hubungan pusat dan daerah dalam … · hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan...

13
Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy) SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012 224 HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA Oleh: Yusef Wandy Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Langlangbuana Bandung e-mail: [email protected] ABSTRAK Persoalan pokok di bidang pemerintahan sesudah Era Reformasi adalah penyelenggaraan Pembangunan Nasional. Penumpukan kekuasaan dan wewenang pemerintah pusat yang berlebihan pada masa orde baru, menjadikan masyarakat di daeah-daerah hidup dalam kondisi kemiskinan dan kemelaratan. Sebagian para cendekiawan menyebutkan secara ekstrim sebagai ‘proses pemiskinan oleh pusat ke daerah”. Harapan dari pemerintah daerah untuk dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak sendiri semakin jauh dari kenyataan. Memasuki era reformasi pemerintah melancarkan Sistem Desentralisasi melalui Otonomi Daerah dan Otonomi Khusus yang mengatur Hubungan Pusat dan Daerah. Melalui sistem ini pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan Otonomi Daerah dan pengaturan sumber daya nasional. Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Di sisi lain melalui sistem ini diharapkan akan mendorong daerah semakin kreatif dan inovatif dalam merancang program pembangunan daerahnya. Permasalahan yang ada adalah apakah di masa yang akan datang Era Reformasi tetap mampu mempertahankan keseimbangan antara tuntutan adanya suatu Pemerintahan Pusat yang kuat di satu sisi dan dan adanya keharusan membantu Pemerintahan Daerah untuk perkembangan pembangunan daerah di sisi lain. Kata Kunci: Hubungan Pusat dan Daerah, Pembangunan. ABSTRACT The main issue in the government area after the new order area is the implementation of national development. Centralization of government’s authority in the new order era made the people in the region lived in the poorness and miserable condition. Some intellectuals mentioned extremely as “a poorness process by the center to the region.” The hope from the region government to build its own region based on its will and ability is getting farther from the reality. Entered reformation era, government implemented a decentralization system though region autonomy and special autonomy that regulate the center and region relationship. Through this system, the region development which is an integral part from the national development is implemented based on region autonomy and arrangement of national resources. These region autonomy system will give an opportunity to increase the democratic environment, and also efficiency and successful of governmental service and development to increase people’s welfare. It is hoped that this system will encourage region to be more creative and innovative in designing the development program in its region. The problem is, will reformation era in the next future be able to keep the balance between

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

224

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM

PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Oleh: Yusef Wandy

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Langlangbuana Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Persoalan pokok di bidang pemerintahan sesudah Era Reformasi adalah penyelenggaraan

Pembangunan Nasional. Penumpukan kekuasaan dan wewenang pemerintah pusat yang

berlebihan pada masa orde baru, menjadikan masyarakat di daeah-daerah hidup dalam kondisi kemiskinan dan kemelaratan. Sebagian para cendekiawan menyebutkan secara

ekstrim sebagai ‘proses pemiskinan oleh pusat ke daerah”. Harapan dari pemerintah daerah

untuk dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak sendiri semakin jauh dari kenyataan. Memasuki era reformasi pemerintah melancarkan Sistem Desentralisasi

melalui Otonomi Daerah dan Otonomi Khusus yang mengatur Hubungan Pusat dan Daerah.

Melalui sistem ini pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional dilaksanakan berdasarkan Otonomi Daerah dan pengaturan sumber daya nasional. Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang

berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan

pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Di sisi lain melalui sistem ini diharapkan akan mendorong daerah semakin kreatif

dan inovatif dalam merancang program pembangunan daerahnya. Permasalahan yang ada

adalah apakah di masa yang akan datang Era Reformasi tetap mampu mempertahankan

keseimbangan antara tuntutan adanya suatu Pemerintahan Pusat yang kuat di satu sisi dan dan adanya keharusan membantu Pemerintahan Daerah untuk perkembangan pembangunan

daerah di sisi lain.

Kata Kunci: Hubungan Pusat dan Daerah, Pembangunan.

