hukum pemerintahan daerah

67
HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH Oleh : Dr. Muhammad Fauzan, S.H., M.Hum.

Upload: hosearyan

Post on 30-Apr-2017

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Pemerintahan Daerah

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh :Dr. Muhammad Fauzan, S.H., M.Hum.

Page 2: Hukum Pemerintahan Daerah

DAFTAR PUSTAKA Adnan Buyung dkk, Federalisme Untuk Indonesia,

Penerbit Kompas, Jakarta, 2000 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat Dan Daerah Di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2002

Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah, Alumni, Bandung, 1982

Ateng Syafrudin, Pemerintah Daerah dan Pembangunan, Sumur Bandung, Bandung, 1973

-----------, Pasang Surut Otonomi Daerah, Binacipta, Bandung, 1985

Bagir Manan, Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945 (Perumusan dan Undang-Undang Pelaksanaannya), UNSIKA, Karawang, 1993

Page 3: Hukum Pemerintahan Daerah

------------, Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Menurut UUD 1945, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994;

------------, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah,  PSH Fakultas Hukum UII, Ygyakarta, 2001;

Bayu Surianingrat, Desentralisasi dan Dekonsentrasi Pemerintahan di Indonesia Suatu Analisa, Dewa Ruci Press, Jakarta, 1980;

-----------, Otonomi Riil dan Seluas-luasnya Versus Nyata Dan Bertanggung jawab, IIP, Jakarta, 1980;

B.C., Smith. Decentralization The Territorial Dimention of The State, George Allen & Unwin, London, 1985;

Irawan Soejito, HubunganPemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, Rineka Cipta, Jakarta, 1990;

Joeniarto, Perkembangan Pemerintah Lokal, Alumni, Bandung, 1982;

Page 4: Hukum Pemerintahan Daerah

M. Arief Nasution, Demokratisasi & Problema Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, 2000;

Mudrajad Kuncoro, Otonomi & Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Erlangga, Jakarta, 2004;

R.D.H. Koesoemahatmadja, Peranan Administrasi Dalam Pembangunan, Eresco, Bandung, 1979;

-----------, Pengantar Ke Arah Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia, Binacipta, Bandung, 1979;

Riant Nugroho, Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi (Kajian dan Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia), Elek Media Komputindo, Jakara, 2000;

Ryaas Rasyid, Perspektif Otonomi Luas DalamOtonomi atau Federalisme Dampaknya Terhadap Perekonomian, Suara Pembaruan, Jakarta, 2000;

Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Fokus Media, Bandung, 2002;

Page 5: Hukum Pemerintahan Daerah

PENDAHULUAN Istilah dan Pengertian

1. Hukum2. Pemerintahan3. Daerah

Apakah yang dimaksud dengan hukum ?1. Penggolongan hukum2. Unsur-unsur hukum

Page 6: Hukum Pemerintahan Daerah

Hukum

Tidak Tertulis

Hk. Adat

Hk.Kebiasaan

TertulisPer-UU-an

Jurisprudensi

Traktat

Dikodifikasi

Tdk Dikodifikasi

Page 7: Hukum Pemerintahan Daerah

Unsur-unsur Hukum Kumpulan peraturan Perintah Larangan Sanksi bagi yang melanggar

Page 8: Hukum Pemerintahan Daerah

PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

Pemerintahan = bestuurvoering = pelaksanaan tugas pemerintah

Pemerintah = organ/alat atau aparat yang menjalankan pemerintahan

Pemerintah :- Luas (in the broad sense) = semua alat

kelengkapan negara- Sempit (in the narrow sense) = kekuasaan

eksekutif

Page 9: Hukum Pemerintahan Daerah

ISTILAH PEMERINTAHAN Pemerintahan sbg fungsi (bestuur als

functie) = melaksanakan tugas-2 pemerintahan

Pemerintahan sbg organisasi (bestuur als orgaan) = mempelajari ketentuan-2 susunan organisasi, termasuk di dalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, dan kewajiban masing-2 departemen, badan, dinas dan instansi pemerintahan

Page 10: Hukum Pemerintahan Daerah

Pengertian Daerah Kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai :1. batas wilayah tertentu2. berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat3. atas prakarsa sendiri

Page 11: Hukum Pemerintahan Daerah

KESIMPULAN Hukum Pemerintahan Daerah

Kumpulan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dari suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

