hygine jsa

Upload: haris-risdiana

Post on 02-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. 1. Latar belakang

    Dengan berkembangnya konsep kesehatan pekerja (Workers

    Health) diharapkan dapat memberikan pengertian yang lebih luas dari

    kesehatan kerja (Occupational Health), maka tidak hanya masalah

    kesehatan yang berkaitan pekerjaan, tapi juga masalah kesehatan umum

    yang mempengaruhi produktivitas kerja.

    Di dunia Internasional, program K3 telah lama diterapkan di

    berbagai sektor industri (akhir abad 18), kecuali di sektor kesehatan.

    Perkembangan K3 tertinggal dikarenakan fokus pada kegiatan kuratif,

    bukan preventif. Fokus pada kualitas pelayanan bagi pasien, tenaga

    profesi di bidang K3 masih terbatas, organisasi kesehatan yang

    dianggap pasti telah melindungi diri dalam bekerja

    Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya

    yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat

    menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah

    segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,

    kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan

    kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-

    Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1

    menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan,

    tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau

    yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan

    dimana terdapat sumber-sumber bahaya.

    Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

    ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain

    dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996).

    Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk

    menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    2/17

    lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa

    nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan dan

    upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi

    sekecil kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya.

    (Soedirman,1989).

    Apabila seseorangpekerja dalam melakukan pekerjaan mengangkat,

    menurunkan dan membawabarang dilakukan secara langsung tanpa

    bantuan alat apapun dapatmenjadi risiko terjadinya kecelakaan pada

    pekerja seperti nyeri atau ciderapadapinggang.LowBackPain (LBP)

    atau nyeripinggang merupakan rasa nyeri yang terjadi di daerah

    punggungbagian bawah dan dapat menjalarkekaki terutamabagian

    belakang dan samping luar. Keluhan utama nyeripinggang akibat

    teknikatausikapkerjayangsalah dapatberupapegaldipinggangyang

    sudah bertahun-tahun,pinggang terasa kaku, sulit digerakkan, dan

    terus-meneruslelah.(Sitorus,1996:57).

    Padatahun1985,WHOmenyatakan bahwa2%-5%darikaryawan

    di negaraindustritiaptahunmengalamiLowBackPain,dan 15%dari

    absenteisme di industribaja serta diperusahaan dagang disebabkan

    karena nyeri pinggang. Data statistik nasional Amerika Serikat

    memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20%pertahun. Pekerjaan

    mengangkatmenjadipenyebab terlazim nyeri pinggangbawah, yang

    menyebabkan 80% kasus. Sebanyak 90% kasus nyeri pinggangbukan

    disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi

    tubuhdalambekerja.Diinggristiaphariada50.000oranglebih tidak

    masuk kerja karena nyeripinggang.Nyeripinggang menyebabkan

    lebih banyak waktu hilang daripadapemogokan kerja, sebanyak 20

    jutaharikerjakarenanya.(Imrie,D.1991:47).

    Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat

    (Accident Facts, 1990), cedera tulang belakang adalah salah satu yang

    paling umum terjadi (22% dari semua kecelakaan kerja yang terjadi)

    dan paling banyak membutuhkan biaya untuk pengobatannya. Salah

    satu penyebab dari cedera ini adalah overload yang dipikul oleh tulang

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    3/17

    belakang (> 60%) dan 60% dari overload ini disebabkan oleh pekerjaan

    mengangkat barang, 20% pekerjaan mendorong atau menarik barang

    dan 20% akibat membawa barang. Disamping itu juga dilaporkan

    bahwa 25% kecelakaan disebabkan karena aktvitas angkat-angkut; 50-

    60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan

    menurunkan material (Pulat,1992). Pekerja yang mengangkat beban

    berat akan mengalami kemungkinan cedera punggung 8 kali lipat dari

    pekerja yang hanya mengangkat barang secara tidak terus menerus.

    Oleh karena itu dibutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip ergonomi

    pada pekerjaan yang menggunakan kemampuan otot. Selain itu juga

    didapat hasil penelitian di Rumah Sakit Dr. Soetomo pada perawat

    akibat salah angkat dan atau angkut dapat menimbulkan cedera

    muskuloskeletal dimana 45,5% perawat yang diteliti pernah mengalami

    cedera punggung (Erwin Dyah N,2006).

    Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri

    manusia secara kodrati, universal dan langgeng sebagai anugerah Tuhan

    Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga untuk

    melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak

    kemerdekaan, hak keamanan, dan hak kesejahteraan yang berfungsi

    untuk menjaga integritas keberadaannya, sehingga tidak boleh

    diabaikan dan dirampas oleh siapapun.

    Salah satu tujuan penegakan hukum adalah terjaminnya hak-hak

    asasi manusia (HAM). Manusia mempunyai kedudukan sentral dalam

    penegakan hukum. Manusia adalah obyek dan subyek dalam rangkapenegakan hukum tersebut. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan

    di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur

    pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja

    yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar

    merupakan salah satu keuntungan dari menerapkanJob Safety Analysis

    (JSA)yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah

    pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    4/17

    (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik

    untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    5/17

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2. 1. Potensi bahaya

    Hazard (bahaya) adalah sifat-sifat intrinsic dari suatu zat atau

    proses yang dapat menyebabkan kerusakan atau membahayakan. Hal

    ini termasuk bahan kimia (toksisitas, korosifitas), fisik (daya ledak,

    listrik, dapat terbakar), biologis (dapat menginfeksi), dan lain-lain.

    Definisi dari hazard (bahaya) mengindikasikan adanya suatu

    ancaman, dan hazard bisa hadir tanpa risiko. Tipetipe hazard adalah

    physical, chemicals, biological, mechanical/electrical, psychological,

    ergonomics.

    meliputi kebisingan, radiasi, Heat stress, Cold stress, getaran,

    tekanan, dll. Chemicals hazard meliputi acute & cronic toxicity,

    corrosive, carcinogen, mutagen,dll. Biological hazard meliputi virus,

    bakteri, jamur dan organism lainnya. Ergonomic hazard berasal dari

    desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk. Psychological

    hazard meliputi stress, kekerasan ditempat kerja, jam kerja yang

    panjang, dll.

    2. 2. Resiko

    Risiko adalahbahaya,akibat ataukonsekuensi yang dapat terjadi

    akibat sebuahproses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan

    datang. Dalam bidangasuransi,risiko dapat diartikan sebagai suatu

    keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak

    dikehendaki dapat menimbulkan suatukerugian

    Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif,

    risiko partikular dan risiko fundamental.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahaya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akibat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsekuensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/wiki/Asuransihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerugian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerugian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerugian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsekuensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akibat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahaya&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Hygine JSA

    6/17

    Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam:

    rugi atau break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau

    kebakaran.

    Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi,

    untung atau break even, contohnya judi.

    Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan

    dampaknya lokal, contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan

    kapal kandas.

    Risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu

    dan dampaknya luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan

    banjir.

    2. 3. Pengertian Jsa

    Sebuah analisis bahaya pekerjaan atau Job Safety Analysis (JSA)

    adalah suatu teknik yang berfokus pada cara untuk mengidentifikasi

    bahaya sebelum ia terjadi. Ini berfokus pada hubungan antara pekerja,

    tugas, alat, dan lingkungan kerja. JSA merupakan identifikasi

    sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat

    diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Idealnya, setelah

    mengidentifikasi bahaya yang tidak terkontrol, anda akan mengambil

    langkah-langkah untuk menghilangkan atau menguranginya ke tingkat

    risiko yang dapat diterima.

    Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah

    dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih

    semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman.

    Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu

    keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) yang

    meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan,

    identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik

    kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk

    mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    7/17

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    8/17

    Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :

    Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah

    dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya

    serius.

    Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.

    Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih

    staf lainnya.

    Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan

    prosedur dan aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan

    Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :

    Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan

    prosedur kerja efisien.

    Membuat kontak keselamatan pekerja.

    Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.

    Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.

    Memberikan instruksipre-jobuntuk pekerjaan luar biasa.

    Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.

    2. 4. Pengembangan Job Safety Analysis

    A. Memilih Pekerjaan

    Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai

    prioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih

    pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harus

    memenuhi faktor berikut ini :

    1) frekuensi kecelakaan.

    Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan

    merupakan prioritas utama dalam JSA

    2) Tingkat cedera yang menyebabkan cacat

    Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke

    dalam JSA

    3)

    Kekerasan potensi

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    9/17

    Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah

    kecelakaan namun mungkin berpotensi untuk menimbulkan

    bahaya

    4)

    Pekerjaan baru

    JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin.

    Analisa tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hampir

    terjadi kecelakaan dapat diatasi

    5) Mendekati bahaya

    Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi

    prioritas JSA.

    B. Membagi Pekerjaan

    Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk

    melakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman,

    mampu dan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan

    tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.

    Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis

    langkah dasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan

    untuk peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal

    pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.

    C. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan Kerja

    Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah

    identifikasi semua bahaya termasuk dalam setiap langkah.

    Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungandan yang berhubungan dngan prosedur kerja. Identifikasi hazard

    meliputi Penilaian tingkat severity (keparahan), likelihood

    (kemungkinan) serta menentukan risk control terhadap hazard yang

    timbul.

    Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk

    setiap tahap:

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    10/17

    1) Adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang

    berbahaya dengan objek pekerjaan ?

    2)

    Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman ?

    3)

    Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk

    atau memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan ?

    4)

    Adakah potensi tergelincir atau tersandung ?

    5) Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi ?

    6) Dapatkah pekerja mencegah bahaya saar kontak dengan sumber

    listrik dan kontak putus ?

    7) Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan

    ?

    8) Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas

    atau radiasi ?

    9) Adakah bahaya ledakan ?

    D. Mengembangkan Solusi

    Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur

    kerja yang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan.

    Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan:

    1) Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan

    2) Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya

    3) Mengubah prosedur kerja

    4) Mengurangi frekuensi pekerjaan.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    11/17

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    Contoh dalam kasus untuk contoh pembuatan JSA ini yaitu

    pekerjaan yang berada di ketinggian, dalam bekerja di ketinggian banyak

    mengandung resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan

    penyakit akibat kerja contohnya dalam aspek fisik, biologi, kimia,

    ergonomic dan psikologi. Untuk mengurangi semua potensi bahaya para

    pekerja yang bekerja di ketinggian maka di buatlah JSA agar kesehatan

    dan keselamatan kerja para tenaga kerja dapat tercapai.

    Gambar Pemasangan Tower

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas seorang pekerja sedang bekerja di

    tempat ketinggian yang dilengkapi alat pelindung diri yang lengkap untuk

    menghindari berbagai macam kecelakan yang tidak diharapkan.

    Alat pelindung diri yang digunakan pada saat bekerja di ketinggian, yaitu:

    1. Tali pengikat, digunakan untuk menghindari sipekerja jatuh dari

    ketinggian.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    12/17

    2. Sarung tangan, digunakan untuk mempermudah genggaman pada saat

    menaiki tower agar tidak keram.

    3.

    Sepatu safety

    Jenis kecelakaan yang terjadi pada pemasangan tower, yaitu:

    1. Pekerja jatuh dari ketinggian.

    2. Kehancuran saat perakitan dan pembongkaran.

    3.

    Terbentur saat lengan berputar atau oleh benda lain.

    4. Jatuhnya beban yang diangkat.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    13/17

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    14/17

    ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA BEKERJA PADA KETINGGIANAN

    Urutan Dasar Langkah Kerja Risiko yang terkait Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang

    direkomendasikan

    1

    2.

    3

    Periksa dan pakai Alat Pelindung

    Diri/APD

    Cek kesehatan

    Periksa kondisi perancah

    1.1

    2.1

    3.1

    Terpeleset jatuh, membentur

    Fobia ketinggian

    Terjatuh

    1.1.1

    1.1.2

    2.1.1

    3.1.1

    Harus menyesuaikan dengan Ikrar Keselamatan

    Perusahaan, kegiatan pertama dan pakai APD untuk

    mengurangi risiko cidera.

    Periksa secara hati-hati saat hendak memakai APD

    Pastikan karyawan telah dilakukan pengecekan ke

    klinik/dokter untuk memastikan kondisi pekerja fit dan

    siap untuk bekerja.

