i kepadatan sel dan kadar lipid mikroalga chlorella sp...

77
i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media Alternatif Kotoran Ternak SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Disusun oleh: ANNISA FEBTISUHARSI M0409008 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Upload: duonghanh

Post on 26-May-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

i

Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur MediaAlternatif Kotoran Ternak

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratanguna memperoleh gelar Sarjana Sains

Disusun oleh:ANNISA FEBTISUHARSI

M0409008

PROGRAM STUDI BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2016

Page 2: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media
Page 3: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri

dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar

kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau kembali dan/atau dicabut.

Surakarta, 29 Maret 2016

Annisa FebtisuharsiM0409008

Page 4: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

iv

Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur MediaAlternatif Kotoran Ternak

ANNISA FEBTISUHARSIProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRAKEnergi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menjalankan

berbagai aktivitas. Energi minyak bumi dengan bahan dasar fosil ketersediaannyasangat terbatas, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif yang dapatdiperbaharui. Mikroalga Chlorella sp. berpotensi sebagai bahan dasar biodieselkarena memiliki kandungan lipid yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh kotoran ternak sapi, kambing, dan ayam sebagaimedia kultur alternatif terhadap pertumbuhan Chlorella sp. dan mengetahui jeniskotoran ternak yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan Chlorellasp.

Chlorella sp. dikultur dalam wadah 1.000 mL dengan media kultur yangberbeda, yaitu kotoran sapi, kotoran ayam dan kotoran kambing sebanyak 20gr.Aerasi diberikan secara terus menerus sedangkan pencahayaan menggunakanlampu TL 21 Watt yang diberikan selama 24 jam. Variabel yang diamati meliputikadar nitrogen kotoran ternak, kepadatan sel Chlorella sp., dan kadar lipid padamasa eksponensial. Data kepadatan Chlorella sp., kadar nitrogen kotoran ternak,pH media kultur dan suhu media kultur dianalisis secara deskriptif berdasar hasilpengukuran. Kadar lipid dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance(Anova).

Hasil dari uji kadar N kotoran ternak didapatkan hasil bahwa kotoran sapi,kambing, ayam berturut-turut sebesar 1,12%, 2,09%, 2,09%. Dilakukan kulturselama 15 hari untuk mengetahui masa puncak pertumbuhan Chlorella sp., dandiperoleh masa puncak yang berbeda – beda. Chlorella sp. yang dikultur dalammedia kotoran ternak ayam masa puncak dicapai pada hari ke-7 dengan kepadatansel 73,83 x 104 sel/mL, sedangkan pada media kontrol, kotoran ternak sapi dankambing masa puncak dicapai pada hari ke-8 dengan kepadatan sel berturut-turut65, 83 x 104 sel/mL pada hari ke-8, 70,16 x 104sel/mL pada hari ke-8, 68,58 x 104

sel/mL pada hari ke-8. Hasil dari penelitian menunjukkan kultur mikroalgaChlorella sp. dengan menggunakan media kotoran ayam menunjukkan persentaselipid yang paling tinggi yaitu sebesar 30,69 %, sedangkan menggunakan mediakontrol sebesar 14, 27 %, media kotoran sapi sebesar 24, 47 %, media kotorankambing sebesar 28, 17%.

Kata Kunci: Chlorella sp., kotoran ternak, kepadatan sel, kadar lipid

Page 5: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

v

Density and Lipid Levels of Microalgae Chlorella sp. on Culture AlternativeMedia of Livestock Manure

ANNISA FEBTISUHARSIDepartment of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Sebelas Maret University,Surakarta

ABSTRACTEnergy is a very important requirement for running various activities.

Petroleum energy with fossil base material availability is very limited, so the needto immediately look for alternative energy that can be renewed. MicroalgaeChlorella sp. has a potency to be developed as a basic ingredient of biodieselbecause it has a high lipid content. The purposes of this study were to determinethe effect of cow manure, chicken manure and goat dung as an alternative culturemedia on the growth of Chlorella sp. and to know the most effective type oflivestock manure in enhancing the growth of Chlorella sp.

Chlorella sp. were added to 20 gram of each kind manure (cow, goat,and chicken). The treatment with aerasi and lightning using TL lamp 21 watt for24 hours. Assessment variables include content of manure Nitrogen, the density ofChlorella sp., and content of Lipid in exponential phase. Density of Chlorella sp.the nitrogen content of animal manure, pH and temperature of the culture mediumwere analyzed descriptively based on the measurement results. Lipid content wasanalyzed using ANOVA (Analysis of Variance).

Nitrogen content in three kind manure (cow, goat, and chicken) were1,12%, 2,09%, and 2,09%, respectively. It was found that the highest cellChlorella sp. showed after 7 days cultivication was 73,83x104 cells/mL onchicken manure. Chlorella sp. on control medium, cow manure, and goat manurewere found 65,83x104 cells/mL, 70,16 x104 cells/mL, and 68,58 x104 cells/mLafter 8 days cultivation. Lipid content in chicken manure produced 30,69%,control medium 14,27%, cow manure 24,47%, and goat manure 28,17%. Thegrowth of Chlorella sp. was found to be the best on media cultivication usingchicken manure.

Keywords: Chlorella sp., manure, cell density, lipid levels

Page 6: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini teruntuk:

Ayah dan ibu tercinta atas kasih sayang, kepercayaan, pengorbanan dan doa di

setiap hembusan nafasnya

Suami tersayang Moh. Jafron Syah yang selalu mendukung segala keputusanku

Buah hati Nohan Pragata Syah yang sangat saya sayangi

Adik yang begitu aku cintai

Sahabat Bioromantika Biologi 2009 dan Kelompok Studi Kepak Sayap atas

dukungan dan semangatnya

Almamater-ku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta

Seluruh pihak yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terima kasih

Page 7: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

vii

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Al-Insyiroh: 5-6)

‘’Khairunnas anfa’uhum linnas’’ sebaik-baik manusia diantaramu adalah

yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain

(HR. Bukhari dan Muslim)

No matter how great the talent or efforts, some things just take time. You

can’t produce a baby in one month by making nine women pregnant

(Warren Buffet)

Jika kita cepat-cepat melaksanakan urusan kita pada Allah, maka Allah juga

akan cepat cepat mengurusi urusan kita.

(Anonymous)

Page 8: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Kadar Lipid dan Kepadatan Sel Mikroalga Chlorella sp. pada Media

Alternatif Kotoran Ternak” dengan baik sebagai salah satu persyaratan

memperoleh derajat Strata Satu (S1) Program Studi Biologi pada Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc (Hons), Ph.D selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang begitu inspiratif memotivasi mahasiswa serta atas ijin

penelitian yang telah diberikan kepada penulis untuk keperluan skripsi,

2. Dr. Ratna Setyaningsih, M.Si., selaku Kepala Program Studi Biologi

FMIPA UNS atas ijin skripsi dan limpahan motivasi serta semangat yang

diberikan kepada penulis selama penelitian maupun penyusunan skripsi,

3. Dra. Marti Harini, M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan

dan saran dalam penyusunan skripsi ini,

4. Dr. Sunarto, M. S., selaku Pembimbing I yang juga telah memberikan

bimbingan, saran, kesabaran, serta waktunya dalam menyusun skripsi ini,

Page 9: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

ix

5. Suratman, M. Si., selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan

bimbingan, saran, kesabaran, serta waktunya dalam menyusun skripsi ini

dari awal hingga akhir,

6. Dra. Endang Anggarwulan dan Dr. Edwi Mahajoeno, M. Si selaku dosen

penelaah dan penguji,

7. Dosen-dosen di Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas

Maret, yang telah dengan sabar memberikan pengarahan yang tiada henti-

hentinya dan dorongan baik spiritual maupun materil sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini,

8. Segenap staff Laboratorium Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sebelas

Maret yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian,

9. Bapak Deni Hadiansyah selaku teknisi Laboratorium Limnologi LIPI yang

telah memberikan bimbingan mengenai kultur Chlorella sp.

10. Keluarga Biologi 2009 tercinta, atas jalinan kekeluargaan yang indah,

11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan

penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan

sangat membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-

pihak yang terkait.

Surakarta, 29 Maret 2016

Penulis

Page 10: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

PERNYATAAN............................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

ABSTRACT..................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PENGANTAR ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

1. Biodiesel .............................................................................. 6

Page 11: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xi

2. Lipid..................................................................................... 7

3. Mikroalga............................................................................. 9

4. Chlorella sp. ........................................................................ 10

a. Klasifikasi Chlorella sp. ............................................... 10

b. Deskripsi Chlorella sp. ................................................. 11

c. Reproduksi Chlorella sp. .............................................. 11

d. Fase Pertumbuhan Chlorella sp ................................... 12

e. Faktor yang mempengaruhi kultur Chlorella................. 14

1.) Media Kultur................................ ....................... 15

2.) Nutrien................................ ................................ 15

3.) Cahaya................................................................. 18

4.) Suhu................................ .................................... 18

5.) Derajat Keasaman (pH)....................................... 19

6.) Salinitas................................ ............................... 19

5. Kotoran Ternak .................................................................... 20

a. Kotoran Ayam .............................................................. 20

b. Kotoran Kambing. ........................................................ 21

c. Kotoran Sapi. ............................................................... 21

B. Kerangka Pemikiran........................................... ...................... 22

C. Hipotesis........................................... ........................................ 25

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 26

B. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 26

Page 12: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xii

C. Cara Kerja ................................................................................... 26

1. Rancangan Penelitian........................................................... 26

2. Persiapan Kotoran Ternak.......................................... ......... 27

3. Persiapan Botol Kultur........... ............................................. 28

4. Sterilisasi Alat...................................................................... 28

5. Perangkaian Alat.................................................................. 28

6. Penyiapan bibit Chlorella sp. ......................................... .... 29

7. Kultur Chlorella sp. ...................................... ...................... 29

8. Variabel Penelitian yang Diamati................................ ........ 29

a. Pengukuran Kadar Nitrogen Kotoran Ternak............... 30

b. Kepadatan Sel Chlorella sp. Selama Masa Kultur ....... 30

c. Analisis Kadar Lipid..................................................... 31

d. Pengukuran Kondisi Media Kultur............................... 32

i. Pengukuran pH Media Kultur...................... ....... 32

ii. Pengukuran Suhu Media Kultur.......................... 32

D. Analisis Data............................................................................... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

A. Hasil Analisis Total Nitrogen (N) Kotoran Ternak .................... 34

B. Kepadatan Sel Chlorella sp. ...................................................... 35

1. Kepadatan Sel Chlorella sp. dengan Perlakuan Kontrol ..... 36

2. Kepadatan Sel Chlorella sp. dengan perlakuan media

kotoran sapi.......................................................................... 37

3. Kepadatan sel Chlorella sp. dengan perlakuan media

Page 13: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xiii

kotoran kambing .................................................................. 37

4. Kepadatan sel Chlorella sp. dengan perlakuan media

kotoran ayam ....................................................................... 38

D. Kadar Lipid Chlorella sp.......................................................... 43

C. Kondisi Media Kultur............................................................... 46

BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 49

A. Kesimpulan ................................................................................. 49

B. Saran .......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50

Page 14: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produksi Lipid Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodiesel.................. 7

Tabel 2. Komposisi Nutrisi Mikroalga Anggota Kelas Chlorophyceae ............. 10

Tabel 3. Analisis Total Nitrogen Berbagai Macam Kotoran Ternak .................. 34

Tabel 4. Kepadatan Sel dan Waktu Puncak Panen Chlorella sp. Dalam Kultur

Media Berbagai Kotoran Ternak ........................................................... 36

Tabel 5. Persentase Kandungan Lipid Chlorella sp. Dari Berbagai Media Kultur

............................................................................................................... 43

Page 15: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Metabolisme Lipid ................................................................ 8

Gamabr 2. Proses Pembuatan Biodiesel.............................................................. 9

Gambar 3. Chlorella sp Perbesaran 400 x .......................................................... 11

Gambar 4. Daur Hidup dan Cara Reproduksi Chlorella sp. ............................... 12

Gambar 5. Pola Pertumbuhan Chlorella sp. ....................................................... 14

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 24

Gambar 7. Kepadatan Sel dan Waktu Puncak Panen Chlorella sp. dalam

Kultur Media Berbagai Kotoran Ternak .......................................... 38

Gambar 8. Kandungan Lipid Chlorella sp. Dari Berbagai Media Kultur ......... 45

Gambar 9. Rata-rata pH Media Kultur Chlorella sp........................................... 47

Gambar 10.Rata-rata Suhu Media Kultur Chlorella sp. ..................................... 47

Page 16: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Uji One Way ANOVA Persentase Lipid .............................. 55

Lampiran 2. Komposisi Media Komersial .......................................................... 56

Lampiran 3. Hasil Penghitungan Kepadatan Sel Chlorella sp. pada

Setiap Ulangan................................................................................ 57

Lampiran 4. Variabel tambahan pH dan Suhu Media Kultur ............................ 58

Lampiran 5. Pertumbuhan populasi Spirulina platensis pada media komersial dan

media kotoran ayam ....................................................................... 59

Lampiran 6. Riwayat Hidup Penulis .................................................................. 60

Page 17: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menjalankan

berbagai aktivitas, salah satunya adalah energi minyak bumi. Energi minyak bumi

dengan bahan dasar fosil ketersediaannya sangat terbatas. Hal ini menyebabkan

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin tinggi.