Page 12: Hukum Pemerintahan Daerah

LAHIRNYA PEMERINTAHAN DAERAH Konsekuensi adanya teorti pembagian

kekuasaan1. pembagian kekuasaan secara horizontal

a. eksekutifb. legislatifc. yudikatif

2. Pembagian kekuasaan secara vertikala. satuan pemerintah pusatb. satuan pemerintah daerah

Page 13: Hukum Pemerintahan Daerah

Dianutnya konsep negara kesatuanPasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”

Negara Kesatuan ? :1. kedaulatan tertinggi ada pada pemerintah nasional;2. penyerahan suatu kekuasaan atau wewenang kepada satuan pemerintah local hanya dapat dilaksanakan atas kuasa undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif nasional;

3. tidak ada satuan pemerintah yang lebih rendah yang mempunyai sifat staat.

Page 14: Hukum Pemerintahan Daerah

ALASAN PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

Kemampuan Pemerintah berikut perangkatnya yang ada di daerah terbatas;

Wilayah negara sangat luas, terdiri lebih dari 3000 pulau-pulau besar dan kecil;

Pemerintah tidak mungkin mengetahui seluruh dan segala macam kepentingan dan kebutuhan rakyat yang tersebar di seluruh pelosok negara;

Hanya rakyat setempatlah yang mengetahui kebutuhan, kepentingan dan masalah yang dihadapi dan hanya mereka yang mengetahui bagaimana cara yang sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut;

Dilihat dari segi hukum, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 menjamin adanya daerah dan wilayah;

Page 15: Hukum Pemerintahan Daerah

Adanya sejumlah urusan pemerintahan yang bersifat kedaerahan dan memang lebih berdaya guna jika dilaksanakan oleh daerah;

Daerah mempunyai kemampuan dan perangkat yang cukup memadahi untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya, maka desentralisasi dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Page 16: Hukum Pemerintahan Daerah

Azas Penyelenggaraan Pemerintahan azas desentralisasi, azas dekonsentrasi, azas tugas pembantuan

(medebewind) azas Kebijaksanaan (vrijsbestuur)

Page 17: Hukum Pemerintahan Daerah

DESENTRALISASI Secara etimologis berasal dari bahasa latin

berarti de = lepas dan centrum = pusat melepaskan dari pusat

sudut ketatanegaraan pelimpahan kekuasaan Pemerintah dari Pusat kepada Daerah-daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri

the transfer of planing, decission making, or administrative authority from the central government to its field organizations, local administrative units, …….

Page 18: Hukum Pemerintahan Daerah

Pasal 1 huruf (e) UU No. 22 Tahun 1999 “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Pasal 1 ayat (7) UU No. 32 Tahun 2004 “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemrintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Keatuan Republik Indonesia”.

KESIMPULAN : (1) desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan

Page 19: Hukum Pemerintahan Daerah

KESIMPULAN1. desentralisasi baru terwujud apabila

terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan2. pengakuan hanya ada satu bentuk

desentralisasi, yakni otonomi. Padahal otonomi hanyalah salah satu bentuk dari desentralisasi, di samping tugas pembantuan (zelfsbestuur).

Page 20: Hukum Pemerintahan Daerah

ALASAN DIANUTNYA DESENTRALISASI

memperlancar roda pemerintahan luasnya wilayah Indonesia ketidak mampuan Pemerintah Pusat

untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintahan;

Keadaan Indonesia yang pluralistik; Untuk terciptanya daya guna dan hasil

guna pemerintahan dan pembangunan.

Page 21: Hukum Pemerintahan Daerah

Dilihat dari aspek pemberian wewenang, Terdapat pemberian wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk :melaksanakan atau menangani urusan-urusan pemerintahan tertentu sebagai urusan rumah tangga sendiri

Ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan, desentralisasi antara lain bertujuan :1. “meringankan” beban pekerjaan Pusat. 2. tugas dan pekerjaan dialihkan kepada Daerah. 3. Pusat dengan demikian dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional atau negara secara keseluruhan

Page 22: Hukum Pemerintahan Daerah

DESENTRALISASI DIDASARKAN KEPADA :

sudut politik sebagai permainan kekuasaan, untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak ;

desentralisasi tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan;

