2,850 2,088 2,445 7,383 2,461k2f3 3,172 2,433 2,223 7,828 2,609k3f1 2,750 2,646 3,007 8,403 2,801k3f2 2,713 2,387 2,557 7,657 2,552k3f3 2,098 2,825 2,267 7,190 2,396

Total 24,328 23,151 21,741 69,220 2,563

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 13. Analisis ragam (Trans √x+0,5) pengaruh konsentrasi pupuk daundan frekuensi penyemprotan terhadap panjang tunas umur 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,3728 0,1864 1,9227tn 3,63Perlakuan 8 0,9022 0,1127 1,1633tn 2,59

Konsentrasi 2 0,1635 0,0817 0,8433tn 3,63Frekuensi 2 0,1096 0,0548 0,5652tn 3,63Interaksi 4 0,6291 0,1573 1,6224tn 3,01

Galat 16 1,5511 0,0969Total 26 2,8261 KK = 12,14 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Page 40: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

40

Lampiran 14. Pertambahan diameter batang atas selama 3 bulan dengan perlakuanperbedaan konsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- mm --------------------

k1f1 2,96 3,20 2,78 8,94 2,98k1f2 2,82 3,74 2,56 9,12 3,04k1f3 2,62 3,28 2,46 8,36 2,79k2f1 2,50 2,54 3,28 8,32 2,77k2f2 2,62 1,66 2,68 6,96 2,32k2f3 2,38 3,58 3,16 9,12 3,04k3f1 2,86 3,90 3,08 9,84 3,28k3f2 2,62 2,56 2,94 8,12 2,71k3f3 2,00 3,18 3,08 8,26 2,75

Total 23,38 27,64 26,02 77,04 2,85

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 15. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap pertambahan diameter batang atas

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 1,0275 0,5137 2,3277tn 3,63Perlakuan 8 1,7837 0,2229 1,0102tn 2,59

Konsentrasi 2 0,2753 0,1376 0,6236tn 3,63Frekuensi 2 0,4678 0,2339 1,0598tn 3,63Interaksi 4 1,0406 0,2601 1,1788tn 3,01

Galat 16 3,5312 0,2207Non-aditif 1 1,0284 1,0284 6,1638* 4,54

Sisa 15 2,5028 0,1668Total 26 6,3424 KK = 16,46 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Uji momogenitas: X2 hitung=3,8 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )

Page 41: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

41

Lampiran 16. Pertambahan diameter batang atas (Trans √x+0,5) dengan perlakuanperbedaan konsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- mm --------------------

k1f1 1,860 1,924 1,811 5,595 1,865k1f2 1,822 2,059 1,749 5,630 1,876k1f3 1,766 1,944 1,720 5,430 1,810k2f1 1,732 1,744 1,944 5,420 1,806k2f2 1,766 1,470 1,783 5,019 1,673k2f3 1,697 2,020 1,913 5,630 1,876k3f1 1,833 2,098 1,892 5,823 1,941k3f2 1,766 1,749 1,855 5,370 1,790k3f3 1,581 1,918 1,892 5,391 1,797

Total 15,823 16,926 16,559 49,308 1,826

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 17. Analisis ragam (Trans √x+0,5) pengaruh konsentrasi pupuk daundan frekuensi penyemprotan terhadap pertambahan diameter batangatas selama 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,0701 0,0350 2,0259tn 3,63Perlakuan 8 0,1382 0,0173 0,9982tn 2,59

Konsentrasi 2 0,0227 0,0113 0,6567tn 3,63Frekuensi 2 0,0373 0,0186 1,0779tn 3,63Interaksi 4 0,0781 0,0195 1,1291tn 3,01

Galat 16 0,2768 0,0173Total 26 0,4851 KK = 7,20 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Page 42: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

