hubungan sosial santri di pondok pesantren...

58
HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN (Studi atas Hubungan Sosial Santriwati dan Dampaknya di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh CHABIB LUDFIANSYAH NIM. 11540068 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: nguyentuyen

Post on 06-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN

(Studi atas Hubungan Sosial Santriwati

dan Dampaknya di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh

CHABIB LUDFIANSYAH

NIM. 11540068

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

U N I V E R S I T A S I S L A M N E G R I S U N A N K A L I J A G A

Y O G Y A K A R T A

2015

Page 2: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama

NIM

Fakultas

Prodi/ Jurusan

Ala.rnat Asal

Telp/ Hp

Judul Skripsi

Chabib Ludfiansyah

11540068

Ushuluddin

Sosiologi Agama

Kebondalem, Madurejo, Prambanan, Sleman

083840088354/ 08s700037006

HIJBIJNGAN SOSIAI SANTRI DI PONDOK

PESANTREN MODERN (Studi alas Hubungan Sosial

Santriwati dan Darnpaknya di Pondok Pesanten Modem

Muhammadiyah di Yogyakarta)

saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya tulis

Menyaiakan bahwa:

l Skdpsi yang

sendiri.

2. Bilamana skripsi ini telah di munaqosyahkbn dan diwajibkan revisi, maka

saya bersedia dan sanggup merevisi dalam waltu 2 (dua) bulan terhitung dari

tanggal munaqosyal. Jika temyata lebih dari dua bulan revisi belum

terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqosyah

kembali dengan biaya sendiri.

3. Apabila di kemudian hari temyata diketahui karya teNebut bukan karya

ilmiai saya (plagiat), maka saya bersedia menanggung sanksi dan dibatalkan

gelar kesarjanaan saya.

Demikian pemyataan yang saya buat dengan sebenar-benanya.

Yogyakarta" 9 Juni 2015

Saya yang menyatakan

Page 3: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

^ t UDirenitas Trlam Ncgeri Sunrn Kaliiaga Yofiyakarta FM-UINSUKA-PMB_{J51Ro

lf,lf] suRAr PERsET'JUAN 'KRIPSTDr. Moh. Sehadha, S.Sos, M.Hum

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kaliiaga Y

NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Persetujuan Skripsi

Kepada YthDekan Fakultas Ushuluddin dao Pemikiran Islam

Universitas lslam Negeri Sunan Kalijaga

Di Yogyakarta

Arsalamu alaikum tlr. 14 b.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

perbaikan seperlunya, mal<a kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi

Saudara:

Nama

NMJudul Skripsi

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Isiam

Jurusar Sosiologi Agama UIN Sunar Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Stlata Satu (SI) dalam Ilmu Sosiologi Agama.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas dapat

segera dimtmaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'dlaikum Wr. W.

: Chabib Ludfiansyah

:11540068: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MODERN (Studi atas Hubungan Sosial Santriwati dan Dampaknya

di Pondok Pesanten Modem Muhammadiyah di Yogyatafia)

ogyakart4 9 Juni 2015

2 0417 199903 I 003

Page 4: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NECERI SUNAN KALIJAGA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM11. Marsda Adisucito Telp.(0274) 5 121 56 Fax.(0274) 5 l2 I 56 Yogyakarta

PENGESAIIAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIRNomor : UIN.02EU.PP.0O.9 /147 ll2}l5

Skripsi / Tugas Ahir dengan Judul :

IIUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK Pf,SANTRXN MODERN (Studiatas Hubungatr Sosial Satrtriwati dan Dampaknya di Pondok Pesatrtren Modern

Muhammadiyah di Yogyakerta)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh,Nana : Chabib LudfiansyahNIM : 11540068Telah di uurraqesyahJcan pada : Rabu, l7 Juni 2015Dengan nilai : 91,66 (A-)Dan dinyahlan telab diterima oleh I akullas Ushuluddin dan Perukran Islam

TIM ML]NAQASYAH

Sidang I

NIP. 972441 199903Penguji II

Dr. Muhammad Amin. Lc. MA19630604 r9920J 1

ffi

Page 5: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

v

MOTTO

٦ا رر يسعسلٱإن مع ٥را ر يسعسلٱفإن مع

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Page 6: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk :

Umi tercinta Sumarni dan Ayahku Suhariyanto, Yang telah membesarkan aku dan

Mendidik aku dari Kecil hingga sekarang.

Tak lupa juga untuk Adik – adikku Tercinta : Choni Dwi Ludfiani (Choni), M.

Hanif Atriansyah (Hanif) dan Dimas Nur Cholis Masjid (Dimas)

Mas Agus Yuliyanto yang selalu membimbingku dalam perjalanan hidup imi

Sosok wanita muslimah yang telah meminjamkan laptop untuk menulis karya ini

dan memotivasiku di setiap waktu.

Semua guru – guruku yang telah mengajarkan, aku cara berinteraksi dengan dunia.

Sahabat – sahabatku semuanya yang tulus mendo’akanku, semoga hubungan

silaturrahim kita bisa terjaga sampai akhir hayat.

Almamaterku tercinta Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Page 7: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah s.w.t. atas

segala nikmat dan tanggung jawab yang Allah titipkan kepada hambanya di dunia.

Suatu kenikmatan bagi setiap hamba-Nya yang menjalankan amanah dengan

menuntut ilmu guna mencapai ridha-Nya. Semoga perjalanan tersebut disebut

sebagai Jihaddun fi sabilillah. Amin

Shalawat dan salam senantiasa haturkan kepada suri tauladan, uswatun

khasanah dan pembawa risalaah Allah s.w.t. yakni Nabi Muhammad s.a.w. Yang

membimbing manusia dari tempat yang gelap menuju cahaya keislaman.

Hasil karya tulis ini merupakan wujud dari tanggung jawab akademik

penulis di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selanjutunya penulis mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung, antara lain:

1. Drs. H. Akh. Minhaji, Ma., Ph. D, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kaliaga Yogyakarta.

2. Dr. Alim Roswantoro, M. Ag, selaku dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Masroer, S.Ag, M.Si, Selaku Plt. Ketua Jurusan Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

4. Dr. Al-Makin, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan

ketika menimba ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 8: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

viii

5. Dr. Moh. Soehada, S.Sos., M. Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah sabar membimbing dan memberikan masukan dalam penelitian yang

telah meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini berlangsung hingga

dapat terselesaikan.

6. Segenap Dosen Sosiologi Agama dan Bapak/ Ibu Staff TU yang telah

membimbing dan menasehati, memberikan informasi, dan kontribusi

pemikiran bagi penulis, serta membantu memudahkan dalam pengurusan

proses tugas akhir ini

7. Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di Yogyakarta yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di tempat

tersebut.

8. Kepada Ibunda yang tak kenal lelah dalam memberikan nasihat dan

kepercayaan kepada penulis untuk melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijag

Yogyakarta.

9. Adik-adikku yang saya banggakan, Jadilah anak yang sholeh dan berbakti

kepada kepada orang tua dan tuntulah ilmu setinggi-tingginya sebagai bekal di

hari esok.

10. Mas Agus Yuliyanto yang selalu membimbing dan membina penulis menjadi

sekarang ini.

11. Wanita yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan karya ini.

Page 9: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

ix

12. Almameterku, dan Teman-teman Prodi Sosiologi Agama angkatan 2011,

khususnya Ridwan, Ozi dan Kresna yang selalu menemani hari-hari

dikampus.

13. Seluruh elemen yang telah membantu dan membeikan motivasi penulis unutk

meyelesaikan karya tulis ini.

Semoga dengan karya tulis ini dapat memotivasi penulis untuk menjadi sosok yang

lebih baik dalam kehidupan dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan keilmuan, khususnya dalam bidang Sosiologi Agama.