Desentralisasi semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien

Page 23: Hukum Pemerintahan Daerah

DIMENSI UTAMA DESENTRALISASI : dimensi ekonomi, dimana rakyat memperoleh

kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan kegiatan ekonominya;

dimensi politik, yakni berdayanya masyarakat secara politik yang ditandai dengan lepasnya ketergantungan organisasi-organisasi rakyat dari pemerintah;

dimensi psikologis, yakni perasaan individu yang terakumulasi menjadi perasaan kolektif (bersama) :1. bahwa kebebasan menentukan nasib sendiri menjadi sebuah keniscayaan demokrasi. 2. Tidak ada perasaan bahwa “orang pusat” lebih hebat dari pada “orang daerah”, dan sebaliknya

Page 24: Hukum Pemerintahan Daerah

Ciri-ciri atau indikator desentralisasi

bentuk pemencaran adalah penyerahan

pemencaran terjadi kepada daerah (bukan perorangan);

yang dipencarkan adalah urusan pemerintahan; dan

urusan pemerintahan yang dipencarkan menjadi urusan pemerintah daerah.

Page 25: Hukum Pemerintahan Daerah

URUSAN PEMERINTAHANURUSAN PEMERINTAHAN

Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1 dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1 (5) PP No. 38/2007)(5) PP No. 38/2007)

Page 26: Hukum Pemerintahan Daerah

Urusan Pemerintahan Meliputi :Urusan Pemerintahan Meliputi :

Urusan pemerintahan terdiri atas Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pemerintah urusan pemerintahan yang dibagi urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.susunan pemerintahan.

Page 27: Hukum Pemerintahan Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN PUSATURUSAN PEMERINTAHAN PUSAT

meliputi politik luar negeri;meliputi politik luar negeri;PertahananPertahananKeamananKeamananYustisiYustisimoneter dan fiskal nasionalmoneter dan fiskal nasionalserta agama.serta agama.

Page 28: Hukum Pemerintahan Daerah

urusan pemerintahan yang dibagi bersama urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan antar tingkatan dan/atau susunan

pemerintahan, meliputi :pemerintahan, meliputi :pendidikan;pendidikan;kesehatan;kesehatan;pekerjaan umum;pekerjaan umum;perumahan;perumahan;penataan ruang;penataan ruang;perencanaan pembangunan;perencanaan pembangunan;perhubungan;perhubungan;lingkungan hidup;lingkungan hidup;pertanahan;pertanahan;kependudukan dan catatan sipil;kependudukan dan catatan sipil;

Page 29: Hukum Pemerintahan Daerah

pemberdayaan perempuan dan perlindungan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;anak;keluarga berencana dan keluarga sejahtera;keluarga berencana dan keluarga sejahtera; sosial;sosial;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; koperasi dan usaha kecil dan menengah;koperasi dan usaha kecil dan menengah; penanaman modal;penanaman modal;kebudayaan dan pariwisata;kebudayaan dan pariwisata;kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;dan politik dalam negeri;

Page 30: Hukum Pemerintahan Daerah

otonomi daerah, pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;daerah, kepegawaian, dan persandian;pemberdayaan masyarakat dan desa;pemberdayaan masyarakat dan desa;statistik;statistik;kearsipan;kearsipan;perpustakaan;perpustakaan;komunikasi dan informatika;komunikasi dan informatika;pertanian dan ketahanan pangan;pertanian dan ketahanan pangan;kehutanan;kehutanan;

Page 31: Hukum Pemerintahan Daerah

energi dan sumber daya mineral;energi dan sumber daya mineral;kelautan dan perikanan;kelautan dan perikanan;perdagangan; danperdagangan; danperindustrian.perindustrian.

Page 32: Hukum Pemerintahan Daerah

Kelebihan Desentralisasi Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di Pusat

Pemerintahan; Dalam menghadapi masalah yang mendesak yang

membutuhkan tindakan yang cepat, Daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari Pemerintah Pusat;

Dapat mengurangi birokrasi; Dapat diadakan pembedaan (defferensiasi) dan

pengkhususan (spesialisasi) yang berguna bagi kepentingan tertentu.

Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari Pemerintah Pusat;

Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (selfgovernment);

Meningkatkan kontrol masyarakat setempat.

Page 33: Hukum Pemerintahan Daerah

KELEMAHAN DESENTRALISASI Karena besarnya organ-organ pemerintah, maka

struktur pemerintah bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi;

Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah dapat lebih terganggu;

Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat mendorong timbulnya apa yang disebut dengan daerahisme atau provinsialisme;

Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lambat karena memerlukan perundingan yang bertele-tele;

Dalam menyelenggarakan desentralisasi, diperlukan biaya yang lebih banyak dan sulit untuk memeperoleh keseragaman/uniformitas dan kesederhanaan.

