hubungan self-efficacy dan komitmen organisasi...

42
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA SEBUAH PERUSAHAAN KOSMETIK DI KOTA SALATIGA OLEH TIAR WAHYU WIDYARINI 802013056 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Progam Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: hoangliem

Post on 14-Mar-2019

278 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI

PADA SEBUAH PERUSAHAAN KOSMETIK

DI KOTA SALATIGA

OLEH

TIAR WAHYU WIDYARINI

802013056

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan
Page 3: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

2

Page 4: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan
Page 5: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan
Page 6: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan
Page 7: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI

PADA SEBUAH PERUSAHAAN KOSMETIK

DI KOTA SALATIGA

Tiar Wahyu Widyarini

Sutarto Wijono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

i

Abstrak

Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang bernilai bagi perusahaan, sehingga

komitmen organisasi karyawan menjadi faktor yang penting dalam pengembanganan

sumber daya manusia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self

efficacy dengan komitmen organisasi. Untuk mengetahuinya, 93 karyawan yang memiliki

masa kerja lebih dari 1 tahun dipilih dalam sebuah perusahaan. Skala self efficacy

menggunakan skala general self efficacy yang dikembangkan oleh Sheerer & Maddux

(1982), sedangkan skala komitmen organisasi menggunakan skala yang dikembangkan oleh

Allen dan Meyer (1990). Hasil reliabilitas skala self efficacy menunjukan Ϭ = 0,855 dan

komitmen organisasi menunjukan Ϭ = 0,764. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat

korelasi positif signifikan antara self efficacy dan komitmen organisasi, serta, self efficacy

memberikan sumbangan efektif sebesar 8.1%.Ditemukan juga tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada self efficacy dan komitmen organisasi antara karyawan laki-laki dan

perempuan.

Kata kunci :self efficacy , komitmen organisasi

Page 9: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

ii

Abstract

Employee is one of valuable sources for a company, so organizational commitment is

important factor to development human resources. The aim of this study to explore the

relationship between self efficacy and organizational commitment. For this aim, 93

employees who has tenure more than 1 year has been chosen. Self efficacy scale use

general self efficacy scale developed by Sheerer & Maddux (1982), while, organizational

commitment scale use organizational commitment scale developed by Allen & Meyer

(1990). Reability self efficacy scale Ϭ = 0,855 and organizational commitment scale Ϭ =

0,764. The result show there is a positif significant correlation between self efficacy and

organizational commitment, also, self efficacy give effective contribution 8.1% to

organizational commitment. Finding of this study also revealed that there is no significant

differences self efficacy and organizational commitment between men anda women

employee.

Keyword :self efficacy , organizational commitment

Page 10: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

1

PENDAHULUAN

Dalam menghadapi persaingan global yang terjadi di era sekarang, sebuah

organisasi seharusnya memperhatikan sumber daya manusia yang merupakan asset penting

bagi perusahaan karena mereka berkontribusi untuk mensukseskan organisasi tersebut

(Shaleh, Zahari, Said, Ali, 2016). Hal ini bertujuan agar mereka mampu memberikan

kontribusi yang baik bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

lain (Stone, 2002 dalam Deddy, Sitorus, & Kirana, 2014). Sehingga perusahaan perlu untuk

merekrut sumber daya berkualitas dengan standart tertentu yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Namun dalam perekrutan karyawan terdapat fenomena “war for talent” yaitu

perekutan orang-orang dari perusahaan lain yang kompetitif dan diyakini dapat

berkontribusi lebih pada perusahaan (Luthans dkk, dalam Deddy, Sitorus, & Kirana, 2014).

Dalam melakukan perekrutan, perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan

sebelum masuk kerja. Namun meskipun demikian, masih terdapat kemungkinan karyawan

akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan pengeluaran biaya

administrasi pada bidang pelatihan karyawan pada saat proses rekrutmen (Somaya &

Williamsom 2008). Oleh sebab itu, untuk mencegah keluar masuknya karyawann dalam

perusahaan diperlukan adanya komitmen organisasi.

Fenomena yang terkait dengan komitmen organisasi pada PT “X” diidentifikasi

melalui hasil observasi dan wawancara penulis dengan karyawan, yang menunjukan bahwa

terdapat karyawan yang merasa tertekan dan kurang puas dengan perusahaan sehingga

menyebabkan rasa sakit hari serta jenuh pada karyawan.Namun sebagian karyawan ada

Page 11: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

2

yang merasa nyaman bekerja karena telah memiliki kelekatan emosional dengan

perusahaan yang kemudian membuat mereka enggan untuk meninggalkan

perusahaan.Sebagian karyawan juga merasa berat untuk meninggalkan perusahaan sebab

sudah merasa nyaman dan sudah sesuai dengan karakter mereka.Mereka juga merasa nilai-

nilai dalam diri mereka sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan.Tetapi terdapat

sebagian karyawan yang merasa tidak begitu berat untuk meninggalkan perusahaan sebab

mereka merasa perusahaan kurang memenuhi kebutuhan mereka.

Berdasarkan fenomena tersebut dapat dikatakan terdapat masalah terkait dengan

komitmen organisasi. Oleh sebab itu, komitmen organisasi penting diteliti. Hasil penelitian

mengenai komitmen organisasi menyebutkan bahwa komitmen organisasi memiliki

hubungan positif dengan motivasi kerja (Salleh, Ahmad, Nur, & Siti, 2016), kepuasan

kerja, faktor demografik (Azeem 2010), dan budaya organisasi (Rahayu 2012). Tingginya

komitmen organisasi pada karyawan memberikan beberapa dampak terhadap perusahaan

diantaranya mengurangi tingkat abseinteisme serta tingginya produktifitas (Wolowska

2014), termotivasi untuk hadir dalam organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi

(Rahayu 2012), memiliki pandangan positif terhadap perusahaan dan selalu melakukan

yang terbaik bagi pencapaian tujuan organisasi, serta membuat perasaan memiliki pada

karyawan, keamanan, efikasi, peningkatan karir, peningkatan kompensasi dan

meningkatkan penghargaan intrinsik bagi karyawan (Azeem, 2010). Mereka juga memiliki

keinginan yang kuat untuk berbagi dan berkoban untuk kemajuan perusahaan (Greenberg &

Baroon, 2008), lebih dapat menerima tujuan dan nilai perusahaan (Tsai, Tsai & Wang,

2011), rasa memiliki terhadap perusahaan, rasa aman, efikasi, tujuan hidup, serta gambaran

Page 12: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

3

diri yang lebih positif (Deddy, Sitorus, & Kirana, 2014). Sementara itu, komitmen

organisasi yang rendah menyebabkan pemogokan kerja dan kehadiran dalam rapat yang

rendah (Mieantho & Santoso, 1999), meningkatnya angka turnover dalam organisasi

(Memari, Mahdieh & Marnani, 2013), berdampak negatif pada produktifitas karyawan,

lebih luas lagi, sangat berdampak pada kegagalan organisasi untuk mencapai tujuan mereka

(Osa& Amos, 2014).

