hukum pemerintahan daerah
TRANSCRIPT
HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH
Oleh :Dr. Muhammad Fauzan, S.H., M.Hum.
DAFTAR PUSTAKA Adnan Buyung dkk, Federalisme Untuk Indonesia,
Penerbit Kompas, Jakarta, 2000 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Daerah Di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2002
Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah, Alumni, Bandung, 1982
Ateng Syafrudin, Pemerintah Daerah dan Pembangunan, Sumur Bandung, Bandung, 1973
-----------, Pasang Surut Otonomi Daerah, Binacipta, Bandung, 1985
Bagir Manan, Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945 (Perumusan dan Undang-Undang Pelaksanaannya), UNSIKA, Karawang, 1993
------------, Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Menurut UUD 1945, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994;
------------, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH Fakultas Hukum UII, Ygyakarta, 2001;
Bayu Surianingrat, Desentralisasi dan Dekonsentrasi Pemerintahan di Indonesia Suatu Analisa, Dewa Ruci Press, Jakarta, 1980;
-----------, Otonomi Riil dan Seluas-luasnya Versus Nyata Dan Bertanggung jawab, IIP, Jakarta, 1980;
B.C., Smith. Decentralization The Territorial Dimention of The State, George Allen & Unwin, London, 1985;
Irawan Soejito, HubunganPemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, Rineka Cipta, Jakarta, 1990;
Joeniarto, Perkembangan Pemerintah Lokal, Alumni, Bandung, 1982;
M. Arief Nasution, Demokratisasi & Problema Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, 2000;
Mudrajad Kuncoro, Otonomi & Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Erlangga, Jakarta, 2004;
R.D.H. Koesoemahatmadja, Peranan Administrasi Dalam Pembangunan, Eresco, Bandung, 1979;
-----------, Pengantar Ke Arah Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia, Binacipta, Bandung, 1979;
Riant Nugroho, Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi (Kajian dan Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia), Elek Media Komputindo, Jakara, 2000;
Ryaas Rasyid, Perspektif Otonomi Luas DalamOtonomi atau Federalisme Dampaknya Terhadap Perekonomian, Suara Pembaruan, Jakarta, 2000;
Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Fokus Media, Bandung, 2002;
PENDAHULUAN Istilah dan Pengertian
1. Hukum2. Pemerintahan3. Daerah
Apakah yang dimaksud dengan hukum ?1. Penggolongan hukum2. Unsur-unsur hukum
Hukum
Tidak Tertulis
Hk. Adat
Hk.Kebiasaan
TertulisPer-UU-an
Jurisprudensi
Traktat
Dikodifikasi
Tdk Dikodifikasi
Unsur-unsur Hukum Kumpulan peraturan Perintah Larangan Sanksi bagi yang melanggar
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
Pemerintahan = bestuurvoering = pelaksanaan tugas pemerintah
Pemerintah = organ/alat atau aparat yang menjalankan pemerintahan
Pemerintah :- Luas (in the broad sense) = semua alat
kelengkapan negara- Sempit (in the narrow sense) = kekuasaan
eksekutif
ISTILAH PEMERINTAHAN Pemerintahan sbg fungsi (bestuur als
functie) = melaksanakan tugas-2 pemerintahan
Pemerintahan sbg organisasi (bestuur als orgaan) = mempelajari ketentuan-2 susunan organisasi, termasuk di dalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, dan kewajiban masing-2 departemen, badan, dinas dan instansi pemerintahan
Pengertian Daerah Kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai :1. batas wilayah tertentu2. berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat3. atas prakarsa sendiri
KESIMPULAN Hukum Pemerintahan Daerah
Kumpulan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dari suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
LAHIRNYA PEMERINTAHAN DAERAH Konsekuensi adanya teorti pembagian
kekuasaan1. pembagian kekuasaan secara horizontal
a. eksekutifb. legislatifc. yudikatif
2. Pembagian kekuasaan secara vertikala. satuan pemerintah pusatb. satuan pemerintah daerah
Dianutnya konsep negara kesatuanPasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”
Negara Kesatuan ? :1. kedaulatan tertinggi ada pada pemerintah nasional;2. penyerahan suatu kekuasaan atau wewenang kepada satuan pemerintah local hanya dapat dilaksanakan atas kuasa undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif nasional;
3. tidak ada satuan pemerintah yang lebih rendah yang mempunyai sifat staat.