Untuk mengatasi keadaan ini perlu segera dicari sumber energi alternatif

yang dapat diperbaharui sehingga ketergantungan kepada sumber energi minyak

bumi dapat dikurangi. Salah satu sumber energi alternatif yang paling sesuai

dengan kondisi wilayah Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel dipromosikan

sebagai salah satu energi alternatif pengganti BBM, terutama sebagai pengganti

minyak diesel (Zuhdi dan Sukardi, 2005).

Mikroalga mempunyai potensi yang besar untuk dapat dikembangkan

sebagai salah satu bahan baku alternatif pembuatan biodiesel. Mikroalga

mengandung minyak nabati yang sangat tinggi, bahkan beberapa diantaranya

mempunyai kandungan lipid lebih dari 50% (Briggs, 2004). Dalam lipid

terdapat unsur asam lemak jenuh yang berperan dalam proses pembuatan

biodiesel. Semakin banyak kandungan asam lemak jenuh dalam suatu bahan maka

semakin besar pula potensi bahan tersebut untuk dapat menghasilkan biodiesel

(Zuhdi et al., 2003).

Page 18: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

2

Keberadaan CO2 dan sinar matahari sangat mendukung pertumbuhan

mikroalga. Organisme fotosintesis mikroskopik ini dapat tumbuh cepat, sehingga

memungkinkan dapat dipanen dalam beberapa hari, hal inilah yang tidak dapat

dilakukan pada sayuran atau gandum (Danielo, 2005). Indonesia mempunyai

perairan dangkal yang luas dengan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun,

sehingga sangat besar kemungkinannya untuk membudidayakan mikroalga.

Salah satu mikroalga yang banyak diteliti dan berpotensi sebagai bahan

biodiesel adalah Chlorella sp. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995),

Chlorella sp. bersifat kosmopolit (dapat tumbuh dimana-mana), kecuali pada

tempat yang sangat kritis bagi kehidupan. Chlorella sp. dapat tumbuh pada

kisaran salinitas yang luas dan akan tumbuh baik pada suhu optimal 25º C .

Menurut Guckert et al. (1988), Chlorella sp. memiliki tiga kelompok

lemak di dalam tubuhnya, yaitu : (1) lemak netral; (2) glikolipid yang

tersimpan di dalam membran; dan (3) lemak-lemak polar di dalam membran

plasma. Lemak-lemak netral tersebut terdiri dari trigliserida (TGs), Digliserida

(DGs), Monogliserida (MGs), Asam lemak bebas (Free Fatty Acids/ FFAs)

dan lilin (waxes) sedangkan lemak-lemak polar terdiri dari glikolipid dan

phospolipid (Ju dan Vali, 2005). Akumulasi lemak-lemak netral di dalam

mikroalga tersebut berpotensi sebagai salah satu sumber bahan baku pembuatan

biodiesel (Khan et al., 1999 ; Chisti et al., 2007).

Permasalahan utama yang dihadapi dalam budidaya mikroalga adalah

sulitnya mendapatkan densitas mikroalga dalam jumlah yang besar. Menurut

Shifrin et al. (1981), biomassa hasil panen dari kultivasi mikroalga hanya berkisar

Page 19: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

3

0,1% berdasarkan berat keringnya. Hal ini membuat proses pemisahan biomassa

mikroalga terhadap medianya menjadi sulit dan mahal. Berbagai upaya untuk

mendapatkan biomassa mikroalga yang tinggi dari kultur skala besar telah

dikembangkan, seperti penggunaan photobioreactor dan metode raceway ponds

atau kolam terbuka (Grima et al., 1999), serta penambahan variasi nutrisi

pertumbuhan mikroalga ke dalam media kultur.

Penambahan nutrisi pertumbuhan ke dalam media kultur mikroalga dinilai

merupakan aspek yang paling berpengaruh terhadap kuantitas biomassa hasil

kultivasi mikroalga. Penggunaan pupuk anorganik sebagai nutrisi pertumbuhan

mikroalga secara umum telah terbukti pengaruhnya secara signifikan (Shelef dan

Soeder, 1980). Hanya saja dari segi pembiayaan dinilai kurang ekonomis, dan

harga masing-masing komponennya cukup mahal.

Limbah kotoran ternak sapi, kambing dan ayam telah banyak

dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Dalam penelitian Rahayu (2008), kotoran

ternak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biogas. Manfaat lain jika dilihat

dari unsur haranya, kotoran ternak banyak dimanfaatkan di bidang pertanian

sebagai sumber nutrisi untuk tanaman pertanian.

Unsur hara yang ada dalam kotoran ayam, kambing dan sapi dapat

dimanfaatkan pula untuk media pertumbuhan mikroalga. Jika dikaitkan dengan

produksi energi terbarukan yang ramah lingkungan, limbah kotoran ternak akan

lebih menekan biaya dalam proses produksi energi terbarukan. Sistem yang

melibatkan produksi mikroalga dan pengelolaan limbah kotoran ternak dengan

tingkat senyawa organik tinggi dapat menjanjikan untuk media pertumbuhan

Page 20: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

4

Chlorella sp. sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel (Agwa et al., 2012).

Mengingat media kultur begitu berpengaruh terhadap efisiensi dan nilai ekonomis

untuk pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. maka perlu dilakukan penelitian

tentang media kultur alternatif menggunakan kotoran ayam, kambing dan sapi.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah media kultur alternatif kotoran ternak sapi, kambing dan ayam dapat

meningkatkan kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp. ?

2. Manakah jenis kotoran ternak yang paling efektif dalam meningkatkan

kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh media kultur alternatif kotoran ternak sapi, kambing

dan ayam terhadap kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.

2. Mengetahui jenis kotoran ternak yang paling efektif dalam meningkatkan

kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi media kultur alternatif kotoran ternak untuk

meningkatkan kepadatan sel Chlorella sp. beserta kandungan lipidnya.

2. Memberikan informasi media kultur alternatif yang ekonomis untuk

budidaya Chlorella sp. sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel dalam

mengatasi krisis energi.

Page 21: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Biodiesel

Biodiesel adalah Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang berasal dari

minyak nabati dan lemak/ lipid hewani. Biodiesel merupakan salah satu contoh

biofuel yang berasal dari biomassa organisme. Biofuel adalah bahan bakar padat,

cair, ataupun gas yang merupakan derivasi atau turunan dari biomassa organisme

(Patil et al., 2008). Transformasi kimia molekul trigliserida dari minyak nabati

dan lemak menjadi molekul lebih kecil yang merupakan molekul untuk

pembuatan biodiesel disebut dengan proses transesterifikasi. Biodiesel yang

berasal dari proses transesterifikasi ini dapat dipakai secara langsung ataupun

dicampur dengan bahan bakar diesel lain untuk digunakan di dalam mesin diesel

(Panggabean, 2010).

Biodiesel memiliki keunggulan yaitu tidak memberikan efek pemanasan

global jika dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil sehingga lebih

ramah lingkungan. Keunggulan biodisel lainnya yaitu merupakan bahan bakar

yang tidak beracun dan dapat diperbaharui, mempunyai bilangan setana yang

tinggi, dapat mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan Nox

(Haryanto, 2002).

Produksi lipid sebagai bahan dasar biodisel dari berbagai jenis organisme

dapat dilihat pada Tabel 1. Sebagian dari organisme penghasil biodiesel adalah

Page 22: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

7

jenis tanaman pangan. Hal ini kurang baik karena dikhawatirkan permintaan pasar

biodiesel tersebut akan berkompetisi dengan permintaan pasar untuk tanaman

pangan, sehingga stabilitas pangan dunia dapat terganggu. Solusinya adalah

biodiesel sebaiknya diproduksi bukan dari tanaman pangan.

Tabel 1. Produksi Lipid Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodiesel

Tanaman Produksi Lipid (L/ha)Jagung

SoybeanBiji bunga matahari

JarakKelapa

Kelapa SawitMikroalga (kandungan lipid 70%)Mikroalga (Kandungan lipid 30%)

1724461190169226895950

136.90058.700

Sumber : Chisti, 2007

Menurut Li et al. (2008), mikroalga dapat dikulturkan secara massal dan

biomassanya diolah menjadi sumber energi terbarukan, yaitu biodiesel. Mikroalga

sebagai alternatif sumber energi terbarukan telah menjadi pusat perhatian dunia

dan teknologinya sedang terus dikembangkan.

2. Lipid

Banyak penelitian mengenai kandungan dan jalur metabolisme lipid pada

mikroalga mengingat potensinya yang dapat dijadikan biodiesel. Menurut Bellou

dan Aggelis (2013), sintesis karbohidrat merupakan tahap awal proses biosintesis

lipid. Masuk dalam proses fotosintesis, CO2 dikonversi menjadi gliceryde–3–

phosphate (G3P) yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai prekusor dalam

pembentukan karhohidrat dan lipid. Selanjutnya G3P diubah menjadi piruvat.

Piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil koA dengan reaksi menggunakan

Page 23: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

8

enzim Pyruvat Dehydrogenase Complex (PDC). Asetil koA yang telah dihasilkan

selanjutnya akan digunakan sebagai prekusor untuk sintesis asam lemak yang

akan terjadi di dalam plastida. Asam lemak yang terbentuk diangkut masuk ke

dalam retikulum endoplasma (RE). Retikulum endoplasma akan mengubah asam

lemak menjadi lipid struktural atau lipid non struktural. Transformasi molekul

trigliserid menjadi lipid non struktural inilah yang akan menjadi molekul untuk

pembuatan biodisel dalam proses transesterifikasi. Skema metabolisme lipid dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Skema Metabolisme Lipid (Bellou dan Aggelis, 2013).

Mikroalga yang mengandung lipid dilakukan pemanenan yang kemudian

masuk dalam tahap pengeringan, selanjutnya biomassa kering akan masuk dalam

proses ekstraksi lipid yang selanjutnya masuk pada proses transesterifikasi lipid

dengan alkohol. Senyawa NaOH dan KOH akan berperan sebagai katalis dalam

proses penggantian alkohol menjadi gugus alkohol dalam struktur ester lipid

Page 24: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

9

(Hambali, 2007) sehingga menghasilkan produk samping yaitu metil ester

(biodiesel) dan gliserol. Proses pembuatan biodiesel dari mikroalga dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses Pembuatan Biodiesel (Wang dkk., 2008).

3. Mikroalga

Mikroalga merupakan produsen dalam rantai makanan dalam perairan.

Mikroalga mempunyai kemampuan berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat

tinggi. Mikroalga sangat potensial dijadikan bahan baku biodiesel karena

mengandung minyak (lipid) hingga 70 %, dapat merubah CO2 menjadi biomassa

melalui proses fotosintesis, dapat bertahan dalam salinitas tinggi, serta sesuai

dengan iklim Indonesia. Selain itu, bila dibandingkan dengan tanaman dan

material kayu lain, mikroalga mempunyai kelebihan yaitu efisiensi fototosintesis

yang tinggi, menghasilkan biomassa yang banyak, pertumbuhannya cepat, tidak

berkompetisi dengan produksi pangan, dapat menggunakan air daur ulang,

mengurangi emisi gas rumah kaca dan dapat menggunakan limbah tertentu

sebagai sumber nutrisi (Panggabean, 2010). Salah satu mikroalga yang dapat

dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel adalah jenis Chlorella sp. Mikroalga

jenis ini memiliki keunggulan yaitu mudah dalam pembudidayaannya dan

Page 25: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

10

memiliki kandungan lipid yang tinggi. Menurut penelitian Widyastuti dan Dewi

(2010), sifat asam lemak penyusun mikroalga Chlorella sp. sangat potensial untuk

dijadikan biodiesel sesuai standar pembuatan biodiesel. Persentase kandungan

kimia dalam mikroalga anggota kelas Chlorophyceae dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Nutrisi Mikroalga Anggota Kelas Chlorophyceae

Komposisi Kimia Jumlah (%)

Protein

Karbohidrat

Lemak

Mineral

Asam nukleat

30 – 55

10 - 30

10 - 25

10 - 40

4 – 6

Sumber : Pranayogi, 2003

4. Chlorella sp.

a. Klasifikasi

Klasifikasi ilmiah Chlorella sp. menurut Krienitz dan Bock (2012)

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Chlorobionta

Divisi : Chlorophyta

Classis : Trebouxiophyceae

Ordo : Chlorellales

Familia : Chlorellaceae

Genus : Chlorella

Species : Chlorella sp.

