hubungan shalat terhadap kesiapan · pdf filestatus : belum menikah alamat : jalan kh mansyur...

128
HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA LANSIA DI WILAYAH KELURAHAN GONDRONG KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : SRI WAHYUNINGSIH 109104000002 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Upload: vanhuong

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA LANSIA DI WILAYAH KELURAHAN GONDRONG

KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH 109104000002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

i

Page 3: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

ii

Page 4: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

iii

Page 5: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

iv

RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Wahyuningsih

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 September 1991

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan

Gondrong Kecamatan Cipondoh- Kota tangerang-

15140

Telepon : 085697279965

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK IZZUL MUNIR (1995-1996)

2. MI JAMIATUL GULAMI (1997-2003)

3. SLTP BINA INSANI (2003-2006)

4. SMA YP-KARYA (2006-2009)

Pengalaman Seminar

1. Seminar “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok” pada tahun

2009

2. Seminar “ Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization

Era” pada tahun 2009.

Page 6: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

v

3. Seminar “Mencegah Osteopenia Di Masa Muda Sebagai Investigasi

Kesehatan Tulang Jangka Panjang” pada tahun 2009

4. Workshop “Uji Kompetensi Profesi Keperawatan” pada tahun 2012

5. Seminar Nasional “Melody For Heart and Brain Health” pada tahun 2012

6. Seminar Nasional “ Uji Kompetensi Nasional Perawat : Meningkatkan

Peran dan Mutu Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Tantangan

Global” pada tahun 2012

Page 7: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

vi

Page 8: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Februari 2014

Sri Wahyuningsih, NIM: 109104000002

Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

xix + 83 halaman + 16 tabel + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK

Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan manusia dan periode penutupan kehidupan seseorang, beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik diantaranya yaitu mempersiapkan dan menerima kematiannya sendiri. Dalam hal ini shalat yang dilakukan dengan khusyu’ dapat menimbulkan rasa takut kepada Allah SWT, sehingga seseorang akan shalat seakan akan melakukan shalat yang terakhir (karena meninggal). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 76 lansia yang berusia 60 keatas. Pengumpulan data menggunakan kuesioner shalat dan kuesioner kesiapan menghadapi kematian. Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Product Moment. Berdasarkan analisa data diperoleh r = 0,008 dengan p value = 0,0948 sehingga Ha tidak diterima. Hasil penelitian secara umum menunjukkan tidak ada hubungan antara shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Untuk kesempurnaan hasil pada penelitian ini dapat dilakukan penelitian kembali dengan metode yang berbeda dengan pendekatan metode seperti eksperimen ataupun kualitatif.

Kata kunci : shalat, kesiapan menghadapi kematian, lansia

Daftar Bacaan : 83 (1982-2014)

Page 9: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

viii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduates Thesis, Februari 2014

Sri Wahyuningsih, NIM: 109104000002

Relationship Between Prayer to Readiness in Facing Death In Elderly in

Gondrong Cipondoh Tangerang City

xix + 83 pages + 16 tables + 2 charts + 6 appendices

ABSTRACT

Advanced age is the final stage of human development and closing the period a person's life. some developmental tasks that must be completed with either of them is to prepare and accept her own death. In this case the prayer is done with humility can cause fear to God, so that someone will pray as if prayer will do the latter (since deceased). This study aimed to determine the relationship of prayer to the readiness to face death in the elderly in Gondrong Cipondoh Tangerang. The study was cross-sectional quantitative approach carried out on 76 elderly aged 60 and above. Data collection using questionnaires and questionnaires prayer readiness to face death The results of the statistical test using product moment correlation test. Based on the analysis of data obtained r = 0,008 with p value = 0.0948 so that Ha is not acceptable. Results of the study generally showed no association between prayer to the readiness to face death in the elderly in Gondrong Cipondoh Tangerang. For perfection results in this study can be conducted research back by different methods such as experimental approaches or qualitative methods.

Keywords : prayer , readiness in facing death , elderly

Reference : 83 (1982-2014)

Page 10: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada

Lansia Di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak

menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM Selaku Ketua Program Studi

IImu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M,Kep selaku pembimbing I yang telah membimbing

dan memberikan banyak masukan dan saran dalam penulisan skripsi

penelitian ini.

4. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MSc Selaku Sekretaris Program Studi

IImu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen

pembimbing II yang telah membimbing dan banyak memberi saran demi

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Ernawati , S.Kp, M,Kep selaku pembimbing akademik.

Page 11: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

x

6. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmunya dan segala

pengalamannya yang tak ternilai sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi

kami selaku mahasiswa.

7. Seluruh staff bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu

kelancaran hal-hal administratif

8. Kedua Orang Tua saya tercinta yang selalu memberi kasih sayang,

dukungan, do’a dan semangat serta tak pernah lelah mencurahkan semua

kasih sayang dan memberikan dukungan secara moril dan materil yang tak

terhingga kepada penulis selama proses menyelesaikan penelitian ini.

9. Sahabat-sahabatku angkatan 2009 (Desi, Nining, Iqbal, Rusmanto, Ummi,

Inggar, Riyani, Siska, Ami, Widya, Dewi) yang telah berjuang bersama

dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Februari 2014

Penulis

Page 12: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

xi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Pandanganku tertuju di kejauhan sana .. Dengan senyum yang sudah tak asing lagi bagiku

Merekalah orang yang sangat aku hargai dan ku hormati Yang aku cintai dan aku sayangi

Merekalah MAMAH dan BAPAK ku

Seiring dengan langkahku … terlintas dibenakku atas apa yang telah mëreka lakukan pada hidupku selama ini

Mamah …yang telah mengandungku selama 9 bulan Mamah yang sedang memperjuangkan hidup dan matinya untukku

Bapak … yang telah mendidikku… Bapak yang rela kerja banting tulang untuk membahagiakanku

Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka ?? Sering aku tutup telinga tak mau dengar nasehat mereka…

Sering aku melawan mereka karena kenakalanku Sering aku marah kepada mereka jika tidak mengabulkan keinginanku

Tapi apakah mereka memiliki rasa dendam terhadapku ?? TIDAK.. TIDAK sama sekali…

Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, Mereka tetap menyayangiku di setiap hembusan nafas mereka… Bahkan mereka tetap menyebut namaku di setiap doa-doa mereka

Hingga aku menjadi seperti sekarang ini

BAPAK,, MAMAH.., Yang aku berikan sampai hari ini tidak akan cukup… membalas apa yang BAPAK dan MAMAH berikan…

Terima kasih PAK…. Terima kasih MAH…..

Aku sayang BAPAK dan MAMAH hingga akhir hayatku… TERIMA KASIH….

Page 13: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HAL

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1. Tujuan Umum ............................................................................... 5

2. Tujuan Khusus............................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

1. Bagi Pendidikan Keperawatan dan Ilmu Keperawatan ................. 6

2. Bagi Peneliti .................................................................................. 6

Page 14: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

3. Bagi Penelitian Selanjutnya .......................................................... 6

F. Ruang Lingkup ..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

A. Lanjut Usia ........................................................................................... 8

1. Definisi Lanjut Usia ...................................................................... 8

2. Perubahan-Perubahan Pada Lanjut Usia ....................................... 9

A. Masalah Kesehatan Fisik........................................................ 9

B. Masalah Psikososial Lansia.................................................... 10

C. Tugas Perkembangan Lansia.................................................. 11

B. Koping

1. Konsep Mekanisme Koping .......................................................... 12

2. Gaya Koping Positif ...................................................................... 13

3. Gaya Koping Negatif .................................................................... 13

4. Hasil Mekanisme Koping dan penanganannya ............................. 14

C. SHALAT

1. Definisi Shalat ............................................................................... 15

2. Keutamaan dan Manfaat Shalat..................................................... 16

3. Waktu pelaksanaan dan tata cara shalat ........................................ 17

4. Syarat-syarat shalat ....................................................................... 20

5. Rukun shalat .................................................................................. 21

6. Sunnah shalat................................................................................. 21

7. Sunnah-sunnah muakad................................................................. 22

8. Hal-hal yang membatalkan shalat ................................................. 22

9. Definisi dan perintah untuk shalat khusyu .................................... 23

10. Langkah-langkah mencapai shalat khusyu .................................... 25

11. Shalat ditinjau dari aspek psikologis dan kesehatan ..................... 26

12. Kecemasan menghadapi kematian ................................................ 33

13. Kesiapan kematian secara psikis ................................................... 35

14. Kesiapan kematian secara spiritual ............................................... 35

D. Kerangka Teori..................................................................................... 39

Page 15: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....... 40

A. Kerangka Konsep ................................................................................. 40

B. Hipotesis ............................................................................................... 40

C. Definisi Operasional............................................................................. 41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 43

A. Desain Penelitian .................................................................................. 43

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 43

C. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 44

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 47

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 47

F. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument ....................................... 50

G. Tahapan Penelitian ............................................................................... 54

H. Pengolahan Data................................................................................... 56

I. Teknik Analisa Data ............................................................................. 57

J. Etika Penelitian .................................................................................... 59

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 61

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................... 61

B. Karakteristik Responden ...................................................................... 62

C. Analisa Univariat ................................................................................. 63

D. Analisa Bivariat .................................................................................... 65

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 68

A. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lanjut Usia di Wilayah Kelurahan

Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tanggerang ............................. 68

B. Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian pada Lanjut

usia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tanggerang ........................................................................................... 81

C. Keterbatasan Peneliti ............................................................................ 80

Page 16: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 82

A. Kesimpulan .......................................................................................... 82

B. Saran ..................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori............................................................................................. 39

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 40

Page 18: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

DAFTAR TABEL

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................... 40

4.1 Pertanyaan Kuisoner Shalat .................................................................... 48

4.2 Skor Skala Likert Shalat.......................................................................... 49

4.3 Pertanyaan Kuisoner Kesiapan Menghadapi Kematian .......................... 49

4.4 Skor Skala Likert Kesiapan Menghadapi Kematian ............................... 50

4.5 Hasil Pertanyaan Validitas Shalat ........................................................... 51

4.6 Hasil Pertanyaan Validitas Kesiapan Menghadapi Kematian ................. 52

4.7 Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Nilai r............................... 57

5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di Wilayah KelurahanGondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................................................... 61

5.2 Distribusi Skor Shalat Pada Lansia Di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................................................... 62

5.3 Distribusi Skor Pada Masing-masing Aspek Shalat Pada Lansia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................ 62

5.4 Distribusi Skor Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................ 63

5.5 Distribusi Skor Pada Masing-masing Aspek Kesiapan Menghadapi

Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang ...................................................................... 63

Page 19: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

5.6 Analisa Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada

Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang ................................................................................................ 64

5.7 Analisa Hubungan Masing-Masing Aspek Shalat Terhadap Masing-

Masing Aspek Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................ 65

5.8 Analisa Hubungan Masing-Masing Aspek Shalat Terhadap Masing-

Masing Aspek Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ................ 66

Page 20: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Data Demografi

Lampiran 2 Kuesioner Shalat

Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Lampiran 4 Lembar Informed Consent

Lampiran 5 Lembar Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Lampiran Hasil SPSS

Page 21: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari usia harapan hidup

penduduknya. Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia tercatat sebagai

yang paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025 (Darmojo,

2009). Diseluruh dunia jumlah lansia saat ini diperkirakan ada 500 juta orang

dengan usia rata-rata 60 tahun (Nugroho, 2008). Indonesia berada peringkat

keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat untuk pertumbuhan

penduduk lansianya dan usia harapan hidup lanjut usia pada tahun 2010 rata-

rata 72 tahun bahkan ada yang mencapai 80 tahun dengan pertumbuhan

penduduk lansia mencapai 23,992 jiwa dan tahun 2020 diperkirakan

mengalami peningkatan sebesar 28,882 jiwa (Direktur Pelayanan Sosial

Lanjut Usia Kementrian Sosial dalam Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial,

2013).

Tahap usia lanjut seseorang akan mengalami banyak perubahan di

dalam kehidupannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat seperti

perubahan pada fisik, kesehatan, kemampuan motorik, kemampuan mental,

minat, lingkungan sosial, status dan masih banyak lagi perubahan yang lain

(Santoso, 2009). Salah satu perubahan yang tampak terlihat adalah perubahan

fisik. Keadaan fisik yang semakin melemah dan tidak berdaya, menyebabkan

lanjut usia bergantung pada orang lain khususnya keluarga (Hurlock, 1993).

Kondisi kelemahan dan penurunan kemampuan tersebut menjadi

masalah yang serius yang dapat mengakibatkan kecemasan pada lanjut usia.

Page 22: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

2

Di sisi lain seringkali lanjut usia memandang penurunan dan kelemahan

kemampuan fisik sebagai suatu bencana, karena kematian itu sangat dekat dan

siap untuk menjemput mereka (Hurlock, 1993). Maryam (2008) menyatakan

bahwa jika lansia gagal menyesuaikan kondisi fisiknya yang semakin

menurun, maka lansia akan menganggap kematian sebagai suatu ancaman

yang dapat menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran. Tidak jarang perasaan

takut dan khawatir yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala-gejala pada

lansia yang lebih umum disebut gejala kecemasan. Hal ini dibuktikan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2010) bahwa lansia yang mengalami

kecemasan menjelang kematian di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal yang terdiri dari isolasi, depresi, adanya hukuman neraka dan

kesepian sedangkan dan eksternal yang terdiri dari sosial yang buruk, cacat

fisik dan kematian orang terdekat serta rasa ketergantungan dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi seberapa baik seseorang mengatasi

perasaan cemasnya atau memahami bahwa ia akan menghadapi kematian

adalah filosofi atau kepercayaan religius (spiritual keagamaan), serta

kemampuannya mengatasi masalah (Santrock, 2002). Hal ini dibuktikan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adelina (2005) menunjukkan bahwa

ada hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan kesiapan menghadapi

kematian pada lansia. Semakin tinggi kecerdasan ruhaniah maka semakin

tinggi tingkat kesiapan menghadapi kematian pada lansia, sebaliknya semakin

rendah kecerdasan ruhaniah maka akan semakin rendah pula tingkat kesiapan

menghadapi kematian pada lansia.

Page 23: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

3

Dan Allah SWT berfirman :

كل نفس ذائقة الموت ثم إلینا ترجعون

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada

Kami kamu dikembalikan “ (QS. Al-Ankabut: 97). Berdasarkan firman Allah

SWT maka sudah jelas pada hakikatnya kematian adalah suatu hal yang pasti

datangnya (Shihab, 2002). Individu yang mengetahui dan yakin bahwa

kematian adalah nyata dan tidak ada tempat untuk lari akan menerimanya

sebagai sesuatu yang nyata tanpa rasa takut (Najati, 2001).

Agama selalu dikaitkan dengan ketenangan, karena di dalamnya

diajarkan tentang tuntunan hidup (Hawari, 1997). Kehidupan yang saat ini

dijalani, juga diterangkan tentang datangnya kematian dan apa yang terjadi

sesudahnya, karena itu ajaran agama dapat membuat seseorang memiliki

pandangan yang lebih positif terhadap hidup dan mati (Hidayat , 2007). Tidak

heran jika usaha untuk merefleksikan kecemasan menjelang kematian dengan

melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan. Shalat merupakan salah satu ibadah

ritual keagamaan umat muslim yang wajib dilaksanakan sebagai wujud rasa

syukur dan keimanan kita kepada Allah SWT. Dengan shalat hati menjadi

tentram dan jiwa menjadi tenang, tidak gelisah, takut atau khawatir. Salah satu

hikmah shalat yaitu sebagai penenang jiwa bagi orang yang resah dan gelisah

yang dapat menimbulkan ketenangan hati dan ketentraman batin (Sholikhin,

2009). Shalat juga merupakan proses yang menuntut konsentrasi, dalam

bahasa arab hal itu disebut dengan khusyu’. Kekhusyu’an dalam shalat bila

diteliti omengandung unsur meditasi. Sebagaimana dengan meditasi, shalat

mempunyai pengaruh psikologis. Apabila meditasi dapat mengurangi

Page 24: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

4

kecemasan maka shalat yang dilakukan dengan khusyu’ dan ikhlas dapat

mengurangi kecemasan dan memberikan ketenangan (Ahsin, 2010). Hal ini

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono (2006) bahwa

shalat dapat mengurangi kecemasan. Wijaya dan Safitri (2008) juga

menyatakan bahwa cara yang dilakukan lansia mengatasi kecemasan dalam

menghadapi kematian adalah dengan rutin mengikuti pengajian dan shalat

berjamaah.

Hasil studi literatur peneliti, menemukan kontroversi dari beberapa

penelitian sebelumnya. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bawah

spiritual berpengaruh besar terhadap persepsi lansia dalam menghadapi

kematian (Adelina, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh (Nelson et al, 2002

dalam Singh & Nizamie, 2003) menemukan hubungan negatif yang kuat

antara spiritual well-being skala dan HDRS (Hamilton Depression Ratting

Scale) yang digunakan untuk mengukur keadaan seseorang ketika menghadapi

kematian. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara

spiritual keagamaan dengan kesiapan menghadapi kematian.

Islam sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk

Indonesia dan penganut islam bukan saja besar, melainkan juga merupakan

mayoritas mutlak, dalam hal ini salah satu ibadah wajib umat muslim adalah

dengan menunaikan shalat (Qodir, 2010). Serta shalat sebagai pedoman

kegiatan keagamaan pada umat muslim (Elzaky, 2011). Dan dari perbedaan

hasil penelitian tersebut menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan

penelitian terhadap lansia muslim di Indonesia dalam menghadapi kematian

dan peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Shalat Terhadap

Page 25: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

5

Kesiapan Lansia Menghadapi Kematian di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang”.