ALASAN PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL
Kemampuan Pemerintah berikut perangkatnya yang ada di daerah terbatas;
Wilayah negara sangat luas, terdiri lebih dari 3000 pulau-pulau besar dan kecil;
Pemerintah tidak mungkin mengetahui seluruh dan segala macam kepentingan dan kebutuhan rakyat yang tersebar di seluruh pelosok negara;
Hanya rakyat setempatlah yang mengetahui kebutuhan, kepentingan dan masalah yang dihadapi dan hanya mereka yang mengetahui bagaimana cara yang sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
Dilihat dari segi hukum, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 menjamin adanya daerah dan wilayah;
Adanya sejumlah urusan pemerintahan yang bersifat kedaerahan dan memang lebih berdaya guna jika dilaksanakan oleh daerah;
Daerah mempunyai kemampuan dan perangkat yang cukup memadahi untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya, maka desentralisasi dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Azas Penyelenggaraan Pemerintahan azas desentralisasi, azas dekonsentrasi, azas tugas pembantuan
(medebewind) azas Kebijaksanaan (vrijsbestuur)
DESENTRALISASI Secara etimologis berasal dari bahasa latin
berarti de = lepas dan centrum = pusat melepaskan dari pusat
sudut ketatanegaraan pelimpahan kekuasaan Pemerintah dari Pusat kepada Daerah-daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri
the transfer of planing, decission making, or administrative authority from the central government to its field organizations, local administrative units, …….
Pasal 1 huruf (e) UU No. 22 Tahun 1999 “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Pasal 1 ayat (7) UU No. 32 Tahun 2004 “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemrintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Keatuan Republik Indonesia”.
KESIMPULAN : (1) desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan
KESIMPULAN1. desentralisasi baru terwujud apabila
terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan2. pengakuan hanya ada satu bentuk
desentralisasi, yakni otonomi. Padahal otonomi hanyalah salah satu bentuk dari desentralisasi, di samping tugas pembantuan (zelfsbestuur).
ALASAN DIANUTNYA DESENTRALISASI
memperlancar roda pemerintahan luasnya wilayah Indonesia ketidak mampuan Pemerintah Pusat
untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintahan;
Keadaan Indonesia yang pluralistik; Untuk terciptanya daya guna dan hasil
guna pemerintahan dan pembangunan.
Dilihat dari aspek pemberian wewenang, Terdapat pemberian wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk :melaksanakan atau menangani urusan-urusan pemerintahan tertentu sebagai urusan rumah tangga sendiri
Ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan, desentralisasi antara lain bertujuan :1. “meringankan” beban pekerjaan Pusat. 2. tugas dan pekerjaan dialihkan kepada Daerah. 3. Pusat dengan demikian dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional atau negara secara keseluruhan
DESENTRALISASI DIDASARKAN KEPADA :
sudut politik sebagai permainan kekuasaan, untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak ;
desentralisasi tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan;
Desentralisasi semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien
DIMENSI UTAMA DESENTRALISASI : dimensi ekonomi, dimana rakyat memperoleh
kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan kegiatan ekonominya;
dimensi politik, yakni berdayanya masyarakat secara politik yang ditandai dengan lepasnya ketergantungan organisasi-organisasi rakyat dari pemerintah;
dimensi psikologis, yakni perasaan individu yang terakumulasi menjadi perasaan kolektif (bersama) :1. bahwa kebebasan menentukan nasib sendiri menjadi sebuah keniscayaan demokrasi. 2. Tidak ada perasaan bahwa “orang pusat” lebih hebat dari pada “orang daerah”, dan sebaliknya
Ciri-ciri atau indikator desentralisasi
bentuk pemencaran adalah penyerahan
pemencaran terjadi kepada daerah (bukan perorangan);
yang dipencarkan adalah urusan pemerintahan; dan
urusan pemerintahan yang dipencarkan menjadi urusan pemerintah daerah.
URUSAN PEMERINTAHANURUSAN PEMERINTAHAN
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1 dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1 (5) PP No. 38/2007)(5) PP No. 38/2007)
Urusan Pemerintahan Meliputi :Urusan Pemerintahan Meliputi :
Urusan pemerintahan terdiri atas Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pemerintah urusan pemerintahan yang dibagi urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.susunan pemerintahan.
