hubungan tanah dengan tanaman dalam konsep edapologi

27
HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM KONSEP EDAPOLOGI MAKALAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I KELOMPOK 8 MUHAMMAD IQBAL 150510110043 DESY VERONIKA 150510110047 RIVAN ADITYA BANGUN 150510110053 DIAH FITRIAH SARI 150510110063

Upload: muhamad-iqbal

Post on 02-Aug-2015

683 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM

KONSEP EDAPOLOGI

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Kesuburan Tanah dan

Nutrisi Tanaman I

KELOMPOK 8

MUHAMMAD IQBAL 150510110043

DESY VERONIKA 150510110047

RIVAN ADITYA BANGUN 150510110053

DIAH FITRIAH SARI 150510110063

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

Page 2: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, bahwa penulis telah

menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I dengan

membahas “Hubungan Tanah dengan Tanaman dalam Konsep Edapologi” dalam

bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Seperti pepatah mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak, maka

penulis menerima kritik dan saran yang membangun.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain

berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang

penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen bidang studi Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I yang telah memberikan

tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas

ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai

kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya dan khususnya

bagi penulis sendiri sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Penulis

Page 3: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………….…………….i

Daftar isi…………………………………………………………….…………..…ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………….……………………..……1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………….…..2

1.3 Tujuan Penulisan..……………………………...……………………….…..2

Tinjauan Pustaka………………………….……………………………………….3

Metode…………………………………….………………………………………4

BAB II Pembahasan

2.1 ……………………………………………5

2.1.1 ………………………………………………….5

2.1.2 ……………………………………...………8

2.1.3 …………...………………………………….8

2.2

2.2.1 ………………………………………………...11

2.2.2 ………...………………………..…………..13

BAB III Penutup

Kesimpulan………………………………………………………..……15

Daftar Pustaka………………………………………………………………..…..17

Page 4: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya

tanaman darat. Definisi ilmiahnya tanah adalah kumpulan dari benda alam di

permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison, terdiri dari campuran bahan

mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya

tanaman.

Kajian tanah dari aspek proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor

pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di

lapang disebut pedologi (pedo = gumpal tanah). Kajian Pedodoli antara lain meliputi

agrogeologi, fisika, kimia dan biologi tanah, morfologi dan klasifikasi Tanah, survai dan

pemetaan tanah, analisis bentang lahan, ilmu ukur tanah, perencanaan dan

pengembangan wilayah. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang

dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.

Pemahaman tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman tingkat

tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian seekonomis mungkin disebut edapologi

(edaphos = bahan tanah subur). Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan

pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan

untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman. Kajian edapologi

meliputi kesuburan tanah, konservasi tanah dan air, agrohidrologi, pupuk dan

pemupukan, ekologi tanah dan bioteknologi tanah.

Page 5: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

dari makalah ini adalah :

- Pengertian tanah

- Tanah dalam Edapologi

- Hubungan tanah dengan tanaman

- Pengaruh sifat-sifat tanah terhadap tumbuhan

- Kesuburan tanah

- Agrohidrologi, pupuk dan pemupukan

- Ekologi tanah dan bioteknologi tanah

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

lebih memahami dan mengetahui hubungan tanah dengan tumbuhan dalam konsep

edapologi. Dan diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dikehidupan sehari-

hari.

Page 6: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Tinjauan Pustaka

Menurut Soil Survey Staff, 1999 Tanah merupakan suatu benda alam yang

tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang

menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau

kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan

asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan

transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di

dalam suatu lingkungan alam

Menurut Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase

yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad

hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan

kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi

yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman

Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika

Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat

bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam

ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang

kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang

terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun

kehidupan biologinya.

Menurut Darmawijaya (1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh

alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu

menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka

waktu tertentu pula.

Page 7: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Metode Penulisan

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode

studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang

edapologi. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.

