hutan boreal

5
Hutan Boreal 1. Kondisi Tanah Hutan boreal ini tumbuh di daerah dingin, atau sejuk, beriklim lembab dari kontinetal. Hutan boreal atau hutan taiga berkembang di daerah lintang tinggi dengan kawasan lingkar kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah tropika. Hutan ini ditumbuhi oleh jenis pohon berdaun jarum, dimana di kawasa memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang. Veg berkembang di daerah ini hanya satu jenis spesies saja yaitupohon spruce, alder, birch dan juniper. Permukaan tanah hutan ini umumny lumut kerak yang tebal. a. urah Hujan urah hujan antara !"#$#%% mm&tahun, umumnya turun sebagai salju. '(apor potensial adalah rendah sehingga hujan adalah sangat e)ekti). b. *uhu *uhu rata$rata dari bulan$bulan terpanas adalah 1% o . +asa pertumbuhan berjalan sekitar !$ bulan Penyinaran rendah. Pada musim panas berhari panjang. *e pada musim dingin (frost). c. Kecepatan -ngin Kecepatanangina menurun akibat kehadiran pepohonan. i bawah kanopi kelembaban relati(e tinggi sehingga kekeringan )isiologi tidak mungkin te /. 0okasi Hutan Boreal aerah -laska -merika 2tara, *kandina(ia 'ropa 2tara, dan *iberia$3usia. !. 4ungsi 'kosistem Hutan Boreal ikenal juga sebagai hutan koni)er belahan bumi utara atau 5taiga5, menempa mulai dari perbatasan dengan tundra sampai sekitar 7%% km ke sebelah selatan. a. Produkti(itas Produkti(itas rendah, sekitar !.%%% kkal&m / &tahun, dibandingkan dengan bentuk hutan lainnya, akibat dari musim tumbuh yang pendek dan rendahnya masukk energi. Penutupan (egetasi yang menerus menghasilkan laju produkti(itas relati(e tinggi untuk iklim seperti itu, karena hutan ini 8koni)er9 memiliki permukaan yang e)ekti) untuk )otosintesis. Hal ini akibat dari rapat, bentuk pohon yang lonjog sehingga mencegah saling mentupi, dan wa tajuk gelap mampu menyerap cahaya yang tinggi. b. 3antai +akanan 3antai makanan pendek dan mempunyai sedikit tingkat tropic. 4auna keanekaragamannya rendah dan mempunyai biomasa yang kecil. Produkti(itas