Komitmen organisasi yang terbentuk dalam diri karyawan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Allen & Meyer (dalam Sianipar & Haryanti, 2014) menyebutkan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi karyawan adalah (1) karakteristik

kepribadian individu, (2) karakteristik organisasi, (3) pengalaman selama berorganisasi.

Berdasarkan pemaparan tersebut, terdapat salah faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasi karyawan yaitu karateristik kepribadian individu yaitu self efficacy (Yusril,

Nelmida, Antoni, 2014). Pernyataan tersebut didukung oleh Bandura (1982) yang

menyatakan bahwa self-efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas dan pengaturan seseorang,

pembelajaran ketrampilan, pengeluaran usaha, inisiasi dan keteguhan koping untuk

menghadapi hambatan (dalam Gist, 1987).Gist & Mitchell (1992) menyatakan bahwa self-

efficacy dapat memperbaiki kinerja di dalam organisasi (Chaudary, Rangnekar, & Barua,

2012).

Terdapat hasil penelitian yang meneliti hubungan antara self efficacy dan komitmen

organisasi juga ditemukan. Penelitian yang dilakukan oleh Tsai dkk (2011) menyebutkan

bahwa terdapat korelasi positif signifikan antara self-efficacy dengan komitmen organisasi.

Penelitian Argawal dan Misrha (2016), Alam (2016) dan Arya, Sharma & Singh (2012)

Page 13: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

4

juga menyebutkan bahwa terdapat korelasi positif signifikan antara self-efficacy dan

komitmen organisasi. Adanya hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi

sebab self efficacy membantu karyawan untuk memiliki upaya yang lebih ketika

menghadapi tantangan, dapat lebih mudah beradaptasi dengan tujuan organisasi sehingga

membuat karyawan mengevaluasi suatu organisasi dengan positif dan mendorong

karyawan untuk tetap bertahan dalam organisasi dan mengembangkan komitmen organisasi

mereka. Namun dalam penelitian Sinha, Talwar, Rajwal (2002) menyebutkan bahwa

terdapat hubungan postif namun tidak signifikan antara self-efficacy dengan komitmen

organisasi. Hal ini karena terdapat beberapa tipe pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan

yang menguntungkan karyawan tersebut namun tidak bagi perusahaan. Sehingga self

efficacy tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan komitmen organisasi.

Jenis kelamin juga merupakan faktor yang memengaruhi self efficacy dan

komitmen organisasi (Odanga, Raburu, Aloka 2015, Allen & Meyer dalam Sianipar &

Haryanti, 2014) . Perbedaan berdasarkan gender ini lebih luas terdapat dalam pengontrolan

tugas, dimana laki-laki memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan perempuan

(Kumasey, Delle & Ofei, 2014).Dalam beberapa penelitian juga ditemukan kontradiksi

hasil mengenai self efficacy dan komitmen organisasi berdasarkan jenis kelamin.Penelitian

mengenai perbedaan self efficacy yang ditinjau dari jenis kelamin dilakukan oleh Bilali

(2013) (dalam Odanga, Raburu & Aloka, 2015), menunjukan hasil bahwa tidak ada

perbedaan self efficacy antara perempuan dan laki-laki.Namun dalam penelitian Mackay

dan Parkinson (2010), menemukan bahwa laki-laki memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kumasey, Delle & Ofei (2014) menunjukan bahwa laki-laki

Page 14: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

5

memiliki komitmen organisasi yang lebih kuat dibandingkan dengan perempuan. Namun

hasil penelitian Suki & Suki (2011) dan Khalili & Asmawi (2012) menemukan laki-laki

dan wanita memiliki komitmen organisasi yang sama kuat. Sedangkan Mathieu & Zajac

(1990) menemukan bahwa wanita memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi.

Sehingga berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut, menjadi menarik untuk

melihat hubungan antara self-efficacy dan komitmen organisasi.

Rumusan Masalah

(1) Apakah ada hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi

(2) Apakah ada perbedaan self efficacy pada karyawan laki-laki dan perempuan

(3) Apakah ada perbedaan komitmen pada karyawan laki-laki dan perempuan

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara self-efficacy

dengan komitmen organisasi.

Hipotesis

(1) Ada hubungan positif signifikan antara self-efficacy dengan komitmen organisasi.

(2) Ada perbedaan self efficacy pada karyawan laki-laki dan perempuan

(3) Ada perbedaan komitmen organisasi pada karyawan laki-laki dan perempuan

Page 15: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

6

LANDASAN TEORI

A. Komitmen organisasi

1. Pengertian komitmen organisasi

Allen & Meyer (1991) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai keadaan

psikologis yang mencirikan hubungan karyawan dengan sebuah organisasi, dan

berimplikasi pada keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan

keanggotaannya dalam organisasi tersebut (Ijeoma & Christine, 2016).

2. Aspek-aspek komitmen organisasi

a. Komitmen afektif

didefinisikan sebagai kelekatan emosional karyawan untuk mengidentifikasi

dan terlibat dalam perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen afektif

yang tinggi, maka ia akan tetap bertahan dalam sebuah organisasi karena ia

memang menginginkan hal itu (Umam, dalam (Sianipar & Haryanti, 2014).

b. Komitmen kontinuan

kesadaraan seseorang mengenai kerugian ketika meninggalkan perusahaan.

Karyawan yang memiliki komitmen kontinuan yang tinggi akan terus

bertahan dalam organisasi karena karyawan tersebut memiliki kebutuhan

untuk menjadi anggota organisasi tersebut (Umam, dalam Sianipar &

Haryanti, 2014).

c. Komitmen normative

Page 16: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

7

perasaan atas kewajiban terhadap organisasi berdasarkan nilai dan norma

yang ia miliki sendiri. Individu dengan komitmen normative yang tinggi

akan tetap bertahan dalam organisasi karena merasa adanya kewajiban atau

tugas (Umam, dalam Sianipar & Haryanti, 2014).