Page 26: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

11

b. Deskripsi Chlorella sp.

Menurut Sachlan (1982), Chlorella sp. merupakan mikroorganisme

fotosintetik yang muncul sejak masa pre-cambrian ± 2,5 milyar tahun lalu.

Sel Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup soliter, berukuran 1-8 μm. Zat

warna hijau dan pigmen yang dimilikinya terdiri atas klorofil, karotenoid,

dan xanthofil. Klorofil yang terdapat pada Chlorella sp. adalah klorofil a

dan b yang merupakan pigmen utama yang berperan menyerap energi

cahaya dalam proses fotosintesis, selain itu terdapat pula klorofil c dan e

(Backer, 1994). Morfologi Chlorella sp. dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Chlorella sp. Perbesaran 400 x (Chader et al., 2011)

c. Reproduksi Chlorella sp.

Menurut Bold dan Wynne (1985), reproduksi Chlorella sp. adalah

aseksual dengan pembentukan autospora yang merupakan bentuk miniatur

dari sel induk. Tiap satu sel induk (parent cell) akan membelah menjadi 4,

Page 27: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

12

8, atau 16 autospora yang kelak akan menjadi sel-sel anak (daughter cell)

dan melepaskan diri dari induknya.

Proses reproduksi Chlorella sp. dapat dibagi menjadi 4 tahap

(Kumar dan Singh, 1979) yaitu:

1. Tahap pertumbuhan, pada tahap ini sel Chlorella sp. tumbuh

membesar.

2. Tahap pemasakan awal saat terjadi peningkatan aktivitas sintesis yang

merupakan persiapan awal pembentukan autospora.

3. Tahap pemasakan akhir, pada tahap ini autospora terbentuk.

4. Tahap pelepasan autospora, dinding sel induk akan pecah dan diikuti

oleh pelepasan autospora yang akan tumbuh menjadi sel induk muda.

Daur hidup dan cara reproduksi Chlorella sp. dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Daur Hidup dan Cara Reproduksi Chlorella sp. (Fogg, 1975)

d. Fase Pertumbuhan Chlorella sp.

Menurut Fogg (1975), pertumbuhan Chlorella sp. dalam sistem

tertutup terdiri dari lima fase pertumbuhan, yaitu (1) fase lag, (2) fase

Page 28: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

13

eksponensial, (3) fase penurunan laju pertumbuhan relatif, (4) fase

stasioner, (5) fase kematian.

Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), fase lag mikroalga

dimulai setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur hingga

beberapa saat sesudahnya. Pada fase ini populasi tidak mengalami

perubahan. Ukuran sel pada saat ini umumnya meningkat. Secara

fisiologis, fitoplankton sangat aktif dan terjadi proses sintesis protein baru.

Organisme mengalami metabolisme, namun belum terjadi pembelahan sel

sehingga kepadatan sel belum meningkat.

Memasuki fase eksponensial, pembelahan sel dimulai dan laju

pertumbuhan meningkat secara intensif. Bila kondisi kultur optimum maka

laju pertumbuhan pada fase ini dapat mencapai nilai maksimal dan pola

laju pertumbuhan dapat digambarkan dengan kurva logaritmik. Pada fase

ini merupakan fase terbaik untuk memanen mikroalga untuk keperluan

pakan ikan atau industri. Chlorella sp. dapat mencapai fase ini dalam

waktu 4-6 hari atau bisa tergantung media yang digunakan (Isnansetyo dan

Kurniastuty, 1995).

Pada fase penurunan laju pertumbuhan, pembelahan sel tetap

terjadi namun tidak seintensif fase sebelumnya, sehingga laju pertumbuhan

juga mengalami penurunan dibandingkan fase sebelumnya. Dilanjutkan

dengan fase stasioner yang memperlihatkan laju reproduksi dan laju

kematian relatif sama. Penambahan dan pengurangan jumlah mikroalga

seimbang sehingga kepadatannya relatif tetap (stasioner). Setelah fase

Page 29: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

14

stasioner, fase dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai dengan laju

kematian yang lebih besar daripada laju reproduksi sehingga jumlah sel

mengalami penurunan secara geometrik. Penurunan kepadatan sel

fitoplankton ditandai dengan perubahan kondisi optimum yang

dipengaruhi oleh suhu, cahaya, pH media, ketersediaan hara, dan beberapa

faktor lain yang saling terkait satu sama lain (Isnansetyo dan Kurniastuty,

1995). Pola pertumbuhan Chlorella sp. dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pola Pertumbuhan Chlorella sp. (Isnansetyo dan Kurniastuty,

1995)

e. Faktor yang Mempengaruhi Kultur Chlorella sp.

Chlorella sp. sudah dibudidayakan dalam skala industri di beberapa

negara seperti USA, Jepang, Belanda, dan Israel (Sachlan, 1982). Usaha

untuk meningkatkan mutu kinerja mikroalga juga telah dilakukan pada

skala laboratorium melalui manipulasi terhadap lingkungan hidup

mikroalga. Manipulasi terhadap media, suhu, intensitas dan panjang

gelombang cahaya, lamanya penyinaran, pH, bentuk wadah pemeliharaan

dan waktu panen menyebabkan komposisi kimiawi mikroalga yang

dikultur dapat bervariasi (Brown et al., 1991).

Page 30: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

15

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Chlorella sp.

adalah sebagai berikut :

1). Media Kultur

Media kultur merupakan tempat diserapnya nutrisi untuk

metabolisme dan pertumbuhan mikroalga. Agar Chlorella sp. dapat

hidup, maka media pembiakan harus memiliki barbagai nutrisi yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Ada banyak

jenis media untuk pertumbuhan Chlorella sp., antara lain adalah

Beneck, BG-11, MN Media, dan ASN III N-8 media. Semua jenis

media memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan mikroalga (Wijoseno, 2011).

Dalam penelitian Sriharti (1995), pertumbuhan Chlorella sp.

menggunakan berbagai macam media seperti EDTA, Allen-Miguel,

Vonshak, dan Urea + TSP. Ternyata menunjukkan perbedaan kualitas

mikroalga Chlorella sp. Perbedaan kualitas Chlorella sp. disebabkan

oleh kekhususan komponen kimia yang terkandung di dalam masing-

masing media (Sriharti, 1995).

2). Nutrien

Nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroalga terdiri

dari unsur makro dan mikro. Nutrisi yang diperlukan alga dalam jumlah

besar (makronutrien) adalah karbon (C), nitrogen (N), fosfor (P),

kalium (K), sulfur (S), natrium (Na), magnesium (Mg), dan kalsium

(Ca), sedangkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah relatif

Page 31: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

16

sedikit (mikronutrien) adalah besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn),

seng (Zn), silikon (Si), boron (B), molibdenum (Mo), vanadium (V) dan

kobalt (Co) (Chumadi et al.,1992).

Nitrogen, fosfor dan kalium merupakan unsur yang sangat

dibutuhkan oleh pertumbuhan mikroalga. Dalam penelitian Nigam et al.

(2011), disebutkan bahwa mikroalga Chlorella pyrenoidosa tidak dapat

tumbuh tanpa sumber nitrogen. Pertumbuhan C. pyrenoidosa

berbanding lurus dengan konsentrasi nitrogen dalam bentuk nitrat pada

suatu media. Semakin tinggi kandungan nitrat dalam media maka

biomassa yang dihasilkan juga semakin tinggi.

Nitrogen adalah makromolekul yang berperan dalam

metabolisme sel yaitu kegiatan transportasi, katabolisme, asimilasi, dan

khususnya biosintesis protein (Borowitzka, 1988). Gardner et al.

(1991) juga berpendapat bahwa nitrogen merupakan bahan penting

penyusun asam amino, amida, nukleotida, dan nukleo protein, serta

esensial untuk pembelahan sel sehingga nitrogen penting untuk

pertumbuhan. Dengan demikian pada saat konsentrasi nitrogen dalam

media kultur optimal maka kegiatan metabolisme sel akan berjalan

dengan baik.

Biosintesis protein yang menghasilkan reaksi enzimatik akan

dapat mengkonversi lemak menjadi asam lemak. Asam lemak dalam

mikroalga terdapat di dalam plastida dan pembentukannya dipengaruhi

oleh adanyatransportasi nitratmelalui proses asimilasi. Sumber nitrogen

Page 32: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

17

dalam bentuk nitrat ini ditransport langsung ke dalam sel dengan

adanya rangsangan ATP-ase dari Cl- dan sebelum diasimilasi nitrat

direduksi menjadi ion amonium melalui tahapan

NO3- NO2

- NH4+

Asam amino (prekursor protein) dan asam amino yang bergabung

menjadi makromolekul terbentuk dari asimilasi ion amonium, yang

selanjutnya akan mengkonversi lemak menjadi asam lemak dengan

reaksi enzimatik (Kimbal, 1991).

Unsur Fosfor diperlukan karena unsur ini penting dalam proses

transformasi energi di dalam proses fotosintesis. Fosforilasi adenosin

menghasilkan adenosin monofosfat, difosfat, dan trifosfat yang

kemudian digunakan sebagai sumber energi untuk kelangsungan proses

kimia. Fosfor biasanya tersedia dalam bentuk Kalium fosfat (K2HPO4)

sebagai sumber fosfor untuk sintesis senyawa penghasil energi bagi

aktivitas sel (Wijoseno, 2011).

Kalium dalam media berperan memperkuat organ mikroalga,

memperlancar metabolisme dan memperlancar penyerapan nutrisi.

Kalium (K) diberikan dalam bentuk KH2PO4 yang berfungsi untuk

pemanjangan sel, memperkuat jaringan pada mikroalga, memperlancar

metabolisme dan penyerapan makanan. Ion kalsium ditransfer secara

cepat menyebrangi membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik

di antara sel. Sulfur berperan dalam pembentukan asam amino dan

vitamin. Magnesium berperan dalam pembentukan klorofil,

Page 33: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

18

karbohidrat, lemak, dan meningkatkan kandungan fosfat (Wijoseno,

2011).

3). Cahaya

Cahaya merupakan faktor yang sangat menentukan bagi

pertumbuhan mikroalga. Kondisi sinar matahari yang tertutup oleh

awan pada kolam alga akan menyebabkan menurunnya produktivitas

alga. Produktivitas alga yang tinggi dapat dicapai dengan

mempertahankan konsentrasi alga yang optimum untuk pertumbuhan.

Konsentrasi alga yang optimum tersebut dapat berubah seiring dengan

perubahan intensitas cahaya atau kondisi awan (Wood et al., 2005).

Cahaya mempengaruhi pembentukan lipid pada mikroalga.

Sebuah penelitian di India menyatakan bahwa metabolisme spesies

Chlorella vulgaris erat kaitannya dengan ada tidaknya cahaya. Pada C.

vulgaris yang tumbuh pada kondisi gelap konsentrasi asam lemak jenuh

lebih tinggi dibanding dengan tumbuh di tempat terang. Hal ini

dikarenakan adanya respon adaptif mikroalga yang tumbuh pada

lingkungan yang berbeda (Elumalai et al., 2011).

4). Suhu

Suhu mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi yang

berlangsung dalam sel mikroalga. Peningkatan suhu hingga batas

tertentu akan merangsang aktifitas molekul, meningkatnya laju difusi

dan juga laju fotosintesis (Sachlan, 1982). Menurut Isnansetyo dan

Page 34: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

19

Kurniastuty (1995), kisaran suhu optimum yang digunakan untuk

pertumbuhan Chlorella sp. adalah 25-30°C.

5). Derajad Keasaman (pH)

Derajad keasaman (pH) mempengaruhi penyerapan nutrisi sel

karena berperan dalam kelarutan dan ketersediaan ion meneral.

