hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja …eprints.ums.ac.id/48792/33/naskah publikasi.pdf ·...

16
HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO KERETA SOLO BALAPAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: CICIN FAJAR PRATIWI J 410 120 002 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: phamnhan

Post on 29-May-2019

254 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA

PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API

DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO

KERETA SOLO BALAPAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I

pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

CICIN FAJAR PRATIWI

J 410 120 002

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

INDOJAYA
Typewritten text
ii

1

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA

PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API DAERAH

OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO KERETA SOLO BALAPAN

Abstrak

Kerja shift pada pekerja di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO

Kereta Solo Balapan sering menimbulkan dampak yang berhubungan dengan

kelelahan subyektif yang apabila terjadi terus-menerus mengakibatkan kelelahan

kronis. Penelitian dilakukan untuk mengurangi tingkat kelelahan yang disebabkan

oleh shift kerja. Metode penelitian berupa observasional analitik dengan metode

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja

di bagian daily check sebanyak 72 responden. Pengambilan sampel dengan

Exhaustive Sampling sebanyak 72 responden. Uji statistik dengan menggunakan

chi-square. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p<0,000 yang menyatakan

terdapat hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian daily

check di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo

Balapan. Saran untuk PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta

Solo Balapan adalah memperluas rest area yang sudah ada sehingga pekerja dapat

tidur untuk mengurangi kelelahan dan untuk meningkatkan motivasi kerja bagi

para pekerja.

Kata kunci: shift kerja, kelelahan kerja

ABSTRACT

Shift work in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo

Balapan often impacts associated with fatigue Subjective case of continuous result

of chronic fatigue. The study was conducted to reduce the level of fatigue caused

by shift work. The research method in the form of observational analytic with

cross sectional method. The population in this study are all part of workers daily

check as many as 72 respondents. Exhaustive Sampling Sampling with 72

respondents. Statistical test by using chi-square. From the results, p<0.000 which

states there is a relationship with the work shift work fatigue on the part of

workers daily check in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO

Kereta Solo Balapan. Suggestions for PT.Kereta Api Daerah Operasi VI

Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan is expanding an existing rest area so

workers can sleep to reduce fatigue and to increase the motivation of workers.

Key words: shift work, fatigue

2

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

yang ada dalam perusahaan. Meskipun terdapat berbagai sumber daya yang

penting dalam perusahaan, satu-satunya faktor yang menunjukkan keunggulan

kompetitif suatu perusahaan adalah sumber daya manusia dan bagaimana

pengelolahannya (Mangkunegara, 2000).

Penggunaan sumber daya secara optimal dalam rangka meningkatkan

produksi dituntut oleh dunia industri sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini

memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja. Salah

satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telah

ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Shift kerja berpengaruh

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini berhubungan dengan irama

sirkadian (cyrcadian rhythm) yang berkaitan dengan kecelakaan kerja

(Setyawati, 2008).

Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

manusia adalah stress dan kelelahan (fatigue). Kelelahan kerja member

kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007).

Menurut Wicken dalam Setyawati dan Djati (2008), kelelahan bisa disebabkan

oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatigue adalah

gangguan tidur (sleep distruption) yang dapat dipengaruhi oleh kekurangan

waktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythm akibat jet lag atau shift

work. Menurut Sharpe dalam Setyawati dan Djati (2008), pekerja pada shift

malam memiliki risiko 28% lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan.

Gangguan tidur dan kelelahan menjadi dua faktor yang paling penting

terjadinya human eror.

Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua

jenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja.

Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah kesalahan kerja.

Penurunan kinerja berarti terjadi penurunan produktivitas kerja. Apabila

tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh

3

faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka akan berdampak terhadap

penurunan produktivitas perusahaan (Silastuti, 2006).

Kejadian kelelahan kerja di perusahaan juga terjadi pada pekerja di PT.

Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.

Adanya sistem kerja shift yang diterapkan bisa menjadi salah satu penyebab

kelelahan tersebut. Hasil survey pendahuluan pada 12 pekerja diketahui

sebanyak 58,3% di antaranya merasakan kelelahan pada shift malam karena

penerangan yang kurang, mengantuk, sukar berkonsentrasi dan berkurangnya

gairah untuk bekerja. Sedangkan 25% karyawan merasakan kelelahan pada

shift pagi karena beban tugas yang lebih banyak, pelaksanaan pekerjaan pada

bagian daily check banyak dilakukan pada pagi hari serta kebisingan dari suara

mesin dan terpaparnya sinar matahari langsung. Sebanyak 16,6% karyawan

juga merasakan kelelahan pada shift siang. Meskipun beban tugas tidak begitu

banyak seperti shift pagi, tetapi pencahayaan mulai berkurang.

Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah

kelelahan. Kelelahan bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rotasi

shift kerja, faktor individu (kesehatan/penyakit, jenis kelamin, umur,

pendidikan, beban kerja, masa kerja dan status gizi) dan faktor lingkungan

fisik (kebisingan, penerangan, suhu dan tekanan panas, vibrasi dan ventilasi).

Kelelahan kerja di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO

Kereta Solo Balapan antara lain kelelahan yang disebabkan faktor fisik seperti

suhu, penerangan, kebisingan dan cyrcardian rhythm (terutama pada pekerja

shift malam, sedangkan kelelahan non fisik disebabkan oleh faktor psikososial

baik ditempat kerja maupun di rumah atau masyarakat sekeliling.

Upaya untuk meminimalisir dampak negative dari shift kerja, pihak

perusahaan melakukan perputaran shift setiap 1 minggu. Upaya ini diharapkan

dapat menurunkan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di bagian daily check.

Akan tetapi, upaya perusahaan ini belum optimal karena masih adanya

pengaruh negatif dari shift kerja. Meskipun perputaran jadwal dilakukan,

tingkat kelelahan pada pekerja masih sangat tinggi. Oleh karena itu peneliti

mengadakan penelitian mengenai hubungan shift kerja pagi, shift kerja siang,

4

shift kerja malam dengan tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian

daily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Solo

Balapan.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Pengumpulan data variabel bebas (shift kerja) dan

variabel terikat (kelelahan kerja) dilakukan secara bersama-sama

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenaga

kerja bagian daily check yang berjumlah 72 pekerja di PT. Kereta Api Daerah

Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan. Jumlah sampel

keseluruhan pada penelitian ini adalah 72 pekerja pada bagian daily check

yang terbagi menjadi 3 shift yaitu 24 tenaga kerja shift pagi, 24 tenga kerja

shift sore dan 24 tenaga kerja shift malam. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Exhaustive Sampling dengan memilih sampel yang

dipilih seluruh tenaga kerja shift pagi, siang, dan malam pada hari yang sama.

Uji statistik korelasi menggunakan uji chi-square. Penambilan data dilakukan

pada bulan November 2016 yang dilakukan di PT. Kereta Api Daerah Operasi

VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.

3. HASIL

3.1.Gambaran Umum PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta

DIPO Kereta Solo Balapan

Daerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK adalah salah satu

daerah operasi perkeretapian terluas di Indonesia, dibawah lingkungan PT.

Kereta Api Indonesaia (Persero) yang berada dibawah direksi PT. Kereta

Api Indonesia dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP)

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. Kereta

Api Indonesi. Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiun

besar, diantaranya adalah stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, Solo

Balapan, Purwosari dan Jebres.

5

Daerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK memiliki bengkel

dan pusat perawatan, lebih dikenal dengan sebutan Balai Yasa Pengok

(berdasarkan kampung tempat balai yasa itu berada), balai yasa ini

menjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini khusus digunakan

untuk perbaikan,pengecekan dan perawatan lokomotif diesel elektrik

maupun hidraulik. Seluruh lokomotif KAI mengalami perawatan dan

pemeliharaan akhir maupun semi perawatan. Balai yasa Yogyakarta sudah

mendapatkan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerja

sama dengan General Elektrik dalam proses perakitan dan pembuatan

lokomotif diesel di Asia Tenggara.

3.2.Hasil Analisis Data

3.2.1 Analisis Univariat

3.2.1.1 Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Variabel

Tingkat Kelelahan Kerja Total

Rendah Sedang Tinggi

N (%) N (%) N (%) N (%)

Usia Responden

(Tahun)