Page 34: Hukum Pemerintahan Daerah

PENGGOLONGAN DESENTRALISASI desentralisasi jabatan (ambtelijke

decentralisatie) pemencaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian atau jabatan (ambt) dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja

desentralisasi kenegaraan (staatkundig decentralisatie) penyerahan kekuasaan untuk mengatur daerah dalam lingkungannya sebagai usaha untuk mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan negara

Page 35: Hukum Pemerintahan Daerah

desentralisasi teritorial (territoriale decentralisastie) penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (autonomie), batas pengaturan tersebut adalah daerah

desentralisasi fungsional (functionele decentralisatie) pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tertentu

Page 36: Hukum Pemerintahan Daerah

TUJUAN DIANUTNYA DESENTRALISASI tidak terjadi penumpukan kekuasaan

(concentration of power) diharapkan terjadi distribusi kekuasaan

(distribution of power) maupun transfer kekuasaan (transfer of power )

terciptanya pelayanan masyarakat (public services) yang efektif, efisien dan ekonomis

terwujudanya pemerintahan yang demokratis (democratic government)

Page 37: Hukum Pemerintahan Daerah

NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMERINTAH PUSAT

•pendidikan politik (political education)

•latihan kepemimpinan (trainning of leadership)

•stabilitas politik.

NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMDA

•political equality

•local accountability

•local responsiveness

Page 38: Hukum Pemerintahan Daerah

DEKONSENTRASI pelimpahan wewenang dari alat

perlengkapan negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintahan

UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 1 huruf (f) “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di daerah”.

Page 39: Hukum Pemerintahan Daerah

berdasarkan Pasal 1 huruf (f) UU No. 22 Tahun 1999 yang menentukan bahwa : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat di daerah”.

Pasal 1 ayat (8) UU No. 32 Tahun 2004 : “dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemrintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu”.

Page 40: Hukum Pemerintahan Daerah

CIRI-CIRI DEKONSENTRASI bentuk pemencaran adalah

pelimpahan; pemencaran terjadi kepada pejabat

sendiri (perorangan); yang dipencarkan (bukan urusan

pemerintahan) tetapi wewenang untuk melaksanakan sesuatu;

yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.

Page 41: Hukum Pemerintahan Daerah

KEUNTUNGAN DEKONSENTRASI mengurangi keluhan-keluhan daerah membantu pemerintah dalam

merumuskan perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang intensif yang disampaikan dari daerah ke pusat

memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara Pemerintah dengan yang diperintah/rakyat

Page 42: Hukum Pemerintahan Daerah

HUBUNGAN DESENTRALISASI DAN DEKONSENTRASI

pertama dekonsentrasi hakekatnya sama dengan desentralisasi, hal ini disebabkan keduanya mengandung “pemencaran”

Kedua dekonsentrasi hakekatnya merupakan subsistem desentralisasi, karena desentraslisasi bersifat kenegaraan, sehingga penyelenggaraan desentralisasi merupakan bagian dari organisasi negara dan menunjukan tatanan penyelenggaraan negara. Sedangkan dekonsentrasi bersifat kepegawaian (ambtelijke)

Page 43: Hukum Pemerintahan Daerah

Dekonsentrasi adalah unsur desentralisasi Dekonsentrasi tidak lain dari pada salah satu jenis desentralisasi, dekonsentrasi adalah pasti desentralisasi tetapi desentralisasi tidak selalu berarti dekonsentrasi

Page 44: Hukum Pemerintahan Daerah

DESENTRALISASI >< SENTRALISASI Sentralisasi = pemusatan,

desentralisasi = pemencaran Kelebihan sentralisasi :

menjadi landasan kesatuan kebijaksanaan lembaga atau masyarakat; mencegah nafsu memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan;

Page 45: Hukum Pemerintahan Daerah

meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan pengadilan sepanjang meliputi kepentingan serluruh wilayah dan bersifat serupa

terdapat hasrat lebih mengutamakan umum dari pada kepentingan daerah, golongan atau perorangan

Sentralisasi meletakan (dasar) kesatuan politik masyarakat (de politieke eenheid van de gemeenschap);

Page 46: Hukum Pemerintahan Daerah

memperkokoh perasaan persatuan (perasaan setia kawan) (versterking van het saamhorigheidsgevoel);