B. Rumusan Masalah

Kondisi penurunan secara fisik, psikologi dan sosial pada lansia dan

kurangnya pemahaman tentang konsep dan penerimaannya terhadap penuaan

menjadikan hal tersebut menjadi kecamasan bagi lansia (Hurlock, 1993 &

Maryam, 2008) dan Semakin meningkatnya jumlah populasi lansia di

Indonesia dan secara fisiologis keilmuwan shalat merupakan ibadah yang

istimewa dalam agama islam (Hasan, 2006), serta shalat juga mengurangi

kecemasan yang lebih nyata dan lebih besar (Ayyub, 2008), dan shalat yang

dilakukan dengan khusyu’ dan ikhlas dapat mengurangi kecemasan dan

ketenangan (Ahsin, 2010). Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian

yang terkait dengan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian Maka

pertanyaan penelitian adalah “Adakah Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan

Menghadapi Kematian Pada Lansia”?

C. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian

pada lansia ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Shalat

Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia Di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang”.

Page 26: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

6

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kekhusyu’an shalat lansia di Wilayah Kelurahan

Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang .

2. Untuk mengetahui gambaran kesiapan kematian pada lansia di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang.

3. Untuk mengetahui hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi

kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan Keperawatan dan Ilmu Keperawatan

Meskipun hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan,

namun secara teori menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan

khusyu’ dapat menimbulkan rasa takut kepada Allah SWT, sehingga

seseorang akan shalat seakan-akan seperti melakukan shalat yang terakhir

(karena meninggal). Teori-teori yang ada dalam penelitian ini dapat

memberikan referensi dalam memberikan perawatan pada pasien yang

memasuki tahap usia lanjut dengan pendekatan spiritual (shalat)

2. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang lanjut usia dan bagaimana

kesiapan lanjut usia menghadapi kematian dengan pendekatan shalat.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk meneliti faktor lain

tentang kesiapan menghadapi kematian pada lansia seperti faktor

Page 27: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

7

keluarga, sosial dan perbedaan jenis kelamin. Dalam penelitian

sebaiknya subjek yang digunakan memiliki jumlah responden yang

homogen.

b. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk melakukan penelitian

yang sama tetapi dengan menggunakan metode yang berbeda

seperti experiment atau meneliti tentang perbedaan kesiapan

menghadapi kematian pada individu yang berbeda jenis kelamin.

c. Peneliti selanjutnya dapat pula meneliti tentang perbandingan

kesiapan menghadapi kematian pada responden yang berbeda

agama dengan metode observasi dan wawancara mendalam atau

kualitatif

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain correlation study

dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

hubungan antara variabel shalat dengan variabel kesiapan menghadapi

kematian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner shalat

dan kuesioner kesiapan menghadapi kematian. `Responden dalam penelitian ini

adalah lanjut usia yang berusia 60 tahun keatas. Penelitian ini dilakukan pada

bulan November 2013 di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang.

Page 28: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia

a. Definisi Lanjut Usia

Penuaan adalah proses alamiah dan berkesinambungan yang

mengalami perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh

hingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan (Fatmah, 2010).

World Health Organization (WHO) membagi empat tahap batasan

umur lansia yaitu :

a. Usia Pertengahan (middle age) 46-59 tahun

b. Lanjut Usia (elderly) 60-74 tahun

c. Tua (old) 75-90 tahun dan

d. Usia sangat tua (Very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Efendi, 2009).

Sedangkan menurut UU pasal 1 ayat 2,3,4 UU No.13 tahun 1998

tentang kesehatan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah

mencapai usia lebih dari 60 tahun. Berbeda dengan Depkes RI 2003

(dalam Maryam, 2008) membagi klasifikasi lansia ada lima yaitu sebagai

berikut ;

a. Pralansia (prasenilis) seorang yang berusia antara 45-59 tahun

b. Lansia adalah seorang yang berusia 60 tahun keatas

c. Lansia resiko tinggi adalah seorang yang berusia 70 tahun atau lebih/

seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan

Page 29: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

9

d. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa

e. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak mampu lagi bekerja

dan bergantung pada orang lain

2. Perubahan-Perubahan Pada Lanjut Usia

a. Masalah Kesehatan Fisik

Secara individu pengaruh proses menua dapat menimbulkan

berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental dan sosial.

Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisiknya akan

semakin menurun (Tamher, 2009). Salah satu perubahan tersebut

ialah terjadinya degeneratif kulit, tulang, jantung, pembuluh darah,

paru-paru, saraf, dan jaringan tubuh lainnya. Pada proses penuaan,

lanjut usia mengalami perubahan postur tubuh, rambut yang menjadi

putih juga menandai penuaan. Penuaan juga mengubah sistem saraf

yang menyebabkan atropi pada otak dan spinal cord (Maryam, 2008)

Alat-alat indra perseptual juga mengalami penuaan sejalan

dengan usia yang semakin menua serta terjadi penurunan daya tahan

tubuh (Santoso & Ismail, 2009). Darmojo (2009) menyatakan bahwa

mejadi tua bukanlah suatu penyakit atau sakit, tetapi suatu proses

perubahan dimana kepekaan bertambah atau batas kemampuan

beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengan Geriatric

Giant, dimana lansia mengalami 13 i yaitu; imobilisasi, instabilitas

(mudah jatuh), intelektual terganggu (demensia), isolasi (depresi),

inkontinensia, impotensi, imunodefisiensi, mudah infeksi, impaksi

Page 30: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

10

(konstipasi), iatrogenesis, insomnia, impairment of (gangguan pada)

penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi,

integritas kulit, dan inaniation (malnutrisi).

b. Masalah Psikososial Lansia

Pada umumnya seseorang yang memasuki lanjut usia akan

mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Dengan

adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami

perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian

lansia (Sutarto & Cokro, 2005).

Kegagalan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap

berbagai perubahan atau kehilangan akan menjadi pencetus depresi

bagi lanjut usia. Kurang berfungsinya sistem pendukung seperti

keluarga, lingkungan dan teman dapat mempermudah timbulnya

depresi. Masalah sosial yang dihadapi pada masa tua biasanya lebih

rumit. Untuk memperbaiki situasi sosial pada lanjut usia, lansia perlu

didorong agar terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan dan

berguna. Dalam hal ini Dukungan keluarga sangat penting untuk

memberikan motivasi dan dukungan moril bagi lansia, sehingga

lansia merasa masih dibutuhkan dan peranannya tidak hilang

meskipun sudah usia lanjut (Santoso & Ismail, 2009)

c. Tugas Perkembangan Lansia

Tugas perkembangan menurut Erickson (1986) pada lansia

ialah kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri

terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses

Page 31: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

11

tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Adapun tugas

perkembangan lansia menurut Maryam (2008) adalah sebagai

berikut :

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi pensiun

2) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun

3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya

4) Mempersiapkan kehidupan baru.

5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/ masyarakat

Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian

pasangannya Teori perkembangan Erickson (1986) menekankan

pentingnya mempelajari apa yang dialami oleh lanjut usia pada saat

muda hingga masa tua. Berbagai peristiwa dan pengalaman-

pengalaman yang telah dilalui dan dihadapi oleh seseorang di masa

lalu akan sangat berpengaruh pada kehidupan masa sekarang.

(Santoso, 2010) menyatakan bahwa beberapa hal atau keadaan yang

terjadi dan dialami oleh seseorang akan membawa orang tersebut

sampai pada suatu tahap keberhasilan atau kegagalan dalam

melaksanakan tugas perkembangannya. Hal ini berarti pula bahwa

apa yang dialami oleh lanjut usia di masa sekarang merupakan

pengaruh dari keberhasilan ataupun kegagalan dalam melewati setiap

fase perkembangan sebelumnya.

Page 32: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

12

B. Koping

1. Konsep Mekanisme Koping

Koping adalah mekanisme pertahanan individu untuk mengatasi

perubahan atau situasi yang mengancam dan dapat beradaptasi dengan

perubahan dan situasi tersebut (Nasir dan Muhith, 2011).

Koping merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu.

Apabila mekanisme koping gagal direspon oleh individu maka

ketidakmampuan tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya

prilaku yang patologis atau menyakiti diri sendiri. (Nasir dan Muhith,

2011; Asmadi 2008).

Mekanisme koping akan menjadi lebih efektif bila didukung oleh

kekuatan lain dan keyakinan individu, mekanisme koping yang efektif

memiliki peranan yang central terhadap ketahanan tubuh terhadap

gangguan maupun serangan penyakit baik bersifat fisik, psikis, sosial

dan spiritual. (Nursalam dan Kurniawati, 2007). Nasir dan Muhith

(2011) menyatakan bahwa mekanisme koping atau gaya koping

seseorang dalam merespon suatu perubahan yang dihadapi dibagi

menjadi 2 yaitu koping positif dan koping negatif.

2. Gaya koping positif

a. Problem Solving

Koping yang berfokus pada pemecahan dan mengatasi masalah agar

tidak menimbulkan efek yang buruk dan stress yang berkepanjangan.

Page 33: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

13

b. Utilizing Sosial Support

Tindak lanjut penyelesaian masalah dengan bantuan atau dukungan

dari orang-orang terdekat termasuk keluarga, dalam hal ini manusia

sebagai makhluk sosial yang mampu memberikan bantuan dalam

bentuk saran ataupun masukan. Maka diharapkan upaya untuk

penyelesaian masalah akan semakin efektif

c. Looking For Silver Lining

Diharapkan manusia dapat menerima kenyataan atas segala

permasalahan yang dihadapi dan mampu mengambil hikmah dari

setiap permasalahan dan selalu berfikir positif.

3. Gaya Koping Negatif

a. Avoidance

Bentuk pelarian masalah dengan hal-hal negatif seperti pemakain

obat-obatan terlarang. Bentuk penyelasaian masalah seperti ini hanya

untuk menunda masalah bukan menyelesaikan masalah.

b. Self-blame

Penyalahan pada diri sendiri akibat masalah yang diderita pada

dirinya sendiri sehingga akan berdampak pada aktualisasi diri dan

penarikan sosial.

c. Wishfull thinking

Penyesalan dan bentuk kesedihan yang berkepanjangan akibat

kegagalan yang dialami dan penentuan standart yang tinggi. Hal ini

merupakan bentuk dari berduka yang disfungsional dan akan

Page 34: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

14

berujung pada gangguan kejiwaan. (Nasir dan Muhith, 2011; Asmadi

2008).

4. Hasil Mekanisme Koping dan Penanganannya

Pada waktu kesehatan yang memburuk, lansia cenderung

berkonsentrasi pada masalah kematian (Hurlock, 1993) dan menurunnya

kondisi fisik, lansia mengalami kecemasan akan datangnya kematian

(Keane, 1989). Pemikiran tentang kematian merupakan bagian yang

penting pada tahap akhir kehidupan pada setiap individu. Hal ini kadang

menyebabkan lansia takut menjalani masa usia lanjutnya (Santrock,

2002). Pada usia tua, kematian seseorang dianggap wajar dibicarakan,

dengan pemikiran dan pembicaraan mengenai kematian yang meningkat

pada usia lanjut hal ini mungkin dapat membantu usia lanjut untuk

menerima kematian (Santrock, 2002). Dengan melakukan kegiatan

menyenangkan yang masih mampu dilakukan lansia akan mendapatkan

kepuasan dimasa tuanya dan mencapai kebahagiaan di masa tua atau

lebih sering disebut dengan optimum aging (Singgih, 2004).

Ketika lansia cemas dan stress memikirkan tentang kematiannya

maka koping lansia dalam mekanisme cemas dan stress sangat diperlukan

(Nasir dan Muhith, 2011), dimana dalam hal ini stress perlu dikaitkan

dengan koping (Asmadi, 2008).

Ketika mekanisme koping tidak dapat menghilangkan ansietas

seseorang maka pemberian obat-obatan yang dapat memblok serotonin,

tanpa mempengaruhi norepinefrin atau dopamin. Oleh karena itu,

sekarang ini diyakini bahwa mekanisme obat-obatan ini dapat

Page 35: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

15

meringankan depresi. Obat-obatan tersebut antara lain venlafaksin,

bupropion, mirtazapin dan lain-lain (Stringer, 2006)

C. Shalat

1. Definisi Shalat

Shalat berasal dari bahasa Arab Shallla-Yushalli-Shalaatan yang

mengandung makna doa. Kata Shalli berarti berdoalah, sedangkan

shalaataka berarti doamu (Al-Jaziri, 2010) Seperti dijelaskan dalam

firman Allah SWT :

وصل علیم إن صلوتك سكن لھم واهللا سمیع علیھم

“Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui.” (At-Taubah: 103).

Shalat menurut ahli fikih adalah perkataan dan perbuatan yang

diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang mengandung

unsur ibadah permohonan (Al-Qahthani, 2010). Shalat merupakan

ibadah istimewa yang disyariatkan kepada umat Rasulullah SAW. Hal

itu karena perintah shalat diterima langsung oleh Rasulullah SAW dari

Allah SWT (Ayanih, 2010). Di dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai

kewajiban shalat.

”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak)

selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat Aku.” (QS. Thaha:14).

Page 36: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

16

Firman Allah SWT :

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari

perbuatan-perbuatan keji dan mungkar (QS. Al-Ankabut:45).”

Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian dan firman diatas

bahwa shalat merupakan ibadah yang meliputi kata-kata dan

perbuatan sesuai dengan syarat tertentu yang diawali dengan takbir

dan diakhiri dengan salam (Ayanih, 2010). Dari ayat dan hadist diatas

maka sudah jelas pentingnya shalat bagi umat islam, meskipun dalam

keadaan takut, bahaya, sakit, ataupun perjalanan jauh shalat haruslah

dilaksanakan, hukum shalat adalah fardhu ain (Al-Jaziri, 2010).

2. Keutamaan dan Manfaat Shalat

Shalat dipandang sebagai tiang agama oleh sebab itu keutamaan

shalat diterangkan dalam sebuah hadist “ Barang siapa yang menjaga

shalatnya, maka Allah SWT akan memuliakannya dengan lima

perkara yaitu :

a. Allah SWT akan mengangkat kesempitan hidupnya

b. Allah SWT menyelamatkan dari azab kubur

c. Allah SWT memberikan catatan amalnya melalui tangan

kanannya

d. Ia akan melintasi shiratul mustaqin secepat kilat

e. Ia akan masuk surga tanpa hisab (dalam Tebba, 2008).

Dalam ajaran islam ibadah shalat mempunyai kedudukan yang

tertinggi dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. shalat merupakan tiang

Page 37: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

17

agama islam. Islam tidak dapat tegak kecuali dengan shalat (Zurinal

dan Aminuddin, 2008). Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW, dalam

hadist “Pokok urusan adalah islam, sedang tiangnya adalah shalat,

dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah SWT (fi sabilillah)”

(HR.Muslim dalam Zurinal dan Aminuddin, 2008).

Selain shalat sebagai tiang agama dan shalat merupakan salah

satu rukun islam yang paling pokok karena islam tidak dapat tegak

kecuali dengan shalat (Tebba, 2008). Oleh karena itu Rasulullah SAW

memerintahkan para sahabat untuk menjaga shalatnya dan

memperingatkan bahaya kekafiran dan kemurtadan yang timbul dari

kelalaian dalam menengakkan shalat (Sulaiman, 2007).

3. Waktu Pelaksanaan dan Tata Cara Shalat

Sulaiman (2007) bahwa shalat adalah fardhu ‘ain artinya shalat

wajib yang dikerjakan oleh setiap muslim yang sudah baligh dan

berakal, seperti shalat wajib lima waktu sehari semalam yaitu shalat

zuhur, ashar, isya, magrib, subuh dan dikerjakan pada waktu-waktu

yang telah ditentukan. Sebagaimana firman Allah SWT

Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman (An-Nisa: 103).

Berdasarkan sabda dan praktik Rasulullah SAW sebagai

berikut:

a. Shalat Subuh.Waktunya mulai terbit fajar sampai terbit matahari.

Sabda Rasulullah SAW, “Waktu shalat shubuh dari terbit fajar

Page 38: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

18

selama belum terbit matahari.” (H.R. Muslim) (dalam Tebba,

2008).

b. Shalat Zhuhur. Waktunya setelah matahari condong dari

pertengahan langit. Sedangkan akhir waktunya adalah apabila

bayang-bayang benda telah sama dengan panjangnya. Sabda

Rasulullah Saw: “Waktu zhuhur apabalia tergelincir matahari ke

sebelah barat, selama belum datang waktu ashar.” (H.R. Muslim)

(dalam Tebba, 2008).

c. Shalat Ashar.Waktunya mulai bayang-bayang suatu benda telah

sedikit lebih panjang atau sampai terbenam matahari. Rasulullah

SAW bersabda: “Waktu ashar sebelum terbenam matahari.”

(H.R. Muslim) (dalam Tebba, 2008).

d. Shalat Maghrib.Waktunya seperti sabda Rasulullah SAW :

“Waktu maghrib sebelum hilang mega merah (sfayaq).” (H.R.

Muslim) (Tebba, 2008).

e. Shalat Isya. Waktunya sehabis waktu maghrib hingga sepertiga

malam terakhir (dalam Tebba, 2008).

Secara umum, shalat adalah gerakan-gerakan yang dilakukan

sesuai dengan tuntunan yang telah dicontohkan Rasulullah SAW

seperti yang sudah disebutkan dalam hadist sebelumnya, dan shalat

merupakan gerakan-gerakan yang melibatkan berbagai tubuh.