Upload: aldhi-van-zantaniz

Post on 07-Oct-2015

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hutan Boreal

TRANSCRIPT

Hutan Boreal 1. Kondisi TanahHutan boreal ini tumbuh di daerah dingin, atau sejuk, beriklim lembab dari pedalaman kontinetal. Hutan boreal atau hutan taiga berkembang di daerah lintang tinggi dekat dengan kawasan lingkar kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah hutan tropika. Hutan ini ditumbuhi oleh jenis pohon berdaun jarum, dimana di kawasan ini memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang. Vegetasi yang berkembangdi daerah ini hanya satu jenis spesies saja yaitupohonspruce,alder,birchdanjuniper. Permukaan tanah hutan ini umumnya tertutup lumut kerak yang tebal.a. Curah HujanCurah hujan antara 375-500 mm/tahun, umumnya turun sebagai salju. Evaporasi potensial adalah rendah sehingga hujan adalah sangat efektif.b. SuhuSuhu rata-rata dari bulan-bulan terpanas adalah 10oC. Masa pertumbuhan berjalan sekitar 3-4 bulan Penyinaran rendah. Pada musim panas berhari panjang. Sering pada musim dingin (frost).c. Kecepatan Angin Kecepatan angina menurun akibat kehadiran pepohonan. Di bawah kanopi kelembaban relative tinggi sehingga kekeringan fisiologi tidak mungkin terjadi.2. Lokasi Hutan BorealDaerah Alaska Amerika Utara, Skandinavia Eropa Utara, dan Siberia-Rusia.3. Fungsi Ekosistem Hutan BorealDikenal juga sebagai hutan konifer belahan bumi utara atau taiga, menempati zona mulai dari perbatasan dengan tundra sampai sekitar 800 km ke sebelah selatan.a. ProduktivitasProduktivitas rendah, sekitar 3.000 kkal/m2/tahun, dibandingkan dengan bentuk hutan lainnya, akibat dari musim tumbuh yang pendek dan rendahnya masukkan energi. Penutupan vegetasi yang menerus menghasilkan laju produktivitas yang relative tinggi untuk iklim seperti itu, karena hutan ini (konifer) memiliki permukaan yang efektif untuk fotosintesis. Hal ini akibat dari penutupan yang rapat, bentuk pohon yang lonjog sehingga mencegah saling mentupi, dan warna tajuk gelap mampu menyerap cahaya yang tinggi.b. Rantai MakananRantai makanan pendek dan mempunyai sedikit tingkat tropic. Fauna keanekaragamannya rendah dan mempunyai biomasa yang kecil. Produktivitas primer berkaitan dengan musim mengakibatkan naik-turunnya populasi berbagai hewan.c. Siklus NutrisiSiklus pendek dan kurang subur. Pohon konifer tidak terlalu menyenangi nutrisi. Sampah daun memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Penguraian dengan proses yang lambat dan menghasilkan rumus mor. Tegakan yang besar dan berumur panjang menahan nutrisi dalam materi organic yang cukup lama. Tetapi pohon konifer menjatuhkan daunnya secara menerus sehingga secara tetap mengembalikan nutrisi ke ekosistem.d. Tanah Hutan boreal diasosiasikan dengan podsol, dengan perkembangan horizon yang baik. Nutrisi kurang, keadaan asam, keadaan air menembus tanah mengakibatkan tercucinya lapisan permukaan tanah. Sampah dun menumpuk di permukaan. Fauna tanah terdiri dari hewan kecil, seperti cacing, laba-laba, dan siput.4. Ototrof hutan borealKomunitasnya homogen dan rendah keanekaragamannya. Hutan mengandung sedikit pepohonan yang dominan, kebanyakan mempunyai penyebaran yang luas. Contohnya pinus, spruce, dan fir diketemukan dimana-mana. Mereka membentuk kanopi yang jarang dengan pertumbuhan vegetasi bawah yang terbatas, dan jarang pula. Perdu-perdu yang biasa tumbuh berupa laurel, dogwood, dan willow. Sedikit sekali tumbuhan herba, seperti cornel yang kerdil dan buttercup. Hutan boreal dengan cepat berubah menjadi pendek semakin mengarah ke utara, sehingga memberikan kemungkinan untuk hidupnya birch dan larch yang membentuk ekosistem peralihan atau ekoton dengan tundra.