ABSTRACT

The main issue in the government area after the new order area is the implementation of

national development. Centralization of government’s authority in the new order era made

the people in the region lived in the poorness and miserable condition. Some intellectuals mentioned extremely as “a poorness process by the center to the region.” The hope from the

region government to build its own region based on its will and ability is getting farther from

the reality. Entered reformation era, government implemented a decentralization system though region autonomy and special autonomy that regulate the center and region

relationship. Through this system, the region development which is an integral part from the

national development is implemented based on region autonomy and arrangement of national resources. These region autonomy system will give an opportunity to increase the

democratic environment, and also efficiency and successful of governmental service and

development to increase people’s welfare. It is hoped that this system will encourage region

to be more creative and innovative in designing the development program in its region. The problem is, will reformation era in the next future be able to keep the balance between

Page 2: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

225

demand for a strong center government in one side and an obligation to help the region

government to develop the region development in another side.

Keyword: Center and region relationship, development.

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional, Hubungan Pusat

Daerah itu demikian eratnya, karena

hakekatnya pembangunan daerah

merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Selama masa

Orde Baru, harapan yang besar dari

Pemerintah Daerah untuk dapat

membangun daerah berdasarkan

kemampuan dan kehendak daerah sendiri

temyata dari tahun ke tahun dirasakan

semakin jauh dari kenyataan.Yang terjadi

adalah ketergantungan fiskal dan subsidi

serta bantuan Pemerintah Pusat sebagai

wujud ke-tidakberdayaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dalam membiayai Belanja

Daerah.

Dalam Hubungan Pusat dan Daerah

ini telah diimplementasikan melalui

tatanan Undang-Undang Otonomi Daerah

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah yang

menjelaskan bahwa pembangunan daerah

merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang dilaksanakan

melalui otonomi daerah dan pengaturan

sumber daya nasional, yang memberi

kesempatan bagi peningkatan demokrasi

dan kinerja daerah yang berdaya guna dan

berhasil guna dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

pembangunan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat menuju

masyarakat yang bebas korupsi, kolusi

dan nepotisme. Untuk itu diperlukan

keikutsertaan masyarakat, dengan

menekankan pada pembagian urusan yang

berkeseimbangan berdasarkan asas

ekstemalitas, transparansi, akuntabihtas

dan efisiensi.

Secara umum pembangunan daerah

sebagaimana yang dijelaskan dalam

Program Pembangunan Nasional

(Propenas) Tahun 2004, ditujukan untuk

mengembangkan otonomi daerah secara

luas, nyata dan bertanggung jawab,

mempercepat pembangunan ekonomi

daerah yang efektif dan kuat,

mempercepat pembangunan pedesaan,

mewujudkan perimbangan keuangan

antara pusat dan daerah secara adil,

memberdayakan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), meningkatkan

kualitas sumber daya manusia di daerah

Page 3: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

226

dan meningkatkan pembangunan di

seluruh daerah guna mencapai masyarakat

yang adil dan sejahtera.

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Pengertian Pembangunan

Istilah "pembangunan" pada saat ini

diterjemahkan dari istilah asing

"development” yang berarti

perkembangan. Istilah pembangunan

mempunyai arti luas, baik mencakup

pengertian yang abstrak maupun yang

nyata dan meliputi berbagai objek baik

yang merupakan organisasi hidup maupun

benda mati yang tidak bergerak. Secara

harfiah terdapat beberapa pengertian

pembangunan yang dikemukakan sebagai

berikut:

a. Pembangunan adalah usaha secara

sadar untuk mengubah nasib atau

ikhtiar untuk mengubah masa lampau

yang buruk menjadi jaman baru yang

lebih balk lagi (Poerwadarminta,

1996:87).

b. Pembangunan didefinisikan sebagai

suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan peaibahan yang

berencana yang dilakukan secara

sadar oleh suatu bangsa, negara dan

pemerintah menuju modernitas dalam

rangka pembinaan bangsa (Siagian,

1984:3).

c. Pembangunan merupakan suatu

proses pembaruan yang kontinyu dan

terus menerus dari suatu keadaan ke

keadaan yang dianggap lebih baik

(Tjokroamidjoyo, 1986).

d. Ahli lain mengatakan pembangunan

adalah proses multi dimensi yang

mencakup perubahan-perubahan

penting dalam struktur sosial, sikap-

sikap rakyat dan lembaga-lembaga

Nasional dan akselerasi pertumbuhan

ekonomi, pengurangan kesenjangan

(Inequality) dan pemberantasan

kemiskinan absolut.

