hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA
KARYAWAN BAGIAN PENGOLAHAN DI
PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV
KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2016
SKRIPSI
OLEH
JAMES STEVEN F.D
NIM : 121000261
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA
KARYAWAN BAGIAN PENGOLAHAN DI
PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV
KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2016
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
JAMES STEVEN F.D
NIM : 121000261
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN BAGIAN
PENGOLAHAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH
JAMBI TAHUN 2016” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penciplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Medan, Oktober 2016
James Steven F.D
121000261/IKM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul:
HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN
BAGIAN PENGOLAHAN DI PABRIKKELAPA SAWIT
PTPN IV KEBUN BAHJAMBI
TAHUN 2016
Yang disiapkan dan dipertahankan oleh:
JAMES STEVEN F.D
NIM 121000261
Disahkan oleh:
Komisi Pembimbing Skripsi
Dosen Pembimbing I
dr. Halinda Sari Lubis, MKKK NIP. 196506151996012001
Dosen Pembimbing II
Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, Mkes NIP. 197701302006042001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
ABSTRAK
PTPN IV Kebun Bah Jambi merupakan perusahaan yang melakukan budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit. Menurut laporan kecelakaan kerja PTPN IV Kebun Bah Jambi, terjadi 15 kasus kecelakan kerja dalam periode Januari 2013-Desember 2015. Jumlah kecelakaan terbanyak, terjadi pada tahun 2015, dimana sebagian besar lokasi kecelakaan adalah di bagian pengolahan. Mayoritas deskripsi penyebab kecelakaan menunjukkan bahwa perilaku keselamatan yang tidak aman adalah penyebab terjadinya kecelakaan. Laporan tersebut sejalan dengan pengamatan peneliti pada survei awal. Kondisi ini tentunya tidak sesuai harapan, karena perusahaan telah melaksanakan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai upaya membentuk perilaku keselamatan kerja yang aman.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan survei eksplanatif/analitik yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu hubungan antara variabel independen (promosi K3) dengan variabel dependen (perilaku keselamatan) pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian pengolahan PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi yang berjumlah 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima bentuk pelaksanaan promosi K3 yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku keselamatan, yaitu komunikasi informasi K3 (p = 0,001), kegiatan bulan K3 (p = 0,001), pengawasan (p = 0,019) dan pelatihan K3 (p = 0,002), sedangkan satu bentuk pelaksanaan promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah rambu – rambu K3 (p = 0,152).
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada manajemen PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi agar menggiatkan pembaharuan informasi K3 secara rutin, menggalakkan kembali kegiatan-kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan serta memfasilitasi keikutsertaan karyawan dalam pelatihan K3 yang lengkap agar setiap karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di tempat kerja. Kata kunci : Promosi K3, Perilaku Keselamatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
ABSTRACT
PTPN IV Kebun Bah Jambi is a company that does cultivation and processing of palm fruits. According to PTPN IV Kebun Bah Jambi’s report of work accidents, occurred 15 cases of work accidents during the period January 2013-December 2015. The highest number of accidents occurred in 2015 and the most of work accidents happened in the production area. The majority of descriptions of work accidents’s causes showed that unsafety behavior is the cause of the accidents. The report is parallel with the direct observation by researcher. Certainly, this condition is not as expected because the company has been implementing the health and safety promotion as an attempt to form safe behavior.
This research is a quantitative research with explanative/analytic survey approach method that aims to explain the causal relationship between variables by testing the hypothesis, that is the relationship between the independent variables (health and safety promotion) with the dependent variable (safety behavior) on production employees at PTPN IV Kebun Bah Jambi. Population and samples of this research are all production employees at PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi that totaling 86 people.
The results showed that four of five forms of health and safety promotion had significant relationship with safety behaviour, those were health and safety communication information (p = 0.001), health and safety month activities (p = 0.001), supervision (p = 0.019) and health and safety training (p = 0.002, whereas one form of health and safety promotion that had no relationship with safety behaviour was health and safety signs (p = 0.152).
Based on the research, suggested to the management of PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi to encourage health and safety information updating regularly, promoting health and safety activities and increasing participation of production employees, and also facilitating them to participate in health and safety training completely, so they can protect themselves and others in the workplace.
Keywords : Health and Safety Promotion, Safety Behavior
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpah berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Perilaku Keselamatan pada Karyawan Bagian Pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016” dengan baik, yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM).
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes, selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara (FKM USU) sekaligus Dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. dr. Halinda Lubis, M.KKK selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang
banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan,
pentujuk dan saran kepada penulis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
5. Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing
skripsi II yang banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam
memberikan bimbingan, pentujuk dan saran kepada penulis.
6. Ir. Kalsum, M.kes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Dr. dr. Taufik Ashar, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memperhatikan penulis selama penulis menjalani pendidikan
8. Seluruh Dosen dan Staf di Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
FKM USU yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu selama
penulis mengikuti pendidikan peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
9. Seluruh Dosen di FKM USU yang telah memberikan ilmu selama penulis
mengikuti pendidikan di FKM USU.
10. Seluruh Staf/ Pegawai di lingkungan FKM USU yang telah banyak
membantu penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.
11. Tjakra Wihayat, selaku Manajer Unit PTPN IV Kebun Bah Jambi yang
telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
12. Seluruh Karyawan di PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi yang sudah
meluangkan waktu untuk membantu penulis selama penelitian.
13. Kedua orang tua penulis, yang terkasih Moris Samosir dan Herlina yang
tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis selama ini.
14. Sahabatku di dalam doa, yang terkasih Deasy Stefani Tinambunan untuk
setiap doa, semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
15. Saudara-saudaraku Agnus Dei, Kak Fidrin, Baja, Franklin, Frans, Mangara
dan Romi yang selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian
penelitian ini.
16. Teman – teman PBL Desa Salit Dian, Dina, Nidi, Drizka, Vio, Titin,
Renta, Riska, Jojo, Tasya, Kak Anis dan Icha atas dukungan dalam
pengerjaan penelitian.
17. Teman – Teman LKP PTPN IV Kebun Bah Jambi Ezi, Mala, Mai, Dara,
Nurul, Diza dan Tika atas dukungan dalam pengerjaan penelitian.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.
Medan, Oktober 2016
Penulis
James Steven F.D
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
RIWAYAT HIDUP xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 10 1.3 Tujuan Penelitian 11 1.4 Hipotesis Penelitian 12 1.5 Manfaat Penelitian 12 1.5.1 Bagi Instansi/Perusahaan 12 1.5.2 Bagi LembagaPendidikan 12 1.5.3 Bagi Peneliti 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 13 2.1.1 Pengertian K3 13 2.1.2 Tujuan dan Manfaat K3 13
2.1.2.1 Aspek Hukum 14 2.1.2.2 Perlindungan Tenaga Kerja 14 2.1.2.3 Aspek Ekonomi 15
2.1.3 Filosofi K3 15 2.1.4 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ........................................... 17 2.1.4.1 Pengertian Budaya K3 17 2.1.4.2 Wujud Budaya K3 18 2.1.4.3 Budaya Adil (Just Culture) 19
2.2 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK) 21 2.2.1 Pengertian PKDTK 21 2.2.2 Tujuan dan Sasaran PKDTK 21 2.2.3 Manfaat PKDTK 22 2.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 23 2.3.1 Komunikasi Informasi K3 27 2.3.2 Pelatihan K3 39 2.3.3 Promosi K3 di PTPN IV Kebun Bah Jambi 41 2.4 Perilaku 43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
2.4.1 Pengertian Perilaku ........................................................................................ 43 2.4.2 Bentuk – Bentuk Perilaku 43 2.4.3 Faktor – Faktor Penentu Perilaku 44 2.4.4 Perubahan Perilaku 45 2.5 Perilaku Keselamatan 46 2.5.1 Perilaku Aman 47 2.5.2 Perilaku Tidak Aman 47 2.6 Kerangka Konsep Penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 50
3.1 Jenis Penelitian 50 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 50 3.2.1 Lokasi Penelitian 50 3.2.2 Waktu Penelitian 51 3.3 Populasi dan Sampel 51 3.3.1 Populasi 51 3.3.2 Sampel 51 3.4 Metode Pengumpulan Data 51 3.4.1 Data Primer 52 3.4.2 Data Sekunder 52 3.5 Variabel dan Definisi Operasional 52 3.5.1 Variabel Bebas 52 3.5.2 Variabel Terikat 54 3.6 Metode Pengukuran 54 3.6.1 Pengukuran Promosi K3 55 3.6.2 Pengukuran Perilaku Keselamatan 56 3.7 Metode Analisis Data 57 3.7.1 Analisis Univariat........................................................................................... 58 3.7.2 Analisis Bivariat ............................................................................................. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN 59
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 59 4.1.1 Sejarah Perusahaan 59 4.1.2 Lokasi dan Keadaan Umum Perusahaan 60 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 61 4.1.4 Struktur Organisasi 61 4.1.5 Kebijakan K3 61 4.1.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) PTPN IV Kebun Bah JambiKebijakan K3 64 4.1.7 Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Bah Jambi 66 4.2 Analisis Univariat 70 4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik 71 4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3 73 4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 75 4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pegawasan 76 4.2.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 77 4.2.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan 78 4.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel Independen (Promosi K3) 79 4.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel Dependen (Perilaku Keselamatan) 80 4.3 Analisis Bivariat 81 4.3.1 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan 81 BAB V PEMBAHASAN 84
5.1 Hubungan Komunikasi Informasi K3 dengan Perilaku Keselamatan 84 5.2 Hubungan Rambu-Rambu K3 dengan Perilaku Keselamatan 86 5.3 Hubungan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 dengan Perilaku Keselamatan 87 5.4 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Keselamatan 89 5.5 Hubungan Pelatihan K3 dengan Perilaku Keselamatan 92 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 96
6.1 Kesimpulan 96 6.2 Saran 96 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Beda Budaya K3 Kuat dan Lemah ........................................ 19
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan
Karakteristik Tahun 2016 ................................................................ 71
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi Informasi K3
di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun
2016 ................................................................................................. 73
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 di
Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 ....... 74
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3
di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun
2016 ................................................................................................. 75
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 .................. 76
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 .................. 77
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun
2016 ................................................................................................. 78
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan
Kategori pada Variabel Independen (Promosi K3) Tahun 2016 ..... 79
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan
Kategori pada Variabel Dependen (Perilaku Keselamatan)
Tahun 2016 ...................................................................................... 80
Tabel 4.10 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan pada
Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2016 ......................................................... 81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Data KecelakaanKerja di PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2013 – 2016............................................................................. 7 Gambar 2.1 Gambar Diagram Interaksi komunikasi K3 29 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian 49 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Bah Jambi 63 Gambar 4.2 Struktur Organisasi P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi 65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Master Data Lampiran 3. Output Lampiran 4. Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 6. Denah Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Bah Jambi
Lampiran 7. Dokumentasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : James Steven Ferry Djinimangale
Tempat Lahir : Serukam
Tanggal Lahir : 27 April 1993
Suku Bangsa : Batak
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : M. Samosir
Suku Bangsa Ayah : Batak
Nama Ibu : Herlina
Suku Bangsa Ibu : Tionghoa
Pendidikan Formal : 1. TK Kristen Immanuel Pontianak/1999
: 2. SD Kristen Immanuel Pontianak/2005
: 3. SMP Negeri 10 Pontianak/2008
: 4. SMA Negeri 3 Pontianak/2011
Lama studi di FKM USU : 2012 – 2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan lalu lintas perdagangan, jasa, dan sumber daya manusia telah
mendorong upaya pemenuhan standar hasil produksi, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas agar dapat bersaing di pasar global. Tentunya dalam upaya
pemenuhan standar tersebut, penggunaan teknologi tinggi telah menjadi keharusan
bagi suatu industri, terkhusus yang berperan dalam menyediakan kebutuhan
masyarakat luas. Penggunaan teknologi tinggi berupa mesin-mesin ataupun
peralatan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi, namun
disamping itu juga memberi konsekuensi negatif dengan meningkatnya resiko
celaka maupun sakit pada tenaga kerja.
Sebagai faktor produksi yang memegang peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan produksi, tenaga kerja harus mendapat perlindungan dari
berbagai bahaya yang mengancam keselamatan dan kesehatannya saat melakukan
pekerjaan. Bahaya yang ada di tempat kerja tidak hanya berdampak pada
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja tetapi juga terhadap keutuhan sarana/alat
produksi dan kelestarian lingkungan alam. Oleh karena itu, upaya pengendalian
bahaya harus dilakukan secara serius dan sedini mungkin.
Pemerintah telah berupaya menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang menyebutkan
bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
produktivitas nasional (Depnaker, 1970). Selain itu melalui Undang-Undang no.
13 tahun 2003 juga disebutkan mengenai hak tenaga kerja atas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86 ayat 1). Adapun perlindungan yang
diberikan kepada tenaga kerja diselenggarakan melalui upaya keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) guna mewujudkan produktivitas yang optimal (pasal 86 ayat
2) (Depnakertrans RI, 2003).
Pelaksanaan upaya K3 seringkali terhambat oleh kurangnya pemahaman
mengenai K3 itu sendiri, baik dari pekerja, pengawas, pengusaha ataupun pejabat
pemerintah. Sering timbul anggapan bahwa K3 merupkan pemborosan,
pengeluaran biaya yang sia-sia atau sekedar formalitas yang harus dipenuhi oleh
organisasi. Persepsi seperti ini sangat menghambat pelaksanaan K3 (Ramli, 2010).
Tidak hanya memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja, upaya K3 yang dilaksanakan dengan baik memiliki pengaruh
terhadap peningkatan daya saing perusahaan. Menurut International Labour
Organization (ILO) pada World Economic Forum tahun 2005, negara dengan
mutu keselamatan kerja baik (kecelakaan kerja rendah) seperti Finlandia memiliki
daya saing yang tinggi. Sementara itu, negara dengan mutu keselamatan kerja
kurang baik (kecelakaan kerja tinggi) seperti Indonesia memiliki daya saing yang
lebih rendah. (Gunawan dan Waluyo, 2015). Data tersebut membuktikan bahwa
K3 yang dikelola dengan baik dapat menunjang produktivitas yang optimal dan
mengendalikan kerugian yang disebabkan kecelakaan, kesakitan, maupun
kerusakan sarana produksi (damage accident ), sehingga memungkinkan suatu
perusahaan memiliki daya saing yang tinggi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Berdasarkan data dari ILO, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik
karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (PAK). Diperkirakan 2,3 juta
pekerja meninggal setiap tahun akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK). Terjadi penambahan lebih dari 160 juta kasus penyakit akibat kerja dan
313 juta kasus kecelakaan non-fatal pada pekerja setiap tahunnya.
Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan, hingga akhir tahun 2014 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak
105.383 kasus. Tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total kecelakaan kerja yang
terjadi adalah kasus kecelakaan berat yang menyebabkan kematian. Setiap
tahunnya angka kecelakaan kerja terus mengalami peningkatan hingga 5 %.
Adapun laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan di akhir tahun 2015
menunjukkan besarnya beban jaminan kecelakaan kerja mencapai 661 miliar
rupiah.
Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan melainkan ada penyebabnya.
Oleh karena itu kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya
dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu, serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak
berulang kembali. Ada dua golongan penyebab kecelakan kerja. Golongan
pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu
selain faktor manusia. Golongan kedua adalah faktor manusia itu sendiri sebagai
penyebab kecelakaan (Suma‟mur, 2009).
Faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting. Diketahui
dari hasil-hasil penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian
atau kesalahan manusia. Timbul suatu anggapan bahwa secara langsung atau tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
langsung semua kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan
tersebut mungkin saja dilakukan oleh perencana pabrik, kontraktor yang
membangunnya, pembuat mesin-mesin, pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli
listrik, pimpinan kelompok, pelaksana atau petugas yang melakukan pemeliharaan
mesin dan peralatan (Suma‟mur, 1987).
Pendekatan kesalahan manusia/perilaku tak aman sebagai penyebab utama
kecelakaan telah mendorong upaya pencegahan yang tertuju untuk memperbaiki
perilaku tak aman. Namun dalam penerapannya, konsep ini tidak berhasil
menurunkan angka kecelakaan, bahkan angka kecelakaan kerja terus bertambah
setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kesalahan manusia yang hanya
ditafsirkan sebagai kesalahan pelaksana kerja, sedangkan penyebab akarnya, yaitu
kelemahan pengendalian manajemen tidak diperbaiki. Upaya perbaikan yang
berfokus pada gejala saja akan menyebabkan kerawanan akan tetap ada, sehingga
pada kesempatan lain, perilaku dan keadaan tak aman akan terjadi kembali.
Perbaikan terhadap sistem pengendalian manajemen akan berdampak lebih
luas dan permanen. Pengendalian terhadap manajemen sebagai sebab akar
kecelakaan tidak hanya meniadakan masalah pada satu operasi saja, tetapi juga
pada operasi lain yang berhubungan. Usaha pencegahan kecelakaan hanya
berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan
kesehatan kerja. Praktek dan kondisi di bawah standar yang dianggap sebagai
penyebab utama kecelakaan, hanya merupakan gejala yang timbul akibat
kesalahan manajemen (Santoso, 2004).
Adanya peraturan-peraturan kerja, pengembangan berbagai alat pelindung
diri, dan penyusunan prosedur kerja tidak serta merta menjamin pelaksanaan K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
yang efektif. Permasalahan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana pekerja
patuh terhadap aturan-aturan atau standar yang telah ditetapkan. Selanjutnya,
upaya-upaya promosi kesehatan di tempat kerja mulai dikembangkan dan lebih
ditujukan agar tenaga kerja/pekerja mau mematuhi peraturan-peraturan kerja
(Notoatmodjo, 2010).
Perilaku tenaga kerja dalam mematuhi prosedur dan aturan keselamatan
kerja yang berlaku merupakan unsur tampak dari budaya keselamatan kerja. Kuat
atau lemahnya budaya keselamatan kerja di suatu organisasi dapat dinilai dari
perilaku keselamatan tenaga kerjanya. Oleh karena itu, promosi keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) sangat penting dilaksanakan sebagai upaya
membentuk/menguatkan perilaku keselamatan kerja yang aman.
Penelitian Halimah (2010), yang dilakukan di Bekasi pada 86 responden,
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman, menunjukkan adanya
hubungan bermakna (p < 0,05) antara promosi keselamatan (faktor eksternal)
terhadap perilaku aman. Hasil perhitungan odds ratio menunjukkan bahwa
responden yang menyatakan promosi keselamatan cukup baik cenderung 14,063
kali berperilaku tidak aman daripada responden yang menyatakan promosi
keselamatan baik.
Sipayung (2014), dalam penelitiannya mengenai hubungan promosi
keselamatan dan kesehatan kerja dengan perilaku aman yang dilakukan di
Simalungun pada 44 responden, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kegiatan bulan K3 dan pelatihan terhadap perilaku aman. Kegiatan bulan K3 dan
pelatihan adalah jenis kegiatan dari promosi K3 yang dilaksanakan pada lokus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
penelitian, adapun hasil Uji Chi-Square untuk kegiatan bulan K3 dan pelatihan
menunjukkan masing-masing ρ = 0,034 (p > 0,05) dan ρ = 0,007 (p > 0,05).
Saat ini, perkembangan subsektor perkebunan terus meningkat secara
konsisten. Peningkatan yang konsisten, baik dari luas areal maupun hasil
produksi, memberikan peran strategis bagi subsektor perkebunandalam
pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, kontribusi subsektor perkebunan
dalam penyerapan tenaga kerja juga sangat signifikan, terkhusus bagi negara
berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, Perseroan Terbatas Perkebunan
Negara (PTPN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang perkebunan, tentu harus berkomitmen untuk menerapkan K3 dalam setiap
proses kerja agar dapat terus meningkatkan mutu hasil produksi dan kesejahteraan
tenaga kerja.
PTPN IV Kebun Bah Jambi merupakan perusahaan yang melakukan
budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit mulai dari pembibitan sampai
menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Inti (PK). Proses pengolahan/produksi
dimulai dari penimbangan tandan buah segar (TBS), kemudian menuju stasiun
sortasi, stasiun perebusan (sterilizer), stasiun penebahan (thresher), stasiun kempa
(pressing) dan berakhir pada stasiun pemurnian minyak (klarifikasi) dan stasiun
pabrik biji (kernel). Tentunya dalam setiap proses kerja tersebut terdapat bahaya-
bahaya yang menimbulkan resiko kecelakaan maupun kesakitan pada tenaga
kerja.
Penggunaan mesin-mesin berskala besar, alat-alat berat dan bahan kimia
dalam proses pengolahan telah memberikan beban tambahan yang berat pada
tenaga kerja. Kondisi kerja pada setiap stasiun yang bising dan panas, ditambah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
getaran mesin dan lantai yang licin, tentu sangat membahayakan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja. Tidak hanya oleh beban tambahan dari lingkungan kerja,
ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan semakin meningkat karena adanya
perilaku keselamatan tenaga kerja yang tidak aman.
