i dewa made ayu indrayani 091511052

Upload: giga-hasabi-alkarani

Post on 07-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal kesehatan fisiologi

TRANSCRIPT

  • 1

    HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR

    PADA ANAK KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING

    KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO I Dewa Ayu Made Indrayani*, Nova H. Kapantow*, Nita Momongan*

    * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang peling umum terjadi, baik di negara maju

    maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-

    anak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia

    gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas

    terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi

    gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik

    tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun. Bukti yang

    tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan

    perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara

    anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta

    masalah prilaku. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar

    hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing.

    Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross

    sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

    Maasing yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar

    di Kelurahan Maasing yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 61 orang. Pengukuran kadar hemoglobin

    (Hb) menggunakan metode sahli. Hasil belajar didapatkan melalui nilai hasil evaluasi belajar semester.

    Penelitian: Untuk melihat pengaruh kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar digunakan analisa bivariat

    dengan menggunakan fishers exact pada tingkat kemaknaan 95%. Diperoleh taraf signifikan atau nilai p sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan = 0,05. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi

    belajar siswa.

    Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar.

    ABSTRACT

    Background: Deficiency is iron constitutes deficiency nutrient that peeling generically happens, well at forward

    state and also at state is amends. Deficiency is iron particularly attack vulnerable faction, childlike, stripling,

    pregnant mother, and employ gets low production. deficiencys classic ala concerned by iron nutrient anemia. But since 25 the last year a lot of prove point out that deficiency ascendant iron extends to learning ability and

    work productivity. deficiency Fe influence especially via logistic invasive condition hemoglobin which constitute

    needful transport O2 tool a lot of metabolic reaction body. Said that on anemia condition energies deep

    concentration study to visually down. Available prove point out trouble on formative psychomotor and

    intellectual ability and after behavior change happens deficiencys anemia iron substance. There are many research show marks sense relevance among deficiencys anemia iron substance on children with formative motoric and cognitive what does deteriorate and behavior problem. A research was done by aim to know

    relationship among titrates hemoglobin (Hb) with learned achievement on child brazes 4 and 5 Elementary

    Schools at Maasing sub-district Tuminting district Manado's City.

    Observational method: This research constitute observational research type analytic with cross sectional's

    approaching. Population in observational it is exhaustive student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing

    sub-district that total 86 person. Sample in observational is all student braze 4 and 5 Elementary Schools at

    Maasing sub-district that accomplish research criterion as much 61 person. Measurement titrates hemoglobin

    (Hb) utilizing Sahli method. Learned result to be gotten point thru result evaluates to study semester.

    Research: To see hemoglobin rate influence (Hb) with learned achievement to be utilized bivariate analysis by

    use of fisher exact on increases trusty zoom 95%. Gotten by significant level or point p as big as 1,000 namely

    more outgrow than = 0,05. Conclusion: It points out that no relationship among titrates hemoglobin (Hb) with students learned

    achievement.

    Key word: Hemoglobin rate (Hb), Learned achievement.

  • 2

    PENDAHULUAN

    Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah

    kesehatan masyarakat, namun

    penanggulangannya tidak dapat dilakukan

    dengan pendekatan medis dan pelayanan

    kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah

    gizi adalah multifaktoral, oleh karena itu

    pendekatan penanggulangannya harus

    melibatkan berbagai sektor terkait (Supariasa

    dkk, 2002).

    Kualitas sumber daya manusia (SDM)

    merupakan syarat mutlak menuju

    pembangunan di segala bidang. Status gizi

    merupakan salah satu faktor yang sangat

    berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang

    terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan

    kreativitas (Adriani & Wirjatmadi, 2012a).

    Anak sekolah merupakan aset negara yang

    sangat penting sebagai sumber daya manusia

    bagi keberhasilan pembangunan bangsa

    (Moehji, 2003).

    Pada periode anak menjalani pendidikan dasar

    merupakan titik awal anak mengenal sekolah

    dan anak mengalami perkembangan kognitif

    (perkembangan memori, perkembangan

    pemikiran kritis, perkembangan kreativitas,

    dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini

    anak benar-benar membutuhkan perhatian dan

    dukungan dari orang tua dalam menghadapi

    perkembangan yang pesat. Anak memerlukan

    nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses

    berpikir, belajar dan beraktivitas tidak

    terhambat (Devi, 2012).