Yogyakarta, 9 Juni 2015

Penulis

Chabib Ludfiansyah

Page 10: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

MOTTO................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

PEDOMAN LITERASI .......................................................................... xii

ABSTRAK .............................................................................................. xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 8

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

E. Landasan Teori ............................................................................ 13

F. Metode Penelitian........................................................................ 20

G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 25

BAB II

IDEOLOGI MUHAMMADIYAH DAN PROFIL PONDOK PESANTREN

A. Sejarah Muhammadiyah.............................................................. 27

B. Ideologi Gerakan Muhammadiyah .............................................. 28

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren ................................................. 32

D. Tujuan Pondok Pesantren ............................................................ 33

E. Program Pondok Pesantren ......................................................... 34

Page 11: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xi

F. Peraturan Pondok ........................................................................ 39

BAB III

INTERAKSI-SIMBOLIK DI PONDOK PESANTREN MODERN

A. Pengertian Interaksi-Simbolik ..................................................... 42

B. Bentuk Hubungan Sosial ............................................................. 44

C. Simbol-Simbol dalam Pesantren ................................................. 48

D. Model Hubungan Sosial Santri di Pondok Pesantren ................. 54

E. Pemahaman Agama Santri .......................................................... 64

BAB IV

DAMPAK DARI HUBUNGAN SOSIAL DI PONDOK PESANTREN MODERN

MUHAMMADIYAH

A. Sistem Dalam Pesantren .............................................................. 67

B. Konflik Santri .............................................................................. 70

C. Hukuman Pondok ........................................................................ 75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran ............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 81

LAMPIRAN ............................................................................................ 82

Page 12: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Transliterasi adalah kata – kata Arab - Latin yang dipakai dalam penyusunan

skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor

0543b/ U/ 1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

B ‟ B Be ة

T ‟ T Te د

S ‟ Es titik atas ث

Jim J Je ج

H ‟ ḥ Ha titik di bawah ح

Kh ‟ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

ذ l Zet titik di atas

Page 13: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xiii

R ‟ R Er ر

Zai Z Zet ز

شSin S Es

شS in Sy es dan ye

S d ṣ Es titik di bawah ص

D d ḍ De titik di bawah ض

T ‟ ṭ Te titik di bawah ط

Z ‟ ẓ Zet titik di bawah ظ

Ayn ...‟... Koma terbalik (di atas)„ ع

Gayn G Ge غ

F ‟ F Ef ف

Q f Q Qi ق

K f K Ka ك

L m L El ل

Mim M Em و

Page 14: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xiv

N n N En

Waw W We و

H ‟ H Ha

Hamzah ...‟... Apostrof ء

Y Y Ye ي

II. Konsonan rangkap karena tasydid ditulis rangkap :

ditulis muta’aqqid n

ditulis ‘iddah

III. T ’ Marb tah di akhir kata

1. Bila dimatikan, ditulis h

ditulis hibah

ditulis jizyah

(keperluan ini tidak diperlukan terhadap kata – kata Arab yang sudah terserap

ke dalam bahasa indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali

dikehendaki lafal aslinya)

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t :

ditulis ni’matull h

ditulis zak tul- fiṭri

IV. Vokal Pendek

يتعقدي

عدح

هجخ

جسيخ

عخاهلل

زكبحانفط

ر

ضرة

Page 15: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xv

Fathah ditulis a contoh ditulis ḍaraba

Kasrah ditulis i contoh ditulis fahima

Ḍammah ditulis u contoh ditulis kutiba

V. Vokal Panjang

1. Fathah + alif , ditulis ( garis di atas)

ditulis j hiliyyah

2. Fathah + alif maqṣ r, ditulis ( garis di atas)

ditulis yas’

3. Kasrah + y mati, ditulis (garis di atas)

ditulis maj d

4. Ḍammah + wau mati, ditulis (dengan garis di atas)

ditulis fur ḍ

VI. Vokal rangkap

1. Fathah + y mati, ditulis ai

ditulis bainakum

2. Fathah + wau mati, ditulis au

ditulis qaul

VII. Vokal – vokal pendek yang berurutan dengan dalam satu kata, dipisahkan dengan

apostrof

فهى

كتت

جبههيخ

يسع

يجيد

فروض

ثيكى

قىل

ااتى

Page 16: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xvi

ditulis a’antum

ditulis u’iddat

ditulis la’in syakartum

VIII. Kata sandang Alif + l m

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al –

ditulis al – Qur’ n

ditulis al - Qiy s

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah

ditulis al – Syams

ditulis al – Sam ’

3. Huruf besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disesuaikan (EYD).

IX. Penulisan kata – kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

penulisannya

ditulis awi al - fur ḍ

ditulis ahl - sunnah

اعدح

نئ شكرتى

انقرا

انقيبش

انشص

انسبء

ذويبنفرو

ض

اهم انسخ

Page 17: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

xvii

ABTRAK

Skripsi yang berjudul Hubungan Sosial Santriwati di Pondok Modern

Muhammadiyah di Yogyakarta merupakan skripsi yang membahas tentang hubungan

sosial santriwati di pondok pesantren modern. Hubungan sosial ini dapat dilihat dari

peran ustadzah sebagai pengasuh pondok dalam pembinaan santri, seperti kajian

rutin, tahfidz, dan kegiatan sehari-hari. Peran ini berbeda dengan pondok tradisional

yang melihat kiai sebagai figur atau sosok yang utama dalam pembinaan santri.

Sosok ustadzah sebagai garda terdepan dalam pengasuhan santri di Pondok Pesantren

Modern Muhammadiyah ini yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan.

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah adalah suatu Lembaga Islam yang

baru dan berfungsi untuk mendidik generasi muda yang sadar akan nilai-nilai Islam

dan tidak meninggalkan ilmu-ilmu umum sebagai bekal di masyarakat. Sebagai

lembaga pendidikan Islam yang bernafaskan Islam berusaha mecentak sesuai dengan

t j n d ri pondok d l h “Terbent kny lemb g pendidik n berk lit d l m

membentuk kader Muhammadiyah berlandaskan Al-Quran dan As-S nn h”.

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial di pondok

pesantren yang ber-notabene pendidikan modern dengan subjek penelitian adalah

santriwati di pondok tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan studi kasus atau field work yang bersifat kualitatif. Penelitian ini melihat

kata-kata, tingkah laku, simbol-simbol atau lisan dari orang ataupun perilaku yang

dapat diamati. Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan snow ball sample

yakni berusaha mencari informasi dari tokoh yang paling tinggi kekuasaanya

kemudian dilanjutkan kepada bawahannya sebagai pelaku utama dalam kejadian

tersebut.

Hasil dari penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan tentang hubungan

sosial santri dengan masyarakat pondok dan melihat dampak sosial dari hubungan

sosial tersebut. Hubungan sosial di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta ini dapat dilihat dari bentuk interaksi sosial santriwati dengan ustadzah,

pengasuh pondok dan masyarakat umum. Interaksi sosial di Pondok Pesantren

modern ini dapat dilihat dari bentuk aktivitas, simbol-simbol, dan perilaku

masyarakat pondok. Berawal dari aktivitas, simbol-simbol dan perilaku inilah

terbentuk interaksi-simbolik, pemahaman, kesadaran santri. Selain melihat hubungan

sosial santri di pondok pesantren modern, peneliitian ini juga mengungkapakan

dampak dari hubungan sosial tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan peneliti

menemukan dampak berupa konflik di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta.

Key Words : Santri-Hubungan Sosial-Dampak Hubungan Sosial

Page 18: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah

Pesantren merupakan lembaga tertua di Indonesia. Pesantren adalah satu-

satunya lembaga pendidikan Islam yang unik, genuine, dan aktif dalam

perkembangan zaman. Pondok pesantren telah tumbuh sejak 7 abad yang lalu

bersamaan dengan proses Islamisasi di Nusantara. Pesantren hingga sekarang

tetap bertahan dan tidak tercerabut dari akar kulturnya, bahkan lembaga ini begitu

dinamis, kreatif, inovatif, dan memilki daya suai (adapatasi) yang tinggi terhadap

perkembangan masyarakat.1

Sejarah kedudukan Pondok Pesantren hampir tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan umat Islam di Indonesia. Catatan sejarah membuktikan bahwa lembaga

Pendidikan Islam tertua ini sudah dikenal sejak Agama Islam masuk ke Indonesia.

Hal ini dapat dibuktikan dari munculnya kerajaan Islam pertama di Aceh pada

abad pertama Hijriyah, munculnya Wali Songo sampai permulaan abad ke XX,

kemudian dilanjutkan dengan sejarah perjuangan mengusir penjajahan di

Indonesia.2

Pesantren di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan pesat, yakni dari

abad ke XVIII sampai dengan abad ke XX M. Hasil penelusuran sejarah

menunjukkan bahwa cikal bakal pendirian pesantren terdapat di daerah sepanjang

pantai utara Jawa, seperti Giri (Gresik), Ampel Denta (Surabaya), Bonang

1 Suryadharma Ali, Paradigma Pesantren Memperluas Horizon Kajian dan Aksi, (Malang, : UIN-Maliki pers, 2013), hlm 9.

2 Marwan Saridjo, dkk, Sejarah Pondok Pesantren, (Jakarta: Dharma Bakti, 1982)., hlm 7.

Page 19: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

2

(Tuban), Kudus, Lasem, dan Cirebon. Kota-kota tersebut merupakan kota

kosmopolitan yang menjadi jalur penghubung perdagangan dunia, sekaligus

tempat persinggahan para pedagang dan mubalig Islam yang datang dari Jazirah

Arab seperti Persia dan Irak.3 Berawal dari jalur perdagangan dunia inilah pondok

pesantren mampu tumbuh subur dan dapat diterima oleh Masyarakat Indonesia.