Menurut laporan kecelakaan kerja PTPN IV Kebun Bah Jambi, terjadi 15
kasus kecelakan kerja dalam periode Januari 2013 sampai Desember 2015.
Kecelakaan terbanyak terjadi pada tahun 2015 dan mayoritas terjadi di bagian
pengolahan. Berikut ini adalah grafik data kecelakaan kerja di PTPN IV Kebun
Bah Jambi tahun 2013-2015.
Gambar 1.1 Grafik Data Kecelakaan Kerja di PTPN IV Kebun Bah Jambi
Tahun 2013-2015
Sumber : Laporan Tahunan P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi
Terjadi penurunan jumlah kasus kecelakaan kerja dari empat kasus pada
tahun 2013 menjadi dua kasus pada tahun 2014, tetapi pada tahun 2015 jumlah
kasus kecelakaan justru meningkat secara signifikan menjadi sembilan kasus.
Terdapat satu kasus kecelakaan kerja yang mengkibatkan cedera berat, sedangkan
14 kasus kecelakaan kerja lainnya mengakibatkan cedera ringan. Adapun
beberapa contoh kasus kecelakaan yang terjadi seperti terkena tetesan air rebusan
TBS, Terjatuh dari truk pembawa TBS, tertimpa drum solar, terjepit rantai lori
dan tertusuk gagang tojok.
0
5
10
2013 2014 2015
Cedera Berat
Cedera Sedang
Cedera Ringan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Mayoritas deskripsi penyebab kecelakaan yang terdapat pada laporan
P2K3, menunjukkan bahwa perilaku keselamatan yang tidak aman adalah
penyebab terjadinya kecelakaan. Selain itu, dalam laporan tersebut, kurangnya
kesadaran karyawan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) selalu
dicantumkan sebagai hambatan dalam pelaksanaan K3. Informasi tertulis dari
laporan P2K3, terkait perilaku keselamatan karyawan yang tidak aman, didukung
pula oleh hasil observasi awal dan wawancara terhadap anggota P2K3 dan
karyawan di bagian pengolahan.
Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti melihat sebagian besar pekerja
tidak menggunakan APD secara lengkap. Pekerja kurang patuh dalam
menggunakan APD selain pelindung kaki (sepatu bot), seperti helm, sarung
tangan masker dan ear plug/ear muff. Selain itu, beberapa pekerja terlihat
bercanda saat melakukan pekerjaan.
Menurut anggota P2K3, kelalaian dari karyawan, seperti tidak mematuhi
Standar Operasional Prosedur (SOP), tidak menggunakan APD, posisi tidak aman
dan penempatan yang salah adalah penyebab utama kecelakaan. Beberapa
karyawan di bagian pengolahan yang diwawancarai juga mengatakan, meskipun
APD telah disediakan perusahaan dan selalu diingatkan untuk menggunakannya
saat bekerja, tetap saja banyak karyawan yang tidak patuh. Penggunaan APD yang
dianggap menganggu kenyamanan dan optimisme yang berlebihan karena sudah
terbiasa, cenderung mendorong beberapa karyawan untuk mengabaikan resiko
yang ada.
Promosi K3 telah dilaksanakan sebagai upaya pengendalian manajemen
oleh PTPN IV Kebun Bah Jambi terhadap perilaku keselamatan karyawan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
tidak aman. Kegiatan promosi K3 mulai dilakukan sejak tahun 2005, bersamaan
dengan dibentuknya P2K3. Promosi K3 dilaksanakan dengan mengacu pada PP
No.50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3). Adapun kegiatan
promosi K3 yang telah dilaksanakan di PTPN IV Kebun Bah Jambi adalah
komunikasi informasi K3, rambu-rambu K3, kegiatan khusus bulan K3,
pengawasan, pelatihan K3.
Kegiatan promosi K3 yang terlihat secara langsung saat peneliti
melakukan observasi awal adalah rambu-rambu K3 dan komunikasi informasi K3.
Rambu-rambu K3 yang ada terlihat kurang perawatan, sehingga kurang menarik
dan tidak dapat terlihat dengan jelas. Komunikasi informasi K3 telah dilaksanakan
melalui pembagian manual SMK3 dan dokumentasi yang dipajang di papan
pengumunan. Namun untuk kegiatan komunikasi informasi K3 yang dapat terlihat
secara langsung, seperti dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan K3,
sosialisasi SMK3 dan pemberian motivasi oleh pimpinan pada papan
pengumuman, tampak kurang terawat dan sudah lama tidak diperbaharui
(informasi terakhir tahun 2014).
Kegiatan promosi K3 diharapkan dapat mendorong dan menguatkan
perilaku keselamatan yang aman dari seluruh pihak dalam suatu organisasi. Masih
dominannya perilaku keselamatan yang tidak aman dari karyawan di PTPN IV
Kebun Bah Jambi, tentu tidak sejalan dengan hasil/tujuan yang diharapkan dari
pelaksanaan promosi K3. Keadaan tersebut juga sangat kontras dengan ekspektasi
dari penghargaan Bendera Emas (Gold Flag) yang selalu diperoleh PTPN IV
Kebun Bah Jambi untuk pelaksanaan SMK3 selama tiga tahun terakhir (periode
2013-2015).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terlihat adanya kesenjangan
antara pelaksanaan kegiatan promosi K3 dengan hasil yang diharapkan, yaitu
untuk membentuk perilaku keselamatan yang aman. Oleh karena itu, penulis
terdorong untuk melakukan penelitian mengenai hubungan promosi K3 dengan
perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit
PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan promosi K3 dengan perilaku
keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
hubungan promosi K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian
pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah
Jambi tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi informasi keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
3. Untuk mengetahui hubungan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
4. Untuk mengetahui hubungan kegiatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
5. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan perilaku keselamatan
karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan
Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
6. Untuk mengetahui hubungan pelatihan K3 dengan perilaku keselamatan
karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan
Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
1.4 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja
(komunikasi informasi K3, rambu-rambu K3, kegiatan bulan K3, pengawasan,
pelatihan K3) dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di
Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Instansi/Perusahaan
Sebagai masukan bagi pihak PT. Perkebunan IV Kebun Bah Jambi dalam
melaksanakan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar lebih efektif,
sehingga kerugian akibat perilaku keselamatan yang tidak aman dapat dikurangi
dan produktivitas perusahaan terus meningkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
1.5.2 Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
dan penelitian selanjutnya.
1.5.3 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis khususnya tentang
penerapan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai upaya
pengendalian perilaku keselamatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah rangkaian usaha, untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma‟mur, 2001).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan dan
penerapan untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. K3
merupakan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain
ditempat kerja atau perusahaan sselalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta
agar setiap produksi digunakan secara aman dan efisien (Ramli, 2010).
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu
perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan diberikan
kepada tenaga kerja agar dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari secara aman
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional (Suma‟mur, 1987).
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Aspek K3 bersifat multidimensi. Oleh karena itu, manfaat dan tujuan K3
juga harus dilihat dari berbagai sisi seperti dari sisi hukum, perlindungan tenaga
kerja, ekonomi, pengendalian kerugian, sosial, dan lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
2.1.2.1 Aspek Hukum
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan dan
memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja,
pengusaha atau pihak terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa peraturan
perundangan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja :
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Memuat berbagai persyaratan tentang keselamatan kerja. Dalam undang-undang
ini, ditetapkan mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan hak tenaga kerja
serta syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi organisasi.
2. Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Dalam perundangan mengenai ketenagakerjaan ini salah satunya memuat tentang
keselamatan kerja, yaitu :
a. Pasal 86 menyebutkan bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan tenaga
kerja.
b. Pasal 87 mewajibkan setiap organisasi melaksanakan sistem manajemen
K3 yang terintegrasi dengan manajemen organisasi lainnya.
2.1.2.2 Perlindungan Tenaga Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja
dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tenaga kerja merupakan aset
organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses
produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin dan lingkungan kerja.
Maka dari itu, tenaga kerja harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk
meningkatkan produktivitasnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
2.1.2.3 Aspek Ekonomi
Manfaat K3 dapat juga dilihat dari pendekatan ekonomi atau finansial.
Kecelakaan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Dampak
ekonomi dari K3 dapat dilihat dari sisi produktivitas dan pengendalian kerugian
(loss control).
K3 dan Produktivitas
Kecelakaan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Dalam proses produksi,
produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu kuantitas (quantity), kualitas
(quality) dan keselamatan (safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga
unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang.
K3 dan Pengendalian Kerugian
Aspek K3 juga berkaitan dengan pengendalian kerugian. K3 bukan hanya
menyangkut kecelakaan atau cedera pada manusia, tetapi juga menyangkut sarana
produksi dan aset perusahaan. Setiap kecelakaan baik cedera pada manusia,
kebakaran dan kerusakan material dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi
(Ramli, 2010).
2.1.3 Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Salah satu organisasi profesional K3 di USA, International Association of
Safety Professional (IASP) menetapkan delapan prinsip K3 yang menjadi landasan
pengembangan K3 sebagai berikut :
K3 adalah tanggung jawab moral/etik
Masalah K3 hendaknya dilihat sebagai tanggung jawab moral untuk melindungi
keselamatan sesama manusia. K3 bukan sekedar pemenuhan perundangan atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
kewajiban, tetapi merupakan tanggung jawab moral setiap pelaku bisnis untuk
melindungi keselamatan pekerjanya.
K3 adalah budaya bukan sekadar program
K3 adalah cerminan dari budaya atau kultur (safety culture) dalam organisasi. K3
harus menjadi nilai-nilai (value) yang dianut dan menjadi landasan dalam
pengembangan bisnis.
K3 adalah tanggung jawab manajemen
Manajemen organisasi atau perusahaan adalah pihak yang paling bertanggung
jawab mengenai K3. Pemilik atau pengusaha harus bertanggung jawab terhadap
semua aktivitas usahanya termasuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang
timbul dari proses atau aktivitas operasinya.
Pekerja harus dididik untuk bekerja dengan aman
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik
dan persyaratan K3 berbeda. Selain itu, perilaku kerja yang sesuai K3 tidak dapat
timbul sendirinya. Oleh karena itu, K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui
pembinaan dan pelatihan.
K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan.
Semua kecelakaan dapat dicegah
Prinsip dasar ilmu K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena semua
kecelakaan pasti ada sebabnya. Apabila sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka
kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Program K3 bersifat spesifik
Program K3 tidak dapat ditiru atau dikembangkan semaunya. Namun harus
berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi
bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial dan lainnya.
K3 baik untuk bisnis
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan,
namun harus dilihat sebagai bagian dari proses produksi atau strategi perusahan.
K3 adalah bagian integral dari aktivitas perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan
memberikan manfaat terhadap bisnis perusahaan (Ramli, 2010).
2.1.4 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.4.1 Pengertian Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Budaya K3 adalah seperangkat tata nilai dan norma (pola perilaku
harapan) K3 yang dipegang bersama oleh sebagian besar anggota
organisasi/perusahaan. Tata nilai dan norma K3 ini tidak dapat dilihat secara
langsung karena berada dalam benak seseorang. Namun, tata nilai dan norma K3
ini akan tampak dalam bentuk perilaku anggota organisasi/perusahaan itu, yaitu
apa yang dilakukan anggota organisasi, terutama di tempat kerja (Gunawan dan
Waluyo, 2015).
Menurut Cooper dalam Sholihah dan Kuncoro (2013) budaya K3 di sebuah
perusahaan yang merupakan bagian dari budaya organisasi bisa dilihat dari tiga
indikator, yaitu :
Aspek psikologis pekerja terhadap K3 (pychological aspects, what poeple feel,
what is believe).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Aspek perilaku K3 (behavioral aspects, what people do, what is done).
Aspek situasi atau organisasi yang berkaitan dengan K3 (situational aspects, what
organizational has, what is said).
Menurut pandangan ini, apabila suatu perusahaan mempunyai budaya K3 yang
kuat, tentu perusahaan tersebut juga akan memiliki budaya organisasi yang kuat
dan berorientasi pada K3 dalam melakukan produksi. Pekerja di perusahaan
tersebut tentu akan memiliki nilai-nilai K3 dan persepsi terhadap bahaya yang
benar serta akan menampilkan perilaku keselamatan yang diharapkan secara
konsisten.
2.1.4.2 Wujud Budaya Keselamatan Kerja
Budaya memiliki unsur yang tampak dan tidak tampak. Wujud yang
tampak dari budaya keselamatan kerja dapat dilihat dari perilaku anggota
organisasi, keadaan lingkungan (alat, prasarana dan lingkungan fisik) di tempat
kerja, sistem pengendalian manajemen (standar, prosedur, aturan, kebijakan dan
lain-lain), simbol-simbol dan slogan, perayaan (ritual dan seremoni) maupun
kisah-kisah tentang keselamatan yang ada di perusahaan tersebut (Gunawan dan
Waluyo, 2015).
Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), budaya keselamatan kerja di suatu
perusahaan atau unit operasi akan lebih mudah terlihat dari unsur budaya yang
tampak, seperti bagaimana perilaku anggota organisasi/perusahaan itu. Bagian
budaya K3 yang tak tampak dapat diidentifikasi melalui survei budaya K3. Tabel
di bawah ini menunjukkan perbedaan budaya keselamatan kerja yang lemah dan
kuat di suatu perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Tabel 2.1. Tabel Beda Budaya K3 Kuat dan Lemah
Budaya K3 Lemah Budaya K3 Kuat
Pimpinan sering mengambil jalan pintas hanya untuk mengejar produksi (jumlah, waktu, biaya dan mutu) tanpa mempertimbangkan aspek risikonya
Dalam setiap keputusannya, pimpinan mempertimbangkan aspek risiko yang terkait
Kurang menghargai keselamatan Keselamatan menjadi bagian dari nilai inti organisasi
Kurang peka terhadap resiko bahaya Selalu berupaya memahami risiko yang mungkin timbul dan memikirkan cara mengendalikannya
Kurang memperhatikan tanda-tanda permasalahan keselamatan
Berupaya belajar dari pengalaman permasalahan keselamatan yang terjadi untuk mencegah permasalahan mendatang
Menerima dan menjadikan normal kinerja buruk K3 (sub-standard practice & condition)
Melakukan upaya perbaikan terhadap kinerja buruk K3 secara berkelanjutan
Pekerja kurang aktif dalam upaya pengendalian bahaya
Pekerja aktif terlibat dalam mengidentifikasi, menganalisis & mengendalikan bahaya di tempat kerja
Sumber : Gunawan dan Waluyo, 2015
2.1.4.3 Budaya Adil (Just Culture)
Budaya adil adalah bentuk budaya K3 yang dalam proses penentuan tanggung
jawab atau pemberian sanksi terhadap suatu kesalahan yang mengakibatkan
kecelakaan dilakukan dengan proses yang objektif, jelas, transparan dan adil
(Gunawan dan Waluyo, 2015).
Kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan pekerja yang mengakibatkan
terjadinya kecelakaan, tidak langsung dihukum atau diberi sanksi tanpa meneliti
penyebab dari pelanggaran tersebut. Kesalahan yang dilakukan pekerja akan
dievaluasi secara lengkap, sebagai dasar penentuan penyebab, langkah
pengendalian dan sanksi yang adil (Gunawan dan Waluyo, 2015).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Budaya adil (just culture) dibangun dalam suasana saling percaya bahwa
pekerja didorong , bahkan diberi penghargaan jika memberikan informasi yang
penting tentang K3. Selain itu, perlu dibangun juga kesadaran akan tanggung
jawab , dimana dibuat batas yang jelas antara perilaku yang dapat diterima
(acceptable behaviour) dan yang tidak dapat diterima (uncceptable behaviour).
Untuk itu terdapat tiga bentuk perilaku :
Kesalahan manusia (Human Errors), yaitu kesalahan yang tidak disadari atau
dimengerti (slip, lapse, mistake). Terhadap kesalahan seperti ini, perlu pembinaan,
bukan hukuman.
Perilaku berbahaya (At-Risk Behaviour), kesalahan karena kurang memahami
resiko yang dihadapi (Unintentional Risk-Taking). Kesalahan seperti ini, perlu
dilakukan pembinaan (coaching) agar pekerja dapat memahami resiko dengan
lebih tajam.
Perilaku sengaja (Reckless Behaviour), yaitu kesalahan yang dilakukan dengan
sengaja (Intentional Risk-Taking). Terhadap kesalahan seperti ini, perlu diberi
peringatan dan jika bersifat sabotase, perlu dilakukan pemecatan (Gunawan dan
Waluyo, 2015).
Menurut Sidney Dekker dalam Gunawan dan Waluyo (2015) jika kebiasaan lama
yang dilakukan, yaitu menghukum setiap kesalahan tanpa memahami secara jujur
dan jernih penyebabnya, maka akan terjadi :
K3 makin memburuk jika operator dihukum tanpa menganalisis sebab akarnya.
Organisasi akan cenderung lebih defensif (menutupi kesalahan) daripada
melakukan perbaikan berkelanjutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Informasi penting bagi peningkatan K3 menjadi tidak jalan, karena ada ketakutan
akan dihukum jika menyampaikannya.
2.2 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)
2.2.1 Pengertian Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)
Promosi kesehatan di tempat kerja adalah upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di
tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu
mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri, juga
memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat (Kholid, 2014).
Penyelenggaraan program-program PKDTK di sektor swasta, lebih ditentukan
oleh para pemilik atau pemegang saham. Pertimbangan pelaksanaan program
PKDTK hanya didasarkan pada untung dan rugi. Hal ini disebabkan, masih
minimnya aspek legal yang dapat “memaksa” perusahaan untuk
menyelenggarakan program PKDTK, terutama di Indonesia (Notoatmodjo, 2010).
2.2.2 Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dalam
Notoatmodjo (2010), tujuan program PKDTK sebagai berikut :
Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam tempat kerja.
Mengurangi angka kemangkiran (abseinteism) karyawan.
Membantu menurunkan angka penyakit akibat pekerjaan dan lingkungan kerja.
Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang sehat.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif dan aman.
Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Sasaran program promosi kesehatan di tempat kerja dapat diklasifikasikan dalam
sasaran primer, sekunder dan tertier.
Sasaran Primer
Sasaran primer program PKDTK adalah manajemen mulai manajemen puncak
hingga manajemen bawah dan pekerja/buruh itu sendiri.
Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder program PKDTK adalah keluarga pekerja dan masyarakat di
sekitar pabrik.
Sasaran Tertier
Sasaran tertier adalah mereka yang tidak terlibat langsung dengan pekerja namun
mempunyai peran yang penting dalam status kesehatan pekerja, seperti Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten (Notoatmodjo,
2010).
2.2.3 Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)
Menurut Notoatmodjo (2010) secara potensial PKDTK mampu
memberikan manfaat kepada pekerja, perusahaan dan masyarakat.
Bagi pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik di dalam tempat
kerja maupun di luar tempat kerja. Pekerja sehat tentu akan mengurangi angka
abseinteism. Pada akhirnya pekerja yang sehat tentu akan lebih optimal dalam
produktivitas kerja.
Bagi perusahaan
Penyelenggarakan program PKDTK akan meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim kerja akan lebih loyal, sehingga biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
untuk rekruitmen dan pelatihan karyawan baru akan berkurang. Produkivitas
perusahaan juga akan meningkat karena pekerja yang sehat akan lebih produktif.
Selain itu, biaya kompensasi bagi pekerja yang sakit akan berkurang dan
perusahaan akan memperoleh citra yang positif.
2.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Promotion)
Menurut George (1998) dalam Helliyanti (2009), Safety promotions atau promosi
K3 adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan
kesadaran dan perilaku pekerja tentang K3 sehingga dapat melindungi pekerja,
properti, dan lingkungan.
Promosi keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu investasi kelembagaan
untuk masa depan karena melalui promosi keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja, perusahaan akan diuntungkan dalam bentuk pengurangan biaya berkaitan
dengan penyakit dan peningkatan produktivitas. Promosi keselamatan dan
kesehatan kerja dapat menjadi strategi perusahaan modern yang bertujuan untuk
pencegahan penyakit di tempat kerja (termasuk penyakit akibat kerja, kecelakaan
kerja, cidera, sakit dan stres akibat kerja) dan meningkatkan potensi kesehatan dan
kesejahteraan tenaga kerja (Silaban, 2012).
Melalui kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi K3 adalah
upaya meningkatkan keberhasilan dari pelaksanaan K3 dalam mengurangi
kerugian bagi perusahaan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan maupun
pekerja dengan berfokus pada pembentukan perilaku keselamatan kerja yang
aman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Menurut Silaban (2012), Promosi K3 mencakup berbagai langkah yang bertujuan
untuk meningkatkan minat terhadap kehidupan kerja dan K3 secara umum. Hal
tersebut mencakup :
Sistem penyebaran informasi yang komprehensif;
Kampanye-kampanye yang ditargetkan untuk K3 diberbagai sektor; dan
Aktivitas promosi K3; misalnya pekan K3 tahunan di seluruh negara, yang
merupakan acara-acara yang bertemakan seputar K3 dan acara pemberian
penghargaan K3.
