hukum dan uu kesehatan

12
TUGAS HUKUM DAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN OLEH : ZULFIANI K11113068 KELAS B FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

Upload: zulfiani-cupphy

Post on 18-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

produsen, konsumen, pelaku usaha, dan pelanggan

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum dan UU kesehatan

TUGAS HUKUM DAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN

OLEH :

ZULFIANI

K11113068

KELAS B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Page 2: Hukum dan UU kesehatan

1. Berikan perbedaan pengertian antara produsen, konsumen, pelaku usaha, dan pelanggan

A. Pengertian produsenDalam pengertian sederhana,produsen merupakan pelaku (orang atau pelaku) yang melakukan

kegiatan produksi.Produksi berarti kegiatan menghasilkan barang atau jasa.Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa.

Produsen adalah orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan.Dalam memasarkan barang-barang dagang atau jasanya biasanya produsen menawarkan harga yang relatif lebih murah karena produsen merupakan agen-agen langsung yang banyak dicari oleh masyarakat khususnya para pedagang untuk membeli barang dagangan yang nanti akan mereka jual tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal.

B. Pengertian konsumen

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Pasal 1 ayat 2 memberikan pengertian konsumen sebagai berikut:Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Menurut Hornby :“Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa; seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.

Dalam ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan, sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Akan tetapi yang dimaksud di dalam UU Perlindungan Konsumen sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

Di dalam realitas bisnis seringkali dibedakan antara Consumer (konsumen) dan Custumer (pelanggan).Konsumen adalah semua orang atau masyarakat,termasuk pelanggan.Sedangkan Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu produk yang di produksi oleh produsen tertentu.

C. Pengertian pelaku usaha

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Pasal 1 ayat 3 memberikan pengertian pelaku usaha sebagai berikut:Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Penjelasan Pasal 1 ayat 3 UUPK menyebutkan yang termasuk dalam pelaku usaha adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importer, pedagang, distributor dan lain-lain.

Page 3: Hukum dan UU kesehatan

D. Pengertian pelanggan

Menurut Nasution (2001:44) Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan.

Menurut Suharto, AM (2009:15) mengungkapkan “Pada hakikatnya pelanggan dapat dipandang secara umum dan secara khusus”. Dalam pengertian yang umum adalah setiap orang yang berhubungan dengan kita. Pengertian ini mengindikasikan bahwa kita, di mana pun berada, dan dalam kondisi apa pun harus berlaku baik, ramah, dan siap membantu. Bila kita berpikiran seperti ini, maka akan tercipta budaya saling melayani, saling membantu, saling menghormati dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Pengertian pelanggan yang kedua, yaitu dalam arti khusus adalah setiap orang atau organisasi yang menginginkan dan membutuhkan suatu produk dengan mengeluarkan pengorbanan (membayar). Contoh paling konkret adalah pembeli, penumpang, nasabah, klien, pasien, tamu/ penghuni hotel, prospek, pembaca, penonton, pemirsa,pemakai, dan lain- lain.

Dari pendapat pakar dan undang- undang tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pelanggan ada dimana- mana. Secara nyata pelanggan adalah mereka atau setiap orang yang membayar untuk mendapatkan apa yang diinginkan/ butuhkan atau Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkomsumsi suatu produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.

2. Berikan perbedaan pengertian antara konsumen,pasien dan pelanggan

A. Pengertian konsumen

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Pasal 1 ayat 2 memberikan pengertian konsumen sebagai berikut:Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Menurut Hornby :“Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa; seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.

Dalam ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan, sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Akan tetapi yang dimaksud di dalam UU Perlindungan Konsumen sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

Di dalam realitas bisnis seringkali dibedakan antara Consumer (konsumen) dan Custumer (pelanggan).Konsumen adalah semua orang atau masyarakat,termasuk pelanggan.Sedangkan Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu produk yang di produksi oleh produsen tertentu.

Page 4: Hukum dan UU kesehatan

B. Pengertian pasien

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 10 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Berdasarkan Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

Dari bunyi pasal-pasal di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pasien adalah konsumen pemakai jasa layanan kesehatan.Sebagai pemakai jasa layanan kesehatan, pasien juga disebut sebagai konsumen sehingga dalam hal ini berlaku juga ketentuan UUPK.

C. Pengertian pelanggan

Menurut  Nasution (2001:44) Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan.