URUSAN PEMERINTAHAN PUSATURUSAN PEMERINTAHAN PUSAT
meliputi politik luar negeri;meliputi politik luar negeri;PertahananPertahananKeamananKeamananYustisiYustisimoneter dan fiskal nasionalmoneter dan fiskal nasionalserta agama.serta agama.
urusan pemerintahan yang dibagi bersama urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan antar tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan, meliputi :pemerintahan, meliputi :pendidikan;pendidikan;kesehatan;kesehatan;pekerjaan umum;pekerjaan umum;perumahan;perumahan;penataan ruang;penataan ruang;perencanaan pembangunan;perencanaan pembangunan;perhubungan;perhubungan;lingkungan hidup;lingkungan hidup;pertanahan;pertanahan;kependudukan dan catatan sipil;kependudukan dan catatan sipil;
pemberdayaan perempuan dan perlindungan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;anak;keluarga berencana dan keluarga sejahtera;keluarga berencana dan keluarga sejahtera; sosial;sosial;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; koperasi dan usaha kecil dan menengah;koperasi dan usaha kecil dan menengah; penanaman modal;penanaman modal;kebudayaan dan pariwisata;kebudayaan dan pariwisata;kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;dan politik dalam negeri;
otonomi daerah, pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;daerah, kepegawaian, dan persandian;pemberdayaan masyarakat dan desa;pemberdayaan masyarakat dan desa;statistik;statistik;kearsipan;kearsipan;perpustakaan;perpustakaan;komunikasi dan informatika;komunikasi dan informatika;pertanian dan ketahanan pangan;pertanian dan ketahanan pangan;kehutanan;kehutanan;
energi dan sumber daya mineral;energi dan sumber daya mineral;kelautan dan perikanan;kelautan dan perikanan;perdagangan; danperdagangan; danperindustrian.perindustrian.
Kelebihan Desentralisasi Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di Pusat
Pemerintahan; Dalam menghadapi masalah yang mendesak yang
membutuhkan tindakan yang cepat, Daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari Pemerintah Pusat;
Dapat mengurangi birokrasi; Dapat diadakan pembedaan (defferensiasi) dan
pengkhususan (spesialisasi) yang berguna bagi kepentingan tertentu.
Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari Pemerintah Pusat;
Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (selfgovernment);
Meningkatkan kontrol masyarakat setempat.
KELEMAHAN DESENTRALISASI Karena besarnya organ-organ pemerintah, maka
struktur pemerintah bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi;
Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah dapat lebih terganggu;
Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat mendorong timbulnya apa yang disebut dengan daerahisme atau provinsialisme;
Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lambat karena memerlukan perundingan yang bertele-tele;
Dalam menyelenggarakan desentralisasi, diperlukan biaya yang lebih banyak dan sulit untuk memeperoleh keseragaman/uniformitas dan kesederhanaan.
PENGGOLONGAN DESENTRALISASI desentralisasi jabatan (ambtelijke
decentralisatie) pemencaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian atau jabatan (ambt) dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja
desentralisasi kenegaraan (staatkundig decentralisatie) penyerahan kekuasaan untuk mengatur daerah dalam lingkungannya sebagai usaha untuk mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan negara
desentralisasi teritorial (territoriale decentralisastie) penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (autonomie), batas pengaturan tersebut adalah daerah
desentralisasi fungsional (functionele decentralisatie) pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tertentu
TUJUAN DIANUTNYA DESENTRALISASI tidak terjadi penumpukan kekuasaan
(concentration of power) diharapkan terjadi distribusi kekuasaan
(distribution of power) maupun transfer kekuasaan (transfer of power )
terciptanya pelayanan masyarakat (public services) yang efektif, efisien dan ekonomis
terwujudanya pemerintahan yang demokratis (democratic government)
NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMERINTAH PUSAT
•pendidikan politik (political education)
•latihan kepemimpinan (trainning of leadership)
•stabilitas politik.
NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMDA
•political equality
•local accountability
•local responsiveness
DEKONSENTRASI pelimpahan wewenang dari alat
perlengkapan negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintahan
UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 1 huruf (f) “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di daerah”.
berdasarkan Pasal 1 huruf (f) UU No. 22 Tahun 1999 yang menentukan bahwa : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat di daerah”.
Pasal 1 ayat (8) UU No. 32 Tahun 2004 : “dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemrintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu”.
CIRI-CIRI DEKONSENTRASI bentuk pemencaran adalah
pelimpahan; pemencaran terjadi kepada pejabat
sendiri (perorangan); yang dipencarkan (bukan urusan
pemerintahan) tetapi wewenang untuk melaksanakan sesuatu;
yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.