Pemahaman tentang tata laksana gerakan shalat adalah menurut

Zurinal dan Aminuddin (2008) :

Page 39: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

19

a. Berdiri tegak menghadap kiblat

Gerakan berdiri ketika sholat dan yang terpenting adalah

mengkonsentrasikan hati dan pikiran untuk melaksanakan shalat

(tidak memikirkan dan membayangkan hal-hal lain selain shalat)

b. Berniat dalam hati untuk melaksanakan shalat

c. Menggangkat kedua tangan (Takbiratul Ihram)

Imam Bukhari berpendapat bahwa shalat yang benar adalah

mengangkat kedua tangan terlebih dahulu kemudian takbir

(mengucapkan Allahu Akbar), mengangkat tangan adalah

mengagungkan Allah SWT, sedangkan takbir adalah menegaskan

keagungan Allah SWT.

d. Setelah takbir, kedua tangan diturunkan dan diletakkan di bawah

dada sambil membaca surat iftitah dan dilanjutkan dengan

membaca surat al-fatihah dan beberapa ayat surat yang

dikehendaki

e. Setelah selesai membaca surat Al-fatihah dan surat lain yang

dikehendaki, mengucapkan takbir sambil mengangkat tangan

seperti pada takbiratul ihram lalu rukuk’ dengan tuma’ninah

f. Setelah itu bangkit dari rukuk’ untuk itidal sambil mengangkat

kedua tangan seperti waktu melakukan takbiratul ihram.

g. Setelah membaca do’a i’tidal mengucapkan takbir kemudian

sujud dan tuma’ninah.

h. Kemudian bangkit dari sujud sambil membaca takbir lalu duduk

diantara dua sujud dengan tuma’ninah.

Page 40: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

20

i. Setelah membaca doa duduk diantara dua sujud dilanjutkan

dengan sujud kedua dengan cara dan bacaan yang sama dengan

sujud yag pertama

j. Kemudian bangkit dari sujud dilanjutkan dengan rakaat

selanjutnya, hingga sampai pada rakaat terakhir

k. Lalu salam dengan menengok kanan terlebih dahulu lalu

menengok ke kiri.

4. Syarat- syarat Shalat

Syarat sah shalat

a. Badan, pakaian dan tempat shalat harus suci dari najis

b. Suci dari hadast yaitu hadast kecil dan besar seperti sabda

Rasulullah SAW “Allah SWT tidak menerima shalat seseorang

diantara kamu apabila ia berhadast sehingga ia berwudhu (HR

Bukhari dan Muslim)

c. Menutup aurat, adapun aurat laki-laki sekurang-kurangnya antara

pusat sampai lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh

badan kecuali muka dan telapak tangan.

d. Mengetahui waktu shalat dan berakhir waktu shalat

e. Menghadap kiblat (dalam Sulaiman, 2007)

Syarat wajib shalat

a. Islam

b. Baligh

c. Suci dari hadast kecil dan besar

d. Berakal

Page 41: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

21

e. Dalam keadaaan sadar melihat atau mendengar

f. Jaga (tidak dalam kondisi tidur, hilang kesadaran atau mabuk)

(dalam Sulaiman, 2007)

5. Rukun Shalat

a. Niat

b. Berdiri (bagi orang yang lemah tidak diharuskan)

c. Takbiratu Ihram (membaca “Allahu Akbar”)

d. Membaca surat Al-Fatihah

e. Rukuk serta tuma’ninah

f. I’tidal serta tuma’ninah

g. Sujud dua kali serta tuma’ninah

h. Duduk diantara dua sujud serat tuma’ninah

i. Duduk akhir atau duduk tawarruk (yaitu duduk dengan telapak

kaki kanan dalam posisi terbalik, sedangkan kaki kiri dimasukkan

ke bawah kaki kanan)

j. Membaca tasyahud akhir

k. Memberi salam

l. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.

m. Menertibkan rukun (dalam Sulaiman, 2007)

6. Sunnah shalat

a. Mengangkat tangan pada waktu takbiratul ihram

b. Mengangkat tangan ketika rukuk

c. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri atau bersedekap

d. Membaca do’a iftitah

Page 42: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

22

e. Melihat kearah tempat sujud

f. Membaca bacaan “amin” ketika setelah membaca surat Al-

Fatihah

g. Membaca surat atau ayat-ayat Al-Qur’an setelah membaca surat

Al-Fatihah.

h. Membaca “Auzubillah” sebelum membaca “Bismillah”

i. Membaca takbir sewaktu berpindah dari satu gerakan kepada

gerakan lainnya

j. Menyamaratakan kepala dengan pinggul pada saat ruku’

k. Mendengarkan bacaan imam

l. Dzikir dan do’a setelah salam (dalam Zurinal dan Aminuddin,

2008)

7. Sunnah-sunnah Muakad Shalat

a. Membaca tasyahud pertama sesudah sujud dari rakaat yang kedua

sebelum berdiri pada rakaat ketiga

b. Qunut sesudah I’tidal (dalam Sulaiman, 2007)

8. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat

a. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja

b. Meninggalkan salah satu syarat shalat dengan sengaja

c. Sengaja berbicara

d. Banyak bergerak

e. Makan atau minum (dalam Sulaiman, 2007)

Page 43: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

23

9. Definisi dan perintah untuk mengerjakan shalat dengan khusyu’

Secara bahasa, kata khusyu' (خش���وع) berasal dari kata khasya'a

tenang dan at-tadzallul (الس�������كون) yang artinya adalah as-sukun (خش����ع)

menunduk karena merasa hina (Mujieb, 2009). Secara (الت���������ذلل)

harfiah khusyu’ berarti tunduk dan menundukkan pandangan.

Sedangkan khusyu’ dalam shalat ialah tunduk hati dan segala anggota

badan tenang karena Allah SWT (Tebba, 2008). Dan khusyu’ bisa

juga diartikan dengan tunduk, seperti frman Allah SWT

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)

orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 23).

Seperti sabda Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah

bahwa : Dan hadist lainnya mengatakan : “ Kalau hati seseorang itu

khusyuk, maka khusyuk pula segala anggota badannya.” (HR. Hakim

dan Tarmizi) (Agustini, 2007).

Ketenangan hati adalah pokok kesehatan ruhani atau jiwa dan

jasmani. Sedangkan ragu dan gelisah adalah pangkal segala penyakit.

Kalau hati telah ditumbuhi penyakit dan tidak segera diobati dengan

iman, yaitu iman yang menimbulkan zikir dan menimbulkan

ketenangan jiwa, maka celakalah yang akan menimpa orang itu.

Dengan shalat yang khusyu’ rasa takut menjadi hilang, dan

memelihara shalat dengan baik adalah untuk kepentingan jiwa agar

umat muslim yang menjalankannya benar-benar merasakan hubungan

dengan Allah SWT (Noor, 2009). Adapun khusyu’ dalam shalat telah

Page 44: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

24

dijelaskan di dalam Al-Qur’an dimana khusyu’ dalam shalat

tergantung pada tiga arti khusyu’ menurut (Tebba, 2008) :

a. Khusyu’ padangan sebagaimana firman Allah SWT “ Sambil

menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari

kuburan seakan-akan mereka belalang yang berterbangan.” (QS

Al-Qamar: 7)

b. Khusyu’ di dalam hati terdapat dalam firman Allah SWT

“Belumlah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,

untuk tunduk hati mereka mengingat Allah SWT dan kepada

kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” (QS Al- Hadid:

16).

c. Khusyu’ suara sebagaimana disebut dalam firman Allah SWT

“Pada hati itu manusia mengikuti (menuju kepada suara)

penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua

suara kepada Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar

kecuali bisikan saja.” (QS ThaHa: 108). Dan dianjurkan

mengeluarkan suara dalam bacaan shalat walaupun sekedar

berbisik.

Pengertian khusyu’ menurut (Al-Jaziri, 2010) yang dijelaskan oleh

pendapat empat mahzab yaitu :

a. Hanafi

Definisi khusyu’ dalam mahzab Hanafi tidak ditemukan,

hanya disebutkan bahwa untuk mendapatkan khusyu’ orang yang

shalat harus mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.

Page 45: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

25

b. Maliki

Menurut mahzab Maliki khusyu’ pada dasarnya wajib.

Adapun menghadirkan dalam hati saat shalat, bahwa perintah

Allah SWT sedang dipatuhi dengan melaksanakan shalat,

hukumnya sunnah.

c. Syafi’I

Khusyu dan mengikuti bacaan (tadabbur) adalah sunnah

dalam shalat. Untuk lebih membantu mendapatkan khusyu

hendaklah memasuki shalat dengan bergairah dan mengosongkan

pikiran dari urusan dunia.

d. Hambali

Mahzab Hambali menganggap khusyu’ sebagai salah satu

dari sekian banyak sunnah dalam shalat.

10. Langkah-langkah Mencapai Shalat Khusyu’

Shalat yang telah memenuhi langkah-langkah khusyu’ secara

lahiriah ini belum tentu berhasil meraih tingkat kekhusyu’an dalam

shalat. Akan tetapi, setidaknya-tidaknya ia telah mengupayakan secara

kongkrit untuk mencapai hal tersebut. Sebab sikap khusyu’ adalah

persoalan batin yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain.

Sebaliknya, seseorang dengan sengaja mengabaikan langkah-langkah

tertentu yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mencapai tingkat

khusyu’ sudah tentu ia tidak akan mendapatkan kekhusyu’an (Sholeh,

2008). Sebab itu, kita perlu mengusahakan secara maksimal langkah-

langkah lahiriah yang dituntun Rasulullah SAW agar kita berhasil

Page 46: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

26

meraih kehusyu’an dalam shalat. Dalam hal ini Al-Munajjid (2009)

menyebutkan ada beberapa cara mencapai shalat dengan

khusyu’antara lain :

a. Mempersiapkan diri untuk shalat dengan baik. Persiapan ini bisa

dilakukan dengan beberapa langkah seperti menyempurnakan

wudhu, menjawab azzan, memakai pakaian yang bersih dan indah

b. Menutup aurat dengan sempurna

c. Bersikap tenang sewaktu shalat

d. Mengingat kematian sewaktu shalat sabda Rasulullah SAW “

Ingatlah kematian dalam shalatmu karena apabila seseorang

mengingat kematian sewaktu shalat ia akan berusaha untuk

memperbaiki shalatnya” (HR Muslim) (dalam Al-Munajjid,

2009)

e. Menjauhkan segala sesuatu yang dapat menghilangkan

kosentrasi shalat, baik yang ada diarah kiblat, tempat sujud,

maupun pakaian (HR Muslim) (dalam Al-Munajjid, 2009)

11. Shalat ditinjau dari aspek psikologis dan Kesehatan

a. Aspek Psikologis Shalat

Aspek shalat dan penjelasan shalat telah dijelaskan dalam

paragraf sebelumya. Dalam psikologi shalat dapat berfungsi

sebagai terapi, hal ini disebabkan dalam shalat terdapat nilai

transdental, psikologis, fisiologis dan sosial (Ardani, 2008).

Selain itu shalat merupakan proses yang menuntut konsentrasi

dalam bahasa arab hal itu disebut dengan khusyu’. Seseorang

Page 47: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

27

yang menjalankan shalat dengan khusyu’ dapat menimbulkan rasa

takut kepada Allah SWT, dimana rasa takut itu diartikan dengan

kondisi spiritual yang sangat penting untuk menyiapkan diri

dalam menghadapi kematian dan kehidupan akhirat agar nanti

memperoleh kematian yang husnul khatimah (Ahsin, 2010).

Kekhusyuan dalam shalat bila diteliti mengandung unsur

meditasi. (Van den Berg & Muller, dalam Psycological Research

oh the Effect of the Trancendental Meditation Technique on a

Number of Personality Variables 1977 dalam Ahsin, 2010)

mengungkapkan bahwa subjek yang melakukan teknik

transcendental meditation menunjukkan :

1) Peningkatan harga diri

2) Kekuatan ego (ego strength)

3) Kepuasan (satisfaction)

4) Aktualisasi diri (self actualization)Percaya diri pada orang

lain (trust in other)

5) Peningkatan gambaran diri (self image) (Ahsin, 2010)

Hal-hal berikut ditinjau dari aspek psikologis. Sebagaimana

dengan meditasi, shalat mempunyai pengaruh psikologis. Apabila

meditasi dapat mengurangi kecemasan maka shalat yang

dilakukan dengan khusyu’ dan ikhlas dapat mengurangi

kecemasan dan memberikan ketenangan (Najati, 2001). Shalat

merupakan suatu aktivitas jiwa (soul) termasuk dalam kajian ilmu

psikologi transpersonal, karena shalat adalah proses perjalanan

Page 48: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

28

spiritual yang penuh makna yang dilakukan seorang manusia

untuk menemui Tuhan Semesta Alam (Haryanto, 2003).

Shalat adalah salah satu cara ibadah yang berkaitan dengan

meditasi transendental, yaitu mengarahkan jiwa kepada Tuhan

Sang Pencipta, seperti halnya dalam melakukan hubungan

langsung antar hamba dengan Tuhannya. Ketika shalat, jiwa

seseorang akan bergerak menuju kepada Allah SWT. Bentuk

perjalanan kejiwaan dalam shalat ini oleh para ahli psikologi

disebut sebagai proses untuk memasuki kesadaran psikologi

transpersonal. Setiap pelaku meditasi membutuhkan objek di

dalam mengarahkan pikiran atau jiwanya. (G.Cremers, 1986).

Dengan demikian, jiwa menjadi pengendali atas dirinya. Allah

SWT berfirman “Setan pun tidak mampu menjangkau keadaan

jiwa yang berserah diri kepada Allah SWT Sesungguhnya setan

itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang beriman dan

bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan setan

hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin

dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah

SWT. (An Nahl: 100).

Pada saat shalat, otak kiri telah bekerja sesuai dengan

fungsinya yaitu menghitung, mengatur raka'at, dan membaca

secara verbal setiap kalimat yang telah dipola serta mengulang-

ulangnya. Selama ini kita shalat hanya selalu menggunakan tata

aturan otak kiri, sementara aktivitas otak kanan dibiarkan karena

Page 49: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

29

telah berprinsip: "Yang penting sudah memenuhi syarat sahnya

shalat". Padahal Rasulullah SAW telah memperingatkan, bahwa

di dalam shalat atau ibadah apa pun kesadaran spiritual (otak

kanan) harus diaktifkan, yaitu merasakan kehadiran Allah SWT

dihadapan kita (ihsan). Hasilnya tentu akan sangat berbeda kalau

dibandingkan dengan ibadah yang dilakukan hanya memenuhi

syarat rukunnya saja. Pengguna otak kanan akan memahami

dengan emosinya, bagaimana Allah SWT hadir menyambut dan

memberikan jawaban-jawaban atas permohonannya, serta mampu

merasakan rahmat dan ketenangan yang mengalir secara langsung

ke dalam hatinya. semuanya timbul dari aktivitas otak kanan yang

bersifat intuitif (Widdowson, 2002).

Bila pikiran dan cara berfikir sudah seimbang, tubuh dan jiwa

akan mengikuti kehendak pikiran. Ini adalah sinergi yang

diharapkan dapat menampilkan kualitas shalat kita secara optimal.

Seperti sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya segala perbuatan

itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya”.

(HR Bukhari Muslim) (G.Cremers, 1986).

Banyak orang mengira, bahwa jumlah bacaan dalam setiap

gerakan shalat dijadikan sebagai ukuran waktu selesainya sikap

berdiri, duduk, rukuk, maupun sujud. Padahal bacaan itu bukanlah

sebuah aba-aba dalam shalat kita. Setiap bacaan yang diulang-

ulang merupakan aspek meditasi, autoterapi, autosugesti, berdoa,

mencari inspirasi, penyembuhan, menunggu intuisi atau petunjuk,

Page 50: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

30

bahkan untuk menemukan sebuah ketenangan yang dalam

(Haryanto, 2003). Akibatnya bisa jadi lamanya berdiri mencapai

lima menit, duduknya lima menit, sujudnya sepuluh menit,

sehingga lamanya shalat bisa mencapai lebih dari setengah jam.

Apalagi shalat bukan hanya sebagai terapi mental tetapi juga

untuk terapi fisik agar bisa kendor dan rileks. Tentunya tidak

mungkin dilakukan dengan terburu-buru, karena aspek meditatif

dalarn shalat tidak akan ditemukan (Ahsin, 2010)

Hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat

endorphin dalam otak manusia yaitu zat yang memberikan efek

menenangkan yang disebut endogegonius morphin, bahwa

kelenjar endorfina dan enkafalina yang dihasilkan oleh kelenjar

pituitrin di otak ternyata mempunyai efek yang mirip dengan

opiat (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenilkmatan

(pleasure principle), sehingga disebut opiat endogen. Apabila

seseorang dengan sengaja memasukkan zat morfin ke dalam

tubuhnya maka akan terjadi penghentian produksi endorphin.

shalat yang benar atau melakukan dzikir yang memang banyak

memberikan dampak ketenangan (Akbar, 2007).

Shalat yang dilakukan mengandung ketenangan dan rileks

akan menghasilkan energi tambahan. Pada pengguna narkoba,

apabila dilakukan penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba,

orang akan menggalami sakau (ketagihan yang menyiksa dan

gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk

Page 51: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

31

mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bisa dilakukan

dengan meditasi dalam tubuhnya, sehingga tubuh terasa fresh.

Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW begitu yakin bahwa

shalat merupakan jalan yang ampuh untuk mengubahkan perilaku

manusia, yang tidak baik menjadi berakhlak mulia (Bagir, 2008).