Pesantren merupakan hasil usaha mandiri kiai yang dibantu oleh santri dan

masyarakat, sehingga memiliki berbagai bentuk. Selama ini belum pernah terjadi

dan barangkali cukup sulit terjadi penyeragaman pesantren dalam skala nasional.

Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kiai dan keadaan

sosial budaya maupun sosial geografis yang mengelilinginya.4

Pondok pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama Pendidikan Islam

tradisional tempat para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan

seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan “Kiai”.5 Keberadaan

kiai dan pondok pesantren merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

karena figur kiai sangatlah dominan dalam menentukan segala arah kebijakan,

pengolahan dan pengembangan pondok pesantren.6

3 Abdurrachman Mas’ud, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002)., hlm. 50. 4 Mujamil Qomar, PesantrenDariTransformasiMetodologimenujuDemokratisasi Institusi

(Jakarta; Erlangga, 2005), hlm. 16 5 Secara terminologi berdasarkan sosio-historis, Kiai adalah seorang pendiri sekaligus

pemilik pondok pesantren, yang secara turun-temurun di wariskan kepada keturunannya (Lebih lanjut cf. Chumaidi Syarif Romas, Kekerasan di Kerajaan Surgawi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003)., hlm 1. Sedangkan dalam penegertian lain julukan Kiai diberikan sebagai gelar kehormatan bagi benda-benda pusaka yang dianggap keramat (mempunyai kesaktian) pada masyarakat jawa, (cf. Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren , (Jakarta, LP3ES, 1982)., hlm 50.

6 Sugeng Haryanto, Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai di Pondok

Pesantren (Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren Sidogiri-Pasuruan,(Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012)., hlm 2.

Page 20: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

3

Menurut Zamakhsary Dofier dalam bukunya Tradisi Pesantren, sebuah

pondok pesantren harus mempunyai elemen-elemen yang harus di penuhi yakni,

Pondok, Masjid, Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik, Santri, dan Kiai.7

1. Pondok merupakan asrama bagi santri yang merupakan ciri

khas tradisi pesantren.

2. Masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren yang

merupakan manifestasi univeralisme dari sistem pendidikan

Islam tradisional.

3. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik yang merupakan pelajaran

wajib di pondok pesantren.

4. Kiai yang merupakan tokoh paling esensial dalam suatu

pesantren.

5. Santri adalah murid-murid yang berasal dari berbagai daerah

yang mempunyai tujuan untuk menuntut ilmu.

Namun, sesuai dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan modernitas

pondok pesantren mulai mengalami perubahan dan pembaharuan dalam segala

bidang. Menurut M. Dawam Rahardjo pembaharuan di dalam pesantren dewasa

ini dapat dilihat dari kecenderungan sosok seorang Kiai yang sedikit demi sedikit

telah meninggalkan kegiatan rutin, yaitu bidang pengajaran dan kemudian lebih

memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk memajukan pesantren secara

7 Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren., hlm 44.

Page 21: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

4

keseluruhan, terutama dalam hubungannya dengan pihak-pihak luar serta dalam

fungsi mengatur organisasi intern pesantren8.

Pembaharuan lembaga pendidikan ini muncul dengan konsep baru yakni

menggabungkan antara sistem pondok dan pengajaran agama Islam secara formal

dengan sistem Bandongan, Sorogan, atau Wetonan. Dengan para santri disedikan

pondokan di dalam dan figur Kiai sebagai tokoh utamanya. 9 Kiai mempunyai

peran untuk mendidik dan mengarahkan santri menjadi sosok ideal yang di

inginkan oleh pesantren.

Peneliti telah menulis dengan versi dan pengamatan masing-masing

tentang pondok pesantren. Hasbi Indra dalam bukunya Pesantren dan

Transformasi Sosial, memulai menyoroti dan membantah tentang pesantren

sebagai lembaga pendidikan tradisional yang statis. Ia melakukan kajian terhadap

pesantren dan menemukan bahwa sistem pendidikannya ditandai oleh beberapa

komponen yaitu santri, masjid, kiai serta adanya tempat berdiam para santri. Dia

mengunggkapkan juga tentang adanya dua kategori pesantren yakni pesantren

tradisional (Salafi) dan pesantren yang sudah berkembang dengan pesat yang

berbentuk modern (Khalafi). Kajian dari beberapa pesantren mengantarakan

pandangan bahwa dunia pesantren penuh dengan dinamika.

Pesantren salafi tetap mengajarkan pengajaran kitab-kitab Islam klasik

sebagai inti pendidikannya dan penerapan sistem madrasah untuk memudahkan

sistem Sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian umum.

8 Abdurahman wahid, dkk, Pesanten dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3S, 1988)., hlm 16. 9 Marwan Saridjo, dkk,Sejarah Pondok Pesantren., hlm 9-10.

Page 22: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

5

Sedangkan pesantren khalafi telah memasukan pelajaran-pelajaran umum dalam

madrasah-madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum

didalam lingkungan pesantren10

Kategori pesantren ini sama dengan pandangan Chumaidi Syarief Romas

dengan membagi pola pondok pesantren menjadi dua yakni, Pola Pondok

Pesantren konservatif dan pondok pesantren progresif. Pondok pesantren

konservatif adalah pondok pesantren yang tidak memiliki badan hukum formal

serta kekuasaan dan kedudukan kiai sangat kuat dan dominan. Asas pendirian

pondok diletakkan pada pendidikan tahfizh al-quran (menghafal Al-Quran)

sebagai roh utama yang menafasi seluruh kehidupan santri yang bermukim.

Sedangkan pola pondok pesantren progresif adalah pola kekuasaan seorang kiai

yang berlandaskan badan hukum formal. Dan pada hakikatnya dengan berdirinya

kepengurusan secara formal maka kepemimpinan kiai pesantren ini menjadi

rasional dan cenderung bersifat organisatoris daripada perorangan yang bersifat

kharismatik.11

Model pondok pesantren konservatif dan progresif tentunya memilki

keistimewaan masing-masing. Pondok pesantren konservatif peran kiai sangat

dominan dan berkuasa dalam pengambilan kebijakan keputusan di pondok

pesantren, sedangkan di pondok pesantren progresif peran kiai dibatasi oleh

sistem yang mengikat di pondok tersebut. Selain itu peran kiai di pondok

pesantren progresif sangat dibantu oleh ustadz dan ustdzah di pesantren. Karena

pondok pesantren progresif atau pondok pesantren modern ustadz dan

10Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren, hlm 47 11 Chumaidi Syarief Romas, Kekerasan Kerajaan Surgawi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2003) hlm., 23-36.

Page 23: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

6

ustadzahmerupakan tokoh sentral dalam mengembangakan kemampuan santri.

Hal ini di karenakan ke ilmuan yang dibawa oleh ustadz dan ustadzah merupakan

keilmuan umum dan agama, sehingga santri mempunyai bekal dalam

kehidupannya bermasyarakat. Dengan kata lain sosok ustadz dan ustadzah di

pondok pesantren modern berperan membina santri secara menyeluruh, sedangkan

sosok kiai lebih cenderung mengembangkan pondok pesantren menjadi pondok

yang besar dan dapat terkenal di masyarakat secara luas, .