Perubahan pH yang signifikan akan dapat mempengaruhi kerja enzim

dan menghambat aktivitas fotosintesis pada beberapa mikroalga

(Anderson et al., 1993)

Dalam penelitian Liang, et al (2011), pH optimum untuk

pertumbuhan sel Chlorella protothecoides adalah pH 5 sedangkan

untuk mencapai kandungan lipid yang optimal diperlukan kisaran pH 4-

7. Penelitian Wigajatri (2003) menyebutkan bahwa rentang pH untuk

pertumbuhan Chlorella sp. adalah 4-9, namun intensitas tertinggi

pertumbuhan Chlorella sp. ditunjukkan pada pengukuran hasil kultur

dengan pH awal 9.

6). Salinitas

Kisaran salinitas yang berubah-ubah dapat mempengaruhi

pertumbuhan mikroalga. Beberapa mikroalga dapat tumbuh dalam

kisaran salinitas yang tinggi tetapi ada juga yang dapat tumbuh dalam

kisaran salinitas yang rendah. Namun, hampir semua jenis mikroalga

dapat tumbuh optimal pada salinitas sedikit di bawah habitat asal.

Pengaturan salinitas pada media yang diperkaya dapat dilakukan

dengan pengenceran dengan menggunakan air tawar. Kisaran salinitas

Page 35: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

20

yang paling optimum untuk pertumbuhan mikroalga adalah 25-35 ppm

(Sylvester et al., 2002). Dalam penelitian lain disebutkan Chlorella sp.

dapat tumbuh dengan baik pada salinitas 0-35 ppm (Kawaroe et al.,

2010)

5. Kotoran Ternak

a. Kotoran Ayam

Kotoran ayam secara umum terdiri dari sisa pakan yang tidak tercerna

seperti selulosa (karbohidrat), lemak, protein dan unsur anorganik (Tabbu

dan Hariono, 1993). Protein yang terkandung di dalam kotoran ayam merupakan

sumber utama nitrogen. Jumlah dan komposisi kotoran yang dihasilkan oleh

ayam bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh umur, ras, dan jenis pakan.

Menurut Hardjowigeno (1995), kotoran ayam mengandung nitrogen tiga

kali lebih besar dibanding pupuk kandang lain. Kandungan unsur hara dalam

kotoran ayam paling tinggi karena bagian cair (urin) tercampur dengan bagian

padatnya. Menurut Hardjowigeno (1995), kotoran ayam memiliki presentase

kandungan unsur hara N 1, 70%, P2O3 1, 9% dan K2O 1, 50%. Kandungan

pospor dan nitrogen yang tinggi berfungsi untuk pertumbuhan Chlorella sp.

dimana dua unsur ini merupakan suatu unsur pembatas untuk pertumbuhan

Chlorella sp. Penelitian di Nigeria yang menggunakan campuran media kotoran

unggas, kotoran babi, kotoran domba, kotoran sapi dan limbah potongan rumput

menunjukkan bahwa kotoran unggas memiliki kandungan lemak dan

produktivitas biomassa tertinggi yang dihasilkan oleh Chlorella sp. (Agwa et al.,

2012).

Page 36: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

21

b. Kotoran Kambing

Ternak kambing-domba, atau dikenal juga sebagai ternak ruminansia kecil

merupakan bagian integral dari sistem usaha tani yang diterapkan di pedesaan.

Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa jumlah feses dan sisa hijauan pakan

dapat dimanfaatkan sebagai kompos (Mathius, 1994).

Menurut Mathius (1994), variasi konsentrasi kandungan bahan kering dan

nitrogen sangat bergantung pada bahan penyusun ransum, tingkat kelarutan

nitrogen pakan, nilai biologis ransum, kemampuan individu ternak untuk

mencerna ransum dan lain sebagainya. Produksi urine kambing atau domba dari

beberapa pengamatan, bahan pakan memberikan kisaran antara 600 sampai 2.500

mL/hari dengan kandungan nitrogen urine yang bervariasi (0,51-0,71)%. Apabila

kotoran kambing atau domba yang umumnya terdiri feses, urine, dan sisa pakan

diperhitungkan sebagai pupuk organik, maka kandungan nitrogen kotoran

tersebut menjadi lebih tinggi daripada yang hanya berasal dari feses. Kotoran

kambing (domba) memiliki presentase kandungan unsur hara N 0, 55%, P2O3 0,

31% dan K2O 0, 15% (Hardjowigeno, 1992).

c. Kotoran Sapi

Pemanfaatan kotoran ternak merupakan salah satu alternatif yang sangat

tepat untuk mengatasi naiknya harga pupuk. Jumlah peternakan sapi yang

semakin banyak akan meningkatkan ide untuk pemanfaatan kotoran sapi sebagai

produk alternatif untuk bioenergi. Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan

23,59 kg kotoran tiap harinya. Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak

sapi dapat menghasilkan beberapa unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman,

Page 37: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

22

yaitu unsur hara makro N, P, dan K. Di samping menghasilkan unsur hara

makro, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro, seperti

Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa pupuk kandang ini

dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan produksi

tanaman (Rahayu et al., 2009). Hal ini mempunyai potensi yang besar jika pupuk

alternatif tersebut digunakan sumber nutrisi bagi produksi mikroalga.

Menurut Hardjowigeno (1995), kotoran sapi memiliki presentase

kandungan unsur hara N 0, 29%, P2O3 0, 17% dan K2O 0, 35%. Kotoran sapi

memiliki kandungan hara yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan

jenis pupuk kandang lain, tetapi bukan berarti pupuk kandang sapi tidak dapat

digunakan. Pupuk kandang sapi padat yang telah kering termasuk ke dalam pupuk

yang terdekomposisi lambat sehingga panas yang dikeluarkan dalam proses

tersebut relatif kecil sehingga aman untuk digunakan (Novizan, 2005).

B. Kerangka Pemikiran

Konsumsi minyak bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga

menyebabkan menipisnya persediaan bahan bakar minyak bumi kususnya untuk

diesel. Chlorella sp. merupakan mikroalga yang sangat berpotensi untuk bahan

baku alternatif biodiesel.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam budidaya mikroalga adalah

sulitnya mendapatkan densitas mikroalga dalam jumlah yang besar. Untuk

mendapatkan jumlah mikroalga yang besar dibutuhkan media yang banyak pula,

dimana hal ini sebanding dengan pengeluaran biaya yang mahal, sehingga

Page 38: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

23

diperlukan media alternatif yang lebih murah namun tetap tidak mengurangi

kualitas Chlorella sp. sebagai bahan dasar biodiesel. Kotoran ayam, sapi dan

kambing memiliki kandungan nutrien yang dibutuhkan oleh pertumbuhan

mikroalga Chlorella sp. sehingga dapat digunakan sebagai media alternatif

untuk pertumbuhan mikroalga. Kandungan lipid yang dihasilkan Chlorella sp.

dalam media alternatif kotoran ternak dianalisis untuk mengetahui media

alternatif yang paling tepat untuk pertumbuhan Chlorella sp. sebagai bahan baku

alternatif biodiesel. Skema kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada

Gambar 6.

Page 39: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

24

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

Kebutuhan bahan bakar minyak bumi meningkat

Peningkatan biomassa Chlorella sp. dengan media kulturalternatif

Kotoran ayam

Media kultur paling efektif untukpertumbuhan Chlorella sp. sp.

Sumber minyak bumi semakin menipis

Kandungan lipid Chlorella sp. dapat dijadikan sebagai bahanbaku alternatif biodiesel

Kotoran kambing Kotoran sapi

Peningkatan kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.

Bahan baku pembuatan biodiesel

Page 40: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

25

C. Hipotesis

1. Media kultur alternatif kotoran ternak sapi, kambing dan ayam dapat

meningkatkan kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.

2. Kotoran ternak ayam paling efektif digunakan sebagai media kultur untuk

meningkatkan kepadatan sel dan kadar lipid Chlorella sp.

Page 41: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014

di Laboratorium Pogram Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, mikroskop

cahaya, hand counter, haemocytometer naubauer improved, pH meter, aerator,

neraca digital, lampu TL 21 Watt, termometer air raksa, gelas ukur, pipet,

aluminium foil, kertas Whatman 42, kain saring T165, autoclave, shaker,

collection tube, oven,centrifuge.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: bibit Chlorella sp. yang

didapatkan dari Laboratorium Pusat Penelitian Limnologi LIPI, aquades, kotoran

ayam Broiler, kotoran kambing lokal, kotoran sapi potong, kaporit, HCl 4 N,

alkohol 70 %, khloroform, metanol, aquabides, Na2SO4, CuSO4, 5H2O, H2SO4,

NaOH 40%, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N dan fenolftalein.

C. Cara Kerja

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan empat kelompok perlakuan dan tiga ulangan pada setiap kelompok

perlakuan.

Page 42: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

27

Variasi kotoran ternak yang digunakan pada setiap perlakuan adalah sebagai

berikut :

K0 = Kontrol 0 gr /L

K1 = Kotoran sapi 20 gr/ 500 mL

K2 = Kotoran kambing 20 gr/ 500 mL

K3= Kotoran ayam 20 gr/ 500 mL

2. Persiapaan Kotoran Ternak

Kotoran sapi, kotoran kambing dan kotoran ayam didapat dengan cara

mengumpulkan kotoran dari peternak. Kotoran ayam diambil dari peternakan

ayam Broiler di Batujamus, Karanganyar, kotoran kambing diambil dari

peternakan kambing lokal di Colomadu, Karanganyar, sedangkan kotoran sapi

diambil dari peternakan sapi potong di Paranggupito, Wonogiri. Kotoran ternak

yang digunakan memiliki umur atau masa simpan yang sama, yaitu 4 bulan .

Merujuk pada penelitian Agwa et al (2012), pembuatan media kultur

kotoran ternak dilakukan dengan cara memisahkan masing-masing kotoran sapi,

kotoran kambing dan kotoran ayam, lalu dijemur dan dihancurkan dengan cara

ditumbuk. Selanjutnya dari masing-masing kotoran diambil 20 gr untuk setiap

sampel dan dilarutkan dalam 350 mL aquades, kemudian didiamkan selama 24

jam. Selanjutnya media kotoran ternak yang telah direndam disaring

menggunakan kain saring T165, lalu media kotoran ternak disterilkan untuk

membunuh organisme patogen dengan cara disaring dengan menggunakan kertas

saring Whatman No. 42. Langkah yang sama dilakukan untuk masing-masing

Page 43: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

28

media sehingga didapat 9 larutan media kultur. Untuk perlakuan kontrol tidak

diberikan tambahan media.

3. Persiapan Botol Kultur

Semua peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian perlu disiapkan

terlebih dahulu. Untuk botol kultur digunakan Erlenmayer 500 mL dan botol kaca

1.000 mL.

4. Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir

kontaminan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Chlorella sp. Proses

sterilisasi alat ini dilakukan merujuk pada Isnansetyo dan Kurniastuty (1995).

Sterilisasi alat yang pertama dilakukan pada alat-alat. Semua peralatan gelas

dicuci dengan menggunakan sabun pencuci perabotan, selanjutnya dikeringkan

pada rak dan setelah kering ditutup dengan alumunium foil untuk selanjutnya

dimasukkan ke dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dengan

tekanan 1 atm.

Sterilisasi alat yang kedua dilakukan pada selang plastik aerator, yaitu

dengan merendam alat-alat tersebut dengan alkohol 70 % selama 15 menit.

Setelah selang aerator direndam dengan alkohol, kemudian selang aerator dibilas

dengan aquades.

5. Perangkaian Alat

Alat yang telah disterilisasi selanjutnya dirangkai dalam meja kultur.

Sumber cahaya di ruang kultur berasal dari dua lampu TL 21 watt 2.200 lux yang

dipasang pada meja kultur (Sutomo, 2005). Tempat lampu dibuat di samping

Page 44: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

29

botol kultur dengan jarak kurang lebih 30 cm dari botol kultur. Aerasi disalurkan

dari selang aerator menuju botol kultur.

6. Penyiapan bibit Chlorella sp.

Bibit awal Chlorella sp. dalam penelitian ini diambil dari Laboratorium

Limnologi LIPI yang kemudian diaklimatisasi terhadap suhu ruangan pada

kisaran 21-24 °C selama 24 jam dengan menambahkan aerator sebagai pasokan

udara.