    Jika memakai perancah /scaffolding:

    Perancah yang digunakan harus direkomendasikan

    sesuai standar keselamatan.

    Perancah harus dilengkapi dengan KIP (Kartu Inspeksi

    Peralatan).

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    15/17

    Urutan Dasar Langkah Kerja Risiko yang terkait Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang

    direkomendasikan

    4

    5

    Pasang tangga di tempat kerja

    Naik/turun tangga

    4.1

    4.2

    5.1

    Terjatuh

    Tersengat listrik

    Terpeleset

    4.1.1

    4.2.1

    4.2.2

    5.1.1

    5.1.2

    Saat memeriksa perancah, ceklis inspeksi standar

    harus dipergunakan

    Periksa keadaan fisik perancah dengan cermat dari

    adanya cacat, retakan, terbelah bengkok /

    kerusakan lainnya.

    Bersihkan perancah dari sisa lumpur, tanah, pelumas,

    dan bahan penyebab licin lainnya. Lakukan

    pembersihan dengan hati-hati, gunakan

    majun/sikat.

    Jika memakai tangga, perhatikan landasan tangga

    berada pada tempat yang stabil dan tidak licin yang

    dapat merosotnya tangga.

    Jika bekerja di dekat aliran listrik/kabel, perhatikan jarak

    yang aman sehingga tidak terimbas oleh arus listrik.

    Jangan meninggalkan tangga berdiri tanpa ada

    penjagaan/pengawasan.

    Hati-hati saat naik/turun tangga, gunakan teknik 3 (tiga)

    titik dan jangan terburu-buru.

    Gunakan kedua tangan untuk turun / naik tangga.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    16/17

    6

    7.

    8

    Bekerja di atas perancah

    Bekerja menggunakan Alat bantu

    Angkat (Keranjang Manitou

    Selesai operasi

    5.2

    6.1

    6.2

    6.3

    7.1

    7.2

    7.3

    7.4

    8.1

    Kejatuhan barang

    Terpeleset, Terjatuh

    Kejatuhan

    Tersengat listrik

    Terjatuh

    Terbentur

    Tersengat listrik

    Terjepit

    Kejatuhan

    5.2.1

    6.1.1

    6.2.1

    6.3.1

    7.1.1

    7.2.1

    7.3.1

    7.4.1

    81.1

    Gunakan tas perkakas selalu kedua tangan untuk

    memegang pada saat naik/turun.

    Jika bekerja di atas 2 meter dari pemukaan tanah, harus

    memakai sabuk/tali keselamatan.

    Pakailah kantong peralatan sehingga perkakas tidak

    mudah jatuh.

    Hati-hati jika bekerja di dekat kabel/ aliran listrik.

    Pastikan Safety Full body Harness terpasang dan di

    sangkutkan ke handrill yang ada di area backet angkut.

    Pastikan pada saat pengangkatan harus ada rigger

    sebagai pemberi aba-aba pada saat pengangkatan.

    Pastikan sumber listrik yang ada diareal papan baleho

    telah di isolasi agar tidak ada tegangan listrik.

    Pada saat pemasangan dari keranjang angkut pastikan

    posisi tangan dan tubuh pada posisi yang aman antara

    keranjang dan posisi papan baleho.

    Hati-hati saat turun dari platform perancah, pastikan

    mempunyai pijakan yang stabil dan kembalikan alat,

    peralatan ke tempat semula.

  • 8/10/2019 Hygine JSA

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Higine perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), dari DR. sumamur P.K., Msc, yang

    diterbitkan Sagung Seto, 2009

    Kesehatan kerja, dari J. M. Harrington & F. S. Gill, yang diterbitkan EGC, 2005

    Manajemen resiko, dari Ramli Soehatman, yang diterbitkan, Dian Rakya, 2010

    Health and Safety Programs. Canadian Centre for Occupational Health & Safety. Date

    Modified: 2008-05-29 [cited on April 10th 2012] [online]. Available from :

    http://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/job-haz.html?print

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007

    http://www.ccohs.ca/http://www.ccohs.ca/http://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/job-haz.html?printhttp://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/job-haz.html?printhttp://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/job-haz.html?printhttp://www.ccohs.ca/