KEUNTUNGAN DEKONSENTRASI mengurangi keluhan-keluhan daerah membantu pemerintah dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang intensif yang disampaikan dari daerah ke pusat
memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara Pemerintah dengan yang diperintah/rakyat
HUBUNGAN DESENTRALISASI DAN DEKONSENTRASI
pertama dekonsentrasi hakekatnya sama dengan desentralisasi, hal ini disebabkan keduanya mengandung “pemencaran”
Kedua dekonsentrasi hakekatnya merupakan subsistem desentralisasi, karena desentraslisasi bersifat kenegaraan, sehingga penyelenggaraan desentralisasi merupakan bagian dari organisasi negara dan menunjukan tatanan penyelenggaraan negara. Sedangkan dekonsentrasi bersifat kepegawaian (ambtelijke)
Dekonsentrasi adalah unsur desentralisasi Dekonsentrasi tidak lain dari pada salah satu jenis desentralisasi, dekonsentrasi adalah pasti desentralisasi tetapi desentralisasi tidak selalu berarti dekonsentrasi
DESENTRALISASI >< SENTRALISASI Sentralisasi = pemusatan,
desentralisasi = pemencaran Kelebihan sentralisasi :
menjadi landasan kesatuan kebijaksanaan lembaga atau masyarakat; mencegah nafsu memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan;
meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan pengadilan sepanjang meliputi kepentingan serluruh wilayah dan bersifat serupa
terdapat hasrat lebih mengutamakan umum dari pada kepentingan daerah, golongan atau perorangan
Sentralisasi meletakan (dasar) kesatuan politik masyarakat (de politieke eenheid van de gemeenschap);
memperkokoh perasaan persatuan (perasaan setia kawan) (versterking van het saamhorigheidsgevoel);
Mendorong kesatuan dalam pelaksanaan hukum (de eenheid van rechtsbedeling);
membawa kepada penggalangan kekuatan (bundeling van krachten);
ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
Bentuk desentralisasi otonomi dan tugas pembantuan (medebewind)
Secara etimologi otonomi berasal dari kata oto (auto = sendiri) dan nomoi (= nomoi = nomos = undang-undang/aturan) yang berarti mengatur sendiri, wilayah atau bagian negara atau kelompok yang memerintah sendiri
Di dalam tata pemerintahan otonomi diartikan sebagai mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri
Otonomi juga diartikan sebagai sesuatu yang bermakna kebebasan atau kemandirian (Zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan (Onafhankelijkheid).
KESIMPULAN :otonomi tidak lain adalah suatu kemandirian atau kebebasan daerah untuk mengatur sendiri (selfregeling) atau (zelfwetgeving) dan menyelenggarakan urusan serta kepentingannya berdasarkan inisiatif dan prakarsa serta aspirasi masyarakat daerah
JENIS OTONOMI
OTONOMI MATERIIL urusan yang diserahkan menjadi urusan rumah tangga diperinci secara tegas, pasti dan diberi batas-batar (limitative), “zakelijk” dalam prakteknya penyerahan ini dilakukan dalam UU pembentukan Daerah yang bersangkutan
OTONOMI FORMAL urusan yang diserahkan tidak dibatasi
dan tidak “zakelijk” Daerah mempunyai kebebasan untuk
mengatur dan mengurus segala sesuatu yang menurut pandangannya adalah kepentingan Daerah
Daerah tidak boleh mengatur urusan yang telah diatur oleh undang-undang atau peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
OTONOMI RIIL merupakan kombinasi atau campuran
otonomi materiil dan otonomi formal Pemerintah Pusat menentukan urusan-
urusan yang dijadikan pangkal untuk mengatur dan mengurus rumah tangga Daerah unsur materiil setiap waktu Daerah dapat meminta tambahan urusan kepada Pemerintah Pusat untuk dijadikan urusan rumah tangganya sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan Daerah unsur formal
TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND) Secara etimologis tugas pembantuan
merupakan terjemahan dari bahasa belanda medebewind yang berasal dari kata mede = serta, turut dan bewind = berkuasa atau memerintah
di Belanda disebut dengan medebewind atau zelfbestuur yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris selfgovernment
zelfbestuur diartikan menjadi pembantu penyelenggaraan kepentingan-kepentingan dari pusat atau daerah-daerah yang tingkatannya lebih atas oleh alat-alat perlengkapan dari daerah-daerah yang lebih bawah
Pasal 1 huruf (g) UU No.22 Tahun 1999 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan
Pasal 1 huruf (d) UU No. 5 Tahun 1974 dimaksud dengan tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya
Pasal 1 ayat (9) UU No. 32 Tahun 2004 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa dari pemerinthan provinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau Desa serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu
Dasar pertimbangan perlunya asas tugas pembantuan : Keterbatasan kemampuan pemerintah
Pusat atau Daerah yang lebih tinggi dalam hal yang berhubungan dengan perangkat atau sumber daya menusia maupun biaya
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik dalam penyelenggaraan pemerintahan
Sifat urusan yang dilaksanakan
PARAMETER MATERI MUATAN TUGAS PEMBANTUAN
urusan tersebut berakibat langsung kepada masyarakat;
urusan yang secara tidak langsung tidak memberi dampak terhadap kepentingan masyarakat, karena semata-mata membantu urusan pusat;
urusan yang meningkatkan efisiensi dan keefektifan pelayanan;
urusan yang tidak bersifat strategis nasional dan urusan yang tidak memerlukan keseragaman nasional.
HUBUNGAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
• Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas pembantuan • tugas pembantuan terkandung unsur otonomi
(walaupun terbatas pada cara melaksanakannya) • Tugas pembantuan sama halnya dengan otonomi, mengandung unsur “penyerahan” (overdragen) bukan “penugasan” (opdragen). • otonomi adalah penyerahan penuh, sedangkan tugas pembantuan adalah penyerahan tidak penuh
LANJUTAN JENIS OTONOMIAJARAN RUMAH TANGGA DAERAH
PengertianSistem Rumah Tangga Daerah tatanan yang bersangkutan dengan cara-cara : membagi wewenang, tugas dan tanggung jawab mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan antara Pusat dan Daerah
Penggolongan Sistem Rumah Tangga Daerah sistem rumah tangga formal; sistem rumah tangga materiil sistem rumah tangga nyata (riil)
Rumah Tangga Formal (formale huishoundingsbe grip)
tatanan pembagian wewenang, tugas dan danggung jawab antara Pusat dan Daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tidak ditetapkan secara inci;
urusan-urusan yang menjadi kewenangan Daerah tidak ditentukan secara limitatif di dalam peraturan perundangan;
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang rasional dan praktis, sehingga dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan
Kesulitan Sistem Rumah Tangga Formal :
Tingkat hasil guna dan daya guna sistem rumah tangga formal sangat tergantung pada kreatifitas dan aktifitas Daerah;
Hambatan lain adalah aspek keuangan Daerah;
hambatan teknis Daerah tidak dapat secara mudah mengetahui urusan yang belum diselenggarakan oleh Pusat atau pemerintah Daerah tingkat lebih atas.
SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL(materiele huis hound ingsbegrip)
berpangkal tolak pada pemikiran bahwa memang ada perbedaan mendasar antara urusan pemerintah Pusat dan Daerah;
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab antara Pusat dan Daerah ditentukan secara pasti atau limitatif;
Otonomi daerah menurut sistem rumah tangga materiil sifatnya terbatas
Daerah yang bersangkutan tidak mempunyai peluang untuk berinisiatif atas pemanfaatan dan peruntukan sumber-sumber keuangan Daerah;
tidak menguntungkan untuk mewujudkan hubungan antara Pusat dan Daerah yang baik.
KELEMAHAN SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL(materiele huis hound ingsbegrip)
Sistem rumah tangga materiil bertolak dari asumsi yang keliru, yaitu menganggap urusan pemerintahan dapat dirinci dan karena itu dapat dibagi-bagi secara rinci pula;
Sistem rumah tangga materiil lebih merasa mengekang, karena terikat pada urusan pemerintahan yang secara rinci ditetapkan sebagai urusan rumah tangga;
Sistem rumah tangga materiil akan lebih banyak mengandung spanning hubungan antara Pusat dan Daerah
Sistem Rumah Tangga Riil (reele huis houndingsbegrip)
Jalan tengah atau "midle range" antara sistem materiil dan formil;
Isi rumah tangga daerah didasarkan pada keadaan dan faktor-faktor yang nyata.
Ciri-ciri Sistem Rumah Tangga : Adanya urusan pangkal yang ditetapkan pada saat pembentukan suatu daerah otonom, membe rikankepastian mengenai urus dan rumah tangga daerah
Daerah-daerah dalam rumah tangga nyata, dapat mengatur dan mengurus pula urusan pemerintahan yang menurut pertimbangan adalah penting bagi daerahnya sepanjang belum diatur dan diurus oleh Pusat atau Daerah tingkat lebih atas;
didasarkan pada faktor-faktor nyata suatu daerah.