Berdasarkan beberapa pengertian

atas, dapat ditarik beberapa inti pokok

sebagai berikut:

Pertama, Pembangunan sebagai

sarana perubahan, sasaran pembangunan

biasanya meliputi bidang fisik dan non

fisik. Pembangunan fisik cirinya dapat

dilihat dan diukur. Sedang non fisik

cirinya adalah sulit dilihat, sulit diukur

dan hanya dapat dirasakan. Pembangunan

non fisik mencakup perubahan nilai

perilaku sikap hidup masyarakat dari

keadaan yang tradisional ke arah yang

nasional dalam anti yang menunjang

pembangunan.

Kedua, Pembangunan dalam anti

pertumbuhan, antinya pembangunan

tidaklah bersifat statis akan tetapi

sebaliknya dinamis, melalui tahapan-

Page 4: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

227

tahapan tertentu. Bagi negara kurang maju

(developed), sekaligus untuk menuju ke

arah itu membutuhkan sumber daya dan

menghadapi tantangan yang tidak ringan.

Rostow (1960) merupakan salah satu

ilmuwan yang menonjolkan dalam

karyanya yang berjudul "The Stages of

Economic Growth: A Non Communist

Manifest" menjelaskan bahwa tahap-tahap

pertumbuhan yang dilalui negara modern

hingga mencapai keadaan sekarang itu

adalah:

a. Masyarakat tradisional di mana

produktivitas ekonomi masih terbatas

karena tidak mencukupinya

pengembangan teknik-teknik

ekonomi.

b. Pra kondisi untuk tinggal landas, di

mana pembangunan merupakan

sektor utama (dealing sector) dalam

ekonomi yang secara positif

mempengaruhi sektor-sektor yang

lain, peningkatan produktivitas

pertanian untuk menunjang aktivitas

sektor utama dan peningkatan.

c. Tinggai landas (take off) yakni satu

interval di mana bagian yang lama

dari frame work social, politik dana

institusional untuk memudahkan

dorongan menuju perluasan

pembangunan.

d. Masa menjelang kedewasaan, suatu

interval panjang untuk bertahap kalau

fluktuasi ekonomi bergerak maju,

dengan investasi yang mantap

sebesar 10% s.d 20% dari pendapatan

nasional dan adanya sektor-sektor

utama lainnya yang mendukung

sektor utama yang lain.

e. Abad konsumsi massa yang tinggi

suatu perubahan struktural tidak lagi

terjadi secara cepat, dan sektor utama

bergerak ke arah barang-barang

konsumen dan jasa.

Pengertian Pembangunan Nasional

Konsep pembangunan Nasional

berkaitan erat dengan pembangunan

bangsa. Dari beberapa pendapat sarjana

antara lain dapat diungkapkan bahwa

pembangunan bangsa merupakan bagian

integral pembangunan Nasional suatu

Negara. Pembangunan setiap bangsa

Dunia Ketiga bersifat multi dimensi yaitu

pembangunan yang meliputi semua segi

kehidupan nasional: politik, ekonomi,

sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

Oleh karena itu berbagai sumber

menjelaskan pembangunan politik dan

pembangunan sosial.

Kesimpulan yang sama juga

dikemukakan oleh Siagian (1984) bahwa

istilah pembangunan nasional harus

dilihat dalam konteks yang luas.

Alasannya bahwa terdapat kesepakatan

yang mengatakan bahwa pembangunan

Page 5: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

228

nasional harus mencakup segala segi

kehidupan dan penghidupan bangsa

negara yang bersangkutan meskipun

dengan skala prioritas yang berbeda dari

satu Negara ke Negara yang lain.

Pada hakekatnya pembangunan

Nasional didasarkan pada lima ide pokok

yaitu:

a. Pembangunan pada dasarnya

mengandung pengertian perubahan

dalam anti mewujudkan suatu kondisi

kehidupan bernegara dan

bermasyarakat.

b. Pembangunan dalam anti pertumbuhan

yaitu kemampuan suatu Negara,

bangsa untuk terus berkembang baik

secara kuantitatif maupun kualitatif

cakupannya perlu meliputi seluruh segi

kehidupan.

c. Pembangunan adalah rangkaian usaha

yang secara sadar dilakukan, artinya

keadaan sadar atau tidak terjadi dengan

sendirinya, tujuan, arah dan jenis

berbagai kegiatan dengan sengaja

ditentukan dan seluruh potensi serta

kekuatan Nasional diarahkan.

d. Pembangunan didasarkan ada suatu

rencana yang tersusun secara rapi

untuk satu kurun waktu tertentu.

e. Pembangunan muaranya adalah tujuan

akhir suatu Negara yang biasanya

berkisar pada konsep-konsep keadilan

sosial, kemakmuran yang merata,

perlakuan yang sama di mata hukum,

kesejahteraan material, mental dan

spiritual, kebahagiaan untuk semua,

ketenteraman, keamanan.