7. Kultur Chlorella sp.

Sebanyak 350 mL media kotoran yang telah dibuat dimasukkan ke dalam

botol kultur, selanjutnya aerator dinyalakan. Setelah media diberikan aerasi maka

150 mL inokulum Chlorella sp. dimasukkan ke dalam botol media dan dilakukan

sampling awal untuk mengetahui tingkat kepadatannya. Aerasi diberikan pada

botol kultur secara terus menerus sedangkan pencahayaan menggunakan lampu

TL 21 Watt yang diberikan selama 24 jam (Sutomo, 2005).

8. Variabel Penelitian yang Diamati

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas yaitu macam media dengan kotoran ternak sapi, kambing, dan

ayam. Variabel terikat yang diamati meliputi kadar nitrogen kotoran ternak,

kepadatan sel Chlorella sp., dan kadar lipid pada akhir kultur, yaitu selama 15

hari untuk mengetahui pertumbuhan sel Chlorella sp. dan 8 hari untuk

mengetahui fase eksponensial dari masing-masing perlakuan yang selanjutnya

akan digunakan untuk analisis kadar lipid Chlorella sp. Variabel tambahan yang

Page 45: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

30

diamati meliputi pH media kultur dan suhu media kultur masing-masing kotoran

ternak.

a. Pengukuran Kadar Nitrogen Kotoran Ternak

Kadar nitrogen kotoran ternak dianalisis dengan metode Kjeldahl

untuk mengetahui kadar nitrogen masing-masing kotoran. Masing-masing

kotoran kering dihaluskan dan diambil sebanyak 1 gr dimasukkan ke dalam

labu Kjeldahl, kemudian ditambahkan 10 gr Na2SO4 anhidrat, 0,3 gr CuSO4.

5H2O dan 25 mL H2SO4 pekat. Kemudian dilakukan pemanasan hingga

didapat cairan berwarna hijau jernih. Setelah labu Kjeldahl dan cairan

menjadi dingin kemudian ditambah akuades agar cairan tidak mengkristal.

Selanjutnya larutan tersebut ditambah NaOH 40% hingga bersifat basa.

Larutan yang telah basa kemudian ditambah aquades hingga volume separuh

dari volume labu didih. Larutan didestilasi dengan 100 mL HCl 0,1 N sebagai

penampung distilat. Distilasi dihentikan hingga volume HCl menjadi 150

mL. Kelebihan HCl dalam distilat dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan

fenolftalein sebagai indikator. Untuk mengetahui kadar N maka digunakan

rumus sebagai berikut :

% = [(mLasamstandarxNasam)–(mLblankxNbasa)–(mLbasastandarxNbasa)x1, 4007]Massasampel(gr)(Radojevic dan Vladimir, 1999)

b. Kepadatan Sel Chlorella sp. Selama Masa Kultur

Untuk mengetahui jumlah sel alga per mm digunakan

Haemocytometer Naubauer Improved. Cara penggunaan hemositometer

dilakukan menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995). Hemositometer

Page 46: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

31

dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu dengan kertas tissue. Selanjutnya

gelas penutup dipasang untuk memulai perhitungan. Chlorella sp. yang akan

dihitung kepadatannya diambil menggunakan pipet tetes. Penetesan dilakukan

dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung udara di bawah gelas penutup.

Selanjutnya hemositometer diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran

100 atau 400 kali dan dicari bidang bujur sangkar. Untuk mengetahui

kepadatan Chlorella sp. dilakukan dengan cara menghitung Chlorella sp.

yang terdapat pada kotak bujur sangkar yang mempunyai sisi 1 mm. Jika

jumlah Chlorella sp. yang didapat adalah N, maka kepadatan Chlorella sp.

adalah N x 104 sel/mL.

c. Analisis Kadar Lipid

Untuk mengetahui kandungan lipid pada Chlorella sp. dilakukan proses

ekstraksi lipid dengan metode chemical solvent oil extraction (Bligh dan

Dyer, 1959), yaitu dengan penggunaan bahan kimia metanol dan kloroform

sebagai pelarutnya. Proses ekstraksi dilakukan pada fase eksponensial dari

masing-masing media kultur, yaitu Chlorella sp. dengan menggunakan media

kontrol, kotoran sapi dan kotoran kambing dilakukan pada hari ke-8,

sedangkan untuk Chlorella sp. dengan menggunakan media kotoran ayam

diekstraksi pada hari ke-7.

Ekstraksi lipid Chlorella sp. dilakukan dengan cara memasukkan 200

mL kultur Chlorella sp. ke dalam tabung sentrifuse. Kultur Chlorella sp.

disentrifuse dengan kecepatan 6. 000 rpm selama 10 menit kemudian pelet

diambil dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 80 oC selama 24 jam.

Page 47: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

32

Biomassa Chlorella sp. yang telah kering disuspensikan dengan 4 mL

aquabides. Selanjutnya ditambahkan 10 mL metanol dan 5 mL khloroform

dan digoyang dengan shaker selama 24 jam. Setelah dishaker, ditambahkan 5

mL aquabides dan 5 mL kloroform, selanjutnya disentrifuse dengan

kecepatan 6.000 rpm selama 10 menit, kemudian lipid yang mengendap

diambil dan diletakkan dalam tabung reaksi. Untuk menghilangkan campuran

larutan kimia yang digunakan sebelumnya dilakukan pemanasan 80o C selama

50 menit.

%Lipid = x 100%

Keterangan : Lw = berat lipid sampel (gr)

Bw = berat biomassa sampel (gr) (Ardiles, 2011)

d. Pengukuran Kondisi Media Kultur

1). Pengukuran pH Media Kultur

Pengukuran pH media kultur dilakukan dengan menggunakan

pH meter elektrik. Pengukurannya dengan cara mencelupkan ujung

elektroda ke dalam media kultur. Pembacaan skala pH meter

dilakukan setelah elektroda tercelup selama ± 5 menit atau muncul

angka konstan (Indrawati, 2001).

2). Pengukuran Suhu Media Kultur

Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer elektrik.

Ujung elektroda termometer elektrik dicelupkan ke dalam media

kultur. Pembacaan skala termometer dilakukan setelah elektroda

Page 48: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

33

tercelup selama ± 5 menit atau muncul angka konstan (Oktaviani,

2008).

D. Analisis Data

Data kepadatan sel Chlorella sp., kadar nitrogen kotoran ternak, pH media

kultur dan suhu media kultur dianalisis secara deskriptif berdasar hasil

pengukuran. Kadar lipid dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance

(Anova).

Page 49: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Total Nitrogen (N) Kotoran Ternak

Kotoran hewan ternak biasa digunakan dalam pertanian sebagai nutrisi

organik dalam usaha meningkatkan hasil pertanian. Seiring kemajuan dalam

bidang penelitian, kotoran ternak dapat digunakan sebagai pengganti unsur hara

yang dibutuhkan oleh mikroalga Chlorella sp. yang memiliki potensi sebagai

bahan dasar membuat biodisel. Unsur N dalam kotoran ternak berperan penting

dalam pertumbuhan Chlorella sp. Kadar total N pada kotoran ternak sapi,

kambing dan ayam diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Total Nitrogen Berbagai Macam Kotoran Ternak

Macam Kotoran Ternak Kadar Total Nitrogen (%)

Kotoran Sapi (K1) 1, 12

Kotoran Kambing (K2) 2, 09

Kotoran Ayam Potong (K3) 2, 09

Hasil analisis kadar nitrogen dengan menggunakan metode Kjehdahl,

didapatkan hasil bahwa kotoran ayam potong memiliki kadar nitrogen yang sama

dengan kotoran kambing, yaitu sebesar 2, 09 % dan kadar nitrogen kotoran sapi

sebesar 1,12 %. Hartatik dan Widowati (2004) menyebutkan bahwa unsur hara

dalam kotoran ternak tidak hanya tergantungpada jenis ternaknya, tetapi juga dari

Page 50: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

35

jenis pakan dan konsumsi air yang diberikan, umur, bentuk fisik ternak,

penyimpanan dan pengelolaan kotoran masing-masing ternak.

B. Kepadatan Sel Chlorella sp.

Syarat sebagai alga yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan

biodisel tidak hanya kandungan lipid yang ada pada alga, namun karakteristik alga

seperti kepadatan sel dan lamanya waktu pemanenan juga penting untuk

diperhatikan.

Dalam penelitian ini digunakan Chlorella sp. sebagai obyek utama dalam

penelitian yang dikultur dalam media kotoran ternak sapi, kambing dan ayam.

Untuk mengetahui kepadatan sel Chlorella sp. dilakukan pengamatan selama 15

hari. Dari hasil pengamatan ditemukan adanya perbedaan kepadatan sel Chlorella

sp. pada masing-masing media kultur yang dipakai. Hal ini disebabkan karena

adanya perbedaan kandungan hara pada setiap media yang digunakan.

Dari hasil pengamatan selama 15 hari, maka dapat diketahui waktu puncak

kepadatan tertinggi Chlorella sp. dari masing-masing media kultur. Diketahuinya

waktu puncak kepadatan ini dapat dijadikan dasar untuk waktu pemanenan

Chlorella sp. yang selanjutnya akan dilakukan analisis kandungan lipid.

Kepadatan sel dan waktu panen Chlorella sp. yang dikultur menggunakan media

kotoran ternak dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 7.

Page 51: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

36

Tabel 4. Kepadatan Sel dan Waktu Puncak Panen Chlorella sp. DalamKultur Media Berbagai Kotoran Ternak.

HariN x 104 sel/mL

K0 K1 K2 K3

0 52,33 52,33 52,33 52,331 49,33 48,91 52,25 46,832 45,83 43,41 48,66 46,413 51,91 50,58 50,16 55,004 54,91 60,83 58,05 61,915 64,75 63,08 61,05 64,756 64,25 63,83 67,33 56,587 61,08 69,66 62,91 73,838 65,83 70,16 68,58 56,509 64,91 63,91 64,58 60,1610 59,83 61,00 63,83 57,0011 42,16 58,91 53,05 58,2512 46,83 49,05 59,87 39,8713 33,58 47,83 46,58 48,1614 30,00 49,00 35,06 50,0815 28,66 44,00 32,06 41,66

Keterangan : K0 = Kontrol; K1 = Kotoran sapi; K2 = Kotoran kambing;K3 = Kotoran ayam

1. Kepadatan sel Chlorella sp. dengan perlakuan kontrol (K0)

Perlakuan kontrol dalam kultur Chlorella sp. menggunakan aquades

sebagai media. Dari Gambar 7 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi penurunan

kepadatan sel Chlorella sp. dari hari ke-0 hingga hari ke-2. Hal ini menunjukkan

adanya fase lag dimana beberapa sel mengalami kematian akibat belum

beradaptasi dengan kondisi media yang baru. Setelah hari ke-3 sel Chlorella sp.

memasuki fase eksponensial yang dilihat dengan meningkatnya pertumbuhan sel

hingga hari ke-5 yaitu kepadatan sel mencapai 64, 75 x 104 sel/mL. Selanjutnya

terjadi fase stasioner dari hari ke-5 hingga hari ke-6.

Page 52: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

37

Pada hari ke-8 terjadi puncak kepadatan sel yaitu sebesar 65, 83 x 104 sel/mL,

namun memasuki hari ke-9 terjadi penurunan kepadatan sel yaitu menjadi 64, 91

x 104 sel/mL. Hal ini diduga karena tidak adanya penambahan unsur hara

sehinggakepadatan sel Chlorella sp. menurunakibat kebutuhan unsur hara dalam

media tidak tercukupi.

2. Kepadatan sel Chlorella sp. pada perlakuan media kotoran sapi (K1)

Kultur mikroalga Chlorella sp. dengan media kotoran sapi

memperlihatkan bahwa fase lag terjadi pada hari pertama kultur hingga hari ke-3.

Selanjutnya pada hari ke-4 kepadatan sel mulai meningkat hingga hari ke-6 kultur,

penurunan kepadatan sel sempat terjadi pada hari ke-7 kemudian naik kembali

hingga hari ke-8 dimana kepadatan sel mencapai puncaknya yaitu sebesar 70,16 x

104sel/mL. Penurunan kepadatan sel mulai terjadi pada hari ke-9 hingga hari ke-

11, pada hari ke-10 terjadi peningkatan kepadatan sel, namun peningkatan tidak

melebihi kepadatan pada masa puncak karena nutrisi pada media semakin

berkurang sehingga grafik pertumbuhan cenderung menurun hingga akhir kultur

pada hari ke-15.