    Prestasi belajar adalah hasil atau taraf

    kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

    mengikuti proses belajar mengajar dalam

    waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah

    laku, keterampilan dan pengetahuan dan

    kemudian akan diukur dan dinilai yang

    kemudian diwujudkan dalam angka atau

    pernyataan. Prestasi belajar disekolah sangat

    dipengaruhi oleh kemampuan umum yang

    diukur oleh intelligence quotient (IQ). IQ yang

    tinggi dapat dapat meramalkan sukses terhadap

    prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin

    sukses dimasyarakat. Prestasi belajar siswa

    bukan semata-mata karena kecerdasan siswa

    saja tetapi ada faktor lain yang dapat

    mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah,

    2010).

    Penyebab utama anemia di negara-negara maju

    adalah ketidak cukupan asupan besi yang

    tersedia secara hayati dari makanan. Di negara-

    negara berkembang, asupan makanan yang

    tidak adekuat juga menjadi penyebab utama,

    tetapi makanan yang menghambat seperti teh,

    dan infeksi parasit, terutama malaria dan

    cacing tambang juga memainkan peranan.

    Banyak penelitian meperlihatkan adanya

    keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi

    pada anak-anak dengan perkembangan motorik

    dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku

    (Gibney dkk, 2009).

    Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang

    paling umum terjadi, baik di negara maju

    maupun di negara sedang berkembang.

    Defisiensi besi terutama menyerang golongan

    rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil,

    serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara

    klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi

    besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak

    bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi

    berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar

    dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).

    Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui

    kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang

    merupakan alat transport O2 yang diperlukan

    banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan

    bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi

    dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama,

    2010). Bukti yang tersedia menunjukkan

    gangguan pada perkembangan psikomotor dan

    kemampuan intelektual serta perubahan

    perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat

    besi (Gibney dkk, 2009).

    Penelitian yang dilakukan oleh Annas (2011)

    pada 65 siswa kelas VIII MTs Al Asror

    Kecamatan Gunungpati Kota semarang

    menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang

    mengalami anemia 17 (81,0%) mempunyai

    prestasi belajar kurang dan 4 (19,0%) siswa

    mempunyai prestasi belajar baik. Sebaliknya

    dari 44 siswa yang tidak anemia, 2 (4,5%)

    diantaranya mempunyai prestasi belajar kurang

    dan 42 (95,5). Berdasarkan hasil uji statistik

    membuktikan bahwa status hemoglobin

    berpengaruh terhadap prestasi belajar.

    Berdasarkan latar belakang di atas maka

    peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

    mengenai hubungan antara kadar hemoglobin

    (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4

    dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing,

    karena letak geografis Kelurahan Maasing

    yang terletak di daerah pesisir dianggap

    mampu mewakili penelitian ini yang ditujukan

    pada kadar hemoglobin (Hb) dan prestasi

    belajar anak-anak yang ada di daerah pesisir.

  • 3

    METODE

    Jenis penelitian yang digunakan adalah

    penelitian observasional dengan menggunakan

    metode analitik dengan pendekatan

    crossectional yang mengkaji hubungan antara

    kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4

    dan 5 SD di Kelurahan Maasing Kecamatan

    Tuminting Kota Manado.

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-

    Mei 2013 pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah

    Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan

    Tuminting Kota Manado.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

    anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

    Maasing yang berjumlah 86 siswa.

    Jumlah sampel penelitian adalah semua anak

    kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

    Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado

    yang memenuhi kriteria penelitian yaitu

    sebanyak 61 orang dengan kriteria inklusi dan

    eksklusi, yaitu:

    1 Kriteria Inklusi

    Kriteria inklusi dari sampel penelitia yaitu:

    a. Bersedia menjadi sampel.

    2. Kriteria Eksklusi

    Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu:

    a. Sedang sakit pada saat pengambilan data.

    b. Tidak hadir saat pengambilan darah.

    c. Sedang haid.