Dalam hubungannya dengan

pembangunan Nasional di Indonesia

misalnya dalam Program Pembangunan

Nasional 2004 ditegaskan bahwa tujuan

nasional termaktub dalam Pembukaan

UUD 1945 diwujudkan melalui

pelaksanaan penyelenggaraan negara yang

berkedaulatan rakyat dan demokratis

dengan mengutamakan persatuan dan

kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Penyelenggaraan negara

dilaksanakan melalui pembangunan

nasional dalam segala aspek kehidupan

bangsa oleh penyelenggara negara yang

lembaga tertinggi negara bersama-sama

seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan

nasional merupakan usaha peningkatan

kualitas manusia dana masyarakat

Indonesia yang dilakukan secara

berkelanjutan, berlandaskan kemampuan

nasional dan memanfaatkan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta

memperhatikan tantangan perkembangan

global. Dalam pelaksanaannya mengacu

pada kepribadian bangsa dan nilai luhur

yang universal untuk mewujudkan

kehidupan bangsa yang berdaulat,

Page 6: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

229

mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan

kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Pelaksanaan pembangunan nasional

dituangkan dalam program pembangunan

nasional lima tahun (Propenas) yang

menurut uraian kebijakan secara rinci dan

terukur yang ditetapkan oleh Presiden

bersama DPR. Propenas ini dirinci dalam

Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta)

yang memuat anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Lebih lanjut dikemukakan oleh

Siagian (1984) bahwa penyelenggaraan

pembangunan Nasional pada umumnya

dilandaskan pada 10 (sepuluh) prinsip,

yaitu kesemestaan, partisipasi rakyat,

keseimbangan, kontinuitas, pendekatan

sistem, mengandalkan; kekuatan sendiri,

kejelasan strategi dasar, skala prioritas

yang jelas, kelestarian ekologi, dan

pemerataan disertai pertumbuhan.

Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan merupakan bagian dari

instrumen pembangunan, bagian dari

upaya untuk mengubah kondisi dan posisi

hidup masyarakat guna mencapai suatu

situasi yang lebih baik dan bermakna.Pada

dasarnya, perencanaan pembangunan

merupakan hasil perjuangan kepentingan

di antara pihak-pihak yang mengambil

bagian di dalam pembangunan. Suatu

perencanaan yang memadai, yang memuat

dua segi, yaitu (1) mengakui lokalitas

sebagai rencana dan tindakan-tindakan

yang khas dari suatu lokal tertentu, dan

(2) mengakui integrasi sebagai bentuk

dari kerja sama antar daerah sehingga

perencanaan tetap berada dalam bingkai

perencanaan nasional.

Sesuai dengan UU otonomi daerah

Nomor 32 Tahun 2004 dengan prinsip

otonomi luas, nyata dan bertanggung

jawab, maka proses pembangunan daerah

tidak semata-mata dilihat sebagai bagian

dari pembangunan nasional, tetapi harus

dipandang sebagai hak dan kepentingan

daerah. Di samping itu, penyelenggaraan

otonomi daerah antara lain harus

memperhatikan potensi dan keaneka-

ragaman daerah sehingga adanya

pengakuan terhadap perencanaan

pembangunan daerah merupakan

konsekuensi logis dari pluralitas dan

keunikan daerah tersebut. Sehubungan

dengan hal tersebut, perencanaan

pembangunan daerah menjadi bagian dari

perjuangan daerah dalam merumuskan

kebutuhannya dan cita-cita masyarakatnya

yang dipadukan dengan ketersediaan

sumber daya atau potensi yang

dimilikinya. Oleh karena itu, perencanaan

pembangunan daerah bukan sebagai

penjabaran perencanaan pembangunan

nasional, melainkan konsep yang secara

ideal dikembangkan dari aspirasi lokal

Page 7: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

230

dari proses yang partisipatif (Abe,

2001:51).