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di Yogyakarta hadir sebagai

pola pendidikan pesantren yang bersifat progresif atau modern. Pondok pesanten

yang menggabungkan antara kurikulum pesantren dan kurikulum pendidikan

secara formal, tanpa meninggalkan nafas-nafas kepesantrenan dengan tujuan

mencetak tokoh ulama intelektual dan intelektual ulama. Visi terbesar dari

terbentuknya pondok pesantren ini adalah terbentuknya lembaga pendidikan

berkualitas dalam membentuk kader Muhammadiyah yang berdasarkan Al-Quran

dan As-Sunnah, sesuai dengan ideology Muhammadiyah yakni berlandaskan Al-

Quran dan As-Sunnah. 12

Secara rutinitas peran kiai di Pondok Pesantren Modern ini lebih banyak

digunakan untuk membangun dan mengembangkan pondok pesantren secara

keseluruhan baik fisik maupun non fisik, dan menumbuhkan kepercayaan

terhadap masyarakat lokal maupun luar tentang pondok pesantren ini,

dibandingkan memberikan pengajaran dan ilmu kepada santri. Sehingga

12 Observasi tanggal 14 November 2014 pukul 16.00.

Page 24: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

7

pembinaan Ilmu, Iman dan Taqwa santri lebih banyak di berikan oleh ustadz dan

ustadzah di pondok.

Sosok pembina atau ustadz dan ustadzah di Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyahn menjadi garda terdepan dalam pembinaan akhlaq santri.

Tingkah laku santri, sikap, moral dan pola pikir santri merupakan cerminan dari

pembinaan yang dilakukan oleh ustadzah dan ustadz. Pembinaan ini dapat dilihat

dari kegiatan pengasuhan dan pembelajaran santri di kelas maupun di pondok

yang diampu oleh ustadz dan ustadzah setiap hari.

Dilatarbelakangi oleh data observasi awal di Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyah di Wilayah Yogyakarta yakni tentang sosok ustadzah dalam

pembinaan santri dan pentingnya pembinaan santri dalam mengembangakn

kemampuan santri secara intelektual dan sosial, maka peneliti bermaksud melihat

bentuk “Hubuungan sosial santri di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah

di Yogyakarta”. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menemukan

model hubungan sosial ustadzah dengan santri di pondok modern dan mengurai

model interaksi yang tidak relevan yang berdampak pada hubungan ustadzah

dengan santriwati ataupun pondok pesantren.

Page 25: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

8

B. Rumusan Masalah

Setelah mencermati pembahasan dari latar belakang masalah di atas, maka

bisa penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model hubungan sosial santriwati di Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyah di Yogyakarta?

2. Bagaimana implikasi hubungan sosial santriwati di Pondok Pesantren

Modern Muhammadiyah di Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka dapat penulis ketahui tujuan

dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui secara mendalam tentang hubungan sosial

santriwati di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui lebih mendalam dampak dari hubungan sosial

santri di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di Yogyakarta.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoretis

Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam

dunia pendidikan khususnya tentang hubungan sosial di kalangan

pondok pesantren modern.

b. Secara Praktis

Page 26: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

9

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang model hubungan sosial santri di kalangan

pondok pesantren.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi

masyarakat umum tentang pondok pesantren yang berbasis

sekolah formal.

3. Berguna untuk segenap pengasuh Pondok Pesantren

Modern Muhammadiyah di Yogyakarta untuk dijadikan

sebagai referensi kebijakan, pengasuhan, pengajaran dan

hubungan sosial antara ustadz, ustadzah dengan para santri.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka atau studi kepustakaan, atau juga sering disebut juga

dengan istilah kajian kepustakkan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan

penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga

tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan mubadzir13

Sejauh penelusuran, penelitian, dan pengetahuan hingga saat ini telah

banyak ditemukan karya-karya yang membahas tentang relasi sosial, baik itu

berbentuk buku, jurnal, dan penelitian-penelitian lainnya, Penelitian yang berjudul

“HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ”Studi

atas Hubungan Sosial Santriwati dan dampaknya di Pondok Pesantren Modern

13 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2006)., hlm

183.

Page 27: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

10

Muhammadiyah di Yogyakarta” mencoba untuk menggali lebih dalam tentang

hubungan sosial Santri di kalangan Pondok Pesantren, setidaknya ada beberapa

penelitian terdahulu yang dekat hubungannya dengan hubunga sosial pondok

pesantren.

Pertama,Karya Zamakhsyari Dhofier,dalam bukunya yang berjudul Tradisi

Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Buku ini mengulas tentang

tradisi pesantren dengan fokusnya pada peranan kiai dalam memelihara dan

mengembangkan faham Islam tradisional di Jawa. Faham Islam tradisional yang

di maksud ialah Islam yang masih terikat kuat dengan pikiran-pikiran para ulama.

Buku ini di tulis berdasarkan studi lapangan antara tahun 1977-1978 yakni

Pesantren Tegalsari dan Pesantren Tebuireng. Buku ini berusaha menyodorkan

suatu laporan yang bersifat historis dan etnografis tentang pesantren, dengan focus

utamanya adalah peran kiai dan peran pesantren dalam melestarikan serta

menyebarkan faham Islam tradisional.

Kedua, Karya Abdurahman Wahid, dkk (ed). M. Dawam Rahardjo, yang

berjudul Pesantren dan Pembaharuan. Buku ini ditulis oleh para pengasuh

pondok pesantren seperti Abdurahman Wahid, M. Habib Chirzin, Nurcholish

Madjid, M. Saleh Widodo, Ali Saifullah. Karya ini tidak hanya sekedar

melukiskan gambaran keadaan dan kehidupan pesantren melainkan juga proses

perkembangan yang sedang dan akan terjadi, serta berbagai tantangan

pembaharuan pendidikan atau pembaharuan pemikiran dan kehidupan beragama

dalam Islam yang kini sedang berlangsung di Indonesia.14

14 Abdurahman wahid, dkk, Pesanten dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3S, 1988)

Page 28: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

11

Ketiga, Karya Manfred Ziemek dalam bukunya yang berjudul “Pesantren

dalam Perubahan Sosial”, Karya ini mencoba melukiskan praktek pendidikan

yang terjadi pada lapisan pedesaan, dan mencoba menafsirkan pesantren sebagai

bentuk pendidikan yang di organisasi oleh masyarakat sendiri. Ruang lingkup

dalam penelitian ini terbatas pada pendidikan Islam Tradisional dan peranannya

dalam perubahan sosiokultural di Indonesia.15

Keempat, Karya dari Chumaidi Syarief Romas dalam bukunya yang

berjudul Kekerasan Di Kerajaan Surgawi: Gagasan Kekuasaan dari Mitos Wali

Hingga Broker Budaya, dalam buku ini beliau membahas tentang kekuasaan kiai

dalam pesantren progresif dan konservatif. Menurutnya, dalam pesantren

progresif kepemimpinan kiai tidak mutlak. Kekuasaan tertinggi dari bentuk

pesantren ini terdapat dari musyawarah dengan para guru (ustadz) dan pengurus

lainnya. sedangkan dalam pesantren pesantren konservatif kepimpinan kiai sangat

mutlak dan sangat besar

Skripsi dari Baidowi, Jurusan Sosiologi Agama , Fakultas Ushuluddin

Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2005, dengan judul ”Pemaknaan

Barokah dan Implikasinya terhadap Relasi Sosial Kiai dengan Santri di Lembaga

Pendidikan Islam (LPI) Darul Ulum PP. Banyuanyar Pamekasan Madura”. Dalam

Penelitan ini Baidowi mempunyai tujuan untuk mengetahui pemaknaan santri

terhadap barokah dan mengetahui implikasi dari pemaknaan barokah terhadap

relasi antara kiai dengan santri. Karena barokah dalam orientasi kehidupan

pesantren dimaknai secara beragam oleh para santri sesuai dengan pengetahuan

15 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: Penerbit P3M, 1986)

Page 29: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

12

yang dimilikinya. Pemaknaan tersebut mengarah pada sebuah anggapan bahwa

kiai jauh melebihi kepatuhannya pada pejabat, birokrasi atau institusi negara.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa untuk mendapatkan barakah seorang

santri akan melakukan beberapa hal yakni mematuhi dan membantu kiai,

mematuhi peraturan pesantren, istiqomah, belajar giat dan pergi ke congkop. Kiai

di pahami sebagai sosok yang mampu menjadi perantara mendapatkan barakah

tersebut.

