i. ilmu lingkungan ternak gtr
DESCRIPTION
Materi ini memberikan gambaran peran iklim terhadap ternak, dalam meterorologi dinamakan BioclimatologyTRANSCRIPT
ILMU LINGKUNGAN TERNAK
Gusti Rusmayadi
PS Agroekoteknologi – Faperta Unlam
05117431881
I. Pendahuluan
Produktivitas ternak merupakan
fungsi faktor genetik dan faktor
lingkungan, PT = G + L;
– Faktor genetik kemampuan produksi,
(30%)
– Faktor lingkungan pendukung agar
ternak mampu berproduksi sesuai
dengan potensinya (70%)
Faktor lingkungan
SELAIN IKLIM, FAKTOR LINGKUNGAN LAIN BISA
DIKENDALIKAN PETERNAK GUNA MENCAPAI POTENSI
GENETIK.
FAKTOR LINGKUNGAN LAIN : MENEJEMEN
(KEPADATAN POPULASI, PAKAN, SUARA, VENTILASI,
INTENSITAS CAHAYA), PERKANDANGAN,
PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT,
KETINGGIAN TEMPAT.
Iklim mikro dan makro merupakan kendala utama
tidak terekspresinya secara optimal potensi
produksi ternak.
Faktor iklim
Iklim makro dan mikro berpengaruh langsung dan tidak langsung
– Pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan hijauan pakan ternak yang cepat tua dan menyebabkan serat kasar tinggi
– Pengaruh langsung adalah stress panas atau dingin, sehingga ternak merasa tidak nyaman dan berakibat penurunan produksi dan reproduksi ternak
Iklim mikro
Iklim mikro adalah keadaan iklim daerah yang terlindungi
Iklim mikro adalah interaksi berbagai faktor iklim di suatu lokasi yang spesifik atau keadaan iklim di sekitar ternak tempat ternak berada
– Faktor iklim yang berinteraksi adalah suhu udara, kelembapan, radiasi matahari, dan kecepatan angin
Iklim makro
Iklim makro adalah iklim wilayah luas dan berskala besar.
Negara Indonesia terletak di wilayah iklim tropis basah dengan ciri temperatur udara (22°C - 32°C) dan kelembapan tinggi (> 70%).
– Suhu dan kelembapan udara tinggi menyebabkan ternak terkena stress panas.
Lingkungan Mikro
2 kelompok faktor lingkungan
mikro;
I. Abiotik (non-biologis), yaitu faktor
fisik dan kimia, dan
II. Biotik, yaitu semua faktor yang
berhubungan dengan proses biologis
ternak seperti pakan, air dan penyakit
serta interaksi sosial dan sex.
Gelombang radiasi matahari yang berperan dalam proses fisiologis ternak terdiri dari ultraviolet (0,25 – 0,38 µm), sinar tampak (0,38 – 0,78 µm) dan infra merah (0,78 – 100 µm).
Pengukuran jumlah radiasi dapat dilakukan secara sederhana dengan mengukur rataan radiasi panas yang diterima oleh benda hitam.
1.1.1. Radiasi Matahari
1.1. Faktor lingkungan fisik
Karakteristik Pancaran Radiasi
Setiap benda di alam dengan suhu permukaan
> 0 K (atau -273ºC), akan memancarkan radiasi
yang setara dengan pangkat empat suhu
permukaan (Hukum Stefan-Boltzman);
F = ε σ Ts4
F : pancaran radiasi (W m-2)
ε : emisivitas permukaan yang bernilai 1 untuk benda
hitam, untuk benda alam lainnya antara 0,9 – 1,0.
σ : tetapan Stefan-Boltzman ≈ 5,67 10-8 Wm-2)
Ts : suhu permukaan (K)
Komponen radiasi gelombang pendek datang
1. Fluks radiasi
matahari langsung
2. Komponen tanpa
arah;
1. Radiasi
gelombang
pendek hamburan
2. Radiasi
gelombang
pendek pantulan
Dampak radiasi matahari
Jenis ternak sapi dan babi dengan kulit berwarna muda kadang-kadang terbakar oleh sinar matahari yang kuat.
Periode pemberian pakan harian ternak sebagian ditentukan oleh panjang siang hari.