Jika perencanaan pembangunan

daerah di pandang sebagai hasil kreasi

masyarakat dan kebijakan pemerintah

pusat, maka perlu pergeseran peran dalam

perencanaan pembangunan di daerah.

Pemerintah Pusat hanya menyediakan

dana pembangunan sedangkan daerah

merupakan pencipta program

pembangunan di daerah. Pergeseran peran

ini akan mendorong daerah semakin

kreatif dan inovatif dalam merancang

program pembangunan daerahnya

(Sarundajang, 1999).

Skema otonomi daerah yang baru

sebagaimana diuraikan di atas, lebih

menekankan hak bagi daerah dan urgensi

prakarsa masyarakat sehingga posisi

daerah dalam menentukan rumah

tangganya sendiri semakin kuat. Berkaitan

dengan hal ini, maka perencanaan

pembangunan daerah merupakan

formulasi aspirasi masyarakat setempat

dalam rangka mencapai suatu kehidupan

baru yang lebih baik dan bermakna,

melalui langkah-langkah pembangunan.

Model perencanaan yang dapat

dijadikan alternatif untuk melaksanakan

otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertanggung jawab adalah perencanaan

daerah yang berbasis rakyat dan

perencanaan partisipatif.

Suatu perencanaan berbasis

prakarsa masyarakat adalah perencanaan

yang sepenuhnya mencerminkan

kebutuhan konkrit masyarakat dalam

proses penyusunannya benar-benar

melibatkan masyarakat. Suatu

perencanaan daerah yang berbasis

prakarsa rakyat pada dasarnya

membutuhkan perubahan kebijakan dan

pendidikan politik rakyat. Sedangkan

perencanaan partisipatif adalah

perencanaan yang dalam tujuannya

melibatkan kepentingan rakyat dan dalam

prosesnya melibatkan rakyat. Suatu

perencanaan yang ingin melibatkan

kepentingan masyarakat tentu saja

perencanaan harus berjuang untuk

menggali segala permasalahan masyarakat

secara seksama dan merumuskannya

dengan tepat.

Perencanaan pembangunan daerah

akhirnya akan sangat tergantung pada

format politik yang dikembangkan setiap

daerah dan asumsi-asumsi awal yang

digunakan dalam melihat masyarakat dan

persoalannya, proses yang dijalankan dan

karakter dari daerah. Namun demikian,

perencanaan pembangunan daerah tidak

diartikan sebagai penutupan pintu daerah

terhadap pusat. Bagaimanapun sebuah

daerah tidak akan bisa berkembang sendiri

tanpa hubungan kerjasama yang produktif

Page 8: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

231

dengan daerah lain yang tertata dalam

perencanaan nasional.

Sebagaimana diuraikan sebelum-

nya, bahwa perencanaan pembangunan

daerah dalam batas-batas tertentu masih

berada dalam kerangka pembangunan

nasional. Dalam pelaksanaannnya

program pembangunan lima tahun

(Propenas) yang memuat uraian kebijakan

secara rinci dan terukur yang ditetapkan

oleh Presiden bersama DPR. Propenas

dirinci dalam Rencana Pembangunan

Tahunan (Repetanas) yang memuat

APBN yang ditetapkan Presiden bersama

DPR. Propena pada dasarnya berisi visi,

misi tujuan, sasaran, kebijaksanaan

program dan kegiatan yang realistis dari

Departemen/Lembaga Pemerintah non

Departemen (Rencana Strategis

Departemen/LPND). Sedangkan daerah

menyusun Program Pembangunan Daerah

(Propeda) yang memuat uraian kebijakan

secara rinci dan terukur yang ditetapkan

oleh Kepala Daerah dan DPRD. Propeda

kemudian dirinci dalam Rencana

Pembangunan Tahunan Daerah

(Repetada) yang memuat APBD dan

ditetapkan Kepala daerah bersama DPRD.

Pada dasarnya Propeda memuat visi, misi,

tujuan, sasaran kebijaksanaan, program

dan kegiatan yang realitas dari Dinas/Non

Dinas Daerah (Renstra Dinas/Non Dinas).

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

DALAM PENYELENGGARAAN

PEMBANGUNAN DI INDONESIA

1. Perencanaan Strategik menentukan

arah dan kebijakan pembangunan

yang berorientasi Publik

Aspek perencanaan memiliki

peranan yang penting bagi suatu daerah.