    Variabel Penelitian:

    1. Kadar hemohlobin (Variabel Independen)

    2. Prestasi belajar (Variabel Dependen)

    Instrumen Penelitian:

    1. Data umum tentang identitas responden dikumpulkan melalui metode wawancara

    dengan menggunakan kuesioner.

    2. Torniquet, jarum 3 cc sekali pakai, kapas alkohol 70%, tabung EDTA merah,

    tabung EDTA ungu dan plaster untuk

    melakukan pengambilan darah.

    3. Pipet Hemoglobin, alat sahli, pipet pastur dan pengaduk.

    4. Data kadar feritin didapatkan dengan melakukan tes darah di Laboratorium

    dengan immunoassay dengan teknik

    ELISA untuk kadar feritin dan teknik sahli

    untuk kadar hemoglobin.

    5. Alat tulis menulis. 6. Komputer untuk mengolah data,

    menggunakan program Statistic Program

    for Social Science (SPSS) versi 19 untuk

    pengolahan data secara statistik.

    Data primer meliputi data yang didapatkan

    melalui pengukuran kadar Feritin, kadar Hb

    dan data identitas responden.

    Data sekunder meliputi profil sekolah, jumlah

    seluruh anak Sekolah Dasar yang ada di

    Kelurahan Maasing, yang didapat dari Kepala

    Sekolah SD Negeri 83 dan SD Negeri 122,

    nilai hasil belajar matematika (nilai ujian

    semester terakhir) yang diperoleh dari wali

    kelas 4 dan 5 dan data karakteristik responden.

    Analisis Data:

    1. Analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh

    informasi secara umum mengenai

    karakteristik responden dan variabel

    penelitian.

    2. Analisis bivariat mengetahui hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak

    kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

    Maasing Kecamatan Tuminting Kota

    Manado, menggunakan uji Fisher's Exact

    pada tingkat kemaknaan 95% ( = 0,05). Analisa data dengan menngunakan bantuan

    komputer program Statistic Program for Social

    Science (SPSS) versi 19.

    HASIL

    SD Negeri 83 terletak di Kelurahan Maasing

    Kecamatan Tuminting Kota Manado. SD

    Negeri 83 Manado merupakan sekolah inti

    sebelum akhirnya dimekarkan/ditambah

    dengan 1 unit sekolah lagi yang masih satu

    atap, yaitu SD Negeri 122 Manado. Jumlah

    anak sekolah SD Negeri 83 Manado sampai

    saat ini berjumlah 128 siswa. SD Negeri 122

    terletak di Kelurahan Maasing Kecamatan

    Tuminting Kota Manado. SD Negeri 122

    merupakan pemisahan dari SD Negeri 83,

    dikarenakan jumlah penduduk yang padat di

    Kelurahan Maasing sehingga tidak cukup

    hanya dengan 1 sekolah saja. Maka

    didirikanlah SD Negeri 122 yang letaknya

    bersebelahan dengan SD Negeri 83. Jumlah

    siswa di SD Negeri 122 sampai saat ini

    berjumlah 132 orang.

    Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah

    Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu

    Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah

    Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada

    penelitian ini berjumlah 61 orang.

  • 4

    Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan

    Kadar Feritin

    Kadar

    Feritin Jumlah

    (n) Persen (%)

    Normal 55 90,2

    Rendah 6 9,8

    Total 61 100

    Tabel 1 menunjukkan jumlah responden yang

    kadar Feritin-nya rendah sebanyak 6 orang

    (9,8%) dan responden dengan kadar Feritin

    normal sebanyak 55 orang (90,2%)

    Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan

    Kadar Hemoglobin (Hb)

    Kadar

    Hemoglobin

    Jumlah (n) Persen (%)

    Normal

    Rendah

    59

    2

    96,7

    3,3

    Total 61 100

    Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang

    memiliki kadar Hb rendah sebanyak 2 orang

    (3,3%) dan responden dengan kadar Hb normal

    sebanyak 59 orang (96,7%).

    Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan

    Prestasi Belajar

    Prestasi

    Belajar

    Jumlah (n) Persen (%)

    Baik

    Kurang

    50

    11

    82

    18

    Total 61 100

    Hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 3

    menunjukkan sebagian besar dari prestasi

    belajar responden berada pada kategori baik,

    yaitu sebanyak 50 orang (82%) dan sebanyak

    11 orang (18%) memiliki prestasi belajar yang

    kurang.

    Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Hb dengan

    Prestasi Belajar Siswa

    Kadar

    Hemoglobin

    Prestasi Belajar

    Total p* Baik Kurang

    n (%) n (%)

    Normal 48

    (81,4)

    11

    (18,6)

    59

    (100) 1,000

    Rendah 2

    (100)

    0 (0) 2

    (100)

    * Fisher's Exact Test

    Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2

    orang (100%) yang kadar Hb rendah memiliki

    prestasi belajar baik. Sedangkan dari 59 orang

    yang kadar Hb-nya normal terdapat 11 orang

    (18,6%) yang prestasi belajarnya kurang dan

    48 orang (81,4%) yang prestasi belajarnya

    baik. Selanjutnya dengan hasil uji Fisher's

    Exact Test pada tingkat kemaknaan 95%

    diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar

    1,000 yakni lebih besar dibandingkan =0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

    hubungan antara kadar Hb dengan prestasi

    belajar siswa.

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah

    Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu

    Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah

    Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada

    penelitian ini berjumlah 61 orang.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling

    banyak responden memiliki kadar Feritin yang

    normal atau tidak anemia gizi besi yaitu

    sebanyak 90,2% responden. Kadar Feritin yang

    normal dipengaruhi oleh konsumsi zat besi

    dalam tubuh. Kadar Feritin serum

    mencerminkan status simpanan total zat besi

    dalam tubuh. Umumnya pengukuran kadar

    Feritin dianggap sebagai pemeriksaan pilihan

    untuk memperkirakan besarnya simpanan zat

    besi (Gibney dkk, 2009).

    Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan

    sebanyak 9,8% responden memiliki kadar

    Feritin rendah. Rendahnya asupan zat besi

    sering terjadi pada orang-orang yang

    mengkonsumsi bahan makananan yang kurang

    beragam dengan menu makanan yang terdiri

    dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging,

    unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi.

    Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena

    susunan makanan yang salah baik jumlah

    maupun kualitasnya yang disebabkan oleh

    kurangnya penyediaan pangan, distribusi

    makanan yang kurang baik, kebiasaan makan

    yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan

    (Masrizal, 2007).

    Berdasarkan penelitian sebesar 96,7% kadar

    Hb responden normal. Kadar Hb yang normal

    dipengaruhi oleh konsumsi zat besi dalam

    tubuh. Hb merupakan senyawa pembawa

    oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin

    dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100

    ml darah dapat digunakan sebagai indeks

    kapasitas pembawa oksigen pada darah.

    Kandungan hemoglobin yang rendah dengan

  • 5

    demikian mengindikasikan anemia (Supariasa

    dkk, 2002). Hemoglobin adalah zat warna

    dalam sel darah merah yang berguna untuk

    mengangkut oksigen dan karbondioksida.

    Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna

    merah pada daging yang tersusun oleh protein

    globin dan heme yang mempunyai inti berupa

    zat besi. Heme merupakan senyawa yang

    terdiri dari dua bagian, yaitu atom zat besi dan

    suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin

    (Sandjaja dkk, 2009). Hemoglobin adalah

    parameter yang digunakan secara luas untuk

    menetapkan prevalensi anemia (Supariasa dkk,

    2002).

    Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sekitar

    3,3% responden memiliki kadar Hb rendah.

    Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada

    orang-orang yang mengkonsumsi bahan

    makananan yang kurang beragam dengan

    menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang-

    kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan

    yang merupakan sumber zat besi. Gangguan

    defisiensi besi sering terjadi karena susunan

    makanan yang salah baik jumlah maupun

    kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya

    penyediaan pangan, distribusi makanan yang

    kurang baik, kebiasaan makan yang salah,

    kemiskinan dan ketidaktahuan (Masrizal,

    2007). Kadar Hb juga dapat dipengaruhi oleh

    kebiasaan makan pagi (Tandirerung dkk,

    2013). Defisiensi zat besi dalam waktu lama

    akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi

    besi (Muchtadi, 2009). Zat besi penting untuk

    pembentukan sel darah merah, sehingga

    kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia

    atau penyakit kurang darah. Sel darah merah

    punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh

    tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan

    kekurangan oksigen secara kronis. Akibatnya

    anak menjadi lesu, cepat lelah, tidak

    bersemangat dan bisa mengalami berbagai

    penyakit (Devi, 2012).