Page 8: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanah Dalam Edapologi

Definisi tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Lapisan permukaan bumi

yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya akar, penopang

tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organic dan

anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe,

Mn, B, Cl dan lain-lain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (0rganisme)

yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu

tumbuh dan proteksi) bagi tanaman. Secara terintegrasi ketiganya dapat menunjang

produktifitas tanah menghasilkan biomassa dan produksi tanaman (tanaman pangan,

obat-obatan, industri, perkebunan dan tanaman kehutanaman).

Berdasarkan definisi tersebut maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat

fungsi utama yaitu sebagai:

1. Sebagai tumbuh dan berkembangnya perakaran yaitu penyokong tegak-

tumbuhnya bagian atas tanaman (trubus) dan penyerap zat-zat yang dibutuhkan

tanaman.

2. Penyedia kebutuhan primer tanaman berupa air, udara dan unsur hara yang

berguna dalam proses fisiologis dan metabolism tanaman sejak awal

pertumbuhan hingga proses produksi dan panen.

3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman berupa zat-zat aditif yang berfungsi

dalam menunjang proses fisiologis dan metabolism agar berlangsung optimum.

Zat-zat aditif dapat diproduksi oleh biota tanah terutama mikroflora tanah. Zat-

zat aditif tersebut dapat berupa zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan

asam-asam organik tertentu), za-zatt antibiotik dan toksin yang berfungsi

sebagai anti hama penyakit tanaman asal tanah dan enzim yang berfungsi dalam

meningkatkan ketersediaan kebutuhan primer, transformasi zat-zat toksik

esternal seperti pestisida dan limbah industri berbahaya (bioremidasi).

Page 9: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

4. Habitat biota tanah yang berdampak posiitif karena terlibat langsung maupun

tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman,

maupun yang berdampak negative karena sebagai hama dan penyakit tanaman.

2.2 Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman

Mengingat pentingnya tanah sebagai media tumbuh, maka perlu di pahami

komponen-komponen penyusun tanah yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan yang dalam memproduksi biomasa atau pruduksi guna

memenuhi kebutuhan umat manusia.

Page 10: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Tanah tersusun dari empat komponen utama, yaitu : bahan mineral, bahan

organic, air dan udara. 50% (volume) bahan padatan (bahan mineral dan 5% bahan

organik), 25% air dan 25% udara.

Khusus tanah gambut yang tersebar di pulau-pulau besar Indonesia seperti:

Sumatera, Kalimantan, Papua, komposisi ini sangat berbeda. Pada tanah gambut hampir

100% bahan padatan tanah terdiri dari bahan organik yang pori-porinya 100% bahkan

lebih terisi oleh air, sehingga kadar air tanah gambut dapat mencapai 300 – 300%.

Proporsi komponen penyususn tanah secara alamiah tergantung pada:

(1) Ukuran partikel bahan padatan, makin halus ukurannya semakin padat tanah

tersebut, sehingga ruang dan total ruang porinya semakin kecil, sebaliknya jika semakin

kasar,

(2) Jumlah bahan organik tanah, tanah gambut lebih besar kadar bahan organiknya

dibandingkan tanah mineral, tanah mineral bervegetasi lebat mengandung bahan organic

lebih besar dibandingkan tanah gundul (lahan kritis), umumnya semakin tinggi kadar

bahan organik semakin besar kadar air tanah.

(3) Iklim (curah hujan dan temperature), tanah-tanah di daerah bercurah hujan rendah

tetapi temperature tinggi akan mempunyai kadar air tanah lebih rendah dibandingkan

dengan tanah di daerah bercurah hujan tinggi walaupun temperaturnya juga tinggi.

Daerah yang pertama evapotranspirasi tinggi tetapi penambahan air melalui hujan

sangat sedikit, sehingga kehilangan air tanah cukup tinggi.