42

Lampiran 18. Ratio pucuk/akar selama 3 bulan dengan perlakuan perbedaankonsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- cm --------------------

k1f1 0,81 0,93 0,73 2,47 0,82k1f2 1,35 1,12 0,53 3,00 1,00k1f3 0,48 0,77 0,26 1,51 0,50k2f1 0,61 0,61 0,51 1,73 0,58k2f2 0,97 0,28 0,40 1,65 0,55k2f3 0,78 0,51 0,32 1,61 0,54k3f1 0,80 0,74 0,93 2,47 0,82k3f2 0,65 0,75 0,49 1,89 0,63k3f3 0,33 0,54 0,37 1,24 0,41

Total 6,78 6,25 4,54 17,57 0,65

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 19. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pupuk daun dan frekuensipenyemprotan terhadap ratio pucuk/akar selama 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F HitungF Tabel

5%

Kelompok 2 0,3045 0,1523 3,6480* 3,63Perlakuan 8 0,8662 0,1083 2,5939* 2,59

Konsentrasi 2 0,2310 0,1155 2,7669tn 3,63Frekuensi 2 0,3743 0,1871 4,4833* 3,63Interaksi 4 0,2609 0,0652 1,5628tn 3,01

Galat 16 0,6678 0,0417Non-aditif 1 0,0289 0,0289 0,6800tn 4,54

Sisa 15 0,6389 0,0426Total 26 1,8386 KK = 31,40 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Uji momogenitas: X2 hitung=10,5 < X2 tabel=15,5 ( Data homogen )

Page 43: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

43

Lampiran 20. Ratio/pucuk akar selama 3 bulan (Trans √x+1) dengan perlakuanperbedaan konsentrasi pupuk daun dan frekuensi penyemprotan

PerlakuanUlangan

Jumlah Rata-rataI II III

-------------------- mm --------------------

k1f1 1,345 1,389 1,315 4,049 1,349k1f2 1,533 1,456 1,237 4,226 1,408k1f3 1,217 1,330 1,122 3,669 1,223k2f1 1,269 1,269 1,229 3,767 1,255k2f2 1,404 1,131 1,183 3,718 1,239k2f3 1,334 1,229 1,149 3,712 1,237k3f1 1,342 1,319 1,389 4,050 1,350k3f2 1,285 1,323 1,221 3,829 1,276k3f3 1,153 1,241 1,170 3,564 1,188

Total 11,882 11,687 11,015 34,584 1,281

Keterangan : k1 = konsentrasi 0,5 gr L-1 f1 = frekuensi 2 hari sekalik2 = konsentrasi 1,0 gr L-1 f2 = frekuensi 5 hari sekalik3 = konsentrasi 1,5 gr L-1 f3 = frekuensi 9 hari sekali

Lampiran 21. Analisis ragam (Trans √x+1) pengaruh konsentrasi pupuk daun danfrekuensi penyemprotan terhadap ratio pucuk/akar selama 3 bulan

SUMBERKERAGAMAN

DB JK KT F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,0460 0,0230 3,7467* 3,63Perlakuan 8 0,1263 0,0158 2,5727tn 2,59

Konsentrasi 2 0,0322 0,0161 2,6243tn 3,63Frekuensi 2 0,0571 0,0285 4,6557* 3,63Interaksi 4 0,0370 0,0092 1,5053tn 3,01

Galat 16 0,0982 0,0061Total 26 0,2704 KK = 6,12 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyataKK = koefisien Keragaman

Page 44: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

44

Gambar 1. Manggis umur 3 bulan setelah penyambungan

Gambar 2. Penyekat penyemprotan

Page 45: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

45

Gambar 3. Penimbangan pupuk daun

Gambar 4. Pengukuran diameter batang atas

Page 46: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

46

Gambar 5. Pengukuran panjang tunas

Gambar 6. Penghitungan jumlah daun

Page 47: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

47

Gambar 7. Penyiangan gulma manual

Gambar 8. Penyiraman bibit manggis

Page 48: I. PENDAHULUAN L.). Cita rasa buah manggis yang manis sedikiteprints.stiperdharmawacana.ac.id/170/2/ISI SKRIPSI.pdf3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman

48

Gambar 9. Pengukuran luas daun

Gambar 10. Pengukuran panjang akar