Sebagaimana Allah SWT menegaskan dalam kitab AI Qur'an

"Sesungguhnya shalat memiliki kekuatan mengubahkan perilaku

manusia dari perbuatan keji dan mungkar (Al Ankabut: 29)

b. Aspek Medis Shalat

Elzaky (2011) menjelaskan dalam bukunya. Shalat bila

ditinjau dari aspek kesehatan menunjukkan efek yang penting

bagi tubuh diantaranya adalah perubahan-perubahan hormon yang

terjadi di dalam tubuh. Kesesuaian waktu shalat lima waktu

sejalan dengan terjadinya perubahan-perubahan biologis dalam

tubuh manusia. Hal ini karena tubuh kita sudah memiliki waktu

siklus pergantian dan sistem yang tetap. Dalam hal ini penjelasan

mengenai efek shalat lima waktu terhadap tubuh dan terjadinya

perubahan-perubahan biologis dalam tubuh pada waktu-waktu

pergantian shalat lima waktu ialah hormon kortison berfungsi

untuk melahirkan energi bagi tubuh dan akan bertambah pesat

jumlahnya pada jam 6-9 pagi dimana hal ini erat kaitannya

dengan shalat subuh pada waktu-waktu seperti itulah waktunya

untuk bekerja dan mencari rezeki seperti yang diriwayatkan

dalam hadist “ Ya Allah SWT berkahilah umatKU di pagi hari

Page 52: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

32

mereka (HR Tarmizi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dalam

Elzaky, 2011) pada waktu pagi itu pula gas ozon berperan

terhadap fungsi organ saraf dan menggiatkan aktivitas berpikir

pada otak dimana hal tersebut dapat memacu pula hormon

kortison dan menurunkan fungsi hormon melatonin melalui

kelenjar pineal saat itulah aktivitas biologis tubuh mencapai

puncaknya, dan dimulailah peningkatan aktivitas sistem saraf

simpatis yang menjadi perangsang produksi hormon-hormon

pemicu energi, merangsang kecepatan detak jantung, menaikkan

tekanan darah, menambah suplai darah ke otak serta

meningkatkan respon otak, konsentrasi, koordinasi otak dengan

otot penggerak. Peristiwa yang dialami tubuh manusia di waktu

tengah hari :

1) Meningkatnya kadar hormon testosteron hingga mencapai

puncaknya

2) Meningkatnya hormon adrenalin

3) Meningkatnya aktivitas jantung

4) Meningkatnya aktivitas jatung atau tingginya tekanan darah

karena adanya hormon katekolamin

Dalam hal ini shalat ashar memiliki peran dalam

mempersiapkan tubuh dan jantung menghadapi aktivitas baru.

Disinilah terbukti bahwa rahasia dari firman Allah SWT untuk

memperhatikan dan menjaga shalat ashar seperti dalam firman

Allah SWT “Periharalah segala shalat (Mu) dan (periharalah)

Page 53: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

33

shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah SWT (dalam shalatmu)

dengan khusyu’ (Al-Baqarah ; 238). Para ulama tafsir sepakat

bahwa shalat wusthaa adalah shalat ashar. Pada waktu ashar

hormon adrenalin mengalami peningkatan dan dengan

menunaikan shalat ashar berarti kita sedang melakukan aktivitas

jantung secara bertahap dan untuk mengurangi kelelahan jantung.

Di waktu shalat magrib terjadi penurunan hormon kortison dan

produksi hormon melatonin yang merangsang tubuh untuk

beristirahat dan tidur akan meningkat, shalat magrib juga

dikatakan sebagai terminal transisi bagi perubahan kondisi tubuh.

Waktu shalat isya merupakan terminal akhir perjalan aktivitas

tubuh manusia. Hal ini disertai meningkatnya jumlah hormon

melatonin. Oleh sebab itu disunnahkan untuk melambatkan shalat

isya seperti diriwayatkan sebuah hadist. “Akhirkanlah shalat ini,

karena kalian telah dimuliakan melebihi umat yang lain dengan

sebab shalat ini. Dan tidak ada satu umat pun yang pernah

mengerjakannya sebelum kalian” (HR Mu’adz dalam Elzaky,

2011) perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu isya dan

sesudahnya :

1) Aktifnya sistem saraf parasimpatis

2) Menurunnya kecepatan detak jantung dan suhu tubuh

3) Menurunnya produksi hormon kortizon

4) Aktifnya sistem kekebalan tubuh

5) Meningkatnya produksi hormon melatonin.

Page 54: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

34

C. Kematian

1. Kecemasan Menghadapi Kematian

Erikcson (1986) menjelaskan bahwa proses kehidupan seseorang

sebelumnya juga menentukan bagaimana seseorang akan bereaksi

terhadap ancaman yang dihadapinya di masa sekarang dan nanti.

Pandangan umum mengenai kondisi fisik lansia yang semakin melemah

dan perubahan lainnya membuat lansia mengganggap masa usia lanjut

tidak menyenangkan, selain itu sejalan dengan menurunnya kondisi fisik

lansia mengalami kecemasan akan datangnya kematian (Hurlock, 1993).

Kecemasan menghadapi kematian pada dasarnya tidak mengetahui

hakikat maut, dan menduga kematian mengakibatkan rasa sakit. Atau

dikarenakan masih berat untuk meninggalkan orang-orang yang dikasihi

dan menghadapi siksa kubur (Shihab, 2002).

Berdasarkan hal-hal tersebut padangan lansia tentang konsep hidup

dan mati memegang peranan penting dalam kesiapan lanjut usia

menghadapi kematian dan kesiapan tersebut dapat mempengaruhi

pencapaian optimum aging (Erickson, 1986). Hal ini dibuktikan dengan

penelitian Fry (2003) dalam penelitiannya tentang “perceived self-

efficacy domains as predictors of fear of the unknown and fear of dying

among older adults” menyatakan bahwa semakin kuat efifasi menguasai

diri maka semakin rendah tingkat kecemasan menjelang kematian.

Pandangan lansia tentang konsep hidup dan mati memegang peranan

penting dalam kesiapan lansia untuk menghadapi kematian. Kesiapan

menghadapi kematian berarti keadaan lansia yang telah siap untuk

Page 55: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

35

menghadapi kematian, menerima akan datangnya kematian (Papalia,

2002), melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menghadapi kematian

sehingga tidak ada penyesalan saat kematian itu datang (Backer, 1982).

Hal-hal yang demikian itu dipengaruhi oleh sudut pandang dan sikap

lansia terhadap kematian, pandangan agama serta kepercayaan kepada

takdir Allah Swt akan mempengaruhi lansia dalam memandang dan

bersikap terhadap kematian (Shihab, 2002).

Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas bahwa kecemasan

lansia menghadapi kematian adalah :

a. Kematian menimbulkan rasa sakit (Hidayat, 2007)

b. Masih berat meninggalkan orang-orang yang dicintai (Shihab, 2002)

c. Takut menghadapi siksa kubur (Hidayat, 2007)

d. Tidak mengetahui hakikat maut (Shihab, 2002)

e. Tidak mengetahui kemana ia akan pergi setelah meninggal nanti

(Hidayat, 2007)

f. Tidak tahu apa yang terjadi setelah meninggal nanti (Hidayat, 2007)

D. Kesiapan menghadapi kematian

1. Kesiapan menghadapi kematian secara psikis yaitu :

a. Menerima dirinya yang berbeda dari masa sebelumnya (Hurlock,

1993)

b. Mengatasi rasa cemas maupun takutnya pada kematian dan sadar

bahwa kematian pasti akan datang (Backer, 1982)

c. Memiliki pandangan dan sikap positif terhadap kematian (Shihab,

2002)

Page 56: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

36

d. Menerima kematian sebagai suatu hal yang nyata (Najati, 2001)

e. Memaknai hidup dengan nilai-nilai positif (Hidayat, 2007)

2. Kesiapan Menghadapi Kematian secara spiritual yaitu :

a. Banyak mengingat kematian

Rasulullah SAW bersabda” Bahwasanya hati manusia dapat

berkarat sebagaimana berkaratnya besi” para sahabat bertanya “

Lalu bagaimana cara menanggulanginya ya Rasul. Lalu Rasulullah

SAW bersabda “Dengan membaca Al-Qur’an dan mengingat mati

(HR Tirmidzi dan Abu Daud) ( dalam Islah, 2006).

b. Mengurus jenazah

Jika ada saudara kita yang meninggal alangkah baiknya jika

kita ikut serta mengurus jenazahnya, sejak memandikan,

mengafani, menyalayat, sampai menguburkannya. Hal ini sangat

efektif sebagai sarana penyadaran diri bahwa kita suatu saat dan

pasti akan seperti jenazah tersebut. tentang shalat jenzah Rasulullah

SAW bersabda “ Keutamaan shalat jenazah tidaklah tertandingi

walaupun oleh tumpukan bukti uhud (HR Jamaah) (dalam Islah,

2006).

c. Sering melaksanakan shalat gaib dan jenazah

Hal ini sangat membantu seseorang untuk selalu mengingat

bahwa suatu saat kelak semua hamba Allah SWT termasuk dirinya

pasti akan di shalatkan orang lain sehingga mendorongnya untuk

melakukan amal kebaikan.

Page 57: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

37

d. Menjeguk orang sakit

Menjeguk orang sakit adalah menjadi hak setiap orang muslim

keadaan sakit menandakan bahwa tubuh manusia itu pada

hakikatnya sangat lemah di bandingkan kemaha perkasaan Allah

SWT. Dengan menjeguk orang sakit kita akan menyadari bahwa

kita ada yang memiliki dan sekaligus akan memupuk serta mengikat

tali persaudaraan. Selain itu menjenguk orang sakit selalu

mengingatkan kita untuk menjaga kesehatan, selalu mengingat

Allah SWT dan menggunakan kesehatan itu untuk mengabdi

sepenuhnya kepada Allah SWT mempersiapkan diri untuk

menghadapnya.

e. Ziarah kubur

Ziarah kubur sangat berguna untuk mengingatkan kita bahwa

manusia yang hidup dipastikan akan menjadi penghuni kubur

mendiami alam barzah dan bahwa kuburan itu secara langsung

merupakan batas antara hidup dan mati. Setiap saat kita dituntut

untuk bersiap-siap untuk menjadi penghuninya. Oleh karenanya

tidak ada alasan sedikit pun untuk takut menghadapi kematian.

f. Sering berdzikir

Berdzikir atau mengingat Allah SWT membantu manusia untuk

selalu mengetahui perintah dan larangan Allah SWT. Seringnya

berdzikir menjadi pertanda bahwa orang yang melaksanakannya

akan dijamin oleh Allah SWT masuk surga. Daya dan kekuatan

zikir serta do’a hakikatnya memancar dengan dasyat kelak di hari

Page 58: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

38

akhir yang harus kita alami setelah melalui perjalanan menembus

pintu kematian. Dalam hal ini memperbanyak istigfar sangat

dianjurkan

g. Hidup mulia

Tidak ada jalan lain untuk mati dalam keadaaan husnul khatimah

kecuali dengan hidup mullia. Mulia akhlak dan moralitasnya, mulia

cara keberagamannya, mulia dalam pengabdiannya kepada Allah

SWT, dan mulia dalam artian takwa dalam segala sisi kehidupanya.

Hidup mulia ini sebenarnya cukup sederhana, yakni dengan

melaksanakan perintah dan menjauhi semua larangannya

h. Berbakti kepada kedua orang tua membuat hati orang tua ridha dan

ikhlas.

i. Melaksanakan tujuh sunnah harian Rasulullah SAW yaitu shalat

tahajud setiap malam, shalat dhuha setiap pagi, selalu menjaga

wudhu, besedekah secara konsisten dan continue, beristigfar, shalat

jamaah di masjid terutama subuh dan isya dan membaca Al-Qur’an

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan

modifikasi dari Hidayat (2007), Shihab (2002), Hurlock (1993), (Backer,

1982), Najati (2001), tentang kesiapan menghadapi kematian secara husnul

khatimah, Elzaky (2011) tentang shalat sebagai meditasi, Darmojo (2009)

tentang perubahan kesehatan pada lansia serta Nasir dan Muhith (2011)

tentang mekanisme koping.

Page 59: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep diatas, peneliti ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara shalat terhadap kesiapan menghadapi

kematian pada lansia atau justru tidak ada hubungan antara shalat terhadap

kesiapan menghadapi kematian pada lansia.

B. Hipotesis

Adapun hipotesis yang muncul dalam penelitian ini adalah :

Ada hubungan antara shalat dengan kesiapan menghadapi kematian

pada lansia di Wiilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang.

Kesiapan Menghadapi

Kematian pada lansia Shalat

Page 60: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

C. Definisi Operasional

No Variabel Defini Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

1. Variabel

Independent :

Shalat

Berkonsentrasi pada

setiap ucapan dan

gerakannya, sehingga

hati dan pikiran akan

menimbulkan rasa takut

dan penuh rasa pasrah

kepada Allah SWT

meliputi frekuensi,

ketentuan dan

kekhusyuan shalat.

Menghitung skor dari

pertanyaan shalat dengan

menggunakan skala

Likert

Untuk pernyataan positif

(favourable)

Selalu = 4

Sering = 3

Jarang = 2

Tidak pernah = 1

Kuesioner Semakin tiggi

skor semakin

khusyu shalat

2. Variabel Keadaan menerima Menghitung skor dari Kuesioner Semakin

Page 61: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Dependent:

Kesiapan

menghadapi

kematian

kematian dengan

realistis serta siap secara

psikis dan spiritual.

pertanyaan shalat dengan

menggunakan skala

Likert

Untuk pernyataan positif

(favourable)

Sangat Setuju = 4

Setuju = 3

Tidak Setuju = 2

Sangat Tidak Setuju = 1

tinggi skor

semakin siap

menghadapi

kematian

Page 62: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain

correlation study dengan pendekatan cross-sectional. correlation study yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2006). Rancangan

cross-sectional adalah merupakan rancangan penelitian dimana variabel yang

termasuk faktor resiko dan variabel-variabel lainnya diobservasi dan diukur

hanya satu kali pada satu waktu (Nursalam, 2008).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria yang

ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini

adalah lansia yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 200 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan

menggunakan teknik tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian

ini adalah bagian dari populasi lansia yang berusia diatas 60 tahun yang

ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang yang berjumlah 76 orang. Penentuan sampel dalam penelitian

ini menggunakan kriteria inklusi untuk mengurangi bias dari hasil

penelitian. Kriteria inklusi adalah kriteri sampel atau populasi yang

Page 63: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

44

memudahkan peneliti dalam melakukan pengambilan data sampel

(Nursalam, 2008). Sampel dalam penelitian ini diambil secara

Proportional Sampling atau sampel berimbang.

Kriteria Inklusi

a. Lansia pria dan wanita yang berusia 60-90 tahun

b. Lansia yang masih memiliki pendengaran yang baik

c. Lansia yang beragama islam

d. Lansia yang bersedia menjadi responden

e. Lansia yang kooperatif

f. Lansia yang tinggal bersama keluarga, anak ataupun cucu

Kriteria Eksklusi

a. Lansia yang menderita penyakit terminal

b. Lansia yang menderita gangguan pendengaran

c. Lansia yang tinggal sendiri atau lansia pasangan suami istri yang

tinggal hanya berdua saja

d. Lansia pikun

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan data dengan cara Proportional Sampling. Proportional

Sampling adalah cara menentukan anggota sampel dengan mengambil wakil-

wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya

disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing

kelompok tersebut (Hidayat, 2008).

Page 64: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Pengambilan resp

seluruh lansia yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang terdiri dari 6 RW. Peneliti melakukan

pendataan jumlah responden lansia sesuai dengan kriteria inklusi penelitian

kepada masing-masing RW yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, setelah didapatkan jumlah responden

dari masing-masing RW selanjutnya peneliti melakukan penghitungan untuk

pembagian responden yang ada pada masing

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Penentuan besar

sampel dihitung berdasarkan Hipotesis beda dua proporsi (Dahlan, 2010),

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

N = Jumlah sampel

= 1.96 (Derajat kepercayaan

alfa

= 0.84

P₁ = 0.5 (Proporsi berdasarkan titik aman)

P₂ = 1-P2 = 1

P 1- P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 0.3

P1 = P2 + 0.3 = 0.5 + 0.3 = 0.8

Q1 = 1 – 0.8 = 0.2

P = populasi total = (P1 + P2) / 2 = (0.8 + 0.5) / 2 = 0.65

Pengambilan responden dalam penelitian ini dengan cara mendata

seluruh lansia yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang terdiri dari 6 RW. Peneliti melakukan

pendataan jumlah responden lansia sesuai dengan kriteria inklusi penelitian

masing RW yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, setelah didapatkan jumlah responden

masing RW selanjutnya peneliti melakukan penghitungan untuk

pembagian responden yang ada pada masing-masing RW d

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Penentuan besar

sampel dihitung berdasarkan Hipotesis beda dua proporsi (Dahlan, 2010),

dengan rumus sebagai berikut:

= Jumlah sampel yang dibutuhkan

= 1.96 (Derajat kepercayaan 95% CI/Confidence Interval

alfa (α) sebesar 5%)

= 0.84

= 0.5 (Proporsi berdasarkan titik aman)

P2 = 1 – 0.5 = 0.5

selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 0.3

= P2 + 0.3 = 0.5 + 0.3 = 0.8

0.8 = 0.2

= populasi total = (P1 + P2) / 2 = (0.8 + 0.5) / 2 = 0.65

45

onden dalam penelitian ini dengan cara mendata

seluruh lansia yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang terdiri dari 6 RW. Peneliti melakukan

pendataan jumlah responden lansia sesuai dengan kriteria inklusi penelitian

masing RW yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, setelah didapatkan jumlah responden

masing RW selanjutnya peneliti melakukan penghitungan untuk

masing RW di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Penentuan besar

sampel dihitung berdasarkan Hipotesis beda dua proporsi (Dahlan, 2010),

Confidence Interval dengan

selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 0.3

= populasi total = (P1 + P2) / 2 = (0.8 + 0.5) / 2 = 0.65

Page 65: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Q = 1 – 0.65 = 0.35

n=

Untuk mengetahui adanya hubungan shalat terhadap kesiapan lansia

menghadapi kematian maka jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 76

responden. Berikut ini teknik perhitungan

jumlah sampel yang dibutuhkan (Machfoedz, 2008).