Agar tanah dapat berfungsi sebagai media tumbuh maka keempat komponen

penyususn tanah (bahan mineral, bahan organic, air dan udara) harus ada di dalam

tanah, semakin mendekati komosisi ideal maka semakin baik pertumbuhan tanaman,

karena setiap komponen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam menunjang

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Bahan mineral berfungsi sebagai sumber unsure hara bagi tumbu-tumbuhan,

berasal dari pelapukan batu-batuan, biasanya berukuran pasir (50 µ – 2 mm), debu (2 –

50 µ) dan liat <2 µ) dan yang lebih besar 2 mm terdiri dari kerikil atau batu. Oleh sebab

itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral dalam

Page 11: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

batuan yang melapuk. Jenis dan komposisi unsur-unsur yang terdapat dalam mineral

yang berbeda akan berbeda pula, karena itu mineral tanah berfungsi sebagai sumber

unsur hara esensial bagi tumbuhan. Berikut ini beberapa contoh mineral dan fungsinya

sebagai sumber hara: kalsit (Ca); dolomite (Ca, Mg); Feldspar (ortoklas (K), plagioklas

(Na, Ca); Mika (muskovit (K), biotit (K, Mg, Fe); Amfibole/hornblende (Ca, Mg, Fe,

Na); pyroksin (Ca, Mg, Fe); olivine (Mg, Fe); leusit (K); apatit (P) dan lain-lain.

Udara tanah dibutuhkan tumbuhan karena berfungsi sebagai sumber gas,

terutama gas oksigen (O2), gas nitrogen (N2) dan gas karbon dioksida (CO2).

(1) Gas O2 sebagai komponen penyususn udara tanah di butuhkan oleh sel-sel akar

tumbuhan untuk respirasi dan dalam reaksi oksidasi enzimatik oleh mikroorganisme

aututrofik yang menghasilkan gas CO2.

(2) Gas CO2 yang di lepas akan dimanfaatkan oleh organism fosintetik (mikro

organisme dan tumbuhan).

(3) Gas N2 akan di manfaatkan oleh mikroorganisme fiksasi N2 udara baik cara

bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi maupun tanpa.

Selain gas O2, CO2 dan N2 di dalam udara tanah juga terdapat gas NH3, H2,

NO2 dan lain-lain yang dihasilkan selama proses dekomposisi bahan organik oleh

mikroorganisme atau yang berasal dari sisa pestisida dan limbah industri. Gas-gas

tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan besifat meracun pada

konsentrasi tertentu. Perubahan komposisi gas-gas penyususn udara tanah sangat

ditentukan oleh sirkulasi udara (aerasi) tanah.

Aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik sangat

dipengaruhi oleh komposisi gas dalam udara terutama O2, karena O2 di butuhkan dalam

proses respirasi oleh mikroorganisme aerob. Dengan demikian udara tanah berpengaruh

secara langsung maupun tidak langsung terhadap penyediaan hara bagi tanaman.

Air terdapat dalam tanah karena diserap oleh masa tanah atau tertahan dalam

pori-pori tanah, karena drainase buruk atau tertahan oleh lapisan kedap air. Air

dibutuhkan tumbuhan karena berfungsi sebagai:

Page 12: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

(1) Sebagai sumber unsur hara terutama unsur H dan O, H2O bersama CO2 dibutuhkan

dalam pembentukan karbohidrat dan gula dalam proses fotosintesis.

(2) Sebagai pelarut unsur hara dan transportasi unsur hara ke akar tanaman dan

keseluruh jaringan tanaman.

(3) Sebagai bagian dari sel tanaman yaitu bagian dari protoplasma.

2.3Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dalam

jumlah seimbang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Kesuburan tanah tidak

terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling

berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari

selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang

bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea,

TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.

Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau

melengkapi unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena hanya bersifat

menambah atau melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan harus diketahui

gambaran keadaan tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk mendukung

pertumbuhan tanaman.

2.4 Hubungan Sifat Tanah dan Tanaman

Tanah memiliki beberapa sifat yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman. Sifat tersebut adalah sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah.

2.4.1 Sifat Fisik Tanah

a. Profil Tanah

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat

gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah.

Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan

Page 13: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

C. Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan

paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini

sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan. Horison B

disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan

organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada

horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan

bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.

b. Warna Tanah

Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna

permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap

warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah

yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah

kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase

(serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam

tanah berbentuk Fe2+.

3. Tekstur Tanah

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang

secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral

dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm;

Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron.

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi

(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan

kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah

atau tanahnya lebih cepat kering.

Page 14: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk

diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan

tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih

besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu

aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa

diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

2.4.2 Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan

mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang

dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan

gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen),

pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap

ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada

pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion

OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH-

larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam

karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur

tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap

oleh tanaman.

Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti

tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat

Page 15: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9

karena banyak mengandung garam natrium.

Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :

1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada

umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena

pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi

tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat

racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah

asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti

Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi

tanaman.

3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada

pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik

Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal.

Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang

diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi

pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah

juga dapat memperburuk pH tanah.

Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan

menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan

dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi

pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis

tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

2.4.2 Sifat Biologi Tanah

Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain :

Page 16: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

a. Hewan besar pelubang tanah

Tikus, kelinci, kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah

kesuburan serta struktur  tanah, tetapi hewan ini juga makan dan menghancurkan

tanaman sehingga secara umum lebih mengganggu daripada menguntungkan.

Selain itu terdapat cacing tanah, cacing tanah tersebar diseluruh penjuru dunia

dengan sekitar 7000 spesies. Tiga spesies yang paling umum yaitu helodrilus

calliginosus (cacing kebun), hellodrilus feotidus (cacing merah) dan lumbridus terrestris

(night crawler). Cacing tanah tidak makan vegetasi hidup tetapi  makan bahan organik

mati sisa-sisa hewan atau tanaman. Bahan organik yang dimakan kemudian dikeluarkan 

berupa agregat-agregat  banyak mengandung unsur hara yang berguna bagi tanaman.

Cacing memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih

mudah ditembus akar tanaman. Kebanyakan cacing hidup di kedalaman kurang dari 2m.

cacing suka hidup pada tanah-tanah lembab. Tata udara baik, hangat sekitar 21 derajat c,

pH 5,0-8,4,. Banyak bahan lorganik, kandungan garam renda, tetapi Ca tersedia tinggi,

tanah agak dalam, tekstur sedang sampai halus.

            Lalu ada Arthropoda dan mollusca. Arthropoda dalam tanah digolongkan

kedalam beberapa famili yaitu crustacea (kepiting, lobster, crayfish) chilopoda (sejenis

kelabang), arachnida (laba-laba), insek (belalang, jangkrik). Crustacea banyak

ditemukan di rawa pasang surut. Hewan ini membuatt lubang yang menyebabkan

terjadinya perpindahan tanah dalam (under) ke permukaan (top) yang banyak

mengandung sulfida, sehingga teroksidasi menjadi sulfat dengan tingkat keasaman yang

sangat tinggi. Jenis mollusca yang hidup diatas tanah yang terpenting adalah bekicot.

Hewan ini memakan sisa tanaman yang membusuk maupun yang masih hidup      

b. Mikrofauna

Terdiri dari Protozoa dan Nematoda. Protozoa merupakan hewan bersel satu yang

memakan bakteri, sehingga dapat menghambat daur ulang unsur hara atau menghambat

berbagai proses dalam tanah yang melibatkan bakteri. Nematoda merupakan cacing

yang sangat kecil seperti benang, berdasarkan jenis makanannya nematoda dibedakan

menjadi omnivorus makan sisa bahan organik, predaceous, makan hewan-hewan

tanahtermasuk nematoda yang lain, parasitik merusak akar tanaman,           

Page 17: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

c. Makroflora

Akar tumbuhan yang mati di dalam tanah menyediakan energi dan makanan

hewan dan mikroflora. Akar tanamanmeningkatkan agregasi tanah, dan karena akar

menembus ke lapisan tanah yang dallam maka ia membusuk dan mmenjadi humus. akar

tanaman yang masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan

unsur hara oleh akar tersebut. Selain itu akar juga mempengaruhi ketersediaan unsur