17-25 14 53,8 9 34,6 3 11,5 26 100

26-35 3 9,1 15 45,5 15 45,5 33 100

36-45 0 0 0 0 13 100 13 100

Status Gizi

Normal 17 23,6 24 33,3 31 43,1 72 100

Masa Kerja

<7 tahun 17 28,3 23 38,3 20 33,3 60 100

8-14 tahun 0 0 1 16,7 5 83,3 6 100

15-21 tahun 0 0 0 0 6 100 6 100

6

Mayoritas usia responden termasuk dalam kelompok usia 26-35 tahun dan

paling banyak mengalami tingkat kelelahan dibagi menjadi tingkat kelelahan

tinggi yaitu sebanyak 15 pekerja (45,5%), tingkat kelelahan sedang yaitu

sebanyak 15 pekerja (45,5%), dan yang mengalami tingkat kelelahan rendah

sebanyak 3 pekerja (9,1%) pada kelompok usia 17-25 tahun yang mengalami

tingkat kelelahan tinggi sebanyak 3 pekerja (11,2%), tingkat kelelahan sedang

yaitu sebanyak 9 pekerja (34,6%), dan yang mengalami tingkat kelelahan

rendah sebanyak 14 pekerja (53,8%) pada kelompok usia 36-45 tahun hanya

mengalami tingkat kelelahan tinggi yaitu sebanyak 13 pekerja (100%).

Mayoritas pekerja shift pagi, siang dan malam menunjukkan indeks masa

tubuh yang normal sebanyak 72 pekerja (100,0%) dan pada tingkat kelelahan

rendah sebanyak 17 pekerja (23,6%), kelelahan sedang sebanyak 24 pekerja

(33,3%) sedangkan pada tingkat kelelahan tinggi sebanyak 31 pekerja

(43,1%).

Masa kerja responden paling banyak <7 tahun sebanyak 60 pekerja

(100%) dan yang mempunyai tingkat kelelahan rendah sebanyak 17 pekerja

(28,3%), kelelahan sedang sebanyak 23 pekerja (38,3%) dan tingkat kelelahan

tinggi sebanyak 20 pekerja (33,3%) dengan masa kerja <7 tahun. Pada masa

kerja responden 8-14 tahun yang mengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak

5 pekerja (83,3%) dan yang mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 1

pekerja (16,7) sedangkan pada masa kerja responden 15-21 tahun hanya

mengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (100%).

7

3.2.1.2 Kelelahan Kerja

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kategori Kelelahan Kerja

Kelelahan Kerja Frekuensi

(n = 72)

Persentase

(%)

Shift Pagi

Rendah 12 50

Sedang 6 25

Tinggi 6 25

Shift Siang

Rendah 2 8,3

Sedang 13 54,2

Tinggi 9 37,5

Shift Malam

Rendah 3 12,5

Sedang 5 20,8

Tinggi 16 66,7

Hasil penelitian menunjukkan paling banyak pekerja di PT. Kereta Api

Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan mengalami tingkat

kelelahan tinggi baik pada saat shift pagi, siang ataupun malam hari, dimana

pada shift pagi sebanyak 6 pekerja (25%), pada waktu shift siang sebanyak 9

pekerja (37,5%) dan pada waktu shift malam sebanyak 16 pekerja (66,7%).

8

3.2.2 Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja

Tabel 3. Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja

Variabel

Kelelahan Kerja

N % P value Rendah Sedang Tinggi

N (%) N (%) n (%)

Shift Kerja

24 100

0,000

Shift Pagi 12 50 6 25 6 25

Shift Siang 2 8,3 13 54,2 9 37,5 24 100

Shift Malam 3 12,5 5 20,8 16 66,7 24 100

Analisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja dengan uji chi-

square menunjukan p-value sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga h0 ditolak, yang

berarti ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja

bagian daily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VIYogyakarta DIPO

Kereta Solo Balapan. Jumlah responden pada shift pagi yang mengalami

kelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (25%)dan pada shift pagi yang mengalami

tingkat kelelahan sedang ada 6 pekerja (25%) sedangkan yang mengalami

tingkat kelelahan rendah sebanyak 12 pekerja (50%), pada shift siang yang

mengalami kelelahan tinggi ada 9 pekerja (37,5%) dan pada shift siang yang

mengalami kelelahan rendah ada 13 pekerja (54,2%) sedangkan yang

mengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 2 pekerja (8,3%), pada shift

malam yang mengalami kelelahan tinggi ada 16 pekerja (66,7%) dan yang

mengalami kelelahan sedang pada shift malam ada 5 pekerja (20,8%)

sedangkan yang mengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 3 pekerja

(12,5%).

9

4. PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan di PT. Kereta

Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Api Solo Balapan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai

P value 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa hasil uji sangat signifikan,

sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara shift kerja dengan

kelelahan kerja pada bagian daily check di PT. Kereta Api Daerah

Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Solo Balapan.