Hutan Alami / Hutan PrimerPengertian dari Hutan Alam adalah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon secara alami dan sudah ada sejak dulu kala. Hutan alam yang dapat bertahan tanpa ada campur tangan manusia atau pun tidak terjadi eksploitasi hutan disebut hutan primer. Hutan Primer terpelihara dengan baik sering disebut Hutan Perawan atau Virgin Forest. Sedangkan hutan yang telah terdapat intervensi manusia didalamnya atau juga faktor bencana alam dapat terbentuk hutan alam sekunder.Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, tetapi semakin hari luasan hutan alam ini terus berkurang. Hutan alam Indonesia pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae, yang merupakan jenis kayu yang laku di pasaran, sehingga hutan alam ini merupakan sasaran eksploitasi.Komposisi jenis penyusun hutan alam di Indonesia berbeda-beda tergantung lokasi tempat tumbuhnya hutan tersebut. Jenis-jenis pohon di hutan alam Indonesia bagian barat berbeda dengan Indonesia bagian timur walaupun ada juga jenis yang menyebar luas dari barat sampai ke timur. Ada beberapa zone tumbuhan hutan alam di Indonesia yaitu zone hutan alam bagian barat, zone hutan alam bagian timur dan zone peralihanHutan BuatanHutan Buatan adalah sebuah hutan yang keberadaannya bukan disebabkan karena kejadian alam. Melainkan muncul karena sengaja diciptakan dan dibudidayakan oleh manusia. Karena itu, hutan ini memilki karakter dan jenis yang berbeda dari hutan alam yang tumbuh dan muncul karena alam tanpa campur tangan manusia. Berbeda dengan hutan alam keberadaan hutan buatan lebih mudah untuk diklasifikasikan. Karena hutan ini cendrung memilki karakteristik yang homogen. Homogentitas ini meliputi masalah jenis tanaman, umur tanaman, metode penanamannya.Jenis Huatan BuatanAda beberapa jenis hutan buatan adalah :1. Hutan Karet2. Hutan Pinus3. Hutan Jati4. Hutan TusamFungsi hutan Buatan1. Memenuhi kebutuhan industry manusia2. Penyeimbang alam3. Penghijauan4. WisataHutan GambutHutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam dengan pH 3,5 - 4,0. Hal itu tentunya menjadikan tanah sangat miskin hara. Menurut Indriyanto (2005), hutan gambut didefinisikan sebagai hutan yang terdapat pada daerah bergambut ialah daerah yang digenangi air tawar dalam keadaan asam dan di dalamnya terdapat penumpukan bahan bahan tanaman yang telah mati. Ekosistem hutan gambut merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang cukup unik karena tumbuh di atas tumpukan bahan organik yang melimpah. Daerah gambut pada umumnya mengalami genangan air tawar secara periodik dan lahannya memiliki topografi bergelombang kecil sehingga menciptakan bagian-bagian cekungan tergenang air tawar. Arief (1994) mengemukakan bahwa gambut itu terjadi pada hutan-hutan yang pohonnya tumbang dan tenggelam dalam lumpur yang hanya mengandung sedikit oksigen, sehingga jasad renik tanah sebagai pelaku pembusukan tidak mampu melakukan tugasnya secara baik. Akhirnya bahon-bahan organik dari pepohonan yang telah mati dan tumbang tertumpuk dan lambat laun berubah menjadi gambut yang tebalnya bisa mencapai 20 m. Menurut Irwan (1992), gambut adalah suatu tipe tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan (akar, batang, cabang, ranting, daun, dan lainnya) dan mempunyai kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Permukaan gambut tampak seperti kerak yang berserabut, kemudian bagian dalam yang lembap berisi tumpukan sisa-sisa tumbuhan, baik itu potongan-potongan kayu besar maupun sisa-sisa tumbuhan lainnya. Anwar dkk. (1984 dalam Irwan, 1992) mengemukakan bahwa gambut dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu gambut ombrogen dan gambut topogen. 1. Gambut ombrogen Bentuk gambut ini umum dijumpai dan banyak ditemukan di daerah dekat pantai dengan kedalaman gambut mencapai 20 m. Air gambut itu sangat asam dan sangat miskin hara (oligotrofik) terutama kalsium karena tidak ada zat hara yang masuk dari sumber lain, sehingga tumbuhan yang hidup pada tanah gambut ombrogen menggunakan zat hara dari gambut dan dari air hujan. 2. Gambut topogen Bentuk gambut seperti ini tidak sering dijumpai, biasanya terbentuk pada lekukan-lekukan tanah di pantai-pantai (di balik bukit pasir) dan di daerah pedalaman yang drainasenya terhambat. Air gambut ini bersifat agak asam dan mengandung zat hara agak banyak (mesotrofik). Tumbuhan-tumbuhan yang hidup pada tanah gambut topogen masih mendapatkan zat hara dari tanah mineral, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Tipe ekosistem hutan gambut ini berada pada daerah yang mempunyai tipe iklim A dan B (tipe iklim menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson), pada tanah organosol yang memiliki lapisan gambut setebal lebih dari 50 cm (Santoso,1996; Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976). Hutan gambut itu pada umumnya terletak di antara hutan rawa dan hutan hujan. Vegetasi yang menyusun ekosistem hutan gambut merupakan spesies-spesies tumbuhan yang selalu hijau (evergreen). Spesies-spesies pohon yang banyak dijumpai di dalam ekosistem hutan gambut antara lain Alstonia spp., Dyera spp., Durio carinatus, Palaquium spp., Tristania spp., Eugenia spp., Cratoxylon arborescens, Tetramerista glabra, Dactyloeladus stenostachys, Diospyros spp., dan Myristica spp. Khusus di Kalimantan dan Sumatra Selatan, pada ekosistem hutan gambut banyak dijumpai Gonystylus spp.