Safety promotion encompasses all aspects and level of safety-related education and communication within the organization, and directs resources toward the goal of continuous improvement set forth in the formal safety policy (Flight Safety Information Journal, 2008). Safety Promotion includes training, communication and other actions to create a positive safety culture within all levels of the workforce
Safety promotion activities within the Safety Management System (SMS) framework include : Providing SMS training Advocating/strengthening a positive safety culture System and safety communication and awareness Matching competency requirements to system requirements Disseminating safety lessons learned Everyone has a role in promoting safety (Federal Aviation Administration, 2014 ). Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa secara umum, promosi K3
mencakup dua hal, yaitu komunikasi dan pendidikan/education K3. Promosi K3
dilaksanakan dengan mengintegrasikan upaya-upaya penyebaran informasi K3
dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan tenaga kerja, melalui pendidikan
yang juga mencakup pelatihan K3, untuk mendukung terbentuknya budaya K3
yang unggul.
Before developing a safety marketing plan, one must understand human behaviour. This is the basic building block to developing successful safety promotions. In particular, it is essential to understand the human motives that influence human behaviour and its outcomes. Safety propaganda or campaigns
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
should be designed to appeal to employee needs, desires and motives (Denton, 1982).
Generally, though, most marketing firms and social researchers base their list on the developed by C.N.Allen. Although his list of primary human needs was developed some years ago, little change has occurred on it except that needs are now referred to as “guidelines of human needs”. Some of the needs developed by Allen are listed here :
Food and drink Sex and companionship Comfort Social approval Superiority Variety and adventure Health Welfare of loed ones Security (Denton, 1982). Creation of an effective safety program requires that employees identify with, and believe in safety. And to do so requires that the safety program appeal to and satisfy as many of these basic motives as possible (Denton, 1982).
Penekanan pernyataan diatas adalah bagaimana upaya mengubah/membentuk
perilaku keselamatan harus dilakukan melalui pendekatan perilaku pula, bila ingin
mendapatkan hasil yang lebih baik. Promosi K3 yang dirancang dengan
mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja, akan membuat tenaga kerja
merasakan pengaruh langsung dari promosi K3 tersebut, sehingga mereka lebih
terdorong untuk mengikuti informasi yang diberikan agar berperilaku keselamatan
yang aman.
Menurut Tresnaningsih dalam Helliyanti (2009), manfaat promosi K3 antara lain:
1. Bagi pihak manajemen di tempat kerja
a. Peningkatan dukungan terhadap program K3.
b. Citra positif (tempat kerja) yang maju dan peduli keselamatan dan kesehatan).
c. Peningkatan moral staff.
d. Penurunan angka absensi krena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
e. Peningkatan produktivitas.
f. Penurunan biaya kecelakaan dan kesakitan.
2. Bagi pekerja
a. Peningkatan percaya diri
b. Penurunan stres
c. Peningkatan semangat kerja
d. Peningkatan kemampuan mengenali bahaya di tempat kerja dan mencegah
penyakit.
e. Peningkatan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sekitar.
2.3.1 Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Communication)
Menurut Ramli (2010), Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
pengirim (sender) ke penerima (receiver) dengan tujuan untuk mencapai salah
satu sasaran berikut :
Untuk bertindak (action) mengenai sesuatu hal, misalnya menghentikan mesin
atau memadamkan kebakaran.
Untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang kebijakan K3 dalam
perusahaan, sumber bahaya di tempat kerja, prosedur kerja aman dan lainnya.
Untuk memastikan tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dijalankan,
misalnya cara melakukan suatu pekerjaan.
Untuk menyenangkan seseorang, misalnya pekerja yang berperilaku aman
Program keselamatan kerja hendaknya didukung oleh sistem manajemen
informasi yang baik dalam hal pengumpulan dan penyampaian informasi, yang
meliputi adanya jalur informasi yang baik dari pihak manajemen kepada para
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
pekerja maupun sebaliknya dari pekerja tentang kondisi tidak aman kepada pihak
manajemen (Davies et al., 2001; Hinze and Gambatese, 2003; Reason, 1997;
Tony, 2004 dalam Jurnal Teknik Sipil, 2005). Informasi terbaru sangatlah penting,
terutama yang berhubungan dengan peraturan dan prosedur keselamatan kerja
yang terbaru dan keadaan bahaya di lingkungan proyek (Jurnal Teknik Sipil,
2005).
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3 Pasal 13
Ayat 1 menyatakan bahwa prosedur informasi harus memberikan jaminan bahwa
informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak
terkait di luar perusahaan.
Safety communication dalam Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
FKM UI (2007), terbagi atas dua kelompok, yaitu :
Intragroups communication
Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, serta komunikasi dan koordinasi dalam
menyelesaikan masalah ataupun mengam bil keputusan oleh manajemen. Adapun
contoh kegiatan intragroups communication adalah Safety meeting.
Employee oriented communication
Bertujuan menstimulasi ketertarikan pada K3 dan mengiklankan bagaimana
kinerja K3 yang baik. Adapun berikut ini adalah beberapa jenis kegiatan dari
Employee oriented communication :
Safety contest : bersifat kompetitif, bertujuan untuk menciptakan nilai dan
mengomunikasikan perbandingan bila kinerja K3 dilaksanakan dengan baik,
contohnya kontes poster bertema K3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Safety campaign : tidak bersifat kompetitif, memiliki tujuan yang spesifik
(misalnya agar pekerja memakai kaca mata pelindung), memberikan pengetahuan
secara umum (misalnya penanganan kecelakaan secara umum).
Suggestion systems : perencanaan yang efektif dalam sistem komunikasi, sehingga
pekerja dapat langsung berhubungan dengan manajemen kunci yang menentukan
kebijakan (Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UI, 2007).
Alur komunikasi dapat terjadi antara manusia dengan manusia secara langsung
atau melalui alat kerja atau alat komunikasi. Interaksi komunikasi tersebut dapat
terlihat melalui diagram pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Gambar Diagram Interaksi Komunikasi K3
Sumber : Ramli, 2010
Komunikasi K3 menurut Ramli (2010), dibedakan atas :
Komunikasi manusia dengan manusia secara langsung, misalnya antara bawahan
dengan atasannya. Komunikasi ini sering juga disebut komunikasi personal
(personal communication) atau komunikasi kelompok (group communication.
Dalam K3, kedua jenis komunikasi ini banyak dilakukan, misalnya kontak
individu melalui observasi.
Alat kerja
Manusia
Alat komunikasi
Manusia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Komunikasi manusia dengan manusia melalui alat/media komunikasi seperti
telepon, buletin, poster, spanduk, situs internet, safety letter dan lainnya.
Komunikasi ini banyak digunakan di lingkungan kerja, misalnya komunikasi
antara petugas K3 dengan para pekerja.
Komunikasi K3 antara manusia dengan manusia dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Komunikasi internal, yaitu komunikasi di lingkungan organisasi baik secara
horizontal, vertikal dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah di seluruh jajaran
organisasi.
Komunikasi eksternal, yaitu aliran komunikasi antara organisasi dengan semua
unsur di luar perusahaan
Komunikasi manusia dengan alat kerja. Peralatan seperti mesin, unit proses,
peralatan adalah benda mati yang dioperasikan oleh manusia. Dalam proses
operasi tersebut terjadi komunikasi antara manusia dengan alat kerja.
Menurut Notoatmodjo (2003), media promosi adalah alat bantu untuk
menyampaikan informasi. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan sangat
bervariasi, antara lain :
Media Cetak
Booklet merupakan suatu media untuk meyampaikan pesan dalam bentuk buku,
baik merupa tulisan maupun gambar.
Flip chart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembaran
baliknya berisi kalimat sebagai pesan cetak yang berisi pesan atau informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas
masalah.
Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan berupa peringatan
kepada pekerja untuk bekerja dengan aman dan sehat. Lokasi pemasangan poster
sebaiknya di tempat yang mencolok sehingga orang tertarik untuk melihatnya,
penerangan baik, dan tidak terganggu oleh lalu lintas.
Menurut Suma‟mur (1987), poster adalah alat penunjang bagi keselamatan kerja
dan pencegahan kecelakaan dan tidak dapat menggantikan peranan
ketatarumahtanggaan yang baik, perencanaan yang tepat, kebiasaan kerja yang
aman dan pemasangan pagar pengaman. Poster membantu tenaga kerja untuk
lebih jauh memikirkan keselamtan. Salah satu keuntungan poster ialah dapat
dipakai, baik pada perusahaan besar maupun kecil.
Poster dapat dipakai untuk pengarahan sesuatu sikap atau tindakan yang selamat.
Misalnya poster tentang tangga dapat mengarahkan tenaga kerja untuk tidak
memakai tangga yang cacat. Poster juga dapat dipakai untuk memperlihatkan
ketentuan umum, umpamanya pemasngan poster tentang perlunya setiap tenaga
kerja mendapat pertolongan pertama yang tepat jika terjadi kecelakaan.
Poster harus dibuat dengan baik dan menarik, serta mudah dipahami. Tata warna
harus baik, Setiap waktu poster harus diubah atau diganti agar tidak
membosankan. Rambu-rambu K3 dapat membantu meningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja serta dapat dipakai untuk mengurangi kebiasaan buruk yang
banyak ditemukan.
Media Papan
Poster/billboard
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Poster didesain oleh designer dan kemudian dicetak untuk ditempel di papan.
Dipasang di lokasi seperti pemasangan wallpaper.
Painted bulletin
Painted bulletin biasanya langsung digambar di tempat, misalnya : sebuah sisi
dari gedung tertentu, atap bahkan dapat digambar dalam fiberboard.
Bentuk-bentuk aplikasi kegiatan promosi K3 dalam ruang lingkup
komunikasi, antara lain :
Komunikasi informasi K3
Kepustakaan sangat berguna bagi tenaga kerja. Melalui kepustakaan, pengetahuan
secara umum dalam keselamatan dapat ditingkatkan. Kepustakaan mungkin
berbentuk buku, brosur, majalah dan lain-lain.
Perusahan sering menerbitkan majalah atau brosur perusahaan. Biasanya terdapat
atau dimuat uraian-uraian tentang keselamatan kerja. Seringkali pula, pada brosur-
brosur perusahaan disediakan ruang-ruang khusus untuk secara pendek diisi aneka
ajakan, seruan dan lain-lain dalam keselamatan kerja (Suma‟mur, 1987).
Rambu-rambu K3
Menurut Abdurrahman (2013), rambu-rambu/simbol-simbol K3 adalah peralatan
yang bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan para
karyawan dan pengujung yang sedang berada di tempat kerja.
Rambu-rambu keselamatan berguna untuk :
Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja.
Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.
Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Mengigatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan
diri.
Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku
yang tidak diperbolehkan.
Menurut Goestch dalam penelitian Syaaf (2008), hal-hal yang dapat
meningkatkan efektifitas safety sign adalah :
Ganti rambu, poster dan alat bantu visual lainnya secara periodik. Pesan visual
yang terlalu lama digunakan, lama kelamaan akan menyatu dengan latar dan tidak
dikenali lagi.
Libatkan pekerja dalam membuat pesan yang akan ditampilkan pada rambu atau
poster.
Buat pesan visual yang sederhana dan dengan pesan yang jelas.
Buat pesan-pesan visual yang cukup besar agar mudah dilihat dalam jarak
tertentu.
Tempatkan pesan visual pada tempat-tempat tertentu yang akan memghasilkan
efek maksimum.
Gunakan permainan warna, agar pesan visual dapat menarik perhatian
Perundangan yang berkaitan dengan rambu-rambu K3 antara lain:
Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b : “ Memasang dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja “.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kriteria audit 6.4.4 : “Rambu-rambu mengenai keselamatan dan
tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman“.
Kategori safety sign yang harus ada menurut British Standart Instiution (BSI)
5499 adalah :
Prohibited sign/rambu larangan : Memberitahukan kepada orang yang melihat
untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang tersebut karena dapat mengakibatkan
kecelakaan fatal. Prohibited sign ditandai dengan pictogram berwarna hitam yang
dikelilingi geometri outline lingkaran dan tanda silang tunggal berwarna merah.
Danger sign/rambu bahaya : Mengindikasikan kondisi yang sangat dekat dengan
bahaya, yang jika tidak dihindari akan menyebabkan kematian atau cedera serius.
Danger sign ditandai dengan bagian header berwarna merah , ditambah geometri
segitiga dengan tanda seru dan tulisan danger/bahaya berwarna putih.
Emergency sign/rambu utamakan keselamatan : Menyampaikan instruksi umum
yang berhubungan dengan praktik kerja aman, mengingatkan prosedur
keselamatan yang sesuai dan menunjukkan lokasi peralatan keselamatan.
Emergency sign ditandai dengan header berwarna hijau dan tulisan utamakan
keselamatan berwarna putih.
Fire sign/rambu pemadaman api : Memberikan informasi kepada orang yang
melihatnya agar mengetahui dimana letak peralatan pemadaman api seperti fire
extinguisher, fire hydrant, fire alarm dan lain-lain ketika terjadi kebakaran. Fire
sign ditandai dengan pictogaram berwarna putih yang dikelilingi bentuk geometri
segi empat berwarna merah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Safe condition sign/rambu darurat : Memberikan informasi kepada orang yang
melihatnya untuk mengetahui dimana letak peralatan untuk menangani keadaan
darurat. Safe condition sign ditandai dengan pictogram berwarna putih yang
dikelilingi bentuk geometri segi empat berwarna hijau.
Mandatory sign adalah tanda yang bertujuan untuk memberikan perintah agar
pekerja dalam kondisi aman dengan menggunkan alat pelindung diri sesuai
dengan bahaya yang ada di lingkungan kerja. Mandatory sign ditandai dengan
pictogram berwarna putih yang dikelilingi bentuk geometri segi empat berwarna
biru. (Lestari, 2014).
Kelompok rambu-rambu menurut OHSAS 18001, dibagi dalam tiga bagian yakni:
Perintah berupa : larangan,kewajiban
Waspada berupa : bahaya, peringatan, perhatian
Informasi (DC Konsultan, 2012).
Bulan K3
Sangat dirasakan perlunya bahwa keselamatan merupakan suatu gerakan. Gerakan
ini dapat bersifat nasional atau di perusahaan-perusahaan, dapat berupa hari atau
minggu keselamatan. Kegiatan-kegiatannya mungkin berupa penggunaan poster,
pertunjukkan film atau slide, ceramah dan diskusi, kompetisi, penjelasan tentang
alat pengaman, dan lain-lain (Suma‟mur, 1987).
Sebagai kelanjutan upaya mencapai visi K3 nasional, yaitu “Indonesia Berbudaya
K3 Tahun 2015”, Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 386 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Nasional Tahun 2015-2019.
Seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
cendikiawan, organisasi profesi dan asosiasi diharapkan dapat temotivasi untuk
berperan aktif dalam meningkatkan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta
pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung pencapaian “Kemandirian
Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 tahun 2020”.
Adapun tujuan, sasaran, pelaksanaan dan program, khususnya program bersifat
promotif pada kegiatan bulan K3 nasional tahun 2015-2019 yang tertulis pada
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 386 Tahun 2014,
adalah sebagai berikut :
Tujuan
Meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3;
Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mencapai pelaksanaan budaya K3
secara optimal disetiap kegiatan usaha;
Meningkatkan penerapan K3 menuju masyarakat madiri berbudaya K3.
Sasaran
Turunnya tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Terciptanya tempat kerja dan aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Terwujudnya kemandirian masyarakat berbudaya K3.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Bulan K3 dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari
pada setiap tahun 2015-2019.
Implementasi kegiatan K3 dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Kegiatan yang bersifat promotif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Pemasangan bendera, spanduk, umbul-umbul, dan baliho K3.
Pameran K3
Sosialisasi dan publikasi K3
Aksi sosial K3
Cerdas cermat K3
Pengawasan
Pengawasan merupakan bagian dari komunikasi K3 antar manusia secara
langsung (observasi) (Ramli, 2010). Pengawasan harus bersifat membimbing agar
para pelaksana dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
yang telah ditentukan baginya (Helliyanti, 2009).
Menurut Syaaf (2008) yang mengutip pedapat Roughton, kelemahan dari
peraturan keselamatan adalah hanya berupa tulisan yang menyebutkan bagaimana
seseorang bisa selamat, tetapi tidak mengawasi tindakan aktivitasnya. Pekerja
akan cenderung melupakan kewajibannya dalam beberapa hari atau minggu. Oleh
karena itu dibutuhkan pengawasan untuk menegakkan peraturan ditempat kerja.
Pengawasan harus dilakukan secara berkala atau sesering mungkin sehingga
apabila ada kondisi yang berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui
dengan segera dan dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya (Helliyanti,
2009).
Pengawas merupkan unsur kunci dalam program K3, karena pengawas adalah
orang yang langsung berhubungan dengan tempat kerja dan pekerjanya. Pengawas
paling tahu mengenai kondisi tempat kerja, dan memiliki otoritas untuk
melakukan pengawasan dan pembinaan (Ramli, 2010).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Menurut Roughton yang dikutip oleh Syaaf (2008), beberapa tipe individu yang
harus terlibat dalam mengawasi tempat kerja, yaitu :
a. Pengawas (Supervisor)
Setiap pengawas yang ditunjuk harus mendapatkan pelatihan terlebih dahulu
mengenai bahaya yang mungkin akan ditemui juga pengendaliannya.
b. Pekerja
Sebagai upaya melibatkan pekerja dalam proses keselamatan, setiap pekerja harus
mengerti mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dan rekan kerjanya
dari bahaya tersebut. Mereka yang terlibat dalam pengawasan menumbuhkan
pelatihan dalam mengenali dan mengendalikan potensi hazard.
c. Safety Professional
Safety Professional harus menyediakan bimbingan dan petunjuk tentang metode
inspeksi. Safety Professional dapat diandalkan untuk bertanggung jawab terhadap
kesuksesan atau permasalahan dalam program pencegahan dan pengendalian
bahaya.
2.3.2 Pelatihan K3
Pemahaman atau budaya K3 tidak datang dengan sendirinya, namun harus
dibentuk melalui pelatihan maupun pembinaan. Pelatihan dimaksudkan untuk
meningkatkan knowledge, skill, dan attitude (KSA) sehingga harus dirancang
sesuai atau spesifik dengan kebutuhan masing-masing pekerja (Ramli, 2010).
Latihan keselamatan adalah penting mengingat kebanyakan kecelakaan
terjadi pada pekarja baru yang belum terbiasa dengan bekerja secara selamat.
Sebabnya adalah ketidaktahuan tentang bahaya atau ketidaktahuan cara
mencegahnya, sekalipun tahu tentang adanya suatu risiko bahaya tersebut. Latihan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
untuk bekerja secara selamat tidak berbeda dari latihan untuk mencapai efisiensi
kerja yang tinggi. Segi keselamatan harus ditekankan pentingnya kepada tenaga
kerja oleh pelatih, pimpinan kelompok atau instruktur (Suma‟mur 1987).
Salah satu cara yang baik untuk mempromosikan keselamatan di tempat kerja
adalah dengan memberikan pelatihan bagi pekerja. Pelatihan keselamatan awal
harus menjadi bagian proses orientasi pekerja baru. Pelatihan selanjutnya
diarahkan pada pembentukan pengetahuan yang baru, spesifik dan lebih dalam
serta memperbaharui pengetahuan yang sudah ada (Goestsch dalam Syaaf, 2008).
Keselamatan dapat menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh
pekerja, apabila pelatihan dilaksanakan dalam suatu proses yang berkelanjutan.
Proses ini mencakup dua hal, yaitu pelatihan keselamatan pada pekerja yang baru
masuk atau dipindahkan, dan peningkatan kinerja K3 pada pekerja dan supervisor
yang sudah lama bekerja (Denton, 1982).
Pelatihan K3 menurut Ramli (2010), dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Induksi K3 (safety induction) yaitu pelatihan yang diberikan sebelum seseorang
mulai bekerja atau memasuki suatu tempat kerja. Pelatihan ini ditujukan untuk
pekerja baru, pindahan, mutasi, kontraktor dan tamu yang berada di tempat kerja.
Pelatihan khusus K3 berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.
Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan mengenai
bahaya-bahaya bahan kimia dan pengendaliannya. Pekerja yang bertugas sebagai
safety officer harus diberi pelatihan misalnya mengenai manajemen K3 atau
manajemen risiko
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Pelatihan K3 umum yaitu program pelatihan yang bersifat umum dan diberikan
kepada semua pekerja mulai dari level terbawah sampai manajemen puncak.
Pelatihan ini umumnya bersifat awareness yaitu untuk menanamkan budaya atau
kultur K3 di kalangan pekerja. Termasuk dalam pelatihan ini misalnya mengenai
dasar K3 dan petunjuk keselamatan seperti keadaan darurat dan pemadaman
kebakaran.
2.3.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PTPN IV Kebun
Bah Jambi
Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan promosi K3 yang telah dilaksanakan di
PTPN IV Kebun Bah Jambi :
Komunikasi informasi K3
Pembagian manual SMK3 pada seluruh karyawan setiap tahun atau bila ada
perubahan.