Kelima, skripsi dari Baskoro Adi Nugroho, Jurusan Sosiologi Agama,

Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010, dengan judul

“Hubungan Sosial Kiai dengan Santri Mukim dan Santri Kalong di Pondok

Pesantren Al-Muthi’in Maguwo Banguntapan Bantul Yogyakarta”. Pondok ini

merupakan pondok yang menerapakan 2 model pendekatan santri yakni dengan

santri tinggal di dalam secara penuh dan santri yang hanya menuntut ilmu saja di

pondok tetapi dapat keluar (yakni Mahasiswa). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui model hubungan kiai dengan santri mukim dan kalong serta melihat

pengaruh dari hubungan timbal balik antara kiai dan santri, baik pengaruhnya

terhadap kiai, santri, maupun masyarakat sekitar. Selain itu penelitian ini

menggambarkan kesempatan yang sama antara santri mukim dan santri kalong

dalam menuntut ilmu di pondok pesantren, santri yang tinggal di pondok

pesantren tidak memiliki ikatan secara formal seperti harus mengikuti ujian yang

diberikan dari pondok, memilki ijazah, persoalan gelar kiai beserta keluarganya.

Sosok kiai sebagai gelar dan nama kharismatik di pondok pesantren tidak terlalu

Page 30: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

13

dipersoalkan, karena para pengurus menginginkan tidak adanya sekat antara kiai

dan santri sehingga antara pengasuh dan santri memiliki hubungan yang akrab.

Dari beberapa hasil penelusuran yang telah dikaji di atas maka penelitian ini

melengkapi penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan fokus

pembahasan adalah model hubungan sosial dan dampaknya

E. Landasan Teori

1. Hubungan Sosial

Teori pada pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat

atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari

satu atau beberapa factor tertentu dalam masyarakat. Dengan demikian, suatu

teori dalam suatu penelitian amat berguna untuk menjelaskan,

menginterprestasi dan memahami gajala atau fenomena yang dijumpai dari

hasil penelitian.16

Untuk mendasari penelitian ini dan mempermudah telaah permasalahan

yang di teliti, peneliti berpedoman pada teori Interaksi- simbolis. Teori

Interasksi-Simbolis merupakan teori sosiologi yang dikembangkan oleh

George Hebert Mead. Mead mengatakan bahwa manusia mempunyai

kemampuan untuk berinterkasi dengan pihak-pihak lain, dengan perantara

simbol-simbol tertentu yang dipunyai bersama. Dengan perantara simbol-

simbol tersebut, maka manusia memberikan arti pada kegiatan-kegiatannya.

Mereka dapat menafsirkan keadaan dan perilaku dengan mempergunakan

simbol-simbol tersebut. Manusia membentuk perspektif-perspektif tertentu

16 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam., hlm 184-185.

Page 31: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

14

melalui suatu proses sosial dimana mereka memberi rumusan hal-hal tertentu,

bagi pihak-pihak lainnya. Selanjutnya berperilaku menurut hal-hal yang

diartikan secara sosial. Lebih lanjut Mead menyatakan bahwa simbol-simbol,

tertutama bahasa, tidak hanya merupakan saran mengadakan komunikasi antar

pribadi, tetapi juga untuk berpikir. Manusia mungkin saja berbicara dengan

dirinya sendiri, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sendiri. Dengan cara

demikian seseorang menyesuaikan perilakunya dengan perilaku pihak lain.17

Teori interaksi simbolik mempunyai tiga premis penting yang perlu

dipahami yakni, pertama, Individu merespons situasi simbolik, kedua, makna

adalah produk interaksi sosial, karena itu, makna tidak melekat pada objek,

melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Ketiga, makna yang di

interpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan

perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial.18

Selain itu peneliti juga berpedoman pada bentuk relasi yang terjadi di

pesantren yang lebih mengarah pada hubungan patron-klien, yakni suatu relasi

antara dua orang yang mempunyai kedudukan yang berbeda. Orang yang

mempunyai kedudukan lebih tinggi (patron) akan memberi perlindungan

maupun memberi hadiah kepada kepada orang yang lebih rendah

kedudukannya (klien), yang pada gilirannya merasa berkewajiban membalas

kebaikan tersebut. Dijelaskan oleh J.S. Scoot (1972:92) yang dikutip oleh

Ahimsa bahwa hubungan Patron Klien adalah

17 Soerjono Soekamto, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1982)., hlm 8-9. 18 Mulyana, 2001;71-72

Page 32: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

15

“a special cases of dyadic (two person) ties, involving a largely instrumental friendship in which an individual of higher sosio-economic status (patron) uses his own influence of resources to provide protection or benefits or both, for a person of lower status (client) who for his part reciprocates by offering general support and assistance, including personal services, to the patron” (Suatu kasus khusus hubungan antara dua orang yang sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, dimana seseorang yang lebih tinggi kedudukan sosial ekonominnya (patron) menggunakan pengaruh dan sumber daya uang dimilikinya untuk memberikan perlindungan atau keuntungan atau kedua-duanya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya (klien) yang pada gilirannya membalas pemeberian tersebut dengan memberikan dukungan yang umum dan bantuan termasuk jasa-jasa pribadi kepada patron)19

Relasi patron-klien ini dapat berjalan mulus jika; pertama, suatu yang

diberikan oleh satu pihak adalah sesuatu (dalam bentuk apa pun) yang berharga

di pihak lain; kedua, adanya hubungan timbal balik antar keduanya. Adanya

unsur timbal balik inilah, kata Scot, yang membedakannya dengan hubungan

yang bersifat pemaksaan (coercion) atau hubungan karena adanya wewenag

formal (formal authority), ketiga, adanya norma-norma masyarakat yang

memungkinkan klien melakukan penawaran, yakni bilamana salah satu pihak

merasa bahwa pihak lain tidak memberi seperti yang diharapkannya, dia dapat

menarik dirinya dari hubungan tersebut tanpa terkena sanksi sama sekali20

Berdasarkan judul penelitian ini, maka yang dimaksud dengan

hubungan sosial menurut penulis adalah hubungan timbal balik yang dinamis

19 Heddy Shri Ahimsa Putra, Minawang Hubungan Patron-Klien di Sulawesi Selatan

(Yogyakarta: Gadjah Mada UP, Yogyakarta, 1998), hlm 2. 20Heddy Shri Ahimsa Putra,Minawang Hubungan Patron-Klien di Sulawesi Selatan., hlm

3.

Page 33: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

16

antara santriwati dengan ustadzah. Hal ini dikarenakan dalam relasi sosial

terdapat kontak dan komuniksi antara keduanya.

Sesuai dengan tradisi dunia Islam, maka dalam hal ini penulis sedikit

memaparkan hubungan sosial dalam ajaran Agama Islam yang memiliki

konsep-konsep yang tertinggi dan dijadikan konsep utama dalam mu’amalah.

a. Surat Al-Hujurat ayat 13

$pκ š‰r'¯≈ tƒ â¨$Ζ9$# $ ¯ΡÎ) /ä3≈oΨø) n=yz ⎯ÏiΒ 9x. sŒ 4©s\Ρ é& uρ öΝ ä3≈oΨù=yèy_ uρ $ \/θãèä© Ÿ≅ Í←!$t7 s%uρ

(#þθèùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ) ö/ä3tΒ tò2r& y‰ΨÏã «!$# öΝä39s) ø? r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛ⎧ Î= tã ×Î7yz ∩⊇⊂∪

13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Page 34: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

17

b. Surat An-Nisa ayat 59

$pκ š‰r'¯≈ tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#þθãΨtΒ# u™ (#θãè‹ÏÛr& ©!$# (#θãè‹ÏÛr&uρ tΑθß™§9$# ’Í< 'ρ é&uρ Í öΔF{$# óΟ ä3Ζ ÏΒ (

β Î* sù ÷Λä⎢ ôãt“≈uΖ s? ’Îû &™ó©x« çνρ –Šã sù ’n< Î) «!$# ÉΑθß™§9$#uρ β Î) ÷Λä⎢Ψä. tβθãΖ ÏΒ÷σ è? «!$$Î/

ÏΘöθu‹ø9$# uρ ÌÅz Fψ $# 4 y7 Ï9≡sŒ ×öyz ß⎯|¡ ômr& uρ ¸ξƒÍρ ù's? ∩∈®∪

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan

pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada

Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

lebih baik akibatnya.

2. Dampak

Dampak yang dimaksud dari penelitian ini adalah akibat atau konsekuensi

langsung dari temuan-temuan yang ditemukan. Temuan-temuan tersebut dapat

berupa pengalaman dan kejadian langsung sang pelaku. Pengalaman seseorang

pada suatu waktu tertentu akan memberikan gambaran secara utuh tentang

kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan kejadian

langsung adalah temuan langsung yang ditemukan oleh peneliti di lapangan.