3. Kepadatan sel Chlorella sp. pada perlakuan media kotoran kambing (K2)

Grafik pertumbuhan Chlorella sp. dengan menggunakan kotoran kambing

sebagai media kultur, menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda jika

dibandingkan dengan menggunakan kotoran sapi (Gambar 7). Fase lag terlihat

seragam yaitu 2 hari yang selanjutnya pada hari ke-3 kepadatan sel sudah

mengalami peningkatan yang menandai masuk pada fase eksponensial. Puncak

Page 53: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

38

kepadatan sel dicapai pada hari ke-8 yaitu sebesar 68,58 x 104 sel/mL. Hari ke-9

kepadatan sel berangsur-angsur menurun hingga akhir kultur selama 15 hari.

Gambar 7. Kepadatan Sel dan Waktu Puncak Panen Chlorella sp. dalam KulturMedia Berbagai Kotoran Ternak. Keterangan : K0 = Kontrol; K1 = Kotoran sapi;K2 = Kotoran kambing; K3 = Kotoran ayam

4. Kepadatan sel Chlorella sp. pada perlakuan media kotoran ayam (K3)

Kepadatan sel pada Chlorella sp.dengan media kotoran ayam

menunjukkan adanya fase lag selama 2 hari. Sama dengan menggunakan kultur

media yang lain, pada hari ke-0 hingga hari ke-3 kepadatan sel mengalami

penurunan karena adanya adaptasi sel terhadap media tumbuhnya. Peningkatan

kepadatan sel dimulai pada hari ke-3 yaitu dari 55 x 104/mL sampai mencapai

masa puncak pada hari ke-7 yaitu 73,83 x 104 sel/mL. Hal ini merupakan masa

puncak paling pendek atau paling cepat jika dibandingkan dengan kelompok

perlakuan lainnya. Fase stasioner tidak terlihat, sehingga pada hari ke-8 kepadatan

Page 54: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

39

sel sudah mengalami penurunan, hal ini diduga karena unsur hara yang

dibutuhkan tidak mencukupi sehingga setelah mencapai puncak, kepadatan sel

mulai mengalami penurunan hingga akhir kultur pada hari ke 15. Hal ini juga

disebutkan oleh Fogg (1965) bahwa berhentinya fase eksponensial dan fase

stasioner yang hanya sebentar disebabkan karena berkurangnya nutrien. Jumlah

nutrien yang semakin berkurang tidak dapat mendukung pertumbuhan sel yang

semakin tinggi, sehingga menyebabkan penurunan kepadatan sel.

Berdasarkan hasil pengamatan pada Gambar 7 secara keseluruhan,

Chlorella sp. yang dikultur menggunakan media kotoran ternak sapi, kambing,

ayam dan media aquades sebagai kontrol menunjukkan fase lag yang cenderung

sama 2 hari, yaitu hari ke-1 dan hari ke-2. Fase lag yang hanya 2 hari ini masuk

dalam kategori fase lag yang singkat berdasarkan penelitian Nigam et al. (2011)

yang menyebutkan Chlorella pyrenoidosa dalam kultur kandungan nitrogen yang

berbeda memiliki fase lag yang singkat yaitu 2 hari yang diikuti dengan fase

logaritmik. Fase lag menunjukkan lamanya adaptasi Chlorella sp. dengan media

barunya. Selama masa adaptasi sel-sel memulihkan kembali enzim yang

diperlukan untuk pertumbuhan serta masuknya unsur hara ke dalam sel Chlorella

sp. Masuknya unsur hara ke dalam sel terjadi melalui proses difusi sebagai akibat

perbedaan konsentrasi antara media baru dengan cairan tubuh sel Chlorella sp.

(Chilmawati et al., 2010). Fase lag yang waktunya cenderung sama diduga karena

perbedaan kepekatan media kultur dengan cairan tubuh sel alga tidak terlalu besar.

Berakhirnya masa adaptasi memperlihatkan grafik Chlorella sp. pada

masing-masing media kotoran ternak melonjak naik. Peningkatan kepadatan sel

Page 55: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

40

yang tinggi menunjukkan bahwa adanya pembelahan sel yang cepat. Hal ini

menggambarkan bahwa adanya pemanfaatan unsur hara yang ada pada media

kotoran ternak untuk pertumbuhan sel Chlorella sp. Masuknya fase eksponensial

menandai masuknya masa puncak pertumbuhan,karena dalam fase

inipertumbuhan sel mencapai tingkat yang paling tinggi sebelum memasuki masa

penurunan laju pertumbuhan. Fase eksponensial yang merupakan puncak

tingginya kepadatan sel juga sebagai indikasi untuk masa pemanenan Chlorella

sp.

Kepadatan sel tertinggi ditunjukkan pada Chlorella sp. dengan media

kotoran ayam yaitu sebesar 73,83 x 104 sel/mL pada hari ke-7. Pencapaian

kepadatan sel tertinggi dibandingkan dengan menggunakan media lain ini diikuti

dengan masa panen yang paling cepat yaitu selama masa 7 hari kultur. Hal ini

diduga karena pada media kotoran ayam terdapat kadar nitrogen yang tinggi yaitu

sebesar 2, 09 %. Penelitian yang dilakukan oleh Nigam et al.(2011) menyebutkan

Chlorella pyrenoidosa yang dikultur dalam media yang tinggi nitrogen

menghasilkan kepadatan sel yang lebih tinggi dibanding dengan kultur rendah

kadar nitrogen.

Kadar nitrogen kambing yang sama dengan kadar nitrogen ayam yaitu

sebesar 2, 09% tidak memperlihatkan kepadatan sel Chlorella sp. pada media

kotoran kambing sama dengan kepadatan sel pada media kotoran ayam.

Kepadatan sel pada media kotoran kambing lebih rendah dibanding kepadatan sel

pada kotoran ayam yaitu sebesar 68,58 x 104pada massa puncak dihari ke-8. Hasil

kepadatan sel yang tidak sama meskipun memiliki kadar nitrogen yang sama ini

Page 56: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

41

diduga disebabkan karena perbedaan unsur hara lain yang ada dalam kotoran

ayam lebih mendukung untuk pertumbuhan sel Chlorella sp.

Kepadatan sel tertinggi kedua sel Chlorella sp. setelah media kotoran

ayam adalah menggunakan kotoran sapi yaitu pada masa puncak sebanyak 70,16

x 104 sel/mL pada hari ke-8. Dengan melihat dari uji total nitrogen pada Tabel 3,

kadar nitrogen pada kotoran kambing lebih tinggi daripada kotoran sapi. Hasil ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Nigam et al. (2011) bahwa tingginya

kadar nitrogen media kultur berbanding lurus dengan kepadatan sel, sehingga

kepadatan sel Chlorella sp. dalam media kotoran yang tinggi kadar nitrogennya

akan menghasilkan kepadatan sel yang tinggi pula. Berbeda dengan hasil pada

penelitian ini bahwa kepadatan sel Chlorella sp. dalam media kotoran sapi yang

kadar nitrogennya rendah menghasilkan kepadatan sel yang lebih tinggi dibanding

dengan kepadatan sel dalam media kotoran kambing, yaitu sebesar 68,58 x 104

sel/mL pada hari ke-8.

Perbedaan hasil ini diduga karena unsur nitrogan yang tinggi tidak dalam

bentuk yang dapat diserap oleh sel. Menurut Vincent (1992)dan Prabowo (2010),

senyawa nitrogen yang lebih disukai oleh mikroalga adalah amonium (NH4+). Hal

ini dikarenakan oleh proses transportasi dan asimilasi ion amonium oleh sel

mikroalga membutuhkan sedikit energi dibanding dengan asimilasi ion nitrat

(NO3-). Senyawa nitrogen dalam bentuk amonium selanjutnya diasimilasi

bersama-sama dengan asam glutamat, menjadi berbagai macam molekul organik

dan asam nukleat yang dibutuhkan sel. Selain itu menurut penelitian

Hardjowigeno (1995) kandungan unsur kalium (K) dalam bentuk K2O pada

Page 57: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

42

kotoran sapi lebih tinggi dibanding pada kotoran kambing. Kalium berperan untuk

memperkuat organ mikroalga, memperlancar metabolisme dan memperlancar

penyerapan nutrisi (Wijoseno, 2011). Sehingga dapat diduga bahwa yang

mempengaruhi kepadatan sel Chlorella sp. tidak hanya unsur nitrogen saja namun

juga unsur lain seperti kalium.

Masa pencapaian puncak kepadatan sel pada media kotoran ayam lebih

cepat dibanding dengan menggunakan media yang lain yaitu pada hari ke-7,

sedangkan dengan menggunakan media kotoran kambing, sapi, dan kontrol masa

puncak terjadi lebih lambat, yaitu pada hari ke-8. Lambatnya pencapaian puncak

pada media kotoran kambing, sapi, dan kontrol disebabkan karena unsur hara

yang ada dalam media tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sel

Chlorella sp. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2005)

yang menyatakan Spirulina platensis yang dikultur dengan media kotoran ayam

akan mencapai fase puncak lebih cepat dibanding dengan menggunakan media

komersial (Lampiran 6).

Fase kematian terjadi setelah kepadatan sel mencapai masa puncak.

Penurunan kepadatan sel paling drastis terlihat pada grafik kepadatan sel

Chlorella sp. dengan media kotoran ayam. Setelah mencapai puncak pada hari ke-

7 kepadatan sel menurun drastis hingga hari ke-9 kemudian secara pelan-pelan

mengalami penurunan sampai hari ke-15. Penurunan kepadatan sel pada media

kotoran sapi, kambing dan kontrol terjadi mulai pada hari ke-8. Kenaikan

kepadatan sel yang tinggi pada media kotoran ayam ini yang dapat menyebabkan

penurunan drastis pada hari ke-8. Penyebabnya adalah jumlah kepadatan sel yang

Page 58: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

43

tinggi tidak diimbangi dengan adanya penambahan nutrisi baru, sedangkan

pemanfaatan nutrisi oleh alga dilakukan terus menerus. Penurunan kepadatan sel

pada fase kematian disebabkan karena proses kultur yang dilakukan pada volume

yang terbatas akan menyebabkan nutrisi yang ada dalam media juga terbatas

sehingga Chlorella sp. tidak mampu lagi mempertahankan kepadatan selnya

(Chilmawatiet al., 2010).

C. Kadar LipidChlorella sp.

Selain kepadatan sel dan lamanya kultur, kadar lipid yang terkandung

merupakan syarat suatu mikroalga dapat atau tidak untuk dijadikan bahan dasar

pembuatan biodisel. Tabel 5 danGambar 8 menunjukkan hasil penelitian ekstraksi

lipid Chlorella sp. dengan metode Bligh Dryer.

Tabel 5. PersentaseKandungan LipidChlorella sp. DariBerbagai Media Kultur

Perlakuan Persentase Lipid (%)

Kontrol (K0) 14, 27

Kotoran sapi (K1) 24, 53

Kotoran kambing (K2) 28, 18

Kotoran ayam (K3) 30, 69

Berdasarkan uji Analysis of Varians(Lampiran 1) menunjukkan tidak ada

beda nyata pengaruh penggunaan media kotoran ternak terhadap kadar lipid yang

dihasilkan oleh Chlorella sp. Gambar 6 menunjukkan bahwa kadar lipid dari

media kultur yang berbeda menghasilkan lipid yang berbeda pula meskipun

perbedaannya tidak signifikan. Chlorella sp. yang dikultur pada media kotoran

ayam menunjukkan kadar lipid tertinggi sebesar 30,69 %, selanjutnya diikuti

Page 59: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

44

dengan media kotoran kambing sebesar 28, 18 %, media kotoran sapi sebesar 24,

53 % dan media kontrol sebesar 14, 27 %.

Tingginya kadar nitrogen pada kotoran ayam sebesar 2,09 % pada Tabel 3

selaras dengan tingginya kepadatan sel Chlorella sp. yaitu sebesar 73,83 x 104

sel/mL dan diikuti dengan kadar lipid yang tinggi yaitu sebesar 30,69 %. Hasil ini

merupakan hasil kadar lipid tertinggi dibanding menggunakan media kotoran

lainnya. Tingginya kepadatan sel yang dicapai sangat berpengaruh terhadap kadar

lipid yang dihasilkan, tingginya kepadatan sel dalam media akan sebanding

dengan banyaknya lipid yang dihasilkan oleh sel Chlorella sp. Kotoran kambing

juga menghasilkan kadar nitrogen yang sama dengan kotoran ayam sebesar 2,09

%, namun hasil ini tidak diikuti dengan tingginya kepadatan sel yang dicapai pada

masa puncak yang hanya sebesar 68,58 x 104sel/mL yang hasilnya lebih rendah

dibanding kepadatan sel pada media kotoran ayam. Meskipun media kotoran

kambing menghasilkan kepadatan sel yang rendah, namun kadar lipid yang

dihasilkan cukup tinggi dibanding menggunakan media kotoran sapi yang

memiliki kadar nitrogen 1,12 % dengan kepadatan sel pada masa puncak sebesar

70,16 x 104 sel/mL.

