hukum perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

61
MAKALAH PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PERISTIWA PEMUKULAN PENGEMUDI GOJEK OLEH OJEK PANGKALAN HUKUM PERDATA DAN DAGANG DISUSUN OLEH : FITRIANA VERINSKA 1406635594 DWIKY FITRIANSYAH PAHLAWAN 1406635631

Upload: kagaminepipit

Post on 20-Feb-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas UTS semester 3 Adm.Perkantoran dan Sekretari

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

MAKALAH

PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PERISTIWA

PEMUKULAN PENGEMUDI GOJEK OLEH OJEK PANGKALAN

HUKUM PERDATA DAN DAGANG

DISUSUN OLEH :

FITRIANA VERINSKA 1406635594

DWIKY FITRIANSYAH PAHLAWAN 1406635631

ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARI

PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

PENDAHULUAN................................................................................................................................ iii

1. LATAR BELAKANG.............................................................................................................. iii

2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................iii

3. TUJUAN................................................................................................................................... iii

BAB I....................................................................................................................................................1

PERISTIWA JATUHNYA CRANE DI MASJIDIL HARAM..............................................................1

1. KRONOLOGIS.............................................................................................................................1

2. PENYEBAB JATUHNYA CRANE..............................................................................................1

3. AKIBAT YANG DIALAMI JAMAAH HAJI...............................................................................2

BAB II...................................................................................................................................................3

ANALISIS HUKUM.............................................................................................................................3

1. PERBUATAN MELAWAN HUKUM..........................................................................................3

2. PERBUATAN MELAWAN HUKUM KARENA KELALAIAN.................................................4

2.1 KELALAIAN BERAT..............................................................................................................6

3. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM..............................7

3.1 PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN..........10

PENUTUP...........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

i

Page 3: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,

serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perbuatan

Melawan Hukum dalam Peristiwa Pemukulan GOJEK oleh Ojek Pangkalan” dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Dosen mata

kuliah Hukum Dagang dan Perdata.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kami mengenai unsur-unsur hukum yang terkandung dalam suatu

peristiwa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan.

 

Depok, 21 Oktober 2015 

Penyusun

ii

Page 4: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perisitiwa pemukulan pengemudi GOJEK oleh ojek pangkalan marak terjadi

dalam setahun ini (2015). Di beberapa wilayah Jabodetabek dan Bandung pernah

terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ojek pangkalan terhadap pengemudi

GOJEK. Khususnya daerah Bundara Cibiru, Bandung yang telah terjadi beberapa kali

tindakan kekerasan berupa pemukulan yang dilakukan oleh ojek pangkalan daerah

tersebut.

Peristiwa ini menimbulkan munculnya beberapa unsur hukum. Sehingga,

perlu adanya tindakan hukum yang sesuai berdasarkan penyebab kejadian dan

besarnya kerugian yang dialami oleh pengemudi GOJEK.

2. RUMUSAN MASALAH

Pokok-pokok masalah dalam makalah ini adalah:

1. Kronologis peristiwa pemukulan pengemudi GOJEK oleh ojek pangkalan

2. Penyebab atau dasar dari tindakan kekerasan yang dilakukan ojek

pangkalan

3. Kerugian yang dialami oleh pengemudi GOJEK akibat peristiwa tersebut

4. Analisis berdasarkan ilmu hukum perdata.

3. TUJUAN

Mengenali, mengetahui, menganalisis unsur-unsur hukum dalam suatu

peristiwa, yaitu pemukulan pengemudi GOJEK oleh ojek pangkalan di daerah

bundaran Cibiru, Bandung.

iii

Page 5: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

BAB I

PERISTIWA PEMUKULAN PENGEMUDI GOJEK OLEH

OJEK PANGKALAN

1. KRONOLOGIS

Di Kota Bandung, hari Kamis 22 Oktober 2015 terjadi tindakan

kekerasan oleh pengemudi ojek pangkalan kepada ojek berbasis aplikasi

yaitu GOJEK. Tindakan kekerasan terjadi beberapa kali pada hari itu.

Tercatat adanya empat kejadian dugaan penganiayaan, yaitu:

a. Pukul 06.00 WIB seorang pengemudi Gojek dipesan oleh seorang

penumpang perempuan di Jalan Manisi Kelurahan Pasirbiru

Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Setelah tiba di lokasi

penjemputan, suami perempuan tersebut berniat mengantar dengan

menggunakan sepeda motor untuk memastikan keamananan

mereka hingga ke Jalan AH Nasution, dekat bunderan Cibiru.

Namun di tengah perjalanan, laju sepeda motor tersebut dihadang

oleh sekelompok orang tak dikenal. Diduga mereka adalah ojek

yang biasa beroperasi di daerah tersebut. Sempat terjadi pemukulan

terhadap pengemudi GOJEK, bernama Iman serta Sutiono, suami

dari perempuan yang memesan Gojek tersebut. Pemukulan

dilakukan dengan tangan kosong, tidak menggunakan alat.

b. Pukul 10.30 WIB sekitar tiga puluh pengemudi GOJEK

mendatangi Polsek Panyileukan untuk menuntut pengusutan atas

dugaan kekerasan tersebut. Satu jam berselang, mereka kemudian

membubarkan diri dan kembali bekerja. Sebagian besar dari

mereka mengarah ke barat atau menuju Kota Bandung. Usai

membubarkan diri menuju Kota Bandung, saat melewati bundaran

1

Page 6: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Cibiru, para pengendara GOJEK kembali diadang oleh sekelompok

pengendara motor yang diduga pengemudi ojek pangkalan.

Untuk menghindari kerumunan tersebut, salah satu pengemudi

Gojek bernamaTaufik, sempat terjatuh dan bersembunyi masuk ke

dalam salah angkutan umum dengan rute trayek Cicadas-Cibiru.

Akan tetapi, tanpa alasan sopir angkot FH melakukan pemukulan

kepada Taufik dengan menggunakan gelas di bagian kepala

belakang. Akibat pemukulan pada bagian belakang tubuhnya

dengan gelas, diketahui bahwa waktu itu pelaku sedang ngopi, jadi

korban dipukul di bagian belakang menggunakan gelas kopi itu.

c. Pukul 12.00 WIB pengemudi GOJEK bernama Deni mengalami

dugaan kekerasan yang terjadi di pintu masuk komplek perumahan

Graha Panyileukan. . Deni kemudian melaporkan tindak

kekerasaan yang ia alami ke Polsek Panyileukan.

d. Pukul 15.45 WIB dugaan kekerasan menimpa pengemudi GOJEK

bernama Andreansyah. Saat masuk ke Jalan Manisi, sejumlah

orang menghadang laju sepeda motor Andreansyah yang tengah

mengangkut seorang penumpang. Tanpa sebab yang jelas,

sejumlah orang langsung memukulinya hingga sepeda motor yang

dibawanya jatuh. Sebagian besar tidak membawa alat, tapi terlihat

satu orang yang membawa balok kayu.

e. Mengetahui empat rekan pengemudi GOJEK mengalami dugaan

tindak kekerasan, ratusan pengemudi GOJEK mendatangi

Mapolsek Panyileukan untuk menuntut pengusutan kasus tersebut.

Setelah itu, para pengemudi GOJEK tersebut berkonvoi ke arah

Barat. Serangan balasan tersebut dapat diantisipasi dan dihentikan

oleh Kapolresta Bandung dengan cara pembubaran berkumpulnya

pengemudi GOJEK di pangkalan ojek Manisi Cibiru.