3. Faktor-faktor yang memengaruhi komitmen organisasi

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi komitmen organisasi menurut Allen

& Meyer (dalam Sianipar & Haryanti, 2014) adalah :

a. Karakteristik kepribadian individu

Dalam hal ini terbagi menjadi variabel yaitu demografis (gender, usia,

status pernikahan, tingkat pendidikan dan lama bekerja dalam organisasi)

dan disposisional (kepribadian dan nilai yang dianut oleh angota organisasi,

daintaranya kebutuhan untuk berprestasi, etos kerja, kebutuhan untuk

beraffiliasi, perpsepsi terhadap kemampuannya.

b. Karakteristik organisasi

Yang termasuk didalamnya adalah struktur organisasi, design kebijakan

dalam organisasi, dan cara mensosialisasikannya.

c. Pengalaman selama berorganisasi

Mencangkup didalamnya kepuasan dan motivasi anggota organisasi selama

dalam organisasi, perannya dalam organisasi, dan hubungan antara anggota

organisasi dengan pimpimnannya.

Page 17: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

8

B. Self-efficacy

Bandura (2001) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang

dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap

keberfungsian orang itu dan kejadian dalam lingkungan (Freist & Freist, 2014).

Bandura (1997) (dalam Gist, 1987).juga membagi dimensi self-efficacy menjadi

3 bagian yaitu :

a. Magnitude

Yaitu pengaplikasian tingkatan kesulitan tugas yang dipercaya oleh

seseorang ia dapat menyelesaikannya. Komponen ini berimplikasi pada

pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasarkan ekspetasi efikasi

pada tingkat kesulitan tugas.

b. Strength

Merujuk pada apakah keyakinan mengenai magnitude lemah atau kuat.

Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorongnya

untuk gigih dan berupaya mencapai tujuan walaupun mungkin belum

memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang.

c. Generarity

Mengindikasikan tingkatan ekspektasi di generalisasikan pada lintas situasi.

C. Hubungan Self efficacy dan Komitmen Organisasi

Penelitian-penelitian mengenai hubungan self efficacy dan komitmen

organisasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian Argawal dan Misrha

(2016), Alam (2016) , Arya, Sharma & Singh (2012), dan Tsai dkk (2011)

Page 18: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

9

menunjukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara self efficacy dengan

komitmen organisasi. Self efficacy adalah keyakian seseorang mengenai

kemampuannya untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Keyakinan ini mendorong

seseorang untuk bekerja lebih giat dan mengubah suatu halangan menjadi tantangan

bagi dirinya. Self efficacy juga membuat karyawan lebih mudah untuk beradaptasi

dengan lingkungan dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang ada di

perusahaan. Yang kemudian membuat karyawan memiliki kinerja yang lebih baik

dan mengevaluasi suatu perusahaan dengan baik. Sehingga karyawan yang memiliki

self efficacy akan cenderung untuk tetap bertahan dalam suatu perusahaan dan

mengembangkan komitmen organisasinya terhadap perusahaan.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Sinha, Talwar & Rajpal (2002),

menunjukan terdapat hubungan positif namun tidak signifikan antara self efficacy

dengan komitmen organisasi. Self effikasi hanya memberikan kontibusi terhadap

komitmen organisasi sebesar 3%. Hal ini dapat terjadi karena karyawan yang

memiliki self efficacy yang tinggi tidak selalu bermanfaat bagi perusahaan.

Terdapat beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang menguntungkan

bagi karyawan sendiri namun tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sehingga

meskipun karyawan memiliki self efficacy yang tinggi namun hal ini tidak

mendorong karyawan untuk memiliki komitmen organisasi yang tinggi pula karena

hanya karyawan yang mendapat manfaat dari self efficacy yang dimiliki namun

perusahaan tidak mendapatkannya.

Page 19: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

10

D. Perbedaan Self Efficacy Ditinjau Dari Jenis Kelamin

Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai self efficacy yang

ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian mengenai perbedaan self efficacy yang

ditinjau dari jenis kelamin dilakukan oleh Bilali (2013) (dalam Odanga, Raburu &

Aloka, 2015), menunjukan hasil bahwa tidak ada perbedaan self efficacy antara

perempuan dan laki-laki. Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan adalah dosen

pada sebuah universitas. Tidak adanya perbedaan self efficacy disebabkan karena

dosen tidak terlibat secara langsung dalam pengajaran di kelas. Namun dalam

penelitian Mackay dan Parkinson (2010), menemukan bahwa laki-laki memiliki self

efficacy yang lebih tinggi. Lebih tingginya self efficacy pada laki-laki dalam

penelitian ini disebabkan karena pengetahuan yang diujikan cenderung lebih pada

pengetahuan yang dimiliki oleh laki-laki, sehingga perempuan memiliki self efficacy

yang lebih rendah.

E. Perbedaan Komitmen Organisasi Ditinjau Dari Jenis Kelamin

Sementara itu, penelitian mengenai perbedaan komitmen organisasi ditinjau

dari jenis kelamin yang dilakukan oleh Kumasey, Delle & Ofei (2014) menunjukan

bahwa laki-laki memiliki komitmen organisasi yang lebih kuat dibandingkan

dengan perempuan.Penelitian Kumasey dkk, dilakukan pada karyawan bank,

asuransi serta pelayanan masyarakat. Namun hasil penelitian Suki & Suki (2011)

dan Khalili & Asmawi (2012) menemukan laki-laki dan wanita memiliki komitmen

organisasi yang sama kuat.Komitmen organisasi memiliki dampak yang besar pada

kesusksesan keberhasilan organisasi. Sebab komitmen membuat karyawan lebih

Page 20: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

11

mudah mengidentifikasi tujuan dan nilai dalam perusahaan, memiliki dorongan

yang besar untuk terlibat dalam perusahaan, dan memiliki keingian untuk

menunjukan organizational citizenship behavior (OCB) Sedangkan Mathieu &

Zajac (1990) menemukan bahwa wanita memiliki komitmen organisasi yang lebih

tinggi. Tingginya komitmen organisasi pada wanita disebabkan karena wanita harus

mengatasi lebih banyak hambatan dibanding dengan laki-laki untuk mendapatkan

keanggotaan dalam organisasi. Sehingga ketika wanita mendapatkan

keanggotaannya maka ia akan cenderung untuk lebih memiliki komitmen dengan

organisasi tersebut dibandingkan dengan laki-laki karena ia cenderung lebih

menghargai keanggotaannya dalam organisasi.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Azwar

(2012) menyebutkan bahwa pada penelitian kuantitatif, data penelitian hanya akan

diintrepretasikan dengan lebih objektif apabila diperleh melaui suatu proses

pengukuran.