Tingginya kadar lipid dalam media kotoran ayam selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Agwa et al. (2012) bahwa Chlorella sp. yang

dikultur menggunakan media kotoran unggas dengan aerasi buatan menghasilkan

kadar lipid lebih tinggi dibandingkan dengan Chlorella sp.dalam kultur media

kotoran domba, sapi, potongan rumput dan kotoran babi. Hal ini diduga karena

kandungan unsur hara dalam kotoran ayam dapat dimanfaatkan oleh Chlorella sp.

Page 60: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

45

dalam pembentukan lipid dibanding dengan menggunakan media kotoran sapi dan

kotoran kambing.

Gambar 8. Kandungan Lipid Chlorella sp. Dari Berbagai Media Kultur.Keterangan : K0 = Kontrol; K1 = Kotoransapi; K2 = Kotoran kambing; K3 =Kotoran ayam

Dilihat dari kandungan nitrogen masing-masing media pada Tabel 3, hasil

ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nigam et al., (2011) pada Chlorella

pyrenoidosa yang dikultur menggunakan media dengan konsentrasi nitrogen yang

rendah akan menghasilkan kadar lipid yang lebih tinggi dibanding pada

konsentrasi nitrogen tinggi. Menurut Sheehan (1998) mikroalga mengandung tiga

komponen utama yaitu karbohidrat, protein dan lipid. Ketiga komponen ini saling

berhubungan dalam kompetisi asetil Ko-A yang merupakan molekul penting

dalam metabolisme seperti biosintesis karbohidrat, protein dan lipid. Pada kondisi

defisiensi nitrogen ( stres lingkungan ) mikroalga akan membentuk lipid sebagai

cadangan makanan daripada membentuk senyawa lainnya. Hal ini disebabkan

0

5

10

15

20

25

30

35

K0 K1 K2 K3

Kand

unga

n Li

pid

(%)

% LIPID

Page 61: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

46

karena dalam metabolismenya, mikroalga akan lebih memanfaatkan atom karbon

dalam pembentukan lipid daripada karbohidrat atau protein.

Perbedaan hasil kadar lipidpada media kulturkomersial (Lampiran 2) dan

media kultur kotoran ternak diduga karena adanya unsur lain yang berperan dalam

memproduksi lipid selain unsur N. Dimungkinkan unsur lain seperti S dan C yang

ada dalam media komersial kurang menunjang sel mikroalga dalam pembentukan

lipid. Penelitian Amalia (2012) menyebutkan bahwa keberadaan unsur S dan C

sangat berpengaruh pada lipid yang dihasilkan. Media yang mengalami defisiensi

unsur S dan C akan menghasilkan kadar lipid yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh

unsur S yang merupakan komponen esensial yang digunakan untuk sintesis

protein, karena sejumlah metabolit antara dalam pembentukan karbohidrat yang

dihasilkan oleh asimilasi asetat lebih banyak digunakan untuk sintesis asam amino

dibandingkan untuk sintesis asam lemak.

D. Kondisi Media Kultur

Hasil pengukuran pH media kultur ditunjukkan pada Gambar 9 dan

Lampiran 5. Konsentrasi pH terlihat fluktuatif dikarenakan mikroalga yang ada

dalam media yang sedang tumbuh dan juga komposisi unsur hara dalam kotoran

ternak yang berbeda-beda. KadarpH terendah terlihat di hari ke-9 pada media

kotoran sapi yaitu sebesar 7,6 dan hasil pH tertinggi terlihat di akhir kultur yaitu

hari ke-15 pada media kotoran kambing dan ayam yaitu sebesar 9,2. Perubahan

pH rata-rata cenderung tinggi di akhir kultur, hal ini dikarenakan adanya

pertumbuhan metanogenik yang menghasilkan gas metan yang menyebabkan pH

pada akhir kultur tinggi (Wahyuni, 2013).Perubahan pH media kultur masih

Page 62: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

47

dalam rentang pH yang optimal untuk pertumbuhan Chlorella sp. Seperti yang

disebutkan oleh Wigajatri (2003) bahwa rentang pH yang optimum untuk

pertumbuhan Chlorella sp. adalah 4 – 9.

Gambar 9. Rata-rata pH Media Kultur Chlorella sp. Keterangan : K0 =Kontrol; K1 = Kotoransapi; K2 = Kotoran kambing; K3 = Kotoran ayam

Gambar 10. Rata-rata Suhu Media Kultur Chlorella sp. Keterangan : K0

= Kontrol; K1 = Kotoransapi; K2 = Kotoran kambing; K3 = Kotoranayam

Gambar 10 menunjukkan suhu rata-rata media kultur selama masa kultur

pertumbuhan Chlorella sp. Perubahan suhu selama masa kultur cenderung

konstan yaitu berada dalam kisaran 24 – 26 °C. Seperti halnya dengan pH,

0.01.02.03.04.05.06.07.08.09.010.0

0 3 6 9 12 15

Rata

-rat

a pH

Med

ia

Hari Ke -

K0

K1

K2

K3

0.02.55.07.510.012.515.017.520.022.525.027.530.0

0 3 6 9 12 15

Rata

-rat

a Su

hu (°

C)

Hari Ke-

K0

K1

K2

K3

Page 63: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

48

perubahan suhu selama masa kultur masih dalam rentang suhu optimal untuk

pertumbuhan Chlorella sp. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) kisaran

suhu optimum untuk pertumbuhan Chlorella sp. berkisar 25-30 °C.

Page 64: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Media kultur alternatif kotoran ternak sapi, kambing dan ayam dapat

meningkatkan kepadatan sel dan kadar lipidChlorella sp., karena adanya

kandungan unsur nitrogen yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan

Chlorella sp.

2. Media kultur kotoran ternak ayam menunjukkan hasil yang paling baik dalam

meningkatkan kepadatan selChlorella sp. dengan masa puncak dicapai pada

hari ke-7 dengan kepadatan sel 73,83 x 104 sel/mL. Kultur mikroalga

Chlorella sp. dengan menggunakan media kotoran ayam juga menunjukkan

persentase lipid yang paling tinggi yaitu sebesar 30,69 %, sedangkan jenis

media kotoran ternak sapi sebesar 24, 47 %dan kambing sebesar 28, 17%.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai unsur lengkap (N, P,

K, C, S, Na, Mg, Ca) yang ada dalam kotoran ternak sapi, kambing dan ayam

guna mengetahui unsur yang paling dominan berpengaruh dalam

meningkatkan kadar lipid mikroalga Chlorella sp. Penelitian lebih lanjut juga

perlu dilakukan mengenai aplikasi pembuatan bahan dasar biodieseldari

Chlorella sp. dengan menggunakan media kotoran ayam guna mendapatkan

hasil lipid yang optimal.

Page 65: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

50

DAFTAR PUSTAKA

Agustini dan Kabinawa. 2009. Pengaruh Konsentrasi Nitrat Sebagai SumberNitrogen dalam Media Kultur Terhadap Pembentukan Asam Arakidonatdari Mikroalga Porphyridium cruentum. Laporan Penelitian. PusatPenelitian Bioteknologi-LIPI. Cibinong.

Agwa, O.K., S.N. Ibe, and , G.O. Abu. 2012. Economically Effective Potential ofChlorella sp. for Biomass and Lipid Production. J. Microbiol. Biotech. Res.2 (1): 35-45.

Amalia S. P. S., Wisanti, dan R. Evie. 2012. Pengaruh Pemberian Jenis Pupukyang Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan Populasi dan Kadar LemakNannochloropsis oculata. LenteraBio : 1 ( 1 ) 55–60.

Anderson, D.S., R. Davis, and M.S. Ford. 1993. Relationship of SedimentedDiatom Species (Bacillariophyceae) to Enviromental Gradients in DiluteNorthern New England Lakes. Journal of Phycology 29 (3) : 264-277.

Ardiles, S. 2011. Produksi Lipid Dan Karbohidrat Ganggang Mikro Asal Sawahdan Perairan Tawar yang Dikultivasi pada Skala Lapang. Skripsi. ProgramStudi Manajemen Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut PertanianBogor, Bogor.

Becker, E. W. 1994. Microalgae: Biotechnology and Microbiology. CambridgeUniversity Press, Cambridge.

Bellou, S. And G. Aggelis. 2013. Biochemical Activities in Chlorella sp. andNannochloropsis salina During Lipid and Sugar Synthesisin a Lab-ScaleOpen Pond Simulating Reactor. J. Biotechnology. 1:1-12

Bligh, E. G. and W. J. Dyer. 1959. A Rapid Method for Total Lipid Extractionand Purification. Biochem. Physio. l37 : 911-917.

Bold, H. C. and W. J. Wyne. 1978. Introduction to The Algae : Structure andReproduction. Prentice Hall of Private Ltd., New Delhi.

Borowitzka, M. A., and L. J. Borowitzka. 1988. Microalgal Biotechnology.Cambridge University Press, Cambridge.

Briggs, M. 2004. Widescale Biodiesel Production from Algae.http://www.resilience.org/stories/2004-10-03/widescale-biodieselproduction-algae. (Tanggal Akses 1 April 2013).

Page 66: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

51

Brown, M. R., S. W. Jeffery and C. D. Garland. 1991. Nutritional Aspects ofMicroalgae Used in Mariculture: A Literature Review. CSIRO MarineLaboratories, Hobart.

Chader, S., B. Mahmah., K. Chetehouna, and E. Mignolet. Biodiesel productionusing Chlorella sorokiniana a green microalga. Revue des EnergiesRenouvelables 14 (1) : 21 – 26.

Chilmawati, D., dan Suminto. 2010. Penggunaan Media Kultur yang BerbedaTerhadap Pertumbuhan Chlorella sp. Saintek Perikanan 6 (01) : 71 – 78.

Chisti, Y. 2007. Biodiesel from Microalgae. Biotechnology Advances 25 : 294–306.

Daniello, O. 2005. An Algae Based Fuel. Biofutur 255 : 1 - 4.

Elumalai, S., P. Velu., and S. Ramganesh. 2011. Optimization of AbioticConditions Suitable for The Production of Biodiesel from Chlorellavulgaris. Indian Journal of Science and Tech. 4 (2) : 91-97.

Fogg, G. E. 1975. Algae Culture and Phytoplancton Ecology. The University ofWisconsin Press, London.

Gardner F. P., R. B. Pierce and R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Diterjemahkan oleh : Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.

Grima, E. M., F.G.A. Fernandez, F. Camacho, and Y. Chisti. 1999.Photobioreactors: Light Regime, Mass Transfer, and Scale Up. J.Biotechnology 70 : 231 – 247.

Hambali, E. 2007. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya,Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akdemika Pressindo, Jakarta.

Hartatik, W., dan L. R. Wiwik. 2014. Pupuk Kandang.http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk%20kandang.pdf. Diakses pada tanggal 18 Juni 2014

Haryanto, B. 2002. Bahan Bakar Alternatif Biodiesel (Pengenalan I). USU DigitalLibrary. Fakultas Teknik Kimia Universitas Sumatra Utara, Medan.

Indrawati, M. 2001. Jenis dan Pola Distribusi Gastropoda di Sungai PepeSurakarta. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas SebelasMaret, Surakarta.

Page 67: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

52

Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton danZooplankton : Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Kanisius,Yogyakarta.

Ju, Hsu Y., and S. R. Vali. 2005. Rice Bran Oil as a Potential Resource forBiodiesel: A Review. Journal of Scientific and Industrial Research 64 :866-882.

Kawaroe, M., P. Tri., S. D. Wulan, and A. Dina. 2010. Fatty Acid Content ofIndonesian Aquatic Microalgae. Hayati 17 (4) : 196-200.

Khan, S., A. Rashmi, M. Z. Hussain, S. Prasad, and U.C. Banerjee. 1999.Prospects of Biodiesel Production from Microalgae in India, Renewable andSustainable Energy. Reviews 13 : 2361–2372.