2

Page 7: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

2. PENYEBAB ATAU DASAR DARI TINDAKAN KEKERASAN

Berdasarkan laporan VIVA .co.id oleh Jhon Hendra, yang menjadi

penyebab penganiayaan tiga pengemudi GOJEK dan seorang penumpang

adalah karena pengemudi GOJEK merebut penumpang ojek di dalam

kompleks di Jalan Manisi Cibiru, Kota Bandung. Selain itu pemukulan

terjadi lantaran pengemudi GOJEK masuk ke kompleks dan dinilai telah

melanggar perjanjian yang sebelumnya telah disepakati. Namun, karena

belum adanya konfirmasi dari pengemudi GOJEK mengenai perjanjian

tersebut, belum dapat dipastikan adanya unsur pelanggaran perjanjian atau

wanprestasi. Maka dasar dari tindakan kekerasan ini menurut Ridwan

Kamil, walikota Bandung adalah dikarenakan masalah komunikasi yang

tidak terjalin khususnya berkenaan dengan isu sosial yang akhirnya

menimbulkan persoalan sosial yaitu kecemburuan oleh ojek pangkalan

karena ojek berbasis aplikasi ini dinilai mendapat lebih banyak

penumpang daripada mereka sehingga berbuntut perasaan “terebut”

rezekinya oleh pengemudi-pengemudi GOJEK yang melintas di dekat

wilayah pangkalannya.

3. KERUGIAN YANG DIALAMI KORBAN

Kerugian akibat oleh kekerasan dalam bentuk pemukulan yang

dilakukan oleh ojek pangkalan daerah Bundara Cibiru terhadap korban

(pengemudi GOJEK dan suami dari pemesan GOJEK) adalah:

a. Akibat peristiwa tersebut, Iman mengalami luka di bagian pelipis

kanan, sedangkan Sutiono mengalami luka di bagian kepala.

b. Taufik dibawa ke RSUD Ujung Berung untuk perawatan medis

karena luka pada bagian kepala belakang.

c. Andreansyah mengalami luka di bagian pelipis kiri dan segera

diamankan ke Polsek Panyileukan beserta sepeda motor yang

dikendarainya.

3

Page 8: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

BAB II

PERBUATAN MELAWAN HUKUM

1. KONSEP PENGERTIAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM DAN

MAKNANYA

Perbuatan hukum tidaklah sama dengan perbuatan pidana. Yang

dimaksudkan perbuatan melawan hukum disini dalam bidang keperdataan.

Demikian juga dengan perbuatan melawan hukum oleh penguasa negara

(onrechmatige overheidsdaad) juga memiliki, arti dan konotasi yang

berbeda.

Dalam bahasa Belanda, istilah "perbuatan melawan hukum" ini

disebut dengan "onrechmatige daad" atau dalam bahasa Inggris disebut

dengan "tort". Kata “tort” diambil dari kata latin "torquere" atau "tortus"

dari bahasa Prancis. Kata "tort" dapat juga diartikan sebagai "salah"

(wrong). Seiring berjalannya waktu, kata “tort” itu berkembang

sedemikian rupa sehingga berarti kesalahan perdata yang bukan berasal

dari wanprestasi kontrak.

Sehingga pada prinsipnya, perbuatan melawan hukum adalah

untuk dapat tercapai seperti pribahasa Latin, yaitu: juris praecepta sunt

haec; honeste vivere, alterum non laedere, suum cuique tribuere

(semboyan hukum adalah hidup secara jujur, tidak merugikan orang lain;

dan memberikan orang lain haknya).

Awalnya, perbuatan melawan hukum dianggap sebagai kumpulan

pengertian-pengertian hukum yang berserak-serakan dan tidak termasuk ke

dalam kesalahan dalam bidang perdata. Pada abad ke-19 , perbuatan

melawan hukum diperhitungkan sebagai sebuah bidang hukum tersendiri

dan dikenal dengan istilah “tort”.

Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, perbuatan melawan hukum

adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang

yang karena salahnya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.

4

Page 9: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Ada juga yang mengartikan perbuatan melawan hukum sebagai

suatu kumpulan dari prinsip-prinsip hukum yang bertujuan untuk

mengontrol atau mengatur perilaku berbahaya, untuk memberikan

tanggung jawab atas suatu kerugian yang terbit dari interaksi sosial, dan

untuk menyediakan ganti rugi terhadap korban dengan suatu gugatan yang

tepat (Keeton, et al, 1983:1) .

Beberapa definisi lain tentang perbauatan melawan hukum adalah

sebagai berikut. (Keeon, et al, 1984:1-2).

1. Tidak memenuhi sesuatu yang menjadi kewajibannya selain dari

kewajiban kontraktual atau kewajiban quasi kontracktual yang

menerbiatkan hak untuk ganti rugi.

2. Suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang mengakibatkan

timbulnya kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu

hubungan hukum, dimana perbuatan atau tidak berbuat tersebut,

baik merupakan suatu perbuatan biasa maupun perbuatan suatu

kecelakaan.

3. Tidak memenuhi suatu kewajiban yang dibebankan oleh hukum,

kewajiban mana yang ditujukan terhadapa setiap orang pada

umumnya, dan dengan tidak memenuhi kewajibannya tersebut

dapat dimintakan suatu ganti rugi.

4. Suatu kesalahan perdata (civil wrong) terhadap mana suatu ganti

kerugian dapat dituntut yang bukan merupakan wanprestasi

terhadap kontral, atau wanprestasi terhadap kewajiban trust,

ataupun wanprestasi terhadap kewajiban equity lainnya.

5. Suatu kerugian yang tidak disebabkan oleh wanprestasi terhadap

kontrak, atau lebih tepatnya, merupakan suatu perbuatan yang

merugikan hak-hak orang lain yang diciptakan oleh hukum yang

tidak terbit dari hubungan kontraktual.

5

Page 10: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

6. Sesuatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang secara

bertentangan dengan hukum melanggar hak orang lain yang

diciptakan oleh hukum, dan karenanya suatu ganti rugi dapat

dituntut oleh pihak yang dirugikan.

7. Perbuatan melawan hukum bukan suatu kontrak, seperti juga kimia

bukan suatu fisika atau matematika.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hukum tentang

perbuatan melawan hukum merupakan suatu hal yang berat dan rumit

yang memproses pemindahan beban resiko dari pundak korban ke pundak

pelaku perbuatan tersebut. Namun, rasa kepuasan terhadap doktrin-doktrin

hukum mengenai perbuatan melawan hukum, mendorong masyarakat

berinisiatif mencari model alternatif yang dianggap lebih efektif dan

efisien, antara lain sebagai berikut:

1. Sistem kompensasi dalam bentuk asuransi.

2. Sistem kompensasi yang didasari pada pembiayaan lewat

pembayaran pajak.

3. Sistem sosial security.

4. Sistem kompensasi pekerja.

2. PENGERTIAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM SEBELUM

DAN SETELAH TAHUN 1919

Secara klasik, perbuatan dalam istilah perbuatan melawan hukum

adalah:

- Nonfeasance, yakni merupakan tidak berbuat sesuatu yang

diwajibkan oleh hukum.

- Misfeance, yakni merupakan perbuatan yang dilakukan secara

salah, yang mana merupakan kewajibannya atau merupakan

perbuatan yang dia mempunyai hak untuk melakukannya.

- Malfeasance, yakni merupakan perbuatan yang dilakukan padahal

pelakunya tidak berhak untuk melakukannya.

6

Page 11: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

(William C. Robinson, 1882:127)

Pada zaman dahulu, pengadilan menafsirkan melawan hukum

hanya sebagai pelanggaran dari pasal-pasal hukum tertulis semata-mata

(pelanggaran perundang-undangan yang berlaku), tetapi sejak tahun 1991

terjadi perkembangan di negeri Belanda, dengan mengartikan perkataan

melawan hukum bukan hanya untuk pelanggaran perundang-undangan

tertulis semata-mata, melainkan melingkupi setiap perlanggaran terhadap

kesusilaan atau kepantasan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Sejak

tahun 1919 tersebut, Belanda dan Indonesia sudah mengartikan perbuatan

melawan hukum secara luas, yakni mencakup dari perbuatan-perbuatan

sebagai berikut:

1. Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain.

Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain

(inbreuk op eens anders recht) termasuk kedalam salah satu

perbuatan yang dilarang oleh Pasal 1365 KUH Perdata. Hak-hak

yang dilanggar tersebut adalah hak-hak seseorang yang diakui oleh

hukum, tetapi tidak terbatas pada hak-hak sebagai berikut:

Hak-hak pribadi (persoonlijkheidsrechten).

Hak-hak Kekayaan (vermogensrecht).

Hak atas kebebasan.

Hak atas kehormatan dan nama baik.

2. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri.

Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum

(rechtsplicht)dari pelakunya juga termasuk dalam kategori

perbuatan melawan hukum. Yang dimaksud dengan kewajiban

hukum ialah bahwa suatu kewajiban yang diberikan oleh hukum

terhadap seseorang, baik hukum tertulis maupun hukum tidak

tertulis.

3. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan.

7

Page 12: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Tindakan kesusilaan yang telah telah diakui sebagai hukum

tidak tertulis juga dianggap sebagai perbuatan melawan hukum.

Apabila ada suatu tindakan melanggar kesusilaan tersebut

menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pihak yang menderita

kerugian tersebut dapat menuntut ganti rugi berdasarkan atas

perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUH Perdata).

4. Perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian atau keharusan

dalam pergaulan masyarakat yang baik.

Perbuatan ini disebut dengan istilah zorgvuldigheid, juga

dianggap sebagai suatu perbuatan melawan hukum. Bila seseorang

melakukan tindakan yang merugikan orang lain, tidak secara

melanggar pasal-pasal dari hukum tertulis, masih memungkinkan

adanya perbuatan melawan hukum, karena tindakannya tersebut

bertentangan dengan prinsip kehati-hatian dalam suatu pergaulan

di masyarakat. Kehati-hatian dalam masyarakat tersebut tentunya

tidak tertulis, tetapi diakui oleh masyarakat itu sendiri.

3. PENYALAHGUNAAN HAK

Penyalahgunaan hak atau disebut juga misburik van recht

merupakan suatu perbuatan melawan hukum. Yang dimaksud dengan

penyalahgunaan hak ini adalah suatu perbuatan yang didasarkan atas

wewenang yang sah dari seseorang yang sesuai dengan hukum yang

berlaku, tapi perbuatan tersebut dilakukan secara menyimpang atau dengan

maksud lain dari tujuan hak tersebut diberikan. Contoh kasusnya seperti

kasus colmar atau dikenal juga dengan kasus cerobong asap. Seseorang

memasang cerobong asap di rumahnya sendiri yang nyatanya

dimaksudkan untuk menghalang-halangi pemandangan rumah

tetangganya, sehingga merugikan tetangga tersebut. Padahal, cerobong

asap tersebut tidak memiliki manfaat bagi pemiliknya.

8

Page 13: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

4. UNSUR-UNSUR DARI PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Menurut Kartini Muljadi, suatu perbuatan melawan hukum

mengandung beberapa unsur sebagai berikut:

1. Perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum.

Yang dimaksud sebagai melanggar hukum tidak semata-mata

didasarkan pada suatu ketentuan atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku, tetapi juga meliputi pelanggaran terhadap

kesusilaan dan kepatutan yang berlaku dalam suatu masyarakat.

2. Perbuatan tersebut merugikan orang lain.

3. Adanya unsur kesalahan dalam perbuatan yang merugikan tersebut.

(Kartini, 2003) *citation*

Berikut penjelasan dari masing-masing unsur perbuatan melawan

hukum menurut Kartini Muljadi, yaitu sebagai berikut:

1. Perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum

Unsur-unsur yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Perbuatan yang melanggar undang-undang yang berlaku.

b. Yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum.

c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si

pelaku.

d. Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam

bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain.

2. Perbuatan tersebut merugikan orang lain.

Hal ini merupakan syarat agar gugatan berdasarkan Pasal 1365

KUH Perdata dapat dipergunakan. Berbeda dengan kerugian

wanprestasi yang hanya mengenal materiil, maka kerugian karena

perbuatan melawan hukum di samping kerugian materiil,

yurispruensi juga mengakui konsep kerugian immaterial, yang juga

akan dinilai dengan uang.

3. Adanya unsur kesalahan dalam perbuatan yang merugikan tersebut.

9

Page 14: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Kesalahan yang disyaratkan oleh hukum dalam perbuatan melawan

hukum, baik kesalahan dalam arti kesalahan hukum maupun

kesalahan sosial. Dalam hal ini hukum menafsirkan kesalahan

sebagai suatu kegagalan seseorang untuk hidup dengan sikap yang

ideal, yakni dengan sikap yang biasa dan normal dalam suatu

pergaulan masyarakat. Sikap yang demikian kemudian mengkristal

dalam istilah hukum yang disebut dengan standar manusia yang

normal dan wajar (reasonable man).

Syarat kesalahan merupakan unsur mutlak berlakunya suatu

ketentuaan yang ada pada Pasal 1365 KUH Perdata, dalam hal unsur

kesalahan tidak ditemukan, maka berlakulah ketentuan Pasal 1366 KUH

Perdata yang menyatakan bahwa:

“Setiap orang bertanggung jawab, tidak saja untuk kerugian yang

disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang

disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya”.

10

Page 15: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

BAB III

PERBUATAN MELAWAN HUKUM DENGAN UNSUR

KESENGAJAAN

1. UNSUR-UNSUR KESENGAJAAN DALAM PERBUATAN

MELAWAN HUKUM DAN CIRI-CIRI MANUSIA TIDAK

BERADAB.

Diketahui dalam Pasal 1356 KUH Perdata mensyaratkan adanya

unsur kesalahan (schuld) terhadap suatu perbuatan melawan hukum.

Kesalahan tersebut dianggap ada apabila memenuhi salah satu dari 3 (tiga)

syarat berikut:

1. Ada unsur kesengajaan.

2. Ada unsur kelalaian

3. Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf, seperti keadaan

overmacht, membela diri, tidak waras, dan lain-lain.

Bila dibuat suatu perbandingan derajat antara hukum yang

dilakukan dengan unsur kelalaian, maka perbuatan melawan hukum yang

dilakukan dengan unsur kesengajaan derajat kesalahannya lebih tinggi.

Karena perbuatan melawan hukum yang dilandasi dengan kesengajaan

memiliki arti yang lebih serius dibandingkan hanya sekedar kelalaian

belaka.

Seiring berjalannya waku, perkembangan pun terjadi dengan

berkurangnya perbuatan melawan hukum dengan unsur kesengajaan dan

sebaliknya perbuatan melawan hukum dengan unsur kelalaian makin

bertambah, sejalan dengan banyaknya kasus tentang tanggung jawab tanpa

kesalahan (strict liability).

11

Page 16: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Berikut ini adalah penyebab berkurangnya perbuatan melawan

hukum dengan unsur kesengajaan.

1. Perbuatan hukum yang mengandung unsur kesengajaan hanya

dilakukan oleh orang-orang yang perkembangan logika/emosinya,

dan atau kurang berperadaban.

2. Tidak adanya asuransi terhadap perbuatan melawan hukum yang

mengandung unsur kesengajaan.

Bila menilik kembali pada hukum-hukum tradisional ataupun

hukum adat, tidak terlalu membeda-bedakan jenis-jenis perbuatan

melawan hukum tersebut. Seandainya ada suatu perkara atau kejadian

yang menimbulkan adanya kerugian bagi orang lain, pasti akan selalu

diikuti dengan tanggung jawab dari pelaku, tanpa harus mengaitkan

adanya unsur kesalahan atau tidak dan kesalahannya itu berbentuk

kelalaian atau pun kesengajaan.

2. PENGERTIAN KESENGAJAAN

Dalam perbuatan melawan hukum, unsur kesengajaan baru

dianggap apabila ada perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan

menimbulkan konsekuensi tertentu terhadap fisik dan/atau mental atau

properti dari korban , meskipun belum merupakan kesengajaan untuk

melukai (fisik atau mental) dari korban tersebut.