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

    bahwa 82% responden yang memiliki prestasi

    belajar yang baik. Faktor sekolah

    mempengaruhi belajar baik mencakup metode

    mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa

    relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

    pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

    keadaan gedung, metode belajar dan tugas

    rumah (Slameto, 2010).

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

    bahwa 18% responden yang memiliki prestasi

    belajar yang kurang. Prestasi belajar anak bisa

    dipengaruhi oleh perhatian dan motivasi orang

    tua terhadap proses belajar anak di rumah dan

    kebutuhan gizi anak. Menurut Slameto (2010)

    anak yang belajar akan menerima pengaruh

    dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,

    relasi antara anggota keluarga, suasana rumah

    tangga dan ekonomi keluarga.

    Berdasarkan hasil analisa statistik dalam

    penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada

    hubungan yang bermakna antara kadar Hb

    dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5

    SD di Kelurahan Maasing (p=1,000). Pada

    dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar atau prestasi belajar tidak hanya

    ditentukan oleh kadar Hb darah. Hal ini sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Malonda dkk (2012) pada siswi SMP Negeri

    11 Manado dengan jumlah sampel 55 siswi

    yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak

    terdapat hubungan antara kejadian anemia

    dengan hasil belajar. Namun hasil penelitian

    ini tidak sesuai dengan teori-teori yang

    menunjukkan bukti bahwa defisiensi besi

    berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar

    dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).

    Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya

    konsentrasi dalam belajar tampak menurun

    (Sediaoetama, 2010).

    Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana

    (2012) pada siswa SD kelas IV, V dan VI di

    Desa Mudal yang menunjukkan ada hubungan

    antara kejadian anemia gizi besi dengan

    prestasi belajar siswa. Penelitian serupa

    dilakukan oleh Saadah & Santosa (2010) pada

    siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Magetan

    dengan jumlah sampel 150 siswa, yang

    hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan

    antara kadar Hb dengan prestasi belajar siswa.

    Berdasarkan penelitian terlihat bahwa

    sebanyak 100% responden memiliki kadar Hb

    rendah tetapi memiliki prestasi belajar baik.

    Hal ini pada dasarnya tidak sesuai dengan

    penelitian-penelitian di Indonesia yang

    dilakukan oleh Soemantri (1985) dan

    Almatsier (1989) yang menunjukkan

    peningkatan prestasi belajar pada anak-anak

    sekolah dasar bila diberikan suplemen besi.

    Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak

    dijelaskan oleh Lozoff dan yodium pada tahun

    1988. Beberapa bagian dari otak mempunyai

    kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport

    besi yang dipengaruhi oleh transport transferin.

    Pollit pada tahun 1970-an terkenal dengan

    penelitian-penelitian yang menunjukkan

    perbedaan antara keberhasilan belajar anak-

  • 6

    anak yang menderita anemia gizi besi dengan

    anak-anak yang sehat (Almatsier, 2009).

    Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 0%

    reponden yang memiliki kadar Hb rendah dan

    memiliki prestasi belajarnya kurang. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

    pengaruh kadar Hb yang rendah terhadap

    prestasi belajar seseorang. Hal ini tentunya

    tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh

    Almatsier (2009) yang mengatakan bahwa

    pada anak-anak yang kekurangan besi

    menimbulkan apatis, mudah tersinggung,

    menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi

    dan belajar.

    Berdasarkan hasil penelitian 18,6% responden

    yang memiliki kadar Hb normal tetapi

    memiliki prestasi belajar yang kurang. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi belajar atau

    prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh

    kadar Hb atau anemia. Faktor-faktor lain yang

    dapat mempengaruhi hasil belajar adalah

    faktor sosial dan nonsosial serta faktor dari

    dalam diri pelajar itu sendiri (Suryabrata,

    2010). Pada periode anak menjalani

    pendidikan dasar merupakan titik awal anak

    mengenal sekolah dan anak mengalami

    perkembangan kognitif (perkembangan

    memori, perkembangan pemikiran kritis,

    perkembangan kreativitas dan perkembangan

    bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar

    membutuhkan perhatian dan dukungan dari

    orang tua dalam menghadapi perkembangan

    yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang

    cukup dan seimbang agar proses berpikir,

    belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi,

    2012).