Variabel-veriabel yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel X : self-efficacy

b. Variabel Y : komitmen organisasi

Page 21: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

12

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada departemen produksi yang

berjumlah 151 orang.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau

sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri

atau sifat-sifat yang ada didalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Narbuko & Achmadi, 2003). Oleh karena itu, karakteristik subjek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah karyawan yang memiliki masa kerja lebih dari

samadengan satu tahun. Karyawan dengan masa kerja tersebut dipilih karena telah

memiliki komitmen organisasi pada tahapan percobaan (Cohen, 1993).

C. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Penulis melakukan pengumpulan

data dengan menyebarkan angket pada tanggal 5 Desember 2016 dan 15 Desember

2016.Subjek yang dipilih dalam penelitian ini yang bekerja lebih dari 1 tahun dan

dari departemen produksi.Dari 115 angket yang diberikan hanya 93 angket yang

diberikan kembali pada penulis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan try out

terpakai, dimana subjek yang digunakan dalam try out sekaligus digunakan dalam

penelitian.

D. Instrument Alat Ukur

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

psikologi, yaitu instrument yang dapat dipakai untuk mengukur atribut psikologis

Page 22: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

13

(Azwar, 1999). Terdapat dua skala yang akan digunakan yaitu skala komitmen

organisasi dan skala self-efficacy.

Skala self-efficacy

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self efficacy menggunakan skala self-

effikaasi general (general self-efficacy) yang dikembangkan oleh Sheerer &

Maddux (1982). Sheerer & Maddux mengembangkan skala self efficacy general

berdasarkan teori self efficacy Bandura dan terdiri dari 3 dimensi yaitu magnitude,

streght dan generality.Terdapat 24 aitem dalam skala self efficacy , yang terdiri dari

10 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable.Skala yang digunakan menggunakan

format likert dimana terdapat 5 pilihan jawaban.Penilaian yang digunakan adalah

semakin tinggi nilai yang diperoleh oleh subjek maka semakin tinggi self efficacy -

nya.Setelah dilakukan pengujian diskriminasi aitem terdapat 6 aitem yang gugur (1,

8, 15, 19, 21, 23). Dan dari uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil

Ϭ = 0,855.

Skala komitmen organisasi

Dalam penelitian ini alat ukur dari komitmen organisasi yang digunakan adalah alat

ukur yang dikembangkan oleh Allen & Meyer (1990). Alat ukur ini terdiri dari 3

dimensi yaitu afektif, normative dan kontinuan dengan total aitem sebanyak 24.

Dalam skala ini terdapat 15 aitem favorable dan 9 aitem unfavorable.Skala yang

digunakan menggunakan format likert dimana terdapat 5 pilihan jawaban.Penilaian

yang digunakan adalah semakin tinggi nilai yang diperoleh oleh subjek maka

semakin tinggi komitmen organisasinya.Setelah dilakukan pengujian diskriminasi

Page 23: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

14

aitem terdapat 6 aitem yang gugur (2, 4, 14, 18, 19, 21). Dan dari uji reabilitas

dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil Ϭ = 0,764.

Jenis Kelamin

Data mengenai jenis kelamin karyawan didapat berdasarkan laporan dari karyawan.

E. Teknik analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menggunakan teknik untuk

menguji hubungan antara kedua variabel yaitu Product Moment dari spearman dan

Uji-T. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program

komputer statistic SPSS seri 22.0 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Deskriptif

Self efficacy

Tabel 1 : Kategorisasi pengukuran skala self efficacy

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 71.4 ≤ x ≤ 85 Sangat Tinggi 33 35.49%

2 57.8 ≤ x < 71.4 Tinggi 68.27 55 59.14%

3 44.2 ≤ x < 57.8 Sedang 4 4.30%

4 30.6 ≤ x < 44.2 Rendah 1 1.07%

5 17 ≤ x < 30.6 Sangat Rendah 0 0.00%

Jumlah 93 100.00%

SD = 13.6, Min = 40 Max = 81

Page 24: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

15

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa karyawan yang berada pada kategori

sangat tinggi berjumlah 33 karyawan dengan prosentase sebesar 35.49%, pada

kategori tinggi sebanyak 55 karyawan dengan prosentase sebesar 59.14%, pada

kategori sedang berjumlah 4 karyawan dengan prosentase 4.30%, pada kategori

rendah berjumlah 1 karyawan dengan prosentase 1.07%, dan 0 karyawan pada

kategori sangat rendah. Berdasarkan data diatas juga dapat dilihat bahwa karyawan

rata-rata memiliki self efficacy yang tinggi yaitu 68.27, dengan standart defiasi

13.6.Skor karyawan bergerak dari skor minimum 40 dan skor maksimum 81

Tabel 2 : Kategorisasi hasil pengukuran skala Self efficacy Laki-laki

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 71.4 ≤ x ≤ 85 Sangat Tinggi 21 38.89%

2 57.8 ≤ x < 71.4 Tinggi 68.44 30 55.56%

3 44.2 ≤ x < 57.8 Sedang 2 3.70%

4 30.6 ≤ x < 44.2 Rendah 1 1.85%

5 17 ≤ x < 30.6 Sangat Rendah 0 0.00%

Jumlah 54 100.00%

SD = 13.6, Min = 40 Max = 80

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 21 karyawan laki-laki berada

pada kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar 38.89%, 30 karyawan laki-

laki berada pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar 55.56%, 2 karyawan

laki-laki berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 3.70% dan 1

karyawan berada pada kategori rendah dengan prosentase sebesar 1.85%. Rata-rata

karyawan laki-laki memiliki self efficacy tinggi yaitu 68.44, dengan skor minimum

40 dan maksimal 80.