Unsur kesengajaan tersebut dianggap eksis bila sudah memenuhi

elemen-elemen sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran untuk melakukan

2. Adanya konsekuensi dari perbuatan, bukan sekedar

perbuatan saja

3. Kesadaran untuk melakukan, bukan hanya untuk

menimbulkan konsekuensi, melainkan juga adanya

kepercayaan bahwa tindakan itu pasti memungkinkan

adanya konsekuensi tersebut.

Suatu perbuatan dianggap sengaja jika terdapat "maksud"

dari pihak pelakunya. "Maksud" dan "motif" perlu dibedakan.

12

Page 17: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

"Maksud" lebih mengartikan pada keinginan untuk menghasilkan

akibat tertentu. Berbeda dengan "motif", lebih mengartikan pada

suatu dasar yang melandasi sebuah perbuatan tertentu. Misalnya

kita menyulut api ke sebuah mobil, tentu ada "maksud" untuk

membakar mobil tersebut. Jika mobil tersebut dibakar sebagai

tindakan balas dendam, maka hal tersebut dikatakan sebagai

"motif".

Hukum lebih menerima pendekatan yang "objektif", artinya

hukum lebih melihat kepada akibat dari tindakan tersebut kepada

para korban, daripada melihat apa maksud yang sesungguhnya dari

si pelaku, meskipun masih dengan tetap mensyaratkan adanya

unsur kesengajaan tersebut.

Pendekatan yang "objektif" ini membawa konsekuensi-

konsekuensi yuridis sebagai berikut:

1. Maksud sebenarnya unuk melakukan perbuatan

melawan hukum yang lain dari yang terjadi.

Seseorang yang sebenarnya melakukan perbuatan hukum ,

tetapi kemudian yang terjadi yang terjadi adalah perbuatan

melawan hukum yang lain, maka si pelaku secara hukum

bertanggung jawab juga terhadap perbuatan melawan

hukum yang lain tersebut. Misalnya ada seseorang yang

bermain-main dengan pistol hendak menakut-nakuti korban

dan menarik pelatuk pistolnya yang secara salah

diyakininya tidak berpeluru, tetapi kemudian pistol itu

benar-benar meledak dan melukai korban atau melukai

orang lain, maka si pelaku tersebut juga dipersalahkan telah

"dengan sengaja" melakukan perbuatan menembak korban.

13

Page 18: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

2. Maksud sebenarnya untuk melakukan perbuatan

melawan hukum terhadap orang lain, bukan terhadap

korban.

Jika pelaku sebenarnya bermaksud untuk melakukan

perbuatan melawan hukum terhadap seseorang, tetapi

ternyata yang menjadi korban adalah orang lain lagi, maka

dalam hukum pelaku dianggap bertanggung jawab juga

terhadap korban tersebut. Dalam hal ini berlaku doktrin

“peralihan maksud”. Jika pelaku dengan sengaja menembak

si A, tetapi yang tertembak adalah si B, maka berdasarkan

doktrin peralihan ini, pelaku juga bertanggung jawab secara

hukum kepada si B karena dianggap telah dengan sengaja

menembak si B.

3. Tidak perlu punya maksud untuk merugikan atau

maksud yang bermusuhan.

Bila si pelaku melakukan suatu perbuatan tanpa maksud

untuk merugikan korban, bahkan tanpa maksud

bermusuhan, dalam hukum tetap dianggap harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya karena perbuatan

melawan hukum yang mengandung unsur kesengajaan.

Misalnya saja ada seorang anak menendang kaki anak lain

dengan maksud untuk melukai anak lain tersebut, tetapi jika

anak lain tersebut terluka karena tendangan tersebut, maka

dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum

karena dengan senagaja melukai anak lain tadi.

4. Tidak punya maksud, tetapi tahu pasti bahwa akibat

tertentu akan terjadi.

Adakalanya seseorang melakukan perbuatan melawan

hukum tanpa maksud untuk merugikan pihak yang menadi

korban, tetapi akibatnya korban benar-benar dirugikan, dan

pelaku tahu pasti atau menduga bahwa perbuatan tersebut

akan mendatangkan sebuah akibat tertentu. Maka dalam hal

14

Page 19: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

ini, dengan menggunakan doktrin “kepastian yang

substansial”, Pelaku dianggap telah sengaja melakukan

perbuatan melawan hukum. Misalnya ada seseorang yang

sedang bersenda gurau menolak ajakan seorang temannya,

tetapi orang tersebut mengetahui secara pasti bahwa

tolakannya tersebut akan mengakibatkan temannya akan

terjatuh ke tanah yang berbatu dan akan terluka. Jika

temannya terjatuh dan terluka, maka pelaku tadi dianggap

bersalah karena telah melukai seseorang dengan sengaja.

3. KONSEKUENSI UNSUR KESENGAJAAN TERHADAP

MASALAH GANTI RUGI

Dalam hal ganti rugi kepada korbannya, hukum memberlakukan

secara berbeda-beda. Untuk itu, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ganti Rugi Aktual (actual damages)

Ganti rugi aktual merupakan kerugian yang benar-benar diderita

secara aktual dan dapat dihitung dengan mudah sehingga ke luar

angka kerugian sekian rupiah. Kerugian aktual seperti ini berlaku

tidak hanya terhadap perbuatan melawan hukum dengan unsur

kesengajaan, tetapi berlaku juga terhadap semua jenis bentuk

perbuatan melawan hukum.

2. Ganti Rugi Penghukuman (punitive damages)

Ganti rugi penghukuman merupakan suatu ganti rugi dalam jumlah

besar melebihi dari jumlah kerugian yang sebenarnya. Besarnya

jumlah ganti rugi tersebut dimaksudkan sebagai hukuman bagi si

pelaku. Ganti rugi penghukuman ini layak diterapkan terhadap

kasus-kasus kesengajaan yang berat atau sadis. Misalnya

diterapkan terhadapa penganiayaan berat atas seseorang tanpa

perikemanusiaan.

15

Page 20: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

3. Ganti Rugi Nominal

Ganti rugi nominal (nominal damages) merupakan ganti rugi

berupa pemberian sejumlah uang, meskipun sebenarnya tidak bisa

dihitung dengan uang sama sekali. Dalam kasus perbuatan

melawan hukum yang mengandung unsur kesengajaan layak

diterapkan ganti rugi nominal dan kurang layak untuk kasus-kasus

kelalaian.

4. MODEL-MODEL PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG

MENGANDUNG UNSUR KESENGAJAAN

Bagi hukum tentang perbuatan melawan hukum, prinsip dasarnya

tertuang dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Artinya, setiap perbuatan yang

melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi orang lain

membebankan kewajiban ganti rugi bagi pelaku. Kemudian,

dikembangkan doktrin-doktrin modern tentang tanggung jawab mutlak.

Ada beberapa model perbuatan melawan hukum yang dilakukan dalam

bentuk yang sama oleh orang-orang tanpa terikat dengan dimensi ruang

dan waktu, sehingga di sepanjang sejarah hukum terciptalah model-model

baku bagi perbuatan melawan hukum. Meskipun begitu, jika ada

perbuatan melawan hukum yang tidak termasuk ke dalam kategori/model

tersebut, tetap saja dianggap sebagai perbuatan melawan hukum sehingga

pelakunya dapat dijerat dengan Pasal 1356 KUH Perdata. Berikut ini

beberapa model baku dari perbuatan melawan hukum yang mengandung

unsur kesengajaan, meskipun harus diakui pula bahwa perbuatan tersebut

mungkin juga terjadi karena kelalaian. Perbuatan-perbuatan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan Melawan Hukum berupa ancaman untuk

penyerangan dan pemukulan terhadap manusia

2. Perbuatan Melawan Hukum berupa pemukulan atau melukai

orang lain

3. Perbuatan Melawan Hukum berupa penyanderaan illegal

16

Page 21: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

4. Perbuatan Melawan Hukum berupa penyerobotan tanah milik

orang lain

5. Perbuatan Melawan Hukum berupa penguasaan benda

bergerak milik orang lain secara tidak sah

6. Perbuatan Melawan Hukum berupa pemilikan secara tidak sah

benda milik orang lain

7. Perbuatan Melawan Hukum berupa perbuatan yang

menyebabkan tekanan jiwa orang lain

8. Perbuatan Melawan Hukum karena kebisingan

9. Perbuatan Melawan Hukum berupa perbuatan persaingan tidak

sehat dalam bisnis

10. Perbuatan Melawan Hukum berupa kebohongan yang

merugikan orang lain

11. Perbuatan Melawan Hukum berupa intervensi terhadap

hubungan kontrak

12. Perbuatan Melawan Hukum berupa intervebsi terhadap

keuntungan prospektif.