Aktivitas pemerintah akan terlaksana

dengan baik jika seluruh tahapan proses

perencanaan dilaksanakan secara

konsekuen. Perencanaan strategik

mendorong pemikiran ke depan dan

menjelaskan arah yang dikehendaki di

masa yang akan datang. Diyakini juga

bahwa kinerja organisasi yang meng-

gunakana perencanaan strategik, baik

organisasi besar maupun kecil, jauh

melampaui organisasi lainnya yang tidak

menggunakan perencanaan strategik. Hal

ini antara lain karena perencanaan itu

didasarkan atas visi dan misi strategik

yang jelas. Visi dan misi strategik itu

sendiri mampu mengendalikan arah

perencanaan yang baik.

Perencanaan strategik memiliki

peranan yang penting bagi pemda, karena

disanalah terlihat dengan jelas peranan

Kepala Daerah dalam mengkoordinasikan

semua unit kerjanya. Bagi kebanyakan

pemerintah daerah, perencanaan strategik

akan membantu dalam menentukan arah

Page 9: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

232

masa depan daerahnya, kecamataannya

dan desanya. Dengan melaksanakan

perencanaan strategik secara benar, para

eksekutif daerah dapat meningkatkan

kemampuan pejabat-pejabat terasnya

dalam mengevaluasi, memilih dan

mengimplementasikan berbagai

pendekatan alternatif untuk membiayai

dan memberikan pelayanan terhadap

kebutuhan masyarakatnya. Secara lebih

spesifik, dengan konsep perencanaan

strategik berarti kita membicarakan

hubungan antara lingkungan internal dan

eksternal. Lebih dari itu, perencanaan

strategik bahkan mampu memberikan

petunjuk bagi para eksekutif dalam upaya

mempengaruhi dan mengendalikan

lingkungan itu dan tidak hanya sekedar

memberi reaksi atas perubahan di tingkat

eksternal tersebut. Dengan demikian,

pemerintah daerah diharapkan tetap

mampu mengendalikan arah

perjalanannya menuju sasaran yang

dikehendaki.

Di tingkat internal, perencanaan

strategik mampu menciptakan sinergi dan

I'esprit de corps, yaitu semangat korp

yang penuh integritas, sehingga dapat

melicinkan jalan menuju sasaran yang

diinginkan. Semangat itu dihaharapkan

akan meningkatkan produktivitas kerja,

sehingga daerah akan mampu memanfaat-

kan peluang dan mengantisipasi tantangan

seoptimal mungkin. Hal ini pada akhirnya

akan berdampak pada semakin baiknya

pelayanan pada masyarakat dan dunia

usaha.

2. Etika Pembangunan

Di negara-negara berkembang,

tugas utama birokrasi lebih dititikberatkan

untuk memperlancar proses

pembangunan. Itulah sebabnya banyak

penulis yang menganalisa administrasi

negara berkembang menggunakan istilah

birokrasi pembangunan atau administrasi

pembangunan. Dalam tugas-tugas

pembangunan, aparat administrasi

diharapkan memiliki komitmen terhadap

tujuan-tujuan pembangunan, baik dalam

perumusan kebijakan maupun dalam

pelaksanaannya secara efektif dan efisien.

Dan harus berorientasi kepada kegiatan

(bukan hanya terpaku pada aturan-aturan

legalistik), mampu memecahkan masalah-

masalah kemasyarakatan, serta mampu

merumuskan kebijakan-kebijakan tertentu

ke arah kemajuan atau harus mampu

menjadi agen-agen perubahan (change

agents).

Dengan demikian wajar apabila

administrator pembangunan diberi hak

untuk mengambil kebijakan-kebijakan

yang diperlukan berdasarkan

pertimbangan rasional dan pengalaman

yang dimilikinya. Keleluasaan untuk

Page 10: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

233

mengambil kebijakan administratif ini

diberikan teknis dan azas-azas manajerial

dalam proses administratif tetapi juga

membuka diri terhadap pemahaman

mengenai karakter dan kultur masyarakat.