– Sapi lebih suka makan rumput pada tempat yang rindang dibandingkan tempat yang mendapat sinar matahari.
– Sapi beristirahat pada tengah hari pada suhu sangat tinggi dan radiasi matahari paling kuat
Dampak radiasi matahari
Kesuburan ternak dipengaruhi oleh
lama matahari bersinar terutama
pada ternak unggas atau ayam
– Peternak ayam biasanya
memperpanjang siang hari dengan
bantuan cahaya buatan agar produksi
telur meningkat.
Energi radiasi sinar matahari memanasi permukaan padat : tanah, air, bangunan, pepohonan, kabut, debu, ternak dsb memanaskan udara
Energi matahari energi termal
Faktor-faktor yg mempengaruhi kehilangan panas melalui radiasi : – Luas permukaan tubuh
– Temperatur kulit ternak
– Temperatur udara sekeliling ternak
– Emisivitas kulit ternak (kesanggupan tubuh ternak menyerap dan memancarkan panas).
1.1.2. Suhu udara
1. Suhu lingkungan
merupakan sebuah
ukuran dari intensitas
panas dalam artian
sebuah unit standard dan
biasanya dinyatakan
dalam satuan derajad
Celcius (ºC).
Suhu udara (ambient temperature) untuk konteks panas dalam arti fisiologis merupakan rataan suhu dari lingkungan, baik yang berupa udara maupun air di sekitar tubuh ternak.
Suhu udara bola kering (DBT) didefinisikan sebagai suhu gas atau campuran gas yang diukur dengan termometer yang terlindung dari radiasi langsung matahari.
1.1.2. Suhu udara
1.1.2. Suhu udara
Radiasi datang berdampak pada seluruh
temperatur bangunan, melalui kontak
dengan dinding dan lantai.
Jika radiasi rendah, maka temperatur
udara bangunan dipengaruhi oleh besaran
(magnitude) dan arah dari gradien thermal
antara permukaan terluar dengan
lingkungan.
Dampak suhu udara
Perusahaan susu sapi kurang
berproduksi pada suhu tinggi, suhu
optimum sekitar 10°C.
Suhu sangat dingin juga
berpengaruh pada penurunan
produksi ternak, karena energi tubuh
terlalu banyak dipakai untuk
melawan kedinginan.
1.1.3. Kelembapan Udara
Intensitas stress panas pada ternak
tidak hanya tergantung pada suhu
udara (DBT), tetapi juga tergantung
pada kelembapan.
Kelembapan mempengaruhi jumlah
panas yang di keluarkan melalui jalur
evaporasi dari permukaan kulit dan
saluran pernafasan.
Dampak kelembapan udara
Kelembapan rendah menyebabkan
ketidaknyamanan hewan, walaupun
kurang penting dibandingkan suhu tinggi
dalam kekeringan yang menentukan
ketersediaan pakan dan air.
Kelembapan nisbi rendah, angin, dan
suhu tinggi semuanya meningkatkan
kebutuhan air untuk hewan
1.1.4. A n g i n
Molekul udara yang bergerak karena
perbedaan tekanan akan menyebabkan
energi yang berada di dalamnya menjadi
berkurang dan berakibat suhu lingkungan
menjadi lebih rendah.
Pergerakan udara ini penting dalam proses
perpindahan panas antara ternak dan
lingkungannya melalui konveksi dan
evaporasi.
Dampak a n g i n (faktor eksternal)
Pengaruh temperatur luar pada seluruh
temperatur bangunan melalui kontak
dengan udara dengan dinding dan lantai
oleh angin.
– Contoh; udara calm memungkinkan;
• kesetimbangan zone thermal pada sekeliling
bangunan, dan
• Mengeliminir pengurangan atau peningkatan panas
udara luar
Dampak a n g i n
Angin berpengaruh baik atau buruk terhadap
ternak bergantung pada kecepatan angin dan
suhunya.
– Angin lemah lebih menyenangkan, dan
– Angin kuat meningkatkan pengeringan, sehingga udara
menjadi kotor terisi oleh debu dan pasir.
– Angin ekstrim akan menghempaskan kandang atau
bangunan pelindung ternak.
– Gerakan udara dingin membuat ternak kedinginan lebih
cepat daripada udara dingin yang diam pada suhu yang
sama.