Menurut Sorjono Soekamto dampak dari hubungan sosial di masyarakat dapat

di bagi menjadi 2 macam yakni, hubungan sosial secara asosiatif dan hubungan

sosial secara disasosiatif. Asosiatif terdiri dari kerjasama (cooperation),

Page 35: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

18

akomodasi (accomodation). Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu

usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Akomodasi merupakan suatu cara

untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga

lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Sedangkan Disasosiatif terdiri dari

persaingan (competition), dan pertentangan (conflict).21

3. Pengertian Santri

Mengenai asal-usul perkataan “Santri” itu ada (sekurang-kurangnya) dua

pendapat yang dapat dijadikan acuan.

a. Pertama, adalah pendapat yang menyatakan bahwa “santri” itu berasal

dari perkataan “Sastri”, sebuah kata dari Bahasa Sansekerta, yang

artinya melek huruf. Agaknya dahulu, lebih-lebih pada permualaan

tumbuhnya kekuasaan politik Islam di Demak, kaum santri adalah

kelas “Literary” bagi orang jawa. Hal ini disebabkan pengetahuan

mereka tentang agama melalui kitab-kitab bertulsikan dan berbahasa

arab. Dari sini dapat diasumsikan bahwa menjadi santri berarti juga

menjadi tahu agama (melalui kitab-kitab tersebut) atau paling tidak,

seorang santri itu bisa mebaca Al-Quran yang dengan sendirinya

membawa pada sikap lebih serius dalam memandang agamanya.

b. Kedua, adalah pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari Bahasa Jawa, persisnya dari kata cantrik,

yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana

21 Dewi Wualansari, Sosiologi (Konsep dan teori), (PT. Refika Aditama: Bandung, 2009),

hlm 37

Page 36: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

19

guru ini pergi menetap. Tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya

mengenai suatu keahlian. 22

Sehingga dapat disimpulkan bahwa santri adalah seseorang yang yang

berusaha mempelajari materi-materi yang diajarkan oleh kiai, baik itu tulisan,

perkataan, maupun tingkah laku yang bermanfaat bagi masyarakat dan

kehidupannya.

4. Pondok Pesantren Modern

Pondok pesantren merupakan sebuah kalimat yang terdiri pondok dan

pesantren. Pondok yang berarti asrama-asrama bagi santri, yang berasal dari

kata Punduk yang berarti hotel atau asrama.23 Sedangkan pesantren berasal dari

kata “santri” yaitu orang yang mendalami Agama Islam atau orang yang

beribadah dengan sunguh-sungguh. Istilah pesantren merupakan istilah yang

sudah umum di gunakan dalam Bahasa Indonesia, dari Bahasa Jawa dengan

awalan (prefiks) pe- dan akhiran (sufiks)–en yang berarti asrama tempat

tinggal santri atau tempat murid-murid belajar mengaji.24 Sedangkan Modern

adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman25

Sesuai dengan pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa, Pondok Pesantren Modern adalah pondok pesantren yang

menggabungkan dan melestarikan unsur-unsur pendidikan Islam Tradisional

22Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:Penerbit

Paramadina, 1997) hlm 19-20 23Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren, hlm 18 24 Departemen Pendidikan nasional, Kamus Besar Berbahasa Indonnesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, edisi ketiga 2001), hlm 89 25Departemen Pendidikan nasional, Kamus Besar Berbahasa Indonnesia, hlm 752

Page 37: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

20

seperti Bandongan, Sorogan ataupun Wetonan dengan unsur-unsur modernitas

pendidikan Islam seperti pembentukan lembaga sekolah umum

(SMP,SMA,Diniyah,Aliyah), pemberian ijazah formal, dan kurikulum umum

sehingga terwujud manusia yang kuat dalam ilmu agama dan ilmu umum serta

mampu bersaing di era modern sekarang ini.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah merupakan penelitian kerja

lapangan (field work) atau studi kasus yang bersifat kualitatif. Kualitatif

adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan gambaran berupa

kata-kata atau lisan dari orang atau pun perilaku yang dapat diamati.26

Pendekatan kualitatif bermaksud menyajikan atau mengamati suatu

perisitiwa fenomena mengenai objek yang akan peneliti lihat di lapangan

secara langsung, sehingga pendekatan kualitatif ini dapat dikatakan bersifat

alamiah yang berarti peneliti merasakan, mengalami, dan terlibat pada

kejadian/ perisitwa tersebut, sebagaimana dikemukan oleh Moleong yang

mendefiniskan kualitatif sebagai berikut:

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada

26 Lexy j Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2002), hlm 3.

Page 38: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

21

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.27

Berdasarkan pendapat di atas bahwa pada dasarnya pendekatan

kualitatif ini bersifat alamiah atau naturalistik dengan tujuan utamanya ialah

untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang

dalam situasi tertentu. Secara tidak langsung penelitian ini dilakukan pada

kondisi/ latar yang alamiah dengan memahami fenomena kejadian secara

langsung sesuai dengan pengamatan penelitian di lapangan mengenai peran,

perilaku, tindakan, motivasi, dan lainnya. sehingga data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, bukan berdasarkan apa yang

dipikirkan oleh peneliti.

Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif ini sangat tepat

digunakan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan karena Pendekatan

kualitatif ini mampu memahami gejala-gejala, perilaku, sikap, dan motivasi

secara langsung antara ustadzah dan santriwati dalam melakukan hubungan

sosial dan dampaknya di pondok pesanteren. Sehingga peneliti mampu

memperoleh data secara akurat dan faktual.

2. Metode Penentuan Subjek

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Muddir, atau Direktur Pondok Pesantren Modern.

27Lexy j Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm 6.

Page 39: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

22

b. Pembina asrama putri dan para ustadzah Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyah di Yogyakarta

c. Segenap santri atau siswa Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pokok dalam

penelitian kualitatif. Wawancara dalam penelitian kualitatif menurut

Denzim dan Lincoln (1994:353) adalah percakapan, seni bertanya dan

mendengar (The art of asking and listenin). Wawancara dalam

penelitian kualitatif tidaklah bersifat netral, melainkan dipengaruhi

oleh kreatif individu dalam merespons realitas dan situasi ketika

berlangsungnya wawancara.28 Dalam metode ini penulis melakukan

wawancara secara langsung dengan melakukan tanya jawab pada

beberapa informan atau narasumber.

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan beberapa

narasumber yang merupakan objek dari penulis yakni dari para santri

yang merupakan santriwati tingkat 4, 5, dan 6 dengan melihat bentuk

hubungan antara santri dengan para ustadzah. Para ustadzah yang

menjadi kepala asrama dan ustadzah yang mengajar, hal ini

28 Moh Soehada, MetodologiPenelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), (UIN Sunan Kalijaga Bidang Akademik, 2008), hlm. 94.

Page 40: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

23

dimaksudkan agar melihat peran, hubungan sosial serta dampak dari

hubungan sosial tersebut.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dipilih adalah pengamatan

terlibat yakni peneliti melibatkan dirinya dalam proses kehidupan

sosial mayarakat yang akan diteliti dalam rangka melakukan “empati”

terhadap subyek penelitian.29 Jangka waktu penelitian kurang lebih 2

bulan dengan mengamati dan mencatat segala bentuk aktivitas

ustadzah dan santriwati.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi non-partisipan. Hal ini dikarena adab dan aturan di pondok

tersebut yang melarang pria untuk melakukan hubungan sosial atau

komunikasi berlebihan. Oleh karena itu observasi yang dilakukan

lebih bersifat non-partisipan dengan mengamati keadaan sekitar serta

gejala apa saja yang ditimbulkan dari hubungan sosial tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pendukung untuk melengkapi

metode-metode sebelumnya. Dokumentasi hanya sebagai media

penguat bagi metode-metode sebelumnya, yaitu untuk mencari data

dan variable-variabel berupa artikel, buku-buku, surat kabar, majalah,

dokumen-dokumen resmi, serta foto-foto.30

29 Moh Soehada, MetodologiPenelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), hlm. 104. 30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta,

1998), hlm. 38.

Page 41: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

24

4. Analisis Data

Sesuai dengan sifat penelitian ini maka dalam pengolahan dan analisis

data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis. Sebagai bagian dari

penelitian kualitatif, penelitian akan dianalisis secara induktif. Menurut Miles

& Huberman (1994;429) batasan masalah dalam proses analisis data

mencakup tiga subproses, yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

31

Reduksi data adalah merangkum hal-hal pokok, penting dari data

penelitian yang dimiliki dan diklasifikasikan menurut tema yang ingin diteliti.