Mendorong kesatuan dalam pelaksanaan hukum (de eenheid van rechtsbedeling);

membawa kepada penggalangan kekuatan (bundeling van krachten);

Page 47: Hukum Pemerintahan Daerah

ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN

Bentuk desentralisasi otonomi dan tugas pembantuan (medebewind)

Secara etimologi otonomi berasal dari kata oto (auto = sendiri) dan nomoi (= nomoi = nomos = undang-undang/aturan) yang berarti mengatur sendiri, wilayah atau bagian negara atau kelompok yang memerintah sendiri

Page 48: Hukum Pemerintahan Daerah

Di dalam tata pemerintahan otonomi diartikan sebagai mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri

Otonomi juga diartikan sebagai sesuatu yang bermakna kebebasan atau kemandirian (Zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan (Onafhankelijkheid).

Page 49: Hukum Pemerintahan Daerah

KESIMPULAN :otonomi tidak lain adalah suatu kemandirian atau kebebasan daerah untuk mengatur sendiri (selfregeling) atau (zelfwetgeving) dan menyelenggarakan urusan serta kepentingannya berdasarkan inisiatif dan prakarsa serta aspirasi masyarakat daerah

Page 50: Hukum Pemerintahan Daerah

JENIS OTONOMI

OTONOMI MATERIIL urusan yang diserahkan menjadi urusan rumah tangga diperinci secara tegas, pasti dan diberi batas-batar (limitative), “zakelijk” dalam prakteknya penyerahan ini dilakukan dalam UU pembentukan Daerah yang bersangkutan

Page 51: Hukum Pemerintahan Daerah

OTONOMI FORMAL urusan yang diserahkan tidak dibatasi

dan tidak “zakelijk” Daerah mempunyai kebebasan untuk

mengatur dan mengurus segala sesuatu yang menurut pandangannya adalah kepentingan Daerah

Daerah tidak boleh mengatur urusan yang telah diatur oleh undang-undang atau peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.

Page 52: Hukum Pemerintahan Daerah

OTONOMI RIIL merupakan kombinasi atau campuran

otonomi materiil dan otonomi formal Pemerintah Pusat menentukan urusan-

urusan yang dijadikan pangkal untuk mengatur dan mengurus rumah tangga Daerah unsur materiil setiap waktu Daerah dapat meminta tambahan urusan kepada Pemerintah Pusat untuk dijadikan urusan rumah tangganya sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan Daerah unsur formal

Page 53: Hukum Pemerintahan Daerah

TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND) Secara etimologis tugas pembantuan

merupakan terjemahan dari bahasa belanda medebewind yang berasal dari kata mede = serta, turut dan bewind = berkuasa atau memerintah

di Belanda disebut dengan medebewind atau zelfbestuur yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris selfgovernment

Page 54: Hukum Pemerintahan Daerah

zelfbestuur diartikan menjadi pembantu penyelenggaraan kepentingan-kepentingan dari pusat atau daerah-daerah yang tingkatannya lebih atas oleh alat-alat perlengkapan dari daerah-daerah yang lebih bawah

Pasal 1 huruf (g) UU No.22 Tahun 1999 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan

Page 55: Hukum Pemerintahan Daerah

Pasal 1 huruf (d) UU No. 5 Tahun 1974 dimaksud dengan tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya

Page 56: Hukum Pemerintahan Daerah

Pasal 1 ayat (9) UU No. 32 Tahun 2004 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa dari pemerinthan provinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau Desa serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu

Page 57: Hukum Pemerintahan Daerah

Dasar pertimbangan perlunya asas tugas pembantuan : Keterbatasan kemampuan pemerintah

Pusat atau Daerah yang lebih tinggi dalam hal yang berhubungan dengan perangkat atau sumber daya menusia maupun biaya

Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik dalam penyelenggaraan pemerintahan

Sifat urusan yang dilaksanakan

Page 58: Hukum Pemerintahan Daerah

PARAMETER MATERI MUATAN TUGAS PEMBANTUAN

urusan tersebut berakibat langsung kepada masyarakat;

urusan yang secara tidak langsung tidak memberi dampak terhadap kepentingan masyarakat, karena semata-mata membantu urusan pusat;

urusan yang meningkatkan efisiensi dan keefektifan pelayanan;

urusan yang tidak bersifat strategis nasional dan urusan yang tidak memerlukan keseragaman nasional.