Shelter
Pengurangan pengaruh iklim yang negatif di dalam peternakan hewan bergantung pada pemakaian tempat berlindung hewan, apakah yang alami atau buatan.
Iklim optimum untuk mengembangkan hewan domestik tidak tersedia pada alam terbuka.
Naungan (shelter) dibangun untuk membuat (artificial creation) dari kondisi lingkungan mikro yang lebih favorable.
Modifikasi lingkungan
Pengendalian suhu dapat
dipecahkan melalui pemanasan dan
pengaturan udara (ventilasi).
– Produksi susu sapi perah di daerah
tropis dapat ditingkatkan dengan sistem
pengaturan udara (air conditioning)
agar udara tetap dingin.
Modifikasi lingkungan
Bangungan gudang atau lumbung
membantu dalam mempertahankan
panas tubuh hewan pada cuaca
dingin.
– Pemanasan banyak dilakukan dalam
kandang ternak pengeraman telur atau
anak ayam.
Hubungan Iklim dengan Hewan
Pengaruh langsung iklim terhadap hewan pada umumnya kecil.
Iklim mempengaruhi hewan secara tidak langsung melalui tanam-tanaman sebagai sumber pakan; – Hewan pemakan tanaman
(herbivores),
– Hewan pemakan daging (carnivores)
5 (lima) kelompok hewan
1. Mamalia – Mamalia adalah hewan
berdarah panas (homeotherms) yang menjaga suhu tubuhnya dengan kesenjangan suhu yang kecil.
– Suhu tubuh ternak dan binatang berkulit tebal (pachyderms) mempunyai suhu tubuh sekitar 38°C;
• Kenaikan dan penurunan suhu beberapa derajad mengakibatkan kematian. Daerah ambang atas kritis dari sekitar 39°C - 44°C.
Mamalia
Mamalia memperoleh panas dari 4
(empat) sumber utama;
– Metabolisme, radiasi, konveksi dan
konduksi
mamalia kehilangan panas oleh 4
(empat) saluruan, yaitu radiasi,
konveksi, konduksi, dan penguapan.
mamalia
1. Hewan dalam alam
terbuka;
– Hewan mencari
kehidupan dengan
melawan kekuatan
alam termasuk iklim
tempat hidupnya
2. Hewan domestik;
Peternak dan
pemelihara hewan
membuatkan tempat
agar sesuai dengan
iklim hewan tersebut
Persediaan pakan
terjamim
Hewan domestik
penting bagi manusia
Mamalia dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu;
2. Hewan terbang
Hewan terbang atau melayang dipengaruhi oleh angin
Batas ambang kecepatan angin adalah fungsi;
– Bentuk hewan dalam penerbangan,
– Gesekan permukaannya dengan udara,
– Daya hewan
– Contoh; burung, insekta
3. Hewan Air
Hewan air mengalami lingkungan lebih stabil dibandingkan hewan yang diam di darat.
Unsur iklim yang penting adalah suhu. – Kesenjangan suhu tahunan di dalam air jarang
di atas -3°C, harga ekstrim berkisar dari 30°C di laut Arab dan sampai -5°C di laut kutub
Hewan yang hidup di dalam air dangkal atau di tepi laut, biasanya sedikit lebih tahan terhadap perubahan suhu.
4. Hewan Melata
Hewan berdarah dingin seperti buaya,
kadal, ular, dan kura-kura.
Hewan ini mempertahankan suhu
darahnya pada daerah optimum dengan
mencari lingkungan yang diperlukan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu.
Berlindung, menggali lubang, berjemur,
dan mengubah warna kulit
5. Hewan dalam tanah
Di dalam tanah banyak mendapat kondisi sama, mereka mencari jalan ke luar pada lingkungan terbuka. – Tetap dalam tanah (cacing)
– Menggali lubang untuk menghindari radiasi kuat (desert fox)
– Ke bawah permukaan untuk hibernating (beruang kutub)
Ilmu Lingkungan Ternak
Interaksi Lingkungan dan Ternak
Bioklimat
Zona suhu
Thermoregulation
Pengaruh Lingkungan terhadap Ternak/Ilmu
Hewan dan Lingkungannya/ Biometeorologi
Adaptasi
Respon fisiologis akibat stress panas
Manipulasi Lingkungan dan Pemberian Pakan