Hal ini dilakukan agar data yang dimilki menjadi lebih jelas dan

mempermudah untuk mengumpulkan data selanjutnya.

Hasil data yang telah direduksi dengan baik kemudian disajikan dalam

bentuk tertentu untuk mengetahui bagaimana hubungan data yang dimilki,

inilah yang disebut dengan display data (Penyajian data). Penyajian data ini

bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan ataupun hubungan antara

kategori data yang dimiliki.32 Akan tetapi dalam penelitian ini data yang

disajikan dengan bentuk teks yang bersifat naratif agar dapat memahami

segala sesuatu yang terjadi dan dapat bertindak sesuai dengan data yang telah

difahami tersebut.

31 Moh. Soehada,MetodologiPenelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), hlm. 113. 32 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Cet-ke 17 (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 337

Page 42: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

25

Selanjutnya verifikasi data, dalam verifikasi data ini terdapat

penarikan kesimpulan dari hasil analisis data. Verifikasi bermaksud untuk

melihat apakah kesimpulan yang diberikan sesuai dengan data-data yang

dimiliki atau tidak. Dengan kata lain verifikasi data memerlukan sebuah

bukti-bukti dalam menerima kesimpulan yang diberikan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang

penelitian ini, Pada Bab I penulis menjelaskan latarbelakang dan urgensi dari

penelitian di Pondok Pesantren Muhammadiyah di Yogykarta. Keseluruhan

dari Bab ini terdiri dari latarbelakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika

pembahasan. Komponen-komponen pada Bab I ini berfungsi untuk

memberikan arahan penelitian selanjutnya.

Pada Bab II berisi tentang gambaran umum tentang Ideologi

Muhammadiyah dan gambaran umum pesantren. Gambaran umum terdiri dari

visi dan misi terbentuknya pondok pesantren, program pondok pesantren dan

peraturan yang terdapat di pondok pesantren modern.

Pada Bab III berisi tentang hasil penelitian di Pondok Pesantren

Modern Muhammadiyah di Yogykarta. Hasil penelitian ini diharapkan

mampu memberikan gambaran yang jelas tentang model hubungan sosial

santri di pondok pesantren.

Page 43: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

26

Pada Bab IV ini, penulis berusaha memaparkan tentang dampak dari

hubungan sosial di pondok pesantren yang mengakibatkan munculnya

peyimpangan-penyimpangan sosial di pondok pesantren.

Pada Bab V, penulis memberikan kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta.

Page 44: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model hubungan sosial santriwati di Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dapat dibagi menjadi 2

yakni hubungan personal santri yang mengarah pada hubungan

Patron-Klien antara santriwati dan ustadzah dan hubungan kolektif

santri. Model hubungan patron-klien adalah model yang paling tepat di

gunakan dalam penelitian ini karena di lapangan peneliti melihat ada

hubungan timbal balik antara ustadzah sebagai pembina asrama dan

santri sebagai siswa. Model ini terlihat ketika sosok santri memberikan

bingkisan kepada ustadzah dan setoran tahfidz santri.

Model hubungan secara kolektif adalah model hubungan antara

santri dengan lingkungan pondok, baik itu internal maupun eksternal.

Bentuk hubungan kolektif secara internal dapat dilihat dari kajian

bersama dan buka puasa. Sedangkan model hubungan kolektif secara

eksternal dapat dilihat dari peran santri di lingkungan sekitar pondok.

Bentuk nyata dari model hubungan ini adalah dengan Bakti Sosial

(ABAS), Dakwah Santri, dan Pengajaran TPA

Berdasarkan hukum sebab-akibat apabila ada proses yang terjadi

pasti akan ada akibat yang ditimbulkan. Berawal dari hukum tersebut

peneliti mencoba untuk melihat lebih mendalam tentang akibat yang

ditimbulkan dari hubungan santri di pondok pesantren.

Page 45: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

79

Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan dilapangan,

implikasi atau akibat yang ditimbulkan dari model relasi tersebut

adalah munculnya pemberontakan publik (Public Transcript) dan

sembunyi-sembunyi (Hidden Transcript) dari santriwati. Bentuk

perlawanan sembunyi-sembunyi ini dapat dilihat dari pelanggaran

santriwati di pondok, seperti membawa HP, tidak setoran tahfidz, dan

pacara. Sedangkan perlawanan yang dilakukan secara publik dapat

dilihat dari protes wali santri terkait dengan pelanggaran yang

dilakukan oleh anaknya. Bentuk perlawanan yang ditemukan

dilapangan mempunyai persamaan yakni mencoba merubah sistem

yang telah dibuat oleh pondok pesantren.

B. Saran

Selama peneliti melakukan penelitian lapangan di Pondok

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogykarta selama 3 minggu,

Peneliti menemukan banyak keluhan dan informasi dari santriwati sebagai

subyek penelitian.

1. Sebagian subyek penelitian yakni santriwati masih sering mengeluhkan

kurangnya perhatian dan pembinaan ustadzah di Asrama. Hal ini

dianggap peneliti sebagai masukan dari santri tentang kurangnya

pembinaan di asrama, walaupun secara ratio jumlah santri dan

pengampu asrama berbeda jauh

Page 46: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

80

2. Kurangnya kejelasan garis komando di pondok. Garis komado yang

peneliti maksud adalah pelaksanaan instruksi dari atasan ke anggota,

hal ini dapat dilihat dari system pembagian kamar santri. Pembagian

kamar yang dihuni oleh kelas 6, kelas 5, dan kelas 4 membuat garis

komando pelaksanaan tidak berjalan mulus. Kelas 4 sebagai

mudabbirah atau ketua kamar tidak bisa melakukan pembinaan secara

maksimal karena dalam satu kamar terdapat kakak IPM. Kakak IPM

sebagai pengurus harian tidak merasa nyaman memberikan isntruksi

kepada adek-adeknya karena di tempat tersebut terdapat kakak kelas 6.

Sehingga kakak-kakak kelas 6 menjadi sosok yang superior dan kebal

dengan aturan yang ada di kamar tersebut.

Page 47: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

81

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Suryadharma. Paradigma Pesantren Memperluas Horizon Kajian dan Aksi, Malang, : UIN-Maliki Pers, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Badudu, J.S. dan Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indoenesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Berbahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi ketiga, 2001.

Dhofier, Zamakhsary. Tradisi Pesantren , Jakarta, LP3ES, 1982.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Berbahasa Indonnesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi ketiga, 2001.

El Rais, Heppy. Kamus Ilmiah Populer Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Haryanto, Sugeng. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren (Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren Sidogiri-Pasuruan),Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012.

Scoot, James C. Perlawanan Kaum Tani, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993.

----------------. Moral Ekonomi Petani, Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES, 1981.

Kementrian Agama RI. Al-Quran Tajwid dan terjemahnya dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits, Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2010.

Madjid, Nurcholish. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Penerbit Paramadina, 1997.

Mas’ud, Abdurrachman. Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Page 48: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

82

Nashir, Haedar. Ideologi Gerakan Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. Minawang Hubungan patron-Klien di Sulawesi Selatan, Yogyakarta: Gadjah Mada UP, Yogyakarta.

PP Muhammadiyah. AD dan ART Muhammadiyah, hasil Muktamar Muhammadiyah ke 45 di Malang: 2005, Bab I pasal 2, dan Bab II pasal 4.

---------------. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Yogyakarta: Surya Sarana Grafika, Cet. V, 2011.

Riezam, Muhammad. Muhammadiyah Prakarsa Besar Kyai Dahlan, Yogyakarta: Badan Penerbit UAD, 2005.

Ritzer, George. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terkahir Postmodern, Alih bahasa Saut pasaribu dkk, Yogyakarta:Pustaka Pelajar Cet. I, 2012.

-------------- dan Douglas J.Goodman. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Saridjo,Marwan dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bakti, 1982.

Sanderson, Stephen. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta: Raja Grafindo, 1995.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.

Soehada, Moh. Metodologi Penelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), UIN Sunan Kalijaga Bidang Akademik, 2008.

Soekamto,Soerjono. Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.

------------------------. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990.

Sugiyono. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet-ke 17, Bandung: Alfabeta, 2013.

Syarief Romas, Chumaidi. Kekerasan Kerajaan Surgawi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.

Wahid,Abdurahman dkk. Pesanten dan Pembaharuan, Jakarta: LP3S, 1988.

Wahyjoetomo. Perguruan tinggi Pesantren, Jakarta:Gema Insane Pers, 1997.