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa sampel yang

diambil berdasarkan proporsi jumlah

0.65 = 0.35

= ��,��√�.�,��� √�,� � �,�� �,� � �,� �

(�,���,�)�

n= 38,4 = 38 x 2 = 76

Untuk mengetahui adanya hubungan shalat terhadap kesiapan lansia

menghadapi kematian maka jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 76

responden. Berikut ini teknik perhitungan Proposional Sampling

jumlah sampel yang dibutuhkan (Machfoedz, 2008).

RW 1 =33 x 76

200= 13 orang

RW 2 =33x 76

200= 13 orang

RW 3 =38x 76

200= 14 orang

RW 4 =15 x 76

200= 6 orang

RW 5 =62 x 76

200= 24 orang

RW 6 =15 x 76

200= 6 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa sampel yang

diambil berdasarkan proporsi jumlah lansia yang ada di Wilayah Kelurahan

46

��

Untuk mengetahui adanya hubungan shalat terhadap kesiapan lansia

menghadapi kematian maka jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 76

Proposional Sampling berdasarkan

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa sampel yang

lansia yang ada di Wilayah Kelurahan

Page 66: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

47

Gondrong berjumlah 76 orang, yang terdiri dari RW 1 13 orang, RW 2 13

orang, RW 3 14 orang, RW 4 6 orang, RW 5 24 orang dan RW 6 6 orang.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang

2. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013

Alasan peneliti mengambil di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang karena di wilayah tersebut belum

pernah dilakukan penelitian terkait dengan shalat terhadap kesiapan

menghadapi kematian pada lansia. Selain itu para lansia di daerah tersebut

masih banyak yang melakukan kegiatan spiritual lainnya seperti pengajian.

Dan kemudahan peneliti untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

E. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Isi

kuesioner dalam penelitian ini mewakili variabel dependent (shalat) dan

independent (kesiapan menghadapi kematian) yang akan diberikan kepada

lansia yang berusia diatas 60 tahun. Pembuatan kuesioner ini bertujuan untuk

mengetahui adakah hubungan shalat terhadap kesiapan menghadapi kematian

pada lansia (Umar, 2011). Kuesioner dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh

peneliti dengan mencantumkan setiap pertanyaan mengandung pertanyaan

positif atau favorable, hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan lansia

dalam mengisi kuesioner ini dengan tidak memberikannya pertanyaan negatif

Page 67: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

48

atau unfavorable yang akan membuat lansia bingung dalam mengisi

kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 kuesioner diantaranya

adalah :

1. Kuesioner Demografi

Kuesioner demografi untuk mengetahui karakteristik lansia yang

terdiri indentitas diri (Kode data diri, usia, jenis kelamin), pendidikan.

2. Kuesioner Shalat

Kuesioner shalat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kekhusyuan shalat responden (lansia) dengan menggunakan penjumlahan

skor dari kuesioner yang diisi. Kuesioner ini di buat sendiri oleh peneliti

yang dimodifikasi dari beberapa teori. Kuesioner ini terdiri dari 19

pertanyaan. dalam kuesioner ini terdapat skala Likert yang bersifat

favorable.

Tabel 4.1 Pertanyaan Kuesioner Shalat

Indikator Favorable Jumlah

Frekuensi shalat 1, 2, 3 3

Ketentuan shalat 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11

8

Kekhusyuan shalat 12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19

8

Jumlah 19

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

yang dialami oleh masyarakat (Hidayat, 2008). Skala Likert yang

digunakan menggunakan skor. Skala Likert yang digunakan untuk

mengukur kuesioner ini dengan cara :

Page 68: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

49

Tabel 4.2 Skor Skala Likert Shalat

Pernyataan Nilai

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah kuesioner

shalat adalah tujuh (7) dan nilai tertinggi adalah dua puluh delapan (28).

Adapun skala ukur yang digunakan dalam variable ini adalah skala

numerik.

3. Kuesioner kesiapan menghadapi kematian

Kuesioner kesiapan kematian dalam penelitian ini menggunakan

penjumlahan skor dari kuesioner yang diisi. Kuesioner ini di buat sendiri

oleh peneliti yang dimodifikasi dari beberapa teori. Kuesioner ini terdiri

dari 14 pertanyaan, dalam kuesioner ini terdapat skala Likert yang bersifat

favorable.

Tabel 4.3 Pertanyaan Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Variabel Indikator favorable Jumlah

Kesiapan

menghadapi

kematian

Psikis 1,2,5

6,7,8

6

Spiritual 3,10,11,4

9,12,13,14

8

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi yang

dialami oleh masyarakat (Hidayat, 2008). Skala Likert yang digunakan

menggunakan skor. Skala Likert yang digunakan untuk mengukur

kuesioner ini dengan cara :

Page 69: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

50

Tabel 4.4 Skor Skala Likert Kesiapan Menghadapi Kematian

Pernyataan Nilai

Selalu 4

Sering 3

Kadang 2

Tidak Pernah 1

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi kuesioner

kesiapan menghadapi kematian adalah lima puluh dua (52) dan nilai

terendah adalah tiga belas (13). Adapun skala ukur yang digunakan dalam

variabel ini adalah skala numerik.

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument

Penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka informasi

yang menyangkut validitas dan reabilitas alat ukur harus disampaikan dan

diukur (Umar, 2011). Uji penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kelurahan

Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang pada bulan Oktober -

November 2013. Validitas dilakukan sebanyak 2 kali dalam penelitian ini.

pada hasil uji validitas yang pertama tidak valid dikarenakan Alpha Cronbach

kurang dari 0,60 dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,53 hal ini mungkin

dikarenakan pada saat uji validitas peneliti membacakan isi kuesioner kepada

lansia untuk mengisinya, jadi hasil yang didapatkan menjadi bias. Lalu

dilakukan kembali uji validitas yang kedua dengan hasil Alpha Cronbach

lebih dari 0,60. Teknik uji validitas yang kedua berbeda pada uji validitas

yang pertama, pada uji validitas yang kedua peneliti mencari lansia untuk

mengisi kuesioner, tetapi peneliti menanyakan terlebih dahulu apakah lansia

Page 70: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

51

dapat membaca dan menulis, jika lansia tidak dapat membaca dan menulis

maka peneliti meminta kepada lansia agar anggota keluarga lansia dapat

membacakan kuesioner kepada lansia.

Validitas adalah pernyataan alat ukur (kuesioner) sejauh mana dapat

mengukur yang ingin diukur atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan

keadaan yang sebenarnya. Uji validitas menggunakan korelasi Product

Moment dari Pearson. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih apabila

korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat,

2008).

Reliabilitas adalah derajat ketepatan atau ketelitian yang ditunjukkan oleh

instrument pengukuran atau kuisoner. Pengukuran reliabilitas menggunakan

bantuan software komputer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,70 (Umar,

2011).

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Shalat

Jumlah pertanyaan dalam kuesioner shalat sebanyak 19 pertanyaan.

Berikut distribusi pertanyaan kuesioner shalat :

Tabel 4.5 Hasil Pertanyaaan Validitas Shalat

Indikator Uji Validitas 1 Uji Validitas 2 Pada Saat Penelitian

Frekuensi shalat 1, 2, 3 1, 2, 3 1, 2, 3

Ketentuan shalat 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11

4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11

4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11

Kekhusyukan 12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19

12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19

12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19

Total 3 19 7

Page 71: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

52

Dari hasil uji kuesioner shalat pada uji validitas 1 dinyatakan tidak

valid karena nilai Alpha Cronbach > 0,60 yakni sebesar 0,539, sedangkan

pada uji validitas yang 2 dinyatakan valid karena nilai Alpha Cronbach >

0,70 yakni sebesar 0,843. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dapat

dinyatakan valid dan reliabel karena nilai Alpha Cronbach 0,60 (Hidayat,

2008). Sedangkan pada saat penelitian didapatkan nilai Alpha Cronbach

0,605. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas pada dapat dinyatakan valid

dan reliabel karena nilai Alpha Cronbach 0,60 (Hidayat, 2008).

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berati

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2006). Pada

pertanyaan yang diberi tanda tebal (bold) adalah pertanyaan yang valid.

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kesiapan Menghadapi Kematian

Jumlah pertanyaan dalam kuesioner kesiapan menghadapi

kematian sebanyak 14 pertanyaan. Berikut distribusi pertanyaan

kuesioner kesiapan menghadapi kematian :

Tabel 4.6

Hasil Pertanyaaan Validitas Kesiapan Menghadapi Kematian

Indikator Uji Validitas 1 Uji Validitas 2 Pada Saat Penelitian

Psikis 1, 2, 5

6, 7, 8

1, 2, 5

6, 7, 8

1, 2, 5

6, 7, 8

Spiritual 3, 4, 10, 11

9, 12, 13, 14

3, 4, 10, 11

9, 12, 13, 14

3, 4, 10, 11

9, 12, 13, 14

Total 4 14 13

Page 72: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

53

Dari hasil uji kuesioner kesiapan menghadapi kematian pada uji

validitas 1 dinyatakan tidak valid karena nilai Alpha Cronbach < 0,60

yakni sebesar 0,567 sedangkan pada uji validitas yang 2 dinyatakan valid

karena nilai Alpha Cronbach > 0,60 yakni sebesar 0,877. Dari hasil uji

validitas dan reliabilitas dapat dinyatakan valid dan reliabel karena nilai

Alpha Cronbach 0,60 (Hidayat, 2008). Sedangkan pada saat penelitian

didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,732. Dari hasil uji validitas dan

reliabilitas dapat dinyatakan valid dan reliabel karena nilai Alpha

Cronbach 0,60 (Hidayat, 2008). Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Hal ini berati menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama (Notoatmodjo, 2006). Pada pertanyaan yang diberi tanda tebal

(bold) adalah pertanyaan yang valid.

Shalat dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek yaitu

diantara adalah frekuensi shalat, ketentuan shalat dan kekhusyuan shalat.

dan hasil dari penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara

shalat dengan kesiapan menghadapi kematian. Meskipun aspek yang

dimasukkan kedalam penelitian ini sudah dapat mewakili dari ketentuan

dan syarat-syarat shalat tetapi dari jumlah pertanyaan yang mencakup

tentang shalat hanya beberapa pertanyaan yang valid dari kuesioner yang

dipakai dalam penelitian ini. dari jumlah pertnyaan kuesioner yang valid

dalam aspek frekuensi shalat hanya 2 pertanyaan kuesioner yang valid,

Page 73: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

54

untuk aspek ketentuan shalat 3 pertanyaan kuesioner yang valid dan

aspek kekhusyuan shalat 2 pertanyaan kuesioner yang valid, dari hasil

jumlah kuesioner yang valid hanya sedikit yang dapat mewakili tentang

aspek yang ingin diukur dalam penelitian sehingga hasil yang didapatkan

tidak bisa mengukur apa yang ingin diukur. Tetapi pada aspek kesiapan

menghadapi kematian dibagi menjadi dua item pertanyaan yaitu aspek

psikis dan aspek spiritual, dari hasil pertanyaan jumlah kuesioner yang

valid masih lebih bagus daripada shalat yakni hanya satu yang tidak valid

yaitu pada aspek spiritual. Faktor lain yang mempengaruhi hasil dari

penelitian ini juga dapat disebabkan tidak variatifnya jawaban yang

diberikan responden dalam pengisian kuesioner dalam penelitian ini.

G. Tahapan Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah mengenai shalat terhadap

kesiapan menghadapi kematian pada lansia. Penelitian ini mengambil data

dengan cara:

1. Proposal penelitian mendapakan persetujuan dari pembimbing skripsi

dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada

institusi pendidikan sebagai landasan permohonan mengadakan

penelitian di Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan penelitian.

2. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner sebanyak 2 kali

karena uji validitas dan reabilitas pertama yang dilakukan di daerah

Paninggilan tidak valid, sehingga peneliti melakukan uji validitas dan

reabilitas kedua di tempat yang berbeda, peneliti menyebarkan kuesioner

Page 74: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

55

kepada keluarga lansia yang dibacakan oleh keluarga apabila lansia

tersebut tidak dapat membaca dan menulis. Setelah semua kuesioner

selesai peneliti melakukan pengolahan data untuk dilakukan uji validitas

dan reabilitas dari setiap butir pertanyaan.

3. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan peneliti

mengajukan izin terlebih dahulu kepada kepala Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

4. Lalu peneliti melakukan pendataan kepada calon responden dengan

menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.

5. Pengambilan responden dalam penelitian ini dengan cara mendata

seluruh lansia yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang terdiri dari 6 RW yang akan diambil

sebagai responden. Peneliti melakukan pendataan jumlah responden

lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian kepada masing-

masing RW yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang, setelah didapatkan jumlah responden dari

masing-masing RW selanjutnya peneliti melakukan penghitungan untuk

pembagian responden yang ada pada masing-masing RW di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dengan

menggunakan rumus.

6. Peneliti memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk

ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek

penelitian.

Page 75: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

56

7. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner dan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya

kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

8. Apabila ada responden yang tidak dapat membaca dan menulis dalam

pengisian kuesioner, peneliti akan meminta bantuan kepada keluarga

untuk membantu membacakan kuesioner untuk responden. Hal ini

dilakukan peneliti pada saat uji validitas yang kedua, pada saat uji

validitas yang pertama peneliti tidak meminta bantuan kepada keluarga

pasien, hanya peneliti saja yang membacakan kuesioner kepada

responden apabila responden tidak bisa membaca dan menulis. Tapi pada

saat akan turun lapangan peneliti memakai teknik yang pertama pada saat

uji validitas pertama yakni peneliti yang membacakan kuesioner kepada

responden apabila responden tidak bisa membaca dan menulis.

9. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

10. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi responden

kepada peneliti.

11. Setelah lembar kuesioner dipastikan terisi lengkap, kemudian dilakukan

pengolahan data menggunakan program komputer.

H. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-

langkah pengolahan data menurut Hidayat (2008) diantaranya:

Page 76: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

57

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau

formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setalah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atasa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3. Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat menggambarkan data yang dikumpulkan untuk satu

variabel, yaitu shalat terhadap kesiapan kematian pada lansia. Bentuknya

berbagai macam seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral seperti rata-

rata dan ukuran penyebaran dari variabel seperti standar deviasi ataupun

melihat gambaran histogram dari variabel tersebut (Umar, 2002).

Page 77: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

58

2. Analisis bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen yaitu hubungan antara shalat terhadap

kesiapan lansia menghadapi kematian. Teknik analisa yang dilakukan

yaitu dengan analisa uji Korelasi Spearman yang digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan variabel independen dan variabel dependen

dengan menggunakan data interval (Hidayat, 2008).

Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap skor shalat didapatkan

nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov (N= > 50) sebesar 0,000 yang

berarti bahwa distribusi data tidak normal. Sehingga analisa bivariat yang

digunakan yaitu uji Korelasi Spearman. Derajat kepercayaan yang

digunakan adalah 95 % dengan α 5%. Kekuatan hubungan dari kedua

variabel tersebut ditentukan dengan mengetahui nilai dari kekuatan

korelasinya (nilai r) (Dahlan, 2010), sebagai berikut :

Tabel 4.7 Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Nilai r

No Parameter Nilai Interpretasi

1

Kekuatan korelasi (r)

0,00-0,199 Sangat lemah

2 0,20-0,399 Lemah

3 0,40-0,599 Sedang

4 0,60-0,799 Kuat

5 0,80-1,000 Sangat kuat

Untuk menetapkan apakah ada hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen maka menggunakan p value yang dibandingkan

dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05.

Apabila p value < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima maka hipotesis

terbukti, yang berarti ada hubungan antara variabel independen dan

Page 78: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

59

dependen. Sedangkan bila p value > 0.05 Ho diterima Ha (hipotesis

penelitian) ditolak maka hipotesis ditolak yang berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dan dependen.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus mengacu

kepada norma-norma atau standart-standart moral pribadi dan hubungannya

dengan orang lain agar dapat terjamin, bahwa tidak seorang pun yang

dirugikan dalam penelitian. Masalah etika penelitian keperawatan sangat

penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian

adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008):

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan ini di berikan kepada responden yang akan

diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian. Persetujuan

dari responden merupakan hak dari responden yang sebelumnya sudah

diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan penelitian, prosedur

pelaksanaan, manfaat penelitian, dan kerahasiaan responden.Lembar

persetujuan ini ditandantangani oleh responden yang bersedia menjadi

responden penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Penelitian ini tidak akan mencantumkan nama responden pada

lembar pengumpulan data yang di isi oleh responden, tetapi menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data yang di berikan kepada responden.

Page 79: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

60

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan responden akan di jamin oleh peneliti, baik sebuah

informasimaupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh

responden.

Page 80: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

61

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Di Wilayah ini terdiri dari 6 RW yang

ada di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

ini, di sini masih banyak tempat-tempat kegiatan spiritual (pengajian) yang

banyak di dominasi oleh para lansia yang menjadi pesertanya, tempat

kegiatan spiritual (pengajian) yang ada di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang di setiap RW bisa mencapai 2 sampai

3 tempat kegiatan spiritual (pengajian) dan di dominasi tempat pengajian

untuk para wanita sedangkan untuk laki-laki biasa diadakan 2 sampai 4 kali

dalam sebulan.