Rumusan yang terdapat dalam

Propenas secara ekplisit telah menyebut-

kan bahwa ideologi pembangunan yang

kita anut menciptakan pembangunan

manusia seutuhnya. Itu berarti bahwa

pembangunan nasional tidak hanya

mengutamakan tercukupinya kebutuhan-

kebutuhan materi, sistem ekonomi yang

sehat, dan taraf hidup yang lebih baik,

melainkan juga terbinanya manusia-

manusia Indonesia yang berwatak,

berkepribadian, memiliki rasionalitas dan

visi ke depan, dan mempunyai nilai-nilai

moralitas yang tinggi. Manusia tidak

ditempatkan sebagai objek pembangunan,

tetapi sebagai subjek atau titik sentral

yang akan menentukan rah pembangunan

itu sendiri. Maka para administrator yang

terlibat langsung pada perencanaan

maupun operasionalisasi program-

program pembangunan diharuskan untuk

selalu mempertimbangkan nilai-nilai yang

wajib dianut dalam melaksanakan tugas-

tugas kedinasan mereka. Asas-asas

pembangunan yang manusiawi itu

mungkin terlalu abstrak untuk dikaitkan

dengan tugas-tugas yang bersifat teknis,

tetapi melalui penilaian yang bijaksana

dari para administrator semua kebijakan

akan selalu mengandung konsekuensi

yang terkait dengan ide-ide pembangunan

yang paling mendasar tersebut.

3. Perkembangan Pusat-Daerah di

Masa Datang

Apakah yang akan terjadi di masa

yang akan datang? Mampukah pemerintah

di Orde Reformasi ini tetap

mempertahankan keseimbangan antara

tuntutan bagi adanya suatu pemerintahan

Pusat yang kuat disatu sisi dan keharusan

membantu pemerintah daerah demi

perkembangan pembangunan di daerah di

sisi lainnya. Apakah Pusat cukup kuat dan

stabil sehingga dapat memberikan peluang

bagi daerah-daerah untuk memiliki

otoritas yang lebih besar melalui

penekanan pada pembangunan daerah?

Tak dapat dipungkiri bahwa selama

periode ini, Indonesia nampak lebih

terintegrasi dibandingkan periode-periode

sebelumnya. Fokus perubahan dalam

periode Reformasi, termasuk dalam hal ini

sudah ada keseimbangan pengontrolan

antara pusat dan daerah, adanya kemajuan

yang pesat di bidang komunikasi dan

transportasi, tersebarnya pendidikan dan

penggunaan bahasa nasional secara

meluas, kematangan masyarakat dalam

berpolitik semakin dewasa untuk memilih

calon-calon pimpinan daerah yang

Page 11: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

234

bertanggungjawab dan terpilih secara

langsung oleh rakyat.

Di berbagai daerah konflik seperti

Aceh dan Papua yang terus berupaya

diberikan otonomi khusus sesuai dengan

pemberlakuan UU Otonomi Daerah

Nomor 32 Tahun 2004 yang sekarang ini

sudah diberikan kesempatan untuk

memandirikan wilayahnya masing-

masing. Hal tersebut sudah berlangsung

sangat lama sebagai imbas tidak adanya

keseimbangan antara Pusat dan Daerah.

Beberapa daerah di luar Jawa merasa

diperlakukan tidak adil oleh pusat dalam

alokasi dana dan dalam hal keleluasaan

mereka dalam menentukan kebijaksanaan

sendiri, terutama dalam bidang

pembangunan.

Geertz beberapa tahun silam

(seorang sosiolog Belanda) menandaskan

bahwa, sifat kepulauan dari sudut

geografis, keanekaragaman peradaban dan

kebudayaan, akan memperkaya Indonesia

apabila negara ini menerima dan

memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang

ada dan akan menghancurkan apabila

negara mengabaikannya dan

memberangusnya.

Hingga akhir tahun 1999,

pemerintah Orde Baru digantikan oleh

pemerintah Orde Reformasi yang

menuntut adanya keseimbangan

pemerintah Pusat dan Daerah terbukti

tidak berhasil mempertahankan perbedaan

yang mencuat ke permukaan sehingga

tuntutan otonomi daerah semakin kuat dan

mendewasakan rakyat. Kondisi

fleksibilitas ini telah mendorong kepada

kemajuan pembangunan daerah di masa-

masa yang akan datang sebagai akibat

faktor-faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal jelas menyangkut

pembangunan pemerintahan daerah dan

meningkatnya tekanan terhadap Pusat

untuk dapat memberikan lebih banyak

dana dan lebih terdesentralisasikannya

kekuasaan, yang mungkin akan mencapai

suatu titik dimana konflik dapat terjadi.