Page 25: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

16

Tabel 3 : Kategorisasi hasil pengukuran skala Self efficacy Perempuan

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 71.4 ≤ x ≤ 85 Sangat Tinggi 12 30.77%

2 57.8 ≤ x < 71.4 Tinggi 68.02 25 64.10%

3 44.2 ≤ x < 57.8 Sedang 2 5.13%

4 30.6 ≤ x < 44.2 Rendah 0 0.00%

5 17 ≤ x < 30.6 Sangat Rendah 0 0.00%

Jumlah 39 100.00%

SD = 13.6, Min = 47 Max = 81

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 12 karyawan perempuan yang tergolong pada

kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar 30.77%, 25 karyawan perempuan

pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar 64.10%, 2 karyawan berada pada

kategori sedang dengan prosentase sebesar 5.13%. Rata-rata karyawan perempuan

memiliki self efficacy tinggi yaitu 68.02, dengan skor minimum 47 dan maksimum

81.

Komitmen Organisasi

Tabel 4 : Kategorisasi pengukuran skala komitmen organisasi

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 75.6 ≤ x ≤ 90 Sangat Tinggi 4 4.31%

2 61.2 ≤ x < 75.6 Tinggi 30 32.26%

3 46.8 ≤ x < 61.2 Sedang 60.36 58 62.36%

4 32.4 ≤ x < 46.8 Rendah 1 1.07%

5 18 ≤ x < 32.4 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 93 100.00%

SD = 14.4, Min = 46 Max = 80

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa karyawan yang berada pada kategori

sangat tinggi berjumlah 4 karyawan dengan prosentase sebesar 4.31%, pada

kategori tinggi sebanyak 30 karyawan dengan prosentase sebesar 32.26%, pada

Page 26: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

17

kategori sedang berjumlah 58 karyawan dengan prosentase 62.36%, pada kategori

rendah berjumlah 1 karyawan dengan prosentase 1.07%, dan 0 karyawan pada

kategori sangat rendah. Berdasarkan data diatas juga dapat dilihat bahwa karyawan

rata-rata memiliki komitmen organisasi yang sedang yaitu 60.36, dengan standart

defiasi 14.4.Skor karyawan bergerak dari skor minimum 46 dan skor maksimum 80.

Tabel 5 : Kategorisasi hasil pengukuran skala Komitmen Organisasi Laki-laki

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 75.6 ≤ x ≤ 90 Sangat Tinggi 4 7.41%

2 61.2 ≤ x < 75.6 Tinggi 20 37.04%

3 46.8 ≤ x < 61.2 Sedang 60.36 29 53.70%

4 32.4 ≤ x < 46.8 Rendah 1 1.85%

5 18 ≤ x < 32.4 Sangat Rendah 0 0.00%

Jumlah 54 100.00%

SD = 14.4, Min = 46 Max = 80

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 4 karyawan laki-laki yang

termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar 7.41%, 20

karyawan laki-laki pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar 37.04%, 29

karyawan karyawan laki-laki pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar

53.70%, dan 1 karyawan laki-laki pada kategori rendah dengan prosentase sebesar

1.85%. Rata-rata karyawan laki-laki berada pada kategori sedang yaitu 60.36,

dengan skor minimum 46 dan maksimum 80.

Page 27: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

18

Tabel 6 : Kategorisasi hasil pengukuran skala Komitmen Organisasi Perempuan

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 75.6 ≤ x ≤ 90 Sangat Tinggi 0 0.00%

2 61.2 ≤ x < 75.6 Tinggi 10 25.64%

3 46.8 ≤ x < 61.2 Sedang 60.36 29 74.36%

4 32.4 ≤ x < 46.8 Rendah 0 0.00%

5 18 ≤ x < 32.4 Sangat Rendah 0 0.00%

Jumlah 39 100.00%

SD = 14.4, Min = 50 Max = 74

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 10 karyawan perempuan yang

berada dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 25.64%, 29 karyawan

perempuan dalam kategori sedang dengan prosentase sebesar 74.36%.Rata-rata

komiten organisasi karyawan perempuan berada dalam kategori sedang yaitu 60.36,

dengan skor minimum 50 dan maksimal 74.

Uji Normalitas

Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas Self efficacy dan Komitmen Organisasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

self_efficacy commitment_organizational

N 93 93

Normal

Parametersa,b

Mean 68.27 60.37

Std.

Deviation 7.405 6.742

Most

Extreme

Differences

Absolute .109 .097

Positive .052 .097

Negative -.109 -.076

Test Statistic .109 .097

Asymp. Sig. (2-tailed) .008c .031

c

Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa kedua variabel memiliki

nilai signifikan p < 0.05. Variabel self efficacy memiliki nilai K-S-Z = 0.109

Page 28: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

19

dengan probabilitas / signifikansi sebesar 0.008 (p < 0.05). Sedangkan variabel

komitmen organisasi memiliki nilai K-S-Z = 0.097 dengan probabilitas / nilai

signifikasi 0.031 (p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel self

efficacy dan komitmen organisasi memiliki sebaran data yang berdistribusi tidak

normal.

Tabel 8 : Hasil Uji Normalitas Self efficacy pada karyawan laki-laki dan perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

self efficacy

N 93

Normal

Parametersa,b

Mean 68.27

Std. Deviation 7.405

Most Extreme

Differences

Absolute .109

Positive .052

Negative -.109

Test Statistic .109

Asymp. Sig. (2-tailed) .008c

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa self efficacy memiliki nilai

signifikansi p < 0.05, dengan nilai K-S-Z = 0.109 dengan probabilitas / signifikansi

sebesar 0.008 (p < 0.05). Sehingga sebaran data berdistribusi tidak normal.

Page 29: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

20

Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi pada karyawan laki-laki dan

perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

komitmen

organisasi

N 93

Normal

Parametersa,b

Mean 60.37

Std. Deviation 6.742

Most Extreme

Differences

Absolute .097

Positive .097

Negative -.076

Test Statistic .097

Asymp. Sig. (2-tailed) .031c

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa komitmen organisasi memiliki nilai

signifikansi p < 0.05, dengan nilai K-S-Z = 0.097 dengan probabilitas / signifikansi

sebesar 0.031 (p < 0.05). Sehingga sebaran data berdistribusi tidak normal.