Selain kegiatan spiritual (pengajian), ada pula posbindu yang ada di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

meskipun saat ini hanya di RW 6 saja yang baru berdiri posbindu dan hanya

mencakup para lansia yang ada di Wilayah RW 6 saja.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden di bawah ini adalah karakteristik sampel

penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan. Berikut adalah

kategori responden penelitian, antara lain :

Page 81: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

62

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 28 36,8

Perempuan 48 63,2

Umur

60-70 Tahun 61 80,3

70-80 Tahun

>90 Tahun

12

3

15,8

3,9

Pendidikan

Tidak Sekolah 62 81,6

SD 12 15,8

SMP 2 2,6

SMA

Perguruan Tinggi

0

0

0

0

Jenis kelamin perempuan memperoleh jumlah tertinggi yaitu sebesar 48

responden (63,2%). Umur lansia yang berusia 60-70 tahun memperoleh

jumlah tertinggi yaitu sebesar (80,3%). Sedangkan pendidikan kategori yang

tidak bersekolah memperoleh jumlah tertinggi yaitu (81,6%).

Page 82: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

63

C. Analisa Univariat

Data univariat ini berkaitan dengan variabel independen tentang shalat dan

variabel dependen adalah kesiapan menghadapi kematian yang masing-

masing akan digambarkan secara berturut-turut.

Tabel 5.2 Distribusi Skor Shalat Pada Lansia Di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Variabel Mean ± SD Min-Max

Shalat 27,25 ± 1,498 7-28

Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor shalat dari total

responden di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang yaitu 27,25. Variasi nilai skor shalat sebesar 1,498. Sedangkan

sebaran nilai skor shalat terendah adalah sebesar 7 dan tertinggi sebesar 28.

Tabel 5.3 Distribusi Skor Pada Masing-masing Aspek Shalat Pada Lansia di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

Variabel Mean ± SD Min-Max

Frekuensi Shalat 7,89 ± 4,19 2-8

Ketentuan Shalat 11,53 ± 8,56 3-12

Kekhusyuan Shalat 7,83 ± 5,51 2-8

Tabel 5.3 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor dari masing-masing

aspek shalat pada frekuensi shalat sebesar 7,89 dan variasi nilai 4,19 dengan

jumlah skor terendah 2 dan tertinggi 8. Sedangkan nilai rata-rata pada aspek

ketentuan shalat sebesar 11,53 dan variasi nilai 8,56 dengan nilai terendah 3

Page 83: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

64

dan tertinggi 12, dan nilai rata-rata pada aspek kekhusyuan shalat 7,83 dan

variasi nilai skor sebesar 5,51 dengan nilai terendah 2 dan tertinggi 8.

Tabel 5.4 Distribusi Skor Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang Variabel Mean ± SD Min-Max

Kesiapan Menghadapi Kematian 47,63 ± 3,306 13-52

Tabel 5.4 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kesiapan menghadapi

kematian pada lansia dari total responden di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang yaitu 47,63. Variasi nilai skor kesiapan

menghadapi kematian sebesar 3,306. Sedangkan sebaran nilai skor kesiapan

menghadapi kematian terendah adalah sebesar 13 dan tertinggi sebesar 52.

Tabel 5.5

Distribusi Skor Pada Masing-masing Aspek Kesiapan Menghadapi

Kematian Pada LansiaDi Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh

Kota Tangerang

Variabel Median ± SD Min-Max

Psikis

Spiritual

23,49 ± 1,742

24,34 ± 2,206

6-24

2-7

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari aspek psikis sebesar

23,49 dan nilai variasi 1,742 dengan nilai terendah 6 dan tertinggi 24,

sedangkan pada aspek spiritual sebesar 24,34 dan nilai variasi sebesar 2,206

dengan nilai terendah 2 dan nilai tertinggi 7.

Page 84: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

65

D. Analisa Bivariat

Berdasarkan kerangka konsep, maka analisis bivariat akan menguji

hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen

adalah shalat. sedangkan variabel dependen adalah kesiapan menghadapi

kematian.

Tabel 5.6 Analisa Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang Variabel Jumlah (n) Korelasi (r) P-value

Shalat dengan Kesiapan

Menghadapi Kematian

76 0,008 0,948

Analisa hubungan antara shalat terhadap Kesiapan Menghadapi

Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang menggunakan uji korelasi Product Moment. Hasil

penelitian didapatkan koefisien korelasi (r) antara shalat terhadap kesiapan

menghadapi Kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang (r) 0,008 dengan nilai (p) 0,948. Hal

ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara shalat

terhadap kesiapan menghadapi kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan

Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Page 85: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

66

Tabel 5.7 Analisa Hubungan Masing-Masing Aspek Shalat Terhadap Masing-

masing Aspek Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

Variabel Jumlah (n) Korelasi (r) P-value

Kesiapan Menghadapi Kematian

(Psikis)

frekuensi Shalat 76 1 0,896

Ketentuan Shalat 76 0,353 0,111

Kekhusyuan Shalat 76 0,260 0,524

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak adan hubungan yang

signifikan antara aspek frekuensi shalat, ketentuan shalat dan kekhusyukan

dengan kesiapan menghadapi kematian (psikis) dengan nilai P-value lebih

dari 0,05 (p ≥0,05), yaitu sebesar 1 untuk frekuensi shalat menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi shalat

dengan kesiapan menghadapi kematian (psikis) dengan nilai P-value sebesar

0,896, dan untuk ketentuan shalat sebesar 0,353 menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara ketentuan shalat dengan kesiapan

menghadapi kematian (psikis) dengan nilai P-value sebesar 0,111 dan

kekhusyukan shalat dengan nilai koefisien korelasi 0,260 menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekhusyuan shalat

dengan kesiapan menghadapi kematian (psikis) dengan nilai P-value sebesar

0,524 pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang.

Page 86: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

67

Tabel 5.8 Analisa Hubungan Masing-Masing Aspek Shalat Terhadap Masing-

masing Aspek Kesiapan Menghadapi Kematian Pada Lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

Variabel Jumlah (n) Korelasi (r) P-value

Kesiapan Menghadapi Kematian

(Spiritual)

frekuensi Shalat 76 1 0,073

Ketentuan Shalat 76 0,353 0,835

Kekhusyuan Shalat 76 0,260 0,025

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak adan hubungan yang

signifikan antara aspek frekuensi shalat, ketentuan shalat dan kekhusyukan

dengan kesiapan menghadapi kematian (spiritual) dengan nilai P-value lebih

dari 0,05 (p ≥0,05), yaitu sebesar 1 untuk frekuensi shalat menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi shalat

dengan kesiapan menghadapi kematian (spiritual) dengan nilai P-value

sebesar 0,073, dan untuk ketentuan shalat sebesar 0,353 menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketentuan shalat dengan

kesiapan menghadapi kematian (spiritual) dengan nilai P-value sebesar 0,835

dan kekhusyukan shalat dengan nilai koefisien korelasi 0,260 menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekhusyuan shalat

dengan kesiapan menghadapi kematian (spiritual) dengan nilai P-value

sebesar 0,025 pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang.

Page 87: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

68

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan diuraikan makna hasil penelitian yang

dilakukan tentang analisis shalat dengan kesiapan menghadapi kematian pada

lansia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dengan pengumpulan

data menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada 76 responden.

Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan perbandingan antara hasil penelitian

dengan konsep teoritis dan penelitian sebelumnya. Dan akan dijelaskan tentang

keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Gambaran Karakteristik Lanjut usia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

Gambaran demografi usia dari 76 responden yang diambil dalam

penelitian ini sebagian besar adalah usia 60-70 tahun sebanyak 61 responden

(80,3%), usia 70-80 tahun sebanyak 12 responden (15,8%) dan usia >90

tahun sebanyak 3 responden (3,9%). Departemen Kesehatan (2014)

menjelaskan bahwa penduduk Lanjut usia pada dua tahun terakhir mengalami

peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia

sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009.

Dan usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki,

maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan

laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa).

Page 88: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

69

Dalam teorinya Corr et.al (2008) mengatakan bahwa usia merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap kematian.

Teori Corr tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan

(2013) pada subjek penelitian yang beragama Kristen yang menyatakan

bahwa usia lanjut usia tidak berhubungan dengan sikap terhadap kematian.

Meskipun dalam penelitian ini adalah responden yang beragama muslim.

Usia yang semakin tua dan keadaan fungsi tubuh yang menurun

mengakibatkan kekuatan fisik lansia menjadi lemah. Bagi beberap lanjut usia

yang berhasil menikmati kehidupan di masa tuanya dengan bahagia dan

ikhlas hati, fungsi-fungsi fisik yang mengalami penurunan tidak begitu

dirasakan sebagai hambatan dalam beraktivitas, namun disisi lain dapat juga

terjadi bahwa kelemahan fisik dan mental ini justru dapat menimbulkan suatu

perasaan keterasingkan, tak berguna dan keputusasaan pada lanjut usia yang

kurang dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan di masa tuanya (Maryam,

2008).

Perubahan fisik lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah

mencakup penerimaan terhadap kematian. Apabila lansia gagal dalam proses

kondisinya yang semakin melemah maka lansia akan mengalami kecemasan

dalam menghadapi kematian (Tamher & Nurkasiani, 2009). Hidayat (2007)

menyatakan bahwa ketakutan akan kematian timbul karena tidak adanya

perspektif ketidakmampuan menempatkan kematian kedalam suatu kerangka

makna dan nilai yang lebih luas, selain itu gagal dalam memahami dan

menghargai hidup.

Page 89: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

70

Hawari (1997) menyatakan bahwa kematian sangat menakutkan

dikarenakan manusia terlalu memanjakan dirinya dengan kenikmatan dunia,

sehingga ketika memasuki hari tua berarti sama saja memasuki fase

penyesalan sedangkan kematian adalah puncak kekalahan dan penderitaan.

Selain itu ketidaktahuan apa yang terjadi setelah mati juga membuat manusia

takut menghadapi kematian.

Berdasarkan jenis kelamin responden lanjut usia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, proporsi jenis

kelamin perempuan jauh lebih besar daripada laki-laki dengan jumlah lansia

perempuan sebanyak 48 orang (63,2%) dan jumlah lansia laki-laki sebanyak

28 orang (36,8%).

Menurut Departemen Kesehatan (2014) jumlah penduduk lanjut usia

berdasarkan jenis kelamin lebih banyak jumlahnya pada lanjut usia

perempuan 11,29 juta jiwa dibandingkan dengan jumlah lanjut usia laki-laki

9,26 juta jiwa. Hal ini tidak terlepas dari usia harapan hidup lanjut usia

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi psikologi lansia sehingga akan berdampak pada bentuk

adaptasi yang digunakan (Tamher & Nurkasiani, 2009). Hal ini sejalan

dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, dimana

penelitian yang dilakukan oleh Pollak (dalam Wong et.al, 1994) menyatakan

bahwa wanita mempunyai tingkat kematian yang lebih tinggi dari pada pria.

Wong et.al (1994) juga memprediksi bahwa wanita mempunyai skor yang

Page 90: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

71

lebih tinggi pada dimensi ketakutan terhadap kematian dan penerimaan

terhadap kematian.

Dalam menghadapi kematian, masing-masing individu memiliki

tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh

karakteristik tertentu yang membedakan antara pria dan wanita. Menurut

Indriyawati & Zulkaida (2006) wanita dinilai sensitif dan memiliki jiwa yang

lemah serta tidak menyukai kondisi emosi yang tidak menyenangkan.

Sedangkan pria memiliki sifat agresif dan selalu berfikir logis. Berdasarkan

karakter antara pria dan wanita, maka dapat diasumsikan bahwa wanita

memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kendall (2006) menunjukkan

adanya perbedaan tingkat kecemasan antara lansia pria dan wanita terhadap

aspek kehidupannya. Lansia wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih

tinggi terhadap seluruh aspek kehidupannya daripada lansia pria. Indriyawati

& Zulkaida (2006) menyatakan bahwa lansia wanita yang bersuami memiliki

tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada lansia wanita yang berstatus

janda dalam hal kecemasan menghadapi kematian.

Dilihat dari aspek pendidikan, jenjang pendidikan responden dalam

penelitian ini yang tidak bersekolah atau tidak mentamatkan sekolahnya

sebanyak 62 orang (81,6%). Pendidikan dasar SD sebanyak 12 orang (15,8%)

dan pendidikan SMP sebanyak 2 orang (2,6%). Dari hasil penelitian ini

sebagaian besar lanjut usia tidak bersekolah atau tidak mentamatkan

pendidikannya.

Page 91: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

72

Rendahnya tingkat pendidikan lanjut usia dan tingginya lanjut usia

yang tidak bersekolah disebabkan karena belum ada sarana dan prasarana

yang mendukung serta pendidikan yang masih terbatas pada masa itu.

Kondisi ini berbeda dizaman sekarang dimana pendidikan sudah jauh lebih

baik (Departemen Kesehatan, 2014).

Pendidikan juga berpengaruh terhadap pandangan lansia tentang

kematian. Kastenbaum, Kuiken dan Madison (dalam Bishop,1994)

pengetahuan tentang kematian cukup membantu seseorang untuk lebih

realsitis menjelang kematian. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap

dalam menghadapi masalah yang terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh

Anggraeny (2009) menemukan korelasi yang negatif antara tingkat

pendidikan dan kecemasan terhadap kematian. Dibandingkan individu

berpendidikan tinggi, individu dengan pendidikan rendah mengekspresikan

pandangan yang lebih negatif terhadap kematian. Hasil ini diperkuat oleh

Hawari (1997) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan

membuat individu cenderung memandang kematian sebagai hal yang negatif,

yang diperkirakan akan datang cepat dan diasosiakan dengan adanya

pederitaan.

B. Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian Pada

Lanjut Usia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang

Hasil penelitian telah menunjukkan nilai rata-rata skor shalat lansia di

wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang adalah

Page 92: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

73

27,25 dengan variasi nilai skor shalat 1,498. Skor shalat terendah adalah 7

dan tertinggi adalah 28. Penilaian ini didapatkan dari hasil penghitungan skor

pada 3 aspek yang diteliti meliputi frekuensi shalat, ketentuan shalat dan

kekhusyukan shalat.

Hasil uji statistik antara shalat dengan kesiapan menghadapi kematian

pada lansia diperoleh P value 0,0948. Dengan demikian hipotesis pada

penelitian ini tidak ada hubungan, artinya tidak ada hubungan yang bermakna

antara shalat dengan kesiapan menghadapi kematian pada lansia di Wilayah

Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Selain itu, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 1. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara shalat dengan kesiapan

menghadapi kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Indikator-indikator variabel kesiapan menghadapi kematian yang diuji

dalam penelitian ini adalah secara psikis dan spiritual saja. Hasil analisa data

menunjukkan bahwa umumnya kesiapan menghadapi kematian pada

responden “negatif”. Analisa statistik menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara shalat terhadap kesiapan menghadapi

kematian pada lansia.

Kesiapan menghadapi kematian pada lansia dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini diantaranya faktor keluarga,

pendidikan, teman sebaya, sosial ekonomi dan media masa (Wong, et.al

1994). Dan salah satu faktor yang di sudah diteliti oleh Pamungkas (2008)

menemukan bahwa ada hubungan religiusitas dan dukungan sosial dengan

Page 93: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

74

kecemasan lansia menghadapi tutup usia dengan nilai R2 sebesar 0,175 yang

artinya masih terdapat 82,5% variabel lain yang mempengaruhi kecemasan

lansia tutup usia.

Selain faktor-faktor diatas yang mempengaruhi kesiapan menghadapi

kematian pada lansia, dalam wawancara yang dilakukan peneliti pada saat

melakukan pengambilan data dalam wawancara tersebut para lansia

mengungkapkan bahwa ketidaksiapan lansia dipengaruhi oleh perasaan

bahwa lansia telah melakukan banyak dosa dan belum cukup banyak

melakukan penebusan dosa dan cara lansia memandang kematian secara

negatif menyebabkan timbulnya ketidaksiapan menghadapi kematian

sehingga mereka kadang mengalami kegelisahan dalam menjalani kegiatan

sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana responden dalam

penelitian ini didominasi oleh lansia yang tidak sekolah ataupun tidak lulus

sekolah sebesar 81,6% hal ini mempengaruhi hasil penelitian. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraeny

(2009) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan membuat

individu cenderung memandang kematian sebagai hal yang negatif, yang

diperkirakan akan datang cepat dan diasosiakan dengan adanya pederitaan.

Perasaan banyak dosa dan belum cukup banyak melakukan amal

kebaikan adalah salah satu pikiran yang selalu ada dibenak lansia, dimana hal

tersebut menjadi faktor ketidaksiapan menghadapi kematian pada lansia.

Akibatnya jika ketakutan manusia terhadap kematian akan membuat pikiran

dan nalurinya akan melakukan penghindaran yang dianggap membahayakan,

Page 94: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

75

dalam hal ini lansia akan menghindar apabila berbicara dengan kematian

(Santrock, 2002). Dalam islam menghindari kematian tidak dianjurkan, hal

ini sesuai dengan Hadist Anas (dalam Samarqandi, 1993) bahwa Rasulullah

SAW bersabda “Barang siapa yang senang untuk berjumpa dengan Allah

SWT maka Allah SWT akan senang berjumpa dengannya, dan barang siapa

yang enggan berjumpa dengan Allah SWT maka Allah SWT pun akan enggan

berjumpa dengannya. Yang dimaksud dengan “senang” menurut Samarqandi

(1993) disini yaitu ketika orang mukmin akan dicabut nyawanya maka ia

mendapartkan berita gembira dengan keridhaan dan surga Allah SWT

sehingga ia merasa lebih senang mati dari pada hidup didunia. Menurut

Wong, et.al (1994) menghindari kematian yang dilakukan seseorang adalah

cara untuk menurunkan tingkat kecemasan akan kematian yang akan

dialaminya, dan ini merupakan mekanisme pertahanan yang membuat

kematian menjauh dari kesadarannya.

