hukum islam.pdf
TRANSCRIPT
1 | P e n g a n t a r H u k u m I n d o n e s i a
Nama : Lanang Zussaukah
Nim : 201310110311106
Kelas : B
Tugas : T.14
Hukum Islam
A. Pengertian Islam dan Hukum Islam
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara
kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti
Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah
Masdar/Kata benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il/Kata kerja yaitu 'Aslama'
=Telah Selamat (Past Tense) dan 'Yuslimu' =Menyelamatkan (Past Continous
Tense)1. Sedangkan ahli bahasa yang lain berpendapat bahwa Islam berasal dari
kata silm yang mengandung arti selamat, damai, dan sejahtera2. Namun memilki
kesamaan yang mendasar, yaitu penyerahan diri kepada Allah. Adapun yang
dimaksud dengan hukum Islam ialah hukum yang bersumber dan menjadi bagian
dari agama Islam3.
B. Pokok-pokok Hukum Islam
Jika dalam ilmu hukum dikenal adanya pembagian antara hukum public dan
hukum privat, maka hukum Islam pun dapat pula bagi sebagaimana pembagian
tersebut, dan dengan ditambah oleh aturan dalam hukum Islam itu sendiri, yaitu :
(i) hukum privat Islam, (ii) hukum public Islam, dan (iii) hukum ibadah Islam.
Dari pembagian tersebut menurut Musthafa Ahmada Az-Zaqra`, terdapat tujuh
kelompok aspek-aspek hukum Islam, yakni :
1. Hukum-hukum yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah SWT
seperti, sholat, puasa, haji, bersuci hadast, dan sebagaianya. Kelompok
hukum ini disebut ibadat.
2. Hukum-hukum yang berhubunagn dengan tata kehidupan keluarga, seperti
perkawinan, perceraian, hubungan keturunan, nafkah keluarga, kewajiban
anak terhadap orang tua, dan sebagaianya. Kelompok hukum ini disebut
kelompok hukum keluarga (al-ahwal asy-syakhsiyah).
3. Hukum yang berhubungan dengan pergaulan hidup dalam masyarakat
mengenai kebendaan dan hak-hak serta penyelesaian persengketaan-
persengketaan, seperti perjanjian jual-beli, sewa-menyewa, utang piutang,
gadai, hibah, dan sebagianya. Kelompok hukum ini disebut hukum
mu`amalat.
4. Hukum-hukum yang berhubungan dengan tata kehidupan bernegara, seperti
hubungan penguasa dan rakyat, pengangkatan kepala Negara, hak dan
kewajiban penguasa dan rakyat atau sebaliknya, dan lain sebagianya.
Kelompok ini disebut kelompok kenegaraan, atau hukum politik (al-ahkan
as-sultaniyah atau as-siyasah asy-syar`iyah), mencakup hal-hal yang dibahas
dalam hukum tata Negara dan tata pemerintahan sebagaiman dikenal dewasa
ini.
5. Hukum-hukum yang berhubungan dengan kepidanaan seperti macam-macam
perbuatan pidana dan ancaman pidana. Kelompok hukum ini disebut hukum
pidana (al-uqubat atau al-jinayat).
1 Wikipedia, Islam, http://id.wikipedia.org, acces 23 Npvember 2013.
2 Taher Azhari, dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Departemen Agama RI, 2002, hlm. 9.
3 Ibid., hlm. 15.
2 | P e n g a n t a r H u k u m I n d o n e s i a
6. Hukum yang mengatur hubungan antara Negara Islam dengan Negara-negara
lain, yang terdiri dari aturan-aturan hubungan pada waktu damai dan pada
waktu perang. Kelompok hukum ini diebut hukum internasional.
7. Hukum-hukum yang berhubungan dengan budi pekerti, kepatutan, nilai baik
dan buruk, seperti mengeratkan hubungan persaudaraan, makan dan minum
dengan tangan kanan dengan posisi duduk, mendamaikan orang yang
berselisih dan sebaginya. Kelompok hukum ini disebut hukum sopan-santun
(al-adab). Kelompok hukum ini dalam praktek tidak menjadi materi hukum
Islam, tetapi merupakan akhlak4.
C. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum Islam sebenarnya sudah tamapk ayat-ayat yang ada dalam al-
Qur`an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Secara umum para ahli merumuskan
tujuan hukum Islam adalah kebahagiaan hidup manusia di dunia dan diakhirat
kelak. Menurut Abu Ishak al-Shatibi memelihara (1) agama, (2) jiwa, (3) akal,
(4) keturunan, (5) harta, yang kemudian disepakati oleh ilmuwan hukum Islam
lainya. Kelima tujuan itu kemudia disebut dengan al-magasid al-kamsah5.
Menurut Juhaya S. Praja tujuan hukum Islam yang dirumuskan oleh Abu
Ishak al-Shatibi tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu (1) dari segi pembuat
hukum Islam yaitu Allah dan Rasul-Nya, dan dari segi manusia yang menjadi
pelaku dan pelaksana hukum itu6.