    Pretasi belajar seseorang dapat dipengaruhi

    oleh teman-teman bergaul. Teman bergaul

    yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri

    siswa begitu juga sebaliknya, teman bergaul

    yang jelek pasti akan memebrikan pengaruh

    yang buruk bagi siswa. Selain itu juga

    kehidupan masyarakat disekitar siswa juga

    berpengaruh terhadap belajar siswa.

    Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang

    tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan

    mempunyai kebiasaan yang kurang baik, akan

    berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang

    berada disitu. Anak (siswa) tertarik untuk ikut

    berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-

    orang yang ada disekitarnya. Akibatnya

    belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa

    kehilangan semangat belajar karena perhatian

    semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke

    perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang

    dilakukan oleh orang-orang yang ada

    disekitarnya (Slameto, 2010).

    Apabila kadar Hb normal atau tidak anemia,

    maka tingkat konsentrasi belajar juga akan

    baik. Hal ini berdampak positif pada prestasi

    belajar anak. Dalam penelitian ini terdapat

    81,4% responden yang memiliki kadar Hb

    normal dan memiliki yang prestasi belajar

    yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Sinaga (2005) pada murid

    SD Negeri No.173728 Lobutua Kecamatan

    Palipi Kabupaten Samosir yang menunjukkan

    bahwa kadar Hb mempengaruhi prestasi

    belajar. Selain kadar Hb darah yang normal,

    faktor-faktor sosial dan nonsosial, prestasi

    belajar juga dipengaruhi oleh sarana dan

    prasarana yang cukup, serta tenaga pengajar

    yang ada disekolah. Sarana dan prasarana yang

    cukup serta tenaga pengajar yang kompeten

    dapat menunjang keberhasilan proses belajar

    itu sendiri. Di samping faktor-faktor internal

    dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar

    juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan

    proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa

    yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan

    belajar deep (tertarik dan merasa

    membutuhkan) misalnya, mungkin sekali

    berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang

    bermutu daripada siswa yang menggunakan

    pendekatan belajar surface (dorongan dari

    luar). Pendekatan belajar dapat dipahami

    sebagai cara atau strategi yang digunakan

    siswa dalam menunjang keefektifan dan

    efisiensi proses pembelajaran tertentu (Syah,

    2010).

    Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,

    maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai

    berikut:

    1. Kadar Feritin pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing

    sebanyak 9,8% responden memiliki kadar

    Feritin rendah dan 90,2 responden

    memiliki kadar Feritin normal

    2. Kadar Hb anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing sebanyak

    3,3% responden memiliki kadar Hb

    rendah dan 96,7% responden dengan

    kadar Hb normal.

    3. Prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing

    sebesar 18% responden memiliki prestasi

    belajar kurang dan 82% responden

    memiliki prestasi belajar yang baik.

  • 7

    4. Tidak terdapat hubungan antara kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak kelas 4

    dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

    Maasing.

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat

    dikemukakan beberapa saran terkait dengan

    tujuan dan manfaat penelitian, antara lain:

    1. Perlu adanya kerjasama lintas sektor antara pihak sekolah, masyarakat dan

    Dinas Kesehatan atau Puskesmas untuk

    melakukan pemeriksaan kesehatan secara

    berkala, terutama penilaian status gizi,

    kadar Feritin dan kadar Hb agar siswa

    yang anemia gizi besi dapat terdeteksi

    lebih cepat.

    2. Pemberian motivasi belajar kepada siswa perlu ditingkatkan terus, baik dari orang

    tua maupun dari pihak sekolah agar hasil

    belajar siswa bisa mencapai pada kategori

    yang baik. Siswa diharapkan dapat

    memberikan motivasi dan semangat

    dalam belajar sehingga mendapatkan nilai

    hasil belajar yang lebih baik.