Penyebarluasan informasi K3, seperti kebijakan K3, risalah rapat K3, prosedur-
prosedur K3, daftar petugas P3K, daftar petugas pemadam kebakaran, pelatihan
K3, perubahan K3 di tempat kerja, dan lain-lain, melalui papan pengumuman,
maupun media lain selain rambu-rambu.
Pesan-pesan K3 dan motivasi untuk berperilaku K3 aman yang diberikan pada
saat apel bulanan ataupun sebelum mulai bekerja oleh mandor/asisten pengolahan.
Rambu rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Adanya pemasangan rambu-rambu K3 yang menginformasikan kondisi bahaya,
larangan, letak peralatan penanganan kedaruratan, seperti Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) dan instruksi praktik kerja aman, misalnya penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Kegiatan Bulan K3 Nasional
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati bulan K3 antara lain
lomba melukis poster K3, cerdas cermat K3,pemasangan bendera, baliho, spanduk
dan poster K3, upacara dan penyampaian pesan-pesan K3.
Pengawasan
Pengawasan harian terhadap perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan
oleh mandor/asisten pengolahan.
Pengawasan rutin setiap bulan oleh polisi SMK3 agar pekerja selalu
menggunakan APD saat bekerja, memarkirkan kendaraan pada tempatnya, dan
hadir/keluar sesuai waktu yang telah ditentukan.
Pengecekan terhadap lingkungan kerja oleh tim inspeksi, terkait kebersihan,
rambu-rambu K3, APAR, alat (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) P3K dan
peralatan/mesin yang digunakan.
Pelatihan K3
Pelatihan K3 yang diberikan bagi karyawan bagian pengolahan antara lain :
Pelatihan induksi agar pekerja yang baru masuk atau dipindahkan kebagian kerja
yang baru memahami kebijakan dan prosedur K3 di tempat kerjanya
Pelatihan khusus K3 yang terkait tugas masing-masing pekerja, seperti pekerjaan
sebagai operator yang memerlukan safety permit, yaitu dokumen yang wajib
dimiliki sebelum melakukan suatu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan
diperoleh setelah mengikuti suatu pelatihan, sehingga pekerja dinyatakan layak
untuk melaksanakan pekerjaannya secara administratif setelah memiliki Surat Izin
Operator (SIO).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan bencana alam)
Pelatihan P3K
2.4 Perilaku
2.4.1 Pengertian Perilaku
Pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan
makhluk hidup dan pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan
tindakan. Namun tidak berarti bahwa bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari
sikap dan tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk
pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Perilaku sebagai perefleksian faktor-faktor
kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, sikap, motivasi,
reaksi, dan sebagainya, dan faktor lain seperti pengalaman, keyakinan, sarana
fisik, sosio, dan budaya (Notoatmodjo, 2003).
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Perilaku ini disebut teori “S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”
dikarenakan tejadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian
organisme tersebut merespon.
2.4.2 Bentuk-Bentuk Perilaku
Berdasarkan teori Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) mengenai perilaku
sebagai bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup, terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap
stimulus yang bersangkutan.
Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka, ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behavior”.
Menurut Kholid (2014), secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek
tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni :
Bentuk pasif, adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan
atau sikap batin pengetahuan. Perilaku masih terselubung (covert behaviour).
Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt
behaviour.
2.4.3 Faktor – Faktor Penentu Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan,
misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor
yang dominan mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Lawrence Green dalam Linggasari (2008), faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku terdiri dari :
Faktor Pendorong (Predispocing Factors), yakni faktor-faktor yang
mempermudah atau mendahului terjadinya perilaku seseorang, antara lain:
pengetahuan, persepsi, pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai (norma, tradisi, adat
istiadat, dll).
Faktor Pemungkin (Enabling Factors), yakni faktor-faktor yang memungkinkan
atau memfasilitasi perilaku. Faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku selamat, misalnya penyediaan APD, peraturan
dan kemampuan sumber daya.
Faktor Penguat (Reinforcing Factors), yakni faktor-faktor yang memperkuat atau
mendorong pekerja untuk berperilaku dalam bekerja, terwujud dalam bentuk
penguat yang dilakukan oleh pengawas dan supervisor.
2.4.4 Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perlaku
terdahulu. Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan, yaitu
masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo, 2003).
Proses pembelajaran yang terjadi pada diri individu terjadi dengan baik apabila
proses pembelajaran tersebut menghasilkan perubahan perilaku yang relatif
permanen (Halimah, 2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
terpenting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari dari
pengetahuan (Sunaryo dalam Kholid, 2014).
2.5 Perilaku Keselamatan
Perilaku keselamatan lebih menekankan aspek perilaku manusia terhadap
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Perilaku keselamatan (safety behaviour)
adalah sebuah perilaku yang dikaitkan langsung dengan keselamatan, misalnya
pemakaian kacamata keselamatan, penandatanganan formulir risk assesment
sebelum kerja atau berdiskusi masalah keselamatan (Syaaf, 2007).
Perilaku keselamatan adalah suatu bentuk nyata dari program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) yang merupakan syarat utama nilai investasi dalam
keberhasilan kualitas dan kuantitas produk, kelangsungan perusahaan dan daya
saing sebuah negara. Aspek perilaku keselamatan memiliki peranan yang sangat
penting yang harus diperhatikan untuk menghindarkan karyawan dari ancaman
kecelakaan kerja.
Tingginya perilaku keselamatan dapat dilihat berdasarkan kepatuhan
karyawan terhadap prosedur-prosedur keselamatan kerja yang ditetapkan
perusahaan seperti melakukan pengecekan alat pelindung diri dan mematuhi
rambu-rambu di area kerja. Selain itu , terlibatnya karyawan dalam safety talk,
pelatihan-pelatihan keselamatan dan kehadiran karyawan pada proses induksi
sebelum bekerja dapat meningkatkan dan mempertahankan perilaku keselamatan
(Jurnal Ecopsy, 2013).
Indikator-indikator perilaku keselamatan kerja, antara lain :
Saya melaporkan kecelakaan yang terjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja
Saya menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
Saya meletakkan material dan peralatan pada tempat yang ditentukan
Saya bekerja mengikuti semua prosedur keselamatan kerja
Saya mengikuti semua instruksi dari atasan saya
Saya bergurau dengan rekan kerja saya waktu bekerja
Saya sering melakukan gerakan berbahaya seperti berlari, melempar, melompat
(Jurnal Teknik Sipil, 2005).
2.5.1 Perilaku Aman
Perilaku aman menurut Heinrich dalam Suma‟mur (1996) adalah tindakan atau
perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Sedangkan menurut Bird
dan Germain, perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau insiden.
2.5.2 Perilaku Tidak Aman
Perilaku tidak aman menurut Bird and Germain (1990) adalah perilaku yang dapat
mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Sedangkan menurut
Heinrich (1980), perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari
seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperbesar kemungkinan
terjadinya kecelakaan terhadap karyawan (Helliyanti, 2009).
Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), bentuk kesalahan manusia karena faktor
yang ada dalam diri manusia meliputi :
Khilaf dan lupa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Kesalahan karena ketidaksadaran, hilangnya perhatian, atau lupa sesaat ini dikenal
dengan sebutan khilaf atau slip dalam bahasa Inggris. Kesalahan karena
kekhilafan ini dapat dikendalikan melalui perekayasaan, SOP, maupun
pengawasan.
Kesalahan (mistakes)
Kesalahan ini memang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh pelaku, karena
keterbatasan pengetahuan pelaku terkait pekerjaan, aturan yang berlaku, dan
ketidakmampuan secara fisik dan kejiwaan. Kesalahan dalam bentuk ini dapat
dikendalikan melalui sistem pembinaan sumberdaya manusia yang baik,
pengelolaan kontraktor, dan peran pengawas yang bertanggung jawab.
Pelanggaran (Violation)
Kesalahan karena ketidakmauan/kesengajaan ini dikenal dengan istilah
pelanggaran atau jalan pintas (shortcut), yaitu tindakan yang sengaja melanggar
aturan atau prosedur yang berlaku, sehingga memperbesar kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
Ada beberapa faktor keinginan dalam diri (desire) yang mendorong kita
mengambil jalan pintas, antara lain :
Ingin cepat selesai (menghemat waktu)
Malas atau menghemat usaha (lebih efisien, lebih praktis, lebih mudah)
Ingin enak atau nyaman (tak mau pakai sabuk pengaman, helm, dan APD lain)
Menarik perhatian (menunjukkan jika dirinya berani)
Mengikuti keinginan kelompok
Ingin bebas (Gunawan dan Waluyo, 2015).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
2.6 Kerangka Konsep Penelitian
Promosi K3
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Komunikasi Informasi K3
Rambu-Rambu K3
Kegiatan Bulan K3
Pengawasan
Pelatihan K3
Perilaku Keselamatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan survei
eksplanatif/analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar
variabel melalui pengujian hipotesis (Effendi dan Tukiran, 2012). Adapun
desain/rancanganpenelitian ini adalah desain Cross Sectional Study, yaitu suatu
rancangan penelitian yang pelajari dinamika korelasi dan asosiasi antara variabel
independen (promosi keselamatan dan kesehatan kerja) dengan variabel dependen
(perilaku keselamatan) pada saat yang bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di bagian pengolahan/produksi Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) PTPN IV Kebun Bah Jambi. Adapun alasan pelaksanaan penelitian
di tempat tersebut adalah :
Promosi K3 yang telah dilaksanakan oleh PTPN IV Kebun Bah Jambi belum
membentuk budaya K3 yang baik karena masih banyak kecelakaan yang terjadi
akibat perilaku keselamatan yang tidak aman
Belum pernah dilaksanakan penelitian tentang hubungan promosi K3 dengan
perilaku keselamatan karyawan di PTPN IV Kebun Bah Jambi sebelumnya
Adanya kesediaan dan dukungan dari pihak PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk
melaksanakan penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2016
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto (2009), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Sedangkan menurut Sugiono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian pengolahan PKS
PTPN IV Kebun Bah Jambi yang berjumlah 86 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti pengambilan sampel
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar
berfungsi sebagai sampel. Apabila subyek kurang dari 100 maka pengambilan
sampel semuanya (Arikunto, 2009).
Melihat jumlah populasi dalam penelitian ini <100, maka jumlah sampel adalah
jumlah total populasi, yaitu 86 orang karyawan bagian pengolahan PKS PTPN IV
Kebun Bah Jambi.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2007), pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan
menggunakan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tentang
promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan perilaku keselamatan
karyawan. Adapun kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel promosi
K3 dan variabel perilaku keselamatan bersumber dari modifikasi kuesioner
penelitian Sipayung (2014).
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung oleh peneliti,
melainkan melalui pihak lain atau dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sekretariat SMK3.
Data-data tersebut antara lain, selayang pandang PTPN IV Kebun Bah Jambi,
buku panduan pedoman operasional pengolahan kelapa sawit bagian pengolahan
PTPN IV Kebun Bah Jambi, laporan triwulan dan tahunan P2K3, dokumen
komunikasi dan informasi, dan dokumen pelatihan.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah usaha-usaha yang
dilakukan oleh pihak PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendorong dan
menguatkan perilaku bekerja yang aman. Secara operasional Promosi K3 di PTPN
IV Kebun Bah Jambi dilaksanakan dalam lima kegiatan, yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Komunikasi Informasi K3 adalah penyebarluasan informasi mengenai K3 di
setiap unit kerja secara merata agar sampai ke setiap pekerja, melalui media selain
rambu-rambu.
Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah Peralatan berupa
tanda dan tulisan yang ditempatkan pada setiap stasiun kerja berupa
pemberitahukan APD yang wajib digunakan, larangan melakukan tindakan
membahayakan, lokasi rawan bahaya, ajakan penerapan K3, informasi letak alat
pemadam kebakaran, informasi letak peralatan penanganan kedaruratan.
Kegiatan Bulan K3 Nasional adalah kegiatan-kegiatan bertemakan K3 yang
dilaksanakan dalam periode 12 Januari-12 Februari setiap tahunnya untuk
meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap norma K3, serta penerapan K3
melalui keterlibatan seluruh pekerja di perusahaan.
Pengawasan adalah tindakan memantau kegiatan seorang pekerja atau lebih di
setiap stasiun atau area kerja sesuai dengan instruksi kerja serta memberikan
peringatan jika terdapat hal yang membahayakan pekerja oleh pengawas (mandor
unit) dan pengawas bagian K3.
Pelatihan K3 adalah kegiatan melatih kemampuan pekerja dalam memahami
setiap kebijakan/prosedur K3 sebelum mulai bekerja atau memasuki tempat kerja
yang baru, melaksanakan tugas masing-masing secara aman dan menguasai
keselamatan secara umum seperti penggunaan APD yang baik dan benar, P3K,
dan tanggap darurat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
3.5.2 Variabel Terikat
Perilaku Keselamatan adalah tindakan pekerja yang berperan penting
dalam keselamatan dan menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja. Perilaku
Keselamatan meliputi :
Perilaku aman
Bekerja sesuai instruksi dan prosedur keselamatan, seperti menggunakan
perlengkapan keselamatan, tidak melakukan gerakan berbahaya, meletakkan
material dan peralatan pada tempat yang ditentukan, serta melaporkan kecelakaan
yang terjadi dan mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja.
Perilaku Tidak Aman Bekerja tidak
sesuai instruksi dan prosedur keselamatan, seperti tidak menggunakan
perlengkapan keselamatan, melakukan gerakan berbahaya, tidak meletakkan
material dan peralatan pada tempat yang ditentukan, serta tidak melaporkan
kecelakaan yang terjadi dan tidak mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan
keselamatan kerja.
3.6 Metode Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala Guttman. Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu
“setuju” atau “tidak setuju” (Sugiyono, 2007).
Variabel-variabel dalam penelitian dikategorikan menjadi 2 berdasarkan nilai cut
of point (mean), yaitu > mean atau ≤ mean (Arikunto, 2010).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
3.6.1 Pengukuran Promosi K3
Variabel independen promosi K3 terdiri dari 5 variabel yang diajukan dengan
alternatif jawaban “ya” diberi skor 2 dan “tidak” diberi skor 1. Variabel-variabel
tersebut antara lain:
Komunikasi informasi K3
Terdiri dari 4 pertanyaan dengan kode pertanyaan A1-A4, kemudian variabel ini
dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 6)
b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 6)(Arikunto, 2010).
Rambu-rambu K3
Terdiri atas 6 pertanyaan dengan kode pertanyaan B1-B6, kemudian variabel ini
dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 11)
b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 11) (Arikunto, 2010).
Kegiatan-kegiatan bulan K3
Terdiri dari 6 pertanyaan dengan kode pertanyaan C1-C6, kemudian variabel ini
dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 6)
b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 6) (Arikunto, 2010).
Pengawasan
Terdiri dari 5 pertanyaaan dengan kode pertanyaan D1-D5, kemudian variabel ini
dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 9)
b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 9) (Arikunto, 2010).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
Pelatihan K3
Terdiri dari 4 pertanyaan dengan kode pertanyaan E1-E4, kemudian variable ini
dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 5)
b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 5) (Arikunto, 2010).
3.6.2 Pengukuran Perilaku Keselamatan
Didasarkan pada kuesioner dari penelitian terdahulu, yaitu penelitian Sipayung
(2014). Kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyaan, dengan kode pertanyaan F1-F9.
Adapun pertanyaan yang diajukan merupakan kombinasi dari pertanyaan positif
dan negatif dengan alternatif jawaban “benar dan salah”, dimana setiap jawaban
yang mendukung perilaku keselamatan aman akan diberi skor 2 dan yang tidak
mendukung akan diberi skor 1. Pedoman pemberian skor pada masing-masing
pertanyaan adalah sebagai berikut :
Pada pertanyaan F1, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 2
Pada pertanyaan F2, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 1
Padapertanyaan F3, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan jika
menjawab “salah” maka diberi skor 1
Pada pertanyaan F4, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan
jika menjawab salah maka diberi skor 1
Pada pertanyaan F5, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
Pada pertanyaan F6, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 1.
Pada pertanyaan F7, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 2.
Pada pertanyaan F8, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 2.
Pada pertanyaan F9, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan
jika menjawab “salah” maka diberi skor 1.
Kemudian variabel perilaku keselamatan (safety behavior) dikategorikan menjadi:
Aman, jika responden memperoleh skor > mean (> 15)
Tidak aman, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 15) (Arikunto, 2010).
3.7 Metode Analisis Data
Seluruh data yang telah diperoleh, dianalisis melalaui proses pengolahan data
yang mencakup tahap-tahap berikut ini :
Editing, penyuntingan data dilakukan untuk menghindari kesalahan atau
kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.
Coding, pemberian kode atau scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan entry
data.
Data Entry, data yang telah diberi kode tersebut kemudian dimasukkan dalam
program computer untuk selanjutnya diolah.
Analysis, data-data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis univariat
dan analisis bivariat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software computer Statistic
Package For The Social Science (SPSS) versi 17. Metode analisis yang dilakukan
adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari variabel
independen (promosi K3) dan variable dependen (perilaku keselamatan/safety
behavior).
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi menggunakan uji statistik sesuai skala data,
yaitu antara variabel independen (promosi K3) dengan variabel dependen
(perilaku keselamatan/safety behaviour). Semua hipotesis untuk data kategorik
tidak berpasangan menggunakan uji Chi Square, bila memenuhi syarat uji Chi
square (Dahlan, 2012). Uji Exact Fisher adalah alternatif uji Chi Square bila
syaratnya tidak terpenuhi, yaitu jika lebih dari 20% jumlah sel memiliki nilai
expected yang kurang dari 5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Kebun Bah Jambi adalah salah satu unit usaha milik PT Perkebunan Nusantara IV
yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Unit
usaha Kebun Bah Jambi pada awalnya merupakan milik swasta asing dari
Belanda, yaitu N.V.H.V.A (Handle Veroniging Amsterdam). Pemerintah
berdasarkan Peraturan berdasarkan Peraturan Nomor 19 dalam lembaran negara
nomor 31 tahun 1959 melakukan pengambilan alih kepemilikan pada tanggal 2
Mei 1959, sehingga terjadi peralihan status menjadi Perusahaan Perkebunan
Negara (PPN) baru sampai dengan tahun 1963.
Perusahaan Perkebunan Negara dibagi menjadi 13 wilayah dari PPN Aneka
Tanaman (Antan) I s/d XIII pada tahun 1963, adapun Unit Usaha Bah Jambi
masuk dalam PPN Sumut III yang selanjutnya berubah nama menjadi PPN Antan
III sampai dengan tahun 1968. Tahun 1968 dilakukan pengubahan nama terhadap
Perusahaan Perkebunan Negara Aneka Tanaman III, IV, PPN Karet VI dan PPN
Serat Sumut menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII (PNP VIII) berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1968. Perusahaan Negara Perkebunan VIII
kemudian diperserokan pada tanggal 14 Januari 1985 menjadi Perusahaan
Perseroan PT. Perkebunan VII (PTP VII).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1996, PT. Perkebunan VI, PT.
Perkebunan VII, dan PT. Perkebunan VIII dileburkan menjadi satu Badan Usaha
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH
nomor 37 tanggal 11 Maret 1996 dan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.
C2.8335 HT.01.01 Tahun 1996 pada tanggal 8 Agustus yang dicantumkan dalam
Lembaran Berita Negara No. 81 tanggal 8 Oktober 1996.
4.1.2 Lokasi dan Keadaan Umum Perusahaan
Kebun Bah Jambi berada di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten
Simalungun. Adapun jarak Kebun Bah Jambi adalah 19 Km dari Kota
Pematangsiantar dan 147 Km dari Kota Medan. Keadaan topografi tanah sedikit
bergelombang dan berbukit, dengan jenis tanah Podolik Coklat Kuning (PCK) dan
Podsolik Coklat (PC). Kebun Bah Jambi memiliki luas HGU 8.127,30 Ha
(81.273.000 m2), terdiri dari 9 Afdeling Tanaman Kelapa Sawit, Emplasmen,
Pembibitan, Pabrik dan Kolam Limbah.
Luas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Bah Jambi adalah 8.832,15 m2.
Pengolahan buah kelapa sawit pada PKS Kebun Bah Jambi menghasilkan bahan
setengah jadi berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (PK) yang selanjutnya
dikirim ke PT. SAN Belawan, PAMINA Adolina dan sejak tahun 2000 Inti Sawit
(PK) diolah lebih lanjut di PPIS Pabatu menjadi PK Oil dan PK Meal.
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
PT. Perkebunan Nusantara IV “Menjadi pusat keunggulan pengelolaan
perusahaan agro industri kelapa sawit dengan tata kelola peusahaan yang baik
serta berwawasan lingkungan”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Misi
Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif
Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan system cara
dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk
meningkatakan produktifitas dan efisiensi.
Meningkatkan laba secara berkesinambungan.
Mengelola usaha secara profesional untuk peningkatan nilai perusahaan, yang
mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Meningkatkan tanggung jawab sosial lingkungan.
Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah Pusat-Daerah
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan di Unit Usaha Kebun Bah Jambi
adalah struktur organisasi lini dan staf, dimana Manajer Unit sebagai pemimpin
tertinggi membawahi empat Kepala Dinas yang masing-masing dibantu oleh
asisten/staf sesuai bagiannya. Empat Kepala Dinas tersebut terdiri dari Kepala
Dinas Tanaman Rayon Utara, Kepala Dinas Tanaman Rayon Selatan, Kepala
Dinas Teknik/Pengolahan dan Kepala Dinas Tata Usaha. Adapun asisten/staf
yang dibawahi langsung oleh Manajer Unit tanpa dibawahi oleh
Kepala Dinas adalah Asisten SDM dan Umum. Berikut ini
struktur organisasi Unit Usaha Kebun Bah Jambi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Bah Jambi
Sumber : Selayang Pandang PTPN IV Kebun Bah Jambi, 2016
KA. DINAS TATA USAHA
PEMBANTU PA. PAM
PA. PAM
ASISTEN SDM & UMUM
ASISTEN TRANSPORT POOL
ASISTEN TATA USAHA ASISTEN TEKNIK PABRIK
ASISTEN PENGOLAHAN
ASISTEN PENGOLAHAN
ASS. TRANSPORT PRODUKSI
RAYON SELATAN
ASISTEN AFDELING IX
ASISTEN AFDELING VIII
ASISTEN AFDELING VII
ASISTEN AFDELING VI
ASISTEN AFDELING V
KA. DINAS TANAMAN
RAYON SELATAN
KA. DINAS
TEKNIK/PENGOLAHAN
ASS. TRANSPORT PRODUKSI
RAYON UTARA
ASISTEN PEMBIBITAN
ASISTEN EMPLASMEN
ASISTEN AFDELING IV
ASISTEN AFDELING III
ASISTEN AFDELING II
ASISTEN AFDELING I
KA. DINAS TANAMAN
RAYON UTARA
MANAJER UNIT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
4.1.5 Kebijakan K3
PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi yang bergerak dibidang perkebunan
khususnya pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlandaskan pada
tanggung jawab K3 serta berorientasi pada pekerja maka manajemen menetapkan
komitmen sebagai berikut :
Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya terkait dengan SMK3.
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja di seluruh afdeling bagian guna mencapai
tujuan yang aman,efisiensi dan produktivitas di perusahaan.
Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan menyediakan dana.
Senantiasa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan pekerja serta
melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
4.1.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PTPN IV
Kebun Bah Jambi
Perusahaan membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) untuk mengkoordinir pelaksanakan kebijakan dan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam rangka menciptakan suasana kerja
yang aman, sehat dan nyaman, sehingga karyawan dapat bekerja secara efektif
dan efisien. Adapun bagan struktur organisasi P2K3 sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
Gambar 4.2 Struktur Organisasi P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi
STRUKTUR ORGANISASI P2K3 PTPN IV KEBUN BAH JAMBI
Keterangan : ------------ Garis Koordinasi Garis Komando
KETUA
Manajer Unit Usaha
SEKRETARIS
Asst. SDM & Umum
KETUA IV
Asst. Tek. Pabrik
TIM TANGGAP
DARURAT
PABRIK
FIRE CHIEF
PA PAM
TIM
MANAJEMEN
RESIKO
TIM INTERNAL
AUDITOR
KETUA II
KETUA
KDTU
KETUA III
KDTP
DOKUMEN
CONTROL
TIM TANGGAP
DARURAT AFD
TIM INSPEKSI
DAN
INVESTIGASI
REGU
PEMADAM
INTI
ANGGOTA
Seluruh Karyawan, Pimpinan dan Pelaksana Unit Usaha
Kebun Bah Jambi
TIM INSPEKSI
AFDELLING
REGUMEDIS REGU LOGISTIK & KOMUNIKASI
REGU EVAKUASI REGU RESQUE
REGU PEMADAM
REGU KEAMANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
4.1.6 Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Kebun Bah Jambi
Penimbangan Buah (Stasiun Penimbangan)
Tandan Buah Segar (TBS) diangkut dengan truk dari kesembilan afdelling yang
ada di Kebun Bah Jambi, kemudian ditimbang sebelum proses sortasi. Terdapat
dua pos penimbangan pada PKS Bah Jambi. Pos pertama adalah penimbangan
TBS sedangkan pos yang kedua adalah penimbangan produk hasil pengolahan
yang berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (PK). Posisi kedua pos ini
saling berhadapan dan setiap pos dijaga oleh dua orang operator pada setiap
shiftnya. Hasil penimbangan dicatat secara manual (buku catatan) dan digital
(komputer).
Sortasi (Stasiun Sortasi)
Tandan buah segar yang telah ditimbang, selanjutnya akan disortasi, yaitu
dikelompokkan sesuai klasifikasi sebelum dimasukkan ke loading ramp. TBS
yang dimasukkan kedalam loading ramp diklasifikasikan menjadi TBS besar,
TBS kecil dan restan. Pekerja pada stasiun sortasi bertugas menurunkan tandan
buah segar dari truk dan mengelompokkan tandan buah segar dengan
menggunakan gancu, yang kemudian dimasukkan ke loading ramp. Buah yang
dipanen satu hari sebelum atau lebih diklasifikasikan sebagai restan, maka buah
tersebut tidak dinilai dalam sortasi.
Proses Pengisian Lori
Tandan Buah Segar yang telah disortasi, kemudian dimasukkan kedalam loading
ramp agar selanjutnya dapat dimasukkan kedalam lori-lori yang telah disediakan
dibawah loading ramp sesuai dengan klasifikasinya. Rangkaian lori sesuai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
klasifikasi diatas, dipindahkan ke belakang rebusan melalui transfer carrier dan
diinformasikan kepada petugas rebusan. Pekerja bertugas menurunkan TBS
kedalam lori dengan menggunakan gancu.
Pemindahan Ke Rebusan (Transfer Lori)
Buah yang telah dipersiapkan dibelakang rebusan dimasukkan kedalam rebusan
dengan transfer carrier. Transfer carrier dioperasikan oleh seorang operator
yang berada di belakang alat perebusan.
Perebusan (Stasiun Perebusan)
Sebanyak 10 lori yang berisi TBS dimasukkan kedalam perebusan. Terdapat lima
tangki perebusan dan masing-masing tangki perebusan diisi dengan 10 lori.
Operator pada stasiun perebusan bertugas memantau waktu dan tekanan yang
diperlukan untuk melakukan perebusan, sedangkan pekerja yang lain bertugas
untuk memasukkan lori ke dalam pintu tangki perebusan dan mengeluarkan lori
setelah proses perebusan selesai. Siklus perebusan 100 menit, waktu perebusan
buah restan (80 menit), buah kecil dan besar (85 menit) dengan tekanan 2,8-3,0
kg/cm2 dan temperatur 135-1400C.
Pemisahan Buah dari Tandan Buah (Stasiun Penebah)
Lori dikeluarkan dari tangki setelah proses perebusan selesai. Lori ditarik ke
depan penebah dan diangkat dengan hoisting crane ke autofeeder (masing-masing
dua unit) dengan interval 5 menit dengan kapasitas 60 ton/jam. Auto feeder secara
kontinu mengumpan buah ke dalam thresher yang berputar 23 rpm untuk
pemisahan buah dari tandan, kemudian brondolan dibawa ke stasiun kempa
dengan conveyor dan elevator. Operator duduk di kursi yang sudah di desain
sebaik mungkin dan bekerja diatas ketinggian, dimana tidak ada lagi getaran yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
dirasakan oleh operator, hal tersebut disebabkan pekerjaan ini memerlukan
ketelitian tinggi agar lori yang diangkat keatas dengan hoisting crane tidak
terjatuh.
Proses Pengadukan dan Pengempahan (Stasiun Kempa)
Brondolan masuk ke dalam digester untuk proses pelumatan guna memisahkan
daging buah dari biji. Isian digester dipertahankan 90% dari volume ketel secara
kontinu dengan masa retensi sekitar 20 menit pada temperatur minimum 950C.
Secara kontinu, digester member umpan ke kempa untuk proses pemisahan daging
buah dan minyak kasa. Pekerjaan pada stasiun ini sebagian besar dilakukan
dengan posisi berdiri dan juga berpindah-pindah.
Proses Pengolahan Minyak Sawit (Stasiun Klarifikasi)
Minyak kasar dari kempa dialirkan ke sand trap dan diendapkan, kemudian
dialihkan ke crude oil tank untuk dipanaskan dengan suhu minimum 95 0C. Tugas
pekerja pada stasiun ini adalah sebagai operator mesin dan mencuci peralatan
yang digunakan pada klarifikasi minyak. Pencucian dilakukan selama 1 jam
dengan posisi berdiri dan terus menerus kontak dengan air.
Proses Pengolahan Biji dan Inti (Stasiun Pabrik Biji)
Ampas press bercampur biji dipecah pada instalasi CBC, dan dilanjutkan dengan
pemisahan ampas dan biji pada separating column. Ampas dihisap Fibre Cyclone
dan dimanfaatkan untuk bahan bakar ketel uap. Adapun biji diproses melalui
polishing drum untuk memisahkan serabut dari biji, kemudian biji dipecah ripple
mill menjadi cangkang dan inti. Cangkang yang kering (fibre) dimanfaatkan
sebagai bahan bakar ketel uap dan inti ditransport ke Kernel Drier oleh convenyor
dan elevator, sedangkan cangkang yang basah dimanfaatkan sebagai cadangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
bahan ketel uap dan inti basah ditransport ke Kernel Drier. Inti dikeringkan pada
Kernel Drier selama 8 jam untuk mengurangi kadar air. Selanjutnya inti di sortir
secara manual untuk selanjutnya dikirim ke pabrik pengolahan inti sawit.
Pengoperasian Pembangkit Tenaga dan Pengisian BBM (Stasiun Kamar
Mesin)
Mesin dioperasikan oleh 1 orang operator pada setiap shiftnya. Operator bertugas
untuk memantau berapa energi yang digunakan oleh setiap stasiun. Kondisi kerja
pada pengoperasian pembangkit tenaga sangat bising dimana tingkat kebisingan
sampai dengan 91,1 dB.
Pengoperasian Ketel Uap (Stasiun Ketel Uap)
Ketel uap dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar cangkang dan fiber
yang dihasilkan oleh pabrik. Terdapat operator mesin dan pekerja lain yang
bertugas memasukkan bahan bakar dan mengeluarkan sisa bahan bakar. Pekerja
memasukkan bahan bakar dengan sekop dalam posisi membungkuk sedangkan
pekerja yang mengeluarkan sisa pembakaran bekerja menggunakan sebuah besi
pengait juga dalam posisi membungkuk. Penggunaan cangkang dan fiber sebagai
bahan bakar memungkinkan operasional pabrik kelapa sawit berjalan tanpa perlu
dibantu genset, kecuali pada awal dan akhir pengolahan, masing-masing selama
kurang lebih satu jam.
12. Water Treatment (Stasiun Water Treatment)
Water treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air sehingga
memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk keperluan pabrik. Air dari sumber
air (sungai) dihisap dengan menggunakan pompa air untuk dialirkan ke bak
penampungan sementara. Terdapat seorang operator yang bertugas untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
mempersiapkan dan mencampurkan bahan kimia yang berguna untuk
mengendapkan kotoran dan menjernihkan air yang akan di alirkan ke 4 stasiun.
13. Laboratorium
Proses kerja di laboratorium bertujuan untuk memeriksa kualitas dari bahan baku
maupun bahan tambahan selama proses pengolahan. Setiap dua jam sekali
dilakukan pengambilan sampel untuk diuji kualitasnya. Posisi pekerja saat
melakukan analisa sampel adalah dalam posisi berdiri. Adapun pasa proses
analisa, ditambahkan beberapa bahan kimia yang disesuaikan dengan sampel yang
akan diuji.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
karakteristik responden (jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, masa kerja dan
unit stasiun), variabel independen promosi K3 (komunikasi informasi K3, rambu-
rambu K3, kegiatan-kegiatan K3, pengawasan, pelatihan K3) dan variabel
dependen perilaku keselamatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa
Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Karakteristik Tahun 2016
Karakteristik
Responden
Jumlah
Frekuensi Persen (%)
Umur
≤ 47 tahun 38 44,2
> 47 tahun 48 55,8
Total 86 100
Pendidikan Terakhir
SD 10 11,6
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
14 62
16,3 72,1
Total 86 100
Masa Kerja
≤ 24 tahun 40 46,5
> 24 tahun 46 53,5
Total 86 100
Unit Stasiun
Loading Ramp 13 15,1
Rebusan/Sterilizer Penebah/Thresher
Kempa
Klarifikasi
Pabrik Biji/Kernel Ketel Uap/Boiler
Water Treatment Kamar Mesin
20 2 14 6 9 12 5 5
23,3 2,3 16,3 7,0 10,5 14 5,8 5,8
Total 86 100
Berdasarkan umur, responden dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan nilai
mean yang diperoleh, yaitu kelompok umur ≤ 47 tahun dan > 47 tahun. Tabel
4.1 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja berada dalam kelompok umur > 47
tahun, yaitu sebanyak 48 orang (55,8 %). Berdasarkan pendidikan terakhir,
responden terbagi dalam tiga kelompok, yaitu SD, SLTP/Sederajat dan
SLTA/Sederajat. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pekerja dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
pendidikan terakhir SLTA/Sederajat merupakan yang paling dominan yaitu
sebanyak 62 orang (72,1 %).
Berdasarkan masa kerja, responden dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
nilai mean yang diperoleh, yaitu kelompok pekerja dengan masa kerja ≤ 24 tahun
dan > 24 tahun. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja berada dalam
kelompok dengan masa kerja > 24 tahun, yaitu sebanyak 46 orang (53,5 %).
Berdasarkan unit stasiun kerja, responden terbagi dalam sembilan unit stasiun
kerja, yaitu loading ramp, rebusan/sterilizer, penebah/thresher, kempa, klarifikasi,
parik biji/kernel, ketel uap/boiler, water treatment, kamar mesin. Tabel 4.1
menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja pada unit stasiun
rebusan/sterilizer, yaitu sebanyak 20 orang pekerja (23,3 %).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3 di Pabrik Kelapa
Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Komunikasi Informasi K3
Jawaban Jumlah
Ya Tidak
N % N % N %
Ada pemberian informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan seperti pembagian buku panduan keselamatan saat bekerja, majalah/bulletin, informasi di papan pengumuman mengenai K3
82 95,3 4 4,7 86 100
Pemberian informasi terkait K3 yang tertera dalam media cetak seperti buku, majalah/buletin diterima oleh setiap karyawan
6 7 80 93 86 100
Saya melihat ada informasi tentang K3 melalui berupa pesan-pesan melalui papan pengumuman di unit kerja setiap kali memasuki area kerja
71 82,6 15 17,4 86 100
Saya mendapatkan buku panduan keselamatan saat bekerja (manual SMK3) yang terlebih dahulu sudah disosialisasikan atau dikomunikasikan
3 3,5 83 96,5 86 100
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada
pertanyaan mengenai adanya pelaksanaan/pemberian komunikasi informasi K3,
yaitu sebanyak 82 orang (95,3 %).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 di Pabrik Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Rambu-Rambu K3
Jawaban Jumlah
Ya Tidak
N % N % N %
Apakah terdapat rambu – rambu untuk memberitahukan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan di area tersebut
84 97,7 2 2,3 86 100
Apakah terdapat rambu-rambu yang memberikan larangan untuk tidak melakukan tindakan tertentu karena dapat mengakibatkan kecelakaan fatal, seperti larangan merokok, masuk ke area tertentu
62 72,1 24 27,9 86 100
Apakah terdapat rambu – rambu tanda kondisi bahaya di area kerja anda (misalnya,lantai licin, tanggalicin, bahan kimia, tingkat kebisingan, ledakan, dll)
86 100 0 0 86 100
Apakah terdapat rambu-rambu atau poster mengenai ajakan penerapan K3 di stasiun kerja anda
86 100 0 0 86 100
Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan pemadaman api seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm
85 98,8 1 1,2 86 100
Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan untuk menangani keadaan darurat seperti kotak P3K
77 89,5 9 10,5 86 100
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa seluruh responden (86 orang /100 %)
menjawab „ya‟ pada pertanyaan mengenai adanya rambu-rambu tanda kondisi
bahaya dan ajakan penerapan K3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 di Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Kegiatan-Kegiatan Bulan K3
Jawaban Jumlah
Ya Tidak
N % N % N %
Bulan K3 selalu rutin diperingati setiap tahunnya
0 0 86 100 86 100
Saya melihat pada setiap perayaan Bulan K3 ada pemasangan bendera - bendera K3 pada area pabrik, kantor, dan jalan masuk ke area pabrik dan kantor
1 1,2 85 98,8 86 100
Saya pernah mengikuti lomba cerdas cermat K3 pada perayaan bulan K3
0 0 86 100 86 100
Saya pernah mengikuti lomba melukis poster K3 pada perayaan bulan K3
1 1,2 85 98,8 86 100
Saya pernah mengikuti aksi sosial K3 dengan turut serta gotong royong kebersihan area pabrik dan sekitarnya
2 2,3 84 97,7 86 100
Saya selalu mengikuti apel bendera bulan K3
6 7 80 93 86 100
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada
pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka selalu ikut serta dalam apel bendera
pada bulan K3, yaitu sebanyak 6 orang (7 %).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Pengawasan
Jawaban Jumlah
Ya Tidak
N % N % N % Saya selalu diawasi oleh mandor/polisi SMK3
84 97,7 2 2,3 86 100
Pengawasan tidak mengganggu konsentrasi saya saat bekerja
64 74,4 22 25,6 86 100
Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu memakai APD di area kerja saya
84 97,7 2 2,3 86 100
Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja
85 98,8 1 1,2 86 100
Ada dilakukan pengawasan terhadap kelayakan APAR, kotak hydrant, rambu-rambu/poster, mesin, dan faktor lingkungan (contoh: penerangan, kebersihan area kerja, dan ventilasi yang memadai)
21 24,4 65 75,6 86 100
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada
pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka pernah diingatkan oleh mandor/polisi
SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja, yaitu sebanyak 85 orang (98,8 %).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
4.2.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 di Pabrik Kelapa Sawit PTPN
IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Pelatihan K3
Jawaban Jumlah
Ya Tidak
N % N % N %
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan tugas di stasiun anda bekerja yang diberikan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum anda mampu bekerja mandiri pada masa kerja awal anda di pabrik
61 70,9 25 29,1 86 100
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan APD yang baik dan benar
5 5,8 81 94,2 86 100
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
5 5,8 81 94,2 86 100
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan/bencana alam)
5 5,8 81 94,2 86 100
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada
pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka pernah mendapat pelatihan sesuai
denga tugas kerja di unit stasiun masing-masing, yaitu sebanyak 61 orang (70,9
%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
4.2.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan di
Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016
Perilaku Keselamatan
Jawaban Jumlah
Benar Salah
N % N % N %
Saya sesekali menggunakan APD yang dipersyaratkan
86 100 0 0 86 100
Saya selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan
79 91,9 7 8,1 86 100
Saya menggunakan peralatan kerja yang benar (sesuai pekerjaan)serta meletakkan material dan peralatan kerja pada tempatnya
80 93 6 7 86 100
Saya mengoperasikan mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis yang tertera
86 100 0 0 86 100
Saya mematuhi rambu-rambu/informasi pembatasan izin masuk pada daerah-daerah berbahaya/berisiko tinggi
82 95,3 4 4,7 86 100
Saya melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi
58 67,4 28 32,6 86 100
Saya sesekali bekerja sambil bercanda dengan rekan kerja
82 95,3 4 4,7 86 100
Saya terkadang melakukan kegiatan yang berbahaya seperti jalan terburu-buru, berlari, melempar, atau melompat
59 68,6 27 31,4 86 100
Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja
86 100 0 0 86 100
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa seluruh responden (86 orang /100 %)
menjawab „benar‟ pada pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka hanya
sesekali menggunakan APD yang dipersyaratkan, mengoperasikan
mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis dan mengingatkan pekerja lain
tentang bahaya dan keselamatan kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
4.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel
Independen (Promosi K3)
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa
Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Kategori pada Variabel
Independen (Promosi K3) Tahun 2016
Promosi K3 Jumlah
Frekuensi Persen (%)
Komunikasi Informasi K3
Baik 8 9,3%
Tidak Baik 78 90,7%
Total 86 100%
Rambu-Rambu K3
Baik 56 65,1%
Tidak Baik 30 34,9%
Total 86 100%
Kegiatan-Kegiatan Bulan
K3
Baik 10 11,6%
Tidak Baik 76 88,4%
Total 86 100%
Pengawasan
Baik 15 17,4%
Tidak Baik 71 82,6%
Total 86 100%
Pelatihan K3
Baik
Tidak Baik
11 75
12,8% 87,2%
Total 86 100%
Hasil pengukuran terhadap komunikasi informasi K3 diperoleh dari skor jawaban
responden mengenai komunikasi informasi K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan komunikasi informasi K3 tidak baik, yaitu
sebanyak 78 orang (90,7 %).