Uji Linieritas

Tabel 10 : Hasil Uji Lineritas antara Self efficacy dan Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

commitment_organizational

* self_efficacy

Between

Groups

(Combined) 1570.378 26 60.399 1.527 .086

Linearity 441.222 1 441.222 11.152 .001

Deviation

from

Linearity

1129.156 25 45.166 1.142 .326

Within Groups 2611.192 66 39.564

Total 4181.570 92

Berdasarkan uji Linieritas menggunakan Anova, diperoleh hasil F linearity sebesar

1.142 dan nilai signifikasi sebesar 0.326 (p > 0.05), maka dapat disimulkan bahwa

variabel self efficacy dan komitmen organisasi bersifat linier

Page 30: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

21

Analisis Korelasi

Tabel 11 : Hasil Uji Korelasi antara Self efficacy dan Komitmen Organisasi

Correlations

self_efficacy

commitment_organi

zational

Spearman's

rho

self_efficacy Correlation

Coefficient 1.000 .286

**

Sig. (1-

tailed) .003

N 93 93

commitment_organizational Correlation

Coefficient .286

** 1.000

Sig. (1-

tailed) .003

N 93 93

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa data

berdistribusi tidak normal dengan signifikasi (p < 0.05) dan kedua variabel linier (p

> 0.05), maka uji korelasi menggunakan Spearman rho. Dan berdasarkan uji

korelasi didapatkan koofisien korelasi antara self efficacy dan komitmen organisasi

sebesar 0.286 dengan signifikansi = 0.003 (p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara self efficacy dan komitmen

organisasi. Jadi semakin tinggi self efficacy seorang karyawan maka akan semakin

tinggi pula komitmen organisasinya, dan begitu pula sebaliknya. Ditemukan pula

bahwa self efficacy memberika sumbangan sebesar 8.1 %, artinya 91.9% komitmen

organisasi dipengaruhi oleh factor-faktor lain.

Page 31: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

22

Uji Beda

Tabel 14 : Hasil Uji Beda Self efficacy pada karyawan laki-laki danperempuan

Berdasarkan hasil dari uji independent sample t tes yang disajikan pada tabel diatas,

terlihat bahwa nlai t hitung sebesar 0.276 dengan nilai signifikansi sebesar 0,783 (>

0,05) yang berarti positif sehingga tidak ada perbedaan Self efficacy ditinjau dari

jenis kelamin karyawan.

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

self

efficacy

Equal

variances

assumed

1.407 .239 .268 91 .789 .419 1.564 -2.688 3.525

Equal

variances

not

assumed

.276 89.366 .783 .419 1.516 -2.593 3.430

Page 32: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

23

Tabel 15 : Hasil Uji Beda Komitmen Organisasi pada karyawan laki-laki dan perempuan

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

skor Equal

variances

assumed

4.946 .029 1.774 91 .079 2.484 1.400 -.298 5.266

Equal

variances

not

assumed

1.886 90.644 .063 2.484 1.318 -.133 5.102

Berdasarkan hasil dari uji independent sample t tes yang disajikan pada tabel diatas,

terlihat bahwa nlai t hitung sebesar 1.886 dengan nilai signifikansi sebesar 0,063 (>

0,05) yang berarti positif sehingga tidak ada perbedaan komitmen organisasi

ditinjau dari jenis kelamin karyawan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji korelasi yang diperoleh terdapat hubungan positif

signifikan antara self efficacy dan komitmen organisasi, dengan koefisien korelasi

P< 0.05 Sehingga hal ini berarti semakin tinggi self efficacy karyawan maka

semakin tinggi pula komitmen organisasinya, dan begitu pula sebaliknya, semakin

Page 33: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

24

rendah self efficacy maka semakin rendah komitmen organisasinya. Dan dalam

hasil analisis deskriptif , karyawan memiliki self efficacy dalam kategori tinggi

sedangkan komitmen organisasi dalam kategori sedang. Sedangkan berdasarkan

hasil uji komparasi diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan self efficacy dan

komitmen organisasi pada karyawan laki-laki maupun perempuan.

Terdapat beberapa kemungkinan bahwa self efficacy memiliki hubungan

positif signifikan dengan komitmen organisasi. Pertama, sebagian besar karyawan

menunjukan bahwa mereka memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka (self

efficacy ) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan yang

dibuktikan dengan berbagai bentuk aktifitas yang dilakukan untuk

menyelesaikannya. Sehingga karyawan akan dapat menangani situasi yang menekan

dengan lebih baik dan mengubahnya menjadi tantangan dan dapat membuat

komitmen mereka terhadap organisasi menjadi berkembang. Pendapat ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan Tsai dkk (2011), Argawal dan Misrha (2016), Alam

(2016), Arya,Sharma, M & Singh (2012) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif signifikan antara self efficacy dengan komitmen organisasi.

Kedua, para karyawan juga memiliki keyakinan yang tinggi terhadap

kemampuan mereka (self efficacy ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

diberikan.Keyakinan ini mendorong mereka untuk lebih gigih dan berjuang agar

dapat melakukan suatu pekerjaan meskipun mungkin mereka belum memiliki

pengalaman yang menunjang Sehingga, hal tersebut dapat mendorong karyawan

untuk terus bekerja dalam suatu perusahaan dan menimbulkan komitmen organisasi

Page 34: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

25

dalam diri karyawan.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Argawal

dan Misrha (2016) yang meneliti mengenai self efficacy sebagai prediktor

komitmen organisasi pada pegawai di India.Hasil yang didapatkan menunjukan

bahwa self efficacy memiliki hubungan positif signifikan dengan komitmen

organisasi.Hubungan positif signifikan juga ditemukan antara self efficacy pada

ketiga dimensi dari komitmen organisasi, yaitu afektif, normative dan kontinuan.

Kemungkinan selanjutnya adalah, keyakinan karyawan mengenai

kemampuan yang mereka miliki (self efficacy ) dalam melakukan suatu pekerjaan

digeneralisasikan pada berbagai situasi yang dihadapi oleh karyawan.Yang

kemudian mendorong karyawan untuk dapat bekerja sesuai dengan tuntutan

pekerjaan dan tujuan yang diberikan.Sehingga karyawan lebih mudah beradaptasi

dengan lingkungan pekerjaan dan menjadi indikasi adanya komitmen organisasi

dalam diri karyawan. Hal ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Perdue dkk

(2007) (dalam Tsai, 2011) yang melihat hubungan antara self efficacy dan

kepuasan kerja dalam prespektif teori keputusan karir, mengindikasikan terdapat

korelasi positif signifikan antara self efficacy dan kepuasan kerja, dan tingginya self

efficacy membantu seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

Dalam penelitian ini juga ditemukan hasil bahwa self efficacy karyawan

termasuk dalam kategori tinggi. Tingginya self efficacy yang dimilki oleh karyawan

dikarenakan karyawan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan

mereka (self efficacy ) untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Selain itu,

para karyawan juga menunjukan kemamampuan mereka dalam menyelesaikan

Page 35: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

26

pekerjaan dan sesuai dengan tujuan atau yang diharapkan oleh perusahaan.Sehingga

dengan hal ini, membuat karyawan memiliki self efficacy yang tinggi karena

keyakinan mereka didukung juga oleh performa mereka dalam bekerja.Pendapat ini,

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Felzt (1982) (dalam Locke & Lee,

1984) yang menunjukan bahwa self efficacy dan performa berkorelasi

resiprokal.Bandura (1982) juga menemukan bahwa performa masa lalu merupakan

penentu self efficacy .