17

Page 22: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

BAB VI

ANALISA HUKUM

1. PENYALAHGUNAAN HAK

Peristiwa kekerasan terhadap pengemudi GOJEK oleh ojek pangkalan

merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena adanya penyalahgunaan hak

atau disebut juga misburik van recht, karena peristiwa kekerasan dalam bentuk

pemukulan yang didasarkan atas wewenang yang sah dari ojek pangkalan yang

sesuai dengan hukum yang berlaku, tapi perbuatan yang mereka lakukan

menyimpang, sehingga muncul maksud lain dari tujuan hak tersebut diberikan

yaitu maksud melukai.

Ojek pangkalan memiliki wewenang atas daerah pangkalannya karena

mereka memiliki kartu anggota yang berfungsi sebagai izin trayek dan

mengorganisir ojek pangkalan sehingga jumlahnya tetap. Untuk mendapatkan

kartu tersebut butuh uang sekitar Rp12.000.000/orang tergantung pangkalannya.

Namun karena hak menggunakan wilayah atau trayek yang mereka miliki

tidak digunakan secara mestinya yaitu menangkap pengendara GOJEK yang

melintasi trayek mereka, maka terjadilah perbuatan melawan hukum yang

disebabkan penyalahgunaan hak. Ojek pangkalan sebagai warga sipil tidak

memiliki wewenang untuk menangkap seseorang.

2. PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Sesuai dengan pernyataan Kartini Muljadi, suatu perbuatan hukum

mengandung beberapa unsur yang ternyata terkait pula dengan peristiwa ini,

yaitu:

1) Perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum. Unsur-

unsur yang dimaksud adalah:

a. Perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum.

18

Page 23: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Kekerasan berupa pemukulan yang dilakukan oleh ojek pangkalan

telah melanggar undang-undang yang berlaku yaitu pasal 1365 KUH

Perdata.

b. Hak pengemudi GOJEK yang dijamin oleh hukum dilanggar oleh

ojek pangkalan, yaitu ketentuan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia

dan Warga Negara. Hak yang dilanggar adalah hak hidup dan

mencari nafkah, manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain

menurut undang-undang, serta adanya kemerdekaan lalu lintas.

Sudah haknya pengemudi GOJEK untuk hidup dan mencari nafkah

di wilayah bundaran Cibiru, serta berlalu lintas di daerah tersebut.

Karena hal-hal itu, tidak seharusnya mereka dituduh dan ditangkap

tanpa adanya penjelasan hukum yang menjelaskan bahwa mereka

telah melanggar undang-undang.

c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum ojek

pangkalan. Kewajiban hukum merupakan kewajiban dalam suatu

kegiatan sehari-hari, dimana setiap orang wajib menaati setiap

peraturan yang ada. Maka sudah pasti, ojek pangkalan telah

melakukan perbuatan yang bertentagan dengan kewajiban hukum

pengemudi GOJEK yaitu melanggar hal-hal yang telah disebut pada

poin sebelumnya.

d. Perbuatan yang dilakukan oleh ojek pangkalan bertentangan dengan

sikap yang baik dan bermasyarakat untuk memperhatikan

kepentingan orang lain. Ojek pangkalan bersikap tidak

memperhatikan kepentingan untuk mencari nafkah dan berlalu lintas

yang dimiliki pengemudi GOJEK.

2) Perbuatan tersebut merugikan orang lain

Kerugian yang diderita oleh pengemudi GOJEK akibat perbuatan

pemukulan oleh ojek pangkalan berupa kerugian immaterial yang

dapat dinilai dengan uang. Kerugian immaterial adalah kerugian

berupa pengurangan kenyamanan hidup seseorang. Maka kerugian

immaterial yang dirasakan oleh pengemudi GOJEK adalah kerugian

19

Page 24: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

karena adanya tindak kekerasan berupa pemukulan, mereka tidak

dapat melintasi wilayah bundaran Cibiru sehingga muncul rasa tidak

aman, kehilangan waktu jika harus mengambil jalan memutar, dan

tidak dapat menggunakan hak-haknya. Terlebih lagi kerugian yang

dirasakan oleh korban pemukulan. Timbul rasa sakit, kehilangan

waktu karena harus menjalani perawatan medis, dan tidak dapat

menjalankan kewajiban-kewajibannya.

3) Adanya unsur kesalahan dalam perbuatan yang merugikan tersebut.

Kesalahan dalam arti kesalahan hukum maupun kesalahan sosial

terjadi dalam peristiwa ini. Menurut penafsiran hukum mengenai

kesalahan, maka ojek pangkalan mengalami suatu kegagalan untuk

hidup dengan sikap ideal, dikenal dengan istilah “Manusia Rasional

yang Normal”. Dari beberapa elemen kriteria manusia yang rasional

dan normal, ojek pangkalan memiliki kesalahan dalam elemen persepsi

sosial, yaitu tindakan menyusun dan menafsirkan informasi yang

dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan dan perhatian yang

digunakan untuk mencoba memahami orang lain. Pembentukan

persepsi oleh ojek pangkalan kepada pengemudi GOJEK terjadi

stereotype yang berlebihan. Stereotype adalah pengetahuan tentang

orang-orang tertentu dan kaitannya dengan pemberian atribut tertentu.

Ojek pangkalan memiliki pengetahuan tentang pengemudi GOJEK

(berbasis aplikasi, cepat mendapatkan pelanggan di daerah trayek ojek

pangkalan, lebih murah daripada ojek konvensional ) dan

mengkaitkannya dengan atribut “pemotong jalur rezeki”.

Maka terjadi asumsi berlebihan yang menyebabkan pembatasan

persepsi dan komunikasi yng terjadi pada diri ojek pangkalan.

20

Page 25: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

3. PERBUATAN MELAWAN HUKUM DENGAN UNSUR

KESENGAJAAN

Diketahui bahwa pasal 1365 KUH Perdata mensyaratkan adanya unsur

kesalahan (schuld) terhadap suatu perbuatan melawan hukum. Kronologi

peristiwa tersebut memiliki unsur kesalahan karena telah memenuhi syarat

menurut tafsiran hukum yaitu adanya unsur kesengajaan.

Dalam perbuatan melawan hukum, unsur kesengajaan baru dianggap ada

manakala dengan perbuatan yang dilakukan dengan sengaja tersebut, telah

menimbulkan konsekuensi tertentu terhadap fisik dan atau mental atau property

dari korban, meskipun belum merupakan kesengajaan untuk melukai (fisik atau

mental) dari korban tersebut.

Unsur kesengajaan eksis dalam tindakan yang dilakukan oleh ojek

pangkalan kepada pengemudi GOJEK karena telah memenuhi elemen-elemen

sebagai berikut:

Adanya kesadaran (state of mind) untuk melakukan.

Ketika melakukan pemukulan dan atau tindakan kekerasan lainnya,

para ojek konvensional dalam keadaan sadar untuk melakukan tindakan

tersebut kepada pengemudi GOJEK yang melintas.

Adanya konsekuensi dari perbuatan.