Hasil pengukuran terhadap rambu-rambu K3 diperoleh dari skor jawaban
responden mengenai rambu-rambu K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan rambu-rambu K3 baik, yaitu sebanyak 56 orang (65,1 % ).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
Hasil pengukuran terhadap kegiatan-kegiatan bulan K3 diperoleh dari skor
jawaban responden mengenai kegiatan-kegiatan bulan K3. Tabel 4.8
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kegiatan-kegiatan bulan
K3 tidak baik, yaitu sebanyak 76 orang (88,4 %).
Hasil pengukuran terhadap pengawasan diperoleh dari skor jawaban responden
mengenai pengawasan. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan pengawasan tidak baik, yaitu sebanyak 71 orang (82,6 %).
Hasil pengukuran terhadap pelatihan K3 diperoleh dari skor jawaban responden
mengenai pelatihan K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan pelatihan K3 tidak baik, yaitu sebanyak 75 orang (87,2 %).
4.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Dependen
(Perilaku Keselamatan)
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa
Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Variabel Dependen
(Perilaku Keselamatan) Tahun 2016
Perilaku Keselamatan Jumlah
Frekuensi Persen (%)
Aman 19 22,1
Tidak Aman 67 77,9
Total 86 100
Hasil pengukuran terhadap perilaku keselamatan diperoleh dari skor jawaban
responden mengenai perilaku keselamatan. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa
mayoritas responden termasuk dalam kategori perilaku keselamatan tidak aman,
yaitu sebanyak 67 orang pekerja (77,9 %).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (promosi K3) dengan variabel dependen (perilaku keselamatan).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square.
4.3.1 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan
Tabel 4.10 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan pada
Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah
Jambi Tahun 2016
Variabel
Independen
(Promosi
K3)
Variabel Dependen
(Perilaku Keselamatan) Jumlah P Value
Aman Tidak Aman
N % N % N %
Komunikasi
Informasi
K3
Baik 6 7 2 2,3 8 9,3 0,001
Tidak Baik 13 15,1 65 75,6 78 90,7
Total 19 22,1 67 77,9 86 100
Rambu-
Rambu K3
Baik 15 17,4 41 47,7 56 65,1 0,152 Tidak Baik 4 4,7 26 30,2 30 34,9
Total 19 22,1 67 77,9 86 100
Kegiatan-
Kegiatan
Bulan K3
Baik 7 8,1 3 3,5 10 11,6 0,001 Tidak Baik 12 14 64 74,4 76 88,4
Total 19 22,1 67 77,9 86 100
Pengawasan
Baik 7 8,1 8 9,3 15 17,4 0,019 Tidak Baik 12 14 59 68,6 71 82,6
Total 19 22,1 67 77,9 86 100
Variabel
Independen
(Promosi
K3)
Variabel Dependen
(Perilaku Keselamatan) Jumlah P Value
Aman Tidak Aman
N % N % N %
Pelatihan K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
Baik 7 8,1 4 4,7 11 12,8 0,002
Tidak Baik 12 14 63 73,2 75 87,2
Total 19 22,1 67 77,9 86 100
Berdasarkan hasil uji statistik antara komunikasi informasi K3 dengan perilaku
keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p =
0,001 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara
komunikasi informasi K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian
pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
Berdasarkan hasil uji statistik antara rambu-rambu K3 dengan perilaku
keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,152
(p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan antara
rambu-rambu K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan
di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
Berdasarkan hasil uji statistik antara kegiatan-kegiatan bulan K3 dengan perilaku
keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p =
0,001 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara
kegiatan-kegiatan bulan K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian
pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
Berdasarkan hasil uji statistik antara pengawasan dengan perilaku keselamatan
yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,019 (p < 0,05),
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara pengawasan dengan
perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
Berdasarkan hasil uji statistik antara pelatihan K3 dengan perilaku keselamatan
yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,002 (p < 0,05),
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara pelatihan K3 dengan
perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Komunikasi Informasi K3 dengan Perilaku Keselamatan
Komunikasi informasi K3 yang diteliti dalam penelitian ini adalah
penyebarluasan informasi mengenai K3 melalui media papan pengumuman pada
unit kerja dan pembagian buku manual SMK3 yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan. Penilaian terhadap komunikasi informasi K3 didasarkan pada empat
pertanyaan terkait pemerataan penyebaran dan pemahaman karyawan terhadap
informasi K3 yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan
komunikasi informasi K3 tidak baik, yaitu sebanyak 78 orang (90,7 %). Hal ini
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya informasi K3 bagi
karyawan, khususnya bagian pengolahan, sehingga mayoritas dari karyawan
tersebut merasa bahwa informasi K3 yang ada pada media mading/papan
pengumuman tidak penting dan hanya diperuntukkan untuk karyawan yang
menjadi anggota P2K3. Selain itu, pada media mading yang terdapat di dekat
kantor P2K3 dan kamar mesin, terlihat informasi K3 yang tertempel di mading
sudah lama tidak diperbaharui dan kotor karena kurang perawatan.
Pembagian buku manual SMK3 kepada karyawan dilakukan setiap tahun ataupun
ketika ada perubahan, namun dalam pelaksanaannya tidak semua karyawan
medapatkan buku manual SMK3. Pembagian buku manual SMK3 hanya
difokuskan pada beberapa karyawan yang merupakan kepala kerja dari setiap unit
stasiun. Sebagian besar karyawan bahkan hanya sekedar mengetahui adanya buku
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
yang dibagikan kepada kepala kerja tetapi tidak mengetahui isi dan kegunaan
buku tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
komunikasi informasi K3 dengan perilaku keselamatan karyawan (p = 0,001).
Hasil tersebut didukung oleh pendapat ahli, dimana berdasarkan pendapat
Suma‟mur (1987), kepustakaan sangat berguna bagi tenaga kerja. Melalui
kepustakaan, pengetahuan secara umum dalam keselamatan dapat ditingkatkan.
Kepustakaan mungkin berbentuk buku, brosur, majalah dan lain-lain. Perusahan
sering menerbitkan majalah atau brosur perusahaan. Biasanya terdapat uraian-
uraian tentang keselamatan kerja. Seringkali pula, pada brosur-brosur perusahaan
disediakan ruang-ruang khusus untuk secara pendek diisi aneka ajakan, seruan dan
lain-lain dalam keselamatan kerja.
Hasil jawaban responden menyatakan bahwa masih kurang baiknya pelaksanaan
komunikasi informasi K3 di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi,
baik melalui media mading maupun buku manual SMK3. Hasil tersebut
berbanding lurus dengan perilaku keselamatan karyawan yang mayoritas
dikategorikan tidak aman, sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin buruk
pelaksanaan komunikasi informasi K3 maka semakin buruk pula perilaku
keselamatan karyawan.
5.2 Hubungan Rambu-Rambu K3 dengan Perilaku Keselamatan
Rambu-rambu K3 yang diteliti dalam penelitian ini meliputi peralatan berupa
tanda dan/ tulisan yang ditempatkan pada stasiun kerja untuk memberitahukan
APD yang wajib digunakan, larangan melakukan tindakan membahayakan, lokasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
rawan bahaya, ajakan penerapan K3, informasi letak alat pemadam kebakaran,
informasi letak peralatan penanganan kedaruratan (P3K).
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan
rambu-rambu K3 baik, yaitu sebanyak 56 orang (65,1 %). Mayoritas responden
menilai bahwa pengadaan rambu-rambu K3 sudah dilaksanakan dengan baik dari
segi kelengkapannya, namun efektifitas rambu-rambu K3 tidak hanya ditentukan
oleh faktor ketersediannya saja, melainkan banyak faktor lain yang juga
mempengaruhinya. Menurut Goestch dalam penelitian Syaaf (2008), salah satu
hal yang dapat meningkatkan efektifitas safety sign adalah penggantian rambu,
poster dan alat bantu visual lainnya secara periodik. Pesan visual yang terlalu
lama digunakan, lama kelamaan akan menyatu dengan latar dan tidak dikenali
lagi. Berdasarkan pendapat ahli tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kondisi
rambu-rambu K3 di PKS PTPNIV Kebun Bah Jambi yang sudah lama tidak
diganti menyebabkan berkurangnya efektivitas rambu-rambu dalam mengarahkan
perilaku keselamatan karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara rambu-rambu K3
dengan perilaku keselamatan (p = 0,152). Sejalan dengan hasil penelitian ini,
penelitian Sipayung (2014) yang berjudul hubungan antara promosi keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan
bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun
2014 juga menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji Chi Square
diperoleh nilai p = 0,341 (p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara rambu-rambu K3 dengan perilaku aman
(safe behavior).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Kondisi rambu-rambu K3 pada bagian pengolahan, terlihat kotor karena kurang
perawatan, sehingga menjadi tidak menarik, bahkan gambar/tulisan pada rambu-
rambu tersebut tidak dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, ada pula rambu-rambu
K3 yang kondisinya sudah tidak sempurna/rusak tetapi tidak diperbaiki atau
diganti. Hal-hal tersebut pada akhirnya membuat rambu-rambu K3 belum dapat
secara efektif mengarahkan karyawan untuk berperilaku keselamatan aman. Dapat
disimpulkan dalam penelitian ini, bahwa baik atau tidak baiknya rambu-rambu K3
yang disediakan perusahaan tidak menentukan perilaku keselamatan karyawan.
5.3 Hubungan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 dengan Perilaku
Keselamatan
Kegiatan Bulan K3 Nasional adalah kegiatan-kegiatan bertemakan K3 yang
dilaksanakan dalam periode 12 Januari-12 Februari setiap tahunnya untuk
meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap norma K3, serta penerapan K3
melalui keterlibatan seluruh pekerja di perusahaan. Kegiatan-kegiatan bulan K3
yang telah dilaksanakan di PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi dan diteliti dalam
penelitian ini meliputi kegiatan pemasangan bendera K3, lomba cerdas cermat dan
melukis poster K3, aksi sosial K3 dengan gotong royong di area pabrik dan
upacara bendera/apel dengan pembacaan pesan-pesan K3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu sebanyak 76
orang (88,4 %) menyatakan kegiatan-kegiatan bulan K3 tidak dilaksanakan
dengan baik. Kurang dilibatkannya karyawan bagian pengolahan dalam kegiatan-
kegiatan bulan K3 yang dilaksanakan, menjadi alasan utama, sehingga mayoritas
responden menyatakan kegiatan-kegiatan bulan K3 belum dilaksanakan dengan
baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
Proses produksi yang harus terus menerus berjalan, menyebabkan karyawan
bagian pengolahan tidak memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan bulan K3, terkhusus kegiatan perlombaan, seperti lomba cerdas
cermat dan melukis poster K3. Selain itu, hal lain yang menyebabkan kurang
baiknya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bulan K3 adalah kurangnya pendanaan,
adapun dana untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan bulan K3, sesuai pernyataan
anggota P2K3, sangat bergantung pada dana yang diturunkan dari kantor pusat.
Berkurangnya dana yang diturunkan dari kantor pusat pada beberapa tahun
terakhir menyebabkan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan bulan K3 tidak
terselenggara secara maksimal/tidak rutin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan-kegiatan
bulan K3 dengan perilaku keselamatan (p = 0,001). Hasil tersebut didukung oleh
pendapat ahli, dimana berdasarkan pendapat Suma‟mur (1987), keselamatan
sangat memerlukan suatu gerakan. Gerakan ini dapat bersifat nasional atau di
perusahaan-perusahaan, dapat berupa hari atau minggu keselamatan. Kegiatan-
kegiatannya mungkin berupa penggunaan poster, pertunjukkan film atau slide,
ceramah dan diskusi, kompetisi, penjelasan tentang alat pengaman, dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa, kegiatan-kegiatan bulan K3 sangat perlu dilaksanakan
guna mendorong antusiasme dan kesadaran dalam diri karyawan untuk
berperilaku keselamatan aman karena memahami dampaknya terhadap
keselamatan.
Sejalan dengan hasil penelitian ini, penelitian Sipayung (2014) yang berjudul
hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku
aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
PTPN IV Kebun Dolok Ilir menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji
Chi Square diperoleh nilai p = 0,034 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kegiatan- kegiatan bulan K3 dengan
perilaku aman (safe behavior).
5.4 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Keselamatan
Pengawasan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tindakan mandor atau
pengawas bagian K3 dalam memantau dan mengarahkan kegiatan seorang pekerja
atau lebih di setiap stasiun kerja. Pengawasan dilaksanakan untuk memastikan
setiap pekerjaan dilakukan sesuai instruksi kerja dengan penuh kehati-hatian,
kepatuhan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan menjaga
kelayakan lingkungan serta fasilitas dalam mendukung keselamatan.
Pengawasan harian dilaksanakan oleh dua orang mandor yang bekerja secara
bergantian sesuai pergantian shift, masing-masing bertugas pada shift siang
ataupun shift malam. Dalam melaksanakan tugasnya, mandor dibantu oleh kepala
kerja yang membawahi beberapa pekerja lain pada setiap stasiun kerja. Selain
pengawasan harian oleh mador, dilaksanakan pula pengawasan rutin setiap bulan
oleh polisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), secara
khusus untuk mengingatkan pekerja agar selalu menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) saat bekerja, memarkirkan kendaraan pada tempatnya dan hadir/keluar
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Upaya pengawasan tidak hanya meliputi aspek manusia/pekerja tetapi juga aspek
lingkungan dan juga fasilitas yang menunjang keselamatan, maka setiap bulan
diagendakan pengecekan dan pemeliharaan terhadap kebersihan lingkungan kerja,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
rambu-rambu K3, APAR, hydrant, alat (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
P3K dan peralatan/mesin yang digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan
pengawasan tidak baik, yaitu sebanyak 71 orang (82,6 %). Melalui wawancara
yang dilakukan, diketahui dari pernyataan responden bahwa mandor selalu
melakukan pengawasan dan mengingatkan untuk berhati-hati dalam bekerja dan
menggunakan APD, namun mandor sendiri belum dapat menjadi contoh dalam
hal kepatuhan penggunaan APD dan tidak bertindak tegas dalam mengarahkan
pekerja yang tidak disiplin menggunakan APD saat bekerja, sehingga pekerja
terbiasa mengabaikan himbauan tersebut.
Menurut jawaban responden tentang pengawasan, terdapat beberapa orang
responden yang merasa pengawasan mengganggu konsentrasi mereka dalam
bekerja. Hal ini tentu dikarenakan belum terbentuknya budaya adil (just culture),
yaitu bentuk budaya K3, dimana kesalahan pekerja yang mengakibatkan
terjadinya kecelakaan, tidak langsung dihukum atau diberi sanksi tanpa meneliti
penyebab dari pelanggaran tersebut, sehingga karyawan tidak merasa canggung
saat diawasi dan tidak ragu memberikan informasi sebenarnya yang akan berguna
bagi pengembangan K3 (Gunawan dan Waluyo, 2015).
Pengawasan terhadap lingkungan dan fasilitas penunjang keselamatan seperti
rambu-rambu K3, APAR, hydrant dan P3K dinilai pekerja masih kurang
maksimal. Kondisi lingkungan yang kotor seringkali hanya dibiarkan, rambu-
rambu K3, APAR, hydrant juga tidak terawat, bahkan pada kotak P3K yang
disediakan tidak tersedia obat-obatan untuk pertolongan kecelakaan. Kondisi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
pengawasan yang tidak dilaksanakan dengan baik berdampak pada perilaku
keselamatan pekerja yang cenderung menjadi tidak aman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengawasan dengan
perilaku keselamatan (p = 0,019). Sejalan dengan hasil penelitian ini, penelitian
Halimah (2010) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman
karyawan di PT. SIM Plant Tambun II menunjukkan hasil analisis yang sama,
yaitu pada uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,001( p < 0,05), sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran pengawas
dengan perilaku aman.
Bertolak belakang dengan hasil penelitian ini, penelitian Sipayung (2014) yang
berjudul hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak
sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir menunjukkan nilai p yang diperoleh dari hasil
uji Chi Square adalah 1,000 (p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan perilaku aman
(safe behavior).
Berdasarkan pendapat Ramli (2010), pengawas merupakan unsur kunci dalam
program K3, karena pengawas adalah orang yang langsung berhubungan dengan
tempat kerja dan pekerjanya. Pengawas paling tahu mengenai kondisi tempat
kerja, dan memiliki otoritas untuk melakukan pengawasan dan pembinaan. Selain
itu, menurut Bird dan Germain (1990) dalam penelitian Halimah (2010),
pengawasan terhadap aktivitas pekerja diharapkan dapat menumbuhkan kepatuhan
dan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja
tersebut, pekerja lain dan lingkungan kerjanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Adanya penelitian terdahulu yang sejalan dan pendapat ahli diatas, semakin
menguatkan hasil penelitian ini, bahwasannya terdapat hubungan antara
pengawasan dengan perilaku keselamatan. Melalui wewenang yang dimiliki,
pengawas dapat mendorong pekerja agar berperilaku keselamatan aman apabila
pengawasan dilaksanakan dengan baik, tetapi sebaliknya apabila wewenang untuk
melakukan pengawasan tidak dilakukan dengan baik maka perilaku keselamatan
pekerja akan cenderung menjadi tidak aman.
5.5 Hubungan Pelatihan K3 dengan Perilaku Keselamatan
Pelatihan K3 yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dan diteliti pada penelitian
ini meliputi pelatihan induksi K3 (dilakukan sebelum mulai bekerja atau
memasuki tempat baru), pelatihan khusus K3 sesuai tugas masing-masing dan
pelatihan keselamatan secara umum seperti penggunaan APD yang benar,
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan tanggap darurat (kebakaran dan
bencana alam). Jenis-jenis pelatihan K3 yang telah dilaksanakan tersebut, telah
sesuai dengan klasifikasi pelatihan K3 menurut Ramli (2010), yaitu Induksi K3
(safety induction), pelatihan K3 khusus, pelatihan K3 umum.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan
pelatihan K3 tidak baik, yaitu sebanyak sebanyak 75 orang (87,2 %). Pelaksanaan
pelatihan K3 diawali dengan analisa kebutuhan oleh P2K3 untuk menentukan
jenis pelatihan K3 yang dibutuhkan oleh masing-masing bagian, selanjutnya
diusulkan nama-nama pekerja yang akan mengikuti pelatihan. Mayoritas
responden hanya mengikuti pelatihan khusus K3, terkhusus bagi yang bertugas
sebagai operator, dimana pekerja wajib memiliki Surat Izin Operator (SIO).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Menurut pernyataan pekerja dalam wawancara, untuk pelatihan penggunaan APD
banyak yang belum mendapat dan pekerja sendiri merasa tidak terlalu perlu
pelatihan secara khusus dalam penggunaan APD karena cara penggunaannya
sederhana. Sama halnya dengan pelatihan penggunaan APD, pelatihan P3K,
pemadaman kebakaran dan tanggap bencana hanya diikuti beberapa pekerja yang
merupakan kepala kerja/perwakilan karena bersifat tidak wajib, namun
dampaknya banyak pekerja yang tidak mengetahui bagaimana memberikan
pertolongan pertama saat kecelakaan dan menanggani keadaan darurat,
sedangkan kecelakaan ataupun bencana tidak dapat diprediksi, sehingga semua
pekerja seharusnya siap dan mampu bertindak saat keadaan darurat terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelatihan K3 dengan
perilaku keselamatan pada karyawan (0,002). Sejalan dengan hasil penelitian ini,
penelitian Sipayung (2014) yang berjudul hubungan antara promosi keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan
bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir
menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji Chi Square diperoleh nilai p
= 0,007 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pelatihan dengan perilaku aman (safe behavior).
Bertolak belakang dengan hasil penelitian ini, penelitian Halimah (2010) yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT. SIM
Plant Tambun II menunjukkan hasil nilai p yang diperoleh dari hasil uji Chi
Square adalah 0,449 ( p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan perilaku aman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Salah satu prinsip pengembangan K3 menurut International Association of Safety
Professional (IASP) dalam Ramli (2010), adalah pekerja harus dididik untuk
bekerja dengan aman karena perilaku kerja yang sesuai K3 tidak dapat timbul
sendirinya. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan pelatihan.
Berdasarkan pendapat (Suma‟mur 1987), latihan keselamatan adalah penting
mengingat kebanyakan kecelakaan terjadi pada pekarja baru yang belum terbiasa
dengan bekerja secara selamat. Sebabnya adalah ketidaktahuan tentang bahaya
atau ketidaktahuan cara mencegahnya, sekalipun tahu tentang adanya suatu risiko
bahaya tersebut. Selain itu, menurut Gunawan dan Waluyo (2015), terhadap
perilaku kerja yang terjadi karena ketidaktahuan dan kurang memahami resiko
yang dihadapi, tindak lanjut yang terbaik adalah melakukan pembinaan/pelatihan.