Menurut Suharto, AM (2009:15) mengungkapkan “Pada hakikatnya pelanggan dapat dipandang secara umum dan secara khusus”. Dalam pengertian yang umum adalah setiap orang yang berhubungan dengan kita. Pengertian ini mengindikasikan bahwa kita, di mana pun berada, dan dalam kondisi apa pun harus berlaku baik, ramah, dan siap membantu. Bila kita berpikiran seperti ini, maka akan tercipta budaya saling melayani, saling membantu, saling menghormati dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Pengertian pelanggan yang kedua, yaitu dalam arti khusus adalah setiap orang atau organisasi yang menginginkan dan membutuhkan suatu produk dengan mengeluarkan pengorbanan (membayar). Contoh paling konkret adalah pembeli, penumpang, nasabah, klien, pasien, tamu/ penghuni hotel, prospek, pembaca, penonton, pemirsa,pemakai, dan lain- lain.

Dari pendapat pakar dan undang- undang tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pelanggan ada dimana- mana. Secara nyata pelanggan adalah mereka atau setiap orang yang membayar untuk mendapatkan apa yang diinginkan/ butuhkan atau Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkomsumsi suatu produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.

3. Sebutkan dan jelaskan hak dan kewajiban produsen,konsumen,pelaku usaha dan pasien

A. Hak dan kewajiban produsen

Hak Produsen1) Hak untuk menerima uang pembayaran sesuai dengan kesepakatan

Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. Ketentuan ini sudah jelas,ada uang, ada barang.

2) Hak untuk menuntut konsumen apabila terjadi penipuan alat pembayaranJika konsumen mengunakan penipuan alat pembayaran misalnya uang palsu dalam transaksi,maka produsen berhak menuntut konsumen tersebut

3) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan pembelaan apabila produk yang dijual tidak terbukti berdampak negatif

Page 5: Hukum dan UU kesehatan

Produsen berhak mendapatkan perlindungan hukum dan pembelaan,jika ada konsumen yang menuntut bahwa produk yang dijual berdampak negative,tetapi setelah dilakukan penyelidikan tidak terbukti berdampak negatif

Kewajiban Produsen

1) Memberikan informasi yang benar dan sesuai dengan keadaan produkKonsumen tentu harus memperoleh informasi yang benar mengenai barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Karena informasi inilah yang akan menjadi landasan bagi konsumen dalam memilih.Untuk itu sangat diharapkan agar produsen memberikan informasi yang benar mengenai barang/jasanya.

2) Melayani konsumen dengan baik karena “ Pembeli adalah Raja”Produsen harus memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan kepada pembeli atau konsumen

3) Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan merupakan produk yang aman dan layak untuk dikonsumsiTentu saja konsumen tidak mau mengkonsumsi barang/jasa yang dapat mengancam keselamatannya.Untuk itu konsumen harus diberi kebebasan dalam memilih barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Kebebasan memilih ini berarti tidak ada unsur paksaan atau tipu daya dari produsen agar konsumen memilih barang/jasanya.

4) Memberikan ganti rugi apabila produk yang dijual berdampak negative bagi konsumenApabila terbukti barang yang dijual produsen berdampak negative bagi konsumen, maka produsen harus memberikan ganti rugi

B. Hak dan Kewajiban Konsumen

Sebagaimana telah disebutkan, bahwa pengaturan hak-hak dan kewajiban-kewajiban konsumen dapat bersumber pada peraturan perundangan yang bersifat umum dan juga perjanjian/kontrak yang bersifat khusus. Berikut ini hak-hak konsumen diatur di dalam Pasal 4 UU PK, yakni:1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

Tujuan utama konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa adalah memperoleh manfaat dari barang/jasa yang dikonsumsinya tersebut.Perolehan manfaat tersebut tidak boleh mengancam keselamatan, jiwa dan harta benda konsumen, serta harus menjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

Tentu saja konsumen tidak mau mengkonsumsi barang/jasa yang dapat mengancam keselamatan, jiwa dan hartanya. Untuk itu konsumen harus diberi kebebasan dalam memilih barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Kebebasan memilih ini berarti tidak ada unsur paksaan atau tipu daya dari pelaku usaha agar konsumen memilih barang/jasanya.

3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

Sebelum memilih, konsumen tentu harus memperoleh informasi yang benar mengenai barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Karena informasi inilah yang akan menjadi landasan bagi konsumen dalam memilih.Untuk itu sangat diharapkan agar pelaku usaha memberikan informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai barang/jasanya.

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan. Tidak jarang konsumen memperoleh kerugian dalam mengkonsumsi suatu barang/jasa. Ini

berarti ada suatu kelemahan di barang/jasa yang diproduksi/disediakan oleh pelaku usaha. Sangat diharapkan agar pelaku usaha berlapang dada dalam menerima setiap pendapat dan keluhan dari

Page 6: Hukum dan UU kesehatan

konsumen. Di sisi yang lain pelaku usaha juga diuntungkan karena dengan adanya berbagai pendapat dan keluhan, pelaku usaha memperoleh masukan untuk meningkatkan daya saingnya.