Kimball, J.W. 1991. Biologi. Jilid 1 Edisi ke-5 (Diterjemahkan oleh H. SitiSoetarmi T. dan Nawangsari Sugiri). Erlangga, Jakarta. Hal. 188.

Krichnavaruk, S., W. Loataweesub, S. Powtongsoop, and P. Pavasant. 2004.Optimal Growth Conditions and the Cultivation of Chaetoceros calcitransin Airlift Photobioreactor. Chemical Engineering 105 : 91-98.

Krienitz, L. and Bock, C. 2012. Present State of The Systematics of PlanktonicCoccoid Green Algae of Inland Waters. Review Paper Hydrobiologia 698 :295–326.

Kuhl, A. 1974. Phosporus. In : Stewart, W.D.P. (Ed.). Algal Physiology andBiochemistry. Blackwell Scientific Publications., Oxford. P 610-654.

Kumar, H. D., and H. N. Singh. 1979. A Text Book on Algae. Macmillan and Co.Ltd., London.

Li, Y., M. Horsman, N. Wu, C. Q. Lan and N.D. Calero. 2008. Biofuels fromMicroalgae. Biotechnology Program 24 : 815-820.

Liang, G., M. Yiwei, T. Jianghong and Z. Quanfan. 2011. Improve LipidProduction by pH Shifted Strategy in Batch Sulture of Chlorellaprotothecoides. African Journal of Microbiology Research 5 (28) : 5030-5038.

Mathius, I. W. 1994. Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Organik Asal KotoranKambing-Domba. J. Wartazoa 3: 2-4.

Page 68: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

53

Nigam, S., R.R. Monikap, and R. Sharma. 2011. Effect of Nitrogen on Growthand Lipid Content of Chlorella Pyrenoidos. American Journal ofBiochemistry And Biotechnology 7 (3) : 124-129.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia, Jakarta.

Oktaviani, N. 2008. Pertumbuhan Artemia franciscana Import Danau Great Saltdan Lokal Jepara Pada Salinitas Berbeda. Skripsi. Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

Panggabean, M. G. L. 2010. Mikroalga Laut Sebagai Produsen Biodiesel.Laporan Akhir Program Intensif Peneliti dan Perekayasa Pusat PenelitianOseanografi LIPI. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta.

Patil, V., K. Q. Tranh, and H. R. Gliserod. 2008. Towards Sustainable Productionof Biofuels from Microalgae. International Journal of Molecular Sciences 9: 118- 119.

Prabowo, D.A. 2010. Optimasi Pengembangan Media Untuk PertumbuhanChlorella sp. Pada Skala Laboratorium. Skripsi. Program Studi Ilmu danTeknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Pranayogi, D. 2003. Studi Potensi Pigmen Klorofil dan Karotenoid dari MikroalgaJenis Chlorophyceae. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Radojevics, M. and B. N. Vladimir. 1999. Practical Environmental Analysis.The Royal Society of Chemistry, Cambridge.

Rahayu, S., D. Purwaningsih, dan Pujianto. 2009. Pemanfaatan Kotoran TernakSapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta AspekSosio Kulturalnya. Inovasi dan Aplikasi Teknologi 13 (2) : 150-160.

Sachlan, M. 1982. Planktologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan UniversitasDiponegoro, Semarang.

Sheehan, J., T. Dunahay, J. Benemann, and P. Roessler. 1998. A Look Back at TheU.S. Department of Energy’s Aquatic Species Program : Biodiesel fromAlgae. National Renewable Energy Laboratory, Colorado.

Shelef, G. and C. J. Soeder. 1980. Algae Biomass : Production and Use. NorthHolland Biomedical Press, Amsterdam.

Page 69: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

54

Shifrin, N.S and S.W Chisholm. 1981. Phytoplankton Lipids: InterspesificDifferences and Effects of Nitrate, and Light-Dark Cycles. J. Phycology 17: 374-384.

Sriharti, C. 1995. Kualitas Alga Bersel Tunggal Chlorella sp. Pada BerbagaiMedia. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pengembangan Bidang FisikaTerapan. Puslitbang Fisika Terapan LIPI, Subang. Hal. 194-205.

Sutomo. 2005. Kultur Tiga Jenis Mikroalga (Tetraselmis sp., Chlorella sp. danChaetoceros gracilis) dan Pengaruh Kepadatan Awal TerhadapPertumbuhan C. gracilis di Laboratorium Oseanologi dan Limnologi diIndonesia. Penelitian Oseanografi 37 : 43-58.

Sylvester, B., Nelvy, dan Sudjiharno. 2002. Biologi Fitoplankton, BudidayaFitoplankton dan Zooplankton. J. Makara Teknologi 9 : 3-23.

Tabbu, C. R., dan B. Hariono. 1993. Pencemaran Lingkungan oleh LimbahPeternakan dan Cara Mengatasinya. J. Ayam Sehat 18: 7-9.

Utomo, N. B. P., Winarti dan A. Erlina. 2005. Pertumbuhan Spirulina platensisyang Dikultur Dengan Pupuk Inorganik (Urea, TSP dan Za) dan KotoranAyam. Akuakultur Indonesia 4 (1): 41–48.

Vincent, J. M., 1992. Nitrogen Fixation in Legumes. Academic Press, Sidney

Wahyuni, S. 2013. Biogas Energi Alternatif Pengganti BBM, GAS, dan Listrik.Jakarta : Agro Media Pustaka. Hal. 52.

Wang, B., Y. Li, L. Wu, and C. Lan. 2008. CO2 Bio-Mitigation UsingMicroalgae. Applied microbiology and Biotechnology 79: 707-708

Widyastuti, C. R. and A. C. Dewi. Sintesis Biodiesel dari Minyak MikroalgaChlorella Vulgaris dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan KatalisKOH. J.Bahan Alam Terbarukan 3 (1) : 41

Wigajatri, R., H. Andrianto, K. Hendrik, dan N. B. Prihantini. 2003. StudiKarakteristik Fluoresensi Chlorella spp. : Pengaruh pH Terhadap AdaptasiPengkulturan. J. Makara Teknologi 7 (2) : 83-88.

Wijoseno, T. 2011. Uji Pengaruh Variasi Media Kultur Terhadap TingkatPertumbuhan dan Kandungan Protein, Lipid, Klorofil, dan Karotenoid padaMikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg. Skripsi. Jurusan Teknik KimiaFakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok.

Page 70: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

55

Wood, A.M., R.C. Everroad and L.M. Wingard. 2005. Measuring Growth Ratesin Microalgal Cultures in Algal Culturing Techniques. Elsevier AcademicPress, Massachussetts.

Zuhdi, M. F. A. and Sukardi. 2005. Algae is an Alternative of Biodiesel FeedStock in Indonesia. Institute of Technology Sepuluh November, Surabaya.

Zuhdi, M. F. A., I. Gerianto, dan T . Budiono. 2003. Biodiesel Sebagai AlternatifPengganti Bahan Bakar Fosil Pada Motor Diesel . Laporan Riset. RUT VIIIBidang Teknologi. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Page 71: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

55

Lampiran 1. Hasil Uji One Way ANOVA Persentase Lipid

Page 72: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

56

Lampiran 2. Komposisi media komersial

Nutrisi Media Walne Media Johnson Media MiquelAllen

Media Guillarddan RytherModifikasi

NaNO3 100,00 mg - - 84,148 gr

KH2PO4 - 0,035 gr - -

MgSO4 - - - -

FeCl3 - - 2 gr -

Na2EDTA 45,00 mg 189 mg - 10 mg

CuSO4. 5H2O 0,020 mg 6 mg - 0,0196 mg

FeCl3. 6 H2O 1,30 mg 244 mg - 2,9 mg

KNO3 - 1,000 gr 20,2 gr -

H3BO3 33,60 mg 61 mg - -

(Isnansetyo dan Kurniastuty,1995)

Page 73: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

59

Lampiran 3. Hasil penghitungan kepadatan sel Chlorella sp. pada setiap ulangan

ULANGANHARI

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

K0A 52,33 50,25 39,25 57,75 63,75 78,75 62 55,25 55,5 75,75 78,25 48,75 45,75 28,75 30 30,25

K0B 52,33 47 47,25 53,25 54,5 61,75 71 63,75 75,25 56,75 62,25 42,25 43,5 32,5 37,5 37,75

K0C 52,33 50,7 51 44,75 46,5 53,75 59,75 64,25 66,75 62,25 39 35,5 51,25 39,5 22,5 18

K1A 52,33 46,75 40,5 53,5 56,75 61,75 61 63,5 64,25 56,75 56 54,75 52 42,25 45 42,5

K1B 52,33 51,5 50,75 47 65,75 61 67 65,75 71,5 59,25 68,5 60 40,75 50,75 58 46

K1C 52,33 48,5 39 51,25 60 66,5 63,5 79,75 74,75 75,75 58,5 62 55,75 50,5 44,25 43,5

K2A 52,33 54,5 50,25 50,25 56,75 64 67,75 56 74 69,5 72 57,75 66,75 45,25 42,75 34

K2B 52,33 49,5 51 45 60 60,5 62 72,25 63,25 62,75 55 51 116 46 37,25 44

K2C 52,33 52,75 44,75 55,25 58,75 60 72,25 60,5 68,5 61,5 64,5 52,5 57,5 48,5 25,2 50,25

K3A 52,33 51 50,5 50,75 65,5 73,25 71,75 61 57 59 51,25 55,5 48,75 45 52,75 44,25

K3B 52,33 52,5 45,5 55,75 64,5 58,5 48,5 102 60,25 68,25 56,75 82,25 46,5 53,5 41,75 30,75

K3C 52,33 37 43,25 58,5 55,75 62,5 49,5 58,5 52,25 53,25 63 37 64,25 46 55,75 50

Page 74: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

59

Lampiran 4. Variabel tambahan pH dan suhu media kultur

Perlakuan pH Rata-rata / Hari

0 3 6 9 12 15K0 8.0 8.0 8.0 7.7 8.0 8.5K1 8.2 8.3 7.5 7.6 8.0 9.0K2 8.2 8.7 8.5 8.9 8.3 9.2K3 8.2 8.7 8.4 8.7 7.9 9.2

Perlakuan Suhu Rata-rata / Hari0 3 6 9 12 15

K0 26.0 26.0 26.0 26.0 25.7 24.0K1 26.0 26.0 26.0 26.0 25.5 24.0K2 26.3 26.0 26.0 26.0 25.5 24.0K3 26.0 26.0 26.0 26.0 25.5 24.0

Page 75: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

59

Lampiran 5. Pertumbuhan populasi Spirulina platensis pada mediakomersial dan media kotoran ayam.

(Utomo, 2005)

Page 76: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

61

Lampiran 6. Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP PENULIS

NamaLengkap : Annisa Febtisuharsi

Tempatdantanggallahir : Wonogiri, 23Februari 1991

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : RT 04/ RW. 19, Jalan Salak 5 No. 127 Perumnas

Ngringo, Jaten, Karanganyar

NomorHp : 085725202441

Alamat email :[email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Tingkat Pendidikan Nama Tahunmulai Tahunselesai

SD SD N 2 Johunut 1998 2003

SLTP SMP N 2 Giritontro 2003 2006

SLTA SMA N 2Wonogiri 2006 2009

UNIVERSITAS Biologi FMIPA UNS 2009 2016

PENDIDIKAN NON FORMAL

Nama Kegiatan Penyelenggara Tahun

Jambore Ukhuwah 1000 Guru TPQ Se-Solo Raya LKG TPQ

Solo Raya

2013

Page 77: i Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp ...eprints.uns.ac.id/26271/1/M0409008_pendahuluan.pdf · Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp. pada Kultur Media

62

PENGALAMAN ORGANISASI

Organisasi Jabatan Tahun

HIMABIO FMIPA UNS Staff DPK 2009- 2010

Kepak Sayap Biologi FMIPA

UNS

Anggota 2011- 2012

PENGALAMAN BEKERJA

Pekerjaan Tahun

Pengajar di KB dan RA Palma, Solo 2014- Sekarang

Magang di Puslit Mikrobiologi LIPI 2012

Owner “Oemah Batik Anatomi” 2010- Sekarang

PRESTASI

NamaPenghargaan NamaInstansi/ Lembaga Tahun

JuaraI LOHAN Kategori PKMK HIMABIO FMIPA UNS 2010

Juara II PKM Battle kategori PKMK SIM UNS 2011

Demikian curiculum vitae ini saya buat dengan sebenar- benarnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 29 Maret 2016

Hormat saya,

Annisa Febtisuharsi

M0409008