Page 59: Hukum Pemerintahan Daerah

HUBUNGAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN

• Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas pembantuan • tugas pembantuan terkandung unsur otonomi

(walaupun terbatas pada cara melaksanakannya) • Tugas pembantuan sama halnya dengan otonomi, mengandung unsur “penyerahan” (overdragen) bukan “penugasan” (opdragen). • otonomi adalah penyerahan penuh, sedangkan tugas pembantuan adalah penyerahan tidak penuh

Page 60: Hukum Pemerintahan Daerah

LANJUTAN JENIS OTONOMIAJARAN RUMAH TANGGA DAERAH

PengertianSistem Rumah Tangga Daerah tatanan yang  bersangkutan  dengan  cara-cara : membagi  wewenang, tugas  dan tanggung  jawab  mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan antara  Pusat  dan Daerah

Penggolongan Sistem Rumah Tangga Daerah sistem rumah tangga  formal; sistem rumah tangga materiil sistem rumah tangga  nyata (riil)

Page 61: Hukum Pemerintahan Daerah

Rumah Tangga Formal (formale  huishoundingsbe grip)

tatanan  pembagian wewenang,  tugas dan danggung jawab antara Pusat dan  Daerah untuk  mengatur  dan mengurus urusan  pemerintahan  tidak ditetapkan secara inci;

urusan-urusan  yang  menjadi   kewenangan Daerah  tidak  ditentukan  secara  limitatif  di  dalam peraturan perundangan;

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang rasional  dan praktis,  sehingga  dapat  dilaksanakan sebaik-baiknya  dan berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan

Page 62: Hukum Pemerintahan Daerah

Kesulitan Sistem Rumah Tangga Formal :

Tingkat  hasil  guna dan daya guna  sistem  rumah  tangga formal sangat tergantung pada kreatifitas dan  aktifitas Daerah;

Hambatan  lain  adalah aspek  keuangan  Daerah;

hambatan teknis Daerah tidak dapat secara  mudah mengetahui  urusan  yang  belum diselenggarakan oleh Pusat atau pemerintah Daerah tingkat lebih atas.

Page 63: Hukum Pemerintahan Daerah

SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL(materiele huis  hound ingsbegrip)

berpangkal tolak pada pemikiran bahwa memang ada perbedaan  mendasar  antara  urusan  pemerintah  Pusat  dan Daerah;

pembagian tugas, wewenang,  dan  tanggung jawab  antara Pusat dan Daerah ditentukan secara pasti  atau limitatif;

Otonomi  daerah menurut sistem rumah tangga  materiil sifatnya terbatas

Page 64: Hukum Pemerintahan Daerah

Daerah yang bersangkutan tidak  mempunyai peluang  untuk berinisiatif atas pemanfaatan dan  peruntukan sumber-sumber  keuangan  Daerah;

tidak menguntungkan untuk mewujudkan  hubungan  antara Pusat dan Daerah yang baik.

Page 65: Hukum Pemerintahan Daerah

KELEMAHAN SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL(materiele huis  hound ingsbegrip)

Sistem rumah tangga materiil bertolak dari asumsi yang keliru,  yaitu  menganggap urusan  pemerintahan  dapat dirinci dan karena itu dapat dibagi-bagi secara  rinci pula;

Sistem  rumah tangga materiil lebih merasa  mengekang, karena  terikat pada urusan pemerintahan  yang  secara rinci ditetapkan sebagai urusan rumah tangga;

Sistem  rumah  tangga materiil  akan  lebih  banyak mengandung spanning hubungan antara Pusat dan Daerah

Page 66: Hukum Pemerintahan Daerah

Sistem  Rumah Tangga Riil  (reele  huis houndingsbegrip)

Jalan tengah atau  "midle range" antara sistem materiil dan formil;

Isi rumah tangga daerah didasarkan pada keadaan dan faktor-faktor yang nyata.

Ciri-ciri Sistem  Rumah Tangga : Adanya urusan pangkal yang  ditetapkan  pada saat pembentukan  suatu  daerah  otonom,   membe rikankepastian mengenai urus dan  rumah  tangga  daerah

Page 67: Hukum Pemerintahan Daerah

Daerah-daerah dalam rumah tangga  nyata,  dapat mengatur dan mengurus  pula  urusan pemerintahan  yang  menurut pertimbangan  adalah  penting bagi daerahnya sepanjang belum diatur dan  diurus  oleh Pusat atau Daerah tingkat lebih atas;

didasarkan pada faktor-faktor  nyata  suatu  daerah.