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Pelaku usaha tentu sangat memahami mengenai barang/jasanya. Sedangkan di sisi yang lain, konsumen sama sekali tidak memahami apa saja proses yang dilakukan oleh pelaku usaha guna menyediakan barang/jasa yang dikonsumsinya. Sehingga posisi konsumen lebih lemah dibanding pelaku usaha.

Oleh karena itu,diperlukan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa yang patut bagi konsumen. Patut berarti tidak memihak kepada salah satu pihak dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Pada umumnya posisi konsumen lebih lemah dibanding posisi pelaku usaha. Untuk itu pelaku

usaha harus memberikan pembinaan dan pendidikan yang baik dan benar kepada konsumen. Pembinaan dan pendidikan tersebut mengenai bagaimana cara mengkonsumsi yang bermanfaat bagi konsumen, bukannya berupaya untuk mengeksploitasi konsumen.

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Sudah merupakan hak asasi manusia untuk diperlakukan sama.Pelaku usaha harus

memberikan pelayanan yang sama kepada semua konsumennya, tanpa memandang perbedaan idiologi, agama, suku, kekayaan,maupun status sosial.

8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Inilah inti dari hukum perlindungan konsumen.Sebenarnya tujuan dari pemberian kompensasi, ganti rugi, atau penggantian adalah untuk mengembalikan keadaan konsumen ke keadaan semula, seolah-olah peristiwa yang merugikan konsumen itu tidak terjadi.

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya. Hak konsumen sebenarnya sangat banyak dan bisa terus bertambah. Adanya ketentuan ini membuka peluang bagi pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak konsumen yang tidak diatur pada ketentuan diatas.

Kewajiban-kewajiban konsumen yang diatur dalam Pasal 5 UU PK adalah:1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang

dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. Tidak bisa dipungkiri bahwa seringkali konsumen tidak memperoleh manfaat yang maksimal, atau bahkan dirugikan dari mengkonsumsi suatu barang/jasa. Namun,setelah diselidiki, kerugian tersebut terjadi karena konsumen tidak mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian yang telah disediakan oleh pelaku usaha.

2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa Tak jarang pula konsumen tidak beritikad baik dalam bertransaksi atau mengkonsumsi barang. Hal ini tentu saja akan merugikan khalayak umum, dan secara tidak langsung si konsumen telah merampas hak-hak orang lain.

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. Ketentuan ini sudah jelas,ada uang, ada barang.

4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, patut diartikan sebagai tidak berat sebelah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Pengaturan hak-hak dan kewajiban-kewajiban pelaku usaha dapat bersumber pada peraturan perundangan yang bersifat umum

Page 7: Hukum dan UU kesehatan

dan juga perjanjian/kontrak yang bersifat khusus.Hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UUPK adalah:1) hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai

tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;2) hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;3) hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hokum sengketa

konsumen;4) hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak

diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;5) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban-kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 UUPK adalah:1) beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;2) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau

jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;3) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;4) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan

ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;5) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa

tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

6) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

7) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Bila diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa hak dan kewajiban pelaku usaha bertimbal balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi konsumen adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian pula dengan kewajiban konsumen merupakan hak yang akan diterima pelaku usaha

4. Hak dan Kewajiban Pasien

Hak dan kewajiban pasien menurut UU no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 31 dan 32

Hak Pasien

1) Setiap pasien mempunyai hak:memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

2) memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;3) memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;4) memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur operasional;5) memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan

materi;6) mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;7) memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di

Rumah Sakit;8) meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat

Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;9) mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;

Page 8: Hukum dan UU kesehatan

10) mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

11) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

12) didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;13) menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak

mengganggu pasien lainnya;14) memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;15) mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;16) menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang

dianutnya;17) menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan

yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan18) mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media

cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban Pasien

1) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.

Hak dan kewajiban pasien menurut UU no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51

Hak Pasien

Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak:

1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), yaitu : Diagnosis dan tata cara tindakan medis; Tujuan tindakan medis yang dilakukan; Alternatif tindakan lain dan resikonya; Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

2) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;3) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;4) Menolak tindakan medis; dan5) Mendapat isi rekam medis.

Kewajiban Pasien

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;2) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;4) Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

 

Page 9: Hukum dan UU kesehatan