Demikian juga faktor eksternal

mencakup tekanan ekonomi oleh negara

super power seperti Amerika Serikat yang

harus dihadapi Indonesia dimana

ketidakstabilan pasar minyak dunia yang

secara langsung mempengaruhi

perekonomian Indonesia, akan mendorong

terjadinya pemotongan secara besar-

besaran subsidi Pusat atas daerah-daerah.

Dengan demikian ancaman terbesar pada

masa yang akan datang terletak pada

proses pembangunan yang dihadapkan

pada berbagai tekanan yang

mengakibatkan infleksibilitas di pihak

Pusat yang mudah mendorong pada

perbedaan dan mendukung kekuatan yang

mengarah pada desintegrasi bangsa.

Page 12: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

235

KESIMPULAN

Bagaimanakah suatu negara

melaksanakan pemerintahan, siapa yang

memainkan peranan penting dalam proses

tersebut dan cara sistem pemerintahan

yang dirancang guna memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang berbeda-beda

dengan kondisi serta karakteristik yang

unik pada setiap wilayah Nusantara ini.

Dalam kasus Indonesia, terlihat

adanya upaya-upaya untuk menciptakan

suatu struktur pemerintahan yang kuat dan

efektif dalam suatu negara yang luas dan

beraneka ragam melalui perubahan yang

cepat. Melihat kembali pada semua upaya

tersebut, khususnya dalam enam puluh

delapan tahun sejak Indonesia merdeka

hingga masa Orde Reformasi ini, terlepas

dari luas dan keanekaragamannya,

Indonesia telah mengembangkan suatu

sistem yang cukup efisien (melalui UU

Otonomi Daerah No. 32/2004 dan UU No.

33/2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah).

Sistem tersebut merefleksikan tuntutan

untuk menyeimbangkan kekuasaan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Sistem tersebut menghasilkan suatu

struktur yang terumuskan secara baik dan

artikulatif bagi pemerintah daerah sampai

ke tingkat desa. Dalam Periode Orde

Reformasi ini, ia mampu memenuhi

berbagai macam tuntutan yang harus

dihadapi dan diperjuangkan bersama.

Sekalipun demikian, Sistem ini

masih relatif baru, khususnya pada tingkat

pemerintahan daerah, yang sudah mampu

membuktikan diri dan menunjukkan

bahwa pada semua tingkat pemerintahan,

sistem ini dapat mencerminkan dan

sepenuhnya mengartikulsikan berbagai

kebijaksanaan pemerintah. Sistem ini

sudah tentu masih memerlukan perbaikan-

perbaikan yang sungguh-sungguh dalam

hal latihan dan penanganan man-

powernya, yang terpenting adalah, bahwa

sistem ini harus dapat menunjukkan

bahwa ia mampu beradaptasi terus

menerus dengan berbagai kondisi yang

berubah ubah dengan cepatnya dan

memenuhi tantangan-tantangan baru serta

mungkin lebih besar dari pada yang harus

dihadapi sebelum ia mapan pada dekade

yang akan datang. Selanjutnya, sistem ini

akan benar-benar diuji, khususnya bila

terjadi perubahan-perubahan internal yang

besar. Termasuk perubahan dalam

pemerintahan atau kepemimpinan

sekarang ini dalam mengatasi

pembangunan di segala bidang

DAFTAR PUSTAKA

Abe, Alexander. 2001. Pemerintahan

Daerah. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama.

Page 13: HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM … · Hal ini memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Hubungan Pusat dan Daerah......... (Yusef Wandy)

SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012

236

Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai

Pustaka.

Rostow. 1960. The Stages of Economic Growth: A Non Communist

Manifesto. Cambridge: CV Press.

Sarudajang. 1999. Arus Balik Keuangan Pusat ke Daerah. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Siagian, Sondang, P., 1984. Proses

Pengelolaan Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung

Agung.

Tjokroamidjoyo, Bintoro. 1986. Administrasi Pembangunan.

Jakarta: Pustaka Harapan.

DOKUMEN

Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta: Menteri Dalam

Negeri Rl.

Republik Indonesia. 2004. Undang-

Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah. Jakarta:

Menteri Dalam Negeri Rl.