Konsekuensi atau akibat yang diterima oleh pengemudi GOJEK yang

dikarenakan tindakan kekerasan oleh ojek konvesional adalah cedera

fisik sehingga harus mendapat pertolongan medis ke rumah sakit (kasus

pemukulan dengan gelas yang dilakukan sopir angkot kepada

pengemudi GOJEK bernama Taufik), serta melukai mental dan fisik

ringan kepada pengemudi GOJEK( Iman dengan luka di pelipis kanan,

Adreansyah dengan luka bagian pelipis kiri) dan orang lain (Sutiono,

suami pemesan GOJEK yang mengalami luka pada kepala) lainnya.

Kesadaran untuk melakukan, bukan hanya untuk menimbulkan

konsekuensi, melainkan juga adanya kepercayaan bahwa tindakan

tersebut “pasti” dapat menimbulkan konsekuensi tersebut.

21

Page 26: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Berdasarkan kronologis dan tempat kejadian perkara, tindak kekerasan

oleh ojek pangkalan terus dilakukan kepada setiap pengemudi GOJEK

ketika melintasi wilayah sekitar bundaran Cibiru. Karena tindakannya

tersebut, ojek pangkalan memiliki kepercayaan bahwa tindakan

kekerasan yang mereka lakukan pasti menimbulkan konsekuensi yaitu

melukai fisik dan mental pengemudi GOJEK. Begitu pula dengan apa

yang dilakukan oleh sopir angkot yang melakukan tindakan pemukulan

menggunakan gelas kepada salah satu pengemudi GOJEK. Tentulah

sopir tersebut menyadari bahwa tindakannya pasti menimbulkan

konsekuensi berupa cedera berat sehingga harus mendapat pertolongan

medis.

4. UNSUR KESENGAJAAN TERHADAP MASALAH GANTI RUGI

Ganti rugi atau konsekuensi yang dapat diberlakukan kepada

korban adalah ganti rugi aktual dan ganti rugi nominal.

Ganti Rugi Aktual

Karena kerugian dapat dihitung dengan mudah yaitu

melihat tagihan rumah sakit, bentuk ganti rugi aktual dapat

dilakukan kepada korban yang cedera hingga harus

menjalani perawatan medis di rumah sakit. Yaitu Taufik

yang di awat di RSUD Ujung Berung untuk perawatan

medis karena luka pada bagian kepala belakang yang

disebabkan pemukulan menggunakan gelas oleh supir

angkot.

Ganti Rugi Nominal

Kerugian yang sebenarnya tidak dapat dihitung dengan

uang sama sekali. Ganti rugi nominal termasuk kedalam

ganti rugi immaterial, yaitu ganti rugi yang disebabkan

munculnya tekanan mental karena perbuatan melawan

hukum yang dilakukan sengaja oleh seseorang kepada

orang lain. Dalam peristiwa ini, ojek pangkalan melakukan

tindakan yang menyebabkan tekanan mental pada

22

Page 27: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

pengemudi GOJEK, penumpang, dan suami penumpang

perempuan GOJEK yang telah disebutkan dalam kronologi.

Tekanan mental yang dialami adalah:

Rasa sakit

Rasa malu

Stress

23

Page 28: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Peristiwa ojek pangkalan yang melakukan tindak kekerasan

terhadap pengemudi GOJEK di daerah bundaran Cibiru merupakan

tindakan penyalahgunaan hukum. Tindakan penyalahgunaan hukum

merupakan salah satu contoh perbuatan melawan hukum. Sehingga tindak

kekerasan dalam peristiwa ini di kategorikan sebagai perbuatan melawan

hukum. Pernyataan tersebut di perkuat dengan terpenuhinya unsur-unsur

pebuatan melawan hukum lainnya. Perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh ojek pangkalan adalah perbuatan melawan hukum dengan

unsure kesengajaan. Ganti rugi yang dapat dilakukan oleh ojek pangkalan

terhadap pengemudi GOJEK adalah ganti rugi aktual dan nominal.

2. SARAN

Wali kota Bandung, Ridwan Kamil menyarankan semua pihak

yaitu ojek pangkalan dan pengemudi GOJEK untuk dapat menahan diri

dan tidak melakukan tindakan kriminal atau tindakan fisik. Sebab jika

dilihat dari aspek aturan GOJEK dan ojek pangkalan tidak bertentangan.

Kejadian penganiayaan itu bisa diminimalisir, salah satunya dengan

komunikasi dan mendamaikan semua pihak yang terlibat. Persoalan antara

ojek pangkalan dan pengemudi GOJEK itu terjadi hanya karena persoalan

sosial. Jadi solusinya adalah diberikannya edukasi dan didamaikan

melalui sebuah komunikasi yang baik, serta mengutamakan musyawarah

dalam menyelesaikan masalah.

Selain saran dari wali kota Bandung, kami menambahkan saran

yaitu perlunya koordinasi dan peraturan-peraturan dari pemerintah

mengenai trayek ojek pangkalan dan pengemudi GOJEK agar hak atas

trayek yang dimiliki ojek pangkalan tidak bersinggungan dengan hak

kemerdekaan lalu lintas dan mencari nafkah milik pengemudi GOJEK .

24

Page 29: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. (2015, Oktober 23). gojek dan ojek pangkalan di bandung bentrok

berikut kronologinya. Retrieved Oktober 24, 2015, from nasional.republika.co.id:

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/10/22/nwmq79382-

gojek-dan-ojek-pangkalan-di-bandung-bentrok-berikut-kronologinya

Djojodirdjo, M. M. (1982). Perbuatan Melawan Hukum (2 ed.). Jakarta: Pradnya

Paramita .

Fuady, M. (2005). Perbuatan Melawan Hukum (Pendekatan Kontemporer.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hendra, J. (2015, Oktober 22). tiga pengemudi gojek bandung dipukuli ojek

pangkalan. Retrieved Oktober 24, 2015, from nasional.news.viva.co.id:

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/690504-tiga-pengemudi-gojek-

bandung-dipukuli-ojek-pangkalan

Muljadi, K., & Widjaja, G. (2003). Perikatan pada Umumnya. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Pambudi, J. (2015, Oktober 22). gojek kerap mendapat penganiayaan. Retrieved

Oktober 24, 2015, from pikiran-rakyat.com:

http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/10/22/347063/gojek-kerap-

mendapat-penganiayaan

Priatmojo, D., & Anggraeni, M. D. (2015, Oktober 26). ojek pangkalan serbu

kantor ridwan kamil. Retrieved Oktober 27, 2015, from nasional.news.viva.co.id:

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/691624-ojek-pangkalan-serbu-kantor-

ridwan-kamil

Projodikoro, W. (1960). Perbuatan Melanggar Hukum. Bandung: Sumur

Bandung, 1960.

25

Page 30: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Setiawan, R. (1991). Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum.

Bandung: Binacipta.

Soewandi, R. (1960). Penyalah-gunaan Hak. Jakarta: Djambatan.

Soimin, S. (1995). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.

Subekti. (1989). Pokok Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.

yan. (2015, Oktober 23). rusuh wali kota panggil perwakilan ojek dan gojek.

Retrieved Oktober 27, 2015, from juaranews.com:

http://juaranews.com/berita/8144/23/10/2015/rusuh-wali-kota-panggil-

perwakilan-ojek-dan-gojek

26

Page 31: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

LAMPIRAN ARTIKEL

1. "Gojek" Kerap Mendapat Penganiayaan

BANDUNG RAYA

 22 Oktober, 2015 - 21:38

BANDUNG,(PRLM).- Dalam satu hari, Kamis (22/10/2015), tercatat

empat kejadian dugaan penganiayaan yang terkait dengan operasional

layanan ojek online, Gojek, di kawasan Cibiru Kota Bandung. Puluhan

personel dari Polrestabes Bandung disiagakan di sekitar lokasi hingga

keadaan dinilai aman.

Kapolsek Panyileukan Eko Listiono melalui Kanit Reksrim Syahroni

menuturkan, kejadian pertama terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Ketika itu,

seorang pengemudi Gojek dipesan oleh seorang penumpang perempuan di

Jalan Manisi Kelurahan Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Setelah tiba di lokasi penjemputan, suami perempuan tersebut berniat

mengantar dengan menggunakan sepeda motor untuk memastikan

keamananan mereka hingga ke Jalan AH Nasution, dekat bunderan Cibiru.