D. Ciri-ciri Hukum Islam
Menurut Muhammad Daud Ali, ciri-ciri hukum islam adalah sebagai berikut:
1. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam;
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau
akidahdan kesusilaan atau akhlak Islam;
3. Mempunyai dua istilah kunci yakni: a.syari’at dan b.fiqih
Syari’at terdiri dari wahyu Allah dan sunnah Nabi Muhammad, sedangkan
fiqih adalah pemahaman dari hasil pemahaman manusia tentang syari’at.
4. Terdiri dari dua bidang utama yakni: a.ibadah dan b.muamalah
Ibadah bersifat tertutup karena telah sempurna dan muamalah dalam arti yang
luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang memenuhi
syarat dari masa ke masa;
5. Strukturnya berlapis, terdiri dari:
a. Nas atau teks al-Qur’an
b. Sunnah Nabi Muhammad (untuk syari’at)
c. Hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang al-Qur’an dan as-
Sunnah
d. Pelaksanaannya dalam praktek, baik (i) berupa keputusan hakim, maupun
(ii) berupa amalan-amalan umat Islam dalam masyarakat (untuk fiqih).
6. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala.
7. Dapat dibagi menjadi:
a. Hukum taklifi atau hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsah yaitu lima
kaidah, lima jenis hukum, lima kategori hukum, lima penggolongan
hukum yakni jaiz, sunnah,makruh, wajib, dan haram.
b. Hukum wadh’i yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau
terwujudnya hubungan hukum7.
4 Mokhmad Najih & Soimin, Pengantar Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, 2012, hlm.290.
5 Taher Azhari, dkk, Op. Cit, hlm. 21.
6 Ibid., hlm. 21.
7Ibid., hlm. 20.
3 | P e n g a n t a r H u k u m I n d o n e s i a
Selain ciri-ciri di atas, menurut T.M. Hasbi Ash-Shieddieqy dalam bukunya
Falsafah Hukum Islam sebagaimana dikutip oleh Mohammad Daud Ali, hukum
Islam juga mempunyai ciri-ciri khas sebagai berikut:
1. Berwatak universal, berlaku abadi untuk umat Islam di mana pun mereka
berada,tidak terbatas pada umat Islam di suatu tempat atau negara pada suatu
masa saja.
2. Menghormati martabat manusia sebagai kesatuan jiwa dan raga, rohani dan
jasmani serta memelihara kemuliaan manusia dan kemanusiaan secara
keseluruhan.
3. Pelaksanaannya dalam praktek digerakkan oleh iman dan akhlak umat Islam8.
E. Sumber Hukum Islam
Berdasarkan surat al-Anisa` ayat 59 sebagimana yang tertera di bawah ini :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Maka dapat dikatakan bahwa setiap muslim wajib mentaati kehendak
Allah, kehendak Rasul, dan kehendak Ulil Amri yakni orang menjadi pemimpin
diantara mereka. Kehendak atau ketetapan Allah tertulis dalam al-Qur`an,
kehendak Rasul tertulis dalam kitab-kitab hadist dan kehendak penguasa atau
pemimpin termaktub dalam hasil karya orang yang memenuhi syarat untuk
berijtihad karena mempunyai “kekuasaan”berupa ilmu pengetahuan untuk
menhalirkan ajaran-ajaran hukum Islam dari dua sumber utama yakni al-Qur`an
dan as-Sunnah9.
Berkaitan dengan sumber hukum dalam Islam, sebagaian ulama ushul
fiqh membaginya menjadi dua bagian, yakni sumber hukum haqiqi dan sumber
hukum idhafi. Sumber hukum pertama (sumber hukum haqiqi) merupakan
sumber hukum yang sebenarnya, dimana ia tidak mempunyai ketergantungan
dengan sumber-sumber yang lain. Sumber hukum haqiqi ajaran agama ini tidak
lain adalah Ilahi, baik Al-Qur1an maupun as-sunnah. Sedangkan sumber hukum
kedua berupa penalaran (ra`y) seorang mujtahid yang senantiasa sandaran
sumber hukum haqiqi. Keterikatan sumber hukum kedua pada sumber hukum
pertama ini merupakan suatu keniscayaan. Hal ini dimaksudkan agar istinbath
hukum yang dihasilkannya tidak bergeser dari titik orbit tujuan disyari`atkanya
Islam, yakni mengacu pada public interest (kepentingan umum)10
.
F. Asas-asas Hukum Islam
8 Minhaji, Arah Baru Studi Hukum Islam, http://www.ditpertais.net, acces 25 November 2013.
9 Taher Azhari, dkk, Op. Cit., hlm. 22.
10 Abu Yasid, Islam Akomodatif : Rekonstruksi Pemahaman Islam sebagai Agama Universal, LKis
Yogyakarta, Yogyakarta, 2004, hlm. 65.