Dukungan sosial juga berpengaruh dalam kesiapan menghadapi

kematian pada lansia, tetapi hal ini tidak diteliti oleh peneliti. Penurunan fisik

pada lanjut usia juga mempengaruhi psikologi dan sosial pada lanjut usia,

perubahan sosial yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan penurunan

peran sosial lanjut usia, dan dapat menjadikan lanjut usia lebih tergantung

kepada orang lain ataupun keluarga (Santrock, 2002). Dimana hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wijaya & Safitri (2008) yang

menyatakan bahwa lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha

mempunyai kecemasan yang rendah terhadap persepsi kematian yaitu sebesar

15,9% sisanya 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 95: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

76

Ketika lanjut usia yang sudah ditinggal lebih dulu oleh pasangannya

dan takut akan perubahan fisiknya akan mempengaruhi psikologis pada lanjut

usia, ia tidak ingin sendiri, takut sendiri atau terisolasi lanjut usia ingin

keluarga atau teman-teman berada didekatnya dan ingin orang-orang

disekitarnya dapat merasakan ketakutannya (Darmojo, 2009). Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlangga (2007) yang menemukan

bahwa lanjut usia yang tinggal di panti jompo adalah orang-orang yang cemas

dalam menjelang kematian karena jauh dari dukungan keluarga. Dan dalam

hal ini salah satu faktor kesiapan menghadapi kematian pada lansia

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini

diantaranya faktor keluarga, pendidikan, teman sebaya, sosial ekonomi dan

media masa (Wong, et.al 1994).

Kualitas kepuasan hidup juga salah satu faktor kesiapan lansia

menghadapi kematian (Papalia, 2002). Kepuasan hidup yang didapatkan pada

lanjut usia adalah mereka yang dapat beradaptasi terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi baik perubahan fisik maupun mental untuk dapat

mencapai kepuasan hidup. Jika para lanjut usia tidak dapat mencapai

kepuasan hidup maka hal ini dapat mempengaruhi mereka dalam

melaksanakan fungsi sosial serta berperan aktif dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara (Menkokesra, 2013). Hal ini tidak terlepas dari

lanjut usia memandang tentang konsep hidup dan mati (Hawari, 1997) dan

pandangan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan lanjut usia,

dimana Anggraeny (2009) menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan

membuat individu cenderung memandang kematian sebagai hal yang negatif,

Page 96: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

77

yang diperkirakan akan datang cepat dan diasosiakan dengan adanya

pederitaan.

Status kesehatan tidak diteliti dalam penelitian ini karena untuk

menentukan status kesehatan seseorang diperlukan pemeriksaan lengkap

secara medis. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dezutter (2013)

didapatkan bahwa status kesehatan berhubungan dengan sikap terhadap

kematian pada dimensi penerimaan kematian dengan nilai p=0,03 (p<0,05)

sementara pada dimensi lain tidak berhubungan.

Dengan beribadah khususnya shalat setiap individu akan memperoleh

kedamaian ruhani yang akan meningkatkan kemampuan coping

mechanismnya. Kedamaian dan suasana psikis amat berharga sebagai modal

untuk selalu tangguh menghadapi setiap ancaman dan tekanan (Sanusi, 2010).

Tidak semua shalat bisa menghadirkan ketentraman bagi jiwa yang

melaksanakannya. Tetapi kualitas yang ada dalam ibadah shalat mampu

menghadirkan ketentraman dan kebahagiaan asalkan dilakukan dengan baik

kebahagiaan asalkan dilakukan dengan baik dan memperhatikan standart

yang ditetapkan agama (Sanusi, 2010).

Tebba (2006) menyatakan bahwa seseorang yang menjalankan shalat

dengan khusyu dapat menimbulkan rasa takut kepada allah swt, dimana rasa

takut itu diartikan dengan kondisi spiritual yang sangat penting untuk

menyiapkan diri dalam menghadapi kematian dan kehidupan akhirat agar

nanti memperoleh kematian yang husnul khatimah (Tebba, 2006). Dari anas

RA ia berkata Rasulullah SAW Bersabda “Ingatlah kematian ketika sedang

melakukan shalat, karena jika seseorang mengingat kematian ketika shalat,

Page 97: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

78

niscaya dia akan selalu melakukan shalat dengan baik. Lakukanlah shalat

seperti orang yang tidak menyangka bahwa dia akan melakukan shalat yang

lain (karena meninggal) dan jauhilah segala alasan yang menghalanginya

(HR muslim dalam Ayanih, 2010).

Shalat dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek yaitu diantara

adalah frekuensi shalat, ketentuan shalat dan kekhusyuan shalat. dan hasil

dari penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara shalat dengan

kesiapan menghadapi kematian. Meskipun aspek yang dimasukkan kedalam

penelitian ini sudah dapat mewakili dari ketentuan dan syarat-syarat shalat

tetapi dari jumlah pertanyaan yang mencakup tentang shalat hanya beberapa

pertanyaan yang valid dari kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini. dari

jumlah pertnyaan kuesioner yang valid dalam aspek frekuensi shalat hanya 2

pertanyaan kuesioner yang valid, untuk aspek ketentuan shalat 3 pertanyaan

kuesioner yang valid dan aspek kekhusyuan shalat 2 pertanyaan kuesioner

yang valid, dari hasil jumlah kuesioner yang valid hanya sedikit yang dapat

mewakili tentang aspek yang ingin diukur dalam penelitian sehingga hasil

yang didapatkan tidak bisa mengukur apa yang ingin diukur. Tetapi pada

aspek kesiapan menghadapi kematian dibagi menjadi dua item pertanyaan

yaitu aspek psikis dan aspek spiritual, dari hasil pertanyaan jumlah kuesioner

yang valid masih lebih bagus daripada shalat yakni hanya satu yang tidak

valid yaitu pada aspek spiritual. Faktor lain yang mempengaruhi hasil dari

penelitian ini juga dapat disebabkan tidak variatifnya jawaban yang diberikan

responden dalam pengisian kuesioner dalam penelitian ini, hal ini juga tidak

terlepas dari faktor banyak lansia yang tidak dapat membaca dan menulis hal

Page 98: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

79

ini dapat dilihat dari jumlah responden yang tidak sekolah ataupun tidak

tamat sekolah mencapai 81,6% dalam penelitian ini sehingga peneliti

membantu membacakan responden untuk mengisi kuesioner sehingga hasil

yang didapatkan tidak sesuai apa yang ingin diukur dalam penelitian ini.

Aspek yang terdapat dalam kesiapan menghadapi kematian yang diteliti

dalam penelitian ini diantaranya adalah :

a. Menerima dirinya yang berbeda dari masa sebelumnya (Hurlock, 1993)

b. Mengatasi rasa cemas maupun takutnya pada kematian dan sadar bahwa

kematian pasti akan datang (Backer, 1982)

c. Memiliki pandangan dan sikap positif terhadap kematian (Shihab,

2002)

d. Menerima kematian sebagai suatu hal yang nyata (Najati, 2001)

e. Memaknai hidup dengan nilai-nilai positif (Hidayat, 2007)

f. Kematian mengakibatkan rasa sakit (Hidayat, 2007)

g. Masih berat meninggalkan orang-orang yang dicintai (Hidayat, 2007)

h. Takut menghadapi siksa kubur (Hidayat, 2007)

i. Tidak mengetahui kemana ia akan pergi setelah meninggal nanti

(Hidayat, 2007)

j. Tidak tahu apa yang terjadi setelah meninggal nanti (Hidayat, 2007)

Meskipun begitu aspek yang diteliti tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kesiapan menghadapi kematian. Hal ini dapat dikarenakan banyak

faktor yang tidak diikutsertakan oleh peneliti diantaranya adalah faktor

keluarga, pendidikan, teman sebaya, sosial ekonomi dan media masa (Wong,

et.al 1994) dan kualitas hidup lansia. Meskipun kuesioner yang dibuat

Page 99: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

80

peneliti menggunakan beberapa teori kesiapan menghadapi kematian tetapi

hasil yang didapat belum mengukur aspek yang seharusnya diukur. Hal ini

kemungkinan dikarenakan oleh instrumen yang dibuat kurang mengukur

aspek yang sebenarnya harus di ukur. Dan faktor lain yang mempengaruhi

kesiapan menghadapi kematian selain aspek psikis dan spiritual yang sudah

dijelaskan di paragraf sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kegagalan dalam membuat kuesioner menurut Bailey (1987) adalah seagai

berikut :

a. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa

menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media

massa.

b. Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab

pertanyaan ini.

c. Responden mengatakan tidak ada waktu untuk menjawabnya, atau

merasa itu bukan bidang minatnya

Dari faktor-faktor yang disebutkan diatas, memang didapatkan kendala

dalam penyebaran kuesioner peneltian ini. Salah satunya adalah banyak

responden yang enggan dan takut dalam mengisi kuesioner dengan alasan

yang telah di jelaskan oleh Bailey (1987), selain itu belum adanya kuesioner

tetap mengenai penelitian tentang shalat dengan pendekatan penelitian secara

kuantitatif menyebabkan hasil instrument untuk mengukur variabel

independent dan dependen tidak terukur. Kuesioner dalam penelitian ini

hanya di konstruk dari definisi dan pengertian tentang materi yang akan

dijadikan bahan penelitian, setelah peneliti membuat kuesioner dari konstruk

Page 100: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

81

materi tersebut dengan membuat instrument penelitian yang memuat

pertanyaan positif untuk masing-masing instrument penelitian (Muljono &

Djaali, 2007). Dimana instrument penelitian ini terdiri dari 2 kuesioner yaitu

kuesioner shalat dan kuesioner kesiapan menghadapi kematian.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti masih menemukan keterbatasan peneliti,

diantaranya yaitu:

1. Alat ukur tentang shalat belum pernah diteliti secara kualitatif sehingga

penelitian yang dilakukan secara kuantitatif belum dapat memberikan

hasil penilitian yang ingin diukur.

2. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kesiapan menghadapi

kematian, tetapi faktor-faktor tersebut tidak diikutsertakan oleh peneliti

seperti dukungan keluarga, sosial, kualitas kepuasan hidup sehingga

hasil yang didapatkan tidak maksimal ataupun sesuai.

3. Peneliti mengobservasi variabel independen dan dependen secara

bersamaan (pada periode yang sama) dan tidak dapat digunakan untuk

memantau perubahan yang terjadi dalam berjalannya waktu sehingga

rawan terhadap bias.

4. Tidak variatifnya jawaban kuesioner dikarenakan kuesioner dibacakan

oleh peneliti

Page 101: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

82

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun

2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang sebagian besar adalah Berjenis Kelamin

perempuan sebanyak 48 responden (63,2%), Usia 60-70 tahun sebanyak

61 responden (80,3%) dan riwayat pendidikan Sekolah Dasar (SD)

sebanyak 62 orang (81,6%).

2. Nilai rata-rata skor shalat lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang adalah 27,25 dari jumlah skor

maksimal 28.

3. Nilai rata-rata skor kesiapan menghadapi kematian pada lansia di

Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

adalah 47,63 dari jumlah skor maksimal 52.

4. Tidak Ada hubungan yang bermakna antara shalat dengan kesiapan

menghadapi kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dengan nilai p value = 0,0948

serta memiliki hubungan negatif dengan nilai r sebesar 0,008 artinya

tidak ada hubungan antara shalat terhadap kesiapan menghadapi

kematian pada lansia di Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang.

Page 102: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

83

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain:

4. Bagi Pendidikan Keperawatan dan Ilmu Keperawatan

Meskipun hasil penelitian tidak berhubungan namun secara teori

menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusyu dapat

menimbulkan rasa takut kepada Allah SWT, sehingga seseorang akan

shalat seakan-akan seperti melakukan shalat yang terakhir (karena

meninggal). Dalam hal ini dapat memberikan referensi dalam

memberikan perawatan pada pasien yang memasuki tahap usia lanjut

dalam pendekatan spiritual.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk meneliti faktor lain tentang

kesiapan menghadapi kematian pada lansia seperti faktor keluarga,

sosial dan perbedaan jenis kelamin. Dalam penelitian sebaiknya

subjek yang digunakan memiliki jumlah responden yang homogen.

b. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk melakukan penelitian yang

sama tetapi dengan menggunakan metode yang berbeda seperti

experiment atau kualitatif dan dapat pula meneliti tentang perbedaan

kesiapan menghadapi kematian pada individu yang berbeda jenis

kelamin.

c. Peneliti selanjutnya dapat pula meneliti tentang perbandingan

kesiapan menghadapi kematian pada responden yang berbeda agama

dengan metode observasi dan wawancara mendalam atau kualitatif

Page 103: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Della. Hubungan Kecerdasan Ruhaniah dengan Kesiapan Menghadapi Kematian. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala. 2005

Agustini. Terapi Shalat Tahajud. Jakarta: Mizan Publika. 2007

Ahsin, W. Alhafidz. Fikih Kesehatan. Jakarta: Amzah. 2010

Akbar, Muhammad Jihad. Mukjizat ibadah fajar. Jakarta: ALIFBATA. 2007

Al-Jaziri, Abdurrahman. Kitab Shalat Fikih Empat Mahzab. Jakarta: Penerbit Mizan. 2010

Al-Qahthani, said. Panduan Shalat sunnah & shalat Khusus. Jakarta: Almahira. 2010

Al-munajjid, Syaik Muhammad. 33 Faktor yang Membuahkan Kekhusyu’an dalam Shalat: Jakarta: Mizan. 2009

Anggraeny, Sivya. Faktor-faktor Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Di Panti Jompo Kelurahan Kalirejo Kecamatan Lawang. Skripsi. Malang. Fakultas Psikologi Universitas Malang. 2009

Ardani, Tristiadi Ardi. Psikiatri Islam. Malang: Uin Malang Press. 2008

Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Ayanih, Ummi. Dahsyatnya Shalat dan Doa Ibu. Jakarta : Raih Asa Sukses. 2010

Ayyub, Hasan Muhammad. Menyiapkan Diri Menggapai Ridha Ilahi. Jakarta: Dar as-Salam, kairo. 2008

Bagir, Haidar. Buat Apa Shalat. Jakarta. Mizan. 2008

Backer. Death And Dying Individuals And Institution. Canada: John Wiley and Sons Inc. 1982

Bailey, J.E. Integrated Production Control Systems : Management Analysis Design. John Wiley & Sons, Inc: New York 1987 Bishop, G.D. Health Psychology Integrating Mind and Body Needham Heights.

Allyn and Bacon. 1994

Corr, Nabe & Corr. Death & Dying, Life & Living. USA: WoodsWorth. 2008

Dahlan, Sofiyudin. Teknik Pengambilan Sampel. EGC. 2010

Page 104: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Darmojo, Boedhi. Geriatrik; Ilmi Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit. 2009

Dezutter, and other. Role Religion in Attitude Death: Distinguishing between religious belief and style of processing religious content. Diunduh dari:

http://ideas.repec.org/p/ner/leuven/urnhd/123456789-120468.html. diakses pada

bulan Desember 2013

Djaali & Mujono, Pudji. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Gunung Mulia. 2007 Efendi, Ferry. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009

Elzaky, Jamal. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Kairo: Syuruq. 2011

Erickson. Vital Involvement in Old Age. New York: W.W. Norton. 1986

Erlangga, Sarvatra Wari. Subjective Well-Being Pada Lansia Penghuni Panti Jompo. Jurnal Psikologi. Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. 2007

Fatmah. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2010

Fry. Perceived Self-Efficacy Domains as Predictors of Fear of The Unknown and Fear of Dying Among Older Adults Psychology and Aging 18, 474-486. 2003

G.Cremers. Memperkenalkan Psikologi Analitis- Pendekatan terhadap Ketaksadaran. Jakarta: Gramedia. 1986

Hasan, Aliah B. Purwakania. Psikologi Perkembangan: Menyingkap Rentang Kehidupan Manusia dari Prakelahiran Hingga Pasca Kematian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006

Haryanto, Sentot. Psikologi Shalat. Jakarta: Mitra Pustaka. 2003

Hawari, D. Al-Qur’an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. 1997

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Hidayat, Komarudin. Psikologi Kematian. Jakarta: Penerbit Hikmah. 2007

http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1686. Gerakan Sayangi dan Lindungi Orang Tua. diakses tanggal 12 april 2013

http://menkokesra.go.id diakses tanggal 19 Desember 2013

Page 105: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta: Erlangga (edisi kelima). 1993

Indriyawati, Uni & Zulkaida, Anita. Gambaran Perbedaan Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Manula Yang Masih Memiliki Pasangan Dengan Manula yang Sudah Janda. Skripsi. Depok. Fakultas Psikologi. Universitas Gunadarma. 2006

Islah, Gusmian. Doa Menghadapi Kematian Cara Indah Meraih Husnul Khatimah. Jakarta: Mizan. 2006

Keane, R. Essensial of Clinical Geriatric. Singapura: Mc Graw-Hill. 1989

Kendall, P.C. Anxiety State Situation. Journal of Contulting and Clinical Psycology. 2006

Machfoedz, Ircham. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya. 2008

Maryam, Siti et al. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba medika. 2008

Mujieb, Abdul. Ensiklopedia Tasawuf Imam Ghazali: Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual. Jakarta: Mizan Publika. 2009

Nasir, Abdul & Muhith, Abdul. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa, Penghantar dan Teori. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. 2011

Najati, Muhammad ustman. Psikologi dalam Tinjauan hadist nabi. Jakarta: Mizan. 2001

Noor, Syamsuddin. Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi. Jakarta : PT Wahyu Media. 2009

Nugroho, Adi. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Penerbit Informatika. 2008

Nursalam dan Kurniawati Ninuk Dian. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi. Jakarta: Salemba Medika. 2007

Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. 2006

Pamungkas, Aris dkk. Hubungan Religius dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Menghadapi Tutup Usia Pada Lanjut Usia Kelurahan Jebres Surakarta. Skripsi. Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret. 2008

Page 106: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Panjaitan,MD. Pengaruh Religiusitas terhadap Sikap Terhadap Kematian pada Lanjut Usia. Di unduh dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19289. diakses pada Desember 2013

Papalia. Adult Development And Aging. Singapura: Mc Graw-Hill. 2002

Qodir, Zuly. Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki Abad Kedua. Yogyakarta: Penerbit kanisius. 2010

Samarqandi, Tan Bihul Ghalim. Peringatan Bagi Orang-orang Yang Lupa. Semarang: PT Karya Toha Putra. 1993

Santrock, W. John. Life-Scan Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. 2002

Santoso, Dedy. Kecemasan Menjelang Kematian Pada Lanjut Usia. Tesis. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata. 2010

Santoso, Hanna & Ismail, Ardas. Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung Mulia. 2009

Sanusi, M. Kedasyatan Shalat Bagi Kesehatan Manusia. Yogyakarta: Diva Press. 2010

Singgih D. Gunarsa. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Lentera. 2004

Shihab, Quraisy. Menjemput Maut Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. Jakarta: Lentera Hati. 2002

Sholeh, Muhammad. Kiat Shalat Khusyu’. Jakarta: Gema Insani. 2008

Sholikhin, Muhammad. The Power Of Sabar. Solo: Salatiga Serangkai. 2009

Singh, A & Nizamie. Kematian dan Sekarat Kesehatan Mental Review diakses dari http://www.psyplexus.com diakses pada april 2013

Stringer, Janet L. Konsep Dasar Farmakologi Panduan Untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC. 2006

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Jakarta: ALFABETA. 2012

Sulaiman, Rasjid. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Agensindo. 2007

Sutarto, J. Tito & Cokro, C. Ismul. Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta: Penerbit Lentera. 2005

Tamher dan Nurkasiani. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009

Page 107: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Tebba, Sudirman. Nikmatnya Shalat Yang Khusyuk. Tangerang : Pustaka IrVan. 2008

______________ Nikmatnya Shalat Jamaah. Tangerang : Pustaka IrVan. 2008

______________ Nikmatnya Shalat. Tangerang : Pustaka IrVan. 2008

______________ Kiat Sukses Menuju Maut. Tangerang:pustaka irvan. 2006

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2011

____________ Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2002

Wibisono, Arif. Hubungan Shalat Dengan Kecemasan. Surakarta: Studia Press. 2006

Widdowson Rosalind. Meditasi. Jakarta: Inovasi. 2002

Wijaya, Fredy Setya & Safitri, Rani Merli. Persepsi Terhadap Kematian dan Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. 2008

Wong, et al. Death Attitude Profile-Revised: A Multidimensional Measure of Attitudes Toward Death. In R.A. Neimeyer (ED) Death Anxiety Hand Book. Research Instrumentation and Aplication. Washington DC: Raylor and Francis. 1994

www. depkes.go.id./download/Buletin Lansia.Pdf diakses pada Januari 2014

Zurinal Z dan Aminuddin. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Islam Negri Syarif Hidayatullah. 2008

Page 108: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

FORM

ULIR

KUESI

NO. RESPONDEN :

NAMA PEWAWANCARA :

TANGGAL WAWANCARA :

I. BAGIAN A : DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

1. Umur Bapak/Ibu saat ini

Tuliskan :

.

2. Jenis kelamin

( ) Laki-laki

( ) Perempuan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3. Pendidikan terakhir

a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Perguruan Tinggi

Lampiran 1

Page 109: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

BAGIAN B : KUESIONER SHALAT

Berilah tanda checklist ( √ ) pada pertanyaan yang tersedia di bawah ini

yang mewakili keadaan Bapak/Ibu.

S : SELALU

SR : SERING

J : JARANG

TP : TIDAK PERNAH

NO. PERTANYAAN S SR J TP

1. Saya melakukan shalat wajib setiap hari

2. Saya melaksanakan shalat 5 waktu

3. Saya shalat tanpa disuruh dari orang lain (Unvalid)

4. Sebelum shalat saya berwudhu (Unvalid)

5. Saya shalat menghadap kiblat (Unvalid)

6. Sebelum shalat saya membersihkan hadast kecil dan besar

(Unvalid)

7. Ketika shalat saya memakai pakaian yang bersih

8. Saya tidak lupa dengan hitungan rakaat shalat

9. Selama shalat saya tidak banyak gerak yang dapat

membatalkan shalat (Unvalid)

10. Saya menyempatkan berdzikir seusai shalat

11. Saya melakukan shalat tepat waktu (Unvalid)

12. Saya shalat dengan kesadaran penuh (tidak dalam keadaan

Lampiran 2

Page 110: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

tidur atau mabuk) (Unvalid)

13. Saya bersikap tenang sewaktu shalat

14. Selama shalat saya tidak memikirkan hal-hal diluar shalat

(Unvalid)

15. Saya memahami bacaan shalat yang say abaca (Unvalid)

16. Saya merasa ketika shalat saya seperti dekat dengan Allah

SWT

17. Ketika saya shalat saya hanya melihat ke sujud/sajadah saja

(Unvalid)

18. Ketika shalat saya membaca bacaan shalat dengan suara

pelan/didalam hati (Unvalid)

19. Ketika shalat saya memakai pakaian yang menutup aurat

(Unvalid)

Page 111: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

BAGIAN C : KUESIONER KESIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN

Berilah tanda checklist ( √ ) pada pertanyaan yang tersedia di bawah ini yang

mewakili keadaan Bapak/Ibu.

ST : SANGAT SETUJU

S : SETUJU

TS : TIDAK SETUJU

STS : SANGAT TIDAK SETUJU

NO. PERTANYAAN ST S TS STS

1. Saya merasa kesehatahan saya tidak lebih baik seperti yang dulu

(muda)

2. Saya yakin setiap manusia pasti akan mengalami kematian

3. Saya tidak khawatir dengan keluarga saya ketika saya meninggal

nanti karena Allah SWT akan menjaga keluarga saya

4. Saya yakin kematian tidak menyakitkan

5. Saya tahu hidup itu hanya sementara

6. Saya menerima kematian saya sebagai takdir Allah SWT

7. Saya tahu manusia hidup di dunia hanya untuk ibadah kepada

Allah SWT

8. Untuk mempersiapkan kematian, saya tidak pernah

meninggalkan ibadah

9. Saya menjadi tenang ketika mengingat kematian karena saya

merasa masuk syurga

10. Saya merasa kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia

11. Saya merasa kehidupan akhirat lebih membahagiakan

Lampiran 3

Page 112: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

12. Saya tidak akan takut akan siksa kubur (Unvalid)

13. Saya tahu setelah meninggal saya ada di akhirat

14. Saya tahu apa yang terjadi setelah meninggal nanti

Page 113: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Lampiran 4

Kode

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI

KEMATIAN PADA LANSIA DI WILAYAH KELURAHAN GONDRONG

KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Assalamualaikum. WR. WB

Perkenalkan nama saya Sri Wahyuningsih (109104000002). Saya

mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang

melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk

menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan

penelitian. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan dengan segala kerendahan

hati agar kiranya Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi

kuesioner yang telah disediakan secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

Apabila Bapak/Ibu bersedia saya akan membagikan kuesioner yang harus di isi

dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya sesuai dengan yang dipertanyakan.

Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk penelitian ini.

Kerahasiaan jawaban dan identitas Bapak/Ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh

peneliti.

Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan keikutsertaan Bapak/Ibu dalam

pengisian kuesioner ini.

Apakah Bapak/Ibu bersedia?

YA / TIDAK

Setelah mendapat informasi tentang penelitian ini, saya menyetujui untuk ikut

serta dalam penelitian. Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian

ini dilakukan secara sukarela dan tanpa dipungut bayaran

Tertanda

(Responden)

Page 114: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Lampiran 6

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

SHALAT

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.843 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Shalat

67.7333 33.995 .433 .835

Shalat 67.5667 35.909 .192 .845

Shalat 67.5333 36.809 .082 .847

Shalat 67.5333 34.809 .565 .833

Shalat 67.4667 36.189 .327 .840

Shalat 67.4000 37.490 -.019 .846

Shalat 67.9333 32.064 .550 .829

Shalat 67.7000 32.907 .682 .825

Shalat 68.2333 30.806 .660 .822

Page 115: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Shalat 68.1000 30.852 .690 .821

Shalat 67.7667 33.771 .460 .834

Shalat 68.0333 33.137 .469 .833

Shalat 67.5667 34.806 .523 .834

Shalat 68.0333 33.344 .485 .833

Shalat 68.4333 30.875 .607 .826

Shalat 68.4667 30.878 .561 .829

Shalat 67.7333 36.478 .069 .852

Shalat 67.6000 35.421 .301 .840

Shalat 67.6000 36.179 .216 .843

Shalat 67.5333 35.430 .423 .837

KESIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.877 14

Page 116: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Kematian 39.8333 53.592 .199 .881

Kematian 39.7667 51.978 .446 .874

Kematian 40.4667 45.016 .794 .855

Kematian 40.6333 45.137 .684 .861

Kematian 39.7333 51.651 .511 .873

Kematian 39.8667 50.395 .648 .868

Kematian 40.0333 48.861 .695 .864

Kematian 40.0000 49.034 .745 .864

Kematian 40.7000 45.459 .643 .863

Kematian 40.5000 47.293 .642 .864

Kematian 40.4333 46.185 .638 .864

Kematian 40.9667 44.309 .600 .867

Kematian 40.6667 49.540 .304 .884

Kematian 41.0333 45.275 .488 .877

Page 117: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN

Distribusi Karakteristik Responden

Statistics

umur responden sex pendidikan sholat kematian

N Valid 76 76 76 76 76

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.24 .63 .21 98.21 90.74

Median 1.00 1.00 .00 99.00 92.00

Mode 1 1 0 100 93a

Std. Deviation .513 .486 .471 2.531 5.914

Variance .263 .236 .222 6.408 34.970

Skewness 2.127 -.557 2.201 -1.864 -1.069

Std. Error of Skewness .276 .276 .276 .276 .276

Kurtosis 3.812 -1.737 4.305 3.598 .959

Std. Error of Kurtosis .545 .545 .545 .545 .545

Minimum 1 0 0 89 73

Maximum 3 1 2 100 100

Percentiles 25 1.00 .00 .00 97.00 88.00

50 1.00 1.00 .00 99.00 92.00

75 1.00 1.00 .00 100.00 95.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

60-70

61

80.3

80.3

80.3

70-90 12 15.8 15.8 96.1

>90 3 3.9 3.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

Page 118: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

Pria

28

36.8

36.8

36.8

Wanita 48 63.2 63.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

SD

62

81.6

81.6

81.6

SMP 12 15.8 15.8 97.4

SMA 2 2.6 2.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Kuesioner Shalat

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 76 100.0

Excludeda 0 .0

Total 76 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 119: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.605 .659 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

q1 23.28 2.043 .379 .581

q2 23.33 1.664 .587 .494

q7 23.28 2.016 .268 .589

q8 23.51 1.746 .187 .630

q10 23.43 1.262 .491 .496

q13 23.28 2.016 .268 .589

q16 23.39 1.549 .344 .564

Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Uji Validitas dan Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 76 100.0

Excludeda 0 .0

Total 76 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 120: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Q1 43.74 9.796 .462 .710

Q2 43.71 9.728 .666 .702

Q3 43.93 9.662 .311 .721

Q4 44.36 9.832 .080 .773

Q5 43.75 9.523 .648 .697

Q6 43.74 9.583 .654 .698

Q7 43.78 9.269 .635 .692

Q8 43.79 9.288 .604 .694

Q9 44.05 9.517 .255 .731

Q10 44.28 9.323 .357 .716

Q11 44.26 9.183 .396 .711

Q13 44.07 9.582 .252 .731

Q14 44.13 9.476 .263 .730

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.732 13

Page 121: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

UJI DISTRIBUSI DATA DAN KORELASI

Uji Distribusi Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Shalat .336 76 .000

Kesiapan Menghadapi Kematian .189 76 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Hubungan Shalat Terhadap Kesiapan Menghadapi Kematian

Correlations

Kekhusuan

Shalat

Kesiapan Menghadapi

Kematian

Spearman's rho Shalat Correlation Coefficient 1.000 .008

Sig. (2-tailed) . .948

N 76 76

Kesiapan Menghadapi Kematian

Correlation Coefficient .008 1.000

Sig. (2-tailed) .948 .

N 76 76

Page 122: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Hasil Uji Pada Masing-Masing Aspek Shalat dan Aspek Kesiapan Menghadapi Kematian

Correlations

Frekuensi Shalat Ketentuan Shalat

Kekhusyuan

Shalat

Kesiapan

Menghadapi

Kematian Secara

Psikis

Spearman's rho Frekuensi Shalat Correlation Coefficient 1.000 .353** .260

* -.015

Sig. (2-tailed) . .002 .024 .896

N 76 76 76 76

Ketentuan Shalat Correlation Coefficient .353** 1.000 .362

** -.184

Sig. (2-tailed) .002 . .001 .111

N 76 76 76 76

Kekhusyuan Shalat Correlation Coefficient .260* .362

** 1.000 -.074

Sig. (2-tailed) .024 .001 . .524

N 76 76 76 76

Kesiapan Menghadapi

Kematian Secara Psikis

Correlation Coefficient -.015 -.184 -.074 1.000

Sig. (2-tailed) .896 .111 .524 .

N 76 76 76 76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 123: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Correlations

Frekuensi Shalat Ketentuan Shalat

Kekhusyuan

Shalat

Kesiapan

Menghadapi

Kematian Secara

Spiritual

Spearman's rho Frekuensi Shalat Correlation Coefficient 1.000 .353** .260

* .207

Sig. (2-tailed) . .002 .024 .073

N 76 76 76 76

Ketentuan Shalat Correlation Coefficient .353** 1.000 .362

** -.024

Sig. (2-tailed) .002 . .001 .835

N 76 76 76 76

Kekhusyuan Shalat Correlation Coefficient .260* .362

** 1.000 .257

*

Sig. (2-tailed) .024 .001 . .025

N 76 76 76 76

Kesiapan Menghadapi

Kematian Secara Spiritual

Correlation Coefficient .207 -.024 .257* 1.000

Sig. (2-tailed) .073 .835 .025 .

N 76 76 76 76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 124: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Statistics

psikis

menghadapi

kematian

spiritual

menghadapi

kematian

N Valid 76 76

Missing 0 0

Mean 23.29 24.34

Median 24.00 24.00

Mode 24 26

Std. Deviation 1.742 2.206

Variance 3.035 4.868

Skewness -2.449 -.288

Std. Error of Skewness .276 .276

Kurtosis 4.650 -.824

Std. Error of Kurtosis .545 .545

Minimum 18 20

Maximum 24 28

Sum 1770 1850

Percentiles 10 20.00 21.00

20 24.00 22.00

Page 125: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

25 24.00 23.00

30 24.00 23.00

40 24.00 24.00

50 24.00 24.00

60 24.00 25.20

70 24.00 26.00

75 24.00 26.00

80 24.00 26.00

90 24.00 27.00

Page 126: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Statistics

frekuensi shalat ketentuan shalat

kekhusyuan

shalat

N Valid 76 76 76

Missing 0 0 0

Mean 7.89 11.53 7.83

Median 8.00 12.00 8.00

Mode 8 12 8

Std. Deviation .419 .856 .551

Variance .175 .733 .304

Skewness -4.054 -2.180 -3.513

Std. Error of Skewness .276 .276 .276

Kurtosis 15.627 4.869 12.469

Std. Error of Kurtosis .545 .545 .545

Minimum 6 8 5

Maximum 8 12 8

Sum 600 876 595

Percentiles 10 8.00 10.70 7.00

20 8.00 11.00 8.00

25 8.00 11.00 8.00

30 8.00 11.00 8.00

40 8.00 12.00 8.00

Page 127: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

50 8.00 12.00 8.00

60 8.00 12.00 8.00

70 8.00 12.00 8.00

75 8.00 12.00 8.00

80 8.00 12.00 8.00

90 8.00 12.00 8.00

Statistics

Shalat

Kesiapan

Menghadapi

Kematian

N Valid 76 76

Missing 0 0

Mean 27.25 47.63

Median 28.00 48.00

Mode 28 50

Std. Deviation 1.498 3.306

Variance 2.243 10.929

Minimum 20 39

Maximum 28 52

Page 128: HUBUNGAN SHALAT TERHADAP KESIAPAN · PDF fileStatus : Belum Menikah Alamat : Jalan KH Mansyur RT 003/05 NO 47 Kelurahan Gondrong ... Lampiran 3 Kuesioner Kesiapan Menghadapi Kematian

Sum 2071 3620

Percentiles 10 26.00 42.70

20 27.00 45.00

25 27.00 46.00

30 27.00 47.00

40 28.00 48.00

50 28.00 48.00

60 28.00 49.00

70 28.00 50.00

75 28.00 50.00

80 28.00 50.00

90 28.00 51.00