Namun di tengah perjalanan, laju sepeda motor tersebut dihadang oleh

sekelompok orang tak dikenal. Diduga mereka adalah ojek yang biasa

beroperasi di daerah tersebut. Sempat terjadi pemukulan terhadap

pengemudi Gojek, Iman (24) serta Sutiono (46), suami dari perempuan

yang memesan Gojek tersebut. "Pemukulan dilakukan dengan tangan

kosong, tidak menggunakan alat," ujarnya.

Akibat peristiwa tersebut, Iman mengalami luka di bagian pelipis kanan,

sedangkan Sutiono mengalami luka di bagian kepala. Insiden tersebut

kemudian dilaporkan ke Polsek Panyileukan.

Sekitar pukul 10.30 WIB, sedikitnya 30 pengemudi Gojek mendatangi

Polsek Panyileukan. Pada intinya, mereka meminta polisi mengusut tuntas

27

Page 32: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

dugaan penganiayaan yang menimpa rekan mereka. Sekitar satu jam

berselang, mereka kemudian membubarkan diri dan kembali bekerja.

Sebagian besar dari mereka mengarah ke barat atau menuju Kota

Bandung.

Saat melintas di bunderan Cibiru, mereka dihadang oleh sekelompok orang

yang diduga merupakan pengemudi ojek pangkalan. Taufik Hidayat (24),

salah seorang pengemudi Gojek sempat terjatuh di lokasi. Diduga untuk

menghindari kerumunan massa, dia kemudian masuk ke dalam salah satu

angkutan kota jurusan Cicadas-Cibiru yang ada di dekatnya. Tanpa sebab

yang jelas, dia justru dipukul di bagian kepala belakang oleh sopir angkot

tersebut, Febi Haryanto (29).

"Waktu itu pelaku sedang ngopi, jadi korban dipukul di bagian belakang

menggunakan gelas kopi itu. Sekarang korban dibawa ke RSUD

Ujungberung untuk mendapat perawatan medis, sedangkan pelaku sudah

kita amankan," katanya.

Sekitar pukul 12.00 WIB, dugaan penganiayaan menimpa pengemudi

Gojek lainnya, Deni Firmansyah (24). Kejadian berlangsung di depan

pintu masuk kompleks permukiman Graha Panyileukan. Korban sudah

melaporkan kejadian ke Polsek Panyileukan, sedangkan pelaku masih

dalam pengejaran.

Sekitar pukul 15.45 WIB, kejadian serupa terjadi di Jalan Manisi, tak jauh

dari bunderan Cibiru. Ketika itu, salah seorang pengemudi Gojek,

Andreansyah (38), berniat melintas untuk masuk ke dalam kawasan

permukiman tersebut. "Sebelumnya saya tahu ada kejadian. Tapi karena

melihat di sekitar lokasi banyak polisi, jadi saya pikir sudah aman,"

katanya, saat melaporkan kejadian di Polsek Panyileukan.

Saat berusaha masuk ke Jalan Manisi, dia menuturkan, sejumlah orang

menghadang laju sepeda motor yang tengah mengangkut seorang

penumpang. Andreansyah mengatakan, tanpa sebab yang jelas, sejumlah

orang langsung memukulinya hingga sepeda motor yang dibawanya jatuh.

28

Page 33: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

"Sebagian besar tidak membawa alat, tapi saya sempat melihat satu orang

yang membawa balok kayu," ujarnya.

Tak lama berselang, dia mengatakan, penganiayaan tersebut segera

berakhir setelah polisi yang ada di lokasi melerai. Andreansyah mengalami

luka di bagian pelipis kiri dan segera diamankan ke Polsek Panyileukan

beserta sepeda motor yang dikendarainya.

Hingga menjelang sore hari, puluhan personel dari Polrestabes Bandung

masih bersiaga di sekitar Bunderan Cibiru, termasuk akses menuju Jalan

Manisi. Kapolrestabes Bandung Angesta Romano Yoyol datang ke lokasi

untuk memantau keadaan, termasuk berdialog dengan sejumlah pengemudi

ojek setempat.

Dia mengatakan, personel akan ditempatkan di sekitar lokasi hingga situasi

dirasa aman. Semua pihak diminta untuk menahan diri dan tidak mudah

terprovokasi, baik ojek pangkalan maupun ojek online. Agar tetap menjaga

kondusivitas, dia meminta pengemudi Gojek untuk menghindari jalur

tersebut untuk sementara waktu. "Saya mengimbau Gojek untuk tidak

melintas dulu di kawasan ini," katanya.(J Pambudi/A-108)***

29

Page 34: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

2. Tiga Pengemudi Gojek Bandung Dipukuli Ojek Pangkalan

Seorang penumpang Gojek juga menjadi korban penganiayaan ini.

Kamis, 22 Oktober 2015 | 22:14 WIB

Oleh : Eko Priliawito

Pengemudi Gojek di Jakarta cari pelaku pemukulan rekan mereka

beberapa waktu lalu.  (VIVA.co.id/Anwar Sadat)

VIVA.co.id - Tiga pengemudi Gojek dan seorang penumpanganya jadi

korban amuk orang-orang yang merupakan tukang ojek pangkalan di

Bandung, Jawa Barat. Kamis 22 Oktober 2015.

Akibat penganiayaan itu, dua pengemudi Gojek hingga malam ini masih

menjalani perawatan di Rumah Sakit Unjung Berung, Bandung. Mereka

dipukuli karena dituding merebut penumpang ojek di dalam kompleks di

Jalan Manisi Cibiru, Kota Bandung.

Guna mengantisipasi aksi serangan dari pengemudi Gojek, petugas dari

Polresta Bandung dan Polsek Cibiru melakukan pengaman di pangkalan

ojek Manisi Cibiru. Hingga kini, situasi di kawasan itu masih mencekam.

Pada petang tadi, puluhan pengemudi Gojek memang sudah berkumpul di

sekitar lokasi untuk melakukan serangan balasan. Ini lantaran mereka tidak

30

Page 35: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

terima dengan penganiayaan terhadap tiga pengemudi Gojek dan seorang

penumpangnya.

"Kami telah mengantisipasi peyerangan dan menghentikan rencana

serangan balasan. Kami bubarkan pengemudi Gojek yang berkumpul di

sekitar lokasi," kata Kapolresta Bandung, Kombes Angesta Yoyol.

Pemicu pemukulan itu lantaran pengemudi Gojek masuk ke kompleks dan

dinilai telah melanggar perjanjian yang sebelumnya telah disepakati. (ren)

Laporan: Jhon Hendra / Bandung

31

Page 36: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

3. Gojek dan Ojek Pangkalan di Bandung Bentrok, Berikut

Kronologinya

Jumat, 23 Oktober 2015, 00:12 WIB

Rider Gojek

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bentrokan antarpengemudi ojek

yakni antara ojek berbasis aplikasi, Gojek dan ojek pangkalan pecah di

Kota Bandung pada Kamis (22/10). Bentrokan terjadi hingga beberapa kali

di hari tersebut. 

Kanit Reskrim Polsek Panyileukan AKP Syahroni mengatakan ada tiga

dugaan kekerasan yang menimpa sejumlah pengemudi Gojek pada Kamis

(22/10). Dugaan kekerasan pertama terjadi di dekat bundaran Cibiru

sekitar pukul 06.00 WIB. Pada saat itu, Syahroni mengatakan pengemudi

Gojek Iman (24) beserta seorang warga Sutiono (46) mengalami

pemukulan oleh sekelompok pengendara motor yang diduga merupakan

pengemudi ojek pangkalan.