Sementara itu, komitmen organisasi karyawan dalam penelitian ini termasuk

dalam kategori sedang.Hal ini karena para karyawan memiliki masa kerja yang rata-

rata masih tergolong dalam tahapan percobaan, yaitu 1-4 tahun (Cohen, 1993).Hal

ini juga disebabkan karena rata-rata para karyawan belum menjadi karyawan tetap,

dan jika masa kontrak habis maka karyawan cenderung tidak diperpanjang lagi oleh

perusahaan.Sehingga membuat komitmen organisasi yang dimiliki oleh para

karyawan berada dalam kategori sedang serta cenderung tidak dapat berkembang.

Hal ini didukung oleh penelitian yang juga dilakukan oleh Cohen (1993) yang

menunjukan hasil bahwa komitmen organisasi berhubungan paling kuat dengan

masa kerja ≥ 9 tahun, sebab para karyawan telah mengevaluasi dan mengakumulasi

investasi yang ada, dan jika mereka merasa cukup maka mereka akan tetap tinggal

dalam perusahaan tersebut.

Dalam penelitian ini, ditemukan self efficacy memberikan sumbangan

sebesar 8.1% terhadap komitmen organisasi, sehingga 91.9% komitmen organisasi

masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Page 36: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

27

Gondokusumo & Sutanto (2015) yang meneliti tentang komitmen organisasi

menunjukan bahwa komitmen organisasi dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu

motivasi dan kepuasan kerja. Motivasi dan kepuasan kerja memberikan sumbangan

sebesar 51.7% terhadap komitmen organisasi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi

komitmen organisasi adalah persepsi terhadap keadilan kompensasi. Penelitian

Oktarini dan Indrawati (2014) menunjukan bahwa persepsi terhadap keadilan

kompensasi terhadap komitmen organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar

68.2%. Faktor lain yang juga mempengaruhi komitmen organisasi seperti iklim

organisasi, kepuasan kerja, masa kerja dan lainya.

Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan self

efficacy pada karyawan laki-laki maupun perempuan.Sehingga jenis kelamin bukan

merupakan faktor yang menonjol pada self efficacy .Sebab, baik karyawan laki-laki

maupun perempuan, mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik secara

berulang dan mendapatkan feedback yang baik dari atasan.Pernyataan ini didukung

oleh Bandura (1997) (dalam Agu, 2015 ) yang berpendapat bahwa self efficacy

dibentuk oleh pengalaman diri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Bilali (2013) (dalam Odanga, Raburu & Aloka, 2015), dimana tidak

terdapat perbedaan self efficacy antara laki-laki dan perempuan. Penelitian Sawari

& Mansor (2013) juga menyebutkan bahwa jenis kelaminmemiliki korelasi yang

rendah terhadap self efficacy .

Hasil uji beda pada komitmen organisasi juga menunjukan tidak ada

perbedaan antara karyawan laki-laki dan perempuan. Hal ini karena para karyawan

Page 37: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

28

merasa perusahaan memiliki arti bagi mereka, sehingga para karyawan memiliki

kesediaan yang lebih besar untuk tetap tinggal dan mencapai tujuan perusahaan.Para

karyawan juga merasa perusahan memberikan keuntungan bagi mereka dan

membuat karyawan merasa enggan untuk meninggalkan perusahaan.Selain itu,

karyawan merasa memiliki kewajiban untuk loyal terhadap perusahaan dan

mendorong karyawan untuk memiliki komitmen organisasi yang lebih

tinggi.Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Suki & Suki (2011) dan Khalili &

Asmawi (2012) yang menyebutkan bahwa karyawan laki-laki dan perempuan

memiliki komitmen organisasi yang sama besar.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan bahwa:

(1) Ada hubungan positif signifikan antara self efficacy dan komitmen organisasi

dengan nilai koefisiensi P < 0.05.

(2) Tidak ada perbedaan self efficacy antara karyawan laki-laki dan perempuan

(5) Tidak ada perbedaan komitmen organisasi antara karyawan laki-laki dan

perempuan.

Page 38: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

29

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa keterbatasan,

maka penulis memberikan beberapa saran :

1. Bagi perusahaan

Perusahaan memberi dukungan kepada karyawan untuk melakukan tugas

dengan penuh keyakinan diri sehingga dapat mancapai komitmen organisasi

yang tinggi melalui pemberian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

kekuatan dan kelemahan karyawan tersebut.

2. Bagi karyawan

Karyawan diharapkan dapat menunjukan bahwa diri mereka memiliki keyakinan

dan dapat lebih fokus dalam menjalankan pekerjaan mereka melalui berbagai

cara diantaranya menjalankan tugas dengan penuh keyakinan sehingga dapat

menyelesaikannya tepat waktu

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti dapat melihat faktor lain yang juga mempengaruhi komitmen

organisasi, sehingga didapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Page 39: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

30

DAFTAR PUSTAKA

Agu. O. L. (2015). Work engagement, organizational commitment, self efficacy and

organizational growth : a literature review. Journal of information and

management knowledge 6(1). 14-29

Allen, N.J & Meyer, Jhon.P. (1990). The Measurement and Antecedent of Affective,

Normative and Continuance Commitment to The Organization. Journal of

Occupational Psychology 63. 1-18

Argawal, S & Mishra, P.C. (2016).Self efficacy as predictors of organizational

commitment among revenue personel.Journal of Indian psychology 3 (4)

Arya, B; Sharma, M & Singh, S. (2012). Moderating Effect of Role Gender Orientation

on The Relationship Between Organizational Commitment and Self-Efficacy.

Journal of Scientific and Research Publication 2(12). 1-5

Azeem, S. M. (2010). Job Statisfaction and Organizational Commitment Among

Employee in The Sultanate of Oman. Journal Psychology 1. 259-299

Azwar, S. (2014).Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Chaudary, R; Rangnekar, S; & Barua, M. K. (2014). Impact of Occupational Self-

Efficacy on Employee Engagement : An Indian Prespektif. Journal of The

Indian Academy of Applied Psychology 38(2). 329-338

Cohen, A. (1993). Age and Tenure in Relation to : Organizational Commitment : A

Meta Analysis. Journal Basic and Applied social Psychology 14(2). 143-159

Deddy, Y; Sitorus, K.S; Kirana, K.C. (2012).Pengaruh Psychological Capital Terhadap

Komitmen Organisasi.Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi 1(1).