hara karna dapat membentuk asam organik dipermukaannya yang dapat meningkatkan

kelarutan unsur hara. Dikeluarkannya asam AMINO yang mudah dihancurkan dan

terlepasnya beberapa bagian kulit akar dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme

disekitar akar . jumlah organisme disekitar akar ini 10-100 kali lebih banyak daripada

diluar daerah perakaran. Jadi  ketersediaan unsur hara sangat dipengaruhi oleh bahan

yang dikeluarkan oleh akar dan aktivitas mikroorganisme di rhizophere (daerah sekitar

perakaran)  

d. Mikroflora

Terdiri dari bakteri, fungi, actinomycetes, algae, dan virus.

1. Bakteri

Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph. Autotroph

yaitu bakteri  yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik, misalnya

melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri yang mendapatkan makanannya

dari bahan organik yang telah ada. 

Bakteri autotroph bermanfaat karena mempengaruhi sifat-sifat tanah. Misalnya

merubah nitrit menjadi nitrat, sulfida menjadi sulfat dsb. Nitrifikasi berpengaruh

terhadap kualitas lingkungan karena oksidasi dari NH4 menjadi NO3 yang mudah larut,

dapat menyebabkan pencemmaran nitrat pada air tanah . konsentrasi nitrat yang tinggi

dalam air dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Bakteri heterotroph dalam tanah

dapat dibedakan menjadi bakteri pengikat nitrogen dan bukan pengikat nitrogen.

2. Fungi

Dapat  dibedakan menjadi parasitik, saprohitik, dan simbiotik, dan simbiotik.

Page 18: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

v  Parasitik yang dapat menyebabkan bercak pada tanaman.

v  Saprophitik yang mendapatkan makanan dari dekomposisi bahan organik

v  Simbiotik hidup pada akar dimana keduanya terjadi simbiosis mutualisme.

Mycorhiza /jamur  akar, adalah asosiasi simbiosis mycelia fungi dengan akar tanaman

tertentu. Membantu tanaman induk menyerap unsur hara tertentu.

3. Actinomycetes

           Secara taksonomi dan morfologi dapat digolongkan sebagai fungi ataupun

bakteri, tetapi akhir-akhir ini diklasifikasikan sebagai bakteri.  Fungsi utamanya yaitu

dalamm dekomposisi bahan organik terutama selulosa dan bahan organik  lain yang

resisten. Keadaan yang baik untuk perkembangan actinomycetes yaitu banyak tersedia

bahan organik segar, pH tanah netral sampai agak masam, tanah lembab, tetapi lebih

tahan kekeringan daripada fungi.

4. Algae

            Algae mempunyai chlorophyl dan terdiri dari green algae, blue green algae,

yellow green algae, dan diatomae. Berkembang biaka pada tanah yang subur. Pada

tanaman padi sawah algae membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan

mengikat N yang ada di udara.

5. Virus

            Berbeda dengan mikroflora yang lain, virus tidak dapat hidup lama didalam

tanah, dan tidak dapat berkembang biak tanpa induk semangnya. Virus dapat diberantas

dengan memberantas pembawa virus  seperti nematoda, fungi dan akar akar tanaman.       

Page 19: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

BAB III

PENUTUP

Page 20: HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM  KONSEP EDAPOLOGI

Daftar Pustaka

http://nurafni.com/2011/04/27/dasar-dasar-teknologi-tanah/

http://usupress.usu.ac.id/files/Kesuburan%20Tanah%20dan%20Pemupukan%20-

%20Final_bab%201.pdf

http://setengahbaya.info/arsip/hubungan-tanah-dan-tanaman-kesuburan-tanah.html

http://haryanthogeo.blogspot.com/2011/10/sifat-biologi-tanah.html