    3. Bagi peneliti berikut yang sekiranya tertarik untuk melakukan penelitian yang

    sama dengan menambah variabel,

    sebaiknya pemeriksaan kadar Hb

    dilakukan pada waktu bersamaan pada

    saat ujian berlangsung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012a.

    Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana:

    Jakarta.

    Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012b. Peran

    Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

    Kencana: Jakarta.

    Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

    PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

    Annas, M. 2011. Jurnal. Hubungan Kesegaran

    Jasmani, Hemoglobin, Status Gzi dan

    Makan Pagi terhadap Prestasi

    Belajar. Jurnal Media Ilmu

    Keolahragaan Indonesia, ISSN: 2088-

    6802, Vol. 1, Edisi 2, Desember 2011.

    Arisman, MB. 2009. Buju Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2.

    Penerbit Buku Kedokteran EGC:

    Jakarta.

    Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Indonesia. 2010. Gizi dan Kesehatan

    Masyarakat (Edisi Revisi). PT

    Rajagrafindo Persada: Jakarta.

    Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas:

    Jakarta.

    Gibney, MJ, Margetts, BM, Kearney, JM &

    Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan

    Masyarakat. EGC: Jakarta.

    Guyton, AC, dan Hall, JE. 2007. Buku Ajar

    Fisiologi Kedokteran (textbook of

    Medical Physiology) Edisi 11. EGC:

    Jakarta.

    Malonda, NSH, Kapantow, NH, Basuki, A &

    Maarial, N. 2012. Jurnal. Hubungan

    Antara Kejadian Anemia Dengan Hasil

    Belajar Siswi SMP Negeri 11 Manado.

    Buletin IDI Manado,

    ISSN:9772301608001, Vol. I, No. I,

    Juli 2012, hlm. 39-46.

    Masrizal. 2007. Studi Literatur: Anemia Gizi

    Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol

    2. No 1.

    (online) (http:

    //www.jurnalkesmas.com/index.php/ke

    smas/article/view/66/55 diakses 9

    April 2013).

    Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi.

    Alfabeta: Bandung.

    Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan

    Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti:

    Jakarta.

    Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan &

    Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.

    Oktaviana. 2012. Jurnal. Hubungan Kejadian

    Gizi Kurang, Anemia Gizi Besi Dan

    GAKY Dengan Prestasi Belajar.

    Unnes Journal Of Public Health,

    ISSN: 2252-6781, Vol. I, No. 2,

    tahun 2012 Universitas Negeri

    Semarang.

    Saadah, N. dan Santosa. BJ. 2010. Jurnal.

    Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan

    Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di

    SMP Negeri 2 Magetan. Jurnal

    Penelitian Kesehatan Suara Forikes,

    ISSN: 2086-3098, Vol.I, No. 4,

    Oktober 2010, hlm. 306-310.

    Sandjaja, Budiman, B, Herarti, R, Afriansyah,

    N, Soekatri, M, Sofia, G, Suharyati,

    Sudikno, Permaesih, D. 2009. Kamus

    Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.

    Kompas: Jakarta.

    Sediaoetama, AD. 2004. Ilmu Gizi Untuk

    Mahasiswa dan Provesi (jilid I).

    Dian Rakyat: Jakarta.

  • 8

    Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi Untuk

    Mahasiswa dan Provesi (jilid II).

    Dian Rakyat: Jakarta.

    Sinaga, E. 2005. Jurnal. Hubungan Antara

    Kadar Hb Dengan Prestasi Belajar

    Pada Murid SD Negeri No. 173728

    Lobutua Kecamatan Palipi

    Kabupaten Samosir. Jurnal Mutiara

    Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2,

    Desember 2005.

    Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang

    Mempengaruhi. Rineka Cipta:

    Jakarta

    Supariasa, IDN, Bakri, B, & Fajar, I. 2001.

    Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

    Suryabrata, S. 2010. Psikologi Pendidikan.

    Rajawali Pers: Jakarta.

    Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali

    Pers: Jakarta.

    Tandirerung, EU, Mayulu, N, & Kawengian,

    SES. 2013. Jurnal. Hubungan

    Kebiasaan Makan Pagi Dengan

    Kejadian Anemia Pada Murid Sd

    Negeri 3 Manado. Jurnal e-Biomedik

    (eBM), Vol. 1, No. 1, Maret 2013,

    hlm. 53-58.