Page 49: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

83

Wualansari. Dewi, Sosiologi (Konsep dan teori), PT. Refika Aditama: Bandung, 2009.

Qomar,Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta; Erlangga, 2005.

Yuniardi, M. Salis. Identitas Diri Para Slanker, Laporan Penelitian, UMM: Lembaga penelitian, 2010.

Ziemek,Manfred. Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: Penerbit P3M, 1986.

Page 50: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

LAMPIRAN PENELITIAN HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN DI

YOGYAKARTA

PEDOMANAN OBSERVASI

1. Kegiatan santri di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah di

Yogyakarta.

2. Simbol-simbol yang muncul di pondok pesantren

PEDOMANAN WAWANCARA

- Muddir dan Pengasuh:

1. Apa dan Bagaimana visi dan misi pondok pesantren?

2. Apakah terdapat konflik/ permasalahan antara ustadzah dan santriwati

dalam kehidupan sehari?

- Santriwati

1. Apa saja bentuk kegiatan santri setiap harinya di pondok pesantren?

2. Apa saja kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunn dan setiap

bulannya?

3. Bagiamana peran ustadzah dalam pembinaan santri?

4. Bagaimana hubungan sosial antara ustadzah dan santriwati?

5. Menurut anda bagiamana pengertian tentang slogan-slogan yang tertempel

di dinding?

6. Konflik apa saja yang pernah terjadi di Pondok Pesantren modern

Muhammadiyah di Yogykarta.?

7. Mohon berikan saran dan masukan kepada pondok agar berkembang lebih

baik.

Page 51: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh santri.

2. Slogan-slogan yang dipasang di dinding.

Page 52: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

DAFTAR INFORMAN PENELITIAN

NO NAMA Posisi 1 Mr. X Direktur Umum 2 Mr. Y Direktur Putri 3 Mrs. I Pembina Asrama putri 4 Mrs. T Pembina Asrama putri 5 Mrs. E1 Santriwati kelas 6 6 Mrs. E2 Santriwati kelas 6 7 Mrs. K1 Santriwati kelas 5 8 Mrs. K2 Santriwati kelas 5 9 Mrs. K3 Santriwati kelas 5 10 Mrs. B1 Santriwati kelas 4 11 Mrs. B2 Santriwati kelas 4 12 Mrs. B3 Santriwati kelas 4

JUMLAH SANTRI TIAP ANGKATAN

NO ANGKATAN JUMLAH 1 ANGKATAN KELAS 7 PUTRI 182 2 ANGKATAN KELAS 8 PUTRI 127 3 ANGKATAN KELAS 9 PUTRI 75 4 ANGKATAN KELAS 10 PUTRI 46 5 ANGKATAN KELAS 11 PUTRI 43 6 ANGKATAN KELAS 10 PUTRI 20

POSISI PEMBINA PUTRI

NO POSISI

1 Direktur Pondok Pesantren

2 Wakil Direktur I

3 Wakil Direktur II

4 Wakil Direktur III

5 Kabag Kesiswaan Puri

6 Kepala Asrama Gedung Lama

7 Kabag Kema'hadan Putri

8 Kapala Asrama Siti Bariah

9 Kapala Asrama Siti Badilah

10 Kapala Asrama Siti Walidah

Page 53: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

11 Kapala Asrama Nyai. Ahmad Dahlan

12 Kapala Asrama Gedung Baru

13 Kabid Tahfidz Putri

14 Kepala Asrama Baru Pi

15 Pembina

16 Pembina

17 Pembina

18 Pembina

19 Pembina

20 Pembina

21 Pembina

Page 54: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

STRUKT

TUR KEPE

WakilDirektu

Kepa

Kepa

Kepa

Kepal

ENGURUSA

Pe

P

Dew

DiP

Pe

l ur I

ala SMA

ala SMP

ala SD

a PAUD

Di

Sekretaris

AN PONDO

enasehat

embina

wan Pakar

irekutur Pondok esantren

Wakil rektur II

Dapur

KemahadanPutra

KemahadanPutri

Bendah

OK PESAN

n

n

Wakil Direktur I

HR

Bendahar

hara 1 B

NTREN

III

RD

ra

Bendahara 2

Page 55: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

TUJUAN PONDOK PESANTREN

Tujuan dari pondok pesantren ini secara umum adalah mewujudkan

yang dinamis, lincah, dan efektif dengan indikator sbg berikut :

1. Tercapainya peserta didik yang intektual dan berwawasan pengembangan

potensi peserta didik.

2. Tercapainya peserta didik sebagai penggerak nilai-nilai Islami berdasar Al

Quran dan Sunnah.

3. Tercapainya peserta didik yang faqih / faham agama dengan baik.

4. Terciptanya calon pemimpin yang jujur, amanah, cerdas, berwawasan luas

dan bertanggungjawab.

5. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing

komponen pesantren (kepala pesantren, guru, karyawan, dan peserta

didik).

6. Terlaksananya pengembangan kurikulum, antara lain:

a. pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada

tahun 2013/2014

b. mengembangkan pemetaan SK, KD, dan indikator untuk kelas X, XI,

XII

c. mengembangkan silabus dan RPP untuk kelas X, XI, XII pada semua

mata pelajaran dengan mengembangkan sistem penilaian berbasis

kompetensi

7. Tercapainya Standar Isi (Kurikulum)

8. Terlaksananya standar proses pembelajaran, antara lain:

Page 56: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

a. melaksanakan pembelajaran dengan strategi CTL (Contextual

Teaching and Learning)

b. melaksanakan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM), serta layanan Bimbingan dan Konseling

c. melaksanakan pendekatan belajar tuntas

9. Terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional

pesantren.

10. Terlaksananya pembiasaan 100% peserta didik melaksanakan sholat

berjamaah.

11. Terciptanya 100% peserta didik memiliki kesadaran terhadap kelestarian

lingkungan hidup di sekitarnya.

12. Tercapainya prestasi di bidang akademik

13. Tercapainya prestasi di bidang non akademik.

Page 57: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

PROGRAM PESANTREN

Selain memiliki kurikulum perpaduan antara DIKNAS dan diniyah pada jam

belajar pagi (pukul 07.00 – 15.00 WIB) , di Pondok ini juga mempunyai program-

program kepesantrenan yang diberlakukan di luar jam sekolah. Secara umum,

program-program ini merupakan hasil olahan bagian kemakhadan dan para

asatidz/ ustadzat di pembinaan yang selanjutnya diserahkan kepada organisasi

santri untuk dimodivikasi dan dilakukan inovasi. Tentunya, dengan adanya

program-program kepesantrenan yang rapi dan terukur ini, pondok akan menjadi

lebih baik. Berikut rinciannya:

a) PROGRAM HARIAN

a) TAHFIDZ DAN TAHSIN AL QURAN

b) PENGAYAAN MUFRODAT dan BILLINGUAL AREA

c) PUASA SENIN KAMIS, TAHAJJUD (QIYAMULLAIL), dan DHUHA

b) PROGRAM MINGGUAN

a) EKSTRAKURIKULER

b) KHITOBAH ASHGAR

c) PENUGASAN KHOTIB JUMAT dan PENGAJAR TPA/TPQ di SEKITAR

PESANTREN

c) PROGRAM BULANAN

a) KHITOBAH AKBAR (SATU BULAN) .

b) LOMBA-LOMBA KEBERSIHAN DAN BAHASA

d) PROGRAM TAHUNAN

a) BAKTI SOSIAL

Page 58: HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN …digilib.uin-suka.ac.id/17067/1/11540068_bab-i_iv-atau-v... · 2015-08-24 · HUBUNGAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ... dalam

b) SAFARI RAMADHAN

c) KEMAH SANTRI

d) PENTAS SENI DAN KREATIVITAS SANTRI SEPERTI DRAMA

e) EKSTRAKURIKULER:

Ekstrakurikuler Wajib yang terdiri dari :

a. Kepramukaan/Kepanduan/Hizbul Wathon (HW)

b. Kegiatan Tapak Suci

Ekstrakurikuler Pilihan yang terdiri dari :

a. Seni Baca Al-Quran

b. Elektro

c. Fotografi

d. Jurnalistik dan Penyiaran

e. Palang Merah Remaja (PMR)

f. Kaligrafi

g. Tata Boga

Ekstrakurikuler Minat dan Bakat :

Kegiatan Olahraga :

Tenis Meja, Badminton, Catur, Bola Voli, Bola Basket dan Sepak Bola