Atas kasus dugaan kekerasan tersebut, sekitar pukul 10.30 WIB, puluhan

pengemudi Gojek mendatangi Polsek Panyileukan untuk menuntut

pengusutan.Usai mengunjungi Mapolsek Panyileukan, para pengemudi

Gojek membubarkan diri menuju ke pusat Kota Bandung. Akan tetapi, saat

melewati bundaran Cibiru, para pengendara Gojek kembali diadang oleh

sekelompok pengendara motor yang diduga pengemudi ojek pangkalan.

32

Page 37: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Untuk menghindari kerumunan tersebut, salah satu pengemudi Gojek,

Taufik (24 tahun), sempat terjatuh dan bersembunyi masuk ke dalam salah

angkutan umum dengan rute trayek Cicadas-Cibiru. Akan tetapi, tanpa

alasan sopir angkot FH melakukan pemukulan kepada Taufik dengan

menggunakan gelas.

"Dipukul di bagian belakang dengan gelas. Korban (Taufik) dibawa ke

RSUD Ujung Berung untuk perawatan medis. Pelaku sudah kami

amankan," ujar Syahroni, di Bandung, Kamis (22/10).

Tak lama berselang, pengemudi Gojek lainnya Deni (24 tahun) juga

mengalami dugaan kekerasan. Dugaan kekerasan  ini terjadi di pintu

masuk komplek perumahan Graha Panyileukan sekitar pukul 12.00 WIB.

Deni kemudian melaporkan tindak kekerasaan yang ia alami ke Polsek

Panyileukan.

Dugaan kekerasan kembali menimpa seorang pengemudi Gojek

Andreansyah (38 tahun) sekitar pukul 15.45 WIB. Dugaan kekerasan

tersebut terjadi di Jalan Manisi dekat bundaran Cibiru. Saat memasuki

Jalan Manisi, Andreansyah mengaku menerima pukulan dari sekelompok

orang hingga terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya. Petugas

kepolisian kemudian datang untuk melerai pemukulan tersebut.

Mengetahui empat rekan pengemudi Gojek mengalami dugaan tindak

kekerasan, ratusan pengemudi Gojek mendatangi Mapolsek Panyileukan

untuk menuntut pengusutan kasus tersebut. Setelahnya para pengemudi

Gojek tersebut berkonvoi ke arah Barat. Sejumlah oknum pengendara

Gojek yang turut berkonvoi kemudian sempat melakukan aksi kekerasan

terhadap puluhan ojek pangkalan yang berada di kawasan Soekarno Hatta.

Reporter : C01

Redaktur : Nur Aini

33

Page 38: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

4. Rusuh, Wali Kota Panggil Perwakilan Ojek dan Gojek

Jumat, 23 Oktober 2015 | 13:35:00 WIB

JuaraNews, Bandung – Buntut terjadinya penganiayaan oleh ojek

pangkalan kepada pengemudi Gojek, Wali Kota Bandung Ridwan

Kamil berencana akan memanggil kedua belah pihak. Hal itu agar

kejadian serupa tidak kembali terjadi lagi di kemudian hari sehingga

dapat merugikan semua pihak.

“Saya sudah dapat laporan dari Pa Kapolrestabes dan segera akan

memanggil perwakilan dari ojeg pangkalan yang ada di Cibiru itu dengan

pihak Gojek juga,” kata pria yang akrab di sapa Emil ini di Balai Kota

Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (23/10/2015).

Emil meminta semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak melakukan

tindakan criminal atu tindakan fisik. Sebab jika dilihat dari aspek aturan

gojek dan ojek pangkalan tidak bertentangan.

Kejadian penganiayaan itu terjadi karena hanya ada masalah komunikasi

yang tidak terjalin khususnya berkenaan dengan isu sosial. Hal itu bisa

diminimalisir, salah satunya dengan komunikasi dan mendamaikan semua

pihak yang terlibat.

"Persoalan antara ojek dan Gojek di lapangan itu terjadi hanya karena

persoalan sosial. Jadi solusianya tinggal diberikan edukasi dan didamaikan

melalui sebuah komunikasi yang baik,” ucapnya.

Dirinya meminta dan mengimbau semua pihak untuk tidak

mengedepankan aspek emosi dan lebih kepada berusaha untuk menahan

diri. Serta mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah.

"Kalau tidak suka atau tidak setuju sampaikan dengan baik, saya siap ko

jadi penengah. Yang jelas jangan sampai ada perbuatan anarkis dan

kriminal yang dapat merugikan semua pihak. Saya ingin agar Bandung ini

tetap damai dan nyaman bagi warganya,” tutur wali kota. (*)

yan

34

Page 39: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

5. Ojek Pangkalan Serbu Kantor Ridwan Kamil

Ribuan tukang ojek se-Bandung itu menuntut Gojek dibubarkan.

Senin, 26 Oktober 2015 | 14:18 WIB

Oleh : Dedy Priatmojo, Mega Dwi Anggraeni

Demo Ojek Pangkalan di Bandung, menolak keberadaan

Gojek (VIVA/Mega Dwi)

VIVA.co.id - Ribuan ojek dari 54 pangkalan di Bandung mendatangi Balai

Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin, 26 Oktober 2015. Mereka

nenuntut Wali Kota Ridwan Kamil menolak keberadaan Gojek yang

dianggap memotong jalur rezeki mereka.

"Untuk dapat 50 ribu rupiah aja sekarang saya sulit," kata Dase, ojek dari

pangkalan Santosa Jaya.

Padahal sebelum kehadiran gojek, lanjutnya, uang sebesar Rp70 ribu

hingga Rp100 ribu bisa dia dapatkan setiap hari. "Apalagi kalau ada

borongan, saya bisa dapat uang lebih. Sekarang, sepi," katanya.

35

Page 40: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Dase juga mengaku enggan bergabung dengan gojek. Alasannya, dia serta

71 anggota ojek pangkalan Santosa Jaya sudah mengantongi kartu anggota

dan izin trayek.

"Untuk dapat izin trayek dan kartu anggota ini bayarnya tidak murah,

Rp12 juta per orang. Tapi tergantung pangkalannya," ujar Dase.

Kartu anggota tersebut, berfungsi untuk mengorganisir ojek pangkalan.

Agar jumlahnya tidak berubah. "Sementara kalau Gojek, mereka hanya

modal KTP sudah bisa narik," cetusnya.

Kedatangan Dase dan ribuan rekan ojek lainnya ke Balai Kota untuk

meminta kepada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk menghentikan

izin operasi gojek. Menurutnya, Ridwan Kamil bertanggung jawab

lantaran ojek pangkalan di Bandung merugi.

Harus Update

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kami menyebutkan ojek

pangkalan di seluruh Bandung tak boleh kalah canggih dengan Gojek.

Mereka harus bisa menerima dan melayani pesanan via online.

"Ojek pangkalan juga harus update. Supaya mereka bisa menerima

pesanan dari pelanggan via online. Pemkot sedang mengupayakannya,"

kata Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat.

Terkait dengan kedatangan ribuan ojek dari 54 pangkalan se-Kota

Bandung, pria yang akrab dipanggil Kang Emil tersebut mengatakan, akan

berusaha mempertemukan kedua belah pihak untuk mendapatkan solusi.

"Tidak boleh ada yang dirugikan. Saya hanya sebagai wasit di sini, tapi

kita harus mempertimbangkan pengguna juga. Serahkan masalah ini

kepada kami," kata Kang Emil.

36

Page 41: Hukum Perdata dalam kasus jatuhnya crane di arab saudi

Meski begitu, dia mengaku belum mendapatkan waktu yang tepat untuk

mempertemukan keduanya.

Lebih lanjut, Emil mengimbau kepada para ojek pangkalan untuk tidak

menangkap pengendara Gojek sembarangan. Menurutnya, warga sipil

bukan pihak yang memiliki wewenang untuk menangkap orang.

Imbauan tersebut keluar setelah Emil mendengar informasi terkait

sweeping yang dilakukan oleh ojek pangkalan terhadap Gojek. Beberapa

anggota ojek pangkalan mengaku sudah berkoodinasi dengan polsek

setempat, untuk menangkap Gojek yang masuk ke wilayah mereka. (ase)

37