2. Pekerja di bagian daily check mempunyai 3 shift yaitu shift pagi, shift

siang, dan shift malam.

3. Pekerja paling banyak mengalami tingkat kelelahan tinggi yang dibagi

menjadi 6 pekerja (25%) pada pekerja shift pagi, 9 pekerja (37,5%)

pada pekerja shift siang dan 16 pekerja (66,7%) pada pekerja shift

malam.

4.2.Saran

1. Bagi PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Api

Solo Balapan Dapat memperluas rest area yang sudah ada sehingga

pekerja dapat tidur untuk mengurangi kelelahan dan untuk

meningkatkan motivasi kerja bagi para pekerja.

2. Bagi pekerja PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo

Kereta Api Solo Balapan harus bisa memanfaatkan waktu istirahat

sebaik mungkin digunakan untuk tidur sebagai langkah pengendalian

untuk mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan motivasi

untuk bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia

2009. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

10

Fovilia, D. 2008. Shift Work. Diakses tanggal 29 Oktober

2016.http://nonameface.wordpress.com/category/health-info/page/2/.

Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jarpadi, I. 2002. Gangguan Tidur. Diakses pada tanggal 25 Oktober

2016.http://library.uns.ac.id.

Knauth, P. 1993. The Design of Shift System. Journal of Ergonomics. Vol.36.

No.1–3. September-Oktober 1993:15–28.

Kodrat, dkk. 2011. Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Pekerja Pabrik

Kelapa Sawit di PT.X Labuhan Batu. Vol.12. No.2. Maret-September

2011:110-117.

Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Cermin Dunia Kedokteran.

Vol.35. No.116. Maret-April 1997:48-52. Jakarta.

Liana, K. 2012. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Perawat Wanita

Bagian Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta. (Skripsi

Ilmiah). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mayasari, A. 2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. Vol.7. No.1.

Oktober-Maret 2011:49-56. Semarang: UNNES.

Nitisemito, W. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia.

Normawati, W. 2009. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift 1 dan

shift 2 Di Depertemen Production Finishing PT. Panasonic Gobel

Energy Indonesia (pecgi) Bekasi (Skripsi). Surakarta:Kesehatan Kerja

Fakultas Kedokteran UNS.

Notoatmodjo, S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Notoatmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurmianto, E. 2000. Industrial Ergonomics. Modul Ajar Dalam Bahasa Inggris

First Edition. DUE Like Project-ITS. Surabaya.

Nurmianto, E. 2003. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama.

Surabaya: Guna widya.

11

Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua.

Surabaya: Guna Widya.

Pusparini, dkk., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang: BPUNDIP.

Ramadhani, dkk. 2003. Bungan Rampai Hiperkes & KK, Semarang: BPUNDIP.

Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya:

Prestasi Pustaka.

Setiarto, H. 2002. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada

pengemudi bus jurusan Grabag-borobudur. (Skripsi). Semarang:

UNDIP.

Setyawati dan Imam Djati. 2008. Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja. Teknoin.

Vol 13. No 2. Maret-April 2008:11-22.

Setyawati, L. 2007. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jawa

Tengah:RSU Soeradji Klaten.

Setyawati, L. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara

Books.

Setyawati, L. 2011. Buku Pedoman Pengukuran Waktu Reaksi dengan Alat

Pemeriksaan Waktu Reaksi (Reaction Timer) L77 Lakasidaya.

Yogyakarta: Amara Books.

Silastuti, A. 2006. Hubungan Antara Kelelahan dengan Produktivitas Tenaga

Kerja di bagian Penjahit PT Bengawan Solo Garment Indonesia.

Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Simamora, O. 2004. Kampanye Aksi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UI

Press.

Singleton, WT. 1972. Introduction To Ergonomic. Geneva:WHO.

Stanton, WJ. 1999. Shift work Affects. Jakarta: Erlangga.

Suma’mur, PK. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.

Jakarta:Haji Masagung.

Suma’mur, PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV Haji

Masagung.

Suma’mur, PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung

Seto.

12

Supariasa, DN. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Tarwaka. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan

Produktivitas. Ed 1, Cet 1. Surakarta. Uniba Press.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri (Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

Aplikasi di Tempat Kerja). Surakarta: Harapan Press.

Vilia, A. 2010. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat

Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.

(Skripsi Ilmiah). Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.