Adanya penelitian terdahulu yang sejalan dan pendapat ahli diatas, semakin
menguatkan hasil penelitian ini, bahwasannya terdapat hubungan antara pelatihan
K3 dengan perilaku keselamatan. Melalui pemberian pelatihan K3 yang baik
terhadap pekerja, perilaku keselamatan tidak aman akibat ketidaktahuan ataupun
salah dalam menilai resiko dapat diubah, namun sebaliknya apabila pelatihan K3
tidak dilaksanakan/tidak diselengarakan dengan baik maka perilaku keselamatan
pekerja akan cenderung menjadi tidak aman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
LAMPIRAN 2
MASTER DATA
Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
No
Nama U P
MK (thn)
Unit Stasiun
Komunikasi Informasi K3
Rambu-Rambu K3 Kegiatan-Kegiatan Bulan
K3 Pengawasan Pelatihan K3
A1
A2
A3
A4
Atot
B1
B2
B3
B4
B5
B6
Btot
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Ctot
D1
D2
D3
D4
D5
Dtot
E1
E2
E3
E4
Etot
1 Pasaribu 46
SLTA
27 boiler
2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1 6
2 Herman Wijaya
43
SLTA
20 boiler
2
1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
3 Siswanto 49
SD
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
4
Rohiman Situmorang
53
SLTA
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
5 Sudiar 53
SLTA
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
6 Tumpak Mangasih
42
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
7 Rukijo Efendi
50
SLTA
28 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
8 M.Sulfan 43
SD
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
9 Novindra 44
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
10
Joko Pakpahan
40
SD
19 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
11 Arwan
45
SLTA
17 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
12
Feri Irawan
42
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
13
D.Tumanggor
51
SLTA
29
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6
14
Monang Manurung
52
SLTP
27
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
15
M.Kurniawansyah
40
SLTA
20
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
16 Sugianto
52
SLTA
29
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
17
Hairani Siregar
52
SLTA
28
water treatment
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
18 Sudarno
54
SLTA
28
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 2 1 1 6
19
Zulhendra Saragih
38
SLTA
20
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
2 2 1 1 6
20
Bistok Sitorus
51
SLTA
32
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 2 1 1 6
21
Idris Rangkuti
44
SLTA
20
kamar mesin
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1
22
Ismail Harahap
44
SLTA
20
kamar mesin
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
23 Supriadi
44
SLTA
22
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 2 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
24 Mismanto
50
SD
27
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
25
Abdulah Nasib
51
SLTP
28
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
26
Rumawan Nasib
43
SLTA
14
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
27 Suratno I
51
SD
27
loading ramp
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
28 Krisno
54
SD
28
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
29 Sutrisno I
53
SD
29
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
30 Sutrisno II
38
SLTP
30
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
31 Sudadi
45
SLTA
31
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
32
Polman Pangaribuan
50
SLTA
32
loading ramp
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
33
Husor Lumbantobing
53
SD
33
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
34
Zulkarnain Supriadi
51
SLTA
34
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
35 Susilo Edy
42
SLTA
35
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
36
Wahidin Saragih
40
SLTA
36
sterilizer
2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 2 1 1 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 2 7
37 Samsidi
44
SLTA
37
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
38 Jumiran
54
SLTP
38
sterilizer
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
39
Hendry Dunan Siagian
42
SLTA
39
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 2 2 6
40
Freddy Pangabean
40
SLTA
40
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
41
Maruli Sinaga
51
SLTA
41
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
42
Aleston Butar-Butar
45
SLTA
42
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
43 Syafrial
34
SLTA
43
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
44
Edy S.Manurung
45
SLTA
44
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
45 Raji
53
SD
45
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
46
Siswanto Diarjo
40
SLTA
46
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
47
Juantar Tampubolon
42
SLTA
47
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
48 Edy
49
SLTA
48
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
49
Sofyan Hadi
38
SLTA
49
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
50
Rahman Lubis
43
SLTP
50
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
51
Parulian Tambunan
50
SLTA
51
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
52
Mubin Panarik
48
SLT
52
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
A
53
Mangatur Silitonga
52
SLTA
53
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
54 Ngatimin
54
SLTA
54
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
55 Suratno II
50
SLTP
55
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
56 Sarianto
49
SLTA
56
thresher
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
57 Bustami
49
SLTA
57
thresher
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
58
Manaek .T.Sitindaon
53
SLTP
58 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
59 Syamsuar
42
SLTP
59 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
60
Sahat Siagian
48
SLTA
60 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1
61
Rusli Saragih
51
SLTP
61 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
62
Dedi Rubianto
40
SLTA
62 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
63
Posman Batubara
50
SLTA
63 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
64
Desontar Sianturi
50
SLTA
64 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10
2 1 2 1 6
65
Syahrol Azis
45
SLTA
65 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
6 Suyono 4 SL 6 kempa 2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
6 7 TA
6 2
67 Sarwono
49
SLTA
67 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
68 Rahmad
48
SLTA
68 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
69 Sugito
49
SD
69 kempa
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
70 Mestiono
49
SLTP
70 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 1 10
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
71 Supangat
39
SLTP
71 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
72 Ramlan K
54
SLTP
72 kernel
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
73 Yatin
45
SLTA
73 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
74 M.Idris
40
SLTA
74 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
75
M.Hasyim Pinem
52
SLTA
75 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
76 Bantoro
52
SLTP
76 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
77
Donder Nainggolan
46
SLTA
77 kernel
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 1 2 2 2 9 2 1 1 1 5
78 Misriadi
46
SLTA
78 kernel
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 2 1 1 1 1 7 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6
79 Kasriamsi
51
SLTA
79 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
80 Hersyam
48
SLTA
80 kernel
2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
81 Suarno
50
SLTA
81
klarifikasi
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
82
Budiman Hutagaol
47
SLTA
82
klarifikasi
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 2 5
83 Nuriadi
50
SLTA
83
klarifikasi
2 2 2 1 7 2 2 2 2 1 1 10
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
84 Wahar
53
SLTA
84
klarifikasi
2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
85 Asmain
51
SLTP
85
klarifikasi
2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 2 1 9 2 1 1 1 5
86 Parjan
53
SLTA
86
klarifikasi
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 9 1 1 1 2 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
Perilaku
Keselamatan
No Nama U P MK Unit Stasiun Perilaku Keselamatan
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
Ftot
1 Pasaribu 46
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
2 Herman Wijaya 43
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
3 Siswanto 49 SD
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
4 Rohiman Situmorang
53
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
5 Sudiar 53
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
6 Tumpak Mangasih 42
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
7 Rukijo Efendi 50
SLTA/Sederajat
28 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
8 M.Sulfan 43 SD
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
9 Novindra 44
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
10 Joko Pakpahan 40 SD
19 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
11 Arwan 45
SLTA/Sederajat
17 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
12 Feri Irawan 42
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
13 D.Tumanggor 51
SLTA/Sederajat
29 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
14 Monang Manurung 52
SLTP/Sederajat
27 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
15 M.Kurniawansyah 40
SLTA/Sederajat
20 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
16 Sugianto 52
SLTA/Sederajat
29 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
17 Hairani Siregar 52
SLTA/Sederajat
28 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 1 2 13
18 Sudarno 54
SLTA/Sederajat
28 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
19 Zulhendra Saragih 38
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
20 Bistok Sitorus 51
SLTA/Sederajat
32 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
21 Idris Rangkuti 44
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 1 2 2 2 2 2 2 2 16
22 Ismail Harahap 44
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 1 2 2 2 2 1 2 2 15
23 Supriadi 44
SLTA/Sederajat
22 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
24 Mismanto 50 SD
27 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
25 Abdulah Nasib 51
SLTP/Sederajat
28 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
26 Rumawan Nasib 43
SLTA/Sederajat
14 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
27 Suratno I 5 SD 27 loading ramp 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
1 tahun
28 Krisno 54 SD
32 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
29 Sutrisno I 53 SD
32 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
30 Sutrisno II 38
SLTP/Sederajat
22 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
31 Sudadi 45
SLTA/Sederajat
20 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
32 Polman Pangaribuan
50
SLTA/Sederajat
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
33 Husor Lumbantobing
53 SD
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
34 Zulkarnain Supriadi
51
SLTA/Sederajat
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
35 Susilo Edy 42
SLTA/Sederajat
21 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
36 Wahidin Saragih 40
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
37 Samsidi 44
SLTA/Sederajat
22 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
38 Jumiran 54
SLTP/Sederajat
32 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
39 Hendry Dunan Siagian
42
SLTA/Sederajat
16 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
40 Freddy Pangabean 40
SLTA/Sederajat
22 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
41 Maruli Sinaga 51
SLTA/Sederajat
27 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
42 Aleston Butar-Butar
45
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
43 Syafrial 34
SLTA/Sederajat
7 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
44 Edy S.Manurung 45
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
45 Raji 53 SD
28 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
46 Siswanto Diarjo 40
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
47 Juantar Tampubolon
42
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
48 Edy 49
SLTA/Sederajat
29 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
49 Sofyan Hadi 38
SLTA/Sederajat
16 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
50 Rahman Lubis 43
SLTP/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
51 Parulian Tambunan
50
SLTA/Sederajat
29 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
52 Mubin Panarik 48
SLTA/Sederajat
27 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
53 Mangatur Silitonga 52
SLTA/Sederajat
28 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
54 Ngatimin 54
SLTA/Sederajat
32 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
55 Suratno II 50
SLTP/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
56 Sarianto 4 SLTA/Sedera 20 thresher 1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
9 jat tahun
57 Bustami 49
SLTA/Sederajat
27 tahun thresher
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
58 Manaek .T.Sitindaon
53
SLTP/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
59 Syamsuar 42
SLTP/Sederajat
17 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
60 Sahat Siagian 48
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
61 Rusli Saragih 51
SLTP/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
62 Dedi Rubianto 40
SLTA/Sederajat
20 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
63 Posman Batubara 50
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
64 Desontar Sianturi 50
SLTA/Sederajat
27 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
65 Syahrol Azis 45
SLTA/Sederajat
21 tahun kempa
1 2 1 2 2 2 1 1 2 14
66 Suyono 47
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
67 Sarwono 49
SLTA/Sederajat
17 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
68 Rahmad 48
SLTA/Sederajat
27 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 15
69 Sugito 49 SD
20 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 15
70 Mestiono 49
SLTP/Sederajat
29 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
71 Supangat 39
SLTP/Sederajat
20 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
72 Ramlan K 54
SLTP/Sederajat
30 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
73 Yatin 45
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
74 M.Idris 40
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
75 M.Hasyim Pinem 52
SLTA/Sederajat
28 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
76 Bantoro 52
SLTP/Sederajat
29 tahun kernel
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
77 Donder Nainggolan
46
SLTA/Sederajat
27 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
78 Misriadi 46
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 1 2 1 1 2 14
79 Kasriamsi 51
SLTA/Sederajat
28 tahun kernel
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
80 Hersyam 48
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
81 Suarno 50
SLTA/Sederajat
28 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
82 Budiman Hutagaol 47
SLTA/Sederajat
14 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
83 Nuriadi 50
SLTA/Sederajat
29 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
84 Wahar 53
SLTA/Sederajat
31 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
85 Asmain 5 SLTP/Sedera 29 klarifikasi 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
1 jat tahun
86 Parjan 53
SLTA/Sederajat
29 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi mengenai hubungan promosi K3
dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan dapat disimpulkan
bahwa :
Variabel promosi K3 yang berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah
komunikasi informasi K3, kegiatan-kegiatan bulan K3, pengawasan dan Pelatihan
K3.
Variabel promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah
rambu-rambu K3.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat
disarankan untuk perbaikan selanjutnya adalah sebagai berikut :
Diharapkan agar manajemen peusahaan dapat menggiatkan pembaharuan
informasi K3 secara rutin, termasuk menginformasikan jumlah kecelakaan yang
terjadi, serta target yang harus dicapai
Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat menggalakkan kembali kegiatan-
kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan
dengan melakukan sosialisasi ulang dan mengarahkan karyawan untuk mengikuti
kegiatan sesuai dengan pergantian shift kerja setiap minggunya
Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat memfasilitasi keikutsertaan setiap
karyawan bagian pengolahan dalam pelatihan K3 yang lengkap (instruksi kerja,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
106
penggunaan APD, pemadaman kebakaran, tanggap darurat dan P3K) agar setiap
karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di
tempat kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
107
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi mengenai hubungan promosi K3
dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan dapat disimpulkan
bahwa :
Variabel promosi K3 yang berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah
komunikasi informasi K3, kegiatan-kegiatan bulan K3, pengawasan dan Pelatihan
K3.
Variabel promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah
rambu-rambu K3.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat
disarankan untuk perbaikan selanjutnya adalah sebagai berikut :
Diharapkan agar manajemen peusahaan dapat menggiatkan pembaharuan
informasi K3 secara rutin, termasuk menginformasikan jumlah kecelakaan yang
terjadi, serta target yang harus dicapai
Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat menggalakkan kembali kegiatan-
kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan
dengan melakukan sosialisasi ulang dan mengarahkan karyawan untuk mengikuti
kegiatan sesuai dengan pergantian shift kerja setiap minggunya
Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat memfasilitasi keikutsertaan setiap
karyawan bagian pengolahan dalam pelatihan K3 yang lengkap (instruksi kerja,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108
penggunaan APD, pemadaman kebakaran, tanggap darurat dan P3K) agar setiap
karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di
tempat kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
109
DAFTAR PUSTAKA
Andi.,Alifen, R. S., Chandra, A., 2005. Model Persamaan Struktural Pengaruh
Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil. Volume 12.Nomor 3.Halaman 127-136.
Arikunto.S.,2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
_________.,2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
BPJS Ketenagakerjaan.,2015. “Hingga 2014, BPJS Ketenagakerjaan Tangani
105.383 Kasus Kecelakaan Kerja”.http://www. bpjsketenagakerjaan. go.id/berita/1637/Hingga-2014, BPJS Ketenagakerjaan – Tangani-105.383 – Kasus – Kecelakaan-Kerja.html: diakses tanggal 12 Mei 2016 pukul 19.00 WIB.
___________________.,2015.”Laporan Keuangan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja”.http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ page/ Lain-Lain/ Laporan-Keuangan -Program-JKK.html: diaksestanggal 10 Mei 2016 pukul 17.00 WIB.
Dahlan, M.A., 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Medika.
Dahlawy, A.D., 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Pengolahan PT. Antam Tbk.
Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008. Skripsi. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. http://repository.uinjkt.ac.id :diakses tanggal 15 Maret 2016pukul 15.00 WIB.
DC Konsultan, 2012.Rambu-rambu Keselamatan (Safety Sign) SMK3. http://konsultan18001.blogspot.co.id/012/02/rambu-rambu-keselamatan-safety-sign.html?m=1/: diaksestanggal 15 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
Departemen Kesehatan RI., 2014. “Satu Orang Pekerja di Dunia Meninggal
Setiap 15 Detik Karena Kecelakaan Kerja”.http://depkes.go.id/ article/ print/201411030005/1-orang-pekerja-di-dunia-meninggal -setia -15- detik- karena- kecelakaan- kerja.html: diaksestanggal 10 Mei 2016 pukul 16.00 WIB.
Effendi, S., Tukiran., 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
F.A.Gunawan.,Waluyo.,2015. Risk Based Behavioral Safety. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Federal Aviation Administration.,2014. “Safety Management System
Components”. http://www.faa.gov/: diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.00 WIB.
Halimah, S., 2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aman
Karyawan PT. SIM PLANT TAMBUN II Tahun 2010.Skripsi. Jakarta: FKIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
110
UIN Syarif Hidayatullah.http://repository.uinjkt.ac.id :diakses tanggal 12Maret 2016 pukul 12.00 WIB.
Helliyanti, P., 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan
Tidak Aman di Dept. Utility and Operation PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2009. Skripsi. Depok: FKM UI.http://www.lib.ui.ac.id :diakses tanggal 20 Maret 2016 pukul 19.00 WIB.
Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku,
Media, dan Aplikasinya.Cetakan Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Perada.
Lestari,E.A., 2014. Analisis Kesesuian Keberadaan Safety Sign Berasarkan
Identifikasi Bahaya di Bidang Profilling Prismatic Machine Departemen
Machining Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia Tahun
2014..Skripsi. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. http://repository. uinjkt.ac.id : diakses tanggal 14 Juni 2016 pukul 12.00 WIB.
Linggasari.,2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap
Penggunaan Alat Pelindung Diri di Departemen Engineering PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk. Tangerang Tahun 2008. Skripsi.Depok : FKM UI. http://www.lib.ui.ac.id :diaksestanggal 2 Juni 2016 pukul 10.00 WIB.
Modjo, R., Kurniawidjaja, L. M., Setiawan, B., Tusafariah, F., &Kusminanti, Y., 2007. Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: FKM UI.http://staff.ui.ac.id/system/files/users/bian/material/modulpromosikesehatanK3robianamodjo.pdf :diaksestanggal 10 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.
Notoadmojo, S., 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________.,2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________.,2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasinya.Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta
P.K, Suma‟mur.,1987. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Saksama.
________________., 1996.Hyperkes Keselamatan Kerja dan Ergonomi. Jakarta: CV. Haji Masagung.
________________., 2001.Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Keempat. Yogyakarta: MitraCendikia Press.
________________., 2009.Higiene Perusahaan danKesehatanKerja
(Hiperkes). Jakarta: CV. SagungSeto.
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)Kebun Bah Jambi.,2015. Selayang
Padang. Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
111
_______________________________________________.,2015. Buku Panduan
Pedoman Operasional Pengolahan Kelapa Sawit Bagian Pengolahan. Medan
Rahadi, F. D., Anward, H. H., Febriana, S. K., 2013. Hubungan Antar Persepsi
Lingkungan Kerja Fisik dengan Perilaku Keselamatan Karyawan. Jurnal Ecopsy. Volume 1. Nomor 1. Halaman 13-17.
Ramli, S., 2010.Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
18001.Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Republik Indonesia., 1970. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Sekretariat Negara. Jakarta.
________________., 1996.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
________________., 2003.Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Sekretariat Negara. Jakarta.
________________., 2012.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50
Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
________________., 2014.Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. 386 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-
2019.Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Santoso, G., 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Silaban, G., 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Medan: CV. Prima Jaya.
Sipayung, R.T., 2014. Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dengan Perilaku Aman (Safe Behaviour) pada Karyawan Bagian
Produksi Pengolahan Minyak Sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun
2014.Skripsi. Medan: FKM USU.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Kelima Belas. Bandung: ALFABETA.
Syaaf, M., 2008.Analisis Perilaku berisiko di PT. X Jakarta.Skripsi.Depok :FKM UI. http://www.lib.ui.ac.id :diakses tanggal 18 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.
Qomariyatus, S., Kuncoro, W., 2013.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN
BAGIAN PENGOLAHAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV
KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2016
IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir : a. SD b. SLTP (Sederajat)
c. SLTA (Sederajat) d. Diploma
e. Sarjana (S1) f. Pasca Sarjana (S2)
(Lingkari salah satu)
Masa Kerja :
Jabatan (Unit Stasiun) :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda cheklist ( ) pada salah satu jawaban
yang paling sesuai menurut anda.
Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.
Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.
Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang
menyerahkan kuesioner
Komunikasi Informasi K3
Kode Pertanyaan Ya Tidak
A1 Ada pemberian informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan seperti pembagian buku panduan keselamatan saat bekerja, majalah/bulletin, informasi di papan pengumuman mengenai K3
A2 Pemberian informasi terkait K3 yang tertera dalam media cetak seperti buku, majalah/buletin diterima oleh setiap karyawan
A3 Saya melihat ada informasi tentang K3 melalui berupa pesan-pesan melalui papan pengumuman di unit kerja setiap kali memasuki area kerja
A4 Saya mendapatkan buku panduan keselamatan saat bekerja (manual SMK3) yang terlebih dahulu sudah disosialisasikan atau dikomunikasikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rambu-Rambu K3
Kode Pertanyaan Ya Tidak
B1 Apakah terdapat rambu – rambu untuk memberitahukan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan di area tersebut.
B2 Apakah terdapat rambu-rambu yang memberikan larangan untuk tidak melakukan tindakan tertentu karena dapat mengakibatkan kecelakaan fatal, seperti larangan merokok, masuk ke area tertentu.
B3 Apakah terdapat rambu – rambu tanda kondisi bahaya di area kerja anda (misalnya,lantai licin, tanggalicin, bahan kimia, tingkat kebisingan, ledakan, dll)
B4 Apakah terdapat rambu-rambu atau poster mengenai ajakan penerapan K3 di stasiun kerja anda.
B5 Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan pemadaman api seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm.
B6 Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan untuk menangani keadaan darurat seperti kotak P3K.