24-38

Freist, J & Freist, G. J. (2014).Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika

Gist, M. E. (1987). Self-efficacy : Implication for Organizational Behavior and Human

Resources Management. Journal Academy of Managemen Review 12(3). 472-

485

Gondokusumo, S & Sutanto, E.M (2015).Motivasi kerja, kepuasan kerja dan komitmen

organisasional karyawan.Jurnal manajemen dan keriwausahaan 17(2). 186-

196

Grennberg, J & Baron, R.A. (2008).Behavior in organizations.Canada : Pearson

Education

Page 40: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

31

Haris, G. E & Cameron, J. E. (2005). Multiple Dimensions of Organizational

Identification and Commitment as Predictors of Turn Over Intention and

Psychological Well-Being. Canadian journal of Behavior Science 37(3). 159-

169

Khalili, A & Asmawi, A. (2012). Appraising the impact of gender differences on

organizational commitment : empirical evidence from private SME in Iran.

Internatioal journal of business and management 7(5).

Kurniawan, A. (2015). Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Organitazional

Citizen Behavioristic (OCB) PT.X Bandung.Jurnal Managemen 15(1). 95-118

Kumasey, A. S, Delle, E & Ofei, S. B. (2014). Occupational stress and organizational

commitment : does sex and managerial status matter?. International journal of

business and social research 4(5).

Mackay, J. & Parkinson, J. (2010).Gender, self�efficacy and achievement among

South African technology teacher trainees.Gender and Education 22 (1): 87 –

103.

Matheiu, J. E & Zajac, D. M. (1990). A review and meta analysis of the antecedent,

correlates and consequences of organizational commitment. Psychological

bulletin 108(2). 171-194

Memari, N; Mahdieh, O; & Marnani, A. B. (2013). The Impact of Organizational

Commitment on Employees Job Performance “ Study of Meli Bank”. Journal

of Contemporary Research Business 5(5). 164-171

Mieantho, S & Santhoso, F.H. (1999). Nilai-nilai Kerja dan Komitmen Organisasi :

Sebuah Studi Dalam Konteks Indonesia. Jurnal Psikologi 1. 29-40

Narbuko, C & Achmadi, H. A. (2003).Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Oktarini, K. R. D & Indrawati, K. R (2014).Hubungan antara persepsi terhadap keadilan

kompensasi dengan komitmen organisasi di Hospitality Industri.Jurnal

psikologi udayana 1(2). 291-300

Odanga Sylvester. J.O, Raburu Pamela.A, Aloka Peter.J.O. (2015).Influence of gender

self efficacy in secondary schools of Kisumutu, Kenya.Academic journal of

interdisciplinary studies 4(3). Doi:10.5901/ajis.2015.v4n3p189

Osa, I. G & Amos, Idowu, O. A. (2014). The Impact of Organizational Commitment on

Employee Productivity ; A Case Study of Nigeria Brewery, PLC. Journal of

Research in Bussines Management 2(9). 107-122

Rahayu, F.D. (2012). Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Komitmen

Organisasi pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful

Malang.Jurnal Psikologi 1(2). 61-73

Page 41: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

32

Rastogi, R & Rathi, N. (2009). Assessing The Relationship Between Emotional

Intelligence, Occupational Self-efficacy and Organizational commitment.

Journal of The Indian Academy of Applied Psychology 35. 93-102

Sawari.Siti.M & Mansor.N. (2013). A study of student’s general self efficacy related to

gender differenes. International journal of informative and futuristic reseach

1(4). 62-67

Shaleh, S.M; Zahari, A,S,M; Said, Nur, S.M; Ali, S.R.O. (2016). The Influence of

Work Motivation on Organizational Commitment in The Workplace. Journal

of Applied Environmental and Biological Sciences 6(5s). 139-143

Sinha. S. P, Talwar. T & Rajpal. R. (2002). Correlation study of organizational

commitment, self efficacy and psychological bariers to technological change.

Psychologia 45. 176-183

Suki, N. M & Suki, N. M. (2011). Job statisfaction and organizational commitment : the

effect of gender. International journal of psychology research 6(5). 1-5

Salem, A; Saba, G; Adnan, A. (2013). Self-efficacy and Optimism as Predictors of

Organizational Commitment Among Bank Employees. Journal of Research

Studies in Psychology 2(2). 33-42

Shahnaz, M.G & Jafri, M.H. (2009).Psychological Capital as Predictors of

Organizational Commitment and Organizational Citizenship Behavior.Journal

of the Indian Academy of Applied Psychology 35(special issue). 78-84

Shereer, M & Maddux, James.E. (1982). The Self-efficacy Scale : Construction and

Validation. Journal Psychological Report 51. 663-671

Sianipar, A.R.B & Haryanti, K. (2014).Hubungan Komitmen Organisasi dan Kepuasan

Kerja Dengan Intensi Turnover Karyawan Bidang Produksi CV.X.Jurnal

Psikodimensia 13(1). 98-114

Somaya, D & Williamson, I.O. (2008). Rethink The “War for Talent”. MTSIoan

Managemen Review 49(4). 29-35

Tsai, Ming-Ten; Tsai, Chung-lin; & Wang, Yi-Chou. (2011). A Study Relationship

Between Leadership Style, Emotional Intelligence, Self-Efficacy and

Organizational Commitment : A Case Study of The Banking Industry in

Taiwan. African Journal of Bussnies Management 5(13). 5319-5329

Wirmayanis, S. (2014). Pengaruh Kemampuan Kerja, Komitmen Organisasi dan

Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Dinamika Managemen 2(3). 209-

211

Wolowska, A. (2014). Determinant of Organitazional Commitment.Journal Resources

Managemen & Ergonomic 7 (1). 129-146

Page 42: HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13147/1/T1_802013056_Full... · akan resign dari perusahaan. Sehingga membuat peningkatan

33

Yusril. N, Nelmida, Antoni. (2014). Pengaruh faktor organisasi dan faktor personal

terhadap komitmen organisasi dengan self efficacy sebagai variabel

intervening pada guru SD negeri kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman

Barat.Ejournal bunghatta 5(2).