Kegiatan-Kegiatan Bulan K3
Kode Pertanyaan Ya Tidak
C1 Bulan K3 selalu rutin diperingati setiap tahunnya
C2 Saya melihat pada setiap perayaan Bulan K3 ada pemasangan bendera - bendera K3 pada area pabrik, kantor, dan jalan masuk ke area pabrik dan kantor
C3 Saya pernah mengikuti lomba cerdas cermat K3 pada perayaan bulan K3
C4 Saya pernah mengikuti lomba melukis poster K3 pada perayaan bulan K3
C5 Saya pernah mengikuti aksi sosial K3 dengan turut serta gotong royong kebersihan area pabrik dan sekitarnya
C6 Saya selalu mengikuti apel bendera bulan K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengawasan
Kode Pertanyaan Ya Tidak
D1 Saya selalu diawasi oleh mandor/polisi SMK3
D2 Pengawasan tidak mengganggu konsentrasi saya saat bekerja
D3 Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu memakai APD di area kerja saya
D4 Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja
D5 Ada dilakukan pengawasan terhadap kelayakan APAR, kotakhydrant, rambu-rambu/poster, mesin, dan faktor lingkungan (contoh: penerangan, kebersihan area kerja, dan ventilasi yang memadai)
Pelatihan K3
Kode Pertanyaan Ya Tidak
E1 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan tugas di stasiun anda bekerja yang diberikan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum anda mampu bekerja mandiri pada masa kerja awal anda di pabrik
E2 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan APD yang baik dan benar
E3 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
E4 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan/bencana alam)
Perilaku Keselamatan
Kode Pertanyaan Benar Salah F1 Saya sesekali menggunakan APD yang
dipersyaratkan
F2 Saya selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan
F3 Saya menggunakan peralatan kerja yang benar (sesuai pekerjaan)serta meletakkan material dan peralatan kerja pada tempatnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F4 Saya mengoperasikan mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis yang tertera
F5 Saya mematuhi rambu-rambu/informasi pembatasan izin masuk pada daerah-daerah berbahaya/berisiko tinggi
F6 Saya melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi
F7 Saya sesekali bekerja sambil bercanda dengan rekan kerja
F8 Saya terkadang melakukan kegiatan yang berbahaya seperti jalan terburu-buru, berlari, melempar, atau melompat
F9 Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja
Sumber: Kuesioner Penelitian Sipayung (2014).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2
MASTER DATA
Promosi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
No
Nama U P
MK (thn)
Unit Stasiun
Komunikasi Informasi K3
Rambu-Rambu K3 Kegiatan-Kegiatan Bulan
K3 Pengawasan Pelatihan K3
A1
A2
A3
A4
Atot
B1
B2
B3
B4
B5
B6
Btot
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Ctot
D1
D2
D3
D4
D5
Dtot
E1
E2
E3
E4
Etot
1 Pasaribu 46
SLTA
27 boiler
2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1 6
2 Herman Wijaya
43
SLTA
20 boiler
2
1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
3 Siswanto 49
SD
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
4
Rohiman Situmorang
53
SLTA
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
5 Sudiar 53
SLTA
27 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
6 Tumpak Mangasih
42
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
7 Rukijo Efendi
50
SLTA
28 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
8 M.Sulfan 43
SD
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
9 Novindra 44
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
10
Joko Pakpahan
40
SD
19 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 Arwan
45
SLTA
17 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
12
Feri Irawan
42
SLTA
20 boiler
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
13
D.Tumanggor
51
SLTA
29
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6
14
Monang Manurung
52
SLTP
27
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
15
M.Kurniawansyah
40
SLTA
20
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
16 Sugianto
52
SLTA
29
water treatment
1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
17
Hairani Siregar
52
SLTA
28
water treatment
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
18 Sudarno
54
SLTA
28
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 2 1 1 6
19
Zulhendra Saragih
38
SLTA
20
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
2 2 1 1 6
20
Bistok Sitorus
51
SLTA
32
kamar mesin
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 2 1 1 6
21
Idris Rangkuti
44
SLTA
20
kamar mesin
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1
22
Ismail Harahap
44
SLTA
20
kamar mesin
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
23 Supriadi
44
SLTA
22
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 2 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 Mismanto
50
SD
27
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
25
Abdulah Nasib
51
SLTP
28
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
26
Rumawan Nasib
43
SLTA
14
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
27 Suratno I
51
SD
27
loading ramp
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
28 Krisno
54
SD
28
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
29 Sutrisno I
53
SD
29
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
30 Sutrisno II
38
SLTP
30
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
31 Sudadi
45
SLTA
31
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
32
Polman Pangaribuan
50
SLTA
32
loading ramp
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
33
Husor Lumbantobing
53
SD
33
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
34
Zulkarnain Supriadi
51
SLTA
34
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
35 Susilo Edy
42
SLTA
35
loading ramp
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
36
Wahidin Saragih
40
SLTA
36
sterilizer
2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 2 1 1 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 2 7
37 Samsidi
44
SLTA
37
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
38 Jumiran
54
SLTP
38
sterilizer
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Hendry Dunan Siagian
42
SLTA
39
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 2 2 6
40
Freddy Pangabean
40
SLTA
40
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
41
Maruli Sinaga
51
SLTA
41
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
42
Aleston Butar-Butar
45
SLTA
42
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
43 Syafrial
34
SLTA
43
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
44
Edy S.Manurung
45
SLTA
44
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
45 Raji
53
SD
45
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
46
Siswanto Diarjo
40
SLTA
46
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
47
Juantar Tampubolon
42
SLTA
47
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
48 Edy
49
SLTA
48
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
49
Sofyan Hadi
38
SLTA
49
sterilizer
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
50
Rahman Lubis
43
SLTP
50
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
51
Parulian Tambunan
50
SLTA
51
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
52
Mubin Panarik
48
SLT
52
sterilizer
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A
53
Mangatur Silitonga
52
SLTA
53
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
54 Ngatimin
54
SLTA
54
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
55 Suratno II
50
SLTP
55
sterilizer
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
56 Sarianto
49
SLTA
56
thresher
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
57 Bustami
49
SLTA
57
thresher
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
58
Manaek .T.Sitindaon
53
SLTP
58 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
59 Syamsuar
42
SLTP
59 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
60
Sahat Siagian
48
SLTA
60 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1
61
Rusli Saragih
51
SLTP
61 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4
62
Dedi Rubianto
40
SLTA
62 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
63
Posman Batubara
50
SLTA
63 kempa
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 4
64
Desontar Sianturi
50
SLTA
64 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10
2 1 2 1 6
65
Syahrol Azis
45
SLTA
65 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
6 Suyono 4 SL 6 kempa 2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6 7 TA
6 2
67 Sarwono
49
SLTA
67 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
68 Rahmad
48
SLTA
68 kempa
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
69 Sugito
49
SD
69 kempa
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
70 Mestiono
49
SLTP
70 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 1 10
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
71 Supangat
39
SLTP
71 kempa
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4
72 Ramlan K
54
SLTP
72 kernel
2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
73 Yatin
45
SLTA
73 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
74 M.Idris
40
SLTA
74 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
75
M.Hasyim Pinem
52
SLTA
75 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5
76 Bantoro
52
SLTP
76 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
77
Donder Nainggolan
46
SLTA
77 kernel
2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 2 7 2 1 2 2 2 9 2 1 1 1 5
78 Misriadi
46
SLTA
78 kernel
2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11
1 2 1 1 1 1 7 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6
79 Kasriamsi
51
SLTA
79 kernel
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
80 Hersyam
48
SLTA
80 kernel
2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10
2 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81 Suarno
50
SLTA
81
klarifikasi
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
82
Budiman Hutagaol
47
SLTA
82
klarifikasi
2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 2 5
83 Nuriadi
50
SLTA
83
klarifikasi
2 2 2 1 7 2 2 2 2 1 1 10
1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4
84 Wahar
53
SLTA
84
klarifikasi
2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5
85 Asmain
51
SLTP
85
klarifikasi
2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 2 1 9 2 1 1 1 5
86 Parjan
53
SLTA
86
klarifikasi
2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 9 1 1 1 2 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perilaku
Keselamatan
No Nama U P MK Unit Stasiun Perilaku Keselamatan
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
Ftot
1 Pasaribu 46
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
2 Herman Wijaya 43
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
3 Siswanto 49 SD
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
4 Rohiman Situmorang
53
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
5 Sudiar 53
SLTA/Sederajat
27 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
6 Tumpak Mangasih 42
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
7 Rukijo Efendi 50
SLTA/Sederajat
28 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
8 M.Sulfan 43 SD
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
9 Novindra 44
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
10 Joko Pakpahan 40 SD
19 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
11 Arwan 45
SLTA/Sederajat
17 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
12 Feri Irawan 42
SLTA/Sederajat
20 tahun boiler
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 D.Tumanggor 51
SLTA/Sederajat
29 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
14 Monang Manurung 52
SLTP/Sederajat
27 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
15 M.Kurniawansyah 40
SLTA/Sederajat
20 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
16 Sugianto 52
SLTA/Sederajat
29 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
17 Hairani Siregar 52
SLTA/Sederajat
28 tahun
water treatment
1 1 2 2 2 1 1 1 2 13
18 Sudarno 54
SLTA/Sederajat
28 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
19 Zulhendra Saragih 38
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
20 Bistok Sitorus 51
SLTA/Sederajat
32 tahun kamar mesin
1 2 2 2 1 2 2 2 2 16
21 Idris Rangkuti 44
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 1 2 2 2 2 2 2 2 16
22 Ismail Harahap 44
SLTA/Sederajat
20 tahun kamar mesin
1 1 2 2 2 2 1 2 2 15
23 Supriadi 44
SLTA/Sederajat
22 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
24 Mismanto 50 SD
27 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
25 Abdulah Nasib 51
SLTP/Sederajat
28 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
26 Rumawan Nasib 43
SLTA/Sederajat
14 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
27 Suratno I 5 SD 27 loading ramp 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 tahun
28 Krisno 54 SD
32 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
29 Sutrisno I 53 SD
32 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
30 Sutrisno II 38
SLTP/Sederajat
22 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
31 Sudadi 45
SLTA/Sederajat
20 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
32 Polman Pangaribuan
50
SLTA/Sederajat
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
33 Husor Lumbantobing
53 SD
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
34 Zulkarnain Supriadi
51
SLTA/Sederajat
29 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
35 Susilo Edy 42
SLTA/Sederajat
21 tahun loading ramp
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
36 Wahidin Saragih 40
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
37 Samsidi 44
SLTA/Sederajat
22 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
38 Jumiran 54
SLTP/Sederajat
32 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
39 Hendry Dunan Siagian
42
SLTA/Sederajat
16 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
40 Freddy Pangabean 40
SLTA/Sederajat
22 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
41 Maruli Sinaga 51
SLTA/Sederajat
27 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42 Aleston Butar-Butar
45
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
43 Syafrial 34
SLTA/Sederajat
7 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
44 Edy S.Manurung 45
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
45 Raji 53 SD
28 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
46 Siswanto Diarjo 40
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 2 2 15
47 Juantar Tampubolon
42
SLTA/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
48 Edy 49
SLTA/Sederajat
29 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
49 Sofyan Hadi 38
SLTA/Sederajat
16 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
50 Rahman Lubis 43
SLTP/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
51 Parulian Tambunan
50
SLTA/Sederajat
29 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
52 Mubin Panarik 48
SLTA/Sederajat
27 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
53 Mangatur Silitonga 52
SLTA/Sederajat
28 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
54 Ngatimin 54
SLTA/Sederajat
32 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
55 Suratno II 50
SLTP/Sederajat
20 tahun sterilizer
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
56 Sarianto 4 SLTA/Sedera 20 thresher 1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9 jat tahun
57 Bustami 49
SLTA/Sederajat
27 tahun thresher
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
58 Manaek .T.Sitindaon
53
SLTP/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
59 Syamsuar 42
SLTP/Sederajat
17 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
60 Sahat Siagian 48
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
61 Rusli Saragih 51
SLTP/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
62 Dedi Rubianto 40
SLTA/Sederajat
20 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
63 Posman Batubara 50
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
64 Desontar Sianturi 50
SLTA/Sederajat
27 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
65 Syahrol Azis 45
SLTA/Sederajat
21 tahun kempa
1 2 1 2 2 2 1 1 2 14
66 Suyono 47
SLTA/Sederajat
28 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
67 Sarwono 49
SLTA/Sederajat
17 tahun kempa
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
68 Rahmad 48
SLTA/Sederajat
27 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 15
69 Sugito 49 SD
20 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 15
70 Mestiono 49
SLTP/Sederajat
29 tahun kempa
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71 Supangat 39
SLTP/Sederajat
20 tahun kempa
1 2 1 2 2 1 1 1 2 13
72 Ramlan K 54
SLTP/Sederajat
30 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
73 Yatin 45
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
74 M.Idris 40
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
75 M.Hasyim Pinem 52
SLTA/Sederajat
28 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
76 Bantoro 52
SLTP/Sederajat
29 tahun kernel
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
77 Donder Nainggolan
46
SLTA/Sederajat
27 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
78 Misriadi 46
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 1 2 1 1 2 14
79 Kasriamsi 51
SLTA/Sederajat
28 tahun kernel
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
80 Hersyam 48
SLTA/Sederajat
20 tahun kernel
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
81 Suarno 50
SLTA/Sederajat
28 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
82 Budiman Hutagaol 47
SLTA/Sederajat
14 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
83 Nuriadi 50
SLTA/Sederajat
29 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
84 Wahar 53
SLTA/Sederajat
31 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
85 Asmain 5 SLTP/Sedera 29 klarifikasi 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 jat tahun
86 Parjan 53
SLTA/Sederajat
29 tahun klarifikasi
1 2 2 2 2 1 1 1 2 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan
U : Umur responden
P : Pendidikan terakhir responden
MK : Masa kerja A1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
Atot : Skor total responden terhadap variabel komunikasi informasi K3 B1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
Btot : Skor total responden terhadap variabel rambu-rambu K3 C1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
Ctot : Skor total responden terhadap variabel kegiatan bulan K3 D1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
Dtot : Skor total responden terhadap variabel pengawasan E1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak E2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak E3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak
E4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan skor 1 bila jawaban tidak
Etot : Skor total responden terhadap variabel pelatihan K3 F1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F7 : Skor responden terhadap pertanyaan ketujuh tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F8 : Skor responden terhadap pertanyaan kedelapan tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F9: Skor responden terhadap pertanyaan kesembilan tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah
Ctot : Skor total responden terhadap variabel kegiatan bulan K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 3
OUTPUT
ANALISIS UNIVARIAT
klasifikasi umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=47 38 44.2 44.2 44.2
>47 48 55.8 55.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 10 11.6 11.6 11.6
SLTA/Sed 62 72.1 72.1 83.7
SLTP/Sed 14 16.3 16.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
klasifikasi masa kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=24 40 46.5 46.5 46.5
>24 46 53.5 53.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Stasiun kerja responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Boiler 12 14.0 14.0 14.0
kamar mesin 5 5.8 5.8 19.8
Kempa 14 16.3 16.3 36.0
Kernel 9 10.5 10.5 46.5
Klarifikasi 6 7.0 7.0 53.5
loading ramp 13 15.1 15.1 68.6
sterilizer 20 23.3 23.3 91.9
thresher 2 2.3 2.3 94.2
water treatment 5 5.8 5.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
kategori komunikasi informasi K3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 8 9.3 9.3 9.3
tidak baik 78 90.7 90.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
kategori rambu-rambu K3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 56 65.1 65.1 65.1
tidak baik 30 34.9 34.9 100.0
Total 86 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kategori kegiatan bulan K3
kategori pengawasan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 15 17.4 17.4 17.4
tidak baik 71 82.6 82.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
kategori pelatihan k3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 11 12.8 12.8 12.8
tidak baik 75 87.2 87.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
kategori perilaku keselamatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 19 22.1 22.1 22.1
tidak baik 67 77.9 77.9 100.0
Total 86 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 10 11.6 11.6 11.6
tidak baik 76 88.4 88.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS BIVARIAT
kategori komunikasi informasi K3 * kategori perilaku keselamatan
Crosstabulation
kategori perilaku
keselamatan
Total baik tidak baik
kategori
komunikasi
informasi K3
Baik Count 6 2 8
Expected Count 1.8 6.2 8.0
% within kategori
komunikasi informasi
K3
75.0% 25.0% 100.0%
% within kategori
perilaku keselamatan
31.6% 3.0% 9.3%
% of Total 7.0% 2.3% 9.3%
tidak
baik
Count 13 65 78
Expected Count 17.2 60.8 78.0
% within kategori
komunikasi informasi
K3
16.7% 83.3% 100.0%
% within kategori
perilaku keselamatan
68.4% 97.0% 90.7%
% of Total 15.1% 75.6% 90.7%
Total Count 19 67 86
Expected Count 19.0 67.0 86.0
% within kategori
komunikasi informasi
K3
22.1% 77.9% 100.0%
% within kategori
perilaku keselamatan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.1% 77.9% 100.0%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Chi-Square test
kategori rambu-rambu K3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation
kategori perilaku
keselamatan
Total baik tidak baik
Kategori rambu-
rambu k3
Baik Count 15 41 56
Expected Count 12.4 43.6 56.0
% within Kategori
rambu-rambu k3
26.8% 73.2% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
78.9% 61.2% 65.1%
% of Total 17.4% 47.7% 65.1%
tidak
baik
Count 4 26 30
Expected Count 6.6 23.4 30.0
% within Kategori
rambu-rambu k3
13.3% 86.7% 100.0%
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 14.345a 1 .000
Continuity
Correctionb
11.156 1 .001
Likelihood Ratio 11.545 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association
14.178 1 .000
N of Valid Cases 86
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,77.
b. Computed only for a 2x2 table
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
% within kategori
perilaku
keselamatan
21.1% 38.8% 34.9%
% of Total 4.7% 30.2% 34.9%
Total Count 19 67 86
Expected Count 19.0 67.0 86.0
% within Kategori
rambu-rambu k3
22.1% 77.9% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.1% 77.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 2.054a 1 .152
Continuity
Correctionb
1.347 1 .246
Likelihood Ratio 2.185 1 .139
Fisher's Exact Test .182 .122
Linear-by-Linear
Association
2.030 1 .154
N of Valid Cases 86
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6,63.
b. Computed only for a 2x2 table
kategori kegiatan bulan K3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation
kategori perilaku
keselamatan
Total baik tidak baik
kategori kegiatan
bulan k3
Baik Count 7 3 10
Expected Count 2.2 7.8 10.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
% within kategori
kegiatan bulan k3
70.0% 30.0% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
36.8% 4.5% 11.6%
% of Total 8.1% 3.5% 11.6%
tidak
baik
Count 12 64 76
Expected Count 16.8 59.2 76.0
% within kategori
kegiatan bulan k3
15.8% 84.2% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
63.2% 95.5% 88.4%
% of Total 14.0% 74.4% 88.4%
Total Count 19 67 86
Expected Count 19.0 67.0 86.0
% within kategori
kegiatan bulan k3
22.1% 77.9% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.1% 77.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 15.089a 1 .000
Continuity
Correctionb
12.103 1 .001
Likelihood Ratio 12.316 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association
14.913 1 .000
N of Valid Cases 86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,21.
kategori pengawasan * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation
kategori perilaku
keselamatan
Total baik tidak baik
kategori
pengawasan
Baik Count 7 8 15
Expected Count 3.3 11.7 15.0
% within kategori
pengawasan
46.7% 53.3% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
36.8% 11.9% 17.4%
% of Total 8.1% 9.3% 17.4%
tidak
baik
Count 12 59 71
Expected Count 15.7 55.3 71.0
% within kategori
pengawasan
16.9% 83.1% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
63.2% 88.1% 82.6%
% of Total 14.0% 68.6% 82.6%
Total Count 19 67 86
Expected Count 19.0 67.0 86.0
% within kategori
pengawasan
22.1% 77.9% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.1% 77.9% 100.0%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Chi-Square Tests
kategori pelatihan k3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation
kategori perilaku
keselamatan
Total baik tidak baik
kategori
pelatihan k3
baik Count 7 4 11
Expected Count 2.4 8.6 11.0
% within kategori
pelatihan k3
63.6% 36.4% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
36.8% 6.0% 12.8%
% of Total 8.1% 4.7% 12.8%
tidak
baik
Count 12 63 75
Expected Count 16.6 58.4 75.0
% within kategori
pelatihan k3
16.0% 84.0% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
63.2% 94.0% 87.2%
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6.374a 1 .012
Continuity
Correctionb
4.762 1 .029
Likelihood Ratio 5.589 1 .018
Fisher's Exact Test .019 .019
Linear-by-Linear
Association
6.300 1 .012
N of Valid Cases 86
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 3,31.
b. Computed only for a 2x2 table
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
% of Total 14.0% 73.3% 87.2%
Total Count 19 67 86
Expected Count 19.0 67.0 86.0
% within kategori
pelatihan k3
22.1% 77.9% 100.0%
% within kategori
perilaku
keselamatan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.1% 77.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 12.647a 1 .000
Continuity
Correctionb
10.031 1 .002
Likelihood Ratio 10.459 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
Association
12.500 1 .000
N of Valid Cases 86
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,43.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 4
SURAT IZIN MELAKUKAN PENELITIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI
Gambar 1 : Papan Pengumuman Penyebarluasan Informasi K3
Gambar 2 : Rambu-Rambu K3 pada Bagian Pengolahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3. Poster yang Diperlombakan pada Bulan K3
Gambar 4. Perlengkapan Penanggulangan Kebajaran (APAR dan hydrant)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5. Simulasi Tanggap Darurat Terhadap Gempa Bumi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6. Pelatihan Pemadaman Kebakaran dan Pengisian Ulang Tabung APAR
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 7. Pelatihan P3K
Gambar 8. Wawancara dengan Salah Satu Responden
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA